PERILAKU MINERAL ZEOLIT DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN TANAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERILAKU MINERAL ZEOLIT DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN TANAH"

Transkripsi

1 PERILAKU MINERAL ZEOLIT DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN TANAH Oleh ASTIANA SASTIONO Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gektr Doktor pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1993

2 RINGKASAN ASTIANA SASTIONO. Perilaku Mineral Zeolit Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Tanah (Dibawah bimbingan Sarwono Hardjowigeno, sebagai Ketua dan Goeswono Soepardi, H.A.M. Satari, I.P.G. Widjaja Adhi dan Fred Rumawas sebagai Anggota Komisi). Penelitian mengenai aplikasi pemanfaatan mineral zeolit telah banyak dilakukan, akan tetapi sifat-sifat dasar serta perilaku mineral tersebut dalam kaitan pemanfaatannya sangat sedikit diketahui ataupun diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji sifat-sifat dasar dan perilaku mineral zeolit, serta mempelajari pengaruh bahan induk zeolitik terhadap perkembangan dan sifat-sifat tanah yang terbentuk. Dalam penelitian ini telah dilakukan analisis terhadap komposisi batuan induk zeolitik serta perilaku mineral zeolit terhadap perlakuan aktifasi, pertukaran kation serta selektifitas penyerapan kation dengan tujuan untuk dapat mempelajari proses-proses yang berkaitan dengan reaksi fisik ataupun kimia yang terjadi di dalam tanah. Batuan induk zeolitik sebagai bahan induk tanah diasumsikan akan mempengaruhi sifat-sifat tanah yang terbentuk. Pedon yang diambil untuk penelitian adalah berasal dari daerah Cikembar, Sukabumi, daerah Bayah, Banten Selatan dan daerah Cikalong, Tasikmalaya. Ketiga daerah tersebut mengandung deposit endapan batuan zeolitik.

3 Pedon penelitian diambil pada puncak-puncak lereng yang relatif agak datar, Di daerah Cikembar, P-1 memiliki kemiringan lereng makro 47 %, P-2 62 % dan P-3 40 %. Pedon di daerah Bayah yaitu P-4 memiliki kemiringan makro 34 %, P-5 29 %, dan P-6 19 %, sedangkan di daerah Cikalong P-7 dengan kemiringan lereng 7 %, P-8 dan P-9 masing-masing 5 %. Hasil penelitian yang diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut : Batuan zeolitik yang berasal dari lokasi yang berbeda mengandung komposisi mineral yang berbeda. Batuan zeolitik dari daerah Cikembar mengandung mineral zeolit jenis mordenit 19.5 % dan klinoptilolit 7.05 %. Batuan zeolitik dari daerah ayah mengandung mineral zeolit mordenit 38.8 % dan klinoptilolit 18.9 %, sedangkan dari daerah Cikalong mengandung zeolit mordenit 63.1 % dan klinoptilolit 10.0 %. Mineral silika yang lain adalah mineral liat montmorilonit, mika, kuarsa dan plagioklas. Komposisi kimia dari batuan zeolitik Cikembar mengandung K20 yang paling tinggi yaitu 3.81 % dan Fe %, batuan zeolitik Bayah mengandung Ca yang paling tinggi 1.83% sedangkan di Cikalong Na20 yang paling tinggi 1.10 % dan MgO 0.92 %. Mutu zeolit alam akan dapat ditingkatkan setelah melalui proses aktifasi, Hal tersebut dapat dicirikan dari peningkatan nilai KTK-nya. Aktifasi pemanasan pada suhu 255O~, pengasaman dengan HCL 0.25N dan penambahan NaOH 0.5N memberikan nilai KTK tertinggi. Setelah aktifasi pemanasan

4 255O~ zeolit Cikalong memiliki KTK me/100 g, Bayah me/100 g dan Cikembar me/100 g, sedangkan se- telah pengasaman HC1 0.25Nt zeolit Cikalong KTK-nya me/100 g, Bayah me/100 g dan Cikembar me/100 g. Penambahan NaOH 0.5N menyebabkan zeolit Cikalong mempu- nyai nilai KTK me/100 g, Bayah me/100 g dan Cikembar me/100 g. Tindakan aktifasi yang berlebihan baik dengan cara pemanasan, penambahan asam atau basa akan menyebabkan kemampuan pertukarannya menurun, karena terjadi- nya kerusakan struktur yang dapat diidentifikasikan dari hi- langnya intensitas puncak diffraksinya pada hasil analisis diffraktogram. Di dalam mempertukarkan kation-kation yang ada di dalam rongga atau saluran zeolit, kemampuan pertukaran larutan NH4C1 > KC1> NaCl > CaCIZ > MgC12. Kapasitas penyerapan zeolit terhadap NH~+ lebih tinggi dibandingkan terhadap K+, dan kemampuan menyerap diantara ketiga zeolit ialah zeolit Cikalong > zeolit Bayah > zeolit Cikembar. Analisis terhadap sifat-sifat tanah yang berbahan induk zeolitik menunjukkan, bahwa susunan mineral1 fraksi pasir pada daerah penelitian di Cikembar dan Bayah berasosiasi hiperstein-augit, sedangkan di Cikalong adalah augit-hiper- stein. Dilihat dari jumlah dan susunan mineralnya pada masing-masing daerah penelitian terdapat perbedaan, yang menunjukkan bahwa tanah berkembang dari bahan induk zeolitik yang tidak sama. Di daerah Cikalong terdapat mineral orthit yang menunjukkan sifat bahan induk yang lebih masam dari

5 kedua daerah yang lain. Susunan mineral pada setiap lapisan dari pedon yang diteliti tidak terdapat perbedaan jenis mineral kecuali pada pedon P-1. Ini berarti bahan induk tanah tersebut homogen susunannya, tidak terdapat penimbunan bahan yang berbeda susunannya. Komposisi mineral fraksi liat tanah menunjukkan dominasi mineral kaolinit pada horison atas. Mineral lain yang terdapat dalam jumlah sedikit adalah montmorilonit, mika, interstratifikasi illit-montmorilonit, kuarsa dan plagioklas. Intensitas puncak diffraksi sinar-x memperlihatkan.bahwa kandungan mineral zeolit sangat sedikit sekali dijumpai pada horison tersebut dibandingkan yang terdapat pada batuan induknya, yang menunjukkan terjadinya pelapukan yang intensif terhadap mineral tersebut didalam tanah. Kemampuan memegang air pada semua pedon yang diteliti meningkat pada horison bawah, yamg menunjukkan masih adanya pengaruh bahan induk zeolitik yang mempunyai kemampuan memegang air cukup tinggi. Kadar air tersedia pada horison bawah di daerah Cikembar %, di daerah Bayah %, dan di Cikalong %. Hasil analisis tekstur tanah menunjukkan bahwa fraksi debu pada semua pedon memiliki nilai persentase yang hampir sama, pada pedon yang diteliti di daerah Bayah dan Cikalong menunjukkan peningkatan dengan kedalaman tanah. Kandungan fraksi debu berkaitan erat dengan tekstur dari bahan induk tufa vulkanik.

6 Pola distribusi basa-basa Ca, Mg, K dan Na yang dapat dipertukarkan di dalam semua pedon penelitian konsentrasinya cenderung meningkat dengan kedalaman tanah yang diikuti oleh nilai KTK tanah dan muatan permanen. Konsentrasi basa-basa yang tinggi pada horison bawah jelas masih menunjukkan pengaruh dari bahan induk zeolitik. Kandungan basa-basa pada horison atas relatif rendah dan tidak lagi menunjukkan adanya pengaruh bahan induk. Tipe kation basa-basa tersedia di dalam tanah sama dengan tipe kation basa-basa dapat dipertukarkan pada mineral zeolitnya. Di Cikembar memiliki tipe kation Ca, Mg, K.dan Na, di daerah Bayah Cat Kt Mg dan Na, sedangkan di Cikalong adalah Ca, Na, Mg dan K. Berdasarkan konsentrasi oksida-oksida bebas Fe, A1 dan Si serta nilai perbandingannya menunjukkan terjadinya pemindahan liat halus dari horison A ke B (lessivage) yang disertai dengan terjadinya migrasi A1 dan Fe, sehingga konsentrasi Si pada horison atas meningkat. Pedon P-1 dan P-3 (Cikembar ), pedon P-5 dan P-6 (Bayah) dan pedon P-7, P-8 dan P-9 (Cikalong) menunjukkan terbentuknya horison argilik, sedangkan P-2 (Cikembar) dan P-4 (Bayah) horison kambik. Hasil analisis mikromorfologi menunjukkan bahwa pada pedon-pedon yang memiliki horison argilik, pada irisan tipis dapat dicirikan dari penampakan plasma yang lebih padat dibandingkan pada horison di atas atau dibawahnya, karena adanya akumulasi liat yang halus ataupun asimilasi liat pada

7 matriks. Penampakan spesifik lain yang dijumpai adalah pe- lapukan mineral zeolit menjadi mineral liat yang tampak dari perubahan orientasi plasma yang terdapat di atas matriks yang berbeda yang disebut sebagai pedoplasma. Selain mine- ral zeolit, pelapukan mika dan plagioklas menunjukkan pula terjadinya proses kaolinisasi. Ditinjau dari genesis mineral liat yang terdapat di daerah penelitian, mineral montmorilonit, illit, mika, kuar- sa dan plagioklas adalah berasal pewarisan bahan induknya. Terbentuknya mineral liat kaolinit berasal dari pelapukan mineral zeolit dan mineral liat 2:l yang ditunjukkan oleh meningkatnya jumlah mineral tersebut pada horison atas. Berdasarkan penilaian tingkat pelapukan di daerah Ci- kembar pedon penelitian P-1 dan P-3 mempunyai tingkat pe- lapukan yang lebih lanjut dibandingkan dengan P-2. daerah Bayah P-5 dan P-6 mempunyai tingkat pelapukan yang lebih lanjut dibandingkan P-4, sedangkan di daerah Cikalong P-7 dan P-8 lebih terlapuk lanjut dibandingkan dengan P-9. Tingkat perkembangan tanah pada masing-masing daerah pene- litian sejalan dengan tingkat pelapukannya. Klasifikasi tanah pada pedon P-1 dan P-5 adalah Typic Hapludult, pada pedon P-2 dan P-4 Typic Dystropept, sedang- kan pada pedon P-3, P-6, P-7, P-8 dan P-9 adalah Typic Hapludalf. Di

8 Judul Disertasi Nama Mahasiswa : PERILAKU MINERAL ZEOLIT 9AN PENGARUMNYA TERHADAP PERKEMBANGAN TANAH : ASTIANA SASTIONO N~mor Pokok : Program Studi : ILMU TANAH ~enyetujui : 1. Komisi Pembimbing (Dr Ir Sarwono Mardjowigeno) Ketua / Angg~ta Anggota (Dr Ir I Putu G. Widjaja-Adhi) (Dr Ir Fred Rumawas) Anggota Anggota 2. Ketua Program Studi Ilmu Tanah, b6q (Or Ir Sarwono Hardjowigeno) Tanggal Lu1 us : 13 FEBRUARI 1993

9 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 8 November 1950, di Surabaya sebagai anak kedua dari keluarga Abdullah dan Maring Moektiani. Setelah tamat dari Sekolah Menengah Atas Negeri I1 di Malang, penulis melanjutkan ke Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun Gelar Sarjana Pertanian diperoleh pada tahun Sejak tahun 1978, bekerja menjadi staf pengajar pada Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, IPB. Pada tahun 1980, penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi ke Rijks-Universiteit di Ghent, Belgia. Gelar Master of Soil Science dapat diselesaikan pada tahun Pada tahun 1985 penulis mendapatkan kesempatan mengikuti program doktor atas biaya Tim Manajemen Program Doktor, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Penulis bersuamikan dr. Sastiono dan dikaruniai tiga orang putri bernama Prani, Arini dan Triska.

10 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. atas segala rahmat dan karunia-nya, sehingga penelitian tentang PERILAKU MINERAL ZEOLIT DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMEMBANGAN TANAH dapat diselesaikan. Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Dr Ir Sarwono Hardjowigeno, M.Sc.; sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Prof. Dr Ir Goeswono Soepardi, Prof. Dr Ir H. A. M. Satari, Dr Ir Putu Gejer Widjaja-Adhi dan Dr Ir Fred Rumawas masing-masing sebagai Anggota Komisi Pembimbing atas segala saran, kritik serta pengarahannya hingga dapat diselesaikan penulisan ini. Kepada Tim Manajemen Program Doktor (TMPD), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia atas pemberian kesempatan dan dana selama studi di Fakultas Pasca Sarjana IPB. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Ir Soedjoko Tirtosoekotjo, M.Sc., Kepala Bidang Teknologi Rekayasa Mineral, Pusat Pengembangan Teknologi Mineral (PPTM), Departenen Pertambangan dan Energi atas segala bantuan fasilitas laboratorium kimia dan mineral selama penelitian berlangsung. Kepada Ketua Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor beserta rekan-rekan staf pengajar penulis mengucapkan rasa terima kasih atas bantuannya baik

11 secara langsung maupun tidak langsung, demi tercapainya penyelesaian studi ini. Kepada seluruh karyawan baik di Laboratorium Jurusan Tanah dan Administrasi, yang telah banyak membantu kami dalam analisa dan pengetikan, kami ucapkan terima kasih. Akhirnya, ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada kedua orang tua dan saudara-saudaraku, kakakku terutama Ir Sustiono yang telah memberikan dorongan dengan segala upaya agar penulis dapat menyelesaikan studi ini. Kepada dr. Sastiono sebagai suami, anak-anakku Prani, Arini dan Triska yang telah menunjukkan pengertian dan kesabaran serta pengorbanannya, untuk ini kami sampaikan penghar-gaan yang setinggi-tingginya. Semoga Allah S.W.T. memberikan rahmat dan imbalan kepada semua fihak yang telah disebutkan diatas. Amien. Bogor, Februari 1993 Penulis

