TINJAUAN PUSTAKA. ini tercatat melakukan erupsi terakhir pada tahun muda. Perkembangan tanah masih terbatas dan tekstur tanah kasar beralih ke

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. ini tercatat melakukan erupsi terakhir pada tahun muda. Perkembangan tanah masih terbatas dan tekstur tanah kasar beralih ke"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Gunung Api Burni Telong Gunung api Burni Telong merupakan gunung berapi aktif di dataran tinggi Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Aceh. Secara geografis puncak gunung Burni Telong adalah 4 38'47" '32" LU dan 96 44'42" '03" BT. Gunung api ini tercatat melakukan erupsi terakhir pada tahun Deposit bahan vulkanik gunung Burni Telong merupakan bahan volkanik muda. Perkembangan tanah masih terbatas dan tekstur tanah kasar beralih ke tekstur halus/halus sedang pada lereng bawah dan yang paling jauh dari pusatnya (Sukma, dkk., 1990). Lereng bawah bertekstur halus sangat intensif dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk perkebunan kopi, bercocok tanam padi dan hortikultura. Di lereng atas dan tengah deposit Burni Telong didominasi oleh kerikil dan bongkah-bongkah batu. Lahar muda ini ditutupi oleh hutan primer yang sedang ditebang dan ditanami kembali. Pada kawasan ini masyarakat mulai memanfaatkan kawasan tersebut untuk bercocok tanam kopi. Data iklim yang digunakan adalah data curah hujan selama 10 tahun pengamatan dari tahun yang tertera pada Lampiran 1. Data ini diperoleh dari Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Penyuluhan Pertanian Arul Gading (UP-TD BPP), Kabupaten Bener Meriah. Menurut Schmidt dan Ferguson dalam Guslim (2009), bulan basah terjadi jika curah hujan > 100 mm dan bulan kering terjadi jika curah hujan < 60 mm. Berdasarkan data iklim (Lampiran 1) diketahui bahwa lokasi penelitian memiliki

2 rata-rata bulan kering 1,36 dan bulan basah 9,86 sehingga dapat diperoleh nilai Q sebagai batas dari golongan iklim dengan rumus : Q = (Rata-rata Bulan Kering / Rata-rata Bulan Basah) X 100% Dari rumus diatas maka diperoleh nilai Q sebesar 13,79% yang terletak pada range Q < 14,3%, sehingga iklim pada wilayah ini tergolong iklim A yaitu beriklim sangat basah. Pada umumnya relief gunung Burni Telong adalah landau sampai curam. Pada lereng atas reliefnya adalah curam sampai sangat curam dengan kemiringan lereng >25%. Pada lereng tengah reliefnya adalah cukup curam sampai curam dengan kemiringan lereng 16-25%. Sedangkan pada lereng bawah / kaki gunung Burni Telong reliefnya datar sampai melandai dengan kemiringan lereng <16%. Klasifikasi Tanah Klasifikasi tanah ditemukan sekitar tahun 1880 oleh ilmuwan Rusia yang bernama Dokuchaev. Kemudian dikembangkan oleh peneliti-peneliti Eropa dan Amerika. Sistem ini didasarkan teori bahwa setiap tanah mempunyai morfologi yang pasti (bentuk dan struktur) dan berkaitan dengan kombinasi faktor pembentuk tanah tertentu. Sistem ini mencapai perkembangan pesat pada tahun 1949 dan dalam penggunaan utama (terutama di Amerika Serikat) sampai tahun Pada tahun 1960, Departemen Pertanian Amerika Serikat menerbitkan Soil Classification, a Comprehensive System. Sistem klasifikasi ini lebih menekankan pada morfologi tanah dan memberi sedikit tekanan pada genesis atau faktor-faktor pembentuk tanah dibandingkan dengan sistem sebelumnya (Foth, 1994). Klasifikasi tanah adalah pemilahan tanah yang didasarkan pada sifat-sifat tanah yang dimilikinya tanpa menghubungkannya dengan tujuan penggunaan

3 tanah tersebut. Klasifikasi ini memberikan gambaran dasar terhadap sifat-sifat fisik, kimia, mineral tanah yang dimiliki masing-masing kelas yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk pengelolaan bagi penggunaan tanah (Hardjowigeno, 2003). Tujuan klasifikasi tanah adalah : - Mengorganisasi (menata) pengetahuan kita tentang tanah, - Untuk mengetahui hubungan masing-masing individu tanah satu sama lain, - Memudahkan mengingat sifat-sifat tanah, - Mengelompokkan tanah untuk tujuan-tujuan yang lebih praktis dalam hal : menaksir sifat-sifatnya, menentukan lahan-lahan terbaik (prime land), menaksir produktivitasnya, dan menentukan areal-areal untuk penelitian, atau kemungkinan ekstrapolasi hasil penelitian di suatu tempat, dan - Mempelajari hubungan-hubungan dan sifat-sifat tanah yang baru. (Hardjowigeno, 2003). Suatu sistem klasifikasi tanah harus memiliki dasar pemikiran sebagai berikut : - Dasar klasifikasi harus jelas untuk setiap kategori/setiap tingkat. Misalnya, pembeda yang dipergunakan diuraikan dengan jelas, - Pembagian akan menjadi lengkap pada setiap tingkat. Misalnya, semua klas terbagi lagi menjadi subklas-subklas, dan - Suatu klas akan selalu dibagi menjadi subklas-subklas yang non- overlapping. (Abdulah, 1991).

4 Kegiatan penelitian tanah di Indonesia mulai meningkat semenjak berdirinya Pusat Penelitian Tanah pada tahun Sistem klasifikasi tanah yang digunakan oleh Mohr (1910) berdasar atas prinsip genesis, dan tanah-tanah diberi nama atas dasar warna. Kemudian semenjak tahun 1955, Pusat Penelitian Tanah Bogor menggunakan sistem klasifikasi tanah yang kemudian dikenal dengan sistem Dudal Supraptohardjo (1957). Di samping sistem Pusat Penelitian Tanah, pada saat ini di Indonesia banyak digunakan sistem FAO/UNESCO (1974) ataupun Soil Taxonomy (USDA, 1975) untuk survai tanah di berbagai tempat. Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) dalam Kongres yang ke-5 di Medan (1989) telah memutuskan untuk menggunakan Taksonomi Tanah secara nasional di Indonesia (Hardjowigeno, 2003). Taksonomi Tanah Taksonomi tanah adalah bagian dari klasifikasi tanah baru yang dikembangkan oleh Amerika Serikat dengan nama Soil Taxonomy (USDA, 1975) menggunakan 6 kategori yaitu ordo, sub ordo, great group, sub group, family dan seri. Sistem ini merupakan sistem yang benar-benar baru baik mengenai cara-cara penamaan (tata nama) maupun definisi mengenai horizon penciri ataupun sifat penciri lain yang dugunakan untuk menentukan jenis tanah. Dari kategori tertinggi (ordo) ke kategori terendah (seri) uraian mengenai sifat-sifat tanah semakin detail (Rayes, 2007). Sifat umum dari taksonomi tanah adalah : 1. Taksonomi tanah merupakan sistem multikategori, 2. Taksonomi tanah harus memungkinkan modifikasi karena adanya penemuan-penemuan baru dengan tidak merusak sistemnya sendiri,

