Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 1 Februari 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 1 Februari 2017"

Transkripsi

1 PENGARUH KUANTITAS AIR PEMBASAH PADA PROSES CETAK OFFSET Mohammad Djazman Addin Suryana Program Studi Teknik Grafika, Politeknik Negeri Media Kreatif PSDD Makassar addinsuryana@yahoo.co.id Abstrak Dalam proses cetak, hanya bagian mencetak yang menerima lapisan tinta dari sistem penintaan, lalu mengalihkan ke bahan cetak, Sedangkan bagian mencetak (image area) dan bagian tidak mencetak (non image area) pada permukaan acuan cetak ofset hampir sama tinggi (jika diliat dengan kasat mata). Bagian mencetak (image area) terbentuk dari lapisan peka cahaya acuan, bersifat menarik minyak (oleophylic) atau bersifat menolak air (hydrophobic), sedangkan bagian tidak mencetak (non image area) terbentuk dari lapisan bersifat menarik air (hydrophilic) yaitu dari sifat oksida logam. Dari penelitian ini menunjukkan hasil bahwa apabila air pembasah berlebihan, maka air akan ikut melapisi bagian mencetak (image area) pada plat sehingga tinta cetak yang seharusnya melekat pada bagian mencetak (image area) tidak dapat melekat sempurna karena air pembasah tersebut. Apabila cetakan kekurangan air pembasah biasanya cetakan menjadi kotor, dimana bagian tidak mencetak (non image area) pada plat ikut pula mengambil tinta pada rol distribusi karena tidak adanya atau kurangnya air pembasah yang melapisi bagian tidak mencetak (non image area) sehingga tinta dengan mudah dapat menempel, ini berdampak pada hasil cetakan yang kotor. Kata kunci: proses cetak, air pembasah, offset I. PENDAHULUAN Proses Cetak Ofset dapat pula disebut dengan proses cetak kimia, karena untuk memisahkan bagian yang bergambar /image, yang bersifat menarik tinta, dan bagian yang tidak bergambar/non image, yang bersifat menarik air, menggunakan cara/proses kimia. Hasil dari proses kimia ini antara bagian bergambar dan bagian tidak bergambar hampir sama tingginya. Namun dengan proses kimia ini pula, dengan melalui penyinaran dan pengembangan, maka lapisan peka cahaya pada pelat yang dipersiapkan sebelumnya akan menjadi bagian yang bergambar dan bagian tidak bergambar. Karena itu dalam proses cetk ofset basah (wet-ofset) ini selalu dilengkapi dengan unit pembasahan untuk menyalurkan air pembasah dan unit penintaan untuk menyalurkan tinta ke permukaan pelat cetak. Dengan kondisi permukaan yang hampir sama tinggi (yang sangat mungkin air akan mengenai bidang gambar dan bidang tidak bergambar), maka pembasahan pada cetak ofset bertujuan untuk memberikan pembasahan/air pembasah pada bagian-bagian pelat yang tidak bergambar (non image area), tanpa merusak bagian yang bergambar (image area). Oleh karena itu, maka didalam air pembasah tidak boleh mengandung bahan kimia yang dapat merusak bagian gambarnya, merusak elemen-elemen mesin cetak serta membahayakan operatornya. Dalam proses cetak, hanya bagian mencetak yang menerima lapisan tinta dari sistem Jurnal PrintPack e-issn

2 penintaan, lalu mengalihkan ke bahan cetak, Sedangkan bagian mencetak (image area) dan bagian tidak mencetak (non image area) pada permukaan acuan cetak ofset hampir sama tinggi (jika diliat dengan kasat mata). Pada saat pemberian lapisan tinta, seluruh permukaan akan menerima tinta, hal ini tidak boleh terjadi. Bagian mencetak (image area) terbentuk dari lapisan peka cahaya acuan, bersifat menarik minyak (oleophylic) atau bersifat menolak air (hydrophobic), sedangkan bagian tidak mencetak (non image area) terbentuk dari lapisan bersifat menarik air (hydrophilic) yaitu dari sifat oksida logam. Karena tinta cetak mengandung minyak maka dari itu diperlukan peran air pembasah untuk memisahkan keduanya (bagian mencetak dan bagian tidak mencetak). Pembasahan dan penintaan pada proses cetak ofset merupakan bagian yang kritis. Kedua lapisan tinta dan air harus selalu dalam keadaan "seimbang". Jika terjadi perubahan sifat atau kondisi diantara keduanya, maka keseimbangan antara air dan tinta akan terpengaruh. Dari permasalahan diatas penulis tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang pengaruh kuantitas air pembasah terhadap proses cetak offset II. METODE A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan eksperimen. Desain penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan pelaksanaan yang diarahkan untuk mendapatkan suatu rumusan yang optimal dalam melaksanakan penelitian. Adapun tahapan dimaksud sebagai berikut : a. Tahap Persiapan, meliputi : perumusan latar belakang dan tujuan penelitian, menyusun landasan teori atau konsep dari literatur yang menyangkut dengan penelitian, merumuskan metode penelitian dan variabel penelitian b. Tahap Pelaksanaan, meliputi : eksperimen langsung c. Tahap kompilasi data dan analisa data : data disajikan dalam bentuk deskripsi, dan dianalisa, d. Tahap kesimpulan dan rekomendasi yang meliputi : penulisan hasil penelitian yang merupakan akhir dari proses penganalisaan dan dirangkum dalam kesimpulan penelitian, serta memberikan rekomendasi yang berdasarkan pada kesimpulan hasil penelitian. B. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Media Kreatif PSDD Makassar C. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah gabungan antara analisis kualitatif dan analisis kuantitatif, dimana analisis kuantitatif digunakan untuk mendukung analisis kualitatif atau metode kuantitatif sebagai fasilitator penelitian kualitatif III. HASIL Proses cetak ofset dapat pula disebutkan dengan proses cetak kimia, karena untuk memisahkan bagian yang bergambar (image area), yang bersifat menarik tinta, dan bagian yang tidak bergambar (non image area), yang bersifat menarik air, menggunakan bahan kimia. Hasil dari proses kimia ini antara bagian bergambar dan bagian tidak bergambar sama tingginya, karena itu dalam proses cetak ofset ini selalu dilengkapi dengan unit penintaan untuk menyalurkan tinta dan unit pembasahan untuk menyalurkan air pembasah. Tujuan pembasahan pada cetak ofset ialah memberikan pembasahan/air pembasah pada bagian-bagian plat yang tidak bergambar (non image area), tanpa merusak bagian yang bergambar (image area). Untuk mencapai pemisahan antara bagian gambar (image area) dan bagian tidak bergambar (non image area), maka digunakan fountain solution. Jurnal PrintPack e-issn