12 DAFTAR IS1 Halaman I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Hipotesis Penelitian I1 TINJAUAN PUSTAKA 6 Sejarah Penemuan Mineral Zeolit... Lingkungan Pembentukan Zeolit... Pembentukan Zeolit di Dalam Tanah.... Endapan Zeolit di Indonesia Komposisi Mineral Batuan Zeolit di Indonesia... Struktur Kristal Mineral Zeolit... Komposisi Kimia dan Klasifikasi Mineral Zeolit ~omposisi Kimia Klasifikasi Mineral Zeolit... Sifat Fisik dan Kimia Zeolit... Sifat-sifat Dasar Batuan Zeolit Sifat Adsorpsi Mineral'zeolit Selektivitas Pertukaran Ion Sifat Pertukaran Ion... Aktifasi Mineral Zeolit Aktifasi Secara Fisik Silikat dalam Tanah... Sifat-sifat Tanah Berbahan Induk Zeolitik ~ktifasi Secara Kimia Pembentukan dan Perubahan Mineral Liat I11 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Administrasi dan Geografi Fisiografi dan Bentuk Wilayah ~eologi dan Bahan Induk Pembentukan Zeolit di Daerah Penelitian Iklim Vegetasi dan Pola Penggunaan Lahan IV. BAHAN DAN METODA PENELITIAN Metoda Penelitian Pengamatan Lapang... 59

13 Halaman Analisis Perilaku Mineral Zeolit Analisis Sifat-sifat Tanah V. HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Mineral Batuan Zeolit di Daerah Penelitian Komposisi Kimia dan Ukuran Butir Komposisi Kimia Zeolit di Daerah Penelitian Ukuran Butir Zeolit Perilaku Mineral Zeolit Perilaku Terhadap Pemanasan Perilaku Terhadap Pengasaman (Dealuminasi) Perilaku Terhadap Penambahan NaOH (Dekationisasi) Pertukaran Kation Selektifitas Penyerapan Kation. 121 VI. PENGARUH ZEOLIT TERHADAP PERKEMBANGAN TANAH ZEOLITIK Bahan Induk dan Susunan Mineral Tanah Komposisi Mineral Fraksi Liat Sifat-sifat Tanah Sifat Morfologi Tanah Sifat Fisik tanah Tekstur Bobot Isi, Porositas. Permeabilitas dan Retensi Air Sifat Kimia Tanah Aktifitas Oksida-oksida Tanah Analisis Mikromorfologi Tanah Genesis Mineral Liat Penilaian Tingkat Perkembangan Tanah Klasifikasi Tanah Prospek Penggunaan Lahan... KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

14 DAFTAR TABEL Tabel Teks Halaman Hasil Analisis Mineralogi Zeolit Alam di Indonesia... Data Curah Hujan, Suhu Udara dan Suhu Tanah di Daerah Cikembar, Kab. Sukabumi, Bayah, Kab. Lebak dan Cikalong, Kab. Tasikmalaya Komposisi Mineral Batuan Zeolitik di Daerah Penelitian... Hasil Analisis Komposisi Mineral Batuan Zeolitik dengan Mikroskop Petografi... Hasil Analisis Komposisi Kimia Zeolit di Daerah Penelitian... Pengaruh Ukuran Batuan Zeolit Terhadap Kapa- pasitas Tukar Kation (NH40Ac 1 N ph 7)... Pengaruh Suhu dan Waktu Pemanasan Terhadap Nilai Kapasitas Tukar Kation Zeolit... Basa-basa Dapat Dipertukarkan Zeolit Cikembar Setelah Pemanasan... Basa-basa Dapat Dipertukarkan Zeolit Bayah Setelah Pemanasan... Basa-basa Dapat Dipertukarkan Zeolit Cikalong Setelah Pemanasan... ph Zeolit Setelah Perlakuan Pemanasan... Kandungan Oksida-oksida Si dan A1 Zeolit Setelah Pemanasan... Intensitas Puncak Diffraksi Zeolit di Daerah Penelitian Setelah Perlakuan Pemanasan... Pengaruh Normalitas Larutan Asam HC1 dan Waktu Pengocokan Terhadap Kapasitas Tukar Kation Zeolit... Total Basa-basa Tercuci di Dalam Larutan HC1 dari Zeolit pada Perlakuan Pengasaman... Basa-basa Dapat Dipertukarkan Zeolit Cikembar Setelah Pengasaman... Basa-basa Dapat Dipertukarkan Zeolit Bayah Setelah Pengasaman... Basa-basa Dapat Dipertukarkan Zeolit Cikalong Setelah Pengasaman... ph Zeolit Setelah Pengasaman... Kandungan Oksida Si dan A1 Zeolit Setelah Pengasaman... Intensitas Puncak Diffraksi Sinar-X Zeolit di Daerah ~enelitian Setelah Pengasaman...

15 Tabel Teks Halaman Pengaruh Normalitas Larutan NaOH dan Waktu Pengocokan Terhadap Kapasitas Tukar Kation Zeolit... Kalium Zeolit Tercuci di Dalam Larutan pada Pemberian NaOH... Basa-basa Dipertukarkan Zeolit Cikembar Setelah Pemberian NaOH... Basa-basa Dipertukarkan Zeolit Bayah Setelah Pemberian NaOH... Basa-basa Dipertukarkan Zeolit Cikalong Setelah Pemberian NaOH... ph Zeolit Setelah Penambahan NaOH... Intensitas Puncak Diffraksi Sinar-X Mineral Zeolit Setelah Penambahan NaOH... Kandungan Oksida Si dan A1 Zeolit setelah Penambahan NaOH... Hasil Serapan NH~+ pada Zeolit Cikembar... Hasil Serapan NH~+ pada Zeolit Bayah... Hasil Serapan NH~+ pada Zeolit Cikalong... Serapan K Zeolit Cikembar... Serapan K Zeolit Bayah... Serapan K Zeolit Cikalong... Hasil Analisis Mineral Fraksi Pasir dari Pedon yang Diteliti... Hasil Analisis Mineral Fraksi Berat dari Pedon yang Diteliti... Hasil Analisis Sifat Morfologi Tanah dari Pedon yang Diteliti... Hasil Analisis Sifat Fisik Tanah dari Pedon yang Diteliti... Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah dari Pedon yang Diteliti... Hasil Analisis Aktifitas Oksida-oksida Bebas Tanah dari Pedon yang Diteliti... Indeks Pelapukan Tanah Berdasarkan Sifat Fisik pada Pedon yang Diteliti... Indeks Pelapukan Tanah Berdasarkan Sifat Kimia dari Pedon yang Diteliti...

