TINJAUAN PUSTAKA. Keadaan Umum Wilayah Kota Ternate

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. Keadaan Umum Wilayah Kota Ternate"

Transkripsi

1 4 TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Umum Wilayah Kota Ternate Kota Ternate secara geografis terletak antara 0 o -2 o LU dan 126 o -128 o BT, dibatasi oleh Laut Maluku di sebelah utara, selatan dan barat sedangkan di sebelah timur dibatasi oleh selat Halmahera. Wilayah Kota Ternate memiliki luas 249,75 km 2 yang terdiri dari Kecamatan Pulau Ternate dengan luas daratan 174,13 km 2, Kecamatan Ternate Selatan dengan luas daratan 53,56 km 2 dan Kecamatan Ternate Utara dengan luas daratan 22,06 km 2. Jumlah penduduk pada tahun 2006 adalah jiwa (Ternate dalam Angka, 2006) Keadaan suhu minimum di Kota Ternate 24 o C dan suhu maksimum 31 o C dengan suhu rataan adalah 27,5 o C. Kelembaban udara 82% dan intensitas penyinaran matahari 58%. Kecepatan angin minimum 19,16 km/jam, dengan arah angin 265 o (Stasiun Meteorologi Babullah Ternate, 2003). Sementara menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat (2003), pulau Ternate mempunyai tipe iklim IVB, yaitu memiliki curah hujan mm/tahun dengan pola berfluktuasi, iklim basah dengan curah hujan < 100 mm/bulan selama kurang lebih 2 bulan, curah hujan mm/bulan selama kurang lebih 3 bulan dan curah hujan lebih besar 200 mm/bulan selama 8 sampai 11 bulan. Jenis Tanah di Pulau Ternate Propinsi Maluku Utara Di propinsi Maluku Utara terdiri dari tanah Entisol (Regosol), Inceptisol, Andisol, Oxisol (Latosol) dan Ultisol (Maluku Utara dalam Angka, 2002). Sementara jenis tanah pulau Ternate berdasarkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat Bogor (2002) terdiri dari : Dystrudept, Eutrudept, Hapludalf, Hapludult, Hapludox dan Eutrudox. Elevasinya < 750 m dari permukaan laut, regim suhu isohiperthemic dan regim kelembaban termasuk udik. Fisiografi dataran sampai perbukitan dan pegunungan, dengan kelerengan antara 8-40 %. Tanah dilokasi penelitian ini didominasi oleh Inceptisol, yang mempunyai sifat dan ciri tanah sebagai berikut :

2 5 a. Inceptisol Inceptisol adalah tanah-tanah yang masih relatif muda, yang perkembangannya setingkat diatas Entisol. Jika entisol belum menunjukkan adanya horison bawah penciri yang jelas sebagai hasil proses pedogenesis, pada Inceptisol telah terbentuk hasil proses tersebut, walaupun belum memenuhi syarat penciri order lainnya. Pada kebanyakan Inceptisol penciri tersebut adalah horison kambik (Rachim, 2007). Horison dibagian permukaan mengalami proses eluviasi bahan atau senyawa (seperti liat, bahan organik, senyawa besi, alumunium dan basa-basa). Menurut Soil Survey Staff (2006), konsep sentral Inceptisol adalah tanah-tanah dari daerah dingin atau sangat panas, lembab, sub lembab dan memiliki horison kambik dan epipedon okrik. Order Inceptisol mencakup tanah-tanah yang variasi cukup lebar. Di beberapa daerah tanah ini mempunyai perkembangan minimum, dan di daerah lain telah mempunyai horison penciri yang hanya tidak memenuhi syarat kriteria order lain. Inceptisol di pulau Ternate, terdiri dari sub ordo Udept. Tanah ini memiliki regim suhu isohipertermik dan berkembang dibawah regim kelembaban udik. Udept terdiri dari Eutrudepts dan Dystrudepts. Eutrudepts adalah udept yang memiliki kejenuhan basa 50% atau lebih pada kedalaman 25 cm sampai 100 cm, dan Dystrudepts adalah Udept yang memiliki kejenuhan basa kurang dari 50% (Rachim, 2002). Inceptisol adalah tanah-tanah yang baru berkembang kecuali dapat memiliki epipedon ockhrik dan horison albik seperti yang dimiliki oleh tanah Andisol juga mempunyai beberapa sifat penciri lain (misal ; horison kambik) tetapi belum memenuhi syarat bagi ordo tanah yang lain. Inceptisol adalah tanah yang belum matang dengan perkembangan profil yang lebih lemah dibandingkan dengan tanah matang dan masih banyak menyerupai sifat bahan induknya (Birkeland, 1974). Inceptisol dapat mempunyai satu atau lebih macam horison penciri dan epipedon. Penciri-penciri tersebut adalah epipedon okrik, antropik, histik, molik plagen, atau umbrik. Namun hanya sedikit Inceptisol yang mempunyai epipedon molik. Epipedon molik tertahan pada tanah dengan kejenuhan basa rendah dibawahnya (Rachim, 2007). Menurut Boul, et al (1980) tanah dengan epipedon molik sebagai Inceptisol, jika epipedon terbentuk dari bahan piroklastik. Epipedon yang sangat

