STUDI OPTIMASI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA SISTEM TATA CAHAYA BUATAN DI GEDUNG POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI OPTIMASI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA SISTEM TATA CAHAYA BUATAN DI GEDUNG POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK"

Transkripsi

1 Vokasi Volume IX, Nomor 3, Nopember 2013 ISSN hal STUDI OPTIMASI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA SISTEM TATA CAHAYA BUATAN DI GEDUNG POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK Medi Yuwono Tharam, Fartha Haryadi dan Ramli Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Pontianak Abstrak: Studi optimasi penggunaan energi listrik pada sistem tata cahaya buatan di gedung Politeknik Negeri Pontianak dilandasi oleh SNI yang menentukan tingkat pencahayaan minimum untuk ruang kelas sebesar 250 lux dan ruang kerja/administrasi 350 lux. Tata cahaya buatan pada suatu ruangan, kuat intensitas cahayanya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti dimensi ruangan, warna langitlangit, dinding, lantai serta nilai-nilai reflektasinya. Penelitian ini dilaksanakan pada ruangan yang digunakan melaksanakan kegiatan PBM teori dan administrasi di gedung Politeknik Negeri Pontianak. Tujuan dari penelitian ini adalah upaya mengefisienkan penggunaan energi listrik pada sistem tata cahaya buatan yang dilakukan melalui pengoptimalan penggunaan jumlah lampu jenis CFL (Compact Flourensent Lamp). Jumlah lampu yang digunakan diperoleh dari hasil olah program LINDO. Dalam penelitian ini kuat intensitas cahaya di lokasi penelitian belum sesuai dengan SNI Hasil pengukuran rata-rata kuat intensitas cahaya dari penggunaan lampu neon 40 Watt di ruang kelas sebesar 206,2 lux, ruang administrasi 144,46 lux dan gedung utama 186,35 lux. Hasil olah program LINDO, optimalisasi terpenuhi pada penggunaan lima buah lampu CFL 45 Watt untuk ruang kelas, dihasilkan rata rata kuat intensitas penerangan sebesar 337,5 lux dan daya listrik yang digunakan sebesar 225 Watt.. Sedangkan untuk ruang kerja/administrasi terpenuhi pada penggunaan sepuluh buah CFL 45 Watt dihasilkan kuat intensitas cahaya sebesar 600 lux dan daya listrik yang digunakan sebesar 450 Watt. Kata Kunci: Tata Cahaya Buatan, Optimalisasi, Kuat Intensitas Cahaya, Efisiensi Energi Listrik Abstract: The research on optimizing the use of electric energy in artificial lighting system at Pontianak State Polytechnic s building is in accordance with SNI that determines the minimum lighting level to a classroom of 250 lux and an office/an administration room of 350 lux. The intensity of artificial lighting in a room is interfered with several factors such as the room s dimension, the ceiling s colors, the wall, and the floor with their reflection. The research aims for a room used for the Teaching-Learning Process especially for theory learning activities, and a room used for administration at Pontianak State Polytechnic. The purpose of the research is the efforts to render efficient of the electric energy usage that is the use of artificial lighting system, through optimizing the use of the compact fluorescent lamps. The numbers of the lamps is known from LINDO program tabulation. The research found that the lighting intensity at the research spot is not accordance with SNI The 141

2 Volume IX, measuring result shows that the average lighting intensity of using 40 Watt fluorescent or neon light in the classroom is lux, in the administration room is lux, and in the main building is lux. Based on the result of LINDO program tabulation, the optimizing is fulfilled by using five CFL lamps of 45 Watt in the classroom which results the lighting intensity of lux by using the electric power of 225 Watt. Whereas in the office/administration room, it is fulfilled by using ten CFL lamps of 45 Watt which results the lighting intensity of 600 lux by using the electric power of 450 Watt. Keywords: artificial lighting arrangement, optimizing, the lighting intensity, electric energy efficiency Tenaga listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik untuk kegiatan industri, kegiatan komersial maupun dalam kehidupan sehari-hari. Kebijakan nasional akan hemat energi dan air dituangkan dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 13 tahun 2011, yang mana diinstruksikan untuk melakukan langkahlangkah dan inovasi penghematan energi dan air di lingkungan instansi masingmasing dan/ atau di lingkungan Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah sesuai kewenangan masingmasing dengan berpedoman pada Kebijakan Penghematan Energi dan Air. Penghematan energi dapat dilakukan dengan menggunakan energi secara efisien atau mengurangi konsumsi dan kegiatan penggunaan energi. Penghematan energi merupakan cara yang paling ekonomis dalam menghadapi kekurangan energi dibanding dengan meningkatkan penyediaan energi. Pemanfaatan energi pada bangunan secara umum di Indonesia menurut hasil survei DJLEB 1992 menyatakan, penggunaan untuk AC sebesar 66%, Penerangan 17,4%, Lift/Elevator 3,2%, Pompa 4,9% dan lain-lain 8,5%. Oleh karena itu sistem tata cahaya/pencahayaan buatan pada suatu bangunan harus direncanakan dengan baik dengan memperhitungkan upaya penghematan energi yang dapat dilakukan. Pencahayaan bagi manusia sangatlah penting bagi aktivitas manusia. Pencahayaan yang berlebihan tidak akan menjadi lebih baik, penglihatan tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah pencahayaan namun juga kualitas pencahaya itu sendiri. Selain kualitas dan kuantitas pencahayaan, perlu juga memperhatikan efisiensi dan penghematan penggunaan/konsumsi energi pada sistem pencahayaan. Pencahayaan pada suatu ruangan dipengaruhi oleh pencahayaan alami dan aspek fisik lain yang terdapat pada ruangan tersebut. Tingkat pencahayaan yang digunakan memiliki nilai standar yang harus dipenuhi dan telah ditentukan oleh Standar Nasional Indonesia ( SNI ). Politeknik Negeri Pontianak merupakan salah satu lembaga/instansi pemerintah di bidang pendidikan yang berada di kota Pontianak Kalimantan Barat. Lembaga pendidikan ini memiliki kurang lebih 25 bangunan, dimana beberapa diantaranya merupakan bangunan dengan konstruksi bertingkat. Keseluruhan gedung tersebut tentunya menggunakan lampu sebagai sumber penerangan utama. Maka diperlukan upaya penghematan energi

3 143 Medy Yuwono Tharam, Fartha Hariyadi, Ramli Vokasi listrik, salah satunya melalui pengoptimalan tingkat kuat pencahayaan pada sistem tata cahaya buatan yang sesuai SNI dengan menentukan jumlah lampu yang optimal sesuai dimensi ruangan dan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Alat bantu yang digunakan pada proses pengoptimalan tingkat kuat pencahayaan ini menggunakan program optimasi LINDO. Dengan menuliskan model matematika yang menggambarkan situasi serta batasanbatasan dalam ruangan yang dijadikan sebagai lokasi penelitian, eksekusi program Lindo memberikan hasil yang optimal bagi ruangan tersebut sesuai dengan kondisi yang ada. Dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisa penggunaan energi listrik pada sistem tata cahaya buatan yang terpasang di gedung administrasi dan perkuliahan teori Politeknik Negeri Pontianak; 2) Menganalisa seberapa jauh potensi penghematan energi listrik yang dapat dilakukan pada sistem tata cahaya buatan pada setiap ruangan khususnya dan gedung pada umumnya dan mendapatkan jumlah lampu yang dapat dipergunakan serta memenuhi SNI akan kuat pencahayaan buatan pada suatu ruangan. Pencahayaan Cahaya merupakan suatu bentuk energi yang diradiasikan atau dipancarkan dari sebuah sumber dalam bentuk gelombang dan merupakan bagian dari keseluruhan kelompok gelombang-gelombang elektromagnet, yang diubah menjadi cahaya tampak (Janis dan Tao, 2005). Gambar 1. menunjukkan variasi cahaya dalam warna dan panjang gelombang. Gambar 1. Panjang gelombang cahaya tampak Sumber:

4 Volume IX, Gambar 2. Intensitas penerangan di permukaan bidang kerja Sumber: Panjang gelombang cahaya tampak mempunyai rentang antara 400 nm hingga 750 nm. Menurut Grondzik, dkk. (2010) sumbernya pencahayaan dibagi menjadi pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan Alami Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, diantaranya menghemat energi listrik. Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari. Pencahayaan Buatan Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi. PARAMETER PENCAHAYAAN Beberapa parameter yang digunakan untuk mengetahui kuat intensitas pencahayaan dalam suatu ruangan/gedung (Janis dan Tao, 2005). Fluks cahaya (Luminous flux) Fluks cahaya merupakan konsep dari jumlah cahaya yang dipancarkan per detik dari sebuah sumber cahaya. Hal ini ditunjukkan dengan simbol F. Sedangkan satuannya adalah lumen (lm). Luminous flux juga dapat didefinisikan sebagai tenaga yang dikeluarkan oleh sebuah sumber cahaya per detik berbanding dengan pandangan sensitif mata manusia. Illuminansi ( Intensitas penerangan) Illuminansi adalah jumlah cahaya yang jatuh pada suatu area ditunjukkan dengan simbol E. Satuannya adalah Lux (lx). Gambar 2. Menunjukkan satu lux sama dengan satu lumen per meter persegi (lm/m2). Iluminansi dapat didefinisikan sebagai rasio antara jatuhnya cahaya dalam suatu permukaan berbanding dengan luas permukaan, atau sinar yang dihasilkan bebas ke segala arah di tempat dimana jatuhnya cahaya dalam permukaan. Efikasi cahaya Rasio antara jumlah cahaya dan daya listrik yang digunakan adalah yang dinamakan efikasi cahaya dan ditunjukkan

5 145 Medy Yuwono Tharam, Fartha Hariyadi, Ramli Vokasi melalui satuan lumen per watt (lm/w). Setiap jenis lampu memiliki efikasi cahaya sendiri. Tingkat Intensitas Pencahayaan Rata- Rata Tingkat intensitas pencahayaan pada suatu ruangan umumnya didefinisikan sebagai tingkat pencahayaan rata-rata pada bidang kerja. Pada SNI tentang Pengukuran Intensitas Pencahayaan di Tempat Kerja (Grondzik, dkk., 2010) dinyatakan penentuan titik ukur pada meja kerja dapat dilakukan pada meja yang ada, dengan demikian bidang kerja ialah bidang horizontal imajiner yang terletak 0,75 meter hingga 1 meter di atas lantai pada seluruh ruangan. LINDO (Linear Interactive Discrete Opimizer) Menurut Siswanto (2007) sebuah program dirancang untuk menyelesaikan kasus-kasus pemrograman linier. Suatu kasus harus diubah dahulu ke dalam sebuah model matematis pemrograman linear dengan format tertentu agar bisa diolah oleh program LINDO. Model matematis tersebut menyatakan tujuan optimalisasi yang diinginkan serta kendala yang mempengaruhinya. Berikut contoh format penulisan model matematis pada LINDO. Max 2 x1 + 3 x2 ST 5 x1 + 6 x2 <= 60 x1 + x2 <= 16 x1 <= 10 x2 <= 6 End Hasil olahan program LINDO pada dasarnya dapat dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu: (1) Penyelesaian optimal, memuat lima informasi yaitu: (a) Nilai fungsi tujuan di bawah label Objective Function Value; (b) Nilai optimal variabel keputusan di bawah label Value; (c) Sensitivitas Cj bila Xj = 0 di bawah kolom Reduced Cost; (d) Surplus variabel di bawah label Slack or Surplus; (e) Informasi yang bisa diambil langsung dari sebuah tabel optimal simpleks di bawah label Dual Price (RHS = Right Hand Side); (2) Analisis sensitivitas, memuat informasi mengenai dua macam analisis sentivitas yaitu: (a) Analisis sensitivitas koefisien fungsi tujuan (Cj), menjelaskan perubahan nilai Cj tidak akan mengubah nilai optimal variabel keputusan; (b) Analisis sensitivitas Nilai Ruas Kanan (RHS). Dual price mencerminkan perubahan nilai fungsi tujuan yang diakibatkan oleh perubahan setiap unit nilai ruas kanan aktif. METODE Penelitian akan Studi Optimasi Penggunaan Energi Listrik Pada Sistem Tata Cahaya Buatan di Politeknik Negeri Pontianak. Pengambilan data-data penelitian dilakukan di ruangan yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan administrasi dan proses belajar mengajar teori. Pengukuran intensitas kuat pencahayaan yang merupakan banyaknya intensitas cahaya tiap meter perseginya pada ruangan tempat penelitian dilaksanakan dilakukan dengan metode grid yang ukurannya berdasarkan SNI (BSN-SNI). Penelitian akan studi optimasi penggunaan energi listrik pada sistem tata cahaya buatan ini berjalan sebagai berikut. Studi literatur digunakannya dari berbagai referensi/handbook yang berhubungan dengan pencahayaan, untuk mendapatkan teori-teori mengenai sistem tata cahaya buatan/pencahayaan. Observasi lapangan: (1) Melakukan pengukuran dimensi setiang ruang serta variabel yang digunakan dalam perhitungan

6 Volume IX, dengan metode zonal cavity dan (2) Melakukan pengukuran akan kuat intensitas penerangan di ruangan serta jumlah daya listrik terpakai pada lampu yang ada pada kondisi terpasang. Pada proses ini dilakukan: (1) Melakukan pengukuran intensitas kuat penerangan. Pengukuran intensitas penerangan di setiap titik ukur, dimulai dari satu lampu yang menyala hingga seluruh lampu dinyalakan; (2) Melakukan proses optimasi dengan menggunakan pemrogram linier dengan LINDO untuk mendapatkan jumlah lampu yang digunakan berhubungan dengan daya listrik yang dibutuhkan, serta intensitas kuat penerangan sesuai SNI yaitu 500 Lux encyasia.org, 2010). Pengukuran intensitas kuat penerangan dilakukan dengan titik ukur sesuai SNI (BSN-SNI). Simpulan akan tingkat optimalisasi penggunaan energi listrik pada sistem tata cahaya buatan diambil berdasarkan hasil pengukuran pada observasi dan hasil pengukuran di tahap analisa, serta daya listrik yang terpakai pada penggunaan lampu sebagai hasil optimasi. HASIL Hasil pengukuran ditampilkan pada Gambar 4. Grafik rata-rata kuat intensitas cahaya dari masing-masing lampu menyala sesuai penomoran atau nama ruangan. Kuat intensitas cahaya yang dihasilkan mengalami peningkatan jika lampu dinyalakan, hal tersebut ditampilkan pada Gambar 5. Grafik rata-rata kuat intensitas cahaya dengan lampu menyala. Hasil pengukuran rata rata kuat intensitas cahaya buatan pada ruangan yang digunakan untuk kegiatan perkantoran/ administrasi ditampilkan pada Gambar 6. Grafik rata-rata kuat intensitas cahaya ruang administrasi/perkantoran. Hasil pengukuran rata rata kuat intensitas cahaya buatan di gedung utama/ gedung baru yang digunakan untuk kegiatan perkantoran/administrasi ditampilkan pada Gambar 7. Grafik ratarata kuat intensitas cahaya ruang gedung utama. Gambar 4. Grafik kuat rata rata intensitas cahaya di ruang kelas tanpa lampu

7 147 Medy Yuwono Tharam, Fartha Hariyadi, Ramli Vokasi Gambar 5. Grafik rata-rata kuat intensitas cahaya di ruang kelas Gambar 6. Grafik rata-rata kuat intensitas cahaya ruang administrasi Gambar 7. Grafik rata-rata kuat intensitas cahaya gedung utama

8 Volume IX, PEMBAHASAN Pengukuran kuat intensitas cahaya buatan kondisi terpasang Ruangan pada gedung Politeknik Negeri Pontianak yang digunakan sebagai lokasi penelitian memiliki beberapa ruangan yang dimensi dan tata ruangnya identik satu sama lain, seperti ruangan yang kelas. Kuat intensitas cahaya buatan pada ruangan di kondisi terpasang dapat diperoleh dengan dua metode yaitu, perhitungan dan pengukuran. Menurut SNI tingkat pencahayaan minimum untuk ruang kerja di perkantoran adalah sebesar 350 lux dan ruangan kelas adalah sebesar 250 lux. Kuat intensitas cahaya buatan merupakan sejumlah cahaya yang jatuh pada suatu area per meter persegi. Berdasarkan SNI , titik ukur kuat intensitas cahaya buatan pada ruangan di lokasi penelitian dilakukan dengan grid dengan ukuran 3 x 3 m. Ruangan sebagai lokasi penelitian dikelompokkan menjadi dua yaitu ruangan kelas teori yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran teori dan ruangan kantor yang digunakan untuk kegiatan administrasi. Hasil pengukuran di tampilkan pada Gambar 4. Grafik rata-rata kuat intensitas cahaya dari masing-masing lampu menyala sesuai penomoran atau nama ruangan. Kuat intensitas cahaya yang dihasilkan mengalami peningkatan jika lampu dinyalakan, hal tersebut ditampilkan pada Gambar 5. Grafik rata-rata kuat intensitas cahaya dengan lampu menyala dengan lampu yang menyala. Hasil pengukuran rata rata kuat intensitas cahaya buatan pada ruangan yang digunakan untuk kegiatan perkantoran/ administrasi ditampilkan pada Gambar 6. Grafik rata-rata kuat intensitas cahaya ruang administrasi/perkantoran. Hasil pengukuran rata rata kuat intensitas cahaya buatan di gedung utama/gedung baru yang digunakan untuk kegiatan perkantoran/ administrasi ditampilkan pada Gambar 7. Grafik rata-rata kuat intensitas cahaya ruang gedung utama. Optimalisasi penggunaan lampu Optimalisasi menggunakan CFL sesuai SNI. Konversi energi pada suatu gedung dilakukan dalam upaya mengefisienkan pemakaian energi untuk suatu kebutuhan agar pemborosan energi dapat dihindarkan. Mengoptimalkan penggunaan lampu sebagai sumber penerangan dalam suatu bangunan merupakan salah satu upaya konversi energi tersebut. Setiap lampu mempunyai kuat intensitas cahaya dan daya listrik yang berbeda beda, hubungan antara kuat intensitas cahaya yang dikeluarkan dengan daya dari lampu dinyatakan dengan efikasi dengan satuan lumen/watt. Penggunaan lampu dengan efikasi tinggi merupakan salah satu upaya konversi energi terebut. Pada lokasi penelitian konversi energi dilaksanakan dengan menggunakan lampu yang memiliki efikasi tinggi dari jenis CLF (Compact Fluorescent Lamp) yaitu 60 lm/watt, 56,6 lm/watt dan 50 lm/watt. Penggunaan salah satu dari tiga pilihan lampu tersebut harus memenuhi jumlah lumen pada suatu ruangan berdasarkan peruntukannya dan jumlah daya maksimum pencahayaan untuk jenis ruangan kantor sesuai SNI. Dengan model pemrograman linier, optimalisasi penggunaan lampu dilakukan menggunakan program LINDO dengan tujuan daya minimum yang dihasilkan dari penggunaan sejumlah lampu hingga memenuhi tingkat kuat intensitas pencahayaan cahaya buatan sesuai SNI.

9 149 Medy Yuwono Tharam, Fartha Hariyadi, Ramli Vokasi Optimalisasi ruang kelas Model matematisnya untuk ruang kelas dapat ditulis sebagai berikut: Min Y = 30L1+45L2+65L3 ST (1) 1700L L L (2) 30L1 + 45L2 + 65L3 240 (3) 30L1 + 45L2 + 65L3 600 End Hasil olahan dari persamaan pemrograman linier di atas menggunakan program LINDO (lihat gambar 8). Fungsi tujuan berupa nilai daya minimum dari lampu yang akan digunakan agar kuat intensitas pencahayaan dapat dipenuhi, berada di bawah objective function value yaitu sebesar satuan unitnya adalah Watt. Nilai optimal fungsi tujuan tersebut dipenuhi oleh penggunaan variabel keputusan lampu 2 (L2) dengan daya 45 watt dengan jumlah sebanyak , informasi tersebut berada di bawah Value. Y = 30L1+45L2+65L = 30(0) + 45( ) + 65(0) Optimalisasi ruang administrasi Pada ruangan administrasi rata rata memiliki luas 44 m 2 dengan sumber penerangan menggunakan dua jenis lampu yaitu neon dan CFL. Rata-rata kuat intensitas cahaya pada ruangan tersebut sebesar 186,35 lux dan 144,46 lux seperti yang ditampilkan pada Gambar 6 dan Gambar 7. Tabel 1. Daftar efikasi lampu CFL merk Shinyoku No Daya lampu (watt) Luminous fluk lampu (lumen) Efikasi (lumen/watt) , , Tabel 2. Optimalisasi energi menggunakan lampu CFL Jenis lampu Jumlah lampu Daya listrik (Watt) Kuat Intensitas pencahayaan ( lux) CFL 45 Watt 5, ,5 CFL 45 Watt

10 Volume IX, LP OPTIMUM FOUND AT STEP 1 OBJECTIVE FUNCTION VALUE LP OPTIMUM FOUND AT STEP 1 1) OBJECTIVE FUNCTION VALUE VARIABLE 1) VALUE REDUCED COST L VARIABLE L VALUE REDUCED COST L3 L L ROW L3 SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES (1) (2) ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES (3) (1) (2) NO. ITERATIONS= (3) NO. ITERATIONS= RANGES IN WHICH 1 THE BASIS IS UNCHANGED: RANGES IN WHICH OBJ THE COEFFICIENT BASIS IS UNCHANGED: RANGES VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE OBJ COEF COEFFICIENT RANGES INCREASE DECREASE VARIABLE L1 CURRENT ALLOWABLE INFINITY ALLOWABLE COEF INCREASE DECREASE L2 L INFINITY L3 L INFINITY L INFINITY RIGHT HAND SIDE RANGES ROW CURRENT RIGHTHAND ALLOWABLE SIDE RANGES ALLOWABLE RHS INCREASE DECREASE (1 ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE INFINITY (2 RHS INCREASE DECREASE (3 ( INFINITY INFINITY ( ( INFINITY Gambar 8. Hasil olahan persamaan pemrograman linier di atas menggunakan program LINDO Optimalisasi penggunaan lampu jenis CFL dengan kuat intensitas cahaya sebesar lux dapat diketahui dengan menggunakan LINDO. Model matematisnya ditulis sebagai berikut: Min Y = 30L1+45L2+65L3 ST (1) 1700L L L (2) 30L1 + 45L2 + 65L3 480 (3) 30L1 + 45L2 + 65L3 675 End Hasil olahan program LINDO, nilai fungsi tujuan berupa nilai daya minimum dari tiga pilihan lampu yang akan digunakan dengan intensitas pencahayaan dapat dipenuhi, berada di bawah objective function value yaitu sebesar Nilai optimal fungsi tujuan dipenuhi oleh penggunaan variabel keputusan lampu 2 (L2) dengan daya 45 watt sebanyak variabel keputusan L1 = 0 dan variabel keputusan L3 = 0, informasi tersebut berada di bawah Value. Y = 30L1+45L2+65L3

11 151 Medy Yuwono Tharam, Fartha Hariyadi, Ramli Vokasi = 30(0) + 45( ) + 65(0) Penggunaan energi listrik dari pemakaian lampu CFL hasil optimalisasi ditampilkan pada tabel berikut ini. SIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh beberapa simpulan. Pertama. Kuat intensitas cahaya buatan di lokasi penelitian baik itu ruang kelas maupun ruang administrasi di gedung Politeknik Negeri Pontianak belum memenuhi SNI dimana tingkat pencahayaan minimum untuk ruang kelas sebesar 250 lux dan ruang kerja/administrasi/ perkantoran sebesar 350 lux. Kedua. Kondisi lampu yang terpasang di lokasi penelitian rata rata kuat intensitas cahaya buatan diukur menggunakan luxmeter Luxtron LX-100 rata rata kuat intensitas ruang kelas sebesar 206,2 lux dengan daya listrik yang digunakan sebesar 240 Watt. Ketiga. Dengan program LINDO setiap ruangan kelas di Politeknik Negeri Pontianak jumlah optimal lampu yang digunakan sebanyak lima buah lampu dengan model CFL 45 Watt, kuat intensitas cahaya yang dihasilkan meningkat hingga 337,5 lux serta daya listrik yang digunakan 225 Watt. Sedangkan ruang administrasi jumlah lampu yang digunakan sebanyak 10 buah dengan kuat intensitas cahaya yang dihasilkan 600 lux dan daya listrik sebesar 450 watt. Pencahayaan. Badan Standarisasi Nasional. SNI Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan Pada Bangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional. SNI Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja IESNA Lighting Handbook USA. Richard R. Janis and William K.Y. Tao Mechanical And Electrical Systems in Buildings, Pearson Prentice Hall, New Jersey. Siswanto Operation Research Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Walter T. Grondzik, Alison G. Kwok, Benjamin Stein, John S. Reynols Mechanical And Electrical Equipment For Buildings. John Wiley & Sons Inc. New Jersey. DAFTAR PUSTAKA Anonim Peralatan Energi Listrik: Pencahayaan. (diakses 12 April 2010) Badan Standarisasi Nasional. SNI Konversi Energi Pada Sistem

Dasar-dasar Optimasi

Dasar-dasar Optimasi Dasar-dasar Optimasi Optimasi Linier Interpretasi Hasil Lindo diambil dari buku Introduction to Operations Research, Sixth Edition, Frederick S. Hillier, Gerald J. Lieberman, McGraw-Hill, Inc., International

Lebih terperinci

Formulasi dengan Lindo. Dasar-dasar Optimasi. Hasil dengan Lindo 1. Hasil dengan Lindo 2. Interpretasi Hasil. Interpretasi Hasil.

Formulasi dengan Lindo. Dasar-dasar Optimasi. Hasil dengan Lindo 1. Hasil dengan Lindo 2. Interpretasi Hasil. Interpretasi Hasil. Formulasi dengan Lindo Dasar-dasar Optimasi Optimasi Linier Interpretasi Hasil Lindo diambil dari buku Introduction to Operations Research, Sixth Edition, Frederick S Hillier, Gerald J Lieberman, McGraw-Hill,

Lebih terperinci

2. Metode MODI (Modified Distribution) / Faktor Pengali (Multiplier)

2. Metode MODI (Modified Distribution) / Faktor Pengali (Multiplier) 2. Metode MODI (Modified Distribution) / Faktor Pengali (Multiplier) Metode MODI disebut juga metode Faktor Pengali atau Multiplier. Cara iterasinya sama seperti Metode Batu Loncatan. Perbedaan utama terjadi

Lebih terperinci

LINDO. Lindo dapat digunakan sampai dengan 150 kendala dan 300 variabel

LINDO. Lindo dapat digunakan sampai dengan 150 kendala dan 300 variabel LINDO Pegertian: Lindo (Linear Interactive Discrete Optimize) adalah paket program siap pakai yang digunakan untuk memecahkan masalah linear, integer dan quadratic programming. Kemampuan: Lindo dapat digunakan

Lebih terperinci

Dualitas Dalam Model Linear Programing

Dualitas Dalam Model Linear Programing Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Dualitas Dalam Model Linear Programing Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi KONSEP

Lebih terperinci

Dualitas Dalam Model Linear Programing

Dualitas Dalam Model Linear Programing Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Dualitas Dalam Model Linear Programing Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi KONSEP

Lebih terperinci

Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE

Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE Eko Widiarto Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang E-mail : ewidiarto8@gmail.com

Lebih terperinci

Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING

Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi Suatu analisis

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN OPTIMASI PENGADAAN SAYURAN ORGANIK. : Optimasi Pengadaan Sayuran Organik

PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN OPTIMASI PENGADAAN SAYURAN ORGANIK. : Optimasi Pengadaan Sayuran Organik LAMPIRAN 98 99 Lampiran 1. Panduan Wawancara PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN OPTIMASI PENGADAAN SAYURAN ORGANIK Nama Mahasiswa : Prestilia Ningrum NPM : 150310080098 Jurusan Hal Sumber Informasi : Agribisnis

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Pencahayaan Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Pencahayaan Alami Dan Pencahayaan Buatanklorofil Pada Beberapa Varietas Tanaman eum

Analisis Tingkat Pencahayaan Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Pencahayaan Alami Dan Pencahayaan Buatanklorofil Pada Beberapa Varietas Tanaman eum JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 5 (2) 108-112 dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo Analisis Tingkat Pencahayaan Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Pencahayaan Alami Dan Pencahayaan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Gambar rancang bangun alat penangkap ikan tuna longline. Sumber: 30 Desember 2010

Lampiran 1 Gambar rancang bangun alat penangkap ikan tuna longline. Sumber:  30 Desember 2010 Lampiran 1 Gambar rancang bangun alat penangkap ikan tuna longline Sumber: http://www.t2.gstatic.com/images, 30 Desember 2010 78 Lampiran 2 Peta lokasi kantor dan fishing ground PT Perikanan Nusantara

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS SENSITIVITAS MENGGUNAKAN PARTISI OPTIMAL DAN BASIS OPTIMAL PADA OPTIMASI LINEAR MIRNA SARI DEWI

PERBANDINGAN ANALISIS SENSITIVITAS MENGGUNAKAN PARTISI OPTIMAL DAN BASIS OPTIMAL PADA OPTIMASI LINEAR MIRNA SARI DEWI PERBANDINGAN ANALISIS SENSITIVITAS MENGGUNAKAN PARTISI OPTIMAL DAN BASIS OPTIMAL PADA OPTIMASI LINEAR MIRNA SARI DEWI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM JETri, Volume 5, Nomor 2, Februari 2006, Halaman 1-20, ISSN 1412-0372 STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM Chairul Gagarin Irianto Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MERCU BUANA PROGRAM PASKA SARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS MERCU BUANA PROGRAM PASKA SARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MERCU BUANA PROGRAM PASKA SARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN N a m a : Suminadhono NIM : 55108110181 Mata Kuliah/SKS : Manajemen Operasi / 3 SKS 1. Jaringan toko serba ada The Biggs menyewa

Lebih terperinci

Fakultas Pertanian Unlam ABSTRACT

Fakultas Pertanian Unlam ABSTRACT Optimalisasi Kombinasi Cabang Usahatani Tanaman Pangan untuk Memperoleh Pendapatan Maksimum di Wilayah Transmigrasi Km 38 Kelurahan Sei Gohong Kecamatan Bukit Batu Provinsi Kalimantan Tengah Masniati,

Lebih terperinci

Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu Pada Standar Kegiatan Konservasi Energi

Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu Pada Standar Kegiatan Konservasi Energi Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol.2, No.1, April 2014, 51-58 51 Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu Pada Standar Kegiatan Konservasi Energi Luqman Hakim Program Studi Teknik Mekatronika,

Lebih terperinci

KUAT PENERANGAN (ILUMINASI) RUANG KENDALI UTAMA UNTAI UJI TERMOHIDROLIKA PTRKN-BATAN

KUAT PENERANGAN (ILUMINASI) RUANG KENDALI UTAMA UNTAI UJI TERMOHIDROLIKA PTRKN-BATAN KUAT PENERANGAN (ILUMINASI) RUANG KENDALI UTAMA UNTAI UJI TERMOHIDROLIKA PTRKN-BATAN Oleh : Dedy Haryanto, Edy Karyanta, Paidjo Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN ABSTRAK KUAT PENERANGAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Operation Research (OR) digunakan dalam penyelesaian masalahmasalah manajemen untuk meningkatkan produktivitas, atau efisiensi. Metode dalam Teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN. Kerjakan soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas!

SOAL LATIHAN. Kerjakan soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas! SOAL LATIHAN Kerjakan soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas! 1. Suatu perusahaan mempunyai tiga lokasi gudang yaitu F a, F b dan F c yang akan didistribusikan ke 3 kota yaitu W 1, W 2 dan W 3.

Lebih terperinci

Analisis Intensitas Penerangan dan Penggunaan Energi Listrik di Laboratorium Komputer Sekolah Dasar Negeri 150 Pekanbaru

Analisis Intensitas Penerangan dan Penggunaan Energi Listrik di Laboratorium Komputer Sekolah Dasar Negeri 150 Pekanbaru Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri (SNTIKI 7 ISSN : 2085-9902 Pekanbaru, 11 November 2015 Analisis Intensitas Penerangan dan Penggunaan Energi Listrik di Laboratorium Komputer

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pencahayaan Untuk Penghematan Energi Listrik Di Ruang Kelas P- 105 Teknik Fisika-ITS Surabaya

Perancangan Sistem Pencahayaan Untuk Penghematan Energi Listrik Di Ruang Kelas P- 105 Teknik Fisika-ITS Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Perancangan Sistem Pencahayaan Untuk Penghematan Energi Listrik Di Ruang Kelas P- 105 Teknik Fisika-ITS Surabaya Herdian Ardianto dan Ir. Heri Justiono,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN.

PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN. PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN. Oleh : Eko Widiarto Dosen Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Soedarto. SH, Tembalang Semarang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Tugas akhir ini dilakukan di gedung rektorat Unila. Proses tugas akhir dilakukan dengan penyiapan alat dan bahan, pengumpulan data bangunan, hingga menyusun

Lebih terperinci

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan Setiap ruang pada bangunan rumah, kantor, apartement, gudang, pabrik, dan lainnya, membutuhkan penerangan. Baik penerangan / pencahayaan alami (pada

Lebih terperinci

Konservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu

Konservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu 46 Konservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu Ardy Willyanto Tanod (1), Ir. Hans Tumaliang, MT. (2), Lily S. Patras, ST., MT. (3) (1)Mahasiswa (2)Pembimbing 1 (3)Pembimbing 2 Jurusan Teknik Elektro-FT,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Sub Terminal Agribisnis (STA) Rancamaya yang berlokasi di Jl. Raya Rancamaya Rt 01/01, Kampung Rancamaya Kidul, Desa Rancamaya,

Lebih terperinci

OPTIMISASI ENERGI LISTRIK PADA RANGKAIAN DUA AKTUATOR HIDROLIK MENGGUNAKAN VARIASI KATUP PEMBATAS TEKANAN DI HYDRAULIC TRAINING UNIT

OPTIMISASI ENERGI LISTRIK PADA RANGKAIAN DUA AKTUATOR HIDROLIK MENGGUNAKAN VARIASI KATUP PEMBATAS TEKANAN DI HYDRAULIC TRAINING UNIT Vokasi Volume XI, Nomor 3, November 2013 ISSN 1693 9085 hal 152-165 OPTIMISASI ENERGI LISTRIK PADA RANGKAIAN DUA AKTUATOR HIDROLIK MENGGUNAKAN VARIASI KATUP PEMBATAS TEKANAN DI HYDRAULIC TRAINING UNIT

Lebih terperinci

Lampiran 1. Denah Pabrik MT KPBS Pangalengan

Lampiran 1. Denah Pabrik MT KPBS Pangalengan Lampiran 1. Denah Pabrik MT KPBS Pangalengan 140 Lanjutan Lampiran 1. Keterangan: 1. Milk Reception Scale 2. Milk Reception Vat 3. Prepack Machine 4. Auto Cup Sealling Machine 5. Lempeng Penukar Panas

Lebih terperinci

MASALAH PENUGASAN METODE KUANTITATIF MANAJEMEN

MASALAH PENUGASAN METODE KUANTITATIF MANAJEMEN MASALAH PENUGASAN METODE KUANTITATIF MANAJEMEN Disusun sebagai Tugas Akhir Triwulan I Mata Kuliah Metode Kuantitatif Manajemen Disusun Oleh : TEDY SAPUTRA (P056132391.51) YUNIAR ENDAH PALUPI (P056132441.51)

Lebih terperinci

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB 14 420 040 TEKNIK ELEKTRO ILUMINASI (PENCAHAYAAN) Iluminasi disebut juga model refleksi atau model pencahayaan. Illuminasi menjelaskan tentang interaksi

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS LAMPU LED TYPE TABUNG DIBANDINGKAN DENGAN LAMPU TL

KAJIAN TEKNIS LAMPU LED TYPE TABUNG DIBANDINGKAN DENGAN LAMPU TL JHP17 Jurnal Hasil Penelitian LPPM Untag Surabaya Pebruari 2016, Vol. 01, No. 01, hal 53-60 KAJIAN TEKNIS LED TYPE TABUNG DIBANDINGKAN DENGAN TL Puji Slamet 1, Gatut Budiono 2 1Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

Bab 11 Standar Pencahayaan

Bab 11 Standar Pencahayaan Bab 11 Standar Pencahayaan Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T, M.T E-mail: yeffry@unikom.ac.id 114 Kebutuhan Iluminansi berdasarkan aktivitas visual No Kerja Visual Iluminansi (lux) 1 Penglihatan biasa 100

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Peneliti. Peta Teluk Levun Kabupaten Maluku Tenggara

Lampiran 1. Peta Lokasi Peneliti. Peta Teluk Levun Kabupaten Maluku Tenggara 123 123 Lampiran 1. Peta Lokasi Peneliti Peta Teluk Levun Kabupaten Maluku Tenggara 124 124 125 125 Lampiran.2. Sarana Input Produksi Budidaya Ikan Kerapu dan Rumput Laut di Kawasan Teluk Levun Unit Budidaya

Lebih terperinci

Analisa Aspek Daya dan Ekonomis Perancangan Pencahayaan Ruang Kelas Menerapkan Konsep Bangunan Hijau

Analisa Aspek Daya dan Ekonomis Perancangan Pencahayaan Ruang Kelas Menerapkan Konsep Bangunan Hijau 1 Analisa Aspek Daya dan Ekonomis Perancangan Pencahayaan Ruang Kelas Menerapkan Konsep Bangunan Hijau Nanang C Darmawan, Andi Rahmadiansah, Wiratno Argo A Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

STUDI PEMANFAATAN CAHAYA ALAM SEBAGAI SUMBER PENCAHAYAAN RUANG KULIAH GEDUNG E KAMPUS A UNIVERSITAS TRISAKTI DALAM RANGKA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK

STUDI PEMANFAATAN CAHAYA ALAM SEBAGAI SUMBER PENCAHAYAAN RUANG KULIAH GEDUNG E KAMPUS A UNIVERSITAS TRISAKTI DALAM RANGKA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK JETri, Volume 1, Nomor 2, Februari 2002, Halaman 13-24, ISSN 1412-0372 STUDI PEMANFAATAN CAHAYA ALAM SEBAGAI SUMBER PENCAHAYAAN RUANG KULIAH GEDUNG E KAMPUS A UNIVERSITAS TRISAKTI DALAM RANGKA PENGHEMATAN

Lebih terperinci

Simulasi Pengontrol Intensitas Cahaya Pada Lahan Parkir P2a Bekasi Cyber Park Dengan Kontrol On-Off

Simulasi Pengontrol Intensitas Cahaya Pada Lahan Parkir P2a Bekasi Cyber Park Dengan Kontrol On-Off Simulasi Pengontrol Intensitas Cahaya Pada Lahan Parkir P2a Bekasi Cyber Park Dengan Kontrol On-Off Disusun Oleh: David Putra (0922020) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA PENGGUNAAN LAMPU HOTEL CIPUTRA SEMARANG

ANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA PENGGUNAAN LAMPU HOTEL CIPUTRA SEMARANG ANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA PENGGUNAAN LAMPU HOTEL CIPUTRA SEMARANG Nugroho Utomo ( L2F008072) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jln. Prof. Soedarto,SH, Tembalang,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode-metode ilmiah dari teori-teori yang digunakan dalam penyelesaian persoalan untuk menentukan model program linier dalam produksi.. 2.1 Teori

Lebih terperinci

INTENSITAS KONSUMSI ENERGI DI UNIVERSITAS IBA. Bahrul Ilmi 1*, Reny Afriany 2. Corresponding author:

INTENSITAS KONSUMSI ENERGI DI UNIVERSITAS IBA. Bahrul Ilmi 1*, Reny Afriany 2. Corresponding author: INTENSITAS KONSUMSI ENERGI DI UNIVERSITAS IBA Bahrul Ilmi 1*, Reny Afriany 2 1, 2 Teknik Mesin, Universitas IBA, Palembang Corresponding author: bahrul.ilmii@yahoo.com ABSTRACT: The need for energy in

Lebih terperinci

VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL

VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL 7.1 Keputusan Produksi Aktual Keputusan produksi aktual adalah keputusan produksi yang sudah terjadi di P4S Nusa Indah. Produksi aktual di P4S Nusa Indah pada

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK AUDIT SEBAGAI ALAT BANTU SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK UPAYA KONSERVASI ENERGI

PERANGKAT LUNAK AUDIT SEBAGAI ALAT BANTU SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK UPAYA KONSERVASI ENERGI PERANGKAT LUNAK AUDIT SEBAGAI ALAT BANTU SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK UPAYA KONSERVASI ENERGI JURNAL PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh : INDAH

Lebih terperinci

PENERAPAN ERGONOMI PADA PROSES AUDIT ENERGI DI BANK INTERNASIONAL INDONESIA (BII) KANTOR CABANG UDAYANA

PENERAPAN ERGONOMI PADA PROSES AUDIT ENERGI DI BANK INTERNASIONAL INDONESIA (BII) KANTOR CABANG UDAYANA PENERAPAN ERGONOMI PADA PROSES AUDIT ENERGI DI BANK INTERNASIONAL INDONESIA (BII) KANTOR CABANG UDAYANA TUGAS AKHIR Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan dalam rangka menyelesaikan pendidikan sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelola energi listrik di Indonesia telah melakukan salah satu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pengelola energi listrik di Indonesia telah melakukan salah satu kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai Keputusan Presiden RI. No. 43 Tahun 1991 Tentang Konversi Energi, maka Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) selaku penyedia dan pengelola energi listrik

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Solusi dan Analisis Sensitivitas Program Linier Menggunakan Big-M dan Solver The Solution And The Sensitivity Analysis Of Linear Programming Used Big-M And Solver Melinda

Lebih terperinci

Ria Kurniawati 1, Syafi i 2, dan Mamok Suprapto 3 1 Mahasiswa Magister Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Ria Kurniawati 1, Syafi i 2, dan Mamok Suprapto 3 1 Mahasiswa Magister Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Surakarta EFISIENSI ENERGI RUANG RAWAT INAP Ria Kurniawati 1, Syafi i 2, dan Mamok Suprapto 3 1 Mahasiswa Magister Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Surakarta ria_180290@yahoo.com 2 Dosen Magister

Lebih terperinci

Analisis Sensitifitas. Analsis sensitifitas

Analisis Sensitifitas. Analsis sensitifitas Analisis Sensitifitas Analsis sensitifitas Dasar analisis sensitifitas Permasalahan matematika merupakan permasalahan pendekatan (model) Optimasi juga merupakan masalah pendekatan dengan menggunakan sebuah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. fungsi dan luas ruangan serta intensitas penerangannya.

I. PENDAHULUAN. fungsi dan luas ruangan serta intensitas penerangannya. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem pencahayaan digunakan ketika penerangan alami tidak dapat memenuhi persyaratan penerangan ruang dalam bangunan. Dilihat dari penggunaan energi listrik suatu bangunan,

Lebih terperinci

SOFTWARE LINDO I KOMANG SUGIARTHA

SOFTWARE LINDO I KOMANG SUGIARTHA SOFTWARE LINDO I KOMANG SUGIARTHA PENGERTIAN LINDO LINDO (Linear Interaktive Discrete Optimizer) merupakan software yang dapat digunakan untuk mencari penyelesaian dari masalah pemrograman linear. Prinsip

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Adolina PTPN IV Medan, Sumatera Utara. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Marbella Bakery merupakan salah satu produsen roti di Jakarta Timur khususnya di sekitar kelurahan Pekayon. Usaha ini didirikan oleh Bapak J. Hoeru

Lebih terperinci

TEKNIKA VOL. 2 NO

TEKNIKA VOL. 2 NO ANALISA KONSERVASI ENERGI PENCAHAYAAN PADA GEDUNG KULIAH DI UNIVERSITAS IBA Bahrul Ilmi, Reny Afriany Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang Email: bahrul.ilmii@yahoo.com

Lebih terperinci

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU ANALISIS AUDIT ENERGI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK (APLIKASI PADA GEDUNG J16 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS SUMATERA UTARA) Dewi Riska S. Barus (1), Surya Tarmizi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Petunjuk teknis sistem pencahayaan buatan dimaksudkan untuk digunakan sebagai pegangan bagi para perancang dan pelaksana pembangunan gedung didalam

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Optimalisasi Distribusi Sistem distribusi adalah cara yang ditempuh atau digunakan untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Audit Energi Dan Analisa Peluang Hemat Energi AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Derry Septian1,

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan selama 1 bulan, terhitung mulai tanggal 28 Mei 2013 sampai 28 Juni 2013, sesuai dengan izin yang diberikan oleh Kepala Cabang PT. Mega

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) Ai Nurhayati 1, Sri Setyaningsih 2,dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Audit Energi Dan Analisa Peluang Hemat Energi AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Derry Septian 1, Joko Prihartono 2, Purwo Subekti 3 ABSTRAK Dari penelitian yang telah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) yang berlokasi di Jalan KH Abdul Hamid Km 3, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0 Implementasi sistem merupakan tahap untuk mengimplementasikan sistem. Tahap penggunaan sistem ini dilakukan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MODEL LINEAR PROGRAMMING SECARA MATEMATIK (METODE SIMPLEKS)

PENYELESAIAN MODEL LINEAR PROGRAMMING SECARA MATEMATIK (METODE SIMPLEKS) Maximize or Minimize Subject to: Z = f (x,y) g (x,y) = c S1 60 4 2 1 0 S2 48 2 4 0 1 Zj 0-8 -6 0 0 PENYELESAIAN MODEL LINEAR PROGRAMMING SECARA MATEMATIK (METODE SIMPLEKS) Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menanggapi isu penggunaan clean energy yang sangat santer saat ini, pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh kebijakan dunia dan negara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE)

HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE) HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE) Ullin Dwi Fajri A 1, Unggul Wibawa, Ir., M.Sc. 2, Rini Nur Hasanah,

Lebih terperinci

Analisis Intensitas Penerangan dan Penggunaan Energi Listrik di Laboratorium Komputer Sekolah Dasar Negeri 150 Pekanbaru

Analisis Intensitas Penerangan dan Penggunaan Energi Listrik di Laboratorium Komputer Sekolah Dasar Negeri 150 Pekanbaru Analisis Intensitas Penerangan dan Penggunaan Energi Listrik di Laboratorium Komputer Sekolah Dasar Negeri 150 Pekanbaru Atmam 1, Zulfahri 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lancang

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS DAN BENTUK LAMPU TERHADAP INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN ENERGI BUANGAN MELALUI PERHITUNGAN NILAI EFIKASI LUMINUS

PENGARUH JENIS DAN BENTUK LAMPU TERHADAP INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN ENERGI BUANGAN MELALUI PERHITUNGAN NILAI EFIKASI LUMINUS PENGARUH JENIS DAN BENTUK LAMPU TERHADAP INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN ENERGI BUANGAN MELALUI PERHITUNGAN NILAI EFIKASI LUMINUS 1) Bima Brilliando Agam, 2) Yushardi, 2) Trapsilo Prihandono 1) Mahasiswa S-1

Lebih terperinci

Konservasi energi pada sistem pencahayaan

Konservasi energi pada sistem pencahayaan Standar Nasional Indonesia Konservasi energi pada sistem pencahayaan ICS 91.160.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Pendahuluan... ii 1 Ruang Iingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Istilah

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBAHASAN

BAB III METODE PEMBAHASAN BAB III METODE PEMBAHASAN Tujuan dari suatu sistem instalasi listrik adalah untuk dapat memanfaatkan energi listrik semaksimal dan seefisien mungkin, serta aman dan andal. Pembahasan dalam penulisan ini

Lebih terperinci

Optimalisasi Kinerja Pencahayaan Alami pada Kantor (Studi Kasus: Plasa Telkom Blimbing Malang)

Optimalisasi Kinerja Pencahayaan Alami pada Kantor (Studi Kasus: Plasa Telkom Blimbing Malang) Optimalisasi Pencahayaan Alami pada Kantor (Studi Kasus: Plasa Telkom Blimbing Malang) Fitri Rahmadiina 1, M. Satya Adhitama 2, Jusuf Thojib 2 1 Jurusan Arsitektur/Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

Evaluasi Kualitas Pencahayaan Pada Ruang Perkuliahan Gedung C Fakultas Teknik Universitas Riau

Evaluasi Kualitas Pencahayaan Pada Ruang Perkuliahan Gedung C Fakultas Teknik Universitas Riau Evaluasi Kualitas Pencahayaan Pada Ruang Perkuliahan Gedung C Fakultas Teknik Universitas Riau Ikhbal Havif JH*, Budhi Anto** *Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci.

PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci. PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci. Tukiman, Edy Karyanta, Budi Santoso PRFN-BATAN, Kawasan Puspiptek Gd 71, Tangerang Selatan - 15310 ABSTRAK PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi saat ini. Energi menjadi kebutuhan primer pada kebutuhan manusia. Menurut Buku Perencanaan Efisiensi dan Elastisitas Energi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS AUDIT ENERGI UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI ENERGI DI GEDUNG PUSAT PEMERINTAHAN KOTA TANGERANG NUR MUHAMAD HAKIKI NIM: 41312010028 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA

Lebih terperinci

PENGUJIAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DI GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SILIWANGI DENGAN SIMULASI MENGGUNAKAN SOFTWARE DIALUX V.4.10

PENGUJIAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DI GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SILIWANGI DENGAN SIMULASI MENGGUNAKAN SOFTWARE DIALUX V.4.10 Tanggal : 28-11-2012 Jam :11.00 WIB PENGUJIAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DI GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SILIWANGI DENGAN SIMULASI MENGGUNAKAN SOFTWARE DIALUX V.4.10 Gin Gin Ginanjar 047002169 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Metode Simpleks M U H L I S T A H I R

Metode Simpleks M U H L I S T A H I R Metode Simpleks M U H L I S T A H I R PENDAHULUAN Metode Simpleks adalah metode penentuan solusi optimal menggunakan simpleks didasarkan pada teknik eliminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Pencahayaan Menggunakan Pemodelan Numeris Sesuai SNI Pencahayaan, Data Pengukuran Langsung (On-Site) dan Simulasi

Analisis Kualitas Pencahayaan Menggunakan Pemodelan Numeris Sesuai SNI Pencahayaan, Data Pengukuran Langsung (On-Site) dan Simulasi Analisis Kualitas Pencahayaan Menggunakan Pemodelan Numeris Sesuai SNI Pencahayaan, Data Pengukuran Langsung (On-Site) dan Simulasi Bayu Ardiyanto 1, Sentagi Sesotya Utami 2, Mohammad Kholid Ridwan 3 1,2,3

Lebih terperinci

satuan fluks cahaya, flux yang dipancarkan didalam satuan unit sudut padatan oleh suatu sumber dengan intensitas cahaya yang seragam

satuan fluks cahaya, flux yang dipancarkan didalam satuan unit sudut padatan oleh suatu sumber dengan intensitas cahaya yang seragam nilai eficacy beban terpasang yang dicapai dengan efisiensi terbaik, dinyatakan dalam lux/watt/m² Definisi dan istilah yang digunakan: satuan fluks cahaya, flux yang dipancarkan didalam satuan unit sudut

Lebih terperinci

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak BAB III PEMBAHASAN A. Perencanaan Menu Diet Diabetes Mellitus Diet DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta diberikan dengan cara tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Fasilitas Fisik Sekarang 1. Meja Kasir Ukuran ketinggian meja kasir saat ini sudah ergonomis, namun tinggi monitor ke lantai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera

BAB I PENDAHULUAN. Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera penglihatan manusia untuk menghasilkan sebuah gambaran visual. Manusia membutuhkan

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN LINIER. Metode Simpleks

PEMROGRAMAN LINIER. Metode Simpleks PEMROGRAMAN LINIER Metode Simpleks Metode Simpleks Metode simpleks digunakan untuk memecahkan permasalahan PL dengan dua atau lebih variabel keputusan. Prosedur Metode Simpleks: Kasus Maksimisasi a. Formulasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa

Lebih terperinci

Ningsar 1. Sangkertadi 2.

Ningsar 1. Sangkertadi 2. PERHITUNGAN DAN RANCANGAN PENERANGAN BUATAN PADA RUANG DUBBING SUATU STUDIO PRODUKSI FILM (Calculation and Design of Artificial Lighting System of a Dubbing Room) Ningsar 1 1) Mahasiswa S1 Arsitektur Fakultas

Lebih terperinci

OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAMI (STUDI KASUS LAB. ELEKTRONIKA DAN MIKROPROSESSOR UNTAD)

OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAMI (STUDI KASUS LAB. ELEKTRONIKA DAN MIKROPROSESSOR UNTAD) OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAMI (STUDI KASUS LAB. ELEKTRONIKA DAN MIKROPROSESSOR UNTAD) Nurhani Amin Dosen Jurusan Teknik Elektro UNTAD Palu, Indonesia email: nhanie.lieben@yahoo.co.id

Lebih terperinci

DESAIN PENCAHAYAAN RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE DIALux V 4.9

DESAIN PENCAHAYAAN RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE DIALux V 4.9 DESAIN PENCAHAYAAN RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE DIALux V 4.9 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Elektro Pada Universitas Muria Kudus Disusun Oleh : NAMA : DENY PRATAMA ARDIANSYAH NIM

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR DAYA DAN KUAT PENERANGAN LAMPU HEMAT ENERGI

ANALISIS FAKTOR DAYA DAN KUAT PENERANGAN LAMPU HEMAT ENERGI ANALISIS FAKTOR DAYA DAN KUAT PENERANGAN LAMPU HEMAT ENERGI Yadi Yunus 1, Suyamto 2, Indra Milyardi 1 1 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Babarsari P.O. BOX 6101 YKBB Yogyakarta

Lebih terperinci

Audit Energi pada Gedung Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan FT UGM

Audit Energi pada Gedung Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan FT UGM Audit Energi pada Gedung Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan FT UGM Avrin Nur Widiastuti 1, Sasongko Pramono Hadi 2, Bayu Aji Widyadi R 3 Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS INTENSITAS PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH GEDUNG FISIKA UNIVERSITAS JEMBER DENGAN MENGGUNAKAN CALCULUX INDOOR 5.0B

ANALISIS INTENSITAS PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH GEDUNG FISIKA UNIVERSITAS JEMBER DENGAN MENGGUNAKAN CALCULUX INDOOR 5.0B ANALISIS INTENSITAS PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH GEDUNG FISIKA UNIVERSITAS JEMBER DENGAN MENGGUNAKAN CALCULUX INDOOR 5.0B 1) Listiana Cahyantari, 2) Rif ati Dina H., 2) Bambang Supriyadi 1) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data International Energy Agency World Resource Institute, pencahayaan dari lampu memberikan kontribusi 19% dari penggunaan energi dunia, sehingga semakin

Lebih terperinci

BAB III Transportasi

BAB III Transportasi BAB III Transportasi 1. Metode Transportasi Metode transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama atau sejenis ke tempat

Lebih terperinci

Frederick Marshall Allo Linggi, Ridwan Gunawan. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia ABSTRAK

Frederick Marshall Allo Linggi, Ridwan Gunawan. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia ABSTRAK ANALISIS SPESIFIKASI DAN PENENTUAN OPERASI TEGANGAN KERJA TERBAIK PADA LAMPU LED DAN LAMPU HEMAT ENERGI MELALUI PENGUJIAN PENUAAN DAN PEMELIHARAAN FLUKS CAHAYA ABSTRAK Frederick Marshall Allo Linggi, Ridwan

Lebih terperinci

Bagaimana cara menyelesaikan persoalan Linier Programming and Integer Programming dengan

Bagaimana cara menyelesaikan persoalan Linier Programming and Integer Programming dengan I. Pendahuluan A. Latar Belakang (Min. 1 lembar) B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang ada pada modul 1 ini adalah : Bagaimana cara menyelesaikan persoalan Linier Programming and Integer Programming

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED

ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED Septyono Utomo 1, Rudy Setiabudy 2 Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424 Email: septyono.utomo@gmail.com

Lebih terperinci

PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX

PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX Latar Belakang Sulitnya menggambarkan grafik berdimensi banyak atau kombinasi lebih dari dua variabel. Metode grafik tidak mungkin dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

Analisis Sensitivitas Produksi Kopi Sambung

Analisis Sensitivitas Produksi Kopi Sambung PRISMA (08) PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ Analisis Sensitivitas Produksi Kopi Sambung Ulfasari Rafflesia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS Dedy Darmanto, I Putu Artama Wiguna, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PENGGUNAAN PENDINGIN UDARA KAMAR DI PATRA JASA CONVENTION HOTEL SEMARANG

ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PENGGUNAAN PENDINGIN UDARA KAMAR DI PATRA JASA CONVENTION HOTEL SEMARANG ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PENGGUNAAN PENDINGIN UDARA KAMAR DI PATRA JASA CONVENTION HOTEL SEMARANG Arga Praditya Yunanto 1), Kukup Adiutomo 1) Supriyo 2), Nugroho Hartono 2) 1) Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS MENGHITUNG TINGKAT PENCAHAYAAN DI LABTEK IXC

LAPORAN TUGAS MENGHITUNG TINGKAT PENCAHAYAAN DI LABTEK IXC AR 3121 FISIKA BANGUNAN LAPORAN TUGAS MENGHITUNG TINGKAT PENCAHAYAAN DI LABTEK IXC KELOMPOK 2 Indra Rhamadhan 15213025 Raudina Rahmi 15213037 Shafira Anjani 15213027 Putri Isti Karimah 15213039 Estu Putri

Lebih terperinci

Perancangan Pencahayaan Buatan Dengan Metode Lumen Di PT. XYZ

Perancangan Pencahayaan Buatan Dengan Metode Lumen Di PT. XYZ Perancangan Pencahayaan Buatan Dengan Metode Lumen Di PT. XYZ Akhmad Rafsanjani 1, Yayan Harry Yadi 2, Ade Sri Mariawati 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa rafsanjani089@yahoo.com

Lebih terperinci