BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kondisi Perusahaan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Yang Ada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kondisi Perusahaan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Yang Ada"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Kondisi Perusahaan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Yang Ada Dalam bab ini, dilakukan analisis kondisi perusahaan mengenai perlakuan akuntansi bagi aset biolojik yang berupa tanaman. Standar akuntansi yang akan digunakan sebagai pembanding dari kondisi perusahaan adalah PSAK 32: Kehutanan yang sudah dicabut, IAS 41: Agriculture, Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Perkebunan dari Bapepam, dan peraturan Menteri Kehutanan mengenai Pedoman Pelaporan Keuangan Pemanfaatan Hutan Produksi dan Pengelolaan Hutan. Analisis perbandingan tersebut akan dibagi menjadi tiga bagian yaitu dilihat secara pengakuan, pengukuran, dan penyajian dalam laporan keuanganya. Untuk melakukan analisa ini, peneliti akan membandingkan standar-standar akuntansi yang sesuai dengan bidang agribisnis dengan produk agrikultur. Aset biolojik tersebut dikelompokkan berdasarkan tiga jenis yaitu, tanaman yang masih bibit menghasilkan, tanaman pada saat masa panen, dan produk jadi agrikultur tersebut. Dalam penelitian ini, dikarenakan usaha agribisnis kelapa sawit yang akan dijadikan objek penelitian maka tanaman berupa kelapa sawit, tanaman kelapa sawit pada saat panen berupa tandan buah segar, dan produk kelapa sawit setelah melalui proses pengilangan minyak menjadi minyak kelapa sawit dan siap dijual. Masingmasing dari tahapan tersebut mempunyai perlakuan akuntansi yang berbeda-beda dan 45

2 standar-standar akuntansi yang ada juga mempunyai aturan tersendiri untuk mengatur perlakuan akuntansi bagi aset biolojik tersebut. PT Dinamika Cipta Sentosa tidak menggunakan standar akuntansi yang ada di Indonesia maupun standar akuntansi internasional untuk mengatur perlakuan akuntansi, khususnya aset biolojik. Perusahaan tersebut mempunyai kebijakan akuntansi sendiri yang dikembangkan oleh financial advisor dan analis keuangan untuk menentukan perlakuan akuntansi bagi pengakuan, pengukuran, dan penyajian pada laporan keuangannya. IV.I.I Analisis Pengakuan awal (initial recognition) Tabel IV.1 Analisis Pengakuan Awal Menurut Standar-Standar yang Berlaku Pengakuan Awal (initial recognition) Tanaman kelapa sawit yang masih bibit tanaman menghasilkan Tanaman kelapa sawit pada saat panen Produk jadi kelapa sawit (minyak kelapa sawit ) PSAK 32 IAS 41: Agriculture Bapepam Menteri Kehutanan Perusahaan 46

3 PSAK 32: Kehutanan Dalam PSAK 32: Kehutanan, perlakuan akuntansi mengenai aset biolojik tanaman tidak dispesifikasikan. Dalam PSAK 32: Kehutanan, aset biolojik dari industri kehutanan diklasifikasikan berdasarkan kayu bulat, kayu olahan, barang dalam proses dan hasil tebangan lainnya. Aset biolojik tersebut diakui berdasarkan biaya-biaya yang diperuntukkan untuk menanam tanaman tersebut. Biaya yang berhubungan dengan kegiatan penanaman pada hutan alam dibebankan sebagai biaya produksi hasil hutan. Sedangkan biaya berhubungan dengan usaha penanaman bukan untuk diproduksi, misalnya penananam untuk hutan lindung disajikan sebagai beban lain-lain. Pada hutan tanaman industri, apabila tidak tersedia pohon siap tebang, maka biaya yang berhubungan dengan usaha penanaman dikapitalisasi sebagai HTI dalam pengembangan sampai umur siap tebang dan diamortisasi selama jangka waktu masa konsesi dan amortisasi dimulai sejak penebangan dilakukan serta dibukukan sebagai biaya produksi. Amortisasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus atau metode unit of production. Apabila tersedia pohon siap tebang, maka biaya tersebut dibukukan sebagai biaya produksi. Pemungutan hasil hutan akan diakui sebagai biaya yang berhubungan dengan pemungutan hasil hutan dibebankan sebagai biaya produksi. Jadi, pengakuan aset biolojik dari hasil kehutanan berdasarkan HTI dalam pengembangan. Dikarenakan standar akuntansi ini diperuntukkan untuk industri kehutanan, jika diterapkan untuk industri perkebunan ada beberapa akun yang tidak sesuai. Maka, PSAK 32: Kehutanan tidak cocok untuk diterapkan bagi industri perkebunan. 47

4 IAS 41: Agriculture Di dalam IAS 41: Agriculture, kegiatan pertanian adalah kegiatan pengelolaan perusahaan terhadap aktivitas transformasi aset biolojik sehingga dapat dijual, menjadi produk pertanian, atau menjadi produk aktivits biolojik tambahan. Transformasi biolojik mencakup proses pertumbuhan, degenerasi, produksi, dan prokreasi yang menyebabkan perubahan secara kualitatif dan kuantitatif. Biaya penjualan yang akan dijadikan patokan penjualan adalah biaya-biaya yang daat ditelusuri terhadap pembuangan aset, tidak termasuk biaya keuangan dan income taxes. Untuk pengakuan awal pada aset biolojik menurut IAS 41: Agriculture yang diterbitkan oleh IASCF (2009), ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu: - Entity controls the assets as a result of past events. Aset biolojik yang merupakan hasil dari peristiwa masa lalu dilihat dari tanaman kelapa sawit yang dijadikan objek penelitian. Pohon kelapa sawit tersebut dihasilkan dari peristiwa masa lalu yang dapat terjadi dari mulai masa penanaman bibit maupun juga tanaman yang sudah menghasilkan dan dibeli oleh perusahaan serta dijadikan aset biolojik mereka. Pada masa awal pertumbuhan tanaman tersebut adalah masa pembibitan kemudian berkembang menjadi tanaman belum menghasilkan sampai tanaman menghasilkan. - It is probable that future economic benefits associated with the asset will flow to the entity. Kondisi yang kedua yaitu, apabila ada manfaat ekonomi yang bisa diambil perusahaan akibat dari perolehan aset tersebut baru suatu aset biolojik dapat diakui. Aset biolojik yang berupa tanaman tanaman tersebut mempunyai 48

5 manfaat ekonomi yang akan diperoleh untuk keuntungan perusahaan di masa depan. Hasil panen dari tanaman kelapa sawit yang berupa tandan buah segar yang akan dijual kepada pembeli pada pasar aktif maupun yang akan diolah di pabrik untuk menghasilkan produk minyak kelapa sawit. Hasil dari penjualan dari tandan buah segar dikurangi biaya penjualan akan menjadi pendapatan bagi perusahaan. Tandan buah segar akan diakui dalam persediaan setelah dipanen dan hasil keuntungan dari penjualan tandan buah segar akan masuk dalam pendapatan. Hasil dari produk agrikultural berupa minyak kelapa sawit akan diakui sebagai persediaan dan apabila dijual akan masuk sebagai pendapatan. - The fair value of the asset can be measure reliably. Nilai wajar atau biaya dari aset biolojik tersebut dapat diukur secara handal. Biaya dari aset biolojik mulai dari tanaman bibit, tanaman belum menghasilkan, tanaman menghasilkan hingga tandan buah segar mempunyai biaya-biaya masing-masing yang dapat diukur secara handal. Oleh karena ada biaya yang dapat diukur ataupun nilai wajar aset tersebut pada saat perolehan, maka aset biolojik tersebut harus diakui dalam laporan keuangan. Bapepam Bapepam mengeluarkan suatu aturan standar akuntansi yang diberlakukan untuk perusahaan publik yang tidak mempunyai anak perusahan yang harus dikonsolidasikan bergerak dalam bidang industri perkebunan. Standar akuntansi tersebut dinamakan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahan Publik Industri Perkebunan. Standar tersebut dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar 49

6 Modal pada tanggal 27 Desember 2002 dan merupakan salah satu standar yang dipakai di perusahan-perusahan publik di Indonesia. Di dalam standar Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan emiten atau Perusahaan Publik Industri Perkebunan, terdapat beberapa aturan mengenai aset biolojik. Perkebunan pada umumnya mempunyai kegiatan yang berupa penanaman dan pembibitan, yaitu proses pengelolaan bibit tanaman agar siap untuk ditanam dan diikuti dengan proses penanaman. Pemeliharaan, berupa pemeliharaan tanaman melalui proses pertumbuhan dan pemupukan hingga dapat menghasilkan produk. Pemungutan hasil yaitu, proses pengambilan atau panen atas produksi tanaman untuk kemudian dijual atau dibibitkan kembali. Pengemasan dan pemasaran yaitu, proses lebih lanjut yang dibutuhkan agar produk tersebut siap dijual. Aset biolojik yang diakui dalam kegiatan penanaman dan pembibitan diklasifikasikan sebagai tanaman menghasilkan dan tanaman belum menghasilkan. Tanaman belum menghasilkan adalah semua jenis tanaman, yang dapat dipanen lebih dari satu kali. Pengakuan awal pohon kelapa sawit yang dalam masa perkembangan dan belum menghasilkan buah pada saat pertumbuhannya sebagai tanaman belum menghasilkan. Tanaman belum menghasilkan digunakan sebagai sebutan akun untuk menampung biaya-biaya yang terjadi sejak saat penanaman sampai saat tanaman tersebut siap untuk menghasilkan secara komersial. Bibit tanaman merupakan bakal tanaman yang berupa benih maupun tanaman dalam persemaian. Bibit tanaman termasuk tanaman belum menghasilkan. Bibit dapat dijual atau digunakan dalam proses produksi selanjutnya. Maka dari itu, bibit tanaman harus diakui dan dimasukkan dalam akun tanaman belum menghasilkan. Pengakuan 50

7 awal juga diberlakukan untuk tanaman telah menghasilkan, merupakan tanaman keras yang dapat dipanen lebih dari satu kali yang telah menghasilkan secara komersial. Menteri Kehutanan Menteri Kehutanan mengeluarkan peraturan yang mengatur pelaporan keuangan bagi hutan produksi yang berjudul Pedoman Pelaporan Keuangan Pemanfaatan Hutan Produksi dan Pengelolaan Hutan (Dolapkeu-PHP2H) di Indonesia. Selain PSAK, Peraturan Bapepam dan standar akuntansi internasional (IAS), menteri kehutanan juga mengeluarkan pedoman yang mengatur tentang pelaporan keuangan bagi hutan produksi. Tanaman kelapa sawit bisa dikategorikan sebagai tanaman hutan produksi. Biasanya pada hutan alam, kegiatan pemanenan atau penebangan dilakukan terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penanaman dan pemeliharaan hutan. Pada hutan tanaman atau pengelolaan hutan oleh BUMN, umumnya kegiatan dimulai dengan penanaman dan pemeliharaan kemudian dilanjutkan dengan pemanenan hasil hutan. Di dalam pengelolaan hutan produksi, kegiatan berupa penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran. Di dalam standar ini, aset biolojik dari hasil hutan produksi dibagi dalam dua pos tanaman, yaitu Hutan Tanaman Dalam Pengembangan dan Hutan Tanaman Siap Panen. Hutan tanaman dalam pengembangan adalah pos hutan tanaman yang belum menghasilkan. Hutan tanaman dalam pengembangan dicatat sebesar biaya-biaya yang terjadi sejak saat penanaman sampai saat tanaman tersebut siap dipanen. Untuk biaya yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, biaya yang dimasukkan dalam hutan 51

8 tanaman dalam pengembangan adalah biaya depresiasi atau amortisasinya. Akumulasi biaya yang telah dikeluarkan dalam hutan tanaman dalam pengembangan dilakukan untuk setiap blok atau areal. Perusahaan harus memiliki catatan detail untuk masingmasing blok atau areal per tahun tanam. Jika dalam satu blok atau areal hutan tanaman yang akan ditanami terdapat tanaman yang telah siap panen maka nilai HT dalam pengembangan akan dipindahkan menjadi HT siap panen. HT siap panen ini akan didepresiasi dengan menggunakan metode unit produksi atau garis lurus. HT siap panen dengan hasil panen berupa non-kayu akan didepresiasi menggunakan metode garis lurus selama masa manfaat tanaman. Perusahaan Dinamika Cipta Sentosa Perusahaan Dinamika Cipta Sentosa ini belum menerapkan standar tertentu sebagai dasar dari perlakuan akuntansi bagi aset biolojik yang berupa tanaman kelapa sawit. Namun, ia mempunyai beberapa kebijakan dan perhitungan tersendiri sebagai pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangannya. Untuk pengakuan awal (initial recognition), aset biolojik yang diakui adalah: - Pembibitan umur 3 bulan - Pembibitan umur 9 bulan (main nursery) - Pembukaan lahan - Pembukaan tanaman baru (TBM 0) atau tanaman belum menghasilkan 0 tahun - Tanaman belum menghasilkan tahun I - Tanaman belum menghasilkan tahun II - Tanaman belum menghasilkan tahun III 52

9 Sebelumnya perusahaan mengakuisisi kebun kelapa sawit ini berjumlah ha dengan areal Hak Guna Usaha sejumlah ha. Dari luas HGU, yang sudah ditanami kelapa sawit berjumlah ha sedangkan sisanya ha yang akan direncanakan untuk membangun perkebunan kelapa sawit dan pabrik PKS. Tanaman yang sudah ada pada saat perusahan akuisisi pada tahun 2006, berupa tanaman menghasilkan. Tanaman menghasilkan diakui sebagai tanaman dengan harga pasar pada saat akuisisi, dan selebihnya nilainya diakumulasi dari tanaman belum menghasilkan III (TBM III) yang sudah siap menghasilkan menjadi tanaman menghasilkan I. Aset baru yang ada setelah akuisisi adalah TBM II 2005 dan TBM I Selain itu, ada tanaman belum menghasilkan yang baru ditanaman pada tahun Laporan Keunagan perusahaan merupakan laporan keuangan konsolidasi, antara perkebunan kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit. Untuk tanaman yang sudah menghasilkan, biaya yang diakui selain biaya akuisisi adalah biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan. Biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan dibagi atas tiga tahap yaitu, biaya pemeliharan tanaman menghasilkan tahun I-II, biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan tahun IV-V, biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan tahun VI-XII, dan biaya pemeliharan tanaman menhasilkan tahun XIII-XXV. Perusahaan tidak mengakui hasil dari tandan buah segar sebagai persediaan. Ada beberapa pertimbangan mengapa perusahaan tidak mengakui tandan buah segar sebagai persediaan: 1. Masa hidup tandan buah segar hanya jam, apabila lebih dari itu, ia akan busuk dan sudah tidak mungkin dijual. 53

10 2. Karena masa hidup yang sebentar, ada kontrak penjualan tandan buah segar dengan perusahaan pembeli. Tandan buah segar dimasukkan ke dalam harga pokok penjualan (hasil dari tanaman menghasilkan), kemudian ada biaya-biaya lain seperti biaya angkut, biaya panen, biaya penjualan TBS, dll. Sama halnya dengan minyak kelapa sawit, perusahaan tidak mengakui persediaan berupa minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit tidak diakui sebagai persediaan, karena ia langsung dijual kepada pembeli kontrak. Minyak kelapa sawit hanya bertahan selama 1-2 bulan, dimana kalau lebih dari waktu tersebut kadar asam dari minyak tersebut naik 3% dan hal ini akan mengakibatkan minyak sulit untuk dijual. Pengakuan Yang Benar Menurut IAS: 41 Agriculture Pengakuan aset biolojik yang benar menurut standar IAS 41 ini adalah berdasarkan transformasi biolojik. Apabila berdasarkan transformasi biolojik, pengakuan terdiri atas: - Pembibitan - Tanaman Belum Menghasilkan - Tanaman Menghasilkan - Tandan Buah Segar pada saat panen 54

11 IV.1.2 Analisis Pengukuran Aset Biolojik (measurement) Tabel IV.2 Analisis Pengukuran Menurut Standar Standar yang Berlaku. Pengukuran Tanaman kelapa Tanaman kelapa Produk (measurement) sawit yang masih sawit pada saat kelapa bibit tanaman panen (tandan (minyak menghasilkan buah segar) sawit) PSAK 32 IAS 41: Agriculture Bapepam Menteri Kehutanan Perusahaan jadi sawit kelapa PSAK 32: Kehutanan Di dalam standar akuntansi PSAK 32: Kehutanan (1994) yang sekarang sudah dicabut, pengukuran aset biolojik untuk perkebunan tidak spesifik karena standar tersebut diberlakukan untuk kegiatan kehutanan. Hasil tebangan, hasil olahan dan hasil hutan lainnya dalam standar ini akan diukur berdasarkan biaya yang berdasarkan akrual. Biaya yang berhubungan dengan kegiatan penanaman pada hutan alam dibebankan sebagai biaya produksi hasil hutan. Biaya yang timbul sebagai akibat kegiatan pengusahaan hutan, seperti: biaya penanaman kembali untuk jalur tebang yang telah diproduksi, biaya penanaman tanah kosong, biaya penanaman kiri-kanan jalan, 55

12 landscaping, dan biaya untuk konservasi lainnya, harus diestimasi dan dibebankan sebagai biaya produksi walaupun kelihatannya belum dilaksanakan. Pada hutan tanaman industri, apabila tidak tersedia pohon siap tebang, maka biaya yang berhubungan dengan usaha penanaman dikapitalisasi sebagai HTI dalam pengembangan sampai umur siap tebang dan diamortisasi selama jangka waktu masa konsesi, dan amortisasi dimulai sejak penebangan dilakukan serta dibukukan sebagai biaya produksi. Apabila tersedia pohon siap tebang, maka biaya tersebut dibukukan sebagai biaya produksi. Biaya yang berhubungan dengan usaha pemeliharaan dan pembinaan hutan dibebankan sebagai biaya produksi. Untuk hutan tanaman industri, apabila tidak tersedia pohon siap tebang, maka biaya yang berhubungan dengan usaha pemeliharaan dan pembinaan hutan dikapitalisasi sebagai HTI dalam pengembangan sampai umur siap tebang dan diamortisasi selama jangka waktu konsesi, dan amortisasi mulai sejak penebangan dilakukan serta dibukukan sebagai biaya produksi. Amortisasi dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus. Apabila tersedia pohon siap tebang, biaya yang berhubungan dengan usaha pemeliharaan dan pembinaan hutan tersebut dibukukan sebagai biaya produksi. Dalam PSAK 32: Kehutanan, pengukuran biaya belum begitu jelas hanya terdapat klasifikasi biayanya saja untuk kegiatan kehutanan. Oleh karena itu, standar ini tidak cocok untuk diterapkan bagi perusahaan perkebunan kelapa sawit. 56

13 IAS 41 : Agriculture Menurut IAS 41: Agriculture IASCF (2009), aset biolojik diukur pada pengakuan awal dan pada tanggal pelaporan berdasarkan nilai wajar dikurang estimasi biaya penjualan kecuali nilai wajar tidak bisa diandalkan. Produk agrikultural harus diukur berdasarkan nilai wajar dikurangi biaya penjualan pada saat panen. Namun, untuk beberapa kondisi yang tidak memungkinkan untuk mengukur aset biolojik. IAS 41 mengasumsikan bahwa nilai wajar bisa diandalkan untuk mengukur aset biolojik akan tetapi asumsi tersebut bisa dikecualikan apabila pada saat diakui dalam pernyataan keuangan, tidak mempunyai harga pasar dalam pasar aktif dimana estimasi nilai wajar susah untuk diandalkan. Oleh karena itu, digunakan biaya dikurangi akumulasi depresiasi atau impairment loss untuk mengukur aset tersebut. Selain menggunakan biaya dikurangi akumulasi depresiasi atau impairment loss, alternatif lain yang dapat digunakan adalah: - Kuota harga wajar pada pasar aktif yang digunakan untuk mengukur aset biolojik atau produk agrikultural. Apabila tidak ada, menggunakan harga pasar untuk aset sejenis atau aset yang berhubungan. - Bila harga pasar tidak dapat diandalkan, maka menggunakan nilai sekarang sekarang dari arus kas yang diharapkan dari aset yang akan digunakan, diskonto pada saat market determined rate. - Pada kejadian yang terbatas, biaya adalah indikator dari nilai wajar dimana dampak dari transformasi bioljik pada harga diharapkan tidak terlalu material. - Nilai wajar pada aset biolojik adalah nilai berdasarkan harga pasar saat ini dan tidak disesuaikan untuk mencerminkan harga aktual dalam harga kontrak. 57

14 Pada studi penelitian ini, setiap transformasi biolojik mencerminkan harga yang berbeda-beda sesuai dengan umur atau kualitas tanaman tersebut. Setiap transformasi biolojik diukur secara berbeda-beda bedasarkan ketentuan pengukuran yang sudah disebutkan diatas dan ketentuan pengukuran ini hanya sampai titik panen (menggunakan IAS 41) selebihnya ketika sudah menjadi produk menggunakan IAS 2: Persediaan. Pada dasarnya, IAS 41 mengatur transformasi biolojik dari mulai pembibitan sampai pada saat panen. Pengukuran tersebut menggunakan nilai wajar maupun alternatif lain. Pengklasifikasian untuk mengukur aset biolojik berdasarkan umur atau kualitas yaitu: - Pengukuran dari tanaman kelapa sawit mulai dari pembibitan tanaman belum menghasilkan. Pengukuran dengan menggunakan nilai wajar dalam pasar aktif atau menggunakan alternatif lain. - Pengukuran dari tanaman kelapa sawit yang sudah menghasilkan, yaitu tanaman yang sudah dapat menghasilkan tandan buah segar. - Pengukuran untuk tandan buah segar pada saat siap panen, yaitu menggunakan nilai wajar dikurangi oleh estimasi biaya penjualan. Bapepam Menurut Bapepam/Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan keuangan Emiten atau Perusahaan Publik untuk Industri Perkebunan (2002), pengukuran aset biolojik yang berupa tanaman tidak disajikan secara rinci. Dalam peraturan tersebut, biaya-biaya yang terkait untuk aset biolojik tersebut tidak dijabarkan secara khusus. 58

15 Tanaman belum menghasilkan dalam standar Bapepam ini dicatat sebesar biaya-biaya yang terjadi sejak saat penanaman sampai saat tanaman tersebut siap dihasilkan secara komersial. Biaya-biaya tersebut antara lain terdiri dari biaya persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan kapitalisasi biaya pinjaman yang dipakai dalam pendanaan. Biaya-biaya tersebut akan diakumulasi dan menjadi nilai akhir dari tanaman belum menghasilkan. Pada saat tanaman siap untuk menghasilkan maka direklasifikasi menjadi tanaman telah menghasilkan. Untuk tanaman telah menghasilkan, biaya-biaya tersebut dicatat sebesar biaya perolehannya yaitu semua biaya-biaya yang dikeluarkan sampai tanaman tersebut dapat menghasilkan. Tanaman telah menghasilkan disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi deplesi. Hasil dari tanaman menghasilkan yaitu berupa produk agrikultural maupun hasil perkebunan dicatat sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih pada pos persediaan. Bibit tanaman yang digunakan untuk proses produksi tanaman yang akan menghasilkan secara komersial akan dimasukan ke dalam pos tanaman belum menghasilkan dalam aset tidak lancar. Menteri Kehutanan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia nomor P.69/menhutII/2009 tentang Pedoman Pelaporan Keuangan Pemanfaatan Hutan Produksi dan Pengelolaan Hutan mengatur tentang pengukuran biaya untuk hutan tanaman. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan tanaman atau pengelolaan hutan oleh BUMN akan diakumulasikan sampai dengan tanaman tersebut menghasilkan ke dalam akun Hutan tanaman (HT) dalam pengembangan. 59

16 Hutan tanaman (HT) dalam pengembangan merupakan pos hutan tanaman yang belum menghasilkan. HT dalam pengembangan dicatat sebesar biaya-biaya yang terjadi sejak saat penanaman sampai saat tanaman tersebut siap untuk dipanen. Biaya tersebut antara lain yang dimasukkan adalah biaya perencanaan, penanaman, pemeliharaan, pembinaan hutan, biaya administrasi dan umum yang berkaitan langsung, amortisasi beban tangguhan, beban penyusutan sarana dan prasarana, dan kapitalisasi biaya pinjaman yang dipakai dalam pendanaan. Pada saat HT dalam pengembangan siap untuk menghasilkan maka direklasifikasi menjadi HT siap panen. Pada pos HT siap panen, biaya-biaya dicatat sebesar biaya perolehannya, yaitu semua biaya-biaya yang dikeluarkan sampai tanaman tersebut dapat menghasilkan. HT siap panen disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi depresiasi. Untuk hasil hutan yang bersifat barang jadi dan siap dijual akan masuk dalam pos persediaan. Persediaan disajikan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Nilai realisasi bersih adalah nilai jual dikurangi dengan biaya-biaya yang terkait dengan penjualan. Jika terdapat penurunan pada persediaan akan diakui sebagai kerugian penurunan nilai dalam perhitungan harga pokok produksi. Pengukuran Aset Biolojik Pada Perusahaan Penilaian untuk aset biolojik di dalam perusahaan, menggunakan biaya berdasarkan biaya historis (biaya) sebagai alat untuk mengukur seberapa besar aset tersebut bernilai. Di dalam laporan keuangan neraca di perusahaan, aset biolojik perusahaan ada dalam akun tanaman, TBM 2005, TBM 2006 dan TBM baru. Dalam pos Tanaman terdiri dari serangkaian tanaman menghasilkan mulai dari tanaman 60

17 menghasilkan I-III, tanaman menghasilkan IV-V, tanaman menghasilkan VI-XII dan tanaman menghasilkan XIII-XXV. Tanaman tidak bisa ditelusuri biayanya karena ia merupakan aset biolojik yang ada pada saat akuisisi sehingga nilainya sebesar nilai akuisisi berdasarkan harga pasar pada tahun 2006 (tanggal akuisisi 31 Agustus 2006). Biaya yang terkait untuk tanaman menghasilkan ada dalam biaya produksi yang akan dimasukkan dalam harga pokok penjualan. Oleh karena itu, biaya pemeliharaan tidak dikapitalisasi di akun tanaman. Pada tanggal akuisisi, besar nilai untuk pos tanaman sebesar Rp ,- untuk total ha tanaman menghasilkan. Kemudian, nilai pos tanaman menghasilkan ini akan bertambah bila tanaman baru menghasilkan berubah menjadi tanaman menghasilkan. Maka, nilai tanaman baru menghasilkan akan berkurang sebesar nilai yang akan diakumulasi ke pos tanaman sebagai tanaman menghasilkan. Dibawah ini ada uraian mengenai luas dan posisi tanaman kelapa sawit yang diakuisisi: Tabel IV.3 Uraian Luas dan Posisi Tanaman Kelapa Sawit Posisi yang ada Luas / ha TM 6 TT TM 5 TT TM 4 TT TM 1 TT TBM 2 TT TBM 1 TT Total Sumber: PT Dinamika Cipta Sentosa 61

18 Tanaman belum menghasilkan pada tahun 2005 (TBM II 2005) dan tanaman belum menghasilkan pada tahun 2006 (TBM I 2006) merupakan aset biolojik perusahaan yang ada pada saat akuisisi. Walaupun pada tanaman menghasilkan dan tanaman belum menghasilkan merupakan aset biolojik lama, namun posnya harus dipisahkan. Tanaman menghasilkan akan menghasilkan tandan buah segar. Tandan buah segar akan dimasukkan ke dalam akun harga pokok penjualan dan tidak tertera dalam akun persediaan. TBM II 2005 harga pasarnya pada saat akuisisi sebesar Rp ,- dan TBM I 2006 senilai Rp ,- harga pasarnya. Pada tahun 2008, TBM II 2005 berubah menjadi tanaman menghasilkan sehingga nilai di pos TBM II 2005 akan hilang dan pos tanaman akan bertambah sejumlah nilai TBM II 2005 tersebut. TBM I 2006 berubah menjadi tanaman menghasilkan pada tahun Pos tanaman akan bertambah nilainya sebesar nilai TBM I 2006 dan akun TBM I 2006 akan hilang. 62

19 Perhitungan untuk Tanaman Belum Menghasilkan (TBM baru) sebagai berikut: Perhitungan Tanaman Belum Menghasilkan Tahun Tabel IV.4 Perhitungan Tanaman Belum Menghasilkan Tahun total (ha) 2008 Biaya Total Pembibitan 6778 Pembukaan lahan Rp Rp Tanam Rp 0 TBM Rp Rp TBM Rp Rp TBM Rp Rp TBM Total Rp Rp Rp Perhitungan Tanaman Belum Menghasilkan Tahun Tabel IV.5 Perhitungan Tanaman Belum Menghasilkan Tahun total (ha) 2009 Biaya Total Pembibitan 6778 Pembukaan lahan 6778 Tanam 6778 TBM TBM Rp Rp TBM Rp Rp TBM Rp Rp Total Rp

20 Perhitungan Baru Tanaman Belum Menghasilkan Tahun Tabel IV. 6 Perhitungan Tanaman Belum Menghasilkan Tahun total (ha) 2010 Biaya Total Pembibitan 6778 Pembukaan lahan 6778 Tanam 6778 TBM TBM TBM Rp Rp TBM Rp Rp TM Rp Rp TM 2 TM 3 Total Rp Di dalam perhitungan tanaman baru menghasilkan ini tahun 2008, dilihat bahwa pembibitan tidak dimasukkan dalam perhitungan biaya dimana nantinya menjadi nilai pos TBM baru. Tanaman baru membutuhkan bibit untuk menjadi TBM 0, hanya land clearing, dan biaya pemeliharaan TBM saja yang dihitung. Perusahaan juga tidak mencatat persediaan berupa tandan buah segar dan minyak kelapa sawit. Persediaan bahan baku yang ada dalam neraca hanya tandan buah segar yang dibeli dari pihak luar. Tandan buah segar yang sudah dipanen tidak dimasukkan dalam akun persediaan akan tetapi langsung masuk di dalam akun Harga Pokok Penjualan pada Laporan Laba Rugi. Begitu juga dengan penjualan minyak CPO, langsung dimasukkan ke dalam harga pokok penjualan sebagai biaya bahan baku hasil kebun. 64

21 Biaya biaya yang terkait dengan aset biolojik yang menjadi dasar pengukuran tersebut adalah : Biaya pembibitan umur 3 bulan/ha = Rp ,-. Biaya ini sudah termasuk biaya tenaga kerja dan biaya bahan dan alat seperti: persiapan bedengan, mandor, penyiraman, seleksi bibit, kecambah, pestisida, pupuk urea, dll. Biaya pembuatan lahan/ha = Rp ,-. Biaya ini sudah termasuk biaya tenaga kerja (babat pendahuluan, menumbang, pemupukan, dll), biaya bahan dan alat (dozer, dll), dan prasarana (pembuatan parit, dll). Biaya Pembukaan tanaman baru/ha (TBM 0) = Rp ,- Biaya ini sudah termasuk biaya tenaga kerja (menanan kacangan, penyiangan tiga bulan pertama, pembuatan lubang tanaman, menanam kelapa sawit, dll) dan biaya bahan dan alat (pupuk urea, pupuk MOP, pestisida, herbisida, bibit sawit, dll). Biaya pemeliharaan tanaman belum menghasilkan I (TBM I)/ha = Rp ,-. Biaya ini sudah termasuk biaya tenaga kerja (pemeliharaan jalan, pengendalian gulma, dll) dan biaya bahan dan alat (pupuk urea, pupuk dolomit, dll). Biaya pemeliharaan tanaman belum menghasilkan II (TBM II) = Rp ,-. Biaya ini sudah termasuk biaya tenaga kerja (telling ulat/tikus, meracun tikus/babi, dll) dan biaya bahan dan alat (pupuk borax, grader, dll). Biaya pemeliharaan tanaman belum menghasilkan III (TBM III) = 65

22 Rp ,-. Biaya ini sudah termasuk biaya tenaga kerja (titip panen, pemupukan tanaman, dll) dan biaya bahan dan alat (pupuk urea, garuk, dll). Biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan tahun I-III = Rp ,-. Biaya tersebut sudah termasuk biaya tenaga kerja (wiping lalang, menunas pokok, dll) dan biaya bahan dan alat (cangkul, pupuk, dll). Biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan tahun IV-V = Rp ,-. Biaya tersebut sudah termasuk biaya tenaga kerja (dongkel kayu-kayuan, mengambil sample daun, dll) dan biaya bahan dan alat (pestisida cair, pupuk, dll). Biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan tahun VI-XII = Rp ,-. Biaya tersebut sudah termasuk biaya tenaga kerja (mengambil sampel daun, wiping lalang,dll) dan biaya bahan dan alat (pupuk, power sprayer, dll). Biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan tahun XIII-XXV = Rp ,-. Biaya tersebut sudah termasuk biaya tenaga kerja (pemeliharaan jalan, garuk piringan, dll) dan biaya bahan dan alat (pump sprayer, borax, dll). Untuk pengukuran tandan buah segar untuk penjualan pada laporan laba rugi, pada tahun 2008, sebesar Rp ,- dari hasil produksi ton dan harga jual perusahaan pada waktu itu Rp ,- per kg. 66

23 IV Pengukuran yang benar menggunakan IAS 41: Agriculture Pengukuran aset biolojik akan dimulai dengan pengukuran tanaman belum menghasilkan, kemudian biaya pemeliharaan yang belum dimasukkan sebagai biaya tanaman menghasilkan kemudian nilai akhir dari tanaman menghasilkan itu sendiri setelah ada penambahan aset baru dan depresiasi untuk aset tersebut. Perhitungan untuk tanaman belum menghasilkan (TBM) dengan menggunakan value in use (nilai pakai), dimana PV (present value) x proyeksi arus kas masa depan (expected net cash flows). Kemudian hasil dari nilai pakai dibandingkan dengan biaya mana yang lebih kecil nilainya yang nantinya yang akan diungkapkan di laporan keuangan. Pengukuran biaya yang benar sudah sama dengan pengukuran biaya dalam perusahaan. Berikut ini adalah perhitungan dari pengukuran lanjutan untuk penyajian laporan keuangan berdasarkan pengukuran biaya perusahaan. Perhitungan untuk Tanaman Belum Menghasilkan Tahun 2008 Tabel IV.7 Perhitungan TBM Baru Tahun TBM ha= 2,8550 x = Rp TBM ha= 2,2832 x = Rp TBM2 400 ha = 1,025 x = Rp Total = Rp Dibandingkan dengan biaya = Rp Karena biaya lebih kecil, tidak ada penyesuaian. 67

24 Tabel IV.8 Perhitungan TBM Baru Tahun Tahun 2009 TBM ha = x = Rp TBM ha = x = Rp TBM ha = x = Rp Total = Rp Dibandingkan dengan biaya = Rp Karena biaya lebih kecil, tidak ada penyesuaian. Tahun 2010 Tabel IV.9 Perhitungan TBM Baru Tahun TBM ha = x = Rp TBM ha = x = Rp Total = Rp Dibandingkan dengan biaya = Rp Biaya lebih besar, oleh karena itu ada imparment loss dan penyesuaian dimana selisih dari biaya dengan menggunakan nilai pakai adalah Rp ,- Maka perusahaan harus membuat jurnal sebagai berikut: Loss on Impairment Rp Biological Asset TBM Rp

25 Perhitungan Tanaman Belum Menghasilkan (Akumulasi) Tahun 2008 Tabel IV.10 TBM Akumulasi 2008 TBM awal Rp Pembibitan Rp Akumulasi TBM Rp ha x ( Rp ) ha x ( Rp ) Tahun 2009 Tabel IV.11 TBM Akumulasi TBM awal Rp Pembibitan Rp Akumulasi TBM Rp ha x ( Rp ) ha x ( Rp ) Tahun 2010 Tabel IV.12 TBM Akumulasi TBM awal Rp Pembibitan Rp Akumulasi TBM Rp ha x ( Rp ) ha x ( Rp ) 69

26 Pengukuran Tanaman Menghasilkan Biaya Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan Tahun 2008 Tabel IV. 13 Pengukuran Biaya Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan TM 1-3 = 690 ha x Rp = Rp TM 4-5 = 1337 ha x Rp = Rp TM 6-12 = 223 ha x Rp = Rp Total = Rp Tahun 2009 Tabel IV.14 Pengukuran Biaya Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan TM 1-3 = 1667 ha x Rp = Rp TM 4-5 = 538 ha x Rp = Rp TM 6-12 = 1022 ha x Rp = Rp Total = Rp Tahun 2010 Tabel IV.15 Pengukuran Biaya Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan TM 1-3 = 1487 ha x Rp = Rp TM 4-5 = 180 ha x Rp = Rp TM 6-12 = 1560 ha x Rp = Rp Total = Rp

27 Jumlah Tanaman Menghasilkan Tahun 2008 Tabel IV.16 Tanaman Menghasilkan Akumulasi Tanaman menghasilkan awal Rp Biaya pemeliharaan Rp Penambahan tanaman Rp Depreasiasi lama Rp Depresiasi baru Rp Tanaman menghasilkan - akumulasi depresiasi Rp Tahun 2009 Tabel IV.17 Tanaman Menghasilkan Akumulasi Tanaman menghasilkan awal Rp Biaya pemeliharaan Rp Penambahan tanaman Rp Depreasiasi lama Rp Depresiasi baru Rp Tanaman menghasilkan - akumulasi depresiasi Rp

28 Tahun 2010 Tabel IV.18 Tanaman Menghasilkan Akumulasi Tanaman menghasilkan awal Rp Biaya pemeliharaan Rp Penambahan tanaman baru Rp Depreasiasi lama Rp Depresiasi baru Rp Tanaman menghasilkan - akumulasi depresiasi Rp Perhitungan Tandan Buah Segar pada saat panen Tahun 2008 Tabel IV.19 Perhitungan TBS Tandan buah segar yang dihasilkan = ton x Rp 656 = Rp Biaya penjualan tandan buah segar = = Rp = Rp Tahun 2009 Tabel IV.20 Perhitungan TBS Tandan buah segar yang dihasilkan = ton x Rp 702 = Rp

29 Tahun 2010 Tabel IV.21 Perhitungan TBS Tandan buah segar yang dihasilkan = ton x Rp 726 = Rp Dari hasil perhitungan untuk pengukuran yang benar, peneliti menggunakan expected net cash flow untuk perhitungan tanaman belum menghasilkan sehingga didapat hasilnya. Ketika didapat hasilnya, ada jurnal penyesuaian karena ada rugi penurunan nilai aset (loss on impairment of asset) dan berbeda dari nilai tanaman belum menghasilkan sebelumnya yang ada di perusahaan pada tahun Selain itu, tanaman menghasilkan diukur setelah dikurangi oleh akumulasi depresiasi dan jumlahnya berbeda dari nilai yang ada di perusahaan. Begitu juga dengan perhitungan tandan buah segar yang diukur berdasarkan rata-rata nilai wajar pada saat itu. Perusahaan tidak membukukan tandan buah segar sebagai persediaan bahan bakunya. 73

30 IV.1.3 Analisis Penyajian dan Pengungkapan (disclosure) Tabel IV.22 Analisis Pengungkapan Menurut Standar Standar Lain. Pengungkapan Tanaman kelapa Tanaman kelapa Produk (disclosure) sawit yang masih sawit pada saat kelapa bibit tanaman panen (tandan (minyak menghasilkan buah segar) sawit) PSAK 32 IAS 41: Agriculture Bapepam Menteri kehutanan Perusahaan jadi sawit kelapa PSAK 32: Kehutanan Menurut PSAK 32: Kehutanan yang diterbitkan oleh IAI (2007), penyajian untuk aset maupun kewajiban dalam neraca dikelompokan menurut urutan lancar dan tidak lancar dan pos-pos tersebut diklasifikasikan berdasarkan urutan likuid-non likuid. Bagi aset biolojik, penyajian asetnya diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar. Untuk pengungkapan yang berhubungan dengan aset biolojik dalam catatan atas laporan keuangan yaitu: a) Klasifikasi aset tetap dan peruntukannya b) Khusus untuk HTI, diungkapkan realisasi luas tanaman pada periode berjalan dan akumulasinya 74

31 c) Sehubungan dengan perubahan saldo kewajiban perusahaan pengusahaan hutan yang timbul akibat kegiatan pengusahaan hutan, seperti penanaman kembali, TPTI, penanaman tanah kosong, penanaman kiri kanan jalan utama, bina desa hutan, landscaping, dan upaya konservasi lainnya, perlu diungkapkan hal-hal berikut: (i) Saldo awal; (ii) Penyisihan periode berjalan; (iii)realisasi yang dilakukan selama periode berjalan; dan (iv) Saldo akhir. Diatas adalah beberapa hal yang menjadi pengungkapan untuk aset biolojik di dalam standar PSAK 32: Kehutanan. Dikarenakan PSAK 32 itu sudah dicabut oleh PPSAK no. 1, jadi standar tersebut sudah tidak cocok diterapkan di Indonesia. IAS 41: Agriculture Dalam standar akuntansi IAS 41: Agriculture adanya ketentuan yang mengatur mengenai penyajian dan pengungkapan aset biolojik. Dalam standar ini juga mengatur bahwa aset biolojik harus diungkapkan berdasarkan perubahan harga terhadap transformasi biolojik dari aset biolojik tersebut. Tanaman kelapa sawit tersebut diungkapkan tergantung dari jenis umur dan kualitasnya. Dari segi umur dan kualitas menghasilkan, tanaman kelapa sawit dibagi atas tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan. Sebagai contohnya sebuah entitas dapat mengungkapkan harga perolehan dari aset biolojik. Perbedaan ini memberikan informasi untuk penetuan penilaian arus kas masa depan. 75

32 Entitas harus mengungkapkan metode dan asumsi yang dipakai dalam menentukan nilai wajar maupun alternatif pengukuran lain dari setiap kelompok produk agrikultural pada saat panen dan pada kelompok aset biolojik. Selain itu, entitas juga harus mengungkapkan nilai wajar dikurang biaya penjualan dari produk agrikultural yang panen dari periode tersebut. Entitas juga harus mengungkapkan untung atau rugi yang terjadi selama periode berjalan pada pengakuan awal dari aset biolojik dan produk agrikultural yang berasal dari perubahan nilai wajar dikurang biaya penjualan. Dari IAS 41: Agiculture, IASCF (2009) terdapat pernyataan standar mengenai pengungkapan adalah: If not disclosed elsewhere in information published with the financial statements, an entity shall describe: a) The nature of its activities involving each group of biological asset, and b) Non-financial measures or estimates of the physical quantities of (i) Each group of the entity s biological assets at the end of the period; and (ii) Output of agricultural produce during the period. An entity shall disclose the methods and significant assumptions applied in determining the fair value of each group of agricultural produce at the point of harvest and each group of biological assets. An entity shall disclose the fair value less costs to sell of agricultural produce harvested during the period, determined at the point of harvest An entity shall disclose: a) The existence and carrying amounts of biological assets whose title is restricted, and the carrying amounts of biological assets pledged as security for liabilities. b) The amount of commitments for the development or acquisition of biological assets, and c) Financial risk management strategies related to agricultural activity. An entity shall present a reconciliation of changes in the carrying amount of biological assets between the beginning and the end of the current period. The reconciliation shall include: a) The gain or loss arising from changes in fair value less costs to sell b) Increases due to purchases c) Decreases attributable to sales and biological assets classified as held for sale (or included in a disposal group that is classified as held for sale) in accordance with IFRS 5 d) Decreases due to harvest e) Increases resulting from business combinations 76

33 f) Net exchange differences arising on the translation of financial statements into a different presentation currency, and on the translation of a foreign operation into the presentation currency of the reporting entity, and a) Other changes. Apabila nilai wajar tidak dapat diukur secara andal, maka ada pengungkapan tambahan untuk aset biolojik yang diukur menggunakan biaya dikurang akumulasi depresiasi. Ketentuan-ketentuannya menurut IASCF (2009) adalah sebagai berikut: If an entity measures biological assets at their cost less any accumulated depreciation and any accumulated impairment losses at the end of the period, the entity shall disclose for such biological assets: a) Description of the biological assets b) An explanation of why fair value cannot be measured reliably c) If possible, the range of estimates within which fair value is highly likely to lie d) The depreciation method used e) The useful lives or the depreciation rates used, and f) The gross carrying amount and the accumulated depreciation (aggregated with accumulated impairment losses) at the beginning and end of the period If, during the current period, an entity measures biological assets at their cost less any accumulated depreciation and any accumulated impairment losses, an entity shall disclose any gain or loss recognised on disposal of such biological assets and the reconciliation shall disclose amounts related to such biological assets separately. In addition, the reconciliation shall include the following amounts included in profit or loss related to those biological assets: a. Impairment losses b. Reversals of impairment losses, and c. Depreciation If the fair value of biological assets previously measured at their cost less any accumulated depreciation and any accumulated impairment losses becomes reliably measurable during the current period, an entity shall disclose for those biological assets: a. Description of the biological assets b. An explanation of why fair value has become reliably measurable, and c. The effect of the change. 77

34 Di dalam standar ini, tidak mengatur pengungkapan yang berkaitan dengan produk agrikultural setelah panen, yaitu dalam kasus ini adalah minyak kelapa sawit. Produk hasil olahan tersebut akan diatur dalam IAS 2: Inventories (persediaan). Bapepam Dalam peraturan Bapepam, pengungkapan untuk aset biolojik yang berupa tanaman perkebunan diatur dalam standar ini. Ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam (2009) bagi industri perkebunan mengenai tanaman perkebunan yang terdiri atas tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan adalah sebagai berikut : Tanaman Perkebunan: Yang harus diungkapkan antara lain: a). Untuk tanaman telah menghasilkan 1. Rincian nilai tercatat dan akumulasi penyusutan menurut jenis tanaman. 2. Rekonsiliasi nilai tercatat awal tahun dan akhir tahun tanaman untuk setiap kelompok selama paling tidak dua tahun terakhir. 3. Status tanah yang digunakan untuk menanam. 4. Nilai tanaman telah menghasilkan berdasarkan area/lokasi penanaman. 5. Perbandingan saldo tanaman belum menghasilkan selama paling tidak 2 tahun. 6. Tanaman yang dijaminkan. b). Untuk tanaman belum menghasilkan 1. Mutasi tanaman belum manghasilkan sebagai berikut: Saldo awal Tambahan tahun berjalan - Biaya langsung - Jumlah kapitalisasi biaya pinjaman, dan rugi kurs dalam hal terjadi depresiasi luar biasa. Pengurangan tahun berjalan - Jumlah yang direklasifikasi ke tanaman telah menghasilkan - Pengurangan lainnya Saldo akhir 2. Nilai tanaman pada perkebunan inti rakyat/perkebunan inti plasma yang menjadi milk perusahaan (inti) dan tanaman yang bukan milik perusahaan (perkebunan rakyat/perkebunan plasma). 3. Cadangan kerugian yang mungkin timbul pada plasma. 78

35 Menteri Kehutanan Untuk pengungkapan catatan atas laporan keuangan pada ikhtisar kebijakan akuntansi: Tanaman Perkebunan Yang harus dijelaskan adalah: 1. Dasar klasifikasi untuk jenis tanaman sebagai persediaan, tanaman belum menghasilkan, dan tanaman telah menghasilkan. 2. Dasar penilaian dan pengukuran. 3. Kebijakan akuntansi reklasifikasi tanaman belum menghasilkan. 4. Metode penyusutan dan masa manfaat tanaman yang disusutkan. 5. Kebijakan akuntansi biaya pinjaman. Di dalam peraturan menteri kehutanan (2009), ketentuan dari standar ini untuk pengungkapan pos-pos laporan keuangan yang berkaitan dengan aset biolojik dibagi atas Hutan Tanaman Dalam Pengembangan dan Hutan Tanaman Siap Panen. - Hutan Tanaman Siap Panen Yang harus diungkapkan adalah: a) Rincian nilai tercatat dan akumulasi depresiasi menurut: 1. Jenis hasil hutan 2. Lokasi yang mencakup luas area b) Rekonsiliasi nilai tercatat awal tahun dan akhir tahun hasil hutan untuk setiap kelompok c) Hutan tanaman siap panen yang dijaminkan - Hutan Tanaman Dalam Pengembangan Yang harus diungkapkan adalah: a) Mutasi Hutan tanaman dalam pengembangan sebagai berikut: 1. Saldo awal 2. Tambahan tahun berjalan. a. Biaya langsung b. Biaya tidak langsung c. Jumlah kapitalisasi biaya pinjaman, dan rugi kurs dalam hal terjadi depresiasi luar biasa 3. Pengurangan tahun berjalan a. Jumlah yang dimutasi ke akun hutan tanaman siap panen b. Pengurangan lainnya (contoh: kebakaran, alih fungsi, gagal tanam, dan bencana alam) 4. Saldo akhir b) Rincian nilai tercatat berdasarkan lokasi dan luas are per tahun tanam. c) Informasi kondisi tegakan dan pertumbuhannya yang mendukung dasar penilaiannya pada akun HT dalam pengembangan. d) Status perizinan dan masa konsesi. Menteri Kehutanan (2009). 79

36 Perusahaan Penyajian Laporan keuangan perusahaan dan pengungkapan keseluruhan yang terdapat di lampiran. Sedangkan penyajian aset biolojik saja dalam laporan posisi keuangan di sisi aset tidak lancar yang berupa tanaman perkebunan akan disajikan di dalam tabel dibawah ini: Tabel IV.23 Penyajian Aset Biolojik Lama Tabel IV.24 Penyajian Aset Biolojik Baru Dibawah ini adalah pengaruh rugi penurunan aset setelah impairment loss dalam laporan laba rugi komprehensif tahun Dilihat bahwa pada tahun 2010 menujukkan perusahaan mengalami kerugian 80

37 Tabel IV.25 Laporan Laba Rugi Komprehensif Lama (partial) tahun Tabel IV.26 Laporan Laba Rugi Komprehensif Baru (partial) tahun

38 Catatan Atas Laporan Keuangan Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Tanaman perkebunan kelapa sawit merupakan tanaman produksi yang terdiri atas tanaman belum menghasilkan, tanaman menghasilkan, dan aset lain-lain berupa tanaman belum menghasilkan tahun 2005 serta tanaman belum menghasilkan tahun 2006 berasal dari masa akuisisi tanah tersebut tahun Tanaman belum menghasilkan dinyatakan sebesar biaya dikurangi akumulasi depresiasi karena nilai wajar tidak dapat diandalkan. Biaya yang dimasukkan dalam perhitungan tanaman belum menghasilkan adalah biaya pembibitan, biaya persiapan lahan, dan biaya pemeliharan tanaman (termasuk atas biaya-biaya lain agar tanaman menjadi tanaman menghasilkan). Biaya tersebut dikapitalisasi sebesar biaya biaya yang sudah terakumulasi. Tanaman belum menghasilkan tidak didepresiasi. Tanaman belum menghasilkan direklasifikasi menjadi tanaman menghasilkan pada saat tanaman dianggap sudah dapat menghasilkan. Pada umumnya, tanaman menghasilkan pada tahun ke 4. Tanaman menghasilkan dicatat sebesar biaya perolehan saat reklasifikasi dilakukan dan diamortisasi pada saat penambahan tersebut. Metode depresiasi adalah garis lurus dengan masa manfaat 25 tahun. Pinjaman yang digunakan sebagai investasi untuk penananam tanaman perkebunan ini, bunganya dikapitalisasi sebagai interest during construction (IDC) pada akun tertentu dalam aset dan tidak dikurangi langsung dari akun tanaman. Bibitan Biaya-biaya yang terjadi untuk pembibitan, pembelian bibit, dan biaya pemeliharaannya dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya ini akan dipindahkan ke akun Tanaman Belum Menghasilkan pada saat siap ditanam. 82

39 Rekonsiliasi Tanaman Belum Menghasilkan Tabel IV.27 Rekonsiliasi Tanaman Belum Menghasilkan Tanaman Belum Menghasilkan Saldo awal Penambahan biaya TBM Penambahan biaya bibit Pengurangan lainnya ( ) Reklasifikasi ke TM ( ) Saldo akhir Untuk tanaman belum menghasilkan, tidak ada beban bunga yang dikapitalisasikan karena semua bunga yang dipakai untuk modal kerja kebun mempunyai akun tersendiri. Seluruh tanaman perkebunan telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran, wabah penyakit dan penyakit risiko lainnya. Selain itu, manajemen berpendapat bahwa jumlah asuransi yang dibayar oleh perusahaan mampu untk menutupi apabila perusahaan tidak mencapai produksi. Selain itu, manajemen tidak melakukan pencadangan kerugian untuk CPO karena harga yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Rekonsiliasi Tanaman Menghasilkan Tabel IV. 28 Rekonsiliasi Tanaman Menghasilkan

40 Tabel IV.29 Rekonsiliasi Tanaman Menghasilkan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Analisis Kondisi Perseroan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Yang Ada

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Analisis Kondisi Perseroan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Yang Ada BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Analisis Kondisi Perseroan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Yang Ada Dalam bab ini, dilakukan analisis dengan membandingkan standar standar akuntansi yang ada di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Pendekatan Pembahasan Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian yang dilaporkan oleh salah satu perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Wahyu Maulani (2010) definisi dari akuntansi adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Wahyu Maulani (2010) definisi dari akuntansi adalah BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian akuntansi Menurut Wahyu Maulani (2010) definisi dari akuntansi adalah Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data,

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015 31 Maret 2016/ 31 Desember 2015/ March 31, 2016

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 March 31, 2015 and December 31, 2014

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 March 31, 2015 and December 31, 2014 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 March 31, 2015 and December 31, 2014 31 Maret 2015/ 31 Desember 2014/ March 31, 2015

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016 31 Maret 2017/ 31 Desember 2016/ March 31, 2017

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Aset A.1 Definisi Aset merupakan semua kekayaan yang dimiliki oleh seseorang atau perusahaan baik berwujud maupun tak berwujud yang berharga atau bernilai

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014 30 Juni 2015/ 31 Desember 2014/ June 30, 2015 December

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbedaaannya yang mendukung penelitian ini. assets bahwa pengakuan Pengakuan ayam peternak yang dilakukan oleh PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbedaaannya yang mendukung penelitian ini. assets bahwa pengakuan Pengakuan ayam peternak yang dilakukan oleh PT. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan merujuk pada penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan dan perbedaaannya

Lebih terperinci

PSAK NO. 32 AKUNTANSI KEHUTANAN

PSAK NO. 32 AKUNTANSI KEHUTANAN PSAK NO. 32 AKUNTANSI KEHUTANAN PENDAHULUAN Karakteristik Perusahaan Pengusahaan Hutan 01 Proses produksi hasil hutan untuk mendapatkan kayu bulat memerlukan waktu yang panjang, dimulai dari penanaman,

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 June 30, 2016 and December 31, 2015

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 June 30, 2016 and December 31, 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 June 30, 2016 and December 31, 2015 30 Juni 2016/ 31 Desember 2015/ June 30, 2016 December

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 September 30, 2015 and December 31, 2014

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 September 30, 2015 and December 31, 2014 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 September 30, 2015 and December 31, 2014 30 September 2015/ 31 Desember 2014/

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) Pelatihan APHI 18 MEI 2011 Dwi Martani & Taufik Hidayat Staf Pengajar Departemen Akuntansi FEUI Tim Penyusun

Lebih terperinci

31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and Catatan/ 2016 Notes 2015

31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and Catatan/ 2016 Notes 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and 2015 ASET ASET LANCAR ASSETS CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 1.219.104.170.177

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PELAPORAN ASET BIOLOGIS (Studi Kasus Pada Koperasi M )

EVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PELAPORAN ASET BIOLOGIS (Studi Kasus Pada Koperasi M ) EVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PELAPORAN ASET BIOLOGIS (Studi Kasus Pada Koperasi M ) Esti Laras Aruming Tyas Nurul Fachriyah, SE., MSA., Ak Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA), Accounting is the

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA), Accounting is the BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Menurut American Accounting Association (AAA), Accounting is the process of identifying, measuring, and communicating economic information to permit information

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Desember 2014 dan 2013 December 31, 2014 and 2013

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Desember 2014 dan 2013 December 31, 2014 and 2013 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Desember 2014 dan 2013 December 31, 2014 and 2013 ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 1,617,503

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 September 30, 2016 and December 31, 2015

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 September 30, 2016 and December 31, 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 September 30, 2016 and December 31, 2015 30 September 2016/ 31 Desember 2015/

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2017 dan 31 Desember 2016 September 30, 2017 and December 31, 2016

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2017 dan 31 Desember 2016 September 30, 2017 and December 31, 2016 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 September 2017 dan 31 Desember 2016 September 30, 2017 and December 31, 2016 30 September 2017/ 31 Desember 2016/

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 June 30, 2017 and December 31, 2016

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 June 30, 2017 and December 31, 2016 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 June 30, 2017 and December 31, 2016 30 Juni 2017/ 31 Desember 2016/ June 30, 2017 December

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP ASET BIOLOGIS PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO)

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP ASET BIOLOGIS PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP ASET BIOLOGIS PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) Nama : Hamzah Mutakin NPM : 23212274 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dyah Palupi, SE., MMSI Latar Belakang

Lebih terperinci

30 Juni 2010 dan 2009 June 30, 2010 and 2009

30 Juni 2010 dan 2009 June 30, 2010 and 2009 Neraca Konsolidasi Consolidated Balance Sheets 30 Juni 2010 dan 2009 June 30, 2010 and 2009 ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 373,735,769,065 191,458,673,774 Cash and cash equivalents Investasi

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and 2015

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and 2015 ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 350,467

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) Pelatihan APHI 18 MEI 2011 Dwi Martani & Taufik Hidayat Staf Pengajar Departemen Akuntansi FEUI Tim Penyusun

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND SUBSIDIARIES. Per 31 Desember 2014 and 2013 As of December 31, 2014 and 2013

REPUBLIK INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND SUBSIDIARIES. Per 31 Desember 2014 and 2013 As of December 31, 2014 and 2013 LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL KONSOLIDASIAN POSITION Per 31 Desember 2014 and 2013 As of December 31, 2014 and 2013 Catatan/ 2014 2013 *) ASET ASSETS Aset Lancar Current

Lebih terperinci

31 Maret 2018/ March 31, 2018

31 Maret 2018/ March 31, 2018 LAPORAN POSISI KEUANGAN FINANCIAL POSITION As of 31 Maret 2018/ 31 Desember 2017/ December 31, 2017 ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 2,4,33,34,36 9.447.735 8.796.690 Cash and cash

Lebih terperinci

31 Maret 2009 dan 2008 March 31, 2009 and 2008

31 Maret 2009 dan 2008 March 31, 2009 and 2008 Neraca Konsolidasi Consolidated Balance Sheets 31 Maret 2009 dan 2008 March 31, 2009 and 2008 ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 252,879,603,447 402,682,025,568 Cash and cash equivalents Investasi

Lebih terperinci

31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016

31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016 31 Maret/ March 31, 2017 31 Desember/ (Tidak

Lebih terperinci

(Tidak Diaudit)/ Catatan/ December 31, (unaudited) Notes 2015

(Tidak Diaudit)/ Catatan/ December 31, (unaudited) Notes 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015 31 Maret/ March 31, 2016 31 Desember/ (Tidak

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 March 31, 2012 and December 31, 2011

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 March 31, 2012 and December 31, 2011 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 March 31, 2012 and December 31, 2011 31 Maret 2012/ 31 Desember 2011/ March 31, 2012

Lebih terperinci

31 Desember 2009 dan 2008 December 31, 2009 and 2008

31 Desember 2009 dan 2008 December 31, 2009 and 2008 Neraca Konsolidasi Consolidated Balance Sheets 31 Desember 2009 dan 2008 December 31, 2009 and 2008 ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 497,577,482,016 480,277,284,158 Cash and cash equivalents

Lebih terperinci

30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 June 30, 2017 and December 31, (Tidak diaudit/ Catatan/ December 31, 2016 Unaudited) Notes ( Diaudit/Audited)

30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 June 30, 2017 and December 31, (Tidak diaudit/ Catatan/ December 31, 2016 Unaudited) Notes ( Diaudit/Audited) Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 June 30, 2017 and December 31, 2016 30 Juni/ June 30, 2017 31 Desember/ (Tidak diaudit/

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek penelitian III. 1.1 Sejarah Singkat PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh perusahaan adalah dalam bidang perkebunan

Lebih terperinci

31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 March 31, 2011 and December 31, Maret 2011/ 31 Desember 2010/ March 31, 2011 December 31, 2010

31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 March 31, 2011 and December 31, Maret 2011/ 31 Desember 2010/ March 31, 2011 December 31, 2010 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasi Consolidated Statements of Financial Position (Balance Sheets) 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 March 31, 2011 and December 31, 2010 31 Maret 2011/ 31 Desember

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 June 30, 2014 and December 31, 2013

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 June 30, 2014 and December 31, 2013 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 June 30, 2014 and December 31, 2013 30 Juni 2014/ 31 Desember 2013/ June 30, 2014 December

Lebih terperinci

30 September 2017 dan 31 Desember 2016 September 30, 2017 and December 31, 2016

30 September 2017 dan 31 Desember 2016 September 30, 2017 and December 31, 2016 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 September 2017 dan 31 Desember 2016 September 30, 2017 and December 31, 2016 30 September/ September 30, 2017 31 Desember/

Lebih terperinci

PT SIWANI MAKMUR Tbk

PT SIWANI MAKMUR Tbk Laporan Keuangan Interim Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal dan 31 Desember 2013 Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir Pada Tanggal (Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan yang

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 September 30, 2014 and December 31, 2013

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 September 30, 2014 and December 31, 2013 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 September 30, 2014 and December 31, 2013 30 September 2014/ 31 Desember 2013/

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 March 31, 2014 and December 31, 2013

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 March 31, 2014 and December 31, 2013 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 March 31, 2014 and December 31, 2013 2014 2013 ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS

Lebih terperinci

Lister Budi Agus Rianto. Dosen Pembimbing: Stefanus Ariyanto, SE., Ak., M.Ak. Binus University, 1 ABSTRACT

Lister Budi Agus Rianto. Dosen Pembimbing: Stefanus Ariyanto, SE., Ak., M.Ak. Binus University, 1 ABSTRACT ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, DAN PENYAJIAN ASET BIOLOJIK MENURUT STANDAR AKUNTANSI YANG BERLAKU DI INDONESIA DAN MENURUT IAS 41: AGRICULTURE (STUDI KASUS: PT KELANTAN SAKTI) Lister Budi Agus Rianto

Lebih terperinci

31 Maret 2007 dan 2006 March 31, 2007 and 2006

31 Maret 2007 dan 2006 March 31, 2007 and 2006 Neraca Konsolidasi Consolidated Balance Sheets 31 Maret 2007 dan 2006 March 31, 2007 and 2006 AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 108,871,947,078 549,013,543,573 Cash and cash equivalents Investasi

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 September 30, 2012 and December 31, 2011

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 September 30, 2012 and December 31, 2011 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 September 30, 2012 and December 31, 2011 30 September 2012/ 31 Desember 2011/

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Desember 2015 dan 2014 dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013 December 31, 2015 and 2014 and January 1, 2014/December

Lebih terperinci

30 Juni 2007 dan 2006 June 30, 2007 and 2006

30 Juni 2007 dan 2006 June 30, 2007 and 2006 Neraca Konsolidasi Consolidated Balance Sheets 30 Juni 2007 dan 2006 June 30, 2007 and 2006 AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 650,963,436,118 118,679,465,155 Cash and cash equivalents Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya alam yang bisa dimanfaatkan dan dijadikan usaha. Di negara kita ini, apapun

BAB I PENDAHULUAN. daya alam yang bisa dimanfaatkan dan dijadikan usaha. Di negara kita ini, apapun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam. Banyak sekali sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan dan dijadikan usaha. Di negara kita ini, apapun

Lebih terperinci

Per 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 As of March 31, 2016 and December 31, 2015

Per 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 As of March 31, 2016 and December 31, 2015 546.419 LAPORAN POSISI KEUANGAN THE STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION Per 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 As of March 31, 2016 and December 31, 2015 Catatan/ 31 Maret 2016/ 31 Desember 2015/ Notes March

Lebih terperinci

Report No. Page : : 002/08 63 of /08 63 dari 67. Laporan No. Halaman : :

Report No. Page : : 002/08 63 of /08 63 dari 67. Laporan No. Halaman : : 63 dari 67 63 of 67 NERACA Per 30 September 2007, BALANCE SHEETS As of September 30, 2007 and AKTIVA ASSETS AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 4.571.920.198 3.083.975.594 4.398.682.153 Cash

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER MAKALAH PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS DALAM PERSPEKTIF STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN IFRS

UJIAN TENGAH SEMESTER MAKALAH PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS DALAM PERSPEKTIF STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN IFRS UJIAN TENGAH SEMESTER MAKALAH PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS DALAM PERSPEKTIF STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN IFRS Disusun untuk memenuhi syarat penilaian Ujian Tengah Semester pada mata kuliah Pelaporan

Lebih terperinci

PT ADES WATERS INDONESIA Tbk

PT ADES WATERS INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN/FINANCIAL STATEMENTS ISI/CONTENTS NERACA/BALANCE SHEETS 31 MARET 2007 DAN 2006/31 MARCH 2007 AND 2006 -------------------------------------------- 1-2 LAPORAN LABA RUGI/STATEMENTS OF INCOME

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan suatu buku

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan suatu buku BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan suatu buku petunjuk dari prosedur akuntansi yang berisi peraturan tentang perlakuan,

Lebih terperinci

AKUNTANSI AGRIKULTUR PSAK 69 DAN PSAK 68 BY: ERSA TRI WAHYUNI

AKUNTANSI AGRIKULTUR PSAK 69 DAN PSAK 68 BY: ERSA TRI WAHYUNI 1 AKUNTANSI AGRIKULTUR PSAK 69 DAN PSAK 68 BY: ERSA TRI WAHYUNI All material presented is the opinion of the author and not a formal position of the Indonesian Institute of Accountants PSAK yang terkait

Lebih terperinci

PT SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY Tbk PT SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY Tbk DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES

PT SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY Tbk PT SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY Tbk DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Desember 2013 dan 2012 December 31, 2013 and 2012 ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 409,488 1,183,482

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND SUBSIDIARIES. Per 31 Desember 2013 dan 2012 As of December 31, 2013 and 2012

REPUBLIK INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND SUBSIDIARIES. Per 31 Desember 2013 dan 2012 As of December 31, 2013 and 2012 LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL KONSOLIDASIAN POSITIONS Per 31 Desember 2013 dan 2012 As of December 31, 2013 and 2012 ASET Aset Lancar Kas dan Setara Kas Catatan/ 2013 2012

Lebih terperinci

30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 June 30, 2011 and December 31, Juni 2011/ 31 Desember 2010/ June 30, 2011 December 31, 2010

30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 June 30, 2011 and December 31, Juni 2011/ 31 Desember 2010/ June 30, 2011 December 31, 2010 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasi Consolidated Statements of Financial Position (Balance Sheets) 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 June 30, 2011 and December 31, 2010 30 Juni 2011/ 31 Desember

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 September 30, 2013 and December 31, 2012

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 September 30, 2013 and December 31, 2012 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 September 30, 2013 and December 31, 2012 30 September 2013/ 31 Desember 2012/

Lebih terperinci

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Tanam 2009/2010 No Uraian Kegiatan Norma 1 Persiapan Lahan pembersihan lahan 25 Hk pembukaan jaringan drainase 10 Hk 2 Menanam Menanam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI digilib.uns.ac.id BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis data dan pembahasan hasil penelitian mengenai penerapan PSAK No. 16 tentang Aset Tetap pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. International Accounting Standards (IAS) / International Financial

BAB II LANDASAN TEORI. International Accounting Standards (IAS) / International Financial BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting Standards (IAS) / International Financial Reporting Standards (IFRS) International Accounting Standards adalah standar akuntansi yang dapat diaplikasikan

Lebih terperinci

DAMPAK PENCABUTAN PSAK: AKUNTANSI KEHUTANAN PSAK 32

DAMPAK PENCABUTAN PSAK: AKUNTANSI KEHUTANAN PSAK 32 T O P I K U T A M A DAMPAK PENCABUTAN PSAK: AKUNTANSI KEHUTANAN PSAK 32 DWI MARTANI Ketua Departemen Akuntansi FEUI dan Anggota Tim Implementasi IFRS-IAI Abstrak Pencabutan PSAK memberikan dampak pada

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN DAN PENYAJIAN ASET BIOLOJIK PADA PT ASTRA AGRO LESTARI TBK MENURUT PSAK 16 (REVISI 2011) DAN IAS 41

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN DAN PENYAJIAN ASET BIOLOJIK PADA PT ASTRA AGRO LESTARI TBK MENURUT PSAK 16 (REVISI 2011) DAN IAS 41 ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN DAN PENYAJIAN ASET BIOLOJIK PADA PT ASTRA AGRO LESTARI TBK MENURUT PSAK 16 (REVISI 2011) DAN IAS 41 Vera Indrianti, Stefanus Ariyanto Binus University, Jalan Kebon Jeruk

Lebih terperinci

31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Definisi Aset Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku di Indonesia disebutkan bahwa: Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan

Lebih terperinci

31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and Catatan/ 2016 Notes 2015

31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and Catatan/ 2016 Notes 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and 2015 Catatan/ 2016 Notes 2015 ASET ASET LANCAR ASSETS CURRENT ASSETS

Lebih terperinci

Catatan/ Notes Rp dan Rp masingmasing pada 31 Desember 2006 dan 2005) c, 2f,

Catatan/ Notes Rp dan Rp masingmasing pada 31 Desember 2006 dan 2005) c, 2f, Halaman : 2 dari 43 NERACA KONSOLIDASIAN 31 Desember Pages : 2 of 44 CONSOLIDATED BALANCE SHEETS December 31, AKTIVA ASSETS AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 10.160.758.858 2c, 2d, 3 15.231.755.461

Lebih terperinci

PT SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY Tbk PT SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY Tbk DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES

PT SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY Tbk PT SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY Tbk DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011 ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 1,183,482 486,225

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Peta Indonesia. Indonesia adalah negara kepulauan yang dikenal memiliki kekayaan alam

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Peta Indonesia. Indonesia adalah negara kepulauan yang dikenal memiliki kekayaan alam Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gambar 1.1 Peta Indonesia Indonesia adalah negara kepulauan yang dikenal memiliki kekayaan alam berlimpah, termasuk keanekaragaman flora

Lebih terperinci

31 Desember 2006 dan 2005 December 31, 2006 and 2005

31 Desember 2006 dan 2005 December 31, 2006 and 2005 Neraca Konsolidasi Consolidated Balance Sheets 31 Desember 2006 dan 2005 December 31, 2006 and 2005 AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 323,764,478,647 383,354,492,773 Cash and cash equivalents

Lebih terperinci

Catatan/ 2010 Notes 2009

Catatan/ 2010 Notes 2009 NERACA KONSOLIDASI CONSOLIDATED BALANCE SHEETS ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 1.570.132.925.725 2c,3 1.223.600.573.265 Cash and cash equivalents 2d,4,13, Investasi jangka pendek,

Lebih terperinci

PT SIWANI MAKMUR Tbk

PT SIWANI MAKMUR Tbk Laporan Keuangan Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dan Laporan Auditor Independen (Mata Uang Indonesia) Financial Statements For the Years Ended December 31, 2010 and

Lebih terperinci

PERKIRAAN BIAYA PEMBUKAAN LAHAN PER HEKTAR

PERKIRAAN BIAYA PEMBUKAAN LAHAN PER HEKTAR PERKIRAAN PEMBUKAAN LAHAN PER HEKTAR PEKERJAAN HK URIAN VOLUME 1. Lahan Bekas Hutan : Survey dan Blocking (Manual) 3 Peralatan, Bahan dll (PO) Babat - Imas (Manual) 1 o Excavator 6 JK 25, 1,5, 25 1,5,

Lebih terperinci

30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014

30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014 30 Juni/ June 30, 2015 31 Desember/ Catatan/ (Tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan Untuk mengetahui pengertian yang jelas mengenai aktiva tetap tanaman menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa

Lebih terperinci

30 September 2011 dan 31 Desember 2010 September 30, 2011 and December 31, 2010

30 September 2011 dan 31 Desember 2010 September 30, 2011 and December 31, 2010 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position (Balance Sheets) 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 September 30, 2011 and December 31, 2010 30 September

Lebih terperinci

31 Maret 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) March 31, 2012 (Unaudited) and December 31, 2011 (Audited)

31 Maret 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) March 31, 2012 (Unaudited) and December 31, 2011 (Audited) LAPORAN POSISI KEUANGAN STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) March 31, 2012 (Unaudited) and December 31, 2011 (Audited) Catatan/ 31 Maret/ 31 Desember/

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. pelaksanaan penelitian. Aset biologis pada PT. Perkebunan Nusantara VII Unit

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. pelaksanaan penelitian. Aset biologis pada PT. Perkebunan Nusantara VII Unit 57 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Data Dalam bab ini disajikan analisis terhadap data yang telah terkumpul selama pelaksanaan penelitian. Aset biologis pada PT. Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI INDUSTRI BATUBARA

STANDAR AKUNTANSI INDUSTRI BATUBARA STANDAR AKUNTANSI INDUSTRI BATUBARA Agenda 1. 2. 3. 4. Perkembangan Standar ISAK 29 Pengupasan Tanah PSAK Terkait Diskusi PSAK Pertambangan Umum Tidak ada standar akuntansi khusus industri pertambangan

Lebih terperinci

31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 March 31, 2014 and December 31, Maret / 31 Desember / March 31, December 31, Catatan / Notes

31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 March 31, 2014 and December 31, Maret / 31 Desember / March 31, December 31, Catatan / Notes Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 March 31, 2014 and December 31, 2013 31 Maret / 31 Desember / March 31, December 31,

Lebih terperinci

PT Selamat Sempurna Tbk Dan Entitas Anak/and subsidiaries

PT Selamat Sempurna Tbk Dan Entitas Anak/and subsidiaries PT Selamat Sempurna Tbk Dan Entitas Anak/and subsidiaries Laporan Keuangan Konsolidasian tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 (tidak diaudit) dan tahun yang berakhir 31 Desember 2011 (diaudit)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan devisa. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah satu Badan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan devisa. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah satu Badan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini komoditas perkebunan masih memegang peran penting dalam menghasilkan devisa. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah satu Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

PERBANDINGAN IFRS FOR SMEs (2015) vs SAK ETAP

PERBANDINGAN IFRS FOR SMEs (2015) vs SAK ETAP PERBANDINGAN IFRS FOR SMEs (2015) vs SAK ETAP Materi ini dipersiapkan oleh Divisi Teknis IAI sebagai bagian yang takterpisahkan dari Discussion Paper Reviu 1 Ruang lingkup Small and medium entities (SMEs),

Lebih terperinci

31 Desember 2016 December 31, 2016 ( Tidak diaudit/ Catatan/ (Diaudit/ Unaudited) Notes Audited) m,2r,4,29.

31 Desember 2016 December 31, 2016 ( Tidak diaudit/ Catatan/ (Diaudit/ Unaudited) Notes Audited) m,2r,4,29. DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TANGGAL 30 JUNI 2017 DAN 31 DESEMBER 2016 (Disajikan dalam Rupiah) The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language

Lebih terperinci

PT MULTI INDOCITRA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARY

PT MULTI INDOCITRA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARY LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009 ( Tidak diaudit ) CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS ( Unaudited ) PT MULTI INDOCITRA Tbk

Lebih terperinci

PSAK 68 : Pengukuran Nilai Wajar OLEH: ERSA TRI WAHYUNI, PHD, CA., CPSAK.,CPMA.,CPA

PSAK 68 : Pengukuran Nilai Wajar OLEH: ERSA TRI WAHYUNI, PHD, CA., CPSAK.,CPMA.,CPA PSAK 68 : Pengukuran Nilai Wajar OLEH: ERSA TRI WAHYUNI, PHD, CA., CPSAK.,CPMA.,CPA 1 AGENDA 1. Sekilas ED PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar 2. Ruang Lingkup 3. Perubahan Signifikan Nilai Wajar PSAK 68:

Lebih terperinci

Kepada: PROGRAM FAKULTAS

Kepada: PROGRAM FAKULTAS ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET A BIOLOGIS (Studi Kasus di PT Perkebunan Nusantara VII) I) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S2 S Program Magister Akuntansi

Lebih terperinci

PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN / AND SUBSIDIARIES

PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN / AND SUBSIDIARIES / Laporan Keuangan Konsolidasi (Tidak Diaudit)/ Consolidated Financial Statements (Unaudited) Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal / For Three Months Period Ended / (Mata Uang Indonesia)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Aset tetap, PSAK No. 16 (Revisi 2011) viii

ABSTRAK. Kata Kunci: Aset tetap, PSAK No. 16 (Revisi 2011) viii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2011) terhadap aset tetap pada PT. Bio Farma (Persero). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat studi

Lebih terperinci

PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN / AND SUBSIDIARIES

PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN / AND SUBSIDIARIES / Laporan Keuangan Konsolidasi (Tidak Diaudit)/ Consolidated Financial Statements (Unaudited) Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal / For Six Months Period Ended / (Mata Uang Indonesia)

Lebih terperinci

Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing

Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 11 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 11 tentang Penjabaran Laporan

Lebih terperinci

PERUM PERCETAKAN UANG INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PERUM PERCETAKAN UANG INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN REPUBLIK REPUBLIK INDONESIA AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION PER 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 AS OF DECEMBER 31, 2016 AND 2015 (Disajikan

Lebih terperinci

PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN / AND SUBSIDIARIES

PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN / AND SUBSIDIARIES / Laporan Keuangan Konsolidasi (Tidak Diaudit)/ Consolidated Financial Statements (Unaudited) Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal / For Nine Months Period Ended / September

Lebih terperinci

PT CENTURY TEXTILE INDUSTRY Tbk

PT CENTURY TEXTILE INDUSTRY Tbk LAPORAN KEUANGAN/FINANCIAL STATEMENTS PERIODE SEMBILAN BULAN BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2012 DAN 2011(TIDAK DIAUDIT)/ NINE MONTHS PERIOD ENDED 30 SEPTEMBER 2012 AND 2011(UN AUDITED) ISI/CONTENTS Halaman/Page

Lebih terperinci

31 MARET 2005 DAN 2004 MARCH 31, 2005 AND Catatan/ 2005 Notes 2004

31 MARET 2005 DAN 2004 MARCH 31, 2005 AND Catatan/ 2005 Notes 2004 NERACA KONSOLIDASI CONSOLIDATED BALANCE SHEETS 31 MARET 2005 DAN 2004 MARCH 31, 2005 AND 2004 AKTIVA ASSETS AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 73,630 2e,4 161,267 Cash and cash equivalents

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (bussnines language). Akuntansi menghasilkan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 tentang Transaksi dalam Mata Uang Asing disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal 24 Agustus

Lebih terperinci

30/06/2010 MARKETABLE SECURITIES STOCKS BONDS NERACA SHORT-TERM INVESTMENTS STOCKS BONDS OTHER SECURITIES LONG-TERM INVESTMENTS

30/06/2010 MARKETABLE SECURITIES STOCKS BONDS NERACA SHORT-TERM INVESTMENTS STOCKS BONDS OTHER SECURITIES LONG-TERM INVESTMENTS INVESTASI & AKTIVA TETAP PERTEMUAN 4 INSTRUKTUR : HENDRO SASONGKO ARIEF TRI HARYANTO INVESTASI ( INVESTMENT ) DEFINISI Harta (aset) yang dimiliki oleh suatu perusahaan dengan tujuan untuk menambah kekayaan

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET BIOLOGIS TANAMAN APEL PADA PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA OLEH: SIDHARTA SANJAYA

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET BIOLOGIS TANAMAN APEL PADA PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA OLEH: SIDHARTA SANJAYA PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET BIOLOGIS TANAMAN APEL PADA PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA OLEH: SIDHARTA SANJAYA 3203007225 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I DEPRESIASI ASET, PENURUNAN NILAI, REVALUASI ASET TETAP, PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

PT TUGU REASURANSI INDONESIA

PT TUGU REASURANSI INDONESIA LAPORAN KEUANGAN/ FINANCIAL STATEMENTS 31 DESEMBER/DECEMBER 2016 Lampiran - 1 - Schedule LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) STATEMENT OF FINANCIAL

Lebih terperinci

PT TUGU REASURANSI INDONESIA

PT TUGU REASURANSI INDONESIA LAPORAN KEUANGAN/ FINANCIAL STATEMENTS 31 DESEMBER/DECEMBER 2017 Lampiran - 1 - Schedule LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2017 (Dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) STATEMENT OF FINANCIAL

Lebih terperinci