3 Fountain solution mempunyai beberapa fungsi, antara lain : a. standarisasi dan stabilisasi nilai ph, menurunkan nilai keasaman air b. mampu membuat air membasahi pelat cetak secara tipis dan merata c. melindungi plat cetak dari pengikisan terhadap gesekan silinder dan rol d. mempercepat standarisasi dari ink-water balance (keseimbangan antara tinta dan air) Karena tujuan itu, maka didalam air pembasah tidak boleh mengandung bahan kimia yang dapat merusak bagian gambarnya, merusak elemen-elemen mesin cetak serta membahayakan operatornya. Syarat-syarat pembasahan yang baik : a. Peralatannya tetap baik dan bersih b. Tintanya cepat mengering c. Memberikan kelembaban yang merata diseluruh permukaan pelat cetak d. Keseimbangan antara tinta dan air tetap stabil. e. Tidak mengakibatkan bintik-bintik pada gambar Sistem Pembasah Konvensional, sistem pembasah ini paling banyak dikontruksi pada mesin cetak ofset. sistem pembasah ini memanfaatkan rol jilat dan penggunaan selubung kain moolton pada rol jilat dan rol pelat. Gambar 2 : Rol bak air c. Rol distribusi, sebagi penghubung antara rol jilat yang bergerak dinamis dengan rol penghantar/rol form yang bergerak konstan d. Rol jilat, berfungsi sebagai rol penerima air dari rol bak air kemudian air berpindah ke rol distribusi e. Rol penghantar/rol form, pada system pembasah konvensional dilengkapi dengan dua rol yang terbuat dari karet yang dilapisi dengan kain moolton. Kedua rol diameternya sama, sehingga memungkinkan tekanan ke silinder plat sama. Rol penghantar tidak digerakkan oleh gigi penggerak, tetapi berputar karena tekanan atau bersentuhan dengan silinder plat dan rol distribusi. Gambar 3 : (1) Rol jilat, (2) Rol Form/Rol Penghantar Gambar 1 : konstruksi umum sistem pembasahan Sistem pembasah konvensional terdiri dari: a. Bak air, berfungsi untuk menampung air b. Rol bak air, berfungsi sebagai pusat pengaturan jumlah air dengan cara menambah atau mengurangi kecepatan putar rol. Dalam cetak ofset, nilai ph yang tidak cocok bagi cairan pembasahnya mempunyai dampak negatif terhadap hasil cetakan. Dimana kandungan asam yang terlalu tinggi dapat memperpendek umur pelat, dan tinta akan lambat kering, atau dalam kasus yang ekstrem tinta tidak dapat mengering sama sekali. Sedangkan bila nilai ph terlalu tinggi (terlalu alkali) dapat menyebabkan pembesaran titik-titik raster (dot gain), tinta Jurnal PrintPack e-issn

