BAHAN AJAR BENTUK LEMBAR KERJA SISWA BAHASA INDONESIA KELAS VII SEMESTER 1 SEKOTA BANDA ACEH (Suatu Kajian Evaluatif) oleh Masyitah Furi*

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHAN AJAR BENTUK LEMBAR KERJA SISWA BAHASA INDONESIA KELAS VII SEMESTER 1 SEKOTA BANDA ACEH (Suatu Kajian Evaluatif) oleh Masyitah Furi*"

Transkripsi

1 12 Master Bahasa Vol. II No. 1; Januari 2014:12 21 BAHAN AJAR BENTUK LEMBAR KERJA SISWA BAHASA INDONESIA KELAS VII SEMESTER 1 SEKOTA BANDA ACEH (Suatu Kajian Evaluatif) oleh Masyitah Furi* ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh salah satu tugas utama guru dalam proses belajar-mengajar, yaitu menyiapkan bahan ajar. Penulis menganalisis bahan ajar yang dibuat oleh guru bahasa Indonesia se-kota Banda Aceh karena sebagian guru masuk ke kelas tanpa persiapan yang matang. Evaluasi bahan ajar dalam penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan kualitas bahan ajar yang telah dibuat oleh guru di Kota Banda Aceh. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan, komponen sajian, dan komponen kegrafisan bahan ajar bentuk LKS kelas VII semester 1 yang dibuat oleh guru bahasa Indonesia se-kota Banda Aceh. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan, komponen sajian, dan komponen kegrafisan bahan ajar bentuk LKS kelas VII semester 1 yang dibuat oleh guru bahasa Indonesia se-kota Banda Aceh. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data penelitian ini berupa dokumen resmi bahan ajar bentuk LKS yang dibuat oleh guru bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa (1) komponen kelayakan isi bahan ajar bentuk LKS bahasa Indonesia kelas VII semester 1 yang dibuat oleh guru berada dalam kategori cukup; (2) komponen kebahasaan bahan ajar bentuk LKS bahasa Indonesia kelas VII semester 1 yang dibuat oleh guru berada dalam kategori baik; (3) komponen sajian bahan ajar bentuk LKS bahasa Indonesia kelas VII semester 1 yang dibuat oleh guru berada dalam kategori cukup; dan (4) komponen kegrafisan bahan ajar bentuk LKS bahasa Indonesia kelas VII semester 1 yang dibuat oleh guru berada dalam kategori cukup. Kata kunci: bahan ajar, LKS ABSTRACT The background of this research was the consideration of preparing teaching material as one of the teachers primary duty. The writer analyzed teaching material prepared by bahasa Indonesia teachers in Banda Aceh because some of them come into the classroom without proper preparation. Evaluation of teaching material done in this research is hoped to be able to develop and improve the quality of teaching material arranged by teachers in Banda Aceh. The question in this research was how the condition of content feasibility component, language component, dis- *Mahasiswa MPBSI PPs Unsyiah

2 Bahan Ajar Bentuk... (Masyitah Furi) 13 play component, and grapic component of student worksheet for class VII semester I arranged by teachers of bahasa Indonesia in Banda Aceh. The objective of this research was to describe content-feasibility component, language component, display component, and grapic component of student worksheet for class VII semester I arranged by teachers of bahasa Indonesia in Banda Aceh. This analysis used qualitative approach with descriptive method. The data was official document in form of student worksheetarranged by teachers. The result shows that (1) content feasibility component of student worksheet arranged by teachers is categorized as enough. (2) language component of student worksheet arranged by teachers is categorized as good. (3) display component of student worksheet arranged by teachers is categorized as enough. (4) graphic component of student worksheet arranged by teachers is considered as enough. Key Word: teaching material, student worksheet Pendahuluan Mampu mengevaluasi merupakan salah satu kemampuan profesional yang harus dimiliki oleh seorang guru. Adanya pelaksanaan evaluasi diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang bermutu karena telah terjadi perubahan sikap dan tingkah laku pada anak didik. Hasan (2003:9) menyatakan bahwa akan besar sekali manfaatnya dalam usaha peningkatan mutu pendidikan apabila semua guru memahami dan melaksanakan makna profesionalisme. Kemampuan profesionalisme guru antara lain mampu menguasai materi pelajaran, mampu merencanakan proses belajar mengajar dalam hal ini mampu membuat program satuan pelajaran, mampu melaksanakan proses belajar mengajar, mampu melaksanakan evaluasi, mampu mendiagnosis kesulitan belajar siswa, dan mampu melaksanakan administrasi guru. Keberhasilan sebuah pembelajaran dipengaruhi banyak faktor. Secara umum, dipengaruhi oleh kompetensi guru. Sangatlah wajar bila sekarang profesionalisme guru sangat dituntut dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Harun (2009:36) merumuskan ruang lingkup kompetensi profesional salah satunya adalah mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media, dan sumber belajar yang relevan. Salah satu kompetensi guru yang dituntut dalam profesinya adalah mempersiapkan pembelajaran yang baik dan matang. Suprianti (2012:55) mengemukakan bahwa kesiapan guru dalam melaksanakan proses belajar- mengajar dapat dilihat dari kemampuan guru mempersiapkan bahan ajar. Bahan ajar secara garis besar terdiri dari pengetahuan, standar kompetensi, dan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Jika guru tidak mempersiapkan bahan ajar yang baik, dapat dipastikan kegiatan belajar-mengajar tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Bahan ajar yang digunakan oleh guru dapat berbagai bentuk, antara lain handout, buku, modul, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), brosur, leaflet, wallchart, foto atau gambar. LKS dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. LKS juga dapat membantu guru dalam membuat evaluasi terhadap ketercapaiannya tujuan pembelajaran. Dalam hal ini, penulis tertarik untuk meneliti mengenai evaluasi bahan ajar LKS dengan beberapa alasan. Pertama, dari hasil pengamatan pada salah satu sekolah yang dilakukan oleh Suprianti (2012:55) sebagian guru masuk ke kelas tanpa persiapan yang matang. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pun kalau ada, bukan buatan sendiri, melainkan memfotokopi dari guru/orang lain. Modal utama masuk kelas kebanyakan adalah buku paket atau LKS yang dibuat orang lain. Oleh karena itu, penulis ingin menganalisis bahan ajar LKS yang dibuat oleh guru. Kedua, karena belum adanya penelitian mengenai analisis bahan ajar LKS Bahasa Indonesia yang dibuat oleh guru, khususnya di Kota Banda Aceh, penulis tertarik untuk menganalisis LKS tersebut. Ketiga, berdasarkan salah satu saran dalam penelitian yang dikemukakan oleh Matondang (2009:983) para guru hendaknya berusaha menyusun dan mengembangkan tes dengan baik untuk dapat mengukur pencapaian peserta didik, penulis tertarik menganalisis LKS yang memuat tes bagi peserta didik. Keempat, Abedon (dalam Sekarwinahyu dan Ucu, 2009:39) menyatakan bahwa bahan ajar yang direvisi berdasarkan hasil evaluasi memperlihatkan

