DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik [BPS] Data Statistik Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Jakarta, hal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik [BPS] Data Statistik Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Jakarta, hal"

Transkripsi

1 DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik [BPS] Data Statistik Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Jakarta, hal Baharsyah, S Kebijakan Pembangunan Pertanian Dalam Kerangka Penanggulangan Kemiskinan. Prosiding Seminar dan Loka Karya Nasional Penanggulangan Kemiskinan, Mai 1995, dalam Kolopaking, LM dan Aminah (editor). Menyusun Rencana Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta, Hal Bank Central Asia [BCA] Petunjuk Layanan Kredit. Brosur Kredit Bank Central Asia, hal Bank Danamon Indonesia Tbk Pertumbuhan Kredit PT. Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) untuk kuartal ketiga tahun hal Bank Indonesia [BI] Pengembangan Kredit Usaha Kecil dan Menengah Dalam Mendukung Investasi di Sektor Rill. www. bi.co.id, hal Bank Indonesia [BI] pertengahan_2008_ mencapai_9_50_persen/, hal Bank Rakyat Indonesia [BRI] Layanan Nasabah Bank Rakyat Indonesia. hal Bank Jabar-Banten Jenis Kredit, Produk, dan Layanan Syariah. hal Bintoro G Tuna Resources In Indonesia s Waters : Status, Possible Management Plan, and Recommendations for The Regulation of Fishing Effort. Hull University. Hull England. M.Sc Dissertation. Unpublished, hal Bobo, J Transformasi Ekonomi Rakyat. PT. Pustaka Cidesindo. Jakarta, hal Cahyono BT. 1995, Manajemen Strategi Pemasaran. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI Program Magister Manajemen. Badan Penerbit IPWI Jakarta. 25 hal. Citrasari N Evaluasi Teknis dan Ekonomi Unit Penangkapan Payang di Perairan Ulak Karang, Sumatera Barat. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor. 90 hal. 151

2 Departemen Komunikasi dan Informasi [Depkominfo] Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP), 4 hal. Departemen Kelautan dan Perikanan [DKP] Statistik Perikanan Tangkap Indonesia. DKP, Jakarta. 232 hal. Departemen Kelautan dan Perikanan [DKP]. 2004a. Statistik Perikanan Tangkap Indonesia. DKP, Jakarta. 225 hal. Departemen Kelautan dan Perikanan [DKP]. 2004b. Bangkitnya Industri Tuna Nasional, penelitian.htm, hal. 3. Departemen Kelautan dan Perikanan [DKP]. 2004c. Rencana Strategis Pembangunan Kelautan dan Perikanan DKP, Jakarta. 96 hal. Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat Buku Tahunan Statistik Perikanan Tangkap Jawa Barat PEMDA Jawa Barat. Bandung. 122 hal. Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat Buku Tahunan Statistik Perikanan Tangkap Jawa Barat PEMDA Jawa Barat. Bandung. 125 hal. Direktorat Jendral Perikanan Budidaya [DJPB] Statistik Perikanan Budidaya Tahun DKP, Jakarta. 45 hal Direktorat Jendral Perikanan Tangkap [DJPT] Statistik Perikanan Tangkap Tahun DKP, Jakarta. 42 hal. Direktorat Jendral Perikanan Tangkap [DJPT] Statistik Perikanan Tangkap Tahun DKP, Jakarta. 48 hal. Elfindri Ekonomi Patron-klien. Fenomena Mikro Rumah Tangga Nelayan dan Kebijakan Makro. Andalas University Press, hal Food and Agricultural Organization [FAO] The Role of Fisheries Activity in South-East Asia. FAO Office, Jakarta. 23 hal. Food and Agricultural Organization [FAO] Fisheries Management, Dasar dan Kebijakan dalam Pengelolaan Sumber Daya Perikanan. 48 hal Juklak Pola Bergulir Paket OPTIKAPI (Pembinaan OPTIKAPI), 35 hal Perikanan Tangkap Indonesia (Suatu Pendekatan Filosofis dan Analisis Kebijakan), content.php?c=1823, 2 hal. 152

3 DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik [BPS] Data Statistik Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Jakarta, hal Baharsyah, S Kebijakan Pembangunan Pertanian Dalam Kerangka Penanggulangan Kemiskinan. Prosiding Seminar dan Loka Karya Nasional Penanggulangan Kemiskinan, Mai 1995, dalam Kolopaking, LM dan Aminah (editor). Menyusun Rencana Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta, Hal Bank Central Asia [BCA] Petunjuk Layanan Kredit. Brosur Kredit Bank Central Asia, hal Bank Danamon Indonesia Tbk Pertumbuhan Kredit PT. Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) untuk kuartal ketiga tahun hal Bank Indonesia [BI] Pengembangan Kredit Usaha Kecil dan Menengah Dalam Mendukung Investasi di Sektor Rill. www. bi.co.id, hal Bank Indonesia [BI] pertengahan_2008_ mencapai_9_50_persen/, hal Bank Rakyat Indonesia [BRI] Layanan Nasabah Bank Rakyat Indonesia. hal Bank Jabar-Banten Jenis Kredit, Produk, dan Layanan Syariah. hal Bintoro G Tuna Resources In Indonesia s Waters : Status, Possible Management Plan, and Recommendations for The Regulation of Fishing Effort. Hull University. Hull England. M.Sc Dissertation. Unpublished, hal Bobo, J Transformasi Ekonomi Rakyat. PT. Pustaka Cidesindo. Jakarta, hal Cahyono BT. 1995, Manajemen Strategi Pemasaran. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI Program Magister Manajemen. Badan Penerbit IPWI Jakarta. 25 hal. Citrasari N Evaluasi Teknis dan Ekonomi Unit Penangkapan Payang di Perairan Ulak Karang, Sumatera Barat. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor. 90 hal. 151

4 Fletcher, K. L The Law of Partnership. The Law Book Company Limited. Sydney. 30 hal. Garrod G. dan Willis KG Economic Valuation on the Environment, Method and Case Studies. Edward Elgar, Massachusetts, USA. 32 hal. Hamdan, Monintja, DR., Purwanto J., Budiharsono S., dan Purbayanto A Analisis Kebijakan Pengelolaan Perikanan Tangkap Berkelanjutan di Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat. Buletin PSP Vol. XV. 3 : hal Hanley ND. and Spash C Cost-Benefic Analysis and the Environment. Edward Elgar, Cheltenham, UK. 178 hal. Hermawan M Keberlanjutan Perikanan Tangkap Skala Kecil. Disertasi Sekolah Pascasarjana, IPB. Bogor, hal Hou WC Practical Marketing: An Asia Prespective. Pemasaran Praktis Cara Asia. Penerbit Mega Asia. 145 hal. Ihsan Kajian Model Pengembangan Perikanan Tangkap dalam Rangka Pengelolaan Laut Secara Optimal di Daerah Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan. Thesis. Program Pascasarjana. IPB. Bogor. 106 hal. Imron M Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Demersal Yang Berkelanjutan di Perairan Tegal, Jawa Tengah. Disertasi Sekolah Pascasarjana, IPB. Bogor, hal Imron M Kemiskinan dalam Masyarakat Nelayan. Jurnal Masyarakat dan Budaya, PMB-LIPI 7 : hal Imron M Stok Bersama dan Pengelolaan Sumberdaya Ikan di Wilayah Perairan Indonesia. Buletin PSP, Volume IX No. 2, Oktober hal. Kansil Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. 78 hal. Karyana B Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Pelagis di Perairan Pantai Barat Kalimantan. Jurnal Penelitian Perikanan Laut No. 72 tahun 1993 : hal Kepmenkeu RI No. 60/KMK.016/1996 tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi Melalui Pemanfaatan Dana dari Bagian Laba BUMN. 12 hal. Kimker AL Tunner Crab Survival in Closed Pots. Alaska Fishery Research Bulletin, Vol 1 No. 2 pp

5 Kompas Mampukah Indonesia Jadi Pemain Utama di Pasar Dunia?, 3 hal. Kotler P Manajemen Pemasaran. Marketing Management 9 e. Analisis Perencanaan Implementasi dan Kontrol. Simon & Schuster (Asia) Pte. Ltd, hal Kotler P. dan Armstrong G. 1997, Dasar-Dasar Pemasaran. Principle of Marketing 7 e. Jilid I. Simon & Schuster (Asia) Pte. Ltd, hal Pembiayaan Seyogianya Diserahkan pada Lembaga Non-bank, 5 hal. Mamuaya GE., Haluan J, Wisudo SH, dan Astika IW Status Keberlanjutan Perikanan Tangkap di Daerah Kota Pantai : Penelaahan Kasus di Kota Manado. Buletin PSP Vol. XVI. 1 : hal Mannetsch PGW. and Park System Analysis and Simulation with Application to Economic and Social Science. Michigan State University Mashuri Pasang Surut Usaha Perikanan laut: Tinjauan Sosial Ekonomi Kenelayanan Jawa dan Madura , Masyarakat Indonesia. LIPI. Jakarta. 167 hal. Monintja DM Sumberdaya Ikan dan Alat Penangkapan Ikan Potensial (Bahan Kuliah). Program Studi Teknologi Kelautan, SPS-IPB. Bogor. 23 hal. Mueller RO Basic Principles of Structural Equation Modeling: An Introdcution to LISREL and EQS. New York: Springer. 80 hal. Murdiyanto B. 2004, Bahan diskusi Workshop-II RPPLayur, 6-9 Oktober 2004 di Kediri. 20 hal. Muchtar L Hasil Penelitian. Lembaga Penelitian Pengabdian Pengembangan Ekonomi dan Sosial Masyarakat (LP 3 ES) Universitas Riau Pekanbaru. 140 hal. Muslich M Metode Kuantitatif. Lembaga Penerbit, FE-UI. Jakarta. 120 hal. Nurani TW Pengembangan PerikananBerbasis Karakteristik Spesifik dari Potensi Daerah. Disertasi Sekolah Pascasarjana, IPB, hal Nurani TW. dan Wisudo SH Kajian Tekno-Ekonomi Usaha Perikanan Longline untuk Fresh dan Frozen Tuna Sashimi. Buletin PSP Vol. VI. 1 : hal

6 Pearce D dan Moran D The Economic Value of Biodiversity. IUCN The World Conservation Union. London, UK, hal Pearce D dan Robinson Manajemen Strategik. Formulasi, Implementasi dan Pengendalian. Jilid Satu. Alih Bahasa Terbitan Pertama Bina Aksara. Jakarta, hal Pelabuhan Perikanan Nusantara [PPN] Kejawen Laporan Kegiatan Pendaratan Ikan di PPN Kejawen. 15 hal. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan. 12 hal. PMB Swamitra Mina Sumber Pembiayaan Alternatif Bagi Masyarakat Pesisir, 4 hal. Saaty TL Pengambilan Keputusan. Bagi Para Pemimpin. PT Pusaka Binaman Pressindi, Jakarta. 270 hal. Setiawan I Kinerja Pengembangan Perikanan Tangkap : Suatu Analisis Program Pemberdayaan Nelayan Kecil. Disertasi Sekolah Pascasarjana, IPB. Bogor, hal Setiawan I, Monintja DR., Nikijuluw VPH, dan Sondita MFA Analisis Ketergantungan Daerah Perikanan sebagai Dasar Pelaksanaan Program Pemberdayaan Nelayan : Studi Kasus di Kabupaten Cirebon dan Indramayu. Buletin PSP Vol. XVI. 2 : hal Siamat D Manajemen Lembaga Keuangan (Edisi III). Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta, hal Soemitro, R.H Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimerti. Ghalia. Jakarta, hal Soenarno SM., Monintja DR., Tarumengkeng RC, Hubeis AVS Analisis Gender Terhadap Kegiatan Perikanan Pantai Kabupaten Subang, Jawa Barat. Buletin PSP Vol. XVI. 1 : hal Sparre P. dan Venema SC Introduksi Pengkajian Stok Ikan tropis (Terjemahan) Oleh: J. Widodo, I.G.S. Merta, S. Nurhakim, M. Badrudin. FAO-Puslitbangkan-Balitbangkan. Jakarta. 438 hal. Subani W. dan Barus HR Alat Tangkap Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut No. 50, 248 hal. Suman A, Rijal M, dan Subani W Status Perikanan Udang Karang di Perairan Pangandaran, Jawa Barat. Jurnal Penelitian Perikanan Laut 81 : hal

7 Sunggono, B Metodologi Penelitian Hukum. Raja Grafindo Persada. Jakarta, hal Supranto JMA. 1991, Metode Riset. Aplikasinya Dalam Pemasaran. Penerbit PT. RINEKA CIPTA. Jakarta, hal Sutisna DH Pola Pengembangan Perikanan Tangkap di Pantai Selatan Propinsi Jawa Barat. Disertasi Sekolah Pascasarjana, IPB. Bogor, hal Ekonomi, Manajemen dan Pemasaran Berwawasan Internasional/Global. Kumpulan Tulisan Naskah. Badan Penerbit IPWI Jakarta. 45 hal. Tjiptono F Strategi Pemasaran. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta. 23 hal. Tempat Pendaratan Ikan [TPI] Karangsong Laporan Kegiatan TPI Karangsong Tahun Indramayu. 12 hal. Umarwanto Sistem Titip Ikan Cara Baru Atasi Kesulitan Nelayan. Buletin Agroindonesia Vol II, No. 3/ hal. 86 : 09. Wahana Lingkungan Hidup [WALHI] Degradasi Ekosistem Perairan Laut Indonesia. 4 hal. Wilson JC, Saade E., and Green CD UNCLOS Survey-an Expert Team Needs Integrated Specialised Tools. The Hydrographic Journal No hal

8 Lampiran 1 Hasil analisis finansial usaha perikanan tangkap di Kota Cirebon Payang Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,721, ,721,774 (277,721,774) ,290, ,403, ,991, ,185,594 (20,194,432) ,064, ,935, ,665,617 97,525,476 40,140, ,467,742 87,701, ,008,066 66,798, ,209, ,000,000 58,467, ,196,208 40,668, ,527, ,338,710 29,233, ,701,636 18,570, ,131,472 NPV (0.095) 181,092,752 B/C 1.52 IRR 17.78% ROI 4.08 PP 0.25 Bubu Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,625,490-4,625,490 (4,625,490) ,000,000 3,303,922 1,826,484 3,017,280 (1,190,796) ,931,373 1,982,353 1,610,786 1,653,304 (42,518) ,225, ,176 1,695, , , ,058, ,784 2,127, ,625 1,668, ,303, ,392 2,098, ,874 1,888,868 NPV(0.095) (1,361,802) B/C 1.05 IRR 2.50% ROI 2.71 PP

9 Jaring angkat Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,100,000-14,100,000 (14,100,000) ,815,789 10,575,000 11,703,917 9,657,534 2,046, ,500,000 9,400,000 11,259,148 7,839,703 3,419, ,513,158 8,225,000 8,769,041 6,264,603 2,504, ,460,526 7,050,000 9,362,796 4,903,799 4,458, ,750,000 5,287,500 7,463,925 3,358,766 4,105,159 NPV (0.095) 2,434,422 B/C 1.15 IRR 14.97% ROI 4.47 PP 0.22 JIH Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,434, ,434,328 (245,434,328) ,358, ,559, ,057, ,771,417 (36,713,692) ,149, ,247, ,299, ,490,533 70,808, ,686, ,373, ,563, ,962,354 56,601, ,223,881 86,623, ,743,082 60,253, ,489, ,746,269 57,749, ,419,618 36,683, ,735,694 NPV (0.095) 122,487,300 B/C 1.32 IRR 20.74% ROI 4.96 PP

10 JIT Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,373, ,373,034 (125,373,034) ,876, ,442, ,129, ,774,152 11,354, ,595,506 97,512,360 88,901,821 81,326,377 7,575, ,674,157 55,721, ,621,706 42,440,380 63,181, ,000,000 27,860,674 78,599,895 19,379,169 59,220, ,303,371 13,930,337 88,489,355 8,848,935 79,640,419 NPV (0.095) 95,599,866 B/C 1.44 IRR 27.34% ROI 4.96 PP 0.20 Hand Line Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,073,684-1,073,684 (1,073,684) ,364, ,737 1,246, , , ,449, ,789 1,208, , , ,631, ,842 1,242, , , ,574, ,895 1,095, , , ,789, ,947 1,136, ,672 1,023,051 NPV (0.095) 2,670,418 B/C 2.08 IRR 66.17% ROI 7.27 PP

11 Pukat Udang Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,577,586-28,577,586 (28,577,586) ,913,793 24,767,241 13,619,902 22,618,485 (8,998,583) ,948,276 13,336,207 13,301,037 11,122,543 2,178, ,413,793 7,620,690 20,118,167 5,804,328 14,313, ,724,138 5,715,517 14,415,178 3,975,567 10,439, ,051,724 3,810,345 12,102,182 2,420,436 9,681,746 NPV (0.095) (962,479) B/C 1.16 IRR 8.70% ROI 3.40 PP

12 Lampiran 2 Hasil analisis finansial usaha perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu Payang Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,814, ,814,286 (186,814,286) ,142, ,300, ,877, ,508,831 7,368, ,142, ,542, ,947, ,928,194 57,019, ,285, ,785, ,818,145 86,064, ,753, ,285,714 83,028, ,805,430 64,685,673 85,119, ,571,429 62,271, ,929,898 45,578, ,350,928 NPV (0.095) 169,798,012 B/C 1.37 IRR 27.93% ROI 5.18 PP 0.19 Bubu Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,614,583-7,614,583 (7,614,583) ,692,708 6,091,667 1,590,293 5,723,099 (4,132,806) ,432,292 4,568,750 5,677,485 4,032,623 1,644, ,994,792 2,284,375 6,629,680 1,894,318 4,735, ,484,375 1,522,917 5,830,906 1,186,470 4,644, ,614, ,458 5,573, ,342 5,016,078 NPV (0.095) 4,293,350 B/C 1.37 IRR 16.58% ROI 4.10 PP

13 Pancing Yang Lain Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,693,182-8,693,182 (8,693,182) ,840,909 6,519,886 5,487,513 6,125,410 (637,897) ,897,727 5,795,455 6,088,303 5,115, , ,528,409 5,071,023 6,242,932 4,205,145 2,037, ,448,864 4,346,591 5,024,163 3,386,330 1,637, ,244,318 3,259,943 5,302,409 2,386,084 2,916,325 NPV (0.095) (1,766,209) B/C 1.01 IRR 0.76% ROI 3.91 PP 0.26 JIH Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,206, ,206,250 (324,206,250) ,968, ,114, ,837, ,217,008 3,620, ,052, ,091, ,005, ,183,020 98,822, ,177, ,068, ,947,059 89,615, ,331, ,145,833 72,045, ,999,889 56,129, ,870, ,229,167 36,022, ,666,251 26,366, ,299,626 NPV (0.095) 344,738, B/C 1.61 IRR 29.13% ROI 4.30 PP

14 JIT Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,368, ,368,800 (553,368,800) ,436, ,792, ,005, ,098,015 (4,092,788) ,290, ,443, ,685, ,049,947 16,635, ,672, ,396, ,133, ,494, ,638, ,000, ,698, ,109,133 95,591, ,517, ,490,909 61,349, ,038,731 44,903, ,134,858 NPV (0.095) 454,465,535 B/C 1.40 IRR 23.14% ROI 4.80 PP 0.21 Alat Pengumpul Kerang Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,104,225-2,104,225 (2,104,225) ,183,099 1,636,620 1,111,517 1,537,598 (426,081) ,154, ,211 1,902, ,468 1,076, ,563, ,408 2,125, ,643 1,544, ,169, ,606 1,689, ,301 1,325, ,338, ,803 1,711, ,130 1,540,167 NPV (0.095) 2,956,018 B/C 1.71 IRR 34.43% ROI 4.95 PP

15 Rawai Tetap Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,369, ,369,565 (115,369,565) ,434,783 99,986,957 67,112,723 93,937,389 (26,824,665) ,695,652 53,839,130 63,282,421 47,521,299 15,761, ,347,826 30,765,217 62,482,174 25,512,052 36,970, ,086,957 23,073,913 62,393,928 17,976,361 44,417, ,913,043 15,382,609 56,295,758 11,259,152 45,036,606 NPV (0.095) (8,814) B/C 1.11 IRR 6.44% ROI 3.25 PP

16 Lampiran 3 Hasil analisis finansial usaha perikanan tangkap di Kabupaten Subang Bagan Perahu Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,125, ,125,000 (138,125,000) ,750, ,500,000 66,124, ,436,284 (34,311,943) ,416,667 82,875,000 70,566,624 68,466,836 2,099, ,666,667 36,833,333 62,074,825 27,658,339 34,416, ,750,000 18,416,667 63,985,964 12,569,687 51,416, ,083,333 9,208,333 57,124,555 5,712,455 51,412,099 NPV (0.095) (33,092,294) B/C 1.08 IRR 4.18% ROI 3.09 PP 0.32 Jala Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,233,333-4,233,333 (4,233,333) ,595,238 2,419,048 1,449,953 2,198,734 (748,782) ,607,143 1,209,524 1,327, , , ,202, ,143 1,653, , , ,690, ,762 1,836, ,760 1,423, ,023, ,381 1,875, ,584 1,688,258 NPV (0.095) (569,230) B/C 1.15 IRR 6.63% ROI 2.63 PP

17 Pancing Tonda Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,903,125-25,903,125 (25,903,125) ,453,125 20,146,875 19,499,296 18,312,011 1,187, ,421,875 14,390,625 18,523,739 11,888,755 6,634, ,593,750 8,634,375 18,467,573 6,483,597 11,983, ,046,875 5,756,250 18,459,950 3,928,738 14,531, ,781,250 1,439,063 17,854, ,733 16,961,922 NPV (0.095) 25,396,254 B/C 1.63 IRR 32.67% ROI 4.80 PP 0.21 JIL Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,362, ,362,500 (107,362,500) ,145,833 59,645,833 53,759,165 54,213,628 (454,463) ,218,750 47,716,667 55,532,490 39,420,926 16,111, ,604,167 35,787,500 67,284,229 26,873,018 40,411, ,614,583 23,858,333 72,766,260 16,283,717 56,482, ,291,667 11,929,167 74,003,439 7,400,344 66,603,095 NPV (0.095) 71,791,452 B/C 1.54 IRR 25.41% ROI 4.12 PP

18 JIT Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,278, ,278,400 (286,278,400) ,163, ,167, ,846, ,933,533 (39,087,108) ,454, ,429, ,909, ,322,201 11,587, ,472, ,952, ,590,310 95,329, ,260, ,218,182 63,476, ,936,174 43,323, ,612, ,381,818 31,738, ,890,082 19,689, ,201,074 NPV (0.095) 112,295,972 B/C 1.35 IRR 18.53% ROI 4.34 PP 0.23 Alat Pengumpul Kerang Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,218,378-2,218,378 (2,218,378) ,351 1,725, ,137 1,568,265 (1,067,128) ,345, ,946 1,111, , , ,654, ,459 1,242, , , ,848, ,973 1,261, , , ,464, ,486 1,529, ,910 1,376,187 NPV (0.095) 139 B/C 1.23 IRR 10.02% ROI 3.55 PP

19 Lampiran 4 Hasil analisis finansial usaha perikanan tangkap di Kabupaten Karawang Pukat Udang Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,200,000-30,200,000 (30,200,000) ,142,857 28,042,857 10,176,125 25,609,915 (15,433,790) ,952,381 10,785,714 13,304,461 8,995,404 4,309, ,714,286 6,471,429 16,538,769 4,928,988 11,609, ,000,000 4,314,286 18,780,506 3,000,906 15,779, ,571,429 2,157,143 13,702,768 1,370,277 12,332,491 NPV (0.095) (1,602,861) B/C 1.19 IRR 8.38% ROI 3.22 PP 0.31 Bubu Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,418,519-5,418,519 (5,418,519) ,796,296 3,096,296 2,553,695 2,827,668 (273,973) ,283,951 2,322,222 2,738,851 1,936, , ,419,753 1,161,111 2,604, ,365 1,720, ,030, ,074 2,803, ,426 2,265, ,870, ,037 2,458, ,857 2,212,710 NPV (0.095) 1,307,953 B/C 1.32 IRR 15.69% ROI 3.21 PP

20 Pukat Pantai Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,772,093-10,772,093 (10,772,093) ,238,372 7,181,395 6,610,385 6,558,352 52, ,697,674 6,283,721 6,419,945 5,240,692 1,179, ,058,140 4,488,372 5,375,859 3,418,586 1,957, ,302,326 3,590,698 5,774,884 2,497,597 3,277, ,976,744 2,693,023 5,702,276 1,710,683 3,991,593 NPV (0.095) (314,653) B/C 1.12 IRR 8.68% ROI 3.65 PP 0.27 JIH Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,093, ,093,750 (186,093,750) ,562, ,078, ,801, ,623,858 (17,822,489) ,250,000 77,539,063 85,277,621 64,668,429 20,609, ,953,125 46,523, ,258,991 35,434,755 81,824, ,328,125 31,015, ,215,697 21,573,671 90,642, ,078,125 15,507,813 98,509,915 9,850,992 88,658,924 NPV (0.095) 77,818,138 B/C 1.38 IRR 19.34% ROI 3.81 PP

21 JIL Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,865, ,865,385 (125,865,385) ,589, ,980,769 89,123,054 94,046,365 (4,923,311) ,884,615 80,096,154 69,960,689 66,801,071 3,159, ,794,872 57,211,538 76,009,148 43,575,389 32,433, ,000,000 45,769,231 74,426,449 31,835,900 42,590, ,423,077 34,326,923 72,684,704 21,805,411 50,879,293 NPV (0.095) (1,725,476) B/C 1.13 IRR 9.14% ROI 3.99 PP 0.25 Sero Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,825,000-63,825,000 (63,825,000) ,500,000 49,641,667 67,123,288 45,334,855 21,788, ,416,667 42,550,000 57,060,250 35,487,167 21,573, ,333,333 35,458,333 52,808,000 27,006,976 25,801, ,833,333 14,183,333 47,878,697 9,865,562 38,013, ,916,667 7,091,667 45,048,229 4,504,823 40,543,406 NPV (0.095) 83,894,081 B/C 1.65 IRR 43.66% ROI 5.50 PP

22 JIT Akhir Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi ,760, ,760,870 (244,760,870) ,217, ,369, ,965, ,853,484 (44,887,830) ,043, ,173, ,988, ,088,833 9,899, ,782, ,782, ,247,886 82,854, ,393, ,521,739 81,586, ,907,799 56,749, ,158, ,956,522 54,391, ,754,306 34,550, ,203,445 NPV (0.095) 91,005,295 B/C 1.30 IRR 17.55% ROI 4.49 PP

23 Lampiran 5. Kecenderungan manfaat (benefit) usaha perikanan tangkap di Kota Cirebon 350,000, ,000,000 Benefit (Rp) 250,000, ,000, ,000, ,000,000 50,000, Waktu Operasi (Tahun) Payang Bubu JA Lainnya JIH JIT Hand Line Pukat Udang 172

24 Lampiran 6 Perilaku manfaat (Bt) dan pembiayaan (Ct) usaha perikanan jaring insang tetap di Kabupaten Indramayu Nilai Bt atau Ct (Rp) 700,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, Waktu Operasi (Tahun) Bt Ct 173

25 Lampiran 7. Perbandingan perilaku manfaat (benefit) usaha perikanan rawai tetap dan pancing lainnya di Kabupaten Indramayu Benefit (Rp) 90,000,000 80,000,000 70,000,000 60,000,000 50,000,000 40,000,000 30,000,000 20,000,000 10,000, Waktu Operasi (Tahun) Pancing Lainnya Rawai Tetap 174

26 Lampiran 8. Perbandingan perilaku manfaat (benefit) usaha perikanan JIT dan JIL di Kabupaten Subang Benefit (Rp) Waktu Operasi (Tahun) JIL JIT 175

27 Lampiran 9. Perbandingan manfaat (Bt) dan pembiayaan (Ct) dari usaha perikanan JIT di Kabupaten Subang 350,000, ,000,000 Nilai Bt atau Ct (Rp) 250,000, ,000, ,000, ,000,000 50,000, Waktu Operasi (Tahun) Bt Ct 176

28 Lampiran 10. Perbandingan perilaku manfaat (Bt) usaha perikanan JIT, JIL, dan JIH di Kabupaten Karawang 300,000, ,000,000 Benefit (Rp) 200,000, ,000, ,000,000 50,000, Waktu Operasi (Tahun) JIH JIL JIT 177

29 Lampiran 11. Kebutuhan bantuan pembiayaan / biaya talangan tahunan dari usaha perikanan tangkap di Kota Cirebon Jenis Kebutuhan Bantuan Pembiayaan/Biaya Talangan (Rp /unit) Perikanan Ratarata Tangkap Payang Bubu Jaring angkat JIH JIT Hand Line Pukat Udang

30 Lampiran 12. Jumlah usaha perikanan tangkap (UPT) yang membutuhkan bantuan pembiayaan di Kota Cirebon Jenis Perikanan Tangkap Populasi UPT Jumlah Usaha Perikanan Tangkap (UPT) Yang Membutuhkan Bantauan Pembiayaan (unit) PPI Nelayan HSNI Ratarata Payang Bubu Jaring angkat JIH JIT Hand Line Pukat Udang % 179

31 Lampiran 13. Kebutuhan bantuan pembiayaan / biaya talangan tahunan dari usaha perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu Kebutuhan Bantuan Pembiayaan/Biaya Talangan (Rp /unit) Jenis Perikanan Tangkap Ratarata Payang Bubu Pancing Yang Lain JIH JIT Alat Pengumpul Kerang Rawai Tetap

32 Lampiran 14. Jumlah usaha perikanan tangkap (UPT) yang membutuhkan bantuan pembiayaan di Kabupaten Indramayu Jenis Perikanan Tangkap Populasi UPT Jumlah Usaha Perikanan Tangkap (UPT) Yang Membutuhkan Bantauan Pembiayaan (unit) KPL. Mina Sumitra TPI HSNI Rata % Payang Bubu Pancing Yang Lain JIH JIT Alat Pengumpul Kerang Rawai Tetap

33 Lampiran 15. Kebutuhan bantuan pembiayaan / biaya talangan tahunan dari usaha perikanan tangkap di Kabupaten Subang Kebutuhan Bantuan Pembiayaan/Biaya Talangan (Rp /unit) Jenis Perikanan Tangkap Ratarata Bagan Perahu Jala Pancing Tonda JIL JIT Alat Pengumpul Kerang

34 Lampiran 16. Jumlah usaha perikanan tangkap (UPT) yang membutuhkan bantuan pembiayaan di Kabupaten Subang Jenis Perikanan Tangkap Populasi UPT (unit) Jumlah Usaha Perikanan Tangkap (UPT) Yang Membutuhkan Bantauan Pembiayaan (unit) Ratarata KUD HSNI Nelayan % Bagan Perahu Jala Pancing Tonda JIL JIT Alat Pengumpul Kerang

35 Lampiran 17. Kebutuhan bantuan pembiayaan / biaya talangan tahunan dari usaha perikanan tangkap di Kabupaten Karawang Kebutuhan Bantuan Pembiayaan/Biaya Talangan (Rp /unit) Jenis Perikanan Tangkap Ratarata Pukat Udang Bubu Pukat Pantai JIH JIL Sero JIT

36 Lampiran 18. Jumlah usaha perikanan tangkap (UPT) yang membutuhkan bantuan pembiayaan di Kabupaten Karawang Jenis Perikanan Tangkap Populasi UPT Jumlah Usaha Perikanan Tangkap (UPT) Yang Membutuhkan Bantauan Pembiayaan (unit) (unit) KUD HSNI Nelayan Rata-rata % Pukat Udang Bubu Pukat Pantai JIH JIL Sero JIT

37 Lampiran 19. Hasil analisis peran lembaga keuangan di Kota Cirebon Rincian kapasitas/ketersediaan pembatas : Jenis UPT Jumlah UPT Rasio Kebutuhan Kebutuhan Kredit/Pembiayaan/Jasa (Rp /tahun) (Unit) (%) K1 K2 K3 K4 PU BPK Payang 64 32% Jaring Angkat Lainnya 76 64% JIH % JIT 89 20% Hand Line % Total Keterangan : UPT = usaha perikanan tangkap; K1 = kredit usaha menengah dan besar; K2 = kredit usaha mikro utama; K3 = kredit usaha mikro; K4 = kredit usaha mikro kecil; PU = pembinaan usaha; dan BPK= biaya pengurusan kredit Formula linear goal programming : Fungsi tujuan : Z cirebon = min DB1 + DB2 + DB3 + DB4 + DA5 Fungsi kendala : 1. Mengoptimalkan kredit usaha menengah dan besar (K1) DB X X4 >= Mengoptimalkan kredit usaha mikro (K3) DB2 + 20X1 + 15X2 + 10X3 + 10X4 >= Mengoptimalkan kredit usaha mikro kecil (K4) DB3 + 5X1 +3X4 >= Mengoptimalkan pembinaan usaha (PU) 186

38 DB4 + 10X2 >= Mengoptimalkan biaya pengurusan kredit (BPK) DA X X X X4 <= Hasil analisis linear goal programming : LINDO/PC (9 AUG 89) COPYRIGHT (C) 1989 LINDO SYSTEMS, INC. PORTIONS COPYRIGHT (C) 1981 MICROSOFT CORPORATION. LICENSED MATERIAL, ALL RIGHTS RESERVED. COPYING EXCEPT AS AUTHORIZED IN LICENSE AGREEMENT IS PROHIBITED. ANNUAL DIST. LICENSE UNE-2271 NOT FOR USE AFTER 28 FEB FOR DEPT. OF AGRI. ECO.& BUS. MGMT,UNIVERSITY OF NEW ENGLAND : min DB1 + DB2 + DB3 + DB4 + DA5? st? DB X X4 >= ? DB2 + 20X1 + 15X2 + 10X3 + 10X4 >= 729.6? DB3 + 5X1 +3X4 >= 222.3? DB4 + 10X2 >=931? DA X X X X4 <= ? end : go LP OPTIMUM FOUND AT STEP 7 OBJECTIVE FUNCTION VALUE 1) VARIABLE VALUE REDUCED COST DB DB DB DB DA X X X

39 X ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES 2) ) ) ) ) NO. ITERATIONS= 7 DO RANGE(SENSITIVITY) ANALYSIS?? yes RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED: OBJ COEFFICIENT RANGES VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE COEF INCREASE DECREASE DB INFINITY DB INFINITY DB INFINITY DB INFINITY DA INFINITY X X X INFINITY X RIGHTHAND SIDE RANGES ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE RHS INCREASE DECREASE INFINITY INFINITY Perhitungan : Berdasarkan hasil analisis linear goal programming (LGP) terlihat bahwa paket kredit Bank Mandiri (X2), paket kredit Bank Danamon (X3), dan paket kredit Bank 188

40 Rakyat Indonesia (X4) dalam mendukung pembiayaan usaha perikanan tangkap di Kota Cirebon adalah 93,1, 7,49, dan 74,1. Sedangkan untuk paket kredit Bank Jabar- Banten (X1) bernilai 0,00 sehingga perannya belum terlalu diperlukan. Terkait dengan ini, maka nilai kredit/pembiayaan/jasa yang ditawarkan oleh Bank Mandiri (X2) bagi usaha perikanan tangkap di Kota Cirebon dapat dioptimalkan : a. Kategori kredit usaha mikro (K3) (Rp ) = 15 x 93,1 = 1396,5 b. Kegiatan pembinaan usaha (Rp ) = 10 x 93,1 = 931 Nilai kredit/pembiayaan/jasa yang ditawarkan oleh Bank Danamon (X3) bagi usaha perikanan tangkap di Kota Cirebon dapat dioptimalkan : a. Kategori kredit usaha menegah dan besar (K1) (Rp ) = 125 x 7,49 = 936,25 b. Kategori kredit usaha mikro (K3) (Rp ) = 10 x 7,49 = 74,9 Nilai kredit/pembiayaan/jasa yang ditawarkan oleh Bank Rakyat Indonesia (X4) bagi usaha perikanan tangkap di Kota Cirebon dapat dioptimalkan : a. Kategori kredit usaha menegah dan besar (K2) (Rp ) = 100 x 74,1 = 7410 b. Kategori kredit usaha mikro (K3) (Rp ) = 10 x 74,1 = 741 c. Kategori kredit usaha mikro kecil (K4) (Rp ) = 3 x 74,1 = 222,3 189

41 Lampiran 20. Hasil analisis peran lembaga keuangan di Kabupaten Indramayu Rincian kapasitas/ketersediaan pembatas : Jenis UPT Jumlah UPT Rasio Kebutuhan Kebutuhan Kredit/Pembiayaan/Jasa (Rp /tahun) (Unit) (%) K1 K2 K3 K4 PU BPK Payang 7 45% Bubu % JIH 96 15% JIT 55 5% Alat Pengumpul Kerang 71 20% Total Keterangan : UPT = usaha perikanan tangkap; K1 = kredit usaha menengah dan besar; K2 = kredit usaha mikro utama; K3 = kredit usaha mikro; K4 = kredit usaha mikro kecil; PU = pembinaan usaha; dan BPK= biaya pengurusan kredit Formula linear goal programming : Fungsi tujuan : Z Indramayu = min DB1 + DB2 + DB3 + DB4 + DA5 Fungsi kendala : 1. Mengoptimalkan kredit usaha menengah dan besar (K1) DB X X X4 >= Mengoptimalkan kredit usaha mikro (K3) DB2 + 20X1 + 10X2 + 10X3 + 10X4 >= Mengoptimalkan kredit usaha mikro kecil (K4) DB3 + 5X1 + 3X4 >= Mengoptimalkan pembinaan usaha DB4 + 5X2 >=

42 5. Mengoptimalkan biaya pengurusan kredit DA X1+0.05X X X4 <= Hasil analisis linear goal programming : LINDO/PC (9 AUG 89) COPYRIGHT (C) 1989 LINDO SYSTEMS, INC. PORTIONS COPYRIGHT (C) 1981 MICROSOFT CORPORATION. LICENSED MATERIAL, ALL RIGHTS RESERVED. COPYING EXCEPT AS AUTHORIZED IN LICENSE AGREEMENT IS PROHIBITED. ANNUAL DIST. LICENSE UNE-2271 NOT FOR USE AFTER 28 FEB FOR DEPT. OF AGRI. ECO.& BUS. MGMT,UNIVERSITY OF NEW ENGLAND : min DB1 + DB2 + DB3 + DB4 + DA5? st? DB X X X4 >= ? DB2 + 20X1 + 10X2 + 10X3 + 10X4 >= 576? DB3 + 5X1 + 3X4 >= 105.6? DB4 + 5X2 >= 464? DA X1+0.05X X X4 <= ? end : go LP OPTIMUM FOUND AT STEP 7 OBJECTIVE FUNCTION VALUE 1) VARIABLE VALUE REDUCED COST DB DB DB DB DA X X X X

43 ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES 2) ) ) ) ) NO. ITERATIONS= 7 DO RANGE(SENSITIVITY) ANALYSIS?? yes RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED: OBJ COEFFICIENT RANGES VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE COEF INCREASE DECREASE DB INFINITY DB INFINITY DB INFINITY DB INFINITY DA INFINITY X X INFINITY X INFINITY X RIGHTHAND SIDE RANGES ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE RHS INCREASE DECREASE INFINITY INFINITY INFINITY Perhitungan : Berdasarkan hasil analisis linear goal programming (LGP), terlihat paket kredit Bank Jabar-Banten (X1), paket kredit KPL Mina Sumitra (X2), paket kredit Bank Danamon (X3), dan paket kredit Bank Rakyat Indonesia (X4) dalam mendukung 192

44 pembiayaan usaha perikanan tangkap payang, bubu jaring insang hanyut (JIH), jaring insang tetap (JIT), dan usaha pengumpulan kerang berturut-turut 21,12, 92,8, 0,00, dan 0,00. Bila nilai tersebut dikonversikan kepada nilai kredit sebenarnya, maka untuk Bank Jabar-Banten, nilai kredit/pembiayaan/jasa yang ditawarkan bagi usaha perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu dapat dioptimalkan : a. Kategori kredit usaha mikro (K3) (Rp ) = 20 x 21,12 = 422,4 b. Kategori kredit usaha mikro kecil (K4) (Rp ) = 5 x 21,12 = 105,6 Nilai kredit/pembiayaan/jasa yang ditawarkan oleh KPL Mina Sumitra (X2) bagi usaha perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu dapat dioptimalkan : a. Kategori kredit usaha menengah dan besar (K1) (Rp ) = 100 x 92,8 = 9280 b. Kategori kredit usaha mikro (K3) (Rp ) = 10 x 92,8 = 928 c. Kegiatan pembinaan usaha (Rp ) = 5 x 92,8 = 464 Oleh karena rasio peran/ paket kredit dari Bank Danamon dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) masing-masing bernilai 0,00, maka peran kedua dalam mendukung pembiayaan usaha perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu diindikasikan belum begitu diperlukan. 193

45 Lampiran 21. Hasil analisis peran lembaga keuangan di Kabupaten Subang Rincian kapasitas/ketersediaan pembatas : Jenis UPT Jumlah UPT Rasio Kebutuhan Kebutuhan Kredit/Pembiayaan/Jasa (Rp /tahun) (Unit) (%) K1 K2 K3 K4 PU BPK Pancing Tonda 64 45% JIL 96 30% JIT 55 18% Alat Pengumpul Kerang 62 75% Total Keterangan : UPT = usaha perikanan tangkap; K1 = kredit usaha menengah dan besar; K2 = kredit usaha mikro utama; K3 = kredit usaha mikro; K4 = kredit usaha mikro kecil; PU = pembinaan usaha; dan BPK= biaya pengurusan kredit Formula linear goal programming : Fungsi tujuan : Z Subang = min DB1 + DB2 + DB3 + DB4 + DA5 Fungsi kendala : 1. Mengoptimalkan kredit usaha menengah dan besar (K1) DB X X4 >= Mengoptimalkan kredit usaha mikro utama (K2) DB2 + 50X1 + 50X2 + 30X3 + 20X4 >= Mengoptimalkan kredit usaha mikro kecil (K4) DB3 + 5X2 + 3X4 >= Mengoptimalkan pembinaan usaha DB4 + 5X1 >=

46 5. Mengoptimalkan biaya pengurusan kredit DA X1+0.05X X X4 <= Hasil analisis linear goal programming : LINDO/PC (9 AUG 89) COPYRIGHT (C) 1989 LINDO SYSTEMS, INC. PORTIONS COPYRIGHT (C) 1981 MICROSOFT CORPORATION. LICENSED MATERIAL, ALL RIGHTS RESERVED. COPYING EXCEPT AS AUTHORIZED IN LICENSE AGREEMENT IS PROHIBITED. ANNUAL DIST. LICENSE UNE-2271 NOT FOR USE AFTER 28 FEB FOR DEPT. OF AGRI. ECO.& BUS. MGMT,UNIVERSITY OF NEW ENGLAND : min DB1 + DB2 + DB3 + DB4 + DA5? st? DB X X4 >= 4068? DB2 + 50X1 + 50X2 + 30X3 + 20X4 >= 720? DB3 + 5X2 + 3X4 >= ? DB4 + 5X1 >= ? DA X1+0.05X X X4 <= 28.44? end : go LP OPTIMUM FOUND AT STEP 2 OBJECTIVE FUNCTION VALUE 1) VARIABLE VALUE REDUCED COST DB DB DB DB DA X X X X

47 ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES 2) ) ) ) ) NO. ITERATIONS= 2 DO RANGE(SENSITIVITY) ANALYSIS?? yes RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED: OBJ COEFFICIENT RANGES VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE COEF INCREASE DECREASE DB INFINITY DB INFINITY DB INFINITY DB INFINITY DA INFINITY X X INFINITY X X INFINITY RIGHTHAND SIDE RANGES ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE RHS INCREASE DECREASE INFINITY INFINITY INFINITY Perhitungan : Berdasarkan hasil analisis linear goal programming (LGP), terlihat paket kredit Bank Central Asia (X1), paket kredit KUD Bina Bahari Mandiri (X2), paket kredit Bank BNI (X3), dan paket kredit Bank Rakyat Indonesia (X4) dalam mendukung 196

48 pembiayaan usaha perikanan tangkap di Kabupaten Subang berturut-turut 75,05, 32,54, 0,00, dan 0,00. Bila nilai tersebut dikonversikan kepada nilai kredit sebenarnya, maka untuk Bank Central Asia (BCA), nilai kredit/pembiayaan/jasa yang ditawarkan bagi usaha perikanan tangkap di Kabupaten Subang dapat dioptimalkan : a. Kategori kredit usaha mikro utama (K2) (Rp ) = 50 x 75,05 = 3752,5 b. Kegiatan pembinaan usaha (Rp ) = 5 x 75,05 = 375,25 Untuk KUD Mina Bahari Mandiri, nilai kredit yang ditawarkan bagi usaha perikanan tangkap di Kabupaten Subang dapat dioptimalkan : a. Kategori kredit usaha menegah dan besar (K1) (Rp ) = 125 x 32,54 = 4067,5 b. Kategori kredit usaha mikro utama (K2) (Rp ) = 50 x 32,54 = 1627 c. Kategori kredit usaha mikro kecil (K4) (Rp ) = 5 x 32,54 = 162,7 Oleh karena paket kredit Bank BNI dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) masing-masing 0,00, maka peran kedua dalam mendukung pembiayaan usaha perikanan tangkap di Kabupaten Subang diindikasikan belum begitu diperlukan. 197

49 Lampiran 22. Hasil analisis peran lembaga keuangan di Kabupaten Karawang Rincian kapasitas/ketersediaan pembatas : Jumlah Rasio Kebutuhan Kredit/Pembiayaan/Jasa Jenis UPT Kebutuhan (Rp /tahun) UPT (Unit) (%) K1 K2 K3 K4 PU BPK Bubu % JIH 64 45% Sero 24 80% JIT 23 81% Total Keterangan : UPT = usaha perikanan tangkap; K1 = kredit usaha menengah dan besar; K2 = kredit usaha mikro utama; K3 = kredit usaha mikro; K4 = kredit usaha mikro kecil; PU = pembinaan usaha; dan BPK= biaya pengurusan kredit Formula linear goal programming : Fungsi tujuan : Z Karawang = min DB1 + DB2 + DB3 + DB4 + DA5 Fungsi kendala : 1. Mengoptimalkan kredit usaha menengah dan besar (K1) DB X3 >= Mengoptimalkan kredit usaha mikro utama (K2) DB2 + 25X1 + 50X2 + 20X3 >= Mengoptimalkan kredit usaha mikro kecil (K4) DB3 + 5X1 + 3X2 + 3X3 + 3X4 >= Mengoptimalkan pembinaan usaha DB4 + 3X2 >=

50 5. Mengoptimalkan biaya pengurusan kredit DA X1+0.03X X X4 <= Hasil analisis linear goal programming : LINDO/PC (9 AUG 89) COPYRIGHT (C) 1989 LINDO SYSTEMS, INC. PORTIONS COPYRIGHT (C) 1981 MICROSOFT CORPORATION. LICENSED MATERIAL, ALL RIGHTS RESERVED. COPYING EXCEPT AS AUTHORIZED IN LICENSE AGREEMENT IS PROHIBITED. ANNUAL DIST. LICENSE UNE-2271 NOT FOR USE AFTER 28 FEB FOR DEPT. OF AGRI. ECO.& BUS. MGMT,UNIVERSITY OF NEW ENGLAND : min DB1 + DB2 + DB3 + DB4 + DA5? st? DB X3 >= 4030? DB2 + 25X1 + 50X2 + 20X3 >= 960? DB3 + 5X1 + 3X2 + 3X3 + 3X4 >= 607.5? DB4 + 3X2 >= 703.5? DA X1+0.03X X X4 <= 53.25? end : go LP OPTIMUM FOUND AT STEP 4 OBJECTIVE FUNCTION VALUE 1) VARIABLE VALUE REDUCED COST DB DB DB DB DA X X X X

51 ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES 2) ) ) ) ) NO. ITERATIONS= 4 DO RANGE(SENSITIVITY) ANALYSIS?? yes RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED: OBJ COEFFICIENT RANGES VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE COEF INCREASE DECREASE DB INFINITY DB INFINITY DB INFINITY DB INFINITY DA INFINITY X X INFINITY X X INFINITY RIGHTHAND SIDE RANGES ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE RHS INCREASE DECREASE INFINITY INFINITY INFINITY Perhitungan : Berdasarkan hasil analisis linear goal programming (LGP), terlihat paket kredit Bank Jabar-Banten (X1), paket kredit KUD Mina Singaperbangsa (X2), paket kredit Bank Rakyat Indonesia (X3), paket kredit Bank Perkreditan Rakyat (X4) dalam 200

52 mendukung pembiayaan usaha perikanan tangkap di Kabupaten Karawang berturutturut 0,00, 234,5, 40,30, dan 0,00. Bila nilai tersebut dikonversikan kepada nilai kredit sebenarnya, maka untuk KUD Mina Singaperbangsa, nilai kredit/pembiayaan/jasa yang ditawarkan bagi usaha perikanan tangkap di Kabupaten Karawang dapat dioptimalkan : a. Kategori kredit usaha mikro utama (K2) (Rp ) = 50 x 234,5 = b. Kategori kredit usaha mikro kecil (K4) (Rp ) = 3 x 234,5 = 703,5 c. Kategori pembinaan usaha (Rp ) = 3 x 234,5 = 703,5 Nilai kredit/pembiayaan/jasa yang ditawarkan oleh Bank Rakyat Indonesia (X3) bagi usaha perikanan tangkap di Kabupaten Karawang dapat dioptimalkan : a. Kategori kredit usaha menegah dan besar (K1) (Rp ) = 100 x 40,30 = 4030 b. Kategori kredit usaha mikro utama (K2) (Rp ) = 20 x 40,30 = 806 c. Kategori kredit usaha mikro kecil (K4) (Rp ) = 3 x 40,30 = Peran Bank Jabar-Banten dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dianggap tidak begitu diperlukan saat ini untuk mendukung pembiayaan usaha perikanan tangkap di Kabupaten Karawang. Hal ini ditunjukkan oleh paket kredit kedua lembaga keuangan tersebut yang masing-masing bernilai 0,

53 Lampiran 23. Struktur hierarki pengembangan kemitraan dalam format Expert Choice 202

54 Lampiran 24. Perbandingan kepentingan diantara aspek pengelolaan dalam pandangan nelayan 203

55 Lampiran 25. Perbandingan kepentingan diantara aspek pengelolaan dalam pandangan pedagang/pengolah ikan 204

56 Lampiran 26. Perbandingan kepentingan diantara aspek pengelolaan dalam pandangan perbankan 205

57 Lampiran 27. Perbandingan kepentingan diantara aspek pengelolaan dalam pandangan koperasi 206

58 Lampiran 28. Perbandingan kepentingan diantara aspek pengelolaan dalam pandangan pemerintah daerah (PEMDA) 207

59 Lampiran 29. Perbandingan kepentingan diantara aspek pengelolaan dalam pandangan konsumen 208

60 Lampiran 30. Sensitivitas strategi penjaminan usaha kecil perikanan tangkap oleh pemerintah (PUKOP) oleh intervensi kepentingan nelayan (RK sensitif : <0,429 1) 209

61 Lampiran 31. Sensitivitas strategi penjaminan usaha kecil perikanan tangkap oleh pemerintah (PUKOP) oleh intervensi kepentingan pedagang/pengolah ikan (tetap stabil pada RK = 0) 210

62 Lampiran 32. Sensitivitas strategi penjaminan usaha kecil perikanan tangkap oleh pemerintah (PUKOP) oleh intervensi kepentingan pedagang/pengolah ikan (tetap stabil pada RK = 1) 211

63 Lampiran 33. Sensitivitas strategi penjaminan usaha kecil perikanan tangkap oleh pemerintah (PUKOP) oleh intervensi kepentingan perbankan (RK sensitif : 0 - <0,022) 212

64 Lampiran 34. Sensitivitas strategi penjaminan usaha kecil perikanan tangkap oleh pemerintah (PUKOP) oleh intervensi kepentingan perbankan (RK sensitif : 0 - <0,017) 213

65 Lampiran 35. Sensitivitas strategi penjaminan usaha kecil perikanan tangkap oleh pemerintah (PUKOP) oleh intervensi kepentingan PEMDA (RK sensitif : <0,312 1) 214

66 Lampiran 36. Sensitivitas strategi penjaminan usaha kecil perikanan tangkap oleh pemerintah (PUKOP) oleh intervensi kepentingan konsumen/ masyarakat (RK sensitif : <0,334 1) 215

67 Lampiran 37. Alat tangkap utama di pesisir utara Propinsi Jawa Barat (Sumber Gambar : Monintja, 2007) (a) Payang (b) Pukat pantai (c) Jaring insang lingkar (JIL) 216

ANALISIS TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN YANG DAPAT KERJASAMA DENGAN USAHA PERIKANAN TANGKAP DI KABUPATEN KARAWANG

ANALISIS TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN YANG DAPAT KERJASAMA DENGAN USAHA PERIKANAN TANGKAP DI KABUPATEN KARAWANG ANALISIS TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN YANG DAPAT KERJASAMA DENGAN USAHA PERIKANAN TANGKAP DI KABUPATEN KARAWANG Charles Bohlen Purba Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Email: bohlenpurba@yahoo.com) Abstract:

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bungin, B Metode Penelitian Kuantitatif. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Bungin, B Metode Penelitian Kuantitatif. Raja Grafindo Persada. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Atkinson, A. A., J. H. Waterhouse, and R. B. Wells. 1997. A Stakeholder Approach to Strategic Performance Measurement. Corporate Strategic, Fiannce Management. Bahari, R. 1989. Peranan Koperasi

Lebih terperinci

Sensitivity of Gillnet Fisheries in Tegal City, Central Java Province

Sensitivity of Gillnet Fisheries in Tegal City, Central Java Province BULETIN PSP ISSN: 0251-286X Volume 20 No.2 Edisi April 2012 Hal 131-142 SENSITIVITAS USAHA PERIKANAN GILLNET DI KOTA TEGAL, PROVINSI JAWA TENGAH Sensitivity of Gillnet Fisheries in Tegal City, Central

Lebih terperinci

LINDO. Lindo dapat digunakan sampai dengan 150 kendala dan 300 variabel

LINDO. Lindo dapat digunakan sampai dengan 150 kendala dan 300 variabel LINDO Pegertian: Lindo (Linear Interactive Discrete Optimize) adalah paket program siap pakai yang digunakan untuk memecahkan masalah linear, integer dan quadratic programming. Kemampuan: Lindo dapat digunakan

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN OPTIMASI PENGADAAN SAYURAN ORGANIK. : Optimasi Pengadaan Sayuran Organik

PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN OPTIMASI PENGADAAN SAYURAN ORGANIK. : Optimasi Pengadaan Sayuran Organik LAMPIRAN 98 99 Lampiran 1. Panduan Wawancara PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN OPTIMASI PENGADAAN SAYURAN ORGANIK Nama Mahasiswa : Prestilia Ningrum NPM : 150310080098 Jurusan Hal Sumber Informasi : Agribisnis

Lebih terperinci

Lampiran 1 Gambar rancang bangun alat penangkap ikan tuna longline. Sumber: 30 Desember 2010

Lampiran 1 Gambar rancang bangun alat penangkap ikan tuna longline. Sumber:  30 Desember 2010 Lampiran 1 Gambar rancang bangun alat penangkap ikan tuna longline Sumber: http://www.t2.gstatic.com/images, 30 Desember 2010 78 Lampiran 2 Peta lokasi kantor dan fishing ground PT Perikanan Nusantara

Lebih terperinci

Diterima: 14 Juni 2008; Disetujui: 28 Desember 2008 ABSTRACT ABSTRAK

Diterima: 14 Juni 2008; Disetujui: 28 Desember 2008 ABSTRACT ABSTRAK Buletin PSP. Vol.XVII. No.. Desember 008 MODEL PENGEMBANGAN KEMITRAAN USAHA PERIKANAN TANGKAP DENGAN LEMBAGA KEUANGAN DI KABUPATEN INDRAMAYU Developing Model of Co-Management Capture Fishing Efforts with

Lebih terperinci

Dasar-dasar Optimasi

Dasar-dasar Optimasi Dasar-dasar Optimasi Optimasi Linier Interpretasi Hasil Lindo diambil dari buku Introduction to Operations Research, Sixth Edition, Frederick S. Hillier, Gerald J. Lieberman, McGraw-Hill, Inc., International

Lebih terperinci

2. Metode MODI (Modified Distribution) / Faktor Pengali (Multiplier)

2. Metode MODI (Modified Distribution) / Faktor Pengali (Multiplier) 2. Metode MODI (Modified Distribution) / Faktor Pengali (Multiplier) Metode MODI disebut juga metode Faktor Pengali atau Multiplier. Cara iterasinya sama seperti Metode Batu Loncatan. Perbedaan utama terjadi

Lebih terperinci

Formulasi dengan Lindo. Dasar-dasar Optimasi. Hasil dengan Lindo 1. Hasil dengan Lindo 2. Interpretasi Hasil. Interpretasi Hasil.

Formulasi dengan Lindo. Dasar-dasar Optimasi. Hasil dengan Lindo 1. Hasil dengan Lindo 2. Interpretasi Hasil. Interpretasi Hasil. Formulasi dengan Lindo Dasar-dasar Optimasi Optimasi Linier Interpretasi Hasil Lindo diambil dari buku Introduction to Operations Research, Sixth Edition, Frederick S Hillier, Gerald J Lieberman, McGraw-Hill,

Lebih terperinci

Dualitas Dalam Model Linear Programing

Dualitas Dalam Model Linear Programing Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Dualitas Dalam Model Linear Programing Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi KONSEP

Lebih terperinci

MODEL PENGEMBANGAN KEMITRAAN USAHA PERIKANAN TANGKAP DENGAN LEMBAGA KEUANGAN DI PESISIR UTARA PROPINSI JAWA BARAT CHARLES BOHLEN PURBA

MODEL PENGEMBANGAN KEMITRAAN USAHA PERIKANAN TANGKAP DENGAN LEMBAGA KEUANGAN DI PESISIR UTARA PROPINSI JAWA BARAT CHARLES BOHLEN PURBA MODEL PENGEMBANGAN KEMITRAAN USAHA PERIKANAN TANGKAP DENGAN LEMBAGA KEUANGAN DI PESISIR UTARA PROPINSI JAWA BARAT CHARLES BOHLEN PURBA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING

Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi Suatu analisis

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Peneliti. Peta Teluk Levun Kabupaten Maluku Tenggara

Lampiran 1. Peta Lokasi Peneliti. Peta Teluk Levun Kabupaten Maluku Tenggara 123 123 Lampiran 1. Peta Lokasi Peneliti Peta Teluk Levun Kabupaten Maluku Tenggara 124 124 125 125 Lampiran.2. Sarana Input Produksi Budidaya Ikan Kerapu dan Rumput Laut di Kawasan Teluk Levun Unit Budidaya

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pemasaran DKP Dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara, 2003.

Direktorat Jenderal Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pemasaran DKP Dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara, 2003. DAFTAR PUSTAKA Bappeda Kota Ternate. 2004. Monografi, Kota Ternate 2003. Ternate. Bappeda Provinsi Maluku Utara. 2005. Draft Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2005-2007 Provinsi

Lebih terperinci

Dualitas Dalam Model Linear Programing

Dualitas Dalam Model Linear Programing Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Dualitas Dalam Model Linear Programing Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi KONSEP

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kupang Data Statistik Perikanan. Kupang. 85 hal.

DAFTAR PUSTAKA. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kupang Data Statistik Perikanan. Kupang. 85 hal. DAFTAR PUSTAKA 103 Abbdusysyahid, S., Haluan, J., dan Nurani, T. W. 2001. Sistem Pengembangan Perikanan Kakap Merah (Lutjanus Sp) di Kalimantan Timur. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan (MARITEK)

Lebih terperinci

6 PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN TANGKAP BERBASIS KEWILAYAHAN. 6.1 Urgensi Sektor Basis Bagi Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Kabupaten Belitung

6 PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN TANGKAP BERBASIS KEWILAYAHAN. 6.1 Urgensi Sektor Basis Bagi Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Kabupaten Belitung 6 PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN TANGKAP BERBASIS KEWILAYAHAN 6.1 Urgensi Sektor Basis Bagi Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Kabupaten Belitung Supaya tujuh usaha perikanan tangkap yang dinyatakan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Perikanan Tangkap

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Perikanan Tangkap 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Perikanan Tangkap Sebagai negara maritim terbesar di Asia Tenggara dengan panjang pantai lebih dari 80.000 kilometer, Indonesia memiliki peluang besar menjadi negara produsen

Lebih terperinci

PENDUGAAN STOK IKAN TONGKOL DI SELAT MAKASSAR SULAWESI SELATAN

PENDUGAAN STOK IKAN TONGKOL DI SELAT MAKASSAR SULAWESI SELATAN PENDUGAAN STOK IKAN TONGKOL DI SELAT MAKASSAR SULAWESI SELATAN Edy H.P. Melmambessy Staf Pengajar Univ. Musamus-Merauke, e-mail : edymelmambessy@yahoo.co.id ABSTRAK Ikan tongkol termasuk dalam golongan

Lebih terperinci

BULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 1 Edisi April 2011 Hal 39-51

BULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 1 Edisi April 2011 Hal 39-51 BULETIN PSP ISSN: 0251-286X Volume XIX No. 1 Edisi April 2011 Hal 39-51 ANALISIS KESESUAIAN ALAT TANGKAP DENGAN KEWILAYAHAN DALAM MENUNJANG PEMBANGUNAN PERIKANAN TANGKAP DI KABUPATEN BELITUNG (Analysis

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MERCU BUANA PROGRAM PASKA SARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS MERCU BUANA PROGRAM PASKA SARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MERCU BUANA PROGRAM PASKA SARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN N a m a : Suminadhono NIM : 55108110181 Mata Kuliah/SKS : Manajemen Operasi / 3 SKS 1. Jaringan toko serba ada The Biggs menyewa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Denah Pabrik MT KPBS Pangalengan

Lampiran 1. Denah Pabrik MT KPBS Pangalengan Lampiran 1. Denah Pabrik MT KPBS Pangalengan 140 Lanjutan Lampiran 1. Keterangan: 1. Milk Reception Scale 2. Milk Reception Vat 3. Prepack Machine 4. Auto Cup Sealling Machine 5. Lempeng Penukar Panas

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perikanan tangkap merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting di Kabupaten Nias dan kontribusinya cukup besar bagi produksi perikanan dan kelautan secara

Lebih terperinci

VIII. PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP YANG BERKELANJUTAN. perikanan tangkap di perairan Kabupaten Morowali memperlihatkan jumlah alokasi

VIII. PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP YANG BERKELANJUTAN. perikanan tangkap di perairan Kabupaten Morowali memperlihatkan jumlah alokasi VIII. PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP YANG BERKELANJUTAN Hasil analisis LGP sebagai solusi permasalahan pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap di perairan Kabupaten Morowali memperlihatkan jumlah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS SENSITIVITAS MENGGUNAKAN PARTISI OPTIMAL DAN BASIS OPTIMAL PADA OPTIMASI LINEAR MIRNA SARI DEWI

PERBANDINGAN ANALISIS SENSITIVITAS MENGGUNAKAN PARTISI OPTIMAL DAN BASIS OPTIMAL PADA OPTIMASI LINEAR MIRNA SARI DEWI PERBANDINGAN ANALISIS SENSITIVITAS MENGGUNAKAN PARTISI OPTIMAL DAN BASIS OPTIMAL PADA OPTIMASI LINEAR MIRNA SARI DEWI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

4 KERAGAAN PERIKANAN DAN STOK SUMBER DAYA IKAN

4 KERAGAAN PERIKANAN DAN STOK SUMBER DAYA IKAN 4 KERAGAAN PERIKANAN DAN STOK SUMBER DAYA IKAN 4.1 Kondisi Alat Tangkap dan Armada Penangkapan Ikan merupakan komoditas penting bagi sebagian besar penduduk Asia, termasuk Indonesia karena alasan budaya

Lebih terperinci

7 PEMBAHASAN 7.1 Pemilihan Teknologi Perikanan Pelagis di Kabupaten Banyuasin Analisis aspek biologi

7 PEMBAHASAN 7.1 Pemilihan Teknologi Perikanan Pelagis di Kabupaten Banyuasin Analisis aspek biologi 7 PEMBAHASAN 7.1 Pemilihan Teknologi Perikanan Pelagis di Kabupaten Banyuasin Teknologi penangkapan ikan pelagis yang digunakan oleh nelayan Sungsang saat ini adalah jaring insang hanyut, rawai hanyut

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan. Sekertaris Negara Republik Indonesia, Jakarta. 30p

DAFTAR PUSTAKA. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan. Sekertaris Negara Republik Indonesia, Jakarta. 30p DAFTAR PUSTAKA 164 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan. Sekertaris Negara Republik Indonesia, Jakarta. 30p Abidin S.Z. 2004. Kebijakan Publik. Jakarta. Yayasan Pancur Siwah Adhuri. D.S,

Lebih terperinci

PEMILIHAN MODEL CO-MANAGEMENT PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP (SELECTION OF CO-MANAGEMENT MODEL CAPTURE FISHERIES MANAGEMENT)

PEMILIHAN MODEL CO-MANAGEMENT PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP (SELECTION OF CO-MANAGEMENT MODEL CAPTURE FISHERIES MANAGEMENT) Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 2 No. 1 November 2011: 61-70 ISSN 2087-4871 PEMILIHAN MODEL CO-MANAGEMENT PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP (SELECTION OF CO-MANAGEMENT MODEL CAPTURE FISHERIES

Lebih terperinci

PENDUGAAN STOK IKAN LAYUR

PENDUGAAN STOK IKAN LAYUR 1 PENDUGAAN STOK IKAN LAYUR (Trichiurus sp.) DI PERAIRAN TELUK PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT Adnan Sharif, Silfia Syakila, Widya Dharma Lubayasari Departemen Manajemen Sumberdaya

Lebih terperinci

Fakultas Pertanian Unlam ABSTRACT

Fakultas Pertanian Unlam ABSTRACT Optimalisasi Kombinasi Cabang Usahatani Tanaman Pangan untuk Memperoleh Pendapatan Maksimum di Wilayah Transmigrasi Km 38 Kelurahan Sei Gohong Kecamatan Bukit Batu Provinsi Kalimantan Tengah Masniati,

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN JARING BOBO DI OHOI SATHEAN KEPULAUAN KEI MALUKU TENGGARA. Jacomina Tahapary, Erwin Tanjaya

STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN JARING BOBO DI OHOI SATHEAN KEPULAUAN KEI MALUKU TENGGARA. Jacomina Tahapary, Erwin Tanjaya STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN JARING BOBO DI OHOI SATHEAN KEPULAUAN KEI MALUKU TENGGARA Jacomina Tahapary, Erwin Tanjaya Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan, Politeknik Perikanan Negeri Tual. Jl.

Lebih terperinci

Analisis Potensi Lestari Sumberdaya Perikanan Tuna Longline di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

Analisis Potensi Lestari Sumberdaya Perikanan Tuna Longline di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah Maspari Journal 03 (2011) 24-29 http://masparijournal.blogspot.com Analisis Potensi Lestari Sumberdaya Perikanan Tuna Longline di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah Onolawe Prima Sibagariang, Fauziyah dan

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Letak Geografis Kabupaten Sukabumi yang beribukota Palabuhanratu termasuk kedalam wilayah administrasi propinsi Jawa Barat. Wilayah yang seluas 4.128 Km 2, berbatasan dengan

Lebih terperinci

SELEKSI UNIT PENANGKAPAN IKAN DI KABUPATEN MAJENE PROPINSI SULAWESI BARAT Selection of Fishing Unit in Majene Regency, West Celebes

SELEKSI UNIT PENANGKAPAN IKAN DI KABUPATEN MAJENE PROPINSI SULAWESI BARAT Selection of Fishing Unit in Majene Regency, West Celebes SELEKSI UNIT PENANGKAPAN IKAN DI KABUPATEN MAJENE PROPINSI SULAWESI BARAT Selection of Fishing Unit in Majene Regency, West Celebes Oleh: Muh. Ali Arsyad * dan Tasir Diterima: 0 Desember 008; Disetujui:

Lebih terperinci

Keragaan dan alokasi optimum alat penangkapan cakalang (Katsuwonus pelamis) di perairan Selat Makassar

Keragaan dan alokasi optimum alat penangkapan cakalang (Katsuwonus pelamis) di perairan Selat Makassar Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Keragaan dan alokasi optimum alat penangkapan cakalang (Katsuwonus pelamis) di perairan Selat Makassar Andi Adam Malik, Henny Setiawati, Sahabuddin Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat, secara geografis terletak di antara 6 0.57`- 7 0.25`

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Seram Bagian Timur memiliki luas wilayah 20.656.894 Km 2 terdiri dari luas lautan 14,877.771 Km 2 dan daratan 5,779.123 Km 2. Dengan luas

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan selama 1 bulan, terhitung mulai tanggal 28 Mei 2013 sampai 28 Juni 2013, sesuai dengan izin yang diberikan oleh Kepala Cabang PT. Mega

Lebih terperinci

C E =... 8 FPI =... 9 P

C E =... 8 FPI =... 9 P 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 (enam) bulan yang meliputi studi literatur, pembuatan proposal, pengumpulan data dan penyusunan laporan. Penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis masalah Kemiskinan dan Ketimpangan pendapatan nelayan di Kelurahan Bagan Deli dan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik (BPS) Data Statistik Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik (BPS) Data Statistik Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Jakarta. 111 DAFTAR PUSTAKA Aziz, K.A., Priyono, B.E., Tampubolon, G.H., Naamin, N., dan Djamali, A. 1998. Potensi dan Penyebaran Sumberdaya Ikan Laut di Perairan Indonesia. Komisi Nasional Pengkajian Stok Sumberdaya

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN aa 16 a aa a 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Secara geografis Kabupaten Indramayu terletak pada posisi 107 52' 108 36' BT dan 6 15' 6 40' LS. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT Oleh: Dody Yuli Putra, S.

PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT Oleh: Dody Yuli Putra, S. PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT Oleh: Dody Yuli Putra, S.Pi RINGKASAN Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dimana sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan tangkap memiliki peran penting dalam penyediaan pangan, kesempatan kerja, perdagangan dan kesejahteraan serta rekreasi bagi sebagian penduduk Indonesia (Noviyanti

Lebih terperinci

Oleh : Mustaruddin 1 * Diterima: 6 Agustus 2008; Disetujui: 23 Juni 2009 ABSTRACT

Oleh : Mustaruddin 1 * Diterima: 6 Agustus 2008; Disetujui: 23 Juni 2009 ABSTRACT POLA PENGEMBANGAN INDUSTRI PERIKANAN TANGKAP DI KABUPATEN INDRAMAYU MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALISIS PERSAMAAN STRUKTURAL Development Pattern of Capture Fisheries Industry in Indramayu Regency Using Structural

Lebih terperinci

Status Perikanan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP RI 571) Laut Andaman dan Selat Malaka 1

Status Perikanan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP RI 571) Laut Andaman dan Selat Malaka 1 Status Perikanan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP RI 571) Laut Andaman dan Selat Malaka 1 Oleh: Yudi Wahyudin 2 Abstrak Wilayah Pengelolaan Perikanan Repubik Indonesia (WPP RI)

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DENGAN PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI KECAMATAN PEMANGKAT KABUPATEN SAMBAS

ANALISIS PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DENGAN PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI KECAMATAN PEMANGKAT KABUPATEN SAMBAS ANALISIS PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DENGAN PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI KECAMATAN PEMANGKAT KABUPATEN SAMBAS SYARIF IWAN TARUNA ALKADRIE SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Sumberdaya Perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Visi pembangunan kelautan dan perikanan Indonesia adalah bahwa wilayah pesisir dan laut beserta segenap sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Berdasarkan data PBB pada tahun 2008, Indonesia memiliki 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 95.181 km, serta

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL........ iv DAFTAR GAMBAR........ vii DAFTAR LAMPIRAN........ viii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang....... 1.2. Perumusan Masalah.......... 1.3. Tujuan dan Kegunaan..... 1.4. Ruang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi perikanan Indonesia diestimasi sekitar 6,4 juta ton per tahun, dengan tingkat pemanfaatan pada tahun 2005 telah mencapai 4,408 juta ton, dan tahun 2006 tercatat

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN SARANA PERIKANAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN DI PROPINSI SUMATERA SELATAN

ANALISIS KEBUTUHAN SARANA PERIKANAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN DI PROPINSI SUMATERA SELATAN ANALISIS KEBUTUHAN SARANA PERIKANAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN DI PROPINSI SUMATERA SELATAN Fisheries Infrastructure Needs Analysis in Order to Capture Fisheries

Lebih terperinci

5 EVALUASI UPAYA PENANGKAPAN DAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN

5 EVALUASI UPAYA PENANGKAPAN DAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN 5 EVALUASI UPAYA PENANGKAPAN DAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN 5.1 Pendahuluan Armada penangkapan yang dioperasikan nelayan terdiri dari berbagai jenis alat tangkap,

Lebih terperinci

POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN DI SELATAN JAWA TIMUR

POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN DI SELATAN JAWA TIMUR POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN DI SELATAN JAWA TIMUR Nurul Rosana, Viv Djanat Prasita Jurusan Perikanan Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang

Lebih terperinci

SELEKSI JENIS ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU DI SELAT BALI

SELEKSI JENIS ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU DI SELAT BALI BULETIN PSP ISSN: 0251-286X Volume 20. 1 Edisi Maret 2012 Hal. 89-102 SELEKSI JENIS ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU DI SELAT BALI Oleh: Himelda 1*, Eko Sri Wiyono

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHA PERIKANAN PAJEKO DI TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA

KELAYAKAN USAHA PERIKANAN PAJEKO DI TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA KELAYAKAN USAHA PERIKANAN PAJEKO DI TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA Feasibility effort of Fisheries, in North Halmahera Regency J Deni Tonoro 1, Mulyono S. Baskoro 2, Budhi H. Iskandar 2 Abstract The

Lebih terperinci

6 KELAYAKAN USAHA PERIKANAN

6 KELAYAKAN USAHA PERIKANAN 6 KELAYAKAN USAHA PERIKANAN 6.1 Kebutuhan Investasi Usaha Perikanan Usaha perikanan yang banyak berkembang di perairan Selat Bali terdiri dari purse seine one boat system (OBS), purse seine two boat system

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN. Kerjakan soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas!

SOAL LATIHAN. Kerjakan soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas! SOAL LATIHAN Kerjakan soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas! 1. Suatu perusahaan mempunyai tiga lokasi gudang yaitu F a, F b dan F c yang akan didistribusikan ke 3 kota yaitu W 1, W 2 dan W 3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN Segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT di Bumi ini tiada lain untuk kesejahteraan umat manusia dan segenap makhluk hidup. Allah Berfirman dalam Al-Qur an Surat An-Nahl, ayat 14 yang

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

VII. KESIMPULAN DAN SARAN VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan optimalisasi pada Mill MNO, maka kesimpulan yang dapat dijabarkan adalah sebagai berikut : 1. Dari hasil pencarian solusi terbaik

Lebih terperinci

EVALUASI USAHA PERIKANAN TANGKAP DI PROVINSI RIAU. Oleh. T Ersti Yulika Sari ABSTRAK

EVALUASI USAHA PERIKANAN TANGKAP DI PROVINSI RIAU. Oleh. T Ersti Yulika Sari   ABSTRAK EVALUASI USAHA PERIKANAN TANGKAP DI PROVINSI RIAU Oleh T Ersti Yulika Sari Email: nonnysaleh2010@hotmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui usaha perikanan tangkap yang layak untuk

Lebih terperinci

STUDI OPTIMASI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA SISTEM TATA CAHAYA BUATAN DI GEDUNG POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

STUDI OPTIMASI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA SISTEM TATA CAHAYA BUATAN DI GEDUNG POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK Vokasi Volume IX, Nomor 3, Nopember 2013 ISSN 1693 9085 hal 141-151 STUDI OPTIMASI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA SISTEM TATA CAHAYA BUATAN DI GEDUNG POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK Medi Yuwono Tharam, Fartha

Lebih terperinci

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas 26 4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi 4.1.1 Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas Menurut DKP Kabupaten Banyuwangi (2010) luas wilayah Kabupaten Banyuwangi

Lebih terperinci

BULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 1 Edisi April 2011 Hal 53-67

BULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 1 Edisi April 2011 Hal 53-67 BULETIN PSP ISSN: 0251-286X Volume XIX No. 1 Edisi April 2011 Hal 53-67 KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN UTARA NANGGROE ACEH DARUSSALAM (Financial Elegibility

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Perikanan Tangkap 4.1.1 Armada Kapal Perikanan Kapal penangkapan ikan merupakan salah satu faktor pendukung utama dalam melakukan kegiatan penangkapan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi lestari perikanan laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) dengan

Lebih terperinci

TOTAL BIAYA. 1. Keuntungan bersih R/C 2, PP 1, ROI 0, BEP

TOTAL BIAYA. 1. Keuntungan bersih R/C 2, PP 1, ROI 0, BEP Lampiran 1. Analisis finansial unit penangkapan bagan perahu di Kabupaten Bangka Selatan No Uraian Total I Investasi 1. Kapal dan perlengkapan bangunan bagan 95.. 2. Mesin 15.. 3. Mesin Jenset 5.. 4. Perlengkapan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 1 bulan,

Lebih terperinci

VII. PENGELOAAN SUMBERDAYA IKAN DI PERAIRAN PELABUHANRATU Analisis Stakeholder dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Di Pelabuhanratu

VII. PENGELOAAN SUMBERDAYA IKAN DI PERAIRAN PELABUHANRATU Analisis Stakeholder dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Di Pelabuhanratu VII. PENGELOAAN SUMBERDAYA IKAN DI PERAIRAN PELABUHANRATU 7.1. Analisis Stakeholder dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Di Pelabuhanratu Identifikasi stakeholder dapat dilihat pada Tabel 23. Nilai kepentingan

Lebih terperinci

4 HASIL PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Rokan Hilir

4 HASIL PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Rokan Hilir 4 HASIL PENELITIAN 4. Keadaan Umum Kabupaten Rokan Hilir Kabupaten Rokan Hilir Bagansiapiapi mempunyai luas wilayah sekitar 888.59 hektar, berada pada koordinat o 4-2 o 45 LU dan 00 o 7-0 o 2 BT. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia adalah sebuah negara maritim, karena memiliki lautan lebih luas dari daratannya, sehingga biasa juga disebut dengan Benua Maritim

Lebih terperinci

IV CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN

IV CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN () 700 + 0 Z (X) 0 () () (4) Z X 6 6 + d d + = + d d + = a (X) 00 + 50 + d 50 d + = 00 + 5 a (X) 5 (5) 680 Z X 70 + d 4 d 4 + = (7) 50 a (X) 5 (8) x 5 x 00 x 50 x 4 0 (9) x i, d i, d i + 0; d i, d i +

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Daerah Penelitian Kabupaten Kupang merupakan kabupaten yang paling selatan di negara Republik Indonesia. Kabupaten ini memiliki 27 buah pulau, dan 19 buah pulau

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas, yaitu sekitar 3,1 juta km 2 wilayah perairan territorial dan 2,7 juta km 2 wilayah perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE)

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI Perairan Selat Bali merupakan perairan yang menghubungkan Laut Flores dan Selat Madura di Utara dan Samudera Hindia di Selatan. Mulut selat sebelah Utara sangat sempit

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Muhammad AA. et al, Selama Kearifan Adalah Kekayaan; Eksistensi Hukum Adat Laot di Aceh, Lembaga Panglima Laot, Banda Aceh.

DAFTAR PUSTAKA. Muhammad AA. et al, Selama Kearifan Adalah Kekayaan; Eksistensi Hukum Adat Laot di Aceh, Lembaga Panglima Laot, Banda Aceh. 105 DAFTAR PUSTAKA Muhammad AA. et al, 2006. Selama Kearifan Adalah Kekayaan; Eksistensi Hukum Adat Laot di Aceh, Lembaga Panglima Laot, Banda Aceh. Ahdiat KM. 2010.Strategi Pembangunan Perikanan Tangkap

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) merupakan pelabuhan perikanan tipe B atau kelas II. Pelabuhan ini dirancang untuk melayani kapal perikanan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia telah melakukan kegiatan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sejak jaman prasejarah. Sumberdaya perikanan terutama yang ada di laut merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP STAF PENGAJAR DEPARTEMEN IKK (5 Tahun Terakhir)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP STAF PENGAJAR DEPARTEMEN IKK (5 Tahun Terakhir) DAFTAR RIWAYAT HIDUP STAF PENGAJAR DEPARTEMEN IKK (5 Tahun Terakhir) 1. Nama : Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, MSi. 2. Jenis Kelamin : Perempuan 3. Status : Belum Menikah 4. Agama : Islam 5. Tempat/Tanggal

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi secara nyata telah menyebabkan jatuhnya ekonomi nasional khususnya usaha-usaha skala besar. Dampak nyata dari kondisi tersebut adalah terjadinya peningkatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Wilayah laut Indonesia kaya akan ikan, lagi pula sebagian besar merupakan dangkalan. Daerah dangkalan merupakan daerah yang kaya akan ikan sebab di daerah dangkalan sinar

Lebih terperinci

KELEMBAGAAN KEUANGAN MENDUKUNG INDUSTRI PENANGKAPAN TUNA DI INDONESIA

KELEMBAGAAN KEUANGAN MENDUKUNG INDUSTRI PENANGKAPAN TUNA DI INDONESIA KELEMBAGAAN KEUANGAN MENDUKUNG INDUSTRI PENANGKAPAN TUNA DI INDONESIA Charles Bohlen Purba 1), John Haluan 1), Domu Simbolon 2), dan Sugeng H. Wisodo 2) 1) Staf pada Departemen Keuangan-Jakarta 2) Dosen

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA)

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA) Marine Fisheries ISSN 2087-4235 Vol. 3, No. 2, November 2012 Hal: 135-140 PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA) Tuna Lingline Fisheries Productivity in Benoa

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012. Tempat penelitian dan pengambilan data dilakukan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Blanakan, Kabupaten Subang. 3.2 Alat

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011. 24 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011. Kegiatan penelitian meliputi tahap studi pustaka, pembuatan proposal, pengumpulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian pengembangan perikanan pelagis di Kabupaten Bangka Selatan dilakukan selama 6 bulan dari Bulan Oktober 2009 hingga Maret 2010. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

PETA LOKASI PENELITIAN 105

PETA LOKASI PENELITIAN 105 14 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu dan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Cisolok,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di beberapa negara, telah mendorong meningkatnya permintaan komoditas perikanan dari waktu ke waktu. Meningkatnya

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHA PENANGKAPAN IKAN DALAM MODEL PERBAIKAN KESEJAHTERAAN NELAYAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR PROVINSI RIAU (1) ABSTRACT

ANALISIS FINANSIAL USAHA PENANGKAPAN IKAN DALAM MODEL PERBAIKAN KESEJAHTERAAN NELAYAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR PROVINSI RIAU (1) ABSTRACT Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,1 (2009) : 81-92 ANALISIS FINANSIAL USAHA PENANGKAPAN IKAN DALAM MODEL PERBAIKAN KESEJAHTERAAN NELAYAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR PROVINSI RIAU (1) (FINANCIAL ANALISYS OF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Baik di dunia maupun di Indonesia, perikanan tangkap mendominasi hasil produksi perikanan walaupun telah terjadi over fishing diberbagai tempat. Kegiatan penangkapan

Lebih terperinci

JURNAL PEMANFAATAN SUBERDAYA PERIKANAN

JURNAL PEMANFAATAN SUBERDAYA PERIKANAN JURNAL PEMANFAATAN SUBERDAYA PERIKANAN Vol. 4 No. 1 Hal. 1-54 Ambon, Mei 2015 ISSN. 2085-5109 POTENSI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI PERAIRAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA The Potential

Lebih terperinci

Analisis Finansial Usaha Perikanan Tangkap Pancing Ulur (Hand Line) Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara

Analisis Finansial Usaha Perikanan Tangkap Pancing Ulur (Hand Line) Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara Nikè:Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 4, Nomor 3, September 2016 Analisis Finansial Usaha Perikanan Tangkap Pancing Ulur (Hand Line) Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara

Lebih terperinci

NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 1 PENGUATAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN TANGKAP (PUMP-PT)

NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 1 PENGUATAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN TANGKAP (PUMP-PT) NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 1 PENGUATAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN TANGKAP (PUMP-PT) RINGKASAN Program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Tangkap (PUMP PT) merupakan bagian

Lebih terperinci

VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP. Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan

VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP. Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan Kabupaten Morowali didasarkan atas kelompok ikan Pelagis Kecil, Pelagis Besar, Demersal

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian 35 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Timur, khususnya di PPP Labuhan. Penelitian ini difokuskan pada PPP Labuhan karena pelabuhan perikanan tersebut

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 20 1.1 Latar Belakang Pembangunan kelautan dan perikanan saat ini menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional yang diharapkan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan mempertimbangkan

Lebih terperinci