Bab II Tinjauan Pustaka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab II Tinjauan Pustaka"

Transkripsi

1 5 Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Elektrolisis dan Hukum Faraday Aliran arus listrik melalui suatu larutan elektrolit dapat menghasilkan reaksi kimia yang disebut elektrolisis. Jika dua elektroda yang dihubungkan dengan arus listrik searah dicelupkan ke dalam larutan elektrolit, reaksi kimia akan terjadi dan dapat diamati di kedua elektroda tersebut. Elektroda yang menerima aliran elektron dari rangkaian luar dan terjadi proses reduksi disebut katoda, sedang elektroda tempat terjadinya oksidasi disebut anoda 6. Pengendapan atau deposisi karena pengaruh listrik disebut juga elektro-deposisi. Elektro deposisi diatur oleh hukum Ohm dan dua hukum elektrolisis dari Faraday ( ). Kedua hukum Faraday tersebut adalah: (1) Banyak zat yang dibebaskan pada elektroda-elektroda dari suatu sel berbanding lurus dengan kuantitas listrik yang mengalir melalui larutannya. (2) Banyak zat berlainan yang diendapkan, atau dibebaskan, oleh kuantitas listrik yang sama, adalah sebanding dengan ekivalen kimia zat-zat tersebut 7. Dengan ungkapan lain, Creighton 8 mengatakan bahwa hukum I Faraday merupakan ungkapan mendasar yang merupakan hubungan antara kuantitas materi yang dihasilkan di katoda dengan jumlah arus yang mengalir ke dalam larutan selama elektrolisis. Hukum I Faraday tersebut dinyatakan sebagai Jumlah materi yang dibebaskan di katoda dari proses elektrolisis adalah berbanding lurus dengan arus listrik yang melewati larutan Sedangkan hukum II Faraday merupakan hubungan fundamental antara kuantitas materi yang diendapkan di katoda dari elektrolisis beberapa larutan jika menggunakan arus yang sama. Dalam ungkapan Creighton dinyatakan sebagai Arus listrik yang sama menghasilkan jumlah ekivalen materi yang sama di elektroda.

2 6 Hukum Ohm menyatakan hubungan antara ketiga besaran yang fundamental, arus, daya gerak listrik dan tahanan. Arus, I, berbanding lurus dengan daya gerak listrik, E, dan berbanding terbalik dengan tahanan, R 6, dirumuskan: E I = (1) R Satuan kuantitas listrik adalah coulomb dan didefinisikan sebagai kuantitas listrik yang lewat bila 1 ampere arus mengalir selama 1 detik. Satu coulomb muatan listrik setara dengan satu mol elektron. Arus listrik satu Faraday, coulomb, adalah arus yang diperlukan untuk menghasilkan endapan logam seberat satu ekivalen. Jumlah Faraday listrik adalah sama dengan jumlah listrik dalam Coulomb dibagi dengan Faraday (F), dengan F merupakan tetapan Faraday 9, yang besarnya coul.ekiv -1. Dengan inti sama, Alexeyev 10 mengemukakan bahwa jumlah arus yang harus dialirkan agar dapat membebaskan 1 gram-ekivalen suatu materi pada elektroda disebut tetapan Faraday atau bilangan Faraday, yang dinotasikan dengan huruf F. Coulomb merupakan ukuran kuantitas listrik dalam waktu tertentu, sementara arus listrik yang biasanya diukur dalam satuan ampere. Hubungan ketiganya dinyatakan dengan persamaan: coulomb C ampere =, I = (2) detik t coulomb I. t ekivalen endapan = = (3) Bobot suatu unsur yang dibebaskan oleh berlalunya listrik satu coulomb atau satu ampere selama satu detik, disebut ekivalen elektrokimia dari unsur itu 7. Ekivalen perak adalah 107,868. Karena satu coulomb listrik dapat mengendapkan 1,118 mg perak, maka kuantitas listrik yang diperlukan untuk mengendapkan satu ekivalen 107,868 perak adalah = = Coulomb. Angka ini biasa disebut tetapan 0, Faraday dan dibulatkan menjadi coul.ekiv -1

3 7 II.2 Beberapa Istilah Berkaitan dengan Elektrolisis dan Elektro-deposisi. Beberapa istilah yang terkait pada konsep maupun praktek pada penelitian ini adalah: (1) Katoda, adalah elektroda tempat terjadinya reaksi reduksi. Dalam sel elektrolisis, katoda adalah elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus, karena elektron-elektron meninggalkan sumber arus dan masuk ke dalam sel elektrolisis pada elektroda tersebut. (2) Anoda, adalah elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi, yang dihubungkan dengan kutub positif sumber arus listrik. (3) Potensial polarisasi. Potensial luar yang harus diberikan kepada larutan yang dielektrolisis harus sedikit lebih besar dari E sel -nya, karena potensial listrik juga digunakan untuk mengatasi terjadinya ketidaksetimbangan dari sel. Kelebihan potensial ini disebut potensial polarisasi 10. Besarnya arus dapat dihitung dari rumus Ohm: E - E b I = (4) R dengan I = arus (ampere) E = potensial luar E b = emf sel R = tahanan dalam (Ohm) (4) Rapat arus, yaitu arus persatuan luas permukaan elektroda. Rapat arus umumnya dinyatakan dalam ampere persentimeter persegi permukaan elektroda. (5) Efisiensi arus. Dengan mengukur banyaknya suatu zat tertentu yang diendapkan dan membandingkannya dengan kuantitas teoretis (dihitung dengan hukum Faraday), akan diperoleh efisiensi arus. Umumnya analisis pengendapan memperlihatkan efisiensi arus yang rendah, disebabkan oleh terjadinya reaksi-reaksi lain 7. (6) Potensial penguraian suatu elektrolit, adalah potensial luar minimum yang harus diberikan, untuk menimbulkan elektrolisis secara kontinu.