3 6 umum adalah okrik dan umbrik. Semua tanah yang mempunyai epipedon plagen adalah Inceptisol, dan beberapa tanah dibawah epipedon plagen dianggap terkubur (Rachim, 2007). Horison penciri bawah yang mungkin dimiliki Inceptisol adalah kambik, fragipan, duripan, plasik, kalsik, petroklasik, gipsik, petrogipsik, salik dan sulfurik. Secara tipikal Inceptisol mempunyai horison kambik, namun hal ini tidak diperlukan jika tanah memiliki epipedon molik, umbrik, histik atau plagen, atau jika terdapat fragipan, duripan, atau horison-horison bawah penciri yang telah disebut diatas. Sebaliknya, Inceptisol tidak dapat memiliki horison argilik, kandik atau natrik jika tidak horison-horison tersebut terkubur. Horison oksik dibolehkan ada hanya jika batas atas lebih dalam dari 150 cm. Sedangkan horison spodik boleh ada hanya jika tebalnya < 10 cm, atau jika batas atas > 50 cm dari permukaan tanah mineral dan lapisan-lapisan diatasnya tidak berukuran butir berpasir atau skeletal berpasir (Rachim, 2007). Inceptisol terbentuk diwilayah dengan lingkungan berselang sangat lebar, mulai dari daerah tropik hingga artik, atau menurut Soil Survey Staff (2006) dari daerah ekuator hingga tundra. Namun konsep sentral Inceptisol adalah tanah-tanah dari wilayah ustik dan udik, yang telah mengalami perubahan horison akibat dari translokasi Fe, Al atau basa-basa (Soil Survey Staff, 1975). Beberapa contoh tanah Inceptisol antara lain : tanah-tanah yang telah mengalami perubahan nyata akumulasi bahan organik yang agak tebal, dengan KB dipermukaan rendah, tanah-tanah yang telah mengalami pencucian CaCO 3 dan terakumulasi dibawah horison kambik. Namun jika didaerah arid tanah tersebut dikelompokan sebagai Aridisol. Demikian pula, tanah-tanah berdrainase buruk yang mempunyai permafrost di dalam 100 cm dari permukaan diklaskan sebagai Gelisol. Inceptisol tidak mempunyai regim kelembaban aridik atau torik. Tanah ini biasa terjadi pada landskap yang relatif aktif, seperti lereng gunung dimana proses erosi secara aktif mengenai bahan induk tidak terlapuk, dan lembah sungai dimana sedimen yang relatif tidak terlapuk dideposisikan. Inceptisol dapat terjadi berasosiasi dengan tanah-tanah yang termasuk hampir tiap order (Rachim, 2007). Di Indonesia, Inceptisol termasuk tanah terluas. Pada umumnya tanah ini menempati lahan-lahan yang berasosiasi dengan jalur aliran sungai, dataran pantai, dan formasi yang masih relatif muda. Inceptisol menyebar hampir diseluruh pulau atau propinsi di Indonesia. Potensi terbesar berada di Papua,

4 7 Sulawesi, Sumatera, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, Bali, Maluku dan Jawa (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, 2003). b. Proses Pedogenik Proses pedogenik yang bekerja pada Inceptisol tidak bersifat tunggal, kecuali proses pencucian. Mungkin lebih tepat dikatakan bahwa semua proses pedogenik aktif hingga beberapa tingkat, tetapi tidak ada yang dominan. Inceptisol basah (Aquept) dicirikan oleh gleisasi aktif yang menghasilkan warna berkroma rendah. Tanah ini biasanya terbentuk di depresi lanskap, dimana pencucian lebih ekstensif daripada bagian landskap lainnya. Sebaliknya, proses lessivage dan pembentukan horison argilik agak terhambat, mungkin karena tanah tidak mengalami desikasi (Rachim, 2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tanah ini secara umum, menurut Hardjowigeno (2003) adalah : 1. Bahan induk yang sangat resisten 2. Posisi dalam landscap yang ekstrim yaitu daerah curam atau lembah. 3. Permukaan geomorfologi yang muda sehingga pembentukan tanah belum lanjut. Faktor-faktor utama yang memungkinkan terbentuk Inceptisol, menurut Rachim (2007) adalah (1) tanah yang berkembang dari bahan sedimen atau landskap yang secara geologi masih muda, contoh tipikal yaitu : Aluvium, Koluvium, Abu volkan dan Loess. (2) tanah yang berkembang pada wilayah dimana kondisi lingkungan menghambat proses-proses pembentukan tanah, contoh tipikal yaitu Iklim (suhu rendah dan curah hujan rendah), bahan induk (sangat berkapur dan resisten terhadap pelapukan), hidrologi (muka air yang tinggi dan drainase yang menghalangi ; permafrost). Di wilayah tropik seperti Indonesia, secara fundamental proses pembentukan Inceptisol adalah sama dengan di wilayah subtropik. Namun ada perbedaan dalam intensitas proses. Pada suhu lebih tinggi kecepatan alterasi jauh lebih besar daripada di wilayah dengan suhu lebih rendah (Rachim, 2007). c. Penggunaan Lahan Interpretasi Inceptisol untuk penggunaan lahan sangat beragam. Di daerah miring sangat cocok untuk pepohonan, tempat rekreasi, atau cagar

5 8 alam. Inceptisol berdrainase buruk dapat digunakan secara ekstensif untuk tanaman setahun dengan memperbaiki drainase. Di daerah depresi atau dataran rendah pantai utara jawa, tanah ini sangat cocok untuk padi sawah. Sedangkan tanah yang berkembang dari tuf volkan relatif muda merupakan media yang cocok bagi berbagai tanaman, tergantung pada iklim dan ketersediaan air (Rachim, 2007). Inceptisol yang mempunyai horison sulfurik seperti Sulfaquept memerlukan pengelolaan khusus, akibat ph yang sangat rendah ( 3,5). Di sekitar gunung berapi berbagai macam tanaman dapat dikembangkan. Baik sayuran, palawija, sawah atau tanaman tahunan dapat dikembangkan dengan baik asal sesuai dengan syarat tumbuh utama yaitu iklim (Rachim, 2007). Pada daerah yang kurang air (hanya mengandalkan air hujan) tanah ini banyak ditanami ketela pohon. Jenis-jenis tanaman pohon sangat baik tumbuh pada tanah ini seperti pisang, petai, durian, kelapa, alfukat, kemang, sirsak, rambutan dan lain-lain (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, 2003). Penggunaan tanah Inceptisol untuk pertanian atau non pertanian adalah beraneka ragam. Daerah yang berlereng curam diperuntukan untuk hutan, rekreasi atau cagar alam. Tanah Inceptisol yang berdrainase buruk, dapat dijadikan lahan pertanian setelah drainasenya diperbaiki dan dapat pula dikembangkan tanaman lahan kering (Hardjowigeno, 2003) Bahan Organik dan Peranannya Bahan organik yang berasal dari campuran antara sisa tanaman dan kotoran hewan maupun sampah dan bila telah mengalami dekomposisi oleh mikrooragisme dapat menjadi pupuk organik (Soepardi (1983). Bahan organik mempunyai peranan penting terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Peranan bahan organik terhadap sifat fisik tanah antara lain ; kemampuan menahan air meningkat, warna tanah menjadi coklat hingga kehitaman, merangsang granulasi agregat dan memantapkannya, menurunkan plastisitas, kohesi dan sifat buruk lain dari liat. Peranan bahan organik terhadap sifat kimia tanah antara lain ; meningkatkan daya jerap dan kapasitas tukar kation, kation yang mudah dipertukarkan meningkat, unsur N, P dan S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme sehingga terhindar dari pencucian kemudian tersedia kembali, pelarutan sejumlah unsur hara dari mineral oleh asam humus. Menurut Hakim et al (1986), peranan bahan organik terhadap sifat