3 14 Master Bahasa Vol. II No. 1; Januari 2014:12 21 hasil yang baik dan lebih unggul. Dengan demikian, usaha evaluasi bahan ajar merupakan langkah penting dalam pengembangan dan peningkatan kualitas bahan ajar. Jadi, dari beberapa alasan tersebut penulis ingin meneliti mengenai Bahan Ajar Bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS) Bahasa Indonesia Kelas VII Semester I SMPN Se-Kota Banda Aceh (Suatu Kajian Evaluatif) sehingga diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan kualitas bahan ajar yang telah dibuat oleh guru. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, baik berupa bahan tertulis, seperti handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, maupun bahan tidak tertulis seperti video/film, VCD, radio, kaset, dan CD. Bahan ajar dalam bentuk tertulis berupa materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar (Sholahuddin, 2011:168). Secara garis besar, fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa. Fungsi bahan ajar bagi siswa akan menjadi pedoman dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari (Lestari, 2013:7). Menurut Majid (2005: ), bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori antara lain (1) bahan ajar cetak (printed teaching material), seperti handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket; (2) bahan ajar dengar (audio teaching material), seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio; (3) bahan ajar pandang dengar (audio visual teaching material), seperti video compact disk, film; dan (4) bahan ajar interaktif (interactive teaching material), seperti compact disk interaktif dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials). Lembar kerja siswa (student worksheet) adalah lembar-lembar berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar (KD) yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pembelajaran apa saja. Bagi guru, keuntungan adanya lembar kegiatan adalah memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sedangkan bagi siswa lembar kegiatan siswa dapat menjadi bahan belajar secara mandiri dalam memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis (Ambarita, 2011:2). Lembar kerja siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikan rupa sehingga siswa diharapkan dapat materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS, siswa akan mendapatkan materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu, siswa juga dapat menemukan arahan yang tersturktur untuk memahami materi yang diberikan dan pada saat yang bersamaan siswa diberikan materi serta tugas yang berkaitan dengan materi tersebut (Lestari, 2013:6). Menurut Depdiknas (2008:29) bahan ajar bentuk LKS dapat dievaluasi berdasarkan 4 komponen, yaitu sebagai berikut. (1) Komponen kelayakan isi mencakup (a) kesesuaian dengan SK dan KD, (b) kesesuaian dengan kebutuhan siswa, (c) kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar, (d) kebenaran substansi materi, (e) manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan, dan (f) kesesuaian dengan nilai moral dan sosial. (2) Komponen kebahasaan meliputi (a) kejelasan informasi, (b) kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia, dan (c) penggunaan bahasa secara efektif dan efisien. (3) Komponen sajian mencakup (a) kejelasan tujuan, (b) urutan penyajian, (c) pemberian motivasi, (d) interaktivitas (stimulus dan respon), dan (e) kelengkapan informasi. (4) Komponen kegrafisan meliputi (a) penggunaan font (jenis dan ukuran), (b) lay out dan tata letak, (c) ilustrasi, grafik, gambar, dan foto, dan (d) desain tampilan. Metode Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini mendeskripsikan komponen kelayakan isi,

4 Bahan Ajar Bentuk... (Masyitah Furi) komponen kebahasaan, komponen penyajian bahan ajar bentuk LKS guru bahasa Indonesia se-kota Banda Aceh. Data yang diperoleh dalam penelitian hanya berupa data kualitatif. Data tersebut diperoleh dari sumber data yang berupa dokumen resmi bahan ajar bentuk LKS yang dibuat oleh guru bahasa Indonesia. Peneliti mengobservasi 10 SMPN dari 19 SMPN di Kota Banda Aceh. Dari 10 SMPN se-kota Banda Aceh tersebut, sebanyak 4 guru SMPN yang membuat bahan ajar. Empat sekolah tersebut adalah SMPN 3 Banda Aceh, SMPN 5 Banda Aceh, SMPN 6 Banda Aceh, dan SMPN 13 Banda Aceh. Teknik pengolahan diputuskan dan diberi pertimbangan oleh pakar ahli. Hasil Penelitian dan Pembahasan Peneliti mengobservasi 10 SMPN dari 19 SMPN 15 di Kota Banda Aceh. Dari 10 SMPN se-kota Banda Aceh tersebut, sebanyak 4 guru SMPN yang membuat bahan ajar. Empat sekolah tersebut adalah SMPN 3 Banda Aceh yang beralamat di Neusu, SMPN 5 Banda Aceh yang beralamat di Desa Lambung Uleleu, SMPN 6 Banda Aceh yang beralamat di Lampineung, dan SMPN 13 Banda Aceh Desa Cot Mesjid Lueng Bata. Data dikumpulkan menurut standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan mengambil satu kompetensi dasar dari setiap keterampilan. Keterampilan tersebut adalah keterampilan berbicara, menulis, menyimak, dan membaca sehingga masing-masing sekolah diambil empat bahan ajar bentuk LKS yang dibuat oleh guru. Hasil pengumpulan data penelitian ini disajikan atau diklasifikasikan dalam bentuk tabel evaluasi formatif. Adapun tabel evaluasi tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 1 Evaluasi Bahan Ajar Bentuk LKS SMPN Se-Kota Banda Aceh No Komponen KELAYAKAN ISI SMPN 3 SMPN 5 SMPN 6 SMPN Kesesuaian dengan SK, KD 2 Kesesuaian dengan kebutuhan siswa 3 Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar 4 Kebenaran substansi materi 5 Manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan 6 Kesesuaian dengan nilai moral dan sosial KEBAHASAAN 7 Kejelasan informasi 8 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia 9 Penggunaan bahasa secara efektif dan efisien SAJIAN 10 Kejelasan tujuan 11 Urutan penyajian 12 Pemberian motivasi 13 Interaktivitas (stimulus dan respon) 14 Kelengkapan informasi

5 16 Master Bahasa Vol. II No. 1; Januari 2014:12 21 KEGRAFISAN 15 Penggunaan font (jenis dan ukuran) 16 Lay out, tata letak 17 Ilustrasi, grafik, gambar, foto 18 Desain tampilan (1)Komponen Kelayakan Isi Dari tabel analisis komponen kelayakan isi bahan ajar LKS SMPN se-kota Banda Aceh, diuraikan beberapa indikator dari masing-masing sekolah. Butir penilaian indikator (1) kesesuaian SK dan KD dapat dilihat dari kelengkapan materi, keluasan materi, dan kedalaman materi. Dari ketiga indikator kesesuaian SK dan KD tersebut, terlihat jelas pada tabel 3 bahwa indikator kelengkapan materi dan keluasan materi rata-rata berada pada alternatif pilihan sesuai. Hanya saja butir penilaian kedalaman materi terlihat rata-rata berada pada alternatif pilihan kurang sesuai. Hal tersebut disebabkan oleh kurang sesuainya bahan ajar keempat sekolah SMPN se-kota Banda Aceh dengan prosedur empat keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, berbicara, dan menulis). Dalam bahan ajar ini, guru kurang memberikan penekanan dalam materi ajar maupun contoh soal sesuai dengan ketermpilan bahasa yang dicapai. Contohnya saja keterampilan menyimak pada kemampuan dasar menemukan hal-hal menarik dari dongeng yang diperdengarkan, guru langsung kedalam tahap menyimak tanpa proses prasimak. padahal, seperti yang dikemukakan oleh Abidin (2012: ) dalam prosedur pembelajaran menyimak berbasis proses menyimak terdapat 3 tahap, yaitu tahap prasimak, menyimak, dan pascasimak. Begitu pula dalam keterampilan yang lain, keterampilan membaca, berbicara, dan menulis juga terdapat 3 prosedur pembelajaran. Namun, jika dilihat dari butir penilaian kelengkapan materi, bahan ajar SMPN se-kota Banda Aceh sudah sesuai dan mencakup semua materi yang terkandung dalam SK dan KD, seperti menemukan hal-hal menarik dari dongeng yang diperdengarkan, cara menyampaikan pengumuman dengan intonasi yang tepat, cara menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat, dan menulis surat pribadi. Begitu pula jika dilihat dari segi keluasan materi, bahan ajar memuat contoh dan soal latihan. Oleh karena itu, secara garis besar indikator kesesuaian SK dan KD bahan ajar SMPN se-kota Banda Aceh dikategorikan baik. Butir penilaian indikator (2) kesesuaian dengan kebutuhan siswa dilihat dari kesesuaian dengan perkembangan peserta didik, kesesuaian dengan tingkat emosional peserta didik, dan kesesuaian dengan aspek linguistik peserta didik. Dari ketiga indikator kesesuaian dengan kebutuhan siswa tersebut, terlihat bahwa butir penilaian kesesuaian dengan tingkat emosional peserta didik rata-rata berada pada alternatif pilihan sesuai. Hanya saja butir penilaian kesesuaian dengan perkembangan peserta didik dan kesesuaian dengan aspek linguistik peserta didik terlihat rata-rata berada pada alternatif pilihan kurang sesuai. Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik dapat dilihat dari bahasa yang digunakan sesuai dengan konsep atau aplikasi konsep atau ilustrasi sampai dengan contoh yang sesuai dengan tingkat intelektual peserta didik. Hal ini tidak terdapat dalam bahan ajar SMPN 3 dan SMPN 13 Banda Aceh, misalnya saja pada kemampuan dasar menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit. Pada materi di KD tersebut, simbol dalam rumus untuk mencari Kecepatan Efektif Membaca (KEM) tidak didefinisikan dengan jelas sehingga kurang sesuai dengan penalaran untuk siswa tingkat SMP kelas VII sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. Namun, secara garis besar indikator kesesuaian dengan kebutuhan siswa bahan ajar SMPN se-kota Banda Aceh dikategorikan baik. Butir penilaian indikator (3) kesesuaian dengan kebutuhan ajar meliputi keterkaitan, penerapan, dan kemenarikan materi ajar. Dari ketiga indikator kesesuaian dengan kebutuhan siswa tersebut, terlihat bahwa butir penilaian keterkaitan rata-rata berada pada alternatif pilihan sesuai, sedangkan butir penilaian penerapan dan kemenarikan materi ajar rata-rata berada pada alternatif pilihan kurang sesuai. Dalam indikator penerapan, bahan ajar hendaknya

