29. MELAKUKAN PEMOTRETAN MODEL GARIS Bahan Ajar C2.DDK.029

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "29. MELAKUKAN PEMOTRETAN MODEL GARIS Bahan Ajar C2.DDK.029"

Transkripsi

1 29. MELAKUKAN PEMOTRETAN MODEL GARIS Bahan Ajar C2.DDK Melakukan Pemotretan Model Garis 1

2 29. MELAKUKAN PEMOTRETAN MODEL GARIS Penyusun: Canserina Juliawardhani, S.Pd. Editor Isi: Dra. Sri Aminah Editor Bahasa: Dra. Agustina Maria B.P Melakukan Pemotretan Model Garis 2

3 Kata Pengantar Pada setiap pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan tertentu diperlukan media yang sesuai dan tepat. Sebagai salah satu bahan ajar yang tepat digunakan untuk siswa SMK adalah berupa bahan Ajar. Bahan Ajar selain dipakai sebagai sumber belajar bagi siswa juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan tertentu. Untuk sekolah menengah kejuruan, bahan Ajar merupakan media informasi yang dirasakan efektif, karena isinya yang singkat, padat informasi dan mudah dipahami bagi peserta belajar. Sehingga proses pembelajaran yang tepat guna akan dapat dicapai. Dalam Bahan Ajar ini akan dipelajari bagaimana mempelajari tentang Proses fotografi pada bidang grafika. Fotografi merupakan suatu istilah yang sehari-hari dikatakan juga sebagai Pemotretan. Menurut asalnya, foto berarti cahaya sedangkan grafi berarti menulis atau menggambar. Berdasarkan pengertian tersebut maka fotografi diartikan sebagai tulisan atau gambaran yang dikerjakan dengan cahaya. Akibat dari hal tersebut maka pekerjaan fotografi tidak terlepas dari cahaya. Untuk merealisasi kegiatan fotografi tersebut maka semua berlangsung menurut tahapan sebagai berikut : Pembentukan bayangan tajam (focussing the image) Perekaman bayangan menggunakan cahaya / penyinaran Pemrosesan bayangan yang direkam menjadi nyata Setiap tahapan kegiatan tentu dilakukan dengan mempergunakan peralatan / mesin, bahan dan cara kerja. Demikian semoga Anda dapat mempelajarinya dengan mudah dan cepat. Semarang, Desember 2013 Penyusun Canserina Juliawardhani Melakukan Pemotretan Model Garis 3

4 Daftar Isi Halaman Sampul 1 Halaman Francis 2 Kata Pengantar 3 Daftar Isi 4 Peta Kedududkan Bahan Ajar... 6 Glosarium 7 I. PENDAHULUAN A. Deskripsi.. 9 B. Prasarat.. 9 C. Petunjuk Penggunaan 9 D. Tujuan Akhir E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. 11 F. Cek Kemampuan Awal 12 II. PEMBELAJARAN A. Deskripsi.. 13 B. Kegiatan Belajar 1. Kegiatan Belajar a. Tujuan Pembelajaran.. 13 b. Uraian Materi c. Rangkuman.. 15 d. Tugas e. Lembar Kerja Peserta Didik Kegiatan Belajar a. Tujuan Pembelajaran.. 17 b. Uraian Materi.. 17 c. Rangkuman Melakukan Pemotretan Model Garis 4

5 d. Tugas 18 e. Lembar Kerja Peserta Didik Kegiatan Belajar a. Tujuan Pembelajaran.. 20 b. Uraian Materi.. 20 c. Rangkuman 28 d. Tugas e. Lembar Kerja Peserta Didik 28 III. EVALUASI A. Attitude Skills 31 B. Kognitif skills 32 C. Psikomotorik skills 32 D. Produk/benda kerja sesuai kriteria standar 33 E. Batasan waktu yang telah ditetapkan 33 IV. PENUTUP 34 Daftar Pustaka.. 35 Melakukan Pemotretan Model Garis 5

6 PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Dasar-dasar Kegrafikaan (C2.DDK) C2.DDK.042 C2.DDK.043 C2.DDK.044 C2.DDK.045 C2.DDK.046 C2.DDK.047 C2.DDK.040 C2.DDK.041 C2.DDK.039 C2.DDK.037 C2.DDK.038 C2.DDK.036 C2.DDK.034 C2.DDK.035 C2.DDK.029 C2.DDK.030 C2.DDK.031 C2.DDK.032 C2.DDK.033 C2.DDK.027 C2.DDK.028 C2.DDK.025 C2.DDK.026 C2.DDK.024 C2.DDK.018 C2.DDK.019 C2.DDK.020 C2.DDK.021 C2.DDK.022 C2.DDK.023 C2.DDK.014 C2.DDK.015 C2.DDK.016 C2.DDK.017 C2.DDK.06 C2.DDK.07 C2.DDK.08 C2.DDK.09 C2.DDK.010 C2.DDK.011 C2.DDK.013 C2.DDK.012 C2.DDK.01 C2.DDK.02 C2.DDK.03 C2.DDK.04 C2.DDK.05 Melakukan Pemotretan Model Garis 6

7 GLOSARIUM Acuan cetak Blue sensitive film Cetak ofset Densitometer Developer Diafragma Emulsi Film lith Film nada penuh Filter Fixer Fotografi Latent image Line work Lup orthochromatic Panchromatic Raster Terbuat dari logam atau bahan buatan yang dalam teknik cetak gunanya untuk mengalihkan tinta dalam pola tertentu Film yang peka terhadap cahaya biru Teknik cetak dengan bagian yang menerima tinta dan melanjutkan pada kertas, letaknya sama tinggi dengan bagian yang tidak mencetak Alat untuk mengukur kehitaman suatu bidang pada bahan kertas atau film Cairan kimia yang berfungsi menampilkan bayangan latent image Lubang pada kamera sebagai alur masuk cahaya ketika dilakukan pemotretan Bagian paling bawah lapisan film Bahan peka cahaya (film) yang dipergunakan untuk pemotretan bentuk teks, gambar gratis, gambar beraster dan pemotretan raster Bahan peka cahaya (film) yang digunakan untuk pemotretan nada penuh baik hitam putih maupun berwarna Pelindung bagian lensa utama agar tidak mudah kotor Cairan pemantap/penghenti; yaitu menghentikan proses pengembangan Perekaman gambar dengan menggunakan cahaya (berikut pemrosesannya) diatas bahan peka cahaya yang biasanya film Bayangan tersembunyi; gambar yang telah terekam dalam film hasil pemotretan sebelum diproses pengembangan Ilustrasi yang tidak beraster (ilustrasi garis) Alat pembesar yang dipergunakan untuk melihat detail gambar Film yang peka terhadap cahaya biru, hijau dan sedikit kuning Film yang peka terhadap semua warna cahaya Alat bantu pemotretan terhadap model nada penuh untuk membentuk gambar nada lengkap yang dinyatakan dalam Melakukan Pemotretan Model Garis 7

8 titik-titik Reproduksi Hasil pemotretan, pengkopian atau perbanyakan gambar asli Safety light Lampu pengaman yang dipergunakan dalam kamargelap saat pemrosesan film Tray pengembang Bak terbuat dari bahan plastik yang dipergunakan untuk menempatkan cairan kimia (bahan pengembang) Vacuum Dinding hisap udara kamera pada bidang model/film yang berfungsi untuk menahan model/film tersebut agar tidak mudah bergeser Visible image Penampakan pada film setelah dilakukan proses pengembangan Gambar model Gambar hitam putih atau berwarna atau suatu disain, potret, dsb yang ditata dengan teks siap untuk direproduksi Fotografi garis Pemotretan yang khusus hanya mengerjakan model berupa teks dan gambar jenis garis Diapositif 1. Gambar fotografi positif diatas alas bening digunakan sebagai slide yang diproyeksikan 2. Hasil cetakan yang dasarnya pekat, gambar/teksnya putih Gradasi Tingkatan kehitaman yang terdapat pada gambar nada penuh dengan urutan tingkatan sistimatis retus Pembetulan gambar negatif atau foto, supaya lebih baik untuk pengkopian atau pemotretan reproduksi, dilakukan dengan menggunakan opaque, zat warna, dan kuas kecil Melakukan Pemotretan Model Garis 8

9 BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Dalam Bahan Ajar ini anda akan mempelajari teknik Pemotretan Hitam Putih suatu model. Untuk Pemotretan Hitam Putih diperlukan standar waktu lamanya penyinaran. Suatu model yang akan direproduksi tidak begitu saja diberi penyinaran dalam jangka waktu tertentu. Tetapi harus ada standar waktu yang tepat agar menghasilkan film yang baik. Sedangkan untuk menentukan standar waktu pemotretan terlebih dahulu dilakukan uji coba pemotretan dalam beberapa tahap sampai mendapatkan waktu tertentu dengan hasil yang baik, sebab masing-masing model mempunyai standar waktu yang berbeda sesuai dengan sifat modelnya. B. Prasarat Dalam mempelajari bahan ajar ini anda harus dapat mengoperasikan kamera fotoreproduksi jenis horisontal atau vertikal, tergantung di pergunakan. Selain itu juga menguasai cara menyetel kamera tersebut. Pengenalan terhadap bagian-bagian dari kamera fotoreproduksi juga merupakan hal yang sangat diperlukan. Karena dengan mengenal operasional yang dapat mengakibatkan gagal proses pemotretan. C. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar 1. Pelajari daftar isi serta skema kedudukan bahan ajar dengan cermat dan teliti. Karena dalam skema bahan ajar akan nampak kedudukan bahan ajar yang sedang Anda pelajari dengan bahan ajar yang lain. 2. Kerjakan soal-soal dalam cek kemampuan untuk mengukur sampai sejauh mana pengetahuan yang telah Anda miliki. Melakukan Pemotretan Model Garis 9

10 3. Apabila dari soal dalam cek kemampuan telah Anda kerjakan dan 70% terjawab dengan benar, maka Anda dapat langsung menuju Evaluasi untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Tetapi apabila hasil jawaban Anda tidak mencapai 70% benar, maka Anda harus mengikuti kegiatan pemelajaran dalam bahan ajar ini. 4. Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan dengan benar untuk mempermudah dalam memahami suatu proses pekerjaan. 5. Pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang dalam penguasaan suatu pekerjaan dengan membaca secara teliti. Kemudian kerjakan soal-soal evaluasi sebagai sarana latihan. 6. Untuk menjawab tes formatif usahakan memberi jawaban yang singkat, jelas dan kerjakan sesuai dengan kemampuan Anda setelah mempelajari bahan ajar ini. 7. Bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersebut dengan baik dan bilamana perlu konsultasikan hasil tersebut pada guru/instruktur. 8. Catatlah kesulitan yang Anda dapatkan dalam bahan ajar ini untuk ditanyakan pada guru pada saat kegiatan tatap muka. Bacalah referensi lainnya yang berhubungan dengan materi bahan ajar agar Anda mendapatkan tambahan pengetahuan. D. Tujuan Akhir Setelah mempelajari bahan ajar ini diharapkan Anda dapat: o Menjelaskan persyaratan Kamar Gelap o Menjelaskan macam macam model o Menjelaskan Teknik penggunaan Kamera Vertikal / Kamera Horisontal o Menjelaskan Pemotretan Model Garis o Melakukan pemotretan Model Garis Melakukan Pemotretan Model Garis 10

11 E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar KOMPETENSI INTI 3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. KOMPETENSI DASAR 3.29 Menjelaskan pemotretan model garis. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung Melakukan pemotretan model garis. Melakukan Pemotretan Model Garis 11

12 F. Cek Kemampuan 1. Jelaskan yang dimaksud reproduksi hitam putih! 2. Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyetelan kamera! 3. Sebutkan persyaratan kamar gelap! 4. Sebutkan perlengkapan kamar gelap! 5. Sebutkan macam-macam model untuk keperluan fotoreproduksi! 6. Bagaimana penempatan model yang baik? 7. Dalam teknik fotoreproduksi apakah yang disebut dengan model! Melakukan Pemotretan Model Garis 12

13 BAB II PEMBELAJARAN A. Deskripsi Dalam melakukan pemotretan dapat dipergunakan kamera jenis horisontal atau jenis vertikal. Dari pemotretan beberapa tahap tersebut akan diperoleh satu tahap tersebut akan diperoleh satu tahap yag menghasilkan detail dan memenuhi syarat untuk dijadikan model dalam pembuatan acuan pelat cetak offset. Pemotretan berarti memberi penyinaran menggunakan kamera fotoreproduksi pada suatu model agar dapat terekam dalam film. Untuk mendapatkan hasil film yang sempurna harus memperhatikan tentang penyetelan kamera dan penyetelan ukuran. Berikutnya setelah melakukan pemotretan adalah melakukan pengembangan film yang telah disinari memakai bahan pengembang dengan beberapa tahapan. Setelah melakukan proses pengembangan akan diperoleh film dari hasil penyinaran. Pada waktu proses pengembangan hendaknya diruang kamar gelap agar mendapatkan hasil yang sempurna. B. Kegiatan Belajar 1. Kegiatan Belajar 1 a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar diharapkan Anda dapat: - Peserta didik dapat menjelaskan persyaratan Kamar Gelap - Peserta didik dapat menyebutkan perlengkapan Kamar Gelap Melakukan Pemotretan Model Garis 13

14 b. Uraian Materi Kamar Gelap (Dark Room) Dalam melakukan proses film apabila dilakukan secara manual, maka harus dilakukan dalam kamar khusus yang disebut dengan kamar gelap. Kamar gelap adalah suatu ruangan yang kedap cahaya serta cukup luasnya untuk menempatkan segala keperluan yang dibutuhkan guna keperluan pemotretan. Kamar gelap merupakan persyaratan tempat berlangsungnya proses reproduksi untuk mendapatkan hasil produksi secara sempurna karena disini kita bekerja dengan bahan yang peka cahaya. Persyaratan-persyaratan Kamar Gelap : 1. Kamar harus benar-benar gelap dan tidak ada cahaya masuk dari luar 2. Dinding kamar gelap sebaiknya dicat dengan warna abu-abu kusam yang sifatnya tidak dapat merefleksikan cahaya. 3. Hindari benda-benda yang mengkilat. 4. Ruangan kamar gelap harus mempunyai sirkulasi udara keluar. 5. Suhu ruangan sebaiknya antara derajat celcius (ber AC). 6. Adanya lampu keamanan (Safety light) yang betul-betul aman. 7. Kamar harus bersih bebas dari debu. 8. Adanya air yang harus terus mengalir pada bak pengembang. Perlengkapan Kamar Gelap Perlengkapan di dalam kamar gelap terdiri dari alat-alat yang sifatnya sebagai perlengkapan selama proses produksi berlangsung. Alat-alat tersebut antara lain : 1. Lampu merah, putih, kuning. 2. Termometer 3. Bak-bak pengembangan 4. Gunting, Timer Melakukan Pemotretan Model Garis 14

15 c. Rangkuman Kamar gelap merupakan persyaratan tempat berlangsungnya proses reproduksi untuk mendapatkan hasil produksi secara sempurna karena disini kita bekerja dengan bahan yang peka cahaya. d. Tugas a. Buatlah gambar kamar gelap b. Buatlah daftar alat-alat perlengkapan yang harus dipersiapkan dalam kamar gelap e. Lembar kerja Peserta Didik o Alat : - Penggaris - Pensil dan penghapus - Drawing pen o Bahan : - Kertas BC putih uk. A3 o Keselamatan Kerja - Ikuti instruksi yang diberikan oleh guru mata pelajaran - Usahakan gambar harus selalu bersih dan rapi o Langkah Kerja - Menyiapkan alat dan bahan - Membuat Sketsa gambar kamar gelap - Memindahkan gambar sketsa pada kertas BC dengan ukuran Yang sudah ditentukan - Membuat daftar alat-alat perlengkapan kamar gelap Melakukan Pemotretan Model Garis 15

16 Guru Mata Pelajaran Semarang,... Siswa NIP... NIS... Melakukan Pemotretan Model Garis 16

17 2. Kegiatan Belajar 2 a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar diharapkan Anda dapat: - Peserta didik dapat menjelaskan jenis-jenis model Garis b. Uraian Materi Model Garis Model garis yang baik ialah gambar dengan warna hitam pekat atau yang tertutup baik pada kertas putih-kusam dan licin. Garis-garis dan titik-titik yang sangat halus membuat pekerjaan tidak terlalu mudah, tetapi tidak perlu menimbulkan kesulitan asalkan tertutup dengan baik. Gambar-afdruk susunan huruf Gambar-afdruk susunan huruf dapat direproduksi dengan baik, bila itu adalah gambar afdruk susunan huruf yang baik pada kertas atau bahanbahan lainnya yang baik pula, dicetak dengan tekanan yang tepat dan yang lain kehitamannya merata. Gambar-garis pada bahan tembus cahaya (calqueer) Model semacam ini dapat menimbulkan kesulitan, bila bahan tembus cahayanya terlalu tebal. Karena penerangan, disekitar gambar garis terjadi bayang-bayang inti yang menyebabkan pelebaran dalam perwujudan kembali. Tulisan Mesin-tik Tulisan ini dapat menimbulkan kesulitan pada pemotretan garis, kalau terdapat huruf-huruf yang tidak tertutup dengan baik atau yang patahpatah. Gambar-garis pada kertas bernoda atau kertas menguning Gambar semacan itu biasanya memerlukan kerja penutupan tambahan. Melakukan Pemotretan Model Garis 17

18 Model Garis-halus Gambar-afdruk dari etsa tua atau ukiran tembaga yang memuat garisgaris rambut yang sangat halus dan bagian-bagian besar tetapi sangat mendetail, juga afdruk raster yang harus direproduksi lagi menurut yang disebut sistim titik demi titik dapat dianggap sebagai model halus. Melalui teknik khusus dari model-model semacam itu masih dapat diperoleh negatif garis yang bagus. Pengaruh dari pembesaran dan pengecilan Pengaruh dari pembesaran dan pengecilan model garis akan berpengaruh langsung pada mutu perwujudan kembali. Pembesaran yang berlebihan menyebabkan kekurangan-kekurangan yang ada pada model yang sangat mengganggu pada proses reproduksi, dan pengecilan yang berlebihan akan menghilangkan detail-detail yang ada. c. Rangkuman Dalam teknik foto reproduksi, yang disebut sebagai model adalah gambar asli yang akan dipotret dengan kamera reproduksi. Model garis yang baik ialah gambar dengan warna hitam pekat atau yang tertutup baik pada kertas putih-kusam dan licin. d. Tugas a. Buatlah model garis sesuai dengan perintah! b. Sebutkan macam-macam model untuk keperluan fotoreproduksi! c. Dalam teknik foto reproduksi apakah yang disebut dengan model? Melakukan Pemotretan Model Garis 18

19 e. Lembar Kerja Peserta Didik o Alat : - Lembar kerja Peserta didik - Alat alat tulis o Bahan : - Kertas HVS o Keselamatan Kerja : - Ikuti instruksi yang diberikan oleh guru mata pelajaran - Usahakan gambar harus selalu bersih dan rapi 4. Langkah Kerja - Menyiapkan alat dan bahan - Membuat Sketsa model garis - Memindahkan gambar sketsa pada kertas BC dengan ukuran Yang sudah ditentukan Guru Mata Pelajaran Semarang,... Siswa NIP... NIS... Melakukan Pemotretan Model Garis 19

20 3. Kegiatan Belajar 3 a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar diharapkan Anda dapat: - Peserta didik dapat melakukan Pemotretan Garis - Peserta didik dapat menjelaskan teknis penggunaaan Kamera vertikal atau Kamera horisontal b. Uraian Materi Menyetel Kamera Sebelum mengadakan pemotretan dengan kamera reproduksi, kamera harus disetel terlebih dahulu. Penyetelan bayangan itu merupakan bagian yang sangat penting, yang akhirnya harus menghasilkan negatif yang baik. Pada penyetelan kamera, mengenai hal bayangan pada kaca kusam atau kaca periksa, beberapa faktor tersebut dibawah ini merupakan hal yang penting yaitu ; Ukuran Ketajaman Penempatan Menyetel ukuran dan ketajaman, pada hakekatnya ialah menempatkan pada jarak yang tepat dari model terhadap obyektif (jarak benda) dan dari bayangan terhadap obyektif. Jarak benda dan jarak bayangan itu tergantung dari perbandingan dan dari jarak titik api obyektif. Karena pada tiap jarak benda terpaut jarak bayangan tertentu, maka penyetelan kamera itu terutama merupakan penyesuaian dari jarak benda dan jarak bayangan pada perbandingan reproduksi. Teknis Penggunaan Kamera Vertikal / Kamera Horisontal Pada Kamera Vertikal / Kamera Horisontal Memasang Model Model yang dipotret ditempatkan pada bingkai model, dengan terlebih dahulu membuka kaca penutup bingkainya. Untuk model refleksi maka Melakukan Pemotretan Model Garis 20

21 model itu di tempatkan di atas alasnya secara merata, sedangkan untuk model transparan alas bingkai dikeluarkan sehingga model terhimpit di antara dua kaca tersebut. Model yang akan dipotret tersebut harus mendapat penyinaran yang merata. Lampu penyinaran ditempatkan dengan kedudukan terhadap bidang model membentuk sudut 45 dan berjarak 1,5 kali diagonal dari bidang model tersebut. Bila bayangan gambar telah tepat dan tajam sesuai dengan kehendak, maka bidang film dibuka. Baru kemudian film diletakkan di atasnya pada tempat yang sesuai dengan kedudukan gambar bayangan pada bidang/kaca periksa. Kedudukan film harus merata dan dapat dipergunakan vacum. Setelah itu semua dilakukan maka kemudian baru penyinaran dilakukan. Namun suatu model yang akan direproduksi tidak begitu saja diberi penyinaran dalam jangka waktu tertentu. Tetapi harus ada standar waktu yang tepat agar menghasilkan film yang baik. Sedangkan untuk menentukan standar waktu pemotretan terlebih dahulu dilakukan uji coba pemotretan dalam beberapa tahap sampai mendapatkan waktu tertentu dengan hasil yang baik, sebab masing-masing model mempunyai standar waktu yang berbeda sesuai dengan sifat modelnya. Waktu penyinaran yang tepat untuk pemotretan model garis Perlu ditetapkan waktu penyinaran yang tepat melalui suatu percobaan pemotretan secara teliti. Untuk keperluan ini digunakan model gambar atau teks pada selembar kertas putih yang huruf-huruf hitam dan tajam yang kemudian diletakkan pada bidang model kamera. Melakukan Pemotretan Model Garis 21

22 Kamera diatur pada posisi perbandingan ukuran sama besar. Pemotretan dilaksanakan pada selembar film dengan penyinaran bertahap dengan menutup sebagian film yang dapat digeser. a. Siapkan model teks, bahan dan peralatan yang akan digunakan. b. Bersihkan bidang film dan kaca bidang model c. Tempatkan film yang telah dipotong sesuai ukuran pada bidang film. d. Tempatkan model teks pada bidang model pada posisi simetris. e. Berikan vacum pada bidang model f. Tentukan ukuran pemotretan sebesar 100% dengan mengatur jarak antara bidang model dengan lensa. Melakukan Pemotretan Model Garis 22

23 g. Tentukan diafragma sebesar f 22 dengan mengatur lebar diafragma. h. Atur kedudukan lampu kamera pada posisi 30 derajat. i. Tandai film yang akan disinari dalam 7 kali penyinaran. j. Atur waktu penyinaran selama 5 detik untuk setiap kali pemotretan. k. Sinari tahap pertama dengan cara menutup film dengan kertas hitam untuk tahap 2 s/d 7. Melakukan Pemotretan Model Garis 23

24 l. Setelah selesai melakukan penyinaran tahap pertama, lakukan penyinaran tahap kedua selama 5 detik dengan menggeser kertas hitam pada film sehingga menutupi tahap 3 s/d 7 m. Setelah selesai melakukan penyinaran tahap ketiga, lakukan penyinaran tahap keempat dengan menggeser kertas hitam, sehingga menutupi tahap 4 s/d 7. Melakukan Pemotretan Model Garis 24

25 n. Setelah selesai melakukan penyinaran tahap kelima, lakukan penyinaran tahap keenam dengan menggeser kertas hitam, sehingga menutupi tahap 7. o. Setelah selesai melakukan penyinaran tahap keenam, lakukan penyinaran tahap ketujuh dengan mengambil kertas hitam (penyinaran dilakukan tanpa ditutup kertas hitam). p. Lakukan proses pengembangan dari film yang telah disinari sebanyak 7 tahap menggunakan developer, stop-bath, fixer dan air. Melakukan Pemotretan Model Garis 25

26 q. Bandingkan hasil negative dengan model asli. Jika teks atau gambar hasilnya tebal, berarti penyinaran kurang, dan sebaliknya jika teks atau gambar menipis berarti waktu penyinaran terlalu lama. Kesimpulan : Apabila ternyata pada tahap ke 4 menunjukan hasil yang baik, maka tahap ini dijadikan sebagai standard. Sehingga akan diperoleh standard penyinaran selama 20 detik, pada pemotretan 100%, dengan menggunakan diafragma f 22. Dalam pengembangan sebaiknya harus menggunakan bahan pengembang yang masih baru dengan suhu ruangan lk. 20 C. Hal ini merupakan salah satu faktor untuk menghindari terjadinya gangguan kesempurnaan hasil pemotretan. Setelah film dikembangkan kemudian masukkan ke dalam stop bath lk. 15 detik dan fixer lk. 3-5 menit dan terakhir dicuci dengan air yang mengalir lk. 15 menit dan dikeringkan. Film kemudian diperiksa diatas meja cahaya dengan kaca pembesar untuk meneliti keseuaiannya dengan copy model. Dengan menggunakan waktu penyinaran yang berbeda-beda dari hasil pemotretan tersebut maka dapat dipilih salah satu bagian yang baik dan sempurna sesuai dengan wujud dari model aslinya. Ini berarti hasilnya merupakan dasar hitam pekat dengan huruf-huruf tajam yang tembus cahaya. Waktu penyinaran yang diperlukan untuk mendapatkan negatif yang telah dipilih tadi dijadikan dasar waktu penyinaran yang tepat dan tetap terhadap model agar hasil yang diperoleh menjadi baik dan sempurna. Lubang diafragma yang lebih besar dapat dipergunakan apabila Melakukan Pemotretan Model Garis 26

27 memerlukan waktu penyinaran yang lebih singkat. Setiap stop pengecilan lubang diafragma yang dipergunakan berarti waktu penyinaran menjadi dua kali lebih besar. Apabila menggunakan f 22 dengan waktu penyinaran 5 detik maka diperoleh hasil yang sempurna, tetapi apabila menggunakan f 32 (satu stop) maka waktu penyinarannya menjadi 10 detik, untuk mendapatkan hasil yang sama. Waktu penyinaran yang singkat biasanya akan menimbulkan kesukaran. Pada gambar berikut terlihat hasil pemotretan yang berbeda-beda karena kurang atau lebih penyinaran. Pada gambar (a) hasil pemotretan penyinaran kurang Pada gambar (b) hasil pemotretan penyinaran tepat Pada gambar (c) hasil pemotretan penyinaran lebih. (a) (b) (c) Kesukaran yang ditimbulkan diakibatkan oleh karena naik turunnya tegangan listrik yang tidak menentu, sehingga kuat nyala lampu sukar diukur. Untuk mengatasi hal tersebut maka lebih baik dipergunakan waktu penyinaran yang lebih lama sehingga variasi nyala lampu yang disebabkan ketidak-stabilan tegangan listrik dapat diatasi. Melakukan Pemotretan Model Garis 27

28 c. Rangkuman o Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyetel kamera adalah : Ukuran Ketajaman Penempatan o Penempatan model yang baik adalah dengan meletakkan model tersebut pada posisi tengah pada bidang model dan pemberian vacum yang kuat, sehingga penyinaran yang diberikan akan merata pada seluruh permukaan model. o Sedangkan untuk menentukan standart waktu pemotretan terlebih dahulu dilakukan uji coba pemotretan dalam beberapa tahap sampai mendapatkan waktu tertentu dengan hasil yang baik, sebab masingmasing model mempunyai standart waktu yang berbeda sesuai dengan sifat modelnya. d. Tugas - Lakukan pemotretan terhadap model garis / teks - Siapkan model garis - Lakukan proses pengembangan - Cek hasil pemotretan e. Lembar Kerja Peserta Didik 1. Alat : o Kamera vertikal / kamera horisontal o Alat-alat tulis o Gunting o Cutter o Pengering film Melakukan Pemotretan Model Garis 28

29 2. Bahan : o Film lith o Cairan pengembang o Model garis / teks o Silotype bening o Spiritus o Majong 3. Keselamatan Kerja : o Periksa panel listrik yang berhubungan dengan kamera o Ikuti prosedur pengoperasian kamera dengan benar (sesuai instruksi) o Pergunakan sarung tangan dan masker ketika melakukan proses pengembangan. o Memakai werpark o Cek kembali aliran listrik setelah selesai bekerja. 4. Langkah Kerja : 1. Menghidupkan mesin kamera 2. Membersihkan Kaca bidang model kamera 3. Mempelajari model 4. Memasang model pada bidang model kamera 5. Mengatur ukuran reproduksi pada skala kamera / prosentase 6. Mengatur posisi lensa bidang dan posisi bidang model kamera 7. Mengatur lubang Diafragma 8. Mencari nomor lensa 9. Melihat ketajaman bayangan pada kaca periksa 10. Menentukan waktu penyinaran Melakukan Pemotretan Model Garis 29

30 11. Memasang film pada bidang film kamera 12. Memvakum film dan menutup bidang film kamera 13. Menekan Start exspose / menekan tombol penyinaran 14. Membuka bidang film dan mematikan vakum bidang film 15. mengambil film yg sudah mendapatkan penyinaran Guru mata pelajaran Semarang,... Siswa NIP... NIS... Melakukan Pemotretan Model Garis 30

31 BAB III EVALUASI A. Attitude Skills Skor Perolehan No. (n) Aspek Sikap /ranah Noninstruksional/ (Attitude) 1. Kedisiplinan 2. Kejujuran 3. Kerja sama 4. Mengakses dan mengorganisasi informasi 5. Tanggung jawab 6. Memecahkan masalah 7. Kemandirian 8. Ketekunan Believe (B) Evaluation (E) (Preferensi oleh (Oleh Guru/ Peserta didik mentor) ybs.) Nilai Attitude (NA) = 8 Keterangan : Peserta didik dapat mengisi skor diri sendiri terlebih dahulu, kemudian diserahkan kepada guru/mentor untuk diisi dan diolah nilai NA Melakukan Pemotretan Model Garis 31

32 B. Kognitif Skills No. Soal 1. Sebutkan persyaratan kamar gelap! 2. Sebutkan perlengakapan kamar gelap! 3. Dalam teknik foto reproduksi, apakah yang disebut dengan model? 4. Sebutkan macam-macam model untuk keperluan foto reproduksi! 5. Apakah perbedaan pemotretan model garis atau teks dengan model foto hitam putih? 6. Mengapa sebelum diadakan pemotretan harus uji coba pemotretan melalui tahapan penyinaran? 7. Jelaskan mengapa kamar gelap harus kedap terhadap cahaya! 8. Sebutkan langkah kerja kamera yang akan digunakan untuk pemotretan model garis! Skor Nilai Kognitif (NA) = 10 C. Psikomotorik skills Aspek Keterampilan yang dinilai No. Aspek Keterampilan 1. Menyiapkan model garis 2. Prosedur menggunakan kamera 3. Cara menempatkan model Skor Melakukan Pemotretan Model Garis 32

33 4. Cara melakukan penyinaran 5. Cara menentukan waktu penyinaran 6. Pekerjaan diselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan D. Produk/benda kerja sesuai kriteria standar o Film Negatif yang memenuhi kreteria o Film Negatif memenuhi standart kehitaman E. Batasan waktu yang telah ditetapkan 10 x 45 menit Melakukan Pemotretan Model Garis 33

34 BAB IV PENUTUP Setelah menyelesaikan bahan ajar ini, maka peserta didik berhak untuk mengikuti tes praktik untuk menguji kompetensi yang telah dipelajari. Apabila peserta didik dinyatakan memenuhi syarat kelulusan dari hasil evaluasi dalam bahan ajar ini, maka peserta didik berhak melanjutkan ke topic/bahan ajar berikutnya. Mintalah pada pengajar/instruktur untuk melakukan uji kompetensi dengan sistem penilaiannya dilakukan langsung dari pihak dunia industri atau asosiasi profesi yang berkompeten. Atau apabila peserta didik telah menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap bahan ajar, maka hasil yang berupa nilai dari instruktur atau berupa porto folio dapat dijadikan sebagai bahan verifikasi bagi pihak industri atau asosiasi profesi. Kemudian selanjutnya hasil tersebut dapat dijadikan sebagai penentu standar pemenuhan kompetensi tertentu dan bila memenuhi syarat peserta didik berhak mendapatkan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh dunia industri atau lembaga sertifikasi profesi. Melakukan Pemotretan Model Garis 34

35 DAFTAR PUSTAKA J. Michael Adam and David D. Faux Printing technology A Medium of Visual Communications, North Scituate, Massachusetts, United States of America:Duxbury Press. Pusat Grafika Indonesia Beberapa Pokok Tentang Fotografi Garis. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pengertian dasar Tentang Fotografi Reproduksi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kejuruan Litografi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dari Model ke Reproduksi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Syarifuddin Reproduksi Hitam Putih. Jakarta:Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Ozazol Teaching Programme, Germany: Hoechst Bereich Informationstechnik Wiesbaden. Melakukan Pemotretan Model Garis 35

30. MELAKUKAN PRAKTIK PENGEMBANGAN FILM Bahan Ajar C2.DDK.030

30. MELAKUKAN PRAKTIK PENGEMBANGAN FILM Bahan Ajar C2.DDK.030 30. MELAKUKAN PRAKTIK PENGEMBANGAN FILM Bahan Ajar C2.DDK.030 2013 Melakukan Praktik Pengembangan Film 1 30. MELAKUKAN PRAKTIK PENGEMBANGAN FILM Penyusun: Canserina Juliawardhani, S.Pd. Editor Isi: Dra.

Lebih terperinci

Menggambar Unsur Unsur Tata Letak / Stefanus Y. A. D / 2013

Menggambar Unsur Unsur Tata Letak / Stefanus Y. A. D / 2013 1 KATA PENGANTAR Bahan ajar ini mempelajari tentang unsur unsur tata letak yang akan menjiwai rancangan desain komunikasi visual, agar hasil rancangan dapat berkualitas dan secara visual sedap dipandang.

Lebih terperinci

Menggambar Huruf dan Angka / Stefanus Y. A. D / 2013

Menggambar Huruf dan Angka / Stefanus Y. A. D / 2013 1 KATA PENGANTAR Bahan ajar ini mempelajari tentang bagaimana menggambar huruf dan angka. Menggambar huruf merupakan kemampuan dasar yang sebaiknya dimiliki oleh peserta didik apabila ingin mempelajari

Lebih terperinci

Melakukan Praktik Perwajahan Kartu Nama / Stefanus Y. A. D / 2013

Melakukan Praktik Perwajahan Kartu Nama / Stefanus Y. A. D / 2013 1 KATA PENGANTAR Bahan ajar ini mempelajari tentang bagaimana merancang perwajahan kartu nama. Merancang perwajahan kartu nama merupakan kemampuan dasar yang sebaiknya dimiliki oleh para peserta didik

Lebih terperinci

Melakukan Praktik Perwajahan Co-Card / Stefanus Y. A. D / 2013

Melakukan Praktik Perwajahan Co-Card / Stefanus Y. A. D / 2013 1 KATA PENGANTAR Bahan ajar ini mempelajari tentang bagaimana merancang perwajahan Co-Card. Pembahasan bahan ajar ini diawali dengan tujuan pembuatan Co- Card, ukuran, jenis, macam macam Co-Card, unsur

Lebih terperinci

PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY

PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY GRA. PRA.004 Mengerjakan Foto Reproduksi PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDI KAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

REPRODUKSI GRAFIKA FDSK Desai Produk

REPRODUKSI GRAFIKA FDSK Desai Produk Metode Produksi Grafika Modul ke: REPRODUKSI GRAFIKA Fakultas 03FDSK Hapiz Islamsyah Sudarman SA, ST. AMd graf Program Studi Desai Produk Ir. Gatot Sugiarto. B.Sc Ir. Kamil Rusdi Abdullah, M.Si YANG

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi Dalam modul ini Siswa akan mempelajari tentang menggambar proyeksi orthogonal dan berbagai istilah yang terkait dengan proyeksi tersebut yang dikenali dan dipahami. Untuk

Lebih terperinci

Menggambar Simbol dan Logo / Stefanus Y. A. D / 2013

Menggambar Simbol dan Logo / Stefanus Y. A. D / 2013 1 KATA PENGANTAR Bahan ajar ini mempelajari tentang bagaimana menggambar simbol dan logo. Menggambar simbol dan logo merupakan kemampuan dasar yang sebaiknya dimiliki oleh para peserta didik apabila ingin

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi Dalam modul ini Anda mempelajari cara membuat gambar segidelapan (0ktagona) beraturan. Segidelapan beraturan dapat dibentuk dengan bantuan lingkaran dan garis-garis bantu.

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyaratan. C. Petunjuk Penggunaan Modul

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyaratan. C. Petunjuk Penggunaan Modul BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi Dalam modul ini Anda akan mempelajari tentang macam-macam bentuk geometris dan berbagai istilah yang terkait dengan bentuk tersebut yang dikenali dan dipahami. Dari berbagai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Kristen Kanaan Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : VIII /1 Materi Pokok : Cahaya dan Alat Optik Alokasi Waktu : 6x40 menit (2 Pertemuan)

Lebih terperinci

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk; CARA SABLON MANUAL ALAT DAN BAHAN CETAK SABLON Alat: - Meja sablon, selain digunakan untuk menyablon meja ini digunakan pada saat afdruk screen. Bagian utama meja adalah kaca (tebal 5 mm), lampu neon 2

Lebih terperinci

Mengelem Hasil dari Pon

Mengelem Hasil dari Pon GRA. PUR.016 Mengelem Hasil dari Pon (kemasan lipat) dengan Mesin BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Modul ini berisi teori tentang Hiperbola dan praktek menggambarnya dengan bantuan lingkaran maupun dengan bantuan persegi panjang.

Modul ini berisi teori tentang Hiperbola dan praktek menggambarnya dengan bantuan lingkaran maupun dengan bantuan persegi panjang. BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul ini berisi teori tentang Hiperbola dan praktek menggambarnya dengan bantuan lingkaran maupun dengan bantuan persegi panjang. B. Prasyarat Dalam melaksanakan modul

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul ini berisi teori tentang Parabola dan praktek menggambarnya dengan bantuan persegi panjang. B. Prasyarat Dalam melaksanakan modul ini diperlukan prasarat telah menguasai

Lebih terperinci

GRA. PRA.011. Membuat Plate Offset Lithography

GRA. PRA.011. Membuat Plate Offset Lithography GRA. PRA.011 Membuat Plate Offset Lithography BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk penggunaan modul

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk penggunaan modul BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi Dalam modul ini Anda mempelajari cara membuat gambar segi tujuh (Heptagonal) beraturan. Segi tujuh beraturan dapat dibentuk dengan bantuan lingkaran dan garis-garis bantu.

Lebih terperinci

MENGGAMBAR RUANG. Penyusun Endro Purnomo. Bahan Ajar 2013

MENGGAMBAR RUANG. Penyusun Endro Purnomo. Bahan Ajar 2013 MENGGAMBAR RUANG Penyusun Endro Purnomo 2013 Kata Pengantar Pada setiap pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan tertentu diperlukan media yang sesuai dan tepat. Dari beberapa media yang dapat digunakan

Lebih terperinci

Modul ini terdiri dari 1 Kegiatan Belajar yaitu: BGN.GGT. 001 A Menggambar garis tegak lurus dan garis sejajar

Modul ini terdiri dari 1 Kegiatan Belajar yaitu: BGN.GGT. 001 A Menggambar garis tegak lurus dan garis sejajar . I PENDHULUN. Deskripsi Modul ini terdiri dari 1 Kegiatan elajar yaitu: GN.GGT. 001 Menggambar garis tegak lurus dan garis sejajar Pada Kegiatan elajar 1, yaitu menggambar garis tegak lurus diatas garis

Lebih terperinci

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON KODE MODUL KYU.BGN.214 (2) A Milik Negara Tidak Diperdagangkan SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INDUSTRI KAYU MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON DIREKTORAT

Lebih terperinci

GRA.SUP.001. Mengaplikasikan. Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja

GRA.SUP.001. Mengaplikasikan. Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja GRA.SUP.001 Mengaplikasikan Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

GRA. SUP.010. Mengirimkan Hasil Cetak

GRA. SUP.010. Mengirimkan Hasil Cetak GRA. SUP.010 Mengirimkan Hasil Cetak BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2004 Mengirimkan

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman mengenai sejarah film. 2. Memberikan pemahaman mengenai pengelompokan film. 3. Memberikan pemahaman mengenai bagian bagian bahan dasar film. 4. Memberikan

Lebih terperinci

BAB X REPRODUKSI PETA & REVISI PETA

BAB X REPRODUKSI PETA & REVISI PETA BAB X REPRODUKSI PETA & REVISI PETA 1. Umum Suatu hal yang biasa bila didalam reproduksi peta selalu dibuat lebih dari satu copi. Jumlah copi yang dibutuhkan tergantung dari jenis peta. Untuk peta perencanaan

Lebih terperinci

Modul ini berisi teori tentang ELIPS dan praktek menggambarnya dengan bantuan lingkaran maupun dengan bantuan persegi panjang.

Modul ini berisi teori tentang ELIPS dan praktek menggambarnya dengan bantuan lingkaran maupun dengan bantuan persegi panjang. BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul ini berisi teori tentang ELIPS dan praktek menggambarnya dengan bantuan lingkaran maupun dengan bantuan persegi panjang. B. Prasyarat Dalam melaksanakan modul ini

Lebih terperinci

Fotografi I. Oleh : A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn., M.Si

Fotografi I. Oleh : A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn., M.Si Fotografi I Oleh : A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn., M.Si Kamera Berasal dari bahasa latin Camera Obscura yang berarti kamar gelap/kotak gelap (tidak tembus sinar/cahaya) Kamera foto yg paling sederhana dpt

Lebih terperinci

Alat Optik dalam Kehidupan

Alat Optik dalam Kehidupan Mata merupakan alat optik yang terpenting bagi manusia, tetapi daya penglihatan mata manusia sangatlah terbatas. Oleh karena itu, dibuatlah alatalat optik lain untuk membantu manusia, misalnya untuk melihat

Lebih terperinci

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Bab 15 Sumber: www.pemed.com Hasil yang harus kamu capai: memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu:

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu Pertemuan ke : SMK NEGERI 1 SEYEGAN : Gambar Teknik Fabrikasi Logam : XI/1 : 1 x pertemuan (2 JP) : 6 (enam) A.

Lebih terperinci

Menggambar Raut dan Bangun

Menggambar Raut dan Bangun Menggambar Raut dan Bangun Penyusun Endro Purnomo 2013 Kata Pengantar Pada setiap pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan tertentu diperlukan media yang sesuai dan tepat. Dari beberapa media yang dapat

Lebih terperinci

FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti

FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti di mana Objek terekam pada permukaan Fotosensitif,

Lebih terperinci

Film Film merupakan media visualisasi. Melalui film, sebuah peristiwa digambarkan dan direkam dlm sebuah lapisan emulsi yg peka cahaya, shg bisa dilih

Film Film merupakan media visualisasi. Melalui film, sebuah peristiwa digambarkan dan direkam dlm sebuah lapisan emulsi yg peka cahaya, shg bisa dilih Fotografi I FILM Film Film merupakan media visualisasi. Melalui film, sebuah peristiwa digambarkan dan direkam dlm sebuah lapisan emulsi yg peka cahaya, shg bisa dilihat dan dinikmati. Sbg alat rekam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Berawal dari ketertarikan penulis terhadap para pemain dari film animasi Legend Of The Guardian yang tidak lain adalah burung hantu. Meskipun film ini berjenis

Lebih terperinci

Contoh Silabus dan RPP

Contoh Silabus dan RPP Lampiran 2 Contoh Silabus dan RPP PRODI PEDIDIKAN SAINS UNESA 2013 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa CONTOH SILABUS IPA SMP Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : IPA

Lebih terperinci

Fotografi 1. Anatomi. KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film

Fotografi 1. Anatomi. KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film Anatomi KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film KAMERA Kotak kedap cahaya yang mempunyai lobang untuk meloloskan cahaya dan tempat untuk memasang film Cahaya yang masuk melalui lobang akan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Piyungan : Prakarya (kerajinan) : VIII / Ganjil : Kerajinan dari Bahan Alam. :

Lebih terperinci

RPP 01 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RPP 01 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RPP 01 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran Peminatan Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : Fisika : MIA : XII/1 : Listrik Statis : 16 JP (4x4 JP) A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 :

Lebih terperinci

GRA. PUR.005. Mengerjakan Laminating

GRA. PUR.005. Mengerjakan Laminating GRA. PUR.005 Mengerjakan Laminating BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2004 Mengerjakan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : XI/2 Materi Pokok : OPTIK GEOMETRI Alokasi Waktu : 1 x 3 Jam Pelajaran A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Dwiwarna Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X / Dua Peminatan : MIA Materi Pokok : Optik Alokasi : 4 x 3 JP A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 :

Lebih terperinci

Modul ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN

Modul ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN Modul ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN NOVEMBER 2014 KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

Lebih terperinci

MAT. 13. Aproksimasi Kesalahan

MAT. 13. Aproksimasi Kesalahan MAT. 13. Aproksimasi Kesalahan i Kode MAT.13 Aproksimasi Kesalahan BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Piyungan : Prakarya (Kerajinan) : VII / Ganjil : Kerajinan dari Bahan aalam. : 2

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi Dalam modul ini Anda akan mempelajari Gambar Konstruksi kusen Pintu dan kusen jendela dari kayu, termasuk didalamnya menggambar denah rencana peletakan, daftar kusen serta

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) SatuanPendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Topik/Materi Pokok AlokasiWaktu : SMK Negeri 1 Pajangan : X Teknik Gambar Bangunan / Gasal : Gambar Teknik : Peralatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI. : Kerajinan dari Bahan Tekstil (Kain Flanel).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI. : Kerajinan dari Bahan Tekstil (Kain Flanel). RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Piyungan : Prakarya (Kerajinan) : VII / Ganjil : Kerajinan dari Bahan Tekstil (Kain

Lebih terperinci

Metode Produksi Grafika

Metode Produksi Grafika Modul ke: Metode Produksi Grafika FILM & PRINTING PLATE Fakultas Teknik Perencanaan Dan Desain Program Studi Desain Grafis Sudarman SA, ST. AMd graf Ir. Gatot Sigiarto Ir. Kamil Rusdi A, M.Si. Film grafika

Lebih terperinci

SERI MODUL BERBASIS KOMPETENSI PR.KLT.D.02 MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN

SERI MODUL BERBASIS KOMPETENSI PR.KLT.D.02 MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN SERI MODUL BERBASIS KOMPETENSI PR.KLT.D.02 MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Seri Modul Berbasis Kompetensi Mengolah Agarofit Menjadi Agar Kertas Penulis Carolina, S.St.Pi DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman media-media studio foto. 2. Memberikan pemahaman cara kerja media-media studio foto. 3. Memberikan pemahaman efek bayangan dari media-media studio foto.

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN KOMPOSISI FOTO DIGITAL SMK-MAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

SILABUS MATA PELAJARAN KOMPOSISI FOTO DIGITAL SMK-MAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) SILABUS MATA PELAJARAN KOMPOSISI FOTO DIGITAL SMK-MAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan : SMK Kelas : XI Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 :

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Kerajinan dari limbah organik (kulit jagung dan pelepah pisang).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Kerajinan dari limbah organik (kulit jagung dan pelepah pisang). RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Piyungan : Prakarya (kerajinan) : VIII / Ganjil : Kerajinan dari limbah organik (kulit

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK 1 Lau Maros Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : X / Satu Peminatan : MIA Materi Pokok : Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor Alokasi waktu :

Lebih terperinci

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya Cahaya sebagai media Fotografi Pencahayaan merupakan unsur dasar dari fotografi. Tanpa pencahayaan yang optimal, suatu foto tidak dapat menjadi sebuah karya yang baik. Pengetahuan tentang cahaya mutlak

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu Pertemuan ke : SMK NEGERI 1 SEYEGAN : Gambar Teknik : XI/1 : 1 x pertemuan (2 JP) : 4 (empat) A. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

BAB III Membuat Sketsa

BAB III Membuat Sketsa BAB III Membuat Sketsa Pada dasarnya sketsa merupakan sebuah gambar sederhana dengan sentuhan goresan pensil namun tetap memperlihatkan nilai estetika pada objek yang digambar. Permasalahannya menggambar

Lebih terperinci

Sablon MUDAH. Mendesain membuat. Kain Kertas Besi lastik. Kain Kertas Besi Plastik. Kain Kertas Besi Plastik. Kain Kertas Besi Plastik

Sablon MUDAH. Mendesain membuat. Kain Kertas Besi lastik. Kain Kertas Besi Plastik. Kain Kertas Besi Plastik. Kain Kertas Besi Plastik lastik MUDAH & Mendesain membuat Sablon Desa Sambirejo, Kec. Bringin, Kab. Semarang www.kampungbudaya.co.cc L angkah menya BLON 1. Menyiapkan bahan dan peralatan 2. Membuat Film Negatif (Gambar di kertas

Lebih terperinci

Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 1 Februari 2017

Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 1 Februari 2017 PENGARUH KUANTITAS AIR PEMBASAH PADA PROSES CETAK OFFSET Mohammad Djazman Addin Suryana Program Studi Teknik Grafika, Politeknik Negeri Media Kreatif PSDD Makassar e-mail : addinsuryana@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu Pertemuan ke : SMK NEGERI 1 SEYEGAN : Gambar Teknik : XI/1 : 1 x pertemuan (2 JP) : 2 (dua) A. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu Pertemuan ke : SMK NEGERI 1 SEYEGAN : Gambar Teknik Fabrikasi Logam : XI/1 : 1 x pertemuan (2 JP) : 5 (lima) A.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu Pertemuan ke : SMK NEGERI 1 SEYEGAN : Gambar Teknik : XI/1 : 1 x pertemuan (2 JP) : 3 (tiga) A. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SD Bintang Madani Kelas/Semester : IV/1 Tema : Selalu Berhemat Energi Subtema : Macam-macam Sumber Energi Pembelajaran : ke- 1 Alokasi Waktu :

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK. : Kerajinan dari Bahan Tekstil (Kai Flanel).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK. : Kerajinan dari Bahan Tekstil (Kai Flanel). RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Piyungan : Prakarya (kerajinan) : VIII / Ganjil : Kerajinan dari Bahan Tekstil

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. Modul ini terdiri dari 1 Kegiatan Belajar yaitu: BGN.GGT. 002 A Membagi garis sama besar

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. Modul ini terdiri dari 1 Kegiatan Belajar yaitu: BGN.GGT. 002 A Membagi garis sama besar . I PENDHULUN. Deskripsi Modul ini terdiri dari 1 Kegiatan elajar yaitu: GN.GGT. 002 Membagi garis sama besar Pada Kegiatan elajar yaitu mengulas tentang Membagi Garis menjadi dua bagian sama panjang..

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN 28 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Pemilihan Ide Pengkaryaan Bagan 3.1. Proses berkarya penulis 29 Seni adalah manifestasi atau perwujudan keindahan manusia yang diungkapkan melalui penciptaan

Lebih terperinci

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA A. SIFAT-SIFAT CAHAYA Sebuah benda dapat dilihat karena adanya cahaya, yang memancar atau dipantulkan dari benda tersebut, yang sampai ke mata. Cahaya menurut sumber berasalnya ada 2 macam, yaitu: 1. cahaya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I ) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu : SMP NEGERI 3 KALASAN : Seni Budaya (Seni Rupa) : VII (Tujuh) /1 (Satu) : 3 X 40 menit A. Kompetensi

Lebih terperinci

Kecepatan /rana /shutter speed Rana adalah sejenis tirai yang dapat dibuka selama waktu tertentu, misalnya 1/60 detik

Kecepatan /rana /shutter speed Rana adalah sejenis tirai yang dapat dibuka selama waktu tertentu, misalnya 1/60 detik Mengembangkan Bahan Informasi Teknik Fotografi Apa itu Fotografi? Fotografi adalah seni atau suatu proses penghasilan gambar dan cahaya yang dipantulkan oleh objek masuk ke lensa kemudian diteruskan ke

Lebih terperinci

PERTEMUAN I FOTOGRAFI dan ILMU KOMUNIKASI

PERTEMUAN I FOTOGRAFI dan ILMU KOMUNIKASI PERTEMUAN I-1 1.1 FOTOGRAFI dan ILMU KOMUNIKASI Pertanyaan : 1. Apa alasan anda memilih untuk melanjutkan sekolah? 2. Mengapa memilih Fakultas Ilmu Komunikasi? 3. Sebutkan pekerjaan yang dapat mengatur

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Piyungan : Prakarya (Kerajinan) : VII / Ganjil : Kerajinan dari Bahan Serat Alam.

