BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. dihasilkan dari proses rutin transaksi akuntansi.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. dihasilkan dari proses rutin transaksi akuntansi."

Transkripsi

1 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Rama dan Jones (2003, p5), mendefinisikan sistem informasi akuntansi sebagai subsistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, seperti informasi yang dihasilkan dari proses rutin transaksi akuntansi. Menurut Bodnar dan Hopwood (2000, p1), Accounting Information System is a collection of resources, such as people and equipment, designed to transform financial and other data into information. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu kombinasi dari berbagai sumber daya yang dirancang untuk memproses data akuntansi yang ada dan mengubahnya menjadi informasi yang dibutuhkan perusahaan khususnya pihak manajemen Tujuan atau Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Gondodiyoto dan Hendarti (2006, h109), tujuan sistem informasi akuntansi adalah untuk menyajikan informasi akuntansi kepada berbagai pihak yang membutuhkan informasi tersebut, baik pihak internal maupun pihak eksternal. Sedangkan Hall (2001, h18) mengatakan pada dasarnya tujuan disusunnya sistem informasi akuntansi adalah: 7

2 8 1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen suatu organisasi / perusahaan, karena manajemen bertanggung jawab untuk menginformasikan pengaturan dan penggunaan sumber daya organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. 2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen, karena sistem informasi diperlukan oleh pihak manajemen untuk melakukan tanggung jawab pengambilan keputusan. 3. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari. Sistem informasi membantu personil operasional untuk bekerja lebih efektif dan efisien Siklus Proses Transaksi Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Steinbart (2003, p23), siklus proses transaksi sistem informasi akuntansi yaitu : 1. Siklus Pendapatan (Revenue cycle) Siklus ini terdiri dari penjualan dan kegiatan penerimaan tunai. 2. Siklus Pengeluaran (Expenditure cycle) Siklus ini terdiri dari pembelian dan kegiatan pembayaran tunai. 3. Siklus Sumber daya Manusia Pembayaran (Human Resources (Payroll) Cycle) Siklus ini terdiri dari kegiatan pengadaan dan pembayaran karyawan. 4. Siklus Produksi (Production Cycle) Siklus ini terdiri dari kegiatan mengubah bahan mentah dan tenaga kerja menjadi produk jadi.

3 9 5. Siklus Keuangan (Financing Cycle) Siklus ini terdiri dari kegiatan memperoleh dana dari investor dan kreditor kemudian membayar kembali kepada mereka. Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p7), siklus proses transaksi operasional dapat dikelompokkan sesuai dengan empat siklus aktivitas bisnis, yaitu : 1. Siklus Pendapatan (Revenue cycle) Kejadian yang terkait dengan distribusi barang dan jasa kepada pihak lain dan penagihan pembayarannya. 2. Siklus Pengeluaran (Expenditure cycle) Kejadian yang terkait dengan perolehan barang dan jasa dari pihak lain dan pembayaran kewajiban yang berkaitan. 3. Siklus Produksi (Production cycle) Kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi barang dan jasa. 4. Siklus Keuangan (Finance cycle) Kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana modal, termasuk kas Siklus Proses Transaksi Sistem Informasi Persediaan Dalam buku Bodnar dan Hopwood (2001, p8), persediaan termasuk dalam siklus produksi pada sistem aplikasi yang melibatkan pengendalian produksi dan laporan, biaya produksi, pengendalian persediaan, dan penghitungan property.

4 10 Menurut Mulyadi (2001, h559), siklus proses transaksi sistem akuntansi persediaan diatur oleh beberapa jaringan prosedur yaitu : 1. Prosedur pencatatan produk jadi 2. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual 3. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari pembelian 4. Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok persediaan produk dalam proses 5. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli 6. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok 7. Prosedur penerimaan dan pengeluaran barang dari gudang 8. Prosedur pengembalian barang gudang 9. Sistem penghitungan fisik persediaan 2.2 Sistem Pengendalian Internal Pengertian Pengendalian Internal Arens dan Loebbecke (2003, p258) mendefinisikan pengendalian sebagai sistem yang terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen keyakinan memadai bahwa tujuan dan sasaran yang penting bagi satuan usaha dapat dicapai. a) Menurut Mulyadi dan Puradiredja (1998, h171), pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain, yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang

5 11 pencapaian tiga golongan tujuan antara lain: keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektifitas dan efisiensi operasi Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem pengendalian internal merupakan serangkaian kebijakan dan prosedur yang diterapkan oleh manajemen dalam suatu organisasi tertentu untuk memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasi dapat tercapai Tujuan Pengendalian Internal Arens dan Loebbecke (2003, p258) mengatakan manajemen mempunyai lima kepentingan dalam merancang struktur pengendalian internal yang efektif, yaitu untuk mendorong efisiensi dan efektifitas operasional, pengamanan aktiva dan catatan, keandalan laporan keuangan, ketaatan pada hukum dan peraturan, dan penekanan pada pengendalian atas golongan transaksi. Mulyadi dan Puradiredja (1998, h172) mendefinisikan tujuan pengendalian internal yang hendak dicapai adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian keandalan informasi keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dan efisiensi operasi. Auditor dapat memberikan keyakinan memadai terhadap pengendalian internal perusahaan dengan memastikan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar, sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima secara umum.

6 Komponen Pengendalian Internal Mulyadi dan Puradiredja (1998, h175) mendefinisikan lima komponen pokok dari pengendalian internal, yaitu: a. Lingkungan Pengendalian b. Penaksiran Resiko c. Informasi dan Komunikasi d. Aktivitas Pengendalian e. Pemantauan Arens dan Loebbecke (2003, p261) juga mendefinisikan komponenkomponen struktur pengendalian internal, antara lain: a. Lingkungan Pengendalian b. Penetapan Resiko Manajemen c. Sistem Informasi dan Komunikasi Akuntasi d. Aktivitas Pengendalian e. Pemantauan Sedangkan Weber (1999, p49), memiiki pengertian lain tentang struktur pengendalian internal suatu perusahaan, yaitu terdiri dari lima unsur berikut ini: a. Lingkungan Pengendalian b. Penaksiran Resiko c. Aktivitas Pengendalian d. Informasi dan Komunikasi e. Pemantauan

7 13 Berdasarkan pemahaman berbagai ahli terhadap komponen pengendalian internal di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa komponenkomponen yang menjadi titik perhatian utama terhadap suatu pengendalian internal adalah: a. Lingkungan Pengendalian (control environment). Elemen ini menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran personil organisasi terhadap pengendalian. Lingkungan pengendalian dimanifestasikan dalam filosofi dan cara kerja perusahaan, prosedur otorisasi dan pembagian tanggung jawab, cara kerja komite audit, dan berbagai prosedur lainnya di dalam perusahaan. b. Penaksiran Resiko (risk assessment). Elemen ini melakukan identifikasi dan analisis terhadap resiko yang dapat mengancam perusahaan, serta melakukan pengelolaan terhadap resiko tersebut agar tidak membahayakan keberadaan perusahaan. c. Aktivitas Pengendalian (control activities). Elemen ini berupa segala kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan untuk mengurangi resiko dalam pencapaian tujuan organisasi telah dilaksanakan. d. Informasi dan Komunikasi (information and communication). Elemen ini memastikan bahwa semua informasi dan proses komunikasi untuk mengidentifikasi, menangkap, dan menukar informasi

8 14 dilakukan pada waktu dan bentuk yang tepat. e. Pemantauan (monitoring). Elemen ini memastikan bahwa pengendalian internal dilaksanakan dengan benar dan memastikan pengendalian internal dapat dipercaya untuk menjaga keamanan perusahaan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa komponen pengendalian internal adalah komponen-komponen yang terdapat dalam berbagai kebijakan dan prosedur yang berkenaan dengan pengendalian. Kepentingan auditor terutama berkaitan dengan pencegahan atau pendeteksian salah saji yang material dalam laporan keuangan. Dalam setiap pemeriksaan auditor harus dapat memperoleh pemahaman yang memadai atas masing-masing unsur yang telah disebutkan diatas, untuk dapat merencanakan audit dengan melaksanakan prosedur yang bertujuan memahami rancangan kebijakan dan prosedur yang relevan dengan perencanaan audit dan untuk menentukan apakah rancangan tersebut dilaksanakan Sistem Pengendalian Internal pada Sistem Berbasis Komputer Weber (1999, p38) melakukan dekomposisi terhadap fungsi sistem informasi dan membaginya menjadi management subsystem dan application subsystem. Berdasarkan kedua subsistem tersebut, diambil kesimpulan bahwa diperlukan pengendalian terhadap kedua subsistem tersebut, yaitu: 1. Pengendalian Manajemen (management control)

9 15 2. Pengendalian Aplikasi (application control). Menurut Hall (2002, h352), pengendalian internal terhadap sistem informasi yang berbasis komputer dibagi menjadi dua kategori utama: 1. Pengendalian Umum (general control) 2. Pengendalian Aplikasi (application control) Mulyadi dan Puradiredja (1998, h180) menulis bahwa pengendalian terhadap pengolahan informasi dibagi menjadi dua, antara lain: 1. Pengendalian Umum (general control). 2. Pengendalian Aplikasi (application control) Pengendalian Umum Hall (2002, h352) mendefinisikan pengendalian umum sebagai pengendalian yang diterapkan pada serangkaian eksposur yang secara sistematis mengancam integritas semua aplikasi yang diproses dalam lingkungan sistem informasi yang berbasis komputer. Pengendalian yang termasuk dalam pengendalian umum, antara lain : 1. Pengendalian Sistem Operasi. 2. Pengendalian Manajemen Data. 3. Pengendalian Struktur Organisasi. 4. Pengendalian Pengembangan Sistem. 5. Pengendalian Pemeliharaan Sistem. 6. Pengendalian Keamanan dan Pengendalian Pusat Komputer. 7. Pengendalian Internet dan Intranet. 8. Pengendalian Pertukaran Data Elektronik.

10 16 9. Pengendalian Komputer Personal. Weber (1999, p67) menulis bahwa pengendalian manajemen dilakukan untuk meyakinkan bahwa pengembangan, penerapan, pengoperasian, dan pemeliharaan sistem informasi telah diproses sesuai dengan perencanaan yang telah terkendali. Pengendalian ini berguna untuk menyediakan infrastruktur yang stabil sehingga sistem informasi dapat dibangun, dioperasikan dan dipelihara secara berkesinambungan. Yang termasuk dalam pengendalian manajemen adalah : 1. Pengendalian Manajemen Puncak (Top Management Controls). 2. Pengendalian Manajemen Pengembangan Sistem (System Development Management Controls). 3. Pengendalian Manajemen Pemrograman (Programming Management Controls). 4. Pengendalian Manajemen Sumber Data (Data Resource Management Controls). 5. Pengendalian Manajemen Keamanan (Security Management Controls). 6. Pengendalian Manajemen Operasi (Operations Management Controls). 7. Pengendalian Manajemen Jaminan Kualitas (Quality Assurance Management Controls).

11 17 Berdasarkan pada ruang lingkup audit, maka penekanan pada pengendalian manajemen meliputi Pengendalian Manajemen Operasi (operations management controls) dan Pengendalian Manajemen Keamanan (Security Management Controls). Weber (1999, p292) menulis bahwa secara garis besar pengendalian manajemen operasi bertanggung jawab terhadap : a) Pengoperasian Komputer (Computer Operation). Tipe pengendalian yang dilakukan, antara lain: 1. Pengendalian operasional (operations control). Pengendalian terhadap bagian yang menentukan fungsi-fungsi yang harus dilakukan operator komputer maupun fasilitas operasi otomatis. 2. Pengendalian penjadwalan (scheduling controls). Pengendalian terhadap bagian yang menentukan penjadwalan kerja pada pemakaian hardware atau software. 3. Pengendalian perawatan (maintenance controls). Pengendalian terhadap bagian yang menentukan waktu pelaksanaan perawatan terhadap hardware. b) Pengoperasian Jaringan (Network Operation). Pengendalian yang dilakukan berupa melakukan pengawasan dan pemeliharaan terhadap jaringan dan melakukan pencegahan terhadap akses oleh pihak yang tidak berwenang.