4 beremulsi, dan timbulnya semacam kabut tinta pada seluruh permukaan pelat yang dapat menyebabkan pelat kotor. Jadi, air pembasah yang terlalu alkali akan mengakibatkan nada lengkap tercetak lebih berat dan image area menjadi kotor. Nilai ph yang berbeda pada permukaan kertas yang bermacam-macam jenis dan permukaannya akan sangat berpengaruh pada proses cetaknya, karena tidak hanya lapisan tinta yang dialihkan oleh blanket dalam proses cetak, tetapi sejumlah kecil air juga.debu dan partikelpartikel kertas dari lapisan kertas yang dicetak cenderung melekat pada blanket yang basah. Pada garis kontak antara silinder blanket dan pelat, sebagian debu kertas itu juga akan dialihkan ke pelat, dan mencapai rol pembasah pelat. Akibatnya nilai ph kertas dapat mempengaruhi permukaan pelat maupun air pembasah. idealnya ph air pembasah adalah 5,5 5,8 karena bila terlalu asam atau terlalu basa/alkali, maka akan mempengaruhi daya lekat tinta dan mempengaruhi proses pengeringan. Pada mesin cetak ofset banyak sekali kemungkinan permasalahan yang muncul dari setiap unit atau bagian-bagian mesin. Biasanya disebabkan oleh beberapa faktor antara lain dari segi mekanik mesin itu sendiri, bahan baku yang digunakan, dan juga faktor manusia (SDM). Permasalahan-permasalahan yang timbul oleh karena faktor mesin kemungkinan bisa diminimalisir dengan perawatan secara rutin dan disertai pengecekan terhadap bagian-bagian dari mesin untuk mengetahui secara dini kondisi memang tidak layak dipakai atau agar masalah tidak timbul pada saat berlangsungnya proses produksi. Banyak sekali permasalahan yang terjadi yang dilakukan oleh manusia (SDM) yang dalam pelaksanaanya tidak tahu dalam mengatur sistem penintaan dan sistem pembasahan dengan baik sehingga cetakannyang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Pada mesin cetak ofset lembaran (MCOL), di setiap unitnya pasti memiliki permasalahan yang sering muncul. Khususnya pada unit penintaan dan unit pembasahan yang saling berhubungan satu sama lain. Apabila unit pembasahan mengalami masalah pasti juga akan berpengaruh pada penintaan dan hasil cetak. Oleh karena itu keduanya harus diperhatikan dengan baik. Berikut adalah beberapa masalah yang sering mucul pada unit pembasahan yang juga dengan otomatis mempengaruhi penintaan A. Motling Motling adalah area cetak penuh (Blok) terlihat berbintik/berkerikil/butiran titik, bintik putih dikertas. Seakan tembus terlihat, dipinggiran area cetak terlihat slurred dan tidak solid merata. 1. Penyebab Motling Penyebab dari motling antara lain : a. Setelan air terlalu besar b. Bahan baku kertas yang lemah atau permukaan kertas yang terlalu lembut c. Kelebihan tekanan antara blanket dan kertas. d. Blanket yang terlalu keras e. Tinta terlalu kuat, tinta yang ditransfer ke plat tidak efisien. 2. Penyelesaian Motling Penanganan dari masalah motling sebagai berikut : a. Kurangi setelan air, pakai prinsip ink water balance. b. Kurangi tekanan sesuai dengan spesifikasi mesin. c. Ganti dengan blanket yang lebih lunak. d. Gunakan bahan untuk mempertahankan kekenyalan blanket. B. Scumming Scumming adalah ketidakmampuan dari air pembasah untuk membersihkan non image area, 1. Penyebab Scumming Penyebab dari scumming antara lain : a. Rol tinta yang sudah tidak kenyal lagi. b. Rol air atau tinta yang diset terlalu keras. c. Menggunakan bahan pencuci yang salah. d. Pelat yang tidak tepat. e. Air pembasah yang tidak tepat. Jurnal PrintPack e-issn

5 f. Suhu rol penghubung yang terlalu panas. g. Blanket yang licin. 2. Penyelesaian scumming Penanganan dari masalah scumming sebagai berikut : a. Perhatikan kekenyalan dan settingan kondisi rol tinta. b. Perhatikan dan cek ulang tekanan rol-rol. c. Periksa ulang setting blanket. d. Ubah ph air pembasah yang sesuai C. Set Off Set Off adalah tinta yang tercetak dipermukaan kertas berpindah ke halaman belakang cetakan berikutnya. 1. Penyebab Set Off Penyebab dari set off antara lain : a. Setting atau drying ink tinta terlalu lambat. b. Daya serap tinta kurang baik, kehalusan kertas terlalu tinggi dan pori-pori kertas terlalu halus. c. Kertas lambat kering karena air pembasah terlalu tinggi/banyak. d. Spray powder tidak cukup/tidak tepat. 2. Penyelesaian Set Off Penanganan dari masalah set off sebagai berikut : a. Rubah ph air pembasah sesuai dengan spesifikasi mesin, gunakan Fontain solution yang baik, untuk mendapatkan ph yang seimbang. b. Tambahkan setting/ besaran bukaan tinta kedua. c. Atur tekanan cetak /impresi. d. Bersihkan plat silinder yang mungkin tertular tinta dari silinder blanket D. Cetakan Buram/Density tidak sesuai 1. Penyebab Cetakan buram/density tidak sesuai a. Tinta cetak yang digunakan di bawah standar b. Kertas yang digunakan di bawah standar c. Impresi/tekanan antara silinder blanket dan silinder tekan terlalu besar d. Distribusi air pembasah terlalu banyak 2. Penyelesaian cetakan buram/density tidak sesuai a. Ganti tinta cetak dengan tinta yang kualitasnya lebih baik b. Ganti kertas dengan kertas yang kualitasnya lebih baik c. Atur dan sesuaikan tekanan antara silider blanket dengan silinder tekan d. atur dan sesuaikan kecepatan rol bak air agar tidak berlebihan Setiap jenis cetakan memiliki spesifikasi yang berbeda-beda, begitupun dengan penyetelan mesin cetaknya nanti pasti berbeda. Setiap jenis cetakan memiliki kebutuhan air pembasah yang berbeda pula pada penyetelannya, cetakan yang memiliki banyak gambar dan besar serta warna yang tajam, otomatis memerlukan air pembasah yang banyak. Apabila cetakan kekurangan air pembasah biasanya cetakan menjadi kotor, dimana bagian tidak mencetak (non image area) pada plat ikut pula mengambil tinta pada rol distribusi karena tidak adanya atau kurangnya air pembasah yang melapisi bagian tidak mencetak (non image area) sehingga tinta dengan mudah dapat menempel, ini berdampak pada hasil cetakan yang kotor. Solusinya dengan menambah kecepatan rol air, kemudian menyesuaian dengan hasil cetakannya. Lain halnya dengan apabila cetakan kelebihan air pembasah, ini mungkin disebabkan karena putaran rol air yang terlalu cepat berdampak pada hasil cetakan pudar, kemudian warna yang tidak merata belang. Apabila air pembasah berlebihan maka air akan ikut melapisi bagian mencetak (image area) pada plat sehingga tinta cetak yang seharusnya melekat pada bagian mencetak (image area) tidak dapat melekat sempurna karena air pembasah tersebut. Solusinya kurangi kecepatan putaran rol air, kemudian sesuaikan dengan hasil cetakan. Jurnal PrintPack e-issn

6 IV. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Setiap unit pada mesin cetak saling berhubungan satu sama lain, khususnya unit penintaan dan unit pembasahan. Apabila unit pembasahan mengalami masalah, maka akan mempengaruhi proses penintaan pada plat, kemudian berpengaruh pada hasil cetak. 2. Peran air pembasah pada proses pencetakan cetak ofset sangatlah penting, karena dengan adanya air pembasah, pada plat dapat dibedakan bagian mencetak (image area) dan bagian tidak mencetak (non image area). 3. Kuantitas air pembasah pada sistem pembasahan juga sangat berpengaruh pada proses cetak. Apabila cetakan kelebihan air pembasah, ini mungkin disebabkan karena putaran rol air yang terlalu cepat berdampak pada hasil cetakan pudar, kemudian warna yang tidak merata belang. Apabila air pembasah berlebihan, maka air akan ikut melapisi bagian mencetak (image area) pada plat sehingga tinta cetak yang seharusnya melekat pada bagian mencetak (image area) tidak dapat melekat sempurna karena air pembasah tersebut. Apabila cetakan kekurangan air pembasah biasanya cetakan menjadi kotor, dimana bagian tidak mencetak (non image area) pada plat ikut pula mengambil tinta pada rol distribusi karena tidak adanya atau kurangnya air pembasah yang melapisi bagian tidak mencetak (non image area) sehingga tinta dengan mudah dapat menempel, ini berdampak pada hasil cetakan yang kotor. Tidak kalah pentingnya periksa kondisi air pembasah pada mesin, apakah masih layak digunakan atau tidak, jika dianggap tidak sebaiknya diganti dengan air pembasah yang baru. 3. Sesuaikan putaran rol bak air dengan jenis cetakan dan jenis kertas yang digunakan, sesuaikan pula dengan hasil cetak coba yang telah dilakukan. REFERENSI Wasono, Teknik Grafika dan Industri Grafika, 2008, Departemen Pendidikan Nasional ak-offset.html B. Saran 2. Sebelum melakukan proses pencetakan sebaiknya periksa kondisi mesin cetak terlebih dahulu, periksa setiap unitnya. Jurnal PrintPack e-issn

BAB X REPRODUKSI PETA & REVISI PETA

BAB X REPRODUKSI PETA & REVISI PETA BAB X REPRODUKSI PETA & REVISI PETA 1. Umum Suatu hal yang biasa bila didalam reproduksi peta selalu dibuat lebih dari satu copi. Jumlah copi yang dibutuhkan tergantung dari jenis peta. Untuk peta perencanaan

Lebih terperinci

Metode Produksi Grafika

Metode Produksi Grafika Modul ke: 02Fakultas Desain dan Seni Kreatif Metode Produksi Grafika KONSEP DESAIN GRAFIS Hapiz Islamsyah Program Studi Desain Produk KONSEP DESAIN GRAFIS Seorang desainer grafis harus memiliki pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Untuk mengetahui secara lebih jelasnya mengenai factor-faktor yang menyebabkan

BAB V ANALISA. Untuk mengetahui secara lebih jelasnya mengenai factor-faktor yang menyebabkan BAB V ANALISA 5.1 Diagram Fish Bone Untuk mengetahui secara lebih jelasnya mengenai factor-faktor yang menyebabkan kerusakan produk hasil cetakan set off / flek yang diterangkan diatas dan sudah dapat

Lebih terperinci

KIAT MEMILIH MESIN CETAK OFFSET LEMBARAN PENDAHULUAN

KIAT MEMILIH MESIN CETAK OFFSET LEMBARAN PENDAHULUAN KIAT MEMILIH MESIN CETAK OFFSET LEMBARAN PENDAHULUAN Perkembangan dunia grafika demikian pesat seiring dengan perkembangan teknologi computer, dimana belakangan ini banyak mesin-mesin cetak yang sudah

Lebih terperinci

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB XIII PENGECATAN A. BAB XIII PENGECATAN A. Pekerjaan Pengecatan Pada saat melakukan pengecatan baik itu tembok lama maupun baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih warna yang sesuai dengan fungsi dinding yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya di peroleh hasil bahwa data yang telah di kumpulkan layak untuk di olah dalam proses pengolahan data, dan

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM SNI 03-6798-2002 BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Tata cara ini meliputi prosedur pembuatan dan perawatan

Lebih terperinci

SOAL UJIAN UTS METODE REPRODUKSI GRAFIKA 1 SOAL PILIHAN GANDA (25 SOAL)

SOAL UJIAN UTS METODE REPRODUKSI GRAFIKA 1 SOAL PILIHAN GANDA (25 SOAL) SOAL UJIAN UTS METODE REPRODUKSI GRAFIKA 1 SOAL PILIHAN GANDA (25 SOAL) 1. Di Cina sebelum tahun 220 M yaitu pada masa Dinasti Han telah ditemukan sebuah teknik cetak yang jugs dinamakan dengan istilah:

Lebih terperinci

Lithografi ditemukan oleh aloys Senefelder (1798) Munich. Sebagai medium artistik dan alat reproduksi gambar.

Lithografi ditemukan oleh aloys Senefelder (1798) Munich. Sebagai medium artistik dan alat reproduksi gambar. lithography Metode cetak yang memanfaatkan batu kapur sebagai acuan cetaknya. Sesuai makna katanya : litho = batu / graphein = menggambar/ mencetak. Prinsip kerja : adanya tolak menolak antara air dengan

Lebih terperinci

Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 2 September 2017

Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 2 September 2017 PENGAPLIKASIAN PASTA PLASTISOL DAN PASTA RUBBER PADA KAIN COMBED 30S Mohammad Djazman Addin Suryana Program Studi Teknik Grafika, Politeknik Negeri Media Kreatif PSDD Makassar e-mail : addinsuryana@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE KERJA PRAKTEK

BAB III METODE KERJA PRAKTEK BAB III METODE KERJA PRAKTEK 3.1 Waktu dan Lokasi Kerja praktek dilaksanakan di : Nama perusahaan : CV. Indah Makmur Divisi Tempat : Pre-press : Jl. Klampis Semolo Timur VI/14 AB 151 Surabaya Jawa Timur.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam metode pelapisan plastik ABS dengan elektroplating ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, diantaranya adalah tingkat kecerahan suatu

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DESAIN

BAB IV IMPLEMENTASI DESAIN BAB IV IMPLEMENTASI DESAIN Dalam implementasi desain, kegiatan yang dilakukan terdiri dari tahapan sebagai berikut: 1. Tahap Pesiapan, 2. Tahap Implementasi Konsep ke Dalam Desain, 3. Pembuatan Plate menggunakan

Lebih terperinci

Macam-macam Teknik Cetak. Reprografika Dkv216

Macam-macam Teknik Cetak. Reprografika Dkv216 Macam-macam Teknik Cetak Reprografika Dkv216 Prinsip dasar percetakan Percetakan pada dasarnya adalah memindahkan obyek gambar dengan proses: Gambar desain (konsep) Film (media pemindah) Inking (proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Desain Desain Pada arti luas dasarnya merupakan pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu benda. Desain merupakan langkah awal sebelum memulai membuat suatu benda, seperti

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO DIAMETER TERHADAP KEDALAMAN PADA LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

PENGARUH RASIO DIAMETER TERHADAP KEDALAMAN PADA LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG TUGAS AKHIR PENGARUH RASIO DIAMETER TERHADAP KEDALAMAN PADA LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG Disusun Oleh: ADI PRABOWO D 200 040 049 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Studi Lapangan. Identifikasi Masalah. -Penanggulangan Cacat Bintik. Pengumpulan Data.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Studi Lapangan. Identifikasi Masalah. -Penanggulangan Cacat Bintik. Pengumpulan Data. BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Studi Lapangan Identifikasi Masalah -Penanggulangan Cacat Bintik Pengumpulan Data - Data Hasil Audit periode Januari 2005- September 2005 Pengolahan Data - Data Distribusi

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET

METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET SNI 19-6413-2000 1. Ruang Lingkup 1.1 Metode ini mencakup penentuan kepadatan dan berat isi tanah hasil pemadatan di lapangan atau

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (TQM) PADA LANTAI PRODUKSI CV.ABADI JAYA

USULAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (TQM) PADA LANTAI PRODUKSI CV.ABADI JAYA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Teknik Industri Semester Genap 2005/2006 USULAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (TQM) PADA LANTAI PRODUKSI CV.ABADI JAYA Setiawan Asali

Lebih terperinci

Cara uji penetrasi aspal

Cara uji penetrasi aspal SNI 2432:2011 Standar Nasional Indonesia Cara uji penetrasi aspal ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

PERANAN JASA LAUNDRY Laundry Service

PERANAN JASA LAUNDRY Laundry Service PERANAN JASA LAUNDRY Laundry Service Kepuasan para tamu akan hasil pencucian anda adalah sangat tergantung kepada diri anda, yakinkan proses pencucian yang anda lakukan sudah baik dan benar guna menciptakan

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Singkong Singkong merupakan tumbuhan umbi-umbian yang dapat tumbuh di daerah tropis dengan iklim panas dan lembab. Daerah beriklim tropis dibutuhkan singkong untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN EVALUASI

BAB IV HASIL DAN EVALUASI BAB IV HASIL DAN EVALUASI 4.1 Prosedur Kerja Praktek Pelaksanaan kerja praktek di Perusahaan CV. Sinar Jaya Printing dilakukan dalam waktu tiga bulan yang keseluruhannya di lakukan di bagian pra cetak

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data jenis cacat yang terjadi pada proses produksi di CV. Abadi Jaya diambil. Tabel 4.1 Pengumpulan Data BULAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data jenis cacat yang terjadi pada proses produksi di CV. Abadi Jaya diambil. Tabel 4.1 Pengumpulan Data BULAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Data jenis cacat yang terjadi pada proses produksi di CV. Abadi Jaya diambil dari hasil audit proses produksi periode Januari 2005-September 2005 adalah

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGECATAN

BAB III PROSES PENGECATAN BAB III PROSES PENGECATAN 3.1 JENIS PRODUK Adapun jenis produk yang akan dicat yaitu pada bagian depan motor YAMAHA JUPITER MX (front fender), dan untuk proses pengecatan dilakukan hanya pada permukaan

Lebih terperinci

Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang

Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang (Indonesian) DM-RD0004-08 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE XTR RD-M9000 DEORE XT RD-M8000 Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era percetakan digital saat ini, banyak teknik cetak yang digunakan untuk menunjang bisnis grafika yang berkembang pesat. Masing-masing teknik cetak diperuntukkan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat dijabarkan kesimpulan yang merupakan akhir dari proses penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1) Jenis cacat

Lebih terperinci

Disusun Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) JAKARTA 2015

Disusun Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) JAKARTA 2015 USULAN PERBAIKAN KUALITAS PERCETAKAN BUKU YASIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC Nama : Andi Putra Pratama NPM : 30411742 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing 1 : Dr. Ir. Sudaryanto, MSc. Pembimbing 2 :

Lebih terperinci

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika FINISHING Merupakan suatu cara / teknik yang digunakan untuk memberikan suatu sentuhan akhir/finishing dalam suatu bangunan yang di aplikasikan untuk semua elemen bangunan supaya tampilan fisik suatu bangunan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-

METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC- 41 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Lampung dengan dasar menggunakan amplop gradasi gabungan untuk campuran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Dalam penelitian ini akan mencari hubungan antara faktor air semen dengan kuat tekan menggunakan bahan lokal. Disini akan dipelajari karakteristik agregat baik

Lebih terperinci

Panduan Pemeliharaan. Daftar Isi

Panduan Pemeliharaan. Daftar Isi Panduan Pemeliharaan Baca panduan pengguna ini dengan cermat sebelum menggunakan produk dan simpan di tempat yang mudah dijangkau untuk referensi di lain waktu. Untuk penggunaan yang aman dan benar, pastikan

Lebih terperinci

atas dua bagian besar

atas dua bagian besar Secara garis besar teknologi cetak terbagi atas dua bagian besar Teknologi Cetak dengan acuan Cetak Permanen (konvensional Printing) Teknologi Cetak Tanpa Acuan Cetak Permanen (Non Impact Printing) Teknologi

Lebih terperinci

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural SNI 03-3975-1995 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural ICS Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Daftar Isi... Halaman i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1

Lebih terperinci

Materi Kuliah PROSES GERINDA. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

Materi Kuliah PROSES GERINDA. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY Materi Kuliah PROSES GERINDA Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY KEGIATAN BELAJAR 1. Kegiatan Belajar 1 : Menentukan Persyaratan Kerja a. Tujuan Pembelajaran 1 1). Peserta diklat dapat menentukan langkah kerja

Lebih terperinci

OXYFLOOR Epoxy Floor Coating

OXYFLOOR Epoxy Floor Coating PT. PUTRAMATARAM COATING INTERNATIONAL OXYFLOOR Epoxy Floor Coating AGUSTUS 2011 VOLUME 8 Pendahuluan Epoxy merupakan cat dua komponen yang terbuat dari kombinasi epoxy dan amine. Epoxy mempunyai keunggulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN EVALUASI

BAB IV HASIL DAN EVALUASI BAB IV HASIL DAN EVALUASI 4.1 Prosedur Kerja Praktek Pelaksanaan kerja praktek di CV Sinar Jaya Printing dilakukan dalam waktu dua bulan (tujuh minggu) yang keseluruhannya di lakukan di tiga departemen

Lebih terperinci

1. Gejala Listrik Statis

1. Gejala Listrik Statis 1. Gejala Listrik Statis Gejala kelistrikan diawali dengan diamatinya benda-benda yang secara tidak terduga mampu saling tarik-menarik. Batang plastik yang sudah digosok-gosokkan ke kain yang halus teramati

Lebih terperinci

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM Materi ini membahas tentang pembuatan besi tuang dan besi tempa. Tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai adalah (1) Menjelaskan peranan teknik pengecoran dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN 4.1 TUJUAN PERAWATAN WATER PUMP a) Menyediakan informasi pada pembaca dan penulis untuk mengenali gejala-gejala yang terjadi pada water pump apabila akan mengalami kerusakan.