6 9 biologi tanah ; jumlah dan aktivitas metabolik organisme tanah meningkat, kegiatan jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik juga meningkat. Mineralisasi bahan organik menyediakan unsur N, P dan S dalam larutan tanah dan berkorelasi dengan peningkatan hara dalam jaringan tanaman (Miller et al, 1990). Pemberian bahan organik akan mempengaruhi perpindahan ion-ion dari larutan tanah ke dalam akar tanaman, mampu memperbaiki aerasi tanah sehingga perkembangan sistem perakaran berlangsung dengan baik dan daya jangkau akar unsur hara jauh lebih tinggi (Sanchez, 1976). Menurut Anas (1999), bahan organik dapat mempengaruhi sifat tanah antara lain ; memperbaiki struktur tanah, memperbaiki aerasi tanah, meningkatkan jumlah air tersedia bagi tanaman, meningkatkan kesuburan tanah, menurunkan bobot isi tanah dan memudahkan pengolahan tanah. Selain itu bahan organik dapat membentuk senyawa beracun bagi tanaman pada kondisi suhu tertentu. Bahan organik yang berasal dari pupuk kandang, komposisi haranya tergantung pada jenis hewan, umur hewan, jenis makanan, jenis alas kandang dan cara penyimpanannya (Setyamidjaja, 1990). Kotoran ayam yang dijadikan pupuk organik cukup baik karena rasio C/N relatif rendah yaitu 1-3 (Sutanto, 2002). Komposisi unsur hara pada pupuk kandang ayam terdiri dari 1,7% N, 1,9% P 2 O 5 dan 1,5% K 2 O. Jumlah bahan organik yang diberikan pada tanah tergantung kadar bahan organik tanah. Pada tanah dengan kadar bahan organik tanah rendah, umumnya penambahan bahan organik berkisar 20 sampai 40 ton/ha. Sementara dengan tanah dengan kadar bahan organik tanah cukup tinggi atau berkisar 3 sampai 4% maka penambahan bahan organik 5 sampai 10 ton/ha relatif cukup (Sudarsono, 2004). Peranan Unsur Hara N P K Unsur hara N P K adalah hara esensial yang diperlukan oleh tanaman dalam jumlah besar untuk memenuhi proses fisiologi dan metabolisme tanaman. Bila unsur hara N P K tersedia dalam jumlah terbatas dalam tanah maka akan menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan dan produksi tanaman. Penyerapan hara oleh tanaman sifatnya selektif dan spesifik, yaitu tanaman hanya menyerap hara yang dibutuhkan dan sesuai dengan fungsi berdasarkan umur pertumbuhan tanaman (Marschner, 1986).

7 10 Tanaman yang tumbuh harus mengandung N dalam membentuk sel-sel baru. Fotosintesis menghasilkan karbohidrat dari CO 2 dan H 2 O namun proses tersebut tidak dapat berlangsung untuk menghasilkan protein, asam nukleat dan sebagainya bilamana N tidak tersedia. Dengan demikian, bila terjadi kekurangan N akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman (Leiwakabessy et al, 2003). Banyaknya N yang diserap tiap hari persatuan berat tanaman adalah maksimum pada saat masih muda dan berangsur-angsur menurun dengan bertambah usia tanaman. Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam hubungan antara respon tanaman dengan dosis pupuk adalah pada tingkat mana terjadi akumulasi pada tanaman. Tanaman jagung, akumulasi N terjadi pada pertumbuhan satu bulan setelah masa emergensi (Tisdale et al, 1975). Menurut Jones et al (1991) menyatakan bahwa kadar kecukupan N untuk Jagung berkisar 3.5-4,5.0%, kecukupan P 0,5-0,8%, kecukupan K adalah 2,8-3,8% dan untuk ubi jalar kecukupan N 3,3-4,5 %, kecukupan P untuk ubi jalar 0,23-0,5% dan kecukupan K adalah 3,5-4,5%. Respon unsur hara N juga tergantung pada seberapa besar tanaman disuplai oleh unsur hara lain. Hubungan ini telah dibuktikan sejumlah penelitian yaitu pengaruh perlakuan unsur hara lain atas respon tanaman terhadap tingkat pemberian N pada tanaman serelea (biji-bijian). Hasilnya adalah tanpa pemberian P dan K maka respon tanaman terhadap tingkat penambahan N adalah rendah, bila dibandingkan dengan pemberian sejumlah hara P dan K yang memadai (Putinella, 1997). Fosfor sangat berpengaruh terhadap perkembangan tanaman. Hal ini disebabkan P banyak terdapat dalam sel tanaman berupa unit nukleotida. Sedangkan nukleotida merupakan suatu ikatan yang mengandung P, sebagai penyusun RNA dan DNA yang berperan dalam perkembangan sel tanaman. Peran unsur P pada tanaman jagung terutama pada proses pembentukan biji. Unsur P dapat menstimulir pertumbuhan dan perkembangan perakaran tanaman, keadaan ini berhubungan dengan fungsi P dalam metabolisme sel. Dari percobaan-percobaan pada tanah yang kekurangan P, bila dipupuk P ternyata bahwa pertambahan bagian akar lebih besar jika dibandingkan dengan bagian atas tanaman (Havlin et al, 1999). Peran P pada tanaman umbi-umbian sangat besar dalam pembentukan akar, yang mana akar tersebut akan menimbun sejumlah karbohidrat sehingga

8 11 ukuran umbi menjadi lebih besar. Dari banyak penelitian bahwa penambahan P kedalam tanah dapat meningkatkan hasil tanaman maupun bahan keringnya (Putinella, 1997). Pengaruh unsur K terhadap pertumbuhan tanaman adalah menguatnya jerami dari tanaman biji-bijian, sehingga tidak mudah rebah. Sedangkan pengaruh kalium terhdap produksi tanaman umbi-umbian sangat nyata. Semakin tinggi kadar kalium tanah semakin tinggi kadar tepungnya, kuantitas dan kualitas umbi semakin baik (Putinella, 1997). Beberapa peneliti melaporkan bahwa ada dampak dari K pada asimilasi CO 2. Hasil kajian mereka menyatakan bahwa K tidak berpengaruh langsung pada sistem fotosintesis tetapi agaknya mengembangkan sintesa enzim ribulosa bifosfat karbosilase yang menunjukkan meningkatkannya asimilasi CO 2. Paralel dengan meningkatnya fotorespirasi dan menurunnya respirasi gelap. Sejumlah penulis mengatakan bahwa K mempertinggi translokasi fotosintat (hasil fotosintesis). Kalium tidak hanya mengembangkan translokasi hasil sintesa fotosintesis yang baru terbentuk tetapi juga berperan pada mobilisasi bahan fotosintesis yang tersimpan (Putinella, 1997). Klasifikasi dan Marfologi Tanaman Jagung Tanaman jagung (Zea mays L) dalam sistematika (taksonomi) tumbuhtumbuhan menurut Warisno (2003) diklasifikasi sebagai berikut : Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Sub Diviso : Angiospermae (Berbiji tertutup) Classis : Monocotyledone (berkeping satu) Ordo : Gramineae (rumput-rumputan) Famili : Graminaeceae Genus : Zea Spesies : Zea mays Jagung termasuk pada keluarga graminae dan mulanya berkembang dari jagung tipe dent dan flint. Jagung tipe dent disebut jagung gigi kuda. Jagung ini mempunyai lekukan dipuncak bijinya karena ada pati keras dibagian pinggir dan pati lembek pada bagian puncak biji. Jagung tipe flint disebut juga jagung mutiara, biji jagung ini berbentuk bulat, bagian luarnya keras dan licin. Jagung manis statusnya sebagai jagung hibrid (hasil hibridasi antara jagung tipe dent

9 12 dan tipe flint kemudian terjadi mutasi (Budiarto, 1996). Sistem perakaran pada tanaman jagung bervariasi terdiri atas akar primer (pertama muncul pada kecambah), akar lateral (memanjang kesamping) dan akar udara atau akar yang tumbuh dari bulu-bulu (Danarti dan Najiyati, 1996). Batang jagung berwarna hijau sampai keunguan berbentuk bulat dengan penampang melintang 2,25 cm, tinggi tanaman berfariasi antara cm, batang berbuku-buku dibatasi oleh ruas-ruas. Daun jagung terdiri atas pelepah daun dan helaian daun. Helaian daun memanjang dengan ujung daun meruncing. Antara pelepah daun dan helaian daun dibatasi oleh spicula yang berfungsi untuk menghalangi masuknya air hujan atau embun didalam pelepah daun (Suprapto, 1993). Jagung termasuk tanaman berumah satu dengan bunga jantan berwarna putih krem. Bunga tanaman ini bersifat monocius dan bungan jantannya mengandung banyak bunga kecil pada ujung batangnya yang disebut tassel. Bunga betina juga mengandung banyak bunga kecil yang ujungnya pendek dan datar, pada saat masak disebut tongkol (Warisno, 2003). Syarat Tumbuh Tanaman Jagung Faktor iklim yang paling mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah curah hujan dan suhu. Jumlah dan sebaran curah hujan merupakan dua faktor lingkungan yang memberikan pengaruh terbesar terhadap kualitas jagung (Rukmana, 1997). Menurut Budiarto (1996), secara umum jagung memerlukan air sebanyak mm/bulan. Suhu yang baik untuk pertumbuhan jagung manis adalah C dan keasaman tanah yang baik adalah 5,5-7,0, dengan ketinggian dari dataran rendah sampai diatas meter dari permukaan laut. Tanah yang gembur dan subur sangat dikehendaki untuk pertumbuhan tanaman jagung juga memerlukan aerasi dan draenase yang baik. Secara umum tanaman jagung dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan syarat tanah tersebut diolah dengan baik. Namun yang terbaik untuk pertumbuhan yaitu yang bertekstur lempung berdebu (Arifudin, 1996). Dosis anjuran pemupukan rataan adalah urea kg/ha, SP kg/ha dan KCl kg/ha. Pemupukan dapat dilakukan secara bertahap yaitu pada saat tanam 1/3 dosis urea dengan cara tugal atau diberikan pada larikan tanaman, sedangkan pemupukan SP-36 dan KCl diberikan pada saat tanam dan pemupukan kedua diberikan pada saat tanaman jagung berumur 45 hari yaitu 2/3 dosis urea (Rukmana, 1997).

10 13 Morfologi Tanaman Ubi Jalar Ubi jalar adalah tanaman semusim yang termasuk dalam klas Dicotyledonae, famili Convolvulaceae, genus Ipomea. Tanaman ubi jalar memiliki susunan tubuh utama yang terdiri dari batang, umbi, daun, bunga dan biji. Batang berbentuk bulat, tidak berkayu, berbuku, tipe pertumbuhan merambat, panjang batang tipe tegak antara 1-2 meter, sedangkan tipe merambat panjang batang 2-3 meter. Warna batang biasanya hijau tua sampai keungu-unguan (Rukmana, 1997). Menurut Wargiono (1980), bentuk daun ubi jalar bulat, lonjong dan runcing yang umumnya berwarna hijau tua dan kuning. Tanaman berbatang besar biasanya berdaun besar, demikian sebaliknya. Bentuk bunga menyerupai torempet dengan satu tangkai putik dan kepala putik pada bagian ujungnya. Bentuk umbi yang ideal adalah lonjong agak panjang, kulitnya tebal dan tipis terdiri dari warna putih, kuning, jingga dan sedikit ungu. Pada suhu 25 o C tanaman ini tumbuh maksimal, tetapi terhambat jika suhu dibawah 12 o C atau diatas 35 o C. Sifat lain tanaman ini adalah menyukai cahaya matahari dan curah hujan yang rendah yaitu mm/tahun pada masa pertumbuhannya, umur panen ubi jalar berkisar antara 3-4 bulan (IBPGR, 1980). Tanaman ubi senang tumbuh pada klas tekstur pasir berlempung, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase baik, dengan ph tanah 5,5-7,5. Suhu udara C, kelembaban udara 50-60%, curah hujan 750 mm-1500 mm/tahun (Rukmana, 1997). Tanah dengan bobot isi yang tinggi atau kurang aerasi akan menghambat pembentukan umbi sehingga hasilnya menurun. Pada tanah yang terlalu banyak mengandung air, sistem perakaran menjadi terhambat dan pembentukan umbi akan terhambat dan kondisi yang lebih parah lagi maka umbi akan menjadi busuk (Rukmana, 1997). Budidaya ubi jalar di tanah yang kandungan liat tinggi diusahakan dengan pemberian bahan organik agar membantu perkembangan umbi. Hara yang hilang terangkut oleh ubi jalar yang dipanen ternyata cukup tinggi yaitu N 105 kg/ha, P 2 O 5 41 kg/ha dan K 2 O 210 kg/ha (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1995). Dosis anjuran pupuk untuk tanaman ubi jalar adalah urea 200 kg/ha, SP kg/ha dan KCl 100 kg/ha (Rukmana, 1997).

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur hara guna mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 1 PENGARUH DOSIS BAHAN ORGANIK DAN PUPUK N, P, K TERHADAP SERAPAN HARA DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG DAN UBI JALAR DI INCEPTISOL TERNATE IDRIS ABD. RACHMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tebal. Dalam Legend of Soil yang disusun oleh FAO, Ultisol mencakup sebagian

TINJAUAN PUSTAKA. tebal. Dalam Legend of Soil yang disusun oleh FAO, Ultisol mencakup sebagian TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah kering sampai tropika, mempunyai horison argilik atau kandik atau fragipan dengan lapisan liat tebal. Dalam Legend of Soil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah

Lebih terperinci

GELISOLS. Pustaka Soil Survey Staff Soil Taxonomy, 2 nd edition. USDA, NRCS. Washington. 869 hal.

GELISOLS. Pustaka Soil Survey Staff Soil Taxonomy, 2 nd edition. USDA, NRCS. Washington. 869 hal. GELISOLS Gelisols adalah tanah-tanah pada daerah yang sangat dingin. Terdapat permafrost (lapisan bahan membeku permanen terletak diatas solum tanah) sampai kedalaman 2 meter dari permukaan tanah. Penyebaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Jagung Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada malai dan bunga betina terletak pada tongkol di pertengahan batang secara terpisah tapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

PENGAMATAN MINIPIT DI LAPANG DAN KLASIFIKASI TANAH

PENGAMATAN MINIPIT DI LAPANG DAN KLASIFIKASI TANAH .1 PENDAHULUAN Dasar utama melakukan klasifikasi dan memahami tanah adalah diskripsi profil tanah yang dilakukan di lapang. Pengamatan di lapang pada dasarnya dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu; 1)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Jagung Jagung (Zea mays L) termasuk dalam keluarga rumput rumputan. tanaman jagung (Zea mays L) dalam sistematika ( Taksonomi ) tumbuhan, kedudukan tanaman

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays PENDAHULUAN Latar Belakang Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays saccharata Sturt) merupakan tanaman pangan yang memiliki masa produksi yang relatif lebih cepat, bernilai ekonomis

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) Tanaman jagung merupakan tanaman asli benua Amerika yang termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Ubi jalar yang ditanam di Desa Cilembu Kabupaten Sumedang yang sering dinamai Ubi Cilembu ini memiliki rasa yang manis seperti madu dan memiliki ukuran umbi lebih besar dari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seperti tekstur tanah (misalnya lempung, tanah liat atau pasir) atau bahan induk

TINJAUAN PUSTAKA. seperti tekstur tanah (misalnya lempung, tanah liat atau pasir) atau bahan induk TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanah Klasifikasi tanah pada awalnya didasarkan pada karakteristik individu seperti tekstur tanah (misalnya lempung, tanah liat atau pasir) atau bahan induk (misalnya tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ordo tanah yang lain. Inceptisol adalah tanah yang belum matang (immature)

TINJAUAN PUSTAKA. ordo tanah yang lain. Inceptisol adalah tanah yang belum matang (immature) TINJAUAN PUSTAKA Tanah Inceptisol Inceptisol adalah tanah tanah yang dapat memiliki epipedon okhrik dan horizon albik seperti yang dimiliki tanah Entisol juga yang mempunyai beberapa sifat penciri lain

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Inceptisol

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Inceptisol TINJAUAN PUSTAKA Tanah Inceptisol Tanah Inceptisol (inceptum = mulai berkembang) berdasarkan Keys to Soil Taxonomy (Soil Survey Staff, 2003) menunjukkan bahwa tanah ini mempunyai horizon penciri berupa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak varietasnya (Rukmana, 2005). Kedudukan tanaman kacang hijau

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan),

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan), II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan), Divisi Spermatophyta (Tumbuhan berbiji), Subdivisi Angiospermae

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Jagung Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung termasuk dalam keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays saccharata Sturt. Dalam Rukmana (2010), secara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Radish Radish (Raphanus sativus L.) merupakan tanaman semusim atau setahun (annual) yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Dephut, 1998): Kingdom : Plantae Divisio : Spematophyta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Botani Tanaman Sawi Sendok. Tanaman sawi sendok termasuk family Brassicaceae, berasal dari daerah pantai Mediteranea yang telah dikembangkan di berbagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar- akar cabang yang lurus.

TINJAUAN PUSTAKA. pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar- akar cabang yang lurus. 18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Deptan (2010) sistematika tanaman kacang tanah adalah sebagai berikut: Divisio: Spermatophyta; Subdivisio: Angiospermae; Class: Dicotyledoneae; Ordo: Leguminales;

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Incetisol merupakan tanah muda dan mulai berkembang. Profilnya

TINJAUAN PUSTAKA. Incetisol merupakan tanah muda dan mulai berkembang. Profilnya TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Tanah Inceptisol Incetisol merupakan tanah muda dan mulai berkembang. Profilnya mempunyai horison yang dianggap pembentukannya agak lamban sebagai alterasi bahan induk. Horison

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Semangka Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Cucurbitaceae sehingga masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan melon (Cucumis melo

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Tanah Secara garis besar kacang tanah dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe tegak dan menjalar. Kacang tanah tipe tegak percabangannya lurus atau sedikit miring ke atas.

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TANAH INDONESIA

KLASIFIKASI TANAH INDONESIA Klasifikasi Tanah Indonesia KLASIFIKASI TANAH INDONESIA (Dudal dan Supraptoharjo 1957, 1961 dan Pusat Penelitian Tanah (PPT) Bogor 1982) Sistem klasifikasi tanah yang dibuat oleh Pusat Penelitian Tanah

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya LEMBAR KERJA SISWA KELOMPOK :. Nama Anggota / No. Abs 1. ALFINA ROSYIDA (01\8.6) 2.. 3. 4. 1. Diskusikan tabel berikut dengan anggota kelompok masing-masing! Petunjuk : a. Isilah kolom dibawah ini dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar Kompos merupakan bahan organik yang telah menjadi lapuk, seperti daundaunan, jerami, alang-alang, rerumputan, serta kotoran hewan. Di lingkungan alam,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang tersebar luas di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya serta sebagian kecil di pulau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan TINJAUAN PUSTAKA Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan akan menjadi busuk dalam 2-5 hari apabila tanpa mendapat perlakuan pasca panen yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan spesies Zea mays L. Jagung merupakan tanaman semusim, sama seperti jenis rumput-rumputan yang lain, akar tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Cabai Cabai termasuk tanaman semusim (annual), berbentuk perdu yang tergolong dalam famili terung-terungan (Solanaceae) dan memiliki sistem perakaran yang agak dangkal

Lebih terperinci

II. PEMBENTUKAN TANAH

II. PEMBENTUKAN TANAH Company LOGO II. PEMBENTUKAN TANAH Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS Arief Darmawan, S.Si., M.Sc Isi A. Konsep pembentukan tanah B. Faktor pembentuk tanah C. Proses pembentukan tanah D. Perkembangan lapisan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (monoecious) yaitu letak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (monoecious) yaitu letak II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Tanaman Jagung Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (monoecious) yaitu letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman. Jagung termasuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Tujuan survey dan pemetaan tanah adalah mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu satuan peta tanah yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr) Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. Susunan morfologi kedelai terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, atau Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah disepakati bahwa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Tanaman jagung merupakan tanaman asli benua Amerika yang termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Taksonomi tanaman

