BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem Taksonomi Tanah Kategori Tinggi Sistem Taksonomi tanah kategori tinggi merupakan bagian dari klasifikasi tanah baru yang dikembangkan oleh Amerika Serikat dengan nama Soil Taxonomy (USDA, 1975) menggunakan 6 kategori yaitu ordo, sub ordo, great group Sejarah taksonomi tanah Sistem ini merupakan sistem yang benar- benar baru baik mengenai caracara penamaan ( tata nama ) maupun definisi mengenai horizon penciri ataupun sifat penciri lain yang dugunakan untuk menentukan jenis tanah. Dari kategori tertinggi (ordo) ke kategori terendah ( seri ) uraian mengenai sifat - sifat tanah semakin detail ( Rayes, 2007 ). Sistem Taksonomi Tanah ( Soil Taxonomy, USDA ) merupakan sistem klasifikasi tanah internasional, diperkenalkan pada tahun 1975 dan berkembang cepat. Hampir setiap 2 tahun sekali diadakan perbaikan dan diterbitkan dalam buku pegangan lapang Keys to Soil Taxonomy. Sistem ini dibangun oleh para pakar tanah dunia, terstruktur baik, bertingkat, sistematis dan komprehensif. Dasar klasifikasi tanah dengan pendekatan morfometrik, dimana sifat penciri horison dan sifat tanah lainnya terukur secara kuantitatif ( Taksonomi Tanah ). 7

2 8 Sifat umum dari taksonomi tanah adalah : ( Hardjowigeno, 1993 ). 1. Taksonomi tanah merupakan sistem multikategori. 2. Taksonomi tanah harus memungkinkan modifikasi karena adanya penemuan - penemuan baru dengan tidak merusak sistemnya sendiri. 3. Taksonomi tanah harus mampu mengklasifikasikan semua tanah dalam suatu landscape dimanapun ditemukan. 4. Taksonomi tanah harus dapat digunakan untuk berbagai jenis survai tanah. Kemampuan penggunaan Taksonomi Tanah untuk survai tanah harus dibuktikan dari kemampuannya untuk interpretasi berbagai penggunaan tanah. Dalam cabang ilmu tanah ( pedologi ), taksonomi tanah dibuat berdasarkan sejumlah peubah yang mencirikan keadaan suatu jenis tanah. Karena klasifikasi awal tidak sistematis, pada tahun 1975 tim dari Soil Survey Staff Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) menerbitkan suatu kesepakatan dalam taksonomi tanah. Sejak saat itu, setiap jenis tanah paling sedikit memiliki dua nama seperti : Ultisol - Podsolik Merah Kuning. Meskipun nama baru sudah diberikan, nama lama seringkali masih dipakai karena aturan dari Soil Survey Staff dianggap terlalu rinci ( ) Taksonomi tanah terdiri dari 6 kategori dengan sifat- sifat faktor pembeda mulai dari kategori tertinggi ke kategori terendah, sebagai berikut : 1. Ordo Terdiri dari 12 taksa. Faktor pembeda adalah ada tidaknya horison penciri serta jenis ( sifat ) dari horison penciri tersebut.

3 9 2. Sub Ordo Terdiri dari 64 taksa. Faktor pembeda adalah keseragaman genetik, misalnya ada tidaknya sifat - sifat tanah yang berhubungan dengan pengaruh air, regim kelembaban, bahan induk utama, pengaruh vegetasi yang ditunjukkan oleh adanya sifat - sifat tanah tertentu, tingkat pelapukan bahan organik ( untuk tanah - tanah organik ). 3. Great Group Terdiri dari 317 taksa. Faktor pembeda adalah kesamaan jenis, tingkat perkembangan dan susunan horison, kejenuhan basa, regim suhu dan kelembaban, ada tidaknya lapisan - lapisan penciri lain seperti plinthite, fragipan dan duripan. 4. Sub Group Jumlah taksa masih terus bertambah yaitu > 1400 taksa. Faktor pembeda terdiri dari sifat - sifat inti dari great group ( subgroup Typic ), sifat-sifat tanah peralihan ke great group peralihan ke great group lain, sub ordo atau ordo, sifat -sifat tanah peralihan ke bukan tanah. 5. Family Jumlah taksa dalam family juga masih terus bertambah yaitu > 8000 taksa. Faktor pembedanya adalah sifat - sifat tanah yang penting untuk pertanian. Sifat- sifat tanah yang sering digunakan sebagai faktor pembeda untuk family antara lain adalah : sebaran besar butir, susunan mineral ( liat ), regim temperatur pada kedalaman 50 cm.

4 10 6. Seri Jumlah seri tanah di Amerika saja lebih besar Faktor pembedanya adalah: jenis dan susunan horison, warna, tekstur, struktur, konsistensi, reaksi tanah dari masing - masing horison, sifat - sifat kimia dan mineral masing - masing horison. Kategori ordo tanah sampai great group disebut kategori tinggi sedangkan kategori sub group sampai seri disebut kategori rendah. Jenis dan jumlah faktor pembeda meningkat dari kategori rendah ke kategori tinggi (Hardjowigeno, 1993) Klasifikasi Tanah Klasifikasi tanah ditemukan sekitar tahun 1880 oleh ilmuwan Rusia yang bernama Dokuchaev. Kemudian dikembangkan oleh peneliti- peneliti Eropa dan Amerika. Sistem ini didasarkan teori bahwa setiap tanah mempunyai morfologi yang pasti ( bentuk dan struktur ) dan berkaitan dengan kombinasi faktor pembentuk tanah tertentu. Sistem ini mencapai perkembangan pesat pada tahun 1949 dan dalam penggunaan utama (terutama di Amerika Serikat) sampai tahun Pada tahun 1960, Departemen Pertanian Amerika Serikat menerbitkan Soil Classification, a Comprehensive System. Sistem klasifikasi ini lebih menekankan pada morfologi tanah dan memberi sedikit tekanan pada genesis atau faktor - faktor pembentuk tanah dibandingkan dengan sistem sebelumnya ( Foth, 1994 ). Klasifikasi tanah adalah pemilahan tanah yang didasarkan pada sifat - sifat tanah yang dimilikinya tanpa menghubungkannya dengan tujuan penggunaan tanah tersebut. Klasifikasi ini memberikan gambaran dasar terhadap sifat - sifat fisik, kimia, mineral tanah yang dimiliki masing - masing kelas yang selanjutnya

5 11 dapat digunakan sebagai dasar untuk pengelolaan bagi penggunaan tanah ( Hardjowigeno,1986 ). Klasifikasi tanah secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu klasifikasi secara alami (taksonomi) dan klasifikasi secara keteknikan atau kegunaan. Klasifikasi alami adalah klasifikasi yang didasarkan atas sifat fisik tanah yang dimilikinya tanpa menghubungkan dengan tujuan penggunaan tanah tersebut. Klasifikasi ini memberikan gambaran besar terhadap sifat fisik, kimia dan minerologi tanah yang dimiliki masing - masing kelas yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk pengelolaan bagi berbagai penggunaan tanah. Sedangkan klasifikasi teknis adalah klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat - sifat yang mempengaruhi kemampuan tanah untuk penggunaan - penggunaan tertentu. ( Ilmu klasifikasi tanah berkembang cukup pesat mulai dari klasifikasi sederhana hingga klasifikasi yang menggunakan kaidah ilmu pengetahuan. Di Indonesia telah digunakan beberapa sistem klasifikasi, misalnya Sistem Klasifikasi Dudal dan Soepraptohardjo. Pada Kongres ke - 5 Himpunan Ilmu Tanah Indonesia ( HITI ) tahun 1989 di Medan disepakati untuk menggunakan Sistem Klasifikasi Soil Taxonomy secara nasional. Pada sistem klasifikasi Soil Taxonomy, tanah diklasifikasikan menurut hirarki ordo, sub ordo, great group, sub group, family dan seri. Ada 12 ordo tanah di dunia, yaitu (1) Alfisol, (2) Andisol, (3) Aridisol, (4) Entisol, (5) Gellisol, (6) Histosol, (7) Inceptisol, (8) Mollisol, (9) Oksisol, (10) Spodosol, (11) Ultisol, (12) Vertisol ( Musa, dkk, 2006 ).

6 12 Sistem klasifikasi berdasarkan taksonomi tanah dimulai pada tahun 1951 dan dikembangkan berdasarkan nomor approximation yaitu pendekatan dan perbaikan, Approximation ke- 7 dipublikasikan pada tahun Disebut 7 th Aprroximation karena sistem tersebut dibuat dengan beberapa kali pendekatan dan perbaikan, hingga perbaikan yang ke - 7. Ada 6 tingkatan kategori yaitu : (1) Ordo, (2) Sub Ordo, (3) Great Group, (4) Sub Group, (5) Family, dan (6) Seri ( FitzPatrick, 1983 ). Tujuan klasifikasi tanah adalah : (Buol, dkk, 1980) a. Mengorganisasi (menata) pengetahuan kita tentang tanah. b. Untuk mengetahui hubungan masing - masing individu tanah satu sama lain. c. Memudahkan mengingat sifat-sifat tanah. d. Mengelompokkan tanah untuk tujuan- tujuan yang lebih yang lebih praktis dalam hal : menaksir sifat - sifatnya, menentukan lahan -lahan terbaik, menaksir produktivitasnya, dan menentukan areal-areal untuk penelitian. e. Mempelajari hubungan - hubungan dan sifat-sifat tanah yang baru. Darmawijaya (1997) Di negara-negara yang telah maju pertaniannya, klasifikasi tanah merupakan bahan penting dalam mempersiapkan rencana pengembangan pertanian sebagai pedoman penggunaan lahan. Tujuan umum klasifikasi tanah adalah menyediakan suatu susunan yang teratur (sistematik) bagi pengetahuan mengenai tanah dan hubungannya dengan tanaman, baik mengenai produksi maupun perlindungan kesuburan tanah. Tujuan ini meliputi berbagai segi, antara lain peramalan pertanian di masa yang akan datang. Pada

7 13 lahan yang telah rusak akibat proses erosi atau longsor, klasifikasi tanah disertai dengan petanya digunakan sebagai langkah pertama dalam usaha perbaikan kesuburan tanah. Abdulah (1991) Suatu sistem klasifikasi tanah harus memiliki dasar pemikiran sebagai berikut : a. Dasar klasifikasi harus jelas untuk setiap kategori/setiap tingkat. Misalnya, pembeda yang dipergunakan diuraikan dengan jelas. b. Pembagian akan menjadi lengkap pada setiap tingkat. Misalnya, semua klas terbagi lagi menjadi subklas-subklas. c. Suatu klas akan selalu dibagi menjadi subklas - subklas yang non - overlapping. Klasifikasi tanah memiliki berbagai versi. Terdapat kesulitan teknis dalam melakukan klasifikasi untuk tanah karena banyak hal yang memengaruhi pembentukan tanah. Dalam melakukan klasifikasi tanah para ahli pertama kali melakukannya berdasarkan ciri fisika dan kimia, serta dengan melihat lapisan - lapisan yang membentuk profil tanah. Selanjutnya, setelah teknologi jauh berkembang para ahli juga melihat aspek batuan dasar yang membentuk tanah serta proses pelapukan batuan yang kemudian memberikan ciri-ciri khas tertentu pada tanah yang terbentuk ( ). Buringh (1993) Klasifikasi tanah yang bersistem telah dikembangkan dengan maksud menempatkan tanah ke dalam berbagai kelas (taxa) sehingga mudah diingat. Dengan demikian tanah dapat saling dibandingkan dan pengetahuan serta pengalaman tentang tanah di suatu tempat dapat diterapkan di tempat lain yang memiliki sifat - sifat lain dan keadaan lingkungan yang

8 14 serupa. Hampir tidak mungkin orang mengumpulkan tanah seperti yang dilakukan oleh pakar Biologi mengumpulkan bahan herbarium. Untuk melancarkan perbandingan antar tanah, sering dibuat monolit tanah, yaitu irisan tipis profil tanah yang dilekatkan pada hardboard dan diawetkan dengan plastik. Sistem klasifikasi tanah yang dikembangkan oleh Amerika Serikat dengan nama Soil Taxonomy (USDA, 1975) berbeda dengan sistem yang sudah ada sebelumnya. Sistem klasifikasi Soil Taxonomy (USDA, 1975) ini memiliki keistimewaan terutama dalam hal: ( Soil Classification System). 1. Penamaan atau tata nama atau cara penamaan. 2. Definisi horison penciri. 3. Beberapa sifat penciri lainnya Karakteristik Taksonomi Tanah Menurut Taksonomi Tanah 2010 terdapat 8 epipedon penciri yaitu : Mollik, Antropik, Umbrik, Folistik, Histik, Melanik, Okrik dan Plagen. a. Epipedon Mollik Epipedon mollik mempunyai sifat perkembangan struktur tanah cukup kuat, terletak di atas permukaan, mempunyai value warna 3.5 (lembab) dan kroma warna 3.5 (lembab), kejenuhan basa > 50%, kandungan C-organik > 0.6%, P2 O5 < 250 ppm, dan n- value < 0.7.

9 15 b. Epipedon Antropik Epipedon antropik menunjukkan beberapa tanda- tanda adanya gangguan manusia, dan memenuhi persyaratan mollik kecuali P2 O5 < 250 ppm. c. Epipedon Umbrik Epipedon mollik mempunyai sifat perkembangan struktur tanah cukup kuat, terletak di atas permukaan, mempunyai value warna 3.5 (lembab) dan kroma warna 3.5 (lembab), kejenuhan basa < 50%, kandungan C-organik > 0.6%, P2 O5 < 250 ppm, dan n- value < 0.7. d. Epipedon Folistik Epipedon Folistik didefinisikan sebagai suatu lapisan (terdiri dari satu horison atau lebih) yang jenuh air selama kurang dari 30 hari kumulatif dan tahun- tahun normal (dan tidak ada didrainase). Sebagian besar epipedon folistik tersusun dari bahan tanah organik. e. Epipedon Histik Epipedon Histik merupakam suatu lapisan yang dicirikan oleh adanya saturasi (selama 30 hari atau lebih, secara kumulatif) dan reduksi selama sebagian waktu dalam sebagian waktu dalam tahun-tahun normal 0(dan telah drainase). Sebagian besar epipedon histik tersusun dari bahan tanah organik. f. Epipedon Okrik Epipedon Okrik mempunyai tebal permukaan yang sangat tipis dan kering, value dan kroma (lembab) 4. Epipedon okrik juga

10 16 mencakup horison - horison bahan organik yang terlampau tipis untuk memenuhi persyaratan epipedon histik atau folistik. g. Epipedon Plagen Epipedon Plagen adalah suatu lapisan permukaan buatan manusia setebal 50 cm atau lebih, yang telah terbentuk oleh pemupukan (pupuk kandang) secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Biasanya epipedon plagen mengandung artifak seperti pecahan - pecahan bata dan keramik pada seluruh kedalamannya. Pada taksonomi tanah 2010, terdapat 19 horison bawah penciri yaitu : a. Horison Agrik Horison Agrik adalah suatu horison iluvial yang telah terbentuk akibat pengolahan tanah dan mengandung sejumlah debu, liat, dan humus yang telah tereluviasi nyata. b. Horison Albik Pada umumnya Horison Albik terdapat di bawah horison A,tetapi mungkin juga berada pada permukaan tanah mineral. Horison ini merupakan horison eluvial dengan tebal 1.0 cm dan mempunyai 85% atau lebih bahan-bahan andik. c. Horison Argilik Horison Argilik secara normal merupakan suatu horison bawah permukaan dengan kandungan liat phylosilikat secara jelas lebih tinggi. Horison tersebut mempunyai sifat adanya gejala eluviasi liat, KTK tinggi (> 6 cmo/kg).

11 17 d. Horison Duripan Horison Duripan merupakan horison yang memadas paling sedikit setengahnya dengan perekat SiO 2, dan tidak mudah hancur d engan air atau HCl. e. Horison Fragipan Horison Fragipan mempunyai ketebalan 15 cm atau lebih adanya tanda - tanda pedogenesis didalam horison serta perkembangan struktur tanah lemah. f. Horison Glosik Horison Glosik terbentuk sebagai hasil degradasi suatu horison argilik, kandik atau natrik dimana liat dan senyawa oksida besi bebasnya telah dipindahkan. g. Horison Gipsik Horison Gipsik adalah suatu horison iluvial yang senyawa gypsum sekundernya telah terakumulasi dalam jumlah yang nyata, dimana tebalnya lebih dari 15 cm. h. Horison Kalsik Horison Kalsik merupakan horison iluvial mempunyai akumulasi kalsium karbonat sekunder atau karbonat yang lain dalam jumlah yang cukup nyata. i. Horison Kandik Horison Kandik memiliki sifat adanya gejala iluviasi liat, kandungan liat tinggi dan KTK rendah (<6 cmol/kg).

12 18 j. Horison Kambik Horison kambik adalah horison yang terbentuk sebagai hasil alterasi secara fisik, transformasi secara kimia, atau pemindahan bahan, atau merupakan hasil kombinasi dari dua atau lebih proses-proses tersebut. k. Horison Natrik Horison Natrik adalah horison iluvial yang banyak mengandung natrium, memiliki struktur prismatik atau tiang, lebih 15% KTK didominasi oleh natrium. l. Horison Orstein Horison Orstein tersusun dari bahan spodik, berada didalam suatu lapisan yang 50% atau lebih (volumenya) tersementasi dan memiliki ketebalan 25 cm atau lebih m. Horison Oksik Horison Oksik merupakan horison bawah permukaan yang tidak memiliki sifat - sifat tanah andik dan KTK rendah (< 6 cmol/kg) n. Horison Petrokalsik Horison Petrokalsik merupakan suatu horison iluvial dimana kalsium karbonat sekunder atau senyawa karbonat lainnya telah terakumulasi mencapai tingkat, seluruh horison tersebut, tersementasi atau mengeras. o. Horison Petrogipsik Horison Petrogipsik merupakan suatu horison iluvial dengan ketebalan 10 cm atau lebih dimana gypsum sekundernya telah

13 19 terakumulasi mencapai tingkat, seluruh horison tersebut, tersementasi atau mengeras. p. Horison Placik Horison Placik adalah suatu padas tipis yang berwarna hita m sampai merah gelap, yang tersementasi oleh senyawa besi serta bahan organik. q. Horison Salik Horison Salik mempunyai ketebalan 15 cm atau lebih dan banyak mengandung garam mudah larut. r. Horison Sombrik Horison Sombrik berwarna gelap, mempunyai sifat-sifat seperti epipedon umbrik dengan mengandung iluviasi humus yang berasosiasi dengan Al atau yang terdispersi dengan natrium. s. Horison Spodik Horison Spodik adalah suatu lapisan iluvial yang tersusun 85% atau lebih dari bahan spodik Tata Nama Taksonomi Tanah Kategori Tinggi Dalam sistem taksonomi tanah terdapat beberapa jenis penamaan yang terdapat dalam kategori tinggi. Berikut merupakan jenis nama-nama yang dimaksud:

14 Ordo Tanah (Soil Survey Staff, 2010). a. Gelisol Tanah yang mempunyai permafrost (lapisan tanah beku) dan bahanbahan gelik yang berada didalam 100 cm dari permukaan tanah. b. Histosol Tanah yang tidak mempunyai sifat- sifat tanah andik pada 60% atau lebih ketebalan diantara permukaan tanah dan kedalaman 60 cm. c. Spodosol Tanah lain yang memiliki horison spodik, albik pada 50% atau lebih dari setiap pedon, dan regim suhu cryik. d. Andisol Ordo tanah yang mempunyai sifat- sifat andik pada 60% atau lebih dari ketebalannya. e. Oksisol Tanah lain yang memiliki horison oksik (tanpa horison kandik) yang mempunyai batas atas didalam 150 cm dari permukaan tanah mineral dan kandungan liat sebesar 40% atau lebih dalam fraksi tanah. f. Vertisol Tanah yang memiliki satu lapisan setebal 35 cm atau lebih, dengan batas atas didalam 100 cm dari permukaan tanah mineral, yang memiliki bidang kilir atau ped berbentuk baji dan rata- rata kandungan liat dalam fraksi tanah halus sebesar 30% atau lebih.

15 21 g. Aridisol Tanah yang mempunyai regim kelembaban tanah aridik dan epipedon okrik dan antropik atau horison salik dan jenuh air pada satu lapisan atau lebih di dalam 100 cm dari permukaan tanah selama satu bulan atau lebih. h. Ultisol Tanah lain yang memiliki horison argilik atau kandik, tetapi tanp fragipan dan kejenuhan basa sebesar kurang dari 35% pada kedalaman 180 cm. i. Mollisol Tanah lain yang memiliki epipedon mollik dan kejenuhan basa sebesar 50% atau lebih pada keseluruhan horison. j. Alfisol Tanah yang tidak memiliki epipedon plagen dan memiliki horison argilik, kandik, natrik atau fragipan yang mempunyai lapisan liat tipis setebal 1 mm atau lebih di beberapa bagian. k. Inceptisol Tanah yang mempunyai sifat penciri horison kambik, epipedon plagen, umbrik, mollik serta regim suhu cryik atau gelic dan tidak terdapat bahan sulfidik didalam 50 cm dari permukaan tanah mineral. l. Entisol Tanah yang memiliki epipedon okrik, histik atau albik tetapi tidak ada horison penciri lain.

16 Sub Ordo Tanah Nama sub - ordo terdiri dari 2 suku kata. Suku kata pertama menunjukkan sifat dari sub - order sendiri, sedangkan suku kata kedua menunjukkan nama dari order yang bersangkutan. Sebagai contoh misalnya tanah order Entisol yang mengalami gleisasi berat maka tanah tersebut diberi nama Aquent yang berasal dari suku kata aqu (aqua = air) dan ent (order Entisol). Beberapa suku kata yang dipergunakan untuk penamaan sub-order serta arti masing-masing kata asalnya tercantum pada Tabel 2.1 Formative Element Berasal dari kata Arti Maksud Alb albu, white Terdapat horison albic And modified from Ando Seperti Ando Aqu aqua, water Selalu basah Ar arare, to plow Horison campuran (mixed horison) Arg dari argillic, horison argillic, white clay Ditemukan horison argillic Dingin Ferr ferrum, iron Terdapat besi Fibr fibra, fiber Sedikit sekali yang Terdekomosisi Fluv fluvius, river Dataran banjir Hem hemi, half Tingkat dekomposisi sedang Hum humus, earth Terdapat bahan organik Lept leptos, thin Horison tipis

17 23 Tabel 2.1 ( lanjutan ) Ochr ochros, pale Terdapat epipedon ochric Orth orthos, true Yang biasa terdapat Plagh plaggen, sod Terdapat epipedon plaggen Psamm psammos, sand Bertesktur pasir Rend modified from Rendzina Seperti Rendzina Sapr sapros, rotten Tingkat dekomposisi lanjut Torr torridus, hot and dry Biasanya kering Trop tropikos, of the solstice Terus-menerus panas (warn) Ud udus, humid Terdapat di daerah humid Umbr umbra, shade Terdapat epipedon umbric Ust ustus, burn Di daerah beriklim kering Xer xeros, dry Terdapat musim kering Tabel 2.1 Suku kata dan kata kata asal untuk Sub Ordo Great Group Tanah Nama great terdiri dari 3 suku kata atau lebih dan tanpa akhiran sol. Dua suku kata terakhir merupakan nama sub order, sedang suku kata yang di depannya menunjukkan faktor yang mencirikan great group tersebut. Contoh: sub-order Aquent yang terdapat di daerah dingin, maka nama dalam quat great group adalah Cryquent (kryos = dingin). Beberapa suku kata yang dipergunakan dalam penaman great group tertera pada tabel 2.2

18 24 Formative element Berasal dari kata Arti Maksud Acr Akros,at the end Pelapukan sangat lanjut Agr Ager, field Terdapat horison agrik Alb Albus, white Terdapat horison albik And Modifikasi dari ando Seperti ando Anthr Anthrospos, man Terdapat epipedon Aqu Aqua, water Selalu basah Tabel 2.2 ( lanjutan ) Argilic horison Terdapat horison argilic Arg Argilia, white clay Terdapat horison argilic Cacl Calcic,lime Terdapat horison calcic Camb Cambiare, to excange Terdapat horison cambic Chrom Chroma, color Dengan chroma tinggi Cry Kryos. Coldness Cold (dingin) Dur Durus, hard Terdapat duripan Dystr dys Dystropic, infertile Kejenuhan basa rendah Eutr, eu Eutrophic, fertile Kejenuhan basa tinggi Ferr Ferrum, iron Terdapat Fe Frag Fragilis, britlle Terdapat fragipan Gragloss Compuan of frag an gloss (liat frag and gloss) Gibbs Modifikasi gibsite Terdapat gibsit Gloss Glossa tongue Lidah horison elluviasi Hal Hals, salt bergaram Hapl Haplous, simple Minuman horison Hum Humus, earth Terdapat humus Hydr Hydor, water Terdapat air Luo, lu Louo, to was Terdapat illuviasi Nadur Terdiri dari na(tr) di bawah dan dur di atas Lihat nart dan dur Nart Natrium, sodium Terdapat horison natric Ochr Ochros, pale Terdapat epipedon ochric Pale Paleos, old Perkembangan lanjut

19 25 Tabel 2.2 ( lanjutan ) Pell Pellos, dusky Chroma rendah Plac Plax, flat stone Terdapat plinthite Quats Quars, quats Kandungan kwarsa tinggi Rend Modifikasi dari rendzina Seperti renzina Sal Sal, salt Terdapat horison salic Sider Sideros, iron Terdapat oksida besi bebas Sombr Sombre, dark Horison berwarna gelap Spagno Spaghnos, bog Terdapat sphagnum moss Torr Terrindus hot and dry Biasanya kering Trop Tropikos, of the solstice Terus menerus panas Ud Udus, humid Terdapat di daerah humid Umbr Umbra, shade Terdapat epipedon umbric Ust Ustus, burnt Iklim kering Verm Vermes, worm Banyak cacing/dicampur aduk oleh binatang Vitr Vitrum, glass Terdapat glasson salic Xer Xeros, dry Terdapat musim kering Tabel 2.2 Suku kata dan kata kata asal untuk Great group 2.2 Data Wilayah dan Lapangan Data wilayah merupakan sekumpulan data unsur tanah yang di dapatkan oleh para peneliti setelah melakukan observasi lapangan secara mendalam pada beberapa wilayah tertentu. Di dalam data tersebut terdapat data identitas wilayah yang sedang diteliti serta terdapat rincian beberapa prosentase kandungan tanah pada kedalaman yang bervariasi. Berikut ini merupakan contoh data yang dimaksud :

20 26 Gambar 2.1 Profil Wilayah 1 Topengkidul Rejoso Pasuruan Gambar 2.2 Profil Wilayah 2 Bandaran Rejoso Pasuruan

21 27 Gambar 2.3 Profil Wilayah 3 Asinan Rejoso Pasuruan Gambar 2.4 Profil Wilayah 4 Beji Makam Rejoso Pasuruan

22 Visual Basic. Net Visual Basic.Net adalah salah satu bahasa pemrogaman komputer tingkat tinggi. Bahasa pemrogaman adalah perintah-perintah yang dimengerti oleh komputer dan user untuk melakukan tugas-tugas tertentu bahasa pemrogaman VB.NET dikembangkan oleh Microsoft, merupakan salah satu bahasa pemrogaman yang Object Oriented Program (OOP) atau pemrogaman yang Berorientasi pada Object. Kata Visual menunjukkan cara yang digunakana untuk membuat Graphical User Interface (GUI). Dengan cara lain, kita tidak perlu lagi menuliskan instruksi pemrogaman dalam kode-kode baris hanya untuk membuat sebuah Desaign Form atau aplikasi contohnya di pascal atau CFree. Tetapi berbeda pada di VB.NET Yang sangat mudah yakin kita cukup melakukan Drag An Object-Object yang akan kita gunakan. VB.NET dapat kita jadikan alat bantu untuk membuat berbagai macam program komputer. Aplikasi VB.NET hanya dapat dijalankan pada saat sistem operasi windows. 2.4 Database Merupakan basis data yang berfungsi untuk menyimpan data atau penampung data yang dapat dipanggil sewaktu-waktu bila data tersebut di inginkan. Dapat juga diartikan sebagai kumpulan data yang terdiri atas satu atau lebih tabel yang saling berinteraksi satu sama lain, dimana setiap pemakai (user) diberi wewenang (otoritas) untuk dapat mengakses (mengubah, menghapus, menganalisa, manambah, memperbaiki dll) data dalam tabel-tabel tersebut. Database yang dapat diakses di Visual Basic ada banyak, dapat melalui microsoft

23 29 Access, Dbase, FoxPro, ODBC (Open Database Connectivity) database yang dibangun dapat memiliki beberapa tabel dan Query sesuai dengan kebutuhan sistem. Beberapa database yang di kenal antara lain: a. Database model Relational b. Database Model Hirarki c. Database Model Jaringan Merancang database dalam pemograman Visual Basic dengan menggunakan program Microsoft Access dapat melalui Sql Server, Ole Db, Adodc. a. koneksi database dengan SQL Server Sql Server data provider menyediakan konektivitas dengan Sql Server versi 7 atau lebih menggunakan objek Sql Server Connection. Sql Server data Provider mendukung format koneksi dengan string yang sama dengan format koneksi string Ole Db b. koneksi database dengan ADODB koneksi dengan OLE DB Provider menyediakan koneksi kesumber data dengan DB dan SQL Server atau sebelumnya menggunakan objek Obed c. koneksi database dengan ADODC ADODC(Active Data Object Data Control) yaitu sebuah data kontrol visual basic 6.0 yang dapat digunakan untuk menangani operasi database seperti penyimpanan data, mengakses data, memperbaharui data

24 My SQL MySQL dikembangkan oleh sebuah perusahaan Swedia bernama MySQL AB, yang kala itu bernama TcX DataKonsult AB, sejak sekitar , meski cikal bakal kodenya bisa disebut sudah ada sejak Tujuan mula-mula TcX membuat MySQL pada waktu itu juga memang untuk mengembangkan aplikasi Website untuk client TcX adalah perusahaan pengembang software dan konsultan database. Kala itu Michael Widenius, atau Monty, pengembang satusatunya di TcX, memiliki aplikasi UNIREG dan rutin ISAM yang dibuat sendiri dan sedang mencari antarmuka SQL untuk ditempelkan di atasnya. Mula-mula TcX memakai msql, atau mini SQL. Barangkali msql adalah satu-satunya kode database open source yang tersedia dan cukup sederhana saat itu, meskipun sudah ada Postgres (juga akan dibahas sesaat lagi). Namun ternyata, menurut Monty, msql tidaklah cukup cepat maupun fleksibel. Versi pertama msql bahkan tidak memiliki indeks. Setelah mencoba menghubungi David Hughes pembuat msql dan ternyata mengetahui bahwa David tengah sibuk mengembangkan versi dua, maka keputusan yang diambil Monty yaitu membuat sendiri mesin SQL yang antarmukanya mirip dengan msql tapi memiliki kemampuan yang lebih sesuai kebutuhan. Lahirlah MySQL Pengertian My SQL MySQL adalah sebuah sistem manajemen database yang saling berhubungan. Sebuah hubungan database dari data yang tersimpan pada tabel yang terpisah daripada menyimpan semua data pada ruang yang sangat besar. Hal ini menambah kecepatan dan fleksibilitas. Tabel-tabel tersebut dihubungkan oleh

25 31 hubungan yang sudah didefinisikan mengakibatkan akan memungkinkan untuk mengkombinasikan data dari beberapa tabel sesuai dengan keperluan. MySQL adalah Open Source Software. Open Source maksudnya program tersebut memungkinkan untuk dipakai dan dimodifikasi oleh siapa saja. Semua orang bisa men-download MySQL dari Internet dan memakainya tanpa membayar sepeser pun. Seseorang dapat mempelajari Source Code dan dapat mengubahnya sesuai dengan kebutuhan mereka. MySQL menggunakan GPL (General Public License). Beberapa Tipe data MySQL : Gambar 2.5 Tipe Data MySQL Kelebihan kelebihan MySQL Selain karena Open Source Program, MySQL juga memiliki kelebihan - kelebihan yang tak kalah bagusnya dengan Database Server lainnya, seperti SQL server, Sybase bahkan Oracle. Kelebihan-kelebihan itu antara lain : 1. Dapat bekerja di beberapa platform yang berbeda, seperti Linux, Windows, MacOS dll.

26 32 2. Dapat dikoneksikan pada bahasa C, C++, Java, Perl, PHP dan Python. 3. Memiliki lebih banyak type data seperti : signed/unsigned integer yang memiliki panjang data sebesar 1,2,3,4 dan 8 byte, FLOAT, DOUBLE, CHAR, VARCHAR, TEXT, BLOB, DATE, TIME, DATETIME, TIMESTAMP, YEAR, SET dan tipe ENUM. 4. Mendukung penuh terhadap kalimat SQL GROUP BY dan ORDER BY. Mendukung terhadap fungsi penuh ( COUNT ( ), COUNT (DISTINCT), AVG ( ), STD ( ), SUM ( ), MAX ( ) AND MIN ( ) ). 5. Mendukung terhadap LEFT OUTHER JOIN dengan ANSI SQL dan sintak ODBC. 6. Mendukung ODBC for Windows 95 (dengan source program). Semua fungsi ODBC 2.5 dan sebagainya. Sebagai contoh kita dapat menggunakan Access untuk connect ke MySQL server. 7. Menggunakn GNU automake, autoconf, dan LIBTOOL untuk portabilitas. 8. Kita dapat menggabungkan beberapa tabel dari database yang berbeda dalam query yang sama. 9. Ditulis dengan menggunakan bahasa C dan C++. Diuji oleh compiler yang sangat jauh berbeda. 10. Privilege (hak) dan password sangat fleksibel dan aman serta mengijinkan Host-Based Verifikasi Konektivitas Visual Basic. Net dengan My SQL Pembahasan mengenai MySQL secara khusus tidak akan dilakukan. Sebab pada penulisan ini, penulis ingin memfokuskan penggunaan MySQL melalui PHP.

27 33 Dan untuk menjalankan perintah -perintah MySQL dari dalam script PHP dibutuhkan fungsi koneksi tersendiri. Yaitu : 1. MySQL_connect (namaserver,username,password) perintah ini digunakan untuk melakukan koneksi ke database server. Fungsi ini menghasilkan suatu pengenal link (link identifier) yang digunakan untuk perintah berikutnya. 2. MySQL_select_db printah ini digunakan untuk memilih database apa yang akan diproses. 3. MySQL_query perintah ini digunakan untuk mengeksekusi perintah SQL yang ada di parameter query. Fungsi ini akan menghasilkan suatu petunjuk ke hasil eksekusi (result). 4. MySQL_num_rows (link result) perintah ini digunakan untuk menampilkan berapa data yang akan dihasilkan dari eksekusi query (result). 5. MySQL_fetch_row (link result) berfungsi untuk mengambil satu baris data dari proses eksekusi query, perintah ini menghasilkan array yang dimulai dengan index MySQL_close (link identifier) berfungsi untuk menutup koneksi sesuai dengan link identifiernya $hasil=mysql_query( select * from nama_tabel ). (Zaki, Ali, 2008)

28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisa Dalam proses pengklasifikasian kategori tanah kategori tinggi, diperlukan beberapa langkah perancangan alur, dimana hal tersebut sangat berpengaruh dalam kelangsungan proses pengklasifikasian jenis tanah yang diharapkan. Beberapa hal yang menyangkut pola rancang aplikasi ini akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini Diagram Keputusan Untuk mencapai suatu keputusan atau kesimpulan yang lebih optimal maka disini dibuat suatu diagram keputusan. Diagram keputusan dapat dilihat seperti gambar 3.1 di bawah ini. Y a P l a g g e n N o M e r u p a k a n h o r i s o n m i n e r a l? K e t e b a l a n > 5 0 c m a k i b a t p u p u k k a n d a n g H o r i s o n c u k u p g e l a p u t k e p i p e d o n m o l l i c Y a N o N N o o H i s t i c M e r u p a k a n h o r i s o n k a y a a k a n P 2 O 5? Y a A n t h r o p i c Y a O c h r i c K e j e n u h a n b a s a > 5 0 %? Y a O c h r i c O c h r i c N o Gambar 3.1 Diagram Keputusan Kunci Epipedon tanah Diagram Alur Dalam rancangan aplikasi sistem klasifikasi tanah kategori tinggi ini di butuhkan sebuah alur yang akan menentukan arah berjalannya program, maka dari itu dibawah ini disertakan rancangan diagram alur sekaligus bentuk gambaran 34

29 35 awal mengenai langkah aplikasi yang dibuat. Untuk lebih jelasnya silahkan melihat gambar 3.2 dibawah ini. Gambar 3.2 diagram alur aplikasi klasifikasi tanah kategori tinggi Flowchart Sistem Taksonomi Tanah Kategori Tinggi Berikut adalah sysflow dari Sistem Klasifikasi Tanah Kategori Tinggi, dimana sysflow tersebut menjelaskan alur sistem pada dimensi Waktu. Pada deskripsi kebutuhan sistem akan dijelaskan tentang masukan dan keluaran sistem

30 36 yang ada serta pembagian pengguna dari sistem, termasuk akses akses yang diperlukan oleh masing - masing level pengguna. Gambar 3.3 flowchart sistem Klasifikasi Tanah Kategori Tinggi

31 Perancangan Sistem Dalam pembuatan suatu sistem terlebih dahulu dilakukan suatu perancangan tentang sistem yang akan dibuat. Hal ini dilakukan sebagai pedoman didalam pembuatan sistem yang sebenarnya nantinya. Pada aplikasi sistem pakar ini juga memerlukan suatu perancangan yang mana melibatkan pembinaan pangkalan pengetahuan atau dikenal dengan rekayasa pengetahuan serta perancangan program Konteks Diagram Konteks diagram menjelaskan gambaran umum mengenai sistem aplikasi taksonomi tanah kategori tinggi yang dibuat. Pada diagram tersebut, terdapat 2 entitas yang terlibat, yaitu: Admin dan user. Adapun process yang dikelilingi oleh entitas yaitu sistem aplikasi taksonomi tanah kategori tinggi. Penjelasan untuk masing-masing entitas yang mengelilingi process pada DFD level context adalah sebagai berikut : 1) Admin Dalam sistem ini Admin bertugas untuk maintenance data baik melakukan pengisian data, perubahan data maupun penghapusan data pada aplikasi taksonomi tanah kategori tinggi. 2) User Disini user hanya dapat melakukan konsultasi dengan cara memasukkan data ciri dari tiap kategori tanah tingkat tinggi dan setelah itu dapat melihat hasil dari tiap jenis kategori tanah tingkat tinggi.

32 38 admin kelola_data tampil_data 1 kategori tinggi akses_data tampil_data user Gambar 3.4 Konteks Diagram 1 login simpan_pengguna tampil_pengguna login 2 data_tanah simpan_tanah tampil_tanah data_tanah verif_user verif_pengguna kelola_tanah tampil_penggunatampil_tanah 3 admin kelola_horison tampil_horison kelola_ordo data_horison simpan_horison data_horison 8 SISKATINGGI tampil_viewoutput akses_data_output user tampil_ordo 4 simpan_ordo kelola_subordo data_ordo tampil_ordo data_ordo tampil_subordo kelola_greatgroup tampil_greatgroup 5 simpan_subordo data_subordo tampil_subordo data_subordo tampil_viewoutput kelola_viewoutput tampil_output 6 simpan_greatgroup data_greatgrou p tampil_greatgroupdata_greatgroup 7 simpan_viewoutput kelola_viewout put tampil_viewoutput output_tinggi Gambar 3.5 DFD level 0

33 DFD Level 0 Taksonomi kategori tinggi 1) Login Didalam proses ini entitas yang terlibat adalah admin dan user. Admin dapat memasukkan username serta password, setelah login akan dicek pada tabel admin. Jika username serta password benar maka admin dapat masuk ke halaman admin, sedangkan user hanya dapat melakukan verifikasi nama dan password sesuai dengan jabatan yang dimiliki. 2) Data tanah Didalam proses ini entitas yang terlibat adalah admin. Admin dapat mengolah data seperti memasukkan data baru, mengubah, menghapus, serta melihat data profil tanah berupa letak territorial dan kondisi tanah yang di teliti. 3) Data horizon Didalam proses ini entitas yang terlibat adalah admin. Admin dapat mengolah data seperti memasukkan data baru, mengubah, menghapus, serta melihat data horizon tanah yang didalamnya terdapat unsur spesifik tanah yang diteliti. 4) Data ordo Didalam proses ini entitas yang terlibat adalah admin. Admin dapat mengolah data seperti memasukkan data baru, mengubah, menghapus, serta melihat data ordo tanah yang didalamnya terdapat karakteristik penamaan kategori tanah yang diteliti. 5) Data sub ordo Didalam proses ini entitas yang terlibat adalah admin. Admin dapat mengolah

34 40 data seperti memasukkan data baru, mengubah, menghapus, serta melihat data sub ordo tanah yang didalamnya terdapat karakteristik penamaan kategori tanah yang diteliti. 6) Data great group Didalam proses ini entitas yang terlibat adalah admin. Admin dapat mengolah data seperti memasukkan data baru, mengubah, menghapus, serta melihat data great group tanah yang didalamnya terdapat karakteristik penamaan kategori tanah yang diteliti. 7) View output kategori tanah Didalam proses ini entitas yang terlibat adalah admin dan user. Admin dapat mengolah data seperti memasukkan data baru, mengubah, menghapus, serta melihat output dari proses identifikasi penamaan kategori tanah yang telah dilakukan sebelumnya. Sedangkan user hanya dapat melihat kumpulan output dari proses identifikasi penamaan kategori tanah yang telah dilakukan sebelumnya oleh admin (pakar). 3.3 Perancangan Database Perancangan Database merupakan salah satu langkah yang sangat diperlukan dalam perancangan sebuah program. Berkaitan dengan hal tersebut maka di bawah ini akan kami jelaskan mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan database yang ada di dalam sistematika perancangan aplikasi yang sedang di kembangkan ini. Berikut beberapa penjelasan mengenai hal tersebut.

35 CDM (Conseptual Data Model) CDM singkatan dari Conseptual Data Model. CDM dipakai untuk menggambarkan secara detail struktur basis data dalam bentuk logik. Struktur ini independen terhadap semua software maupun struktur data storage tertentu yang digunakan dalam aplikasi ini. CDM terdiri dari objek yang tidak diimplementasikan secara langsung kedalam basis data yang sesungguhnya. PDM kependekan dari Physical Data Model. PDM merupakan gambaran secara detail basis data dalam bentuk fisik. Penggambaran rancangan PDM memperlihatkan struktur penyimpanan data yang benar pada basis data yang digunakan sesungguhnya. Berikut Adalah Conceptual Data Model dari sistem ini: tbl_tanah kode_profil < lokasi_admisnis fisiografi bentuk_wilayah elavasi drainase erosi vegetasi bahan_induk id password jabatan... LOGIN <pi> view_tinggi VA15 <M> VA50 VA50 Nordo ordo ordo_output_tinggi ORDO_T TINGGI <pi> Identifier_1 VA15 <M> VA50 <pi> tbl_horison id_horison jeluk total_liat total_debu total_pasir c_organik n_total c_n ph_h2o ph_kci ca mg na k ktk kb p_tersedia fe2o3 salinitas permeabilitas horison_output_tinggi output_tinggi id_ptinggi permeabilitas_tinggi Identifier_1 <pi> <pi> VA1 VA5 subordo_output_tinggi greatordo_output_tinggi SUB_ORDO_TTINGGI Nsub_ordo sub_ordo Identifier_1 GREAT_GROUP_TTINGGI Ngreat_ordo great_ordo Identifier_1 <pi> <pi> <pi> <pi> VA15 <M> VA50 VA15 <M> VA50 profil_output_tinggi Gambar 3.6 Conceptual Data Model

36 42 Pada CDM dijelaskan ada beberapa tabel yang berisi entitas pendukung terbentuknya sebuah database dimana entitas itu terdiri dari tabel Admin, tabel Kategori tinggi,dan tabel User. Tabel- tabel itu berisi entitas yang mendukung sehingga data dapat tersimpan di database. Setalah CDM ini terbentuk maka selanjutnya data tersebut di generate ke PDM untuk selanjutnya akan menjadi database sistem ini Physical Data Model Model data ini dibuat dengan cara me-generate diagram data konseptual di atas. Diagram data fisik ini menghasilkan tabel-tabel yang akan digunakan dalam implementasi aplikasi. Dengan Physical data model kita dapat mengetahui model fisik hasil pengembangan dari sebuah konsep, serta kita dapat mengetahui apakah tabel yang kita buat terdapat error atau tidak setelah di generate ke PDM. Model dari PDM sendiri tidak jauh berbeda dengan CDM hanya saja terkadang dalam kondisi tertentu primary key akan berpindah ke tabel yang lain bahkan dapat membentuk sebuah tabel baru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Gambar 3.7). tbl_tanah kode_profil lokasi_admisnis fisiografi bentuk_wilayah elavasi drainase erosi vegetasi bahan_induk... varchar(15) varchar(50) varchar(50) varchar(50) varchar(50) varchar(50) varchar(50) varchar(50) varchar(50) <pk> id_ptinggi id kode_profil Ngreat_ordo output_tinggi varchar(15) varchar(15) varchar(15) varchar(15) <pk> <fk6> <fk1> <fk3> id password jabatan... LOGIN varchar(15) varchar(50) varchar(50) <pk> tbl_horison Nsub_ordo id_horison varchar(15) varchar(15) <fk5> <fk2> id_horison jeluk varchar(15) integer <pk> Nordo permeabilitas_tinggi varchar(15) varchar(50) <fk4> ORDO_T TINGGI total_liat integer... Nordo varchar(15) <pk> total_debu integer ordo varchar(50) total_pasir integer c_organik integer n_total integer c_n integer ph_h2o ph_kci integer integer SUB_ORDO_TTINGGI ca integer Nsub_ordo varchar(15) <pk> mg integer sub_ordo varchar(50) na integer k integer ktk integer kb integer p_tersedia fe2o3 salinitas permeabilitas integer integer integer integer GREAT_GROUP_TTINGGI Ngreat_ordo varchar(15) <pk> great_ordo varchar(50)... Gambar 3.7 Physical Data Model

37 Perancangan Program Setelah melakukan rekayasa pengetahuan, perancangan data, maka selanjutnya akan dilakukan perancangan aplikasi dimana aplikasi sistem taksonomi tanah kategori tinggi ini sebenarnya merupakan program dengan serangkaian menu pilihan. Menu pilihan terdiri dari menu login, menu data, menu output, menu tentang kami dan beberapa sub menu pilihan. Adapun cara kerja aplikasi sistem taksonomi tanah kategori tinggi ini adalah sebagai berikut: a. Pengguna diminta untuk melakukan login sebagai admin atau user dengan memasukkan nama dan password sesuai status pengguna. b. Apabila pengguna merupakan seorang admin maka dapat mengelola keseluruhan menu dalam aplikasi yang dijalankan. c. Apabila pengguna merupakan seorang user, maka hanya dapat melihat kumpulan output analisa kategori tinggi yang pernah dilakukan, dan melihat profil perancang aplikasi. d. Seorang admin dapat melakukan proses input, update dan delete sistem sesuai perkembangan data yang diperoleh dari lapangan. Lalu menganalisa sesuai dengan kadar permeabilitas yang telah ditentukan sebagai penciri paling dominan di tiap unsur jenis tanah Struktur Menu Program Untuk lebih memudahkan pembuatan suatu sistem sangat perlu untuk melakukan perancangan struktur menu program dari sistem yang akan dibangun, hal ini untuk membantu kita dalam merancang bagian-bagian dari sistem yang akan diakses setelah program tersebut selesai. Menu-menu pilihan program dari aplikasi klasifikasi tanah kategori tinggi.

38 44 Menu Login Login Data M E N U Log out Exit Profil tanah Global input profil tanah Input horizon tanah U T A M A Profil tanah tinggi Edit kategori tanah tinggi Input Ordo Input Sub Ordo Input Great Group Edit kategori Ordo Edit kategori SubOrdo Edit kategori GreatGroup Output View Profil Tanah tinggi Profil Tentang kami Input user Manajemen user Edit User Delete User Gambar 3.8 Struktur Menu Program

39 Rancangan Tampilan Aplikasi Dalam perancangan sebuah aplikasi diperlukan konsep mengenai tampilan, yang didalamnya terdapat berbagai macam menu yang diperlukan sebagai media untuk menjalankan program. Dibawah ini merupakan rancangan form tampilan utama yang diharapkan dapat terealisasi dalam aplikasi yang kami kerjakan. 1. Form Menu Utama Di bawah ini merupakan penjelasan mengenai isi dari form tersebut: a. Menu, pada menu ini berisi sub menu login, log out, dan keluar. Fungsi sub menu log out digunakan untuk keluar dan melakukan login ulang tanpa menutup aplikasi, sedangkan sub menu keluar digunakan untuk menutup aplikasi sekaligus keluar dari sistem. b. Data, pada menu ini berisi sub menu input profil tanah global, input profil tanah tinggi, edit dan delete profil tanah tinggi. Profil tanah global digunakan untuk menginputkan profil, spesifikasi unsur,sekaligus memproses hingga ditemukan penamaan tanah kategori tingginya. Profil tanah tinggi dipergunakan untuk memasukkan, mengubah, dan menghapus data unsur kategori tanah. Edit dan delete profil tanah tinggi digunakan untuk mengubah dan menghapus data penamaan tanah yang pernah diproses oleh admin. c. Output, menu ini berisikan sub menu view kategori tanah tinggi,yang didalamnya menampilkan review mengenai output penamaan kategori tanah tinggi yang pernah diproses oleh sistem dan tersimpan sebelumnya.

40 46 d. Tentang kami, pada menu ini berisi sub menu profil dan manajemen user. Sub menu profil digunakan untuk menampilkan profil pembuat aplikasi. Sub menu manajemen user digunakan untuk memasukkan, mengubah, dan menghapus data pengguna untuk menentukan hak akses dalam aplikasi. e. Ikon aplikasi, merupakan ikon gambar yang disematkan sebagai pendukung kesesuaian dan kelayakan aplikasi yang dibuat. Klasifikasi Tanah Kategori Tinggi Menu login Data Output Tentang kami Sistem Klasifikasi Tanah Kategori Tinggi Ikon Aplikasi Selamat datang, Admin Gambar 3.9 Rancangan Tampilan Menu Utama 2. Form Input Profil Tanah Tinggi Di bawah ini merupakan penjelasan mengenai isi dari form tersebut: a. Input (Ordo,Subordo,Greatgrup) : merupakan sub menu yang dipergunakan untuk mengelola data analisa unsur penamaan kategori tanah tinggi berdasarkan tingkatan yang ada. Melalui indikator jumlah permeabilitas tanah, system akan menganalisa jumlah permeabilitas yang

41 47 ada hingga menemukan nama yang cocok untuk tingkatan kategori, meliputi ordo, sub ordo, dan great gup. b. Submit : merupakan button yang dipergunakan untuk mengeksekusi data yang di masukkan oleh admin. c. Cancel : merupakan button yang dipergunakan untuk membatalkan proses sebelum button submit di klik. d. Close : merupakan button yang dipergunakan untuk keluar dari submenu input kategori tinggi, dan kembali pada menu utama. Input Kategori Tanah Tinggi Input Ordo Input Subordo Input Greatgrup Permeabilitas Cm/J Ordo submit cancel close Gambar 3.10 form input profil tanah tinggi 3. Form Input profil dan horison tanah Di bawah ini merupakan penjelasan mengenai isi dari form tersebut: a. Cari : merupakan button yang dipergunakan untuk mencari data profil tanah yang pernah di masukkan dan tersimpan oleh admin sebelumnya. b. Input Profil : merupakan button yang dipergunakan untuk memasukkan data profil tanah baru oleh admin pakar.

42 48 c. Simpan dan proses : merupakan button yang dipergunakan untuk memproses serta menyimpan data profil dan horizon. d. Reset : merupakan button yang dipergunakan untuk mengulangi masukan data pada box profil dan horizon. e. Keluar : merupakan button yang dipergunakan untuk keluar dari submenu input kategori tinggi, dan kembali pada menu utama. Profil Tanah Kode profil cariinput profil Lokasi adminis Fisiografi Bentuk wilayah Elevasi Drainase Erosi Vegetasi Bahan induk Id horizon Kedalaman Total liat Total debu Total pasir C organik N total C/N Ph(H20) Ca Mg Na K KTK KB P tersedia Fe2SO3 Salinitas Permeabilitas Simpan dan proses reset keluar Gambar 3.11 Form input profil dan horizon tanah 4. Form edit dan delete kategori tanah tinggi Pada form ini memiliki pilihan item yang berfungsi: a. Edit dan delete (Ordo,Subordo,Greatgrup) : merupakan sub menu yang dipergunakan untuk mengelola data analisa unsur penamaan kategori tanah tinggi berdasarkan tingkatan yang ada. Melalui indikator jumlah permeabilitas tanah yang telah tersimpan sebelumnya, system akan mencari

43 49 jumlah permeabilitas yang sesuai hingga menemukan data yang akan di edit maupun di hapus pada tingkatan kategori, meliputi ordo, sub ordo, dan great gup. b. Cari dan edit : merupakan button yang dipergunakan untuk mencari data yang tersimpan sebelumnya lalu di ubah sesuai perkembangan data yang ada. c. Cari dan delete : merupakan button yang dipergunakan untuk menghapus data yang tersimpan sebelumnya sehingga ketika user ingin mereview data terbaru, maka akan tampil data penamaan kategori yang baru. d. Review database : merupakan bagan yang dipergunakan untuk menampilkan data keseluruhan penamaan kategori pada database induk. e. Close : merupakan button yang dipergunakan untuk keluar dari submenu edit dan delete kategori tinggi, dan kembali pada menu utama. Edit dan Delete Kategori Tanah Tinggi Edit Ordo Edit Subordo Edit Greatgrup Cari dan edit Cari dan delete Permeabilitas Cm/J Ordo review database close Gambar 3.12 form edit dan delete kategori tanah tinggi

44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan tahap analisa dan perancangan sistem aplikasi taksonomi tanah kategori tinggi, yang telah diulas dalam bab sebelumnya, maka dalam bab ini akan diulas mengenai implementasi secara mendalam dari aplikasi sistem taksonomi tanah kategori tinggi. 4.1 Spesifikasi Sistem Dalam proses pembuatan aplikasi, tentu dibutuhkan beberapa jenis perangkat keras dan perangkat lunak, sebagai media pendukung mulai dari awal perancangan hingga proses keseluruhan sistem aplikasi siap di jalankan. Di bawah ini merupakan uraian mengenai spesifikasi perangkat pendukung yang digunakan Perangkat Keras ( Hardware ) yang Digunakan Sebuah laptop TOSHIBA C yang didalamnya telah terinstall beberapa aplikasi pendukung, dengan spesifikasi sebagai berikut: 1) Hard Disk 460 GB 2) Intel(R) Core(TM) i3-2348m 2.30 Ghz 2.30 Ghz 3) Monitor SVGA resolusi 1366x768 4) RAM 2.00 GB 5) 32 bit Operating System 6) Sound Card Realtek 50

45 Perangkat Lunak (Software) yang Digunakan 1) Sistem Operasi Microsoft Windows 7 Proffesional Sistem Operasi yang digunakan untuk membuka aplikasi pendukung lainnya. 2) Microsoft Visual Studio 2008 Macromedia Flash 8 adalah perangkat lunak yang digunakan untuk membuat program berbasis multimedia sehingga media pembelajaran ini berjalan dengan baik dan dapat digunakan secara interaktif. 3) Adobe Photoshop CS 03 (portable) Adode Photoshop adalah sebuah perangkat lunak yang berfungsi untuk mengubah atau memanipulasi sebuah gambar maupun foto. 4) Microsoft Office Visio 2007 Microsoft Office Visio 2007 adalah sebuah perangkat lunak yang berfungsi untuk membuat flowchart yang menggambarkan serta menjelaskan tentang alur sebuah aplikasi yang dibuat. 5) Microsoft Office Word 2007 Microsoft Office Word 2007 adalah sebuah perangkat lunak yang berfungsi untuk membuat file laporan terkait tentang sebuah aplikasi yang dibuat. 7) Power Designer 6 process analyst Digunakan untuk merancang DFD pada aplikasi sistem yang memiliki korelasi dengan database sistem.

46 52 8) XAMPP Control Panel v Digunakan untuk merancang penyimpanan sistem pada aplikasi yang dibuat. 4.2 Implementasi Antar Muka Pada tahap implementasi antar muka ini akan dijelaskan mengenai beberapa tampilan yang ada pada aplikasi Sistem Taksonomi Tanah Kategori tinggi berbasis VB.NET Tampilan menu utama STTKT berbasis VB.NET Pada tampilan awal menu utama terdapat judul aplikasi dan ikon gambar lapisan tanah yang terletak tepat ditengah tengah form. Di pojok kiri atas tedapat beberapa menu yang di dalamnya terdapat submenu yang berhubungan dengan proses pengelolaan data, hingga proses ditemukannya penamaan dari tiap tiap unsur klasifikasi tanah kategori tinggi yang dicari. Pemilihan desain pewarnaan pada tiap form dipengaruhi oleh rasa nasionalisme, sehingga warna merah dan putih sengaja dipilih untuk memperkuat identitas ke Indonesia an di tiap form aplikasi ini.

47 53 Gambar 4.1 Tampilan Utama aplikasi STTKT berbasis VB.NET Tampilan login masuk STTKT berbasis VB.NET Gambar dibawah ini merupakan salah satu tampilan dalam aplikasi STTKT berbasis VB.NET yaitu form Login, dimana pengguna akan memasukkan nama dan password sesuai dengan jabatan pengguna yang di miliki. Karena nama dan password yang di masukkan akan menentukan hak kelola dalam aplikasi tersebut. Gambar 4.2 Tampilan Login aplikasi STTKT berbasis VB.NET

48 Tampilan Profil Tanah STTKT berbasis VB.NET Bagian dibawah ini merupakan salah satu unsur form dari aplikasi STTKT berbasis VB.NET yang dipergunakan untuk memasukkan data teritorial dan unsur yang terkandung di dalam tanah. Dimana data tersebut di dapatkan oleh pakar setelah melakukan observasi mendalam di lapangan. Data yang telah di masukkan, baik data teritorial maupun unsur kandungan tanah tersebut akan disimpan, yang kemudian akan diproses untuk menentukan jenis penamaan tanah dalam klasifikasi kategori tinggi. Gambar 4.3 Tampilan form Profil Tanah

49 Tampilan Input Profil STTKT berbasis VB.NET Tampilan dibawah ini merupakan sebuah form yang dipergunakan untuk memasukkan data observasi lapangan. Permeabilitas tanah dipilih sebagai indikator penentu, dimana penamaan kategori di tiap kelas bergantung pada akumulasi nilai permeabilitas yang dimasukkan. Gambar 4.4 Tampilan Input Profil Tanah Tinggi Tampilan Edit STTKT berbasis VB.NET Tampilan dibawah ini merupakan sebuah form dari STTKT yang berfungsi untuk proses pengelolaan data penamaan tanah. Admin (pakar) dapat melakukan input, update, dan delete data yang sesuai dengan hasil perkembangan observasi lapangan yang dilakukan secara berkala, sehingga perkembangan data penamaan dapat senantiasa di perbaharui untuk mempermudah penyampaian informasi kepada user untuk mengetahui perkembangan penamaan kategori tanah tinggi.

50 56 Gambar 4.5 Tampilan Edit STTKT berbasis VB.NET Tampilan Identifikasi Penamaan STTKT berbasis VB.NET Tampilan dibawah ini merupakan sebuah form dari STTKT berbasis VB.NET yang berfungsi untuk proses identifikasi penamaan tanah kategori tinggi. Dengan memasukkan angka permeabilitas sebagai indikator penentu penamaan tanah kategori tinggi, maka admin dapat menemukan nama - nama tanah sesuai dengan tingkatan tanah dalam kategori tinggi. Data analisa tanah kategori yang telah berhasil diidentifikasi dapat disimpan, sehingga bilamana seorang user ingin mengetahui perkembangan jenis penamaan tanah di suatu daerah tertentu, maka pengguna dapat melihatnya melalui submenu review tanah kategori tinggi yang sudah disediakan didalam sistem.

51 57 Gambar 4.6 Tampilan Identifikasi STTKT berbasis VB.NET Tampilan Manajemen User STTKT berbasis VB.NET Tampilan dibawah ini merupakan sebuah form dari STTKT berbasis VB.NET yang berfungsi untuk proses pengelolaan user. Proses pengelolaan user hanya dapat dilakukan oleh admin sebagai (pakar). Di dalam form tersebut dapat dilakukan proses input, update, dan delete data user, yang berkaitan dengan nama, password, dan jabatan pengguna sebagai indikator hak kelola dalam STTKT berbasis VB. NET. Gambar 4.7 Tampilan manajemen user STTKT berbasis VB.NET

52 Tampilan review data analisa STTKT berbasis VB.NET Tampilan dibawah ini merupakan sebuah form dari STTKT berbasis VB.NET yang berfungsi untuk menampilkan review data hasil analisa STTKT berbasis VB.NET. Tampilan tersebut dapat diakses oleh admin maupun user. Data hasil analisa sistem tersebut dapat di cetak, sehingga dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam berbagai kebutuhan pengguna dalam rangka pendukung aktifitas yang berhubungan dengan tanah dan sejenisnya. Gambar 4.8 Tampilan review data analisa STTKT berbasis VB.NET Tampilan Profil Saya dalam STTKT berbasis VB.NET Tampilan dibawah ini merupakan sebuah form dari STTKT berbasis VB.NET yang berfungsi untuk menampilkan identitas perancang sistem. Dimana sebuah identitas perlu dicantumkan sebagai dasar informasi mengenai hak milik akan suatu aplikasi yang sedang dibuat. Untuk menghindari agar tidak terjadi pengakuan sepihak oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab atau ingin mencederai citra aplikasi dan perancangnya.

53 59 Gambar 4.9 Tampilan Profil saya dalam STTKT berbasis VB.NET

TINJAUAN PUSTAKA. seperti tekstur tanah (misalnya lempung, tanah liat atau pasir) atau bahan induk

TINJAUAN PUSTAKA. seperti tekstur tanah (misalnya lempung, tanah liat atau pasir) atau bahan induk TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanah Klasifikasi tanah pada awalnya didasarkan pada karakteristik individu seperti tekstur tanah (misalnya lempung, tanah liat atau pasir) atau bahan induk (misalnya tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ini tercatat melakukan erupsi terakhir pada tahun muda. Perkembangan tanah masih terbatas dan tekstur tanah kasar beralih ke

TINJAUAN PUSTAKA. ini tercatat melakukan erupsi terakhir pada tahun muda. Perkembangan tanah masih terbatas dan tekstur tanah kasar beralih ke TINJAUAN PUSTAKA Gunung Api Burni Telong Gunung api Burni Telong merupakan gunung berapi aktif di dataran tinggi Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Aceh. Secara geografis puncak gunung Burni Telong adalah 4

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang dipergunakan sebagai kriteria pengklasifikasian tidak di

TINJAUAN PUSTAKA. yang dipergunakan sebagai kriteria pengklasifikasian tidak di TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Tanah Entisol Berdasarkan sifat dan ciri tanah yang ada menunjukkan bahwa dalam tanah tidak menunjukkan adanya gejala pembentukan horizon penciri, sehingga horizon yang dipergunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tebal. Dalam Legend of Soil yang disusun oleh FAO, Ultisol mencakup sebagian

TINJAUAN PUSTAKA. tebal. Dalam Legend of Soil yang disusun oleh FAO, Ultisol mencakup sebagian TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah kering sampai tropika, mempunyai horison argilik atau kandik atau fragipan dengan lapisan liat tebal. Dalam Legend of Soil

Lebih terperinci

PENGAMATAN MINIPIT DI LAPANG DAN KLASIFIKASI TANAH

PENGAMATAN MINIPIT DI LAPANG DAN KLASIFIKASI TANAH .1 PENDAHULUAN Dasar utama melakukan klasifikasi dan memahami tanah adalah diskripsi profil tanah yang dilakukan di lapang. Pengamatan di lapang pada dasarnya dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu; 1)

Lebih terperinci

Klasifikasi Tanah USDA Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Bayu Prasetiyo B-01

Klasifikasi Tanah USDA Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Bayu Prasetiyo B-01 Klasifikasi Tanah USDA 1975 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang Bayu Prasetiyo 125 080 500 111 045 B-01 Klasifikasi Tanah USDA 1975 Dr. Ir. Abdul Madjid, MS Salah satu sistem

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 KLASIFIKASI TANAH 8.1 Pengertian Klasifikasi Tanah Klasifikasi tanah adalah usaha untuk mengelompokkan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 KLASIFIKASI TANAH 8.1 Pengertian Klasifikasi Tanah Klasifikasi tanah adalah usaha untuk mengelompokkan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 8.1 Pengertian Klasifikasi Tanah Klasifikasi tanah adalah usaha untuk mengelompokkan tanah atas dasar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Tabel 3.1. Ciri-ciri Horison Generik pada klasifikasi tanah. Nilai Indikator Horison O A E B. Indikator

BAB III PERANCANGAN. Tabel 3.1. Ciri-ciri Horison Generik pada klasifikasi tanah. Nilai Indikator Horison O A E B. Indikator BAB III PERANCANGAN Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem untuk menentukan jenis klasifikasi tanah tanah yang terdiri dari perancangan sistem untuk menentukan Horison Generiknya,

Lebih terperinci

GELISOLS. Pustaka Soil Survey Staff Soil Taxonomy, 2 nd edition. USDA, NRCS. Washington. 869 hal.

GELISOLS. Pustaka Soil Survey Staff Soil Taxonomy, 2 nd edition. USDA, NRCS. Washington. 869 hal. GELISOLS Gelisols adalah tanah-tanah pada daerah yang sangat dingin. Terdapat permafrost (lapisan bahan membeku permanen terletak diatas solum tanah) sampai kedalaman 2 meter dari permukaan tanah. Penyebaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum kemiringan lereng menurut Hardjowigeno (1993) sendiri, reaksi tanah, serta sifat dari bahan induk.

TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum kemiringan lereng menurut Hardjowigeno (1993) sendiri, reaksi tanah, serta sifat dari bahan induk. 4 TINJAUAN PUSTAKA Toposekuen Secara umum kemiringan lereng menurut Hardjowigeno (1993) berpengaruh terhadap ketebalan solum tanah, ketebalan bahan organik pada horizon A, kandungan air tanah, warna tanah,

Lebih terperinci

Dapat bekerja di beberapa platform yang berbeda, seperti LINUX, Windows, MacOS dll.

Dapat bekerja di beberapa platform yang berbeda, seperti LINUX, Windows, MacOS dll. MY SQL MySQL dikembangkan oleh sebuah perusahaan Swedia bernama MySQL AB, yang kala itu bernama TcX DataKonsult AB, sejak sekitar 1994 1995, meski cikal bakal kodenya bisa disebut sudah ada sejak 1979.

Lebih terperinci

Survey Tanah & Klasifikasi Tanah

Survey Tanah & Klasifikasi Tanah Survey Tanah & Klasifikasi Tanah Klasifikasi Tanah Salah satu sistem klasifikasi tanah yang telah dikembangkan Amerika Serikat dikenal dengan nama: Soil Taxonomy (USDA, 1975; Soil Survey Satff, 1999; 2003).

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TANAH DESA SIHIONG, SINAR SABUNGAN, DAN LUMBAN LOBU KECAMATAN BONATUA LUNASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR BERDASARKAN TAKSONOMI TANAH 2010

KLASIFIKASI TANAH DESA SIHIONG, SINAR SABUNGAN, DAN LUMBAN LOBU KECAMATAN BONATUA LUNASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR BERDASARKAN TAKSONOMI TANAH 2010 KLASIFIKASI TANAH DESA SIHIONG, SINAR SABUNGAN, DAN LUMBAN LOBU KECAMATAN BONATUA LUNASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR BERDASARKAN TAKSONOMI TANAH 2010 1 Ingrid Ovie Y, 2 Purba Manurung, 2 Fauzi Jurusan Budidaya

Lebih terperinci

PENGERTIAN DATABASE MySQL

PENGERTIAN DATABASE MySQL PENGERTIAN DATABASE MySQL RAHMAT AMIN Rahmat.amin@raharja.info Abstrak Istilah basis data mengacu pada koleksi dari data-data yang saling berhubungan, dan perangkat lunaknya seharusnya mengacu sebagai

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TANAH INDONESIA

KLASIFIKASI TANAH INDONESIA Klasifikasi Tanah Indonesia KLASIFIKASI TANAH INDONESIA (Dudal dan Supraptoharjo 1957, 1961 dan Pusat Penelitian Tanah (PPT) Bogor 1982) Sistem klasifikasi tanah yang dibuat oleh Pusat Penelitian Tanah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dilakukan dalam pengumpulan data tersebut, antara lain:

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dilakukan dalam pengumpulan data tersebut, antara lain: BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Dalam pengumpulan data sebagai bahan penyusunan laporan kerja praktek, diperlukan adanya pengamatan data dan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Data dan informasi

Lebih terperinci

Bahan diskusi minggu ke-1

Bahan diskusi minggu ke-1 Bahan diskusi minggu ke-1 1. Peta skala besar dan skala kecil? Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1:5000 sampai 1:250.000. Peta skala besar disebut juga sebagai peta yang sangat detail yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. meter, warna hitam atau kelabu sampai dengan cokelat tua, tekstur pasir, debu,

TINJAUAN PUSTAKA. meter, warna hitam atau kelabu sampai dengan cokelat tua, tekstur pasir, debu, TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Tanah Inseptisol Karakteristik tanah Inseptisol memiliki solum tanah agak tebal yaitu 1-2 meter, warna hitam atau kelabu sampai dengan cokelat tua, tekstur pasir, debu, dan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. data, selanjutnya melakukan tahapan sebagai berikut: menyajikan suatu rancangan langkah kerja dari sistem yang baru.

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. data, selanjutnya melakukan tahapan sebagai berikut: menyajikan suatu rancangan langkah kerja dari sistem yang baru. BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan proses penghimpunan data yang akan digunakan sebagai dasar kebutuhan sistem penjualan bahan kimia. Penghimpunan

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN Kerja Praktik ini dilakukan selama 160 jam dengan pembagian waktu dalam satu minggu, 8 jam sebanyak 20 kali. Dalam kerja Praktik ini, diharuskan menemukan permasalahan yang ada,

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN. pada bapak Kepala Sekolah dan bagian akademik untuk mendapatkan informasi

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN. pada bapak Kepala Sekolah dan bagian akademik untuk mendapatkan informasi BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Wawancara Melakukan Tanya jawab langsung pada pihak yang berwenang, khususnya pada bapak Kepala Sekolah dan bagian akademik untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanah adalah pemilahan yang didasarkan pada sifat-sifat tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanah adalah pemilahan yang didasarkan pada sifat-sifat tanah TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanah Klasifikasi tanah adalah pemilahan yang didasarkan pada sifat-sifat tanah yang dimiliki tanpa menghubungkannya dengan tujuan penggunaan tanah tersebut. Klasifikasi ini

Lebih terperinci

ANGGOTA KELOMPOK 6: KELAS : F TUGAS STELA MO-1

ANGGOTA KELOMPOK 6: KELAS : F TUGAS STELA MO-1 ANGGOTA KELOMPOK 6: 1. EKI ANNISA PRATAMI 115040200111155 2. EKO RAHMAT SHOUMI 115040201111010 3. ELLY DARU IKA WILUJENG 115040201111294 4. ENDAH SETIYO RINI 115040207111038 KELAS : F TUGAS STELA MO-1

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem Pelayanan Informasi ini dapat diakses oleh admin dan user, untuk mengakses sistem ini diwajibkan untuk melakukan login terlebih dahulu.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Kambing Etawa Menggunakan Metode Pearson Square pada Peternakan Nyoto.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Kambing Etawa Menggunakan Metode Pearson Square pada Peternakan Nyoto. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi permasalahan, analisis permasalahan, solusi permasalahan dan perancangan sistem dalam Rancang

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori. 2.1 Klasifikasi Tanah Pengertian Klasifikasi Tanah

Bab II Dasar Teori. 2.1 Klasifikasi Tanah Pengertian Klasifikasi Tanah Bab II Dasar Teori Pada bab ini akan dijelaskan secara singkat mengenai pengertian Klasifikasi Tanah dan klasifikasi tanah USDA beserta jenis-jenis tanah yang termasuk dalam klasifikasi USDA. Kemudian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. sistem. Menurut Kendall & Kendall (2003), perangkat atau teknik

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. sistem. Menurut Kendall & Kendall (2003), perangkat atau teknik BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1. Analisis Menganalisis sistem merupakan tahapan dalam menganalisis kebutuhankebutuhan sistem. Menurut Kendall & Kendall (2003), perangkat atau teknik untuk menentukan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. identifikasi masalah. Adapun penjelasannya sebagai berikut: beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain:

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. identifikasi masalah. Adapun penjelasannya sebagai berikut: beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain: BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK 4.1 Analisa Sistem Pada tahap ini penulis melakukan 2 langkah, yaitu prosedur penelitian dan identifikasi masalah. Adapun penjelasannya sebagai berikut: 4.2 Prosedur Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN DESAIN

BAB IV ANALISA DAN DESAIN 26 BAB IV ANALISA DAN DESAIN 4.1 Identifikasi Masalah Sebelum proses analisa dilakukan, tahapan yang terlebih dahulu dilakukan adalah identifikasi permasalahan yang terdiri dari survey, wawancara kepada

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Setelah melakukan analisa dan perancangan aplikasi, langkah selanjutnya adalah pengkodean (implementasi) dan pengujian. implementasi merupakan desain (perancangan)

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Tahap implemetasi dan pengujian adalah tahap dimana suatu sistem yang telah selesai dibuat akan dijalankan atau testing dengan berpatokan pada

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Berdasarkan hasil wawancara di perusahaan tersebut terdapat

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Berdasarkan hasil wawancara di perusahaan tersebut terdapat BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Analisis Permasalahan Berdasarkan hasil wawancara di perusahaan tersebut terdapat berbagai masalah terkait proses penggajian karyawan. Berbagai masalah yang ada di perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Pembahasan mengenai hasil mencakup spesifikasi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) serta tampilan output perangkat lunak. IV.1.1.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1. Analisis Menganalisis sistem merupakan tahapan dalam menganalisis kebutuhankebutuhan sistem. Menurut Kendall & Kendall (2003: 13), perangkat atau teknik untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan beberapa komputer yang terhubung satu sama lain dengan memakai kabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan beberapa komputer yang terhubung satu sama lain dengan memakai kabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sekilas Tentang Internet Internet berawal dari diciptakannya teknologi jaringan komputer. Jaringan komputer merupakan beberapa komputer yang terhubung satu sama lain dengan memakai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan proses penghimpunan data yang akan digunakan sebagai dasar kebutuhan sistem penjualan obat. Penghimpunan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. itu juga dilakukan pengamatan pada proses penyimpanan data customer serta proses

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. itu juga dilakukan pengamatan pada proses penyimpanan data customer serta proses BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK 4.1 Wawancara dan Pengamatan Dalam melaksanakan kerja praktek ini, dilakukan wawancara untuk mengetahui proses bisnis yang ada dalam sistem yang akan dibuat, dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Berdasarkan hasil analisis sistem yang sedang berjalan pada BKKKS Provinsi Jawa Timur, pencatatan data organisasi yang masih dilakukan secara manual. Mengacu pada permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. mengelola data-data pengumuman dan agenda kegiatan secara terintegrasi.

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. mengelola data-data pengumuman dan agenda kegiatan secara terintegrasi. BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Bea cukai Kendari memiliki prosedur sistem yang hampir sama dengan bea cukai yang lain. Dimana sistem yang dijalankan masih tergolong manual. Manual disini mempunyai arti

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI TANAH RAWA PASANG SURUT DI KARANG AGUNG ULU SUMATERA SELATAN. E. DEWI YULIANA Fakultas MIPA, Universitas Hindu Indonesia

KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI TANAH RAWA PASANG SURUT DI KARANG AGUNG ULU SUMATERA SELATAN. E. DEWI YULIANA Fakultas MIPA, Universitas Hindu Indonesia KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI TANAH RAWA PASANG SURUT DI KARANG AGUNG ULU SUMATERA SELATAN E. DEWI YULIANA Fakultas MIPA, Universitas Hindu Indonesia ABSTRACT This study is aimed at identifyimg the characteristics

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. perusahaan. Data dan informasi tersebut diperoleh dari sumber terkait untuk

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. perusahaan. Data dan informasi tersebut diperoleh dari sumber terkait untuk BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Dalam pengumpulan data sebagai bahan penyusunan laporan kerja praktek, diperlukan adanya pengamatan data dan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Data dan informasi

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM DAN IMPLEMENTASI. Indonesia Tbk. diperoleh data secara langsung dari manager operasional yang

BAB IV SISTEM DAN IMPLEMENTASI. Indonesia Tbk. diperoleh data secara langsung dari manager operasional yang BAB IV SISTEM DAN IMPLEMENTASI 4.1 Analisis Sistem Berdasarkan pengamatan secara langsung di perusahaan PT. Telkom Indonesia Tbk. diperoleh data secara langsung dari manager operasional yang meliputi:

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. informasi dalam membuat Aplikasi Pemeliharaan Sarana (Pengadaan).

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. informasi dalam membuat Aplikasi Pemeliharaan Sarana (Pengadaan). BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Prosedur Kerja Praktek Dalam pengumpulan data sebagai bahan penyusunan laporan dan penyelesaian masalah dalam kerja praktek ini, dilakukan dengan magang selama kurang lebih

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN APLIKASI PROFILE BERBASIS WEB. 3.1 Sekilas Tentang Perancangan Aplikasi Web Profile

BAB III PERANCANGAN APLIKASI PROFILE BERBASIS WEB. 3.1 Sekilas Tentang Perancangan Aplikasi Web Profile BAB III PERANCANGAN APLIKASI PROFILE BERBASIS WEB 3.1 Sekilas Tentang Perancangan Aplikasi Web Profile Aplikasi web adalah suatu aplikasi yang diakses menggunakan web browser melalui suatu jaringan internet

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap Aplikasi Power Control. Tahapan ini dilakukan setelah analisa dan perancangan selesai dilakukan dan akan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK 4.1. Analisa Sistem Pelaksanaan kerja praktik dilakukan pada CV ALFA tepatnya pada Toko Alfa Komputer yang berlokasi di Jalan Dr. Soetomo No.01 (Ruko Mutiara Blambangan)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. Analisis sistem ini merupakan penguraian dari sistem yang utuh, kedalam

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. Analisis sistem ini merupakan penguraian dari sistem yang utuh, kedalam BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Kebutuhan Sistem Analisis sistem ini merupakan penguraian dari sistem yang utuh, kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud mengidentifikasi dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK. baru. Dalam langkah ini penulis melakukan analisis terhadap permasalahan yang

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK. baru. Dalam langkah ini penulis melakukan analisis terhadap permasalahan yang BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK 4.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan langkah awal untuk membuat suatu sistem baru. Dalam langkah ini penulis melakukan analisis terhadap permasalahan yang ada pada

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN. Kerja praktik ini dilaksanakan selama satu bulan di Klinik Pendidikan

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN. Kerja praktik ini dilaksanakan selama satu bulan di Klinik Pendidikan BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN Kerja praktik ini dilaksanakan selama satu bulan di Klinik Pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Tujuan dari kerja praktik ini adalah untuk memberikan solusi atas

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TANAH DI KECAMATAN BARUS JAHE KABUPATEN KARO MENURUT KEYS TO SOIL TAXONOMY 2006

KLASIFIKASI TANAH DI KECAMATAN BARUS JAHE KABUPATEN KARO MENURUT KEYS TO SOIL TAXONOMY 2006 KLASIFIKASI TANAH DI KECAMATAN BARUS JAHE KABUPATEN KARO MENURUT KEYS TO SOIL TAXONOMY 2006 SKRIPSI OLEH : JAMESLIN SARAGIH 030303023 DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada saat kerja praktek di BADAN

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada saat kerja praktek di BADAN BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK 4.1 Prosedur Kerja Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada saat kerja praktek di BADAN PERENCANAAN DAERAH KAB.MADIUN, secara garis besar permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perangkat keras maupun perangkat lunak komputer. Penjelasan hardware/software

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perangkat keras maupun perangkat lunak komputer. Penjelasan hardware/software BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Installasi Program Sebelum mengimplementasikan dan menjalankan aplikasi ini terlebih dahulu komponen-komponen utama komputer yang mendukung setiap proses harus

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Data dan informasi yang telah didapat untuk membuat sebuah aplikasi yang dibutuhkan oleh CV. Hikmah Utama yaitu Rancang Bangun Aplikasi Pergudangan, dideskripsikan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Setelah analisis pengembangan sistem telah dilakukan, tahap selanjutnya dilakukan proses implementasi sistem. Implementasi diterapkan dengan maksud supaya

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK 4.1 Analisis Sistem Berdasarkan hasil survey dan analisa yang dilakukan pada perpustakaan PT. Garudafood, permasalahan yang ada dalam perusahaan adalah proses transaksi peminjaman

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. grafik dengan menggunakan diagram relasi entitas (ERD). Diagaram relasi entitas

BAB IV PEMBAHASAN. grafik dengan menggunakan diagram relasi entitas (ERD). Diagaram relasi entitas BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Basisdata Struktur logika dari suatu database dapat digambarkan kedalam sebuah grafik dengan menggunakan diagram relasi entitas (ERD). Diagaram relasi entitas ini dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem dimaksudkan untuk membantu menyelesaikan beberapa masalah yang terjadi saat ini sehingga dapat menjadi lebih baik dengan adanya sistem

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Excel tanpa proses lebih lanjut. Sehingga dalam pencatatannya dapat terjadi

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Excel tanpa proses lebih lanjut. Sehingga dalam pencatatannya dapat terjadi BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Membuat Prosedur Kerja Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada saat kerja praktek di PT. Acatya Gading Bimata Surabaya, secara garis besar permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

SEJARAH MICROSOFT ACCESS

SEJARAH MICROSOFT ACCESS SEJARAH MICROSOFT ACCESS merilis Access 1.0 pada bulan November 1992 dan dilanjutkan dengan merilis versi 2.0 pada tahun 1993. menentukan spesifikasi minimum untuk menjalankan Access 2.0 adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI SISTEM. manual. Manual di sini mempunyai arti bahwa belum adanya sebuah sistem yang

BAB IV DESKRIPSI SISTEM. manual. Manual di sini mempunyai arti bahwa belum adanya sebuah sistem yang BAB IV DESKRIPSI SISTEM 4.1 Analisis Permasalahan Sistem Perpustakaan yang ada di PT. PAL INDONESIA masih tergolong manual. Manual di sini mempunyai arti bahwa belum adanya sebuah sistem yang mampu mengelola

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Berdasarkan hasil survey, wawancara dan pengamatan yang dilakukan di

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Berdasarkan hasil survey, wawancara dan pengamatan yang dilakukan di 26 BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Analisis Sistem Berdasarkan hasil survey, wawancara dan pengamatan yang dilakukan di bagian Bendahara KONTAN Sumber Manis, maka didapatkan proses-proses yang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Pada PT.Bioli lestari,sistem yang dipelukan adalah sistem yang dapat membantu dan memenuhi kebutuhan dalam pihak manajemen yang terkomputerisasi dengan baik sehingga setiap informasi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. dan pencatatan kasus Perselisihan Hubungan Industrial (PHI).

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. dan pencatatan kasus Perselisihan Hubungan Industrial (PHI). 30 4.1 Observasi BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Melakukan survey dan wawancara secara langsung di Bidang Hubungan Industrial dan Syarat Kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya. Wawancara dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.2. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN Pada bab pertama ini akan dibahas mengenai latar belakang mengapa perlu dibuat aplikasi Soil Taxonomy USDA berbasis Fuzzy Logic. Dijabarkan juga mengenai tujuan dan maksud dari pembuatan

Lebih terperinci

Panduan Membuat Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, dan Database Menggunakan Power Designer

Panduan Membuat Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, dan Database Menggunakan Power Designer Panduan Membuat Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, dan Database Menggunakan Power Designer Disusun oleh: Oke Setiawan, S.T. Untuk keperluan internal dalam mendukung Tugas Besar Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Bahan Dan Alat Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan di dalam penelitian ini berupa data, meliputi data master dan data pendukung. Data master adalah data

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan pada saat kerja praktek di CV. Lancar Jaya, secara garis besar permasalahan dalam perusahaan ini berada pada bagian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 1.1. Analisis Kebutuhan Sistem Analisis adalah tahap awal dalam membuat sistem baru. Langkah awal adalah melakukan wawancara dan pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan Jaringan Internet. Namun Tentu saja filenya berada di komputer

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan Jaringan Internet. Namun Tentu saja filenya berada di komputer BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cloud Storage Cloud Storage Merupakan Media Penyimpanan yang dalam pengaksesannya memerlukan Jaringan Internet. Namun Tentu saja filenya berada di komputer dimana kita harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistem yang digunakan untuk menggambarkan aliran data secara keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN. sistem yang digunakan untuk menggambarkan aliran data secara keseluruhan 30 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada tugas akhir ini mencakup beberapa tahapan pengerjaan antara lain : 3.1. Perancangan Sistem Perancangan sistem pada penelitian tugas akhir ini terdiri

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Tahap implementasi sistem merupakan tahap yang bertujuan untuk merubah hasil analisis dan perancangan ke dalam bahasa pemrograman yang dimengerti oleh

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada saat kerja praktek di Kardi Putera Motor, menemukan beberapa permasalahan seperti : human error yang menyebabkan kesalahpahaman

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. Pada bab ini akan dibahas mengenai tahap yang dilakukan dalam

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. Pada bab ini akan dibahas mengenai tahap yang dilakukan dalam BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Pada bab ini akan dibahas mengenai tahap yang dilakukan dalam merancang dan membangun aplikasi web Bincang Santai dengan menggunakan konsep System Development Life Cycle

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. Sistem yang dibangun adalah Sistem Informasi Penjadwalan kegiatan

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. Sistem yang dibangun adalah Sistem Informasi Penjadwalan kegiatan BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Sistem yang dibangun adalah Sistem Informasi Penjadwalan kegiatan Kemahasiswaan STIKOM Surabaya. Studi kasus pada kerja praktik ini pada Kemahasiswaan STIKOM Surabaya. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris komputer berasal dari kata to compute yang artinya

Lebih terperinci

Klasifikasi Tanah Berdasarkan Taksonomi Tanah 2014 di Desa Sembahe Kecamatan Sibolangit

Klasifikasi Tanah Berdasarkan Taksonomi Tanah 2014 di Desa Sembahe Kecamatan Sibolangit Klasifikasi Tanah Berdasarkan Taksonomi Tanah 2014 di Desa Sembahe Kecamatan Sibolangit Soil Classification Based on Soil Taxonomy 12 th Edition, 2014 at Sembahe District of Sibolangit Frisca Panjaitan,

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN. UPT. Taman Budaya Jawa Timur, secara garis besar permasalahan pada

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN. UPT. Taman Budaya Jawa Timur, secara garis besar permasalahan pada BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN Berdasarkan hasil survey yang dilakukan saat Kerja Praktik di UPT. Taman Budaya Jawa Timur, secara garis besar permasalahan pada penyewaan gedung UPT. Taman Budaya Jawa Timur

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Implementasi Tahap implementasi adalah tahap penerapan aplikasi yang dibuat sesuai dengan analisis dan perancangan yang telah dilakukan sebelumnya dan diharapkan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. material langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan biaya overheadnya

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. material langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan biaya overheadnya BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1. Analisis Sistem Berdasarkan hasil analisis sistem yang sedang berjalan saat ini pada PT. Sumatraco Langgeng Makmur, ditemukan masih banyak kekurangan yang terjadi. Salah

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. kertas. Pencatatan stok dilakukan dengan cara mengecek jumlah stok barang

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. kertas. Pencatatan stok dilakukan dengan cara mengecek jumlah stok barang BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Identifikasi Masalah Pencatatan stok dan laporan yang saat ini terjadi masih menggunakan kertas. Pencatatan stok dilakukan dengan cara mengecek jumlah stok barang terlebih

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1. Analisis Sistem Dalam pengembangan teknologi informasi ini dibutuhkan analisa dan perancangan sistem. Sistem tersebut diharapkan mampu membantu PT. Sumatraco Langgeng Makmur

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Untuk membangun suatu sistem yang berupa Sistem Informasi Peminjaman

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Untuk membangun suatu sistem yang berupa Sistem Informasi Peminjaman BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Untuk membangun suatu sistem yang berupa Sistem Informasi Peminjaman Online Buku yang berbasis Web, terlebih dahulu penulis merencanakan bagaimana alur kerja

Lebih terperinci

MORFOLOGIDAN KLASIFIKASITANAH

MORFOLOGIDAN KLASIFIKASITANAH MORFOLOGIDAN KLASIFIKASITANAH DianFiantis LembagaPengembanganTeknologiInformasidanKomunikasi (LPTIK)UniversitasAndalas BUKU AJAR MORFOLOGI DAN KLASIFIKASI TANAH Dian Fiantis Lembaga Pengembangan Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. web ini yang di lakukan secara online dengan webhosting. Tahapan ini dilakukan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. web ini yang di lakukan secara online dengan webhosting. Tahapan ini dilakukan BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap aplikasi web ini yang di lakukan secara online dengan webhosting. Tahapan ini dilakukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENGATURAN BASIS DATA SECARA ONLINE. Agustinus Noertjahyana, Rendy Pangestu dan Dwi Budiman

PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENGATURAN BASIS DATA SECARA ONLINE. Agustinus Noertjahyana, Rendy Pangestu dan Dwi Budiman PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENGATURAN BASIS DATA SECARA ONLINE Agustinus Noertjahyana, Rendy Pangestu dan Dwi Budiman Jurusan Teknik Informatika Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS_DAN_PERANCANGAN_SISTEM

BAB III ANALISIS_DAN_PERANCANGAN_SISTEM 4841948 BAB III ANALISIS_DAN_PERANCANGAN_SISTEM 3.1 Analisis Sistem Penilaian kinerja karyawan merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan. Hal ini disebabkan karena apabila penilaian kinerja

Lebih terperinci

85 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Implementasi sistem ini menggambarkan penerapan dan kebutuhan sistem untuk menjalankan program dimana aplikasi ini merupakan aplikasi monitoring work

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil IV.1.1. Tampilan Hasil Form Login Form ini berfungsi sebagai tempat untuk melakukan login pada sistem. Pemakai sistem diwajibkan untuk memasukan username

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. diberikan dari kerja praktek ini adalah proses entry data alat tulis kantor yang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. diberikan dari kerja praktek ini adalah proses entry data alat tulis kantor yang BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Sistem Sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka kontribusi yang dapat diberikan dari kerja praktek ini adalah proses entry data alat tulis kantor yang selama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Kegiatan yang dilakukan dalam pengumpulan data tersebut, antara lain:

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Kegiatan yang dilakukan dalam pengumpulan data tersebut, antara lain: BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Dalam pengumpulan data sebagai bahan penyusunan laporan kerja praktek, diperlukan adanya pengamatan data dan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Data dan informasi

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan terdahulu dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Perbedaan tekstur tanah dan elevasi, tidak menyebabkan perbedaan morfologi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Kerja Praktek di unit IS SSM PT. TELKOM Surabaya, maka dapat diketehui

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Kerja Praktek di unit IS SSM PT. TELKOM Surabaya, maka dapat diketehui BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Analisis Sistem Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada saat pelaksanaan Kerja Praktek di unit IS SSM PT. TELKOM Surabaya, maka dapat diketehui proses-proses pencatatan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK 4.1 Prosedur Kerja Praktek Cara Pengumpulan data-data untuk penyelesaian kerja praktek ini baik di dalam memperoleh data, menyelesaikan dan memecahkan permasalahan yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. COLLECTION III, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada,

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. COLLECTION III, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada, BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Dalam kerja praktek di Bank BTN Surabaya tepatnya di AREA COLLECTION III, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada, mempelajari serta mengatasi masalah tersebut.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TESTING Perkiraan Kebutuhan Piranti Keras (Hardware) b. Memory DDR 512MB

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TESTING Perkiraan Kebutuhan Piranti Keras (Hardware) b. Memory DDR 512MB 115 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TESTING 4.1. Implementasi 4.1.1. Perkiraan Kebutuhan Piranti Keras (Hardware) Perkiraan piranti keras atau hardware yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi ini antara lain :

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Kebutuhan Analisis kebutuhan merupakan tahap yang bertujuan untuk memahami kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam pembuatan sistem, menentukan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi

Lebih terperinci

MODUL 8 Mengoperasikan Perangkat Lunak Basis Data

MODUL 8 Mengoperasikan Perangkat Lunak Basis Data MODUL 8 Mengoperasikan Perangkat Lunak Basis Data A. TUJUAN Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini siswa diharapkan mampu: Membuat, membuka, menyimpan, dan menutup software basis data. Menjelaskan

Lebih terperinci