4 8 Emf balik. Jika sirkuit diputuskan setelah emf diberikan kepada elektrolit, akan diamati bahwa pembacaan pada voltmeter, V, mula-mula stabil, lalu turun sedikit, makin cepat sampai pada nol. Emf balik ini terjadi karena penimbunan oksigen dan hidrogen pada masing-masing elektroda, yang akan menghasilkan gas pada kedua elektroda, dan perbedaan potensial antara mereka melawan emf yang dikenakan 7. II.3 Reaksi-reaksi pada Elektroda Reaksi-reaksi pada elektroda, kenyataannya, cenderung membuat komposisi hasil pada larutan di daerah di sekitar elektroda berbeda dengan bagian larutan yang jauh dari elektroda. Faulkner, L.R 11, dengan eksperimennya tentang elektrolisis ferosene (FeCp 2 ) membuktikan terjadinya hal tersebut. Gerak Brownian molekul ferosene menyebabkan larutan menjadi homogen dan difusi bersih dari molekulmolekul ferosene menjadi merata dan mengalami reaksi oksidasi. Pada proses elektro-deposisi, banyak berkaitan dengan elektrolisis larutan garamgaram. Oleh sebab itu perlu dipahami betul reaksi-reaksi yang terjadi pada elektroda-elektrodanya. Misalnya reaksi elektrolisis larutan ZnBr 2 satu molar dengan elektroda platina yang licin, akan menghasilkan endapan Zn di katoda dan Br 2 pada anoda. Reaksi pada katoda adalah reaksi reduksi, yaitu: Zn e Zn. Adapun di anoda terjadi reaksi oksidasi, yaitu: 2Br Br 2 + 2e. Besar potensial pada katoda dapat dihitung dengan persamaan: 2+ o [ Zn ] E o 0,0591 E katoda = E Zn + log = Zn, karena [Zn 2+ ] = 1 molar. Dan 2 potensial sel pada anoda dihitung dengan persamaan: E - o 0,0591 [ Br ] = E log 2, o 0,0591 = E Br log 2 Br karena [Br - ] = 2 molar 1 1 anoda 2 Maka emf dari sel yang dihasilkan adalah :

5 9 o o 0,0591 E Zn E Br log 2 = 0,76 ( 0,1,07 0,02) = 1,85 volt 2 1 Umumnya dapat dinyatakan bahwa emf balik atau polarisasi teoretis, E back dirumuskan sebagai : E back = E kat E an Demikian juga untuk elektrolisis larutan CuSO 4, beda potensial pada katoda dan anoda dapat ditentukan dengan cara yang sama seperti elektrolisis ZnBr 2 tersebut. II.4 Sifat Endapan. Endapan yang ideal untuk keperluan analisis adalah endapan yang melekat, rapat, dan halus. Dalam bentuk demikian, endapan tersebut dapat dicuci tanpa mengalami penyusutan. Endapan yang berupa serpihan, berpori seperti karet busa, bubuk, atau berbentuk granula, tidak melekat kuat pada elektroda. Karena itu, dalam analisis perlu dihindarkan terjadinya endapan yang demikian. Kenaikan rapat arus sampai suatu nilai kritis tertentu mengakibatkan ukuran butiran-butiran endapan sangat mengecil. Nilai kritis ini tergantung pada sifat elektrolit, laju pengadukan, dan temperatur 7. Jika nilai tersebut terlewati mengakibatkan endapan yang dihasilkan kurang baik. Pada nilai rapat arus yang cukup tinggi, pelepasan hidrogen dapat terjadi yang disebabkan oleh habisnya ionion di dekat logam katoda. Jika pelepasan gas hidrogen terjadi cukup banyak, endapan biasanya akan menjadi pecah-pecah dan tidak teratur, berpori dan kurang melekat pada elektroda. Untuk menghindari hal tersebut, dalam proses pengendapan logam-logam tertentu, seperti tembaga, Cu, perlu ditambahkan asam nitrat atau amonium nitrat pada larutan yang mengandung ion logam tembaga untuk mengurangi terbentuknya gas hidrogen pada elektroda. Karena, ion nitrat dalam larutan akan mengikat ion H + sesuai reaksi: - NO 3 (aq) + 10H + + (aq) + 8e NH 4 (aq) + 3H 2 O (l) Ion nitrat direduksi menjadi ion amonium pada potensial katoda yang lebih rendah (kurang negatif) daripada potensial katoda pada ion hidrogen. Dengan demikian ion nitrat berperan mengurangi pembebasan gas hidrogen. Ion nitrat bertindak sebagai suatu pendepolarisasi katoda 7.

6 10 II.5 Pengendapan Logam di Katoda Bila larutan garam dielektrolisis, kemungkinan yang dapat terjadi adalah pengendapan logam atau pembebasan gas hidrogen. Mana yang terjadi tergantung besarnya potensial yang diperlukan untuk pengendapan logam atau timbulnya gas hidrogen. (1) Jika potensial pelucutan logam lebih kecil dari potensial pelucutan H 2, maka logam akan mengendap lebih dulu. (2) Jika potensial pelucutan logam lebih besar dari potensial pelucutan H 2, maka gas H 2 akan terbentuk lebih dulu. Misalnya elektrolisis AgNO 3 1 N, maka : E Ag = + 0,80 volt (pada 25 o C, reduksi) E 0, log 1 10 H 2 = 7 = 0,41 volt (pada 25 o C, reduksi) Kebutuhan energi untuk mengendapkan Ag lebih kecil daripada untuk menghasilkan gas H 2, maka Ag mengendap lebih dulu. Demikian juga logamlogam lain di bawah H pada deret spektrokimia. Makin negatif harga E sel, reaksi yang terjadi makin tidak spontan, sehingga makin besar energi yang diperlukan, akibatnya logam tersebut makin sukar mengendap 12. II.6 Tembaga dan Tembaga(II)sulfat (1) Tembaga Tembaga dan juga perak serta emas kadang-kadang disebut logam koin, karena alasan sejarah bahwa ketiga logam tersebut digunakan untuk keperluan pembuatan uang logam 13. Alasannya adalah ketiga logam tersebut tersedia cukup melimpah, mudah ditempa, tidak reaktif, memiliki nilai intrinsik, khususnya untuk emas dan perak.

7 11 Tembaga memiliki elektron s tunggal di luar kulit 3d yang terisi. Hal ini agak kurang umum dibanding logam golongan alkali. Kulit d yang terisi jauh kurang efektif daripada kulit gas mulia dalam melindungi elektron s dari muatan inti, sehingga potensial ionisasi pertama Cu lebih tinggi dari logam alkali 14. Penampilan fisik logam tembaga seperti pada gambar II.1. Gambar II. 1 Logam tembaga 15 Unsur tembaga terdapat pada hampir 250 mineral 15, tetapi hanya sedikit saja yang bernilai komersial. Kandungan logam Cu yang terbesar terdapat pada endapan sulfida primer, kalkopirit (CuFeS 2 ), diikuti oleh kalkosit (Cu 2 S), bornit (Cu 5 FeS 4 ), kovelit (CuS), dan enargit (Cu 3 AsS 4 ). Mineral tembaga utama dalam bentuk deposit oksida adalah krisokola (CuSiO 3.2H 2 O), malasit (Cu 2 (OH) 2 CO 3 ), dan azurit (Cu 3 (OH) 2 (CO 3 ) 2 ) Logam tembaga digunakan secara luas dalam industri peralatan listrik. Kawat tembaga dan paduan tembaga digunakan dalam pembuatan motor listrik, generator, kabel transmisi, instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan bermotor, konduktor listrik, kabel dan tabung coaxial, tabung microwave, sakelar, pengaktifan transistor, bidang telekomunikasi, dan bidang-bidang yang membutuhkan sifat konduktivitas listrik dan panas yang tinggi, seperti untuk pembuatan tabung-tabung dan klep di pabrik penyulingan. Meskipun aluminium dapat digunakan untuk tegangan tinggi pada jaringan transmisi, tetapi tembaga masih memegang peranan penting untuk jaringan bawah tanah dan menguasai pasar kawat berukuran kecil, peralatan industri yang berhubungan dengan larutan, industri konstruksi, pesawat terbang dan kapal laut, atap, pipa ledeng, campuran

8 12 kuningan dengan perunggu, dekorasi rumah, mesin industri non-elektris, peralatan mesin, pengatur temperatur ruangan, mesin-mesin pertanian. (2) Tembaga(II)sulfat Tembaga(II)sulfat merupakan senyawa kimia dengan rumus CuSO 4. Keberadaan senyawa ini merupakan deretan senyawa hidrat dengan jumlah molekul air kristal berbeda-beda. Dari berbagai kristal hidrat tersebut, kristal CuSO 4.5H 2 O yang paling dikenal. Tembaga(II)sulfat anhidrat berwarna hijau pucat atau berupa serbuk putih abu-abu, sementara tembaga(ii)sulfat pentahidrat berwarna biru cerah. Kristal ini dapat terdehidrasi menjadi zat anhidrat yang benar-benar putih 14. Senyawa CuSO 4.5H 2 O dikenal dengan nama blue vitriol atau bluestone dan banyak digunakan sebagai fungisida, herbisida dan pestisida. Dalam bidang kimia analitik dan organik, senyawa ini digunakan untuk pereaksi Fehling dan Benedict yang berfungsi untuk menguji gula pereduksi. Dalam bidang pendidikan kimia, senyawa CuSO 4 sering digunakan dalam Set kimia untuk anak, yaitu percobaan menumbuhkan kristal dan juga pelapisan tembaga. (3) Elektrolisis larutan CuSO 4 Larutan tembaga(ii)sufat sering dipakai untuk percobaan sel elektrolisis pada pembelajaran di SMA/MA. Percobaan ini umumnya bertujuan untuk menunjukkan kepada siswa mengenai proses elektrolisis, karena akan terlihat jelas pelapisan tembaga pada katoda, khususnya jika menggunakan elektroda karbon. Salah satu diagram proses elektrolisis dengan menggunakan larutan tembag(ii)sulfat seperti terlihat pada gambar II.2:

9 13 Sumber arus DC 6 volt larutan tembaga(ii)sulfat elektroda platina elektroda tembaga Gambar II. 2 Diagram elektrolisis larutan CuSO 4 16 Reaksi-reaksi yang terjadi pada elektroda-elektroda dalam elektrolisis seperti gambar di atas adalah: Di katoda : Cu 2+ (aq) + 2e Cu (s) Di anoda : 2H 2 O (l) 4H + (aq) + O 2(g) + 4e II.7 Perak dan Perak Nitrat (1) Perak Perak dapat ditemukan dalam bentuk unsur bebas dan juga sebagai senyawa perak(i) sulfida, Ag 2 S. Dalam jumlah signifikan perak juga diperoleh dari proses ekstraksi timbal dari bijihnya dan juga dari proses elektrolisis pemurnian tembaga 13. Perak sebagai logam murni diperoleh dari elektrolisis menggunakan elektrolit perak nitrat. Perak tersedia dalam banyak bentuk, yaitu kristal, kawat, serpihan, foil granula, jarum, serbuk, tabung, lubang, batang, dan sebagainya. Perak termasuk logam yang agak jarang dan mahal, sekalipun tidak semahal logam emas. Perak murni berupa logam putih brilian, memiliki daya hantar panas dan listrik terbaik dari

