BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif, wilayah Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif, wilayah Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Deskripsi Wilayah Penelitian Secara administratif, wilayah Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara yang secara geografis terletak diantara 1 LU - 3 LU, dan 125 BT BT. Dengan memiliki luas 2.612,24 Km 2. Wilayah Kabupaten Halmahera Barat memiliki 5 kecamatan dan 133 desa. Karena letaknya di sekitar garis khatulistiwa, Kabupaten Halmahera Barat beriklim tropis dengan suhu rata-rata 28,05 C dan kelembaban 73-82%, serta curah hujan 1500 mm/tahun. Kabupaten Halmahera Barat mempunyai ketinggian m dpl (diatas permukaan laut), dengan batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah utara dengan Kecamatan Loloda Utara - Sebelah selatan dengan Kota Tidore Kepulauan - Sebelah timur dengan Kabupaten Halmahera Utara - Sebelah barat dengan Kota Ternate dan Laut Maluku Wilayah Kabupaten Halmahera Barat secara administratif terdiri dari 5 (lima) Kecamatan, yaitu : Kecamatan Jailolo, Kecamatan Jailolo Selatan, Kecamatan Sahu, Kecamatan Ibu dan Kecamatan Loloda. Keseluruhan wilayah Kabupaten Halmahera Barat membawahi 133 desa. Adapun perinciannya yakni sebagai berikut :

2 61 Tabel 5 Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa No Kecamatan Luas wilayah (Km 2 ) Jumlah Desa Jailolo Jailolo Selatan Sahu Ibu Loloda 125,26 887,24 256, ,75 299, Jumlah 2.612, Sumber : BPS, Kabupaten Halmahera Barat Dalam Angka Tahun 2005 Data di atas memperlihatkan bahwa luas desa dan jumlah desa sangat bervariasi antar satu kecamatan dengan kecamatan yang lain. Kecamatan yang mempunyai wilayah paling luas adalah Kecamatan Ibu yaitu 39,96% dari luas Wilayah Kabupaten Halmahera Barat, dan kecamatan yang mempunyai wilayah paling kecil adalah Kecamatan Jailolo yaitu 4,80% dari luas Wilayah Kabupaten Halmahera Barat. Dari aspek administrasi pemerintahan, luas wilayah akan menentukan jangkauan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat. Untuk penelitian ini, yang menjadi objek adalah Kecamatan Jailolo dan Sahu Kondisi Penduduk Letak wilayah Kabupaten Halmahera Barat yang strategis yaitu sebagai Ibukota Kabupaten, menyebabkan Kabupaten Halmahera Barat menjadi fokus perhatian dari berbagai kelompok masyarakat untuk bekerja dan berusaha di wilayahnya. Akibatnya migrasi penduduk tidak dapat dihindari oleh Kabupaten Halmahera Barat. Dari hasil registrasi penduduk oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Halmahera Barat sampai dengan Desember 2003 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Halmahera

3 62 Barat sebesar jiwa, yang terdiri dari jiwa berjenis kelamin laki-laki dan jiwa berjenis kelamin perempuan. Secara rinci keadaan jumlah penduduk Kabupaten Halmahera Barat menurut jenis kelamin berdasarkan wilayah kecamatan adalah sebagai berikut : No Kecamatan Jailolo Jailolo Selatan Sahu Ibu Loloda Tabel 6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Penduduk Laki-Laki Perempuan Jumlah Jumlah Sumber : BPS, Kabupaten Halmahera Barat Dalam Angka Tahun 2005 Data tersebut memperlihatkan bahwa penyebaran penduduk masing-masing wilayah kecamatan di Kabupaten Halmahera Barat tidak merata, dimana jumlah penduduk terbesar ada di wilayah Kecamatan Jailolo yaitu jiwa (27,56%), dan jumlah penduduk terkecil ada di wilayah Kecamatan Loloda yaitu jiwa (11,85%). Dengan jumlah penduduk yang demikian, kepadatan penduduk Kabupaten Halmahera Barat sampai dengan Desember 2005 sebesar 344,02 jiwa/km 2. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut :

4 63 Tabel 7 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk dari Kecamatan Jailolo dan Kecamatan Sahu di Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2005 No Kecamatan Jailolo Jailolo Selatan Sahu Ibu Loloda Penduduk Laki-Laki Perempuan Jumlah Luas 125,26 887,24 256, ,75 299,74 Kepadatan 204,39 17,26 61,48 24,16 36,73 Jumlah ,24 344,02 Sumber : BPS, Kabupaten Halmahera Barat Dalam Angka Tahun 2005 Data tersebut memberikan informasi bahwa luas wilayah kecamatan di Kabupaten Halmahera Barat yang terbesar adalah Kecamatan Ibu yaitu 1.043,75 km 2 (39,96%), dan luas wilayah yang terkecil adalah Kecamatan Jailolo 125,26 km 2 (4,80%). Namun dari segi kepadatan penduduk, wilayah yang paling padat adalah Kecamatan Jailolo dengan kepadatan sebesar 204,39 jiwa/km 2, dan wilayah yang paling jarang penduduknya adalah wilayah Kecamatan Jailolo Selatan dengan kepadatan penduduk sebesar 17,26 jiwa/km 2. Kepadatan penduduk yang tidak merata ini dipengaruhi oleh sebagian besar pusat perkantoran pemerintahan dan perdagangan berada di wilayah Kecamatan Jailolo, yang menyebabkan masyarakat mencari pemukiman yang berdekatan dengan pusat perkantoran tersebut. Hal ini hendaknya menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat selain itu, salah satu hal yang sangat urgen yang perlu mendapat perhatian pemerintah adalah penyediaan sarana dan prasarana umum daerah yang cukup, baik secara fisik maupun non fisik dimaksudkan untuk memberikan pelayanan dan fasilitas pembangunan, pemerintahan dan kegiatan masyarakat lainnya.

5 Gambaran Umum Objek Penelitian Struktur Organisasi Kantor Camat Jailolo dan Sahu Untuk meningkatkan kinerja Kantor Camat di Kabupaten Halmahera Barat, Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat telah mengeluarkan beberapa kebijakan diantaranya adalah dengan menyempurnakan struktur organisasi. Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 158 Tahun 2003, tentang Struktur Organisasi Kecamatan disempurnakan seperti dalam lampiran tesis ini. Untuk susunan organisasi dari Kantor Camat Jailolo dan Sahu Kabupaten Halmahera Barat adalah sebagai berikut : Tabel 8 Susunan Jabatan di Kantor Camat Jailolo dan Sahu Kabupaten Halmahera Barat No Jabatan Jumlah (orang) 1 Kecamatan Jailolo a. Camat b. Sekretaris Kecamatan c. Kasi KTBN d. Kasi Pemerintahan e. Kasi Kesra f. Kasi BPM g. Staf Jumlah 26 2 Kecamatan Sahu a. Camat b. Sekertaris Kecamatan c. Kasi PMD d. Kasi Pelayanan Umum e. Kasi Kesra f. Staf Jumlah 25 Sumber : Kantor Camat Jailolo dan Sahu Tahun 2005 Berdasarkan data tersebut memberikan informasi bahwa jabatan staf di Kantor Camat Jailolo dan Sahu merupakan jabatan yang mempunyai jumlah

6 65 personil terbesar. Banyaknya jabatan staf selain pangkat dan golongan yang belum bisa dipromosikan ke dalam suatu jabatan tertentu, juga lebih disebabkan dengan banyaknya staf, dalam operasionalisasi kantor camat diharapkan dapat memberi pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, dan dapat menjangkau seluruh masyarakat dalam pelayanan di wilayah kerja kecamatan. Dengan demikian, pada akhirnya pelayanan yang diterima oleh masyarakat akan semakin baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya Keadaan Pegawai di Kantor Camat Jailolo dan Sahu Untuk mengetahui kondisi pegawai Kantor Camat Jailolo dan pegawai Kantor Camat Sahu di Kabupaten Halmahera Barat secara rinci menurut pangkat/golongan ruang, pendidikan dan usianya, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 9 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan, Usia, dan Golongan Ruang No Pendidikan Jlh Usia Jlh. Golongan Jlh. 1 Kecamatan Jailolo a. SD b. SMP/SMA c. Diploma d. Sarjana I II III IV Kecamatan Sahu a. SD b. SMP/SMA c. Diploma d. Sarjana Jumlah Jumlah Sumber : Kantor Camat Jailolo dan Sahu Tahun I II III IV Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa dari segi pendidikan formal yang dilalui pegawai, di Kantor Camat Jailolo dan Sahu jumlah pegawai dengan tingkat

7 66 pendidikan formal yang terbesar adalah SMP/SMA dari keseluruhan jumlah pegawai, sedangkan tingkat pendidikan formal yang terkecil, di Kantor Camat Jailolo dan di Kantor Camat Sahu adalah pendidikan diploma dari keseluruhan jumlah pegawai. Dengan demikian, sebagian besar pegawai di Kantor Camat Jailolo dan Sahu telah memperoleh pendidikan formal sampai pada tingkat lanjutan, yang potensial untuk ditugasbelajarkan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Kemudian dari segi usia, di Kantor Camat Jailolo jumlah pegawai terbesar adalah yang berkisar antara tahun dari keseluruhan jumlah pegawai, demikian halnya juga dengan Kantor Camat Sahu dari keseluruhan jumlah pegawai, sedangkan yang terkecil, di Kantor Camat Jailolo adalah pegawai dengan umur berkisar antara tahun keseluruhan jumlah pegawai, sedangkan di Kantor Camat Sahu adalah yang berumur tahun dari keseluruhan jumlah pegawai. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai yang bekerja di Kantor Camat Jailolo dan di Kantor Camat Sahu Kabupaten Halmahera Barat masih tergolong dalam usia produktif, yang masih berpotensi untuk bisa dikembangkan dan bisa dirangsang untuk berprestasi. Selanjutnya dari data tersebut juga memperlihatkan bahwa di Kantor Camat Jailolo dan Sahu, jumlah pegawai memiliki kepangkatan ada yang bervariasi mulai dari golongan I, golongan II, Golongan III dan Golongan IV. Sebagian besar pegawai dari golongan II dan III tersebut berpendidikan SMP/SMA dan mempunyai usia antara tahun yang tentunya masih berpotensi untuk pengembangan karier menjadi lebih baik.

8 Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Mengingat semakin meningkatnya kesadaran dan tuntutan masyarakat akan pelayanan, maka peningkatan kemampuan dan keterampilan pegawai merupakan satu langkah strategis yang perlu dilakukan. Sejalan dengan hal itu, Kantor Camat Jailolo dan Kantor Camat Sahu di Kabupaten Halmahera Barat telah mengikutsertakan pegawainya ke pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat mendukung terselenggaranya kegiatan kantor. Beberapa macam Diklat yang telah diikuti oleh pegawai adalah Diklat Struktural, dan Diklat Fungsional sebagainya dapat dilihat melalui tabel berikut ini : Tabel 10 Jumlah Pegawai Kantor Camat Jailolo dan Sahu Yang Telah Mengikuti Kegiatan Diklat No Jenis Kegiatan Jumlah (orang) 1 A. Kecamatan Jailolo Diklat Struktural a. Diklatpim IV/Adum b. Diklatpim III/Spama 2 Diklat Fungsional a. Bendaharawan 3 Jumlah 9 1 B. Kecamatan Sahu Diklat Struktural a. Diklatpim IV/Adum b. Diklatpim III/Spama 2 Diklat Fungsional a. Bendaharawan 2 Jumlah 7 Sumber : Kantor Camat Jailolo dan Sahu Tahun Data ini memberi informasi bahwa jumlah pegawai yang baru mengikuti Diklat di Kantor Camat Jailolo baru sebagian kecil dari keseluruhan pegawai,

9 68 sedangkan pada Kantor Camat Sahu jumlah pegawai yang baru mengikuti diklat baru sebagian kecil juga dari keseluruhan pegawai. Data ini juga memberikan informasi bahwa perlu adanya diklat bagi para pegawai baik di Kantor Camat Jailolo dan Kantor Camat Sahu, untuk lebih meningkatkan profesionalisme pegawainya di masa mendatang. Berbagai macam Diklat, kursus, seminar ataupun studi banding perlu direncanakan dan diprogramkan oleh Kantor Camat Jailolo dan Kantor Camat Sahu untuk dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan Jenis Layanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pelayanan kepada masyarakat yang disediakan oleh Kantor Camat Jailolo dan Kantor Camat Sahu dengan persyaratan dan besarnya tarif retribusi dari Kartu Tanda Penduduk (KTP), berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat Nomor 10 Tahun 2005 sebagai berikut. Tabel 11 Jenis Layanan dan Tarif KTP di Kecamatan Jailolo dan Sahu No Kewarganegaraan Persyaratan Tarif Retribusi o Surat pengantar RT dan RW 1. WNI o Surat pengantar dari Kepala Desa o Foto-copy Kartu Keluarga Rp o Pas foto ukuran 2 x 3 sebanyak 3 lembar 2. WNA o Surat pengantar RT dan RW o Surat pengantar dari Kepala Desa o Surat pengantar dari Dinas Kependudukan o Foto-copy Kartu Keluarga o Pas foto ukuran 2 x 3 sebanyak 3 lembar Rp Sumber : Kantor Camat Jailolo dan Sahu Tahun 2005

10 69 Tabel di atas menunjukan bahwa penyediaan layanan KTP di Kecamatan Jailolo dan Sahu secara formal dan terinci telah diatur sedemikian rupa. Dengan harapan aparat pelaksana mempunyai acuan dalam melaksanakan tugas pelayanannya sekaligus agar masyarakat dapat mengetahui dan mengontrol pelaksanaannya di lapangan Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini berjumlah 189 orang dengan perincian sebagai berikut jumlah responden untuk Kecamatan Jailolo sebanyak 114 orang dan responden untuk kecamatan Sahu sebanyak 75 orang. Setelah diadakan penyebaran kuesioner kepada masing-masing responden, maka diperoleh gambaran tentang karakteristik dari 189 orang responden tersebut yang akan dikemukakan berdasarkan klasifikasi dan pengelompokan responden. Deskripsi umum tentang responden ini dipandang penting untuk dikemukakan karena diasumsikan bahwa perbedaan respon setiap responden terhadap item-item yang diberikan berkaitan dengan perbedaan latar belakang dari masing-masing responden, baik menyangkut pendidikan, umur, jenis kelamin, mata pencaharian. Klasifikasi pertama yang akan dilihat adalah responden berdasarkan umur. Dari hasil pengolahan data terlihat bahwa umur responden secara keseluruhan berada pada rentang usia antara 17 tahun sampai dengan 60 tahun. Pada tabel berikut dapat dilihat identitas responden berdasarkan umur. Adapun karakteristik responden menurut umur adalah sebagai berikut :

11 70 Tabel 12 Klasifikasi Responden Menurut Umur Kelompok Usia No (Thn) 1 Kecamatan Jailolo Jumlah (Orang) Persentase (%) ,70 44,74 24,56 Jumlah Kecamatan Sahu ,67 42,67 26,66 Jumlah Sumber : Hasil pengolahan Data Primer Tahun 2006 Adapun usia responden yang diambil adalah sesuai dengan batas usia bagi warga negara yang wajib memiliki KTP. Dengan rentang usia responden yang cukup beragam sebagaimana tersebut pada tabel di atas, diharapkan data yang akan diperoleh dapat mendukung dalam analisis dan pengujian hipotesis. Data mengenai sikap yang akan ditunjukan oleh responden dalam menjawab kuesioner atau angket, diharapkan dapat mendekati obyektifitas karena mereka ikut merasakan langsung pelayanan yang diberikan aparat khususnya dalam pelayanan pembuatan KTP. Selanjunya komposisi responden menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 13. Berdasarkan tabel di bawah ini bahwa Data primer diperoleh tentang pembuatan KTP dari warga masyarakat yang telah berumur 17 tahun ke atas, dan yang sudah pernah menikah baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun berjenis kelamin perempuan. Karena KTP itu harus dimiliki oleh setiap orang sebagai

12 71 kartu tanda bukti (legitimasi) bagi setiap penduduk dalam Wilayah Negara Republik Indonesia. Tabel 13 Klasifikasi Responden Menurut Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Kecamatan Jailolo Laki-laki Perempuan ,35 50,88 Jumlah Kecamatan Sahu Laki-laki Perempuan ,00 48,00 Jumlah Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer Tahun 2006 Adapun klasifikasi responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 14 Klasifikasi Responden Menurut Jenis Pekerjaan No Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Kecamatan Jailolo Petani Wiraswasta PNS,TNI/Polri Mahasiswa, Siswa Pensiunan/Purnawirawan Ibu Rumah Tangga ,16 34,21 11,40 10,53 13,16 17,54 Jumlah Kecamatan Sahu Petani Wiraswasta PNS,TNI/Polri Mahasiswa, Siswa Pensiunan/Purnawirawan Ibu Rumah Tangga ,33 18,67 14, ,67 30,67 Jumlah Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer Tahun 2006

13 72 Para wiraswasta memeliki respon yang paling tinggi. Hal ini dikarenakan pada umumnya wiraswasta sangat membutuhkan status kependudukan atau identitas yang jelas sebagai salah satu untuk mengurusi berbagai kepentingan yang menyangkut perijinan dan urusan perbankan. Dengan jelasnya status yang dibuktikan oleh adanya Kartu Tanda Penduduk (KTP), wiraswasta, pegawai negeri/swasta, buruh, ibu rumah tangga dan lain-lain, mendapat legitimasi yang pasti tentang status kewarganegaraan dan identitas lainnya guna kelancaran urusan ke berbagai instansi pemerintah maupun swasta. Dari aspek pendidikan, terlihat adanya variasi tingkat pendidikan dari masing-masing responden mulai dari pendidikan terrendah sampai pada tingkat yang paling tinggi. Tingkat pendidikan ini dapat mempengaruhi kemampuan responden dalam menjawab kuesioner yang diberikan. Adapun klasifikasi responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 15 Klasifikasi Responden Menurut Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Kecamatan Jailolo SD 13 11,40 SLTP 15 13,16 SLTA 59 51,75 Sarjana Muda/Sarjana 27 23,68 Jumlah Kecamatan Sahu SD SLTP 14 18,67 SLTA 23 26,67 Sarjana Muda/Sarjana 20 30,67 Jumlah Sumber : Hasil pengolahan Data Primer Tahun 2006

14 73 Adanya fluktuasi dari tingkat pendidikan responden masyarakat di Kecamatan Jailolo dan Kecamatan Sahu menunjukkan tingkat pendidikan yang terbanyak adalah SLTA. Hal ini menunjukkan bahwa pada tingkat pendidikan SLTA, kesadaran untuk mengurus KTP dari masyarakat cukup besar. Kesadaran membuat KTP pada tingkat pendidikan SLTA tersebut terutama kebutuhan dalam memenuhi persyaratan untuk melanjutkan pendidikan, menikah, melamar pekerjaan, mengurus izin usaha dan lain sebagainya Uji Statistik Untuk mengetahui sifat pengaruh dan sejauhmana pengaruh motivasi kerja aparat terhadap kualitas layanan civil dan seberapa besar persentase pengaruh variabel pengaruh motivasi kerja aparat terhadap kualitas layanan civil di dua kecamatan Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara. Maka akan diuraikan hasil pengujian statistik berkaitan dengan variabel atau masalah penelitian yang ditetapkan. Namun, sebelum diuraikan hasil pengujian statistik tersebut terlebih dahulu digambarkan analisis statistik data hasil penelitian yang berkaitan dengan kecenderungan distribusi frekuensi dan skor jawaban responden untuk setiap dimensi variabel penelitian yang diteliti berdasarkan data yang terdapat dalam tabel pada lampiran tesis ini sebagai berikut : Analisis Data Hasil Penelitian Untuk memberikan gambaran motivasi kerja aparat dan kualitas layanan sipil dalam pembuatan kartu tanda penduduk di dua kecamatan Kabupaten

15 74 Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara, pada bagian ini akan diberikan uraian mengenai kedua variabel berdasarkan tanggapan responden terhadap item kuesioner penelitian. Hasil tanggapan responden yang berjumlah sebanyak 189 orang yang terdiri atas masyarakat dan aparat atas kuesioner penelitian akan diuraikan dalam bentuk tabel tabulasi frekuensi dengan skor untuk setiap dimensi. Berdasarkan skor serta persentase yang dicapai untuk setiap dimensi/variabel selanjutnya ditentukan pengkategorian berdasarkan penentuan kriteria berikut : Perolehan skor maksimum setiap kuesioner adalah 5 atau 100% dan skor minimum adalah 1 atau 20% dari skor maksimum. Jarak antara skor yang berdekatan adalah satu per lima dari selisih nilai maksimum dengan nilai minimum atau sama dengan 16% dari nilai maksimum 100%. Diperoleh interval persentase skor untuk setiap kategori adalah sebagai berikut : o 84% sampai dengan 100% dikategorikan sangat baik o 68% sampai dengan 83,99% dikategorikan Baik o 52% sampai dengan 67,99% dikategorikan cukup baik o 36% sampai dengan 51,99% dikategorikan tidak baik o 20% sampai dengan 35,99% dikategorikan sangat tidak baik Analisis Variabel Motivasi Kerja Aparat Adanya motivasi dalam melakukan pelayanan umum diharapkan akan memberikan hasil yang baik dalam pelayanan yang diberikan (dalam hal ini pelayanan dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk di 2 (dua) kecamatan

16 75 Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara. Motivasi yang dilihat dalam penelitian ini merupakan unsur-unsur yang menimbulkan dorongan tertentu bagi aparat kecamatan untuk bekerja keras melayani secara baik yang tercermin dari 3 (tiga) dimensi yaitu adanya motif, pengharapan dan insentif. Untuk mengukur ketiga dimensi tersebut dalam penelitian ini digunakan kuesioner dengan jumlah item pernyataan untuk mengukur ketiganya sebanyak 12 item (12 indikator). 1) Dimensi Motif Dimensi motif dapat dilihat berdasarkan 4 (empat) indikator yaitu gaji cukup, nyaman bekerja, aktualisasi diri dan kesadaran etik. Hasil tanggapan 189 orang responden terhadap 4 item pernyataan yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 16 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Motif No. Pernyataan Skor Total (S) f % f % f % f % f f S % Jlh Sumber : Hasil pengolahan Data Primer Tahun 2006 Dari tabel 16 di atas dapat diketahui skor aktual (total skor yang diperoleh) dari tanggapan responden sebesar 2411 dan skor tertinggi yang mungkin dicapai (skor ideal) adalah 4 x 5 x 189 = Dapat dihitung persentase skor aktual dibandingkan skor ideal adalah 63,8%. Terlihat persentase skor yang diperoleh

17 76 dari tanggapan 189 responden berada pada kriteria cukup baik. Hasil ini menunjukan bahwa motivasi kerja aparat di dua kecamatan Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara dilihat dari dimensi motif masih belum baik. Data tersebut memberikan pemahaman bahwa penanganan motif pegawai belum berjalan sebagaimana mestinya. Padahal organisasi seharusnya memperhatikan motif pegawainya bila organisasi menginginkan pencapaian tujuan organisasi secara efektif. Hal ini cukup beralasan karena motif sering didefinisikan sebagai kebutuhan, keinginan, dorongan atau kemauan dalam diri individu dimana pada prinsipnya motif atau kebutuhan adalah pendorong utama dari tindakan-tindakan manusia (pegawai). Hal ini mengindikasikan pula bahwa motif atau kebutuhan seseorang (pegawai) merupakan pendorong utama sesuatu kegiatan, karena yang bersangkutan ingin memenuhi kebutuhannya baik fisik maupun non fisik yang dirasakan mendesak melalui aktivitasnya di kantor. Pandangan sebagian aparat bahwa pekerjaan di kantor baginya merupakan, kebun yang dengan kerja kerasnya maka organisasipun akan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Adanya kehendak aktualisasi diri dalam pekerjaan yang tercermin pada kuesioner no 3 responden memberikan jawaban tidak setuju, karena mereka sering mengerjakan tugas-tugas atau penempatan pegawai tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Sedangkan adanya kesediaan, kesadaran etik pegawai untuk memangku suatu jabatan yang meliputi pemilihan tugas kerja atas kesadaran sendiri atau mundur jika melakukan kesalah tercermin dari jawaban yang diberikan tidak kuat. Jawaban responden mengindikasikan bahwa

18 77 pengangkatan seseorang terhadap suatu jabatan adalah wewenang pimpinan dan bawahan tidak perlu dimintakan kesediaan dan kemampuannya dalam jabatan tersebut, dan dalam kesadaran mundur dari jabatan tertentu jika melakukan kesalahan selama ini belum ada, bahkan terkesan orang akan mempertahankan diri dalam jabatan tertentu walaupun sebenarnya ia telah diketahui melakukan kesalahan-kesalahan tertentu. Kondisi sebagaimana diuraikan di atas merupakan suatu indikasi kuat bahwa penanganan motif pegawai yang terkait langsung kebutuhannya masih dalam kategori kurang memuaskan. Jika kebutuhan-kebutuhan pegawai kurang mendapat perhatian yang sungguh-sungguh maka pelaksanaan tugasnya akan kurang optimal dan bahkan bisa mengarahkan aparat untuk melakukan tindakantindakan yang melanggar hukum. Kebutuhan manusia (pegawai) bermacam-macam sebagaimana dikemukakan oleh para ahli baik Maslow, Fret Luthans, Hersey, Blanchard, Gibson, Taliziduhu Ndraha sebagaimana telah diuraikan terdahulu dalam Bab II. Sehubungan dengan uraian tentang motif Paul Heresy dan Blanchard mengatakan bahwa motif atau kebutuhan adalah pendorong utama dari tindakan-tindakan. Pemberian kompensasi yang belum memenuhi kebutuhan pegawai berakibat rendahnya motivasi kerja dan ini merembet kepada pencapaian dan pelaksanaan tugas. Hal ini diperburuk lagi jika kondisi tersebut diikuti dengan kurangnya kesadaran etik. Pegawai yang berkesadaran etik menganggap kerja atu tugas merupakan suatu kewajiban moral atau suatu panggilan pengabdian/panggilan

19 78 murni pelayanan yang siap menerima akibat dari pelaksanaan tugas tersebut seperti reward, punishment bahkan hingga pengorbanan diri. 2) Dimensi Pengharapan Dimensi motif dilihat berdasarkan 4 indikator yaitu kerja yang menyenangkan, pengahargaan, rasa ikut memiliki dan pengembangan diri. Hasil tanggapan 189 orang responden terhadap 4 item pernyataan yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 17 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Pengharapan Skor (S) No. Pernyataan Total f % f % f % f % f f S % Jlh Sumber : Hasil pengolahan Data Primer Tahun 2006 Dari tabel 17 di atas dapat diketahui skor aktual (total skor yang diperoleh) dari tanggapan responden sebesar 2295 dan skor tertinggi yang mungkin dicapai (skor ideal) adalah 4 x 5 x 189 = Dapat dihitung persentase skor aktual dibandingkan skor ideal adalah 60,7%. Terlihat persentase skor yang diperoleh dari tanggapan 189 responden berada pada kriteria cukup baik. Hasil ini menunjukkan bahwa motivasi kerja aparat di 2 (dua) kecamatan Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara dilihat dari dimensi pengharapan meskipun cukup baik namun masih harus ditingkatkan menjadi baik.

20 79 Distribusi jawaban responden untuk indikator pengharapan memperlihatkan sebagian besar responden memberi penilaian pada skor 4. Jawaban responden seperti ini mengindikasikan bahwa harapan-harapan pegawai dalam melaksanakan tugas, belum terpenuhi sebagaimana mestinya. Hal ini secara rinci dalam jawaban responden sebagai berikut. Terhadap jawaban responden tentang adanya pengakuan atau penghargaan, pengakuan kalau pegawai dapat melakukan tugas dengan baik jawaban yang diberikan responden adalah kurang kuat. Jawaban responden ini mengindikasikan bahwa pekerjaan yang dikerjakan dengan baik selama ini pun belum pernah mendapat penghargaan sehingga tidak para pegawai bekerja sering tidak terlalu memikirkan kerja dengan sungguh-sungguh, sedangkan tentang pemberian tanggung jawab atasan kebawahan dengan memberikan promosi jabatan, dan pengangkatan pegawai berdasarkan pada kecakapan, dari kuesioner yang diedarkan jawaban responden sebagian besar pada skor 3, jawaban responden ini mengindikasikan promosi jabatan berdasarkan pada prestasi kerja dan kemampuan belum tercapai secara optimal. Karena sebagai pegawai yang berprestasi dan bekerja dengan baik belum tentu mendapatkan promosi pada jabatan tertentu. Penghargaan kenaikan pangkat belum tercapai secara optimal, karena sebagian pegawai yang kenaikan pangkatnya terhambat maka jabatanjabatan tertentu sulit diraihnya. Kondisi ini lebih terasa menekan karena pemberian penghargaan atau pengakuan atas kesuksesan aparat dalam tugas karena berbagai pertimbangan termasuk kemampuan dukungan keuangan daerah.

21 80 Sedangkan mengenai jaminan bagi pegawai untuk mengembangkan kemampuan, kecakapan dan ketrampilan melalui pendidikan dan pelatihan yang tercermin, sebagian responden memberi jawaban skor 5 dan 2. 3) Dimensi Insentif Dimensi insentif dapat dilihat berdasarkan 4 (empat) indikator yaitu pencapaian/prestasi, upah dan gaji, tunjangan dan promosi. Hasil tanggapan 189 orang responden terhadap 4 item pernyataan yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 18 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Insentif No. Pernyataan Skor Total (S) f % f % f % f % f f S % Jlh Sumber : Hasil pengolahan Data Primer Tahun 2006 Dari tabel 18 di atas dapat diketahui skor aktual (total skor yang diperoleh) dari tanggapan responden sebesar 1957 dan skor tertinggi yang mungkin dicapai (skor ideal) adalah 4 x 5 x 189 = Dapat dihitung persentase skor aktual dibandingkan skor ideal adalah 51,8%. Terlihat persentase skor yang diperoleh dari tanggapan 189 responden berada pada kriteria kurang baik. Hasil ini menunjukan bahwa motivasi kerja aparat di dua kecamatan

22 81 Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara dilihat dari dimens insentif masih perlu ditingkatkan agar menjadi baik. Distribusi jawaban responden untuk indikator insentif yang tercermin dalam kuesioner memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memberikan jawaban pada skor 3. Jawaban responden tersebut memberi petunjuk bahwa penanganan insentif bagi pegawai kurang berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini terlihat dari jawaban responden dimana 44,92% dari seluruh responden menjawab pada skor 3, sementara sebagian besar responden menginginkan suatu insentif berupa bonus (uang, dan fasilitas ) bagi yang berprestasi. Sedangkan jawaban responden terhadap kuesioner 12, responden menjawab dalam kategori cukup baik, sedangkan 33,11% responden menjawab dalam kategori skor 2 dan 4. Kondisi ini cukup memperihatinkan karena kenaikan gaji berkala pegawai berlaku otomatis setiap 2 tahun bila tidak bermasalah. Hal lainnya adalah tentang pencapaian/prestasi, promosi yang menyenangkan tercermin dari pertanyaan, dimana 3,07% responden menjawab dalam kategori kurang (skor 5) dan 2,35% responden menjawab dalam kategori tidak mencukupi (menjawab dalam skor 1). Kondisi ini mengindikasikan bahwa fasilitas kerja yang dipandang sangat mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan kedinasan masih sangat kurang. Di lain pihak faktor peralatan kerja sangat dibutuhkan dalam menunjang aktivitas kedinasan maupun kemasyarakatan. Peralatan disini adalah setiap alat yang dapat digunakan untuk memperlancar pekerjaan atau kegiatan Pemerintah Daerah seperti alat-alat kantor, alat-alat komunikasi dan lain-lain.

23 82 Dengan demikian maka tersedianya fasilitas/peralatan kerja seperti Komputer, ruangan kerja dan kelengkapannya justru akan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Secara keseluruhan, berdasarkan hasil analisis jawaban responden sebagaimana diuraikan di atas mengindikasikan bahwa penanganan insentif bagi aparat belum berjalan sebagimana mestinya. Padahal insentif merupakan faktor perangsang bagi aparat untuk bekerja lebih giat. Incentives are inducement plased directed one goal rather than another (insentif adalah perangsang yang menjadikan sebab berlangsungnya kegiatan memelihara kegiatan mengarah langsung satu tujuan yang lebih baik dari yang lain) Analisis Variabel Kualitas Layanan Civil Kualiatas layanan civil adalah standarisasi produk (output yang diharapkan) yang menunjukana derajat tingkat kepuasan masyarakat atas kualityas layanan yang diberikan oleh aparat pemerintah kecamatan. Kualitas layanan civil yang dilihat dalam penelitian terdiri dari 4 (empat) dimensi yaitu kecepatan, ketepatan, kemudahan dan keadilan. Untuk mengukur ketiga dimensi tersebut dalam penelitian ini digunakan kuesioner dengan jumlah item pernyataan untuk mengukur keempat dimensi sebanyak 14 item (14 indikator). 1) Dimensi Kecepatan Dimensi kecepatan dilihat berdasarkan 3 indikator yaitu cepat tanggap, cepat selesaikan pekerjaan dan cepat proses layanan. Hasil tanggapan 189 orang

24 83 responden terhadap 3 item pernyataan yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 19 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Kecepatan No. Pernyataan Skor Total (S) f % f % f % f f S % Jlh Sumber : Hasil pengolahan Data Primer Tahun 2006 Dari tabel 19 di atas dapat diketahui skor aktual (total skor yang diperoleh) dari tanggapan responden sebesar 1503 dan skor tertinggi yang mungkin dicapai (skor ideal) adalah 3 x 5 x 189 = Dapat dihitung persentase skor aktual dibandingkan skor ideal adalah 53,0%. Terlihat persentase skor yang diperoleh dari tanggapan 189 responden berada pada kriteria cukup baik. Hasil ini menunjukan bahwa dilihat dari dimensi kecepatan, kualitas layanan civil dalam pembuatan KTP di dua kecamatan Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara dinilai belum baik dan perlu perbaikan agar menjadi lebih baik. Indikator kecepatan pegawai menanggapi keluhan masyarakat dinilai responden masih rendah. Keluhan-keluhan yang disampaikan kepada pegawai tidak langsung ditindaklanjuti dan cenderung diabaikan. Padahal sebagai pelayan masyarakat semestinya pegawai berkewajiban untuk menanggapi keluhan tersebut secara cepat sehingga masyarakat merasa dilayani dengan baik dan tidak berlamalama untuk memperoleh solusinya.

25 84 Akan halnya indikator kecepatan pegawai menyelesaikan pekerjaan menurut penilaian responden juga masih kurang cepat. Dari hasil wawancara dengan responden didapatkan informasi bahwa walaupun standar pelayanan KTP telah dibakukan, namun pada kenyataannya masih terdapat aparat yang berkerja dengan lambat. Selain itu kendala yang ada ialah masih rendahnya tingkat keseriusan pegawai melaksanakan pekerjaan. Sehingga mereka bekerja apa adanya, tanpa ada dorongan yang kuat untuk lebih serius mempercepat penyelesaian pekerjaan yang ada. Demikian halnya dengan indikator kecepatan pegawai dalam memproses setiap urusan masih belum maksimal. Dari hasil wawancara dengan beberapa responden diperoleh informasi bahwa untuk mempercepat pengurusan KTP perlu biaya tambahan. Akan tetapi kondisi ini tidak berarti semata-mata pegawai yang mengharuskan atau meminta biaya tambahan tersebut, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pegawai diperoleh keterangan bahwa kadangkala pemohon ingin diperlakukan lebih, sehingga mereka rela membayarkan sejumlah biaya tertentu secara tersembunyi. Kecepatan pegawai mengantisipasi perkembangan tuntutan juga masih rendah. Pegawai pada umumnya terpaku pada pola yang biasanya diterapkan, padahal tuntutan masyarakat terhadap pelayanan berkualitas semakin tinggi. Pegawai masih menganggap bahwa pelayanan yang telah diberikan demikianlah adanya, tidak perlu dilakukan perbaikan karena bagaimanapun masyarakat tetap membutuhkannya.

26 85 2) Dimensi Ketepatan Dimensi ketepata dilihat berdasarkan 3 indikator yaitu kesiapan pegawai, tepat waktu dan kesesuaian prosedur. Hasil tanggapan 189 orang responden terhadap 3 item pernyataan yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 20 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Ketepatan No. Pernyataan Skor Total (S) f % f % f % f f S % Sumber : Hasil pengolahan Data Primer Tahun 2006 Dari tabel 20 di atas dapat diketahui skor aktual (total skor yang diperoleh) dari tanggapan responden sebesar 1488 dan skor tertinggi yang mungkin dicapai (skor ideal) adalah 3 x 5 x 189 = Dapat dihitung persentase skor aktual dibandingkan skor ideal adalah 52,5%. Terlihat persentase skor yang diperoleh dari tanggapan 189 responden berada pada kriteria cukup baik. Hasil ini menunjukan bahwa dilihat dari dimensi ketepatan, kualitas layanan civil dalam pembuatan KTP di 2 (dua) kecamatan Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara dinilai kurang baik dan perlu dilakukan perbaikan agar menjadi lebih baik. Indikator kesiapan pegawai untuk memberikan pelayanan responden menilai masih rendah, artinya kesiapan dari pegawai dalam memberikan layanan civil perlu ditingkatkan. Dari hasil pengamatan dilapangan diketahui bahwa

27 86 kekurangsiapan para petugas pada loket-loket pelayanan masih ditemukan. Pegawai sesampainya di kantor belum sepenuhnya siap untuk memberi layanan kepada masyarakat, padahal masyarakat sudah menunggu lebih awal. Indikator ketepatan waktu pegawai memproses layanan menurut jawaban responden masih rendah, sebagian besar responden memberi jawaban cukup tepat. Pegawai dalam memproses layanan sering tidak tepat waktu, rentang waktu yang diperlukan untuk memproses layanan cenderung dikorupsikan. Standar pelayanan tidak sepenuhnya diikuti oleh pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Sama halnya indikator kesesuaian prosedur dan mekanisme pelayanan KTP menurut responden masih rendah. Sebagian besar responden memberi jawaban cukup sesuai. Hal ini menggambarkan bahwa prosedur dan mekanisme pelayanan yang berlaku cenderung dilanggar oleh pegawai. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden prosedur dan mekanisme pelayanan tidak sepenuhnya diterapkan dan bisa diatur sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan. Kesepakatan yang dimaksud adalah bagaimana si pemohon dapat memberi biaya tambahan maka prosedur dan mekanisme yang ada tidak perlu lagi dipikirkan oleh si pemohon, hal yang demikian akan diurus oleh pegawai yang bersangkutan. 3) Dimensi Kemudahan Dimensi kemudahan dilihat berdasarkan 4 indikator yaitu sarana informasi, pemahaman informasi, mengikuti prosedur dan pembiayaan. Hasil tanggapan 189 orang responden terhadap 4 item pernyataan yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut :

28 87 Tabel 21 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Kemudahan No. Pernyataan Skor Total (S) f % f % f % f % f f S % Sumber : Hasil pengolahan Data Primer Tahun 2006 Dari tabel 21 di atas dapat diketahui skor aktual (total skor yang diperoleh) dari tanggapan responden sebesar 2287 dan skor tertinggi yang mungkin dicapai (skor ideal) adalah 4 x 5 x 189 = Dapat dihitung persentase skor aktual dibandingkan skor ideal adalah 60,5%. Terlihat persentase skor yang diperoleh dari tanggapan 189 responden berada pada kriteria cukup baik. Hasil ini menunjukan bahwa dilihat dari dimensi kemudahan, kualitas layanan civil dalam pembuatan KTP di dua kecamatan dinilai cukup baik namun demikian masih diperlukan perbaikan agar menjadi lebih baik. Berdasarkan jawaban responden indikator kemudahan memperoleh informasi masih kurang mudah. Hal ini menunjukan bahwa informasi layanan KTP tidak mudah diakses dan belum tersebar secara umum. Informasi baru dapat diperoleh bilamana masyarakat mendatangi langsung ke kantor kecamatan bagian loket pelayanan. Padahal pengenalan akan informasi layanan KTP oleh masyarakat cukup penting guna memudahkan pemahaman akan karakteristik layanan yang tersedia dan dibutuhkan oleh masing-masing warga masyarakat.

29 88 Indikator kemudahan memahami informasi layanan menurut jawaban responden masih kurang dipahami. Data ini mengindikasikan bahwa informasi layanan yang ada perlu diperbaiki agar seluruh lapisan masyarakat dengan mudah memahami pesan-pesan atau isi dari informasi tersebut. Hal ini mengingat masyarakat yang berhak memiliki KTP belum tentu mempunyai kemampuan yang sama baiknya untuk mencerna informasi layanan tersebut. Untuk itu informasi yang disediakan kepada masyarakat sebaiknya didesain sesederhana mungkin dan dapat dipahami dengan sempurna oleh masyarakat. Indikator kemudahan mengikuti prosedur dan mekanisme layanan menurut jawaban responden dirasakan kurang mudah, hal ini menggambarkan bahwa penyediaan dan pemrosesan layanan tidak sederhana dan cenderung berbelit mengingat persyaratan yang dipenuhi dan tahap-tahap yang dilalui cukup banyak. Hasil wawancara dengan responden diperoleh informasi bahwa setiap pengurusan KTP membutuhkan waktu yang relatif lama untuk melengkapi persyaratan dan mendatangi kantor-kantor yang berwenang menerbitkan atau melegalisir berkas yang mesti diserahkan diloket pelayanan. Hal ini disebabkan karena aturan yang ada mengharuskan demikian ketatnya prosedur dan mekanisme layanan, dan kurang memperhatikan aspek efisiensi pelayanan. Demikian halnya dengan kemudahan melengkapi syarat-syarat yang ditentukan, menurut responden masih kurang mudah. Hasil wawancara dengan beberapa pegawai dijelaskan bahwa persyaratan yang demikian ketat diberlakukan sebagai langkah antisipatif untuk menghindari terjadinya pemalsuan identitas serta kepemilikan bukti diri secara ganda.

30 89 4) Dimensi Keadilan Dimensi keadilan dilihat berdasarkan 4 indikator yaitu perlakuan adil, waktu layanan yang sama, pemberlakukan prosedur dan kesamaan biaya. Hasil tanggapan 189 orang responden terhadap 4 item pernyataan yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 22 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Keadilan No. Pernyataan Skor Total (S) f % f % f % f % f f S % Jlh Sumber : Hasil pengolahan Data Primer Tahun 2006 Dari tabel 22 di atas dapat diketahui skor aktual (total skor yang diperoleh) dari tanggapan responden sebesar 2321 dan skor tertinggi yang mungkin dicapai (skor ideal) adalah 4 x 5 x 189 = Dapat dihitung persentase skor aktual dibandingkan skor ideal adalah 61,4%. Terlihat persentase skor yang diperoleh dari tanggapan 189 responden berada pada kriteria cukup baik. Hasil ini menunjukan bahwa dilihat dari dimensi keadilan, kualitas layanan civil dalam pembuatan KTP di 2 (dua) kecamatan dinilai belum optimal namun demikian masih diperlukan perbaikan agar menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di lapangan dengan responden kesan yang tampak dalam pemberian layanan KTP yaitu masih

31 90 ditemukan perlakuan kurang adil kepada setiap pemohon. Adakalanya orangorang tertentu mendapatkan prioritas dalam pelayanan, dan hal ini disebabkan karena adanya faktor emosional dengan pegawai atau petugas yang bersangkutan. Waktu yang diluangkan atau diberikan oleh pegawai dalam pengurusan KTP juga cenderung berbeda antara satu dengan yang lainnya. Menurut beberapa responden, pegawai cenderung subyektif dalam memproses setiap KTP. Pemberlakuan prosedur dan mekanisme layanan menurut responden kurang adil. Pegawai kadangkala memberikan keringanan kepada orang-orang tertentu untuk tidak sepenuhnya mengikuti prosedur dan mekanisme yang ada, hal ini menimbulkan kecemburuan kepada pemohon lainnya yang melengkapi berkasnya dengan mengikuti prosedur dan mekanisme yang ditentukan. Pembiayaan terhadap KTP yang sejenis pada umumnya sama, hanya saja kadangkala ada warga yang berurusan memberikan biaya lebih sebagai ucapan terima kasih atau dengan kata lain. Padahal seharusnya hal ini tidak boleh terjadi karena para pegawai atau pengelola memperoleh gaji yang tetap untuk melaksanakan tugas pekerjaannya Hasil Uji Coba Alat Ukur (Validitas dan Reliabilitas) Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor jawaban setiap butir pernyataan dengan jumlah skor variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik Korelasi Spearman Rank sesuai dengan skala ukur data ordinal. Angka yang dipergunakan sebagai pembanding untuk melihat valid tidaknya suatu item, seperti dikemukakan oleh Syaifuddin Azwar (1997:158) adalah 0,3. Item yang memiliki korelasi diatas 0,3 dikategorikan item valid, sedangkan item

32 91 di bawah 0,3 dikategorikan tidak valid dan akan disisihkan dari analisis selanjutnya. Uji coba kuesioner dilakukan menggunakan data dari 30 responden yang diambil untuk melihat validitas dan reliabilitas kuesioner. Perhitungan korelasi item dengan total skor variabel untuk variabel motivasi dan kualitas layanan civil dapat dilihat pada lampiran 3. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari 12 item pernyataan yang digunakan dalam kuesioner penelitian untuk mengukur motivasi dan 14 item untuk kualitas layanan civil disimpulkan valid karena diperoleh nilai korelasi besar dari 0,3. Setelah mendapatkan item-item pertanyaan dari kuesioner yang valid, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, dan hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach Alpha. Sebagai nilai batasan untuk melihat reliabilitas item digunakan nilai koefisien reliabilitas, seperti dikemukakan oleh Kaplan et.al (1993:126) adalah minimal 0,70 atau antara (0,70-0,80). Dari hasil perhitungan reliabilitas diperoleh besar koefisien reliabilitas sebesar 0,8327 untuk X dan 0,9100 untuk variabel Y. Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan terhadap item dalam kedua variabel dalam penelitian ini menunjukan bahwa data dapat dikatakan reliabel (nilai koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,7).

33 Uji Hipotesis Analisis distribusi frekuensi jawaban responden menurut skor dari variabel X dan Y sebagimana yang telah dilakukan,hanyalah bermanfaat untuk memberikan informasi pendahuluan mengenai pola distribusi jawaban responden menurut skor. Namun demikian hasil analisis skor jawaban responden belum dapat digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan tentang bobot pengaruh variabel X dan Y. Dengan kata lain bahwa analisis distribusi skor jawaban responden tersebut belum mampu menjawab apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Sehingga untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang valid, maka harus dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan teknik statistika. Mengingat penelitian ini hanya melibatkan dua variabel, maka teknik statistika yang dipandang tepat untuk melakukan uji hipotesis adalah analisis jalur (path analisis). Teknik analisis ini dikembangkan oleh Sewal Wright (dalam Al Rasyid, 1994 : 121). Adapun hasil pengujian selengkapnya terdapat pada lampiran Analisis Koefisien Jalur Hasil analisis deskriptif terhadap distribusi tanggapan responden berdasarkan skor yang diperoleh dari variabel motivasi kerja aparat dan kualitas layanan civil hanya memberikan informasi awal bahwa distribusi proporsi tanggapan pada variabel X (motivasi kerja aparat) dan Y (kualitas layanan civil) memperlihatkan pola jawaban yang mirip yaitu skor jawaban terbanyak adaah skor 3 dan skor 2. Pola tanggapan ini mengindikasikan bahwa ada keterikatan

34 93 antara variabel X (motivasi kerja aparat) dan variabel Y (kualitas layanan civil) dimana keduanya menunjukkan hasil yang masih belum terlaksana dengan baik. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh variabel motivasi kerja aparat (X) terhadap kualitas layanan civil (Y) maka dilakukan analisis secara statistik melalui pengujian hipotesis. Berkaitan dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh X terhadap Y dalam penelitian ini digunakan analisis jalur (Path Analysis). Penggunaan analisis jalur (Path Analysis) mensyaratkan data yang digunakan sekurang-kurangnya mempunyai tingkat pengukuran interval. Karena data yang dikumpulkan dari kuesioner dan mempunyai skala pengukuran ordinal, terlebih dahulu ditransformasikan menjadi skala interval menggunakan Method of Successive Interval (MSI). Hasil transformasi data menjadi skala interval menggunakan Method of Successive Interval (MSI) untuk kedua variabel penelitian yaitu variabel X (motivasi kerja aparat dan variabel Y (kualitas layanan civil) selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Secara konseptual telah dijelaskan bahwa variabel X secara langsung mempengaruhi variabel Y. Hasil perhitungan koefisien pengaruh untuk menjawab hipotesis penelitian mengenai pengaruh motivasi kerja aparat terhadap variabel kualitas layanan civil dengan menggunakan program SPSS ditunjukkan pada tabel berikut ini :

35 94 Tabel 23 Koefisien Jalur Dan Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Sig t Alternatif Jalur hitung t tabel Kesimpulan (p-value) P YX 0 P YX = 0,784 17,279 1,973 0,000 H0 ditolak F-hitung = 298,575 (0,000) Sumber : Hasil pengolahan Data Primer Tahun 2006 Hasil analisis jalur pada tabel di atas menunjukkan besarnya koefisien pengaruh variabel X (motivasi kerja aparat) terhadap variabel Y (kualitas layanan civil) diperoleh sebesar 0,784. Terlihat adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y, atau dengan kata lain motivasi kerja aparat berpengaruh terhadap kualitas layanan civil. Besarnya koefisien pengaruh untuk variabel yang di teliti seperti terlihat pada gambar berikut : Gambar 4 Path Diagram Pengaruh Motivasi Kerja Aparat Berpengaruh Terhadap Kualitas Layanan Civil ε P Yε = 0,4646 X P YX = 0,784 Y Untuk menguji apah pengaruh X terhadap Y signifikan dalam populasi yang diteliti, maka dilakukan uji koefisien pengaruh.

36 Koefisien Determinasi Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara kedua variabel motivasi kerja aparat dan kualitas layanan civil adalah melalui perhitungan koefisien determinasi. Koefisien Determinasi (R) didapat dari hasil pengkuadratan koefisien korelasi ( r ) atau R = r 2. Sejalan dengan itu, maka menurut Nugroho (1990 : 452) koefisien determinasi (coefficient of determination) diberi lambang r 2, yaitu koefisien yang menunjukan (to determine = menceritakan berapa besar peranan faktor X dalam menentukan besar Y). Dari responden masyarakat, dengan koefisien jalur (r = 0,784) maka koefisien determinasi (R = r 2 = 0,784 2 = 0,615) atau 61,5 %. Hal ini menunjukan pengaruh variabel X terhadap Y sebesar 61,5%, sisanya 38,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Secara kuantitatif determinasi 61,5% tersebut menunjukkan kontribusi faktor motivasi kerja aparat terhadap kualitas layanan civil relatif besar dan kedua variabel mempunyai hubungan yang cukup kuat Uji Signifikan (kemaknaan) Menurut Sudjana (1990 : 234) bahwa : Sebelum digunakan untuk membuat kesimpulan, perlu terlebih dahulu dilakukan pengujian keberanian. Oleh karena itu hasil atau koefisien korelasi tersebut belum dapat diinterpretasikan sebelum dilakukan uji signifikan, adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : Langkah 1 : Hipotesis yang diuji statistik. Ho : P YX = 0. Ha : P YX 0.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah dalam rangka penyusunan tesis Program Magister

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah dalam rangka penyusunan tesis Program Magister BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini adalah dalam rangka penyusunan tesis Program Magister Ilmu-Ilmu Sosial Bidang kajian Utama Ilmu Pemerintahan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif yang bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasilnya, secara umum data yang di peroleh dari penelitian dapat di gunakan

BAB III METODE PENELITIAN. hasilnya, secara umum data yang di peroleh dari penelitian dapat di gunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang di gunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan penelitiannya. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2).

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilimiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2). Tujuan adanya metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh dari data primer dan sekunder penelitian. Data primer penelitian ini adalah hasil kuesioner

Lebih terperinci

Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka. 16/41836.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka. 16/41836.pdf 16/41836.pdf 16/41836.pdf 16/41836.pdf 16/41836.pdf 16/41836.pdf 16/41836.pdf 16/41836.pdf 16/41836.pdf 16/41836.pdf 16/41836.pdf 16/41836.pdf 16/41836.pdf 16/41836.pdf 16/41836.pdf 16/41836.pdf 16/41836.pdf

Lebih terperinci

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, pokok bahasan atau Variabel yang diteliti terdiri dari Variabel dependen, independen. Variabel dependen adalah Pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diamanatkan dengan keluarnya Undang-Undang No. 6 tahun 2003 tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diamanatkan dengan keluarnya Undang-Undang No. 6 tahun 2003 tentang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dalam hal ini adalah 29 SKPD sebagaimana yang diamanatkan dengan keluarnya Undang-Undang No.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode bagi suatu penelitian merupakan suatu alat didalam pencapaian suatu tujuan untuk memecahkan suatu masalah. Metode penelitian (Sugiyono, 2010:2) pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada 84 BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada Kantor Pos Besar Bandung 40000 Dalam penelitian ini penulis menyebarkan 80 lembar kuisioner

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total Quality Management yang dimoderasi oleh sistem penghargaan sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam suatu penelitian, turut menentukan keberhasilan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Dalam penelitian

Lebih terperinci

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 18 responden laki-laki dengan persentase 43% dan 24 orang responden

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 18 responden laki-laki dengan persentase 43% dan 24 orang responden BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan pada ERHA CLINIC Bandung Hasil Penelitian pada bab ini penulis membahas hasil penelitian tentang pengaruh Pelatihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini tergolong dalam dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar bersedia mengurus hak tentang kependudukan ke Dinas Pemerintah yang. sebagai pelanggan yang dapat mengurus sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. agar bersedia mengurus hak tentang kependudukan ke Dinas Pemerintah yang. sebagai pelanggan yang dapat mengurus sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan jasa produk Pemerintah yang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat agar bersedia

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA Lokasi Kecamatan /Wilayah

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA Lokasi Kecamatan /Wilayah BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Gambaran Umum Kondisi Wilayah dan Potensi Sumber Daya di Kecamatan Benowo 4.1.1.1 Lokasi Kecamatan /Wilayah Kecamatan Benowo secara geografis

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMAKASIH... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMAKASIH... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xix ABSTRAK BAB I

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. penelitian secara verbal, sistematis, faktual, dan akurat mengenai ciri-ciri dan

BAB III. METODE PENELITIAN. penelitian secara verbal, sistematis, faktual, dan akurat mengenai ciri-ciri dan BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan deskriptif dan verifikatif. Pendekatan deskriftif digunakan untuk mengungkapkan hasil penelitian secara

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 30 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Program Kejar Paket B memiliki sasaran untuk memberikan pendidikan bagi siswa lulus SD dan sederajat yang tidak melanjutkan ke SLTP, serta siswa putus

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah pemeriksaan pajak dan

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah pemeriksaan pajak dan BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak penghasilan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Kantor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

agar penelitian yang dilakukan benar-benar mendapatkan data sesuai yang dan menjadi objek inferensi, Statistika inferensi mendasarkan diri pada dua

agar penelitian yang dilakukan benar-benar mendapatkan data sesuai yang dan menjadi objek inferensi, Statistika inferensi mendasarkan diri pada dua 68 3.3 Populasi dan Sampel Jenuh (Sampel Sensus) Populasi dan sampel dalam suatu penelitian perlu ditetapkan dengan tujuan agar penelitian yang dilakukan benar-benar mendapatkan data sesuai yang diharapkan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik parametrik. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan item-item

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, pokok bahasan atau variabel yang diteliti terdiri dari variabel dependen dan independen. Variabel dependen adalah kinerja,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan Suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan Suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan BAB III METODE PENELITIAN 3. Desain Penelitian Metode merupakan Suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu secara benar. Husein (998 : ). Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini akan 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan lokasi penelitian Adapun lokasi yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pemerintahan Kabupaten Lamongan

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pemerintahan Kabupaten Lamongan BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Pemerintahan Kabupaten Lamongan unit Badan Kepegawaian Daerah. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Jenis Penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Keberadaan manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dan lembaga dalam mengelola, mengatur, mengurus, dan menggunakan sumber daya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan suatu penelitian, lokasi dan waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan suatu penelitian, lokasi dan waktu penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan waktu penelitian Dalam melakukan suatu penelitian, lokasi dan waktu penelitian merupakan hal yang sangat penting karena dengan adanya lokasi dan waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan data yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan data yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, yaitu dari data responden

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan pengertian atau definisi yang dijadikan petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif untuk dideskripsikan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Dalam penelitian ini, untuk menguji apakah kuesioner yang digunakan valid dan reliabel, maka dilakukan uji validitas dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif study korelasi (Correlation Study ) dengan pendekatan belah lintang (cross

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengenai pengaruh keragaman tenaga kerja (workforce diversity) terhadap kinerja karyawan bagian pemeliharaan (maintenance section)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap penelitian, metode merupakan cara utama untuk mencapai

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap penelitian, metode merupakan cara utama untuk mencapai 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam setiap penelitian, metode merupakan cara utama untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010:38) menjelaskan bahwa objek penelitian adalah suatu atribut atau

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010:38) menjelaskan bahwa objek penelitian adalah suatu atribut atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Salah satu bagian yang menjadi sorotan dalam sebuah penelitian adalah objek penelitian. Sugiyono (2010:38) menjelaskan bahwa objek penelitian adalah suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Nasabah pada Studi kasus BCA KCP Glodok Plaza.Analisis yang akan disajikan terdiri

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Nasabah pada Studi kasus BCA KCP Glodok Plaza.Analisis yang akan disajikan terdiri BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian dan analisa yang bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan dan Implikasinya Terhadap Loyalitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif-asosiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diketahui pernyataan responden terhadap implementasi kebijakan tentang sistem

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diketahui pernyataan responden terhadap implementasi kebijakan tentang sistem BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada responden, maka dapat diketahui pernyataan responden terhadap implementasi kebijakan tentang sistem KKP terhadap kualitas

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti (PPS, 008:0). Menurut Sugiyono (1999:3) variabel penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pelatihan Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) PT. INTI (Persero) 4.1.1 Bentuk-bentuk Pelatihan Bentuk-bentuk pelatihan kerja yang dilaksanakan di Divisi Sumber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Pelayananan Pajak Pratama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Pelayananan Pajak Pratama 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Pelayananan Pajak Pratama Gorontalo dengan cara menyebar angket/kuesioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Sedangkan waktu yang dibutuhkan peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu organisasi atau perusahaan, diperlukan suatu jajaran pimpinan yang bertugas pokok untuk memimpin dan mengelola organisasi yang bersangkutan. Kondisi organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Inspektorat Kota Gorontalo. Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Inspektorat Kota Gorontalo. Waktu 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Inspektorat Kota Gorontalo. Waktu penelitian direncanakan mulai bulan November 2013 sampai dengan selesai. 3.2 Desain

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 40 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Karakteristik Responden Karakteristik responden yaitu menguraikan deskripsi identitas responden menurut sampel penelitian yang telah ditetapkan. Salah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah 1397 orang yang terdiri dari petugas Aviation Security (Avsec), petugas

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah 1397 orang yang terdiri dari petugas Aviation Security (Avsec), petugas BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian Jumlah karyawan operasional Angkasa Pura II Bandara Soekarno Hatta adalah 1397 orang yang terdiri dari petugas Aviation Security (Avsec), petugas pemadam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan tentang Daya Tarik Isi Motto Serve With Heart Oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan tentang Daya Tarik Isi Motto Serve With Heart Oleh 90 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menguraikan dan menganalisa data hasil penelitian yang dilakukan tentang Daya Tarik Isi Motto Serve With Heart Oleh Humas Hotel Savoy

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sekretaris No 88 BA Daan Mogot, Jakarta Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Sekretaris No 88 BA Daan Mogot, Jakarta Barat. 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih PT Meprofarm sebagai objek penelitian. PT Meprofarm adalah perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 1.1. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti. Objek penelitian merupakan sesuatu yang kita ukur tetapi apa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan pendekatan kuantitatif karena data-data yang diperoleh berupa angka-angka dan analisis yang digunakan adalah dalam bentuk analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Cimanggu yang terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil Pengujian Kuesioner Penelitian Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian ini. Pengujian ini meliputi analisis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat, membuat setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan bersaing agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah Penerapan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah Penerapan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah Penerapan Teknik Audit Berbantuan Komputer sebagai variabel X, dan Kinerja Auditor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Disain penelitian adalah cross sectional study, yakni data dikumpulkan pada satu waktu (Singarimbun & Effendi 1995. Penelitian berlokasi di Kota

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pekerjaan Terhadap Kinerja (Studi Kasus Pegawai Badan Perencanaan. Bappeda dan BPMPPKB Pemerintah Kota Cimahi.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pekerjaan Terhadap Kinerja (Studi Kasus Pegawai Badan Perencanaan. Bappeda dan BPMPPKB Pemerintah Kota Cimahi. 51 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Sebagai obyek penelitian Pengaruh Implementasi Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Terhadap Kinerja (Studi Kasus Pegawai Badan Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun.

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun. 37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Variabel bebas yang diteliti meliputi: a. Usia (X 1 ), adalah usia responden dari awal kelahiran sampai pada saat penelitian dilakukan dan diukur dalam

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. Pelanggan PO Maju Lancar. Jumlah kuisioner yang disebarkan dihitung dengan Z E

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. Pelanggan PO Maju Lancar. Jumlah kuisioner yang disebarkan dihitung dengan Z E 33 BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada responden penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk 44 III. METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dengan mengoperasionalkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Sehubungan dengan data yang diperlukan maka daerah penelitian difokuskan pada PT. Pegadaian Cabang Gorontalo

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Pengujian Instrumen Penelitian Pengujian instrumen penelitian dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari instrumen penelitian yang digunakan agar menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT. Kereta Api (Persero) Daop II Bandung Adapun Variabel-variabel yang akan diteliti

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Halmahera Barat, Propinsi Maluku Utara. Gaya kepemimpinan terdiri

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Halmahera Barat, Propinsi Maluku Utara. Gaya kepemimpinan terdiri BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah mengenai gaya kepemimpinan dan kinerja pegawai. Subjek penelitian adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Halmahera

Lebih terperinci

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini: METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor internal IGE Timor Leste, alasannya bahwa IGE merupakan satu-satunya internal auditor pemerintah di Timor Leste. Desain Penelitian

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Hipotesis Desain Penelitian Definisi, Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel 40

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Hipotesis Desain Penelitian Definisi, Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel 40 DAFTAR ISI Judul Lembar Pengesahan Lembar Pernyataan Kata Pengantar Abstrak Abstract Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran i iii iv v vii viii ix BAB I. BAB II. BAB III. PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang ditentukan, maka penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang ditentukan, maka penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang ditentukan, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional, yakni mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan penelitian asosiatif BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan penelitian asosiatif ini dapat diketahui hubungan antara variabel dan bagaimana tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN Definisi operasional merupakan definisi terhadap variabel yang akan diteliti guna memberikan batasan yang tegas dan menjadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua variabel yang

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua variabel yang 35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua variabel yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dan diuji

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Desa Sanggarhorho Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende Propinsi Nusa

BAB IV METODE PENELITIAN. Desa Sanggarhorho Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende Propinsi Nusa 3 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Zozozea, Ondorea Barat, Ndeturea, dan Desa Sanggarhorho Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN l. l Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Kantor Cabang Utama Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Kantor Cabang Utama Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek dan Jenis Penelitian Objek dari penelitian ini adalah Produk Kredit Pegawai pada Bank Lampung dengan subjek yang dipilih adalah nasabah Kredit Pegawai pada Bank

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 22, Biro Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Madiun tahun anggaran 2013 diperoleh data anggaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan tentang gambaran data hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan jawaban dari responden, proses pengolahan data serta analisis hasil

Lebih terperinci

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penetian 4.1.1 Sejarah Dinas KOPEGTEL GORONTALO( Koperai pegawai telkom Gorontalo ) didirikan pada tanggal 10 juli 1986 dan disyahkan Badan Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang bertujuan memenuhi kebutuhankebutuhan konsumen melalui barang dan jasa disamping mencari laba sebanyakbanyaknya. Perusahaan agar

Lebih terperinci

Kata kunci: Motivasi Kerja, Pengembangan Karier, Kinerja Karyawan.

Kata kunci: Motivasi Kerja, Pengembangan Karier, Kinerja Karyawan. ABSTRAK Motivasi dan pengembangan karier mempunyai pengaruh yang melekat dengan aktivitas dalam menjalankan tugas dan fungsinya sehingga tidak dapat dipisahkan dari usaha pengembangan kinerja karyawan

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN KERJA PEGAWAI TERHADAP PELAYANAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PASAR BAYONGBONG KABUPATEN GARUT

PENGARUH DISIPLIN KERJA PEGAWAI TERHADAP PELAYANAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PASAR BAYONGBONG KABUPATEN GARUT PENGARUH DISIPLIN KERJA PEGAWAI TERHADAP PELAYANAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PASAR BAYONGBONG KABUPATEN GARUT Andri 1 UPTD Pasar Bayongbong, Kabupaten Garut Abstrak Rendahnya pelayanan di UPTD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Dinamika Berkah Solusindo yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan XL Center Gorontalo, jln Nani Wartabone No 143B, kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan XL Center Gorontalo, jln Nani Wartabone No 143B, kota BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan XL Center Gorontalo, jln Nani Wartabone No 143B, kota Gorontalo selama bulan April 01 hingga bulan Juni 01 3..Jenis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk 35 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang selanjutnya akan dianalisis dan di uji sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 60 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Variabel yang diteliti antara lain: kepemimpinan visioner sebagai variabel bebas (X 1 ) dan budaya organisasi sebagai variabel bebas (X ) serta

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Desain Riset Metode Unit Analisis Penelitian Time Horizone T1 Deskriptif Survey T2 Asosiatif

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi Oleh Gurawan Dayona

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi Oleh Gurawan Dayona Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi Oleh Gurawan Dayona M otivasi adalah suatu aktivitas memberikan dorongan pada sese orang supaya timbul

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN & ANALISIS DATA. uraian mengenai data jawaban dari masing-masing variabel dengan sampel

BAB III PENYAJIAN & ANALISIS DATA. uraian mengenai data jawaban dari masing-masing variabel dengan sampel BAB III PENYAJIAN & ANALISIS DATA A. Penyajian Data Pada bab ini akan dijelaskan hasil dari uji validitas dan reliabilitas serta uraian mengenai data jawaban dari masing-masing variabel dengan sampel siswa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 78/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 78/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 78/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci