LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH"

Transkripsi

1 LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH Disusun oleh : Oleh: DEWI FIRDAUSI NUZULAH Nim. ( ) PENDIDIKAN BIOLOGI A 2013 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2014

2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karbohidrat yang terdapat pada makanan pada umumnya hanya tiga jenis yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Monosakarida dan disakarida terasa manis sedangkan untuk polisakarida tidak mempunyai rasa (tawar). Dalam bahan makanan terdapat dua jenis polisakarida yaituyang dapat dicerna dan yang tidak dapat dicerna. Sumber karbohidrat yang sangat sering dimanfaatkan hingga saat ini adalah biji-bijian dan umbi-umbian. Seperti halnya di Indonesia dan berbagai negara di Asia menggunakan biji-bijian dan umbi-umbian sebagai sumber karbohidrat dalam rangka untuk mencukupi kebutuhan energi. Padahal sumber karbohidrat sebetulnya tidak hanya terdapat pada bijibijian dan umbi-umbian saja, tetapi juga buah-buahan. Banyak sekali jenis buah yang mengandung banyak karbohidrat dan dapat dipergunakan sebagai sumber energi pengganti biji-bijian dan umbi-umbian. Negara Indonesia sebagai negara yang memiliki iklim tropis memiliki keadaan yang sangat mendukung untuk pertumbuhan tanaman yang menghasilkan buah. Banyak sekali buah-buahan yang dapat tumbuh di Indonesia seperti Mangga, Alpukat, nanas, tomat, papaya, pisang, belimbing, kedondong, srikaya, jambu merah dan lain-lain. Buah-buah yang telah disebutkan di atas sebagian besar memiliki rasa manis, ini mengindikasikan bahwa bua-buahb tersebut mengandung sakarida. Namun hal tersebut belum bias dipastikan sebelum dilakukan suatu uji untuk melihat kandungan dari buah-buah tersebut. Salah satu uji karbohidrat adalah uji Benedict. Uji digunakan untuk menunjukan adanya zat-zat atau sakarida yang mereduksi dalam suasana. Untuk itu buahbuahan yang telah disebutkan di atas perlu di uji menggunakan uji Benedict. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah yaitu apa yang membedakan adanya zat-zat yang mereduksi dalam suasana alkalis, dan apa yang membedakan sakarida (gula) yang dapat mereduksi dan sakarida yang tidak mereduksi pada buah mangga, sawo, nanas, tomat, papaya, pisang, belimbing, belimbing wuluh, kresan, jambu biji? C. Tujuan Dari rumusan masalah di atas dapat diambil tujuan yaitu menunjukkan adanya zat-zat yang mereduksi dalam suasana alkalis, dan apa yang membedakan sakarida (gula) yang

3 dapat mereduksi dan sakarida yang tidak mereduksi pada buah mangga, sawo, nanas, tomat, papaya, pisang, belimbing, belimbing wuluh, kresan, jambu biji?

4 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Gula Pereduksi Gula yang termasuk gula pereduksi yaitu semua monosakarida, adapun yang termasuk kelompok gula bukan pereduksi yaitu sukrosa dan semua polisakarida. Pereaksi yang digunakan untk menguji gula pereduksi adalah pereaksi fehling, pereaksi dan pereaksi tollens. Pengujian gula pereduksi dengan menggunakan pereaksi berdasarkan pada reduksi Cu 2+ menjadi Cu +. Pereaksi dengan gula pereduksi akan membentuk endapan merah bata. Dalam suasana alkalis, sakarida akan membentuk enidid yang mudah teroksidasi. Semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan trekalosa akan bereaksi positif bila dilakukan uji. Larutan-larutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk Cupro Oksida (CU 2 O) bata pada yang berwarna hijau, merah oranye, atau merah bata pada tabung reaksi bergantung pada warna asal dan jumlah gula pereduksi yang direaksikan. Pereduksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natriumkarbonat dan natriumsitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu 2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu yang kemudian mengendap sabagai ( Cu 2 O ). Adanya natriumkarbonat dan natriumsitrat membuat preaksi bersifat basa lemah. Dalam suasana alkalis, sakarida akan membentuk anedid yang mudah teroksidasi. Semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan trekalosa akan bereaksi positif jika dilakukan uji. Larutan-larutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh karbohidarat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk cupro oksida ( Cu 2 O ) yang berwarna hijau, merah-orange atau merah bata dan adanya endapan merah bata pada dasar tabung reaksi. Oleh karena itu endapan ini merupakan indikator yang harus diamati. 2.2 Uji Benedict Uji Benedict adalah untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikit nyadua buah monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung dengan

5 Benedict, contohnya semua golongan monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan CuCO 3 pada larutan natrium karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi larutan Benedict (Zulfikar, A. 2010). Larutan Benedict ditemukan oleh ahli kimia Amerika, Stanley Rossiter Benedict. Larutan Benedict digunakan untuk menguji keberadaan gula pereduksi dalam suatu sampel. Prinsip pengujiannya sama dengan uji menggunakan larutan Fehling. Gula pereduksi yang dapat diuji berupa monosakarida, disakarida kecuali sukrosa. Larutan Benedict akan menguji keberadaan gugus aldehida dan keton pada gula aldosa dan ketosa. Hasil positif yang ditunjukkan dari uji ini adalah terbentukan endapan berwarna merah bata yang tidak larut. Endapan merah bata diakibatkan reaksi dari ion logam tembaga(ii) direduksi menjadi tembaga (I). Pereaksi dapat mendeteksi gula dengan konsentrasi 0,01 %. Endapan Cu 2 O dapat berubah warna merah, kuning atau hitam-kekuningan bergantung pada warna asal dan jumlah gula pereduksi yang direaksikan. 2.3 Pisang Buah pisang (Musa paradisiaca ) buah yang memiliki bentuk yang menarik dan banyak orang yang mengetahu karena banyak sekali di temui dipedesaan maupun di perkotaan. Pisang mengandung (68%) air, (25%) gula, (2%) protein, (1%), lemak dan minyak, (1%) serat Selulosa. Sebagaimana juga ia mengandung pati dan asam tanin, vitamin A (300 IU per seratus gram), vitamin B dengan berbagai jenisnya; B1, B2, B 6, dan 12 (100 mg per seratus gram), persentase yang cukup dari vitamin D, dan sedikit Vitamin Z. Dan pisang juga mengandung Kalsium (100 mg per seratus gram), Fosfor, Besi, Sodium, Kalium (potassium), Magnesium, dan Seng. Pada penelitian buah pisang yang digunakan adalah pisang kepok mentah. Menurut Bello, et al.,(2002), kandungan pati yang terbesar terdapat pada buah-buahan yang belum ranum, kandungan patinya mencapai 70% dari berat keringnya. Pada saat buah menjadi ranum, maka sebagian pati akan diubah menjadi sukrosa sehingga kadar patinya menurun. Pada waktu kadar pati menurun, kandungan sukrosa akan naik, dan sukrosa yang terbentuk akan dipecah menjadi glukosa dan fruktosa (Winarno, 2002). Buah pisang kepok

6 menghasilkan pati dengan warna lebih putih jika dibandingkan dengan pati dari pisang ambon dan pisang siem yang menghasilkan pati bewarna coklat kehitaman (Satuhu dan Supriyadi, 1999; Prabawati, dkk 2008). Pati pisang kepok memiliki sifat fisikokimia pati yang baik, sehingga buah pisang kepok memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai sumber pati sebagai bahan pangan maupun keperluan lain, misalnya sebagai bahan tambahan dalam bidang farmasi, baik dalam bentuk pati asli ataupun dalam bentuk hasil modifikasi.

7 BAB III METODE PERCOBAAN A. Alat dan Bahan Alat : Tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, gelas ukur. Waterbath Bahan uji : Larutan Glukosa Larutan Fruktosa Larutan Maltosa Larutan Sukrosa Ekstrak Mangga ( sangat matang, matang, dan mentah ) 1% Ekstrak Alpukat ( sangat matang, matang, dan mentah ) 1% Ekstrak nanas ( sangat matang, matang, dan mentah ) 1% Ekstrak tomat ( sangat matang, matang, dan mentah ) 1% Ekstrak papaya ( sangat matang, matang, dan mentah ) 1% Ekstrak pisang ( sangat matang, matang, dan mentah ) 1% Ekstrak belimbing ( sangat matang, matang, dan mentah ) 1% Ekstrak kedondong ( sangat matang, matang, dan mentah ) 1% Ekstrak jambu merah ( sangat matang, matang, dan mentah ) 1% Ekstrak srikaya ( sangat matang, matang, dan mentah ) 1%

8 Langkah Kerja: Tabung (n) 2ml pereaksi Ditambahkan 5 tetes larutan sampel Dipanaskan dalam penangas 5 menit Di dinginkan Perubahan warna Keterangan: 1. Tabung (n) : - Tabung 1, 2, 3, 4, 5 2. Larutan sample : - Glukosa 1% - Fruktosa 1% - Sukrosa 1% - Maltosa 1% - Glikogen 1% - Ekstrak buah pisang mentah, ranum, masak - Ekstrak buah belimbing mentah, ranum, masak - Ekstrak buah belimbing wuluh mentah, ranum, masak - Ekstrak buah sawo mentah, ranum, masak - Ekstrak buah papaya mentah, ranum, masak - Ekstrak buah kresan mentah, ranum, masak - Ekstrak buah mangga mentah, ranum, masak - Ekstrak buah tomat mentah, ranum, masak - Ekstrak buah jambu biji mentah, ranum, masak - Ekstrak buah nanas mentah, ranum, masak.

9 BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA A. Hasil Tabel.1 Larutan Indikator No. Bahan karbohidrat Kegiatan yang di uji 1. Glukosa 1 % 2 ml +5 tetes glukosa dipanaskan Hasil pengamatan sebelum sesudah glukosa: Jernih Biru pekat Benedict+glukosa : Biru + Benedict+glukosa (dipanaskan) : Kehijauan, ada endapan merah bata tipis (++) 2. Fruktosa 1 % 2 ml +5 tetes fruktosa dipanaskan Fruktosa: Jernih Benedict + Fruktosa : Biru Benedict +fruktosa (dipanaskan) : Merah : Biru bata, endapan tipis 3. Laktosa 1 % 2 ml +5 tetes laktosa dipanaskan pekat laktosa: Jernih (+) merah bata Benedict +laktosa : Biru + Benedict + laktosa : Biru (dipanaskan) : pekat Coklat, Endapan 4. Sukrosa 1 % 2 ml +5 merah bata + Benedict + Sukrosa : tetes sukrosa Sukrosa: Jernih Biru kehijauan dipanaskan Benedict+ : Biru sukrosa(dipanaskan): pekat Biru kehijauan. Tidak ada endapan

10 5. Maltosa 1 % 2 ml +5 Benedict + Maltosa: tetes maltosa Maltosa: Jernih Biru dipanaskan Benedict + Maltosa : Biru (dipanaskan): pekat cokelat. ada endapan tebal berwarna merah 6. Amilum 1% 2 ml +5 bata (+++) Benedict + amilum: tetes amilum Amilum: Biru + dipanaskan Putih pekat Benedict + amilum (dipanaskan): biru : Biru pekat Tabel 2. Ekstrak Buah No. Bahan karbohidrat yang di uji 1 Pisang Kegiatan 2ml + 5 tetes Hasil pengamatan sebelum sesudah Pisang Pisang (Mentah) extract pisang masak dipanaskan (Masak) : Coklat tua (Masak) + : biru Pisang (Masak) + (dipanaskan) : coklat tua, Pisang 2ml + 5 tetes Pisang endapan (+++) Pisang (ranum) pisang (ranum) extract dipanaskan (ranum): Coklat susu (ranum) + : Hijau toska Pisang (ranum) + (dipanaskan) : Coklat

11 Pisang (Masak) 2 Buah belimbing wuluh mentah Buah belimbing wuluh ranum Buah belimbing wuluh matang 2ml + 5 tetes pisang (mentah) extract dipanaskan Pereaksi Benedict + 5 tetes ekstrak belimbing wuluh mentah dipanaskan Pereaksi Benedict + 5 tetes ekstrak belimbing wuluh ranum dipanaskan Pereaksi Benedict + 5 tetes ekstrak belimbing wuluh matang dipanaskan 3 Belimbing mentah 2 ml pereaksi Benedict + 5 tetes ekstrak Belimbing mentah dipanaskan Pisang (Mentah): Putih tulang Ekstrak belimbing wuluh mentah = kuning kehijauan (+++) Ekstrak belimbing wuluh ranum = kuning kehijauan (+) Ekstrak belimbing wuluh matang = kuning kehijauan (++) Pereaksi Benedict = biru H 2 SO 4 pekat = coklat bening Belimbing mentah: Kuning kehijauan Bebedict : Biru pekat kekuningan, endapan (+) Pisang (Mentah) + :biru Pisang (Mentah) + (dipanaskan) : Hijau kekuningan. Endapan (++) larutan berubah menjadi merah bata (+++ +), tidak terbentuk endapan larutan berubah menjadi merah bata (++ +), tidak terbentuk endapan larutan berubah menjadi merah bata (++), tidak terbentuk endapan Belimbing mentah + : Biru keruh + + Belimbing mentah + (dipanaskan) : Putih keruh Endapan :

12 Belimbing ranum Belimbing masak 4 Nanas 2 ml + 5 tetes ekstrak Belimbing ranum dipanaskan 2 ml + 5 tetes ekstrak Belimbing masak dipanaskan 2ml + 5 tetes Belimbing ranum: Putih keruh Bebedict : Biru pekat Belimbing masak : Kuning Bebedict : Biru pekat Nanas Cokelat +++ Belimbing ranum + : Biru keruh + Belimbing ranum + (dipanaskan) : Putih keruh Endapan : Cokelat ++ Belimbing masak + : Biru Belimbing masak + (dipanaskan) : Putih kehijauan Endapan : Cokelat + Nanas (Mentah) nanas (mentah) extract (Mentah): Kuning (Mentah) + dipanaskan :biru Nanas (Mentah) + (dipanaskan) : Coklat Endapan ++ Waktu : Sama dengan maltosa

13 Nanas 2ml + 5 tetes Nanas Nanas (ranum) nanas (ranum) extract dipanaskan (ranum): Kuning + (ranum) + :biru Nanas (ranum) + (dipanaskan) : Coklat Endapan ++ Waktu : Sama dengan Nanas /2ml + 5 tetes Nanas maltosa Nanas (Masak) extract nanas masak dipanaskan / (Masak) : kuning + + (Masak) + : biru Nanas (Masak) + (dipanaskan) : biru, Endapan ++, Waktu Sama dengan maltosa 5 Buah kresan mentah Sebelum Coklat (+) Sesudah Ditambah pereaksi Dipanaskan Biru Merah bata (++) Buah ranum Coklat (++) Biru Merah bata (++) Buah masak Coklat (+++) Biru Merah bata (++ +) 6 Pepaya (mentah) 2 ml + 5 tetes pepaya ekstrak pepaya (mentah) : Kuning pepaya (mentah) lalu kehijauan (mentah) + dipanaskan :

14 biru pepaya (mentah) + (dipanaskan) : kuning keorangean Pepaya (ranum) Pepaya (masak) 2 ml + 5 tetes ekstrak pepaya (ranum) lalu dipanaskan 2 ml + 5 tetes ekstrak pepaya (masak) lalu dipanaskan 7 Sawo (mentah) 2 ml + 5 tetes ekstrak sawo (mentah) lalu dipanaskan Sawo (ranum) 2 ml + 5 tetes ekstrak sawo (ranum) lalu dipanaskan pepaya (ranum) : kuning pepaya (masak) : orange kemerahan sawo (mentah) : coklat matang keruh Pereaksi : Biru sawo (ranum) : coklat muda Pereaksi : Biru pepaya (ranum) + : biru pepaya (ranum) + (dipanaskan) : orange pekat pepaya (masak) + : biru kekuningan pepaya (masak) + (dipanaskan) : orange kehijauan Pereaksi + 5 tetes ekstrak sawo matang : : hitam kemerahan Endapan : ada, coklat + Kandungan: fruktosa Pereaksi + 5 tetes ekstrak sawo matang

15 Sawo (matang) 2 ml + 5 tetes ekstrak sawo (matang) lalu dipanaskan 8 Tomat (mentah) 2 ml + 5 tetes ekstrak Tomat (mentah) lalu dipanaskan Tomat (ranum) Tomat (masak) 2 ml + 5 tetes ekstrak Tomat (ranum) lalu dipanaskan 2 ml + 5 tetes ekstrak Tomat (masak) lalu dipanaskan sawo (matang) : coklat kekuningan Pereaksi : Biru Tomat (mentah) :Kuning bening Tomat (ranum) : orange/jingga bening Tomat (masak) : merah bening : merah bata Endapan : ada, coklat + Kandungan: maltosa Pereaksi + 5 tetes ekstrak sawo matang : : coklat matang Endapan : -Kandungan: Sukrosa Tomat (mentah) + : biru Tomat (mentah) + (dipanaskan) : warna merah bata Tomat (ranum) + : biru Tomat (ranum) + (dipanaskan) : warna hijau kecoklatan (+ +) Tomat (masak) + : biru Tomat (masak) + (dipanaskan) : warna hijau kecoklatan

16 9 mangga 2ml + 5 tetes mangga (+) mangga (Mentah) mangga (mentah) extract / dipanaskan / (Mentah): Putih kekuningan (Mentah) + :biru mangga (Mentah) + (dipanaskan) : oranye Endapan ++ Waktu : Sama dengan maltosa mangga 2ml + 5 tetes manga manga (ranum) mangga (ranum) extract / dipanaskan / (ranum): Kuning muda (ranum) + :biru manga (ranum) + (dipanaskan) : oranye Endapan ++ Waktu : Sama dengan Mangga 2ml + 5 tetes mangga maltosa manga (Masak) extract mangga masak dipanaskan / (Masak) : oranye (Masak) + : biru manga (Masak) + (dipanaskan) : oranye Endapan ++ Waktu Sama dengan

17 10 Ekstrak jambu biji 2ml + 5 tetes jambu biji maltosa (Mentah) ekstrak jambu biji (Mentah): hijau jambu biji (mentah) / dipanaskan pekat (Mentah) + / : biru jambu biji (Mentah) + (dipanaskan) : jingga Waktu : 35 detik Ekstrak jambu biji 2ml + 5 tetes jambu biji (ranum) ekstrak jambu biji (ranum): hijau jambu biji (ranum) / dipanaskan muda (ranum) + / : biru jambu biji (ranum) + (dipanaskan) : orange Waktu : 35 Ekstrak jambu biji 2ml + 5 tetes jambu biji detik jambu (Masak) ekstrak jambu biji (Masak) : Hijau biji (Masak) ( masak) dipanaskan pudar hampir putih : biru + : biru jambu biji (Masak)

18 + (dipanaskan) : Orange Waktu : 35 detik B. Analisis a) Indikator Benedict 1. Pada indikator glukosa 1%, 2 ml +5 tetes glukosa dipanaskan warnanya menjadi Kehijauan, ada endapan merah bata tipis (++). 2. Pada indikator fruktosa 1% 2 ml +5 tetes fruktosa dipanaskan warnanya jernih dan endapan merah bata Pada indikator laktosa 1% 2 ml +5 tetes laktosa dipanaskan warnanya coklat endapan : merah bata Pada indikator sukrosa 1% 2 ml +5 tetes sukrosa dipanaskan warnanya biru. 5. Pada indikator maltosa 1%, 2 ml +5 tetes maltosa dipanaskan warnanya coklat merah bata endapan tebal Pada indikator amilum 1%, 2 ml +5 tetes amilum dipanaskan warnanya biru. b) Ekstrak Buah - Pisang

19 Pada ekstrak buah pisang warna yaitu biru, pisang masak yang berwarna cokelat tua + warnanya menjadi biru, warna pisang (masak) + (dipanaskan) menjadi warna coklat tua terbentuk endapan (+++). Pisang ranum yang berwarna cokelat susu + warnanya menjadi hijau toska, warna pisang (ranum) + (dipanaskan) menjadi warna coklat kekuningan terbentuk endapan (+). Pisang mentah yang berwarna putih tulang + warnanya menjadi biru, warna pisang (mentah) + (dipanaskan) menjadi warna hijau kekuningan terbentuk endapan (++). - Belimbing Wuluh yaitu biru, belimbing wuluh masak yang berwarna kuning kehijauan (++) + warnanya menjadi merah bata (++) tidak terdapat endapan. Belimbing wuluh ranum yang berwarna kuning kehijauan (+) + warnanya menjadi merah bata (+++) tidak terbentuk endapan. Belimbing wuluh mentah yang berwarna kuning kehijauan (+++) + warnanya menjadi merah bata (++++) tidak terdapat endapan. - Belimbing yaitu biru, belimbing masak yang berwarna biru kuning + warnanya menjadi biru, warna kersen (masak) + (dipanaskan) menjadi putih kehijauan terdapat endapan cokelat +. Belimbing ranum yang berwarna putih keruh + warnanya menjadi biru keruh +, warna kersen (ranum) + (dipanaskan) menjadi putih keruh terdapat endapan cokelat++. Belimbing mentah yang berwarna kuning kehijauan + warnanya menjadi biru keruh ++, warna kersen (mentah) + (dipanaskan) menjadi putih keruh terdapat endapan cokelat Nanas

20 yaitu biru, nanas masak yang berwarna kuning (++) + warnanya menjadi biru, warna nanas (masak) + (dipanaskan) menjadi warna biru terdapat endapan (++) pada waktu sama dengan maltosa. Nanas ranum yang berwarna kuning (+) + warnanya menjadi biru, warna nanas (ranum) + (dipanaskan) menjadi warna coklat terdapat endapan (++) pada waktu sama dengan maltose. Nanas mentah yang berwarna kuning + warnanya menjadi biru, warna nanas (mentah) + (dipanaskan) menjadi coklat terdapat endapan (++) pada waktu sama dengan maltosa. - Kresan yaitu biru, kersen masak yang berwarna cokelat (+) + warnanya menjadi biru, warna kersen (masak) + (dipanaskan) menjadi merah bata (+++). Kersen ranum yang berwarna cokelat (++) + warnanya menjadi biru, warna kersen (ranum) + (dipanaskan) menjadi merah bata (++). Kersen mentah yang berwarna cokelat (+++) + warnanya menjadi biru, warna kersen (mentah) + (dipanaskan) menjadi merah bata (++). - Pepaya yaitu biru. Papaya masak yang berwarna orange kemerahan + warnanya menjadi kekuningan, warna pepaya (masak) + (dipanaskan) menjadi orange kehijauan. Papaya ranum yang berwarna kuning kehijauan + warnanya menjadi biru, warna pepaya (ranum) + (dipanaskan) menjadi orange pekat.

21 Papaya mentah yang berwarna kuning kehijauan + warnanya menjadi biru, warna pepaya (mentah) + (dipanaskan) menjadi kuninh keorangean. - Sawo yaitu biru, sawo masak yang berwarna cokelat kekuningan + warnanya menjadi coklat matang, warna sawo (masak) + (dipanaskan) menjadi warna coklat tidak terbentuk endapan dang mengandung sukrosa. Sawo ranum yang berwarna cokelat kekuningan + warnanya menjadi merah bata terdapat endapan berwarna coklat dan mengandung maltose. Sawo mentah yang berwarna cokelat kekuningan + warnanya menjadi hitam kemerahan terdapat endapan berwarna coklat dan mengandung fruktosa. - Tomat yaitu biru, tomat masak yang berwarna merah bening + warnanya menjadi biru, warna tomat (masak) + (dipanaskan) menjadi warna hijau kecoklatan (+) tidak terbentuk endapan dan mengandung Fruktosa Tomat ranum yang berwarna orange/jingga bening + warnanya menjadi biru, warna tomat ranum + dipanaskan menjadi hijau kecoklatan (++) dan mengandung amilum Tomat mentah yang berwarna kuning bening + warnanya menjadi biru, warna tomat mentah + dipanaskan menjadi merah bata dan mengandung laktosa. - Mangga

22 yaitu biru, mangga masak yang berwarna oranye + warnanya menjadi biru, warna mangga (masak) + (dipanaskan) menjadi orange terdapat endapan (++) pada waktu sama dengan maltosa. Mangga ranum yang berwarna kuning muda + warnanya menjadi biru, warna mangga (ranum) + (dipanaskan) menjadi orange terdapat endapan (++) pada waktu sama dengan maltosa. Mangga mentah yang berwarna putih kekuningan + warnanya menjadi biru, warna mangga (mentah) + (dipanaskan) menjadi orange terdapat endapan (++) pada waktu sama dengan maltose. - Jambu Biji yaitu biru. Jambu masak yang berwarna hijau pudar hamper putih + warnanya menjadi biru, warna pepaya (masak) + (dipanaskan) menjadi orange pada waktu 35 detik. Jambu ranum yang berwarna hijau muda + warnanya menjadi biru, warna pepaya (ranum) + (dipanaskan) menjadi orange pada waktu 35 detik. Jambu mentah yang berwarna hijau pekat + warnanya menjadi biru, warna pepaya (mentah) + (dipanaskan) menjadi jingga pada waktu 35 detik. C. Pembahasan Pada kegiatan pengujian zat-zat yang dapat mereduksi dengan larutan Benedict menunjukkan adanya endapan merah yang menandakan bahwa larutan mengandung sakarida yang dapat mereduksi di suasana alkalis. Apabila warna tidak berubah dan tetap menjadi biru maka gula tersebut merupakan bukan gula pereduksi seperti pada sukrosa dan amilum yang tidak terbentuk endapan berwarna merah bata. Sesuai dengan teori bahwa dalam suasana alkalis, sakarida akan membentuk enidid yang mudah teroksidasi. Semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan trekalosa akan bereaksi positif bila dilakukan uji.

23 Amilum, glukosa, maltosa, dan laktosa menunjukkan terdapat endapan merah bata yang bervariasi ketebalannya. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan pada ekstrak buah pisang masak berubah berwarna coklat tua terbentuk endapan (+++) mengindikasikan bahwa larutan mengandung amilum. ekstrak buah pisang ranum berubah berwarna coklat kekuningan terbentuk endapan (+) mengindikasikan bahwa larutan mengandung amilum. Ekstrak buah pisang mentah berubah berwarna hijau kekuningan terbentuk endapan (++) tetapi tidak dapat diindikasikan kandungan larutannya karena tidak ada yang sama dengan larutan indikator. Ekstrak belimbing wuluh matang terbentuk larutan merah bata (++) diindikasikan mengandung amilum. Ekstrak belimbing wuluh ranum terbentuk larutan warna merah bata +++ dan mengandung amilum. Ekstrak belimbing wuluh mentah terbentuk larutan warna merah bata ++++ dan mengandung amilum. Ekstrak belimbing matang terbentuk larutan putih kehijauan terdapat endapan warna coklat (+) diindikasikan mengandung glukosa. Ekstrak belimbing ranum terbentuk larutan warna putih keruh terdapat endaapan warna coklat (++) dan mengandung maltosa. Ekstrak belimbing mentah terbentuk larutan warna putih keruh (+++) dan mengandung amilum. Ekstrak nanas matang terbentuk larutan warna biru, ada endapan ++, Hal ini mengindikasikan mengandung maltosa. Ekstrak nanas ranum terbentuk larutan warna coklat, ada endapan ++, Hal ini mengindikasikan mengandung maltosa Ekstrak nanas mentah terbentuk larutan warna coklat, ada endapan ++, hal ini mengindikasikan mengandung maltose. Ekstrak kresan matang terbentuk larutan menjadi merah bata (+++). Hal ini mengindikasikan mengandung amilum. Kersen ranum terbentuk larutan merah bata (++). Hal ini mengindikasikan mengandung laktosa. Kersen mentah terbentuk larutan menjadi merah bata (++). Hal ini mengindikasikan mengandung glukosa. Ekstrak pepaya matang terbentuk larutan warna orange kehijauan dan hal tersebut tidak diindikasikan mengandung karbohidrat, karena warna yang didapat tidak sama dengan larutan indikator. Ekstrak pepaya ranum terbentuk larutan warna orange pekat dan hal tersebut mengindikasikan mengandung laktosa. Ekstrak pepaya mentah terbentuk larutan warna kuning keorangean dan hal tersebut mengindikasikan mengandung glukosa. Hasil pada buah sawo matang mengandung (sukrosa), pada sawo ranum mengandung (maltosa), dan pada sawo mentah mengandung (fruktosa). Hal ini tidak