10 14 semua jenis logam. Perak stabil di udara dan dalam air murni, tetapi akan menjadi ternoda diletakkan di tempat yang mengandung ozon, H 2 S atau udara yang mengandung belerang. (2) Perak Nitrat Perak nitrat dengan rumus AgNO 3 merupakan senyawa komersial dan juga penting sebagai pereaksi di laboratorium, yaitu untuk pengendapan bagi anion yang sukar larut sebagai senyawa garam perak 17. Sebagian besar senyawa perak lain merupakan turunan dari perak nitrat. Senyawa perak juga digunakan untuk electroplating dalam industri baterai, kimia farmasi dan juga sebagai katalis. Nitrat dari perak ini dapat digunakan untuk prekursor beberapa senyawa perak seperti yang digunakan untuk fotografi, meskipun garam ini sangat kurang sensitif dibanding garam halidanya. Perak nitrat dapat menimbulkan noda hitam pada kulit seperti tahi lalat untuk sementara, dan akan hilang sekitar 1,5 minggu. Karena itu perak nitrat dapat digunakan untuk membuat tato sementara. (3) Elektrolisis Larutan AgNO 3 Larutan perak nitrat mengandung ion perak dan ion nitrat. Perak adalah logam yang kurang reaktif, maka pada elektrolisis larutan perak nitrat akan dihasilkan endapan perak di katoda, dengan reaksi: Ag + (ag) + e Ag (s) Jika anoda menggunakan elektroda inert seperti platina, ada 2 kemungkinan reaksi oksidasi yang akan terjadi di anoda, yaitu ion hidroksida menjadi gas oksigen dan/atau perak(i) menjadi perak(iii) 16. Reaksinya: 4OH - (aq) 2H 2 O (l) + O 2(g) + 4e Ag + (aq) Ag 3+ (aq) + 2e

11 15 II.8 Penentuan Jumlah Logam yang Diendapkan Untuk menentukan logam yang diendapkan di katoda pada elektrolisis, dapat dilakukan dengan dua cara: Pertama, menimbang menggunakan neraca analitis. Sebelum digunakan, katoda ditimbang dan setelah elektrolisis juga ditimbang. Selisih massa katoda adalah massa logam yang diendapkan. Kedua, dengan titrasi. Analisis endapan tembaga dapat dilakukan dengan titrasi pembentukan kompleks. Sedangkan endapan perak pada katoda dapat dibandingkan dengan endapan perak yang ditentukan dari titrasi pengendapan perak, salah satunya dengan metode Mohr. (1) Titrasi Pembentukan Kompleks Titrasi ini didasarkan pada sifat beberapa unsur logam yang dapat membentuk kompleks stabil dan mengendap dengan zat-zat pengompleks tertentu. Salah satu zat pengompleks yang digunakan luas dalam analisis adalah etilendiamin tetra asetat (EDTA), yang memiliki rumus struktur seperti gambar II.3 (a): (a) (b) Gambar II. 3 Struktur EDTA (a) dan struktur umum kompleks logam-edta (b) 18 Sebagai ligan multidentat, EDTA akan membentuk kompleks logam-logam yang stabil dengan perbandingan mol 1 : 1. EDTA sebagai pengompleks akan

12 16 membentuk senyawa kompleks yang stabil dengan logam-logam dengan rumus umum seperti gambar II.3 (b). a. Indikator titrasi Untuk pembentukan kompleks EDTA umum dengan perbandingan mol EDTA : mol logam = 1 : 1, penggunaan suatu indikator ion logam dalam titrasi dituliskan sebagai : M In + EDTA M-EDTA + In Reaksi ini berlangsung jika kompleks indikator logam, M-In, kurang stabil dibanding kompleks logam-edta, M-EDTA. M-In berdisosiasi sampai tingkat yang terbatas, dan selama titrasi, ion logam bebasnya berangsur dikomplekskan oleh EDTA, sampai akhirnya logam tadi dipindahkan dari kompleks M-In dengan meninggalkan indikator logam dapat dinyatakan dengan tetapan pembentukan, K 7 In : K In = [ M - In ] [ M ]. [ In ] Perubahan warna dipengaruhi oleh konsentrasi ion-hidrogen dari larutan. Misalnya indikator Eriokhrom Black T (EBT) yang ditulis sebagai H 2 In -, akan memperlihatkan perilaku asam-basa dalam kesetimbangan berikut: H - ph 5,3-7,3 2- ph10,5-12,5 3-2In HIn In merah biru kuning-jingga b. Pembakuan EDTA Untuk membakukan larutan EDTA yang digunakan untuk menitrasi larutan logam, maka larutan EDTA harus dibakukan lebih dulu dengan logam Mg 2+, dalam larutan MgSO 4. Pada proses pembakuan ini digunakan indikator Eriokhrom Black T (EBT), dengan menjaga ph tetap yaitu 10 menggunakan buffer ph 10. Titik akhir titrasi terjadi setelah terjadi perubahan warna dari ungu menjadi biru. Karena perbandingan mol EDTA dan logam Mg = 1 : 1, maka konsentrasi larutan EDTA dapat dihitungan dengan persamaan: M EDTA x V EDTA = M Mg x V Mg (5)

13 17 Untuk menentukan konsentrasi larutan CuSO 4 digunakan indikator murexid/nacl dan dititrasi dengan larutan EDTA yang sudah dibakukan dengan larutan Mg 2+. Titik akhir titrasi dicapai dengan cara mengamati perubahan warna dari biru menjadi ungu pink. Dengan menggunakan prinsip sama dengan pembakuan larutan EDTA oleh Mg 2+ di atas, maka konsentrasi Cu dalam larutan CuSO 4 ditentukan dengan persamaan: M EDTA x V EDTA = M Cu x V Cu (6) (2) Titrasi Pengendapan Perak Pada titrasi pengendapan, hal utama yang perlu dilakukan adalah menentukan indikator yang sesuai. Dalam titrasi yang melibatkan garam perak, terdapat tiga indikator yang telah digunakan sejak lama 19. Metode Mohr menggunakan ion kromat, CrO 2-4 sebagai indikator yang digunakan untuk mengendapkan Ag 2 CrO 4 yang berwarna coklat. Metode Volhard menggunakan indikator ion Fe 3+ guna membentuk kompleks berwarna dengan ion tiosianat. Metode Fajans memanfaatkan indikator-indikator adsorbsi. Titrasi pengendapan perak dengan metode Mohr: Pada titrasi ini digunakan ion CrO 2-4 sebagai indikator. Seperti sistem asam basa, pembentukan endapan lain dapat digunakan untuk menyatakan lengkapnya suatu titrasi pengendapan. Pada titrasi Mohr, pengendapan ion perak dan ion klorida digunakan ion kromat sebagai indikator karena akan muncul endapan yang warnanya merah permanen dari ion perak dan kromat sebagai titik akhir titrasi. Tentu saja pengendapan indikator itu terjadi pada atau di dekat titik ekivalen titrasi itu. Perak kromat lebih dapat larut daripada perak klorida. Jika ion perak ditambahkan ke dalam suatu larutan yang mengandung ion klorida dengan konsentrasi tinggi dan ion kromat dengan konsentrasi rendah, maka perak klorida akan mengendap lebih dulu dan perak kromat baru akan terbentuk jika konsentrasi ion perak meningkat cukup tinggi, sehingga K sp perak kromat akan terlampaui 19. Lazimnya digunakan konsentrasi ion kromat antara 0,005 M sampai 0,01 M, karena jika digunakan konsentrasi kromat lebih tinggi, akan sukar

14 18 diterapkan dalam praktek, karena warna kuning ion kromat akan menimbulkan kesulitan dalam mengamati terbentuknya endapan yang berwarna. Titrasi Mohr terbatas untuk larutan dengan nilai ph antara Dalam larutan yang lebih basa, perak oksida akan mengendap. Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi, karena HCrO - 4 hanya terionisasi sedikit sekali. Disamping itu, hidrogen kromat berada dalam kesetimbangan dengan dikromat : 2H CrO 4 2HCrO 4 Cr 2 O 7 + H 2 O Mengecilnya konsentrasi ion kromat akan menyebabkan perlunya menambah ion perak dengan sangat berlebih untuk mengendapkan perak kromat, akibatnya menimbulkan galat yang besar. Pada umumnya garam dikromat cukup dapat larut. II.9 Metode Eksperimen pada Pembelajaran Kimia Belajar adalah usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dan ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Menurut Croncbach 3 belajar ditunjukkan dari perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Sebaik-baiknya belajar adalah dengan mengalami, dan dengan mengalami itu si pelajar menggunakan pancainderanya. Senada dengan pendapat ini adalah pendapat Harold Spears 3, belajar adalah observasi, membaca, menirukan, mencoba sendiri sesuatu, mendengar, mengikuti arahan. Masih sependapat dengan Cronbach, McGeoh 3 mengatakan bahwa belajar adalah perubahan kinerja sebagai hasil dari latihan. Pembelajaran kimia di sekolah menengah (SMP atau SMA) dapat dilakukan dengan banyak metode, sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar atau konsep kimia yang diajarkan, ketersediaan sarana dan media pembelajaran di sekolah dan juga alokasi waktu belajar yang tersedia. Salah satu cara pembelajaran kimia dapat dilakukan dengan eksperimen atau pendekatan eksperimen (laboratory based learning). Pendekatan eksperimen didefinisikan oleh R.L Gilstarp & W.R Martin dalam Hamalik 20, prosedur pembelajaran dengan suatu kursus, efek, alam atau sifat-

15 19 sifat suatu fenomena, termasuk sosial, psikis atau fisik yang ditentukan dengan pengalaman atau eksperimen, di bawah kondisi yang dikendalikan. Sementara itu, McKeachie 21, mengatakan bahwa pembelajaran berbasis laboratorium mengasumsikan bahwa pengalaman pertama dan manipulasi materi sains merupakan metode paling unggul dibanding metode lain dalam mengembangkan pemahaman dan apresiasi. Latihan laboratorium juga sering digunakan untuk mengembangkan keterampilan lebih untuk penelitian. Mengapa menggunakan pendekatan eksperimen? Pembelajaran sains di laboratorium akan memberi pengalaman yang banyak ketika mereka belajar di perguruan tinggi maupun terjun ke masyarakat, khususnya pengalaman cara memecahkan masalah berkaitan dengan sains. Agar pembelajaran dengan metode eksperimen efektif, para siswa mesti memahami benar bukan saja bagaimana melakukan eksperimen di laboratorium tetapi juga tujuan melakukan kegiatan, konsep terkait dengan eksperimen serta hubungan konsep atau proses yang terjadi. Shulman dan Tamir 21, menuliskan ada lima tujuan pembelajaran dengan pendekatan laboratorium, yaitu: (1) Melatih keterampilan, seperti manipulasi kondisi, penemuan, investigasi, mengorganisasi dan mengkomunikasikan konsep, (2) Konsep, misalnya menemukan contoh, hipotesis, model teori, kategori taksonomi (3) Kemampuan kognitif, yaitu berpikir kritis, pemecahan masalah, penerapan, analisis dan sintesis, (4) Memahami ilmu alam, seperti ilmuwan dan bagimana mereka kerja, metoda ilmiah, (5) Sikap, misalnya rasa ingin tahu, ketertarikan, pengambilan resiko, obyektifitas, presisi, percaya diri, kepuasan, tanggung jawab, kerjasama, dan konsensus. Pendekatan eksperimen dalam pembelajaran dilatarbelakangi oleh filsafat pendidikan bahwa pendidikan harus berlangsung dengan cara berbuat sebagai

16 20 pengganti kata-kata. Metode belajar harus bersifat analitis, obyek-obyek nyata, dan prakarsa atau ide-ide harus mendahului simbol-simbol dan kata-kata. Di Amerika, pandangan filsafat ini telah berkembang pesat dan diterapkan dalam pendidikan pada berbagai bidang. Para guru melaksanakan ide pendekatan ini yang disebut Metode Eksperimen. Dalam melaksanakan metode ini, guru melaksanakan: (1) Memperkenalkan beberapa bentuk realita ke dalam pelajaran, misalnya pertunjukan (exhibisi, model, produk, dsb). (2) Merencanakan secara teliti serangkaian pengajaran langsung yang sama dengan manual laboratori bagi kegiatan-kegiatan siswa guna memecahkan masalah di bawah bimbingan guru.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 32 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Data Eksperimen dan Perhitungan Eksperimen dilakukan di laboratorium penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, ITB. Eksperimen dilakukan dalam rentang waktu antara

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen 21 Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan di Bab I. Dalam penelitian ini digunakan 2 pendekatan, yaitu eksperimen dan telaah pustaka.

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis 1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROLISIS

MODUL SEL ELEKTROLISIS MODUL SEL ELEKTROLISIS Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN. Hand Out HUKUM FARADAY Disusun untuk memenuhi tugas work shop PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna Oleh: LAURENSIUS E. SERAN 607332411998 Emel.seran@yahoo.com UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan

Lebih terperinci

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Pembuatan Larutan CuSO 4 Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr Sel Volta A. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112) TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8 BAB 8 BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8.5 SEL ACCU DAN BAHAN BAKAR 8.6 KOROSI DAN PENCEGAHANNYA

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

Soal-soal Redoks dan elektrokimia

Soal-soal Redoks dan elektrokimia 1. Reaksi redoks : MnO 4 (aq) + C 2 O 4 2- (aq) Mn 2+ (aq) + CO 2 (g), berlangsung dalam suasana asam. Setiap mol MnO 4 memerlukan H + sebanyak A. 4 mol B. 6 mol D. 10 mol C. 8 mol E. 12 mol 2. Reaksi

Lebih terperinci

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan BAB 1. PENDAHULUAN Kegiatan pelapisan logam akan menghasilkan limbah yang berbahaya dan dapat menjadi permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitarnya. Limbah industri pelapisan logam yang tidak dikelola

Lebih terperinci

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 A. DESKRIPSI Anda tentu pernah mengalami kekecewaan, karena barang yang anda miliki rusak karena berkarat. Sepeda,

Lebih terperinci

9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia?

9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia? Elektrokimia? Elektrokimia? Hukum Faraday : The amount of a substance produced or consumed in an electrolysis reaction is directly proportional to the quantity of electricity that flows through the circuit.

Lebih terperinci

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN Review II A. ELEKTROLISIS 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 O 4H + + O 2

Lebih terperinci

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA Abdul Haris, Didik Setiyo Widodo dan Lina Yuanita Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia

Lebih terperinci

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn 1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A D. Cu E. Zn 2. Nomor atom belerang adalah 16. Dalam anion sulfida, S 2-, konfigurasi elektronnya adalah...

Lebih terperinci

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Retno Kusumawati Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan prinsip kerja elemen dan arus listrik yang ditimbulkannya

Lebih terperinci

Handout. Bahan Ajar Korosi

Handout. Bahan Ajar Korosi Handout Bahan Ajar Korosi PENDAHULUAN Aplikasi lain dari prinsip elektrokimia adalah pemahaman terhadap gejala korosi pada logam dan pengendaliannya. Berdasarkan data potensial reduksi standar, diketahui

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Praktikum Skala-Kecil Seperti kita ketahui bahwa tidak mungkin mengukur potensial elektroda mutlak tanpa membandingkannya terhadap elektroda pembanding. Idealnya elektroda

Lebih terperinci

II Reaksi Redoks dan Elektrokimia

II Reaksi Redoks dan Elektrokimia Bab II Reaksi Redoks dan Elektrokimia Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini Anda dapat menyetarakan reaksi redoks, menyusun dan menerapkan sel volta dan sel elektrolisis, serta memahami dan mencegah

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA Disusun oleh : Faiz Afnan N 07 / XII IPA 4 SMA NEGERI 1 KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I. Praktikum ke : II ( Kedua ) II. Judul Praktikum : Beda

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 205/206 MATA PELAJARAN KELAS : KIMIA : XII IPA No Stansar Materi Jumlah Bentuk No Kompetensi Dasar Inikator Silabus Indikator

Lebih terperinci

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I Soal No.1 Diketahui potensial elektrode perak dan tembaga sebagai berikut Ag + + e Ag E o = +0.80 V a. Tulislah diagram sel volta yang dapat disusun dari kedua

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh:

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh: JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh: 1. Rahma Tia (1113016200044) 2. Diana Rafita. S (1113016200051) 3. Agus Sulistiono (1113016200052) 4. Siti Fazriah (1113016200062) Kelompok 4

Lebih terperinci

Pengendapan. Sophi Damayanti

Pengendapan. Sophi Damayanti Titrasi Pengendapan 1 Sophi Damayanti 1. Proses Pelarutan Senyawa ionik dan ionik Dalam keadaan padat: kristal Struktur kristal: Gaya tarik menarik, gaya elektrostatik, ikatan hidrogen dan antaraksi dipol-dipol

Lebih terperinci

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab17 Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan Larutan buffer adalah larutan yg terdiri dari: 1. asam lemah/basa

Lebih terperinci

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto.

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto. Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto III Non Reguler JURUSAN ANALISA FARMASI DAN MAKANAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

Lebih terperinci

Persamaan Redoks. Cu(s) + 2Ag + (aq) -> Cu 2+ (aq) + 2Ag(s)

Persamaan Redoks. Cu(s) + 2Ag + (aq) -> Cu 2+ (aq) + 2Ag(s) Persamaan Redoks Dalam reaksi redoks, satu zat akan teroksidasi dan yang lainnya tereduksi. Proses ini terkadang mudah untuk dilihat; untuk contoh ketika balok logam tembaga ditempatkan dalam larutan perak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA 17 September 2016 1. TUJUAN Membuat baterai sederhana yang menghasilkan arus listrik 2. LANDASAN TEORI Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik

Lebih terperinci

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A Selesaikan dengan cara!!! 1. Reduksi 1 mol ion SO 4 2- menjadi H 2S, memerlukan muatan listrik sebanyak A. 4 F D. 6 F B. 8F E. 16 F C. 20 F 2. Proses elektrolisis

Lebih terperinci

TITRASI POTENSIOMETRI

TITRASI POTENSIOMETRI TITRASI PTENSIMETRI TITRASI PTENSIMETRI I. TUJUAN PERCBAAN Menentukan titik ekivalen secara potensiometri. II. DASAR TERI Suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu, pertama (potensiometri

Lebih terperinci

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA 1. Larutan Elektrolit 2. Persamaan Ionik 3. Reaksi Asam Basa 4. Perlakuan Larutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hidrogen Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 11 Sesi NGAN POLIMER A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali Logam alkali adalah kelompok unsur yang sangat reaktif dengan bilangan oksidasi +1,

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Sumber Arus Listrik. menjelaskan. Macam-macam Sumber Tegangan.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Sumber Arus Listrik. menjelaskan. Macam-macam Sumber Tegangan. Bab 10 Sumber Arus Listrik Andi seorang pelajar kelas tiga SMP yang baru naik dari kelas dua. Pada suatu hari Andi bersama teman sekelasnya dibimbing oleh guru pengajar Fisika melakukan praktikum di laboratorium

Lebih terperinci

SILABUS. Kognitif: 1. Menjelaskan pengertian sifat koligatif. larutan. 2. Menentukan macam-macam sifat

SILABUS. Kognitif: 1. Menjelaskan pengertian sifat koligatif. larutan. 2. Menentukan macam-macam sifat Sekolah : SMA Negeri 5 Surabaya Mata Pelajaran : Kimia Kelas/semester : /1 Refernsi : BSNP / CIE Standar Kompetensi SILABUS : 1. Menjelaskan sifat- sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi AgNO 3 terhadap NaCl 0.1 N (Cara Mohr) Kelompok Vol. NaCl Vol. AgNO 3 7 10 ml 4 ml 8 10 ml 4.2 ml 9 10 ml 4.2 ml 10 10 ml 4.3

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Voltametri Voltametri merupakan salah satu teknik elektroanalitik dengan prinsip dasar elektrolisis. Elektroanalisis merupakan suatu teknik yang berfokus pada hubungan antara besaran

Lebih terperinci

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 1. Pada suhu dan tekanan sama, 40 ml P 2 tepat habis bereaksi dengan 100 ml, Q 2 menghasilkan 40 ml gas PxOy. Harga x dan y adalah... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 5 Kunci : E D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 Persamaan

Lebih terperinci

Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010

Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010 Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010 26. Diketahui lambing unsur Fe, maka jumlah p +, e - dan n o dalam ion Fe 3+ adalah.... Jawab :, Fe 3+ + 3e - Fe [ 18 Ar] 4s 2 3d 6 [

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. KIMIA DASAR I PERTEMUAN 1 Tujuan Perkuliahan: Setelah proses pembelajaran ini selesai, diharapkan mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan pengertian dari larutan beserta contohnya. 2. Menjelaskan perbedaan larutan

Lebih terperinci

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2 SIMULASI UJIAN NASIONAL 2. Diketahui nomor atom dan nomor massa dari atom X adalah 29 dan 63. Jumlah proton, elektron, dan neutron dalam ion X 2+ (A) 29, 27, dan 63 (B) 29, 29, dan 34 (C) 29, 27, dan 34

Lebih terperinci

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution)

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi modif oleh Dr I Kartini Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka. Sel elektrokimia adalah tempat terjadinya reaksi reduksi-oksidasi. Sel elektrokimia terdiri dari (Achmad, 2001):

Tinjauan Pustaka. Sel elektrokimia adalah tempat terjadinya reaksi reduksi-oksidasi. Sel elektrokimia terdiri dari (Achmad, 2001): Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Elektrokimia Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara energi listrik dengan reaksi kimia. Proses elektrokimia adalah proses yang mengubah reaksi

Lebih terperinci

LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS

LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS A. Pililah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Reduksi 1 mol ion MnO 4 - menjadi ion Mn 2+, memerlukan muatan listrik sebanyak. A. 1 F D. 2 F B. 3 F E. 4 F C. 5 F 2. Reaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas, yang dimana tujuan utamanya adalah untuk mencegah logam dengan korosifnya, namun juga mendapatkan

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 Soal 1 ( 13 poin ) KOEFISIEN REAKSI DAN LARUTAN ELEKTROLIT Koefisien reaksi merupakan langkah penting untuk mengamati proses berlangsungnya reaksi. Lengkapi koefisien reaksi-reaksi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA Disusun Oleh : Kelompok 3 Kelas C Affananda Taufik (1307122779) Yunus Olivia Novanto (1307113226) Adela Shofia Addabsi (1307114569) PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

Kimia UMPTN Tahun 1981

Kimia UMPTN Tahun 1981 Kimia UMPTN Tahun 1981 UMPTN-81-51 Suatu atom unsury mempunyai susunan elektron : 1s s p 6 3s 3p 5. Unsur tersebut adalah A. logam alkali B. unsur halogen C. salah satu unsur golongan V D. belerang E.

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

REDOKS DAN ELEKTROKIMIA REDOKS DAN ELEKTROKIMIA 1. Bilangan oksidasi dari unsur Mn pada senyawa KMnO4 adalah... A. +7 B. +6 C. +3 D. +2 E. +1 Jumlah bilangan oksidasi senyawa adalah nol, Kalium (K) mempunyai biloks +1 karena

Lebih terperinci

UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE EMPAT : TEMBAGA

UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE EMPAT : TEMBAGA Nama : Laurensius E. Seran NIM : 607332411998 UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE EMPAT : TEMBAGA lah soal-soal berikut dengan cara menjodohkan dengan jawaban-jawaban yang telah disiapkan dikolom pilihan.

Lebih terperinci

Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.

Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. SE L EL EK TR O LI SI S Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. Email enni_p3gipa@yahoo.co.id A. Pendahuluan 1. Pengantar Beberapa reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi reduksi-oksidasi

Lebih terperinci

REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA 2 REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA A. PENYETARAAN REAKSI REDOKS B. REAKSI REDOKS DALAM SEL ELEKTROKIMIA C. POTENSIAL ELEKTRODA POTENSIAL SEL DAN SEL VOLTA DALAM KEHIDUPAN D. REAKSI REDOKS DITINJAU DARI HARGA

Lebih terperinci

SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA

SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA 1. Tulis persamaan molekul yang seimbang untuk reaksi antara KMnO 4 dan KI dalam larutan basa. Kerangka reaksi ionnya adalah MnO 4 (aq) + I 2 (aq) MnO 4 2 (aq)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan

Lebih terperinci

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan

Lebih terperinci

- - SUMBER ARUS LISTRIK

- - SUMBER ARUS LISTRIK - - SUMBER ARUS LISTRIK - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl3arus Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur

Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur 1. Identifikasi suatu unsur dapat dilakukan melalui pengamatan fisis maupun kimia. Berikut yang bukan merupakan pengamatan kimia adalah. A. perubahan warna B. perubahan

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROKIMIA

MODUL SEL ELEKTROKIMIA MODUL SEL ELEKTROKIMIA ( Sel Volta dan Sel Galvani ) Standar Kompetensi: 2.Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.1.

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN Dari Asam Buah Menjadi Listrik Hasil teknologi ini merupakan pengembangan hasil penelitian dari Alexander Volta. Dari penelitian volta disebutkan bahwa jika suatu deretan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1. Elektrolisis Elektrolisis adalah proses yang menggunakan energi listrik, agar reaksi kimia yang tidak berlansung secara remodinamika, dapat dibuat berlangsung. Sedangkan sel

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA Keteraturan sifat keperiodikan unsur dalam satu periode dapat diamati pada unsur-unsur periode

Lebih terperinci

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) I. Tujuan. Membuat kurva hubungan ph - volume pentiter 2. Menentukan titik akhir titrasi 3. Menghitung kadar zat II. Prinsip Prinsip potensiometri didasarkan pada

Lebih terperinci

REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id PENYETARAN REAKSI REDOKS Dalam menyetarakan reaksi redoks JUMLAH ATOM dan MUATAN harus sama Metode ½ Reaksi Langkah-langkah:

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Potensial Listrik dan Reaksi Redoks

ELEKTROKIMIA Potensial Listrik dan Reaksi Redoks Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Potensial Listrik dan Reaksi Redoks Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran air minum oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya, atau oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan

Lebih terperinci

1. Bilangan Oksidasi (b.o)

1. Bilangan Oksidasi (b.o) Reaksi Redoks dan Elektrokimia 1. Bilangan Oksidasi (b.o) 1.1 Pengertian Secara sederhana, bilangan oksidasi sering disebut sebagai tingkat muatan suatu atom dalam molekul atau ion. Bilangan oksidasi bukanlah

Lebih terperinci

4. Sebanyak 3 gram glukosa dimasukkan ke dalam 36 gram air akan diperoleh fraksi mol urea sebesar.

4. Sebanyak 3 gram glukosa dimasukkan ke dalam 36 gram air akan diperoleh fraksi mol urea sebesar. LATIHAN ULUM 1. Sebutkan kegunaan dari sifat koligarif larutan. 2. Sebanyak 27 gram urea ditimbang dan dimasukkan ke dalam 500 gram. Berapakah molalitas larutan yang terjadi?. 3. Apa definisi dari 4. Sebanyak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA LEMBAR AKTIVITAS SISWA No SOAL & PENYELESAIAN 1 Pada elektrolisis leburan kalsium klorida dengan elektroda karbon, digunakan muatan listrik sebanyak 0,02 F. Volume gas klorin yg dihasilkan di anode, jika

Lebih terperinci

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. II. Tujuan : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit pada konsentrasi larutan yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA SEL ELEKTROKIMIA (Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Prak.Kimia Fisika) NAMA PEMBIMBING : Ir Yunus Tonapa NAMA MAHASISWA : Astri Fera Kusumah (131411004)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data-data yang telah dikumpulkan dapat dikaji lebih lanjut untuk dilihat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data-data yang telah dikumpulkan dapat dikaji lebih lanjut untuk dilihat 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Data-data yang telah dikumpulkan dapat dikaji lebih lanjut untuk dilihat bagaimana komposisi soal berdasarkan domain kognitif Taksonomi Bloom

Lebih terperinci

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan:

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan: KIMIA KELAS XII IPA KURIKULUM GABUNGAN 06 Sesi NGAN Review I Kita telah mempelajari sifat koligatif, reaksi redoks, dan sel volta pada sesi 5. Pada sesi keenam ini, kita akan mereview kelima sesi yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI Tanggal : 06 April 2014 Oleh : Kelompok 3 Kloter 1 1. Mirrah Aghnia N. (1113016200055) 2. Fitria Kusuma Wardani (1113016200060) 3. Intan Muthiah Afifah (1113016200061)

Lebih terperinci

D. 4,50 x 10-8 E. 1,35 x 10-8

D. 4,50 x 10-8 E. 1,35 x 10-8 1. Pada suatu suhu tertentu, kelarutan PbI 2 dalam air adalah 1,5 x 10-3 mol/liter. Berdasarkan itu maka Kp PbI 2 adalah... A. 4,50 x 10-9 B. 3,37 x 10-9 C. 6,75 x 10-8 S : PbI 2 = 1,5. 10-3 mol/liter

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI Konsep mol

STOIKIOMETRI Konsep mol STOIKIOMETRI Konsep mol Dalam hukum-hukum dasar materi ditegaskan bahwa senyawa terbentuk dari unsur bukan dengan perbandingan sembarang tetapi dalam jumlah yang spesifik, demikian juga reaksi kimia antara

Lebih terperinci

UJIAN MASUK BERSAMA (UMB) Mata Pelajaran : Kimia Tanggal : 07 Juni 009 Kode Soal : 9. Penamaan yang tepat untuk : CH CH CH CH CH CH OH CH CH adalah A. -etil-5-metil-6-heksanol B.,5-dimetil-1-heptanol C.

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION By Djadjat Tisnadjaja 1 Jenis analisis Analisis makro Kuantitas zat 0,5 1 g Volume yang dipakai sekitar 20 ml Analisis semimikro Kuatitas zat sekitar 0,05 g Volume

Lebih terperinci

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI A. STANDAR KOMPETENSI Mendiskripsikan hukumhukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia. B. Kompetensi Dasar : Menuliskan nama senyawa anorganik

Lebih terperinci

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Bidang Studi Kode Berkas : Kimia : KI-L01 (soal) Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Tetapan Avogadro N A = 6,022 10 23 partikel.mol 1 Tetapan Gas Universal R = 8,3145 J.mol -1.K -1 = 0,08206

Lebih terperinci