6 Bahan Ajar Bentuk... (Masyitah Furi) memuat uraian, contoh, atau soal-soal yang menjelaskan penerapan konsep bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari atau dalam ilmu lain. Penerapan tersebut tidak terlihat dari bahan ajar SMPN se-kota Banda Aceh. Begitu pula dalam indikator kemenarikan materi ajar, selain bahan ajar SMPN 6 Banda Aceh, tidak terlihat adanya kemenarikan materi ajar dalam bahan ajar yang lain. Kemenarikan materi ajar memuat uraian, strategi, gambar, foto, sketsa, cerita sejarah, contoh, atau soal-soal menarik yang dapat menimbulkan minat peserta didik. Namun, secara keseluruhan, indikator kesesuaian dengan kebutuhan ajar bahan ajar SMPN se-kota Banda Aceh berada pada kategori cukup. Butir penilaian indikator (4) kebenaran substansi materi meliputi keakuratan konsep dan definisi, keakuratan konsep dan definisi, keakuratan fakta dan data, keakuratan contoh, keakuratan soal, dan keakuratan acuan pustaka. Dari kelima indikator kebenaran substansi materi tersebut, terlihat bahwa butir penilaian keakuratan konsep dan definisi, keakuratan fakta dan data, keakuratan contoh, keakuratan soal dan keakuratan acuan pustaka ratarata berada pada alternatif pilihan sesuai walaupun ada satu sekolah yang tidak memuat acuan pustaka, seperti bahan ajar SMPN 13 Banda Aceh. Materi bahan ajar di SMP tersebut tidak satu pun memuat daftar pustaka sehingga fakta dan data, contoh, soal, serta acuan pustaka diragukan keakuratannya. Namun, secara keseluruhan, indikator kebenaran substansi materi bahan ajar SMPN se-kota Banda Aceh berada pada kategori sangat baik. Butir penilaian indikator (5) manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan meliputi kesesuaian materi dengan perkembangan ilmu, kemutakhiran pustaka, dan kesesuaian dengan kondisi kekinian. Dari ketiga indikator manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan tersebut, terlihat bahwa butir penilaian kesesuaian materi dengan perkembangan ilmu rata-rata berada pada alternatif pilihan sesuai. Hanya saja butir penilaian kemutakhiran pustaka, dan kesesuaian dengan kondisi kekinian terlihat rata-rata berada pada alternatif pilihan kurang sesuai. Kemutakhiran pustaka dapat dilihat dari rujukan yang dipilih dalam bahan ajar tersebut mutakhir. Materi ajar SMPN se- Kota Banda Aceh ada yang mencantumkan sumber dari tahun 1997 sampai 2010, bahkan ada yang tidak mencantumkan rujukan. Hal tersebut tentu saja tidak 17 sesuai dengan kesesuaian kondisi kekinian karena tidak bersifat aktual dan mengacu pada rujukan terbaru. Dengan demikian, indikator manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan bahan ajar SMPN se-kota Banda Aceh dikategorikan cukup. Butir penilaian indikator (6) kesesuaian dengan nilai moral dan sosial dilihat dari tidak bertentangan dengan nilai, norma, dan etika budaya lokal, menggunakan contoh kasus di daerah setempat, serta sesuai dengan kehidupan remaja. Dari ketiga indikator kesesuaian dengan nilai moral dan sosial tersebut, terlihat bahwa butir penilaian tidak bertentangan dengan nilai, norma, dan etika budaya lokal serta kesesuaian dengan kehidupan remaja rata-rata berada pada alternatif pilihan sesuai. Hanya saja butir penilaian menggunakan contoh kasus di daerah setempat terlihat rata-rata berada pada alternatif pilihan kurang sesuai. Kesesuaian indikator menggunakan contoh kasus di daerah setempat dapat dilihat dari contoh dan kasus yang disajikan sesuai dengan situasi serta kondisi di daerah setempat. Dalam hal ini, rata-rata contoh yang disajikan tidak sesuai dengan situasi dan kondisi di daerah setempat. Padahal, contoh dongeng yang akan diperdengarkan, contoh pengumuman yang akan dibacakan, contoh surat yang akan ditulis, serta contoh bacaan untuk dipahami dapat diambil dari daerah setempat agar siswa lebih mudah memahami karena daerah tersebut lebih mereka kenal. Namun, secara garis besar indikator kesesuaian dengan nilai moral dan sosial bahan ajar SMPN se-kota Banda Aceh dikategorikan baik. (2) Komponen Kebahasaan Dari tabel analisis komponen kebahasaan bahan ajar LKS SMPN se-kota Banda Aceh, dapat dilihat beberapa butir indikator sebagai berikut. Butir penilaian indikator (1) kejelasan informasi dilihat dari keruntutan dan kepaduan antarkegiatan belajar, keruntutan dan kepaduan antarkalimat, serta keruntutan dan kepaduan antarparagraf. Dari ketiga indikator kejelasan informasi tersebut, terlihat bahwa butir penilaian kepaduan antarkegiatan belajar serta keruntutan dan kepaduan antarkalimat rata-rata berada pada alternatif pilihan sesuai. Hanya saja butir penilaian keruntutan dan kepaduan antarparagraf terlihat rata-rata berada pada alternatif pilihan kurang sesuai. Keruntutan dan kepaduan antarparagraf dapat dilihat dari penyampaian pesan antarparagraf

7 18 Master Bahasa Vol. II No. 1; Januari 2014:12 21 yang berdekatan dan antarkalimat dalam paragraf mencerminkan hubungan logis. Ketidakruntutan dan ketidakpaduan antarparagraf dapat dilihat dalam bahan ajar SMPN 3 dan SMPN 13 Banda Aceh. Ada beberapa paragraf yang terdiri dari satu kalimat yang seharusnya kalimat-kalimat tersebut dapat disatukan ke dalam satu paragraf. Namun, secara garis besar indikator kejelasan informasi bahan ajar SMPN se- Kota Banda Aceh dikategorikan baik. Butir penilaian indikator (2) kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia meliputi ketepatan menggunakan huruf dan tanda baca, ketepatan menggunakan diksi, dan kebakuan istilah. Dari ketiga indikator kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia tersebut, terlihat bahwa butir penilaian kebakuan istilah peserta didik rata-rata berada pada alternatif pilihan sesuai. Hanya saja butir penilaian ketepatan menggunakan huruf dan tanda baca serta ketepatan menggunakan diksi terlihat ratarata berada pada alternatif pilihan kurang sesuai. Ketepatan menggunakan huruf dan tanda baca dilihat dari penulisan huruf dan tanda baca sesuai dengan pedoman Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Ketepatan menggunakan diksi dilihat dari kesesuaian dan ketepatan pemilihan kata. Ketidaktepatan menggunakan huruf dan tanda baca dapat dilihat dari bahan ajar SMPN 3 dan SMPN 13 Banda Aceh, misalnya tidak menggunakan tanda titik di akhir kalimat, tidak menggunakan tanda koma dalam perincian, dan menggunakan huruf kapital di tengah kalimat yang tidak perlu digunakan. Begitu pula ketidaktepatan menggunakan diksi, bahan ajar tersebut terdapat beberapa ketidaktepatan diksi, misalnya kata ligas, meenyimpulkan, kekiri, jangang, dan debgan seharusnya ditulis lugas, menyimpulkan, ke kiri, jangan, dan dengan. Namun, secara garis besar indikator kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia bahan ajar SMPN se-kota Banda Aceh dikategorikan cukup. Butir penilaian indikator (3) penggunaan bahasa secara efektif dan efisien dilihat dari keefektifan kalimat, ketepatan struktur kalimat, dan ketepatan penggunaan kaidah bahasa. Dari ketiga indikator penggunaan bahasa secara efektif dan efisien tersebut, terlihat bahwa butir penilaian ketepatan struktur kalimat rata-rata berada pada alternatif pilihan sesuai. Hanya saja butir penilaian keefektifan kalimat dan ketepatan penggunaan kaidah bahasa terlihat rata-rata berada pada alternatif pilihan kurang sesuai. Keefektifan kalimat dapat dilihat dari kalimat yang dipakai sederhana dan langsung ke sasaran. Ketepatan menggunakan menggunakan kaidah bahasa dilihat dari kata dan kalimat yang digunakan untuk menyampaikan pesan mengacu pada kaidah bahasa Indonesia. Ketidakefektifan kalimat dan tidak menggunakan kaidah bahasa secara benar dapat dilihat dari bahan ajar SMPN 3 dan SMPN 13 Banda Aceh, misalnya pada kalimat Pengumuman; Pemberitahuan kepada orang banyak sampaikan kepada orang banyak. Kalimat tersebut kurang efektif tidak tepat ke sasaran. Kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi Pengumuman adalah pemberitahuan yang disampaikan kepada orang banyak. Namun, secara garis besar indikator penggunaan bahasa secara efektif dan efisien bahan ajar SMPN se-kota Banda Aceh dikategorikan baik. (3) Komponen Sajian Dari tabel analisis komponen sajian bahan ajar LKS SMPN se-kota Banda Aceh, dapat diuraikan beberapa butir indikator antara lain sebagai berikut. Butir penilaian indikator (1) kejelasan tujuan memuat contoh-contoh soal dalam setiap materi, kunci jawaban soal latihan, rangkuman atau pengayaan, daftar pustaka, dan evaluasi penilaian. Dari ketiga indikator kejelasan tujuan tersebut, terlihat bahwa butir penilaian kejelasan tujuan memuat contohcontoh soal dalam setiap materi, daftar pustaka, dan evaluasi penilaian rata-rata berada pada alternatif pilihan sesuai. Hanya saja butir penilaian kunci jawaban soal latihan dan rangkuman atau pengayaan terlihat rata-rata berada pada alternatif pilihan kurang sesuai. Dalam hal ini, rata-rata bahan ajar SMPN se- Kota banda Aceh tidak terdapat kunci jawaban dari soal latihan setiap akhir kegiatan belajar dan tidak pula menuliskan cara serta pedoman penskorannya. Bahan ajar SMPN 3, SMPN 5, dan SMPN 13 Banda Aceh tidak memuat kunci jawaban, sedangkan SMPN 6 Banda Aceh memuat kunci jawaban, tetapi tidak menuliskan pedoman penskorannya. Begitu pula butir penilaian pada rangkuman atau pengayaan, rangkuman pengayaan merupakan konsep kunci kegiatan belajar bersangkutan yang dinyatakan dengan kalimat ringkas dan jelas agar memudahkan peserta didik memahami keseluruhan isi kegiatan belajar. Butir penilaian ini hanya ditemukan pada bahan ajar SMPN 6 Banda Aceh, sedangkan SMPN yang lain hanya menuliskan subjudul rangkuman saja tanpa menuliskan isinya.