Lebih terperinci

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penanganan Pasca Panen Lateks Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang masih segar 35 jam setelah penyadapan. Getah yang dihasilkan dari proses

Lebih terperinci

PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT

PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FPTK - UPI 2 June 2010 asolehudin@upi.edu 1 PENGENALAN CAT Salah satu metoda yang paling banyak dipergunakan

Lebih terperinci

Pengukuran Laju Korosi Aluminum 1100 dan Baja 1020 dengan Metoda Pengurangan Berat Menggunakan Salt Spray Chamber

Pengukuran Laju Korosi Aluminum 1100 dan Baja 1020 dengan Metoda Pengurangan Berat Menggunakan Salt Spray Chamber TUGAS AKHIR Pengukuran Laju Korosi Aluminum 1100 dan Baja 1020 dengan Metoda Pengurangan Berat Menggunakan Salt Spray Chamber Disusun Oleh: FEBRIANTO ANGGAR WIBOWO NIM : D 200 040 066 JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara yang digunakan dalam sebuah penelitian, sehingga dalam pelaksanaan dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pada penelitian

Lebih terperinci

Tips & Trik Rawat Printer agar Tetap Sehat

Tips & Trik Rawat Printer agar Tetap Sehat Tips & Trik Rawat Printer agar Tetap Sehat Jika tak dirawat, printer bisa saja 'ngambek' dan kinerjanya menjadi tidak optimal. Untuk itulah, printer juga perlu dirawat layaknya perangkat elektronik lainnya

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN 28 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Pemilihan Ide Pengkaryaan Bagan 3.1. Proses berkarya penulis 29 Seni adalah manifestasi atau perwujudan keindahan manusia yang diungkapkan melalui penciptaan

Lebih terperinci

Cara uji kuat tekan beton ringan isolasi

Cara uji kuat tekan beton ringan isolasi Revisi SNI 03-3421-1994 Rancangan Standar Nasional Indonesia Cara uji kuat tekan beton ringan isolasi ICS Badan Standarisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang

Lebih terperinci

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG melalui suatu pelatihan khusus.

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG melalui suatu pelatihan khusus. Seorang Pelaksana Pekerjaan Gedung memiliki : keahlian dan ketrampilan sebagaimana diterapkan dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN Sailon Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Jl.Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 Telp: 0711-353414, Fax: 0711-453211

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berkembang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berkembang sangat pesat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berkembang sangat pesat, dinamis dan maju di berbagai bidang saat ini, membuat seseorang harus dapat selalu up to date

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Kuda adalah hewan yang sangat berguna dalam keseharian sebagian besar manusia, baik itu tenaga, daging bahkan susunya, sejak dahulu memang kuda sudah diandalkan

Lebih terperinci

Prinsip proses pengawetan dengan penurunan kadar air pada bahan pangan hasil ternak. Firman Jaya

Prinsip proses pengawetan dengan penurunan kadar air pada bahan pangan hasil ternak. Firman Jaya Prinsip proses pengawetan dengan penurunan kadar air pada bahan pangan hasil ternak Firman Jaya OUTLINE PENGERINGAN PENGASAPAN PENGGARAMAN/ CURING PENGERINGAN PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 80 N < N, (25.69 < 30 ) maka jumlah data dianggap cukup karena jumlah data atau pengamatan yang teoritis sudah dilampaui oleh jumlah data yang sebenarnya atau aktual. BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan. Metode pengawetan dengan cara pengeringan merupakan metode paling tua dari semua metode pengawetan yang ada. Contoh makanan yang mengalami proses pengeringan ditemukan

Lebih terperinci

I. Produk Sablon Kertas

I. Produk Sablon Kertas {jcomments on}sablon kertas adalah salah satu jenis ketrampilan cetak sablon, yang termasuk kedalam kelompok Cetak Sablon Basis Minyak, dengan memahami cetak sablon kertas maka akan sangat mudah untuk

Lebih terperinci

Cara identifikasi aspal emulsi kationik mantap cepat

Cara identifikasi aspal emulsi kationik mantap cepat Standar Nasional Indonesia Cara identifikasi aspal emulsi kationik mantap cepat ICS Badan Standardisasi Nasional B SN Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1

Lebih terperinci

Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 2 September 2017

Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 2 September 2017 PEMILIHAN KOMBINASI TERBAIK KERTAS-TINTA MENGGUNAKAN METODE ANP Sarmada Program Studi Teknik Grafika, Politeknik Negeri Media Kreatif e-mail : smd@polimedia.ac.id Abstrak Dalam industri percetakan penentuan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI FERDINAND FASSA, S.T., M.T. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA 2016 1 I. PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR A. Pendahuluan Pasir adalah butiran butiran mineral yang

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 26 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Proses berkesenian atau dalam hal ini adalah berkarya seni grafis tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dan alam, karya grafis merupakan manifestasi

Lebih terperinci

Para konsumen yang kami hormati, terima kasih telah memilih Mesin Pemeras Minyak kami.

