BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 2002, p3). memperoleh kesimpulan. solusi atas permasalahan yang dinilai.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 2002, p3). memperoleh kesimpulan. solusi atas permasalahan yang dinilai."

Transkripsi

1 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem Informasi Pengertian Evaluasi Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 2002, p3). (Anonymous, 2009, evaluasi), evaluasi adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur tertentu untuk memperoleh kesimpulan. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan terencana untuk menilai suatu permasalahan yang terjadi dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dapat dibandingkan dengan tolok ukur guna memperoleh kesimpulan dan solusi atas permasalahan yang dinilai Pengertian Sistem Menurut McLeod (2001, p12), A System is a group of elements that are integrated with the common purpose of achieving an objective. Secara garis besar dapat diartikan bahwa sistem adalah sekelompok

2 8 elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Pendapat James Hall (2001, p5), yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf, sistem adalah sekelompok atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (inter-related) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose). Jadi, secara umum sistem dapat diartikan sebagai sekumpulan elemen yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama Pengertian Informasi Menurut McLeod (2001, p16), Information is processed data, or meaningful data. Secara garis besar dapat diartikan bahwa informasi adalah data yang telah diproses atau data yang sudah memiliki arti tertentu bagi kebutuhan penggunanya. Menurut Romney dan Steinbart (2003, p9), Information is data that have been organized and processed to provide meaning. Secara umum dapat diartikan bahwa informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti bagi orang yang menerimanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diproses dimana informasi tersebut akan digunakan oleh para penggunanya.

3 Pengertian Sistem Informasi Menurut O Brien yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan kombinasi teratur apa saja dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003, p23), sistem informasi adalah suatu interaksi antar komponen-komponen di dalam suatu kesatuan terpadu untuk mengolah data menjadi informasi sesuai dengan kebutuhannya. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan sumber daya dalam organisasi, baik berupa manusia, hardware, software, jaringan komunikasi yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan dan mengolah data menjadi informasi yang berguna bagi para pemakai informasi dalam suatu organisasi Pengertian Evaluasi Sistem Informasi Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi sistem informasi adalah suatu kegiatan terencana yang bertujuan untuk memeriksa dan menilai sumber daya dalam organisasi untuk mendapatkan hasil yang dibandingkan dengan menggunakan tolok ukur tertentu untuk memperoleh hasil mengenai kinerja sumber daya organisasi tersebut.

4 Sistem Pengendalian Intern Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut Mulyadi (2001, p163), sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organsisasi dan mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003, p78) sistem pengendalian intern meliputi metode dan kebijakan yang terkoordinasi di dalam perusahaan untuk mengamankan kekayaan perusahaan, menguji ketepatan, ketelitian dan kehandalan catatan atau data akuntansi serta untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal adalah sebuah sistem yang dirancang oleh pihak manajemen sebuah organisasi untuk mengendalikan dan mengawasi seluruh kegiatan organisasi tersebut untuk menjaga aset perusahaan dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Tujuan Sistem Pengendalian Intern Mulyadi (2001, p163) mengungkapkan 4 (empat) tujuan sistem Pengendalian Intern, yaitu untuk: a. Menjaga kekayaan organisasi. b. Mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntansi.

5 11 c. Meningkatkan efisiensi usaha. d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Sedangkan, menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003, p75), Sistem Pengawasan Internal dijalankan bertujuan untuk: a. Mengamankan aset organisasi. b. Memperoleh informasi yang akurat dan dapat dipercaya. c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan. d. Mendorong kepatuhan pelaksanaan terhadap kebijakan organisasi. Tujuan dari Pengendalian Intern adalah untuk mengurangi resiko atau mengurangi pengaruh yang sifatnya merugikan akibat suatu kejadian Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern Menurut Mulyadi (2001, p165) unsur-unsur sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut: a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tepat. Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggungjawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur misalnya, kegiatan pokoknya adalah memproduksi dan menjual produk. Untuk melaksanakan kegiatan pokok tersebut dibentuk departemen produksi, departemen pemasaran, dan departemen keuangan dan umum.

6 12 Departemen-departemen ini kemudian dibagi-bagi lebih lanjut menjadi unit-unit organisasi yang lebih kecil untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan. b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang dapat mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi dan penggunaan formulir harus diawasi sedemikian rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi. c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Adapun cara-cara yang umum yang ditempuh untuk menciptakan praktik yang sehat dalam organisasi adalah penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang, dilakukan pemeriksaan mendadak tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang diperiksa dengan jadwal yang tidak teratur. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain, perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat sehingga persekongkolan dapat dihindari.

7 13 Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya. d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya. Unsur mutu karyawan merupakan unsur yang paling penting yakni karyawan yang kompeten dan jujur. Unsur pengendalian dapat dikurangi sampai batas minimum dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa unsurunsur sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas, sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya, praktik yang sehat dalam tugas dan fungsi, karyawan yang cukup sesuai dengan tanggungjawabnya. 2.3 Sistem Pengendalian Internal Pada Sistem Berbasis Komputer Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003, pp ) yang dikutip dari Weber (1999, p38), struktur pengendalian internal yang perlu dilakukan pada sistem berbasis komputer adalah sebagai berikut: 1. Pengendalian Umum 2. Pengendalian Aplikasi

8 Pengendalian Umum Pengendalian yang berlaku umum, artinya ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam pengendalian tersebut, berlaku untuk seluruh kegiatan komputerisasi di dalam pengendalian tersebut. Apabila tidak dilakukan pengendalian ini atau pengendaliannya lemah maka berakibat negatif terhadap pengendalian aplikasi. Pengendalian umum terdiri dari: 1. Pengendalian Manajemen Puncak (Top Level Management Control) Mengendalikan peranan manajemen dalam perencanaan kepemimpinan dan pengawasan fungsi sistem. 2. Pengendalian Manajemen Sistem Informasi (Information System Management Control) Mengendalikan alternatif dari model pengembangan proses sistem informasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengumpulan dan pengevaluasian bukti. 3. Pengendalian Manajemen Pengembangan Sistem (System Development Management Control) Mengendalikan tahapan utama dari daur hidup program dan pelaksanaan dari tiap tahap. 4. Pengendalian Manajemen Sumber Data (Data Resource Management Control) Mengendalikan peranan dan fungsi dari data administrator atau database administrator.

9 15 5. Pengendalian Manajemen Jaminan Kualitas (Quality Assurance Management Control) Mengendalikan fungsi utama yang harus dilakukan oleh Quality Assurance Management untuk meyakinkan bahwa pengembangan, pelaksanaan dan pengoperasian serta, pemeliharaan dari sistem informasi sesuai dengan standar kualitas. 6. Pengendalian Manajemen Keamanan (Security Management Control) Pengendaliaan terhadap manajemen keamanan secara garis besar bertanggungjawab dalam menjamin aset sistem informasi tetap aman. Ancaman utama terhadap keamanan aset sistem informasi adalah: a. Ancaman kebakaran Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk ancaman kebakaran: 1) Memiliki alarm kebakaran otomatis yang diletakkan pada tempat dimana aset-aset sistem informasi berada. 2) Memiliki tabung kebakaran yang diletakkan pada lokasi yang mudah diambil. 3) Memiliki tombol utama (termasuk AC). 4) Gedung tempat penyimpanan aset informasi dibangun dari bahan tahan api. 5) Memiliki pintu/tangga darurat yang diberi tanda dengan jelas sehingga karyawan mudah menggunakannya. 6) Ketika alarm berbunyi, signal langsung dikirim ke stasiun pengendalian yang selalu dijaga staf.

10 16 7) Prosedur pemeliharaan gudang yang baik menjamin tingkat polusi sesuatunya telah dirawat dengan baik. b. Ancaman banjir Beberapa pelaksanaan untuk ancaman banjir: 1) Usahakan bahan untuk atap, dinding dan lantai yang tahan air. 2) Menyediakan alarm pada titik strategis dimana material aset sistem informasi dilakukan. 3) Semua material aset sistem informasi diletakkan di tempat yang tinggi. 4) Menutup peralatan hardware dengan bahan yang tahan air sewaktu tidak digunakan. c. Perubahan tenaga sumber energi Pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi perubahan tegangan sumber energi listrik, misalnya menggunakan stabilizer atau Uninteruptable Power Supply (UPS) yang memadai dan mampu meng-cover tegangan listrik jika tiba-tiba turun. d. Kerusakan struktural Pelaksanaan struktural terhadap aset sistem informasi dapat terjadi karena adanya gempa. Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi kerusakan struktural misalnya adalah memilih lokasi perusahaan yang jarang terjadi gempa.

11 17 e. Polusi Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi polusi, misalnya situasi kantor yang bebas debu dan tidak diperbolehkan membawa binatang peliharaan atau melarang karyawan membawa atau meletakkan minuman di dekat peralatan komputer. f. Penyusup Pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi penyusup, dapat dilakukan dengan penempatan penjaga dan penggunaan alarm. g. Virus Pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi virus meliputi tindakan: 1) Preventive, seperti meng-install antivirus dan meng-update secara rutin, melakukan scan file yang digunakan. 2) Detective, seperti melakukan scan secara rutin. 3) Corrective, seperti memastikan back up data bebas virus, pemakaian antivirus terhadap file yang terinfeksi. h. Hacking Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi hacking: 1) Penggunaan kontrol logical seperti penggunaan password yang sulit untuk ditebak. 2) Petugas keamanan secara teratur memonitor sistem yang digunakan.

12 18 7. Pengendalian Manajemen Operasi (Operations Management Control) Secara garis besar pengendalian manajemen operasi (Operations Management Control) bertanggungjawab terhadap hal-hal sebagai berikut: a. Pengoperasian komputer (Computer Operations) Tipe pengendalian yang harus dilakukan: 1) Menentukan fungsi-fungsi yang harus dilakukan operator komputer maupun fasilitas operasi otomatis. 2) Menentukan penjadwalan kerja pada pemakaian hardware atau software. 3) Menentukan perawatan terhadap hardware agar dapat berjalan baik. 4) Pengendalian perangkat keras berupa hardware controls dari produsen untuk deteksi hardware malfunction. b. Pengoperasian Jaringan (Network Operations) Pengendalian yang dilakukan ialah memonitor dan memelihara jaringan dan pencegahan terhadap akses oleh pihak yang tidak berwenang. Pengendalian sistem komunikasi data antara lain jalur komunikasi, Hardware, Cryptology, dan Software. c. Persiapan dan peng-entry-an data (Preparation and Entry Data) Fasilitas-fasilitas yang ada harus dirancang untuk memiliki kecepatan dan keakuratan data serta telah dilakukan terhadap peng-entry-an data.

13 19 d. Pengendalian produksi (Production Control) Fungsi yang harus dilakukan untuk pengendalian produksi adalah: 1) Penerimaan dan pengiriman input dan output. 2) Penjadwalan kerja. 3) Manajemen pelayanan. 4) Peningkatan pemanfaatan komputer. e. File Library Fungsi yang harus dilakukan untuk file library adalah: 1) Penyimpanan media penyimpanan (storage of storage media). 2) Penggunaan media penyimpanan (use of storage media). 3) Pemeliharaan dan penempatan media penyimpanan (maintenance and disposal of storage media). 4) Lokasi media penyimpanan (location of storage media). f. Documentation and Program Library Orang yang bertanggungjawab atas dokumentasi mempunyai beberapa fungsi yang harus dilakukan yaitu: 1) Memastikan bahwa semua dokumentasi disimpan secara aman. 2) Memastikan bahwa hanya orang yang mempunyai otorisasi saja yang bisa mengakses dokumentasi. 3) Memastikan bahwa dokumentasi tersebut selalu up to date. 4) Memastikan adanya back up yang cukup untuk dokumentasi yang ada.

14 20 g. Help Desk or Technical Support Ada dua fungsi utama help desk or technical support yaitu: 1) Membantu end user dalam menggunakan hardware dan software yang berhubungan dengan end user seperti micro computer, spread sheet packages, database management packages dan local area networks. 2) Menyediakan technical support untuk sistem produksi dengan dilengkapi suatu penyelesaian masalah yang berhubungan dengan hardware, software dan database. h. Capacity Planning and Performance Monitoring Tujuan utama dari fungsi sistem informasi ini adalah untuk mencapai tujuan dari penggunaan sistem informasi dengan biaya serendah mungkin. i. Management of Outsourced Operations Saat ini banyak organisasi yang melakukan outsource terhadap beberapa fungsi dari sistem informasi mereka. Alasan utama dilakukannya outsource karena mereka ingin memfokuskan pada fungsi inti bisnis mereka. Pengendalian Umum yang akan digunakan penulis dalam melakukan evaluasi adalah Pengendalian Manajemen Keamanan dan Manajemen Operasi karena kedua pengendalian tersebut merupakan hal

15 21 yang bersifat mendasar namun cukup penting dan jika tidak diperhatikan dan diawasi dengan ketat, maka akan berdampak terhadap pengendalian yang lain Pengendalian Aplikasi Pengendalian Batasan (Boundary Control) Pengendalian Boundary menentukan hubungan antara pemakai komputer dengan sistem komputer itu sendiri, ketika pemakai menggunakan komputer maka fungsi boundary berjalan. a. Pengendalian Kriptografi (Cryptographic Control) Pengendalian Kriptografi dirancang untuk mengamankan data pribadi dan untuk menjaga modifikasi data oleh orang yang tidak berwenang, cara ini dilakukan dengan mengacak data sehingga tidak memiliki arti bagi orang yang tidak dapat menguraikan data tersebut. b. Pengendalian Akses (Access Control) Pengendalian akses berfungsi untuk membatasi penggunaan sumber daya sistem komputer, membatasi dan memastikan user untuk mendapatkan sumber daya yang mereka butuhkan. Mekanisme pengendalian akses terdiri dari:

16 22 1. Identifikasi dan Otentikasi (Identification and Authentication) User mengidentifikasi dirinya pada mekanisme pengendalian akses dengan memberi informasi seperti nama atau nomor rekening. Informasi tersebut memungkinkan mekanisme untuk menentukan bahwa data yang masuk sesuai dengan informasi pada file otentikasi. Terdapat tiga bagian yang dapat diisi oleh user untuk informasi otentikasi yaitu: a. Informasi yang mudah diingat, contohnya: nama, tanggal lahir, nomor account, password dan PIN. b. Obyek berwujud yang dimiliki, contohnya: Badge, plastic card, kunci dan cincin. c. Karakter pribadi, contohnya : sidik jari, ukuran tangan, suara, tanda tangan, pola retina mata. 2. Sumber Daya Obyek. Sumber Daya digunakan oleh user berdasarkan sistem informasi berbasis komputer dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu: a. Hardware, contohnya : terminal, printer, processor, disk. b. Software, contohnya : program sistem aplikasi, storage space. c. Komoditi, contohnya : Processor time, storage space

17 23 d. Data, contohnya : files, groups, data item (termasuk images dan sound). 3. Hak Istimewa (Action Privileges) Hak istimewa diberikan kepada user berdasarkan pada tingkatan kewenangan user dan jenis sumber daya yang diperlukan oleh user. Contoh hak istimewa ini adalah user hanya dapat melakukan akses berupa membaca tetapi tidak bisa mengubah atau menambah (dikenal dengan istilah read only) atau user hanya memiliki fasilitas menambah data tetapi tidak bisa mengubah atau menghapus data Pengendalian Masukan (Input Control) Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003, pp ) yang dikutip dari Weber (1999, pp ), komponen pada subsistem input, bertanggungjawab untuk memasukkan data dan intruksi pada sistem aplikasi, kedua jenis input tersebut harus divalidasi, setiap kesalahan data harus dapat diketahui dan dikontrol sehingga input yang dimasukkan akurat, lengkap, unik dan tepat waktu. Komponen Pengendalian Input terdiri dari 8 (delapan) komponen yaitu: a. Metode Data Input b. Perancangan Dokumen Sumber

18 24 Menurut sudut pandang pengendalian, perancangan dokumen sumber yang baik memiliki beberapa tujuan: 1. Mengurangi kemungkinan perekaman data yang error. 2. Meningkatkan kecepatan perekaman data. 3. Mengendalikan alur kerja. 4. Memfasilitasi pemasukan data ke sistem komputer. 5. Dapat meningkatkan kecepatan dan keakuratan pembacaan data. 6. Memfasilitasi pengecekan referensi berikutnya. c. Perancangan Layar Data Entry Jika data dimasukkan melalui monitor, maka diperlukan desain yang berkualitas pada layar tampilan data entry agar mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan supaya tercapai efisiensi dan efektivitas entry data pada subsistem input. Auditor harus dapat melakukan penilaian terhadap layout rancangan input pada komputer agar dapat membuat penilaian terhadap efektivitas dan efisiensi subsistem input ini. d. Pengendalian Kode Data Tujuan kode data yang unik yaitu untuk mengidentifikasikan entitas sebagai anggota dalam suatu grup atau set dan lebih rapih dalam menyusun informasi yang dapat mempengaruhi tujuan integritas data, keefektifan dan keefesienan. Ada 5 (lima) jenis kesalahan dalam pengkodean data yaitu:

19 25 1. Addition (penambahan): sebuah karakter ekstra ditambahkan pada kode, contoh dikode menjadi Transaction (pemotongan) : sebuah karakter dihilangkan dari kode, contoh dikode menjadi Transcription (perekaman) : sebuah karakter yang salah direkam, contoh menjadi Transposition (perubahan) : karakter yang berdekatan pada kode dibalik, contoh dikode menjadi Double transposition : karakter dipisahkan oleh satu atau lebih karakter yang dibalik, contoh dikode menjadi e. Cek Digit Cek digit digunakan sebagai peralatan untuk mendeteksi kesalahan dalam banyak aplikasi, sebagai contoh : tiket pesawat, proses kartu kredit, proses rekening bank, proses pengumpulan item bank dan proses lisensi mengemudi. f. Pengendalian Batch Batching merupakan proses pengelompokkan transaksi bersama-sama yang menghasilkan beberapa jenis hubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Pengendalian yang bermacam-macam dapat digunakan pada batch untuk mencegah atau mendeteksi error atau kesalahan.