24 sesuai dengan teori yang ada, bahwa yang sesuai dengan Gula pereduksi adalah gula yang memiliki gugus karbonil bebas berupa gugus aldehid atau gugus keton yang bisa mereduksi ion logam yang memiliki muatan. Tetapi dalam pratikum yang telah kami lakukan pada setiap buah memiliki warna yang berbeda-beda namun sudah sesuai dengan indicator yang telah kami buat dan dapat di indikasikan kandungannya. Ekstrak tomat matang berwarna hijau kecoklatan (+) dan hal tersebut mengindikasikan mengandung amilum. Ekstrak tomat ranum berwarna hijau kecoklatan (++) dan hal tersebut mengindikasikan mengandung amilum. Ekstrak tomat mentah berwarna merah bata dan hal tersebut mengindikasikan mengandung amilum Ekstrak mangga matang berubah berwarna orange dan terdapat endapan (++) mengindikasikan bahwa larutan mengandung maltosa, ekstrak mangga ranum orange dan terdapat endapan (++) mengindikasikan bahwa larutan mengandung glukosa, dan ekstrak mangga mentah orange dan terdapat endapan (++) mengindikasikan bahwa larutan mengandung laktosa. Ekstrak Jambu Biji matang terbentuk larutan warna orange dan hal tersebut mengindikasikan mengandung maltosa. Ekstrak Jambu Biji ranum terbentuk larutan warna orange dan hal tersebut mengindikasikan mengandung maltosa. Ekstrak Jambu Biji mentah terbentuk larutan warna jingga dan hal tersebut mengindikasikan mengandung amilum. Berdasarkan hasil tersebut sebagian besar praktikum yang dilakukan tidak dituliskan adanya endapan merah bata dikarenakan perubahan yang diamati hanya perubahan warna saja. D. Diskusi 1. endapan yang terbentuk adalah merah bata karena gula tersebut dapat mereduksi ion Cu 2+ dari cupri sulfat menjadi ion Cu + yang kemudian mengendap sebagai Cu 2 O 2. Karena sukrosa tidak dapat mereduksi ion Cu 2+ dari CuSO 4 menjadi ion Cu + karena tidak mengandung gugus aldehid atau keton bebas.

25 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil tersebut sebagian besar praktikum yang dilakukan tidak dituliskan adanya endapan merah bata dikarenakan perubahan yang diamati hanya perubahan warna saja. Sehingga sulit untuk membedakan sakarida yang dapat mereduksi dan sakarida yang tidak dapat mereduksi. B. Saran Untuk praktikum selanjutnya disarankan kepada praktikan agar lebih hati-hati dalam melakukan percobaan, baik dalam menuangkan larutan pereaksi, maupun dalam hal mereaksikan larutan-larutan penguji. Serta lebih menjaga kebersihan alat-alat praktikum agar tidak terkontaminasi oleh larutan-larutan kimia yang lain.

26 DAFTAR PUSTAKA maharajay.lecture.ub.ac.id/files/2014/02/uji-kualitatif-kh-protein.pdf diakses pada 14 November 2014 pukul WIB Repository.usu.ac.id/bitstream/ /34292/4/Chapter%20II.pdf diakses pada 14 November 2014 pukul WIB

27 LAMPIRAN Ekstrak pisang masak, ranum dan mentah Ekstrak pisang masak sebelum ada pelakuan Ekstrak pisang ranum sebelum ada perlakuan Ekstrak pisang mentah sebelum ada perlakuan Ekstrak pisang masak setelah ada perlakuan dan dibandingkan dengan indikator Ekstrak pisang ranum setelah ada perlakuan dan dibandingkan dengan indikator

28

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. 1.1 Latar Belakang Percobaan Adalah uji untuk membuktikan

Lebih terperinci

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung.

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung. Pembahasan benedict Pada praktikum biokimia gizi tentang pemeriksaan kadar glukosa urine dengan metode benedict, kelompok kami menggunakan sampel urine fenti. Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui

Lebih terperinci

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA AARA I SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan praktikum : Mengidentifikasi jenis sakarida sesuai dengan jenis reaksinya 2. ari, tanggal praktikum : Sabtu, 29 Juni

Lebih terperinci

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis Disarikan dari: Buku Petunjuk Praktikum Biokimia dan Enzimologi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA Disusun oleh Nama : Gheady Wheland Faiz Muhammad NIM

Lebih terperinci

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan HASIL DAN DATA PENGAMATAN 1. Uji molish warna cincin ungu pada batas larutan pati cincin ungu pada batas larutan arabinosa cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa

Lebih terperinci

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN Molisch Test Uji KH secara umum Uji Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang ahli botani dari Australia. Prosedur Kerja : a. Masukkan ke dalam

Lebih terperinci

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif.

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif. II. Tujuan : Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif. III. Alat dan bahan : Rak tabung reaksi Tabung reaksi Gelas

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA.

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA. PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA. PENDAHULUAN Karbohidrat disebut juga sakarida. Karbohidrat

Lebih terperinci

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori : Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin Dasar teori : Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian

Lebih terperinci

ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT Analisis Kualitatif Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yg dapat dgunakan untuk analisis kualitatif. Beberapa reaksi yg lebih

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA

LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA NAMA :Dian Ratnasari PRODI :Teknik Kimia NIM: 12.01.4017 KAMPUS POLITEKNIK LPP Jln. LPP No 1A, Balapan, Yogyakarta 55222, Telp

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI)

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI) Jurnal BIOKIMIA Praktikum ke-2, 2011 KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI) Riska Pridamaulia, Hafiz Alim, Eka Martya Widyowati, dan Maharani Intan Kartika Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT

ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT LAPORAN PRATIKUM KIMIA PANGAN ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT Disusun Oleh : KELOMPOK 6 GIZI NONREGULER M. Rifki Fahrian (12310075) M. Zefri (12310076) Najah Imtihani (12310077) Nia Indah Yurica (12310078)

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGAMATAN I. Pengujian Secara Kualitatif 1. Uji Benedict 1 Glukosa Biru Muda Orange 2 Fruktosa Biru Muda Orange 3 Sukrosa Biru Muda Biru Muda 4 Maltosa Biru Muda Orange

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT A. PENGGOLONGAN

KIMIA. Sesi BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT A. PENGGOLONGAN KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 21 Sesi NGAN BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT Karbohidrat adalah kelompok senyawa aldehid dan keton terpolihidroksilasi yang tersusun dari atom C, H, dan O. Karbohidrat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Nama : 1. Irmayanti (157008011) 2. Binayanti Nainggolan (157008008) 3. Henny Gusvina Batubara (157008010) Tanggal Praktikum : 31 Maret 2016 Tujuan

Lebih terperinci

Analisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

Analisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc Analisa Karbohidrat Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc Definisi Karbohidrat Turunan aldehida atau keton yang memiliki rumus umum (CH 2 O) n atau C n H 2n O n. Karbohidrat terbentuk dari sintesa

Lebih terperinci

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~ Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~ By. Jaya Mahar Maligan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2014 Metode Analisis

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT. Sulistyani, M.Si

KARBOHIDRAT. Sulistyani, M.Si KARBOHIDRAT Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id KONSEP TEORI Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen yang terdapat di alam. Karbohidarat berasal dari kata

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT I Uji Molisch, Benedict, Barfoed, dan Fermentasi

KARBOHIDRAT I Uji Molisch, Benedict, Barfoed, dan Fermentasi Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat, 25 September 2015 Struktur dan Fungsi Biomolekul Waktu : 08.00-11.00 WIB PJP : Inda Setyawati, STP, MSi Asisten : Listia Vidyawati MM Mayang Dewi MU Annisa Dhiya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Protein dan Karbohidrat : Sifat dan Reaksi Kimia Nama : Grace E M Hutahaean NIM : 11212021 Kelompok : 3 Tanggal percobaan : 24 Oktober 2013 Tanggal Pengumpulan laporan :

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Hari/Tanggal Praktikum : Kamis/ 17 Oktober 2013 Nama Mahasiswa : 1. Nita Andriani Lubis 2. Ade Sinaga Tujuan Praktikum : Teori 1. Mengetahui pembuatan

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan Latar Belakang Tujuan: Menentukan kadar gula pereduksi dalam bahan pangan Prinsip: Berdasarkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT LAPRAN PRAKTIKUM KIMIA RGANIK ANALISIS KUALITATIF KARBIDRAT NAMA : GATSULLA AL-JALILY NIM : 135100601111042 KELAS : K JURUSAN : TEP KELLMPK : K5 ASISTEN : LABRATRIUM KIMIA FAKULTAS TEKNLGI PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL

BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL TUJUAN : Mengetahui sifat fisik alkohol dan fenol Membedakan senyawa alkohol primer, sekunder, tersier dan fenol dengan menggunakan tes Lucas dan Ferri Klorida A.

Lebih terperinci

PERCOBAAN 1 KARBOHIDRAT : SARAH MELATI D : K TANGGAL PERCOBAAN : 02 APRIL 2011

PERCOBAAN 1 KARBOHIDRAT : SARAH MELATI D : K TANGGAL PERCOBAAN : 02 APRIL 2011 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN 1 KARBOHIDRAT NAMA : SARAH MELATI D NIM : K211 10 291 KELOMPOK : 6 ( ENAM ) ASISTEN : NUR RADHIYAH TANGGAL PERCOBAAN : 02 APRIL 2011 LABORATORIUM TERPADU KESEHATAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Kezia Christianty C NRP : 123020158 Kel/Meja : F/6 Asisten : Dian

Lebih terperinci

A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah. B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013

A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah. B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013 A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013 D. Tujuan : Menentukan kadar glukosa dalam darah. E. Dasar

Lebih terperinci

PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PH METER

PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PH METER LAPORAN PRAKTIKUM 2 PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PH METER NAMA: 1. YULIANDRIANI (NIM: 157008004) 2. KARIN TIKA FITRIA (NIM: 157008003) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 31 MARET 2016 TEMPAT : LABORATORIUM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. B. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006. Tempat penelitian

Lebih terperinci

02/12/2010. Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech. 30/11/2010 mcahyadi.staff.uns.ac.id. Kemanisan

02/12/2010. Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech. 30/11/2010 mcahyadi.staff.uns.ac.id. Kemanisan Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech Kemanisan Beberapa monosakarida dan oligosakarida memiliki rasa manis bahan pemanis Contoh: sukrosa (kristal), glukosa (dalam sirup jagung) dan dekstrosa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN PERCOBAAN 3: UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN PERCOBAAN 3: UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN PERCOBAAN 3: UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Pangan yang diampu oleh: Siti Mujdalipah, S.TP., M.Si dan Shinta Maharani

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI) LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI) Di Susun Oleh : Nama praktikan : Ainutajriani Nim : 14 3145 453 048 Kelas Kelompok : 1B : IV Dosen Pembimbing : Sulfiani, S.Si PROGRAM STUDI DIII ANALIS

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau. IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan mengenai : (4.1) Penelitian Pendahuluan, dan (4.2) Penelitian Utama. 4.1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menentukan lama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga

Lebih terperinci

Terbentuk endapan coklat formaldehid 2 1ml KMnO4 1%+ 1tetes aseton Tidak terbentuk endapan 3 1ml KMnO4 1% +1tetes benzaldehid

Terbentuk endapan coklat formaldehid 2 1ml KMnO4 1%+ 1tetes aseton Tidak terbentuk endapan 3 1ml KMnO4 1% +1tetes benzaldehid Oksidasi KMnO4 no Langkah percobaan Hasil percobaan 1 1ml KMnO4 1% +1tetes Terbentuk endapan coklat formaldehid 2 1ml KMnO4 1%+ 1tetes aseton Tidak terbentuk endapan 3 1ml KMnO4 1% +1tetes benzaldehid

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n KARBOHIDRAT Dr. Ai Nurhayati, M.Si. Februari 2010 Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n Karbohidrat meliputi sebagian zat-zat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PENGENCERAN GLUKOSA

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PENGENCERAN GLUKOSA LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PENGENCERAN GLUKOSA Nama : Debby Mirani Lubis & Ichwan Alamsyah Lubis Tanggal praktikum : 17 Oktober 2013 Kelompok : Pagi (08.00-12.00) I. Tujuan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Penentuan Kadar Glukosa Darah Oleh : Kelompok 4 - Offering C Desy Ratna Sugiarti (130331614749) Rita Nurdiana (130331614740)* Sikya Hiswara (130331614743) Yuslim Nasru S. (130331614748)

Lebih terperinci

Laporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

Laporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga Tujuan Praktikum : Laporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga Oleh : Ferry Prawira Gurusinga; Maya Anjelir Antika; Winda Kharunnisa Harahap Hari/Tanggal : Kamis / 10 Oktober 2013 1. Untuk

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan anion serta mengidentifikasi jenis anion

Lebih terperinci

The JaMMiLT ISSN

The JaMMiLT ISSN Analisa Kadar Gula (Sukrosa) Buah Mangga Berdasarkan Varietasnya Ir. Nastiti Kartikorini, M.Kes. Prodi D3 Analis Kesehatan UM Surabaya Abstract Mangga (Mangifera Indica Linn) merupakan buah tropis yang

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN KARBOHIDRAT KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula sederhana, heksosa, pentosa, maupun karbohidrat dengan berat molekul yang tinggi seperti pati,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Uji Kualitatif Formalin dalam sampel Mie basah. Hasil Uji (+/-)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Uji Kualitatif Formalin dalam sampel Mie basah. Hasil Uji (+/-) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian Tabel 2. Hasil Uji Kualitatif Formalin dalam sampel Mie basah Sampel Hasil Uji (+/-) Keterangan Schiff Tidak terjadi perubahan warna Sampel A Tollens Tidak

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA I. PROTEIN A. REAKSI UJI PROTEIN 1. PENGENDAPAN PROTEIN OLEH GARAM-GARAM

Lebih terperinci

LAPORAN PRATIKUM UJI BENEDICT - dicoret.com

LAPORAN PRATIKUM UJI BENEDICT - dicoret.com LAPORAN PRATIKUM UJI BENEDICT - dicoret.com BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis

Lebih terperinci

A. zat pengoksidasi D. inhibitor B. zat pereduksi E. zat pembius C. katalis POLIMER, KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK

A. zat pengoksidasi D. inhibitor B. zat pereduksi E. zat pembius C. katalis POLIMER, KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK POLIMER, KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK 1. Diantara beberapa monomer di bawah ini : Monomer manakah yang dapat membentuk polimer adisi. A. zat pengoksidasi D. inhibitor B. zat pereduksi E. zat pembius

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 2. : Magister Ilmu Biolmedik : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 2015

LAPORAN PRAKTIKUM 2. : Magister Ilmu Biolmedik : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 2015 LAPORAN PRAKTIKUM NAMA PRAKTIKAN : Nini Chairani (14700801) Zakirullah Syafei (1470080) PRODI : Magister Ilmu Biolmedik JUDUL : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 015

Lebih terperinci

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak Bahan makanan yang kita konsumsi sehari-hari harus mengandung nutrient yang diperlukan tubuh. Karbohidrat, lemak dan protein merupakan nutrient

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA Oleh: Melviana Aditya Candra

PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA Oleh: Melviana Aditya Candra I.Tujuan Praktikum PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA Oleh: Melviana Aditya Candra 1. Memahami prinsip-prinsip dasar larutan buffer Larutan penyangga atau buffer

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF Disusun Oleh : Prima W. Subagja 41204720109035 UNIVERSITAS NUSA BANGSA MIPA KIMIA 2010 ANALISIS KATION A. TUJUAN Mengidentifikasi suatu unsur kimia dalam cuplikan

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126 Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126 Program Studi : Pendidikan Tata Boga Pokok Bahasan : Karbohidrat Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian karbohidrat : hasil dari fotosintesis CO 2 dengan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PRAKTIKUM KIMIA DASAR I REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA Oleh : Luh Putu Arisanti 1308105006 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BADUNG TAHUN 2013/2014

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Nama : Juwita (127008003) Herviani Sari (127008008) Tanggal Praktikum: 4 Oktober 2012 Tujuan Praktikum: 1. Memahami prinsip dasar larutan buffer

Lebih terperinci

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~ Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~ By. Jaya Mahar Maligan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2014 Metode Analisis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang. Anon (2005) menyatakan bahwa pisang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang. Anon (2005) menyatakan bahwa pisang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pisang Kepok Pisang adalah tanaman buah yang berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan

Lebih terperinci

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN Terkadang ketika di laboratorium, ada rasa ingin tahu bagaimana cara membuat pereaksi molisch, barfoed, seliwanoff dan sebagainya. Nah, disini saya mencoba menyajikan bagaimana

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Nama : Meutia Atika Faradilla (147008014) Sri Wulandari (147008005) Tanggal Praktikum : 10 Maret 2015 Tujuan Praktikum : 1. Memahami prinsip dasar

Lebih terperinci

Evaluasi Belajar Tahap Akhir K I M I A Tahun 2005

Evaluasi Belajar Tahap Akhir K I M I A Tahun 2005 Evaluasi Belajar Tahap Akhir K I M I A Tahun 2005 UN-SMK-05-01 Perhatikan perubahan materi yang terjadi di bawah ini: (1) sampah membusuk (2) fotosintesis (3) fermentasi (4) bensin menguap (5) air membeku

Lebih terperinci

TES HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

TES HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan TES HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan Waktu : 60 menit Baca baik-baik soal dibawah ini dan jawablah pada lembar jawab yang telah disediakan

Lebih terperinci

METODE ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

METODE ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT METODE ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT Oleh : Ni Luh Mega Desyanti P07134011035 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2013 Metode

Lebih terperinci

UJI KARBOHIDRAT SECARA KUANTITATIF

UJI KARBOHIDRAT SECARA KUANTITATIF UJI KARBOHIDRAT SECARA KUANTITATIF Analisa Karbohidrat Uji Kualitatif Uji Kuantitatif o o o o o o o o Uji Molisch Uji Seliwanoff Uji Anthrone Uji Benedict Uji Barfoed Uji Iodin Uji Pembentukan Osason Uji

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT. Klasifikasi karbohidrat menurut lokasi gugus karbonil C H C C CH 2 OH H H C C OH OH

KARBOHIDRAT. Klasifikasi karbohidrat menurut lokasi gugus karbonil C H C C CH 2 OH H H C C OH OH KARBIDRAT Pendahuluan Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar

Lebih terperinci

ANALISIS KARBOHIDRAT Disusun untuk memenuhi tugas kimia analisa bahan makanan ANGGOTA KELOMPOK:

ANALISIS KARBOHIDRAT Disusun untuk memenuhi tugas kimia analisa bahan makanan ANGGOTA KELOMPOK: ANALISIS KARBOHIDRAT Disusun untuk memenuhi tugas kimia analisa bahan makanan ANGGOTA KELOMPOK: Erlaningtyas Hutami (125090201111001) Hikmah Yaumil (125090201111002) Dian EkaYanti (125090201111004) Fanny

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK NAMA NIM KEL.PRAKTIKUM/KELAS JUDUL ASISTEN DOSEN PEMBIMBING : : : : : : HASTI RIZKY WAHYUNI 08121006019 VII / A (GANJIL) UJI PROTEIN DINDA FARRAH DIBA 1. Dr. rer.nat

Lebih terperinci

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN DATA PENGAMATAN Eksperimen 1 : Reaksi Eksperimen 2 : Pemanasan Garam Nitr Asam Nitrat dengan Logam Cu Perlakuan 1 keping logam Cu + HNO3 pekat beberapa tetes 1 keping

Lebih terperinci

TUJUAN ANALISIS BIOKIMIA URIN

TUJUAN ANALISIS BIOKIMIA URIN BAB I TUJUAN ANALISIS BIOKIMIA URIN Tujuan analisis biokimia urin adalah : A. Pemeriksaan fisik Mengamati sifat fisik urin, dari jumlah (volume), warna, buih ketika dikocok, kekeruhan, dan bau. B. Pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan telah lama dikenal sebagai sumber vitamin dan mineral. Pada zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan tubuh. Demikian pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanas (Ananas comosus (L) Merr.) adalah buah yang memiliki mata yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat tumbuh subur di daerah beriklim

Lebih terperinci

Reaksi BIOKIMIA PADA UJI BAKTERIOLOGI. No UJI BIOKIMIA KETERENGAN. 1. Uji fermentasi karbohidrat

Reaksi BIOKIMIA PADA UJI BAKTERIOLOGI. No UJI BIOKIMIA KETERENGAN. 1. Uji fermentasi karbohidrat Reaksi BIKIMIA PADA UJI BAKTERILGI o UJI BIKIMIA KETEREGA 1. Uji fermentasi karbohidrat Uji positif ditandai dengan perubahan warna indikator BTB (brom timol biru) pada media biakan dari biru menjadi kuning.

Lebih terperinci

- 1 - KIMIA MAKROMOLEKUL

- 1 - KIMIA MAKROMOLEKUL - 1 - KIMIA MAKRMLEKUL KARBIDRAT» Merupakan senyawa yang mengandung gugus fungsi keton atau aldehid, dan gugus hidroksi» Ditinjau dari gugus fungsi yang diikat:» Aldosa: karbohidrat yang mengikat gugus

Lebih terperinci

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih ANALISIS KARBOHIDRAT Analisis Zat Gizi Teti Estiasih 1 Definisi Ada beberapa definisi Merupakan polihidroksialdehid atau polihidroksiketon Senyawa yang mengandung C, H, dan O dengan rumus empiris (CH2O)n,

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : ERICA PUSPA NINGRUM : J1C111208

PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : ERICA PUSPA NINGRUM : J1C111208 PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN NAMA : ERICA PUSPA NINGRUM NIM : J1C111208 KELOMPOK : II (DUA) ASISTEN : TAUFIK NOOR KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG V. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Analisis Kimia.1.1 Kadar Air Hasil analisis regresi dan korelasi (Lampiran 3) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara jumlah dekstrin yang ditambahkan pada

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS O L E H: NAMA : HABRIN KIFLI HS STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK : V (LIMA) ASISTEN : SARTINI, S.Si LABORATORIUM KIMIA ANALITIK FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) 1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 6 Aldehid dan Keton: Sifat Fisik dan Reaksi Kimia DIAH RATNA SARI 11609010 KELOMPOK I Tanggal Percobaan : 27 Oktober 2010 Shift Rabu Siang (13.00 17.00

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT II Uji Seliwanoff, Osazon, dan Iod

KARBOHIDRAT II Uji Seliwanoff, Osazon, dan Iod Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat, 2 Oktober 2015 Struktur dan Fungsi Biomolekul Waktu : 08.00-11.00 WIB PJP : Inda Setyawati, STP, MSi Asisten : Caecilia Jessica U Mayang Dewi MU Rizqy Fachria KARBOHIDRAT

Lebih terperinci

Penggolongan Karbohidrat

Penggolongan Karbohidrat KARBIDRAT Karbohidrat adalah senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon. leh karena itu karbohidrat mempunyai dua gugus fungsional yang penting : * Gugus hidroksil * Gugus keton/aldehid Penggolongan

Lebih terperinci

PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA SMK NEGERI 1 TAMPAKSIRING Alamat : Jl. Dr. Ir. Soekarno di Sanding (0361) 981681 Mata Pelajaran : IPA TERAPAN Kompetensi Keahlian : TB dan AP Kelas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TUGAS KIMIA DASAR LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI REAKSI KIMIA OLEH : KELOMPOK 7 1.Ida Ayu Putu Sri Puspitawati 2.Putu Devi Yani 1213031023 1213031017 3.Lalu Tio Noval Wiratama 1213031006 UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT

BIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT BIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT 1 Karbohidrat Karbohidrat adalah biomolekul yang paling banyak terdapat di alam. Setiap tahunnya diperkirakan kira-kira 100 milyar ton CO2 dan H2O diubah kedalam molekul selulosa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM Dosen Pembimbing : Siti Imroatul Maslikah, S.Si., M.Si, Kelompok : 1 Offering: A 1. Endah Puspa Rini (130342603366) 2. Endah Wahyuningtias (130341603381) 3. Muhammad Fahrurrizal

Lebih terperinci

Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 %

Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 % BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian yang telah dilakukan yaitu pembuatan alat pemeras madu (Gambar 1 & 2) dan penyaring madu (Gambar 3). Pelaksanaan pembuatan ruang khusus pengolahan madu (Gambar

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 24 Sesi NGAN Review IV A. KARBOHIDRAT 1. Di bawah ini adalah monosakarida golongan aldosa, kecuali... A. Ribosa D. Eritrosa B. Galaktosa E. Glukosa C. Fruktosa

Lebih terperinci

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan Waktu : 60 menit Baca baik-baik soal dibawah ini dan jawablah pada lembar jawab yang telah

Lebih terperinci

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM UJI KUALITATIF SENYAWA ALDEHID dan KETON

LAPORAN PRAKTIKUM UJI KUALITATIF SENYAWA ALDEHID dan KETON LAPORAN PRAKTIKUM UJI KUALITATIF SENYAWA ALDEHID dan KETON I. Tujuan Tujuan dari praktikum uji kualitatif seyawa aldehid dan keton adalah untuk mengetahui didalam sampel mengandung gugus aldehid dan keton.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.

Lebih terperinci

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) MARIATI Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut, Jl. A. Yani, Km

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian PENDAHULUAN Latar Belakang Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian besar diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis makanan. Pengolahan buahbuahan bertujuan selain untuk memperpanjang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL ) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan.

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Proksimat Komposisi rumput laut Padina australis yang diuji meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar abu tidak larut asam dilakukan

Lebih terperinci

Asam laktat (%)= V1 N BE FP 100% V2 1000

Asam laktat (%)= V1 N BE FP 100% V2 1000 7 Sebanyak 1 ml supernatan hasil fermentasi dilarutkan dengan akuades menjadi 25 ml di dalam labu Erlenmeyer. Larutan ditambahkan 2-3 tetes indikator phenolftalein lalu dititrasi dengan larutan NaOH.1131

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagian besar masyarakat Jatisrono berwirausaha sebagai pedagang ayam, para pedagang tersebut menjualnya dalam bentuk daging mentah dan ada pula yang matang.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Nama : T.M. Reza Syahputra Dinno Rilando Hari / Tgl: Kamis / 24 Maret 2016 Tujuan Praktikum: 1. Mahasiswa/i dapat memahami pengertian dan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gugus fungsi adalah suatu gugus yang memberikan karakteristik kepada senyawa organik, oleh karena itu jika suatu molekul memiliki dua gugus fungsi berlainan dengan

Lebih terperinci

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan Waktu : 60 menit Baca baik-baik soal dibawah ini dan jawablah pada lembar jawab yang telah

Lebih terperinci

SENYAWA ALDEHID. oleh. Dra. Machdawaty Masri,MSI, Apt.

SENYAWA ALDEHID. oleh. Dra. Machdawaty Masri,MSI, Apt. SENYAWA ALDEHID oleh Dra. Machdawaty Masri,MSI, Apt. Definisi Aldehida suatu senyawa yang mengandung gugus karbonil (C=O) yang terikat pada sebuah atau dua buah unsur hidrogen. Aldehid berasal dari alkohol

Lebih terperinci