RENCANA STRATEGIS PIOM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA STRATEGIS PIOM"

Transkripsi

1 RENCANA STRATEGIS PIOM Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan i

2 Kata Pengantar Untuk mendukung tercapainya visi dan misi Badan POM, Pusat Informasi Obat dan Makanan (PIOM) sebagai organisasi yang menunjang kegiatan Badan POM, diharapkan mampu menghadapi segala bentuk perubahan yang sedang dan akan terus berubah dan berkembang, khususnya perkembangan dan perubahan dalam lima tahun mendatang. Untuk itu, disusun Rencana Strategis (Renstra) Pusat Informasi Obat dan Makanan , yang merupakan rencana lima tahun kedepan. Rencana Strategis PIOM tahun merupakan rencana program dan kegiatan PIOM selama 5 tahun mendatang yang memuat strategi, fokus prioritas serta kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan PIOM selama , yang sejalan dan mengacu kepada Renstra Badan POM tahun Renstra PIOM juga merupakan acuan dalam penyusunan rencana kinerja, penyusunan rencana kerja dan anggaran, penetapan kinerja, pelaksanaan tugas, pelaporan dan pengendalian kegiatan di Lingkungan Pusat Informasi Obat dan Makanan. Keberhasilan Renstra PIOM didukung dengan 2 (dua) Sasaran Kegiatan yaitu (a) berfungsinya sistem informasi yang terintegrasi secara online dan up to date untuk pengawasan obat dan makanan; (b) meningkatnya pelayanan pengelolaan data, informasi, dan teknologi informasi. Renstra PIOM yang telah disusun ini tidak akan mempunyai makna tanpa ditindaklanjuti dengan pelaksanaan yang komprehensif, untuk itu diperlukan komitmen, motivasi dan kegigihan serta dedikasi tinggi dari semua warga organisasi di Lingkungan PIOM. Jakarta, 08 April 2015 Sekretaris Utama TTD Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si. NIP Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan ii

3 Daftar Isi Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1 Kondisi Umum... 1 I.1.1 Peran PIOM Berdasarkan Perundang-Undangan... 3 I.1.2 Struktur Organisasi... 5 I.1.3 Profil Sumber Daya Manusia... 5 I.1.4 Hasil Capaian Kinerja PIOM Periode I.1.5 Isu Strategis Sesuai dengan Tupoksi dan Kewenangan PIOM I.2 Potensi Permasalahan I.2.1 Sistem Kesehatan Nasional (SKN) I.2.2 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) I.2.3 Globalisasi, Perdagangan Bebas dan Komitmen Internasional I.2.4 Perubahan Ekonomi Sosial Masyarakat (Perubahan Pola Hidup Masyarakat) I.2.5 Demografi, Perubahan Komposisi Penduduk, Desentralisasi & OTDA I.2.6 Perkembangan Teknologi I.2.7 Analisa Terhadap Lingkungan Strategis (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats/SWOT) BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN PIOM II.1 Visi II.2 Misi II.3 Budaya Organisasi II.4 Tujuan II.5 Sasaran Strategis BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN III.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional (Terkait PIOM) III.2 Arah Kebijakan dan Strategi BPOM (Terkait PIOM) III.3 Arah Kebijakan dan Strategi PIOM III.4 Kerangka Regulasi III.5 Kerangka Kelembagaan BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN IV.1 Target Kinerja PIOM Periode IV.2 Kerangka Pendanaan BAB V PENUTUP Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan iii

4 Daftar Tabel Halaman Tabel 1.1. Latar Belakang Pendidikan Staf Pusat Informasi Obat dan Makanan (PNS)... 7 Tabel 1.2. Latar Belakang Pendidikan Tenaga Non PNS Pusat Informasi Obat dan Makanan... 7 Tabel 1.3. Capaian Kinerja PIOM Tahun Tabel 1.4. Pengukuran Sasaran Kinerja Tahun Tabel 1.5. Rangkuman Analisis SWOT Tabel 1.6. Penguatan Peran PIOM untuk Mendukung Peran BPOM Tahun Tabel 2.1. Indeks Kesetaraan Tabel 2.2. Target Rencana Pembangunan Jangka Menengah PIOM Tabel 3.1. Program, Sasaran Program, Kegiatan Strategis, Sasaran Kegiatan,Indikator di Lingkungan Kesektamaan Tabel 4.1 Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Tabel 4.2 Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja dan Pendanaan Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan iv

5 Daftar Gambar Halaman Gambar 1 Struktur Organisasi PIOM... 8 Gambar 2 Diagram Permasalahan dan Isu Strategis, Kondisi Saat Ini dan Dampaknya Gambar 3 Peta Bisnis Proses BPOM Gambar 4 Penjabaran Bisnis Proses Utama PIOM di Dalam Mendukung Kegiatan Badan POM Gambar 5 Logic Model Penjabaran Sasaran Program dan Kegiatan PIOM sebagai Pendukung Kegiatan Kedeoutian dan Kesektamaan BPOM Gambar 6 Logic Model Penjabaran Sasaran Program dan Kegiatan PIOM sebagai Pendukung Kegiatan Kedeoutian dan Kesektamaan BPOM Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan v

6 BAB I PENDAHULUAN I.I Kondisi Umum Sebagai tindak lanjut dari amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa perencanaan pembangunan nasional disusun secara periodik meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian/Lembaga untuk jangka waktu 5 tahun, serta rencana pembangunan tahunan yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L). Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 memiliki maksud untuk memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa (pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha) di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Selanjutnya RPJPN ini dibagi menjadi empat tahapan rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN), salah satunya adalah RPJMN yang merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPN Sebagai kelanjutan RPJMN tahap kedua, RPJMN ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pada pencapaian daya saing kompetitif perekonomian yang berlandaskan keunggulan sumber daya alam, sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus meningkat. Sesuai dengan amanat tersebut serta dalam rangka mendukung pencapaian programprogram prioritas Pemerintah, BPOM sesuai kewenangan, tugas pokok dan fungsinya menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan serta program dan kegiatan BPOM untuk periode Penyusunan Renstra BPOM ini berpedoman pada RPJMN Periode Proses penyusunan Renstra BPOM periode dilakukan sesuai dengan amanat peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hasil evaluasi pencapaian kinerja periode serta melibatkan pemangku kepentingan yang menjadi mitra BPOM. Renstra BPOM periode ini diharapkan dapat meningkatkan Kinerja BPOM dibandingkan dengan pencapaian dari periode sebelumnya sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Penyusunan Renstra BPOM pada RPJMN Periode , juga diikuti oleh Renstra unit teknis dilingkungan Badan POM termasuk Balai Besar/ Balai POM diseluruh Indonesia. Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