16 Lampiran Teks Halaman Klasifikasi Mineral Zeolit Berdasarkan Topo- loginya... Jarak d Penciri Mineral-mineral di Daerah Penelitian... Konsentrasi Basa-basa Zeolit Cikembar yang Dapat Dipertukarkan Dengan NH4C1... Konsentrasi Basa-basa Zeolit Bayah yang Dapat Dipertukarkan Dengan NH4C1... Konsentrasi Basa-basa Zeolit Cikalong yang Dapat Dipertukarkan Dengan NH4C1... Konsentrasi Basa-basa Zeolit Cikembar yang Dapat Dipertukarkan Dengan KC1... Konsentrasi Basa-basa Zeolit Bayah yang Dapat Dipertukarkan Dengan KC1... Konsentrasi Basa-basa Zeolit Cikalong yang Dapat Dipertukarkan Dengan KC1... Konsentrasi Basa-basa Zeolit Cikembar yang Dapat Dipertukarkan Dengan NaCl... Konsentrasi Basa-basa Zeolit Bayah yang Dapat Dipertukarkan Dengan NaCl... Konsentrasi Basa-basa Zeolit Cikalong yang Dapat Dipertukarkan Dengan NaCl... Konsentrasi Basa-basa Zeolit Cikembar yang Dapat Dipertukarkan Dengan CaC12... Konsentrasi Basa-basa Zeolit Bayah yang Dapat Dipertukarkan Dengan CaC12... Konsentrasi Basa-basa Zeolit Cikalong yang Dapat Dipertukarkan Dengan CaC12... Konsentrasi Basa-basa Zeolit Cikembar yang Dapat Dipertukarkan Dengan MgC12... Konsentrasi Basa-basa Zeolit Bayah yang Dapat Dipertukarkan Dengan MgC12... Konsentrasi Basa-basa Zeolit Cikalong yang Dapat Dipertukarkan Dengan MgCIZ... Rasio Oksida Si Terhadap A1 Zeolit Sebagai Akibat Perlakuan... Hasil Analisis Tekstur 10 Fraksi Tanah pada Pedon yanq Diteliti... Kelas Tekstur dan Ukuran Butir pada Pedon yang Diteliti...

17 DAFTAR CAMBAR Gambar Teks halaman Lokasi Penyerapan Endapan Zeolit di Indonesia Komposisi Mineral Zeolit Indonesia... Pertautan 14 Polihedral yang Menyusun Struktur Kristal Mineral Sodalit... Skematik Pertukaran Antara Kation Larutan dengan Kation Zeolit... Peta Daerah Penelitian Kec. Cikembar, Kab. Sukabumi, Kec. Bayah, Kab. Lebak dan Kec. Cikalong Kab. Tasikmalaya... Peta Fisiografi Jawa Barat... Peta Geologi Daerah Cikembar, Sukabumi... Peta Geologi Daerah Suwakan dan Sekitarnya... Peta Geologi Daerah Cikalong, Tasikmalaya... Peta Iklim Daerah Jawa Barat... Hasil Diffraktogram Batuan Zeolit Cikembar, Bayah, dan Cikalong... SEM dari Deposit Zeolit Cikembar... SEM dari Deposit Zeolit Bayah... SEM dari Deposit Zeolit Cikalong... Pengaruh Ukuran Butir Zeolit Terhadap Nilai Kapasitas Tukar Kation... Diffraktogram Sinar-X dari Zeolit Cikembar Setelah Perlakuan Pemanasan... Diffraktogram Sinar-X dari Zeolit Bayah Setelah Perlakuan Pemanasan... Diffraktogram Sinar-X dari Zeolit Cikalong Setelah Perlakuan Pemanasan... Diffraktogram Sinar-X dari Zeolit Cikembar Setelah Perlakuan Pengasaman... Diffraktogram Sinar-X dari Zeolit Bayah Setelah Perlakuan Pengasaman... Diffraktogram Sinar-X dari Zeolit Cikalong Setelah Perlakuan Pengasaman... Diffraktogram Sinar-X dari Zeolit Cikembar Setelah Pemberian NaOH... Diffraktogram Sinar-X dari Zeolit Bayah Setelah Pemberian NaOH... Diffraktogram Sinar-X dari Zeolit Cikalong Setelah Pemberian NaOH... Btl (33-53 cm) pada Pedon P-1 dari Daerah Cikembar... BC ( em) pada Pedon P-1 dari Daerah Cikembar... Bt21 (30-58 cm) pada Pedon P-2 dari Daerah Cikembar...

18 Gambar Teks Halaman BC ( cm) pada Pedon P-2 dari Daerah Cikembar... Btl (49-69 cm) pada Pedon P-3 dari Daerah Cikembar... C ( cm) pada Pedon P-3 dari Daerah Cikembar... Hasil SEM pada Fraksi Liat Pedon P-1 pada Horison Bt (33-53 cm)... Bw (30-60 cm) pada Pedon P-4 dari Daerah C ( > 60 cm) pada Pedon P-4 dari Daerah Bt2 (27-52 cm) pada Pedon P-5 dari Daerah C ( > 76 cm) pada Pedon P-5 dari Daerah Bt (46-82 cm) pada Pedon P-6 dari Daerah BC ( cm) pada Pedon P-6 dari Daerah Bt (25-45 cm) pada Pedon P-7 dari Daerah C ( > 67 cm) pada Pedon P-7 dari Daerah Btl (15-32 cm) pada Pedon P-8 dari Daerah C ( > 55 cm) pada Pedon P-8 dari Daerah Btl (13-36 cm) pada Pedon P-9 dari Daerah Bt2 (30-62 cm) pada Pedon P-9 dari Daerah

19 Gambar Teks Halaman BC ( cm) pada Pedon P-2 dari Daerah Cikembar... Btl (49-69 cm) pada Pedon P-3 dari Daerah Cikembar... C ( cm) pada Pedon P-3 dari Daerah Cikembar *... Hasil SEM pada Fraksi Liat Pedon P-1 pada Horison Bt (33-53 cm)... Bw (30-60 cm) pada Pedon P-4 dari Daerah Bayah...;... C ( > 60 cm) pada Pedon P-4 dari Daerah Bt2 (27-52 cm) pada Pedon P-5 dari Daerah C ( > 76 cm) pada Pedon P-5 dari Daerah Bt (46-82 cm) pada Pedon P-6 dari Daerah BC ( cm) pada Pedon P-6 dari Daerah Bt (25-45 cm) pada Pedon P-7 dari Daerah C ( > 67 cm) pada Pedon P-7 dari Daerah Btl (15-32 cm) pada Pedon P-8 dari Daerah C ( > 55 cm) pada Pedon P-8 dari Daerah Btl (13-36 cm) pada Pedon P-9 dari Daerah Bt2 (30-62 cm) pada Pedon P-9 dari Daerah

20 Gambar Teks Halaman Hasil SEM Fraksi Liat dari Horison Bt (15-32 cm), pada Pedon P-8 yang mengandung Mineral Liat Smektit-Khlorit (D-HI 4-8) yang Bercampur dengan Kaolinit (B-G, 11-16). Pemb. 2500X Profil Tanah yang Berkembang dari Bahan Induk Zeolitik di Daerah Penelitian... Pola Distribusi Fraksi Pasir, Debu, Liat, Debu Halus dan Liat Halus pada Profil Tanah Daerah Cikembar... Pola Distribusi Fraksi Pasir, Debu, Liat, Debu Halus dan Liat Halus pada Profil Tanah Daerah Bayah... Pola Distribusi Fraksi Pasir, Debu, Liat, Debu Halus dan Liat Halus pada Profil Tanah Daerah Cikalong... Pola Basa-basa Dapat Ditukar dengan Kedalaman Solum Tanah pada Profil dari Daerah Cikembar. Pola Basa-basa Dapat Ditukar dengan Kedalaman Solum Tanah pada Profil dari' Daerah Bayah. Pola Basa-basa Dapat Ditukar dengan Kedalaman Solum Tanah pada Profil dari Daerah Cikalong. Horison Bt-2 pada Pedon P-1 Cikembar yang Menunjukkan Liat Illuviasi dan Pembentukan Liat Insitu dari Pelapukan Bahan Induk... Liat Illuviasi pada Horison Bt-2, Pedon P-3 di Daerah Cikembar... Pelapukan Mineral Mika dan Tufa Zeolit yang Mengalami Alterasi Menjadi Mineral Liat Kaolinit pada Pedon P-2, Cikembar... Liat Illuviasi pada Horison Bt-2, Pedon P-5 di Daerah Bayah... Liat Illuviasi pada Horison Bt, Pedon P-6 di Daerah Bayah... Horison Ap pada Pedon P-4 di Daerah Bayah... Liat Illuviasi pada Horison Bt, Pedon P-7 di Daerah Cikalong... Liat Illuviasi pada Horison Bt, Pedon P-8 di Daerah Cikalong... Liat Illuviasi pada Horison Bt, Pedon P-9 di Daerah Cikalong...

pung batuan zeolitik dan alat X-ray Difraktometer. Hasil

pung batuan zeolitik dan alat X-ray Difraktometer. Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Komposisi Mineral Batuan Zeolit di Daerah Penelitian Berdasarkan hasil pengujian terhadap contoh zeolit yang berasal dari tiga daerah lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah Kimia Tanah 23 BAB 3 KIMIA TANAH Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah A. Sifat Fisik Tanah Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponenkomponen

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisik Tanah 5.1.1. Bobot Isi dan Porositas Total Penambahan bahan organik rumput signal pada lahan Kathryn belum menunjukkan pengaruh baik terhadap bobot isi (Tabel

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh Contoh yang diambil dari alam merupakan contoh zeolit dengan bentuk bongkahan batuan yang berukuran besar, sehingga untuk dapat dimanfaatkan harus diubah ukurannya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sifat-sifat Tanah. Sifat Morfologi dan Fisika Tanah. Sifat morfologi dan fisika tanah masing-masing horison pada pedon pewakil

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sifat-sifat Tanah. Sifat Morfologi dan Fisika Tanah. Sifat morfologi dan fisika tanah masing-masing horison pada pedon pewakil HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat-sifat Tanah Sifat Morfologi dan Fisika Tanah Pedon Berbahan Induk Batuliat Sifat morfologi dan fisika tanah masing-masing horison pada pedon pewakil berbahan induk batuliat disajikan

Lebih terperinci

IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian mencakup pengamatan di lapang dan analisis laboratorium. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah pe- milihan lokasi dimana terdapat deposit batuan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang di analisis adalah tekstur tanah, bulk density, porositas, air tersedia, serta permeabilitas. Berikut adalah nilai masing-masing

Lebih terperinci

JERAPAN Na +, NH 4 +, DAN Fe 3+ PADA TANAH-TANAH YANG DIDOMINASI MINERAL LIAT SMEKTIT. Rasional

JERAPAN Na +, NH 4 +, DAN Fe 3+ PADA TANAH-TANAH YANG DIDOMINASI MINERAL LIAT SMEKTIT. Rasional JERAPAN Na +, NH 4 +, DAN Fe 3+ PADA TANAH-TANAH YANG DIDOMINASI MINERAL LIAT SMEKTIT Rasional Sejumlah kation dapat membebaskan K yang terfiksasi pada tanah-tanah yang banyak mengandung mineral liat tipe

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi

Lebih terperinci

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd 1.Definisi Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral organic, air, udara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan

Lebih terperinci

DAN TIDAK DlSAWAHRAH $ADA BERBAGWl LERENG DI SEKlTAR CiBINONG

DAN TIDAK DlSAWAHRAH $ADA BERBAGWl LERENG DI SEKlTAR CiBINONG PEIDOGMESIS DAN SIFAT-SIFAT BANAH BISAWANKAN DAN TIDAK DlSAWAHRAH $ADA BERBAGWl LERENG DI SEKlTAR CiBINONG Oleh SUTRISNO A 20. 1659 JURUSAfd TANAH, FAKULTAS PERTANlAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1988 RINGKASAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Zeolit adalah mineral senyawa alumina silikat hidrat dengan logam alkali dan alkali tanah, yang memiliki struktur kerangka yang berbentuk rongga. Bahan induk yang didominasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Sifat Kimia Tanah Variabel kimia tanah yang diamati adalah ph, C-organik, N Total, P Bray, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan KTK. Hasil analisis sifat kimia

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN

TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB III TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN 3.1 Tambang Zeolit di Desa Cikancra Tasikmalaya Indonesia berada dalam wilayah rangkaian gunung api mulai dari Sumatera, Jawa, Nusatenggara, Maluku sampai Sulawesi.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Tanah Awal Data hasil analisis tanah awal disajikan pada Tabel Lampiran 2. Berdasarkan Kriteria Penilaian Sifat Kimia dan Fisika Tanah PPT (1983) yang disajikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah temprate sampai tropika, mempunyai horison argilik atau kandik dengan lapisan liat tebal. Dalam legend of soil yang disusun

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Terdapat 11 profil tanah yang diamati dari lahan reklamasi berumur 0, 5, 9, 13 tahun dan lahan hutan. Pada lahan reklamasi berumur 0 tahun dan lahan hutan, masingmasing hanya dibuat

Lebih terperinci

Citra LANDSAT Semarang

Citra LANDSAT Semarang Batuan/Mineral Citra LANDSAT Semarang Indonesia 5 s/d 7 km 163 m + 2 km QUARRY BARAT LAUT Tidak ditambang (untuk green belt) muka airtanah 163 m batas bawah penambangan (10 m dpl) 75-100 m dpl Keterangan

Lebih terperinci

II. PEMBENTUKAN TANAH

II. PEMBENTUKAN TANAH Company LOGO II. PEMBENTUKAN TANAH Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS Arief Darmawan, S.Si., M.Sc Isi A. Konsep pembentukan tanah B. Faktor pembentuk tanah C. Proses pembentukan tanah D. Perkembangan lapisan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit Penelitian ini menggunakan zeolit alam yang berasal dari Lampung dan Cikalong, Jawa Barat. Zeolit alam Lampung

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi penelitian terlihat beragam, berikut diuraikan sifat kimia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol 18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol Ultisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai horizon argilik atau kandik dengan nilai kejenuhan basa rendah. Kejenuhan basa (jumlah kation basa) pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tingkat Perkembangan Tanah. daerah tropika: 1. Tahap awal bahan induk yang tidak terkikis; 2. Tahap yuwana

TINJAUAN PUSTAKA. Tingkat Perkembangan Tanah. daerah tropika: 1. Tahap awal bahan induk yang tidak terkikis; 2. Tahap yuwana TINJAUAN PUSTAKA Tingkat Perkembangan Tanah Mohr dan Van Baren mengenal 5 tahap dalam perkembangan tanah di daerah tropika: 1. Tahap awal bahan induk yang tidak terkikis; 2. Tahap yuwana pengikisan telah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor II. TINJAUAN PUSTAKA Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor pertanian, kehutanan, perumahan, industri, pertambangan dan transportasi.di bidang pertanian, lahan merupakan sumberdaya

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian dan Letak Geografis Lokasi penelitian dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII. PT. Perkebunan Nusantara VIII, Perkebunan Cikasungka bagian Cimulang

Lebih terperinci

4.1. Bahan Induk Tanah, Komposisi Mineral dan Sifat-Sifat Tanah Sawah

4.1. Bahan Induk Tanah, Komposisi Mineral dan Sifat-Sifat Tanah Sawah IV. PEMBAHASAN UMUM Solok dikenal sebagai Sentra Produksi Beras. Beras yang dihasilkan Sentra Produksi, di samping mensuplai kebutuhan pangan masyarakat Sumatera Barat, juga masyarakat di luar Sumatera

Lebih terperinci

IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH

IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH Komponen kimia tanah berperan terbesar dalam menentukan sifat dan ciri tanah umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Bahan aktif dari tanah yang berperan dalam menjerap

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN

IV. HASIL PENELITIAN IV. HASIL PENELITIAN Karakterisasi Tanah Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa tanah Ultisol memiliki tekstur lempung dan bersifat masam (Tabel 2). Selisih antara ph H,O dan ph KC1 adalah 0,4; berarti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hujan Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh dipermukaan tanah datar selama periode tertentu di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, run off dan

Lebih terperinci

VI. PERKEMBANGAN TANAH DARI BAHAN INDUK ZEOLIT

VI. PERKEMBANGAN TANAH DARI BAHAN INDUK ZEOLIT VI. PERKEMBANGAN TANAH DARI BAHAN INDUK ZEOLIT Proses pembentukan tanah pada garis besarnya dibedakan atas proses pelapukan dan proses perkembangan tanah.. Proses pelapukan merupakan proses yang merubah

Lebih terperinci

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG Rossi Prabowo 1*,Renan Subantoro 1 1 Jurusan Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Semarang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KUALITAS TANAH PADA BEBERAPA PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN HULU DAS PADANG KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI. Oleh:

KARAKTERISTIK KUALITAS TANAH PADA BEBERAPA PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN HULU DAS PADANG KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI. Oleh: KARAKTERISTIK KUALITAS TANAH PADA BEBERAPA PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN HULU DAS PADANG KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI Oleh: YOGA P. DAMANIK 050303018 ILMU TANAH DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

- SIFAT- SIFAT LAPIS4N KUNING SERTA

- SIFAT- SIFAT LAPIS4N KUNING SERTA vi'd * - SIFAT- SIFAT LAPIS4N KUNING SERTA PENlLAIAM TINGKAT PELAPUKANNYA PADA LATOSOL DAN AMDOSOL Dl SEKITAR BOGOR Oleh W I D E S W A T I i JURUSAN TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, '?,. ',', 2 a,, INSTITUT

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Fisikokimia Andisol Lembang Data sifat fisikokimia tanah Andisol Lembang disajikan pada Tabel 1. Status hara dinilai berdasarkan kriteria yang dipublikasikan oleh

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Pemberian dan Terhadap Sifat sifat Kimia Tanah Penelitian ini mengevaluasi pengaruh pemberian amelioran bahan humat dan abu terbang terhadap kandungan hara tanah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

Ayah, Ibunda dan. keluarqa serta kekasih tercinta

Ayah, Ibunda dan. keluarqa serta kekasih tercinta Ayah, Ibunda dan keluarqa serta kekasih tercinta EVALUASJ BEBERAPA SlFAT KIMIA TAHAH PABA BEqBAGAI TANAM LATOSOL GQRLAT KEMERAHAN JALAN TO1 JAGORAWI Dl LEUWINBNGGUN oleh WALTER SlLALAHl A 23.1116 JUR USAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Tujuan survey dan pemetaan tanah adalah mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu satuan peta tanah yang

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan terdahulu dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Perbedaan tekstur tanah dan elevasi, tidak menyebabkan perbedaan morfologi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sifat Umum Tanah Masam

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sifat Umum Tanah Masam II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sifat Umum Tanah Masam Tanah tanah masam di Indonesia sebagian besar termasuk ke dalam ordo ksisol dan Ultisol. Tanah tanah masam biasa dijumpai di daerah iklim basah. Dalam keadaan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI TANAH RAWA PASANG SURUT DI KARANG AGUNG ULU SUMATERA SELATAN. E. DEWI YULIANA Fakultas MIPA, Universitas Hindu Indonesia

KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI TANAH RAWA PASANG SURUT DI KARANG AGUNG ULU SUMATERA SELATAN. E. DEWI YULIANA Fakultas MIPA, Universitas Hindu Indonesia KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI TANAH RAWA PASANG SURUT DI KARANG AGUNG ULU SUMATERA SELATAN E. DEWI YULIANA Fakultas MIPA, Universitas Hindu Indonesia ABSTRACT This study is aimed at identifyimg the characteristics

Lebih terperinci

ole h ;;:"c,""",' " BOGOR BEBERAPA SIFAT TANAH ANDOSOl CISAAT, SUKABUMI 01 BAWAH NAUNGAN AGATHIS ( Agathis Ioranthifolia ) DAN NON AGATHIS

ole h ;;:c,,'  BOGOR BEBERAPA SIFAT TANAH ANDOSOl CISAAT, SUKABUMI 01 BAWAH NAUNGAN AGATHIS ( Agathis Ioranthifolia ) DAN NON AGATHIS BEBERAPA SIFAT TANAH ANDOSOl CISAAT, SUKABUMI 01 BAWAH NAUNGAN AGATHIS ( Agathis Ioranthifolia ) DAN NON AGATHIS SERTA KlASIFIKASINYA MENURUT SISTEM TAKSONOMI TANAH ole h MARGA YUWANA, P.JURUSAN TANAH

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Analisis Tanah Awal Karakteristik Latosol Cimulang yang digunakan dalam percobaan disajikan pada Tabel 2 dengan kriteria ditentukan menurut acuan Pusat Peneltian Tanah

Lebih terperinci

GELISOLS. Pustaka Soil Survey Staff Soil Taxonomy, 2 nd edition. USDA, NRCS. Washington. 869 hal.

GELISOLS. Pustaka Soil Survey Staff Soil Taxonomy, 2 nd edition. USDA, NRCS. Washington. 869 hal. GELISOLS Gelisols adalah tanah-tanah pada daerah yang sangat dingin. Terdapat permafrost (lapisan bahan membeku permanen terletak diatas solum tanah) sampai kedalaman 2 meter dari permukaan tanah. Penyebaran

Lebih terperinci

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase Skripsi Sarjana Kimia Oleh WENI ASTUTI 07132011 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN FOSFAT ALAM DAN PUPUK N TERHADAP KELARUTAN P, CIRI KIMIA TANAH DAN RESPONS TANAMAN PADA TYPIC DYSTRUDEPTS DARMAGA

PENGARUH PEMBERIAN FOSFAT ALAM DAN PUPUK N TERHADAP KELARUTAN P, CIRI KIMIA TANAH DAN RESPONS TANAMAN PADA TYPIC DYSTRUDEPTS DARMAGA PENGARUH PEMBERIAN FOSFAT ALAM DAN PUPUK N TERHADAP KELARUTAN P, CIRI KIMIA TANAH DAN RESPONS TANAMAN PADA TYPIC DYSTRUDEPTS DARMAGA RAFLI IRLAND KAWULUSAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena 17 TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Ultisol Kandungan hara pada tanah Ultisol umumnya rendah karena pencucian basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena proses dekomposisi

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.I Sintesis dan Karakterisasi Zeolit Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah kaolin alam Cicalengka, Jawa Barat, Indonesia. Kaolin tersebut secara fisik berwarna

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak Geografis. Daerah penelitian terletak pada BT dan

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak Geografis. Daerah penelitian terletak pada BT dan KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis Daerah penelitian terletak pada 15 7 55.5 BT - 15 8 2.4 dan 5 17 1.6 LS - 5 17 27.6 LS. Secara administratif lokasi penelitian termasuk ke dalam wilayah Desa

Lebih terperinci

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PENGERTIAN TANAH Pedosfer berasal dari bahasa latin yaitu pedos = tanah, dan sphera = lapisan. Pedosfer yaitu lapisan kulit bumi yang tipis yang letaknya

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR

PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR Profil dan Solum Tanah Profil Tanah penampang melintang (vertikal) tanah yang terdiri aas lapisan tanah (solum) dan lapisan bahan induk Solum Tanah bagian dari profil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN K 4.1. Hasil Penelitian Pada penelitian telah dilakukan modifikasi terhadap lempung alam dari Desa Cengar (Kuantan Singingi) dengan cara interkalasi, yaitu dengan memasukan

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA SIFAT-SIFAT TANAH DENGAN KETERSEDIAAN K TANAH PADA TANAH-TANAH YANG DIDOMINASI MINERAL LIAT SMEKTIT. Rasional

KORELASI ANTARA SIFAT-SIFAT TANAH DENGAN KETERSEDIAAN K TANAH PADA TANAH-TANAH YANG DIDOMINASI MINERAL LIAT SMEKTIT. Rasional KORELASI ANTARA SIFAT-SIFAT TANAH DENGAN KETERSEDIAAN K TANAH PADA TANAH-TANAH YANG DIDOMINASI MINERAL LIAT SMEKTIT Rasional Sebelum pengelolaan K tanah dilakukan, karakteristik tanah yang berpengaruh

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar wilayahnya didominasi oleh tanah yang miskin akan unsur hara, salah satunya adalah

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN UJI VIABILITAS DAN EFEKTIVITAS BAKTERI PELARUT FOSFAT PADA MEDIA KOMBINASI SENYAWA HUMIK, MOLLASE DAN ZEOLIT PADA TANAH MASAM KARYA ILMIAH TERTULIS (S K R I P S I) Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia dan Fisik Tanah Sebelum Perlakuan Berdasarkan kriteria penilaian ciri kimia tanah pada Tabel Lampiran 5. (PPT, 1983), Podsolik Jasinga merupakan tanah sangat masam dengan

Lebih terperinci

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 09: Sifat Kimia (2)- Mineral Liat & Bahan Organik Tanah

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 09: Sifat Kimia (2)- Mineral Liat & Bahan Organik Tanah Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 09: Sifat Kimia (2)- Mineral Liat & Bahan Organik Tanah Mineral Liat Liat dan bahan organik di dalam tanah memiliki kisi yang bermuatan negatif

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC.

TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC. 3 TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC. Tanaman M. bracteata merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang pertama kali ditemukan di areal hutan Negara bagian Tripura, India Utara, dan telah ditanam

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR

PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR FAKTOR PEMBENTUKAN TANAH Iklim Faktor Lain Topogr afi Tanah Waktu Bahan Induk Organi sme Konsep Pembentukan Tanah Model proses terbuka Tanah merupakan sistem yang terbuka

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis dan Iklim Daerah aliran sungai (DAS) Siulak di hulu DAS Merao mempunyai luas 4296.18 ha, secara geografis terletak antara 101 0 11 50-101 0 15 44 BT dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang tersebar luas di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya serta sebagian kecil di pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penambangan batubara dapat dilakukan dengan dua cara: yaitu penambangan dalam dan penambangan terbuka. Pemilihan metode penambangan, tergantung kepada: (1) keadaan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. Produk tanaman tersebut dapat

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data hasil analisis laboratorium parameter kalium tukar dari tiap titik sampel. Kontrol I II III

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data hasil analisis laboratorium parameter kalium tukar dari tiap titik sampel. Kontrol I II III LAMPIRAN Lampiran 1. Data hasil analisis laboratorium parameter kalium tukar dari tiap titik sampel Kontrol 0-20 0.12 0.25 0.94 20-40 0.34 0.41 0.57 40-60 0.39 0.45 0.50 60-80 0.28 0.39 0.57 80-100 0.23

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Fisika Kimia Abu Terbang Abu terbang adalah bagian dari sisa pembakaran batubara berupa bubuk halus dan ringan yang diambil dari tungku pembakaran yang mempergunakan bahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 24 4.1 Gambaran Umum Wilayah 4.1.1 Tipologi Lahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kebun percobaan Dulamayo merupakan lahan kering yang termasuk pada DAS Bulango yang sampai saat ini dikelola dan dikembangkan

Lebih terperinci

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme : TANAH Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah Hubungan tanah dan organisme : Bagian atas lapisan kerak bumi yang mengalami penghawaan dan dipengaruhi oleh tumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada saat gunungapi meletus mengeluarkan tiga jenis bahan yaitu berupa padatan, cair, dan gas.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Andisol

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Andisol 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Andisol Nama Andisol yang sebelumnya adalah Andosol diperkenalkan pada tahun 1947. Nama tersebut mengidentifikasikan order tanah pada sistem Amerika Serikat, dengan arti tanah

Lebih terperinci

KAJIAN SELEKTIVITAS EROSI PADA BUDIDAYA TANAMAN KARET USIA 15 TAHUN DI DESA LAU DAMAK KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI OLEH :

KAJIAN SELEKTIVITAS EROSI PADA BUDIDAYA TANAMAN KARET USIA 15 TAHUN DI DESA LAU DAMAK KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI OLEH : KAJIAN SELEKTIVITAS EROSI PADA BUDIDAYA TANAMAN KARET USIA 15 TAHUN DI DESA LAU DAMAK KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI OLEH : ACHMAD WILLIAM H. 100301225 ILMU TANAH PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Sifat Kimia Tanah Data sekunder hasil analisis kimia tanah yang diamati yaitu ph tanah, C-Org, N Total, P Bray, kation basa (Ca, Mg, K, Na), kapasitas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Inceptisol Indramayu Inceptisol Indramayu memiliki tekstur lempung liat berdebu dengan persentase pasir, debu, liat masing-masing 38%,

Lebih terperinci

BAB V PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT

BAB V PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT BAB V PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT 5.1. Genesa Lateritisasi Proses lateritisasi mineral nikel disebabkan karena adanya proses pelapukan. Pengertian pelapukan menurut Geological Society Engineering Group Working

Lebih terperinci

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH 4. Phosphor (P) Unsur Fosfor (P) dlm tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan & mineral 2 di dlm tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pd ph

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Organik Tanah Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa tumbuhan dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan demikian

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA III DERAJAT KERUT TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA III DERAJAT KERUT TANAH LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA III DERAJAT KERUT TANAH Semester : Genap 2011/2012 Disusun Oleh : Nama : Bagus Satrio Pinandito NIM : A1C011072 Rombongan : 12 Asisten : KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Tanah Ultisol di Indonesia menempati areal yang cukup luas, yaitu sekitar. 42,3 juta ha (Sri Adiningsih et a/, 1997; Rochayati et a/, 1997).

Tanah Ultisol di Indonesia menempati areal yang cukup luas, yaitu sekitar. 42,3 juta ha (Sri Adiningsih et a/, 1997; Rochayati et a/, 1997). 11. TINJAUAN PUSTAKA Ciri Tanah Ultisol dan Vertisol Tanah Ultisol di Indonesia menempati areal yang cukup luas, yaitu sekitar 42,3 juta ha (Sri Adiningsih et a/, 1997; Rochayati et a/, 1997). Tanah ini

Lebih terperinci

M.K. Dasar-dasar Ilmu Tanah JURUSAN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN - UNPAD

M.K. Dasar-dasar Ilmu Tanah JURUSAN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN - UNPAD M.K. Dasar-dasar Ilmu Tanah JURUSAN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN - UNPAD Materi I PENDAHULUAN Tujuan: Mahasiswa dapat mengetahui: 1. Pengertian/definisi tanah 2. Batas tanah 3. Fungsi tanah 4. Penyusun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dikenali lagi dan kandungan mineralnya tinggi disebut tanah bergambut (Noor, 2001).

TINJAUAN PUSTAKA. dikenali lagi dan kandungan mineralnya tinggi disebut tanah bergambut (Noor, 2001). TINJAUAN PUSTAKA Lahan Gambut Gambut diartikan sebagai material atau bahan organik yang tertimbun secara alami dalam keadaan basah berlebihan, bersifat tidak mampat dan tidak atau hanya sedikit mengalami

Lebih terperinci

EFISIENSI METODE INKUBASI DAN PENAMBAHAN NAOHDALAM MENENTUKAN KEBUTUHAN KAPUR UNTUK PERTANIAN DI LAHAN PASANG SURUT RINGKASAN

EFISIENSI METODE INKUBASI DAN PENAMBAHAN NAOHDALAM MENENTUKAN KEBUTUHAN KAPUR UNTUK PERTANIAN DI LAHAN PASANG SURUT RINGKASAN EFISIENSI METODE INKUBASI DAN PENAMBAHAN NAOHDALAM MENENTUKAN KEBUTUHAN KAPUR UNTUK PERTANIAN DI LAHAN PASANG SURUT HUSIN KADERI, TATY INDRIAN DAN HARYATUN Balai Peneitian Tanaman Pangan Lahan Rawa, Jl.

Lebih terperinci

JOSEPH CAREY S ILMU TANAH

JOSEPH CAREY S ILMU TANAH PERBANDINGAN TINGKAT PERKEMBANGAN TANAH MENURUT METODE MORFOLOGI TANAH, MINERAL LIAT DAN MINERAL INDEKS VAN WAMBEKE PADA TIGA PEDON PEWAKIL DI ARBORETUM KAMPUS USU KWALA BEKALA SKRIPSI OLEH JOSEPH CAREY

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. irreversible, dan selalu dalam keadaan kesetimbangan. Pada dasarnya terdapat dua tahap yang saling

TINJAUAN PUSTAKA. irreversible, dan selalu dalam keadaan kesetimbangan. Pada dasarnya terdapat dua tahap yang saling TINJAUAN PUSTAKA Pembentukan dan Perkembangan Tanah Konsep tentang proses pembentukan tanah mencakup kumpulan berbagai proses fisik, kimia dan biologi beserta semua faktor pendukung terutama tanah. Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya akar sebagai penopang tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA Laporan Akhir Tesis LOGO PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA Disusun Oleh: M. Furoiddun Nais 2309201016 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Gede Wibawa, M.Eng

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tanah Awal Seperti umumnya tanah-tanah bertekstur pasir, lahan bekas tambang pasir besi memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Hasil analisis kimia pada tahap

Lebih terperinci

IV. HASIL 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Tabel 2 No Analisis Metode Hasil Status Hara

IV. HASIL 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Tabel 2 No Analisis Metode Hasil Status Hara IV. HASIL 4.. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Data fisikokimia tanah awal percobaan disajikan pada Tabel 2. Andisol Lembang termasuk tanah yang tergolong agak masam yaitu

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Shellyta Ratnafuri M BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Disusun Oleh : Shellyta Ratnafuri M BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perlakuan nh 4 cl dan gelombang mikro terhadap karakter keasaman montmorillonit Disusun Oleh : Shellyta Ratnafuri M.0304063 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lempung merupakan materi yang unik.

Lebih terperinci

PENGARUH PENGASAMAN TERHADAP PENJERAPAN KROMIUM TRIVALEN OLEH ZEOLIT ASAL CIKEMBAR NURUL HASANAH

PENGARUH PENGASAMAN TERHADAP PENJERAPAN KROMIUM TRIVALEN OLEH ZEOLIT ASAL CIKEMBAR NURUL HASANAH PENGARUH PENGASAMAN TERHADAP PENJERAPAN KROMIUM TRIVALEN OLEH ZEOLIT ASAL CIKEMBAR NURUL HASANAH DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PENGARUH PENGASAMAN

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 Bahan Penyusun Tanah Mineral 25% 5% 45% 25% Bhn Organik Bhn Mineral Udara Air 3.1 Bahan Mineral (Anorganik)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan berkelanjutan hakekatnya merupakan usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dari generasi ke generasi. Sudah sejak lama, komitmen pertambangan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi pustaka dari hasil-hasil survei dan pemetaan tanah LREPP II yang tersedia di arsip data base Balai Besar Litbang Sumberdaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Fisik dan Kimia Tanah Berdasarkan hasil analisis fisika dan kimia tempat pelaksanaan penelitian di Desa Dutohe Kecamatan Kabila. pada lapisan olah dengan kedalaman

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahanpertanaman ubi kayu yang telah ditanami

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahanpertanaman ubi kayu yang telah ditanami 22 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahanpertanaman ubi kayu yang telah ditanami selama 35 tahun dan kebun campuran di Desa Adi Jaya, Kecamatan Terbanggi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tebal. Dalam Legend of Soil yang disusun oleh FAO, Ultisol mencakup sebagian

TINJAUAN PUSTAKA. tebal. Dalam Legend of Soil yang disusun oleh FAO, Ultisol mencakup sebagian TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah kering sampai tropika, mempunyai horison argilik atau kandik atau fragipan dengan lapisan liat tebal. Dalam Legend of Soil

Lebih terperinci