12 18 c) Persiapan dan Pemasukkan Data (Data Preparation and Entry Data). Fasilitas-fasilitas yang berhubungan dengan kegiatan persiapan dan pemasukan data harus dirancang memiliki kecepatan dan keakuratan yang sesuai dengan kemampuan user yang melakukan entri data. Sebaiknya juga dilakukan pelatihan terhadap user tersebut. d) Pengendalian Produksi (Production Control). Fungsi yang harus dilakukan untuk pengendalian produksi adalah: 1. Penerimaan dan pengiriman input dan output. 2. Penjadwalan kerja. 3. Manajemen pelayanan. 4. Pengendalian terhadap pemberian wewenang. 5. Peningkatan pemanfaatan komputer Pengendalian Aplikasi Hall (2002, h428) mendefinisikan pengendalian aplikasi sebagai tindakan atau prosedur manual yang diprogram dalam sebuah aplikasi. Menurut Weber (1999, p365) pengendalian aplikasi dilakukan untuk memastikan bahwa aplikasi sistem dapat menjaga aset perusahaan, mempertahankan integritas data, dan mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.

13 19 Dengan dilakukan pengendalian aplikasi dapat ditentukan apakah pengendalian internal dalam sistem terkomputerisasi pada aplikasi tertentu sudah memadai untuk memberikan jaminan data dicatat, diolah, dan dilaporkan secara akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan manajemen. Menurut Hall (2002, h454), pengendalian aplikasi dapat dikelompokkan dalam tiga kategori besar, yaitu: 1. Pengendalian Input 2. Pengendalian Pemrosesan (Boundary) 3. Pengendalian Output Weber (1999, p365) mengklasifikasi beberapa tipe pengendalian aplikasi, yaitu : 1. Pengendalian Boundary. 2. Pengendalian Input. 3. Pengendalian Communication. 4. Pengendalian Processing. 5. Pengendalian Database. 6. Pengendalian Output. Berdasarkan pada ruang lingkup audit, maka pada pengendalian aplikasi ini akan lebih ditekankan pada pengendalian yang meliputi:

14 20 1. Pengendalian Boundary. Weber (1999, p370), menyebutkan bahwa pengendalian akses membatasi pengunaan sumber daya (resource) sistem komputer hanya kepada user yang mendapatkan otorisasi, membatasi user yang mendapat otorisasi dalam mendapatkan sumber ini dan menjamin bahwa user hanya mendapatkan sumber daya yang otentik. Personal Identification Number (PIN) merupakan jenis sederhana dari password yang berisi nomor rahasia individu tersebut yang dapat digunakan untuk memastikan keaslian individu tersebut. 2. Pengendalian Input Menurut Hall (2002, h428) pengendalian input dilakukan untuk memastikan bahwa data-data yang dimasukkan ke dalam sistem sudah lengkap, akurat, dan sah. Prosedur input data dapat dilakukan berdasarkan input yang digerakkan oleh dokumen sumber (batch) atau input langsung (real time). Weber (1999, p417) menulis bahwa pengendalian input dapat dilakukan dengan melakukan : a. Pengendalian terhadap metode input data. b. Pengendalian terhadap perancangan dokumen sumber. c. Pengendalian pengkodean data. d. Pengendalian check digits. e. Pengendalian batch.

15 21 f. Validasi terhadap data input. g. Pengendalian terhadap instruksi input. 3. Pengendalian Output Hall dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi (2002, h448) menulis bahwa pengendalian output memastikan bahwa output sistem tidak hilang, tidak salah arah, atau dikorupsi dan hak pribadi (privasi) tidak dilanggar. Jika terjadi eksposur atau privasi dari jenis output tertentu dilanggar, sebuah perusahaan mungkin akan mengkompromikan tujuan-tujuan bisnisnya atau bahkan terekspos secara hukum. Bahkan dalam kasus tertentu, eksposur dapat menimbulkan gangguan serius bagi kegiatan operasi dan membuat perusahaan merugi dari sudut keuangan. Menurut Gondodiyoto dan Hendarti (2006, h363), Output control atau pengendalian keluaran merupakan pengendalian yang dilakukan untuk menjaga output sistem agar akurat, lengkap, dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Pengendalian ini didesain untuk menjamin agar output atau informasi dapat disajikan secara akurat, lengkap, mutakhir, dan didistribusikan kepada orang-orang yang berhak (user) secara cepat dan tepat waktu. Untuk dapat melakukan pengendalian terhadap hasil keluaran (output), seorang auditor harus dapat mengidentifikasi resiko-resiko yang terkait dengan hasil keluaran, seperti laporan tidak akurat, tidak lengkap, atau data tidak up-to-date.

16 22 Gondodiyoto dan Hendarti (2006, h364), menyampaikan metode yang dapat diambil untuk melakukan pengendalian keluaran ini, antara lain: (a) Rekonsiliasi keluaran dengan masukan dan pengolahan. Rekonsiliasi keluaran dilakukan dengan cara membandingkan hasil keluaran dari sistem dengan dokumen asal. (b) Penelahaan dan pengujian hasil-hasil pengolahan. Pengendalian ini dilakukan dengan cara melakukan penelahaan, pemeriksaan, dan pengujian terhadap hasil-hasil pengolahan dari sistem. Proses penelahaan dan pengujian ini biasanya dilakukan oleh atasan langsung pegawai. (c) Pendistribusian keluaran Pengendalian ini didesain untuk memastikan bahwa keluaran didistribusikan kepada pihak yang berhak, dilakukan secara tepat waktu dan hanya keluaran yang diperlukan saja yang didistribusikan. Menurut Hall (2002, h448), pilihan-pilihan pengendalian yang digunakan untuk melindungi output sistem dipengaruhi oleh jenis metode pemrosesan yang digunakan. Pada umumnya sistem batch lebih sensitif terhadap eksposur dan memerlukan tingkat kontrol yang lebih besar dibandingkan dengan sistem real time.

17 23 a. Sistem Batch biasanya menghasilkan output dalam bentuk hardcopy, yang biasanya memerlukan keterlibatan dalam kegiatan produksi dan distribusinya. Output dipindahkan dari printer oleh operator komputer, dipisahkan dalam lembaranlembaran kerja dan dipisahkan dari laporan-laporan lainnya, diperiksa ketepatannya oleh petugas kontrol data, dan kemudian dikirimkan melalui sistem pengiriman surat dalam kantor kepada pemakai akhir. Setiap tahap dalam proses ini rentan terhadap eksposur, dimana setiap output bisa diambil, dicuri, disalin, atau disalahgunakan. b. Sistem Real Time mengarahkan output langsung ke layar komputer pemakai, terminal, atau printer. Metode distribusi ini menghapus banyak perantara dalam perjalanan data dari pusat komputer sampai ke pemakai, dan karenanya mengurangi banyak eksposur dibandingkan dengan sistem batch. Ancaman terbesar bagi output real time adalah tindakan penghentian, gangguan, penghancuran, atau korupsi terhadap pesan-pesan output ketika data melewati saluran komunikasi. Ancaman ini bersumber dari dua jenis eksposur, yaitu : (a) eksposur dari kegagalan peralatan, dan (b) eksposur dari tindakan subversif, dimana seorang kriminal komputer menghentikan pesan output yang dikirimkan di antara pihak yang mengirimkan dan menerima pesan.

18 Audit Sistem Informasi Pengertian Audit Sistem Informasi Menurut Weber (1999, p10), Audit sistem informasi merupakan proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti untuk menentukan apakah sebuah sistem komputer melindungi aset-aset perusahaan, memelihara keabsahan data (data integrity), membantu organisasi mencapai tujuan dengan efektif, dan menggunakan sumber daya dengan efisien Prosedur Audit Sistem Informasi Menurut Weber (1999, p47), terdapat 5 tahapan dalam proses audit yang dilakukan oleh seorang auditor sistem informasi: 1. Perencanaan audit (Planing the audit) Merupakan tahap pertama dari kegiatan audit. Bertujuan untuk menentukan ruang lingkup dan tujuan dilakukannya audit. 2. Pengujian pengendalian (Tests of controls) Bertujuan untuk mengetahui apakah pengendalian yang ada telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. 3. Pengujian transaksi (Tests of Transactions) Bertujuan untuk mengevaluasi apakah terdapat kekeliruan atau kesalahan di dalam pemrosesan transaksi yang menyebabkan ketidakakuratan informasi keuangan. 4. Pengujian atas hasil keseluruhan (Tests of Balances or Overall Results) Bertujuan untuk menjamin laporan yang dihasilkan adalah benar dan akurat.

19 25 5. Penyelesaian audit (Completion of the Audit) Auditor memberikan opini atas hasil audit yang telah dilaksanakan. Opini audit yang dapat diberikan oleh auditor antara lain: pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer), Pendapat tidak wajar (Adverse opinion), Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified opinion), atau pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified opinion) Standar Audit Sistem Informasi Asosiasi Audit dan Pengendalian Sistem Informasi (ISACA) menetapkan standar audit sistem informasi ( sebagai berikut: 1. Audit Charter - Tujuan, tanggung jawab, otoritas dan akuntabilitas fungsi atau tugas audit sistem informasi harus didokumentasikan dengan tepat dalam Audit Charter atau surat perjanjian. - Audit Charter atau surat perjanjian harus disetujui dan diakui oleh tingkatan yang tepat dalam organsisasi. 2. Independensi - Independensi professional Dalam segala hal yang berkaitan dengan audit, auditor harus independen terhadap pihak yang di-audit, baik dalam sikap maupun penampilan.

20 26 - Independensi organisasional Fungsi audit sistem informasi harus independen dari aktivitas atau area yang sedang direview dalam penyelesaian tugas audit. 3. Standar dan Etika Profesional - Auditor harus mematuhi Kode Etik Profesional ISACA. - Auditor harus melaksanakan pekerjaan dengan profesional, termasuk ketaatan terhadap standar profesional audit yang berlaku. 4. Kompetensi Profesional - Auditor harus kompeten secara professional, memiliki keahlian dan pengetahuan untuk melaksanakan tugas audit. - Auditor harus mempertahankan kompetensi melalui pengetahuan dan pelatihan yang tepat secara berkesinambungan. 5. Perencanaan - Auditor harus merencanakan ruang lingkup audit untuk mencapai tujuan audit serta mematuhi hukum dan standar audit sistem informasi yang berlaku. - Auditor harus mengembangkan dan mencatat pendekatan audit berbasis resiko. - Auditor harus mengembangkan dan mencatat rencana audit yang menjelaskan tentang kondisi perusahaan, dan tujuan, jangka waktu pelaksanaan, dan sumber daya yang diperlukan. - Auditor harus mengembangkan program dan prosedur audit.

21 27 6. Pelaksanaan Pekerjaan Audit - Pengawasan Staf Audit sistem informasi harus diawasi untuk menjamin bahwa tujuan audit telah tercapai dan standar professional audit telah terpenuhi. - Bukti Audit Selama program audit, auditor harus memperoleh bukti yang cukup, dapat dipercaya, dan relevan untuk mencapai tujuan audit. Temuan audit dan kesimpulan didukung oleh analisa dan penafsiran yang tepat terhadap bukti audit. - Dokumentasi Proses audit harus didokumentasikan, mendeskripsikan pekerjaan audit dan bukti audit yang mendukung temuan dan kesimpulan auditor. 7. Pelaporan - Auditor harus menyediakan laporan dalam bentuk yang sesuai, setelah penyelesaian pekerjaan audit. Laporan harus mengidentifikasikan perusahaan, penerima laporan, dan ketentuan yang ada pada perputaran laporan. - Laporan audit harus menyatakan ruang lingkup, tujuan, periode audit dan kondisi perusahaan, waktu pelaksanaan pekerjaan audit. - Laporan harus menyatakan temuan audit, kesimpulan dan rekomendasi dan syarat tertentu, kualifikasi atau batasan ruang lingkup yang ditentukan oleh auditor. - Auditor harus memiliki bukti audit yang cukup dan sesuai untuk mendukung hasil yang dilaporkan

22 28 - Setelah laporan selesai, harus ditandatangani, diberi tanggal dan didistribusikan sesuai dengan Audit Charter atau surat perjanjian. 8. Aktifitas Tindak lanjutan - Setelah pelaporan temuan audit dan rekomendasi, auditor harus meminta dan mengevaluasi informasi yang berkaitan untuk menentukan apakah tindakan yang tepat telah dilakukan oleh manajemen. 9. Tindakan Tidak Benar dan Melanggar Hukum - Untuk mengurangi resiko audit dalam perencanaan dan pelaksanaan audit, auditor harus mempertimbangkan resiko tindakan yang tidak benar dan melanggar hukum. - Auditor harus memelihara sikap professional selama proses audit, mengenali kemungkinan terjadi kesalahan yang disengaja. - Auditor harus mengerti tentang perusahaan dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal perusahaan. - Auditor harus memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menentukan apakah manajemen atau pihak lain dalam perusahaan memiliki pengetahuan atau tindakan pelanggaran yang terjadi dan yang diduga terjadi. - Ketika melaksanakan prosedur audit untuk mengerti tentang perusahaan dan lingkungannya, auditor harus mempertimbangkan hubungan yang tidak biasa atau tidak diharapkan yang mungkin mengindikasikan resiko kesalahan yang besar dikarenakan tindakan yang disengaja.

23 29 - Auditor harus mendesain dan melaksanakan prosedur untuk menguji ketepatan pengendalian internal dan resiko manajemen atas pengendalian. - Ketika auditor menemukan kesalahan, auditor harus menilai apakah kesalahan merupakan tindakan yang disengaja atau tidak. Jika ada indikasi sebagai tindakan yang disengaja, auditor harus mempertimbangkan maksud dalam hubungan dengan aspek audit yang lain dan dalam gambaran khusus manajemen. - Auditor harus memperoleh gambaran tertulis dari manajemen setidaknya secara rutin atau lebih sering, tergantung pada perjanjian audit. Gambaran manajemen tersebut harus berisi: Pengakuan tanggung jawab manajemen untuk desain dan implementasi pengendalian internal untuk mencegah dan mendeteksi tindakan pelanggaran. Pengungkapan hasil auditor tentang penilaian resiko dimana kesalahan yang besar mungkin terjadi sebagai akibat dari tindakan pelanggaran. Penjelasan tentang pengetahuan manajemen tentang tindakan pelanggaran yang mempengaruhi perusahaan, yaitu manajemen dan karyawan yang berperan dalam pengendalian internal. - Jika auditor menemukan atau memperoleh informasi kemungkinan terjadinya tindakan pelanggaran, auditor harus membicarakan hal ini kepada tingkat manajemen dan pada waktu yang tepat.

24 30 - Jika auditor menemukan tindakan pelanggaran yang melibatkan manajemen atau karyawan yang mempunyai peranan penting dalam pengendalian internal, auditor harus membicarakan hal ini kepada pihak yang berwenang pada waktu yang tepat. - Auditor harus memberitahukan pihak manajemen yang tepat tentang kelemahan dalam desian dan penerapan pengendalian internal untuk mencegah dan mendeteksi tindakan pelanggaran yang mungkin terjadi menurut pengamatan auditor selama pelaksanaan audit. - Auditor harus mendokumentasikan semua komunikasi, perencanaan, hasil, evaluasi dan kesimpulan yang berkaitan dengan tindakan pelanggaran yang telah dilaporkan kepada manajemen dan pihak pemerintah. 10. IT Governence (Tata Laksana Teknologi Informasi) - Auditor harus me-review dan menilai apakah fungsi sistem informasi sejalan dengan misi, visi, nilai, tujuan dan strategi perusahaan. - Auditor harus me-review apakah fungsi sistem informasi memiliki pernyataan yang jelas tentang pelaksanaan kerja yang diharapkan dan menilai pencapaiannya. - Auditor harus me-review dan menilai efektifitas sumber daya dan pelaksaaan proses manajemen sistem informasi. - Auditor harus me-review dan menilai pemenuhan hukum, lingkungan dan kualitas informasi, dan persyaratan keamanan. - Pendekatan berbasis resiko harus digunakan oleh auditor untuk mengevaluasi fungsi sistem informasi.

25 31 - Auditor harus me-review dan menilai lingkungan pengendalian perusahaan. - Auditor harus me-review dan menilai resiko-resiko yang mungkin mempengaruhi lingkungan sistem informasi. 11. Penggunaan Penilaian Resiko dalam Perencanaan Audit - Auditor harus menggunakan teknik atau pendekatan penilaian resiko yang tepat dalam mengembangkan keseluruhan rencana audit sistem informasi dan dalam menentukan prioritas untuk pengalokasikan sumber daya audit sistem informasi secara efektif. - Ketika merencanakan review secara individu, auditor harus mengidentifikasi dan menilai resiko-resiko yang relevan dengan area yang sedang di-review. 12. Materialitas Audit - Auditor harus menyadari materialitas audit dan hubungannya dengan resiko audit ketika menentukan kondisi perusahaan, waktu pelaksanaan prosedur audit. - Ketika perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan kelemahan atau ketiadaan pengendalian yang dapat mengakibatkan kekurangan atau kelemahan yang berarti dalam sistem informasi. - Auditor harus mempertimbangkan pengaruh kumulatif kekurangan pengendalian atau kelemahan dan ketiadaan pengendalian yang dapat berubah menjadi kekurangan atau kelemahan yang berarti dalam sistem informasi.

26 32 - Laporan auditor harus mengungkapkan pengendalian yang tidak efektif atau ketiadaan pengendalian dan kekurangan pengendalian yang penting dan kemungkinan adanya kelemahan yang berarti. 13. Menggunakan tenaga ahli lain - Auditor harus, jika tepat, mempertimbangkan untuk menggunakan tenaga ahli lain untuk pelaksanaan audit. - Auditor harus menilai dan merasa puas dengan kualifikasi profesional, kompetensi, pengalaman, sumber daya, independensi dan proses pengendalian kualitas dari tenaga ahli lain, sebelum perjanjian. - Auditor harus menilai, me-review dan mengevaluasi pekerjaan dari tenaga ahli lain sebagai bagian dari audit dan menyimpulkan tingkat penggunaan dan kepercayaan pada pekerjaan para ahli. - Auditor harus menentukan dan menyimpulkan apakah pekerjaan dari ahli lain cukup dan lengkap untuk memungkinkan auditor menyimpulkan tujuan audit. Kesimpulan tersebut harus dengan jelas didokumentasikan. - Auditor harus menggunakan prosedur tes tambahan untuk mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat dalam kenyataannya dimana pekerjaan tenaga ahli lain tidak menyediakan bukti audit yang cukup dan tepat. - Auditor harus menyediakan pendapat audit yang tepat dan termasuk batasan ruang lingkup dimana bukti audit yang diperlukan tidak didapat melalui prosedur tes tambahan.

27 Bukti Audit - Auditor harus memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menggambarkan kesimpulan yang tepat dimana untuk mendasari hasil audit. - Auditor harus mengevaluasi kecukupan bukti audit yang di dapat selama audit Instrumen Audit Menurut Weber (1999, p789), auditor menggunakan beberapa instrumen untuk mengumpulkan bukti audit yang dapat membantu mereka dalam: - Memahami kondisi perusahaan dan sistem aplikasi perusahaan. - Menentukan tingkat resiko yang mungkin terjadi. - Memahami struktur pengendalian perusahaan - Menentukan tingkat pengendalian resiko yang berhubungan dengan sistem aplikasi - Melakukan pengujian kehandalan pengendalian Instrumen-instrumen audit tersebut antara lain: a. Wawancara (Interview) Auditor melakukan wawancara dengan orang-orang yang berhubungan dengan sistem yang berjalan dalam perusahaan.

28 34 b. Check list Check list digunakan untuk mengetahui kehandalan sistem dengan mengajukan pertanyaan kepada pihak-pihak terkait. Kemudian auditor memeriksa jawaban-jawaban yang diberikan untuk menentukan kehandalan sistem. c. Control Flowchart Control flowchart menunjukkan pengendalian apa yang ada dalam perusahaan dan dimana letak pengendalian tersebut. Indriantoro dan Supomo (1999, h152) mengemukakan tentang metode yang digunakan dalam melakukan penelitian atau dalam hal ini dapat dikatakan sebagai pelaksanaan audit, antara lain: 1. Metode Survei Merupakan metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan subjek penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan. Terdapat 2 (dua) teknik pengumpulan data dalam metode survei, yaitu: a. Wawancara - Wawancara tatap muka Dilakukan dengan cara komunikasi secara langsung antara pewawancara yang mengajukan pertanyaan secara lisan dengan responden yang menjawab pertanyaan secara lisan. - Wawancara melalui telpon

29 35 Dilakukan untuk mengumpulkan data dari responden yang letak geografisnya terpencar dengan biaya relatif lebih murah dan diperoleh dengan waktu yang relatif cepat. b. Kuesioner - Kuesioner secara personal Kuesioner yang langsung diberikan kepada responden dan jawaban responden dapat langsung dikumpulkan. - Kuesioner lewat pos Kuesioner yang diajukan kepada responden dan jawaban responden dikirim melalui pos. 2. Metode Observasi Adalah proses pencatatan pola perilaku subyek (orang), obyek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Dua jenis observasi yang dapat dilakukan, antara lain: a. Observasi dengan partisipasi Peneliti melakukan observasi dengan cara melibatkan diri atau menjadi bagian dari lingkungan sosial atau organisasi yang diamati. b. Observasi tanpa pastisipasi Peneliti dapat melakukan observasi sebagai pengumpul data tanpa melibatkan diri atau menjadi bagian dari lingkungan sosial atau organisasi yang diamati.

30 Sistem Informasi Persediaan Pengertian Sistem Informasi Persediaan Menurut Hall (2001, h7), sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai. Menurut Mulyadi dan Puradiredja (1998, h255), persediaan adalah unsur aktiva yang disimpan dengan tujuan untuk dijual dalam kegiatan bisnis yang normal atau barang-barang yang akan dikonsumsi dalam pengolahan produk yang akan dijual. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi persediaan adalah sebuah sebuah rangkaian prosedur dimana data-data tentang unsur aktiva yang dijual atau dipakai, diolah dan dijadikan informasi yang bermanfaat bagi manajemen perusahaan Jenis Persediaan Menurut Skousen, Stice, dan Stice (2000, p426) menyatakan bahwa dalam perusahaan manufaktur terdapat 3 jenis persediaan yaitu: a. Bahan mentah (raw material) Bahan mentah merupakan bahan yang diperoleh untuk digunakan dalam proses manufaktur atau proses produksi. b. Barang dalam proses (work in process) Barang dalam proses ini terdiri atas bahan-bahan yang diproses sebagian dimana dibutuhkan proses lebih lanjut sebelum barang tersebut dijual.

31 37 c. Barang jadi (finished goods) Barang jadi merupakan produk-produk manufaktur yang siap dijual. Mulyadi (2001, h.553) menjelaskan bahwa persediaan terbagi menjadi: a. Dalam perusahaan manufaktur, terdiri dari: Persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik, dan persediaan suku cadang. b. Dalam perusahaan dagang, hanya terdiri dari satu golongan, yaitu persediaan barang dagang, yang merupakan barang yang dibeli untuk tujuan dijual kembali Metode Persediaan Menurut Mulyadi (2001, h556), terdapat 2 metode pencatatan persediaan, antara lain: 1. Metode mutasi persediaan (perpetual inventory method) Dalam metode ini setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu persediaan. 2. Metode persediaan fisik (physical inventory method) Dalam metode ini hanya tambahan persediaan dari pembelian saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan dari pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan.

32 Tujuan Audit Persediaan Mulyadi dan Puradiredja (1998, h257) menjelaskan bahwa tujuan audit terhadap persediaan, antara lain: 1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan persediaan 2. Membuktikan asersi keberadaan persediaan yang dicantumkan di neraca dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan persediaan. 3. Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan persediaan yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo persediaan yang disajikan di neraca. 4. Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas persediaan yang dicantumkan di neraca. 5. Membuktikan asersi penilaian persediaan yang dicantumkan di neraca. 6. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan persediaan di neraca.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Audit Sistem Informasi Persediaan 2.1.1 Pengertian Audit Menurut Arens dan Loebbecke (1996, p.1), Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi Konsep Dasar Audit Sistem Informasi Sifat Pemeriksaan Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses sistemeatis untuk secara obyektif mendapatkan dan

Lebih terperinci

BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER A. Sifat Audit Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses sistemeatis untuk secara obyektif mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mcleod (2001, p9), sistem adalah sekelompok elemen yang. terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mcleod (2001, p9), sistem adalah sekelompok elemen yang. terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2 ), Sistem merupakan sekelompak unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK KELANCARAN PRODUKSI PADA PT. GRAPHIKA BETON EVA SELVIANTI ( )

PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK KELANCARAN PRODUKSI PADA PT. GRAPHIKA BETON EVA SELVIANTI ( ) PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK KELANCARAN PRODUKSI PADA PT. GRAPHIKA BETON EVA SELVIANTI (100462201282) FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI Universitas Maritim Raja Ali Haji 2014 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut James A O Brien ( 2006, p714 ), sistem adalah sekumpulan dari elemen elemen yang berhubungan atau berkaitan membentuk satu kesatuan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN SISTEM DAN PROSEDUR 1. Pengertian Sistem Adanya sistem dalam sebuah organisasi maupun kelompok dalam melakukan kegiatan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER N. Tri Suswanto Saptadi 5/11/2016 nts/sia 1 Sifat Pemeriksaan Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian system dan prosedur menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi (2001, p.5), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi (2001, p.5), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Infomasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p.5), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelian Pembelian dapat juga dikatakan sebagai procurement atau pangadaan barang. Mulyadi (2008:298) mengatakan bahwa Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen) DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat

Lebih terperinci

PENGENALAN AUDIT SISTEM INFORMASI. Titien S. Sukamto

PENGENALAN AUDIT SISTEM INFORMASI. Titien S. Sukamto PENGENALAN AUDIT SISTEM INFORMASI Titien S. Sukamto AUDIT SISTEM INFORMASI Menurut Ron Weber (1999) Merupakan proses pengumpulan dan penilaian bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi. keuangan yang berfungsi sebagai media control bagi manajemen villa untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi. keuangan yang berfungsi sebagai media control bagi manajemen villa untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi Sistem Akuntansi Villa adalah kumpulan formulir, catatan, dan prosedur yang digunakan sedemikian rupa untuk menyediakan dan mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini telah tumbuh dan berkembang bermacam-macam perusahaan manufaktur yang satu sama lain saling bersaing untuk memperluas daerah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo,

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo, BAB II LANDASAN TEORI II.1 Auditing II.1.1 Definisi Auditing Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo, H.(2006:4), Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Sistem dan Metode Pencatatan Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan atau sering disebut dengan persediaan barang dagang (merchandise inventory) secara umum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter) Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter) PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2011 Piagam Internal Audit ini merupakan salah satu penjabaran dari pedoman pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diproses dan didistribusikan ke pemakai (users). Akuntansi adalah. keuangan menjadi sebuah informasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diproses dan didistribusikan ke pemakai (users). Akuntansi adalah. keuangan menjadi sebuah informasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1.1. Pengertian SIA SIA merupakan gabungan dari tiga kata, yaitu sistem, informasi dan akuntansi. Sistem adalah serangkaian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut McLeod dan Schell (2004, p9), sistem adalah sekelompok elemen-elemen data yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk memandang pemeriksaan internal yang dilaksanakan oleh Unit Audit Internal sebagai fungsi penilai independen dalam memeriksa dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pengendalian Intern 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. produksi, pemasaran, sumber daya manusia, akuntansi dan keuangan.

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. produksi, pemasaran, sumber daya manusia, akuntansi dan keuangan. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Jones-Rama (2003, p4), Sistem Informasi Akuntansi merupakan kumpulan kegiatan yang mendukung aktivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan yang bermanfaat bagi para pemakainya.

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA Pengendalian terhadap sistem informasi serta data-data yang tidak tersedia, tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

Lampiran Check List Pengendalian Manajemen Operasional. No. Pertanyaan Y T Keterangan Standart

Lampiran Check List Pengendalian Manajemen Operasional. No. Pertanyaan Y T Keterangan Standart L1 Lampiran Check List Pengendalian Manajemen Operasional No. Pertanyaan Y T Keterangan Standart 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat diselesaikan tepat

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen dan teknologi yang keterkaitannya dirancang untuk mengumpulkan dan memproses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat L1 Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional No. Pertanyaan Y T Keterangan 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat diselesaikan tepat waktu dan

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab IV, dapat disimpulkan bahwa Internal Auditing cukup berperan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Gustina (2014) melakukan penelitian tentang sistem informasi akuntansi atas pengadaan dan penyaluran persediaan obat serta perlengkapan medis pada Rumah

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut Alvin A. arens dan james K. Loebbecke (2003,1) pengertian auditing adalah sebagai berikut : Auditing adalah merupakan akumulasi dan evaluasi bukti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian internal adalah proses yang dilakukan oleh manajemen yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian internal adalah proses yang dilakukan oleh manajemen yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal Pengendalian internal adalah proses yang dilakukan oleh manajemen yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai atas informasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit. Mulyadi, (2002:9) menyatakan bahwa auditing adalah:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit. Mulyadi, (2002:9) menyatakan bahwa auditing adalah: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit Perkembangan jasa audit sejalan dengan berkembangnya kebutuhan, baik bagi pihak manajemen maupun pihak luar manajemen yang

Lebih terperinci

PERTEMUAN 10 AUDIT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PERTEMUAN 10 AUDIT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERTEMUAN 10 AUDIT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai ruanglingkup audit sistem informasi akuntansi. Anda harus mampu : 1. Menjelaskan konsep

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Komite Audit

Pedoman Kerja Komite Audit Pedoman Kerja Komite Audit PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 5 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Untuk dapat bersaing secara kompetitif, organisasi membutuhkan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN INTERN 1

PENGENDALIAN INTERN 1 PENGENDALIAN INTERN 1 Pengertian Pengendalian Intern Standar pekerjaan lapangan yang kedua (PSA No. 01 (SA 150)) menyebutkan Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Akuntansi Penyelenggaraan sistem akuntansi akan menyediakan informasi keuangan mengenai harta, kewajiban, dan modal perusahaan. Berdasarkan informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Akuntansi II.1.1. Sistem Dalam perusahaan suatu sistem dirancang untuk membantu kelancaran aktifitas kegiatan operasional perusahaan. menurut James A. Hall

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didukung dari beberapa rujukan di dalam literatur penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didukung dari beberapa rujukan di dalam literatur penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didukung dari beberapa rujukan di dalam literatur penelitian sebelumnya. Berikut ini akan disajikan penelitian terdahulu untuk mendukung