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia dan Fisik Tanah Sebelum Perlakuan Berdasarkan kriteria penilaian ciri kimia tanah pada Tabel Lampiran 5. (PPT, 1983), Podsolik Jasinga merupakan tanah sangat masam dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Vermikompos adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Vermikompos adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Vermikompos Vermikompos adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang melibatkan cacing tanah dalam proses penguraian atau dekomposisi bahan organiknya. Walaupun sebagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Jagung Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea Mays Saccharata. Secara umum klasifikasi tanaman jagung sebagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan

Lebih terperinci

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor sub pertanian tanaman pangan merupakan salah satu faktor pertanian yang sangat penting di Indonesia terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan, peningkatan gizi masyarakat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol di Indonesia cukup luas yaitu sekitar 38,4 juta hektar atau sekitar 29,7% dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Cucurbitales, Famili: Cucurbitaceae,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik, pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar-akar cabang banyak terdapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih TINJAUAN PUSTAKA Sekilas Tentang Tanah Andisol Andisol merupakan tanah yang mempunyai sifat tanah andik pada 60% atau lebih dari ketebalannya, sebagaimana menurut Soil Survey Staff (2010) : 1. Didalam

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latosol dan Karakteristiknya Latosol adalah tanah yang memiliki kadar liat lebih dari 60 %, struktur remah sampai gumpal, gembur, dan warna tanah seragam dengan batas-batas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Tanaman Jagung - Akar Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol 18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol Ultisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai horizon argilik atau kandik dengan nilai kejenuhan basa rendah. Kejenuhan basa (jumlah kation basa) pada

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Sifat Kimia Tanah Variabel kimia tanah yang diamati adalah ph, C-organik, N Total, P Bray, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan KTK. Hasil analisis sifat kimia

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama

II. TINJAUAN PUSTAKA. green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kacang Hijau Kacang hijau dikenal dengan beberapa nama, seperti mungo, mung bean, green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama daerah,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan Speciesnya adalah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Tanaman Jagung Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea Mays L. Secara umum klasifikasi dan sistematika tanaman jagung adalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi dan Morfologi Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari genus Vignadan termasuk ke dalam kelompok yang disebut catjangdan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau TINJAUAN PUSTAKA Tanah Sawah Lahan sawah adalah lahan yang dikelola sedemikian rupa untuk budidaya tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau sebagian dari masa pertumbuhan padi.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Cabai 2.1.1 Taksonomi Dalam dunia tumbuh tumbuhan, cabai diklasifikasikan dalam taksonomi sebagai berikut: Kerajaan Divisi Subdivisi Kelas Subkelas Ordo Family Genus :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Inceptisols tersebar luas di indonesia yaitu sekitar 40,8 juta ha. Menurut

TINJAUAN PUSTAKA. Inceptisols tersebar luas di indonesia yaitu sekitar 40,8 juta ha. Menurut TINJAUAN PUSTAKA Tanah Inceptisol Inceptisols tersebar luas di indonesia yaitu sekitar 40,8 juta ha. Menurut data Puslitbangtanak (2000) Di Sumatera Utara luasan lahan kering masam mencapai 4,1 juta ha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam yang digunakan berpengaruh terhadap berat spesifik daun (Lampiran 2) dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Latosol 2.2. Asam Humat Definisi Asam Humat

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Latosol 2.2. Asam Humat Definisi Asam Humat 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Latosol Latosol adalah kelompok tanah yang mengalami proses pencucian dan pelapukan lanjut, batas horizon baur, dengan kandungan mineral primer dan hara rendah,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan pakchoy di Indonesia Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur, dan masuk ke Indonesia diperkirakan

Lebih terperinci

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Hasil análisis data penelitian dari masing-masing parameter adalah sebagai berikut: a. Hasil Analisis Kandungan Tabel 1. Tandan Kosong Kelapa Sawit *) Parameter

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biotani Sistimatika Sawi Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang Tanaman bawang sabrang TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi bawang sabrang menurut Gerald (2006) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Spermatophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi:

TINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi: TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Dalam sistematika tumbuhan, kedudukan tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi: Angiospermae; Kelas: Monocotyledoneae; Ordo:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna TINJAUAN PUSTAKA Tanah Gambut Tanah gambut terbentuk dari bahan organik sisa tanaman yang mati diatasnya, dan karena keadaan lingkungan yang selalu jenuh air atau rawa, tidak memungkinkan terjadinya proses

Lebih terperinci