8 Bahan Ajar Bentuk... (Masyitah Furi) Namun, secara garis besar indikator kejelasan tujuan bahan ajar SMPN se-kota Banda Aceh dikategorikan cukup. Butir penilaian indikator (2) urutan penyajian mencakup konsisten sistematika sajian, keruntutan penyajian, serta keseimbangan dan kekoherenan penyajian. Dari ketiga indikator urutan penyajian tersebut, terlihat bahwa butir penilaian keruntutan penyajian rata-rata berada pada alternatif pilihan sesuai. Hanya saja butir penilaian konsisten sistematika sajian serta keseimbangan dan kekoherenan penyajian terlihat rata-rata berada pada alternatif pilihan kurang sesuai. Konsisten sistematika sajian kurang terlihat dalam bahan ajar SMPN se- Kota Banda Aceh. Konsistensi sistematikan sajian memuat motivasi dan isi. Bahan ajar tersebut kurang menampilkan motivasi dalam bentuk gambar, ilustrasi, maupun foto yang dilengkapi dengan keterangan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari sesuai dengan topik yang disajikan. Bahan ajar tersebut juga kurang memuat hal-hal yang mencakup dalam subkomponen kelayakan isi. Dilihat dari keseimbangan dan kekoherenan penyajian, banyaknya uraian materi dalam bahan ajar SMPN Banda Aceh rata-rata bersifat kurang proporsional, yakni terdapat ketidakseimbangan banyaknya uraian antara bahasan satu dengan bahasan lainnya. Namun, secara garis besar indikator urutan penyajian bahan ajar SMPN se-kota Banda Aceh dikategorikan cukup. Butir penilaian indikator (3) pemberian motivasi dikatakan sesuai apabila dapat memotivasi pesan atau informasi, dapat mendorong berpikir kritis, dan dapat mendorong siswa untuk mencari informasi lebih jauh. Dari ketiga indikator pemberian motivasi tersebut, terlihat bahwa butir penilaian dapat mendorong siswa untuk mencari informasi lebih jauh rata-rata berada pada alternatif pilihan sesuai. Hanya saja butir penilaian dapat memotivasi pesan atau informasi dan dapat mendorong berpikir kritis terlihat rata-rata berada pada alternatif pilihan kurang sesuai. Butir penilaian dapat memotivasi pesan dilihat dari bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang ketika peserta didik membacanya dan mendorong mereka untuk mempelajari bahan ajar tersebut secara tuntas. Butir penilaian dapat mendorong berpikir kritis dilihat dari baahasa yang digunakan mampu merangsang peserta didik untuk mempertanyakan suatu hal lebih jauh dan mencari 19 jawabannya secara mandiri dari buku teks atau sumber informasi lain. Dalam hal ini, bahan ajar SMPN se-kota Banda Aceh kurang menonjolkan butir kedua butir penilaian tersebut. Namun, secara garis besar indikator pemberian motivasi bahan ajar SMPN se-kota Banda Aceh dikategorikan cukup. Butir penilaian indikator (4) interaktivitas (stimulus dan respon) dilihat dari keterlibatan peserta didik dalam setiap materi, mendorong eksplorasi, dan memacu kreativitas. Dari ketiga indikator interaktivitas (stimulus dan respon) tersebut, terlihat bahwa butir penilaian keterlibatan peserta didik dalam setiap materi dan memacu kreativitas ratarata berada pada alternatif pilihan sesuai. Hanya saja butir penilaian mendorong eksplorasi terlihat rata-rata berada pada alternatif pilihan kurang sesuai. Hal tersebut dilihat dari kurangnya menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik yang memungkinkan terlaksananya eksploprasi karena tidak terdapat beragam media dan metode. Namun, secara garis besar indikator interaktivitas (stimulus dan respon) bahan ajar SMPN se-kota Banda Aceh dikategorikan cukup. Butir penilaian indikator (5) kelengkapan informasi memuat bagian pendahulan, bagian isi, dan bagian akhir. Dari ketiga indikator kelengkapan informasi tersebut, terlihat bahwa butir penilaian bagian isi rata-rata berada pada alternatif pilihan sesuai. Hanya saja butir penilaian bagian pendahulan dan bagian akhir terlihat rata-rata berada pada alternatif pilihan kurang sesuai. Bahan ajar SMPN se-kota Banda Aceh melengkapi kelengkapan bagian awal bahan ajar yang meliputi sampul, halaman pernyataan, kata pengantar, dan daftar isi yang kesemuanya itu termasuk ke dalam bagian pendahuluan. Begitu pula pada bagian akhir, bahan ajar tersebut tidak dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran. Namun, secara garis besar indikator kelengkapan informasi bahan ajar SMPN se-kota Banda Aceh dikategorikan baik. (4) Komponen Kegrafisan Dari tabel analisis komponen kegrafisan bahan ajar LKS SMPN se-kota Banda Aceh, dapat dijabarkan beberapa butir indikator masing-masing sekolah. Butir penilaian indikator (1) penggunaan font (jenis dan ukuran) dikatakan sesuai apabila tidak menggunakan terlalu banyak kominasi jenis huruf, tidak berlebihan menggunakan variasi huruf,

9 20 Master Bahasa Vol. II No. 1; Januari 2014:12 21 dan ukuran huruf judul bahan ajar lebih dominan. Dari ketiga indikator penggunaan font (jenis dan ukuran) tersebut, terlihat bahwa butir penilaian tidak berlebihan menggunakan variasi huruf rata-rata berada pada alternatif pilihan sesuai. Hanya saja butir penilaian tidak menggunakan terlalu banyak kominasi jenis huruf dan ukuran huruf judul bahan ajar lebih dominan terlihat rata-rata berada pada alternatif pilihan kurang sesuai. Rata-rata bahan ajar bahasa Indonesia SMPN se-kota Banda Aceh menggunakan lebih dari dua jenis huruf (ukuran font-nya berbeda-beda) sehingga dapat mengganggu peserta didik dalam menyerap informasi yang disampaikan. Begitu pula pada ukuran huruf judul bahan ajar, ukuran judul subbab bahan ajar tidak ditampilkan lebih menonjol daripada teks lainnya. Namun, secara garis besar indikator penggunaan font (jenis dan ukuran) bahan ajar SMPN se-kota Banda Aceh dikategorikan baik. Butir penilaian indikator (2) lay out dan tata letak dilihat dari pemisahan antarparagraf yang jelas, penempatan unsur tata letak konsisten berdasarkan pola, dan penempatan judul, kegiatan belajar, serta angka tidak mengganggu pemahaman. Dari ketiga indikator lay out dan tata letak tersebut, terlihat bahwa butir penilaian pemisahan antarparagraf yang jelas rata-rata berada pada alternatif pilihan sesuai. Hanya saja butir penilaian penempatan unsur tata letak konsisten berdasarkan pola dan penempatan judul, kegiatan belajar, serta angka tidak mengganggu pemahaman terlihat rata-rata berada pada alternatif pilihan kurang sesuai. Bahan ajar ini dapat dilihat bahwa penempatan unsur tata letak kurang konsisten berdasarkan pola. Penempatan subjudul bahan ajar SMPN 3 dan SMPN 13 Banda Aceh tidak konsisten, pada KD tertentu terdapat subjudul kesimpulan dan penilaian, tetapi pada KD yang lainnya hanya terdapat kesimpulan tanpa penilaian atau hanya terdapat penilaian tanpa subjudul kesimpulan. Begitu pula penempatan judul, subjudul kegiatan belajar,dan angka tidak ditulis secara lengkap. Namun, secara garis besar indikator lay out dan tata letak bahan ajar SMPN se- Kota Banda Aceh dikategorikan baik. Butir penilaian indikator (3) ilustrasi, grafik, gambar, dan foto mencakup judul yang harus menggambarkan isi materi ajar, penempatan ilustrasi dan keterangan gambar tidak mengganggu pemahaman, dan memanfaatkan gambar, grafik, atau foto. Dari ketiga indikator ilustrasi, grafik, gambar, dan foto tersebut, terlihat bahwa butir penilaian judul yang harus menggambarkan isi materi ajar dan penempatan ilustrasi dan keterangan gambar tidak mengganggu pemahaman rata-rata berada pada alternatif pilihan sesuai. Hanya saja butir penilaian memanfaatkan gambar, grafik, atau foto terlihat rata-rata berada pada alternatif pilihan kurang sesuai. Dapat dilihat bahwa rata-rata bahan ajar bahasa Indonesia SMPN se-kota Banda Aceh tidak memanfaatkan gambar, grafik atau foto, seperti halnya materi mendengarkan dongeng, menulis surat, membaca teks secara cepat, dan membaca pengumuman dapat diselipkan gambar yang mendukung teks sehingga bahan ajar lebih menarik minat siswa. Namun, secara garis besar indikator ilustrasi, grafik, gambar, dan foto bahan ajar SMPN se-kota Banda Aceh dikategorikan cukup. Butir penilaian indikator (4) desain tampilan apabila dapat menampilkan pusat pandang yang baik, lebar susunan teks normal, serta kreatif dan dinamis. Dari ketiga indikator desain tampilan tersebut, terlihat bahwa butir penilaian lebar susunan teks normal rata-rata berada pada alternatif pilihan sesuai. Hanya saja butir penilaian menampilkan pusat pandang yang baik serta kreatif dan dinamis terlihat rata-rata berada pada alternatif pilihan kurang sesuai. Teks yang terdapat dalam bahan ajar SMPN se-kota Banda Aceh kurang menampilkan pusat pandang yang baik. Bahan ajar tersebut juga kurang kreatif dan dinamis karena tidak menampilkan ilustrasi dari berbagai sudut pandang yang dapat menambah pemahaman dan pengertian peserta didik. Namun, secara garis besar indikator desain tampilan bahan ajar SMPN se-kota Banda Aceh dikategorikan baik. Penutup Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diuraikan pada bab IV di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Komponen kelayakan isi bahan ajar bentuk LKS bahasa Indonesia kelas VII semester 1 yang dibuat oleh guru berada dalam kategori cukup. (2) Komponen kebahasaan bahan ajar bentuk LKS bahasa Indonesia kelas VII semester 1 yang dibuat oleh guru berada dalam kategori baik. (3) Komponen sajian bahan ajar bentuk LKS

10 Bahan Ajar Bentuk... (Masyitah Furi) bahasa Indonesia kelas VII semester 1 yang dibuat oleh guru berada dalam kategori cukup. (4) Komponen kegrafisan bahan ajar bentuk LKS bahasa Indonesia kelas VII semester 1 yang dibuat oleh guru berada dalam kategori cukup. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Yunus Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama. Ambarita, Alben Penggunaan LKS dalam Pembelajaran Perkalian dan Pembagian Bilangan Semester 1 Kelas IV SDN 6 Metro. Jurnal Pendidikan Progresif (JPP). Vol.1, No.1 April 2011:1-9. Depdiknas Perangkat Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Harun, Cut Zahri. Kompetensi Guru dan Evaluasi Pendidikan. Jurnal Wahana Pendidikan. Vol.2, No. 02 Juli 2009 : Hasan, Bachtiar Perencanaan Pengajaran Bidang Studi. Bandung: Pustaka Ramadhan. 21 Mahsun Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo. Majid, Abdul Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Matondang, Zulkifli Kemampuan Guru SD dalam Penyusunan Tes sebagai Alat Ukur Pencapaian Kompetensi Siswa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol.15, No.5 September 2009 : Sekarwinahyu, Mestika dan Ucu Rahayu Kajian Terhadap Kualitas Bahan Ajar Noncetak Program S1 Pendidikan Biologi dalam Pembelajaran Interaktif SPJJ. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol.10, No.1 Maret 2009 : Sholahuddin, Arif Pengembangan Buku Ajar Kimia X Berbasis Reduksi Didaktik: Uji Kelayakan di SMA Negeri Kota Banjarmasin. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol.17, No.2 Maret 2011 : Suprianti, Rina Pengembangan Bahan Ajar Menulis Argumentasi untuk Kelas X SMA/ MA. Jurnal Alinea, Vol.1, No.1 April 2012 : Lestari, Ika Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang: Akademia Permata.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR. Pengembangan Bahan Ajar. Sosialisasi KTSP 2008

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR. Pengembangan Bahan Ajar. Sosialisasi KTSP 2008 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR Pengertian Bahan Ajar 1. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Mengapa guru perlu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar 1. Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar Depdiknas, 2008: 6).

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI Lampiran B6 DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP 1. Kelayakan Penyajian UNTUK AHLI MEDIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajar terlebih dahulu sebelum mengikuti pembelajaran di kelas.

BAB I PENDAHULUAN. ajar terlebih dahulu sebelum mengikuti pembelajaran di kelas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran apabila dikembangkan sesuai kebutuhan guru dan siswa serta dimanfaatkan secara benar akan merupakan salah satu faktor

Lebih terperinci

INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN BIDANG KETERAMPILAN (KERAJINAN) SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN BIDANG KETERAMPILAN (KERAJINAN) SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN BIDANG KETERAMPILAN (KERAJINAN) SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH KODE BUKU I. KELAYAKAN ISI SUBKOMPONEN BUTIR SKOR 1 2 3 4 ALASAN

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KIMIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KIMIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KIMIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH A. TEKNIK PENYAJIAN I. KELAYAKAN PENYAJIAN Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Konsistensi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA Yurike Andamosty 1, Rina Widiana 2, Siska Nerita 2 ¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 25 B. TUJUAN 25 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 25 D. UNSUR YANG TERLIBAT 26 E. REFERENSI 26 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 26

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 25 B. TUJUAN 25 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 25 D. UNSUR YANG TERLIBAT 26 E. REFERENSI 26 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 26 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 25 B. TUJUAN 25 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 25 D. UNSUR YANG TERLIBAT 26 E. REFERENSI 26 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 26 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 27 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengembangan Bahan Ajar a. Bahan ajar Menurut Depdiknas (2006: 4) bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis yang memungkinkan siswa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 25 B. TUJUAN 25 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 25 D. UNSUR YANG TERLIBAT 26 E. REFERENSI 26 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 26

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 25 B. TUJUAN 25 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 25 D. UNSUR YANG TERLIBAT 26 E. REFERENSI 26 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 26 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 25 B. TUJUAN 25 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 25 D. UNSUR YANG TERLIBAT 26 E. REFERENSI 26 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 26 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 27 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA

DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA I. KOMPONEN PENYAJIAN A. Teknik Penyajian Butir 1 Konsistensi sistematika sajian dalam bab Butir 2 Sistematika penyajian dalam setiap

Lebih terperinci

KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI

KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI Kriteria Indikator Nomor Soal I. Aspek Kelayakan Isi A. Kesesuaian materi dengan SK 1,2,3 dan KD B. Keakuratan Materi C. Kemutakhiran Materi D. Mendorong Keingintahuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA.

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA. PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA Oleh: 1 Sefreni Yulriska, 2 Sudirman, 3 RRP. Megahati 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM.

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM. PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM. 11010274 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2015

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2015 Brosur IPA Terpadu sebagai Bahan Ajar di SMP ditinjau dari Aspek Keterbacaannya MYCO HERSANDI Pascasarjana Jurusan Pendidikan IPA Universitas Negeri Jember. Jl. Kalimantan 37 Tegal Boto E-mail: myco.hersandi41@gmail.com

Lebih terperinci

PENULISAN BUKU AJAR/BUKU TEKS

PENULISAN BUKU AJAR/BUKU TEKS PENULISAN BUKU AJAR/BUKU TEKS Oleh: Marzuki Universitas Negeri Yogyakarta 1 BUKU TEKS PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) SEKOLAH DASAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SEKOLAH MENENGAH ATAS 2 UNSUR-UNSUR

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI, PENYAJIAN, BAHASA, DAN KEGRAFIKAN

PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI, PENYAJIAN, BAHASA, DAN KEGRAFIKAN JURNAL BUANA MATEMATIKA. Vol. 7, No. 2, Tahun 2017 ISSN 2088-3021 (media cetak) ISSN 2598-8077 (media online) PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI HIMPUNAN BERBANTU VIDEO PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI HIMPUNAN BERBANTU VIDEO PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI HIMPUNAN BERBANTU VIDEO PEMBELAJARAN Yulis Purwanto 1, Swaditya Rizki 2 1,2 FKIP Universitas Muhammadiyah Metro E-mail: yulis_purwanto@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan 1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR PENILAIAN (AHLI MATERI) I. ASPEK KELAYAKAN ISI MENURUT BSNP Butir Penilaian Deskripsi 1. Kelengkapan materi Materi yang disajikan mencakup materi yang terkandung dalam Standar Kompetensi

Lebih terperinci

SIGI TENTANG PENGGUNAAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 19 SURABAYA

SIGI TENTANG PENGGUNAAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 19 SURABAYA SIGI TENTANG PENGGUNAAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 19 SURABAYA Vinaya Suci Wiharany Susanti PENDIDIKAN AKUNTANSI, FAKULTAS EKONOMI, UNESA ABSTRAK The

Lebih terperinci

Contoh: Evaluasi Bahan Ajar dalam Bentuk Buku. Instrumen Evaluasi Formatif Bahan Ajar

Contoh: Evaluasi Bahan Ajar dalam Bentuk Buku. Instrumen Evaluasi Formatif Bahan Ajar Contoh: Evaluasi Bahan Ajar dalam Bentuk Buku Instrumen Evaluasi Formatif Bahan Ajar Judul Bahan Ajar :... Kompetensi :... Kelompok : A/B, semester:... Petunjuk pengisian Berilah tanda check (v) pada kolom

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Ajar

Pengertian Bahan Ajar Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BAHASA INDONESIA KELAS VII DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BAHASA INDONESIA KELAS VII DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bahasa Indonesia (Sri Rahayu) 145 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BAHASA INDONESIA KELAS VII DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Sri Rahayu Alumni Program

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPDIKNAS DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPDIKNAS DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 1 1 IDENTIFIKASI SNP Standar Kompetensi Lulusan Standar Isi Standar Pengelolaan Standar Proses Standar Penilaian ANALISIS KONTEKS ANALISIS KONDISI SATUAN PENDIDIKAN Kekuatan dan Kelemahan : Peserta Didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar hingga

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Ajar

Pengertian Bahan Ajar Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang urgen peranannya dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi antarmanusia. Selain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2011) metode penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN SAMPUL... i. PENGESAHAN KELULUSAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv. SARI...

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN SAMPUL... i. PENGESAHAN KELULUSAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv. SARI... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i PENGESAHAN KELULUSAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv SARI... v ABSTRACT... vi PRAKATA... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA MATERI MENULIS LAPORAN PERJALANAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 PADANG Vatmawati 1, Dina Ramadhanti 2, Ricci Gemarni Tatalia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran

Lebih terperinci

DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PENJASORKES UNTUK SD/MI

DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PENJASORKES UNTUK SD/MI DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PENJASORKES UNTUK SD/MI I. KOMPONEN PENYAJIAN A. TEHNIK PENYAJIAN MATERI Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Konsistensi sistematika sajian dalam bab dan subbab Sistematika

Lebih terperinci

Edu Geography

Edu Geography Edu Geography 1 (2) (2013) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS EKSPLORASI, ELABORASI, DAN KONFIRMASI (EEK) SERTA KEBENCANAAN SEBAGAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah belum

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah belum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah belum maksimal. Hal itu terjadi karena guru sebagai pelaksana masih terpengaruh oleh kurikulum

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI CHAPTER 2 Ruang Lingkup Bahan AJar Husni Mubarok, S.Pd., M.Si. Tadris Biologi IAIN Jember Coba Jelaskan A. Pengertian Bahan Ajar B. Karakteristik Bahan Ajar C. Tujuan dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ISI BUKU AJAR/DARAS

PENGEMBANGAN ISI BUKU AJAR/DARAS PENGEMBANGAN ISI BUKU AJAR/DARAS Oleh: Dr. Marzuki FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 KIAT MENULIS BUKU Harus punya modal 2 APA MODALNYA? Punya kemauan Niat untuk menulis Punya kemampuan

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA I. KOMPONEN PENYAJIAN A. Teknik penyajian Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Konsistensi sistematika sajian dalam bab Sistematika

Lebih terperinci

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian Research & Development (R&D). Research & Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, tindakan, dan lain-lain. Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, tindakan, dan lain-lain. Deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 4 SURABAYA

ANALISIS PENGGUNAAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 4 SURABAYA ANALISIS PENGGUNAAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 4 SURABAYA Ayu Dwi Sugianto Hartojo Prodi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (efisien) yang maksimal. Dalam memaknai efektivitas setiap orang memberi arti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (efisien) yang maksimal. Dalam memaknai efektivitas setiap orang memberi arti 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Efektivitas Efektivitas dalam pengertian secara umum adalah kemampuan berdaya guna dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan sehingga memberikan hasil guna (efisien)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh: PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh: Jefrianto¹, Sudirman², Siska Nerita¹ ¹Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH I. KELAYAKAN PENYAJIAN A. Teknik Penyajian Butir 1 Kekonsistenan sistematika Sistematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut

BAB I PENDAHULUAN. mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini ketika kemajuan IPTEK semakin pesat, hal ini juga berimbas pada pentingnya seorang guru meningkatkan kinerja dan kemampuan mereka sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana menumbuh kembangkan potensi kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut Sahertian (2008: 26) pendidik

Lebih terperinci

TELAAH ISI DAN BAHASA BUKU MAHIR BERBAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN YUDHISTIRA. Oleh

TELAAH ISI DAN BAHASA BUKU MAHIR BERBAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN YUDHISTIRA. Oleh TELAAH ISI DAN BAHASA BUKU MAHIR BERBAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN YUDHISTIRA Oleh Lisda Syary Iqbal Hilal Edy Suyanto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: lisda_syary@yahoo.co.id abstract

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLEGENT

PENGEMBANGAN MODUL SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLEGENT PENGEMBANGAN MODUL SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLEGENT (SAVI) UNTUK SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 BANJARMASIN Putri Riski Rahmayanti, Mustika

Lebih terperinci

TELAAH BAHAN AJAR KETERAMPILAN MENULIS DALAM BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS VII

TELAAH BAHAN AJAR KETERAMPILAN MENULIS DALAM BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS VII TELAAH BAHAN AJAR KETERAMPILAN MENULIS DALAM BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS VII Nur Aminatus Sholichah, Kusubakti Andajani, Indra Suherjanto Universitas Negeri Malang E-mail:

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL YANG DIAWALI DENGAN PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP.

PENGEMBANGAN MODUL YANG DIAWALI DENGAN PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP. PENGEMBANGAN MODUL YANG DIAWALI DENGAN PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP Oleh: Welni Gusma Nengsih, Sudirman, R.R.P. Megahati Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK BUKU SAKU DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 3 GUNUNG TULEH

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK BUKU SAKU DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 3 GUNUNG TULEH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK BUKU SAKU DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 3 GUNUNG TULEH Gusmiati 1), Gusmaweti 2), Erman Har 2) 1) Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

Ajeng Kusumaningrat S1 Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

Ajeng Kusumaningrat S1 Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya Pengembangan Bahan Ajar berupa Cerpen Akuntansi sebagai Pendukung Implementasi Pembelajaran berbasis Scientific Approach pada Materi Persamaan Dasar Akuntansi di SMK NAHDLATUL ULAMA GRESIK Ajeng Kusumaningrat

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT Merina Pratiwi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA ARAB SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) / MADRASAH ALIYAH (MA)

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA ARAB SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) / MADRASAH ALIYAH (MA) DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA ARAB SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) / MADRASAH ALIYAH (MA) I. KELAYAKAN ISI A. KESESUAIAN MATERI DENGAN KI DAN KD Butir 1 Butir 2 Butir 3 Kelengkapan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang

BAB II LANDASAN TEORI. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Matematika Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika pada hakekatnya merupakan suatu ilmu

Lebih terperinci

KONSEP KURIKULUM 2013

KONSEP KURIKULUM 2013 Oleh : Pratiwi Pujiastuti pratiwi@uny.ac.id KONSEP KURIKULUM 2013 Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

Lebih terperinci

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2. Santia dan Jatmiko, Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika... 11 Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Berdasarkan Proses Berpikir Relasional Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Masalah

Lebih terperinci

Drs Doddy Rusmono, MLIS

Drs Doddy Rusmono, MLIS Pelatihan Penulisan MODUL Mata Kuliah Semester 1 TA 2009/2010 Program Studi Perpustakaan dan Informasi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 5 PENILAIAN BUKU PANDUAN GURU MATEMATIKA TINGKAT SD/MI

