KAJIAN MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN METODA RISK BREAKDOWN STRUCTURE & ANALYTHICAL HIERARCHY PROCESS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN METODA RISK BREAKDOWN STRUCTURE & ANALYTHICAL HIERARCHY PROCESS"

Transkripsi

1 KAJIAN MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN METODA RISK BREAKDOWN STRUCTURE & ANALYTHICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus : Proyek Jalan Manggopoh-Padang Sawah Simpang Empat) ARTIKEL EFRIZON NPM PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA

2 KAJIAN MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN METODA RISK BREAKDOWN STRUCTURE & ANALYTHICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus : Proyek Jalan Manggopoh-Padang Sawah Simpang Empat) Efrizon 1, Zaidir 2, M. Nursyaifi Yulius 3 1 Program Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Bung Hatta, 2 Jurusan Teknik Sipil, FT- Universitas Andalas, 3 Jurusan Teknik Industri, FTI-Universitas Bung Hatta -efrizonzona@gmail.com Abstrak Penelitian ini ditujukan untuk menjawab tiga hal utama terkait dengan permasalahan risiko pada pekerjaan perencanaan hingga pelaksanaan jalan, diantaranya: pertama mengetahui secara pasti risiko yang muncul dari masing-masing stakeholders, kedua menentukan parameter risiko pada masing-masing sumber risiko dengan menggunakan pendekatan risk breakdown structure dan analytical hierarchy process, dan ketiga mengetahui strategi respon risiko dari masing-masing stakeholders. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, penelitian ini menetapkan sepuluh orang pakar mewakili masingmasing unsur stakeholders yang dianggap mampu dan memiliki pengetahuan memadai tentang objek kasus yang diteliti. Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan menggunakan metoda risk breakdown structure dan analytical hierarchy process dapat disimpulkan bahwa pertimbangan faktor risiko masing-masing pihak adalah menurut kontraktor kontribusi risiko dari kriteria ekonomi adalah pertimbangan yang paling prioritas dengan bobot 40.3%, kriteria konstruksi sebesar 30.9% dan kriteria hukum dan kontrak sebesar 28.8%. Sementara menurut owner risiko prioritas ekonomi juga merupakan kriteria dominan sebesar ekonomi 36.8%, risiko konstruksi 31.8% dan hukum dan kontrak sebesar 31.4%. Sedangkan menurut persepsi konsultan, kriteria ekonomi memiliki bobot sebesar 41%, hukum dan kontrak sebesar 31% dan kriteria konstruksi sebesar 28%. Untuk mencegah dampak risiko yang akan timbul, masingmasing stakeholders memiliki pertimbangan yang berbeda-beda dalam mensiasati tingkat kepentingan pencegahannya yang didasari dari adanya kemungkinan perubahan situasi masa akan datang baik yang berasal dari internal ataupun eksternal. Masingmasing stakeholders akan menyusun strategi respon risiko dengan batas sensitifitas pada rentang 5% pada setiap kemungkinan perubahan penyebab risiko di setiap stakeholders Kata Kunci : Manajemen Risiko, Dampak Risiko, Stakeholders, Sensitifitas Risiko 1. PENDAHULUAN Rencana induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia menjelaskan bahwa pada dasarnya Indonesia memiliki potensi, ketangguhan dan keunggulan, yang terbukti dari selamatnya Indonesia melewati periode resesi ekonomi global. Selain itu, Indonesia oleh kalangan pengamat ekonomi dunia dinilai akan menjadi kawasan ekonomi yang memiliki peluang dari banyak aspek. Didalam pelaksanaannya, pemerintah telah menyusun kerangka pembangunan nasional yang dapat digunakan sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan, salah satunya adalah MP3EI. Pada gilirannya kesejahteraan masyarakat Indonesia juga menjadi lebih baik, bergerak menuju masyarakat yang adil dalam kemakmuran. Salah satu yang menjadi isu didalam MP3EI tersebut adalah pertumbuhan pembangunan 2

3 infrastruktur. Adalah suatu hal yang umum bila mengkaitkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan suatu negara dengan pertumbuhan infrastruktur di negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 6% pada tahun 2008 lalu, tercatat sebagai salah satu yang tertinggi di dunia. Namun demikian, masih banyak tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah. Data yang dilansir oleh World Economic Forum pada tahun 2008 menempatkan Indonesia pada posisi ke 86 dari 143 negara dalam hal kondisi infrastruktur. Meningkatnya pergerakan penduduk, terutama peningkatan pergerakan kendaraan bermotor akan berkorelasi dengan tuntutan terhadap pemenuhan kebutuhan jalan. Suatu hal yang harus dilaksanakan untuk pencapaian optimalisasi pembangunan jalan sebagai sarana utama kelancaran dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi adalah pengelolaan pekerjaan mulai dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan terutama yang terkait dengan kemampuan pengelolaan risiko yang akan terjadi pada masing-masing tahap. Risiko merupakan suatu konsekuensi dari kondisi yang tidak pasti. Dalam suatu proyek konstruksi ketidakpastiannya sangat besar karena tidak dapat diprediksi secara pasti berapa keuntungan atau kerugian yang akan diperoleh. Karena hal inilah maka perlu adanya manajemen risiko dari awal proyek konstruksi, untuk mengurangi risiko dan dampak dari risiko yang mungkin akan terjadi. Dalam PMBOK Guide 3rd edition (2004), dipaparkan tahapan manajemen risiko, yaitu Risk Identification, Risk Analysis, Risk Response, Risk Monitoring and Control. Risiko dalam proyek konstruksi sebenarnya dipikul oleh banyak pihak yang terlibat dalam proyek. Pada umumnya risiko hanya diidentifikasi dari pihak owner dan kontraktor saja, padahal banyak pihak lain yang juga terlibat dalam proyek, seperi konsultan pengawas, konsultan perencana, dan masyarakat sekitar proyek. Penelitian tesis ini bertujuan untuk menganalisis risiko pada proyek peningkatan dan pembangunan jalan Manggopoh hingga Simpang Empat dari persepsi para stakeholders atau pemangku kepentingan dalam proyek terutama dari kontraktor, owner dan konsultan perencana. Analisis risiko ini akan dibahas baik dari segi ekonomi, teknis, sosial politik, dan lainnya. Persepsi risiko dari para stakeholders ini tidak akan sama karena perbedaan kepentingan dan cara pandangnya terhadap proyek. 2. PERMASALAHAN salah satu cara mendorong pembangunan ekonomi secara nasional tentunya dengan mendorong terlaksananya pembangunan yang ada didaerah. Hal ini tentunya dapat dicapai melalui pembangunan infrastruktur yang handal. Pembangunan infrastruktur yang handal dapat dicapai jika pembangunan tersebut direncanakan dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan berbagai faktor risiko yang melekat pada pembangunan infrastruktur tersebut. Namun kenyataannya seringkali didalam kajian-kajian faktor risiko dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur tidak dipertimbangkan secara lebih mendalam dan hal ini akan berdampak kepada kegagalan proyek dimasa akan datang. Lemahnya pengelolaan risiko merupakan salah satu penyebab ketidak berhasilan proyek dalam memenuhi sasaran yang diinginkan. 3

4 3. PERTANYAA PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang ada didalam penelitian ini, selanjutnya dapat dirumuskan tiga hal yang harus dijawab secara mendalam, yaitu : 1. Faktor-faktor risiko apa saja yang dipertimbangkan oleh masingmasing stakeholders dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jalan Manggopoh- Padang Sawah Simpang Empat? 2. Parameter risiko apa saja yang harus diperhatikan oleh masing-masing stakeholders dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jalan Manggopoh-Padang Sawah Simpang Empat? 3. Bagaimanakah strategi yang dapat dilaksanakan terhadap respon risiko dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek pembangunan ruas jalan Manggopoh-Padang Sawah Simpang Empat? 4. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui secara pasti risiko yang muncul dari masing-masing stakeholders dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek pembangunan jalan Manggopoh- Padang Sawah Simpang Empat 2. Menentukan parameter risiko pada masing-masing sumber risiko berdasarkan pendekatan risk breakdown structure dan analytical hierarchy process. 3. Mengetahui strategi respon risiko dari masing-masing stakeholders yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek pembangunan jalan Manggopoh-Padang Sawah Simpang Empat. 5. TINJAUAN LITERATUR 5.1 Manajemen Risiko dalam Proyek Konstruksi Soenarmo (2007) menjelaskan bahwa risiko dalam konteks proyek dapat didefinisikan sebagai suatu penjabaran terhadap konsekuensi yang tidak menguntungkan, secara finansial maupun fisik, sebagai hasil dari keputusan yang diambil atau akibat kondisi lingkungan di lokasi suatu kegiatan. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat diminimalisir dampaknya. Proyek konstruksi merupakan suatu hal yang unik, spesifik dan dinamik, maka setiap proyek memiliki identifikasi risikonya masing-masing, dan respon risiko yang berbeda-beda untuk meminimalisasi dampak risikonya. Donald S. Barie (1992) menganalisis risiko proyek pada proyek bangunan gedung di Indonesia dan mendapati bahwa risiko dapat berdampak tidak langsung terhadap jadwal pelaksanaan proyek. Kategori risiko dalam proyek konstruksi ini adalah risiko eksternal, risiko ekonomi dan finansial, risiko teknis dan kontrak, serta risiko manajerial. 5.2 Manajemen Risiko dalam Proyek Jalan Pada dasarnya, manajemen risiko pada proyek jalan melalui beberapa tahap seperti identifikasi risiko, analisis risiko serta respon risiko. Yang membedakan di proyek jalan dengan proyek lainnya adalah pada risiko yang diidentifikasi. Risiko akan berbeda tergantung dari persepsi pemangku kepentingan pada proyek. Purnomo (2011) mengemukakan beberapa 4

5 identifikasi risiko pada proyek jalan yang meliputi risiko karena faktor tanah, traffic, tarif, bunga, desain, pelaksanaan, dan pemeliharaan. 5.3 Konsep Risiko dan Manajemen Risiko Risiko muncul karena adanya ketidakpastian akan suatu peristiwa yang belum terjadi. Dalam suatu ketidakpastian itu, risiko akan selalu berbanding terbalik dengan keuntungan. Ketidakpastian biasanya dapat meningkatkan faktor risiko yang dapat dilihat dari berpotensi terjadinya suatu keadaan negatif yang tidak diinginkan dari suatu peristiwa. Banyak kasus dimana semakin besar kemungkinan risikonya, maka akan semakin besar juga kemungkinan keuntungannya. Tetapi ada pula beberapa kasus dimana tingkat risikonya kecil, tetapi kemungkinan keuntungannya besar. Kemampuan memandang risiko dan keuntungan seseorang tidak sama satu dengan yang lainnya, semua bergantung pada pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Menganalisis risiko merupakan suatu hal yang penting dalam sebuah bisnis atau usaha. Dalam bidang konstruksi, risiko dapat dilihat dalam setiap aspek pekerjaan, seperti lokasi kerja, resources, atau jadwal pelaksanaan proyek. Analisis risiko bertujuan untuk mengetahui dari awal kemungkinan kerugian dan keuntungan yang ada. KEMUNGKINAN Gambar 1 Unsur Risiko KEJADIAN AKIBAT 5.4 Risk Management Planning Perencanaan yang hati-hati dan jelas akan menentukan kesuksesan lima proses manajemen risiko lainnya. Tahap ini merupakan proses untuk menentukan langkah-langkah dalam menyelesaikan risiko yang timbul dalam suatu proyek. Proses perencanaan ini penting dalam menentukan tingkat, tipe, dan visibilitas manajemen risiko apakah setara dengan risiko serta pentingnya proyek terhadap organisasi, untuk menyediakan sumber daya yang cukup, serta waktu untuk aktivitas manajemen risiko serta untuk menguatkan dasar pada persetujuan untuk mengevaluasi risiko. Perencanaan manajemen risiko menggambarkan bagaimana manajemen risiko disusun dan dilaksanakan dalam sebuah proyek. 5.5 Risk Identification Langkah paling penting dalam manajemen risiko adalah mengidentifikasi risiko yang ada. Keseluruhan risiko harus teridentifikasi untuk dapat dianalisis dan diketahui respon risiko yang akan ditempuh, agar tidak berdampak negatif terhadap proyek. Para pengambil keputusan percaya bahwa keuntungan paling utama dalam manajemen risiko adalah mengidentifikasi disbanding daripada menganalisisnya. Menurut buku A Guide 5

6 to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK), langkah yang dapat dilakukan dalam tahapan identifikasi risiko adalah Peninjauan Kembali Dokumen, Teknik Mengumpulkan Informasi, Analisis Checklist, Analisis Asumsi, dan Teknik Diagram. 6. METODOLOGI PENELITIAN 6.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ini diawali dengan mempelajari isu-isu strategis secara nasional terutama yang berkaitan dengan persoalan daya saing dan pertumbuhan ekonomi. Daya saing dan pertumbuhan ekonomi yang baik tentunya didukung oleh ketersediaan sarana prasarana yang memadai, seperti infrastruktur jalan. Tepat atau tidaknya sasaran pembangunan infrastruktur jalan ini tentunya didukung dengan proses perencanaan dan pelaksanaan yang mempertimbangkan seluruh kemungkinan risiko yang melekat sepanjang rangkaian aktivitas tersebut. Secara skematik, kerangka penelitian dapat dilihat seperti gambar dibawah ini Kecendrunagn Pertumbuhan Ekonomi yang lambat 6.2 Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah proyek pembangunan Ruas Jalan Nasional Manggopoh-Padang Sawah sepanjang 32 KM dan Ruas Jalan Padang Sawah- Simpang Empat sepanjang 40,693 dimulai. Dalam hal ini yang dianalisis adalah persepsi risiko dari para stakeholders yaitu kontraktor, owner, konsultan perencana. Perbedaan cara pandang para stakeholders terhadap proyek, mengakibatkan berbedanya pandangan terhadap risiko proyek. Penelitian ini akan dilaksanakan dengan tahapan seperti dijelaskan pada gambar 3 dibawah ini. MULAI IDENTIFIKASI & RUMUSAN MASALAH Research Question dan Tujuan Penelitian Penyebaran dan Pengumpulan Kuesioner Studi Literatur, Observasi Lapangan Lingkup dan Batasan Penelitian Responden Penelitian Perhitungan Dampak, Tingkat, Kategori dan Rangking SELESAI Identifikasi Variabel Risiko pada masing-masing sumber penyebab Penyusunan Instrumen Penelitian Analisis Respon dan Strategi Risiko Analytical Hierarchy Process (AHP) Dukungan Sarana Prasarana yang Memadai Jalan dan Jembatan Risk Breakdown Structure dan Analytical Hierarchy Process Gambar 3 : Tahapan Penelitian Proses Perencanaan dan Pelaksanaan tidak didasari dari manajemen risiko yang baik dan benar Gambar 2 : Kerangka Penelitian Lemahnya Pemahaman dan Implementasi Manajemen Risiko 6.3 Analisis Risk Breakdown Structure Risk breakdown structure dilakukan untuk menguraikan faktor-faktor risiko menjadi variabel-variabel yang lebih operasional hingga menetapkan strategi respon risiko pada masing-masing variabel. Selengkapnya tahapan ini dapat dilihat pada gambar 4 dibawah ini. 6

7 Rumusan Faktor-Faktor Risiko (Menurut Oberlender) Pengukuran dampak risiko yang ditimbulkan oleh masing-masing variabel risiko berdasarkan frekuensi kejadian (kusioner 3) Penentuan tingkat dan kategori risiko berdasarkan standar kategori menurut Sonhadji, 2011 Penentuan Strategi Respon Risiko berdasarkan Hartono dan Laksito (2006) Penjajakan Opini Pakar tentang Variabel-variabel risiko berdasarkan faktor yang sudah diketahui (kusioner 1) Validasi Melalui Pakar guna mengukur konsistensi variabel dengan faktor-faktor risiko (kusioner 2) Penentuan Rangking dan Peringkat risiko berdasarkan urutan kategori masing-masing variabel risiko Gambar 4 : Tahapan Penentuan Strategi Respon Risiko 6.4 Analisis Risiko Setelah analisis melalui Risk Breakdown Structure selanjutnya risiko dikelompokkan berdasarkan akar permasalahannya ataupun berdasarkan kategori yang dianggap penting dapat membantu meningkatkan efektivitas penaggulangan risiko. Untuk mengetahui risiko mana yang paling berpotensi menyebabkan kegagalan pada proyek maka digunakan pendekatan matematis dengan metoda AHP (Analythical Hierarchy Process) dengan tahapan seperti yang ditunjukkan pada gambar 5 dibawah ini. 7. PEMBAHASAN 7.1 Analisis Risiko dari Persepsi Kontraktor dengan Metode Risk Breakdown Structure Identifikasi risiko dilakukan dengan mengelompokkan frekuensi kejadikan risiko dan kemudian dikonversi kedalam standar kriteria risiko. Selanjutnya dilakukan penilaian dampak masingmasing variabel risiko berdasarkan skala nilai dampak sesuai standar. Setelah mendapatkan probabilitas dan dampak, langkah selanjutnya adalah menghitung tingkat risiko dengan mengalikan probabilitas dan dampak risiko tersebut. Analisis risiko dengan metode Risk Breakdown Structure disajikan dalam tabel 1 di bawah ini. Tabel 1 Analisis Dampak dan Kategori Tingkat Risiko Berdasarkan Persepsi Kontraktor Variabel risiko berdasarkan hasil Risk Breakdown Structure Penyusunan Hirarki Permasalahan Input Data dan Analisis Hasil dengan menggunakan softaware expert choice guna mendapatkan nilai bobot dan konsistensi matrik Penjajakan opini pakar tentang nilai perbandingan kepentingan antara variabe-variabel yang telah dirumuskan Pengurutan variabel-variabel risiko yang diperbandingkan berdasarkan nilai bobot yang diperoleh Analisis Sensitifitas Risiko guna melihat tingkat/batas kerentanan variabel risiko dari masingmasing stakeholders terhadap situasi masa akan datang Gambar 5 : Tahapan Penentuan Batas Sensitifitas Risiko Selanjutnya, berdasarkan tabel diatas dapat di tentukan tindakan atau respon terhadap risiko. Penentuan respon ini dibagi menjadi tiga, yaitu diterima dengan monitor dan review, mitigasi, atau dihindari. Respon terhadap risiko dari persepsi kontraktor dapat dilihat pada tabel di bawah ini 7

8 Tabel 2 Strategi Respon Risiko Berdasarkan Persepsi Kontraktor Dari hasil penjajakan opini kepada pakar pada kelompok kontraktor ini, selanjutnya dapat ditentukan nilai matrik berpasangan seperti ditunjukkan pada tabel dibawah ini. 7.2 Analisis Risiko dari Persepsi Kontraktor dengan Metode Analythical Hierarchy Process Analisis risiko juga dilakukan dengan metode Analythical Hierarchy Process (AHP). Untuk analisis risiko dengan metode AHP ini, responden dari kontraktor diambil sepuluh orang orang yang menduduki posisi kepala proyek dan manajerial. Pengolahan dengan metode ini di dasarkan pada hierarchy seperti gambar 6 Risiko Persepsi Kontraktor Risiko Ekonomi (X1) Risiko Kontrak dan Hukum (X2) X11 X12 X21 X22 X23 X31 Melalui analisis dengan menggunakan software expert choice selanjutnya dapat ditentukan bobot prioritas masingmasing aspek risiko pada kelompok kontraktor yaitu 40.3% adalah kriteria ekonomi, 30.9% kriteria konstruksi dan 28.8% kriteria kontrak dan hukum. Nilai inkonsistensi untuk perhitungan pada kelompok kontraktor adalah sebesar atau 0.046%, oleh karena lebih kecil dari 10%, maka bisa di simpulkan bahwa data yang diambil adalah konsisten dan dapat dipertanggung jawabkan. Proses perhitungan selanjutnya adalah menentukan rangking risiko pada masing-masing variabel dengan hasil akhir seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 3 Dampak dan Rangking Risiko Persepsi Kontraktor X32 Risiko Konstruksi (X3) X33 X34 X35 Gambar 6 Hirarki Masalah Berdasarkan Persepsi Kontraktor 8

9 7.3 Analisis Risiko dari Persepsi Owner dengan Metode Risk Breakdown Structure Tabel 5 Kategori dan Tanggapan Respon Risiko Berdasarkan Persepsi Owner Dari identifikasi risiko yang ada, dilakukan pembobotan terhadap probabilitas dan dampak terhadap risiko. Selanjutnya dihitung tingkat risiko dengan mengalikan probabilitas dan dampak risiko tersebut. Analisis risiko dengan metode Risk Breakdown Structure disajikan dalam tabel di bawah ini. Adapun analisis risiko ini didapat melalui wawancara di Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional 2 Sumatera Barat Satker PJN Wilayah I Sumatera Barat. Tabel 4 Penilaian Dampak Risiko Berdasarkan Persepsi Owner Hasil analisis dan pembahasan dengan metoda Risk Breakdown Structure untuk kelompok stakeholders dari owner dapat dilihat pada tabel dibawah ini 7.4 Analisis Risiko dari Persepsi Owner dengan Metode Analythical Hierarchy Process Analisis risiko juga dilakukan dengan metode Analythical Hierarchy Process (AHP). Untuk analisis risiko dengan metode AHP ini, responden dari owner diambil sebanyak sepuluh orang yang menduduki posisi mulai dari Ka. Satker PJN-I Sumatera Barat hingga Kaur TU-PPK yang ada dilingkungan Satker PJN-I Provinsi Sumatera Barat dengan daftar sebagai berikut. 9

10 X2 : Risiko Ekonomi X3 : Risiko Kontrak dan Hukum Selanjutnya data penilaian responden ini diolah dengan menggunakan software expert choice dengan memberikan hasil sebagai berikut. Gambar 7 Hirarki Masalah Berdasarkan Persepsi Owner Dari hasil pengisian kuisioner yang dilakukan oleh sepuluh orang responden, didapat pembobotan probabilitas risiko berdasarkan persepsi owner seperti disajikan pada tabel dibawah ini Tabel 6 Matrik Berpasangan Nilai Kepentingan Persepsi Owner Gambar 8 Nilai Bobot Faktor Penyebab Risiko Berdasarkan Persepsi Owner 7.5 Analisis Risiko dari Persepsi Konsultan dengan Metode Risk Breakdown Structure Dari identifikasi risiko yang ada, dilakukan pembobotan terhadap probabilitas dan dampak terhadap risiko. Selanjutnya dihitung tingkat risiko dengan mengalikan probabilitas dan dampak risiko tersebut. Analisis risiko dengan metode Risk Breakdown Structure disajikan dalam tabel di bawah ini. Adapun analisis risiko ini didapat melalui kuisioner yang diberikan pada responden dari salah satu konsultan yang ada ditunjukkan pada tabel 7 dibawah ini. Keterangan : X1 : Risiko Konstruksi 10

11 Tabel 7 Penilaian Dampak Risiko Berdasarkan Persepsi Konsultan yaitu metode Analythical Hierarchy Process. Metoda AHP diawali dengan menggambarkan bentuk hirarki permasalahan yang akan dibahas seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Data Primer dan Data Sekunder Tidak Memadai Kualitas personil tidak memenuhi standar Sulitnya akses ke lokasi perencenaan RESIKO KONSTRUKSI Kesalahan taksir untuk penawaran perenacanaan Selanjutnya hasil pembahasan kategori risiko dapat ditentukan tindakan atau respon terhadap risiko dengan tiga kategori, diantaranya diterima dengan monitor dan review, mitigasi, atau dihindari. Hasil analisis dan pembahasan selengkapnya ditampilkan pada tabel 8 dibawah ini. Tabel 8 Respon dan Strategi Risiko Berdasarkan Persepsi Konsultan 7.6 Analisis Risiko dari Persepsi Konsultan Perencana dengan Metode Analythical Hierarchy Process Di bawah ini akan dianalisis risiko dari identifikasi risiko yang ada, menggunakan metode yang berbeda, RESIKO DARI PERSEPSI KONSULTAN PERENCANA RESIKO HUKUM DAN KONTRAK RESIKO EKONOMI Hasil perencanaan kurang kompetibel dengan kondisi di lapangan Waktu penyelesaian terlalu singkat Tidak konsistennya dokumen kontrak Keterlambatan penyelesaian perencanaan Pembayaran termiin terlambat Perubahan tingkat suku bangsa Gambar 9 Struktur Hirarki Risiko Berdasarkan Persepsi Konsultan Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah penjajakan opini pakar atau ahli yang telah didefinisikan pada awal penelitian untuk kelompok stakeholder konsultan dengan menggunakan kuesioner tahap 4 diperoleh hasil perhitungan matrik berpasangan yang menjelaskan perbandingan berpasangan masing-masing variebal seperti disajikan pada tabel 9 dibawah ini. Penyajian matrik berpasangan merupakan langkah awal dalam perhitungan yang akan dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui nilai kepentingan yang diberikan oleh masingmasing pakar. 11

12 Tabel 9 Hasil Matrik Berpasangan Sumber Penyebab Risiko Berdasarkan Persepsi Konsultan ini dilakukan oleh decission maker yang dapat terjadi karena faktor internal maupun eksternal. Struktur hirarki risiko dari persepsi para stakeholders ini dapat digambarkan sebagai berikut. Risiko Proyek Pembangunan Jalan Keterangan : X1 : Risiko Konstruksi X2 : Risiko Hukum dan Kontrak X3 : Risiko Ekonomi Selanjutnya data-data yang sudah dihimpun melalui penjajakan kepada pakar akan diolah sedemikian rupa dengan menggunakan software expert choice untuk menentukan bobot masingmasing kriteria dengan hasil sebagai berikut: Gambar 10 Bobot Kriteria Penyebab Risiko Persepsi Konsultan 7.7 Analisis Sensitivitas pada Risiko dari Persepsi para Stakeholders Pada tahap ini akan dibahas mengenai analisis sensitivitas risiko dari persepsi seluruh stakeholdes. Pada analisis ini akan diketahui tingkatan risiko apabila terdapat perubahan kebijaksanaan dari masing-masing stakeholders. Perubahan kebijaksanaan Kontraktor Owner Konsultan Perencana Risiko Konstruksi Risiko Hukum dan Kontrak Risiko Ekonomi Gambar 11 Struktur Hirarki Risiko Pada Masing- Masing Stakeholders Berdasarkan struktur hirarki di atas, dilakukan perbandingan antar elemen dengan memperhatikan pengaruh elemen pada level di atasnya. Perbandingan ini dilakukan secara berpasangan (pairwise comparisson), atau lebih dikenal dengan metode Analythical Hierarchy Process. Bobot yang dihitung adalah elemen pada level dua dan tiga. Pada level kedua akan didapat bobot untuk masing-masing stakeholders, yaitu kontraktor, owner dan konsultan perencana. Sedangkan pada level ketiga akan didapat bobot untuk kategori risiko konstruksi, risiko hukum dan kontrak, serta risiko ekonomi masing-masing stakeholders. Perhitungan bobot dilakukan dengan metode penyebaran kuisioner kepada sepuluh orang responden dari para ahli. Hasil analisis yang dilakukan berdasarkan data tingkat/penilaian kepentingan pada masing-masing stakeholder selanjutnya ditentukan nilai matrik berpasangan dengan hasil sebagai berikut: 12

13 Tabel 10 Hasil Matrik Berpasangan Berdasarkan Persepsi dari Masing-masing Stakeholder Keterangan X1 : Risiko Kontraktor X2 : Risiko Owner X3 : Risiko Konsultan Hasil penilaian tersebut selanjutnya diteruskan untuk mendapatkan nilai bobot prioritas penyebab risiko masingmasing stakeholders dengan hasil sebagai berikut risiko kontraktor diturunkan menjadi 0,30 maka prioritas global menjadi 38% adalah risiko ekonomi, 29.3% risiko hukum dan 28.9% risiko konstruksi. Apabila bobot tingkat risiko kontraktor diturunkan menjadi 5% maka prioritas risikonya berubah meskipun risiko ekonomi tetap menjadi risiko terbesar dengan bobot atau 27.9%, risiko hukum dan kontrak pada ranking kedua dengan bobot atau 22.1%; dan konstruksi pada ranking ketiga dengan bobot 0,212 atau 21.2%. Maka dapat dikatakan bahwa bobot tingkat risiko kontraktor sensitif ketika terjadi penurunan dari 33.8% menjadi 5%. Langkah perhitungan ini dilakukan pada seluruh stakeholders dengan hasil sebagai berikut. Tabel 11 Nilai Perubahan Bobot Terhadap Prioritas Penyebab Risiko Berdasarkan Masing-masing Stakeholder Gambar 12 Bobot Penyebab Risiko Masing-Masing Stakeholders Pada kondisi tingkat risiko kontraktor 33.8% maka kategori risiko ekonomi menduduki ranking pertama dengan bobot 0,395 atau 39,5%. Ranking kedua adalah risiko hukum dan kontrak dengan bobot 0,304 atau 30.4%. Sedangkan risiko pada ranking ketiga adalah risiko konstruksi dengan bobot 0,301 atau 30.1%. Apabila bobot tingkat 8. PENUTUP 8.1 Kesimpulan Hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan, menyimpulkan beberapa hal diantaranya: 4. Faktor-faktor risiko yang seharusnya diperhatikan dalam pelaksanaan pembangunan jalan berdasarkan persepsi masing-masing stakeholders adalah risiko yang berasal dari Aspek Konstruksi, Aspek Ekonomi, Aspek Hukum dan Kontrak Ketiga kriteria risiko ini menjadi pertimbangan yang amat penting didalam pelaksanaan pekerjaan karena akan memberikan 13

14 dampak pada baik buruknya kinerja organisasi. 5. Setiap peran dan fungsi stakeholders memiliki pertimbangan yang berbeda-beda didalam mensiasati tingkat kepentingan pencegahan dampak risiko. Masing-masing pihak memiliki penilaian bobot untuk setiap faktor risiko yaitu menurut kontraktor kriteria ekonomi adalah kriteri paling prioritas dengan bobot 40.3%, konstruksi sebesar 30.9% dan hukum dan kontrak sebesar 28.8%. Sementara menurut owner risiko pekerjaan disebabkan karena kriteria ekonomi 36.8%, konstruksi 31.8% dan hukum dan kontrak sebesar 31.4%. Sedangkan menurut konsultan, risiko yang paling dominan disebabkan oleh kriteria ekonomi sebesar 41.0%, hukum dan kontrak sebesar 31.0% dan terakhir adalah kriteria konstruksi sebesar 28.0%. 6. Perubahan situasi masa akan datang akan berpengaruh pada masingmasing respon risiko pada setiap stakeholders. Jika batas kerentanan terhadap respon tersebut berada minimal sebesar 5%, maka dapat disimpulkan bawwa risiko yang terjadi masing dapat dielakkan secara efektif dan efisien. Batas kerentanan ini menggambarkan besarnya perubahan kemungkinan terjadinya risiko yang disebabkan oleh masingmasing stakeholders. 8.2 Saran 1. Sebaiknya penanganan dampak risiko diatasi dengan melakukan pendekatan manajemen risiko yang lebih efektif salah satunya melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk mencegah (mitigasi) dampak risiko yang akan terjadi. 2. Oleh karena lingkup stakeholders didalam penelitian ini hanya dibatasi pada tiga elemen saja, maka penelitian selanjutnya dapat menguraikan faktor-faktor risiko yang berasal dari komponen lain salah satunya adalah masyarakat. Keterlibatan masyarakat sebagai komponen penyebab risiko didalam proyek ini menjadi bagian yang harus diperhatikan untuk selanjutnya disiasati langkah-langkah pencegahannya. 9. REFERENSI Amborowati (2004), Analisis Hirarki Proses Pendekatan Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk, Jakarta Daft, Richard L (1992), Organization Theory and Design, West Publishing Company, New York. Donald S. Barrie (1992), Professional Construction Management, Ervianto, W.I (2002), Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit ANDI, Yogyakarta. Farid, M (2005), Identifikasi Faktor- Faktor Penyebab Permasalahan Pengembangan Kemampuan Kontraktor Kecil dan Menengah dalam Dinamika Otonomi Daerah (Studi kasus Kabupaten Bandung), Tesis Magister, Institut Teknologi Bandung. Hendricson, (2000), Project Management for contruction. Ilyas.M. (1998), Buletin Pengawasan No. 13 & 14 Th Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi /LPJK, (2004), Klasifikasi dan Kualifikasi, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi /LPJK, (2008), Registrasi 14

15 usaha jasa pelaksana konstruksi, Oberlender, (2000). Project Management for Engineering and Contruction. Pribadi K.S, Affandi. F, Firmandi.A. (1998), Jurnal Teknik Sipil Vol.5 No.1 Januari 1998, Institut Teknologi Bandung. Singarimnbun,M. (1989), Metode Penelitian Survey, LP3S, Jakarta. Soenarno (2003), LPJK Harus Berbenah Diri. Download internet 10 Agustus Tika, M.P (2005), Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Tjokrowinoto,M. (1981), Tahap Tahap Penelitian Sosial Dalam Metodologi Penelitian, Lembaga Pendidikan Doktor UGM, Yogyakarta. Toruan, R.L (2005), Panduan Penerapan Manajemen Mutu ISO 9001:2000, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Wiryodiningrat, P. (1997), ISO 9000 Untuk Kontraktor, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 15

ANALISIS RISIKO BERDASARKAN PERANAN OWNER DAN KONSULTAN PADA PEKERJAAN JALAN KABUPATEN KERINCI

ANALISIS RISIKO BERDASARKAN PERANAN OWNER DAN KONSULTAN PADA PEKERJAAN JALAN KABUPATEN KERINCI ANALISIS RISIKO BERDASARKAN PERANAN OWNER DAN KONSULTAN PADA PEKERJAAN JALAN KABUPATEN KERINCI Dezi Purmana, Bahrul Anif, Yusrizal Bakar Program Pascasarjana, Program Studi Teknik Sipil Universitas Bung

Lebih terperinci

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN. Disusun Oleh. Asri Nurdiana, ST L4A

LEMBAR PENGESAHAN. Disusun Oleh. Asri Nurdiana, ST L4A LEMBAR PENGESAHAN TESIS APLIKASI MANAJEMEN RESIKO DARI PERSEPSI PARA STAKEHOLDERS (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL SEMARANG-SOLO SEKSI I RUAS TEMBALANG-GEDAWANG) Tim Penguji: Disusun Oleh Asri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko ialah kegagalan mempertahankan biaya, waktu dan mencapai kualitas serta keselamatan kerja. Risiko

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 Makalah Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV MMT-ITS PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 ANTONIUS GATOT

Lebih terperinci

KAJIAN MENGENAI PERUBAHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SEBAGAI PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN DALAM KONTRAK

KAJIAN MENGENAI PERUBAHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SEBAGAI PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN DALAM KONTRAK KAJIAN MENGENAI PERUBAHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SEBAGAI PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN DALAM KONTRAK Syamsul Wathan Abstrak Syamsul Wathan, Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL BAB II TINJAUAN PUTAKA. RIIKO DALAM PROYEK KONTRUKI MERUPAKAN PROBABILITA KEJADIAN YANG MUNCUL 5 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metode penelitian berkaitan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan apartemen adalah salah satu pembangunan yang menimbulkan risiko tinggi bagi proyek tersebut maupun lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan pembangunan

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN PEKERJAAN MENGGUNAKAN KONTRAK UNIT PRICE (Studi Kasus: Peningkatan dan Pelebaran Aset Infrastruktur Jalan Alai-By Pass Kota Padang Sebagai Jalur

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 Antonius Gatot Yudo Pratomo, Aris Tjahyanto Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

BAB I. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam Pembangunan Nasional. Perum Perumnas adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah dengan analisis kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan studi kasus ke tiga proyek pembangunan gedung yang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA perpustakaan.uns.ac.id IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA Risk Identification and Analysis Method in Maintenance Period on Construction

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 56 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Penelitian ini memiliki 2 (dua) tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah dan judul penelitian yang didukung dengan suatu kajian pustaka. Hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah dan judul penelitian yang didukung dengan suatu kajian pustaka. Hal BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan pengamatan dilapangan, merumuskan masalah dan judul penelitian yang didukung dengan suatu kajian pustaka. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Pada bab 3 akan dibahas mengenai metode dan strategi penelitian yang akan digunakan dalam menjawab permasalahan yang telah dijabarkan sebelumnya. Untuk menjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007.

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemahaman tentang konstruksi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan pencapaian tujuan/sasaran proyek pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan pencapaian tujuan/sasaran proyek pada umumnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya pembangunan suatu bangunan infrastruktur. Faktor-faktor ketidakpastian dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data penelitian yang telah diberikan oleh 35 responden,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data penelitian yang telah diberikan oleh 35 responden, 58 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan data penelitian yang telah diberikan oleh 35 responden, kemudian diolah dan dianalisis, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan berdasarkan hasil

Lebih terperinci

Universitas Indonesia. Pengaruh proses perencanaan..., Leonard, FT UI, 2009

Universitas Indonesia. Pengaruh proses perencanaan..., Leonard, FT UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu proyek, perencanaan biasanya dilakukan untuk memastikan bahwa suatu pekerjaan dilakukan sesuai dengan kualitas yang diinginkan; dalam jangka waktu yang

Lebih terperinci

Secara garis besar disintesis menjadi 4 tahap. (Hallowel dkk, 2013)

Secara garis besar disintesis menjadi 4 tahap. (Hallowel dkk, 2013) 2.2 Manajemen Risiko Manajemen risiko harus dilakukan di seluruh siklus proyek dari tahap awal sampai akhir proyek (Project Risk Management Handbook, 2007). Ketidakpastian ini tidak dapat sepenuhnya dihilangkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur transportasi darat yang berperan sangat penting dalam perkembangan suatu wilayah. Jalan berfungsi untuk mendukung kegiatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Bab ini memaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Metode yang digunakan dimulai dari mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. KERANGKA PENELITIAN Dalam penelitian ini, kerangka berpikir (penelitian) dilakukan dalam beberapa tahapan sebagaimana diagram alur tersebut dibawah ini : Perumusan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada 41 responden,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada 41 responden, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada 41 responden, penelitian tentang analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.I. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan

Lebih terperinci

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai 45 METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Semakin ketatnya persaingan produk agroindustri pangan merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

PENENTUAN BOBOT PENILAIAN KINERJA KONTRAKTOR BERDASARKAN SISTEM MUTU BERBASIS TQM

PENENTUAN BOBOT PENILAIAN KINERJA KONTRAKTOR BERDASARKAN SISTEM MUTU BERBASIS TQM PENENTUAN BOBOT PENILAIAN KINERJA KONTRAKTOR BERDASARKAN SISTEM MUTU BERBASIS TQM Hamdi 1, Eva Rita 2, Hendri Warman 3 1 Program Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Bung Hatta, 2 Badan Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE 34 EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE Faisal piliang 1,Sri marini 2 Faisal_piliang@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Wahida Handayani 1, Yohanes Lim Dwi

Lebih terperinci

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO 1. Pengertian Manajemen Resiko Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian

Lebih terperinci

OLEH : TOMI DWICAHYO NRP :

OLEH : TOMI DWICAHYO NRP : OLEH : TOMI DWICAHYO NRP : 4301.100.036 LATAR BELAKANG Kondisi Kab. Blitar merupakan lahan yang kurang subur, hal ini disebabkan daerah tersebut merupakan daerah pegunungan berbatu. Sebagian Kab. Blitar

Lebih terperinci

MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC

MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC Yulianto, Aris Tjahyanto Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. PENDAHULUAN Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada kerangka pemikiran dasar manajemen risiko yaitu dengan melakukan identifikasi risiko hingga analisa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data primer mencakup hasil penggalian pendapat atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ilmiah memerlukan suatu kerangka penelitian sebelum pelaksanaannya. Kerangka penelitian tersebut harus disusun secara sistematis dan terarah, berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 61 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendahuluan Metode Penelitian adalah suatu metode yang digunakan untuk menjawab masalah secara detil yang meliputi : Variabel yang diteliti. Desain riset yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri konstruksi merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian bangsa, dimana konstribusi industri konstruksi akan meningkat sejalan dengan kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proyek Pembangunan Gedung Kuningan City dibangun pada lahan seluas

BAB I PENDAHULUAN. Proyek Pembangunan Gedung Kuningan City dibangun pada lahan seluas BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Proyek Pembangunan Gedung Kuningan City dibangun pada lahan seluas 27.247 m2 yang terdiri dari apartement 50 lantai dengan luas 43.858,55 m2, office 41 lantai dengan

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 37 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan produk merupakan hal yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Tahapan awal dari pengembangan produk adalah mengidentifikasi keinginan

Lebih terperinci

PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1

PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1 PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1 Wawan Setiawan Diono, I Putu Artama Wiguna Manajemen Proyek Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya

Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya Thomas Albertus 1, Windrik Tomy 2, Paulus Nugraha 3, dan Herry P. Chandra, ABSTRAK : Constructability adalah penggunaan optimal

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI

FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI Yeltsin C. Dapu A.K.T. Dundu, Ronny Walangitan Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email: yeltsindapu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu sebagai berikut: BAB V PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pada bab lima ini penulis mengambil kesimpulan hasil penelitian serta merumuskan saran bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Project life cycle. Construction. Tender Document. Product

BAB I PENDAHULUAN. Project life cycle. Construction. Tender Document. Product BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Secara umum siklus kehidupan proyek konstruksi terbagi atas empat bagian besar yaitu studi kelayakan (feasibility study), estimasi proyek (detail estimate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan proyek merupakan sasaran utama bagi perusahaanperusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Proyek yang dikatakan berhasil merupakan cerminan dari

Lebih terperinci

PERBANDINGAN SKALA PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI KABUPATEN BENGKAYANG ANTARA METODE AHP DENGAN METODE BINA MARGA

PERBANDINGAN SKALA PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI KABUPATEN BENGKAYANG ANTARA METODE AHP DENGAN METODE BINA MARGA PERBANDINGAN SKALA PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI KABUPATEN BENGKAYANG ANTARA METODE AHP DENGAN METODE BINA MARGA Agustinus Syawal 1) Abstrak Berdasarkan database jalan Kabupaten Bengkayang tahun 2012 terdapat

Lebih terperinci

BAB 1 1. PENDAHULUAN

BAB 1 1. PENDAHULUAN 1 BAB 1 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, dunia bisnis semakin menyadari pentingnya peranan Teknologi Informasi (TI) dalam menciptakan nilai tambah organisasi. Perusahaan semakin berani membelanjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan industri saat ini, dan perkembangan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan industri saat ini, dan perkembangan sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada perkembangan industri saat ini, dan perkembangan sarana pembangunan, terutama pembangunan gedung sangatlah pesat. Maka tingkat kesulitan untuk mengelola dan menjalankan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RISIKO PADA KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

IDENTIFIKASI RISIKO PADA KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN IDENTIFIKASI RISIKO PADA KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN M. Awallutfi Andhika Putra 1) dan I Putu Artama Wiguna 2) 1) Program Pascasarjana Manajemen Proyek Konstruksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan akan transportasi dan merangsang perkembangan suatu wilayah atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan akan transportasi dan merangsang perkembangan suatu wilayah atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi pada dasarnya mempunyai dua fungsi utama, yaitu melayani kebutuhan akan transportasi dan merangsang perkembangan suatu wilayah atau daerah tertentu. Masalah

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI Oleh NIA TRI WIJAYANTI 04 03 01 049 6 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008

Lebih terperinci

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG Fitriyani STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Jl. Jend. Sudirman Selindung Pangkalpinang bilalzakwan12@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Risiko pada..., Arya Nugraha, FT UI., 2008.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Risiko pada..., Arya Nugraha, FT UI., 2008. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan wilayah negara kesatuan Republik Indonesia merupakan wewenang dan tanggung jawab pemerintah khususnya pemerintah pada daerah yang terkait. Adanya keterbatasan

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK Arya Nurakumala 1) Program Studi Magister Manajemen Konstruksi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

Lebih terperinci

BAB IV Profil Proyek Resiko dari Persepsi Kontraktor... 62

BAB IV Profil Proyek Resiko dari Persepsi Kontraktor... 62 BAB IV... 60 DATA DAN PENGOLAHAN DATA... 60 4.1. Profil Proyek... 60 4.2. dari Persepsi Kontraktor... 62 4.2.1. Analisis dari Persepsi Kontraktor dengan Metode Risk Breakdown Structure... 64 4.2.2. Analisis

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PADA MANAJER PROYEK OWNER YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN KINERJA BIAYA PROYEK PRASARANA JALAN TESIS

FAKTOR-FAKTOR PADA MANAJER PROYEK OWNER YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN KINERJA BIAYA PROYEK PRASARANA JALAN TESIS No. 064/FT.01/TESIS/06/2007 FAKTOR-FAKTOR PADA MANAJER PROYEK OWNER YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN KINERJA BIAYA PROYEK PRASARANA JALAN TESIS Oleh LYDIA DARMIYANTI 64 04 01 03 98 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta meliputi: 1. Strategi Pemasaran (Relation Marketing) dilaksanakan dengan fokus terhadap pelayanan masyarakat pengguna, sosialisasi kepada masyarakat

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP BIAYA MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Stephani Budihardja 1, Retno Indryani 2

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP BIAYA MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Stephani Budihardja 1, Retno Indryani 2 PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA Stephani Budihardja 1, Retno Indryani 2 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Proyek Konstruksi 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Rizal Afriansyah Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Email : rizaldi_87@yahoo.co.id Abstrak - Transportasi mempunyai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran

Lebih terperinci

KAJIAN MOTIVASI PENDIRIAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA PERUSAHAAN JASA KONTRAKTOR DI KOTA BANDA ACEH (073K)

KAJIAN MOTIVASI PENDIRIAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA PERUSAHAAN JASA KONTRAKTOR DI KOTA BANDA ACEH (073K) KAJIAN MOTIVASI PENDIRIAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA PERUSAHAAN JASA KONTRAKTOR DI KOTA BANDA ACEH (073K) Buraida Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala Jln. Syech Abdul Rauf No.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA MANADO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA MANADO FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA MANADO Daisy Debora Grace Pangemanan Pengajar di Jurusan Teknik Sipil, Politeknik

Lebih terperinci

K U E S I O N E R. Intensitas Pentingnya

K U E S I O N E R. Intensitas Pentingnya 105 Lampiran 1. Model Kuesioner AHP yang Digunakan Untuk Mencapai Tujuan Peningkatan Cakupan Sampah Perumahan Nama Responden Pendidikan SMA Sarjana Master Doktor Keterwakilan Jabatan/Pekerjaan K U E S

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Negara Indonesia memiliki rangkaian jalan nasional yang berfungsi sebagai penghubung pusat kegiatan nasional. Sebagai salah satu prasarana transportasi yang merupakan

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS

PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS Kristophorus Kanaprio Ola 1) dan Tri Joko Wahyu Adi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan di jelaskan metode penelitian yang digunakan untuk mencari faktor-faktor penyebab keterlambatan pada pekerjaan proyek konstruksi. Agar data yang dihasilkan

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA KONSULTAN PERENCANA BANGUNAN DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (Studi pada Perencana Bangunan di Manado)

PENILAIAN KINERJA KONSULTAN PERENCANA BANGUNAN DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (Studi pada Perencana Bangunan di Manado) PENILAIAN KINERJA KONSULTAN PERENCANA BANGUNAN DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (Studi pada Perencana Bangunan di Manado) Mycle Wala Alumni Program Pascasarjana S2 Teknik Sipil Universitas Sam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan sebagai salah satu bagian prasarana transportasi darat memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan suatu wilayah. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Terminologi Proyek (Soeharto, 1999) mendefinisikan kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

PENENTUAN SKALA PRIORITAS RISIKO PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN AFIAT DESA KANIGORO KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN MALANG

PENENTUAN SKALA PRIORITAS RISIKO PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN AFIAT DESA KANIGORO KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN MALANG PENENTUAN SKALA PRIORITAS RISIKO PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN AFIAT DESA KANIGORO KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN MALANG George Winaktu 1), Lalu Mulyadi 2), Edi Hargono DP 3). 1) Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Untuk mendapatkan hasil penelitian yang cermat dan akurat, maka pada bab ini akan dipaparkan perancangan penelitian yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari

Lebih terperinci

3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta

3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta Dosen Pengampu: Anief Fauzan Rozi, S.Kom., M.Eng. Phone/WA: 0856 4384 6541 PIN BB: 29543EC4 Email: anief.umby@gmail.com Website: http://anief.mercubuana- yogya.ac.id 3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alur /Kerangka Desain Penelitian Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat oleh Sugiyono, dikutip bahwa: Metodologi penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menjabarkan kerangka penelitian dan hipotesa yang digunakan. Bab ini juga akan membahas metode dan teknik penelitian yang digunakan, serta parameter yang menjadi

Lebih terperinci

Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil

Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil Muhamad Abduh 1, Andri Yanuar Rosyad 2, dan Susman Hadi 2 Abstrak: Kontraktor kecil di Indonesia menjadi bagian penting dari usaha pengembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegagalan pada Proyek Konstruksi Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang bersifat teknis dan non teknis. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan

Lebih terperinci

PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (

PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo ( PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (3107.203.002) 1. Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2007,segmen INFORMASI, hal A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) Third Edition 2004

BAB I PENDAHULUAN. 2007,segmen INFORMASI, hal A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) Third Edition 2004 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan sektor jasa konstruksi nasional terus menunjukkan peluang besar bagi para pelaku jasa konstruksi. Hal ini tercermin dari rencana belanja konstruksi pada

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO TEKNIS YANG MEMPENGARUHI KINERJA WAKTU PROYEK PEMBANGUNAN PENGAMAN PANTAI DI PROVINSI SULAWESI BARAT

ANALISA RESIKO TEKNIS YANG MEMPENGARUHI KINERJA WAKTU PROYEK PEMBANGUNAN PENGAMAN PANTAI DI PROVINSI SULAWESI BARAT ANALISA RESIKO TEKNIS YANG MEMPENGARUHI KINERJA WAKTU PROYEK PEMBANGUNAN PENGAMAN PANTAI DI PROVINSI SULAWESI BARAT Anwar 1) dan Tri Joko Wahyu Adi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini diamanatkan di dalam Undang Undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan yang

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN KONSTRUKSI KUDA-KUDA BAJA BENTANG BESAR

ANALISIS PEMILIHAN KONSTRUKSI KUDA-KUDA BAJA BENTANG BESAR Spectra Nomor 19 Volume X Januari 2012: 52-61 ANALISIS PEMILIHAN KONSTRUKSI KUDA-KUDA BAJA BENTANG BESAR Munasih Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Persaingan usaha jasa konstruksi yang semakin

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP Fitriyani Jurusan Sistem Informasi, STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Email : bilalzakwan12@yahoo.com ABSTRAK Sistem Pendukung Keputusan dirancang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari analisis data terhadap faktor-faktor dominan yang menjadi penyebab kendala serah terima proyek cipta karya dari ditjen cipta karya kepada pemerintah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 14 LANDASAN TEORI 2.1 Proses Hierarki Analitik 2.1.1 Pengenalan Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Process AHP) dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam pembangunan proyekproyek. konstruksi di Yogyakarta, yaitu:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam pembangunan proyekproyek. konstruksi di Yogyakarta, yaitu: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN 47 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah satu sektor usaha yang mampu memberikan sumbangan yang cukup signifikan bagi pertumbuhan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGERJAAN ULANG (REWORK) YANG BERKAITAN DENGAN MANAJERIAL PADA PROYEK KONTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ROKAN HULU

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGERJAAN ULANG (REWORK) YANG BERKAITAN DENGAN MANAJERIAL PADA PROYEK KONTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ROKAN HULU FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGERJAAN ULANG (REWORK) YANG BERKAITAN DENGAN MANAJERIAL PADA PROYEK KONTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ROKAN HULU TABRANI 1 Arifal Hidayat, MT 2 dan Anton Ariyanto, M.Eng 2 Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri jasa konstruksi merupakan industri yang memiliki karakteristikkarakteristik khusus yang sulit untuk diantisipasi karena unik, sumber daya yang berfluktuasi,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER

LAMPIRAN 1 KUESIONER LAMPIRAN 1 KUESIONER 149 FAKTOR FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA WAKTU PROYEK EPC GAS DI INDONESIA KUESIONER PENELITIAN THESIS Oleh JUANTO SITORUS 0606002616 BIDANG KEKHUSUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODOLOGI

BAB III ANALISIS METODOLOGI BAB III ANALISIS METODOLOGI Pada bagian ini akan dibahas analisis metodologi pembangunan BCP. Proses analisis dilakukan dengan membandingkan beberapa metodologi pembangunan yang terdapat dalam literatur

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek dan Proyek Konstruksi Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kejadian yang saling bergantung dan mempengaruhi suatu sama lain itulah akan

BAB 1 PENDAHULUAN. kejadian yang saling bergantung dan mempengaruhi suatu sama lain itulah akan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditengah bentuk koordinasi yang kompleks dan juga berbagai aktivitas dan kejadian yang saling bergantung dan mempengaruhi suatu sama lain itulah akan muncul

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER ILMU MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PROGRAM MAGISTER ILMU MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Lampiran. Kuesioner AHP PROGRAM MAGISTER ILMU MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR ================================================= Kepada Yang Terhormat Bogor, Februari 203

Lebih terperinci