GENESIS DAN KLASIFIKASI TANAH BERBAHAN lnduk SEDIMEM PADA KEGBMATAH BAMUGA, LAYPUN6 UTARA

Transkripsi

1

2 GENESIS DAN KLASIFIKASI TANAH BERBAHAN lnduk SEDIMEM PADA KEGBMATAH BAMUGA, LAYPUN6 UTARA Qleh DAMANG BAYU SAKSONO JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTAMIAN, KFISTITUT PERTANIAN BOOOR

3 DkTalgG BAYO SAXSONO. Genesis dan i1lasifil:asi Tmah 3erbaha lndul; Sesimen Pada 1;ecametan Bahuga, Lampmg Utaa (Ci Lzv~zh Bimbingan Ir. K. Tatat S Abdullah). Penelitiaa ini bertujuan untuk mempels.jz?i genesis tz- nah berbahan induk se2imen serta mengl-jasifii:a~i~cannga me- nurut sistem Tairsonoxi Tanah. Peneli-lian ini 6.iialrukan paaa riiayah survei di Kecamatan Eahuga, Lam~ung 2tera. Daerah penelitizn nerupakan suatu graben Sang tertutup oieh endapan lava, hasil letusan Gunung Rzneu, dan bzhanbzhan letusan ini merupaken tufa batu apung masam (70% SiG2), sehingga bahzn induk daereh penelitian zerupaksn se- dinien piro!-;lastik. Setizngkan susunan ninerelnya rlido~inz- si oleh kuarsa, pad2 fraksi pasir, dan zirkon, pad2 fr&si beret, menur- j-an bahan induknya homogen ciengar nsosiesi zirkon dul merupa1;aa bahm induk yang sulcer lepul;. Bdsz~ya bzha induk ymg s&ar lap&;, make ciapat meng- hambat proses pembentui~an den perl;enibangaa tanah di dzerzh penelitian ini. Selah satu akibatoya tanah Sang terbentulr edalah Inceotiscl, 2i~icnz tanah ini niasfh iex~k psri:en:bang- -. ennga can umum".ya mempunyai hcrison penciri ~IZZEL~. Ijroses pedogenesis yang terjadi pacia setiap profil t?.nah nssih be- lun riienczpei maksimun dan proses-proses terseb~t tidak adz ymg ciominan.

4 Orientasi proses pedogene~is yang terjadi pada profil ST2, ST dan TS1 adalah liksiviasi, karena terjadi pening- 3 katan kadar liat hdus dari horison eluviasi ke iluviasi. Sedangkan profil STq beluni terjadi proses liksiviasi. Berdasarkan penilaian nisbah rnolekuler Si02 terhadap R 0 profil ST2 den TS1 terjadi proses podsolisasi. Hzl ini 2 3' disebabkan adanya pencucian yang intensif sehingga kompleks koloidzl horison A jenuh ion hidrogen, mengakibatkvl senya- wa besi dan dumunium larut. Sedangkan profil ST dzn ST4 3 terjadi proses latosolisasi, disebabkan adanya drainase yang baik dan kondisi yang lebih oksidatif sehingga memper- cepat rnobilitas silika. Eerdasarkan penilaian nisbah debu dengan liat, nisbah liat hdus dengan liat total, dan nisbah mineral resistea dan non resisten, profil TS1 mernpunyai tingkat pelapukzn paling intensif, kernudian berturut-turut profil ST3, ST2, dan ST yang paling rendah tingkat pelapukannya. Sedang- 4 kan ditinjau dari kedzlaman solum dan ketebalan horison iluviesi, profil ST2 mempunyai tingkat perkembzngan tanah paling kuat, kemudian berturut-turut profil ST TS1, dan 3' ST yzng pdring lernah tingkzt perkernbzngannya. Adanya 4 proses-proses sedinientasi menyebabken proses pelzpukan ti- dak sejalan dengan proses perkembangan tanahnya. IkLirn pada daerah penelitian yang r,iempunj.& curah hu- jan tinggi (2605 oirn/tahun) mengakibatkan proses pencucizn basa-basa lebih intensif sehingga kejenuhan basanya rendah dm reaksi tanahnya nizsarn. Disamping itu bahan induk tanah

5 ymg masam juga mempengaruhi kandungan basa-basa ddm ta- nah. Tingkat pelapukan profil tanah daerah penelitian ti- d& sejalan dengan kejenuhan basa dan kejenuhan alumunium- nya. Profil TS1 mempunyai kejenuhzn bas8 paling rendah (16.97%) dan kejenuhan alumunium agak tinggi (15.12%), sedangkan kejenuhan diumunium profil ST3 pding tinggi (19.38%) dipengaruhi oleh KTK tanahnya yang rendah (8.17 me/100 g). Profil ST2 dan ST mempunyai kejenuhan 4 bass dan Llumunium sejalan dengan tingkat pelapukannya. Nilai nisbah C/N pada setiap profil rata-rata rendah ( ) dan ditunjang dengan kandungan bahan organik- nya relatif rendah (0.69% %), menunjuk&an proses de- komposisi dan mineralisasi tanah daerah ini berlangsung cepat dan tanahnya semakin berkembang, wdaupun masih re- latif belum kuat. Hal ini berhubungan dengan warna tanah- nyg yang mempunyai hue tinggi (loyr), sehingga menunjukkan perkembangan tanahnya masih relatif seragam dan belum be- gitu lanjut. Berdasarkan ldasifikasi sistem Taksonomi Tanah, pada kategori keluarga, profil ST2 dikelaskan sebagai Dystropept Tipik, berlempung kasar, 'siliceous', isohipertermik; pro- fil ST sebagai Dystropept Oks&, berliat halus, 'campur- 3 ant, isohipertermik; profil ST4 sebagai Dystropept Vertik, berliat hdus, 'campuran', isohipertermik; dan profil TS1 sebagai Dystropept Tipik, berlempung halus, 'siliceoust, isohipertermik.

6

7

8

9

10