20 26 g. Validasi Input Data Jenis pengecekan validasi input data: 1. Field Checks Test validasi dapat diaplikasikan pada field yang tidak bergantung pada field lainnya dalam laporan input. 2. Record Checks Test validasi dapat diaplikasikan ke field berdasarkan hubungan timbal balik yang logis dari suatu field dengan field lainnya dalam laporan. 3. Batch Checks Test validasi memeriksa apakah karakteristik laporan batch yang dimasukkan sama dengan karakteristik batch. 4. File Checks Test validasi menguji apakah karakteristik penggunaan file selama pemasukan data sama dengan rumusan karakteristik file. h. Intruksi Input Dalam memasukkan instruksi ke dalam sistem aplikasi sering terjadi kesalahan karena adanya instruksi yang bermacam-macam dan komplek. Karena itu, perlu menampilkan pesan kesalahan. Pesan kesalahan yang ditampilkan harus dikomunikasikan kepada user dengan lengkap dan jelas.

21 Pengendalian Keluaran (Output Control) Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003, pp ) yang dikutip dari Weber (1999, pp ), subsistem output menyediakan fungsi-fungsi yang menentukan isi dari data yang akan disediakan bagi pengguna, sehingga data dapat diformat dan dipersembahkan bagi pengguna dan bagaimana caranya agar data dapat diperbaiki dan dikeluarkan untuk pengguna. Tipe pengendalian yang berhubungan dengan Pengendalian Output: a. Inference Control Pengendalian model akses memperbolehkan atau menolak akses terhadap item data berdasarkan nama dari data item, isi dari data item atau beberapa karakteristik dari serangkaian data yang terdapat pada data item. b. Batch Output and Distribution Control Batch output adalah output yang dihasilkan pada beberapa fasilitas operasional dan setelah itu dikirim atau disimpan oleh pemakai output tersebut. Output ini menggunakan banyak formulir, contohnya, keluaran laporan pengendalian manajemen berisi tabel, grafik atau image. Pengendalian terhadap batch output dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa laporan tersebut akurat, lengkap dan tepat

22 28 waktu yang hanya dikirim atau diserahkan kepada pemakai yang berhak. c. Batch Report Design Controls Elemen penting untuk melihat pengendalian efektivitas pelaksanaan terhadap produksi, distribusi, laporan keluaran batch adalah dengan melihat kualitas dari desainnya. Desain laporan yang baik akan membuat pemakai mudah untuk membaca output yang dihasilkan. d. Online Output Production and Distribution Controls Pengendalian terhadap produksi dan distribusi atas output yang dilakukan melalui online secara garis lurus, tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa hanya bagian yang memiliki wewenang saja dapat melihat output online tersebut. e. Audit Trail Controls Pengendalian jejak audit pada subsistem output dilakukan untuk menjaga kronologi kejadian yang terjadi dari saat output diterima sampai pemakai melakukan penghapusan output tersebut karena sudah tidak dipakai atau disimpan lagi. f. Existence Controls Output dapat hilang atau rusak karena berbagai alasan, seperti invoice hilang, online output terkirim pada alamat yang salah, output terbakar karena kebakaran. Recovery terhadap subsistem output secara akurat, lengkap dan tepat merupakan

23 29 hal yang sangat membantu kelangsungan hidup banyak organisasi. 2.4 Audit Pengertian Audit Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003, p53), Auditing didefinisikan sebagai suatu proses yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independen yang menghimpun dan mengevaluasi buktibukti dari informasi terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari keterangan terukur yang telah diperoleh pemeriksaannya tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Menurut Arens and Loebbecke (2003, p1), yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf, Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti tentang informasi ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian informasi ekonomi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dan melaporkan hasil pemeriksaan tersebut. Jadi dapat disimpulkan audit adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki kompetensi dan independen dalam menghimpun bukti dan melakukan evaluasi terhadap obyek yang diteliti berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.

24 Jenis-jenis Audit Menurut Arens and Loebbecke (2003, p11), Audit dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) jenis: 1) Audit Laporan Keuangan (General Financial Statement Audit) Merupakan audit yang dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan merupakan informasi yang telah disajikan sesuai dengan kriteria tertentu. 2) Audit Operasional (Operational Audit) Merupakan penelaah atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektivitasnya. Dalam pemeriksaan operasional tinjauan yang dilakukan tidak hanya dibatasi pada bagian akuntansi saja melainkan termasuk struktur organisasi, penggunaan komputer dan sesudah audit operasional dilakukan, auditor akan mengajukan saran kepada pihak perusahaan tentang pemeriksaan operasionalnya. 3) Audit Kepatuhan Adalah audit yang bertujuan untuk melihat apakah suatu badan usaha yang diaudit telah melakukan prosedur atau peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang.

25 Audit Sistem Informasi Pengertian Audit Sistem Informasi Pengertian audit sistem informasi menurut Weber yang dikutip dari adalah the process of collecting and evaluating evidence to determine whether a computer system (information system) safeguards assets, maintains data integrity, achieves organizational goals effectively and consumes resources efficiently. Secara garis besar dapat diterjemahkan bahwa audit sistem informasi merupakan proses pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah dapat melindungi aset milik organisasi, mampu menjaga integritas data, dapat membantu pencapaian tujuan organisasi secara efektif, serta menggunakan sumber daya yang dimiliki secara efisien. Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2006, p419), audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti untuk menentukan apakah sistem komputerisasi perusahaan telah menggunakan aset sistem informasi secara tepat dan mampu mendukung pengamanan aset tersebut, memelihara kebenaran dan integritas data dalam pencapaian tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti audit untuk mengetahui apakah sistem yang ada dapat melindungi

26 32 aset perusahaan, memelihara integritas data dan, mendukung pencapaian tujuan perusahaan secara efektif dan efisien Tujuan Audit Sistem Informasi Sanyoto Gondodiyoto dan Henny Hendarti (2006, p400) menyimpulkan tujuan audit sistem informasi adalah sebagai berikut : 1. Pengamanan Aset Aset informasi suatu perusahaan seperti hardware, software, sumber daya manusia, dan file data harus dijaga oleh suatu sistem pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan aset perusahaan. Dengan demikian, sistem pengamanan aset merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan. 2. Menjaga Integritas Data Integritas data merupakan salah satu konsep dasar sistem informasi. Data memiliki atribut-atribut tertentu seperti kelengkapan dan keakuratan. Jika tidak terpelihara, maka suatu perusahaan tidak akan lagi memiliki hasil atau laporan yang benar, bahkan perusahaan dapat menderita kerugian. 3. Efektifitas Sistem Sistem informasi dikatakan efektif jika sistem tersebut dapat mencapai tujuannya yaitu salah satunya untuk memenuhi kebutuhan user. Audit efektifitas sistem dilakukan setelah suatu sistem berjalan pada tahap perencanaan sistem (system design).

27 33 4. Efisiensi Sistem Suatu sistem sebagai fasilitas pemrosesan informasi dikatakan efisien jika ia menggunakan sumber daya seminimal mungkin untuk menghasilkan output yang dibutuhkan Prosedur Audit Sistem Informasi Langkah dari Prosedur Audit Sistem Informasi digambarkan dalam tahapan flow dibawah ini: Gambar 2.1 Langkah Prosedur Audit Sumber: Information System Control and Audit (Weber, 1999, p48)

28 34 Menurut Weber (1999, p47) beberapa tahapan di dalam audit sistem informasi adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Audit (Planning the Audit) Perencanaan merupakan fase pertama dari kegiatan audit, bagi auditor eksternal hal ini artinya adalah melakukan investigasi terhadap klien untuk mengetahui apakah pekerjaan mengaudit dapat diterima, menempatkan staf audit, menghasilkan perjanjian audit, menghasilkan informasi latar belakang klien, mengerti tentang masalah hukum klien dan, melakukan analisa tentang prosedur yang ada untuk mengerti tentang bisnis klien serta, mengidentifikasikan resiko audit. 2. Pengujian Pengendalian (Tests of Controls) Auditor melakukan control test ketika mereka menilai bahwa kontrol resiko berada pada level kurang dari maksimum, mereka mengandalkan kontrol sebagai dasar untuk mengurangi biaya testing. Sampai pada fase ini, auditor tidak mengetahui apakah identifikasi kontrol telah berjalan dengan efektif, oleh karena itu diperlukan evaluasi yang spesifik terhadap materi kontrol. 3. Pengujian Transaksi (Tests of Transactions) Auditor menggunakan test terhadap transaksi untuk mengevaluasi apakah kesalahan atau proses yang tidak biasa terjadi pada transaksi yang mengakibatkan kesalahan pencatatan yang material pada laporan keuangan. Test transaksi ini termasuk

29 35 menelusuri jurnal dari sumber dokumen, memeriksa file harga dan mengecek keakuratan perhitungan. 4. Pengujian Saldo atau Keseluruhan Hasil (Tests of Balances or Overall Result) Untuk mengetahui pendekatan yang digunakan pada fase ini, yang harus diperhatikan adalah pengamatan harta dan kesatuan data. Beberapa jenis substantive test terhadap saldo yang digunakan adalah konfirmasi piutang, perhitungan fisik persediaan dan, perhitungan ulang aktiva tetap. 5. Penyelesaian Audit (Completion of the Audit) Pada fase akhir audit, eksternal audit akan menjalankan beberapa test tambahan terhadap bukti yang ada agar dapat dijadikan laporan Metode Audit Sistem Informasi Sanyoto Gondodiyoto dan Idris (2003, pp ) berpendapat bahwa ada 3 (tiga) metode audit sistem informasi antara lain: 1. Audit Around the Computer Untuk menerapkan metode ini, auditor pertama kali harus menelusuri dan menguji pengendalian masukan, kemudian menghitung hasil yang diperkirakan dari proses transaksi dan auditor membandingkan hasil sesungguhnya dengan hasil yang dihitung secara manual.

30 36 2. Audit Through the Computer Pada metode ini, auditor tidak hanya melakukan pengujian pada input dan output melainkan juga pemeriksaan secara langsung terhadap pemrosesan komputer melalui pemeriksaan logika dan akurasi program meliputi coding program, desain aplikasi, serta hal lain yang berkaitan dengan program aplikasinya. 3. Audit With the Computer Pada metode ini audit dilakukan dengan menggunakan komputer dan software untuk mengotomatisasi prosedur pelaksanaan audit. Metode ini sangat bermanfaat dalam pengujian substantif atas file dan record perusahaan. Salah satu software audit yang dapat digunakan adalah GAS (Generalized Audit Software) dan SAS (Specialized Audit Software) Standar Audit Sistem Informasi Menurut Sanyoto Gondodiyoto dan Hendarti (2007, pp ) CobIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sekumpulan dokumentasi yang best practices untuk IT governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user) dan manajemen untuk menjembatani pembatas antara resiko bisnis, kebutuhan control dan masalah-masalah teknis TI. CobIT bermanfaat bagi auditor karena merupakan teknik yang dapat membantu dalam identifikasi IT Control Issue. CobIT berguna bagi para information technology users karena

31 37 memperoleh keyakinan atas kehandalan sistem aplikasi yang digunakan. Sedangkan, para manajer memperoleh manfaat dalam keputusan investasi dibidang teknologi informasi, menentukan arsitektur informasi dan keputusan atas procurement (pengadaan atau pembelian) mesin. Disamping itu, dengan kehandalan sistem informasi yang ada pada perusahaannya, diharapkan berbagai keputusan bisnis dapat didasarkan atas informasi yang ada. CobIT mendukung manajemen dalam mengoptimalkan investasi teknologi informasi melalui ukuran-ukuran yang akan memberi sinyal bahaya bila terjadi suatu kesalahan atau resiko yang sedang terjadi. Manajemen perusahaan harus memastikan bahwa sistem pengendalian intern perusahaan bekerja dengan baik, artinya dapat mendukung proses bisnis perusahaan yang secara jelas menggambarkan bagaimana setiap aktivitas pengendalian individual memenuhi tuntutan dan kebutuhan informasi serta, efeknya terhadap sumber daya teknologi informasi perusahaan. Sumber daya teknologi informasi merupakan elemen yang sangat disorotkan CobIT, termasuk pemenuhan kebutuhan bisnis terhadap: 1. Efektivitas (Effectiveness) Untuk memperoleh informasi yang relevan dan berhubungan dengan proses bisnis seperti penyampaian informasi dengan benar, konsisten, dapat dipercaya dan tepat waktu.

32 38 2. Efisiensi (Efficiency) Memfokuskan pada ketentuan informasi melalui penggunaan sumber daya yang optimal. 3. Kerahasiaan (Confidentialy) Memfokuskan proteksi terhadap informasi yang penting dari orang yang tidak memiliki hak otorisasi. 4. Keterpaduan (Integrity) Yang sesuai dengan harapan dan berhubungan dengan keakuratan dan kelengkapan informasi sebagai kebenaran nilai bisnis. 5. Ketersediaan (Availability) Berhubungan dengan informasi yang tersedia ketika diperlukan dengan proses bisnis sekarang dan yang akan datang. 6. Kepatuhan pada kebijakan dan peraturan (Compliance) Sesuai menurut hukum, peraturan dan rencana perjanjian untuk proses bisnis. 7. Kehandalan informasi (Reliability) Berhubungan dengan ketentuan, kecocokkan informasi untuk manajemen mengoperasikan entitas, mengatur pelatihan keuangan dan kelengkapan laporan pertanggungjawaban. Komponen CobIT terdiri atas : 1. Executive Summary Terdiri dari executive overview yang menyediakan kesadaran sepenuhnya dan pemahaman konsep utama dan prinsip COBIT,

33 39 termasuk pula ringkasan framework yang menyediakan penjelasan mengenai konsep dan prinsip ini. 2. Framework Menjelaskan bagaimana proses TI mengirimkan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi dalam mencapai tujuannya. Antara lain 34 (tiga puluh empat) tujuan pengendalian tingkat tinggi yang berisi 4 (empat) domain, 7 (tujuh) informasi aktual (effectiveness, efficiency, actualnality, integrity, availability, compliance and reliability), 318 (tiga ratus delapan belas) control objectives dan audit guidelines, management guidelines and implementation guide. 3. Control Objectives Menyediakan pemahaman yang kritis yang dibutuhkan untuk menggambarkan kebijakan yang jelas dan praktek yang baik untuk pengendalian TI. 4. Control Practices Menyediakan panduan bagaimana pengendalian dibutuhkan dan praktek terbaik yang sesuai dengan tujuan pengendalian yang spesifik serta, membantu memastikan solusi yang lengkap dan sukses jika diimplementasikan. 5. Audit Guidelines Berisi sebanyak 318 (tiga ratus delapan belas) tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detail control objective) untuk

34 40 membantu para auditor dalam memberi management assurance dan saran perbaikan. 6. Management Guidelines Terdiri dari maturity models, untuk membantu menentukan tingkat pelaksanaan, pengharapan atas pengendalian dan membandingkannya dengan norma industri; Critical Success Factors, untuk mengidentifikasi tindakan yang paling penting dalam mencapai pengendalian dalam proses TI; Key Goal Indicators, untuk mendefinisikan tingkat target atau pelaksanaan; dan Key Performance Indicators, untuk mengukur apakah proses pengendalian aplikasi TI sudah sesuai dengan tujuannya. 7. CobIT Quickstart TM Membantu pemakaian elemen CobIT dengan cepat dan mudah. Kerangka kerja CobIT terdiri atas beberapa arahan (Guidelines), yakni (2007, pp ) : Control Objectives Terdiri dari 4 (empat) unsur utama, yaitu : 1. Perencanaan dan Pengorganisasian (Planning and Organizing) Yaitu mencakup pembahasan tentang identifikasi dan strategi investasi teknologi informasi yang dapat memberikan informasi yang terbaik untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis. Selanjutnya, identifikasi dan visi strategis perlu direncanakan,

35 41 dikomunikasikan dan diatur pelaksanaannya (dari berbagai perspektif). 2. Akuisisi dan Implementasi (Acquisition and Implementation) Yaitu untuk merealisasi strategi teknologi informasi, perlu diatur kebutuhan teknologi informasi, diidentifikasi, dikembangkan atau diimplementasikan secara terpadu dalam proses bisnis perusahaan. 3. Penyerahan dan Pendukung (Delivery and Support) Hal ini lebih dipusatkan pada ukuran tentang aspek dukungan teknologi informasi terhadap kegiatan operasional bisnis (tingkat jasa layanan teknologi informasi aktual atau service level) dan aspek urutan (prioritas implementasi dan untuk pelatihannya). 4. Memantau (Monitoring) Yaitu semua proses teknologi informasi yang perlu dinilai secara berkala agar kualitas dan tujuan dukungan teknologi informasi tercapai dan kelengkapannya berdasarkan pada syarat pengendalian intern yang baik. CobIT Domain High Level Objectives 1. Plan and Organize 1. Definisikan arah dan rencana strategis teknologi informasi. 2. Definisikan arsitektur informasi. 3. Tentukan arah teknologi. 4. Definisikan proses-proses teknologi informasi, organisasi dan

36 42 CobIT Domain High Level Objectives hubungannya. 5. Mengelola investasi teknologi informasi. 6. Mengkomunikasikan arah dan tujuan manajemen. 7. Mengelola sumber daya manusia teknologi informasi. 8. Mengelola kualitas. 9. Mengkaji dan mengelola resiko teknologi informasi. 10. Mengelola proyek-proyek. 2. Acquire and Implement 1. Identifikasi solusi-solusi otomatis. 2. Memperoleh dan memelihara aplikasi perangkat lunak. 3. Memperoleh dan memelihara infrastruktur teknologi. 4. Memperbolehkan operasi dan penggunaan. 5. Memperoleh sumber daya teknologi informasi. 6. Mengatur perubahan. 7. Memasang dan mengakui solusi dan perubahan. 3. Deliver and Support 1. Definisikan dan mengatur tahapan pelayanan. 2. Mengatur jasa pihak ketiga. 3. Mengatur kinerja dan kapasitas. 4. Memastikan kelangsungan pelayanan.

37 43 CobIT Domain High Level Objectives 5. Memastikan keamanan sistem. 6. Identifikasi dan menetapkan harga. 7. Mendidik dan melatih pengguna. 8. Mengatur bagian pelayanan dan peristiwa. 9. Mengatur susunan. 10. Mengatur masalah. 11. Mengatur data. 12. Mengatur lingkungan fisik. 13. Mengatur operasi. 4. Monitor and Evaluate 1. Mengawasi dan mengevaluasi proses teknologi informasi. 2. Mengawasi dan mengevaluasi pengawasan interen. 3. Memastikan pemenuhan pengaturan. 4. Menyediakan Pemerintahan teknologi informasi (Information Technology Governance). Tabel 2.1 Domain and High Level Controls CobIT Sumber : CobIT 4.1 (2007) CobIT diharapkan dapat membantu menemukan berbagai macam kebutuhan manajemen berkaitan dengan teknologi informasi, membantu mengoptimalkan investasi teknologi informasi, dan menyediakan ukuran (kriteria) ketika terjadi penyelewengan atau penyimpangan serta, dapat diterapkan dan diterima sebagai standar keamanan teknologi informasi

38 44 dan praktek kendali untuk mendukung kebutuhan manajemen dalam menentukan dan memantau tingkatan yang sesuai dengan keamanan dan kendali organisasi mereka. Standar audit sistem informasi disusun oleh Information Systems Audit and Control Association (ISACA). Selain itu, ISACA juga menerbitkan IS Auditing Guidance dan IS Auditing Procedure. Standar adalah sesuatu yang harus dipenuhi oleh IS auditor. Berikut ini adalah standar untuk audit IT yang terdiri dari 16 (enam belas) standar yaitu : 1. Audit Charter (1 Januari 2005) a) Tujuan, tanggungjawab, wewenang dan akuntabilitas dari fungsi audit sistem informasi atau tugas audit sistem informasi audit harus didokumentasikan secara tepat dalam piagam audit atau surat perjanjian. b) Audit charter atau surat perjanjian harus disepakati dan disetujui pada tingkat yang sesuai dalam organisasi. 2. Independence (1 Januari 2005) a) Independensi Profesional Dalam semua hal yang berkaitan dengan audit, IS auditor harus independen baik dalam sikap dan penampilan. b) Independensi organisasi Fungsi audit SI harus independen dari area atau kegiatan yang diperiksa untuk tujuan memungkinkan penyelesaian tugas audit.

39 45 3. Professional Ethics and Standards (1 Januari 2005) a) Auditor SI harus mentaati ISACA Code of Professional Ethics. b) Auditor SI harus menjalankan tugasnya secara seksama, termasuk mengikuti standar audit profesional yang berlaku. 4. Professional Competence (1 Januari 2005) a) Auditor SI profesional harus kompeten, memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk melakukan tugas audit. b) Auditor SI harus menjaga kompetensi profesional melalui pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan 5. Planning (1 Januari 2005) a) Auditor SI harus merencanakan cakupan audit sistem informasi untuk tujuan audit dan, mematuhi hukum yang berlaku serta standar auditing yang profesional. b) Auditor SI harus mengembangkan dan mendokumentasikan sebuah pendekatan audit berbasis resiko. c) Auditor SI harus mengembangkan dan dokumen rencana audit merinci sifat dan tujuan, waktu dan luas dan sumber daya yang diperlukan. d) Auditor SI harus mengembangkan program audit dan prosedur. 6. Performance of Audit Work (1 Januari 2005) a) Supervision - staf audit SI harus diawasi untuk memberikan jaminan bahwa tujuan audit yang dicapai dan diterapkan standar audit profesional sudah terpenuhi.

40 46 b) Evidence - Selama audit, auditor SI harus mendapatkan cukup, dapat diandalkan dan bukti yang relevan untuk mencapai tujuan audit. Temuan audit dan kesimpulan harus didukung oleh analisis dan interpretasi yang tepat dari bukti yang ada. c) Documentation - Proses audit harus didokumentasikan, menggambarkan pekerjaan audit serta, bukti audit yang mendukung temuan auditor SI dan kesimpulan. 7. Reporting (1 Januari 2005) a) Auditor SI harus memberikan laporan, dalam bentuk yang tepat, setelah selesainya audit. Laporan harus mengidentifikasi organisasi, yang dimaksudkan penerima dan semua larangan pada sirkulasi. b) Laporan audit harus menyatakan lingkup, tujuan, cakupan dan periode sifat, waktu dan luasnya pekerjaan audit yang dilakukan. c) Laporan harus menyatakan temuan, kesimpulan dan rekomendasi dan setiap pemesanan, kualifikasi atau batasan dalam ruang lingkup yang telah auditor SI periksa. d) Auditor SI harus mempunyai cukup bukti-bukti audit dan tepat untuk mendukung hasil yang dilaporkan. e) Ketika dikeluarkan, laporan SI auditor harus ditandatangani, tanggal dan didistribusikan sesuai dengan ketentuan audit piagam atau surat perjanjian.

41 47 8. Follow Up Activities (1 Januari 2005) Setelah pelaporan temuan dan rekomendasi, auditor SI harus meminta dan mengevaluasi informasi yang relevan untuk menyimpulkan apakah tindakan yang tepat telah diambil oleh manajemen pada waktu yang tepat. 9. Irregularities and Illegal Acts (1 September 2005) a) Dalam merencanakan dan melaksanakan audit untuk mengurangi resiko audit ke tingkat yang lebih rendah, auditor SI harus mempertimbangkan resiko penyimpangan dan tindakan-tindakan ilegal. b) Auditor SI harus memelihara sikap skeptis profesional selama audit, mengakui kemungkinan bahwa misstatements materi akibat ketidakberesan dan tindakan melawan hukum bisa ada, terlepas dari evaluasi resiko dan tindakan-tindakan ilegal. c) Auditor SI harus memperoleh pemahaman tentang organisasi dan lingkungannya, termasuk kontrol internal. d) Auditor SI harus mendapatkan cukup bukti-bukti audit yang sesuai untuk menentukan apakah manajemen atau orang lain dalam organisasi memiliki pengetahuan aktual apa saja, diduga atau dugaan penyimpangan dan tindakan-tindakan ilegal. e) Ketika melakukan prosedur audit untuk memperoleh pemahaman tentang organisasi dan lingkungannya, auditor SI harus mempertimbangkan hubungan luar biasa atau tak terduga yang

42 48 mungkin menunjukkan resiko misstatements materi akibat ketidakberesan dan tindakan ilegal. f) Auditor SI harus merancang dan melakukan prosedur untuk menguji kesesuaian pengendalian internal dan manajemen resiko. g) Ketika auditor SI mengidentifikasi sebuah kesalahan pernyataan, auditor SI harus menilai apakah suatu kesalahan pernyataan seperti itu mungkin be indicative dari ketidakteraturan atau tindakan ilegal. Jika ada indikasi seperti itu, auditor SI harus mempertimbangkan implikasi dalam kaitannya dengan aspekaspek lain dari audit dan khususnya re-presentasi manajemen. h) Auditor SI harus memperoleh re-presentasi tertulis dari manajemen setidaknya setiap tahun atau lebih sering tergantung pada keterlibatan audit harus: 1. Mengakui tanggungjawabnya untuk desain dan pelaksanaan pengendalian internal untuk mencegah dan mendeteksi penyimpangan atau tindakan ilegal 2. Menyebarkan hasil penilaian resiko salah saji material yang mungkin ada sebagai hasil dari ketidakteraturan atau tindakan ilegal 3. Mengungkapkan kepada auditor SI pengetahuan penyimpangan atau tindakan ilegal yang mempengaruhi organisasi dalam hubungannya dengan: - Manajemen

43 49 - Karyawan yang memiliki peran penting dalam pengendalian internal 4. Sebarkan ke auditor SI pengetahuan dari setiap dugaan penyimpangan atau tindakan ilegal atau dugaan penyimpangan atau tindakan melawan hukum yang mempengaruhi organisasi seperti yang disampaikan oleh para karyawan, mantan karyawan dan regulator. i) Jika auditor SI telah mengidentifikasi bahan ketidakteraturan atau tindakan ilegal atau memperoleh informasi yang material ketidakteraturan atau tindakan ilegal mungkin ada, auditor SI harus mengkomunikasikan hal ini pada tingkat yang sesuai pada manajemen dengan tepat waktu. j) Jika auditor SI telah mengidentifikasi bahan ketidakteraturan atau tindakan ilegal yang melibatkan manajemen atau karyawan yang memiliki peran penting dalam pengendalian internal, auditor SI harus mengkomunikasikan hal ini pada waktu yang tepat untuk mereka yang dituduh oleh pemerintah k) Auditor SI harus memberikan saran yang sesuai tingkat manajemen dan mereka yang dituduh dengan kelemahan dalam desain dan pelaksanaan pengendalian internal untuk mencegah dan mendeteksi penyimpangan dan tindakan-tindakan ilegal yang mungkin datang ke auditor SI selama pemeriksaan.

44 50 l) Jika auditor SI menemukan keadaan yang tidak biasa dan yang mempengaruhi kemampuan auditor SI untuk terus melakukan audit sebagai akibat salah saji material atau tindakan ilegal, auditor SI harus mempertimbangkan hukum dan tanggungjawab profesional yang berlaku, termasuk apakah ada persyaratan untuk auditor SI untuk melaporkan kepada orang- orang yang masuk ke dalam perjanjian atau dalam beberapa kasus mereka yang dituduh yang mendapatkan penugasan, penanggungjawab perusahaan atau pihak berwenang, bila perlu mengundurkan diri dari penugasan. m) Auditor SI harus mendokumentasikan semua komunikasi, perencanaan, hasil, evaluasi dan kesimpulan yang berkaitan dengan materi irregularities dan illegal acts yang telah dilaporkan kepada manajemen, pihak yang bertanggungjawab lain atau pihak yang berwenang. 10. IT Governance (1 September 2005) a) Auditor SI harus meninjau dan menilai apakah fungsi organisasi SI sejalan dengan misi, visi, nilai-nilai, tujuan dan strategi. b) Auditor SI harus meninjau apakah fungsi SI atas pernyataan yang jelas tentang kinerja yang diharapkan oleh bisnis (efektivitas dan efisiensi) dan menilai pencapaiannya. c) Auditor SI harus meninjau dan menilai efektivitas SI sumber daya dan proses manajemen kinerja.

45 51 d) Auditor SI harus meninjau dan menilai kepatuhan terhadap hukum, lingkungan dan kualitas informasi, fidusia serta persyaratan keamanan. Sebuah pendekatan berbasis risiko harus digunakan oleh auditor SI untuk mengevaluasi fungsi SI. e) Auditor SI harus meninjau dan menilai lingkungan pengendalian organisasi. f) Auditor SI harus meninjau dan menilai resiko yang mungkin efek negatif lingkungan SI. 11. Use of Risks Assessment in Audit Planning (1 November 2005) Auditor SI harus menggunakan penilaian resiko yang tepat atau pendekatan dalam mengembangkan SI, keseluruhan rencana audit dan dalam menentukan prioritas yang efektif. Ketika me-review perencanaan individu, auditor SI harus mengidentifikasi dan menilai risiko yang relevan dengan area di bawah review. 12. Audit Materiality (1 Juli 2006) a) Auditor SI harus menggunakan penilaian resiko yang tepat teknik atau pendekatan dalam mengembangkan keseluruhan rencana audit SI dan dalam menentukan prioritas yang efektif. b) Apabila me-review perencanaan individu, auditor SI harus mengidentifikasi dan menilai resiko yang relevan dengan luas area di bawah tinjauan.

46 Using the Work of Other Expert (1 Juli 2006) a) Auditor SI harus, dimana tepat, pertimbangkan untuk menggunakan karya para ahli lainnya untuk audit. b) Auditor SI harus menilai dan merasa puas dengan kualifikasi profesional, kompetensi, pengalaman yang relevan, sumber daya, kemandirian dan pengendalian mutu proses ahli lain, sebelum perjanjian. c) Auditor SI harus menilai, meninjau, mengevaluasi kerja ahli lain sebagai bagian dari audit dan menyimpulkan tingkat penggunaan dan ketergantungan pada pekerjaan ahli. d) Auditor SI harus menentukan dan menyimpulkan apakah karya ahli lain memadai dan lengkap untuk mengaktifkan auditor SI untuk menyimpulkan pada saat tujuan audit. Kesimpulan seperti itu harus secara jelas didokumentasikan. e) Auditor SI harus menerapkan prosedur test tambahan untuk memperoleh audit yang cukup dan sesuai keadaan dimana karya para ahli lain tidak cukup memberi bukti audit dan tepat. f) Auditor SI harus memberikan opini audit yang sesuai dan mencakup lingkup dimana bukti yang diperlukan tidak diperoleh melalui prosedur tes tambahan.

BAB 2 LANDASAN TEORI. untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p1) Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan dari sumber daya, seperti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Audit Sistem Informasi Persediaan 2.1.1 Pengertian Audit Menurut Arens dan Loebbecke (1996, p.1), Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA Pengendalian terhadap sistem informasi serta data-data yang tidak tersedia, tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat L1 Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional No. Pertanyaan Y T Keterangan 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat diselesaikan tepat waktu dan

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p1) information system is a collection of

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p1) information system is a collection of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p1) information system is a collection of resources, such as human and

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM INFORMASI TABUNGAN BANK UMUM

EVALUASI SISTEM INFORMASI TABUNGAN BANK UMUM EVALUASI SISTEM INFORMASI TABUNGAN BANK UMUM Noerlina N.,S. Jurusan Komputerisasi Akuntansi Bina Nusantara University Jakarta Jl. KH syahdan No. 9 Kemanggisan Jakarta Barat Telp.(021) 53696954 Email :

Lebih terperinci

Strategi Sukses Bisnis dengan Teknologi Informasi. Sistem Manajemen Keamanan Informasi (Riyanarto Sarno) Audit Sistem Informasi

Strategi Sukses Bisnis dengan Teknologi Informasi. Sistem Manajemen Keamanan Informasi (Riyanarto Sarno) Audit Sistem Informasi Audit Sistem&Teknologi Informasi (Riyanarto Sarno) Strategi Sukses Bisnis dengan Teknologi Informasi (Riyanarto Sarno) Sistem Manajemen Keamanan Informasi (Riyanarto Sarno) Audit Sistem Informasi (Sanyoto

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN TUJUAN AUDIT

PENGERTIAN DAN TUJUAN AUDIT PENGERTIAN DAN TUJUAN AUDIT N. Tri Suswanto Saptadi MATERI PEMBAHASAN PERTEMUAN 1 1. Pengertian, Tujuan, Standar Audit SI. 2. Latar belakang dibutuhkan Audit SI. 3. Dampak Komputer pada Kendali Internal.

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom COBIT Control Objectives for Information & Related Technology Taryana Suryana. M.Kom E-mail:taryanarx@yahoo.com COBIT Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT) dapat definisikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. subsistem atau bagian dari MIS (Management Information System) yang. diperoleh dari proses transaksi akuntansi secara rutin.

BAB 2 LANDASAN TEORI. subsistem atau bagian dari MIS (Management Information System) yang. diperoleh dari proses transaksi akuntansi secara rutin. 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Jones dan Rama (2003, p5), sistem informasi akuntansi adalah subsistem atau bagian dari MIS (Management

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2), sistem merupakan kelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersamasama

Lebih terperinci

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat praktik terbaik (kerangka) untuk teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut McLeod dan Schell (2004, p9), sistem adalah sekelompok elemen-elemen data yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS 4.1 Perencanaan Audit Sebelum melakukan audit terhadap sistem aplikasi penjualan kredit di PT. Rodamas, kami terlebih dahulu membuat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pengendalian Intern 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem

Lebih terperinci

2/5/2015. Internal Control Concepts. CDG4I3 / Audit Sistem Informasi. Angelina Prima K Gede Ary W. KK SIDE Overview

2/5/2015. Internal Control Concepts. CDG4I3 / Audit Sistem Informasi. Angelina Prima K Gede Ary W. KK SIDE Overview Internal Control Concepts CDG4I3 / Audit Sistem Informasi Angelina Prima K Gede Ary W. KK SIDE - 2014 Overview 1. Definition 2. Systems of Internal Control 3. Elements of Internal Control 4. Control Objectives

Lebih terperinci

Lampiran Check List Pengendalian Manajemen Operasional. No. Pertanyaan Y T Keterangan Standart

Lampiran Check List Pengendalian Manajemen Operasional. No. Pertanyaan Y T Keterangan Standart L1 Lampiran Check List Pengendalian Manajemen Operasional No. Pertanyaan Y T Keterangan Standart 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat diselesaikan tepat

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. ABC

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. ABC BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. ABC Pengendalian pada sistem informasi yang ada sangat penting dalam menjalankan kegiatan evaluasi. Penggunaan suatu sistem untuk data yang tidak diolah

Lebih terperinci

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1.Kendali Manajemen Atas 2.Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3.Kendali Manajemen Pemrograman 4.Kendali Manajemen Sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT Studi Kasus Pada PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA UNIT JATENG AI1 : Identify Automated Solutions 1. Apakah

Lebih terperinci

PENGENALAN AUDIT SISTEM INFORMASI. Titien S. Sukamto

PENGENALAN AUDIT SISTEM INFORMASI. Titien S. Sukamto PENGENALAN AUDIT SISTEM INFORMASI Titien S. Sukamto AUDIT SISTEM INFORMASI Menurut Ron Weber (1999) Merupakan proses pengumpulan dan penilaian bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu sistem informasi yang melibatkan orang dalam organisasi, data, prosedur,

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu sistem informasi yang melibatkan orang dalam organisasi, data, prosedur, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Persediaan Rangkuti, F (1996, p1) mengemukakan sistem informasi persediaan adalah suatu sistem informasi yang melibatkan orang dalam organisasi, data,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pengguna.

BAB 2 LANDASAN TEORI. menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pengguna. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Pengertian sistem informasi menurut Hall yang diterjemahkan oleh A.A.Jusuf (2001, p7) adalah suatu rangkaian prosedur formal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel Check List Pengendalian Manajemen Operasional

Lampiran 1. Tabel Check List Pengendalian Manajemen Operasional L I - 1 Lampiran 1. Tabel Check List Pengendalian Manajemen Operasional 1. Adanya pemisahan tugas Pembagian dan pemisahan tugas sesuai sesuai dengan dengan wewenang dan tanggung jawab wewenang dan tanggung

Lebih terperinci

PANDUAN AUDIT SISTEM INFORMASI

PANDUAN AUDIT SISTEM INFORMASI PANDUAN AUDIT SISTEM INFORMASI N. Tri Suswanto Saptadi POKOK BAHASAN 1. Pengertian Pengendalian Internal. 2. Metodologi Audit. 3. Jenis jenis Prosedur Audit. 4. Lapisan Pengendali Aplikasi. 5. Resiko Sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. produksi, pemasaran, sumber daya manusia, akuntansi dan keuangan.

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. produksi, pemasaran, sumber daya manusia, akuntansi dan keuangan. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Jones-Rama (2003, p4), Sistem Informasi Akuntansi merupakan kumpulan kegiatan yang mendukung aktivitas

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI. untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan.

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI. untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan. 97 BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI Pengendalian terhadap sistem informasi dalam suatu perusahaan adalah penting untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional

Lebih terperinci

Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI

Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI Reza Pahlava reza.pahlava@gmail.com :: http://rezapahlava.com Abstrak Penelitian yang dilakukan MIT (Massachusetts Institute of Technology) menyimpulkan bahwa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. informasi, dan didistribusikan kepada para pengguna.

BAB 2 LANDASAN TEORI. informasi, dan didistribusikan kepada para pengguna. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Pengertian sistem informasi menurut Hall (2001, p7) adalah suatu rangkaian prosedur formal di mana data dikumpulkan, diproses

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. TIRATANA ELECTRIC

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. TIRATANA ELECTRIC 61 BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. TIRATANA ELECTRIC 4.1 Persiapan Audit dan Program Kerja Audit Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan audit terhadap sistem

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PENJUALAN TUNAI PADA PT. TELESINDO SHOP

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PENJUALAN TUNAI PADA PT. TELESINDO SHOP BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PENJUALAN TUNAI PADA PT. TELESINDO SHOP Pengendalian terhadap sistem informasi yang ada sangatlah penting dalam menjalankan kegiatan audit. Penggunaan suatu sistem untuk

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi (2001, p.5), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi (2001, p.5), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Infomasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p.5), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut O Brien (2005, p5), Sebuah sistem informasi dapat berupa orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber data yang diperoleh melalui

Lebih terperinci

Referensi. Sistem Informasi (contoh) Sistem Informasi 3/3/2011. Audit Sistem Informasi Indra Tobing. Wikipedia

Referensi. Sistem Informasi (contoh) Sistem Informasi 3/3/2011. Audit Sistem Informasi Indra Tobing. Wikipedia Referensi Audit Sistem&Teknologi Informasi Audit Sistem Informasi Indra Tobing (Riyanarto Sarno) Strategi Sukses Bisnis dengan Teknologi Informasi (Riyanarto Sarno) Sistem Manajemen Keamanan Informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) Pengertian Cobit COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Konsep Penjualan Penjualan merupakan aktivitas yang penting dalam suatu perusahaan. Kegagalan dalam aktivitas penjualan akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kontinuitas

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI GRUP ASESMEN EKONOMI DAN KEUANGAN BANK INDONESIA WILAYAH IV DITINJAU DARI IT GOAL 7 MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.

AUDIT SISTEM INFORMASI GRUP ASESMEN EKONOMI DAN KEUANGAN BANK INDONESIA WILAYAH IV DITINJAU DARI IT GOAL 7 MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4. AUDIT SISTEM INFORMASI GRUP ASESMEN EKONOMI DAN KEUANGAN BANK INDONESIA WILAYAH IV DITINJAU DARI IT GOAL 7 MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.1 Ariinta Deraya Ratulangi 1) dan Awalludiyah Ambarwati 2) 1,2 Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN SISTEM DAN PROSEDUR 1. Pengertian Sistem Adanya sistem dalam sebuah organisasi maupun kelompok dalam melakukan kegiatan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES Dafid Sistem Informasi, STMIK GI MDP Jl Rajawali No.14 Palembang dafid@stmik-mdp.net Abstrak Layanan penjualan

Lebih terperinci

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Pengertian Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. adalah relasi dalam komponen yang bekerja sama untuk mengumpulkan,

BAB 2 LANDASAN TEORI. adalah relasi dalam komponen yang bekerja sama untuk mengumpulkan, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Hall (2001, p7), sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI. Pada bab ini akan membahas mengenai proses pelaksanaan Audit Sistem

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI. Pada bab ini akan membahas mengenai proses pelaksanaan Audit Sistem BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI Pada bab ini akan membahas mengenai proses pelaksanaan Audit Sistem Informasi Persediaan pada PT. Timur Jaya. 4. PROGRAM KERJA AUDIT 4.. Ruang Lingkup Audit Ruang Lingkup yang

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG DAGANG PADA PT. DISTRIVERSA BUANAMAS

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG DAGANG PADA PT. DISTRIVERSA BUANAMAS BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG DAGANG PADA PT. DISTRIVERSA BUANAMAS 4.1 Proses Audit 4.1.1 Perencanaan Audit Langkah awal dari perencanaan audit adalah mencari informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern Menurut Mulyadi ( 2005 : 163 ) sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI TERHADAP PENGENDALIAN BENGKEL GAC AUTO SERVICE

BAB 4 EVALUASI TERHADAP PENGENDALIAN BENGKEL GAC AUTO SERVICE BAB 4 EVALUASI TERHADAP PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN PADA BENGKEL GAC AUTO SERVICE Pada bab ini akan dibahas mengenai temuan yang didapat setelah melakukan wawancara dan observasi, yang hasilnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) L1 LAMPIRAN A KUESIONER Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) 1 Setiap penggunaan sistem informasi harus melaksanakan aturan yang ditetapkan perusahaan 2 Pimpinan masing-masing unit organisasi

Lebih terperinci

SISTEM LAYANAN PERBANKAN LEWAT TELEPON DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSEDUR AUDIT PADA BANK X

SISTEM LAYANAN PERBANKAN LEWAT TELEPON DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSEDUR AUDIT PADA BANK X JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 49 56 SISTEM LAYANAN PERBANKAN LEWAT TELEPON DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSEDUR AUDIT PADA BANK X Oleh Fery Feriyanto Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi menurut Brian dan Stacey (2005, p 447) merupakan suatu kombinasi orang / user, hardware, software, jaringan

Lebih terperinci

COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework

COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework A. Mengenai COBIT Remote devices adalah pengelolaan data menggunakan aplikasi, dimana data terletak pada server atau host. Di dalam remote device klien berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mcleod (2001, p9), sistem adalah sekelompok elemen yang. terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mcleod (2001, p9), sistem adalah sekelompok elemen yang. terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2 ), Sistem merupakan sekelompak unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian system dan prosedur menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI. No Kegiatan Metode Waktu. Mencari Informasi dari Buku dan. Internet yang berkaitan dengan

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI. No Kegiatan Metode Waktu. Mencari Informasi dari Buku dan. Internet yang berkaitan dengan BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI 4.1 Perencanaan dan Program Audit 4.1.1. Perencanaan Audit No Kegiatan Metode Waktu Mencari Informasi dari Buku dan 1 Internet yang berkaitan dengan Sistem Informasi Instalasi

Lebih terperinci

BAB 4 PELAKSANAAN AUDIT SISTEM INFORMASI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan Audit Sistem Informasi Penjualan

BAB 4 PELAKSANAAN AUDIT SISTEM INFORMASI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan Audit Sistem Informasi Penjualan BAB 4 PELAKSANAAN AUDIT SISTEM INFORMASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan Audit Sistem Informasi Penjualan PT. Hezzel Farm Indonesia. Dalam pengumpulan temuan audit diperoleh dari dokumentasi

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI. Pertemuan 2 Standar Audit SI

AUDIT SISTEM INFORMASI. Pertemuan 2 Standar Audit SI AUDIT SISTEM INFORMASI Pertemuan 2 Standar Audit SI STANDAR PROFESIONAL Standar Audit SI tidak lepas dari standar professional seorang auditor SI Standar professional adalah ukuran mutu pelaksanaan kegiatan

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,

Lebih terperinci

Bab II Elemen dan Prosedur SIA

Bab II Elemen dan Prosedur SIA Bab II Elemen dan Prosedur SIA Pertanyaan Dalam Merancang SIA 1. Bagaimana mengorganisasi kegiatan agar aktivitas bisnis berjalan dengan efektif dan efisien? 2. Bagaimana mengumpulkan dan memproses data

Lebih terperinci

Audit Sistem pada Digital Library System (Studi Kasus Universitas A) Inne Gartina Husein

Audit Sistem pada Digital Library System (Studi Kasus Universitas A) Inne Gartina Husein Audit Sistem pada Digital Library System (Studi Kasus Universitas A) Inne Gartina Husein Program Studi Manajemen Informatika, Politeknik Telkom, Bandung 1. Pendahuluan Digital library merupakan dampak

Lebih terperinci

1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum:

1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum: Latihan Soal 1 1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum: 1 a. Pengendalian organisasi. b. Pengendalian administrative. c. Pengendalian substantive d. Pengendalian hardware

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

Audit Teknologi Sistem Informasi. Pertemuan 1 Pengantar Audit Teknologi Sistem Informasi

Audit Teknologi Sistem Informasi. Pertemuan 1 Pengantar Audit Teknologi Sistem Informasi Audit Teknologi Sistem Informasi Pertemuan 1 Pengantar Audit Teknologi Sistem Informasi CAPAIAN PEMBELAJARAN Sikap Ketrampilan Umum Pengetahuan Ketrampilan Khusus Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu

Lebih terperinci

APPENDIX A. Sumber dan Tujuan. Data. Arus Data. Proses Transformasi. Penyimpanan Data

APPENDIX A. Sumber dan Tujuan. Data. Arus Data. Proses Transformasi. Penyimpanan Data L 1 APPENDIX A Berikut ini adalah contoh simbol-simbol standar yang digunakan dalam diagram alir data yaitu : Simbol Nama Penjelasan Sumber dan Tujuan Data Orang dan organisasi yang mengirim data ke dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2002, p5 ), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2002, p5 ), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi ( diterjemahkan oleh Devi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, 2002, p5 ), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PENJUALAN

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PENJUALAN BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PENJUALAN 4.1 Rencana Audit Rencana audit yang dilakukan selama proses audit pada Sistem Informasi Penjualan PT. PERDANA BANGUN PUSAKA. Tbk adalah sebagai berikut : a. Lakukan

Lebih terperinci

Oleh :Tim Dosen MK Pengantar Audit SI

Oleh :Tim Dosen MK Pengantar Audit SI Oleh :Tim Dosen MK Pengantar Audit SI Pengertian Audit IS, Proses pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah dapat [1]: melindungi aset milik organisasi,

Lebih terperinci

Auditing. Obyektif. 3.1 Phase Audit Sistem Informasi

Auditing. Obyektif. 3.1 Phase Audit Sistem Informasi HOME DAFTAR ISI B3 Auditing Obyektif Mengetahui phase-phase dalam audit sistem informasi Mengetahui proses evaluasi dan pengujian dalam audit sistem informasi 3.1 Phase Audit Sistem Informasi Dalam melakukan

Lebih terperinci

Pengertian Auditing. EDP Audit. Khoerul MW

Pengertian Auditing. EDP Audit. Khoerul MW Pengertian Auditing Auditing adalah sebuah proses sistematis yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki kompetensi dan bersikap independen mengenai perolehan dan penilaian atas bukti secara objektif.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah : BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem, Informasi, Akuntansi 1. Pengertian Sistem Definisi sistem banyak sekali ditemukan penulis, namun pada prinsipnya teori-teori tersebut memiliki pengertian yang

Lebih terperinci

Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern

Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern 75 Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern Pengenalan Sistem pengendalian intern (Mulyadi, 2001, h.165) meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Audit Audit merupakan suatu ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan yang bermanfaat bagi para pemakainya.

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PT. NARAWATA MAKMUR. Dalam menjalankan kegiatan audit, pengendalian terhadap sistem informasi yang penting

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PT. NARAWATA MAKMUR. Dalam menjalankan kegiatan audit, pengendalian terhadap sistem informasi yang penting BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PT. NARAWATA MAKMUR Dalam menjalankan kegiatan audit, pengendalian terhadap sistem informasi yang penting sangat diperlukan, karena jika tidak terdapat pengendalian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

BAB II DASAR TEORI. dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. BAB II DASAR TEORI 2.1. Konsep dan Definisi Konsep 1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi Konsep Dasar Audit Sistem Informasi Sifat Pemeriksaan Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses sistemeatis untuk secara obyektif mendapatkan dan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan UIR telah mengaplikasikan Software Senayan untuk mendukung pekerjaannya seperti dalam proses peminjaman dan pengembalian buku. Senayan merupakan perangkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. dihasilkan dari proses rutin transaksi akuntansi.

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. dihasilkan dari proses rutin transaksi akuntansi. 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Rama dan Jones (2003, p5), mendefinisikan sistem informasi akuntansi sebagai subsistem dari sistem informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. maksud yang sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. (common purpose).

BAB 2 LANDASAN TEORI. maksud yang sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. (common purpose). 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut McLeod dan Schell (2001, p9), System is a group of elements that are integrated with the common purpose of achieving an

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Setelah dilakukan penelitian pada PT Novawool maka didapatkan beberapa simpulan sesuai dengan rumusan masalah yang disajikan, yaitu : 1. Pelaksanaan manajemen produksi

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER DIANA RAHMAWATI

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER DIANA RAHMAWATI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER DIANA RAHMAWATI Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi mendorong perusahaanperusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya memanfaatkan teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI FRONT OFFICE PADA HOTEL ISTANA NELAYAN

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI FRONT OFFICE PADA HOTEL ISTANA NELAYAN 106 BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI FRONT OFFICE PADA HOTEL ISTANA NELAYAN 4.1 Persiapan dan Perencanaan Audit Pada bab ini akan dibahas mengenai proses pelaksanaan Audit Sistem Informasi Front Office

Lebih terperinci

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL Dosen: Putri Taqwa Prasetaningrum Disusun Oleh Rahardian Pamungkas Dupa 14121010 PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKONOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT)

DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT) LAMPIRAN 119 120 DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT) Studi Kasus Pada PT. SURYA RENGO CONTAINERS - DEMAK NAMA RESPONDEN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas tentang identifikasi kendali dan memperkirakan resiko, mengumpulkan bukti, mengevaluasi temuan, sampai dengan membuat rekomendasi audit pengembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi distribusi pada PT Prima Cipta Instrument merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER N. Tri Suswanto Saptadi 4/27/2016 nts/sia 1 Empat Prinsip Keandalan Sistem 1. Ketersediaan. Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan ketika dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, peranan sistem dalam kegiatan perusahaan sangatlah penting dalam membangun kepentingan perusahaan.

Lebih terperinci