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 5 PENILAIAN BUKU PANDUAN GURU MATEMATIKA TINGKAT SD/MI DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 5 PENILAIAN BUKU PANDUAN GURU MATEMATIKA TINGKAT SD/MI I. PETUNJUK UMUM Butir 1 Pendahuluan Butir 2 Butir 3 Ada Gambaran umum tentang Buku Panduan Guru, bagaimana menggunakan

Lebih terperinci

LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI

LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI 30 LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI Judul Program : Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP/MTs pada Materi Aritmatika Sosial dengan Menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

Lebih terperinci

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG SEMESTER GASAL 2013/2014

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG SEMESTER GASAL 2013/2014 RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG SEMESTER GASAL 2013/2014 A. Matakuliah 1. Matakuliah : BAHASA INDONESIA KEILMUAN 2. Sandi : UMPK608 3. Kridit/Jam Semester

Lebih terperinci

Karakteristik Bahan Ajar Siswa Sekolah Dasar. Dede Trie Kurniawan. Company LOGO

Karakteristik Bahan Ajar Siswa Sekolah Dasar. Dede Trie Kurniawan. Company LOGO Karakteristik Bahan Ajar Siswa Sekolah Dasar Dede Trie Kurniawan Company LOGO Jika Diam Adalah Emas, Maka Berbicara adalah Mutiara Dede Trie Kurniawan Company LOGO Cakupan Bahan Ajar Judul, MP, SK,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI PADANG Risa Marjuniati ), Marsis ), Hj. Syofiani ) ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ) Dosen

Lebih terperinci

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan Unit 4 Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak Isniatun Munawaroh Pendahuluan Bahan pembelajaran cetak merupakan bahan pembelajaran yang sudah umum digunakan bagi para guru tak terkecuali di tingkat Sekolah

Lebih terperinci

Nikmatu Rohma Universitas Negeri Malang

Nikmatu Rohma Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KUIS INTERAKTIF BERBASIS KOMPUTER UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN KELAS XI IPS 4 SMA NEGERI 1 DAMPIT TAHUN AJARAN 2011/2012 Nikmatu Rohma Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang. warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang. warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi perubahan di segala bidang. Salah satu bidang yang mengalami perubahan yaitu bidang pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menerapkan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Halimah (2009) dalam proses pelaksanaannya,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL DISERTAI PETA KONSEP JENIS SPYDER CONCEPT MAP PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP. Oleh:

PENGEMBANGAN MODUL DISERTAI PETA KONSEP JENIS SPYDER CONCEPT MAP PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP. Oleh: PENGEMBANGAN MODUL DISERTAI PETA KONSEP JENIS SPYDER CONCEPT MAP PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP Oleh: Yudi Angkana, Renny Risdawati, Vivi Fitriani Program Studi Pendidikan Biologi,

Lebih terperinci

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Dian Fitriani *, Edrizon, Yusri Wahyuni, Rita Desfitri Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

Cipti Januarita 1, Dwi Haryoto 2, Yudyanto 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang

Cipti Januarita 1, Dwi Haryoto 2, Yudyanto 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA DENGAN PENDEKATAN SAINS, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT (STM) DALAM POKOK BAHASAN ENERGI DAN MOMENTUM Cipti Januarita 1, Dwi Haryoto 2, Yudyanto 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017 UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS V MADRASAH

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA KELAS VIII SEMESTER I UNTUK SMP

PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA KELAS VIII SEMESTER I UNTUK SMP PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA KELAS VIII SEMESTER I UNTUK SMP Siti Riski Amelia, Renny Risdawati, Vivi Fitriani Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. 61 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar a. Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan salah satu hal yang penting dalam proses pembelajaran. Ada banyak tokoh yang memberikan definisi mengenai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS IPA TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERNAFASAN KELAS VIII SMP N 6 TAMBUSAI

PENGEMBANGAN LKS IPA TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERNAFASAN KELAS VIII SMP N 6 TAMBUSAI PENGEMBANGAN LKS IPA TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERNAFASAN KELAS VIII SMP N 6 TAMBUSAI Masrani (1), Nurul afifah (2), Rena Lestari (3) 1 Fakultas keguruan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT DINAS MENGGUNAKAN METODE INKUIRI SMP NEGERI 1 SELIMBAU

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT DINAS MENGGUNAKAN METODE INKUIRI SMP NEGERI 1 SELIMBAU PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT DINAS MENGGUNAKAN METODE INKUIRI SMP NEGERI 1 SELIMBAU Jumiati, Syambasril, Paternus Hanye Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and 24 BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian pengembangan modul pembelajaran menulis puisi berbasis experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and Development

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling melengkapi

Lebih terperinci

INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KETERAMPILAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS/ MADRASYAH ALIYAH

INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KETERAMPILAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS/ MADRASYAH ALIYAH INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KETERAMPILAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS/ MADRASYAH ALIYAH KODE BUKU I. KELAYAKAN BAHASA SUBKOMPONEN 2 3 4 A. KOMUNIKATIF. Keterpahaman peserta didik terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian yang peneliti ajukan maka jenis penelitian ini adalah penelitian evaluatif. Dalam hal ini peneliti akan

Lebih terperinci

I. KELAYAKAN PENYAJIAN

I. KELAYAKAN PENYAJIAN INSTRUMEN 2 BUKU TEKS PELAJARAN PATISERI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KODE BUKU I. KELAYAKAN PENYAJIAN SUBKOMPONEN A. TEKNIK PENYAJIAN 1. Konsistensi sistematika sajian dalam bab Deskripsi: Sistematika penyajian

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Ige Janet L. W. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA *) Oleh: Regina Tutik Padmaningrum, MSi**)

PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA *) Oleh: Regina Tutik Padmaningrum, MSi**) PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA *) Oleh: Regina Tutik Padmaningrum, MSi**) regina_tutikp@uny.ac.id Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS adalah media pembelajaran yang digunakan sebagai media belajar alternatif.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM YANG DILENGKAPI GAMBAR PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA KELAS X SMA

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM YANG DILENGKAPI GAMBAR PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA KELAS X SMA PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM YANG DILENGKAPI GAMBAR PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA KELAS X SMA Melda Yulia 1, Siska Nerita 2, Lince Meriko 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Luluk Sri Agus Prasetyoningsih

KARAKTERISTIK PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Luluk Sri Agus Prasetyoningsih KARAKTERISTIK PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Luluk Sri Agus Prasetyoningsih Abstrak: Sebagai karya tulis ilmiah, artikel ilmiah dikomunikasikan dengan menggunakan ragam bahasa ilmiah (scientific language). Terdapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pada penelitian ini digunakan instrumen penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP

ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP 203 Lampiran B5 ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP UNTUK AHLI MEDIA Yang terhormat, Nama :... Asal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:

II. TINJAUAN PUSTAKA. dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan

Lebih terperinci

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi Vol.2 No.3 Agustus 2013 ISSN: 2302-9528 http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI PEMBELAJARAN AKTIF STRATEGI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bahan Ajar 2.1.1 Pengertian Bahan Ajar Hamdani (2011:218) mengemukakan beberapa pengertian tentang bahan ajar, yaitu sebagai berikut: a. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun tidak tertulis (Amri dan Ahmadi 2010:159). Hal senada juga diungkapkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun tidak tertulis (Amri dan Ahmadi 2010:159). Hal senada juga diungkapkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud berupa tertulis maupun

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA Etyn Nurkhayati SD YPKP I Sentani Jayapura Papua Abstrak:Kesulitan siswa dalam menulis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah () lokasi dan subyek penelitian, () metode penelitian, (3) instrumen penelitian, dan (4) teknik analisis

Lebih terperinci

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Tutik Yuliarni 7 Abstrak. Proses pembelajaran masih

Lebih terperinci