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Manajemen berkepentingan dalam menyediakan sistem informasi yang menyeluruh dan terintegrasi untuk mengambil keputusan berbagai tingkatan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember

Lebih terperinci

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas LAMPIRAN I KUESIONER Responden yang terhormat, Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas Kristen Maranatha) mohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner mengenai

Lebih terperinci

1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa

1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa 1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa bumi Badai angin, dan perang 2. Ancaman karena kesalahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Internal 2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal yang efektif dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi kecukupan, efisiensi dan efektivitas pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Menurut Elder (2013) akuntansi adalah pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran peristiwa-peristiwa ekonomi dengan cara yang

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi

Lebih terperinci

Nama : Putri Syaharatul Aini Nim : Uas : Sistem Informasi Akuntansi Soal : ganjil

Nama : Putri Syaharatul Aini Nim : Uas : Sistem Informasi Akuntansi Soal : ganjil Nama : Putri Syaharatul Aini Nim : 120462201017 Uas : Sistem Informasi Akuntansi Soal : ganjil 1. Pada dasarnya definisi audit manual dan audit EDP tidak ada perbedaan secara khusus dimana batasan batasan

Lebih terperinci

PANDUAN AUDIT SISTEM INFORMASI

PANDUAN AUDIT SISTEM INFORMASI PANDUAN AUDIT SISTEM INFORMASI N. Tri Suswanto Saptadi POKOK BAHASAN 1. Pengertian Pengendalian Internal. 2. Metodologi Audit. 3. Jenis jenis Prosedur Audit. 4. Lapisan Pengendali Aplikasi. 5. Resiko Sistem

Lebih terperinci

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi Adalah suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen, personil lain, yang didesign untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan sebagai berikut: 1. Keandalan laporan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. subsistem atau bagian dari MIS (Management Information System) yang. diperoleh dari proses transaksi akuntansi secara rutin.

BAB 2 LANDASAN TEORI. subsistem atau bagian dari MIS (Management Information System) yang. diperoleh dari proses transaksi akuntansi secara rutin. 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Jones dan Rama (2003, p5), sistem informasi akuntansi adalah subsistem atau bagian dari MIS (Management

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit BAB IV PEMBAHASAN IV. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT A. PENDAHULUAN A.1 TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT a. Memenuhi Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-496/BL/2008 tanggal 28

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Menurut Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. Auditing adalah suatu proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, hampir semua perusahaan sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, hampir semua perusahaan sangat membutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang ini, hampir semua perusahaan sangat membutuhkan sistem informasi. Informasi merupakan sumber daya bagi organisasi yang mana informasi dikatakan

Lebih terperinci

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal 1. Definisi a) Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Agustus 2016 PIAGAM AUDIT INTERNAL I. Visi & Misi Visi Misi Visi 2020 Menjadi Kebanggaan Bangsa Grup Astra diakui memiliki standar kelas dunia dalam hal tata kelola perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, maupun manufaktur mempunyai tujuan yang sama untuk menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 75 /POJK.03/2016 TENTANG STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH I. UMUM Peran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mardi (2011) pengertian sistem adalah suatu kesatuan komponen atau elemen yang di hubungkan bersama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Menurut Ikatan Akuntasi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntan Publik (SAK ETAP) No.11 tahun 2013, pengertian

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Internal Kas Pada PT. Pos Indonesia (Persero)

Sistem Pengendalian Internal Kas Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Sistem Pengendalian Internal Kas Pada PT. Pos

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM INFORMASI TABUNGAN BANK UMUM

EVALUASI SISTEM INFORMASI TABUNGAN BANK UMUM EVALUASI SISTEM INFORMASI TABUNGAN BANK UMUM Noerlina N.,S. Jurusan Komputerisasi Akuntansi Bina Nusantara University Jakarta Jl. KH syahdan No. 9 Kemanggisan Jakarta Barat Telp.(021) 53696954 Email :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit dan Jenis-jenis Audit II.1.1. Pengertian Audit Perusahaan-perusahaan harus melakukan audit atas laporan keuangan maupun audit atas operasi dan audit atas ketaatan,

Lebih terperinci

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TABEL 1 DAFTAR EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL Indepedensi Auditor Internal Apakah auditor internal yang ada pada perusahaan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi operasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Peran teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Peran teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan. Dengan adanya dukungan teknologi informasi pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini, kita di tuntut untuk dapat memberikan yang terbaik agar dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi atau

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan teori yang dipelajari serta pembahasan yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka untuk menjawab identifikasi masalah, penulis menarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah : BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem, Informasi, Akuntansi 1. Pengertian Sistem Definisi sistem banyak sekali ditemukan penulis, namun pada prinsipnya teori-teori tersebut memiliki pengertian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kusrini, Andri Koniyo (2007:5) Kata sistem mempunyai beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kusrini, Andri Koniyo (2007:5) Kata sistem mempunyai beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Menurut Kusrini, Andri Koniyo (2007:5) Kata sistem mempunyai beberapa pengertian, tergantung dari sudut pandang mana kata tersebut didefinisikan. Secara garis

Lebih terperinci

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal Piagam Audit Intern 1.0 PENDAHULUAN 2.0 VISI 3.0 MISI 1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal a. Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA TOKO BIMA KOMPUTER PEKANBARU

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA TOKO BIMA KOMPUTER PEKANBARU ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA TOKO BIMA KOMPUTER PEKANBARU Fadrul dan Mery Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pelita Indonesia Jalan Jend. A. Yani No. 78-88 Pekanbaru 28127

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA UD. SUMBER MUTIARA RANTAUPRAPAT

ANALISIS SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA UD. SUMBER MUTIARA RANTAUPRAPAT ANALISIS SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA UD. SUMBER MUTIARA RANTAUPRAPAT Pieter Octaviandy Program Studi Sistem Informasi STMIK TIME MEDAN pieter.lecture@gmail.com Abstrak Penulisan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit eksternal. Faktor utama diperlukannya audit internal adalah meluasnya rentang kendali

Lebih terperinci

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan BAB IV Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang Jadi Pada PT Aneka Medium Garment IV.1. Survei Pendahuluan Kegiatan awal dalam melakukan audit operasional atas fungsi pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam hasil penelitian dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam hasil penelitian dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh pengendalian internal terhadap efektivitas pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Audit Audit merupakan suatu ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci