BAB V HASIL PENGAMATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL PENGAMATAN"

Transkripsi

1 BAB V HASIL PENGAMATAN 5.1 Pengaruh Berbagai Perlakuan terhadap Pigmen Tanaman A. Pengaruh cara Pemasakan terhadap Klorofil Bahan : Bayam Sebelum Pemanasan Setelah Pemanasan Pengamatan Panci Terbuka Panci Tertutup Panci Terbuka Panci Tertutup Warna Hijau muda (+) Hijau tua (++) Hijau Tua (++++) Hijau Tua (+++) ph Tekstur Keras (++++) Keras (++++) Lunak (+) Lunak (+) B. Pengaruh Asam, Basa, dan Logam pada Pigmen dan Sifat Fisik Bahan Sampel : Wortel Perlakuan Sebelum Pemanasan Setelah Pemanasan Warna ph Tekstur Warna ph Tekstur FeCl 2 Orange(+++++) Keras (+++++) 5.2 Keras MgCl 2 Orange(+++++) Keras (+++++) 6.1 Keras CaCl 2 Orange(+++++) Keras (+++++) 5.1 Keras NaHCO 3 Orange(+++++) 5.3 Keras (+++++) 7.8 Keras As. Cuka Orange(+++++) Keras (+++++) 2.7 Keras 25% Aquades Orange(+++++) Keras (+++++) 5.9 Keras Sampel : Nenas Perlakuan Sebelum Pemanasan Setelah Pemanasan Warna ph Tekstur Warna ph Tekstur FeCl 2 Kuning cerah Keras Kuning gelap 3.5 Lunak MgCl 2 Kuning cerah Keras Kuning gelap 3.5 Lunak CaCl 2 Kuning cerah Keras Kuning gelap 3.5 Lunak NaHCO 3 Kuning cerah 3.9 Keras Kuning gelap 3.5 Lunak As. Cuka Kuning cerah Keras Kuning gelap 3.5 Lunak 25% Aquades Kuning cerah Keras Kuning gelap 3.5 Lunak

2 Sampel : Pepaya Perlakuan Sebelum Pemanasan Setelah Pemanasan Warna ph Tekstur Warna ph Tekstur FeCl 2 Orange muda Lunak 6.0 MgCl 2 Orange muda Lunak 3.7 CaCl 2 Orange muda Lunak 6.3 NaHCO 3 Orange muda 5.3 Lunak 2.1 As. Cuka Orange muda Lunak % Aquades Orange muda Lunak 4.9 Sampel : Buncis Perlakuan Sebelum Pemanasan Setelah Pemanasan Warna ph Tekstur Warna ph Tekstur FeCl 2 Hijau (++++) Keras Hijau kuning Lunak MgCl 2 Hijau (++++) Keras Hijau kuning Lunak CaCl 2 Hijau (++++) Keras Hijau kuning Lunak NaHCO 3 Hijau (++++) 5.4 Keras Hijau kuning 5.6 Lunak As. Cuka Hijau (++++) Keras Hijau kuning Lunak 25% Aquades Hijau (++++) Keras Hijau kuning Lunak Sampel : Terong Perlakuan Sebelum Pemanasan Setelah Pemanasan Warna ph Tekstur Warna ph Tekstur FeCl 2 Putih Kehijauan Keras (++++) 4.9 Keras MgCl 2 Putih Kehijauan Keras (++) 4.3 (+++) CaCl 2 Putih Kehijauan Keras (+++++) 4.5 (+++++) NaHCO 3 Putih Kehijauan 5.0 Keras Hijau tua 6.5 (+) As. Cuka Putih Kehijauan Keras (+) 3.1 (++) 25% Aquades Putih Kehijauan Keras Putih coklat 4.2 (+++) Sampel : Bawang Merah Perlakuan Sebelum Pemanasan Setelah Pemanasan Warna ph Tekstur Warna ph Tekstur FeCl 2 Ungu keputihan Keras Putih 4.2 (++) MgCl 2 Ungu keputihan Keras Putih 4.8 (++) CaCl 2 Ungu keputihan Keras Putih 3.5 (+++) NaHCO 3 Ungu keputihan 5.1 Keras Hijau 7.1 (+) As. Cuka Ungu keputihan Keras Ungu putih 2.7 (++) 25% Aquades Ungu keputihan Keras Putih coklat 5.5 (+++)

3 5.2 Pengawetan Warna Daging dan Pemeriksaan Kesegaran A. Perubahan Warna Daging Kelompok Kontrol Setelah Pemanasan 9 (d.s) Merah pucat Coklat muda (d.j) 10 (d.s) Merah pucat Coklat muda (d.j) 11 (d.s) Merah pucat Coklat muda (d.j) 12(d.s) (d.j) Merah pucat Coklat muda B. Uji Kesegaran Sampel : Daging Kelompok Uji Amoniak Uji H 2 S 9 Tidak berasap Tidak ada bercak 10 Tidak berasap Tidak ada bercak, tidak berasap 11 Tidak berasap Tidak ada warna hitam 12 Tidak berasap Tidak ada bercak, tidak berasap C. Pengawetan Warna Daging Awal : Merah Kel 15 (Sebelum Pemanasan) I II III IV 9 Merah muda Merah muda Pucat Merah muda hampir pucat hampir pucat 10 Merah muda (++++++) Gelembung (++) Merah pucat (++) Merah Pucat (+++) Merah Pucat (++++)

4 11 12 Abu-abu (+) Merah daging Abu-abu (++) Merah daging merah (++) merah Kel 5 (Setelah Pemanasan) I II III IV 9 Kuning (++) Gelembung Pucat Gelembung (-) Pucat Gelembung (-) Pucat Gelembung (-) (++) 10 Merah muda (++++) Gelembung (+) Merah pucat (+) Gelembung (-) Kekuningan Buih (+++) Merah pucat (+++) Gelembung (-) Merah daging (++) Air kuning (++) Merah daging (+) Air kuning (++) Merah daging (+) Air kuning (++++) Abu-abu pucat Air Kuning (+)

5 BAB VI PEMBAHASAN Kualitas sayur dan buah ditentukan antara lain oleh pigmen. Pigmen merupakan suatu zat yang dapat menentukan derajat kematangan atau kesegaran, indikator baik atau tidaknya proses pengolahan, mempengaruhi persepsi terhadap flavour, dan juga dapat memberikan nilai gizi seperti karotenoida. Pigmen sayur dan buah dapat mengalami perubahan karena berbagai perlakuan yang diberikan dalam proses pengolahan suatu bahan pangan atau penambahan zat kimia lain. Pada praktikum ini dilakukan pengamatan terhadap perubahan pigmen pada beberapa jenis sayur dan buah sebagai akibat dari berbagai perlakuan, yakni dengan pemasakan dan dengan perendaman dalam larutan asam, basa dan garam. Perubahan yang terjadi pada pigmen yang terkandung di dalam bahan pangan dan diberikan beberapa perlakuan khusus, dikarenakan sifat pigmen yang mudah terpengaruh oleh perlakuan tertentu seperti pemberian perlakuan panas dan penambahan asam, basa, dan logam. Perubahan yang terjadi dapat menguntungkan dapat pula merugikan. Dalam praktikum ini membahas mengenai karakteristik dan pengaruh berbagai perlakuan terhadap pigmen. 5.1 Pengaruh Berbagai Perlakuan terhadap Pigmen Tanaman A. Pengaruh Cara Pemasakan terhadap Klorofil Tanaman hortikultura jenis sayuran mempunyai komposisi komponen penyusun sayuran yang berbeda-beda untuk setiap macam sayuran. Di antara komponen penyusun sayuran: 1. Mineral dan Vitamin 2. Pigmen yang terdiri dari: klorofil, karotenoid, dan flavonoid 3. Komponen lain seperti: asam-asam organik, enzim-enzim dan senyawasenyawa aromatik. Pada praktikum ini sampel yang digunakan yaitu bayam. Bayam merupakan sumber magnesium karena termasuk ke dalam sayuran hijau.

6 Warna hijau ini berasal dari klorofil yang merupakan pigmen yang terdapat dalam kloroplas bersama-sama dengan karoten dan xantofil. Terdapat dua jenis klorofil yang berhasil diisolasi yaitu klorofil a dan klorofil b dengan perbandingan 3 : 1. Klorofil a mengandung atom magnesium yang diikat oleh nitrogen dari dua cincin pirol dengan ikatan kovalen serta oleh dua buah atom nitrogen dari dua cincin pirol lai melalui ikatan koordinat kovalen (Winarno, 1997). Praktikum ini dilakukan dengan memanaskan bayam pada 2 panci dengan perlakuan yang berbeda, yang satu panci dibiarkan terbuka dan yang satu lagi ditutup. Pertama bayam ditambahkan dengan aquades kemudian dilakukan pengamatan (warna, ph, dan tekstur). Setelah itu bayam dipanaskan dengan perlakuan yang berbeda. Panci 1 berisi bayam dan aquades yang akan dipanaskan dengan panci yang tertutup, sementara panci 2 berisi bayam yang akan dipanaskan dengan panci yang terbuka/tanpa tutup.proses pemanasan dilakukan sekitar 15 menit. Terakhir diamati kembali warna, ph, dan tekstur dari bayam tersebut. Dari hasil praktikum didapatkan bahwa bayam setelah dipanaskan pada panci terbuka warnanya hijau tua dengan ph 6.7 dan teksturnya lunak, sedangkan untuk bayam yang dipanaskan dalam panci tertutup warnanya menjadi hijau tua (hijaunya kurang jika dibandingkan dengan panic terbuka) dengan phnya 6.3 dan teksturnya lunak. Jika dilihat dari hasil pengamatan tersebut, dapat dikatakan ph bayam setelah dipanaskan meningkat. Dan juga pengaruh warna sebelum dipanaskan dan setelah dipanaskan adalah warna bayam ternyata lebih hijau setelah melalui proses pemanasan. Terakhir tekstur dari bayam tersebut seragam semua hasil pengamatnnya yaitu tekstur kasar sebelum dipanaskan dan bertekstur lunak setelah dipanaskan. Umumnya klorofil pada sayuran akan berwarana hijau terang ketika suasana asam dan akan berwarna hijau kecoklatan bila terdapat dalam suasana asam. Namun dalm percobaan ini ph bayam bertambah basa. Hal ini karena bayam memiliki sifat felotin dimana feofitin ini mudah berubah menjadi gas pada suhu tinggi. Jika panci di tutup, maka feofitin tidak akan menjadi gas dan akan terperangkap dalam bayam

7 atau larutannya sifat dari feofitin adalah basa. Jadi jika bayam dipanaskan akan menghasilkan feofitin. Pada panci yang terbuka, larutan bayam lebih basa (ph 6.7) dibandingkan panci yang tidak terbuka (ph 6.3) karena pada panci yang ditutup, feofitin terperangkap dalam larutannya. Sedangkan pada panci yang dibuka, sebagian feofitin berubah menjadi gas. Seperti yang telah dikatakan oleh (Winarno, 1984) perubahan warna ini diakibatkan oleh substitusi magnesium oleh hidrogen membentuk feofitin (klorofil yang kehilangan magnesium). Reaksi teresbut berjalan cepat pada larutan yang bersifat asam. Jika perubahan warna diakibatkan oleh substitusi maka perubahan ph diakibatkan karena pada saat pemasakan bayam, terbentuk asam-asam organik yang dapat menurunkan ph. Bila tutup dibuka asam-asam itu dapat teruapkan keluar dan warna hijau dapat lebih dipertahankan. Berikut merupakan gambar kerusakan klorofil secara skematik sebagai berikut: Klorofil - fitol Klorofilid - fitol Feofiitin Feoforbid Untuk perubahan dari tekstur bayam yang keras (daun), menjadi lunak. Disebabkan karena air masuk kedalam sel jaringan bayam sehingga tekanan osmosis dalam sel vakuola tanaman dan dengan tekanan proroplasma melawan dinding sel dan menyebabkannya diikat kencang. Dan bila air di dalam sel berkurang maka sel akan lunak dan daun menjadi layu. Selain itu didalam bayam tersusun dari selulosa. Selulosa merupakan polimer dari glukosa dengan ikatan glikosidik β 1-4. Ikatan glikosidik β 1-4 dapat putus dengan adanya pemanasan. Saat dipanaskan, sebagian ikatan tersebut putus. Leh sebab itu, bayam menjadi lebih lunak. B. Pengaruh Asam, Basa, Logam pada Pigmen dan Sifat Fisik Bahan Pigmen merupaka zat pemberi warna pada bahan pangan yang mudah dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu, yaitu ph, suhu, enzim dan lain-lain. Pada percobaan ini sampel yang digunakan yaitu wortel, nanas, pepaya,

8 Buncis, bawang merah, dan terong kemudian sampel-sampel tersebut dimasukkan pada larutan-larutan kimia yang berbeda-beda diantaranya yaitu FeCl 3, MgCl 2, CaCl 2, NaHCO 3, As cuka 5%, dan Akuades. Lalu dilakukan pengamatan sebelum, selama, dan setelah dimasak. Dari hasil percobaan didapatkan hasil sebagai berikut : a) Wortel Wortel mengandung pigmen karotenoid, warna tersebut terjadi karena adanya ikatan rangkap dua yang terkonjugasi. Hasil yang didapatkan pada percobaan ini, Pada wortel dengan FeCl 3 terjadi perubahan warna awal pada saat pemanasan dan setelah pemanasan, warna menjadi lebih cerah, karena pigmen pada wortel mengalami oksidasi. Pada Wortel dengan MgCl 2 terjadi perubahan warna dan perubahan ph ketika dilakukan pemanasan dan setelah dilakukan pemanasan, ph menjadi naik hal tersebut terjadi karena pengaruh pemanasan, dan warna menjadi cerah akibat dari pigmen yang telah teroksidasi. Wortel dengan CaCl 2 terjadi penurunan ph dan perubahan warna, hal tersebut terjadi karena pengaruh pemanasan dan telah teroksidasinya pigmen. Pada wortel dengan NaHCO 3 ph mulai berubah ketika sedang dilakukan pemanasan dan setelah pemanasan, ph nya meningkat yang asalnya 5.3 menjadi 7.8, hal tersebut terjadi karena ketika terjadi pemanasan maka ph akan meningkat, dan teksturnya menjadi semakin lembek, karena NaHCO3 menyerap sebagian pada wortel. b) Nenas Nenas mengandung pigmen karotenoid, dimana karotenoid merupakan senyawa yang mempunyai rumus kimia sesuai atau mirip dengan karoten. Sedangkan karoten merupakan hidrokarbon atau turunannya yang terdiri dari beberapa unit isoprena (suatu diena), sedangkan turunanya yang mengandung oksigen disebut xantofil. Pada data hasil pengamatan tidak terlalu terlihat perubahan warna baik sebelum pengamatan, selama, dan sesudah pemanasan. Perubahan warna yang terjadi dari kuning hingga kuning gelap. Kemudian tekstur yang asalnya kasar menjadi lunak, hal itu disebabkan karena air dan

9 zat yang ditambahkan masuk/berosmosis ke dalam jaringan nenas sehingga jaringan nenas menjadi lunak. Sedangkan penurunan ph terjadi pada semua nenas yang ditambahkan masing-masing perlakuan, yaitu dari ph 3.9 setelah pemanasan menjadi 3.5. Hal ini karena beberapa larutan tersebut dapat mempengaruhi ph nenas tersebut ketika dipanaskan sehingga ph-nya menjadi turun. c) Papaya Pepaya termasuk mengandung pigmen karotenoid. Karotenoid merupakan kelompok pigmen yang berwarna kuning, oranye, merah, merah oranye, serta larut dalam minyak (lipida). Karotenoid terdapat dalam kloroplas (0,5%) bersama-sama dengan klorofil (9,3%), terutama pada bagian atas daun, dekat dengan dinding sel palisade. Karena itu pada dedaunan hijau selain klorofil terdapat juga karotenoid, dimana karotenoid ini terdapat dalam buah papaya. Karotenoid yang mengandung gugus hidroksil disebut xabtofil. Salah satu pigmen yang termasuk xantofil adalah kriptoxantin yang mempunyai rumus mirip sekali dengan β-karoten. Perbedaannya hanya bahwa kriptoxantin memiliki gugus hidroksil. Pigmen tersebut merupakan pigmen utama pada papaya. Selain itu pigmen karoten mudah rusak jika ditambahkan dengan larutan basa dan dengan proses pemanasan. Rata-rata ph dari sampel pepaya yang telah dicampur bahan kimia seperti FeCl 3 dan CaCl 2, adalah konstan atau naik. Sedangkan untuk pepaya yang ditambahkan Aquades, MgCl 2, NaHCO 3, dan Asam Cuka, phnya mengalami penurunan karena pada saat pemanasan, bahan kimia tersebut mempengaruhi suasana ph didalam pepaya tersebut. d) Buncis Buncis mengandung pigmen klorofil. Warna sayuran ini adalah hijau karena pigmen yang terdapat di dalam buncis adalah pigmen klorofil. Tekstur dari buncis sebelum pemasakan adalah renyah. Setelah dilakukan pemanasan maka pigmen klorofil terdegradasi menjadi warna hijau pucat, atau hijau kekuningan. Nilai ph setelah ditambahkan bahan kimia masih dalam suasana

10 asam, baik sesudah maupun sebelum. Hal ini karena asam-asam organik yang terbentuk pada saat pemanasan dapat teruapkan keluar. Ion Cu dan Fe pada larutan CuCl 2 dan FeCl 3 menggantikan Mg sebagai atom logam pusat dari klorofil sehingga membentuk senyawa kompleks besi dan tembaga yang stabil. e) Terong Pigmen yang terkandung dalam terong adalah antosianin sehingga terong tampak berwarna ungu. Antosianin dapat lebih stabil dalam perlakuan asam dibandingkan pada perlakuan netral atau basa. Faktor yang mempengaruhi stabilitas antosianin adalah ph, temperatur, sinar dan oksigen, serta faktor lainnya seperti ion logam. Ion logam yang sering ditemukan mengubah warna ialah Magnesium dan Almunium. Dengan ion logam ini antosianin akan membentuk senyawa kompleks abu-abu violet. Tekstur terong mengeras pada semua perlakuan. Semua larutan logam dan larutan asam menurunkan ph terong ke dalam suasana asam. Namun tidak dengan larutan basa dan aquades. Terong adalah sayur dengan suasana basa karena antosianin yang terdapat pada terong berwarna ungu. Antosianin pada ph rendah (asam) akan berwarna merah dan berwarna ungu atau violet pada ph tinggi (basa) (Winarno,1997). Terong mengandung pigmen Antosianin. Antosianin dan antoxantin tergolong pigmen yang disebut flavonoid yang pada umumnya larut dalam air. Flavonoid mengandung 2 cincin benzena yang dihubungkan oleh tiga atom karbon. Ketiga karbon tersebut dirapatkan oleh sebuah atom oksigen sehingga terbentuk cincin diantara dua cincicn benzena. Antosianin dalam tanaman terdapat dalam bentuk glikosida yaitu membentuk ester dengan monosakarida (glukosa, galaktosa, ramnosa, dan kadang -kadang pentosa). Sewaktu pemanasan dalam asam mineral pekat, antosianin pecah menjadi antosianidin dan gula. Pada data hasil pengamatan, ph pada masing-masing mengalami penurunan dan tetap dalam suasana asam. Tetapi pada larutan NaHCO 3 ph naik dari 5 hingga ph 6.5 ternyata penambahan NaHCO 3 kedalam terong

11 membuat ph terong tinggi melebihi ph terong yang dicampur dengan bahanbahan kimia lain. Terdapat sebagian terung yang warnanya putih kecoklatan, itu disebabkan karena terjadi reaksi oksidasi sehingga warnanya menjadi kecoklatan. Tekstur semua terong dalam bahan kimia keras. f) Bawang Merah Bawang merah mengandung pigmen antosianin. Ketika dilakukan percobaan pada bawang merah yang ditambahkan bahan kimia, warnanya menjadi ungu keputihan, hal tersebut dikarenakan sifat antosianin yang akan berwarna ungu dalam keadaan basa. Nilai ph bawang merah ketika ditambahkan menurun, kecuali yang ditambahkan dengan aquades dan NaHCO 3 nilai phnya naik. 5.2 Pengawetan Warna Daging dan Pemeriksaan Kesegaran Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Selain mutu proteinnya tinggi, pada daging terdapat pula kandungan asam amino esensial yang lengkap dan seimbang. Keunggulan lain, protein daging lebih mudah dicerna ketimbang yang berasal dari nabati. Bahan pangan ini juga mengandung beberapa jenis mineral dan vitamin. Berikut akan dibahas mengenai pengujian pada daging. A. Perubahan Warna Daging Mioglobin merupakan pigmen utama yang bertanggung jawab untuk warna daging. Ada tiga macam mioglobin yang memberikan warna yang berbeda; pada jaringan otot yang masih hidup, mioglobin dalam bentuk tereduksi dengan warna merah keunguan, mioglobin ini seimbang dengan mioglobin yang mengalami kontak dengan oxigen, oximioglobin yang berwarna merah cerah. Ketika bagian interior daging mengalami kontak dengan oxygen yang berasal dari udara, oxygen akan bergabung dengan heme dari mioglobin untuk menghasilkan oximioglobin. Jadi warna daging berubah dari merah keunguan menjadi merah cerah. Jika oxygen dikeluarkan dari potongan daging, warna akan berubah kembali menjadi merah keunguan

12 sebab pigmen didesoksigenasi kembali menjadi mioglobin. Dalam praktikum ini pengujian daging dilakuakn dengan pemanasan dan perubahan warna yang terjadi setelah dipanaskan, daging berubah menjadi warna coklat muda. Hal ini karena pada proses pemanasan daging mengakibatkan terbentuknya sejumlah pigmen, globin di denaturasi sehingga rusaknyan globin pada saat pemasakan dan metmioglobin ini bereaksi dengan ion-ion nitrit. Selain itu besi dioksida menjadi besi (III). Warna daging yang berubah menjadi merah coklat ketika dipanaskan merupakan warna dari mioglobin yang telah direduksi dan kerusakan globin. B. Uji Kesegaran Daging a) Uji Amoniak Daging terdiri dari protein yang mengandung belerang. Sehingga jika daging segar maupun daging freezer diuji dengan larutan eber, maka tidak akan terbentuk asap putih yang menunjukkan adanya amoniak. Hal ini dikarenakan tekstur daging segar maupun daging freezer masih keras dan jaringan serat-serat proteinnya masih rapat yang mengakibatkan eber tidak dapat bereaksi. Asap putih yang dihasilkan dari reaksi antara amoniak dan eber akan terbentuk bila daging yang diuji merupakan daging yang sudah tidak segar. Dalam percobaan tidak terdapat asap pada daging yang ditambahakan larutan eber, karena pada keadaan ini tekstur daging masih keras dan jaringan seratserat protein masih rapat sehingga sampel daging yang diuji masih memiliki tingkat kesegaran yang tinggi. Karena kerusakan daging diperlambat dengan penyimpanan daging pada suhu beku. b) Uji H 2 S Pada uji kesegaran H 2 S, daging di tutup dengan menggunakan kertas saring. Kertas saring berguan untuk meneteskan Pb-asetat 5% dan untuk memudahkan dalam mengamati perubahan warna yang terdapat pada kertas saring. Jiak terdapat noda-noda hitam atau kecoklatan pada kertas saring tersebut berarti terdapat H 2 S pada kertas saring tersebut, hal itu menandakan

13 daging tersebut tidak segar lagi. Pada percobaan daging tidak terdapat noda hitam pada kertas saring. Artinya daging yang kita uji coba masih segar. Pbasetat yang ditambahkan dan H 2 S akan membentuk endapan dengan reaksi : H 2 S + (CH 3 COO) 2 Pb PbS + 2CH 3 COOH Noda-noda yang terdapat dalam kertas saring berwarna hitam tersebut merupakan endapan PbS. C. Pengawetan Warna Daging Pengawetan warna daging dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan pigmen daging dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat pula mempengaruhi tingkat kesegaran daging itu sendiri. Tingkat kecerahan warna daging ditentukan oleh tebalnya lapisan oksimioglobin di permukaan atau daerah oksigen. Pada percobaan ini dilakukan pengujian keawetan warna daging dengan perendaman dalam berbagai jenis larutan yaitu Na-nitrat (NaNO 3 ), Na-nitrit (NaNO 2 ), Vitamin C dan akuades sebagai tambahnnya. Percobaan ini dilakukan dengan cara memasukkan daging ke dalam 4 tabung reaksi yang masing-masing telah diisi larutan yang berbeda-beda. Kemudian tambahkan asam cuka 95% 2-3 tetes, aduk, setelah itu diamkan selama 15 menit dan amati perubahan warnanya, serelah itu tabung dimasukkan ke beaker glass yang berisi air dan dididihkan selama 15 menit, lalu amati dan catat perubahan yang terjadi. Hasil yang diperoleh dari percobaan setelah 15 menit yaitu pada semua daging tidak terlalu mengalami perubahan, hanya saja terjadi pemudaran warna, hal tersebut menunjukkan bahwa daging-daging pada masing-masing larutan mengandung oksimioglobin. Setelah didihkan baru menghasilkan hasil yang cukup berbeda pada masing-masing larutan, pemanasan daging mengakibatkan terbentuknya sejumlah pigmen globin didenaturasi. Pada daging dengan larutan Na-nitrit warna daging menjadi kekuningan dan ada lendir hijau, hal tersebut menunjukkan telah terjadi oksidasi mioglobin pada daging tersebut, dan lendir hijau menunjukkan daging tersebut kelebihan Nanitrit, pada pengawetan ini hemoglobin bereaksi dengan nitrit dalam

14 campuran pengawet, kompleks nitrit dan hemoglobin tersebut disebut nitrosomioglobin, yang berwarna merah dan tidak begitu stabil, pada pemanasan terbentuk nitrohemokrom yang lebih stabil yaitu pigmen daging awetan utam, dan bagian molekul terdenaturasi, Reaksi pertama nitrit dengan mioglobin ialah oksodasi besi (II) menjadi besi (III) san pembentukan MetMb, pada saat yang sama terbentuk nitrat menurut reaksi berikut : 4MbO 2 + 4NO 2 + 2H 2 O 4 MetMbOH + 4NO 3 + O 2 Pada daging dengan Na-nitrat warnanya menjadi pucat keabu-abuan, hal tersebut menunjukkan bahwa daging tersebut mioglobinnya telah teroksidasi. Daging dengan larutan vitamin C warnanya menjadi merah pucat hal tersebut menunjukkan bahwa danging tersebut mengandung oksimioglobin. Pada daging dengan larutan campuran antara ketiga larutan tersebut, warna daging menjadi kuning dan merah muda hal tersebut terjadi karena daging tersebut mengandung oksiomioglobin atau juga karena besi yang dapat direduksi menjadi besi (II) yang akan membentuk hemokrom merah muda.

15 BAB VI KESIMPULAN Pigmen merupakan suatu zat yang dapat menentukan derajat kematangan atau kesegaran, indikator baik atau tidaknya proses pengolahan, mempengaruhi persepsi terhadap flavour, dan juga dapat memberikan nilai gizi seperti pigmen karotenoida. Pemanasan pada sayuran dan buah dapat menyebabkan tekstur menjadi lebih lunak, karena dinding sel mengalami kerusakan. Klorofil pada bayam dapat berubah warna menjadi hijau kecoklatan akibat substitusi magnesium oleh hidrogen membentuk feofitin atau klorofil yang kehilangan magnesium. Reaksi tersebut dipercepat melalui pemanasan yang dilakukan pada panci tertutup sehingga asam-asam organik terperangkap. Sifat fisik bahan dipengaruhi oleh adanya logam seperti Fe, Cu, dan Zn yang dapat mempengaruhi perubahan warna/pigmen, dan Ca, Mg yang dapat mempengaruhi tekstur atau sifat fisik sayuran dan buah-buahan. Pengaruh logam pada pigmen klorofil, akan terjadi perubahan warna menjadi hijau tua setelah direndam. Sedangkan pada antosianin pengaruh logam adalah membuat warna ungu pada bawang berubah menjadi berwarna dominant putih, namun ph nya tidak berbeda, tetap pada kisaran yang sama. Pada karoten, penambahan logam warnanya menjadi lebih cerah. Zat kimia warna daging adalah pigmen heme atau pigmen mioglobin. Uji amonaik dan uji H 2 S bertujuan untuk menentukan kesegaran daging. Pengawetan warna daging perlu dilakukan karena dapat mempengaruhi kualitas kesegaran daging. Pengawetan warna daging ini dapat dilakukan dengan cara penambahan garam nitrit mauoun penyimpanan di dalam lemari pendingin. Warna merah daging segar disebabkan oleh adanya oksimioglobin.

16 DAFTAR PUSTAKA Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H., Wooton, M Ilmu Pangan (Penerjemah : Hari Purnomo dan Adiono). Universitas Indonesia Press, Jakarta. Man, J. M, de Kimia Makanan. Edisi Kedua, Penerbit ITB, bandung. Winarno, F. G Kimia pangan dan Gizi. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.

17 PERTANYAAN dan JAWABAN 1. Perubahan-perubahan yang terjadi ketika klorofil dimasak?jelaskan? Klorofil akan berubah menjadi feofitin ketika dilakukan pemasakan. Dalam daun hijau, klorofil terurai pada saat senesens dan warna hijau cenderung hilang secara perlahan ketika karotenoid kuning dan merah menggantikannya selama pemasakan. Selain itu, adanya substitusi Mg oleh hydrogen membentuk feofitin yang berwarna coklat akibat adanya asam dan panas, terutama saat pemasakan sayuran bayam dengan menggunakan panci tertutup. 2. Tuliskan reaksi yang terjadi dari pada perubahan earna terang daging menjadi coklat? MbO 2 Mb Metmb Oksimioglobin Mioglobin Metmioglobin Fe 2+ (merah) Fe 2+ (merah jambu) Fe 3+ (merah kecoklatan)

Company LOGO ZAT WARNA /PIGMEN

Company LOGO ZAT WARNA /PIGMEN Company LOGO ZAT WARNA /PIGMEN Banyak sekali faktor yang menentukan kualitas produk akhir. Kualitas bahan pangan juga ditentukan oleh faktor sensoris (warna, kenampakan, citarasa, dan tekstur) dan yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGAMATAN I. Pengujian Secara Kualitatif 1. Uji Benedict 1 Glukosa Biru Muda Orange 2 Fruktosa Biru Muda Orange 3 Sukrosa Biru Muda Biru Muda 4 Maltosa Biru Muda Orange

Lebih terperinci

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. HASIL PENGAMATAN. Tabel 1. Kontak dengan peralatan pengolahan besi. Sampel Warna Tekstur Warna Tekstur

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. HASIL PENGAMATAN. Tabel 1. Kontak dengan peralatan pengolahan besi. Sampel Warna Tekstur Warna Tekstur V. HASIL PENGAMATAN Tabel 1. Kontak dengan peralatan pengolahan besi Pisau stainless steel Pisau berkarat Warna Tekstur Warna Tekstur kean Terong kean kean Salak Coklat Coklat kean kean Tabel 2. Mengurangi

Lebih terperinci

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein II. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah : 1. Menganalisis unsur-unsur yang menyusun protein 2. Uji Biuret pada telur III. DASAR

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG 49 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kandungan Klorofil Pada Ekstrak Sebelum Pengeringan dan Bubuk Klorofil Terenkapsulasi Setelah Pengeringan Perhitungan kandungan klorofil pada ekstrak sebelum pengeringan

Lebih terperinci

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman Kasma Rusdi (G11113006) Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2014 Abstrak Warna hijau pada daun merupakan salah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA Disusun oleh Nama : Gheady Wheland Faiz Muhammad NIM

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN

LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN Mata Pelajaran Materi Kelas/Sem Waktu Guru Sekolah : Ilmu Pengetahuan Alam : Fotosintesis : VIII/2 : 80 menit : Heri Priyanto, S.Si., M.Si : SMP N 4 Kalikajar Wonosobo 1. Perhatikan

Lebih terperinci

Karakteristik mutu daging

Karakteristik mutu daging Karakteristik mutu daging Oleh: Elvira Syamsir (Tulisan asli dalam Kulinologi Indonesia edisi Maret 2011) Mutu merupakan gabungan atribut produk yang dinilai secara organoleptik dan digunakan konsumen

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan Waktu : 60 menit Baca baik-baik soal dibawah ini dan jawablah pada lembar jawab yang telah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Rataan Nilai Warna (L, a, b dan HUE) Dendeng Sapi dengan Metode Perlakuan Curing yang Berbeda

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Rataan Nilai Warna (L, a, b dan HUE) Dendeng Sapi dengan Metode Perlakuan Curing yang Berbeda HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Warna Dendeng Sapi Warna merupakan salah satu indikator fisik yang dapat mempengaruhi konsumen terhadap penerimaan suatu produk. Derajat warna menunjukkan tingkat warna

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK OLEH: NAMA : ISMAYANI STAMBUK : F1 F1 10 074 KELOMPOK : III KELAS : B ASISTEN : RIZA AULIA JURUSAN FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan Waktu : 60 menit Baca baik-baik soal dibawah ini dan jawablah pada lembar jawab yang telah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK NAMA NIM KEL.PRAKTIKUM/KELAS JUDUL ASISTEN DOSEN PEMBIMBING : : : : : : HASTI RIZKY WAHYUNI 08121006019 VII / A (GANJIL) UJI PROTEIN DINDA FARRAH DIBA 1. Dr. rer.nat

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014 JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014 Oleh KIKI NELLASARI (1113016200043) BINA PUTRI PARISTU (1113016200045) RIZQULLAH ALHAQ F (1113016200047) LOLA MUSTAFALOKA (1113016200049) ISNY

Lebih terperinci

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan HASIL DAN DATA PENGAMATAN 1. Uji molish warna cincin ungu pada batas larutan pati cincin ungu pada batas larutan arabinosa cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa

Lebih terperinci

LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS

LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS LAPORAN KARYA TEKNOLOGI TEPAT GUNA LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS Oleh: Supratman, S.Pd. SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 BENGKULU 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fotosintesis berasal dari kata

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG V. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Analisis Kimia.1.1 Kadar Air Hasil analisis regresi dan korelasi (Lampiran 3) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara jumlah dekstrin yang ditambahkan pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumping Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di Indonesia sumping dikenal dengan kue nagasari. Sumping umumnya dibuat dari tepung beras, santan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. secara kimia (warna sintetis) dan warna yang dihasilkan oleh makhluk hidup yang biasa.

PENDAHULUAN. secara kimia (warna sintetis) dan warna yang dihasilkan oleh makhluk hidup yang biasa. PENDAHULUAN Pada proses fotosintesis tumbuhan memerlukan cahaya matahari,untuk menangkap cahaya tumbuhan menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan.

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Kualitas minyak dapat diketahui dengan melakukan beberapa analisis kimia yang nantinya dibandingkan dengan standar mutu yang dikeluarkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng 1. Pengertian Minyak Goreng Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 KEREAKTIFAN LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH 7 Oktober 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 KEREAKTIFAN LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH 7 Oktober 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 KEREAKTIFAN LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH 7 Oktober 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Kereaktifan Logam alkali dan alkali tanah luar biasa besar. Dalam satu golongan,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Penentuan Kadar Glukosa Darah Oleh : Kelompok 4 - Offering C Desy Ratna Sugiarti (130331614749) Rita Nurdiana (130331614740)* Sikya Hiswara (130331614743) Yuslim Nasru S. (130331614748)

Lebih terperinci

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( ) KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 3 ) R I N I T H E R E S I A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 2 ) Menetukan Sistem Periodik Sifat-Sifat Periodik Unsur Sifat periodik

Lebih terperinci

LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH

LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH Disusun oleh : Oleh: DEWI FIRDAUSI NUZULAH Nim. (133204005) PENDIDIKAN BIOLOGI A 2013 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab

Lebih terperinci

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak Bahan makanan yang kita konsumsi sehari-hari harus mengandung nutrient yang diperlukan tubuh. Karbohidrat, lemak dan protein merupakan nutrient

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI)

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI) Jurnal BIOKIMIA Praktikum ke-2, 2011 KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI) Riska Pridamaulia, Hafiz Alim, Eka Martya Widyowati, dan Maharani Intan Kartika Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan sayuran yang

Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan sayuran yang TEKNIK PELAKSANAAN PERCOBAAN PENGARUH KONSENTRASI GARAM DAN BLANCHING TERHADAP MUTU ACAR BUNCIS Sri Mulia Astuti 1 Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan sayuran yang berpotensi ekonomi tinggi karena

Lebih terperinci

LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN

LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN Nama : Ade Tria NIM : 10511094 Kelompok : 4 Shift : Selasa Siang Nama Asisten : Nelson Gaspersz (20512021) Tanggal Percobaan

Lebih terperinci

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA AARA I SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan praktikum : Mengidentifikasi jenis sakarida sesuai dengan jenis reaksinya 2. ari, tanggal praktikum : Sabtu, 29 Juni

Lebih terperinci

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. HASIL PENGAMATAN. Bilangan Peroksida Tanpa. Perlakuan Waktu Warna Aroma Tekstur.

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. HASIL PENGAMATAN. Bilangan Peroksida Tanpa. Perlakuan Waktu Warna Aroma Tekstur. V. HASIL PENGAMATAN Tabel 1. Tabel Pengamatan pada Kubis - 5 0,5 2 Blansing rebus 1,5 1 5 3 Blansing kukus 1,5 4 Blanko < rebus 1,5 < rebus 0,5 < rebus 5 < kukus 1,5 < tanpa Tabel 2. Tabel Pengamatan pada

Lebih terperinci

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami I. Tujuan Pada percobaan ini akan dipelajari beberapa hal mengenai koloid,protein dan senyawa karbon. II. Pendahuluan Bila garam dapur dilarutkan dalam

Lebih terperinci

Evaluasi Belajar Tahap Akhir K I M I A Tahun 2005

Evaluasi Belajar Tahap Akhir K I M I A Tahun 2005 Evaluasi Belajar Tahap Akhir K I M I A Tahun 2005 UN-SMK-05-01 Perhatikan perubahan materi yang terjadi di bawah ini: (1) sampah membusuk (2) fotosintesis (3) fermentasi (4) bensin menguap (5) air membeku

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. A. HASIL PENGAMATAN 1. Identifikasi Pati secara Mikroskopis Waktu Tp. Beras Tp. Terigu Tp. Tapioka Tp.

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. A. HASIL PENGAMATAN 1. Identifikasi Pati secara Mikroskopis Waktu Tp. Beras Tp. Terigu Tp. Tapioka Tp. BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Identifikasi Pati secara Mikroskopis Waktu Tp. Beras Tp. Terigu Tp. Tapioka Tp. Maizena Awal Akhir 2. Gelatinasi Pati Suspesni Sel Panas Sel

Lebih terperinci

BLANSING. Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB

BLANSING. Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB BLANSING DEFINISI Merupakan proses termal yang menggunakan suhu 75-95 C selama 1-10 menit TUJUAN Mendapatkan kualitas yang baik untuk sayuran yang akan dikeringkan, dikalengkan atau dibekukan Menurunkan

Lebih terperinci

PAPER BIOKIMIA PANGAN

PAPER BIOKIMIA PANGAN PAPER BIOKIMIA PANGAN BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia terkait erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar, obat-obatan sampai bahan konstruksi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Susut Bobot Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan penurunan mutu buah. Muchtadi (1992) mengemukakan bahwa kehilangan bobot pada buah-buahan yang disimpan

Lebih terperinci

KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN GULA, GARAM DAN ASAM. Disiapkan oleh: Siti Aminah

KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN GULA, GARAM DAN ASAM. Disiapkan oleh: Siti Aminah KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN GULA, GARAM DAN ASAM Disiapkan oleh: Siti Aminah PERAN GULA DALAM PENGAWETAN Bakteri, ragi dan kapang disusun oleh membrane yang menyebabkan air dapat masuk atau keluar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagian besar masyarakat Jatisrono berwirausaha sebagai pedagang ayam, para pedagang tersebut menjualnya dalam bentuk daging mentah dan ada pula yang matang.

Lebih terperinci

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel.

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel. BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel. B. KOMPETENSI DASAR 1. Mahasiswa dapat membedakan komposisi kimia anorganik dan organik

Lebih terperinci

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti yang paling utama) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan A. Protein Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino

Lebih terperinci

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67 BAB VI REAKSI KIMIA Pada bab ini akan dipelajari tentang: 1. Ciri-ciri reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. 2. Pengelompokan materi kimia berdasarkan sifat keasamannya.

Lebih terperinci

PEMATANGAN BUAH INDEKS KEMATANGAN

PEMATANGAN BUAH INDEKS KEMATANGAN PEMATANGAN BUAH & INDEKS KEMATANGAN Pemasakan Tahap akhir fase perkembangan buah,,yang meliputi pembesaran sel, akumulasi fotosintat, dan senyawa aromatik, serta penurunan kadar asam, dan posisi buah masih

Lebih terperinci

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman PUPUK Out line 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman 4. Jenis pupuk 5. Proses pembuatan pupuk 6. Efek penggunaan pupuk dan lingkungan Definisi

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA

LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA NAMA :Dian Ratnasari PRODI :Teknik Kimia NIM: 12.01.4017 KAMPUS POLITEKNIK LPP Jln. LPP No 1A, Balapan, Yogyakarta 55222, Telp

Lebih terperinci

PERCOBAAN I KARBOHIDRAT Uji Molish

PERCOBAAN I KARBOHIDRAT Uji Molish 1 PERCOBAAN I KARBOHIDRAT 1. Tujuan Instruksional Mahasiswa diharapkan mampu : a. Mengenal berbagai macam karbohidrat b. Menjelaskan cara pengujian tentang adanya karbohidrat 1.1. Uji Molish 2. Dasar Teori

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indikator asam basa adalah zat yang warnanya bergantung pada ph larutan atau zat yang dapat menunjukkan sifat asam, basa, dan netral pada suatu larutan (Salirawati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fosfor, besi atau mineral lain. Protein disusun dari 23 atau lebih unit yang

BAB I PENDAHULUAN. fosfor, besi atau mineral lain. Protein disusun dari 23 atau lebih unit yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Protein adalah senyawa organik besar, yang mengandung atom karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Beberapa diantaranya mengandung sulfur, fosfor, besi atau

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 Disusun Ulang Oleh: Dr. Deana Wahyuningrum Dr. Ihsanawati Dr. Irma Mulyani Dr. Mia Ledyastuti Dr. Rusnadi LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM TAHAP PERSIAPAN BERSAMA

Lebih terperinci

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis Disarikan dari: Buku Petunjuk Praktikum Biokimia dan Enzimologi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN DATA PENGAMATAN Eksperimen 1 : Reaksi Eksperimen 2 : Pemanasan Garam Nitr Asam Nitrat dengan Logam Cu Perlakuan 1 keping logam Cu + HNO3 pekat beberapa tetes 1 keping

Lebih terperinci

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori : Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin Dasar teori : Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian

Lebih terperinci

PEMISAHAN ZAT WARNA SECARA KROMATORAFI. A. Tujuan Memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan.

PEMISAHAN ZAT WARNA SECARA KROMATORAFI. A. Tujuan Memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan. PEMISAHAN ZAT WARNA SECARA KROMATORAFI A. Tujuan Memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan. B. Pelaksanaan Kegiatan Praktikum Hari : Senin, 13 April 2009 Waktu : 10.20 12.00 Tempat : Laboratorium

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. WARNA KULIT BUAH Selama penyimpanan buah pisang cavendish mengalami perubahan warna kulit. Pada awal pengamatan, buah berwarna hijau kekuningan dominan hijau, kemudian berubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran segar adalah bahan pangan yang banyak mengandung vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh (Ayu, 2002). Di samping sebagai sumber gizi, vitamin dan mineral,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF Disusun Oleh : Prima W. Subagja 41204720109035 UNIVERSITAS NUSA BANGSA MIPA KIMIA 2010 ANALISIS KATION A. TUJUAN Mengidentifikasi suatu unsur kimia dalam cuplikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lainnya. Secara visual, faktor warna berkaitan erat dengan penerimaan suatu

I. PENDAHULUAN. lainnya. Secara visual, faktor warna berkaitan erat dengan penerimaan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu suatu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor di antaranya cita rasa, warna, tekstur, nilai gizi, dan faktor lainnya. Secara visual, faktor

Lebih terperinci

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN Molisch Test Uji KH secara umum Uji Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang ahli botani dari Australia. Prosedur Kerja : a. Masukkan ke dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Total Fenolat Senyawa fenolat merupakan metabolit sekunder yang banyak ditemukan pada tumbuh-tumbuhan, termasuk pada rempah-rempah. Kandungan total fenolat dendeng sapi yang

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA I. PROTEIN A. REAKSI UJI PROTEIN 1. PENGENDAPAN PROTEIN OLEH GARAM-GARAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pepaya Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko dan Amerika Selatan, kemudian menyebar ke berbagai negara tropis, termasuk Indonesia sekitar

Lebih terperinci

molekul kasein yang bermuatan berbeda. Kondisi ph yang asam menyebabkan kalsium dari kasein akan memisahkan diri sehingga terjadi muatan ion dalam sus

molekul kasein yang bermuatan berbeda. Kondisi ph yang asam menyebabkan kalsium dari kasein akan memisahkan diri sehingga terjadi muatan ion dalam sus Populasi Kultur Starter HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Pendahuluan Perhitungan populasi dilakukan untuk mendapatkan kultur starter yang terbaik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Pada tahap pendahulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Onggok Sebelum Pretreatment Onggok yang digunakan dalam penelitian ini, didapatkan langsung dari pabrik tepung tapioka di daerah Tanah Baru, kota Bogor. Onggok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas (Ananas comosus L. Merr) Nanas merupakan tanaman buah yang banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini mempunyai banyak manfaat terutama pada buahnya.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Kezia Christianty C NRP : 123020158 Kel/Meja : F/6 Asisten : Dian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PRAKTIKUM KIMIA DASAR I REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA Oleh : Luh Putu Arisanti 1308105006 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BADUNG TAHUN 2013/2014

Lebih terperinci

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1 ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL

ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL OLEH KELOMPOK 8 1. NI WAYAN NIA ARISKA PURWANTI (P07134013010) 2. NI KADEK DWI ANJANI (P07134013021) 3. NI NYOMAN SRI KASIHANI (P07134013031) 4. GUSTYARI JADURANI GIRI (P07134013039)

Lebih terperinci

Peta Konsep. Kata Kunci. fotosintesis. klorofil autothrof. 126 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Proses fotosintesis. Reaksi terang. Reaksi gelap.

Peta Konsep. Kata Kunci. fotosintesis. klorofil autothrof. 126 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Proses fotosintesis. Reaksi terang. Reaksi gelap. Peta Konsep Proses fotosintesis Reaksi terang Reaksi gelap Fotosintesis Faktor-faktor yang memengaruhi fotosintesis Air (H 2 O Karbondioksida (CO 2 Cahaya matahari Suhu Oksigen (O 2 Kata Kunci fotosintesis

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh :

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh : LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Disusun Oleh : Nama : Veryna Septiany NPM : E1G014054 Kelompok : 3 Hari, Jam : Kamis, 14.00 15.40 WIB Ko-Ass : Jhon Fernanta Sipayung Lestari Nike Situngkir Tanggal Praktikum

Lebih terperinci

Pengawetan pangan dengan pengeringan

Pengawetan pangan dengan pengeringan Pengawetan pangan dengan pengeringan Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi pengeringan sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi selama pengeringan serta dampak pengeringan terhadap

Lebih terperinci

Laporan praktikum kimia logam dan non logam

Laporan praktikum kimia logam dan non logam Laporan praktikum kimia logam dan non logam natrium peroksoborat Nama Anggota Kelompok Ebsya Serashi James Marisi Yeshinta Risky Priasmara Putri Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minyak dan Lemak Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang artinya lemak). Lipida larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam air.

Lebih terperinci

PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR

PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR Noor Isnawati, Wahyuningsih,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK Golongan / Kelompok : U / D Maria Yosevine K / 2443013033 Chia EstiPhany / 2443013139 SitiHafidatul M / 2443013182 Nori Diva Tanisa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Preparasi Sampel Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

Lebih terperinci

TELUR ASIN PENDAHULUAN

TELUR ASIN PENDAHULUAN TELUR ASIN PENDAHULUAN Telur asin,merupakan telur itik olahan yang berkalsium tinggi. Selain itu juga mengandung hampir semua unsur gizi dan mineral. Oleh karena itu, telur asin baik dikonsumsi oleh bayi

Lebih terperinci

UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI

UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai Derajat Sarjana Farmasi (S. Farm) Progam Studi Ilmu Farmasi pada

Lebih terperinci

Oksidasi dan Reduksi

Oksidasi dan Reduksi Oksidasi dan Reduksi Reaksi kimia dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara antara lain reduksi-oksidasi (redoks) Reaksi : selalu terjadi bersama-sama. Zat yang teroksidasi = reduktor Zat yang tereduksi

Lebih terperinci

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung.

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung. Pembahasan benedict Pada praktikum biokimia gizi tentang pemeriksaan kadar glukosa urine dengan metode benedict, kelompok kami menggunakan sampel urine fenti. Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui

Lebih terperinci

KOMPONEN KIMIA BAHAN PANGAN dan PERUBAHANNYA AKIBAT PENGOLAHAN. Oleh : Astuti Setyowati

KOMPONEN KIMIA BAHAN PANGAN dan PERUBAHANNYA AKIBAT PENGOLAHAN. Oleh : Astuti Setyowati KOMPONEN KIMIA BAHAN PANGAN dan PERUBAHANNYA AKIBAT PENGOLAHAN Oleh : Astuti Setyowati KARBOHIDRAT Terdapat dalam : 1. Tumbuhan : monosakarida, oligo sakarida, pati, selulosa, gum 2. Hewan : glukosa, glikogen,

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Hasil pengukuran tanaman genjer (L. flava) Besaran Rata-rata (cm) pengukuran

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Hasil pengukuran tanaman genjer (L. flava) Besaran Rata-rata (cm) pengukuran 27 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik dan Morfologi Genjer (L. flava) Sampel genjer terlebih dahulu dipreparasi, kemudian sampel diukur morfometriknya. Besaran yang digunakan dalam pengukuran tanaman

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK ACARA 4 SENYAWA ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER Oleh: Kelompok 5 Nova Damayanti A1M013012 Nadhila Benita Prabawati A1M013040 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Hari/Tanggal Praktikum : Kamis/ 17 Oktober 2013 Nama Mahasiswa : 1. Nita Andriani Lubis 2. Ade Sinaga Tujuan Praktikum : Teori 1. Mengetahui pembuatan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Proksimat Komposisi rumput laut Padina australis yang diuji meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar abu tidak larut asam dilakukan

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126 Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126 Program Studi : Pendidikan Tata Boga Pokok Bahasan : Karbohidrat Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian karbohidrat : hasil dari fotosintesis CO 2 dengan

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Konsentrasi KMnO 4 Terhadap Susut Berat Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap susut berat cabai merah berbeda nyata

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL 8 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL 8 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL 8 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Di antara unsur-unsur 12 P, 16 Q, 19 R, 34 S dan 53

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Karakteristik awal cabai merah (Capsicum annuum L.) diketahui dengan melakukan analisis proksimat, yaitu kadar air, kadar vitamin

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK (Laporan Penelitian) Oleh RIFKY AFRIANANDA JURUSAN TEKNOLOGI HASIL

Lebih terperinci

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 LEMAK DAN MINYAK Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein

Lebih terperinci

Analisis Vitamin C. Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam

Analisis Vitamin C. Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam Analisis Vitamin C Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen intraselular. Asam askorbat sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin

Lebih terperinci