7 Pusat Informasi Obat dan Makanan (PIOM) yang merupakan salah satu unit teknis di lingkungan Badan POM Pusat, menyusun renstra pada RPJMN Periode dengan merujuk pada perkembangan informasi dan kemajuan teknologi saat ini, karena berdasarkan Pengawasan Obat dan Makanan sebagai bagian integral pembangunan kesehatan yang sedang dan akan menghadapi lingkungan strategis sangat dinamis. Globalisasi ekonomi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesepakatan-kesepakatan regional mengarah pada implikasi signifikan pada Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM). Produk obat dan sediaan farmasi lainnya serta makanan akan lebih mudah masuk dan keluar dari satu negara ke negara lainnya tanpa hambatan (barrier) yang berarti. Realitas ini mengharuskan Indonesia memiliki SisPOM yang efektif dan efisien, untuk melindungi kesehatan dan keselamatan seluruh rakyat Indonesia terhadap produk-produk yang berisiko terhadap kesehatan. Pada saat yang sama, SisPOM harus memiliki basis yang kuat agar mampu menjadi penapis terhadap mutu Obat dan Makanan produksi Indonesia yang diekspor ke berbagai negara. Telah terjadi gelombang tuntutan masyarakat atas transparasi badan publik dan partisipasi publik untuk dilibatkan dalam pembangunan. Bahkan telah menjadi komitmen tinggi presiden RI untuk mewujudkan open government dan memastikan bahwa UU KIP terimplementasi dengan baik, terbuka untuk pers dan masyakarat umum karena merupakan salah satu nilai dalam negara demokrasi. Dalam rangka menjalankan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), Badan POM sebagai salah satu Kementerian/Lembaga Pemerintah telah melakukan penyusunan standar pelayanan publik di lingkungan Badan POM dalam bentuk Peraturan Kepala Badan POM. Standar Pelayanan Publik Badan POM berhasil merumuskan sebanyak dua puluh dua (22) jenis pelayanan publik yang dapat di akses di Badan POM. Layanan informasi publik dan Layanan pengaduan juga merupakan salah satu bagian dari 22 standar pelayanan publik tersebut. Selain itu, dengan adanya tuntutan kecepatan respon sekarang ini dari masyarakat sehingga pentingnya SATU DATA yang menjadi tupoksi PIOM di 5 tahun kedepan serta sebagai upaya pelaksanaan amanat Undang-undang KIP, telah dibuat peraturan Kepala Badan POM nomor HK TAHUN 2011 tentang Tata Cara Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan dan juga sudah diterbitkan SK Kepala Badan POM nomor HK tahun 2011 tentang Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Lingkungan Badan POM serta telah disusunnya SOP Layanan Informasi BPOM, dalam proses bisnis POM-06 yang mengatur mengenai tata cara Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

8 pemberian layanan informasi, kegiatan informasi, publikasi. dan edukasi, layanan perpustakaan dan layanan pengaduan. Badan POM juga telah menyediakan ruang khusus layanan informasi yang dapat diakses publik yaitu ruang pelayanan informasi di Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) dan Pusat Informasi Obat dan Makanan (PIOM), informasi tersebut juga dapat diakses melalui website Badan POM. Sarana lainnya yang juga sudah disiapkan Badan POM dalam rangka implementasi UU KIP adalah pembangunan gedung Data Center dan persiapan pengembangan ruang pelayanan informasi publik yang terintegrasi dalam format ruang khusus Layanan PPID yang didukung oleh Contact Center atau Call Center dengan infrastruktur yang memadai. I.I.1. Peran PIOM berdasarkan peraturan perundang-undangan Terkait perlindungan kesehatan masyarakat dari risiko produk obat yang tidak memenuhi syarat, Pusat Informasi Obat dan Makanan (PIOM) memiliki peran strategis, karena berkaitan dengan kebutuhan atau pun tuntutan masyarakat yang menginginkan tersedianya informasi yang tepat, cepat, akurat dan mutakhir melalui dukungan penataan sistem informasi atau sistem informasi manajemen (SIM) pengawasan Obat dan Makanan yang efisien dan efektif di lingkungan Badan POM. Obat dan Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia, tetapi sekaligus juga memiliki risiko terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat apabila tidak dikelola dengan benar atau penggunaan produk-produk tersebut tidak tepat / disalahgunakan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat sehingga masyarakat mampu membentengi dirinya dari risiko penggunaan produk yang tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan khasiat serta mencegah penyalahgunaan dan penggunaan yang salah obat keras, narkotika, psikotropika, zat adiktif/ rokok dan produk serta bahan berbahaya lainnya secara berkesinambungan dan profesional agar masyarakat mengkonsumsi produk-produk tersebut dengan mutu, keamanan dan khasiat/ kemanfaatan yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam rangka meningkatkan perlindungan kesehatan masyarakat dari risiko produk obat yang tidak memenuhi syarat, maka Badan Pengawas Obat dan Makanan menyusun program dan kegiatan dengan lebih mengedepankan upaya perlindungan kepada masyarakat dengan dasar analisis risiko. Risiko keracunan Obat dan Makanan misalnya merupakan hal penting yang perlu dikelola informasinya, karena kejadian keracunan meskipun kecil/jarang Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

9 namun berdampak besar terhadap kesehatan masyarakat. Keberhasilan peran ini tidak bisa dilepaskan dari peran strategis PIOM dan merupakan bagian dari pelayanan publik yang diberikan Badan POM kepada masyarakat melalui komunikasi, informasi dan edukasi (KIE). Untuk menyelenggarakan peran strategis tersebut, PIOM memiliki 2 (dua) unit layanan informasi yaitu Pusat Informasi Obat Nasional (PIO Nas) dan Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas). PIO Nas adalah unit layanan yang menyediakan akses informasi terstandar (approved label) dari semua obat yang beredar di Indonesia yang telah disetujui oleh Badan POM selaku National Regulatory Authority. PIO Nas juga merupakan rujukan dalam layanan informasi dan konsultasi obat dalam segala aspek penggunaannya. SIKerNas adalah suatu unit kerja yang secara aktif mencari dan mengumpulkan data informasi keracunan, kemudian menyiapkannya menjadi informasi siap pakai yang teliti, benar dan mutakhir untuk diberikan atau diinformasikan baik kepada kalangan internal Badan POM maupun kepada masyarakat luas, profesional kesehatan serta instansi pemerintah atau swasta yang membutuhkannya. Layanan informasi yang selama ini dilakukan oleh PIOM sudah diintegrasikan dengan seluruh layanan informasi publik di BPOM, melalui layanan Contact Center Halo BPOM Penajaman analisis data hasil Survey Baseline Data untuk masukan bagi peningkatan proses internal serta pengembangan strategi komunikasi Badan POM berbasis kebutuhan masyarakat melalui perumusan strategi komunikasi dan pembangunan contact center sebagai perwujudan peningkatan layanan publik Badan POM. Disisi lain, untuk menunjang sistem informasi yang terintegrasi, yang memudahkan dalam pengambilan keputusan, maka PIOM memainkan peran strategis sebagai pengelola TIK untuk mewujudkan berfungsinya Sistem Informasi Manajemen yang terintegrasi secara online. Untuk menjawab kebutuhan adanya tuntutan kecepatan respon maka terdapat pergeseran tupoksi untuk PIOM karena dirasakan pentingnya sistem manajemen data dan informasi yang menghasilkan SATU DATA yang akan menjadi tupoksi PIOM di 5 (lima) tahun kedepan. Seiring dengan era teknologi informasi saat ini, maka strategi KIE yang dilakukan dan media yang digunakan adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi yang sedang banyak diminati di masyarakat sehingga pendekatannya sesuai dengan apa yang ada di masyarakat. Dengan demikian peran strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan meliputi tugas melaksanakan kegiatan di bidang pelayanan informasi obat, informasi keracunan dan teknologi informasi. Rencana Strategis PIOM tahun merupakan rencana program dan kegiatan PIOM selama 5 tahun mendatang yang memuat strategi, fokus prioritas serta Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

10 kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan PIOM selama , yang sejalan dan mengacu kepada Renstra Badan POM tahun Untuk dapat menyelenggarakan tugas PIOM dalam rangka mendukung tugas BPOM terkait pengawasan Obat dan Makanan secara optimal, maka perlu ditunjang oleh adanya regulasi atau peraturan perundang-undangan yang kuat dalam lingkup Pengawasan Obat dan Makanan. Beberapa regulasi yang penting dan dibutuhkan tersebut sudah cukup memadai, sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pangan. 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 5. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. 6. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. 7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. 8. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik dalam Kerangka Indonesia National Single Window. 9. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik dalam Kerangka Indonesia National Single Window. 10. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government. 11. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 02001/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK Tahun 2004; 12. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 14 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1714). 13. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK Tahun 2013 Tentang Kebijakan Pengelolaan Keamanan Informasi Data Center Badan Pengawas Obat dan Makanan. Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