Para konsumen yang kami hormati, terima kasih telah memilih Mesin Pemeras Minyak kami. Bahasa Indonesia Para konsumen yang kami hormati, terima kasih telah memilih Mesin Pemeras Minyak kami. Agar alat ini dapat berfungsi dengan baik, mohon baca dan simpan buku petunjuk penggunan ini dengan

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani Oleh: Ir. Nur Asni, MS PENDAHULUAN Tanaman kopi (Coffea.sp) merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan sebagai

Lebih terperinci

Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan

Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan konsekuensi meningkatnya luas permukaan. Ukuran partikel atau

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. B. Bahan Bahan yang digunakan dalam

Lebih terperinci

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,

Lebih terperinci

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA Isolator memegang peranan penting dalam penyaluran daya listrik dari gardu induk ke gardu distribusi. Isolator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

Pemindah Gigi Belakang

Pemindah Gigi Belakang (Indonesian) DM-MBRD001-04 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Pemindah Gigi Belakang SLX RD-M7000 DEORE RD-M6000 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING... 3 UNTUK

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PERSIAPAN GRAFIKA

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PERSIAPAN GRAFIKA KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PERSIAPAN GRAFIKA No Inti Guru Standar Guru (SKG) Guru Mata (IPK) 1. Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural,

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

International Quality Waterproofing

International Quality Waterproofing International Quality Waterproofing Hidup di negara tropis, kita dihadapkan pada cuaca yang cukup ekstrim yang datang silih berganti, yaitu panas matahari yang terik dan curah hujan yang tinggi. Menghadapi

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN SETERIKA DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN SETERIKA DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN SETERIKA DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahuntahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan seksama,

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBELIAN HEMNES. Perabotan kamar mandi

PANDUAN PEMBELIAN HEMNES. Perabotan kamar mandi PANDUAN PEMBELIAN HEMNES Perabotan kamar mandi PERAWATAN Bersihkan perabotan dengan kain bersih yang dibasahi dengan air atau deterjen ringan, kemudian keringkan dengan kain bersih. Semua noda bekas air

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 PENGUKURAN VISKOSITAS MINYAK NYAMPLUNG Nilai viskositas adalah nilai yang menunjukan kekentalan suatu fluida. semakin kental suatu fuida maka nilai viskositasnya semakin besar,

Lebih terperinci

USER MANUAL M Last ref Nov 2015

USER MANUAL M Last ref Nov 2015 USER MANUAL M301 Last ref Nov 2015 www.advanceproduct.com 0804 1 98 98 98 Terima kasih telah membeli Power Relax. Mohon membaca dan memperhatikan buku manual ini tentang petunjuk keamanan sebelum menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Mulai Identifikasi Masalah Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan Pengujian Aspal Pengujian Agregat Pengujian filler Syarat Bahan Dasar Tidak Memenuhi Uji Marshall

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

TEKNIK PENGECORAN Halaman 1 dari 6

TEKNIK PENGECORAN Halaman 1 dari 6 KOMPETENSI : Operasi peleburan KODE : M4.1A DURASI PEMELAJARAN : 100 Jam @ 45 menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G 2 1 2 3 1 2 1 KONDISI KINERJA Meliputi tunggal atau ganda, kokas, minyak, gas atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di Laboraturium Bahan Konstruksi Teknik Universitas Mercu Buana, kemudian menguji kuat tekan pada umur

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi 5 BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan satu diantara peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi konstruksi, tempat

Lebih terperinci

Didesain agar nyaman dan tahan lama.

Didesain agar nyaman dan tahan lama. Didesain agar nyaman dan tahan lama. Inter IKEA Systems B.V. 2015 Sebagian besar dari kita menghabiskan banyak waktu di meja, baik saat bekerja di kantor maupun di rumah. Itulah mengapa ruang kerja yang

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG Disusun : RULENDRO PRASETYO NIM : D 200 040 074 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN

BAB III METODE PENGUJIAN BAB III METODE PENGUJIAN Pengujian dilaksanakan seluruhnya di Laboratorium Geomekanika, Program Studi Teknik Pertambangan-ITB. Pengujian meliputi preparasi contoh batuan, uji sifat fisik, uji ultrasonik,

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut. BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Klasifikasi Gedung dan Risiko Kebakaran Proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya Malang merupakan bangunan yang diperuntukkan untuk gedung rumah sakit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan merupakan proses penyambungan setempat dari logam dengan menggunakan energi panas. Akibat panas maka logam di sekitar lasan akan mengalami siklus termal

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN REM 4.1 PENGERTIAN PERAWATAN Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal

Lebih terperinci

METODE PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON DI LAPANGAN BAB I DESKRIPSI

METODE PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON DI LAPANGAN BAB I DESKRIPSI METODE PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON DI LAPANGAN BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji di Lapangan ini mencakup : 1) Cara pembuatan dan perawatan benda uji

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,

Lebih terperinci