Lebih terperinci

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq ALAT ALAT wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui OPTIK Sri Cahyaningsih

Lebih terperinci

ALAT - ALAT OPTIK. Bintik Kuning. Pupil Lensa. Syaraf Optik

ALAT - ALAT OPTIK. Bintik Kuning. Pupil Lensa. Syaraf Optik ALAT - ALAT OPTIK 1. Pendahuluan Alat optik banyak digunakan, baik untuk keperluan praktis dalam kehidupan seharihari maupun untuk keperluan keilmuan. Beberapa contoh alat optik antara lain: Kaca Pembesar

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI SMK-MAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

SILABUS MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI SMK-MAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) SILABUS MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI SMK-MAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan Kelas : SMK / MAK : XI Kompetensi Inti I-1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. I-2. Menghayati

Lebih terperinci

Karena ada yang menanyakan apa itu Bukaan Diafragma di kotak komentar pada blog ini, maka bersama ini saya coba menjelaskannya, semoga bermanfaat.

Karena ada yang menanyakan apa itu Bukaan Diafragma di kotak komentar pada blog ini, maka bersama ini saya coba menjelaskannya, semoga bermanfaat. Bukaan Lensa Karena ada yang menanyakan apa itu Bukaan Diafragma di kotak komentar pada blog ini, maka bersama ini saya coba menjelaskannya, semoga bermanfaat. Bukaan lensa biasa juga disebut bukaan diafragma

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Dwiwarna Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X / Satu Peminatan : IPA Alokasi Waktu : 4 x 3 JP A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Cara Pengembangan Penelitian pengembangan modul Hidrosfer sebagai Sumber Kehidupan dengan pendekatan saintifik untuk pembelajaran geografi

Lebih terperinci

GRA. PRA.014. Membuat Plate Ganda Untuk Beberapa Image

GRA. PRA.014. Membuat Plate Ganda Untuk Beberapa Image GRA. PRA.014 Membuat Plate Ganda Untuk Beberapa Image BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

TEKNIK GRAFIKA DAN INDUSTRI GRAFIKA JILID 2

TEKNIK GRAFIKA DAN INDUSTRI GRAFIKA JILID 2 Antonius Bowo Wasono, dkk. TEKNIK GRAFIKA DAN INDUSTRI GRAFIKA JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PERSIAPAN GRAFIKA

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PERSIAPAN GRAFIKA KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PERSIAPAN GRAFIKA No Inti Guru Standar Guru (SKG) Guru Mata (IPK) 1. Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural,

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Gina Gusliana, 2014

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Gina Gusliana, 2014 Soal berikut ini disusun untuk mengukur kemampuan kognitif dengan pembelajaran menggunakan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing pada materi optik dan alat

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Sekolah/Satuan Pendidikan : SMA 64 Jakarta

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Sekolah/Satuan Pendidikan : SMA 64 Jakarta RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah/Satuan Pendidikan : SMA 64 Jakarta Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/1 Materi Pokok : Vektor Alokasi Waktu : 6 Jam Pelajaran x 45 menit I. TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

RPP 02. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Fisika

RPP 02. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Fisika RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Fisika RPP 02 Peminatan Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : MIA : XII/1 : Listrik Statis : 16 JP (4x4 JP) A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 :

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Gina Gusliana, 2014

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Gina Gusliana, 2014 Soal berikut ini disusun untuk mengukur kemampuan kognitif dengan pembelajaran menggunakan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing pada materi optik dan alat

Lebih terperinci

PENJILIDAN PETA, SLIDE, FOTOKOPI, DAN TINTA

PENJILIDAN PETA, SLIDE, FOTOKOPI, DAN TINTA PENJILIDAN PETA, SLIDE, FOTOKOPI, DAN TINTA 1 PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA MODUL 5 DAN 6 BY YUNI NURJANAH 1. Pengertian dan tujuan 2. Mengenal bahan jilidan 3. Menyiapkan penjilidan 4. Jenis-jenis penjilidan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 4 (50 MENIT)

PERTEMUAN KE 4 (50 MENIT) PERTEMUAN KE 4 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan pengambilan gambar, pencucian film dan pengendalian mutu film radiografi POKOK BAHASAN : Pengambilan gambar, pencucian film dan pengendalian

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN DUA DIMENSI NON PROJEKSI

MEDIA PEMBELAJARAN DUA DIMENSI NON PROJEKSI MEDIA PEMBELAJARAN DUA DIMENSI NON PROJEKSI Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik UNY Email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Kompetensi yang ingin dicapai Menyebutkan macam-macam

Lebih terperinci

Melalui kegigihan George Eastman, dunia fotografi mengalami perkembangan yang lebih pesat. Beliau menciptakan rol film yang memberikan banyak

Melalui kegigihan George Eastman, dunia fotografi mengalami perkembangan yang lebih pesat. Beliau menciptakan rol film yang memberikan banyak D. FILM Selain kamera, film yang digunakan dalam pemotretan mengalami perkembangan tersendiri. Pertama kali film negatif muncul pada tahun 1604. Pada saat itu, Anglo Sala melakukan percobaan terhadap campuran

Lebih terperinci

TUGAS PRAKARYA: SABLON

TUGAS PRAKARYA: SABLON TUGAS PRAKARYA: SABLON Pengertian Sablon Kata sablon berasal dari bahasa Belanda yaitu schablon yang merupakan suatu teknik cetak-mencetak suatu desain grafis dengan menggunakan kain gasa atau biasa disebut

Lebih terperinci

PENGENALAN DAN PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN

PENGENALAN DAN PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGENALAN DAN PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH DONNI HELIPRIYANTO PENDAHULUAN Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang penting dalam mendukung keberhasilan proses belajar mahasiswa, disamping

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu Pertemuan ke : SMK NEGERI 1 SEYEGAN : Gambar Teknik : XI/1 : 1 x pertemuan (2 JP) : 1 (satu) A. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN I Nama Sekolah : SD Negeri Kembangsongo Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : V/2 Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit A. Standar Kompetensi Menerapkan sifat-sifat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Ide dalam proses penciptaan karya seni dapat diperoleh dari hasil pengalaman pribadi maupun pengamatan lingkungan. Kemudian, melalui proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas V SD Negeri Sumogawe 04, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang dengan jumlah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Peminatan Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA : Fisika : X / Dua : MIA : Optik : 2 x 45 Menit (pertemuan III) A. Kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMK Muhammadiyah Pakem Mata Pelajaran : Ilmu Ukur Tanah Kelas/Semester : X/1 Alokasi Waktu : 3 x pertemuan (3 x 45 menit) A. Kompetensi Inti KI 3 Memahami,

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

SILABUS MATA PELAJARAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) SILABUS MATA PELAJARAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan Kelas : SMK / MAK : XI Kompetensi Inti I-1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. I-2. Menghayati

Lebih terperinci

Created By : Lailatul Khairiah KELAS X ALAT OPTIK (KAMERA)

Created By : Lailatul Khairiah KELAS X ALAT OPTIK (KAMERA) Created By : Lailatul Khairiah 1305786 BAHAN AJAR FISIKA ALAT OPTIK (KAMERA) KELAS X MODUL FISIKA TENTANG KAMERA 0 Bismillahirahmanirrahim, KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang

Lebih terperinci

ANALISIS SILABUS MATA PELAJARAN

ANALISIS SILABUS MATA PELAJARAN ANALISIS SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK Program Keahlian : Teknik Mesin Paket Keahlian : Teknik Fabrikasi Logam Mata Pelajaran : Gambar Teknik Kelas : XI smt 1 dan 2 : 72 Jam Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang kami menulis makalah ini ialah untuk menjelaskan karya seni rupa dua dimensi secara lebih rinci. Penjelasan karya seni rupa dua dimensi akan meliputi

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci