BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Hadian Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan Perusahaan Envirospace Consultants Indonesia (ECI) merupakan cabang perusahaan dari Envirospace Consultants Pte. Ltd. yang berkedudukan di Singapura. Envirospace Consultants Pte. Ltd. Singapura merupakan pecahan dari perusahaan Garden and Landscape Center (GLC) yang merupakan perusahaan pionir dan pemrakarsa dari berdirinya industri-industri yang bergerak di bidang lanskap dan pertamanan lainnya di Singapura. Perusahaan GLC didirikan pada tahun 1968 yang kemudian mendirikan Envirospace Consultants Pte. Ltd. Singapura pada tahun Pada tahun 2005 Envirospace Consultants Pte. Ltd. Singapura membuka perusahaan cabang di Indonesia yaitu PT. Envirospace Consultants Indonesia. Alasan perusahaan ini didirikan adalah karena permintaan akan jasa konsultan lanskap dan pertamanan di Indonesia semakin meningkat. Perusahaan Envirospace Consultants Indonesia merupakan salah satu perusahaan arsitektur lanskap yang telah menangani sejumlah portfolio dan proyek dari berbagai macam skala dan dapat dikatakan cukup berkompeten meskipun perusahaan ini masih dianggap muda Pelayanan perusahaan Perusahaan Envirospace Consultants Indonesia memberikan pelayanan di bidang perencanaan dan desain lanskap. Pelayanan di bidang ini berupa konsultasi perencanaan dan desain lanskap dengan menghasilkan produk berupa gambar hingga implementasi dari desain. Pada pekerjaan desain lanskap, sebelum desain diimplementasikan, biasanya melalui tahap Detail Engineering Design (DED) yaitu tahap pembuatan gambar kerja agar lebih memiliki akurasi yang tepat saat pelaksanaan. Perusahaan pun memberikan layanan konsultasi hingga pembuatan produk gambar DED pada pekerjaan desain lanskap. Sebelum melakukan implementasi, ketersediaan material yang akan digunakan dapat dipenuhi melalui perusahaan ECI. Penyedia material untuk kebutuhan implementasi desain lanskap merupakan mitra ECI. Setelah desain
2 diimplementasikan, selanjutnya perusahaan memberi pelayanan di bidang pemeliharaan lanskap dan taman berupa konsultasi manajemen dan pemeliharaan lanskap hingga supervisi ke lapangan untuk memantau pemeliharaan lanskap yang telah diimplementasikan dalam periode tertentu Metode Mendapatkan Proyek Proyek yang ditangani berupa proyek perencanaan, perancangan, pengelolaan lanskap, penyediaan tanaman dan lain sebagainya. Adapun beberapa cara bagi perusahaan ECI dalam memperoleh proyek yaitu : 1. Mengajukan penawaran (tender) Perusahaan memperoleh sebuah proyek dengan mengajukan penawaran (tender) pada klien. Perusahaan ESCI mengajukan rancangan akan proyek yang akan dilaksanakan beserta rencana anggaran biaya (RAB) kepada klien (penyelenggara proyek). Klien merupakan seseorang ataupun suatu perusahaan yang mempunyai proyek dan menyediakan kebutuhan dana dari proyek tersebut. Setelah tender diajukan, pihak penyelenggara akan memutuskan perusahaan yang terpilih untuk menangani proyek tersebut berdasarkan segala penilaian teknis dan dana. 2. Permintaan langsung dari klien Cara lain dalam memperoleh suatu proyek yaitu tanpa harus mengajukan penawaran pada pihak lain melainkan mendapatkan permintaan langsung dari klien. Klien yang dimaksud adalah klien yang baru menggunakan jasa perusahaan atau pun yang sudah berlangganan menggunakan jasa dari perusahaan. 3. Kerjasama dengan konsultan lain Proyek lain yang ditangani perusahaan ECI dapat juga diperoleh dengan cara kerjasama dengan konsultan lainnya. Hal ini dapat terjadi karena adanya hubungan baik yang terjalin antara perusahaan ECI dengan perusahaan konsultan lainnya. Kerjasama ini terjadi pada pengerjaan proyek yang skalanya besar, sehingga memerlukan lebih dari satu perusahaan konsultan dengan spesialisasi yang berbeda untuk menanganinya. 4. Kerjasama dengan lembaga Dalam mendapatkan proyek, perusahaan ECI juga melakukan
3 kerjasama dengan berbagai lembaga baik pemerintahan atau pun swasta. Dinas pemerintahan yang dimaksud adalah seperti dinas pertamanan dan pemakaman, dinas tata kota dan wilayah dan lainnnya di beberapa daerah di Indonesia, sedangkan pihak swasta adalah perusahaan-perusahaan atau kantor yang tidak berada di bawah pengelolaan pemerintahan Staf dan Pekerja Perusahaan Envirospace Consultants Indonesia (ECI) merupakan perusahaan konsultan yang bergerak dalam bidang arsitektur lanskap. Pimpinan perusahaan berprofesi sebagai arsitek lanskap yang mengkoordinasi dua divisi yaitu divisi perencanaan dan desain lanskap serta divisi sipil dan struktur. Dalam penyelesaian suatu proyek, pimpinan berperan dalam memberikan arahan dan melakukan pengawasan terhadap semua pekerjaan yang dilakukan. Struktur organisasi perusahaan ini dapat dilihat pada Gambar 36. Staf pada divisi perencanaan dan desain lanskap adalah arsitek lanskap sedangkan pada divisi sipil dan struktur adalah teknik sipil. Pada perusahaan ECI, arsitek lanskap merupakan staf tetap perusahaan sedangkan teknik sipil adalah tenaga ahli yang dikontrak per proyek yang dikerjakan. Gambar 36. Struktur organisasi di PT Envirospace Consultants Indonesia (Sumber: PT. Evirospace Consultants Indonesia 2012)
4 4.1.5 Sistem Kepegawaian Sistem kepegawaian di perusahaan ECI adalah dengan adanya kesepakatan kontrak kerja antara calon pegawai dengan pimpinan. Dalam jangka waktu tertentu pimpinan mengadakan evaluasi terhadap kinerja karyawan tersebut. Dengan sistem kontrak ini, karyawan dapat bebas mengundurkan diri bila merasa kurang sesuai dengan lingkungan kerja di perusahaan ECI. Pekerjaan dalam kantor divisi desain sangat efisien karena selama waktu kerja, semua staf akan berada di studio dan mengerjakan tugasnya masing-masing. Waktu kerja dimulai dari pukul sampai dengan pukul Waktu istirahat adalah pukul sampai dengan pukul Pada keadaan tertentu seperti banyaknya pekerjaan yang harus segera dikerjakan dengan deadline yang mendesak atas permintaan klien biasanya pimpinan perusahaan memberikan kebijakan untuk memberikan waktu tambahan (lembur) dalam pengerjaan tugastugas oleh staf dan peserta magang Peralatan dan Kegiatan Studio Suatu produk dapat dinyatakan keberhasilannya ketika klien merasa puas dengan apa yang kita kerjakan. Besarnya kepuasan seorang klien terhadap produk yang dihasilkan adalah ketika produk tersebut sesuai keinginan klien dan dikerjakan dengan maksimal. Maksimalnya suatu produk yang dihasilkan tidak terlepas dari kemampuan staf perusahaan serta peralatan-peralatan yang mendukung dalam pembuatan produk. Peralatan dan perlengkapan di ECI sudah tergolong cukup lengkap. Peralatan yang ada sudah mendukung pekerjaan dalam studio. Berbagai peralatan dan perlengkapan yang digunakan perusahaan ECI adalah sebagai berikut: 1. Empat unit komputer lengkap 2. Satu unit projector 3. Dua unit printer A3 4. Satu unit scanner 5. Satu unit printer multifungsi A4 (printer, scanner, fotokopi) 6. Berbagai macam jenis penggaris plastik dengan berbagai skala dan bentuk 7. Berbagai macam jenis penggaris besi dengan berbagai skala dan bentuk 8. Alat gambar (marker, spidol, pensil warna, drawing pen dan rapido dengan
5 berbagai ketebalan serta pensil dengan berbagai ukuran ketebalan) 9. Satu unit meja tracing 10. Drawing Scale 11. Penghapus, isolasi, double tape dan lem. 12. Cutting board 13. White board 14. Tracing paper dan kertas kalkir 15. Kertas ukuran A4, A3 dan F4 16. Kertas glossy dan kertas albatros 17. Papan plastic (board) untuk panel presentasi 18. Lemari alat tulis, rak buku dan file 19. Digital camera 20. Global Positioning System (GPS) 21. Meteran 22. Lima unit meja, kursi kerja dan meja berukuran besar untuk rapat dan menggambar 23. Library image board softscape 24. Berbagai buku sumber (perencanaan, desain dan manajemen) yang ada di perusahaan Sistem manual Sistem manual adalah pembuatan produk grafik yang dilakukan dengan sketsa tangan (freehand). Biasanya dilakukan pada tahap awal proyek seperti pada pembuatan gambar konsep desain (concept design), concept site plan, sketsa potongan, sketsa suasana dan sketsa perspektif. Sketsa yang telah selesai dikerjakan akan digambar ulang pada kertas kalkir dengan gambar sketsa yang diperhalus dengan ukuran yang proporsional dan memiliki akurasi skala yang lebih baik. Gambar yang telah diperhalus akan discan dan diprint untuk selanjutnya diwarnai (colouring). Teknik mewarnai dapat dilakukan dengan pensil warna, spidol, marker atau alat warna lainnya. Kegiatan mewarnai terkadang dilakukan melalui operasi komputer.
6 4.1.8 Operasi komputer (computerize) Penggunaan teknik computerize selain karena permintaan beberapa klien, juga bertujuan untuk mempermudah dalam penyajian presentasi kepada klien serta menciptakan produk gambar dengan hasil yang lebih optimal. Teknik pembuatan grafik ini adalah dengan menggunakan PC (personal computer). Dalam pembuatan produk grafik arsitektur lanskap dengan teknik computerize, setiap PC sudah dilengkapi dengan software yang mendukung pembuatan gambar proyek. Software yang digunakan di perusahaan ECI. Hasil dari penggunaan teknik computerize ini seperti, pengembangan desain (design development), concept site plan, long section, gambar potongan, gambar perspektif, gambar detail seperti detail konstruksi, gambar planting plan dan gambar lighting plan. Produk yang dihasilkan dengan menggunakan operasi komputer selanjutnya dapat disampaikan kepada klien melalui dua cara yaitu presentasi dua dimensi dan presentasi tiga dimensi. Presentasi ini dapat dilakukan dengan bantuan alat elektronik maupun tidak. Presentasi dua dimensi biasanya disajikan dengan menampilkan gambarnya menggunakan Microsoft Power Point, poster, panel dan booklet proyek. Sedangkan presentasi tiga dimensi dapat disajikan dengan menampilkan animasi tiga dimensi menggunakan software Google Sketchup. Situasi di kantor PT. Envirospace Consultants Indonesia dapat dilihat pada Gambar 37. Gambar 37. Situasi di kantor
7 4.1.9 Sistem Penyimpanan Data Semua data proyek disimpan dalam satu file khusus pada hard drive komputer. File setiap proyek berisi seluruh data-data di dalamnya seperti data inventarisasi, dokumentasi kondisi tapak, data gambar dengan format AutoCAD, Google Sketchup, Adobe Photoshop, data Artist Impression, dan lain sebagainya Sistem Komunikasi Karena proyek yang dikerjakan di PT. Envirospace Consultants Indonesia tidak hanya proyek lokal saja namun juga proyek dari luar Indonesia, maka komunikasi antara perusahaan ECI dengan klien lokal maupun luar Indonesia sangat harus diperhatikan. Biasanya perusahaan ECI menggunakan komunikasi melalui electronic mail ( ) dengan klien yang dirasakan lebih efektif dan efisien, terutama ketika klien membutuhkan progress gambar yang sudah dikerjakan. Namun tidak menutup kemungkinan untuk melakukan komunikasi melalui telepon Ruang Lingkup Kerja Ruang lingkup kerja PT. Envirospace Consultants Indonesia mencakup pada penyediaan jasa di bidang arsitektur lanskap pada jarak yang luas untuk klien pada dua sektor yaitu sektor publik dan sektor privat. Perusahaan memiliki sumberdaya dan kemampuan untuk membantu badan pemerintah dan organisasi mayor multi-nasional, juga mengerti dan memberi pelayanan akan kebutuhan dari organisasi skala kecil. Perusahaan ECI merupakan sebuah tim professional lanskap manajemen yang mempersembahkan dan memberikan jasa dengan kekuatan dari anggotanya. Memiliki tantangan untuk menciptakan solusi inovatif yang mencerminkan komitmen dalam hal kualitas untuk memuaskan dan menguntungkan pelanggan dengan harga yang sesuai. Perusahaan ini mengutamakan kemampuan karyawannya dalam mengantisipasi keinginan klien dengan komunikasi dan pemahaman dalam meningkatkan kualitas lingkungan. Perusahaan Envirospace Consultants Indonesia merupakan sebuah perusahaan konsultan mandiri yang menyediakan jasa dalam skala nasional dan internasional dengan mutu pekerjaan dalam bidang landscape architecture,
8 master planning, urban design, environmental research dan project manajemen. Perusahaan ini telah banyak mengerjakan berbagai bidang proyek yang berhubungan dengan bidang lanskap. Pekerjaan yang dikerjakan meliputi singlefamily residential garden, parks and outdoor recreation facilities, hotel and resorts, civic and public building, commercial and industrial developments, community and multifamily housing developments, historic preservation and restoration projects, planning and analysis projects, educational area, streetscape beautification, arboretum. Beberapa contoh hasil pekerjaan proyek yang telah ditangani PT. Envirospace Consultants Indonesia yaitu sebagai berikut: 1. Escape Theme Park Singapore merupakan salah satu contoh dari proyek parks and outdoor recreation facilities yang ditangani oleh PT. Envirospace Consultants Indonesia. 2. Kandang Kerbau Hospital Singapore yang merupakan contoh proyek civic and public buildings. 3. UE-Square Singapore dan Botani Square-Indonesia, Bogor merupakan salah satu contoh proyek commercial and industrial. 4. Duxton Plain Public Housing-Singapore merupakan salah satu contoh dari proyek private residential and multifamily housing development. 5. Proyek Tuy Hoa City-Vietnam merupakan proyek dengan metode pengajuan proposal untuk melakukan perancangan gerbang utama jalan. Proposal rancangan yang diajukan berupa konsep dan beberapa gambar ilustrasi suasana dan potongannya. 6. Jalan Raya Cikini, Jakarta menjadi proyek perusahaan ECI di bidang perancangan dan pengindahan lanskap jalur kota Proses Desain Dalam pelaksanaan proyek, perusahaan ECI mengikuti mekanisme tahap perancangan pada umumnya yang sama dengan perusahaan lainnya. Pada (Gambar 38) disajikan dalam bentuk diagram proses pekerjaan proyek pada perusahaan ECI.
9 Persiapan Inventarisasi Tapak Analisis Tapak Konsep Desain Konsep Awal Desain (Preliminary Concept Design) Desain skematik (schematic design) Rencana Induk (Master Plan) Revisi sesuai dengan keinginan klien Pengembangan Desain (Design Development) Gambar Konstruksi (Construction Design) Pelaksanaan (Implementation) Pemeliharaan (Maintenance) Gambar 38. Proses Desain pada PT. Envirospace Consultants Indonesia (Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012) 1. Tahap Persiapan Tahap pertama yang dilakukan oleh PT. Envirospace Consultants Indonesia pada semua proyek yang ditangani melalui tahap persiapan. Tahap ini memiliki tujuan untuk mempersiapkan berbagai teknis dan urusan administrasi proyek. Pada tahap persiapan terjadi pertemuan pertama atau awal dengan klien. Pada pertemuan ini klien membicarakan mengenai keinginannya dan harapannya akan proyek yang akan ditangani, konsep yang ingin dicapai dan
10 kepentingan lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan proyek. Kemudian selanjutnya pihak perusahaan mempersiapkan usulan kegiatan yang lebih detail yang mencakup pelayanan, bentuk produk dan biaya. Jika klien setuju maka kedua belah pihak menandatangani kontrak kerja. Pada tahap ini dilakukan penerimaan proyek (project acceptance). Pada tahap ini merupakan awal dari kesepakatan dengan klien, sehingga sangat penting sekali untuk memberikan perhatian yang lebih dalam menyimak keinginan klien tentang proyek yang akan dikerjakan. Komunikasi dan teknik presentasi sangat penting untuk memberikan perhatian yang lebih dalam menyimak keinginan klien tentang proyek yang akan dikerjakan. Komunikasi yang baik dari pihak perusahaan dalam hal ini pimpinan perusahaan dan juga staf menjadi kunci keberhasilan pada tahap ini. 2. Inventarisasi Tapak Inventarisas tapak merupakan tahap utama dalam proses perancangan. Tahap inventarisasi tapak bertujuan untuk melakukan pengumpulan berbagai data mengenai proyek. Tahap ini dilakukan secara langsung ke lokasi proyek melihat kondisi awal tapak. Pada tahap ini staf perusahaan melakukan survey lapang, inventarisasi dan melakukan pengumpulan dan perekaman data pada tapak. Data untuk keperluan proyek diperoleh melalui data primer dan sekunder. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah melalui site survey ke lokasi proyek secara langsung dan wawancara dengan pihak klien dan pihak lainnya yang berhubungan dengan proyek. Data proyek terkadang sudah tersedia pada awal penerimaan proyek karena telah dilakukan site inventory oleh pihak lain sebelumnya, sehingga perusahaan ECI bekerja langsung dengan data yang tersedia pada tahap perancangan. Data primer ini merupakan semua data eksisting yang ada pada tapak seperti letak dan luas, aksesibilitas, tata guna lahan, vegetasi, topografi dan hidrologi serta dokumentasi dalam bentuk foto atau rekaman video. Data berupa peta awal (base plan) terkadang sudah tersedia dari klien, baik berupa softfile atau hardcopy print. Jika base plan tidak disediakan maka perusahaan berusaha mengambil data awal dengan cara mencari peta dasar dari google
11 map melalui internet untuk mengetahui lokasi serta bentuk tapak yang akan dikerjakan. Data iklim pada dasarnya merupakan data sekunder yang penting karena berhubungan dengan kenyamanan manusia dan tapak tersebut. Data sekunder yang berhubungan dengan tapak dan lingkungannya harus dikumpulkan juga sebagai bahan untuk proses analisis. 3. Analisis Tapak Analisis tapak bertujuan untuk melakukan evaluasi tehadap data yang diperoleh pada tahap inventarisasi pada tapak (proyek). Analisis tapak yang dilakukan perusahaan sangat mementingkan fungsi dan estetik yang akan dicapai sehingga mempertimbangkan pula keinginan dari klien dan keberlanjutan tapak agar tidak terjadi kerusakan pada lingkungan. Sehingga analisis yang baik untuk dasar melakukan perancangan dapat tercapai. Pada tahap analisis dilakukan diskusi bersama di dalam perusahaan untuk menemukan solusi yang terbaik. Analisis ini juga dilakukan pada semua aspek yang ada dalam tapak seperti letak dan luas, iklim, aksesibilitas, tata guna lahan, vegetasi, topografi dan hidrologi. Pada pelaksanaannya biasanya pihak perusahaan melakukan analisis pada aspek yang sangat berpengaruh pada desain tapak saja. Tahap analisis merupakan tahap yang sangat penting dalam proses desain. Tahapan ini sangat dipengaruhi oleh waktu dan dana yang tersedia, sehingga untuk dapat mendapatkan suatu analisis yang baik maka waktu yang tersedia harus cukup banyak dan dana dari klien harus tersedia dalam jumlah yang cukup banyak. Dengan waktu yang cukup maka hasil analisis yang dilakukan akan lebih spesifik. Pada semua proyek yang dikerjakan, tahapan analisis yang dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama, karena staf perusahaan khususnya pimpinan perusahaan telah berpengalaman dalam banyak proyek lainnya yang sudah ditangani. Pada tahap ini juga dilakukan wawancara lebih lanjut kepada klien. Setelah tahap ini selesai dilanjutkan pada tahap proses perancangan. 4. Konsep Desain (Concept design) Tahap konsep desain bertujuan untuk membuat arahan mengenai rancangan yang akan dibuat selanjutnya pada proyek. Konsep perancangan
12 merupakan tahap awal untuk membuat perancangan lanskap secara konseptual dengan memasukkan semua ide untuk menciptakan sebuah tema dan karakter yang sesuai dengan keinginan klien. Konsep perancangan merupakan tahap yang penting pada proses perancangan, karena merupakan dasar untuk merancang. Pada perusahaan, untuk pembuatan konsep awal ini dilakukan diskusi dengan divisi perencanaan dan desain dengan mempertimbangkan keinginan klien. 5. Preliminary Concept Design dan Final Concept Design Bertujuan untuk menghasilkan gambar gambar ilustrasi yang menggambarkan konsep yang digunakan yang akan dipresentasikan dan diajukan pada klien dan pihak lainnya untuk mendapatkan revisi. Konsep awal desain (preliminary concept design) yang dikerjakan perusahaan semuanya didukung dan diperkuat oleh penambahan image yang didapat dari berbagai sumber. Image ini digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih nyata kepada pihak klien mengenai konsep yang diajukan. Bahan image yang digunakan berasal dari buku-buku yang dimiliki perusahaan dan perbendaharaan library yang dimiliki perusahaan dari dokumentasi di berbagai lokasi yang pernah dikunjungi. Semua image yang dibuat mencakup semua elemen lanskap (hard material dan soft material) juga image yang menggambarkan situasi suatu lokasi dan/atau situasi akhir yang diinginkan. Tahapan ini biasanya melalui beberapa kali proses revisi. Berdasarkan hasil revisi dari klien dan pihak lainnya yang terkait dengan proyek maka dihasilkan konsep desain akhir. 6. Desain skematik (Schematic Design) Tahap perancangan skematik memiliki tujuan untuk menggambarkan penggunaan ruang dan pola hubungannya secara skematik. Pada skala kecil seperti perumahan atau vest-pocket park, rencana induk dan rencana skematik dianggap sama. Namun, pada skala yang besar dengan tata guna lahan yang banyak, perancangan skematik dipelajari lagi lebih dalam dengan lebih detail. 7. Rencana induk (Master Plan) Tahap pembuatan master plan bertujuan untuk membuat gambar yang memuat rencana garis besar suatu proyek. Master plan merupakan gambar
13 tangan yang memiliki ketepatan bagian-bagian tertentu seperti garis properti, garis bangunan, dan batas dari struktur elemen keras (dinding, lantai, jalan, dan lain-lain). Terdapat perbedaan dengan rancangan awal yaitu pada gaya grafisnya yang sudah mengalami perbaikan dan penghalusan. 8. Pengembangan desain (Design Development) Tahap design development merupakan pengembangan dari konsep desain. Tahap ini bertujuan untuk membuat desain gambar-gambar detail penampilan yang menggambarkan kesatuan dari material. Sama halnya dengan proses konsep desain, gambar atau produk yang dihasilkan pada tahap ini juga akan mengalami beberapa kali proses revisi dari klien dan pihak lainnya yang berkaitan dengan proyek. Pada proyek desain penanaman Theme Park Sentul Nirwana telah ada site plan atau master plan dari pihak klien. Pengembangan desain dilakukan pada elemen lunak/softscape. Pada tahap ini perusahaan melakukan tahapan pengembangan desain yaitu pengklasifikasian pohon berdasarkan ukurannya, gambaran umum pola penyebaran pohon, pembuatan trees planting, dan pembuatan planting design shrub and ground caver. 9. Gambar konstruksi (Construction Drawings) Bertujuan untuk mengasilkan gambar-gambar detail konstruksi yang lengkap dengan spesifikasi material dan dimensi yang digunakan. Untuk persiapan proses tender jika proyek ini melalui tender. Pada tahap ini gambargambar konstruksi dipersiapkan sebagai komunikasi bagaimana membangun semua elemen dalam proyek agar kontraktor lebih mudah dalam proses pelaksanaan. Gambar konstruksi yang dimaksud terdiri dari rencana pelaksanaan (layout plan), rencana bertahap (grading plan), rencana penanaman (planting plan), rencana penataan pohon-pohon, perdu, semak, tanaman hias, dan tanaman rumput termasuk didalamnya komposisi dari berbagai jenis tanaman sesuai dengan ketentuan standar perancangan dan gambar detail konstruksi. 10. Pelaksanaan (Implementation) Tahap pelaksanaan memiliki tujuan untuk mewujudkan atau membangun desain pada proyek yang dilaksanakan. Pelaksanaan proyek yang
14 mencakup pembangunan hardscape dan softscape pada tapak sesuai dengan hasil perancangan yang ada di gambar hasil tahap gambar kerja (working drawing). Setelah kontrak ditandatangani, kemudian kontraktor melakukan proses pembangunan dan memasukan hasil desain yang telah dibuat sebelumnya. Meskipun tahap ini biasanya ditangani oleh kontraktor, arsitek lanskap masih tetap boleh memantau tahap pembangunan untuk memberikan saran apabila diperlukan. Bersamaan dengan tahap pelaksanaan dilakukan juga pengawasan terhadap jalannya pembangunan proyek. 11. Pemeliharaan (Maintenance) Tahap maintenance bertujuan untuk melakukan perawatan terhadap tapak yang telah dibangun baik hardscape maupun softscapenya. Biasanya dilakukan dengan waktu yang sesuai dengan kontrak yang dibuat antara perusahaan dengan klien sebagai tanggung jawab dari perusahaan jika terjadi masalah atau kerusakan setelah pembangunan. Waktu garansi yang diberikan oleh perusahaa untuk tahapan ini biasanya selama tiga bulan Posisi Mahasiswa Magang Mahasiswa magang yang berlatar belakang arsitektur lanskap akan berperan sebagai trainee. Sebagai trainee, pada masa awal magang mahasiswa langsung bergabung dalam satu proyek yang sedang dikerjakan di bawah pengawasan arsitek lanskap dan pimpinan. Mahasiswa mampu merasakan kondisi kerja yang sebenarnya baik di studio maupun di lapang. Pada kegiatan di studio, mahasiswa dilibatkan dalam diskusi pada setiap tahapan proses desain. Mahasiswa juga banyak membantu dalam kegiatan drafting gambar dalam bentuk AutoCAD dan pembuatan gambar ilustrasi guna mendukung konsep proyek setelah dilakukan sketsa konsep langsung dari pimpinan. Selain di studio, mahasiswa beberapa kali mengikuti site meeting dan ikut ke lapang untuk verifikasi data dengan kondisi sebenarnya.
15 Pengembang Proyek Theme Park Sentul Nirwana ini dikembangkan oleh PT Bakrieland Development Tbk yang mulai mengembangkan Sentul Nirwana yaitu proyek kota mandiri seluas ha di Bukit Jonggol, Bogor, Jawa Barat, pada Bakrieland merupakan salah satu perusahaan dengan kapitalisasi pasar tertinggi untuk sektor industri properti. Sebagai pengembang superblok pertama dan terbesar dikawasan bisnis utama di Jakarta, yaitu Rasuna Epicentrum Kuningan, Bakrieland juga telah berhasil mengembangkan berbagai proyek properti perkotaan, kawasan perumahan, hotel dan resort berkelas dunia di beberapa lokasi strategis di Indonesia, serta proyek infrastruktur dan bidang usaha terkait properti lainnya. 4.2 Proyek Theme Park Sentul Nirwana, Bogor Deskripsi Proyek Theme Park Sentul Nirwana berada pada Kawasan Sentul Nirwana yang akan terintegrasi dengan Sentul City dan proyek Bogor Nirwana Residence. Sentul Nirwana terletak di wilayah perbukitan Sentul dengan ketinggian mulai dari 225 m hingga 600 m di atas permukaan laut dengan pemandangan Gunung Pancar dan beberapa sungai yang melintas di kawasan tersebut. Aksesibilitas yang turut melengkapi kawasan Sentul Nirwana ini, yaitu waktu tempuh sekitar lima menit dari tol Jagorawi exit pintu tol Sentul Selatan. Sebagai akses alternatif, kawasan ini dapat dicapai melalui jalan Provinsi yang saat ini sedang dibangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, yang akan menghubungkan gerbang tol Jagorawi Sentul Circuit ke daerah Cileungsi (Deltamas, Cikampek) Cipanas (Puncak II). Sentul Nirwana akan menggabungkan beragam kebutuhan dan fasilitas hunian, edutainment, leisure, hospitality, dan olahraga. Pada kesempatan yang sama, kawasan Sentul Nirwana ini juga sedang melaksanakan proyek pembangunan master plan tahap awal seluas 600 ha yaitu Jungleland, sebuah theme park seluas 40 ha, dan dua cluster perumahan yang segera dipasarkan, yaitu Cluster The Atmosphere dan Cluster The Breeze.
16 Pada saat kegiatan magang berlangsung, proyek desain Theme Park Sentul Nirwana berada pada tahap design development yaitu tahap pengembangan desain penananaman dan status proyek adalah sedang dalam tahap studi kelayakan. Termasuk di dalamnya evaluasi luas dan bentuk tapak yang akan dikembangkan. Fasilitas downtown berupa deretan hangout places seluas 2,5 ha akan menjadi tahap awal pembangunan Sentul Nirwana. Secara keseluruhan pengerjaan proyek Theme Park Sentul Nirwana dikerjakan dalam bentuk tim yang terdiri dari berbagai profesi yang dipimpin oleh seorang project manager sebagai pimpinan proyek secara keseluruhan sedangkan divisi desain pada proyek ini dipimpin oleh seorang arsitek. Profesi lain yang terlibat adalah arsitekur lanskap, teknik sipil dan mechanical and electrical engineering. 4.3 Proses Desain Penanaman Theme Park Sentul Nirwana, Bogor Tujuan dari proyek Theme Park Sentul Nirwana adalah untuk mengakomodasi berbagai aktifitas manusia yang sangat membutuhkan suatu area rekreasi yang dapat memberikan hiburan, penyegaran, dan meningkatkan pengetahuan. Tujuan dari desain Theme Park Sentul Nirwana itu sendiri adalah menyediakan ruang terbuka yang berkualitas dan menciptakan integrasi antara bangunan, wahana permainan, dan lingkungannya dengan nuansa jungle (rimba). Tahapan kegiatan yang dikerjakan pada proyek desain penanaman Theme Park Sentul Nirwana melalui tahapan desain yang digunakan oleh perusahaan ECI telah diaplikasikan pada beberapa proyek yang telah diselesaikan. Desain penanaman menjadi fokus utama pekerjaan arsitek laskap yang dalam proyek ini dikerjakan oleh perusahaan ECI. Proses yang dilalui dalam desain penanaman mengalami modifikasi sesuai kebutuhan dalam setiap tahapannya Persiapan Tahap persiapan merupakan tahap awal suatu proyek, dilakukan berbagai persiapan yang berhubungan dengan teknis dan urusan administrasi proyek. Estimasi waktu penyelesaian proyek, penyelesaian gambar sampai final produk hasil desain didiskusikan pada tahap ini dengan tujuan agar klien dan perusahaan
17 tidak mengalami kerugian dan kesalahpahaman pada pelaksanaan proyek. Pada pertemuan pertama klien menyampaikan keinginannya mengenai Theme Park Sentul Nirwana pada forum rapat yang dihadiri oleh pimpinan perusahaan ECI, dan pimpinan perusahaan di bidang lainnya seperti teknik sipil dan arsitek. Pertama klien menjelaskan tujuan dari pembangunan Sentul Nirwana yaitu membangun suatu kawasan megaresidensial yang terintegrasi dengan kawasan Sentul City dan Bogor Nirwana Residence. Sentul Nirwana akan menggabungkan beragam kebutuhan dan fasilitas hunian, edutainment, leisure, hospitality, dan olahraga. Pada kesempatan yang sama, kawasan Sentul Nirwana ini juga ingin dilengkapi dengan sebuah theme park seluas 40 ha. Selanjutnya keinginan klien terhadap theme park adalah menjadikannya ruang terbuka yang berkualitas dan menciptakan integrasi antara bangunan, wahana permainan, dan lingkungannya dengan nuansa jungle (rimba). Pada tahap ini, pimpinan perusahaan mendapatkan peta dasar yang sudah dihasilkan oleh arsitek dalam tim desain proyek ini. Peta dasar tersebut digunakan sebagai acuan untuk dapat melanjutkan ke tahap desain theme park berikutnya. Klien menginginkan arsitek lanskap mendesain pola penanaman di setiap area pada theme park. Maka pada tahap persiapan ini pimpinan mendapatkan master plan seperti yang disajikan pada lampiran 3. Pada pertemuan pertama klien menjelaskan keinginannya kepada arsitek lanskap, kemudian terjadi kesepakatan diantara kedua belah pihak. Kemudian pihak perusahaan mempersiapkan usulan kegiatan yang lebih rinci yang mencakup pelayanan, bentuk produk dan biaya. Ketika klien menyetujuinya selanjutnya kedua belah pihak menandatangani kontrak kerja. Dengan begitu maka telah resmi dilakukan tahap penerimaan proyek (project acceptance) Inventarisasi Proyek yang berlokasi di Jalan MH Thamrin Sentul City Bogor ini memiliki luas sekitar 40 ha dan luas area pekerjaan arsitektur lanskap sekitar m². Karena lokasi proyek berada di Bogor, maka secara umum tapak memiliki iklim tropis dengan suhu udara yang panas. Suhu rata-rata setiap bulan
18 kota Bogor adalah 26 C. Sebelum tahap desain yang dilakukan oleh arsitek, kondisi eksisting tapak merupakan lahan kosong dan pemukiman. Saat proses desain yang akan dilakukan ECI, sebagian area tapak sudah mulai dalam proses pembangunan gedung. Keadaan topografi berdasarkan hasil site plan yang dihasilkan arsitek merupakan area yang relatif datar. Tahap inventarisasi tapak yang dilakukan oleh perusahaan secara umum dilakukan pada tapak secara keseluruhan dan secara khusus dilakukan pada area yang menjadi pekerjaan arsitektur lanskap sesuai permintaan klien. Kegiatan inventarisasi dilakukan pada area rockygate, area rotunda, area downtown, area carnivalia, area parkir, area eksplora, area tropicalia, dan area mysteria. Area-area tersebut dalam kondisi yang berbeda. Area rockygate masih merupakan pemukiman, area parkir, area downtown, area rotunda dalam tahap pembangunan, sedangkan area carnivalia, area eksplora, area tropicalia, dan area mysteria dalam tahap persiapan lahan Area dalam tahap study kelayakan lahan Area yang dalam tahap study kelayakan lahan merupakan area yang dalam prosesnya masih menyelesaikan tahap pembebasan lahan. Kondisi eksisting di lapangan masih berupa pemukiman. Area ini mencakup area rockygate yang merupakan entrance dari Theme Park. Area Rockygate. Inventarisasi pertama dilakukan pada area yang direncanakan sebagai akses utama masuk ke Jungleland. Area rokcygate terdapat di bagian selatan theme park secara keseluruhan. Klien memberi kesempatan kepada perusahaan ECI untuk mendesain dan memasukkannya sebagai pekerjaan arsitek lanskap. Kondisi area rockygate gersang, panas, berdebu, dan banyak asap kendaraan bermotor karena berbatasan langsung dengan area yang sedang dilakukan pembangunan. Selain itu area ini masih dalam hunian warga setempat. Setelah dilakukan konfirmasi kepada pengembang, ternyata sebagian area rockygate belum disetujui warga mengenai pembebasan lahan untuk keperluan pembangunan proyek ini. Zona rockygate dengan foto-foto kondisi eksistingnya dapat dilihat pada Gambar 39.
19 Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012 Gambar 39. Zona area rockygate m Area dalam tahap pembangunan Area yang dalam tahap pembangunan merupakan area yang telah menyelesaikan tahap study kelayakan lahan dan persiapan lahan. Kondisi eksisting di lapangan terdapat pola-pola desain dan bangunan-bangunan yang telah disesuaikan dengan desain yang ada. Area Rotunda. Klien memberi kesempatan kepada perusahaan ECI untuk mendesain dan memasukkan area rotunda sebagai pekerjaan arsitek lanskap. Kondisi area rotunda gersang, panas, berdebu, dan banyak asap kendaraan bermotor karena sedang dilakukan pembangunan. Pada area ini relatif lebih didominasi oleh softscape atau green area yang menjadi pekerjaan arsitek lanskap. Hanya sebagian area kecil pada Rotunda yang telah ditentukan penempatan planter box dan titik-titk pohonnya oleh arsitek. Sebagian besar area lainnya diberikan sepenuhnya kepada perusahaan ECI untuk menentukan green area dan desain penanamannya. Maka untuk area ini, kontribusi arsitek lanskap adalah menentukan green area dan pola tanam dan tanaman yang akan digunakan. Zona area rotunda beserta inventarisasi tapak dapat dilihat pada Gambar 40.
20 m Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012 Gambar 40. Zona area rotunda Area Downtown. Area downtown merupakan area yang sangat diharapkan oleh klien menjadi area yang paling memberikan kesan khas ketika user mengunjungi Jungleland. Area ini dapat disebut sebagai area transisi karena merupakan area yang akan dilalui oleh user sebelum memasuki area-area yang memiliki wahana-wahana. Area ini dibentuk memanjang dengan pedestrian track ditengahnya yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan. Area downtown juga berbatasan langsung dengan sungai yang terletak di arah utaranya. Sebelah barat berbatasan dengan area rotunda, sedangkan pada sebelah timur sampai selatan area ini berbatasan dengan area carnivalia. Pada sebelah selatan juga berbatasan langsung dengan area parkir yang dapat memudahkan pengelola dan pengunjung untuk dapat langsung memasuki area ini. Pada area ini relatif lebih didominasi oleh perkersaan atau hardscape. Planter box dan titik-titk pohon telah ditentukan oleh arsitek. Maka untuk area ini, kontribusi arsitek lanskap lebih dominan pada penentuan pola tanam dan tanaman yang akan digunakan. Zona area downtown beserta foto-foto kondisi eksisting tapak dapat dilihat pada Gambar 41.
21 Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012 m Gambar 41. Zona area downtown Area Parkir. Inventarisasi selanjutnya dilakukan pada area yang direncanakan sebagai tempat parkir di Jungleland. Area parkir ditempatkan di dua posisi yaitu terletak di arah barat dan timur yang berhubungan langsung dengan area rockygate sebagai akses utama masuk Jungleland. Klien memberi kesempatan kepada perusahaan ECI untuk mendesain dan memasukkannya sebagai pekerjaan arsitek lanskap. Kondisi area parkir gersang, panas, berdebu, dan banyak asap kendaraan bermotor karena sedang sedang dilakukan pembangunan. Area parkir ditempatkan pada area yang mendekati area rockygate sebagai entrance area. Hal tersebut agar memudahkan para pengunjung dan pengelola untuk dapat parkir di area yang mudah di jangkau. Pada area ini relatif lebih didominasi oleh perkersaan atau hardscape. Planter box dan titik-titk pohon telah ditentukan oleh arsitek. Maka untuk area ini, kontribusi arsitek lanskap adalah menentukan pola tanam dan tanaman yang akan digunakan. Zona area parkir beserta foto-foto kondisi eksisting tapak dapat dilihat pada Gambar 43.
22 m Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012 Gambar 42. Zona area parkir Area dalam tahap persiapan lahan Area yang dalam tahap persiapan lahan ini merupakan area yang dalam prosesnya sedang menyelesaikan pembersihan lahan dan menentukan titik-titik wahana-wahana yang akan di tempatkan. Kondisi eksisting di lapangan meruapakan hamparan tanah yang sedang diratakan dan sebagian area telah dibuat jalur sirkulasi untuk memudahkan kendaraan-kendaraan besar seperti Beko dan Truk masuk dan keluar area. Area Carnivalia. Area Carnivalia merupakan area yang berbatasan langsung dengan area downtown, area parkir, dan sungai. Akses yang dapat dilalui untuk masuk ke area ini dapat melawati area downtown terlebih dahulu. Kondisi eksisting area ini saat inventarisasi dilakukan masih merupakan hamparan tanah yang telah diratakan dengan sebagaian area telah dibuat jalur sirkulasi dengan material beton (Gambar 44). Pada area ini akan dibangun fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Fasilitas tersebut diantaranya Lampion Garden, Dytona, Sky Cycle, Circus train, Air Race, Carousel, Disc-O, 3 Point Basket, Mini Tower, Adult Bumper Car, Rumah Kaca, Ferish Wheel, dan Resto.
23 m Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012 Gambar 43. Zona area carnivalia Area Eksplora. Area eksplora merupakan salah satu dari tiga area yang letaknya terpisahkan oleh sungai dengan area downtown, carnivalia, rockygate, rotunda, dan tempat parkir. Akses menuju area ini dapat ditempuh menyeberangi sungai melalui jembatan yang terhubung antara area downton dan area tropicalia. Pada sebelah utara berbtasan dengan area yang direncanakan sebagai area untuk pengembangan theme park. Pada sebelah selatan berbatasan langsung dengan sungai. Pada sebelah timur berbatasan langsung dengan area tropicalia. Pada sebelah barat terdapat akses menuju ke area rotunda. Pada area ini akan dibangun fasilitas-fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Fasilitas-fasilitas tersebut berupa taman, bangunan-bangunan komersil, dan wahana-wahana permainan. Fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya Dino Zoo, Thematic Garden, Lab Biologi, Galeri Kerang, Lab Fisika, Insectarium, Safari Candi, dan Resto. Masing-masing fasilitas tersebut akan disajikan dalam satu kesatuan tema yang dapat memberikan suatu kesan kepada pengunjung. Sama seperti area carnivalia kondisi eksisting area ini saat inventarisasi dilakukan masih merupakan hamparan tanah yang telah diratakan (Gambar 45).
24 m Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012 Gambar 44. Zona area eksplora Area Tropicalia. Area ini terletak diantara area eksplora dan area mysteria. Akses menuju area ini dapat ditempuh melalui jembatan yang terhubung langsung dengan area downtown. Kondisi eksisting area ini saat inventarisasi dilakukan masih merupakan hamparan tanah yang telah diratakan. Pada sebelah utara berbtasan dengan area yang direncanakan sebagai area untuk pengembangan theme park. Pada sebelah selatan berbatasan langsung dengan sungai. Pada sebelah timur berbatasan langsung dengan area mysteria. Pada sebelah barat terdapat akses menuju ke area rotunda. Pada area ini akan dibangun fasilitas-fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Fasilitas-fasilitas tersebut berupa taman, bangunan-bangunan komersil, dan wahana-wahana permainan. Fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya Chidren Playground, Thematic Garden, Jungle Swing, Harvest Time, Mushola, North Pole, Ular Tangga Outdoor, dan Resto. Masing-masing fasilitas tersebut akan disajikan dalam satu kesatuan tema yang dapat memberikan suatu kesan kepada pengunjung. Zona tropicalia beserta foto-foto kondisi eksisting tapak dapat dilihat pada Gambar 46.
25 m Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012 Gambar 45. Zona area tropicalia Area Mysteria. Area Mysteria merupakan area yang berbatasan langsung dengan area tropicalia. Akses yang dapat dilalui untuk masuk ke area ini dapat melawati area downtown dan area tropicalia terlebih dahulu. Kondisi eksisting area ini saat inventarisasi dilakukan masih merupakan hamparan tanah yang telah diratakan dengan sebagaian area telah dibuat jalur sirkulasi dengan material beton. Pada sebelah utara dan sebelah timur berbatasan dengan area yang direncanakan sebagai area untuk pengembangan theme park. Pada sebelah selatan berbatasan langsung dengan sungai. Pada area ini akan dibangun fasilitas-fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Fasilitas-fasilitas tersebut berupa taman, bangunan-bangunan komersil, dan wahana-wahana permainan. Fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya Dark Rides, Hydrolift, Giant Egg, Elevated Coaster, Boat Blaster, Spinning Coaster, Magic Bike, dan Resto. Masing-masing fasilitas tersebut akan disajikan dalam satu kesatuan tema yang dapat memberikan suatu kesan kepada pengunjung. Zona area mysteria beserta foto-foto kondisi eksisting tapak dapat dilihat pada Gambar 47.
26 m Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012 Gambar 46. Zona area mysteria Kegiatan pada tahap riset dan analisis adalah persiapan rencana dasar tapak dan mengadakan inventarisasi tapak atau tahap pengumpulan data kemudian melakukan analisis (evaluasi data). Penelusuran dilakukan pada tapak secara keseluruhan dan pada area yang menjadi pekerjaan arsitek lanskap pada khususnya, melakukan identifikasi potensi dan kendala, dan mengevaluasi karakteristik tapak. Meskipun tahap analisis tapak dilakukan setelah tahap ini namun tetap melakukan beberapa analisis ringan dengan melihat dan merasakan langsung kondisi pada tapak yang akan didesain (feel of the land). Lalu dilakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait untuk menambah data-data yang relevan sebagai bahan untuk melakukan desain pada tahap-tahap berikutnya. Data yang dikumpulkan oleh perusahaan merupakan data primer yang diambil secara langsung dari tapak. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah melalui site survey ke lokasi proyek secara langsung dan wawancara dengan pihak klien dan pihak lainnya yang berhubungan dengan proyek. Data primer ini merupakan semua data eksisting yang ada pada tapak
27 dengan melakukan pengambilan dokumentasi berupa foto, wawancara dengan pihak yang berkaitan dengan proyek dan data sekunder berupa studi pustaka. Peta dasar (base plan) sudah tersedia dari klien baik berupa soft file maupun hard copy. Jika tidak ada base plan maka perusahaan berusaha mengambil data awal berupa peta dasar dari google map dari internet untuk mengetahui lokasi proyek yang dikerjakan. Data primer maupun data sekunder yang berhubungan dengan proyek sangat penting dan dibutuhkan untuk keperluan tahap desain selanjutnya yaitu tahap analisis tapak. Kelengkapan yang dimiliki oleh perusahaan sangat membantu dalam tahap inventarisasi. Pada tahap ini data inventarisasi yang dibutuhkan oleh perusahaan sudah cukup lengkap untuk dapat melanjutkan ke tahap desain berikutnya. Proyek ini dikerjakan secara tim sehingga data mengenai tapak akan selalu diberitahukan, dan bila ada data yang dibutuhkan dapat dilengkapi sesuai dengan profesi masingmasing dalam tim. Inventarisasi yang dilakukan perusahaan tidak disajikan secara spasial, tetapi hanya disajikan berupa data deskriptif dan data visual (foto-foto eksisting pada tapak). Mahasiswa berinisiatif untuk menyajikannya peta situasi dalam bentuk spasial. Peta situasi tapak secara spasial disajikan pada Gambar Analisis dan Sintesis Setelah melakukan inventarisasi tapak, tahap selanjutnya dalam proses desain yang dilakukan oleh perusahaan ECI adalah tahap analisis tapak. Metode analisis yang digunakan adalah analisis cepat atau quick analysis. Kegiatan analisis tapak bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap data yang diperoleh pada tahap inventarisasi tapak. Metode quick analysis tersebut dilakukan karena keinginan klien atas suatu produk dalam waktu yang cepat sehingga kecepatan dalam melakukan desain perlu diperhitungkan waktunya. Metode analisis cepat dilakukan dengan melihat kembali pada area-area yang dilakukan inventarisasi lalu mengidentifikasi potensi dan kendala yang ada pada setiap area. Nantinya pada tahap konsep masing-masing area yang potensial ditonjolkan pengembangan fitur lanskapnya.
28 Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012 PETA SITUASI m Gambar 47. Peta Situasi Theme Park 68
29 Theme Park Sentul Nirwana akan dibuat dengan desain yang memiliki suasana jungle. Secara umum kondisi eksisting tapak memiliki iklim yang cukup panas membuat desain pada tapak membutuhkan penambahan penanaman tanaman untuk meningkatkan kualitas iklim mikro. Peningkatan kualitas lingkungan dapat tercapai dengan banyaknya penggunaan tanaman pada tapak dengan penanaman secara masal (mass planting) atau dapat juga dilakukan penanaman secara cluster atau berkelompok. Selain perbaikan iklim mikro, mass planting sangat baik diterapkan karena dapat berfungsi sebagai penutup tanah agar mengurangi kesan gersang dan banyak debu pada tapak. Selanjutnya langkah dalam melakukan analisis tapak menyesuaikan langkah pada saat melakukan inventarisasi tapak yang kemudian dilakukan evaluasi pada setiap area yang telah dilakukan inventarisasi tapak. Tapak yang gersang ini membutuhkan penurunan iklim mikro yang dapat dilakukan dengan penanaman massal sehingga meciptakan suasana alami yang semarak. Tapak juga membutuhkan penanaman karakter pohon yang dapat mengarahkan pengguna kendaraan. Pohon yang memiliki karakter spread juga sangat dibutuhkan untuk menaungi para pejalan kaki mau pun kendaraan. Mengingat tahap inventarisasi pada tapak yaitu dengan adanya beberapa rumah penduduk yang tidak dibebaskan lahannya, sehingga mengakibatkan penurunan kualitas visual karena bad view yang diakibatkan oleh dinding-dinding rumah maka visual dari tapak kearah dinding rumah sebaiknya diberi screen. Pemilihan tanaman yang akan digunakan pada tapak harus disesuaikan karakteristiknya. Pohon yang digunakan sebaiknya tanaman yang tinggi, besar dan memiliki daun yang tidak mudah gugur, dan akar yang ramah dan tidak merusak struktur. Sedapat mungkin menggunakan tanaman dengan konsep monumental yang akan memberikan kesan megah. Fitur-fitur lanskap yang dapat dikembangkan pada tapak sama antara area satu dengan yang lainnya agar memiliki kesatuan tema desain. Secara umum tanaman yang diperlukan untuk mendukung konsep jungle adalah tanaman yang dapat memberikan kesan visual yang dapat menintegrasikan pandangan ke arah bangunan-bangunan. Sebagian area pada tapak berdasarkan site plan yang dihasilkan oleh arsitek telah terdapat desain untuk planting area di beberapa area pada tapak.
30 Arsitek lanskap hanya menentukan tanaman yang akan digunakan. Pada tapak terdapat planter box, maka penanaman akan menggunakan pohon fitur yang memiliki kesan jungle sedangkan pada planter box akan menerapkan konsep penanaman masal untuk menciptakan suasana alami yang semarak. Selanjutnya sebagian area lainnya pada tapak memerlukan anaisis lebih lanjut untuk menentukan green area/area yang sebaiknya diberikan desain penanaman yang selanjutnya menjadi pekerjaan arsitek lanskap. Dari siteplan yang telah dibuat oleh pihak arsitek dan dari hasil analisis dapat diketahui area mana saja yang merupakan area pekerjaan arsitek lanskap (green area) pada tapak. Maka kontribusi arsitek lanskap adalah menentukan green area dan pola tanam dan tanaman yang akan digunakan. Mengingat site plan yang telah dibuat oleh arsitek pada proyek, secara umum tapak merupakan area yang datar yang relatif akan memudahkan pekerjaan desain arsitek lanskap. Pada area tapak terdapat titik yang menjadi perhatian sebagai potensi dan juga kendala yaitu potensi penanaman, potensi sirkulasi, dan area yang berbahaya (danger area). Tapak secara umum didominasi oleh pekerjaan desain bagi arsitek lanskap. Proyek Jungleland phase 1 seluas 32 ha ( m 2 ) dapat dibagi atas: 1. Buildings & hardscape area (road dan pedestrian) = m 2 2. Planting area = m 2 Tapak secara umum didominasi oleh green area atau area yang menjadi pekerjaan arsitek lanskap. Sinar matahari banyak diterima oleh tanaman karena pada tapak ini tidak terlalu banyak terdapat bangunan gedung. Berpotensi untuk memaksimalkan penghijauan dengan pemilihan tanaman yang variatif. Tapak memiliki luasan green area yang relatif menyatu (unity). Area yang menjadi pekerjaan arsitek lanskap ini memiliki potensi sirkulasi yaitu dapat menerapkan berbagai macam pola sirkulasi seperti linear dan circle jika desain yang akan diterapkan pada area tersebut akan memberikan akses kepada user. Tapak ini memiliki luasan sungai di hampir setiap bagian areanya. Batas antara badan air dan daratan tidak dilengkapi oleh penghalang sehingga berbahaya bagi user jika akan mengakses ke area dekat sungai.
31 Desain penanaman pada tapak secara keseluruhan berdasarkan permintaan klien adalah menjadikannya sebagai Theme Park yang harus didesain secara kreatif tanpa selalu harus dibatasi oleh desain yang telah ditentukan oleh arsitek. Pihak perusahaan ECI diberikan kesempatan untuk tetap memberikan alternatif desain yang dapat mendukung konsep jungle dengan memperhatikan fungsional dan estetika. Analisis tapak yang dilakukan perusahaan sangat mementingkan pada fungsi dan estetika yang akan dicapai, peluang untuk direalisasikan yang harus menyesuaikan dana yang dimiliki klien, serta mempertimbangkan pula keinginan dari klien dan keberlanjutan tapak agar tidak terjadi kerusakan lingkungan. Gambar 48 merupakan contoh analisis secara spasial. Analisis tapak dilakukan pada setiap area yang ada pada tapak seperti letak dan luas tapak, aksesibilitas, iklim, tata guna lahan, vegetasi, topografi dan hidrologi. Namun pada pelaksanaannya biasanya pihak perusahaan melakukan analisis pada aspek yang sangat berpengaruh pada desain tapak saja. Analisis yang dilakukan untuk menentukan area mana saja yang sebaiknya dijadikan green area/area yang akan menjadi pekerjaan arsitek lanskap yang ditentukan dengan cara diskusi antara pimpinan persusahaan, staf perusahaan, dan peserta magang. Selanjutnya dari hasil analisis untuk menentukan green area tersebut akan disarankan kepada klien. Hal tersebut tidak terlepas dari saran untuk merubah desain yang telah ditentukan oleh pihak arsitek. Analisis yang dilakukan perusahaan juga dilakukan secara umum dengan tetap memperhatikan karakteristik masing-masing area yang direncanakan memiliki konsep yang berbeda. Namun, setiap area memiliki keadaan aksisting yang relative sama yaitu gersang. Green area ditentukan dengan pertimbangan keinginan klien untuk menjadikan theme park memiliki kesan jungle, maka pihak perusahaan menyarankan agar green area mendominasi theme park secara keseluruhan. Senjutnya, untuk menentukan green area per spot dari masing-masing area pihak perusahaan sangat mempertimbangkan integrasi antar elemen pembentuk theme park secara keseluruhan. Green area ditetapkan harus ada secara merata dan mendominasi dari masing-masing areanya. Zona desain/green area pada masingmasing area dapat dilihat pada lampiran 4 sampai 11.
IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA
25 IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA 4.1 Sejarah Perusahaan PT. Envirospace Consultant Indonesia (ESCI) berdiri pada tahun 2005. Perusahaan ini merupakan cabang dari perusahaan Envirospace
Lebih terperinciKONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANTS INDONESIA
41 KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANTS INDONESIA Sejarah Perusahaan PT. Envirospace Consultants Indonesia (ESCI) merupakan cabang perusahaan dari Envirospace Consultants Pte. Ltd. yang berkedudukan
Lebih terperinciPEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG. Kelembagaan Perusahaan
116 PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG Kelembagaan Perusahaan PT. Envirospace Consultans Indonesia (ECI) merupakan sebuah konsultan yang bergerak dalam bidang arsitektur lanskap. Dalam melakukan proses manajemen,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang
3.1 Lokasi dan Waktu Magang III. METODOLOGI Kegiatan magang dilakukan di perusahaan AECOM Singapore Pte. Ltd, divisi Planning, Design, Development (PDD), tim Landscape Architecture (LA team). Perusahaan
Lebih terperinciGambar 65. Tipikal Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan
97 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Produk Perancangan Lanskap Pada setiap perancangan lanskap yang dihasilkan oleh BCI terdapat karakter dan keunikan tersendiri pada masing-masing proyek. Pada perancangan lanskap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 1 Peta Lokasi Magang (Sumber:
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Magang Kegiatan magang studi perancangan lanskap Green Permata Residence (GPR) ini dilaksanakan selama 3,5 bulan yang terhitung sejak tanggal 7 Februari 2012 hingga
Lebih terperinciMETODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Metode Magang
36 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di perusahaan PT. Envirospace Consultants Indonesia (ESCI) yang bertempat di Jl Bambu Apus Raya No.6 Sektor 7 Taman Yasmin, Bogor, Jawa Barat,
Lebih terperinciTabel 1. Jadwal Kegiatan Magang 2011 di PT. Tropica Greeneries JENIS KEGIATAN
13 Dalam pelaksanaannya, mahasiswa magang mengikuti sistem kerja sesuai dengan arahan dan peraturan yang berlaku di perusahaan. Berikut ini adalah jadwal kegiatan magang yang dilakukan mahasiswa yang dalam
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011).
16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Bandara Internasional SoekarnoHatta, Tangerang, Banten dengan lokasi yang berada pada Terminal 3 (Gambar 2). Waktu penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Agustus Oktober 2010, mencakup pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
33 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Studi ini dilakukan di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Secara administrasi pemerintahan Kota Padang Panjang terletak di Provinsi Sumatera
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Gambar 11. Peta Lokasi PT.Envirospace Consultant Indonesia (Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011)
17 III. METODOLOGI 3.1 Lokasi Magang Kegiatan magang dilakukan di perusahaan PT. Envirospace Consultant Indonesia (ESCI). Perusahaan ini bergerak di bidang pertamanan atau lanskap penyedia jasa konsultasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI JL.TERAPI PERUM. BUMI MENTENG ASRI. Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (googlemaps.com, serigama.
14 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Lokasi Magang Kegiatan magang dilakukan di kantor Konsultan Lanskap Oemardi_zain yang terletak di Perumahan Bumi Menteng Asri, Blok BE No. 2, Bogor Jawa Barat. Kantor ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perkembangan sektor industri pariwisata di dunia saat ini sangat pesat dan memberi kontribusi yang besar terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Lanskap
5 TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Lanskap berdasarkan Simonds (2006) merupakan suatu bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indra manusia, dimana setiap elemen lanskap
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM PERUSAHAAN
16 BAB IV KONDISI UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Oemardi_Zain Landscape Consultant (OZ) adalah sebuah perusahaan konsultan lanskap yang berdiri pada tahun 2004 di Bogor. Pendiri Oemardi_Zain atau sering disingkat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru,
Lebih terperinciGambar 2 Peta lokasi studi
15 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi Studi dilakukan di Kebun Anggrek yang terletak dalam areal Taman Kyai Langgeng (TKL) di Jalan Cempaka No 6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah,
Lebih terperinciProses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10
MK. DASAR DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi
Lebih terperinciBAB 4 PROSES MAGANG DI KONSULTAN LANSKAP OEMARDI_ZAIN
20 BAB 4 PROSES MAGANG DI KONSULTAN LANSKAP OEMARDI_ZAIN 4.1 Kondisi Umum Konsultan Lanskap Oemardi_zain Konsultan Lanskap Oemardi_zain didirikan tahun 2004 oleh Ir. Umar Zain beserta istrinya Ir. Dini
Lebih terperinciPerencanaan DESAIN/PERANCANGAN 16/09/2015. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006)
Perencanaan MK. DASAR-DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi
Lebih terperinci3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi
3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang
22 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di Oemardi_zain Landscape Consultant, yaitu sebuah studio konsultan lanskap yang berlokasi di Bumi Menteng Asri Blok BE No.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Terminal BaranangsiangJalan Raya Pajajaran, Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor, Jawa Barat (Gambar 9). Pemilihan lokasi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Proyek Taman Menteng Square, Jakarta Pusat
61 HASIL DAN PEMBAHASAN Proyek Taman Menteng Square, Jakarta Pusat Pengembang Proyek Menteng Square ini dikembangkan oleh PT. Bahama Development yang merupakan holding company dengan memfokuskan diri pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak
12 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi ini dilaksanakan pada wilayah pemakaman Tanah Kusir di jalan Bintaro Raya Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Tapak yang berada di sebelah timur Kali Pesanggrahan
Lebih terperinciBAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront
BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW Proses Perancangan Arsitektur 6 (PA6) merupakan obyek riset skripsi untuk pendidikan sarjana strata satu (S1) bagi mahasiswa peserta skripsi alur profesi. Pelaksanaan PA6
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Analisa Makro Lokasi Gedung : Bridging Campus Binus University Gambar 3.1 Lokasi Bridging Campus Sumber : google images Alamat : Jl. Alam Sutera Boulevard No. 1, Alam Sutera
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1. Sejarah dan Tujuan Perusahaan 4.2. Struktur Organisasi
23 IV. KONDISI UMUM 4.1. Sejarah dan Tujuan Perusahaan Oemardi_Zain Landscape Consultant ini didirikan pada tahun 2004. Pendiri konsultan ini adalah Ir. Umar Zain dan Ir. Dini Afrianti. Ir. Umar Zain sebagai
Lebih terperinciVI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET
42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA TAPAK
BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah
Lebih terperinciGambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi
BAB III METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Kegiatan studi dilakukan di Dukuh Karangkulon yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK
26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,
Lebih terperinciMETODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan
METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Kelapa Rapat (Klara) Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, dengan luas area ± 5.6 Ha (Gambar 2). Penelitian ini dilaksanakan selama 4
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan Februari 2011 hingga bulan Juni 2011 di Sentra Produksi Rambutan Gedongjetis, Tulung, Klaten (Gambar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Studi (Sumber: dan
BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Studi Studi ini dilakukan di Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah yang terletak di jalan Jambore No.4 Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur. Peta lokasi studi dapat
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Lokasi Magang (Sumber: metroterkini.com dan PT. RAPP)
14 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di PT. Riau Andalan Pulp and Paper (PT. RAPP) yaitu pada Departemen Research and Development (RDD). Perusahaan ini berlokasi di
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 4.1. Deskripsi Lokasi Perumahan Taman Nirwana terletak di pinggir kota Klaten. Untuk mencapai lokasi dapat dilalui dengan kendaraan bermotor sedang,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur proses pengadaan barang/jasa yang dibiayai oleh APBN/APBD.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi
Lebih terperinciBAB II TRUTHS. bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan bahwa arsitektur
BAB II TRUTHS Setelah menemukan adanya potensi pada kawasan perancangan, proses menemukan fakta tentang kawasan pun dilakukan. Ramussen (1964) dalam bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,
BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai
Lebih terperinciPERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A
PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A34203044 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON
Lebih terperinciVimala View Resort Condominium Bogor by Agung Podomoro Land
Resort Condominium Bogor by Agung Podomoro Land Resort Condominium adalah condominium mewah terbaru yang berada di pusat kawasan resort berkelas Vimala Hills Bogor. Didevelop oleh developer ternama Agung
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan penulis sebelumnya melihat peruntukan lahannya, sebelum merancang sebuah bangunan rancangan apa yang pantas pada tapak dengan
Lebih terperinci-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berlibur merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi bagi masyarakat urban pada saat ini guna melepas kejenuhan dari padatnya aktivitas perkotaan. Banyaknya
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan
Lebih terperinciUTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia termasuk dalam universitas yang bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Persaingan yang ketat di
Lebih terperinciBAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE
BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai
Lebih terperinciKAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung 1.2. LATAR BELAKANG Tanaman dapat memberikan keindahan, kenyamanan, dan berbagai fungsi lainnya
Lebih terperinciMALL DAN APARTMENT DI SEMARANG MALL AND APARTMENT IN SEMARANG
MALL DAN APARTMENT DI SEMARANG 1 Dyah Ayu Purbo Siwi 2 Yudi Nugraha 1 Universitas Gunadarma, dyahayups29@gmail.com 2 Universitas Gunadarma, ydnugra@staff.gunadarma.ac.id Abstrak Meningkatnya jumlah populasi
Lebih terperinciTINJAUAN PULO CANGKIR
BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting
BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A
PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN Oleh: Syahroji A34204015 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SYAHROJI. Perancangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Luas Tapak : Pusat Kebugaran dan Spa : Arsitektur Tropis : Jl. Gandul Raya, Krukut, Depok : Fiktif : ± 15.000 m² (1,5
Lebih terperinciBAB V ANALISIS SINTESIS
BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi
BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi (07.00) secara keseluruhan dalam kondisi nyaman.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang
Lebih terperinciPROSES DESAIN PENANAMAN THEME PARK SENTUL NIRWANA, BOGOR (Kegiatan Magang di PT. Envirospace Consultant Indonesia) FADIL MUJIB
PROSES DESAIN PENANAMAN THEME PARK SENTUL NIRWANA, BOGOR (Kegiatan Magang di PT. Envirospace Consultant Indonesia) FADIL MUJIB DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciVII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
46 VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 7.1. Perencanaan Alokasi Ruang Konsep ruang diterjemahkan ke tapak dalam ruang-ruang yang lebih sempit (Tabel 3). Kemudian, ruang-ruang tersebut dialokasikan ke dalam
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang kemudian disintesis. Sintesis diperoleh berdasarkan kesesuaian tema rancangan yaitu metafora
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA
BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Penjelasan konsep dibagi menjadi dua bagian yaitu: A. Konsep Tapak yang meliputi: a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi b. Sirkulasi e. Orientasi c. Lingkungan f. Skyline
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1. Konsep Dasar Konsep dasar yang melatarbelakangi perancangan stasiun tv TPI didasarkan pada empat isu utama, yaitu : Pembagian sirkulasi yang sederhana, jelas, dan efisien
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. permasalahan terkait dengan objek rancangan. Setelah itu akan dirangkum dalam
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Perancangan Bagian terpenting dalam merumuskan tahap-tahap metode yang terdiri dari rangkaian studi arsitektur, yang dilakukan secara runtut dan sistematis dimulai
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek
BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide perancangan Gua Lowo merupakan obyek wisata alam yang berada di pegunungan dengan dikelilingi hutan jati yang luas. Udara yang sejuk dengan aroma jati yang khas, serta
Lebih terperinciBAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG
BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG 3.1. Deskripsi LINC WAREHOUSE CIKARANG 3.1.1. Data Proyek Nama Proyek Lokasi Perencana Owner : LINC Warehouse Cikarang : Jababeka 7, Cikarang, Jawa
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,
Lebih terperinciBAB 1. Langkah Awal. Cuaca panas kota Medan di siang hari merupakan tantangan besar untuk
BAB 1 Langkah Awal Cuaca panas kota Medan di siang hari merupakan tantangan besar untuk penduduknya, bagaimana tidak dengan rata-rata suhu bisa mencapai 32 derajat celcius 5 dapat dibayangkan seberapa
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses
BAB III METODE PERANCANGAN Secara umum kajian perancangan dalam tugas ini, merupakan paparan dari langkah-langkah dalam proses merancang. Sedangkan analisis data dilakukan dengan metode berdasarkan logika,
Lebih terperinciMETODOLOGI. Tempat dan Waktu
METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Jalan Lingkar Kebun Raya Bogor. Tempat penelitian adalah di sepanjang koridor Jalan Lingkar Kebun Raya Bogor (Gambar 2). Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota identik dengan adanya bangunan-bangunan yang dibuat manusia. Bangunan perumahan, perkantoran, serta sarana umum dibangun demi kepentingan manusia (Nazaruddin,
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
Lebih terperinciANALISIS DAN SINTESIS
55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT
Lebih terperinciGedung Kantor LKPP BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jakarta mengalami permasalahan rumit sebagaimana halnya dialami kota-kota besar lainnya di dunia. Harus diakui betapa sulit menyediakan kebutuhan akan ruang untuk menunjang
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Pembahasan yang dikemukakan dalam bagian bab ini ditujukan untuk
BAB III METODE PERANCANGAN Pembahasan yang dikemukakan dalam bagian bab ini ditujukan untuk dijadikan metode serta acuan dasar perancangan arsitektur, baik secara umum maupun khusus terkait dengan rancangan
Lebih terperinciMETODOLOGI Waktu dan Tempat
41 METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan di base camp Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat (Gambar 15). Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Mei 2011 sampai dengan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas
42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilakukan pada tanggal 1 Juli 2010 hingga tanggal 20 Agustus 2010. Lokasi penelitian terletak di Padang Golf Sukarame. JL. H. Endro Suratmin
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA
BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA 3.1 TINJAUAN UMUM WILAYAH YOGYAKARTA 3.1.1 Kondisi Geografis dan Aministrasi Kota Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa dengan luas 32,50 km2. Kota
Lebih terperinciMETODOLOGI. Lokasi dan Waktu. Keterangan Jl. KH. Rd. Abdullah Bin Nuh. Jl. H. Soleh Iskandar
20 METODOLOGI dan Waktu Studi dilakukan di kawasan Jalan Lingkar Luar Kota Bogor, Jawa Barat dengan mengambil tapak di kawasan lanskap Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar. Kegiatan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di konsultan lanskap Oemardi_Zain (OZ) yang berlokasi di Perumahan Menteng Asri, Blok BE No. 2 Bogor Barat, Bogor, Jawa Barat
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten didirikan berdasarkan Keputusan Gubernur Banten No. 40 Tahun 2002, sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Provinsi
Lebih terperinciBAB II RUANG BAGI KEHIDUPAN
BAB II RUANG BAGI KEHIDUPAN Untuk memperoleh hasil pemrograman yang maksimal, proses analisa yang dilakukan sebaiknya bersumber pada data yang tersusun dengan sempurna. Data yang sudah terkumpul kemudian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian
BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di jalan bebas hambatan Tol Jagorawi dengan mengambil beberapa segmen jalan yang mewakili karakteristik lanskap jalan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Metode perancangan dalam seminar ini yaitu berupa penjelasan dari awal proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan obyek perancangan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN SAYEMBARA DESAIN PAPAN NAMA DAN PARKIR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LANCANG KUNING
KERANGKA ACUAN SAYEMBARA DESAIN PAPAN NAMA DAN PARKIR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LANCANG KUNING Page 1 LATAR BELAKANG Dalam rangka menuju terwujudnya visi Universitas Lancang Kuning sebagai Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Menurut Simond & Strake (2006), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Dalam suatu lanskap,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang a. Strategi/ Pendekatan Perancangan Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo dikarenakan masih kurangnya fasilitas seperti rest area yang berada di tol Jawa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang
12 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang Kegiatan magang berlangsung sekitar tiga bulan (Tabel 1) dimulai pada bulan Februari dan berakhir pada bulan Mei Tabel 1 Kegiatan dan Alokasi Waktu Magang Jenis Kegiatan
Lebih terperinci5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung
5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung
Lebih terperinciDAFTAR ISI. A. PENDAHULUAN 1. Gambaran Umum Ibukota Rumbia. 2. Gagasan pembangunan Kawasan MTQ.
PEMBUKA Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini memaparkan peraturan yang mengikat pihak pelaksana dan peserta Sayembara Desain Kawasan MTQ di Rumbia, Kabupaten Bombana. Peraturan tersebut telah mengikuti peraturan
Lebih terperinci