PELANGGARAN HUKUM PAJAK YANG BERIMPLIKASI TINDAK PIDANA KORUPSI & UPAYA PENEGAKAN HUKUMNYA

Transkripsi

1 PELANGGARAN HUKUM PAJAK YANG BERIMPLIKASI TINDAK PIDANA KORUPSI & UPAYA PENEGAKAN HUKUMNYA SARWIRINI Fakultas Hukum Universitas Airlangga

2 PELANGGARAN HUKUM PAJAK (TAX EVASION = TAX CRIME) Pelanggaran Administrasi perpajakan Maladministrasi Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan Tindak Pidana Pemerasan Tindak Pidana Korupsi TIDAK SAMA DENGAN TAX AVOIDENCE

3 PELANGGARAN ADMINISTRASI PERPAJAKAN Pelanggaran administrasi perpajakan yang dilakukan oleh wajib pajak Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan pajak yang harus dibayar

4 MALADMINISTRASI PETUGAS PAJAK Jika terjadi sengketa pajak seharusnya petugas pajak berperilaku sesuai dengan fungsi pelayanan publik. Kepatutan perilaku aparat dlm fungsi pelayanan masyarakat diukur dg norma kepatutan perilaku aparat. Perilaku pelayanan aparat yg tidak patut merupakan tindakan maladministrasi. Maladministrasi terjadi karenaberburuk sangka, penundaan yg berlarut, kemampuan kecakapan pejabat dlm menilai rasionalitas tindakan pemerintah atau dalam membuat keputusan.

5 PENGATURAN TINDAK PIDANA PERPAJAKAN 1. UU No. 28 Th Tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan (KUP): Bab Ketentuan Pidana, Pasal 36A - 44B KUP 2. Pasal 368 KUHP (vide Pasal 36A ayat 3 KUP) 3. Pasal 12 UU No.31 Th tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Perubahannya (UU No.20 Th.2001) vide Pasal 36A ayat 4 KUP)

6 PASAL 36 A UU KUP (1)Pegawai pajak yang karena kelalaiannya atau dengan sengaja menghitung atau menetapkan pajak tidak sesuai dengan ketentuan undangundang perpajakan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Pegawai pajak yang dalam melakukan tugasnya dengan sengaja bertindak di luar kewenangannya yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dapat diadukan ke unit internal Departemen Keuangan yang berwenang melakukan pemeriksaan dan investigasi dan apabila terbukti melakukannya dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

7 Pasal 36A UU KUP (3)Pegawai pajak yang dalam melakukan tugasnya terbukti melakukan pemerasan dan pengancaman kepada Wajib Pajak untuk menguntungkan diri sendiri secara melawan hukum diancam dengan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 368 Kitab Undang- Undang Hukum Pidana. (4)Pegawai pajak yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri secara melawan hukum dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang untuk memberikan sesuatu, untuk membayar atau menerima pembayaran, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri, diancam dengan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan perubahannya.

8 UNSUR-UNSUR TINDAK PIDANA (DIBIDANG) PERPAJAKAN 1. dilakukan Seseorang atau Badan yang diwakili orang tertentu (pengurus); 2. memenuhi rumusan undang-undang; 3. melawan hukum; 4. dilakukan di bidang perpajakan; 5. menimbulkan kerugian bagi pendapatan negara; 6. diancam sanksi pidana.

9 PELAKU Tindak Pidana Perpajakan: Wajib Pajak Petugas Pajak Pihak-Pihak Lain (lihat Pasal 41A dan Pasal 43 jo. Pasal 35 dan 39 KUP)

10 KEALPAAN 1. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan atau; 2. surat Pemberitahuan, tetapi yang isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang tidak benar, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara, dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya satu tahun dan denda setinggi-tingginya dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

11 KESENGAJAAN 1. Tidak mendaftarkan diri, atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) atau; 2. Tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) atau; 3. Menyampaikan SPT dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap atau; 4. Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar atau; 5. Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lainnya atau; 6. Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara, diancam dengan pidana penjara selama-lamanya enam tahun dan denda setinggi-tingginya empat kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

12 Sejak reformasi pajak tahun 1983, sistem dan mekanisme pengaturan pajak di Indonesia lebih berorientasi pada konsep keadilan restoratif, baik dalam pemungutan maupun penegakan hukum pajaknya. Untuk itulah asas-asas umum pemerintah yang baik, dan good KESIMPULAN governance& principle SARANyang lebih mengutamakan transparansi, proporsionalitas, dan akuntabilitas seharusnya diterapkan. Upaya retributif, dalam penegakan hukum pajak hendaknya dilandasi asas ultimum remedium dan dilaksanakan selektif dan hatihati agar tercipta situasi kondusif diantara wajib pajak dan aparat pajak sehingga dapat meminimalkan potensi pelanggaran hukum pajak.

13 2. Penegakan hukum pajak yang demikian diharapkan dapat mengamankan sumber keuangan negara, meningkatkan kepatuhan pajak, sekaligus menjamin perlindungan hukum wajib pajak dan aparatur pajaknya. Keadilan restoratif hendaknya melandasi interaksi wajib pajak dan aparat pajak, dan juga aparat penegak hukum pajak, baik dalam menyelesaikan sengketa administrasi maupun upaya mediasi penal di bidang perpajakan; 2. Petugas pajak yang melakukan pemerasan dan penyalahgunaan wewenang perpajakan yang berimplikasi tindak pidana korupsi harus dikenakan pemidanaan yang setimpal. Sedangkan wajib pajak maupun pihak-pihak lainnya yang terkait dapat dikualifikasikan sebagai pembantu atau penyerta dalam tipikor yang dilakukan petugas pajak. Untuk itu perlu dirumuskan norma dan mekanismenya dalam revisi KUP dan peraturan perpajakan lainnya secara terinci dan transparan.

14 PENGULANGAN Apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat satu tahun, terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan, diancam pidana dua kali ancaman pidana kesengajaan.

15 PERCOBAAN Menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP atau NPPKP, atau menyampaikan Surat Pemberitahuan dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap dalam rangka mengajukan permohonan restitusi atau melakukan kompensasi pajak, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya (2) dua tahun dan denda setinggi-tingginya (4) empat kali jumlah restitusi yang dimohon dan/atau kompensasi yang dilakukan oleh Wajib Pajak.

16 SANKSI BAGI PETUGAS PAJAK Setiap pejabat baik petugas pajak maupun mereka yang melakukan tugas di bidang perpajakan, dilarang mengungkapkan kerahasiaan WP yang menyangkut masalah perpajakan. Pelanggaran atas larangan mengungkap kerahasiaan WP tersebut dapat diancam sanksi pidana: A. Kealpaan Pejabat yang karena kealpaannya tidak memenuhi kewajiban merahasiakan hal kerahasiaan Wajib Pajak, dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya satu tahun dan denda setinggi-tingginya dua juta rupiah. B. Kesengajaan Pejabat yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya atau seseorang yg menyebabkan pejabat tidak merahasiakan, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua tahun dan denda setinggi-tingginya lima juta rupiah.

17 SANKSI BAGI PIHAK KETIGA a. Pihak ketiga yang dengan sengaja : Tidak memberikan keterangan/bukti; Memberikan keterangan/bukti yang tidak benar; Termasuk yang menyuruh/menganjurkan/membantu melakukan tindak pidana di bidang perpajakan, diancam pidana penjara selama-lamanya 1 tahun dan denda setinggi-tingginya 5 juta rupiah b. Pihak ketiga yang dengan sengaja : Menghalangi; Mempersulit; Penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan diancam penjara selama-lamanya tiga tahun dan denda setinggitingginya sepuluh juta rupiah.

18 WHITE COLLAR CRIME CORPORATE CRIME

19 Sutherland *WHITE COLLAR CRIME SULIT DIADILI KARENA MERUPAKAN KEJAHATAN TERSELUBUNG, DENGAN CIRI-CIRI PELAKU: - STATUS SOSIAL TINGGI - TERHORMAT (RESPECTABLE) - MAMPU (EKONOMI) - PENAMPILAN MENARIK (SEMPURNA) *CORPORATE CRIME (+) VIOLATION OF TRUST

20 CONTOH WHITE COLLAR CRIME (JOSEPH F. SHELEY) DEFRAUDING STOCKHOLDERS TIDAK MELAPORKAN DENGAN SEBENAR-BENARNYA KEUNTUNGAN PERUSAHAAN. DEFRAUDING THE PUBLIC FIXING PRICES MISREPRESENTING PRODUCE DEFRAUDING THE GOVERNMENT TAX EVASION ENDANGERING THE PUBLIC WELFARE ENVIRONMENT CRIMES:POLUTION ENDANGERING EMPLOYEES KESELAMATAN KERJA BURUH ILLEGAL INTERVENTION IN PUBLIC PROCESS MONEY POLITIC

21 BEHAVIOUR OF LAW (DONALD Black) STRATIFIKASI MORFOLOGI ORGANISASI BUDAYA KONTROL SOSIAL

22 KAUSALITAS KEJAHATAN FAKTOR BIOLOGI FAKTOR LINGKUNGAN GABUNGAN FAKTOR BIOLOGI DAN LINGKUNGAN KAUSALITAS KEJAHATAN TIDAK PERNAH TIMBUL HANYA KARENA SATU SEBAB SAJA

23 PELUANG (KESEMPATAN) terjadinya Tindak Pidana (Di Bidang) Perpajakan Perbedaan ideologi politik Stratifikasi penduduk Perbedaan distribusi kebudayaan Perbedaan kekayaan dan pendapatan Mentalitas yang labil Kontrol sosial yang lemah Penegakan hukum yg tidak tegas, diskriminatif dan terkontaminasi dengan aspek KKN

24 PENEGAKAN HUKUM PAJAK PENAGIHAN PAJAK PEMERIKSAAN PAJAK PENYIDIKAN PAJAK

25 PENAGIHAN PAJAK Jika terjadi hutang pajak maka akan ditagih melalui Surat ketetapan Pajak kurang bayar. Jika penagihan sudah lebih 1 x, ditindaklanjuti dg penagihan pajak dg surat paksa. Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak.

26 PEMERIKSAAN PAJAK Serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peruuan perpajakan. Jika dari pemeriksaan pajak ditemukan adanya hutang pajak, maka akan ditindaklanjuti dengan penagihan. Jika ditemukan adanya bukti permulaan adanya tindak pidana di bidang perpajakan akan ditindaklanjuti dengan penyidikan pajak. Bukti Permulaan adalah keadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa keterangan, tulisan, atau benda yang dapat memberikan petunjuk adanya dugaan kuat bahwa sedang atau telah terjadi suatu tindak pidana di bidang perpajakan yang dilakukan siapa saja yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.

27 PENYIDIKAN PAJAK Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelengkapan pengisian Surat Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya termasuk penilaian tentang kebenaran penulisan danpenghitungannya. Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

28 UPAYA KEBERATAN Upaya hukum yg diajukan wajib pajak /penanggung pajak sbg akibat perbedaan penafsiran dan pendirian terkait ketentuan hukum di bidang perpajakan terhadap suatu kasus tertentu. Perbedaan terjadi antara WP /penanggung pajak dg Ditjen Pajak dan jajarannya atas penetapan utang pajak utk jenis Pajak Pusat yg mrp kewenangan Ditjen Pajak. Perbedaan persepsi juga dapat terjadi antara wajib pajak dengan Kepala Daerah/Kepala Dinas Pendapatan Daerah dan jajarannya di daerah (baik propinsi maupun kabupaten/kota) atas penetapan besarnya utang pajak untuk Pajak Paerah. Atau dapat terjadi perbedaan penafsiran antara wajib pajak dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan jajarannya atas penetapan bea masuk, cukai, dan sanksi administrasinya.

29 PENGHENTIAN PENYIDIKAN PAJAK (44B UU KUP) (1) Untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan Menteri Keuangan, Jaksa Agung dapat menghentikan penyidikan TPP paling lama dalam jangka waktu 6 bulan sejak tanggal surat permintaan. (2) Penghentian penyidikan TPP seperti diatur ayat (1) hanya dilakukan setelah WP melunasi utang pajak yg tidak atau kurang dibayar atau yg tidak seharusnya dikembalikan dan ditambah dg sanksi adm berupa denda sebesar 4 kali jumlah pajak yg tidak atau kurang dibayar, atau yg tidak seharusnya dikembalikan. Pengaturan penyidikan TPP merupakan kebijakan utk menyelamatkan keuanganan negara, krn pembuktian dan penyelesaian kasus persidangan TPP memerlukan waktu, tenaga, dan ongkos (cost) yang besar. Sementara sanksi pidana dalam tindak pidana di bidang perpajakan semakin berat tp seringkali tidak menimbulkan efek jera.

30 Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara merupakan wujud hak dan kewajiban subjek hukum yaitu petugas pajak, wajib pajak, atau juga bisa pihak ketiga. KERUGIAN KEUANGAN NEGARA Sengketa administrasi dan TPP akan mengakibatkan kerugian keuangan negara yg berasal dari pajak Yang mengakibatkan kerugian keuangan negara harus bertanggungjawab, baik dari aspek hk administrasi maupun hk pidana krn keuangan negara merupakan ranah hk publik.

31 PERLINDUNGAN WAJIB PAJAK Besarnya kewenangan yang dimiliki aparat pajak, jika tidak disertai dengan adanya pengawasan terhadap mereka, tidak dapat dipungkiri bisa menjadikan wajib pajak sebagai potential victims yang sangat memerlukan perlindungan hukum. Jika prinsip perlindungan wajib pajak didasarkan pada prinsip perlindungan bagi rakyat, maka pada hakekatnya merupakan prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia yang bersumber pada Pancasila dan prinsip Negara hukum yang berdasarkan Pancasila.

32 Perlindungan hukum bagi rakyat terhadap pemerintah tersebut diarahkan, antara lain, pada usaha-usaha mencegah terjadinya sengketa, menyelesaikan sengketa secara musyawarah, dan penyelesaian sengketa melalui peradilan adalah jalan terakhir. Peradilan hendaklah merupakan ultimum remedium. Dalam hukum pidana, dalam perkembangannyapun telah muncul upaya-upaya penyelesaian kasus pidana di luar peradilan, semacam upaya Alternative Dispute Resolution, untuk kasus-kasus tertentu, yaitu yang dinamakan mediasi penal, yg merupakan salah satu bentuk dari Restorative justice.

33 Sekian dan Terima Kasih