BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Studi (Sumber: dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Studi (Sumber: dan"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Studi Studi ini dilakukan di Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah yang terletak di jalan Jambore No.4 Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur. Peta lokasi studi dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Peta Lokasi Studi (Sumber: dan Studi dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yaitu tahap persiapan, invetarisasi data, analisis-sintesis, perencanaan, dan perancangan. Studi ini dilaksanakan pada bulan Juli 2009 hingga Desember 2009 dengan kegiatan meliputi persiapan, pengumpulan data dan informasi, pegolahan data, dan penyusunan skripsi hingga bulan Juli Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam studi ini adalah literatur-literatur terkait mengenai taman terapi yang diperoleh dari studi pustaka/desk study, data primer

2 18 maupun sekunder yang diperoleh dari pengamatan, serta wawancara dengan pihak terkait, dalam hal ini pihak yayasan, sekolah, dan terapis. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain theodolit, meteran, alat tulis, alat gambar, kamera, dan komputer beserta software pendukung seperti AutoCAD2006, CorelDRAW X3, Adobe Photoshop CS2, Google SketchUp, Microsoft Word 2007, dan Microsoft Excel Tahapan Studi Studi ini dilakukan melalui beberapa tahap. Tahapan-tahapan tersebut meliputi persiapan, inventarisasi data, analisis, sintesis, perencanaan, dan perancangan. Tahapan studi tersebut dijelaskan dalam Gambar 7. Berikut adalah proses-proses yang dilakukan dalam setiap tahapan studi Persiapan Pada tahap persiapan dilakukan proses administrasi dan perizinan serta desk study atau studi pustaka. Proses administrasi dan perizinan yang dilakukan meliputi pembuatan surat izin penelitian dan proses perizinan kepada pihak terkait. Sedangkan studi pustaka merupakan suatu tahap pengumpulan data sekunder yang meliputi pengumpulan berbagai literatur yang berisi studi mengenai taman terapi/penyembuhan (healing garden) yang pernah dilakukan sebelumnya serta yang terkait dengan topik penelitian. Desk study/studi pustaka ini dilakukan untuk mendapatkan rumusan taman terapi bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Studi pustaka tersebut meliputi review teori mengenai taman terapi/penyembuhan (healing garden), review taman terapi yang pernah dibuat serta perumusan kriteria desain taman terapi yang fungsional khususnya bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus. Literatur yang dikumpulkan terdiri dari buku, jurnal ilmiah, laporan penelitian, serta artikel baik dari media cetak ataupun internet Inventarisasi Pada tahap inventarisasi dilakukan pengumpulann data serta penghayatan pada tapak (feel of the land). Pengambilan data meliputi aspek fisik dan biofisik,

3 19 aspek terapi, dan aspek sosial. Data yang diperoleh dapat berupa data primer ataupun sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung yang dilakukan di tapak, seperti mengamati kondisi umum tapak, visual tapak, aksesibilitas, pemotretan, serta wawancara dengan pihak terkait, dalam hal ini pihak yayasan, sekolah, dan terapis. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur, baik dari buku, jurnal ilmiah, laporan penelitian, serta artikel baik dari media cetak ataupun internet yang berhubungan dan mendukung kegiatan penelitian. Data-data yang diperoleh dari tahap inventarisasi ini akan digunakan dalam tahap analisis untuk menentukan potensi dan kendala yang ada di dalam tapak. Inventarisasi data dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Observasi lapang, yaitu untuk mengetahui kondisi lapangan secara langsung yang meliputi kondisi fisik dan biofisik, karakter lanskap/tapak dan lingkungan sekitarnya, serta aktivitas yang dilakukan pengguna tapak. Data yang diperoleh dari observasi lapang ini berupa data primer yang dilengkapi pula dengan foto-foto penunjang tapak. b. Wawancara, yaitu untuk memperoleh data serta informasi dari pihak-pihak terkait yakni pihak sekolah dan terapis mengenai aspek lanskap/tapak, terapi, serta pengguna. Data yang diambil berupa program, aktivitas, dan fasilitas terapi yang terdapat pada tapak serta aspek pengguna tapak. c. Studi Pustaka, yaitu untuk mendapatkan data sekunder sebagai penunjang yang tidak didapatkan dari observasi lapang. Studi pustaka yang dilakukan meliputi review teori mengenai taman sebagai media terapi/penyembuhan (healing garden), review taman terapi yang pernah dibuat serta perumusan kriteria desain taman terapi yang fungsional khususnya bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus, definisi anak-anak berkebutuhan khusus serta berbagai jenis dan karakteristiknya, dan lain-lain. Studi pustaka diperoleh dari literatur berupa jurnal ilmiah, buku/textbook, artikel, dll baik dari media cetak maupun internet. Berikut ini adalah penjelasan serta rincian data yang akan diinventarisasi dalam bentuk tabel jenis, bentuk, dan sumber data.

4 20 Tabel 1. Jenis, Bentuk dan Sumber Data No. Jenis Data Interpretasi Data Sumber Data 1. Aspek Fisik dan Biofisik Lokasi tapak Letak, luas, dan batas tapak Observasi lapang, instansi terkait Tanah Jenis tanah Balai Penelitian Tanah Topografi dan kemiringan Kontur dan kemiringan lahan Observasi lapang Observasi lapang Iklim Curah hujan, suhu udara rata-rata Data Sekunder dan kelembaban relatif udara Hidrologi dan Kondisi hidrologi dan drainase, pola Observasi lapang drainase hidrologi dan drainase Vegetasi dan Jenis dan persebaran Observasi lapang satwa Kualitas tapak Visual (good view, bad view), audio Observasi lapang Aksesibilitas Jaringan jalan dan fasilitas, pola Observasi lapang dan sirkulasi sirkulasi Fasilitas Jenis, tata letak bangunan, fungsi, Observasi lapang, instansi terkait 2. Aspek Sosial Latar belakang Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah Wawancara Pengguna tapak Aktivitas dan intensitas pengguna tapak Observasi lapang, wawancara Observasi lapang, wawancara 3. Aspek Terapi Fasilitas terapi Observasi lapang, wawancara Program dan aktivitas terapi Observasi lapang, wawancara Deskripsi jenis data dan informasi yang terdapat pada Tabel 1 diuraikan sebagai berikut: Aspek Fisik dan Biofisik 1. Lokasi tapak. Data yang diambil mencakup letak, luas, dan batas tapak. Letak tapak diperoleh dari observasi lapang dan pencarian dari sumber sekunder seperti dari instansi terkait, internet dll. Luas dan batas tapak diperoleh melalui observasi lapang dengan cara pengukuran menggunakan theodolit yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahan menggunakan AutoCAD Land Development. Hasil yang akan diperoleh berupa peta dasar (basemap) tapak.

5 21 2. Tanah. Data yang diambil mencakup jenis tanah yang terdapat di lokasi tapak. Data ini berupa data sekunder yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanah (Balitan). Data jenis tanah yang diperoleh akan digunakan dalam proses analisis untuk menentukan kesesuaiannya dengan vegetasi. 3. Topografi dan kemiringan. Data yang diambil mencakup kontur dan kemiringan tanah pada tapak. Data tersebut diperoleh melalui observasi lapang dengan cara pengukuran menggunakan theodolit yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahan menggunakan AutoCAD Land Development. 4. Iklim. Data yang diambil mencakup curah hujan, suhu udara rata-rata, dan kelembaban relatif udara. Data iklim tersebut merupakan data sekunder yang akan digunakan untuk dalam proses analisis untuk menentukan tingkat kenyamanan pada tapak. 5. Hidrologi dan drainase. Data yang diambil mencakup kondisi dan pola hidrologi dan drainase yang terdapat pada tapak. Data tersebut diperoleh melalui observasi lapang di tapak. 6. Vegetasi dan satwa. Data yang diambil mencakup jenis dan persebaran vegetasi dan satwa. Pengambilan data dilakukan melalui observasi lapang di tapak. 7. Kualitas tapak. Data yang diambil mencakup kualitas yang terdapat pada tapak yaitu secara visual maupun audio. Kualitas tapak secara visual mencakup good view dan bad view yang ada di dalam atau di luar tapak. Sedangkan kualitas audio mencakup suara-suara yang terdapat di dalam atau di luar tapak yang dapat memberikan efek baik secara positif atau negatif bagi pengguna tapak. Data tersebut diperoleh melalui observasi lapang. 8. Aksesibilitas dan sirkulasi. Data yang diambil mencakup jaringan jalan dan fasilitas serta pola sirkulasi di dalam tapak. Data ini diperoleh melalui observasi lapang untuk mengetahui jalan keluar masuk lokasi tapak, fasilitasfasilitas yang ada di jalan tersebut, dan pola sirkulasi di dalam tapak baik sirkulasi kendaraan maupun manusia. 9. Fasilitas. Data yang diambil mencakup jenis-jenis, tata letak, dan fungsi fasilitas yang terdapat dalam tapak. Data tersebut diambil melalui observasi lapang serta data dari instansi terkait.

6 Aspek Sosial Dalam aspek sosial, data-data yang diinventarisasi mencakup latar belakang Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah, pengguna tapak, aktivitas serta intensitas pengguna di dalam tapak. Pengambilan data tersebut dilakukan melalui survey atau observasi lapang dan wawancara kepada pihak terkait. Data mengenai latar belakang Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah didapatkan dari wawancara kepada pihak terkait, dalam hal ini pihak yayasan selaku pendiri sekolah. Sedangkan data mengenai pengguna, aktivitas, dan intensitas pengguna tapak diperoleh dari observasi di lapang secara langsung Aspek Terapi Dalam aspek terapi, data-data yang diinventarisasi mencakup program, aktivitas, serta fasilitas terapi yang ada di dalam tapak. Pengambilan data tersebut dilakukan melalui observasi lapang dan wawancara pada pihak terkait, dalam hal ini terapis. Selain itu, dilakukan pula studi pustaka mengenai teori yang terkait dengan taman sebagai media terapi/penyembuhan (healing garden), kriteria desain fungsional taman terapi serta review taman terapi yang pernah dibuat khususnya bagi anak-anak berkebutuhan khusus, definisi anak-anak berkebutuhan khusus serta berbagai jenis dan karakteristiknya, dan lain-lain. Berikut ini adalah beberapa kriteria desain taman terapi yang diambil dari beberapa sumber. Tabel 2. *) Kriteria Desain Fungsional Taman Terapi Sumber/Literatur Clare Cooper Marcus and Marni Barnes (Healing Gardens: Therapeutic Benefits and Design Recommendation, 1999) Kriteria/Prinsip Desain 1. Menyediakan keragaman ruang 2. Meratanya elemen hijau 3. Mendorong latihan/gerak tubuh 4. Menyediakan pengalihan yang positif melalui elemen-elemen natural seperti tanaman, bunga, dan air 5. Meminimalisasi gangguan seperti kebisingan, asap, dan pencahayaan buatan 6. Meminimalisasi ambiguitas dengan menghindari desain yang abstrak

7 23 Tabel. 2 (lanjutan) Sumber/Literatur T. C. McDowell (The Sanctuary Garden, 1998 dalam Healing by Design: Healing Gardens and Therapeutic Landscapes) Clare Cooper Marcus (Gardens and Health) Bonnie B. Hebert (Design Guidelines of Therapeutic Garden for Autistic Children, 2003) Kriteria/Prinsip Desain 1. Pintu masuk yang mengundang pengunjung untuk masuk ke dalam taman 2. Elemen air dapat memberikan efek psikologis, spiritual, dan fisik 3. Penekanan pada fitur alami seperti penggunaan batu, kayu, pagar alami, screens, trelliss, angin, suara, dll 4. Penggunaan warna dan pencahayaan yang kreatif yang memberikan kenyamanan dan keindahan bagi pengunjung 5. Mengintegrasikan seni untuk memperkaya taman 6. Fitur taman menarik dan menyediakan habitat bagi satwa liar 1. Peluang untuk membuat pilihan, mencari privasi, dan memperoleh pengalaman 2. Peluang yang mendorong seseorang untuk berkumpul bersama dan merasakan dukungan sosial 3. Peluang untuk pergerakan dan latihan fisik 4. Berhubungan dengan alam 5. Dapat terlihat 6. Mudah diakses 7. Memiliki sense of security 8. Nyaman secara fisiologis 9. Tenang 10. Familiar 11. Desain tidak ambigu 1. Desain untuk keamanan, keselamatan, dan pengawasan 2. Menyediakan Corner of the World 3. Menciptakan variasi ruang yang khusus 4. Desain ruang untuk aktivitas sensori integrasi 5. Stimulasi aktivitas motorik kasar 6. Stimulasi kemampuan motorik halus 7. Menyediakan ruang bebas untuk manipulasi/kreasi 8. Menyediakan aktivitas untuk pengerahan tenaga 9. Desain ruang untuk terapi bermain 10. Menyediakan tanda-tanda visual untuk orientasi 11. Desain dengan kondisi pencahayaan spesial 12. Menyediakan pintu masuk yang aman dan terpelihara 13. Desain yang fleksibel 14. Desain mengakomodasi semua anak 15. Menyediakan fitur informasi 16. Memilih site furnitureyang tepat 17. Desain untuk interaksi dengan alam yang maksimal 18. Memilih tanaman yang tepat dan dapat menstimulasi 19. Menyediakan tempat penyimpanan yang memadai 20. Membuat hubungan yang kuat antara indoor dan outdoor 21. Desain tidak ambigu 22. Pemeliharaan mudah

8 24 Tabel. 2 (lanjutan) Sumber/Literatur Ismail Said (Garden as Restorative Environment for Hospitalised Children, 2008) Kriteria/Prinsip Desain 1. Ruangan/kamar rumah sakit berada pada satu level dengan taman untuk memudahkan aksesibilitas dan pengawasan perawat 2. Variasi alat-alat permainan 3. Vegetasi merupakan bagian dari komposisi taman yang berfungsi untuk membangkitkan kesan familiar dan mendatangkan satwa-satwa 4. Jalur sirkulasi yang memudahkan pasien untuk kembali ke kamar rumah sakit 5. Kondisi taman yang melindungi anak-anak dari gangguan luar 6. Pengalaman langsung dengan faktor-faktor iklim mikro yang mempengaruhi respon Analisis Pada tahap analisis, data-data yang diperoleh akan dikelompokkan menjadi potensi dan kendala tapak. Potensi merupakan segala sesuatu di dalam dan luar tapak yang bersifat positif dan menguntungkan bagi tapak dan penggunanya. Potensi yang terdapat pada sebuah tapak sebisa mungkin dikembangkan atau dipertahankan. Sedangkan kendala merupakan segala sesuatu yang terdapat di dalam dan luar tapak yang bersifat mengganggu dan menghambat pengguna tapak sehingga sebaiknya segera ditanggulangi. Potensi dan kendala tersebut dianalisis dan dikaitkan dengan aspek terapi. Program, aktivitas, serta fasilitas terapi yang terdapat di dalam tapak dianalisis berdasarkan kriteria desain taman terapi yang ideal dan fungsional yang telah didapatkan melalui studi pustaka. Tahap analisis ini kemudian akan menghasilkan hasil analisis mengenai kesesuaian program, aktivitas, serta fasilitas terapi yang sudah ada dengan kriteria desain taman terapi fungsionalnya Sintesis Hasil yang diperoleh dari tahap analisis kemudian dikembangkan secara lebih lanjut menjadi suatu konsep taman terapi yang dapat memberikan fungsifungsi terapi yang menyeluruh dan optimal bagi penggunanya. Segala potensi dan amenity yang terdapat pada tapak dimanfaatkan serta dikembangkan, sedangkan kendala dan danger signal dicari pemecahannya. Dari tahap sintesis ini akan dihasilkan zonasi tapak atau pembagian ruang pada tapak

9 Perencanaan Pada tahap ini dilakukan pengembangan konsep yang dibuat berdasarkan hasil sintesis yang telah dilakukan. Konsep tersebut terbagi ke dalam dua macam, yakni konsep dasar dan konsep pengembangan. Konsep dasar merupakan konsep yang dibuat dengan acuan berupa fungsi utama yang akan dikembangkan dalam tapak. Dalam penelitian ini, konsep dasarnya adalah berupa taman yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan kegiatan terapi bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus. Sedangkan konsep pengembangan merupakan konsep yang dikembangkan sebagai penunjang konsep utama, yang meliputi konsep sirkulasi dan vegetasi/tata hijau yang merupakan bagian dari lanskap secara keseluruhan. Pada tahap perencanaan ini, konsep dikembangkan secara lebih lanjut sehingga menghasilkan konsep ruang, konsep vegetasi, konsep sirkulasi, tata letak fasilitas, serta program dan aktivitas yang akan dilakukan pada tapak. Tahap ini akan menghasilkan rencana tapak (site plan), gambaran aktivitas pada tapak, jalur sirkulasi, penataan elemen lanskap baik hardscape maupun softscape, dll Perancangan Pada tahap ini dilakukan proses perancangan yang dimulai dengan pembuatan functional diagrams, yaitu merupakan penggambaran diagram konsep taman terapi (bubble diagrams) yang menggambarkan ruang-ruang, program dan aktivitas, dan fasilitas yang terdapat pada setiap ruang, serta hubungan antar ruang. Proses desain kemudian dilanjutkan dengan preliminary design, yang merupakan pengembangan dari diagram konsep taman terapi yang telah dibuat. Diagram konsep digunakan sebagai acuan dalam pembentukan ruang pada lanskap yang meliputi lantai, dinding, dan atap. Elemen lanskap berupa elemen lunak dan keras diterapkan pada rancangan. Selain itu, prinsip-prinsip desain yang meliputi balance, focalization, simplicity, rhythm, proportion, dan unity diterapkan dalam tahap ini. Tahap selanjutnya adalah final design yang merupakan penggambaran desain tapak secara mendetail yaitu rencana lanskap keseluruhan. Proses desain dilanjutkan dengan design development dimana pada tahap ini visualisasi desain digambarkan secara tiga dimensi dalam bentuk perspektif yang dilengkapi dengan gambar potongan. Pada tahap ini digambarkan

10 26 pula detail konstruksi elemen-elemen lanskap baik elemen lunak maupun elemen keras. Pada tahap perancangan, akan dihasilkan produk berupa grafis yang yang meliputi rencana tapak lengkap dengan render (site plan), dan design development (DD) yang meliputi gambar potongan, perspektif, planting plan, dan planting design, dan detail konstruksi. Desain taman terapi tersebut dibuat sesuai dengan tujuan dan konsep yang telah dikembangkan pada tahap perencanaan serta mempertimbangkan kriteria desain fungsional dan kapasitas desain bagi anakanak. Berikut ini adalah penjabaran grafis yang akan dihasilkan: Functional Diagram Gambar konsep (Bubble diagram) Merupakan suatu gambar yang menjabarkan ruang-ruang, program dan aktifitas, dan fasilitas yang terdapat pada setiap ruang, serta hubungan antar ruang yang mengacu pada konsep dasar yang telah dibuat yaitu sebagai taman terapi. Gambar konsep ini digambarkan secara sederhana dalam bentuk bubble Final Design Gambar rencana tapak (Site plan) Merupakan penggambaran desain tapak secara lebih mendetail yang disebut dengan site plan atau rencana lanskap. Pada final design ini rencana lanskap digambarkan secara lebih lengkap dan mendetail meliputi keseluruhan tapak Design Development Gambar potongan Merupakan visualisasi desain secara dua dimensi yang menggambarkan potongan dari elemen atau bentang lanskap. Gambar perspektif Merupakan visualisasi desain secara tiga dimensi yang menggambarkan baik tapak secara keseluruhan maupun area-area tertentu. Gambar rencana penanaman (Planting plan)

11 27 Merupakan suatu gambar yang menjabarkan rencana penanaman pada tapak. Gambar rencana penanaman ini meliputi titik penanaman vegetasi pada tapak, jenis dan jumlahnya. Gambar desain penanaman (Planting design) Merupakan suatu gambar yang menjabarkan desain penanaman berbagai vegetasi yang terdapat di dalam tapak. Dalam gambar desain penanaman ini digambarkan pula konstruksi penanaman vegetasi, lubang tanam, ukuran bola akar, dan media penanaman yang digunakan. Gambar detail konstruksi Merupakan suatu gambar yang menggambarkan detail konstruksi setiap elemen-elemen lanskap yang terdapat di dalam tapak baik elemen lunak maupun elemen keras. 3.4 Batasan Studi Batasan studi ini adalah perancangan dengan gambar detail yang meliputi gambar tampak, potongan, perspektif, planting plan, planting design, dan detail konstruksi. Perancangan taman terapi ini dilakukan di salah satu spot/area yang terdapat di dalam kompleks Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah yang telah ditentukan oleh pihak sekolah.

12 28 PERANCANGAN TAMAN TERAPI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Persiapan Administrasi dan Perizinan Desk Study (Kriteria Desain Fungsional) Inventarisasi ASPEK TERAPI ASPEK FISIK DAN BIOFISIK ASPEK SOSIAL Analisis-Sintesis PROGRAM DAN AKTIvITAS TERAPI Kriteria Desain Fungsional * Desk study/ studi pustaka Konsultasi & konfirmasi dengan terapis Terapi Dalam Ruang: Terapi Fisio (Physiotherapy) Terapi Okupasi dan Sensori Integrasi Terapi Wicara Terapi Okupresur Terapi Luar Ruang: Terapi Hidro Konsep KONSEP TAMAN TERAPI Konsep Ruang Terapi Konsep Sirkulasi Konsep Vegetasi Konsep Aktivitas Konsep Fasilitas Perencanaan & Perancangan Site plan Taman Terapi untuk anak-anak berkebutuhan khusus DD (Design Development) Potongan Perspektif Planting plan Planting design Detail konstruksi Gambar 7 Tahapan Studi

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Agustus Oktober 2010, mencakup pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 33 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Studi ini dilakukan di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Secara administrasi pemerintahan Kota Padang Panjang terletak di Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB V ANALISIS SINTESIS BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Hospital. Tapak berupa

BAB III METODOLOGI. Hospital. Tapak berupa BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan pusat kota atau Central Business District (CBD) Bandung, Jawaa Barat, tepatnya di Santosa Bandung International Hospital.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: dan Googlemaps, 2009) Peta Kota Bandung Tanpa Skala.

BAB III METODOLOGI. Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian (Sumber:  dan Googlemaps, 2009) Peta Kota Bandung Tanpa Skala. 13 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Studi Penelitian ini dilakukan di Taman Cilaki Atas (TCA), Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat (Gambar 2). Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu 3. 2 Alat dan Bahan 3. 3 Metode dan Pendekatan Perancangan 3. 4 Proses Perancangan

BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu 3. 2 Alat dan Bahan 3. 3 Metode dan Pendekatan Perancangan 3. 4 Proses Perancangan BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di areal kompleks perguruan tinggi ISI Yogyakarta, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Pelaksanaan penelitian dimulai bulan Januari 2008.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi

BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi 10 BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi Penelitian mengenai perencanaan lanskap ini dilakukan di kawasan bersejarah Komplek Candi Gedong Songo,, Kecamatan Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah. Peta,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Studi mengenai Perencanaan Jalur Hijau Jalan sebagai Identitas Kota Banjarnegara dilakukan di jalan utama Kota Banjarnegara yang terdiri dari empat segmen,

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta lokasi studi

Gambar 2 Peta lokasi studi 15 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi Studi dilakukan di Kebun Anggrek yang terletak dalam areal Taman Kyai Langgeng (TKL) di Jalan Cempaka No 6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah,

Lebih terperinci

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Kelapa Rapat (Klara) Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, dengan luas area ± 5.6 Ha (Gambar 2). Penelitian ini dilaksanakan selama 4

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu. Keterangan Jl. KH. Rd. Abdullah Bin Nuh. Jl. H. Soleh Iskandar

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu. Keterangan Jl. KH. Rd. Abdullah Bin Nuh. Jl. H. Soleh Iskandar 20 METODOLOGI dan Waktu Studi dilakukan di kawasan Jalan Lingkar Luar Kota Bogor, Jawa Barat dengan mengambil tapak di kawasan lanskap Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar. Kegiatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011).

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011). 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Bandara Internasional SoekarnoHatta, Tangerang, Banten dengan lokasi yang berada pada Terminal 3 (Gambar 2). Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan Februari 2011 hingga bulan Juni 2011 di Sentra Produksi Rambutan Gedongjetis, Tulung, Klaten (Gambar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak

BAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak 12 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi ini dilaksanakan pada wilayah pemakaman Tanah Kusir di jalan Bintaro Raya Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Tapak yang berada di sebelah timur Kali Pesanggrahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru,

Lebih terperinci

METODOLOGI. Tempat dan Waktu

METODOLOGI. Tempat dan Waktu METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Jalan Lingkar Kebun Raya Bogor. Tempat penelitian adalah di sepanjang koridor Jalan Lingkar Kebun Raya Bogor (Gambar 2). Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 12 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III BAHAN DAN METODE Penelitian di lapang berlangsung dari April 2011 sampai Juni 2011. Kegiatan penelitian ini berlokasi di Kawasan Industri Karawang International

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi BAB III METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Kegiatan studi dilakukan di Dukuh Karangkulon yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hubungan Manusia dengan Alam dalam Konteks Kesehatan Sehat alami adalah sehat rohani dan jasmani yang diupayakan sendiri secara alami. Tentu saja hal ini sudah dilakukan sejak

Lebih terperinci

METODOLOGI Waktu dan Tempat

METODOLOGI Waktu dan Tempat 41 METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan di base camp Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat (Gambar 15). Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Mei 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP 6.1 Konsep Umum

BAB VI KONSEP 6.1 Konsep Umum BAB VI KONSEP 6.1 Konsep Umum Perancangan taman terapi di Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah ini terutama diperuntukkan bagi anak berkebutuhan khusus. Tapak akan dikembangkan menjadi taman yang dapat memberikan

Lebih terperinci

METODOLOGI. Gambar 6 Peta lokasi penelitian. Sumber: www. wikimapia.com 2010 dan BB Litbang Sumber Daya Lahan, 2008.

METODOLOGI. Gambar 6 Peta lokasi penelitian. Sumber: www. wikimapia.com 2010 dan BB Litbang Sumber Daya Lahan, 2008. METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian berlokasi di Yayasan Pengembangan Insan Pertanian Indonesia (YAPIPI) yang secara administratif berlokasi di Kp. Bojongsari RT 03 RW 05 Kecamatan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan

IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tapak secara geografis terletak di 3 o 16 32-3 o 22 43 Lintang Selatan dan 114 o 3 02 114 o 35 24 Bujur Timur administratif termasuk ke dalam Kelurahan Kertak

Lebih terperinci

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian. III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea Bogor, Propinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian terlihat pada Gambar 2. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA 14 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian inii dilakukan di Sentul City yang terletak di Kecamatan Babakan Madang dan Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Gambar

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data,

BAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data, BAB III METODE PERANCANGAN Merancang Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Wanita diperlukan suatu metode yang sistematis. Perancangan ini diawali dengan identifikasi sebuah masalah yang akan dipecahkan dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMAHAMAN DAN ANALISIS LAHAN

BAB IV PEMAHAMAN DAN ANALISIS LAHAN BAB IV PEMAHAMAN DAN ANALISIS LAHAN (Analisis Contur)... 15 4.1 PENDAHULUAN... 15 4.1.1 Deskripsi Singkat... 15 4.1.2 Manfaat... 15 4.1.3 Learning Outcomes... 15 4.2 URAIAN MATERI... 15 4.2.1 Peta Kontur...

Lebih terperinci

METODOLOGI. Peta Jawa Barat. Peta Purwakarta Peta Grama Tirta Jatiluhur. Gambar 2. Peta lokasi penelitian, Kawasan Wisata Grama Tirta Jatiluhur

METODOLOGI. Peta Jawa Barat. Peta Purwakarta Peta Grama Tirta Jatiluhur. Gambar 2. Peta lokasi penelitian, Kawasan Wisata Grama Tirta Jatiluhur 16 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kawasan Grama Tirta Jatiluhur, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Propinsi Jawa Barat (Gambar 2 dan 3). Penelitian berlangsung

Lebih terperinci

METODOLOGI. Gambar 2. Peta orientasi lokasi penelitian (Sumber: diolah dari google)

METODOLOGI. Gambar 2. Peta orientasi lokasi penelitian (Sumber: diolah dari google) METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai perencanaan lanskap agrowisata berkelanjutan ini dilakukan di Desa Sukaharja dan Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta Timur, Kota Jakarta, Propinsi DKI Jakarta dengan sampel tujuh Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dan lokasi

Lebih terperinci

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perkampungan Portugis Kampung Tugu Jakarta Utara Lanskap Sejarah Aspek Wisata Kondisi Lanskap: - Kondisi fisik alami - Pola Pemukiman - Elemen bersejarah - Pola RTH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan BAB III METODE PERANCANGAN Sebuah Perancangan Pusat Rehabiltasi Pengguna Narkoba membutuhkan sebuah metode agar ide sebuah perancangan dapat diaplikasikan dengan baik. Berbagai sumber yang didapatkan akan

Lebih terperinci

Proses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10

Proses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10 MK. DASAR DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan. BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

Lebih terperinci

Tabel 1. Alat yang Digunakan pada Penelitian

Tabel 1. Alat yang Digunakan pada Penelitian 20 BAB III ME ETODOLOG GI 3 Lokasi dan 3.1 d Waktu Penelitian Sentuul City meruupakan kawaasan permukkiman di sebbelah timur kota k Bogor, d termasuuk wilayah Kabupaten Bogor. Senntul City terrletak pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu 15 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Situ Gintung, Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten (Gambar 1). Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Rancangan Ide rancangan Terminal Penumpang Pelabuhan di Paciran Lamongan ini merupakan fasilitas penyedia jasa layanan publik yang mampu menampung kegiatan berkumpulnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Peta Lokasi Magang (Sumber:

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Peta Lokasi Magang (Sumber: BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Magang Kegiatan magang studi perancangan lanskap Green Permata Residence (GPR) ini dilaksanakan selama 3,5 bulan yang terhitung sejak tanggal 7 Februari 2012 hingga

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan diperoleh dari permasalahan terhadap usaha mebel di Kota Pasuruan yang kurang mendapatkan tempat atau

Lebih terperinci

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia termasuk dalam universitas yang bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Persaingan yang ketat di

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang Sea World Lamongan. Terdapat Identifikasikan permasalahan yang menjadi dasar utama perancangan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Perencanaan DESAIN/PERANCANGAN 16/09/2015. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006)

Perencanaan DESAIN/PERANCANGAN 16/09/2015. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) Perencanaan MK. DASAR-DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

III METODOLOGI. Desa Ketep. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian. Tanpa Skala

III METODOLOGI. Desa Ketep. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian. Tanpa Skala 14 III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian berada di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan yang merupakan bagian dari Kawasan Agropolitan Merapi Merbabu, Kabupaten Magelang, Provinsi

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta)

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta) BAB III METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai lanskap kawasan ekowisata karst ini dilakukan di Lembah Mulo, Desa Mulo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Dalam bab ini menjelaskan tentang Metode penjabaran deskriptif tentang alur dalam proses perancangan. Alur tersebut meliputi penjabaran dari latar belakang atau ide perancangan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di BAB 3 METODA PERANCANGAN Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di kawasan Pantai Panjang Kota Bengkulu ini secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut: 3.1 Ide Perancangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di kawasan Kampung Setu Babakan-Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa-Kotamadya Jakarta Selatan (Gambar 6), dengan luas kawasan ± 165 ha, meliputi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Beji sebagai pusat Kota Depok, Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Penelitian

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Khusus Bedah merupakan sebuah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan

Lebih terperinci

Gambar 1 Lokasi penelitian (Sumber: Wikimapia.org)

Gambar 1 Lokasi penelitian (Sumber: Wikimapia.org) 10 III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ini bertempat di sebidang lahan pertanian di Desa Krajan, Kelurahan Pangulah Utara dan Selatan, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Gambar

Lebih terperinci

TAHAPAN KEGIATAN ARL PERSIAPAN PENGUMPULAN DATA & INFORMASI ANALISIS TAPAK/LANSKAP SINTESIS PERENCANAAN TAPAK/LANSKAP

TAHAPAN KEGIATAN ARL PERSIAPAN PENGUMPULAN DATA & INFORMASI ANALISIS TAPAK/LANSKAP SINTESIS PERENCANAAN TAPAK/LANSKAP TAHAPAN KEGIATAN ARL ARL 200 Departemen Arsitektur Lanskap PERSIAPAN PENGUMPULAN DATA & INFORMASI /LANSKAP SINTESIS PERENCANAAN TAPAK/LANSKAP PERANCANGAN/DESAIN TAPAK/LANSKAP Proses memahami kualitas &

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu

METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu 19 METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu Lokasi penelitian adalah Kelurahan Lenteng Agung RW 08. Waktu sejak pelaksanaan studi hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 10 bulan (Maret 2011- Januari

Lebih terperinci

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK HANDOUT PERKULIAHAN MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU PROF. Dr. H. MAMAN HILMAN, MPd, MT. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

Lebih terperinci

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode BAB III Metode Perancangan Merancang Taman Rekreasi dan Wisata Kuliner di Madiun merupakan hal yang sangat diperlukan. Karena di kota Madiun sendiri masih kurang mempunyai sarana atau tempat untuk refreshing.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR. I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat Kerangka Pikir.

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR. I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat Kerangka Pikir. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR i ii I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Tujuan.. 2 1.3 Manfaat 2 1.4 Kerangka Pikir. 3 II TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1 Kota Berkelanjutan.. 4 2.2 Ruang Terbuka

Lebih terperinci

ARSITEKTUR LANSKAP ANALISIS TAPAK TAHAPAN KEGIATAN ARL 9/7/2014 ARL 200. Departemen Arsitektur Lanskap CONTOH ANALISIS TAPAK

ARSITEKTUR LANSKAP ANALISIS TAPAK TAHAPAN KEGIATAN ARL 9/7/2014 ARL 200. Departemen Arsitektur Lanskap CONTOH ANALISIS TAPAK TAHAPAN KEGIATAN ARL ARSITEKTUR LANSKAP ARL 200 PERSIAPAN PENGUMPULAN DATA & INFORMASI ANALISIS TAPAK/LANSKAP SINTESIS PERENCANAAN TAPAK/LANSKAP Departemen Arsitektur Lanskap PERANCANGAN/DESAIN TAPAK/LANSKAP

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

Subdivisi Arsitektur Lanskap. Redinuka Ashil Karamah. Sempervivum tectorum

Subdivisi Arsitektur Lanskap. Redinuka Ashil Karamah. Sempervivum tectorum Subdivisi Arsitektur Lanskap Redinuka Ashil Karamah Sempervivum tectorum Review: Love Your Garden Season 6 Episode 2 TUJUAN Mempelajari perancangan taman Mempelajari konsep taman dengan salah satu gaya/tema

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,

Lebih terperinci

Gambar 1 Lokasi penelitian.

Gambar 1 Lokasi penelitian. 7 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Perencanaan tapak ini dilaksanakan di KHDTK Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Gambar 1). Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2012. Gambar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Lanskap Menurut Marsh (2005) perencanaan lanskap perkotaan merupakan cakupan besar yang fokus terhadap seluruh area metropolitan. Kebanyakan aktivitas dalam merencana

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014. Lokasi penelitian adalah di kawasan hutan mangrove pada lahan seluas 97 ha, di Pantai Sari Ringgung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taman Kota Taman kota merupakan salah satu bentuk ruang terbuka hijau yang terletak di kota dan banyak digunakan oleh masyarakat sebagai tempat aktivitas sosial. Secara umum,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SINTESIS

ANALISIS DAN SINTESIS 55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH... i ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR DIAGRAM... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode perancangan Metode merupakan sebuah strategi atau cara yang dapat mempermudah dalam mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga dalam proses perancangan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Terminal BaranangsiangJalan Raya Pajajaran, Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor, Jawa Barat (Gambar 9). Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... CATATAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. ABSTRAK. i ii iii iv v vii x xiii xv BAB I PENDAHULUAN..

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang 12 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang Kegiatan magang berlangsung sekitar tiga bulan (Tabel 1) dimulai pada bulan Februari dan berakhir pada bulan Mei Tabel 1 Kegiatan dan Alokasi Waktu Magang Jenis Kegiatan

Lebih terperinci

Gambar 2. Lokasi Studi

Gambar 2. Lokasi Studi 17 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi Studi Studi ini berlokasi di Kawasan Sungai Kelayan di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Sungai Kelayan terletak di Kecamatan Banjarmasin Selatan (Gambar 2).

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilakukan pada tanggal 1 Juli 2010 hingga tanggal 20 Agustus 2010. Lokasi penelitian terletak di Padang Golf Sukarame. JL. H. Endro Suratmin

Lebih terperinci

METODOLOGI. Peta Kabupaten Bogor (http://students.ukdw.ac.id, 2010) Peta Bukit Golf Hijau (Sentul City, 2009)

METODOLOGI. Peta Kabupaten Bogor (http://students.ukdw.ac.id, 2010) Peta Bukit Golf Hijau (Sentul City, 2009) 19 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di cluster Bukit Golf Hijau yang berada di dalam Sentul. Sentul terletak di Kecamatan Babakan Madang dan Kecamatan Sukaraja Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI JL.TERAPI PERUM. BUMI MENTENG ASRI. Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (googlemaps.com, serigama.

BAB 3 METODOLOGI JL.TERAPI PERUM. BUMI MENTENG ASRI. Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (googlemaps.com, serigama. 14 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Lokasi Magang Kegiatan magang dilakukan di kantor Konsultan Lanskap Oemardi_zain yang terletak di Perumahan Bumi Menteng Asri, Blok BE No. 2, Bogor Jawa Barat. Kantor ini merupakan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA

IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA 25 IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA 4.1 Sejarah Perusahaan PT. Envirospace Consultant Indonesia (ESCI) berdiri pada tahun 2005. Perusahaan ini merupakan cabang dari perusahaan Envirospace

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT lingkungan yang mampu menyembuhkan SUASANA Menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam terutama pada area yang difokuskan untuk kesembuhan pasien.

Lebih terperinci

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram...

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram... DAFTAR ISI Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 8 Peta Lokasi Penelitian (Sumber:

BAB III METODOLOGI. Gambar 8 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: 13 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Studi Lokasi penelitian ini berada pada CBD Sentul City, yang terletak di Desa Babakan Maday, Kecamatan Citeuruep, Kabupaten DT II Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Lokasi yang dijadikan fokus penelitian berlokasi di TWA Cimanggu Sesuai administrasi pemangkuan kawasan konservasi, TWA Cimanggu termasuk wilayah kerja Seksi Konservasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Proses merancang membutuhkan suatu metode atau runtutan langkah-langkah kerja untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan idenya. Metode dalam merancang Balai Penelitian Infrastruktur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang kemudian disintesis. Sintesis diperoleh berdasarkan kesesuaian tema rancangan yaitu metafora

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Taman Wisata Budaya dan Seni Madura. Hal ini merupakan rincian dari langkahlangkah

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Taman Wisata Budaya dan Seni Madura. Hal ini merupakan rincian dari langkahlangkah BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Metode Perancangan Secara Umum Pada kajian bab ini membahas tentang bagaimana tata cara objek perancangan Taman Wisata Budaya dan Seni Madura. Hal ini merupakan rincian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM... i ii iv v viii xiv xix xx BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

Site Site planning Site condition

Site Site planning Site condition ANALISIS TAPAK pengertian Site adalah suatu wilayah/bentang tempat suatu fasilitas/fungsi/bangunan akan dibangun. Site planning adalah suatu proses perencanaan tapak/site untuk mengolah tapak/bentang dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and BAB 3 METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and Exhibition Center di Kota Batu ini menggunakan penelitian dengan metode analisis dan sintesis. Metode tersebut

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 9 METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Situs Ratu Boko, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya berjarak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 ANALISIS LOKASI TAPAK BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Dalam perancangan arsitektur, analisis tapak merupakan tahap penilaian atau evaluasi mulai dari kondisi fisik, kondisi non fisik hingga standart peraturan

Lebih terperinci

Gambar 65. Tipikal Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan

Gambar 65. Tipikal Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan 97 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Produk Perancangan Lanskap Pada setiap perancangan lanskap yang dihasilkan oleh BCI terdapat karakter dan keunikan tersendiri pada masing-masing proyek. Pada perancangan lanskap

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG

DAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG v DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL TUGAS AKHIR... PENGESAHAN... PERNYATAAN... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR DIAGRAM... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode Survey Deskriptif Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey deskriptif. Metode survey deskriptif merupakan metode untuk

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Stasiun Gandus, Kota palembang, Sumatera Selatan yang merupakan bagian lintas layanan Palembang Betung Jambi. Peta lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Sekolah Luar Biasa : Autisme Boyolali Alam Taman Terapi :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Sekolah Luar Biasa : Autisme Boyolali Alam Taman Terapi : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Sekolah Luar Biasa :Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah sekolah khusus bagi anak usia sekolah yang memiliki kebutuhan khusus. (http://repository.usu.ac.id, diakses 27

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAMAN TERAPI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM DAN SAINS AL-JANNAH, CIPAYUNG, JAKARTA TIMUR NURINA WIDYAYU ARFIANTI

PERANCANGAN TAMAN TERAPI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM DAN SAINS AL-JANNAH, CIPAYUNG, JAKARTA TIMUR NURINA WIDYAYU ARFIANTI PERANCANGAN TAMAN TERAPI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM DAN SAINS AL-JANNAH, CIPAYUNG, JAKARTA TIMUR NURINA WIDYAYU ARFIANTI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode Perancangan merupakan merupakan tahapan-tahapan kerja atau

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode Perancangan merupakan merupakan tahapan-tahapan kerja atau BAB III METODE PERANCANGAN Metode Perancangan merupakan merupakan tahapan-tahapan kerja atau perancangan yang digunakan untuk merancang suatu objek rancangan. Dalam melakukan perancangan, metode perancangan

Lebih terperinci