SISTEM EVALUASI ELEMEN DESAIN KURSI ROTAN MENGGUNAKAN REKAYASA KANSEI VONNY SETIARIES JOHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM EVALUASI ELEMEN DESAIN KURSI ROTAN MENGGUNAKAN REKAYASA KANSEI VONNY SETIARIES JOHAN"

Transkripsi

1 SISTEM EVALUASI ELEMEN DESAIN KURSI ROTAN MENGGUNAKAN REKAYASA KANSEI VONNY SETIARIES JOHAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

2 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Sistem Evaluasi Elemen Desain Kursi Rotan Menggunakan Rekayasa Kansei adalah karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Juni 2012 Vonny Setiaries Johan NIM. F

3 ABSTRACT VONNY SETIARIES JOHAN. Evaluation System of Rattan Chair Design Element using Kansei Engineering. Under direction of SAPTA RAHARJA, E. GUMBIRA-SA ID, and TAUFIK DJATNA. In product design development, it is very important for manufacturers to find out what the customer wants from the product. Kansei engineering as a product development technology can translate consumers Kansei (total feeling and emotion) into product design element. The purpose of this study was to develop an evaluation system of rattan chair design element using Kansei Engineering with rattan dining chair was used as the research object. Kansei words which represent feeling and emotion of consumers, i.e. beautiful, unique, innovative, comfortable, natural, modern, sturdy and simple were collected in this study. The words were grouped into four factors i.e. aesthetics, function, material and construction. Kansei engineering, analytical hierarchy process, association rules and quality function deployment were used to build evaluation system. For the evaluation, a rattan chair was divided into five design elements, i.e. backrest, seat, armrest, legs and rattan woven of the dining chair. Analytical hierarchy process with pair-wise comparison method was used to identify customers Kansei. The results showed that for backrest and base design of the rattan chair, the most influential customers Kansei factor was the construction. For the seat design of the rattan chair, most influential customers Kansei factor was function, while aesthetics was the most influential customers Kansei for the armrest and woven design of the rattan chair. Association rules were used to mine the rules that connecting Kansei words with the design elements of the rattan chair. These rules were transferred to build a house of quality in quality function deployment. It could be concluded from the quality function deployment that priority of customers Kansei words were sturdy, comfortable, and unique, meanwhile the priority of design elements of a rattan chair based on those words were curved armrest design, design of legs covered with woven and semicircular seat design of rattan chair. Keywords: Kansei engineering, rattan chair design element, association rules, quality function deployment

4 RINGKASAN VONNY SETIARIES JOHAN. Sistem Evaluasi Elemen Desain Kursi Rotan Menggunakan Rekayasa Kansei. Dibimbing oleh SAPTA RAHARJA, E. GUMBIRA-SA ID, dan TAUFIK DJATNA. Perkembangan produk furnitur semakin meningkat dengan munculnya berbagai desain produk baru oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang furnitur. Pangsa furnitur dunia mulai tertarik untuk mengunakan produk yang ramah lingkungan. Isu ramah lingkungan tidak hanya dinilai sebagai nilai tambah, tapi sudah menjadi salah satu pertimbangan utama konsumen dalam memilih produk, bahkan banyak negara telah mensyaratkan hanya produk-produk ecolabelling (ramah lingkungan) yang diizinkan masuk ke negara mereka. Persyaratan tersebut merupakan peluang pasar yang besar bagi produk furnitur rotan Indonesia untuk semakin berkembang. Rotan merupakan salah satu produk ramah lingkungan yang bahan bakunya berasal dari Indonesia. Rotan dianggap ramah lingkungan karena merupakan sumber daya alam yang bisa diperbaharui. Selain itu dengan sifatnya yang lentur, kuat dan dapat dibentuk, menjadikan rotan sebagai bahan baku produk furnitur yang baik. Sebagai langkah awal untuk memperoleh peluang pasar, maka perlu dilakukan identifikasi terhadap keinginan konsumen. Identifikasi keinginan konsumen dilakukan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen terhadap suatu produk, dalam hal ini produk furnitur. Analisis tersebut diperlukan karena pada dasarnya suatu perusahaan baik produsen maupun perancang produk tidak mengetahui secara tepat apa yang diinginkan konsumen. Oleh karena itu, dilakukan identifikasi keinginan konsumen agar perusahaan, khususnya tim perancang produk (product designer) dapat mendesain produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Rekayasa Kansei yang mempertimbangkan perasaan (Kansei) manusia terhadap desain produk dapat dipertimbangkan. Rekayasa Kansei merupakan teknologi yang menerjemahkan perasaan manusia menjadi elemen desain suatu produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem evaluasi elemen desain kursi rotan menggunakan rekayasa Kansei. Tujuan khusus penelitian yaitu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi Kansei konsumen, mengembangkan metode evaluasi elemen desain kursi rotan dengan pendekatan rekayasa Kansei dan mengembangkan integrasi sistem evaluasi elemen desain kursi rotan dengan pendekatan rekayasa Kansei. Obyek penelitian yang digunakan adalah produk kursi makan rotan. Penelitian dibatasi pada persepsi konsumen terhadap desain elemen kursi rotan, yaitu desain sandaran punggung kursi rotan, desain dudukan kursi rotan, desain sandaran tangan kursi rotan, desain kaki kursi rotan dan anyaman kursi rotan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan pendekatan rekayasa Kansei, yaitu memilih domain, pengumpulan kata Kansei, pengumpulan elemen desain produk dan sintesa. Alat analisis yang digunakan adalah Analitical Hierarchy Process (AHP), association rules dan Quality Function Deployment (QFD).

5 Domain yang dipilih adalah produk kursi makan berbahan rotan. Kursi rotan termasuk produk yang unik dibandingkan produk sejenisnya. Keunikannya terletak pada bahannya lentur dan kuat, sehingga bisa digunakan baik sebagai rangka maupun sebagai elemen desain seperti sandaran punggung, sandaran tangan, kaki sekaligus sebagai anyaman dari suatu kursi. Dari pengumpulan kata Kansei yang diungkapkan oleh konsumen mengenai produk kursi rotan, diperoleh kata-kata Kansei yang dapat digunakan untuk penilaian kursi makan rotan yakni kata-kata cantik, unik, inovatif, nyaman, alami, modern, kokoh dan sederhana. Delapan kata tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor estetika, fungsi, bahan dan konstruksi. Pengumpulan elemen desain dilakukan dengan membagi jenis elemen desain suatu kursi, yaitu sandaran punggung, dudukan, sandaran tangan, kaki dan anyaman kursi rotan. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi Kansei konsumen maka dilakukan menggunakan metode analytical hierarchy process (AHP) dengan perbandingan berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi Kansei konsumen yang dipilih untuk desain sandaran punggung kursi rotan berturut-turut adalah faktor konstruksi dengan bobot 0,358, fungsi dengan bobot 0,263, faktor estetika dengan bobot 0,203 dan faktor keempat adalah bahan dengan bobot 0,176. Untuk elemen dudukan kursi rotan faktor tertinggi adalah fungsi dengan bobot 0,324, selanjutnya faktor konstruksi dengan bobot 0,278, faktor bahan menjadi faktor ketiga dengan bobot 0,201, sedangkan faktor keempat adalah estetika dengan bobot 0,197. Alternatif desain yang dipilih untuk desain sandaran tangan kursi rotan adalah adalah estetika dengan bobot 0,363, bahan dengan bobot 0,322, fungsi menjadi faktor ketiga dengan bobot 0,191, sedangkan faktor keempat adalah konstruksi dengan bobot 0,124. Untuk desain kaki kursi rotan faktor tertinggi adalah konstruksi dengan bobot 0,587, selanjutnya faktor fungsi dengan bobot 0,154, faktor bahan menjadi faktor ketiga dengan bobot 0,152, sedangkan faktor keempat adalah estetika dengan bobot 0,108. Untuk desain anyaman kursi rotan, faktor tertinggi adalah estetika dengan bobot 0,402, selanjutnya faktor konstruksi dengan bobot 0,235, faktor bahan menjadi faktor ketiga dengan bobot 0,186, sedangkan faktor keempat adalah fungsi dengan bobot 0,177. Hasil dari AHP tersebut selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas, untuk mengetahui perubahan yang terjadi jika ada perubahan komposisi terhadap keempat faktor tersebut. Dari hasil penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor estetika, fungsi, bahan dan konstruksi merupakan faktor yang mempengaruhi Kansei konsumen. Metode evaluasi dengan menggunakan metode association rules dilakukan untuk memperoleh pengetahuan mengenai penerjemahan kata Kansei menjadi elemen desain produk. Hasil dari association rules berupa rules if..then yang menunjukan hubungan implikasi antara kata dan elemen desain. Untuk memperoleh strong rules, maka kriteria yang ditetapkan adalah nilai minimum support dan minimum confidence. Dengan dilakukan penetapan batas minimum support sebesar 20 persen dan minimum confidence sebesar 50 persen, maka diperoleh sebanyak 148 strong rules berupa pengetahuan tentang kata Kansei konsumen dengan elemen desain. Contoh pengetahuan yang diperoleh antara lain jika konsumen memilih kata alami, kokoh, dan inovatif, maka desain sandaran

6 tangan dengan bentuk melengkung merupakan elemen desain yang dipilih dengan kata tersebut dengan tingkat confidence 100 persen. Pengetahuan yang diperoleh dari association rules dipetakan dalam matriks rumah mutu (house of quality) untuk mengetahui prioritas elemen yang diperhatikan konsumen dalam menilai suatu produk, khususnya produk kursi rotan. Hasil QFD pada tahap ini menunjukkan bahwa, kata kokoh, nyaman, dan unik merupakan kebutuhan knsumen yang dominan. Di lain pihak, elemen desain sandaran tangan yang melengkung, desain kaki kursi yang tertutup anyaman dan desain dudukan berbentuk setengah lingkaran merupakan elemen desain penting yang dinilai oleh konsumen. Dengan mempertimbangkan desain kursi rotan diatas, diharapkan dapat membantu perancang produk dalam memulai proses perancangan produk kursi rotan. Kata kunci : rekayasa Kansei, elemen desain kursi rotan, association rules, quality function deployment

7

8 Hak Cipta milik IPB, tahun 2012 Hak Cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. a. Mengutip hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

9

10 SISTEM EVALUASI ELEMEN DESAIN KURSI ROTAN MENGGUNAKAN REKAYASA KANSEI VONNY SETIARIES JOHAN Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

11 Penguji pada Ujian Tertutup : Prof. Dr. Suprihatin Prof. Dr. Erliza Noor Penguji pada Ujian Terbuka : Prof. Dr. Ir. Imam Wahyudi, MS Dr. Ade Febransyah

12 Judul Disertasi : Sistem Evaluasi Elemen Desain Kursi Rotan Menggunakan Rekayasa Kansei Nama : Vonny Setiaries Johan NIM : F Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Ir. Sapta Raharja, DEA Ketua Prof. Dr. Ir. E. Gumbira-Sa id, MA.Dev Anggota Dr. Eng. Taufik Djatna, S.TP, M.Si Anggota Mengetahui Ketua Program Studi Teknologi Industri Pertanian Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Machfud, MS. Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr Tanggal Ujian : 27 Juni 2012 Tanggal Lulus :

13

14 PRAKATA Alhamdulillahi rabbil alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena hanya dengan pertolongan dan rahmat-nya maka disertasi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian adalah sistem evaluasi elemen desain kursi rotan menggunakan rekayasa Kansei. Terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya penulis ucapkan kepada komisi pembimbing, yaitu Dr. Ir. Sapta Raharja, selaku ketua komisi pembimbing, Prof. Dr. E. Gumbira-Sa id, MA.Dev., dan Dr. Eng. Taufik Djatna, STP, MSi., sebagai anggota komisi pembimbing, yang telah memberikan bimbingan, masukan, arahan, saran, bantuan dan dorongan yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini. Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Imam Wahyudi, MS. (Guru Besar Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor) dan Dr. Ade Febransyah (Wakil Dekan Urusan Riset dan Kerjasama Sekolah Bisnis Prasetiya Mulya) masing-masing selaku penguji luar komisi pada sidang ujian terbuka, dan Prof. Dr. Suprihatin (Guru besar dan staf pengajar pada Departemen Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor) dan Prof. Dr. Ir. Erliza Noor (Guru Besar dan staf pengajar Departemen Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor) masing-masing selaku penguji luar komisi pada sidang ujian tertutup. Di samping itu ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Maulana, Bapak Jaso, Bapak Ismail Lismarta, Bapak Solihin, Bapak Toni, Bapak Mulyono dan Bapak Udin dari Asosiasi Pengusaha Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI), Pimpinan dan karyawan CV. Sinar Jaya Rattan Furnitur, Bapak Noel Febry Ardian, M.Sn dari Universitas Paramadina, dan Sdri. Debrina Syafei yang telah membantu pengumpulan data dan informasi selama penelitian ini. Penghargaan dan ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Riau, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Riau serta Ketua Jurusan Agroteknologi dan Ketua Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau yang telah memberikan kesempatan kepada penulis melanjutkan studi doktoral. Penghargaan dan terima kasih penulis sampaikan kepada Rektor Institut Pertanian Bogor, Dekan dan Sekretaris Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Ketua dan Sekretaris Program Studi Teknologi Industri Pertanian, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Institut Pertanian Bogor. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh staf pengajar program studi Teknologi Industri Pertanian, khususnya Prof. Dr. Irawadi Jamaran, Prof. Dr. Ani Suryani. Prof. Dr. Ir. Marimin, MSc, Dr. Ir. Machfud, MS, Dr. Titi Chandra,MSi dan staf pengelola di lingkungan Program Studi Teknologi Industri Pertanian yang telah tulus dan ikhlas membantu selama penulis menempuh studi. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Program IMHERE, Gubernur Propinsi Riau yang telah memberikan bantuan pada awal pendidikan penulis. Kepada rekan-rekan pada program studi Teknologi Industri Pertanian

15 Sekolah Pascasarjana IPB, khususnya: Dr. Retno Astuti, MT, dan Sri Martini, S.Kom, MSi penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas segala bantuan dan kerjasama yang telah diberikan. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Novi Erni, Iffan Maflahah, MSi serta Sdri. Hasti dan Sdri. Tanti yang telah membantu penyelesaian disertasi ini. Penghargaan yang tak terhingga penulis sampaikan kepada ibunda Dra. Hj. Musnelly Eva, suami tercinta Heru Dirgantara, S.Hut, ananda Ranaa Aziizah dan M. Yasser Abiyyu, serta kakanda Nevy Forika, M.Hum, Wedy Ferliza, SE, H. Ahyar Ma as, SH dan Yuki Kurniawan, SE yang telah memberikan doa, serta dorongan moril dan materil untuk penyelesaian studi ini. Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per satu, tidak lupa diucapkan terima kasih, dan semoga Allah SWT memberikan pahala atas bantuannya. Akhir kata, semoga disertasi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Bogor, Juni 2012 Vonny Setiaries Johan

16 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pekanbaru pada tanggal 28 Mei 1976 sebagai putri bungsu tiga bersaudara dari pasangan H. Mohd. Johan Ibrahim (Alm) dan Dra. Hj. Musnelly Eva. Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, lulus pada tahun Pada tahun 2000, penulis melanjutkan studi pada Program Magister Teknik dan Manajemen Industri, Program Pascasarjana Universitas Indonesia dan lulus pada tahun Pada tahun 2006, penulis memperoleh kesempatan untuk mengikuti program Doktor pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor dengan beasiswa melalui program IMHERE Project - Universitas Riau. Penulis bekerja sebagai staf pengajar pada Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Riau, sejak tahun Pada tahun 2003 sampai tahun 2006 penulis diangkat sebagai staf pengelola pada Program Pascasarjana Universitas Riau. Pada tahun 2004 sampai tahun 2006 penulis diangkat menjadi Ketua Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau. Penulis menikah dengan Heru Dirgantara, S.Hut pada tanggal 25 Agustus 2002 dan telah dikarunia 2 orang anak yang bernama : Ranaa Aziizah (putri, 8 tahun) dan M. Yasser Abiyyu (putra, 5 tahun). Sebagian disertasi penulis telah diterima untuk diterbitkan pada beberapa media publikasi ilmiah, yaitu: Identifikasi Kansei untuk Evaluasi Desain Produk Kursi Makan Rotan pada Jurnal Inovisi Volume 10 No.2, Oktober 2011 dan Pengembangan Sistem Evaluasi Desain Produk Berbasis Rotan dengan Pendekatan Rekayasa Kansei dan Association Rules System pada Jurnal Agrointek edisi Agustus 2012, Volume 6, No.2.

17

18 DAFTAR ISI Halaman Contents DAFTAR ISI... xix DAFTAR TABEL... xxi DAFTAR GAMBAR... xxiii DAFTAR LAMPIRAN... xxv DAFTAR ISTILAH... xxvii 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Manfaat Penelitian Kebaruan Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Rekayasa Kansei Tahapan Pengembangan Produk Rotan Pengolahan Rotan Analytical Hierarchy Process (AHP) Association Rules Mining (Penambangan Kaidah Asosiatif) Quality Function Deployment (QFD) Beberapa Penelitian Terdahulu METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Tahapan Penelitian Verifikasi dan Validasi Tempat dan Waktu Penelitian Pengumpulan Data dan Informasi GAMBARAN UMUM INDUSTRI ROTAN Perkembangan Industri Rotan di Indonesia xix

19 4.2 Proses Produksi Kursi Rotan Perkembangan Desain Furnitur Rotan IDENTIFIKASI FAKTOR KANSEI KONSUMEN TERHADAP DESAIN ELEMEN KURSI ROTAN Penentuan Domain Pengumpulan Kata Kansei dari Konsumen Pengumpulan Desain Elemen Kursi Rotan Pengukuran Nilai Prioritas Desain Kursi Rotan Analisis Sensitivitas Prioritas Elemen Desain Kursi Rotan SISTEM EVALUASI Data Responden Evaluasi Elemen Desain Kursi Rotan Pengembangan Sistem Evaluasi Elemen Desain Kursi Rotan INTEGRASI DESAIN Pembentukan House of Quality Elemen Desain Kursi Rotan Pemetaan Rules pada House of Quality Integrasi Evaluasi Elemen Desain Kursi Rotan pada Quality Function Deployment Verifikasi dan Validasi Implikasi Sistem Evaluasi Elemen Desain Kursi Rotan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

20 DAFTAR TABEL Halaman Tabel isian untuk perbandingan berpasangan Skala penilaian kriteria dalam AHP Posisi penelitian yang dilakukan terhadap penelitian terdahulu Distribusi industri rotan di 24 provinsi di Indonesia (tahun 2009) Kata-kata Kansei yang diperoleh pada tahap pengumpulan kata Pembagian elemen desain kursi rotan Bobot faktor sandaran punggung kursi rotan Bobot faktor desain dudukan kursi rotan Bobot faktor desain sandaran tangan kursi rotan Bobot faktor desain kaki kursi rotan Bobot faktor desain anyaman kursi rotan Beberapa pilihan kata Kansei dan elemen desain kursi rotan dari responden Beberapa rules yang dihasilkan dari pengolahan magnum opus Hasil agregasi bobot kata Kansei Matriks pemetaan kata Kansei terhadap elemen desain kursi rotan xxi

21

22 DAFTAR GAMBAR Halaman Prinsip Kansei Proses sistem rekayasa Kansei Konsep rekayasa Kansei tipe I Proses penerjemahan rekayasa Kansei tipe II Pohon industri rotan Ilustrasi matriks rumah mutu Pemetaan dari ranah konsumen ke ranah perancangan produk Kerangka pemikiran sistem evaluasi elemen desain kursi rotan Diagram alir tahap identifikasi faktor Kansei dari konsumen menggunakan AHP Diagram alir sistem evaluasi elemen desain kursi rotan menggunakan asssociation rules Diagram alir tahap integrasi sistem evaluasi elemen desain menggunakan QFD Contoh pengelompokkan dan pemilihan kata-kata Kansei Struktur hirarki pemilihan prioritas desain kursi rotan Prioritas desain elemen sandaran punggung kursi rotan Prioritas desain elemen dudukan kursi rotan Prioritas desain elemen sandaran tangan kursi rotan Prioritas desain elemen kaki kursi rotan Hasil prioritas desain anyaman kursi rotan Analisis sensitivitas desain sandaran punggung kursi rotan Analisis sensitivitas desain dudukan kursi rotan Analisis sensitivitas desain sandaran tangan kursi rotan Analisis sensitivitas desain kaki kursi rotan House of Quality integrasi sistem evaluasi elemen desain kursi rotan xxiii

23

24 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Gambar berbagai macam kursi makan rotan Kuesioner identifikasi Kansei konsumen terhadap elemen desain kursi rotan Kuesioner evaluasi elemen desain kursi rotan Rules yang diperoleh dari Magnum Opus 135 xxv

25

26 DAFTAR ISTILAH ISTILAH AHP (Analytical Process) Hierarchy PENJELASAN Sebuah teknik pengambilan keputusan yang terstruktur menggunakan metode matematika dan psikologi, dikembangkan oleh Thomas L Saaty pada tahun 1970 Association Rules Confidence Desain Elemen desain kursi Evaluasi House of Quality Kansei Merupakan teknik data mining (penambangan data), disebut juga sebagai Market basket analysis yaitu mencari hubungan dari produk-produk dalam satu keranjang belanja Nilai tingkat kepercayaan suatu rules 1) Kata kerja, desain berarti proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru 2) Kata benda, desain digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata. Bagian dari kursi Proses penilaian. 1) Evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan efektifitas strategi 2) Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi pogram berikutnya Berupa diagram, berbentuk seperti rumah, digunakan untuk mendefinisikan hubungan antara keinginan konsumen dan desain teknis produk. Merupakan bagian dari QFD, penggunaannya sebagai matriks yang menghubungkan apa yang menjadi keinginan konsumen dan bagaimana produsen memenuhi keinginan tersebut. Perasaan dan emosi manusia terhadap suatu produk QFD (Quality Deployment) Function Suatu metode yang mentransformasi permintaan dan keinginan pengguna menjadi mutu desain dengan memanfaatkan fungsi-fungsi yang membentuk mutu serta metode-metode untuk pencapaian metode sains menjadi sub sub sistemnya serta bagian-bagian komponen hingga akhirnya mendapatkan elemen spesifik dalam proses pabrikasi. xxvii

27 Rules Support Semantic differential Kaidah berupa pengetahuan If Then Nilai yang mendukung suatu rules Tipe skala penilaian yang didesain untuk mengukur arti arti konotatif dari suatu objek kejadian konsep. Konotasi digunakan untuk menurunkan sikap terhadap suatu objek kejadian ataupun konsep. Responden diminta untuk memilih dimana posisi mana ia berasa pada skala nilai kata-kata atau arti kata-kata

28 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk furnitur semakin meningkat dengan dikeluarkannya berbagai desain produk baru oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang furnitur. Pangsa furnitur dunia mulai tertarik untuk mengunakan produk yang ramah lingkungan. Isu ramah lingkungan tidak hanya dinilai sebagai nilai tambah, tapi sudah menjadi salah satu pertimbangan utama konsumen dalam memilih produk, bahkan banyak negara telah mensyaratkan hanya produk-produk ecolabelling (ramah lingkungan) yang diizinkan masuk ke negara mereka. Persyaratan tersebut merupakan peluang pasar yang besar bagi produk furnitur rotan Indonesia untuk semakin berkembang. Rotan merupakan salah satu produk yang termasuk ramah lingkungan yang bahan bakunya berasal dari Indonesia. Rotan dianggap ramah lingkungan karena merupakan sumber daya alam yang bisa diperbaharui. Selain itu dengan sifatnya yang lentur, kuat dan dapat dibentuk, menjadikan rotan sebagai bahan baku produk furnitur yang baik. Sebagai langkah awal untuk memperoleh peluang pasar, maka perlu dilakukan identifikasi terhadap keinginan konsumen. Identifikasi keinginan konsumen perlu dilakukan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen terhadap suatu produk, dalam hal ini produk furnitur. Analisis tersebut diperlukan karena pada dasarnya suatu perusahaan baik produsen maupun perancang produk tidak mengetahui secara tepat apa yang diinginkan konsumen. Dengan mengetahui keinginan konsumen maka perusahaan, khususnya tim perancang produk (product designer) dapat mendesain produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Dalam merancang dan mengembangkan suatu produk, tim perancang produk lebih mencoba trial dan error. Seorang perancang produk (product designer) harus dapat mendesain produk yang dapat memenuhi keinginan konsumen. Proses desain adalah sebuah proses yang terdiri dari suatu rangkaian kegiatan kreatif, dan sering menghadapi ketidakpastian (Crilly et al. 2004). Untuk dapat merancang suatu produk, seorang perancang produk sebaiknya mengetahui hal-hal yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih produk. Pada saat ini pertimbangan secara emosi dan perasaan menjadi pertimbangan

29 2 penting bagi konsumen dalam memilih produk (Nagamachi & Lokman 2011). Seiring dengan berkembangnya jenis produk dan teknologi maka suatu produk tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara fungsi (functional) dan kegunaan (usability), namun juga memenuhi kebutuhan emosional konsumen. Dengan kata lain, suatu produk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen baik secara fisik maupun emosi. Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen. Metode yang dilakukan untuk menangkap keinginan konsumen adalah Quality Function Deployment (QFD) yang diperkenalkan oleh Akao pada tahun 1970, dan metode lainnya adalah rekayasa Kansei (Kansei Engineering). Salah satu metode untuk mengembangkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen adalah Rekayasa Kansei. Rekayasa Kansei (Kansei Engineering) merupakan metode pengembangan produk berorientasi kepada konsumen, diperkenalkan oleh Prof. Mitsuo Nagamachi pada tahun Rekayasa Kansei menitik beratkan pada perasaan (Kansei) manusia. Penggunaan metode Rekayasa Kansei dapat menerjemahkan Kansei (perasaan atau emosi) dari konsumen menjadi elemen rancangan desain, sehingga selanjutnya membuat suatu produk akan lebih efisien (Okamoto et al. 2007). Rekayasa Kansei telah banyak digunakan untuk pengembangan produk baru maupun untuk desain produk (Nagamachi 1995). Metode ini telah diterapkan di Jepang, dan banyak digunakan, khususnya pada industri otomotif seperti mobil Miata keluaran Mazda (Nagamachi 2002a), setir mobil (Nagamachi 2002b), interior mobil (Tanoue et al. 1997; Jindo & Hirasago 1997) maupun produk lainnya seperti tas (Nagasawa 2008), kursi kantor (Park & Han 2004), dan mesin cuci (Ishihara et al. 2010). Contoh dari suksesnya penggunaan rekayasa Kansei adalah produk Miata (MX5) dari Mazda. Produk mobil tersebut terbukti disukai oleh konsumen sehingga menjadi mobil sport terlaris versi The Guinness Book of Records tahun 2001 (Schütte & Eklund 2003). Hingga saat ini masih sedikit sekali penelitian yang menerapkan Rekayasa Kansei pada produk-produk pertanian, khususnya produk hasil agroindustri. Di lain pihak banyak produk agroindustri yang membutuhkan perancangan dalam

30 3 proses pengembangannya. Rotan merupakan komoditas hasil hutan non kayu yang penting di Indonesia. Sekurangnya dua juta rakyat Indonesia yang tersebar di Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera menggantungkan hidupnya pada rotan. Saat ini produk rotan alam di Indonesia mencapai sekitar 250 ribu sampai 300 ribu ton per tahun yang merupakan 85% dari produksi rotan dunia (Sumardjani 2010). Produksi tersebut menurun dibandingkan hasil kajian Departemen Kehutanan dan Perkebunan pada tahun 1998 yang menunjukkan bahwa perkiraan luas areal hutan yang berotan adalah 11,8 juta ha dengan potensi produksi rotan adalah sebesar ,64 ton per tahun (Mulyadi 2001). Produk jadi industri rotan sebagian besar berorientasi ekspor. Negara tujuan ekspor utama adalah Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Amerika Serikat, Belanda, Perancis, Jerman, Inggris, Belgia, Luxemburg, Spanyol, dan Australia. Jumlah ekspor Indonesia pada tahun 2008 untuk rotan mentah adalah kg dengan nilai US$ , sedangkan untuk produk rotan jadi mencapai kg dengan nilai US$ Ekspor rotan terus menurun dimana pada tahun 2009 ekspor rotan mentah/asalan sebesar kg dengan nilai US$ dan untuk produk rotan jadi kg dengan nilai US$ (BPS 2010). Salah satu penyebab penurunan ekspor produk jadi rotan Indonesia adalah bahan baku rotan lebih banyak diekspor keluar negeri (Jaelani 2010). Keluarnya keputusan Menteri Perdagangan No. 35/M-Dag/PER/11/2011 tentang penutupan ekspor bahan baku rotan berakibat berlimpahnya bahan baku rotan yang harus terserap oleh industri pengolahan rotan di dalam negeri. Industri furnitur sebagai industri utama pengolah rotan harus semakin berkembang untuk menghasilkan produk-produk yang berhasil. Salah satunya yaitu dengan cara mengembangkan berbagai desain yang disukai konsumen. Produk jadi rotan antara lain furnitur, kerajinan seperti partisi, keranjang dan lain-lain. Dalam perdagangan dunia, produk furnitur Indonesia bersaing ketat dengan produk-produk dari negara-negara lain terutama China dan Vietnam. Kursi rotan Indonesia sebagai produk ekspor dan penggunaan domestik menjadi lahan agroindustri. Menurut Rini (2006) eksportir rotan Indonesia hanya mampu

31 4 menjual kursi rotan di pasar Eropa dengan harga terendah US$ 4 per kg, sementara produk serupa buatan Cina dapat dijual dengan harga US$ 1,8 per kg. Permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha produk berbasis rotan antara lain disebabkan oleh masih lemahnya desain dan penyelesaian produk, tidak seragamnya mutu produk dan ketergantungan teknologi rancang bangun dan perekayasaan industri mesin dan peralatan furnitur kayu dan rotan dari luar negeri. Selain itu sebagian besar pengusaha produk rotan Indonesia melakukan ekspor melalui perantara dalam bentuk barang jadi, sehingga pengusaha rotan sangat tergantung pada pihak perantara dan pembeli (buyer), sehingga tidak memiliki pengetahuan mengenai preferensi konsumen. Faktor desain semakin menjadi penentu keberhasilan produk di pasar domestik dan ekspor, oleh karena itu pengetahuan apa saja yang menjadi keinginan konsumen sangat dibutuhkan untuk mengembangkan produk jadi rotan. Pada umumnya produk agroindustri dibuat tanpa mempertimbangkan perasaan dan tanpa menggunakan rancangan desain. Oleh karena itu diperlukan suatu perancangan produk yang menggunakan perasaan, agar lebih dapat mengakomodir keinginan dan selera konsumen. Dalam penelitian ini ada tiga isu penelitian yang dipertimbangkan. Pertama adalah bagaimana pemahaman emosi dan perasaan manusia terhadap produk. Kedua adalah bagaimana mengembangkan metode yang efektif untuk menghubungkan evaluasi berdasarkan emosi dan perasaan konsumen dengan desain produk. Ketiga bagaimana memetakan pengetahuan mengenai emosi dan perasaan konsumen tersebut terhadap desain elemen produk. Ketiga isu tersebut menjadi permasalahan pada suatu sistem penilaian produk, dalam hal ini evaluasi terhadap desain produk, khususnya produk kursi rotan. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan sistem evaluasi elemen desain produk rotan menggunakan pendekatan rekayasa Kansei. Tujuan khusus penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi Kansei konsumen

32 5 2. Mengembangkan metode evaluasi elemen desain kursi rotan dengan pendekatan rekayasa Kansei 3. Mengembangkan integrasi sistem evaluasi elemen desain kursi rotan dengan pendekatan rekayasa Kansei. 1.3 Ruang Lingkup Penelitian Lingkup penelitian ini meliputi hal-hal berikut: 1. Obyek penelitian adalah produk jadi rotan, yaitu kursi makan rotan (rattan dining chair). 2. Penelitian dibatasi pada persepsi konsumen terhadap desain elemen kursi rotan, yaitu desain sandaran punggung kursi rotan, desain dudukan kursi rotan, desain sandaran tangan kursi rotan, desain kaki kursi rotan dan anyaman kursi rotan. 1.4 Manfaat Penelitian Keluaran dari penelitian adalah suatu metodologi untuk melakukan evaluasi atau penilaian terhadap produk dengan mempertimbangkan perasaan, emosi atau Kansei konsumen, khususnya produk rotan. Oleh karena itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Sebagai pertimbangan awal dalam merancang produk rotan, khususnya untuk perancang produk 2. Sebagai studi awal untuk penelitian selanjutnya dalam mengembangkan desain produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. 1.5 Kebaruan Penelitian Dari referensi studi diketahui bahwa penelitian dengan pendekatan rekayasa Kansei, khususnya untuk produk agroindustri masih sangat sedikit dilakukan, Riset ini berkontribusi pada pengembangan metode evaluasi pada rekayasa Kansei, khususnya rekayasa Kansei tipe II. Penggunaan rekayasa Kansei dengan association rules dan quality function deployment (QFD) dengan pembobotan menggunakan analytical hierarcy process (AHP) pada industri furnitur rotan merupakan metode yang diklaim sebagai kebaruan pada disertasi ini.

33

34 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rekayasa Kansei Rekayasa Kansei (Kansei Engineering) diperkenalkan oleh Prof. Mitsuo Nagamachi pada tahun Rekayasa Kansei adalah suatu teknologi yang menyatukan Kansei (perasaan dan emosi) dengan disiplin ilmu teknik (rekayasa). Rekayasa Kansei digunakan dalam pengembangan produk untuk memperoleh kepuasan konsumen, yaitu dengan menganalisa perasaan dan emosi manusia dan menghubungkan perasaan dan emosi tersebut menjadi desain produk (Nagamachi & Lokman 2011). Menurut Nagamachi dan Lokman (2011), dalam definisi psikologi, Kansei mengacu pada pikiran yang ada, dimana pengetahuan, emosi dan keinginan berjalan harmonis. Menurut Schütte dan Eklund (2003), Kansei merupakan perasaan psikologis yang mencakup semua perasaan yang ditimbulkan dari alat indra manusia yaitu melihat, mendengar, merasakan dan mencium. Kansei dipengaruhi oleh tingkah laku, sikap, pengetahuan dan perasaan manusia. Secara ringkas prinsip kata Kansei oleh Schütte dan Eklund (2003) disajikan pada Gambar 1. Gambar 1 Prinsip Kansei (Schütte & Eklund 2003). Pengertian Kansei dalam rekayasa Kansei mengacu kepada ungkapan terhadap produk atau lingkungan, dimana emosi dan citra terhadap produk tersebut telah tersimpan di dalam pikiran. Sebagai contoh, ungkapan produk itu mewah atau produk itu bergaya muda merupakan kesan Kansei terhadap produk. Umumnya Kansei yang digunakan dalam rekayasa Kansei berbentuk kata sifat, walaupun dapat pula berbentuk kata benda (Nagamachi & Lokman 2011).

35 8 Rekayasa Kansei dikembangkan sebagai teknologi yang berorientasi konsumen untuk pengembangan produk baru. Rekayasa Kansei menerjemahkan Kansei konsumen secara psikologis, dan selanjutnya menganalisa Kansei dengan menggunakan metode-metode yang dapat menerjemahkan Kansei yang telah dianalisa ke dalam bentuk elemen desain. Prinsip dari Kansei Engineering disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 Proses sistem rekayasa Kansei (Nagamachi 1995). Nagamachi (2002b) menyatakan rekayasa Kansei didefinisikan sebagai teknologi yang menerjemahkan perasaan (Kansei) konsumen terhadap suatu produk menjadi elemen desain produk tersebut. Terdapat empat hal penting dalam teknologi ini, yaitu; (1) bagaimana memahami perasaan (Kansei) konsumen terhadap suatu produk, (2) bagaimana mengidentifikasi karakteristik rancangan produk dari Kansei konsumen, (3) bagaimana membangun rekayasa Kansei sebagai teknologi, (4) bagaimana produk disesuaikan dengan trend yang selalu berubah. Nagamachi dan Lokman (2011) menyatakan produk-produk yang dikembangkan menggunakan rekayasa Kansei atau yang disebut dengan produk Kansei tidak harus mahal atau mempunyai teknologi tinggi. Produk Kansei merupakan produk yang mampu mengaktualisasikan kebutuhan dan emosi konsumen, sehingga konsumen ingin membeli produk tersebut. Keinginan dan emosi konsumen tersebut keinginan konsumen diterjemahkan baik dalam bentuk fungsi dan bentuk produk. Terdapat enam tipe Kansei Engineering yang dikembangkan, seperti dijelaskan di bawah ini (Nagamachi & Lokman 2011):

36 9 Rekayasa Kansei tipe I Klasifikasi kategori Rekayasa Kansei tipe I atau disebut klasifikasi kategori. Dalam tipe ini, Kansei konsumen terhadap suatu produk dihubungkan dengan sifat produk secara manual dengan menggunakan struktur pohon. Langkah tipe ini yaitu dengan memecahkan konsep dari target produk menjadi subkonsep-subkonsep dan selanjutnya diterjemahkan menjadi karakteristik fisik produk. Secara ringkas langkah tipe ini disajikan pada Gambar 3. Langkah-langkah dalam rekayasa Kansei tipe I yaitu, melakukan identifikasi target produk, menentukan konsep produk, atau yang diistilahkan sebagai konsep Kansei ordo-0. Selanjutnya konsep tersebut dipecah menjadi subkonsep (konsep Kansei ordo ke-1). Jika subkonsep ini belum dapat diterjemahkan dalam bentuk karakteristik fisik, maka selanjutnya dipecah lagi menjadi konsep Kansei ordo ke- 2, dan seterusnya sehingga diperoleh karakteristik desain yang sesuai. Konsep Kansei Ordo ke-0 Konsep Kansei Ordo ke-1 Konsep Kansei Ordo ke-2 Konsep Kansei Ordo ke-3 Fisik desain Konsep 1-1 Konsep A Konsep 1 Konsep B Konsep 1-2 Konsep C Konsep 2-1 Konsep Produk Konsep 2 Konsep 2-2 Konsep 2-3 Konsep 3-1 Konsep 3 Konsep P Konsep 3-2 Konsep Q Ket : A, B, C,,Q = contoh fisik desain Gambar 3 Konsep rekayasa Kansei tipe I (Nagamachi & Lokman 2011).

37 10 Contoh penggunaan rekayasa tipe I ini dilakukan untuk produk mobil sport (Nagamachi 1995; Nagamachi & Lokman 2011), Guerin (2004) juga menggunakan rekayasa Kansei tipe I untuk melakukan pengembangan desain interior pesawat. Kansei Engineering tipe II - Kansei Engineering System Tipe ini merupakan teknik menerjemahkan Kansei konsumen terhadap produk dan menerjemahkannya menjadi elemen desain produk (Gambar 4). Metode ini menggunakan basis data Kansei konsumen dan menggunakan komputer dan kecerdasan buatan (artificial intelligent) untuk menghubungkan antara Kansei dan elemen desain (Ishihara et al. 1995; Ishihara et al. 1997; Ishihara et al. 2002; Mastur & Hadi 2005). Gambar 4 Proses penerjemahan rekayasa Kansei tipe II (Nagamachi & Lokman 2011). Rekayasa Kansei Tipe III Tipe ini sama dengan tipe kedua, tapi tipe ini menggunakan model matematika untuk menghubungkan antara Kansei konsumen dan elemen desain. Nagamachi dan Lokman (2011) menggunakan rekayasa Kansei tipe ini untuk menghubungkan artikulasi suara dari suatu kata dan kesan yang ditangkap dari kata tersebut.

38 11 Hybrid Kansei Engineering Terdiri dari dua metode yaitu forward dan backward Kansei engineering. Forward Kansei engineering adalah suatu metode dimana konsumen memilih produk yang sesuai dengan Kansei-nya, selanjutnya dengan bantuan komputer akan menerjemahkan menjadi desain yang sesuai, sedangkan backward Kansei engineering rancangan desain diunduh kedalam komputer dan selanjutnya komputer akan menyediakan kata Kansei yang sesuai. Sistem yang menggunakan kedua metode diatas disebut dengan hybrid Kansei engineering, dimana konsumen dapat memasukkan kata Kansei untuk memperoleh rancangan desain, atau desainer dapat memasukkan gambar atau sketsa untuk mengetahui kata Kansei yang sesuai (Nagamachi & Lokman 2011). Kansei Engineering Tipe V Virtual Kansei Engineering Tipe ini menggunakan teknik virtual reality untuk pengumpulan data. Tipe ini digunakan oleh Electric Works dan University Hiroshima untuk merancang dapur ruang makan (Nagamachi & Lokman 2011). Hariguchi (1995) melakukan penelitian untuk mengembangkan sistem kendaraan dengan pendekatan simulator menggunakan rekayasa Kansei. Kansei Engineering Tipe VI - Collaborative Kansei Engineering Designing Pada rekayasa Kansei tipe ini menggunakan bantuan Web, dimana desainer dari lokasi yang berbeda dapat bekerja sama dalam pembuatan suatu desain produk. Pembuatan desain dilakukan dengan menggunakan basis data Kansei (Schütte 2002; Nagamachi et al. 2006). Secara umum, Schutte (2002) mengajukan tahapan prosedur pada rekayasa Kansei, sebagai berikut: Pemilihan domain (choosing the domain) Pada tahap ini dilakukan penetapan tipe produk, segmen pasar dan target grup. Pengumpulan ruang semantik (spanning the semantic space) Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan kata-kata Kansei dari majalah, brosur, internet dan lain-lain, dan selanjutnya melakukan identifikasi struktur Kansei. Identifikasi dapat dilakukan secara manual seperti affinity diagram maupun secara statistik seperti PCA dan analisis faktor.

39 12 Pengumpulan ruang atribut (spanning the space of properties) Mengumpulkan berbagai produk sejenis yang ada di pasaran. Menurut Keim et al. (2008) penilaian secara visual akan meningkatkan persepsi dan kemampuan kognitif manusia, dan dengan bantuan teknik analisis membantu untuk memperoleh pemahaman lebih jauh. Sintesis Pada tahap ini ruang semantik dan ruang atribut dihubungkan. Teknik yang dapat digunakan pada tahap ini yaitu; secara manual (Kansei engineering type I- category classification), menggunakan metode statistik (analisis regresi, Quantification theory type I) dan menggunakan metode peringkat (fuzzy set theory, genetic algorithm, neural network, rough set theory). Kansei merupakan sesuatu hal yang abstrak atau tidak dapat dipegang, sehingga pengukuran yang dilakukan berupa ekspresi yang dikeluarkan oleh manusia. Pengukuran Kansei manusia dapat dilakukan melalui: perilaku dan tindakan manusia, kata-kata yang diucapkan, mimik muka dan bahasa tubuh, dan pengukuran secara fisik seperti; detak jantung, EMG, EEG. Dalam rekayasa Kansei, konsumen diminta untuk mengungkapkan Kanseinya saat melihat suatu produk. Ungkapan tersebut disebut kata Kansei. Untuk memahami Kansei konsumen dapat digunakan semantic differensial (SD) yang dikembangkan oleh Osgood (Schütte 2002). SD digunakan sebagai teknik utama dalam memahami Kansei konsumen. Osgood menggunakan skala untuk mengkuantifikasi kata, yaitu dengan membandingkan kata dan lawan katanya, seperti ringan berat, panas dingin. Menurut Nagamachi dan Lokman (2011), dalam rekayasa Kansei penggunaan lawan kata seperti cantik jelek tidak tepat, karena tidak ada desain yang jelek, sehingga padanan kata yang digunakan adalah cantik tidak cantik, mewah tidak mewah. 2.2 Tahapan Pengembangan Produk Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Suatu produk mempunyai sifat kompleks yang dapat diraba, termasuk kemasan,

40 13 warna, harga, prestasi perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembelian untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pembeli (Shane 2008). Keberhasilan produk yang dikembangkan tergantung dari respon konsumen, produk hasil pengembangan dikatakan sukses bila mendapat respon positif dari konsumen yang diikuti dengan keinginan dan tindakan untuk membeli produk. Mengidentifikasi kebutuhan konsumen merupakan fase yang paling awal dalam mengembangkan produk, karena tahap ini menentukan arah pengembangan produk (Ulrich & Eppinger 2008). Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) proses pengambilan keputusan konsumen dalam membeli suatu produk terdiri dari tiga tahap yang saling berhubungan, yaitu tahap masukan (input), tahap proses dan tahap keluaran (output). Pada tahap masukan berupa pengenalan konsumen terhadap kebutuhan atas produk yang berasal dari usaha pemasaran produk tersebut dan pengaruh sosial dari eksternal konsumen, seperti keluarga, teman, tetangga dan sumber informal lainnya. Informasi yang diperoleh merupakan masukan yang mempengaruhi apa yang akan dibeli oleh konsumen. Tahap proses merupakan suatu tahapan dimana konsumen mengambil keputusan. Berbagai faktor psikologis mempengaruhi setiap individu. Pengalaman yang diperoleh melalui evaluasi berbagai alternatif akan mempengaruhi psikologis konsumen yang ada. Tahap keluaran dalam pengambilan keputusan terdiri dari dua kegiatan yaitu perilaku membeli dan evaluasi setelah membeli. Adanya pembelian ulang menandakan bahwa produk tersebut dapat diterima oleh konsumen (Schiffman & Kanuk 2000). Perancangan dan pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisa persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap produksi, penjualan dan pengiriman produk (Ulrich & Eppinger 2008). Ulrich dan Eppinger (2008) menambahkan bahwa tahapan pengembangan produk terbagi menjadi enam tahap, yaitu tahap perencanaan, pengembangan konsep, desain tingkat sistem, desain detail, pengujian dan perbaikan, dan tahap terakhir adalah berjalannya produksi. Proses pengembangan produk diawali dengan tahap perencanaan, yang menghubungkan penelitian lebih lanjut dan kegiatan pengembangan teknologi. Keluaran tahap perencanaan ini adalah pernyataan misi

41 14 dari proyek, yang merupakan masukan yang dibutuhkan untuk memulai tahap pengembangan konsep dan menjadi sebuah panduan bagi tim pengembangan. Hasil dari proses pengembangan produk adalah pada saat produk diluncurkan dan tersedia di pasaran. Karakter dalam pengembangan produk terbagi menjadi lima tipe (Ulrich & Eppinger 2008). Karakter tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan tujuan perusahaan, tipe ini yaitu sebagai berikut: a. Tipe generic (market pull), pada tipe ini perusahaan mengawali dengan peluang pasar kemudian mendapatkan teknologi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Contoh penerapan tipe ini yaitu pada barang-barang untuk keperluan olahraga, furnitur, dan alat bantu kerja. b. Tipe technology push, pada tipe ini perusahaan mengawali dengan suatu teknologi baru, kemudian mendapatkan pasar yang sesuai. Perbedaan dengan tipe market pull yaitu pada tahap perencanaan melibatkan kesesuaian antara teknologi dan kebutuhan pasar. Pengembangan konsep mengasumsikan bahwa teknologinya telah tersedia. c. Produk platform, pada tipe ini perusahaan mengasumsikan bahwa produk baru akan dibuat berdasarkan sub-sistem teknologi yang telah ada. Peralatan elektronik, komputer dan printer adalah beberapa contoh yang dikembangkan dengan karakter ini. d. Process intensive, pada tipe ini karakteristik produk sangat dibatasi oleh proses produksi. Pada tipe ini proses dan produk harus dikembangkan bersama-sama dari awal atau proses produksi harus dispesifikasikan sejak awal. Contoh process intensive adalah pengembangan makanan ringan, bahan kimia, semikonduktor. e. Costumized, pada tipe ini produk baru memungkinkan sedikit variasi dari model yang telah ada. Tipe ini diterapkan pada pengembangan produk saklar, motor, baterai dan kontainer. Atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar keputusan pembelian suatu produk. Menurut Kotler dan Armstrong (2008) atribut produk tersebut meliputi mutu, fitur, serta gaya dan

42 15 desain produk. Dijelaskan dalam Kotler dan Armstrong (2008), mutu produk berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan konsumen. Mutu mempunyai dua dimensi, yaitu tingkat dan konsistensi. Pada umumnya perusahaan memilih tingkat mutu yang sesuai dengan kebutuhan pasar sasaran dan tingkat mutu produk pesaing. Konsisten disini dalam arti bahwa mutu roduk mempunyai tingkat mutu yang ditargetkan dan diharapkan konsumen secara konsisten. Fitur produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk terhadap produk sejenis yang menjadi pesaing. Menjadi produsen awal yang mengenalkan fitur baru yang dibutuhkan dan dianggap bernilai menjadi salah satu cara yang efektif untuk bersaing (Kotler & Armstrong 2008) Gaya dan desain merupakan cara lain untuk menambahkan nilai bagi konsumen adalah melalui gaya dan desain produk yang khas. Desain merupakan hasil kreatifitas manusia yang diwujudkan dalam bentuk produk untuk memenuhi kebutuhan manusia. Penilaian suatu nilai desain produk didasarkan pada tiga unsur, yaitu fungsional, estetika dan ekonomi (Wardani 2003). Crawford dan Di Benedetto (2000) mengklasifikasikannya menjadi fungsi, ergonomi dan image atau estetika. Selanjutnya unsur dapat dibagi menjadi tiga faktor desain yaitu konten (isi), bentuk dan substansi. Faktor konten berupa tujuan, penggunaan, fungsi dan arti dari produk. Faktor bentuk berupa ukuran, warna dan tekstur, dan faktor substansi yaitu bahan material yang digunakan dan proses produksinya (Choi & Jun 2007). 2.3 Rotan Rotan merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu yang terdapat di Indonesia. Kata rotan dalam bahasa Melayu diturunkan dari kata raut yang berarti meraut, mengupas, melicinkan dengan bantuan benda tajam seperi pisau atau parang (Rachman & Jasni 2008). Rotan merupakan salah satu sumber hayati Indonesia, penghasil devisa negara yang cukup besar. Sebagai negara penghasil rotan terbesar, Indonesia telah memberikan sumbangan sebesar 80% kebutuhan rotan dunia. Dari jumlah tersebut 90% rotan dihasilkan dari hutan alam yang terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan sekitar 10% dihasilkan dari budidaya rotan (Kalima, 1996).

43 16 Pusat penyebaran tumbuhan rotan adalah Asia, terutama Asia Tenggara. Di daerah ini ditemui 10 genera yang meliputi 85% dari seluruh jenis rotan yang tumbuh di dunia. Dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara paling kaya akan jenis sumber daya rotan. Secara nasional tercatat 312 spesies rotan yang tersebar di Kalimantan, Sumatera, Irian Jaya, Sulawesi dan Jawa (Rachman & Jasni 2008; Kalima 1996). Rotan merupakan palem berduri yang memanjat dan hasil hutan bukan kayu yang terpenting di Indonesia (MacKinnon 1998). Rotan dapat berbatang tunggal (soliter) atau berumpun. Rotan yang tumbuh soliter hanya dipanen sekali dan tidak beregenerasi dari tunggul yang terpotong, sedangkan rotan yang tumbuh berumpun dapat dipanen terus-menerus. Rumpun terbentuk oleh berkembangnya tunas-tunas yang dihasilkan dari kuncup ketiak pada bagian bawah batang. Kuncup-kuncup tersebut berkembang sebagai rimpang pendek yang kemudian tumbuh menjadi batang di atas permukaan tanah (Dransfield & Manokaran 1996). Batang rotan berbentuk silindris dan mempunyai diameter batang berkisar antara 6 50 mm, tergantung kepada jenisnya. Bentuk batang rotan terdiri dari ruas-ruas yang panjangnya berkisar antara 10 sampai 50 cm. Ruas satu dengan yang lain dibatasi dengan buku, namun buku ini hanya terdapat di bagian luar batang, tidak membentuk sekat seperti bambu (Rachman & Jasni 2008). Walaupun mirip dengan bambu, rotan dapat dibedakan dari bambu dimana rotan mempunyai batang yang padat, sedangkan pada batang bambu terdapat rongga ditengahnya. Rotan memiliki batang yang fleksibel dan panjang, dan harus ditopang, sedangkan bambu memiliki batang yang kaku dan panjang. Secara garis besar komponen kimia penyusun rotan adalah selulosa, lignin dan zat ekstraktif (Jasni et al. 2000; Rachman & Jasni 2008). Jumlah selulosa dalam rotan persen. Selulosa pada rotan berbentuk rantai panjang dan tersusun pada dinding sel rotan. Orientasi rantai selulosa ini pada satu bagian tersusun rapat (daerah kristalit) dan pada bagian lain tersusun tidak teratur (daerah amorf). Daerah amorf ini yang mudah dimasuki atau mengeluarkan air sehingga rotan bisa mengembang atau mengerut (Rachman & Jasni 2008). Lignin merupakan komponen terbesar kedua pada rotan. Komponen lignin pada rotan berkisar persen (Rachman & Jasni 2008). Lignin berfungsi

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk furnitur semakin meningkat dengan dikeluarkannya berbagai desain produk baru oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang furnitur. Pangsa

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 37 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan produk merupakan hal yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Tahapan awal dari pengembangan produk adalah mengidentifikasi keinginan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KANSEI UNTUK EVALUASI DESAIN PRODUK KURSI MAKAN ROTAN KANSEI IDENTIFICATION FOR RATTAN DINING CHAIR DESIGN EVALUATION

IDENTIFIKASI KANSEI UNTUK EVALUASI DESAIN PRODUK KURSI MAKAN ROTAN KANSEI IDENTIFICATION FOR RATTAN DINING CHAIR DESIGN EVALUATION IDENTIFIKASI KANSEI UNTUK EVALUASI DESAIN PRODUK KURSI MAKAN ROTAN KANSEI IDENTIFICATION FOR RATTAN DINING CHAIR DESIGN EVALUATION Vonny Setiaries Johan 1, Sapta Rahardja 2, E. Gumbira-Said 2, Taufik Djatna

Lebih terperinci

7.1. Pembentukan House of Quality Elemen Desain Kursi Rotan

7.1. Pembentukan House of Quality Elemen Desain Kursi Rotan 7 INTEGRASI DESAIN Tahapan integrasi desain merupakan tahap pengintegrasian dari metodemetode yang digunakan sebelumnya. Pada tahapan ini, baik bobot yang diperoleh menggunakan analytical hierarchi process

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM EVALUASI DESAIN PRODUK BERBASIS ROTAN DENGAN PENDEKATAN REKAYASA KANSEI DAN ASSOCIATION RULES SYSTEM

PENGEMBANGAN SISTEM EVALUASI DESAIN PRODUK BERBASIS ROTAN DENGAN PENDEKATAN REKAYASA KANSEI DAN ASSOCIATION RULES SYSTEM AGROINTEK Volume 6, No.2 Agustus 2012 97 PENGEMBANGAN SISTEM EVALUASI DESAIN PRODUK BERBASIS ROTAN DENGAN PENDEKATAN REKAYASA KANSEI DAN ASSOCIATION RULES SYSTEM Vonny Setiaries Johan 1), Sapta Rahardja

Lebih terperinci

6 SISTEM EVALUASI 6.1 Data Responden Evaluasi Elemen Desain Kursi Rotan 6.2 Pengembangan Sistem Evaluasi Elemen Desain Kursi Rotan

6 SISTEM EVALUASI 6.1 Data Responden Evaluasi Elemen Desain Kursi Rotan 6.2 Pengembangan Sistem Evaluasi Elemen Desain Kursi Rotan 6 SISTEM EVALUASI Sistem evaluasi bertujuan untuk memperoleh pengetahuan antara kata Kansei dengan elemen desain yang menunjukkan kata tersebut. Pengetahuan tersebut diperoleh dari responden dengan menggunakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 2 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 22/09/2014 Perancangan Produk -

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan merupakan langkah awal dalam melakukan sebuah penelitian. Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan

Lebih terperinci

Sepatu Formal. Penunjang penampilan. Faktor Ergonomis Pengguna

Sepatu Formal. Penunjang penampilan. Faktor Ergonomis Pengguna 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sepatu sebagai alas kaki memiliki tujuan tersendiri dari para penggunanya, berbagai jenis sepatu dengan model desain yang berbeda telah banyak di kembangkan. Tujuannya

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM INDUSTRI ROTAN

4 GAMBARAN UMUM INDUSTRI ROTAN 4 GAMBARAN UMUM INDUSTRI ROTAN 4.1 Perkembangan Industri Rotan di Indonesia Sebagai negara penghasil bahan baku rotan terbesar di dunia, produk jadi rotan Indonesia tidak menunjukkan tingkat ekspor yang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEBEL DAN KERAJINAN ROTAN INDONESIA KE JEPANG OLEH IKA VIRNARISTANTI H

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEBEL DAN KERAJINAN ROTAN INDONESIA KE JEPANG OLEH IKA VIRNARISTANTI H FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEBEL DAN KERAJINAN ROTAN INDONESIA KE JEPANG OLEH IKA VIRNARISTANTI H14084011 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan dimulai pada akhir tahun 2015. MEA terbentuk dari keinginan negara-negara ASEAN untuk mewujudkan kawasan perekonomian

Lebih terperinci

KANSEI ENGINEERING. Dr. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc

KANSEI ENGINEERING. Dr. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc KANSEI ENGINEERING Dr. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc Definisi Produk Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGOLAHAN SERUNDENG DENGAN MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING

RANCANG BANGUN MESIN PENGOLAHAN SERUNDENG DENGAN MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING RANCANG BANGUN MESIN PENGOLAHAN SERUNDENG DENGAN MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING JANRIKO SIREGAR Program Studi Teknik Industri, Universitas TanjungPura. janriko_siregar@yahoo.com Abstrak- Buah kelapa

Lebih terperinci

STRATEGI IMPLEMENTASI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (SVLK) PADA INDUSTRI FURNITURE DI INDONESIA. Oleh: Indrawan

STRATEGI IMPLEMENTASI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (SVLK) PADA INDUSTRI FURNITURE DI INDONESIA. Oleh: Indrawan STRATEGI IMPLEMENTASI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (SVLK) PADA INDUSTRI FURNITURE DI INDONESIA Oleh: Indrawan PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS MANFAAT KEMITRAAN DALAM MENGELOLA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (MHBM) DALAM PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

ANALISIS MANFAAT KEMITRAAN DALAM MENGELOLA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (MHBM) DALAM PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PROVINSI SUMATERA SELATAN ANALISIS MANFAAT KEMITRAAN DALAM MENGELOLA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (MHBM) DALAM PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PROVINSI SUMATERA SELATAN WULANING DIYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN DESAIN FASILITAS KAMAR KOS MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING DAN ASSOCIATION RULE SYSTEM

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN DESAIN FASILITAS KAMAR KOS MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING DAN ASSOCIATION RULE SYSTEM LAPORAN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN DESAIN FASILITAS KAMAR KOS MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING DAN ASSOCIATION RULE SYSTEM Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian menunjukan bagaimana penelitian dilakukan dari identifikasi masalah sampai dengan analisis dan kesimpulan. Tahapan metode dari penelitian

Lebih terperinci

TRANSFORMASI BUDAYA ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK YANG DIAMBIL ALIH KEPEMILIKANNYA OLEH ASING IRVANDI GUSTARI

TRANSFORMASI BUDAYA ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK YANG DIAMBIL ALIH KEPEMILIKANNYA OLEH ASING IRVANDI GUSTARI i TRANSFORMASI BUDAYA ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK YANG DIAMBIL ALIH KEPEMILIKANNYA OLEH ASING IRVANDI GUSTARI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING DAN EVALUASI PROYEK AGROINDUSTRI JAMBU METE NAPISMAN

PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING DAN EVALUASI PROYEK AGROINDUSTRI JAMBU METE NAPISMAN PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING DAN EVALUASI PROYEK AGROINDUSTRI JAMBU METE NAPISMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAITESISDANSUMBER INFORMASI Dengan inimenyatkan

Lebih terperinci

PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI

PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Prinsip Kansei (Schütte & Eklund 2003).

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Prinsip Kansei (Schütte & Eklund 2003). 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rekayasa Kansei Rekayasa Kansei (Kansei Engineering) diperkenalkan oleh Prof. Mitsuo Nagamachi pada tahun 1970. Rekayasa Kansei adalah suatu teknologi yang menyatukan Kansei (perasaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI DI SEAMEO BIOTROP DEWI SURYANI OKTAVIA B.

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI DI SEAMEO BIOTROP DEWI SURYANI OKTAVIA B. PERANCANGAN BALANCED SCORECARD UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI DI SEAMEO BIOTROP DEWI SURYANI OKTAVIA B. PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERANCANGAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENGOPTIMALKAN KEPUASAN KONSUMEN BERDASARKAN METODE QFD-ANP

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENGOPTIMALKAN KEPUASAN KONSUMEN BERDASARKAN METODE QFD-ANP PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENGOPTIMALKAN KEPUASAN KONSUMEN BERDASARKAN METODE QFD-ANP TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN DESAIN PEKERJAAN DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN PRODUKSI CV DINAR KABUPATEN TANGERANG, PROPINSI BANTEN FENNY FARIANTI

ANALISIS HUBUNGAN DESAIN PEKERJAAN DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN PRODUKSI CV DINAR KABUPATEN TANGERANG, PROPINSI BANTEN FENNY FARIANTI ANALISIS HUBUNGAN DESAIN PEKERJAAN DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN PRODUKSI CV DINAR KABUPATEN TANGERANG, PROPINSI BANTEN FENNY FARIANTI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Dengan

Lebih terperinci

MODEL SIKAP PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP PEMANFAATAN GAS ALAM DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN KOTA GAS: STUDI KASUS KOTA TARAKAN TUBAGUS HARYONO

MODEL SIKAP PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP PEMANFAATAN GAS ALAM DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN KOTA GAS: STUDI KASUS KOTA TARAKAN TUBAGUS HARYONO MODEL SIKAP PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP PEMANFAATAN GAS ALAM DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN KOTA GAS: STUDI KASUS KOTA TARAKAN TUBAGUS HARYONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 iii

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN MEBEL BERSERTIFIKASI EKOLABEL PADA STRATIFIKASI KONSUMEN HIJAU DI JAKARTA RIRIN WULANDARI

STRATEGI PEMASARAN MEBEL BERSERTIFIKASI EKOLABEL PADA STRATIFIKASI KONSUMEN HIJAU DI JAKARTA RIRIN WULANDARI STRATEGI PEMASARAN MEBEL BERSERTIFIKASI EKOLABEL PADA STRATIFIKASI KONSUMEN HIJAU DI JAKARTA RIRIN WULANDARI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 STRATEGI PEMASARAN MEBEL BERSERTIFIKASI EKOLABEL

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Persaingan produk yang semakin terbuka merupakan tantangan bagi industri pertanian, khususnya pangan, untuk memenuhi harapan dan tuntutan konsumen akan produk

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA 1 PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT NURUL YUNIYANTI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN)

HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) (Penelitian di SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai 3 Bogor) NADIA JA FAR ABDAT

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) EKO SUPRIYANA A.14101630 PROGRAM STUDI EKSTENSI

Lebih terperinci

ANALISIS METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) BERDASARKAN NILAI CONSISTENCY RATIO TESIS IMAM MUSLEM R

ANALISIS METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) BERDASARKAN NILAI CONSISTENCY RATIO TESIS IMAM MUSLEM R ANALISIS METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) BERDASARKAN NILAI CONSISTENCY RATIO TESIS IMAM MUSLEM R 127038040 PROGRAM STUDI S2 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KAJIAN PORTFOLIO PRODUK TABUNGAN PT BANK MANDIRI (PERSERO), TBK DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA : KASUS PT BANK MANDIRI AREA SAMARINDA

KAJIAN PORTFOLIO PRODUK TABUNGAN PT BANK MANDIRI (PERSERO), TBK DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA : KASUS PT BANK MANDIRI AREA SAMARINDA KAJIAN PORTFOLIO PRODUK TABUNGAN PT BANK MANDIRI (PERSERO), TBK DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA : KASUS PT BANK MANDIRI AREA SAMARINDA BAYU TRISNO ARIEF SETIAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DAN KINERJA KEPALA SEKOLAH

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DAN KINERJA KEPALA SEKOLAH ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DAN KINERJA KEPALA SEKOLAH Studi Kasus: Sekolah Dasar Negeri Di Kabupaten Sukohardjo Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI (PREPAID CARD) LOVITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN)

HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) (Penelitian di SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai 3 Bogor) NADIA JA FAR ABDAT

Lebih terperinci

METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM PENENTUAN PRIORITAS PELAYANAN PADA PERUSAHAAN ASURANSI MARLINE SOFIANA PAENDONG

METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM PENENTUAN PRIORITAS PELAYANAN PADA PERUSAHAAN ASURANSI MARLINE SOFIANA PAENDONG METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM PENENTUAN PRIORITAS PELAYANAN PADA PERUSAHAAN ASURANSI MARLINE SOFIANA PAENDONG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAPABILITAS DINAMIK ORGANISASI PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA

MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAPABILITAS DINAMIK ORGANISASI PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAPABILITAS DINAMIK ORGANISASI PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA (Studi Kasus pada Perguruan Tinggi Swasta di Kopertis Wilayah II) MUHAMMAD YUSUF SULFARANO BARUSMAN SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antara perusahaan spring bed memaksa perusahaan harus melakukan inovasi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antara perusahaan spring bed memaksa perusahaan harus melakukan inovasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk rumah tangga yang semakin meningkat dan tingginya persaingan antara perusahaan spring bed memaksa perusahaan harus melakukan inovasi terhadap produk

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DI SEKRETARIAT KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP FIRDAUS ALIM DAMOPOLII

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DI SEKRETARIAT KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP FIRDAUS ALIM DAMOPOLII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DI SEKRETARIAT KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP FIRDAUS ALIM DAMOPOLII SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Es Puter, QFD, Industri kecil

ABSTRAK. Keywords: Es Puter, QFD, Industri kecil ABSTRAK Perancangan teknologi alat pembuat es puter (hard ice cream) telah berkembang dari manual sampai yang otomatis. Dalam merancang sebuah alat tidak hanya mempertimbangkan aspek teknologi namun juga

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALGORITMA PEMUTUAN EDAMAME MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DEDY WIRAWAN SOEDIBYO

PENGEMBANGAN ALGORITMA PEMUTUAN EDAMAME MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DEDY WIRAWAN SOEDIBYO PENGEMBANGAN ALGORITMA PEMUTUAN EDAMAME MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DEDY WIRAWAN SOEDIBYO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA Oleh AIDI RAHMAN H 24066055 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

Lebih terperinci

BAB III DISAIN PRODUK

BAB III DISAIN PRODUK BAB III DISAIN PRODUK 3.1. Pendahuluan Salah satu karakteristik manusia adalah mereka selalu berusaha mencitakan sesuatu, baik alat atau benda lainnya untuk membantu kehidupan mereka. Untuk mewejudkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Produk furnitur merupakan produk rumah tangga yang memiliki banyak fungsi dan kegunaan antara lain sebagai tempat menyimpan barang, tempat tidur, tempat duduk, dan lain sebagainya

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA

SEKOLAH PASCASARJANA ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH TERHADAP LINGKUNGAN DI KABUPATEN TANGERANG Oleh: Sri Martini PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 ANALISIS DAMPAK

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PENGUKURAN DAN PEMETAAN BATAS BIDANG TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KOTA DEPOK.

ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PENGUKURAN DAN PEMETAAN BATAS BIDANG TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KOTA DEPOK. ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PENGUKURAN DAN PEMETAAN BATAS BIDANG TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KOTA DEPOK Oleh : Bambang Irjanto PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN 2004-2012 RENALDO PRIMA SUTIKNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 1 EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Product Bundling Product bundling adalah strategi penjualan yang diterapkan di pemasaran. Product bundling mempunyai tujuan untuk memaksimalkan keuntungan dalam berbagai macam

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN : INOVASI RANCANG BANGUN FIDEKS COMPACK ENGINEERING DISETUJUI DAN DITERIMAH OLEH : DOSEN PEMBIMBING

HALAMAN PERSETUJUAN : INOVASI RANCANG BANGUN FIDEKS COMPACK ENGINEERING DISETUJUI DAN DITERIMAH OLEH : DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PERSETUJUAN NAMA : DEDI GUNAWAN NPM : 10. 322. 009 FAKULTAS PROGRAM STUDI JUDUL PROPOSAL : TEKNIK : TEKNIK INDUSTRI : INOVASI RANCANG BANGUN FIDEKS COMPACK WORKSTATION MENGGUNAKAN METODE KANSEI

Lebih terperinci

STUDI PENDEKATAN CONCURRENT ENGINEERING DALAM PERBAIKAN PRODUK SPRING BED IFRA ANNISA NIM

STUDI PENDEKATAN CONCURRENT ENGINEERING DALAM PERBAIKAN PRODUK SPRING BED IFRA ANNISA NIM STUDI PENDEKATAN CONCURRENT ENGINEERING DALAM PERBAIKAN PRODUK SPRING BED TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh : IFRA ANNISA NIM. 110403070

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGIC BUSINESS UNIT UNTUK MENINGKATKAN POTENSI INOVASI KESATUAN BISNIS MANDIRI INDUSTRI PERHUTANI

ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGIC BUSINESS UNIT UNTUK MENINGKATKAN POTENSI INOVASI KESATUAN BISNIS MANDIRI INDUSTRI PERHUTANI ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGIC BUSINESS UNIT UNTUK MENINGKATKAN POTENSI INOVASI KESATUAN BISNIS MANDIRI INDUSTRI PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT DAN BANTEN RURIN WAHYU LISTRIANA PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas rahmat dan bimbingan- Nya maka penyusun dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini sebagai salah satu persyaratan kelulusan untuk

Lebih terperinci

PENGHAMBATAN DEGRADASI SUKROSA DALAM NIRA TEBU MENGGUNAKAN GELEMBUNG GAS NITROGEN DALAM REAKTOR VENTURI BERSIRKULASI TEUKU IKHSAN AZMI

PENGHAMBATAN DEGRADASI SUKROSA DALAM NIRA TEBU MENGGUNAKAN GELEMBUNG GAS NITROGEN DALAM REAKTOR VENTURI BERSIRKULASI TEUKU IKHSAN AZMI PENGHAMBATAN DEGRADASI SUKROSA DALAM NIRA TEBU MENGGUNAKAN GELEMBUNG GAS NITROGEN DALAM REAKTOR VENTURI BERSIRKULASI TEUKU IKHSAN AZMI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISIS PANGSA PASAR DAN TATANIAGA KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TANA TORAJA DAN ENREKANG, SULAWESI SELATAN IMA AISYAH SALLATU

ANALISIS PANGSA PASAR DAN TATANIAGA KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TANA TORAJA DAN ENREKANG, SULAWESI SELATAN IMA AISYAH SALLATU ANALISIS PANGSA PASAR DAN TATANIAGA KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TANA TORAJA DAN ENREKANG, SULAWESI SELATAN IMA AISYAH SALLATU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Saya

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH i STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 iii PERNYATAAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH INTISARI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH INTISARI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI RELATIF KOMODITAS KELAPA PADA LAHAN PASANG SURUT DAN LAHAN KERING. Oleh: BEDY SUDJARMOKO

ANALISIS EFISIENSI RELATIF KOMODITAS KELAPA PADA LAHAN PASANG SURUT DAN LAHAN KERING. Oleh: BEDY SUDJARMOKO ANALISIS EFISIENSI RELATIF KOMODITAS KELAPA PADA LAHAN PASANG SURUT DAN LAHAN KERING Oleh: BEDY SUDJARMOKO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK BEDY SUDJARMOKO. Analisis Efisiensi

Lebih terperinci

ANALISA FITUR SITUS DEWAN PENGEMBANGAN KAWASAN TIMUR INDONESIA ARDIN HERSANDINI

ANALISA FITUR SITUS DEWAN PENGEMBANGAN KAWASAN TIMUR INDONESIA ARDIN HERSANDINI ANALISA FITUR SITUS DEWAN PENGEMBANGAN KAWASAN TIMUR INDONESIA ARDIN HERSANDINI PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK ARDIN HERSANDINI. Analisa Fitur Situs Dewan Pengembangan Kawasan

Lebih terperinci

PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL

PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL (Studi Kasus di Kelurahan Karadenan Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor) SRI HANDAYANI

Lebih terperinci

MODEL SUMBER DAYA MANUSIA PERBANKAN SYARIAH BERBASIS NILAI ISLAMI. Popy Novita Pasaribu P DM

MODEL SUMBER DAYA MANUSIA PERBANKAN SYARIAH BERBASIS NILAI ISLAMI. Popy Novita Pasaribu P DM MODEL SUMBER DAYA MANUSIA PERBANKAN SYARIAH BERBASIS NILAI ISLAMI Popy Novita Pasaribu P 066050133.1DM SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 MODEL SUMBER DAYA MANUSIA PERBANKAN SYARIAH

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN REDISTRIBUSI TANAH DALAM RANGKA REFORMA AGRARIA DI KABUPATEN PATI. Oleh: Darsini

ANALISIS PELAKSANAAN REDISTRIBUSI TANAH DALAM RANGKA REFORMA AGRARIA DI KABUPATEN PATI. Oleh: Darsini ANALISIS PELAKSANAAN REDISTRIBUSI TANAH DALAM RANGKA REFORMA AGRARIA DI KABUPATEN PATI Oleh: Darsini PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 Hak cipta milik

Lebih terperinci

ANALISIS DAN STRATEGI PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT SANUDIN

ANALISIS DAN STRATEGI PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT SANUDIN ANALISIS DAN STRATEGI PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT SANUDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Analisis

Lebih terperinci

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBANGUNAN DAN PEMBIAYAAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH BARAT, PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM. Oleh : CUT IDAMAN SARI

ANALISIS PEMBANGUNAN DAN PEMBIAYAAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH BARAT, PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM. Oleh : CUT IDAMAN SARI ANALISIS PEMBANGUNAN DAN PEMBIAYAAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH BARAT, PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Oleh : CUT IDAMAN SARI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Impian orang tua agar anak mereka dimasa depan dapat menjadi orang yang sukses dan unggul dalam persaingan, membuat orang tua berlomba-lomba menyekolahkan anak mereka

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN KOMODITAS DI KAWASAN AGROPOLITAN BATUMARTA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU ROSITADEVY

ANALISIS PENGEMBANGAN KOMODITAS DI KAWASAN AGROPOLITAN BATUMARTA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU ROSITADEVY ANALISIS PENGEMBANGAN KOMODITAS DI KAWASAN AGROPOLITAN BATUMARTA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU ROSITADEVY SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DAN JADWAL INDUK PRODUKSI JUS BERBAHAN BAKU BUAH SEGAR IFFAN MAFLAHAH

PENGEMBANGAN MODEL PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DAN JADWAL INDUK PRODUKSI JUS BERBAHAN BAKU BUAH SEGAR IFFAN MAFLAHAH PENGEMBANGAN MODEL PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DAN JADWAL INDUK PRODUKSI JUS BERBAHAN BAKU BUAH SEGAR IFFAN MAFLAHAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain yang memberikan pelayanan atau fasilitas pada kegiatan hidup manusia. Membuat desain mebel

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRATEGI DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PADA PT. RELIFE REALTY INDONESIA DEPOK. Oleh AKHIRUDIN ANNAFI H

PERANCANGAN STRATEGI DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PADA PT. RELIFE REALTY INDONESIA DEPOK. Oleh AKHIRUDIN ANNAFI H PERANCANGAN STRATEGI DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PADA PT. RELIFE REALTY INDONESIA DEPOK Oleh AKHIRUDIN ANNAFI H 24076005 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

DISAIN PROSES DUA TAHAP ESTERIFIKASI-TRANSESTERIFIKASI (ESTRANS) PADA PEMBUATAN METIL ESTER (BIODIESEL) DARI MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas.

DISAIN PROSES DUA TAHAP ESTERIFIKASI-TRANSESTERIFIKASI (ESTRANS) PADA PEMBUATAN METIL ESTER (BIODIESEL) DARI MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas. DISAIN PROSES DUA TAHAP ESTERIFIKASI-TRANSESTERIFIKASI (ESTRANS) PADA PEMBUATAN METIL ESTER (BIODIESEL) DARI MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas.l) Yeti Widyawati SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI PROPINSI SUMATERA SELATAN ERNIES

KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI PROPINSI SUMATERA SELATAN ERNIES KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI PROPINSI SUMATERA SELATAN ERNIES DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI PROPINSI SUMATERA

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PROMOSI KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK X CABANG BOGOR. Oleh WIDI ADIYANTO H

ANALISIS STRATEGI PROMOSI KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK X CABANG BOGOR. Oleh WIDI ADIYANTO H ANALISIS STRATEGI PROMOSI KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK X CABANG BOGOR Oleh WIDI ADIYANTO H 24066033 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HARY RACHMAT RIYADI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DALAM KAITANNYA DENGAN PENATAAN RUANG DAN KEGIATAN REHABILITASI LAHAN DI KABUPATEN SUMEDANG DIAN HERDIANA

IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DALAM KAITANNYA DENGAN PENATAAN RUANG DAN KEGIATAN REHABILITASI LAHAN DI KABUPATEN SUMEDANG DIAN HERDIANA IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DALAM KAITANNYA DENGAN PENATAAN RUANG DAN KEGIATAN REHABILITASI LAHAN DI KABUPATEN SUMEDANG DIAN HERDIANA PROGRAM STUDI ILMU PERENCANAAN WILAYAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADA PERKEBUNAN KOPI RAKYAT DI KABUPATEN TEMANGGUNG JAWA TENGAH LAKSMI WIJAYANTI

EFEKTIVITAS PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADA PERKEBUNAN KOPI RAKYAT DI KABUPATEN TEMANGGUNG JAWA TENGAH LAKSMI WIJAYANTI EFEKTIVITAS PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADA PERKEBUNAN KOPI RAKYAT DI KABUPATEN TEMANGGUNG JAWA TENGAH LAKSMI WIJAYANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

Lebih terperinci

MODEL PENGARUH PERSEPSI DAN MOTIVASI MUZAKKI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBAYAR ZAKAT PROFESI (Studi Kasus: Karyawan PT PLN Region Jawa Barat) PEMI PIDIANTI

MODEL PENGARUH PERSEPSI DAN MOTIVASI MUZAKKI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBAYAR ZAKAT PROFESI (Studi Kasus: Karyawan PT PLN Region Jawa Barat) PEMI PIDIANTI MODEL PENGARUH PERSEPSI DAN MOTIVASI MUZAKKI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBAYAR ZAKAT PROFESI (Studi Kasus: Karyawan PT PLN Region Jawa Barat) PEMI PIDIANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

TRIANDI CHANDRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

TRIANDI CHANDRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PENERAPAN ISO 9001 DI PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI DAN KONTRIBUSINYA PADA PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) SERTA PENYERAPAN TENAGA KERJA KASUS DI KABUPATEN KAMPAR TRIANDI CHANDRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

AN JUDUL ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHA PENGOMPOSAN BERSUBSIDI. Antung Deddy Radiansyah

AN JUDUL ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHA PENGOMPOSAN BERSUBSIDI. Antung Deddy Radiansyah AN JUDUL ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHA PENGOMPOSAN BERSUBSIDI Antung Deddy Radiansyah SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ii RINGKASAN H. Antung Deddy R. Analisis Keberlanjutan Usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia pada 5tahun ini mengalami peningkatan yang sangat pesat, baik untuk kendaraan beroda dua atau beroda empat. Kepemilikan

Lebih terperinci

Penanggung jawab. Supriyanto, S.TP, MP. Ir. Umi Purwandari, M.App.Sc, PhD. . Wakil Ketua Editor. Darimiyya Hidayati, S.TP, MP

Penanggung jawab. Supriyanto, S.TP, MP. Ir. Umi Purwandari, M.App.Sc, PhD. . Wakil Ketua Editor. Darimiyya Hidayati, S.TP, MP ME 6, NOMOR 2, AGUSTUS 2012 ISSN 1907-8056 AGROINTEK Penanggung jawab Supriyanto, S.TP, MP Ketua Editor Ir. Umi Purwandari, M.App.Sc, PhD. Wakil Ketua Editor Darimiyya Hidayati, S.TP, MP Editor Pelaksana

Lebih terperinci

KAJIAN PEMBUATAN EDIBEL FILM KOMPOSIT DARI KARAGENAN SEBAGAI PENGEMAS BUMBU MIE INSTANT REBUS

KAJIAN PEMBUATAN EDIBEL FILM KOMPOSIT DARI KARAGENAN SEBAGAI PENGEMAS BUMBU MIE INSTANT REBUS KAJIAN PEMBUATAN EDIBEL FILM KOMPOSIT DARI KARAGENAN SEBAGAI PENGEMAS BUMBU MIE INSTANT REBUS ENDANG MINDARWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2 0 0 6 Judul Tesis Nama NIM : Kajian

Lebih terperinci

PREDIKSI STATUS KEAKTIFAN STUDI MAHASISWA DENGAN ALGORITMA C5.0 DAN K-NEAREST NEIGHBOR IIN ERNAWATI G

PREDIKSI STATUS KEAKTIFAN STUDI MAHASISWA DENGAN ALGORITMA C5.0 DAN K-NEAREST NEIGHBOR IIN ERNAWATI G PREDIKSI STATUS KEAKTIFAN STUDI MAHASISWA DENGAN ALGORITMA C5.0 DAN K-NEAREST NEIGHBOR IIN ERNAWATI G651044054 SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

SISTEM PENGEMBANGAN PRODUK BAGAIMANA MEMBUAT HOUSE OF QUALLITY

SISTEM PENGEMBANGAN PRODUK BAGAIMANA MEMBUAT HOUSE OF QUALLITY SISTEM PENGEMBANGAN PRODUK BAGAIMANA MEMBUAT HOUSE OF QUALLITY Disusun oleh : Nama : Alfonsa Radite Asthingkara NIM : 122110085 Kelas : B PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

GITA ASTETI GINTING DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

GITA ASTETI GINTING DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan) SKRIPSI GITA ASTETI GINTING 100823002

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan banyak sumber kekayaan alam. Sebagai salah satu negara yang dilewati oleh garis khatulistiwa, Indonesia termasuk dalam wilayah yang

Lebih terperinci

KOREKSI KONSTRUKSI PERANGKAP JODANG PENANGKAP KEONG MACAN DI PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT AYU ADHITA DAMAYANTI

KOREKSI KONSTRUKSI PERANGKAP JODANG PENANGKAP KEONG MACAN DI PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT AYU ADHITA DAMAYANTI KOREKSI KONSTRUKSI PERANGKAP JODANG PENANGKAP KEONG MACAN DI PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT AYU ADHITA DAMAYANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

HENNY NAINGGOLAN /PSL

HENNY NAINGGOLAN /PSL PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA DAN TATA KERJA KOMISI PENILAI AMDAL TERHADAP KUALITAS DOKUMEN AMDAL DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS Oleh HENNY NAINGGOLAN 077004008/PSL

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN MARLIA PRATIWI.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan bebas dalam era globalisasi saat ini menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam menjalankan

Lebih terperinci