11 I.1.2. Struktur Organisasi Pusat Informasi Obat dan Makanan terdiri dari : a. Bidang Informasi Obat b. Bidang Informasi Keracunan c. Bidang Teknologi Informasi d. Sub Bagian Tata Usaha Tugas pokok dan fungsi masing-masing Bidang dan Sub Bagian Tata Usaha adalah sebagai berikut : Tugas Pokok sebagai berikut: 1. Bidang Informasi Obat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program serta evaluasi pelayanan informasi obat 2. Bidang Informasi Keracunan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program serta evaluasi pelayanan informasi keracunan 3. Bidang Teknologi Informasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program serta evaluasi kegiatan teknologi informasi 4. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi di lingkungan Pusat Informasi Obat dan Makanan Fungsi sebagai berikut: 1. Bidang Informasi Obat menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Penyusunan rencana dan program pelayanan informasi obat b. Pelaksanaan pelayanan informasi obat c. Pelaksanaan pengolahan data obat d. Evaluasi dan penyusunan laporan pelayanan informasi obat 2. Bidang Informasi Keracunan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Penyusunan rencana dan program pelayanan informasi keracunan b. Pelaksanaan pelayanan informasi keracunan c. Pelaksanaan toksikovigilans d. Evaluasi dan penyusunan laporan pelayanan informasi keracunan 3. Bidang Teknologi Informasi menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Penyusunan rencana dan program kegiatan teknologi informasi Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

12 b. Pelaksanaan penyusunan dan pembakuan sistem perangkat keras dan perangkat lunak di lingkungan Badan POM c. Pelaksanaan penyusunan dan pembakuan program aplikasi dan sistem data di lingkungan Badan POM d. Evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan teknologi informasi I.1.3. Profil Sumber Daya Manusia Dalam melaksanakan kegiatan strategisnya, pada tahun 2015 PIOM didukung oleh SDM yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejumlah 31 (tiga puluh satu) orang dan non PNS (pramubakti) sejumlah 24 (dua puluh empat) orang, dengan rincian sebagai berikut: 1. Golongan IV : 4 orang 2. Golongan III : 25 orang 3. Golongan II : 3 orang 4. Golongan I : 0 orang 5. Pramubakti : 24 orang Tabel 1.1 Latar Belakang Pendidikan Staf Pusat Informasi Obat dan Makanan (PNS) Jenjang Jumlah Pendidikan Pegawai Keterangan S2 7 orang Magister Komunikasi (1 orang), Teknologi Informasi/Komputer (1 orang), Farmasi Klinis (1 orang), Epidemiologi (2 orang), Farmasi-Analisis Pangan (1 orang), Kesehatan Masyarakat (1 orang) S1 15 orang Apoteker/Sarjana Farmasi (6 orang), Biologi (1orang), Komputer (5 orang), Administrasi Negara (1 orang), Pustakawan (1 orang), Ekonomi/Akutansi (1 orang). D3 5 orang Manajemen Informatika (3 orang), Analis Farmasi (1 orang), Ilmu Perpustakaan dan Informasi (1 orang) Lain-lain 4 orang SMA dan setingkat SMA (4 orang) Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

13 Tabel 1.2 Latar Belakang Pendidikan Tenaga Non PNS Pusat Informasi Obat dan Makanan Jenjang Pendidikan Jumlah pegawai Keterangan S1 20 orang Apoteker/Sarjana Farmasi (15 orang), Komputer (2 orang), Teknik Kimia (1 orang), Kesehatan Masyarakat (2 orang) D3 4 orang Komputer (2 orang), Farmasi (1 orang), Manajemen Industri (1 orang) Berdasarkan penempatan struktur organisasi terdiri dari : 1. Kepala Pusat : Belum memiliki pejabat definitif 2. Kepala Bidang : 3 orang 3. Kepala Sub Bidang/Sub Bagian : 7 orang 4. Fungsional Umum : 20 orang 5. Fungsional PFM : 1 orang 6. Pramubakti (Pendukung Fungsional Umum dan PFM) : 24 orang Berdasarkan analisis beban kerja (ABK) yang dilakukan pada tahun 2014, tugas pokok dan fungsi PIOM seharusnya dilakukan oleh 55 orang. Oleh karena itu, PIOM telah memiliki 24 orang Pramubakti untuk melengkapi 31 orang PNS yang tersedia. Berdasarkan ABK, 5 tahun kedepan kebutuhan staf PIOM sebanyak 66 orang. Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

14 Gambar 1. Struktur Organisasi PIOM I.1.4. Hasil Capaian Kinerja Pusat Informasi Obat dan Makanan Periode Tahun Evaluasi Pencapaian Kinerja dan Sasaran Tingkat capaian kinerja Pusat Informasi Obat dan Makanan tahun diilustrasikan dalam Tabel Pencapaian Target sebagai berikut: Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

15 Tabel 1.3. Capaian Kinerja PIOM Tahun Sasaran Berfungsinya sistem informasi yang terintegrasi dalam pengawasan Obat dan Makanan Indikator 1. Persentase tersedianya baseline data pengawasan Obat dan Makanan 2. Jumlah layanan yang dapat diakses secara online melalui website 3. Persentase layanan publik elektronik secara online (dihitung terhadap 12 modul aplikasi layanan publik) 4. Persentase layanan TIK (dihitung terhadap 12 layanan composite yaitu layanan publik online dan layanan TIK internal) 5. Jumlah informasi Obat dan Makanan yang disusun dan atau disampaikan secara up to date 6. Persentase informasi Obat dan Makanan yang up to date sesuai lingkungan strategis pengawasan Obat dan Makanan (dihitung dari 750 paket informasi) Pencapaian Target Tahun Target Realisas Realisas Realisas Realisas Realisas Target Target Target Target i i i i i , , , Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

16 7. Terpenuhinya layanan perkantoran sebagai penunjang kegiatan Pelayanan Informasi Obat dan Makanan, Informasi Keracunan dan Teknologi Informasi Pencapaian target sasaran Berfungsinya sistem informasi yang terintegrasi secara online dan up to date dalam pengawasan Obat dan Makanan dengan indikator persentase informasi Obat dan Makanan yang up to date sesuai lingkungan strategis pengawasan Obat dan Makanan serta persentase layanan publik elektronik secara online. Definisi Operasional (DO) satu satuan informasi, yaitu sekumpulan informasi up to date sesuai lingkungan strategis BPOM yang disusun dan disampaikan terkait topik tertentu, yang dilakukan pada momen tertentu, melalui suatu jenis media tertentu kepada sasaran/target tertentu, yang dapat berupa: formulasi jawaban permintaan informasi, artikel, monografi, materi presentasi termasuk materi talk show, materi pedoman, materi kajian/analisis, hasil penelusuran pustaka, materi leaflet/poster/spanduk/billboard/iklan layanan masyarakat, peta kasus, deskripsi koleksi pustaka, dan atau materi lain yang sejenis. Tingkat capaian kinerja Pusat Informasi Obat dan Makanan tahun seperti pada Tabel 1.3 diatas merupakan sasaran kegiatan yang dibiayai oleh dana APBN tahun Namun PIOM juga memiliki capaian kinerja yang dibiayai dari dana hibah WHO (World Health Organization) pada tahun sebesar Rp ,-(seratus enam puluh tujuh juta tujuh ratus lima belas ribu tujuh rupiah) dan tahun 2014 sebesar Rp ,- (dua ratus tiga puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) serta dari dana hibah the Global Fund tahun sebesar Rp ,- (dua miliar delapan puluh satu juta empat ratus tujuh puluh tujuh ribu tujuh ratus tujuh puluh enam rupiah). Tahun 2015 Anggaran dari WHO sebesar Rp ,-. Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

17 Tabel 1.4. Pengukuran Sasaran Kinerja Tahun No. Sasaran Indikator Sasaran Rencana tingkat capaian (target) Realisasi Persentase Pencapaian Rencana tingkat capaian (target) Keterangan Berfungsinya sistem informasi yang terintegrasi secara online dan up-todate dalam pengawasan Obat dan Makanan 1,1 Persentase layanan TIK (dihitung terhadap 12 layanan composite yaitu layanan publik online dan layanan TIK internal) 1,2 Persentase informasi Obat dan Makanan yang up to date sesuai lingkungan strategis pengawasan Obat dan Makanan (dihitung dari 750 paket informasi) 66% 66% 100,0% 85% 86% 101,1% 1,3 Layanan Perkantoran 12 bulan 12 bulan 100,0% Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

18 2. Nilai Pencapaian Sasaran (NPS) Tahun Kajian Nilai Pencapaian Sasaran (NPS) pada 5 (lima) tahun periode Renstra Pusat Informasi Obat dan Makanan dengan rincian sebagai berikut: Pada tahun 2014, dari 3 indikator sasaran yang ada, rata-rata persentase capaian ketiga indikator tersebut adalah 100,33% dan NPS Pusat Informasi Obat dan Makanan tahun 2014 adalah 100,4%. Pada tahun 2013, dari 3 indikator sasaran yang ada, rata-rata persentase capaian ketiga indikator tersebut adalah 97,9%. NPS Pusat Informasi Obat dan Makanan tahun 2013 adalah 97,8%. Pada tahun 2012, dari 4 indikator sasaran yang ada, persentase capaian keempat indikator tersebut adalah 100% atau lebih. NPS Pusat Informasi Obat dan Makanan tahun 2012 adalah 100,24%. Pada tahun 2011, dari 4 indikator sasaran yang ada, persentase capaian dengan nilai 100% atau lebih dicapai oleh 3 indikator. Satu indikator, yaitu tersedianya baseline data pengawasan Obat dan Makanan belum mencapai sasaran karena terjadi seleksi gagal pada kegiatan Survey Baseline Data Pengawasan Obat dan Makanan sehingga NPS tahun 2011 adalah 65,16%. Pada tahun 2010 dari 4 indikator sasaran yang ada, persentase capaian dengan nilai 100% atau lebih, NPS Pusat Informasi Obat dan Makanan tahun 2010 adalah 108,5%. I.1.5 Isu Strategis sesuai dengan Tupoksi dan Kewenangan PIOM Selama periode , pelaksanaan peran dan fungsi PIOM telah diupayakan secara optimal sesuai dengan target hasil capaian kinerjanya. Namun untuk menjaga konsistensi dan kualitas kinerja, maka upaya tersebut masih perlu dilanjutkan pada rencana kerja PIOM periode Hal ini disebabkan karena tuntutan publik terhadap sistem elektronik semua bisnis proses dan perubahan sasaran program serta sasaran kegiatan yang diamanatkan BPOM kepada PIOM. Dengan dukungan Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang andal dapat mendukung Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) secara keseluruhan interoperabilitas pre maupun post market, untuk kepentingan internal maupun eksternal. Perkembangan globalisasi teknologi informasi yang sangat cepat, serta kebutuhan ataupun tuntutan masyarakat yang menginginkan tersedianya data, informasi yang tepat, cepat, akurat dan mutakhir. selain itu data yang mumpuni akan menunjang pelayanan informasi demi perlindungan dan pemberdayaan kepada masyarakat melalui komunikasi, Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

19 informasi dan edukasi (KIE) tentang Obat dan Makanan. Pengelolaan informasi keracunan yang cepat, tepat dan akurat untuk mencegah, mengatasi dan menyelamatkan jiwa akibat keracunan dengan dilengkapi dengan kajian-kajian strategis untuk melindungi kesehatan masyarakat. Dari permasalahan-permasalahan tersebut diatas terdapat beberapa penyebab permasalahan yang sangat strategis dan sangat penting bagi peran PIOM dalam melakukan pembenahan di masa mendatang sehingga diharapkan pencapaian kinerja berikutnya akan lebih optimal. Di bawah ini terdapat diagram yang menunjukkan analisa permasalahan pokok dan isu-isu strategis sesuai dengan tupoksi dan kewenangan adalah sebagai berikut: BELUM OPTIMALNYA PERAN PIOM DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN Belum Optimalnya Penguatan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan Masih terbatasnya Kapasitas Kelembagaan akibat belum optimalnya kualitas data, informasi dan teknologi informasi PERAN PUSAT INFORMASI OBAT DAN MAKANAN DALAM MENDUKUNG BPOM Penguatan Kebijakan Teknis Pembinaan dan Bimbingan kepada Pengawasan (Regulatory System) lebih pemangku kepentingan lebih efisien cepat melalui dukungan pelayanan data, melalui dukungan pelayanan data, informasi dan teknologi informasi yang informasi dan teknologi informasiyang handal handal Gambar 2. Diagram Permasalahan dan Isu Strategis, Kondisi Saat Ini dan Dampaknya Berdasarkan kondisi obyektif yang dipaparkan di atas, kapasitas PIOM sebagai salah satu unit teknis di BPOM masih perlu terus dilakukan penguatan secara kelembagaan agar pencapaian kinerja dimasa datang dapat memastikan berjalannya proses pendukung pengawasan Obat dan Makanan yang lebih baik. Untuk itu, ada 3 (tiga) isu-isu strategis dari permasalahan pokok yang dihadapi BPOM sesuai dengan peran dan kewenangan agar lebih optimal sehingga perlu terus diperkuat dalam Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

20 peningkatan kinerja dimasa yang akan datang, PIOM berperan pada isu nomor 1, 2 dan 3 adalah sebagai berikut : 1. Perlu adanya penguatan sistem dalam pengawasan Obat dan Makanan. 2. Perlu ditingkatkan peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui Kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi Publik dalam rangka mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta peningkatan kemitraan dengan pemangku kepentingan. 3. Memperkuat kapasitas kelembagaan BPOM serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya. Untuk memperkuat peran dan kewenangan tersebut secara efektif, PIOM perlu terus melakukan perbaikan. I.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN Secara garis besar, lingkungan strategis bersifat eksternal yang dihadapi oleh BPOM terdiri atas 2 (dua) isu yaitu kesehatan dan globalisasi. Isu kesehatan yang akan diulas disini adalah Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sedangkan terkait globalisasi, akan diulas tentang perdagangan bebas, komitmen internasional, post MDGs 2015, perubahan iklim, dan demografi, isu-isu tersebut saling terkait satu dengan yang lain. Adapun lingkungan strategis yang mempengaruhi peran BPOM baik internal maupun eskternal dan secara otomatis hal ini juga akan mempengaruhi peran PIOM adalah sebagai berikut : Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Upaya pelayanan kesehatan masyarakat diselenggarakan oleh semua pihak (pemerintah, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat) melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan pemulihan kesehatan. Hal ini merupakan tantangan kedepan yang akan dihadapi oleh BPOM dalam penyediaan obat-obatan yang aman dan bermutu. Penjaminan mutu obat tidak terlepas dari kualitas obat tersebut, beberapa permasalahan lainnya juga memerlukan perhatian dalam penjaminan mutu Obat adalah semakin meluasnya penggunaan jamu dan obat-obat tradisional serta pengobatan secara tradisional di masyarakat yang memerlukan peningkatan penelitian ilmiah lebih lanjut. Disamping itu juga munculnya bibit penyakit baru atau bibit penyakit yang dulu pernah ada dan sudah langka kasusnya sekarang, namun kini berjangkit kembali. Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

21 Penyakit ini, baik menular maupun yang tidak menular sebagai akibat dari adanya perubahan iklim secara global, fluktuasi ekonomi, model perdagangan bebas dan kemajuan teknologi maupun transisi dari demografi, juga turut mengubah pola dan gaya hidup dari masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi Obat dan Makanan. Untuk itu, permasalahan ini menjadi tantangan tersendiri bagi BPOM untuk dapat memberikan informasi yang terkini dan akurat masyarakat dalam mengkonsumsi Obat yang beredar di pasaran. Selain itu, BPOM juga dapat memberikan informasi dan edukasi pada masyarakat untuk memilih secara cerdas produk obat yang aman dan bermutu. Dalam mendukung SKN, PIOM memiliki peran strategis dengan menyediakan akses teknologi informasi yang handal dan mudah diakses masyarakat dari segala penjuru tanah air dengan berbasiskan web based. Pengembangan strategi komunikasi informasi dan edukasi yang terstandar yang berbasiskan masyarakat, sehingga masyarakat lebih berdaya dalam melindungi diri sendiri dari peredaran Obat dan Makanan yang tidak memenuhi standar. Untuk menjawab kebutuhan adanya tuntutan kecepatan respon maka terdapat pergeseran tupoksi untuk PIOM karena dirasakan pentingnya sistem manajemen data dan informasi yang menghasilkan SATU DATA yang akan menjadi tupoksi PIOM di 5 tahun kedepan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Implementasi SJSN dapat membawa dampak secara langsung dan tidak langsung terhadap pengawasan Obat dan Makanan. Dampak langsung adalah meningkatnya jumlah permohonan pendaftaran produk obat baik dari dalam maupun luar negeri karena perusahaan/industri obat akan berlomba-lomba menjadi supplier obat untuk program pemerintah tersebut. Selain jumlah obat yang akan diregistrasi, jenis dari obat pun sangat bervariasi. Hal ini, karena adanya demand terhadap obat sebagai salah satu produk yang dibutuhkan. Sementara dampak tidak langsung diasumsikan adalah terjadi peningkatan konsumsi obat baik jumlah dan jenis. Disamping itu,permintaan sertifikasi dan resertifikasi CPOB juga terjadi peningkatan. Dampak tersebut akan mengakibatkan peran BPOM semakin besar salah satunya adalah mengantisipasi dampak tersebut melalui intensifikasi post market control. Dengan penerapan SJSN, maka akan banyak industri farmasi yang harus melakukan sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang berlaku 5 (lima) tahun. Sampai dengan tahun 2014, industri farmasi yang melakukan sertifikasi CPOB baru sekitar 207 sarana. Selain itu, dengan meningkatnya variasi obat sebagai implikasi penerapan SJSN, BPOM dituntut harus lebih intensif dalam melaksanakan farmakovigilans utamanya monitoring efek samping obat (MESO). Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

22 Pada penerapan SJSN, PIOM berperan pada pengawasan pre-market melalui dukungan ketersediaan akses teknologi informasi untuk mendukung percepatan proses registrasi secara online. Sedangkan pada pengawasan post market, PIOM berkontribusi dalam aktivitas berbasis masyarakat (Community based activity) melalui pengembangan strategi komunikasi terkait obat, kegiatan pemberdayaan masyarakat, dll, sehingga masyarakat menjadi cerdas dalam memilih serta menggunakan Obat dan Makanan. Pengembangan layanan publik satu pintu dengan pembangunan contact center dan pengembangan media sosial juga memberikan jaminan kemudahan akses kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang valid dan kemudahan dalam menyampaikan keluhan atau complaint terkait Obat dan Makanan Globalisasi, Perdagangan Bebas dan Komitmen Internasional Dampak globalisasi telah mengakibatkan Indonesia masuk dalam perjanjian-perjanjian khususnya ekonomi yang menghendaki adanya area perdagangan bebas (free trade area) dimulai dari perjanjian ASEAN-6 (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filiphina,Singapura, dan Thailand)Free Trade Area, ASEAN-China Free Trade Area, ASEAN Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP), ASEAN-Korea Free Trade Agreement (AKFTA), ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA), ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) memungkinkan negara-negara tersebut membentuk suatu kawasan bebas perdagangan yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional dan berpeluang besar menjadikan ASEAN basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional. Hal ini membuka peluang peningkatan nilai ekonomi sektor barang dan jasa serta memungkinkan sejumlah produk Obat dan Makanan Indonesia akan lebih mudah memasuki pasaran domestik negara-negara yang tergabung dalam perjanjian pasar regional. Dalam menghadapi FTA dan masyarakat ekonomi ASEAN pada 2015 diharapkan industri farmasi dan makanan dalam negeri mampu untuk menjaga daya saing terhadap produk luar negeri. Perdagangan bebas juga membawa dampak tidak hanya terkait isu-isu ekonomi saja namun juga merambah pada isu-isu kesehatan. Terkait isu kesehatan, masalah yang akan muncul adalah menurunnya derajat kesehatan yang dipicu oleh perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat tanpa diimbangi dengan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan. Permasalahan ini akan semakin kompleks dengan sulitnya Pemerintah dalam membuka akses kesehatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat khususnya untuk masyarakat yang berada di pelosok desa dan perbatasan. Sebagai contoh, saat ini akses masyarakat untuk mendapatkan obat legal dari apotek masih terbatas sehingga menyebabkan harga obat menjadi lebih mahal. Secara Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

23 nasional, jumlah apotek yang ada masih kurang, belum semua kecamatan terjangkau dengan layanan apotek. Dalam hal ini diperlukan perkuatan pengawasan pre-market untuk penapisan Obat dan Makanan melalui efisiensi dan efektivitas proses evaluasi Obat dan Makanan sebelum beredar yang dilakukan secara registration online. Efisiensi pada sistem registration online harus diikuti dengan penguatan post-market berupa perkuatan pengawasan di entry point untuk mengantisipasi membanjirnya produk import termasuk produk ilegal melalui National Single Window (NSW) secara online melalui e-bpom. Peran PIOM dalam memperkuat pengawasan di pre market maupun di post market adalah melalui dukungan penataan Sistem Informasi Manajemen (SIM) pengawasan Obat dan Makanan yang efisien dan efektif di lingkungan Badan POM. Dwelling time menjadi isu nasional, Presiden RI turut memonitor sistem ekspor dan impor produk di Pelabuhan Tanjung Priok mengupayakan percepatan dari 5,5 hari akan diturunkan menjadi 4,7 hari. Informasi yang berlimpah ini seharusnya dianalisis terlebih dahulu dari pihak yang kompeten di bidangnya sebelum diakses maupun disampaikan kepada masyarakat. Dalam hal informasi seputar obat, diperlukan analisis profesi apoteker untuk dapat melakukan penilaian terhadap validasi informasi yang tersedia dan memilah informasi yang diperlukan. Adapun dalam hal informasi seputar keracunan dan tata cara penanganannya, diperlukan analisis dari seorang ahli yang memiliki dasar pengetahuan toksikologi yang didukung dengan pengetahuan lain yang terkait. Layanan informasi obat dan layanan informasi keracunan merupakan peluang yang dimiliki oleh Pusat Informasi Obat dan Makanan untuk dikembangkan di masa mendatang dimana kebutuhan masyarakat akan adanya informasi obat dan informasi keracunan yang valid dan terkini akan semakin besar Perubahan Ekonomi dan Sosial Masyarakat (Perubahan Pola Hidup Masyarakat) Kemajuan dari ekonomi Indonesia dapat dilihat dari indikator makro ekonomi yakni pendapatan per kapita sebesar USD 3000 tahun 2010 dan diproyeksikan pada tahun 2025 mencapai USD (Bappenas; 2012) dan telah menjadi 10 (sepuluh) besar negara yang mendominasi kekuatan ekonomi dunia. Indikator ini menunjukan besarnya daya beli yang ada pada masyarakat Indonesia. Secara teori dan fakta bahwa semakin tinggi pendapatan maka semakin besar pula konsumsi masyarakat terhadap Obat dan Makanan yang memiliki standar dan kualitas. Berdasarkan data konsumsi obat yang dilakukan masyarakat Indonesia sebagian besar penduduk masih banyak yang mengkonsumsi obat modern dibandingkan dengan obat tradisional. Konsumsi obat modern pada tahun 2012 mencapai 91,40% sedangkan obat tradisional hanya Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

24 sebanyak 24,33%. Beberapa penyakit degeneratif yakni penyakit yang dimiliki para kaum lanjut usia justru banyak menggunakan obat-obatan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama. Untuk itu, dengan banyaknya konsumsi obat modern yang dilakukan masyarakat perlu mendapatkan perhatian dari BPOM. Untuk itu PIOM merupakan sebagai salah satu ujung tombak POM-06 pada kegiatan KIE harus siap menyediakan data dan informasi yang valid menjadi public domain/public goods, juga harus disampaikan dengan akurat tanpa mengurangi maksud dan tujuan dalam hal perlindungan terhadap kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Dalam SisPOM tiga lapis, sistem pengawasan oleh konsumen dilakukan melalui peningkatan kesadaran dan peningkatan pengetahuan mengenai kualitas produk yang digunakannya dan cara-cara penggunaan produk yang tepat Demografi, Perubahan Komposisi Penduduk, Desentralisasi dan Otonomi Daerah Laporan McKinsey (2012) menunjukkan bahwa kelompok middle class atau consuming class Indonesia naik dari waktu ke waktu, yakni tahun 2010 hanya 45 juta orang, maka proyeksi tahun 2020 naik menjadi 85 juta orang dan pada tahun 2030 sudah mencapai 135 juta orang. Kelompok ini akan banyak mempengaruhi pola konsumsi Obat dan Makanan serta gaya hidup masyarakat Indonesia. Desentralisasi bidang kesehatan dan komitmen pemerintah belum dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Kerjasama lintas sektor dan dukungan peraturan perundangan merupakan tantangan yang sangat penting. Manajemen kesehatan yang meliputi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, sistem informasi kesehatan, dan hukum kesehatan yang mencakup perlindungan masyarakat, penegakan dan kesadaran hukum belum sepenuhnya mendukung pembangunan kesehatan. Meskipun sistem informasi kesehatan sangat penting untuk mendukung pembangunan kesehatan, akan tetapi tidak mudah dalam pengembangannya agar berhasil-guna dan berdaya-guna. Desentralisasi di bidang kesehatan belum dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Agar tugas pokok dan fungsi BPOM berjalan dengan baik, diperlukan komitmen yang tinggi, dukungan dan kerjasama yang baik dari para pelaku untuk menghasilkan tata penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang baik (sound governance). Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara demokratis, berkepastian hukum, terbuka (transparan), rasional, professional, serta bertanggung jawab dan bertanggung gugat (akuntabel). Pembangunan kesehatan harus diselenggarakan dengan menggalang kemitraan yang dinamis dan harmonis antara pemerintah pusat dan daerah, antara pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta dengan mendayagunakan potensi yang dimiliki masing-masing. Dengan berlakunya Undang-Undang No 23 Tahun 2014 Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

25 tentang Pemerintah Daerah, merupakan tantangan bagi BPOM untuk menyiapkan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan kegiatan terkait Obat dan Makanan yang dilimpahkan ke daerah. Untuk melindungi masyarakat dari peredaran Obat dan Makanan yang tidak memenuhi standar serta pemberdayaan pengetahuan masyarakat diperlukan peran PIOM untuk tetap melakukan strategi KIE yang berbasis masyarakat dalam rangka menyampaikan informasi Obat dan Makanan serta informasi keracunan yang valid, akurat dan cepat. Penyebaran informasi dapat dilakukan dalam bentuk penyebaran leaflet, poster, buku, kegiatan talkshow serta penyampaian informasi secara masive melalui iklan layanan masyarakat (ILM) di berbagai media elektronik. Strategi komunikasi dan kebijakan SATU DATA menjadi penting untuk menjawab tantangan perubahan akibat adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sehingga menuntut adanya perubahan peran PIOM untuk memperkuat peningkatan pelayanan pengolahan data, informasi dan teknologi informasi yang menghasilkan peningkatan kualitas data, informasi dan teknologi informasi Perkembangan Teknologi Pasar sediaan farmasi masih didominasi oleh produksi domestik, namun penyediaan bahan baku obat yang diperoleh dari impor mencapai 96% dari kebutuhan. Padahal Indonesia memiliki jenis tanaman berpotensi mempunyai efek pengobatan, dan baru 300 jenis tanaman yang telah digunakan sebagai bahan baku. Dengan kemajuan teknologi dan besarnya kebutuhan produk obat, BPOM dapat mendorong industri farmasi untuk mengoptimalkan penggunaan bahan baku obat dalam negeri. Selain teknologi produksi juga didukung dengan teknologi transportasi. Perkembangan industri transportasi baik darat, laut dan udara maupun jasa pengiriman barang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Sehingga distribusi Obat dan Makanan secara masal dapat dilakukan lebih efisien. Untuk itu, dampak pengawasan atas peredaran Obat dan Makanan semakin tinggi dikarenakan distribusi obat dan makan ketempat tujuan di seluruh wilayah Indonesia semakin cepat sehingga perlu antipasi pengawasan Obat dan Makanan juga harus sama cepatnya. Disamping itu, teknologi pangan juga semakin berkembang. Dengan adanya perubahan iklim mendorong berbagai inovasi dari perkembangan IPTEK yang berkembang, menjadikan varian bahan makanan yang sama dapat diproduksi secara berbeda, misalnya melalui rekayasa genetika yang terkadang tingkat keamanannya belum teruji. Hal ini menjadi antispasi BPOM dalam menghadapi hal tersebut. Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

26 Untuk itu, dengan meningkatnya perkembangan teknologi informasi juga dapat menjadi potensi bagi BPOM untuk dapat melakukan pelayanan secara online yang dapat memudahkan akses dan jangkauan masyarakat yang ada di Indonesia. Teknologi informasi juga dapat menjadi tantangan bagi BPOM akan banyaknya pemasaran dan transaksi produk makanan dan obat secara online. Oleh karena itu diperlukan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM) online lanjutan bagi dukungan manajemen dan tugas teknisnya, serta pengembagan infrastruktur TIK untuk optimalisasi e-government bisnis proses BPOM dengan dukungan sistem teknologi informasi yang handal, dapat menjamin keamanan pengelolaan data (data security), untuk itu Badan POM telah meraih ISO tentang kemanan data Analisa Terhadap Lingkungan Strategis (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats/SWOT) Sebagaimana dinamika perubahan lingkungan strategis yang telah dijelaskan di atas baik secara internal maupun eksternal, maka BPOM harus melakukan upaya-upaya agar pengaruh lingkungan khususnya eskternal dapat menjadi suatu peluang bukan ancaman yang dapat mempengaruhi Peran BPOM sebagai Lembaga yang bertanggung jawab dalam melakukan pengawasan terhadap Obat dan Makanan. Atas dasar pengaruh lingkungan strategis tersebut, maka selanjutnya akan menjadi dasar dalam melakukan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan melalui analisa SWOT sehingga dari analisa tersebut dapat ditetapkan arah strategi dan kebijakan BPOM kedepan agar dapat terwujud tujuan dan sasaran organisasi BPOM dalam Renstra Periode Adapun pada Unit Kerja PIOM analisa SWOT telah disesuaikan dengan kondisi yang ada, dan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. KEKUATAN (STRENGTHS) PIOM memiliki kualitas SDM yang cukup memadai khususnya tenaga-tenaga yang terampil dalam melakukan layanan informasi dan teknologi informasi. PIOM memiliki jaringan (networking) yang kuat dengan unit kerja Badan POM maupun dengan K/L lain serta organisasi profesi sebagai pijakan untuk percepatan tugas. PIOM menjadi penjuru pengembangan sistem INSW dan pada tahun 2014 memperoleh peringkat I PEGI Lembaga. PIOM selalu memiliki Sistem Manajemen Informasi (SIM) dalam bentuk Sistem Informasi Pengawasan Terpadu (SIPT) dan dukungan Contact Center. Dalam mendorong pencapaian tujuan organisasi Komitmen Pimpinan yang tinggi dalam mendukung pencapaian kinerja PIOM sangat memberikan kontribusi bagi Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

27 pelaksanaan dukungan pelayanan pengelolaan data, informasi dan teknologi informasi dalam pengawasan Obat dan Makanan. 2. KELEMAHAN (WEAKNESSES) Saat ini SDM PIOM sudah memiliki kualitas yang memadai, namun dari sisi kuantitas SDM belum mencukupi kebutuhan untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Sistem manajemen pemerintah menuntut adanya ukuran keberhasilan baik ditingkat organisasi sampai kepada individu. Untuk saat ini, sistem manajemen kinerja belum optimal diterapkan sehingga perlu dilakukan penerapan sistem manajemen kinerja yang lebih efektif dan efisien. Peran dan kewenangan PIOM juga harus didukung oleh struktur organisasi dan tata kerja yang tepat. Saat ini pembagian kewenangan atau beban kerja masih belum menunjukkan ukuran yang sesuai. Diharapkan penataan sesuai dengan prinsip structure follow function follow strategy sehingga struktur organisasi dan tata kerja (fungsi) dapat mewujudkan tujuan organisasi. Perubahan dan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi tentang Obat dan Makanan, menuntut adanya perubahan yang cepat dari PIOM pada saat harus merespons kebutuhan dari stakeholder, namun sistem birokrasi yang harus diikuti belum dapat secara optimal mengikuti kecepatan perubahan tersebut. Diperlukan perkuatan perangkatan/infrastruktur TI yang handal support perubahan dan tuntutan jaman. Kebijakan pengelolaan SATU DATA belum dituangkan secara jelas di Badan POM. 3. PELUANG (OPPORTUNITIES) Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh dukungan sistem nilai dan budaya masyarakat yang secara bersama terhimpun dalam berbagai sistem kemasyarakatan. SKN dan JKN merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang dipergunakan sebagai acuan utama dalam mengembangkan perilaku dan lingkungan sehat serta berperan aktif masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan. Untuk itu, SKN dan JKN merupakan tantangan atau peluang bagi PIOM untuk menunjang Badan POM dalam mendorong upaya kesehatan masyarakat yang lebih baik lagi dalam menghadapi pola perilaku dan lingkungan sehat khususnya Obat dan Makanan. Semakin bertambahnya penduduk dan berkembangnya varian penyakit maka akan mengakibatkan kebutuhan Obat dan Makanan semakin meningkat. Hal ini mendorongindustri Obat dan Makanan akan semakin bertambah jumlahnya dan juga akan semakin berkembang pesat. Hal ini menjadi peluangan dan tantangan BPOM dalam mengawasi Obat dan Makanan yang semakin banyak variannya. Rencana Strategis Pusat Informasi Obat dan Makanan

BAB. I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Nomor HK.06.02.351.03.15.196 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR PENILAIAN OBAT DAN PRODUK BIOLOGI

KEPUTUSAN DIREKTUR PENILAIAN OBAT DAN PRODUK BIOLOGI KEPUTUSAN DIREKTUR PENILAIAN OBAT DAN PRODUK BIOLOGI NOMOR HK.04.01.313.05.15.1413 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PENILAIAN OBAT DAN PRODUK BIOLOGI TAHUN 2015-2019 DIREKTUR PENILAIAN OBAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2015 Direktur Obat Asli Indonesia. Dra. Mauizzati Purba, Apt.M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2015 Direktur Obat Asli Indonesia. Dra. Mauizzati Purba, Apt.M.Kes NIP KATA PENGANTAR Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap instansi pemerintah perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra)

Lebih terperinci

Obat dan Makanan Terjamin Aman, Bermutu dan Bermanfaat

Obat dan Makanan Terjamin Aman, Bermutu dan Bermanfaat Sejalan dengan prioritas pembangunan jangka menengah, tantangan, beban dan tanggung jawab pengawasan obat dan makanan dirasakan semakin berat. Untuk itu, Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa bahwasannya kami telah dapat menyusun Rencana Strategis Balai Besar POM di Bandar Lampung Tahun 2015 2019 Visi

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001, Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, Badan Pengawas Obat dan Makanan

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis KATA PENGANTAR Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementerian dan lembaga perlu menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

LAYANAN INFORMASI PUBLIK

LAYANAN INFORMASI PUBLIK Laporan Tahunan LAYANAN INFORMASI PUBLIK 1 Gambaran Umum Kebijakan Pelayanan Informasi Publik di Badan POM 2 Gambaran Umum Pelaksanaan Pelayanan Informasi Publik 3 Rincian Pelayanan Informasi Publik di

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN RENCANA STRATEGIS 2015 2019 DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA 2015 KEPUTUSAN DIREKTUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Deputi I

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Deputi I LAMPIRAN KEPUTUSAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PRODUK TERAPETIK DAN NAPZA NOMOR HK.05.02.322.3.05.15.859 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PRODUK TERAPETIK DAN NAPZA TAHUN 2015-2019

Lebih terperinci

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PRODUK TERAPETIK DAN NAPZA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PRODUK TERAPETIK DAN NAPZA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PRODUK TERAPETIK DAN NAPZA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.05.02.322.3.05.15.859 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

Lebih terperinci

LAKIP TAHUN BADAN POM i

LAKIP TAHUN BADAN POM i alam rangka menciptakan good governance dan clean government di lingkungan Badan POM, LAKIP Badan POM tahun 2011 ini disusun. Sebagai bentuk penjabaran prinsip transparansi dan akuntabilitas, penyampaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN KONDISI UMUM. Rencana Strategis

BAB I PENDAHULUAN KONDISI UMUM. Rencana Strategis LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BIRO HUKUM DAN HUBUNGAN MASYARAKAT NOMOR HK.04.23.05.15.0655 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM DAN HUBUNGAN MASYARAKAT TAHUN 2015 2019 BAB I PENDAHULUAN I.1. KONDISI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya

LAPORAN KINERJA TAHUN Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya KATA PENGANTAR Tahun 2016 merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Strategis Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Om Swastyastu, Assalamu alaikum Wr. Wb., Salam sejahtera untuk kita semua,

KATA PENGANTAR. Om Swastyastu, Assalamu alaikum Wr. Wb., Salam sejahtera untuk kita semua, KATA PENGANTAR Om Swastyastu, Assalamu alaikum Wr. Wb., Salam sejahtera untuk kita semua, Sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 2014 BPS KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 2.1.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Drs. Bosar M. Pardede., Apt., M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Drs. Bosar M. Pardede., Apt., M.Si NIP KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dapat selesainya rencana strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari periode 2015-2019. Sesuai dengan amanat

Lebih terperinci

RENSTRA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN di YOGYAKARTA BADAN POM RI

RENSTRA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN di YOGYAKARTA BADAN POM RI BADAN POM RI RENSTRA 2015-2019 BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN di YOGYAKARTA Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Jl. Tompeyan I Tegalrejo. Telp (0274) 561038/ Fax (0274) 552250 Email : bpom_yogyakarta@pom.go.id

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 DIREKTORAT PELAYANAN KEFARMASIAN Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan KEMENTERIAN KESEHATAN RI KATA PENGANTAR Kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah

Lebih terperinci

Waspada Keracunan Akibat Produk Pangan Ilegal

Waspada Keracunan Akibat Produk Pangan Ilegal Waspada Keracunan Akibat Produk Pangan Ilegal Latar Belakang Derasnya arus globalisasi memberikan warna dan nuansa pada pola perdagangan nasional maupun internasional. Perkembangan sistem perdagangan dunia

Lebih terperinci

PUSAT INFORMASI OBAT DAN MAKANAN

PUSAT INFORMASI OBAT DAN MAKANAN 1 PUSAT INFORMASI OBAT DAN MAKANAN Disampaikan Pada Praktek Kerja Profesi Apoteker Jakarta, 6 September 2017 Struktur Organisasi PIOM Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan Roby Darmawan, M.Eng Tugas

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DIREKTORAT PENILAIAN OBAT TRADISIONAL, SUPLEMEN MAKANAN DAN KOSMETIK

KATA PENGANTAR DIREKTORAT PENILAIAN OBAT TRADISIONAL, SUPLEMEN MAKANAN DAN KOSMETIK KATA PENGANTAR DIREKTORAT PENILAIAN OBAT TRADISIONAL, SUPLEMEN MAKANAN DAN KOSMETIK Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Komunikasi dan Informatika Visi Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pacitan mengacu pada visi Kepala Daerah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.05.21.1732 TAHUN 2008 TENTANG GRAND STRATEGY BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPALA BADAN

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN KEPUTUSAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN NOMOR HK.04.05.06.15.695 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN

Lebih terperinci

UPAYA PERBAIKAN TATA KELOLA PERIZINAN OBAT

UPAYA PERBAIKAN TATA KELOLA PERIZINAN OBAT Komite Advokasi Nasional Antikorupsi Sektor Kesehatan UPAYA PERBAIKAN TATA KELOLA PERIZINAN OBAT Togi J. Hutadjulu Direktur Penilaian Obat dan Produk Biologi 1. PENDAHULUAN 2. PELAYANAN PUBLIK BADAN POM

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE ( TOR ) TAHUN ANGGARAN 2015 PROGRAM PENATAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE ( TOR ) TAHUN ANGGARAN 2015 PROGRAM PENATAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN ( KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE ( TOR ) TAHUN ANGGARAN 2015 PROGRAM PENATAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (1.10.1.20.00.00.00.) Budaya Administrasi Kependudukan di Daerah Istimewa Yogyakarta (1.10.1.20.00.00.00.000)

Lebih terperinci

BIRO HUKUM DAN HUMAS

BIRO HUKUM DAN HUMAS RENCANA KINERJA TAHUNAN 2011 BIRO HUKUM DAN HUMAS BIRO HUKUM DAN HUMAS SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 Kata Pengantar Negara Republik Indonesia sebagai Negara yang berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

Pemberdayaan Apoteker dalam Peningkatan Efektifitas Pengawasan Iklan Obat Tradisional

Pemberdayaan Apoteker dalam Peningkatan Efektifitas Pengawasan Iklan Obat Tradisional Pemberdayaan Apoteker dalam Peningkatan Efektifitas Pengawasan Iklan Obat Tradisional disampaikan oleh: Drs. Ondri Dwi Sampurno, M.Si, Apt. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN 2015-2019 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 Kata Pengantar Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

Jakarta, Juni 2015 Plt. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen

Jakarta, Juni 2015 Plt. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen KATA PENGANTAR S esuai dengan amanat Undang-Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk menyusun Rencana Strategis sesuai dengan

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Rencana Strategis BBPOM di Medan

KATA PENGANTAR. Rencana Strategis BBPOM di Medan KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas menyusun Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN

RENCANA STRATEGIS TAHUN RENCANA STRATEGIS TAHUN 215-219 217 218 219 215 216 BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI BANDA ACEH Jl. Tgk. Daud Beureueh No.11 Banda Telp:651-23926 Fax: 651-22735 Email: serliknad@yahoo.com : BBPOM

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN

RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN 2015-2019 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Informasi dan Dokumentasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011 BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011 A. Isu Strategis Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Samarinda Tahun 2011 merupakan suatu dokumen perencanaan daerah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2009 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2009 TENTANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.00.06.74.3496 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERINTEGRASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK Melayani Informasi, Memajukan Negeri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu prasyarat penting dalam

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019. Periode ini ditandai dengan fokus pembangunan pada pemantapan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 yang mempunyai tema Memperkuat perekonomian domestik bagi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung mempunyai tugas menyediakan data statistik dan informasi yang berkualitas, lengkap, akurat, mutakhir, berelanjutan dan relevan

Lebih terperinci

Rencana Strategis (RENSTRA)

Rencana Strategis (RENSTRA) Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014 Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2010-2014 DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET 2012 SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kecamatan merupakan salah satu ujung tombak dari Pemerintahan Daerah yang langsung berhadapan (face to

Lebih terperinci

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu prasyarat penting

Lebih terperinci

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan

Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government ) merupakan prasyarat bagi setiap Pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG NOMOR : 900/ /SK/III.08/TB/I/2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pencapaian tujuan daerah diawali dengan perumusan perencanaan yang berkualitas.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH 1 i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Muara Teweh Tahun 2015-2019.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkat pula tuntutan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Keberadaan BKN secara yuridis formal termuat di dalam Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi perekonomian Kota Ambon sepanjang Tahun 2012, turut dipengaruhi oleh kondisi perekenomian

Lebih terperinci

RENSTRA BHHK BIRO HUKUM, HUMAS DAN KERJA SAMA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL RENCANA STRATEGIS

RENSTRA BHHK BIRO HUKUM, HUMAS DAN KERJA SAMA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL RENCANA STRATEGIS RENCANA STRATEGIS RENSTRA BHHK 2015 2019 BIRO HUKUM, HUMAS DAN KERJA SAMA Prima dalam layanan hukum, informasi, kerjasama, dan keamanan nuklir BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Jln. Kuningan Barat, Mampang

Lebih terperinci

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/ LEMBAGA : BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) 1 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BPOM 1.1

Lebih terperinci

RINGKASAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN

RINGKASAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN RINGKASAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2005-2025 VISI : Kabupaten Pasuruan yang Agamis, Berdaya Saing, Mandiri, dan Sejahtera MISI : 1. Penerapan nilai-nilai

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 Oleh: H. Paskah Suzetta Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat (Rakorbangpus) untuk RKP 2010 Jakarta,

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH -1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 1. VISI DAN MISI Sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Lamandau dalam bidang Perhubungan komunikasi dan Informatika dituntut adanya peningkatan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maksud dari penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Bidang Dokumentasi dan Perpustakaan - BSN ini adalah sebagai pertanggungjawaban kepada

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Renstra Balai POM di Gorontalo Tahun

KATA PENGANTAR. Renstra Balai POM di Gorontalo Tahun KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan HidayahNya yang dilimpahkan kepada kita semua sehingga proses penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Balai POM di Gorontalo

Lebih terperinci

Rencana Kerja (RENJA ) 2015

Rencana Kerja (RENJA ) 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang - Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU-SPPN) yang telah dijabarkan secara teknis dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITASKINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAGIAN PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DAN INFORMATIKA SEKRETARIAT DAERAH KOTA MATARAM

LAPORAN AKUNTABILITASKINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAGIAN PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DAN INFORMATIKA SEKRETARIAT DAERAH KOTA MATARAM LAPORAN AKUNTABILITASKINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAGIAN PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DAN INFORMATIKA SEKRETARIAT DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011 LAMPIRAN : PERATURAN KEPALA BNPP NOMOR : 4 TAHUN 2011 TANGGAL : 7 JANUARI 2011 RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011 A. LATAR BELAKANG Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan Nasional

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lamongan, Maret 2017 KEPALA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN LAMONGAN

KATA PENGANTAR. Lamongan, Maret 2017 KEPALA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN LAMONGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan rancangan rencana kerja Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Lamongan

Lebih terperinci