5 3. Taksonomi tanah harus mampu mengklasifikasikan semua tanah dalam suatu landscape dimanapun ditemukan, 4. Taksonomi tanah harus dapat digunakan untuk berbagai jenis survai tanah. Kemampuan penggunaan Taksonomi Tanah untuk survai tanah harus dibuktikan dari kemampuannya untuk interpretasi berbagai jenis penggunaan tanah. (Hardjowigeno, 2003). Taksonomi tanah terdiri dari 6 kategori dengan sifat-sifat faktor pembeda mulai dari kategori tertinggi ke kategori terendah, sebagai berikut : 1. Ordo Terdiri dari 12 taksa. Faktor pembeda adalah ada tidaknya horison penciri serta jenis (sifat) dari horison penciri tersebut. 2. Sub Ordo Faktor pembeda adalah keseragaman genetik, misalnya ada tidaknya sifat-sifat tanah yang berhubungan dengan pengaruh air, regim kelembaban, bahan induk utama, pengaruh vegetasi yang ditunjukkan oleh adanya sifat-sifat tanah tertentu, tingkat pelapukan bahan organik (untuk tanah-tanah organik). 3. Great Group Faktor pembeda adalah kesamaan jenis, tingkat perkembangan dan susunan horison, kejenuhan basa, regim suhu dan kelembaban, ada tidaknya lapisanlapisan penciri lain seperti plinthite, fragipan dan duripan. 4. Sub Group Jumlah taksa masih terus bertambah. Faktor pembeda terdiri dari sifat-sifat inti dari (1) sifat-sifat inti dari great group (sub-group Typic); (2) sifat-sifat

6 tanah peralihan ke great group peralihan ke great group lain, subordo atau ordo; (3) sifat-sifat tanah peralihan ke bukan tanah. 5. Famili Jumlah taksa dalam famili juga masih terus bertambah. Faktor pembedanya adalah sifat-sifat tanah yang penting untuk pertanian atau engineering. Sifatsifat tanah yang sering digunakan sebagai faktor pembeda untuk famili antara lain adalah : sebaran besar butir, susunan mineral (liat), regim temperatur pada kedalaman 50 cm. 6. Seri Faktor pembedanya adalah : jenis dan susunan horison, warna, tekstur, struktur, konsistensi, reaksi tanah dari masing-masing horison, sifat-sifat kimia dan mineral masing-masing horison. Kategori ordo sampai subgroup disebut kategori tinggi, sedangkan kategori famili dan seri disebut kategori rendah. Jenis dan jumlah faktor pembeda meningkat dari kategori tinggi ke kategori rendah (Hardjowigeno, 2003). Kunci Taksonomi Tanah 2014 Berdasarkan Kunci Taksonomi Tanah 2014 (Soil Survey Staff, 2014) terdapat 8 epipedon penciri yaitu : Mollik, Antropik, Umbrik, Folistik, Histik, Melanik, Okrik dan Plagen. A. Epipedon Mollik Epipedon mollik mempunyai sifat perkembangan struktur tanah cukup kuat, terletak di atas permukaan, mempunyai value warna 3 atau kurang (lembab) dan 5 atau kurang (kering), dan kroma warna 3 atau kurang (lembab),

7 kejenuhan basa (ekstrak NH4Oac) sebesar 50% atau lebih, kandungan C- organik 0,6% atau lebih, P2O5 < 250 ppm, dan n-value < 0.7. B. Epipedon Antropik Epipedon antropik menunjukkan beberapa tanda-tanda adanya gangguan manusia, dan memenuhi persyaratan mollik kecuali P2O5 < 250 ppm. C. Epipedon Umbrik Epipedon mollik mempunyai sifat perkembangan struktur tanah cukup kuat, terletak di atas permukaan, mempunyai value warna 3.5 (lembab) dan kroma warna 3.5 (lembab), kejenuhan basa < 50%, kandungan C-organik > 0.6%, P2O5 < 250 ppm, dan n-value < 0.7. D. Epipedon Folistik Epipedon Folistik didefinisikan sebagai suatu lapisan (terdiri dari satu horison atau lebih) yang jenuh air selama kurang dari 30 hari kumulatif dan tahuntahun normal (dan tidak ada didrainase). Sebagian besar epipedon folistik tersusun dari bahan tanah organik. E. Epipedon Histik Epipedon Histik merupakam suatu lapisan yang dicirikan oleh adanya saturasi (selama 30 hari atau lebih, secara kumulatif) dan reduksi selama sebagian waktu dalam sebagian waktu dalam tahun-tahun normal (dan telah drainase). Sebagian besar epipedon histik tersusun dari bahan tanah organik. F. Epipedon Okrik Epipedon Okrik mempunyai tebal permukaan yang sangat tipis dan kering, value dan kroma (lembab) 4. Epipedon okrik juga mencakup horison-

8 horison bahan organik yang terlampau tipis untuk memenuhi persyaratan epipedon histik atau folistik. G. Epipedon Plagen Epipedon Plagen adalah suatu lapisan permukaan buatan manusia setebal 50 cm atau lebih, yang telah terbentuk oleh pemupukan (pupuk kandang) secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Biasanya epipedon plagen mengandung artifak seperti pecahan-pecahan bata dan keramik pada seluruh kedalamannya. Berdasarkan Kunci Taksonomi Tanah 2014 (Soil Survey Staff, 2014), terdapat 20 horison bawah penciri yaitu : horison Agrik, Albik, Anhydritik, Argilik, Kalsik, Kambik, Duripan, Fragipan, Glosik, Gipsik, Kandik, Natrik, Orstein, Oksik, Petrokalsik, Petrogipsik, Placik, Salik, Sombrik, dan Spodik. A. Horison Agrik Horison Agrik adalah suatu horison iluvial yang telah terbentuk akibat pengolahan tanah dan mengandung sejumlah debu, liat, dan humus yang telah tereluviasi nyata. B. Horison Albik Pada umumnya Horison Albik terdapat di bawah horison A, tetapi mungkin juga berada pada permukaan tanah mineral. Horison ini merupakan horison eluvial dengan tebal 1.0 cm dan mempunyai 85% atau lebih bahan-bahan andik. C. Horison Anhydritik Horison anhydritik merupakan horison tanpa air dengan akumulasi neoformasi atau transformasi menjadi lapisan sendiri.

9 D. Horison Argilik Horison Argilik secara normal merupakan suatu horison bawah permukaan dengan kandungan liat phylosilikat secara jelas lebih tinggi. Horison tersebut mempunyai sifat adanya gejala eluviasi liat, KTK tinggi (> 6 cmol/kg). E. Horison Kalsik Horison Kalsik merupakan horison iluvial mempunyai akumulasi kalsium karbonat sekunder atau karbonat yang lain dalam jumlah yang cukup nyata. F. Horison Kambik Horison kambik adalah horison yang terbentuk sebagai hasil alterasi secara fisik, transformasi secara kimia, atau pemindahan bahan, atau merupakan hasil kombinasi dari dua atau lebih proses-proses tersebut. G. Horison Duripan Horison Duripan merupakan horison yang memadas paling sedikit setengahnya dengan perekat SiO2, dan tidak mudah hancur dengan air atau HCl. H. Horison Fragipan Horison Fragipan mempunyai ketebalan 15 cm atau lebih adanya tanda-tanda pedogenesis didalam horison serta perkembangan struktur tanah lemah. I. Horison Glosik Horison Glosik terbentuk sebagai hasil degradasi suatu horison argilik, kandik atau natrik dimana liat dan senyawa oksida besi bebasnya telah dipindahkan.

10 J. Horison Gipsik Horison Gipsik adalah suatu horison iluvial yang senyawa gypsum sekundernya telah terakumulasi dalam jumlah yang nyata, dimana tebalnya lebih dari 15 cm. K. Horison Kandik Horison Kandik memiliki sifat adanya gejala iluviasi liat, kandungan liat tinggi dan KTK rendah (<6 cmol/kg). L. Horison Natrik Horison Natrik adalah horison iluvial yang banyak mengandung natrium, memiliki struktur prismatik atau tiang, lebih 15% KTK didominasi oleh natrium. M. Horison Orstein Horison Orstein tersusun dari bahan spodik, berada didalam suatu lapisan yang 50% atau lebih (volumenya) tersementasi dan memiliki ketebalan 25 cm atau lebih N. Horison Oksik Horison Oksik merupakan horison bawah permukaan yang tidak memiliki sifat-sifat tanah andik dan KTK rendah (< 6 cmol/kg) O. Horison Petrokalsik Horison Petrokalsik merupakan suatu horison iluvial dimana kalsium karbonat sekunder atau senyawa karbonat lainnya telah terakumulasi mencapai tingkat, seluruh horison tersebut, tersementasi atau mengeras.

11 P. Horison Petrogipsik Horison Petrogipsik merupakan suatu horison iluvial dengan ketebalan 10 cm atau lebih dimana gypsum sekundernya telah terakumulasi mencapai tingkat, seluruh horison tersebut, tersementasi atau mengeras. Q. Horison Placik Horison Placik adalah suatu padas tipis yang berwarna hitam sampai merah gelap, yang tersementasi oleh senyawa besi serta bahan organik. R. Horison Salik Horison Salik mempunyai ketebalan 15 cm atau lebih dan banyak mengandung garam mudah larut. S. Horison Sombrik Horison Sombrik berwarna gelap, mempunyai sifat-sifat seperti epipedon umbrik dengan mengandung iluviasi humus yang berasosiasi dengan Al atau yang terdispersi dengan natrium. T. Horison Spodik Horison Spodik adalah suatu lapisan iluvial yang tersusun 85% atau lebih dari bahan spodik. Kunci Taksonomi Tanah 2014 (Soil Survey Staff, 2014) membagi ordo tanah menjadi 12 ordo, yaitu : A. Gelisol Tanah yang mempunyai permafrost (lapisan tanah beku) dan bahan-bahan gelik yang berada didalam 100 cm dari permukaan tanah.

12 B. Histosol Tanah yang tidak mempunyai sifat-sifat tanah andik pada 60% atau lebih ketebalan diantara permukaan tanah dan kedalaman 60 cm. C. Spodosol Tanah lain yang memiliki horison spodik, albik pada 50% atau lebih dari setiap pedon, dan regim suhu cryik. D. Andisol Ordo tanah yang mempunyai sifat-sifat andik pada 60% atau lebih dari ketebalannya. E. Oksisol Tanah lain yang memiliki horison oksik (tanpa horison kandik) yang mempunyai batas atas didalam 150 cm dari permukaan tanah mineral dan kandungan liat sebesar 40% atau lebih dalam fraksi tanah. F. Vertisol Tanah yang memiliki satu lapisan setebal 35 cm atau lebih, dengan batas atas didalam 100 cm dari permukaan tanah mineral, yang memiliki bidang kilir atau ped berbentuk baji dan rata-rata kandungan liat dalam fraksi tanah halus sebesar 30% atau lebih. G. Aridisol Tanah yang mempunyai regim kelembaban tanah aridik dan epipedon okrik dan antropik atau horison salik dan jenuh air pada satu lapisan atau lebih di dalam 100 cm dari permukaan tanah selama satu bulan atau lebih.

13 H. Ultisol Tanah lain yang memiliki horison argilik atau kandik, tetapi tanpa fragipan dan kejenuhan basa sebesar kurang dari 35% pada kedalaman 180 cm. I. Mollisol Tanah lain yang memiliki epipedon mollik dan kejenuhan basa sebesar 50% atau lebih pada keseluruhan horison. J. Alfisol Tanah yang tidak memiliki epipedon plagen dan memiliki horison argilik, kandik, natrik atau fragipan yang mempunyai lapisan liat tipis setebal 1 mm atau lebih di beberapa bagian. K. Inceptisol Tanah yang mempunyai sifat penciri horison kambik, epipedon plagen, umbrik, mollik serta regim suhu cryik atau gelic dan tidak terdapat bahan sulfidik didalam 50 cm dari permukaan tanah mineral. L. Entisol Tanah yang memiliki epipedon okrik, histik atau albik tetapi tidak ada horison penciri lain. Klasifikasi Tanah Abu Gunung Api Tanah abu vulkan pertama dimasukkan dengan nama Andept sebagai sub ordo dari tanah Inceptisol pada sistem klasifikasi Seven Approximation tahun Nama sub ordo Andept ini juga digunakan pada sistem klasifikasi Soil Taxonomy tahun Pada tahun 1978 Smith mengusulkan untuk reklasifikasi Andept menjadi ordo tanah baru yaitu Andisol sebagai ordo tanah ke-11 pada Keys to Soil Taxonomy 1990 (Mukhlis, 2011; Takahashi dan Shoji, 2002).

14 Sub ordo Andept terdiri dari 7 great group yaitu Cryandept, Durandept, Hydrandept, Placandept, Vitrandept, Entrandept, dan Dystrandept (Soil Survey Staf, 1975). Sub ordo ini dipertahankan pada Keys to Soil Taxonomy tahun 1983 (edisi pertama), tahun 1985 (edisi kedua) dan tahun 1987 (edisi ketiga). Namun pada Keys to Soil Taxonomy tahun 1990 (edisi keempat) sub ordo Andept diklasifikasikan menjadi ordo tanah Andisol. Ordo Andisol ini terbagi atas 7 sub ordo, berdasarkan rejim temperatur dan rejim kelembaban dan sifat retensi air yaitu Aquand, Cryand, Torrand, Xerand, Vitrand, Ustand, dan Udand. Pengklasifikasian ini tidak mengalami perubahan pada Keys to Soil Taxonomy tahun 1992 (edisi ke-5), tahun 1994 (edisi ke-6), tahun 1996 (edisi ke-7), dan tahun 1998 (edisi ke-8). Pada Keys to Soil Taxonomy tahun 2003 (edisi ke-9) ordo Andisol mengalami penambahan 1 sub ordo menjadi 8 sub ordo yaitu Geland, klasifikasi ini tidak berubah hingga Keys to Soil Taxonomy tahun 2006 (edisi ke-10) dan tahun 2010 (edisi ke-11) (Mukhlis, 2011). Klasifikasi ini juga tidak berubah hingga Keys to Soil Taxonomy tahun 2014 (edisi ke-12). Menurut Soil Taxonomy, Andisol adalah tanah yang memiliki sifat tanah andik setebal 60 % dari 60 cm tanah teratas atau 60 % dari ketebalan tanah hingga kontak densik, litik atau paraliti, duripan atau horizon petroklasik (kedalaman kontak densik, litik atau paralitik, duripan atau horizon petrokalsik < 60 cm). Suatu tanah memiliki sifak Andik bila kandungan C-organiknya < 25 %, dan memenuhi satu atau kedua syarat berikut :

15 1. Pada fraksi tanah halus / fraksi liat (< 2,00 mm) kadar Al + ½ Fe ekstrak amonium oksalat asam 2 %, bobot isi (33 kpa) 0,9 g/cc dan retensi fosfat 85 % atau, 2. Pada fraksi tanah halus mempunyai retensi fosfat 25 % dan fraksi 0,02 2,00 mm jumlahnya 30 % ; dan (a) kadar Al + ½ Fe ekstrak amonium oksalat asam 4 % dengan gelas volkan (fraksi 0,02 2,00 mm) 30 %, atau (b) kadar Al + ½ Fe ekstrak amonium oksalat asam 2 % dengan gelas volkan (fraksi 0,02 2,00 mm) 5 %, atau (c) bila kadar Al + ½ Fe ekstrak amonium oksalat asam 0,4 2,0 % dengan gelas volkan (fraksi 0,02 2,00 mm) antara 5 30 % (Soil Survey Staff, 2014).

TINJAUAN PUSTAKA. seperti tekstur tanah (misalnya lempung, tanah liat atau pasir) atau bahan induk

TINJAUAN PUSTAKA. seperti tekstur tanah (misalnya lempung, tanah liat atau pasir) atau bahan induk TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanah Klasifikasi tanah pada awalnya didasarkan pada karakteristik individu seperti tekstur tanah (misalnya lempung, tanah liat atau pasir) atau bahan induk (misalnya tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang dipergunakan sebagai kriteria pengklasifikasian tidak di

TINJAUAN PUSTAKA. yang dipergunakan sebagai kriteria pengklasifikasian tidak di TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Tanah Entisol Berdasarkan sifat dan ciri tanah yang ada menunjukkan bahwa dalam tanah tidak menunjukkan adanya gejala pembentukan horizon penciri, sehingga horizon yang dipergunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tebal. Dalam Legend of Soil yang disusun oleh FAO, Ultisol mencakup sebagian

TINJAUAN PUSTAKA. tebal. Dalam Legend of Soil yang disusun oleh FAO, Ultisol mencakup sebagian TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah kering sampai tropika, mempunyai horison argilik atau kandik atau fragipan dengan lapisan liat tebal. Dalam Legend of Soil

Lebih terperinci

PENGAMATAN MINIPIT DI LAPANG DAN KLASIFIKASI TANAH

PENGAMATAN MINIPIT DI LAPANG DAN KLASIFIKASI TANAH .1 PENDAHULUAN Dasar utama melakukan klasifikasi dan memahami tanah adalah diskripsi profil tanah yang dilakukan di lapang. Pengamatan di lapang pada dasarnya dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu; 1)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum kemiringan lereng menurut Hardjowigeno (1993) sendiri, reaksi tanah, serta sifat dari bahan induk.

TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum kemiringan lereng menurut Hardjowigeno (1993) sendiri, reaksi tanah, serta sifat dari bahan induk. 4 TINJAUAN PUSTAKA Toposekuen Secara umum kemiringan lereng menurut Hardjowigeno (1993) berpengaruh terhadap ketebalan solum tanah, ketebalan bahan organik pada horizon A, kandungan air tanah, warna tanah,

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 KLASIFIKASI TANAH 8.1 Pengertian Klasifikasi Tanah Klasifikasi tanah adalah usaha untuk mengelompokkan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 KLASIFIKASI TANAH 8.1 Pengertian Klasifikasi Tanah Klasifikasi tanah adalah usaha untuk mengelompokkan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 8.1 Pengertian Klasifikasi Tanah Klasifikasi tanah adalah usaha untuk mengelompokkan tanah atas dasar

Lebih terperinci

GELISOLS. Pustaka Soil Survey Staff Soil Taxonomy, 2 nd edition. USDA, NRCS. Washington. 869 hal.

GELISOLS. Pustaka Soil Survey Staff Soil Taxonomy, 2 nd edition. USDA, NRCS. Washington. 869 hal. GELISOLS Gelisols adalah tanah-tanah pada daerah yang sangat dingin. Terdapat permafrost (lapisan bahan membeku permanen terletak diatas solum tanah) sampai kedalaman 2 meter dari permukaan tanah. Penyebaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Tabel 3.1. Ciri-ciri Horison Generik pada klasifikasi tanah. Nilai Indikator Horison O A E B. Indikator

BAB III PERANCANGAN. Tabel 3.1. Ciri-ciri Horison Generik pada klasifikasi tanah. Nilai Indikator Horison O A E B. Indikator BAB III PERANCANGAN Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem untuk menentukan jenis klasifikasi tanah tanah yang terdiri dari perancangan sistem untuk menentukan Horison Generiknya,

Lebih terperinci

Klasifikasi Tanah USDA Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Bayu Prasetiyo B-01

Klasifikasi Tanah USDA Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Bayu Prasetiyo B-01 Klasifikasi Tanah USDA 1975 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang Bayu Prasetiyo 125 080 500 111 045 B-01 Klasifikasi Tanah USDA 1975 Dr. Ir. Abdul Madjid, MS Salah satu sistem

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. meter, warna hitam atau kelabu sampai dengan cokelat tua, tekstur pasir, debu,

TINJAUAN PUSTAKA. meter, warna hitam atau kelabu sampai dengan cokelat tua, tekstur pasir, debu, TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Tanah Inseptisol Karakteristik tanah Inseptisol memiliki solum tanah agak tebal yaitu 1-2 meter, warna hitam atau kelabu sampai dengan cokelat tua, tekstur pasir, debu, dan

Lebih terperinci

Survey Tanah & Klasifikasi Tanah

Survey Tanah & Klasifikasi Tanah Survey Tanah & Klasifikasi Tanah Klasifikasi Tanah Salah satu sistem klasifikasi tanah yang telah dikembangkan Amerika Serikat dikenal dengan nama: Soil Taxonomy (USDA, 1975; Soil Survey Satff, 1999; 2003).

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TANAH DESA SIHIONG, SINAR SABUNGAN, DAN LUMBAN LOBU KECAMATAN BONATUA LUNASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR BERDASARKAN TAKSONOMI TANAH 2010

KLASIFIKASI TANAH DESA SIHIONG, SINAR SABUNGAN, DAN LUMBAN LOBU KECAMATAN BONATUA LUNASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR BERDASARKAN TAKSONOMI TANAH 2010 KLASIFIKASI TANAH DESA SIHIONG, SINAR SABUNGAN, DAN LUMBAN LOBU KECAMATAN BONATUA LUNASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR BERDASARKAN TAKSONOMI TANAH 2010 1 Ingrid Ovie Y, 2 Purba Manurung, 2 Fauzi Jurusan Budidaya

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TANAH INDONESIA

KLASIFIKASI TANAH INDONESIA Klasifikasi Tanah Indonesia KLASIFIKASI TANAH INDONESIA (Dudal dan Supraptoharjo 1957, 1961 dan Pusat Penelitian Tanah (PPT) Bogor 1982) Sistem klasifikasi tanah yang dibuat oleh Pusat Penelitian Tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanah adalah pemilahan yang didasarkan pada sifat-sifat tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanah adalah pemilahan yang didasarkan pada sifat-sifat tanah TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanah Klasifikasi tanah adalah pemilahan yang didasarkan pada sifat-sifat tanah yang dimiliki tanpa menghubungkannya dengan tujuan penggunaan tanah tersebut. Klasifikasi ini

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TANAH DI KECAMATAN BARUS JAHE KABUPATEN KARO MENURUT KEYS TO SOIL TAXONOMY 2006

KLASIFIKASI TANAH DI KECAMATAN BARUS JAHE KABUPATEN KARO MENURUT KEYS TO SOIL TAXONOMY 2006 KLASIFIKASI TANAH DI KECAMATAN BARUS JAHE KABUPATEN KARO MENURUT KEYS TO SOIL TAXONOMY 2006 SKRIPSI OLEH : JAMESLIN SARAGIH 030303023 DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

Bahan diskusi minggu ke-1

Bahan diskusi minggu ke-1 Bahan diskusi minggu ke-1 1. Peta skala besar dan skala kecil? Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1:5000 sampai 1:250.000. Peta skala besar disebut juga sebagai peta yang sangat detail yang

Lebih terperinci

Klasifikasi Tanah Berdasarkan Taksonomi Tanah 2014 di Desa Sembahe Kecamatan Sibolangit

Klasifikasi Tanah Berdasarkan Taksonomi Tanah 2014 di Desa Sembahe Kecamatan Sibolangit Klasifikasi Tanah Berdasarkan Taksonomi Tanah 2014 di Desa Sembahe Kecamatan Sibolangit Soil Classification Based on Soil Taxonomy 12 th Edition, 2014 at Sembahe District of Sibolangit Frisca Panjaitan,

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori. 2.1 Klasifikasi Tanah Pengertian Klasifikasi Tanah

Bab II Dasar Teori. 2.1 Klasifikasi Tanah Pengertian Klasifikasi Tanah Bab II Dasar Teori Pada bab ini akan dijelaskan secara singkat mengenai pengertian Klasifikasi Tanah dan klasifikasi tanah USDA beserta jenis-jenis tanah yang termasuk dalam klasifikasi USDA. Kemudian

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan terdahulu dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Perbedaan tekstur tanah dan elevasi, tidak menyebabkan perbedaan morfologi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Profil

Lampiran 1. Deskripsi Profil Lampiran 1. Deskripsi Profil A. Profil pertama Lokasi : Desa Sinaman kecamatan Barus Jahe Kabupaten Tanah Karo Simbol : P1 Koordinat : 03 0 03 36,4 LU dan 98 0 33 24,3 BT Kemiringan : 5 % Fisiografi :

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 22 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Proses Geomorfik Proses geomorfik secara bersamaan peranannya berupa iklim mengubah bahan induk dibawah pengaruh topografi dalam kurun waktu tertentu menghasilkan suatu lahan

Lebih terperinci

MORFOLOGIDAN KLASIFIKASITANAH

MORFOLOGIDAN KLASIFIKASITANAH MORFOLOGIDAN KLASIFIKASITANAH DianFiantis LembagaPengembanganTeknologiInformasidanKomunikasi (LPTIK)UniversitasAndalas BUKU AJAR MORFOLOGI DAN KLASIFIKASI TANAH Dian Fiantis Lembaga Pengembangan Teknologi

Lebih terperinci

2

2 APLIKASI ANALISIS LANSEKAP SEBARAN JENIS TANAH PADA LANSEKAP LABORATORIUM PJP FP UNIBRAW 1 2 ALFISOL Memiliki horison argilik, kandik atau natrik tetapi tidak memiliki fragipan Ada fragipan dibahwah horison

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI TANAH RAWA PASANG SURUT DI KARANG AGUNG ULU SUMATERA SELATAN. E. DEWI YULIANA Fakultas MIPA, Universitas Hindu Indonesia

KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI TANAH RAWA PASANG SURUT DI KARANG AGUNG ULU SUMATERA SELATAN. E. DEWI YULIANA Fakultas MIPA, Universitas Hindu Indonesia KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI TANAH RAWA PASANG SURUT DI KARANG AGUNG ULU SUMATERA SELATAN E. DEWI YULIANA Fakultas MIPA, Universitas Hindu Indonesia ABSTRACT This study is aimed at identifyimg the characteristics

Lebih terperinci

ANGGOTA KELOMPOK 6: KELAS : F TUGAS STELA MO-1

ANGGOTA KELOMPOK 6: KELAS : F TUGAS STELA MO-1 ANGGOTA KELOMPOK 6: 1. EKI ANNISA PRATAMI 115040200111155 2. EKO RAHMAT SHOUMI 115040201111010 3. ELLY DARU IKA WILUJENG 115040201111294 4. ENDAH SETIYO RINI 115040207111038 KELAS : F TUGAS STELA MO-1

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN V HSIL DN PEMHSN 5.1 Sebaran entuk Lahan erdasarkan pengamatan di lokasi penelitian dan pengkelasan lereng berdasarkan peta kontur, bentuk lahan di lokasi penelitian sangat bervariasi. entuk lahan diklasifikasikan

Lebih terperinci

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd 1.Definisi Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral organic, air, udara

Lebih terperinci

Soal UTS Klasifikasi Tanah dan Evaluasi Lahan Dikumpul Pada hari Jum at 26 Afril 2013 Batas pengumpulan Pukul Wib

Soal UTS Klasifikasi Tanah dan Evaluasi Lahan Dikumpul Pada hari Jum at 26 Afril 2013 Batas pengumpulan Pukul Wib Soal UTS Klasifikasi Tanah dan Evaluasi Lahan Dikumpul Pada hari Jum at 26 Afril 2013 Batas pengumpulan Pukul 11.00 Wib 1. Jelaskan pengertian klasifikasi tanah dan evaluasi lahan...?? Jawaban : Klasifikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan kering masam cukup luas yaitu sekitar 99,6 juta hektar

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan kering masam cukup luas yaitu sekitar 99,6 juta hektar 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki lahan kering masam cukup luas yaitu sekitar 99,6 juta hektar dan tersebar di Kalimantan, Sumatera, Maluku, Papua, Sulawesi, Jawa dan Nusa Tenggara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Andisol. sebesar 60% atau lebih bila : 1) terdapat dalam 60 cm dari permukaan mineral

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Andisol. sebesar 60% atau lebih bila : 1) terdapat dalam 60 cm dari permukaan mineral TINJAUAN PUSTAKA Tanah Andisol Tanah Andisol adalah tanah yang memiliki bahan andik dengan ketebalan sebesar 60% atau lebih bila : 1) terdapat dalam 60 cm dari permukaan mineral atau pada permukaan bahan

Lebih terperinci

MORFOLOGI DAN KLASIFIKASI TANAH LERENG UTARA GUNUNG SINABUNG KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA

MORFOLOGI DAN KLASIFIKASI TANAH LERENG UTARA GUNUNG SINABUNG KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA MORFOLOGI DAN KLASIFIKASI TANAH LERENG UTARA GUNUNG SINABUNG KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA Ridwandi 1*, Mukhlis 2, Mariani Sembiring 2 1 Alumnus Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah digenangi atau tergenang air pada sebagian besar waktu dalam setahun. Berdasarkan iklimnya, lahan kering

Lebih terperinci

Klasifikasi tanah : Usaha utk mengelompokkan tanah berdasarkan sifat-sifatnya.

Klasifikasi tanah : Usaha utk mengelompokkan tanah berdasarkan sifat-sifatnya. Klasifikasi tanah : Usaha utk mengelompokkan tanah berdasarkan sifat-sifatnya. Sebelum th 1988 ada 3 sistem : - Pusat Penelitian Tanah (PPT) - FAO/UNESCO dan Taksonomi Tanah. Sejak th 1988 hanya gunakan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis dan Iklim Daerah aliran sungai (DAS) Siulak di hulu DAS Merao mempunyai luas 4296.18 ha, secara geografis terletak antara 101 0 11 50-101 0 15 44 BT dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem Taksonomi Tanah Kategori Tinggi Sistem Taksonomi tanah kategori tinggi merupakan bagian dari klasifikasi tanah baru yang dikembangkan oleh Amerika Serikat dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar belakang. Horison penimbunan liat merupakan horison dengan kandungan liat

PENDAHULUAN. Latar belakang. Horison penimbunan liat merupakan horison dengan kandungan liat PENDAHULUAN Latar belakang Horison penimbunan liat merupakan horison dengan kandungan liat filosilikat yang lebih tinggi daripada bahan tanah yang terletak di atasnya. Horison ini dapat terbentuk akibat

Lebih terperinci

II. PEMBENTUKAN TANAH

II. PEMBENTUKAN TANAH Company LOGO II. PEMBENTUKAN TANAH Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS Arief Darmawan, S.Si., M.Sc Isi A. Konsep pembentukan tanah B. Faktor pembentuk tanah C. Proses pembentukan tanah D. Perkembangan lapisan

Lebih terperinci

PEDOGENESIS DAN MORFOLOGI TANAH. Ida Ayu Suty Adnyani, dkk

PEDOGENESIS DAN MORFOLOGI TANAH. Ida Ayu Suty Adnyani, dkk PEDOGENESIS DAN MORFOLOGI TANAH Ida Ayu Suty Adnyani, dkk PEDOGENESIS DAN MORFOLOGI TANAH PENDAHULUAN PENDEKATAN PEDOGENESIS PROSES PELAPUKAN DAN PEMBENTUKAN TANAH TANAH SEBAGAI SUATU SISTEM TERBUKA MORFOLOGI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Horison Penimbunan Liat. horison yang terbentuk dari hasil iluviasi liat horizon di atasnya.

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Horison Penimbunan Liat. horison yang terbentuk dari hasil iluviasi liat horizon di atasnya. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Horison Penimbunan Liat Macam-macam horison penimbunan liat (argilik atau kambik) merupakan horison yang terbentuk dari hasil iluviasi liat horizon di atasnya. Disebut horison

Lebih terperinci

MENGENAL JENIS-JENIS TANAH

MENGENAL JENIS-JENIS TANAH Ultisols MENGENAL JENIS-JENIS TANAH Sifat atau ciri tanah Ultisols yaitu terdapat pengendapan liat dari lapisan A (iluviasi) dan diendapkan di lapisan B (eluviasi), sehingga kadar liat horizon B > 1,2

Lebih terperinci

Klasifikasi Dan Pemetaan Famili Tanah Berdasarkan Sistem Taksonomi Tanah di Desa Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur

Klasifikasi Dan Pemetaan Famili Tanah Berdasarkan Sistem Taksonomi Tanah di Desa Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur Klasifikasi Dan Pemetaan Famili Tanah Berdasarkan Sistem Taksonomi Tanah di Desa Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur IDA AYU SRI MAS ARY SUSANTHI I MADE MEGA *) KETUT SARDIANA Program Studi Agroekoteknologi,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Tujuan survey dan pemetaan tanah adalah mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu satuan peta tanah yang

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN B. PROFIL TANAH

BAB II PEMBAHASAN B. PROFIL TANAH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adapun yang melatarbelakangi penulisan makalah ini, yaitu karena masih banyak diantara kita yang sudah sering melihat serta memanfaatkan tanah dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TANAH DAN KESESUAIAN LAHAN I MADE MEGA, DKK

KLASIFIKASI TANAH DAN KESESUAIAN LAHAN I MADE MEGA, DKK SELAMAT SIANG KLASIFIKASI TANAH DAN KESESUAIAN LAHAN I MADE MEGA, DKK Quiz Apa yang dimaksud dengan * Klasifikasi Tanah * Kesesuaian Lahan KLASIFIKASI TANAH DAN KESESUAIAN LAHAN PENDAHULUAN SURVEY SUMBERDAYA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih TINJAUAN PUSTAKA Sekilas Tentang Tanah Andisol Andisol merupakan tanah yang mempunyai sifat tanah andik pada 60% atau lebih dari ketebalannya, sebagaimana menurut Soil Survey Staff (2010) : 1. Didalam

Lebih terperinci

Klasifikasi Tanah Di Lereng Selatan Gunung Burni Telong Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh

Klasifikasi Tanah Di Lereng Selatan Gunung Burni Telong Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh Vol.3, No.1 264-275 Desember 2015 Klasifikasi Tanah Di Lereng Selatan Gunung Burni Telong Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah Provinsi ceh Soil lassification at South Slope of Mount Burni Telong Subdistrict

Lebih terperinci

Klasifikasi Inceptisol Pada Ketinggian Tempat yang Berbeda di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Hasundutan

Klasifikasi Inceptisol Pada Ketinggian Tempat yang Berbeda di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Hasundutan Klasifikasi Inceptisol Pada Ketinggian Tempat yang Berbeda di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Hasundutan Inceptisol Soil Classification OnThe Various Elevationat Sub-District of Lintong Ni Huta, Regency

Lebih terperinci

Kelas F Agroekoteknologi Kelompok 7: 1. Endah Lisna Budariarsa Elsa Gamaria

Kelas F Agroekoteknologi Kelompok 7: 1. Endah Lisna Budariarsa Elsa Gamaria Kelas F Agroekoteknologi 2011 Kelompok 7: 1. Endah Lisna Budariarsa 115040200111022 2. Elsa Gamaria 115040200111145 3. Erfstien Lailatul Fitria 115040201111201 4. Eka Lorensa Br Ginting 115040201111303

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Organik Tanah Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa tumbuhan dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan demikian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Keadaan Umum Wilayah Kota Ternate

TINJAUAN PUSTAKA. Keadaan Umum Wilayah Kota Ternate 4 TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Umum Wilayah Kota Ternate Kota Ternate secara geografis terletak antara 0 o -2 o LU dan 126 o -128 o BT, dibatasi oleh Laut Maluku di sebelah utara, selatan dan barat sedangkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Lahan adalah lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi dimana faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaan lahannya (Hardjowigeno et

Lebih terperinci

PADA SABUAN TANAH DYSTWOPEPT DARl KECAMATAH BAHUGA, KOTWBAWU, LAMPURG UTARA

PADA SABUAN TANAH DYSTWOPEPT DARl KECAMATAH BAHUGA, KOTWBAWU, LAMPURG UTARA , PIERELAAHAN SIFAT - SlFAT HORISOH KAMBlK PADA SABUAN TANAH DYSTWOPEPT DARl KECAMATAH BAHUGA, KOTWBAWU, LAMPURG UTARA Oleh ASEP NAlLILFACHRIE FAKULTAS PERTANIAN, JURUSAN TANAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PENGERTIAN TANAH Pedosfer berasal dari bahasa latin yaitu pedos = tanah, dan sphera = lapisan. Pedosfer yaitu lapisan kulit bumi yang tipis yang letaknya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sifat-sifat Tanah. Sifat Morfologi dan Fisika Tanah. Sifat morfologi dan fisika tanah masing-masing horison pada pedon pewakil

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sifat-sifat Tanah. Sifat Morfologi dan Fisika Tanah. Sifat morfologi dan fisika tanah masing-masing horison pada pedon pewakil HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat-sifat Tanah Sifat Morfologi dan Fisika Tanah Pedon Berbahan Induk Batuliat Sifat morfologi dan fisika tanah masing-masing horison pada pedon pewakil berbahan induk batuliat disajikan

Lebih terperinci

Tanah bermacam-macam

Tanah bermacam-macam DASAR ILMU TANAH Tanah bermacam-macam Klasifikasi Tanah Usaha membeda-bedakan mengelompokkan tanah berdasarkan sifat-sifatnya Tujuan mengetahui sifat dan ciri tanah pada masingmasing kelompok tanah (kelas

Lebih terperinci

PADA SABUAN TANAH DYSTWOPEPT DARl KECAMATAH BAHUGA, KOTWBAWU, LAMPURG UTARA

PADA SABUAN TANAH DYSTWOPEPT DARl KECAMATAH BAHUGA, KOTWBAWU, LAMPURG UTARA , PIERELAAHAN SIFAT - SlFAT HORISOH KAMBlK PADA SABUAN TANAH DYSTWOPEPT DARl KECAMATAH BAHUGA, KOTWBAWU, LAMPURG UTARA Oleh ASEP NAlLILFACHRIE FAKULTAS PERTANIAN, JURUSAN TANAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

DASAR ILMU TANAH. Materi 04: Pembentukan Tanah

DASAR ILMU TANAH. Materi 04: Pembentukan Tanah DASAR ILMU TANAH Materi 04: Pembentukan Tanah Faktor Pembentuk Tanah Konsep Pembentukan Tanah model proses terbuka tanah merupakan sistem yang terbuka sewaktu-waktu tanah dapat menerima tambahan bahan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR

PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR Profil dan Solum Tanah Profil Tanah penampang melintang (vertikal) tanah yang terdiri aas lapisan tanah (solum) dan lapisan bahan induk Solum Tanah bagian dari profil

Lebih terperinci

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 02: MORFOLOGI TANAH

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 02: MORFOLOGI TANAH Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 02: MORFOLOGI TANAH Profil Tanah Irisan / penampang tegak tanah yang menampakan semua horizon sampai ke bahan induk; dalam profil tanah, bagian

Lebih terperinci

SEBARAN JENIS TANAH DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI KARANG MUMUS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

SEBARAN JENIS TANAH DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI KARANG MUMUS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN JENIS TANAH DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI KARANG MUMUS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Dwi Agung Pramono Program Studi Geoinformatika, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Samarinda, Indonesia

Lebih terperinci

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (14): Klasifikasi Tanah Gambut di Dataran Tinggi Toba

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (14): Klasifikasi Tanah Gambut di Dataran Tinggi Toba Tanah Gambut di Dataran Tinggi Toba Classification of Peat Soil at Toba Highland Dody King T Purba *, Mukhlis, Supriadi Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155 *Corresponding

Lebih terperinci

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami proses dan faktor pembentukan tanah. 2. Memahami profil,

Lebih terperinci

Gambar 1 Diagram segitiga tekstur tanah.

Gambar 1 Diagram segitiga tekstur tanah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah merupakan sifat tanah yang berhubungan dengan bentuk/kondisi tanah asli, yang termasuk diantaranya adalah tekstur, struktur, porositas, stabilitas,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah temprate sampai tropika, mempunyai horison argilik atau kandik dengan lapisan liat tebal. Dalam legend of soil yang disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tanah Ultisol Tanah Ultisol merupakan jenis tanah mineral yang berada pada daerah temperate sampai tropika, mempunyai horizon argilik atau kandik atau fragipan dengan lapisan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Inceptisol

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Inceptisol TINJAUAN PUSTAKA Tanah Inceptisol Tanah Inceptisol (inceptum = mulai berkembang) berdasarkan Keys to Soil Taxonomy (Soil Survey Staff, 2003) menunjukkan bahwa tanah ini mempunyai horizon penciri berupa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan kebutuhan pangan juga akan meningkat, namun tidak diiringi dengan peningkatan produktivitas tanah. Hal tersebut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau TINJAUAN PUSTAKA Tanah Sawah Lahan sawah adalah lahan yang dikelola sedemikian rupa untuk budidaya tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau sebagian dari masa pertumbuhan padi.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol 18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol Ultisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai horizon argilik atau kandik dengan nilai kejenuhan basa rendah. Kejenuhan basa (jumlah kation basa) pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Inceptisols tersebar luas di indonesia yaitu sekitar 40,8 juta ha. Menurut

TINJAUAN PUSTAKA. Inceptisols tersebar luas di indonesia yaitu sekitar 40,8 juta ha. Menurut TINJAUAN PUSTAKA Tanah Inceptisol Inceptisols tersebar luas di indonesia yaitu sekitar 40,8 juta ha. Menurut data Puslitbangtanak (2000) Di Sumatera Utara luasan lahan kering masam mencapai 4,1 juta ha

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Inceptisol merupakan tanah awal yang berada di wilayah humida yang

TINJAUAN PUSTAKA. Inceptisol merupakan tanah awal yang berada di wilayah humida yang TINJAUAN PUSTAKA Tanah Inceptisol Inceptisol merupakan tanah awal yang berada di wilayah humida yang mempunyai horizon teralterasi, tetapi tidak menunjukkan adanya iluviasi, eluviasi, dan pelapukan yang

Lebih terperinci

Bab IV. Hasil Pengujian dan Analisis

Bab IV. Hasil Pengujian dan Analisis Bab IV Hasil Pengujian dan Analisis Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian mengenai sistem yang sudah dirancang dan dibuat. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian dengan memberikan inputan yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Andisol

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Andisol 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Andisol Nama Andisol yang sebelumnya adalah Andosol diperkenalkan pada tahun 1947. Nama tersebut mengidentifikasikan order tanah pada sistem Amerika Serikat, dengan arti tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. silika, alumina atau hodroxida-besi. Tanah yang terbentuk dari abu vulkanik ini

TINJAUAN PUSTAKA. silika, alumina atau hodroxida-besi. Tanah yang terbentuk dari abu vulkanik ini TINJAUAN PUSTAKA Bahan Induk Andisol Tanah Andisol adalah tanah yang berwarna hitam kelam, sangat porous, mengandung bahan organik dan lempung tipe amorf, terutama alofan serta sedikit silika, alumina

Lebih terperinci

TUGAS KULIAH SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN BAHAN DISKUSI MINGGU KE-1 KELAS A AGROEKOTEKNOLOGI

TUGAS KULIAH SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN BAHAN DISKUSI MINGGU KE-1 KELAS A AGROEKOTEKNOLOGI TUGAS KULIAH SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN BAHAN DISKUSI MINGGU KE-1 KELAS A AGROEKOTEKNOLOGI Oleh: ZAIM DZOEL HAZMY 115040201111085 TYAS AYU SULISTYA K. 115040201111013 FRETA KIRANA B. 115040201111018

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 24 4.1 Gambaran Umum Wilayah 4.1.1 Tipologi Lahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kebun percobaan Dulamayo merupakan lahan kering yang termasuk pada DAS Bulango yang sampai saat ini dikelola dan dikembangkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tingkat Perkembangan Tanah. daerah tropika: 1. Tahap awal bahan induk yang tidak terkikis; 2. Tahap yuwana

TINJAUAN PUSTAKA. Tingkat Perkembangan Tanah. daerah tropika: 1. Tahap awal bahan induk yang tidak terkikis; 2. Tahap yuwana TINJAUAN PUSTAKA Tingkat Perkembangan Tanah Mohr dan Van Baren mengenal 5 tahap dalam perkembangan tanah di daerah tropika: 1. Tahap awal bahan induk yang tidak terkikis; 2. Tahap yuwana pengikisan telah

Lebih terperinci

01/04/2011 AL A F L ISO IS L L DAN DA ULT UL ISO IS L P L A P DA A DA VUL V K UL A K NIK A 3

01/04/2011 AL A F L ISO IS L L DAN DA ULT UL ISO IS L P L A P DA A DA VUL V K UL A K NIK A 3 APLIKASI ANALISIS LANSEKAP SEBARAN ALFISOL DAN ULTISOL PADA LANSEKAP ALFISOL Kandungan liat pada hor. B lebih tinggi Horison argilik Proses akumulasi liat pada hor. B (argilik, kandik) Beriklim sedang

Lebih terperinci

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7.

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7. Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7. Konsistensi Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor selain faktor internal dari tanaman itu sendiri yaitu berupa hormon

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peranan Kalium Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Sawah 2.2. Fraksi-fraksi Kalium dalam Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peranan Kalium Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Sawah 2.2. Fraksi-fraksi Kalium dalam Tanah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peranan Kalium Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Sawah Peranan utama kalium (K) dalam tanaman adalah sebagai aktivator berbagai enzim (Soepardi 1983). K merupakan satu-satunya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan suatu wilayah di permukaan bumi yang mencakup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan suatu wilayah di permukaan bumi yang mencakup II. TINJAUAN PUSTAKA Lahan merupakan suatu wilayah di permukaan bumi yang mencakup semua komponen yang berada di atas dan di bawah wilayah tersebut termasuk tanah, batuan induk, topografi, hidrologi, tumbuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Andisol. Definisi Andisol dalam Soil Survey Staff (2006)

TINJAUAN PUSTAKA. Andisol. Definisi Andisol dalam Soil Survey Staff (2006) TINJAUAN PUSTAKA Andisol Definisi Andisol dalam Soil Survey Staff (2006) adalah tanah yang memiliki ketebalan sifat andik 60% atau lebih bila : 1) terdapat dalam 60 cm dari permukaan mineral atau pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Survei tanah adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk dapat membedakan tanah satu dengan yang lain yang kemudian disajikan dalam suatu peta (Tamtomo,

Lebih terperinci

M.Luthfi Rayes/Sudarto Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Jurusan Tanah, Fak. Pertanian Universitas Brawijaya, Malang,

M.Luthfi Rayes/Sudarto Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Jurusan Tanah, Fak. Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, Survei Tanah dan Evaluasi Lahan M.Luthfi Rayes/Sudarto Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Jurusan Tanah, Fak. Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, Bab 6. Kesimpulan Hasil Survei

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR

PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR FAKTOR PEMBENTUKAN TANAH Iklim Faktor Lain Topogr afi Tanah Waktu Bahan Induk Organi sme Konsep Pembentukan Tanah Model proses terbuka Tanah merupakan sistem yang terbuka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta. Secara astronomis Dusun Ngampon terletak pada 7 o 50 LS - a) Sebelah utara : Dusun Padangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta. Secara astronomis Dusun Ngampon terletak pada 7 o 50 LS - a) Sebelah utara : Dusun Padangan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Fisik Daerah Penelitian 1. Letak, Batas dan Luas Dusun Ngampon merupakan salah satu dusun yang ada di Desa Sitimulyo yang terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Incetisol merupakan tanah muda dan mulai berkembang. Profilnya

TINJAUAN PUSTAKA. Incetisol merupakan tanah muda dan mulai berkembang. Profilnya TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Tanah Inceptisol Incetisol merupakan tanah muda dan mulai berkembang. Profilnya mempunyai horison yang dianggap pembentukannya agak lamban sebagai alterasi bahan induk. Horison

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB KARAKTERISTIK TANAH Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB Pendahuluan Geosfer atau bumi yang padat adalah bagian atau tempat dimana manusia hidup dan mendapatkan makanan,, mineral-mineral

Lebih terperinci

ANDHIKA NUGRAHENI A

ANDHIKA NUGRAHENI A PENILAIAN TINGKAT PELAPUKAN, PERKEMBANGAN, DAN KLASIFIKASI TANAH PADA FORMASI GEOLOGI KARANGSAMBUNG DAN KOMPLEK MELANGE LOK ULO DI KARANGSAMBUNG, KEBUMEN, JAWA TENGAH Oleh: ANDHIKA NUGRAHENI A24104026

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak Geografis. Daerah penelitian terletak pada BT dan

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak Geografis. Daerah penelitian terletak pada BT dan KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis Daerah penelitian terletak pada 15 7 55.5 BT - 15 8 2.4 dan 5 17 1.6 LS - 5 17 27.6 LS. Secara administratif lokasi penelitian termasuk ke dalam wilayah Desa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu jenis tanaman budidaya yang dimanfaatkan bagian akarnya yang membentuk umbi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor II. TINJAUAN PUSTAKA Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor pertanian, kehutanan, perumahan, industri, pertambangan dan transportasi.di bidang pertanian, lahan merupakan sumberdaya

Lebih terperinci