Uber Ternyata Lebih Murah dan Menguntungkan Oleh hendra Sunandar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Uber Ternyata Lebih Murah dan Menguntungkan Oleh hendra Sunandar"

Transkripsi

1 Uber Ternyata Lebih Murah dan Menguntungkan Oleh hendra Sunandar Sejak kemunculannya di tahun 2009, Uber banyak mendapatkan sorotan negatif, tak hanya di Indonesia, beberapa negara di Eropa juga menunjukkan hal yang sama. Banyak aksi demonstrasi, blokir jalan dan tuntutan agar Uber dibubarkan, karena dianggap merugikan para supir taksi konvensional secara finansial dan dianggap menabrak aturan perundang-undangan oleh masyarakat dan pemerintah. Apakah sebenarnya yang terjadi dengan Uber? Lalu, bagaimana seharusnya kita bersikap? Seperti diketahui, Uber merupakan perusahaan teknologi yang menyediakan aplikasi untuk menghubungkan pengguna transportasi atau penumpang dengan pengendara. Sebenarnya, perusahaan ini tidak memiliki kendaraan, para pengendaranya pun pada dasarnya juga tidak bekerja untuk Uber. Perusahaan penyewaan mobil atau mitra Uber yang sebetulnya menjadi tempat pengendara bekerja dan dibayar. Dengan demikian, Uber sifatnya hanya perantara yang terkoneksi dengan jaringan internet saja. Layanan ini diinisiasi oleh seseorang bernama Travis Kalanick yang berkantor di San Fransisco, California, Amerika Serikat. Meskipun didirikan tahun 2009 di negara asalnya, layanan ini baru hadir di Indonesia pada tahun Kini, layanan ini mengalami kemajuan pesat, terbukti dari perluasan kerjasama Uber dengan berbagai penyewaan mobil. Dengan layanan ini, kendaraan mobil dapat dipesan melalui gadget, sehingga calon penumpang tidak perlu lagi untuk menunggu di pinggir jalan layaknya taksi konvensional. Kemajuan teknologi ini pula yang membawa aplikasi ini dapat melacak mobil pesanan pengguna untuk selanjutnya diantarkan ke tempat tujuan. Ini layaknya aplikasi Go-Jek yang membumi akhir-akhir ini, tetapi jika Uber jenis kendaraan yang ditawarkan adalah mobil. Berbeda dengan Go-Jek, dari segi metode pembayaran, moda transportasi ini menggunakan sistem kartu kredit dan tidak ada pembayaran melalui uang tunai. Dengan demikian, tidak sembarang orang yang bisa memanfaatkan Uber, mengingat untuk memiliki kartu kredit saja harus memenuhi berbagai macam persyaratan yang belum tentu semua orang sanggup memenuhinya. Perbedaan lain jika dibandingkan dengan taksi konvensional, Uber menawarkan banyak pilihan jenis mobil, beberapa diantaranya adalah Mercedes, Alphard, Innova, Hyundai, Sonata, Avanza, Yarris dan lain-lain. Dengan demikian, konsumen bisa menikmati beragam jenis mobil bila menggunakan aplikasi Uber. Kelebihan ini yang tidak bisa dirasakan jika kita menggunakan taksi konvensional yang kebanyakan memiliki mobil yang sejenis. Namun, kenikmatan tersebut ternyata berbanding terbalik dengan respon di berbagai negara. Di Perancis misalnya, pada bulan Juni 2015 lalu terjadi demonstrasi besar oleh pengemudi taksi konvensional yang tidak menerima keberadaan Uber. Demonstrasi

2 besar tersebut membuat Paris menjadi lumpuh karena para pendemo memasang barikade di jalan utama. Akses menuju Bandara Charles de Gaulle yang menjadi jalur utama Uber untuk beroperasi pun diblokir. Tak hanya di Perancis, penolakan terhadap Uber juga terjadi di beberapa negara, seperti Spanyol, Belgia dan Belanda. Mereka menganggap Uber adalah layanan transportasi illegal. Di Indonesia, Uber juga mengalami penolakan, seperti yang terjadi di negara-negara Eropa. Di Bandung misalnya, demonstasi menolak Uber terjadi di depan Kampus ITB pada 24 Agustus 2015 silam. Para demonstran menuntut agar Uber tidak beroperasi di Bandung. Menurut pemberitaan, penolakan terhadap Uber juga datang dari Ridwan Kamil selaku Walikota Bandung. Di Jakarta, penolakan terhadap Uber datang dari Organda karena keberadaannya dianggap menurunkan omzet operator taksi konvensional hingga 30%, spanduk penolakan pun juga tersebar di beberapa tempat. Selain itu, pernyataan Direktur Bina Sistem Transportasi Perkotaan Kementerian Perhubungan terhadap Uber juga bernada penolakan karena jumlah taksi di Jakarta sudah terlalu banyak dan membuat mereka semakin banyak waktu nganggur berjam-jam untuk mendapatkan penumpang, atau supply lebih besar dari demand. Selain itu PT Angkasa Pura juga menolak keberadaan Uber di kawasan Bandara Soekarno Hatta. Beragam penolakan terkait Uber sangat mudah ditemukan di Jakarta. Padahal dari segi potensi bisnis, Uber menawarkan kemudahan baik dari sudut pandang mitra maupun pengguna. Redaksi SuaraKebebasan.org berhasil menggali informasi dari salah seorang yang tergabung menjadi mitra dan pengguna Uber. Berdasarkan informasi dari wawancara untuk artikel ini, menurut penulis banyak hal yang harus diklarifikasi kepada masyarakat dan pemerintah agar persepsi tentang Uber bisa segera diluruskan. Ini penting untuk menjaga kultur kebebasan ekonomi bagi masyarakat. Salah satu mitra Uber yang berhasil diwawancarai, mengaku senang bisa berpartisipasi di dalamnya karena menawarkan potensi bisnis yang cukup menarik perhatian dari segi keuntungan dan efisiensi. Waktu itu saya ditawari oleh seorang teman untuk bergabung menjadi mitra Uber, nah awalnya dia bilang kalau ini bisnis yang menjanjikan jika punya mobil sendiri. Kebetulan saya juga punya mobil yang jarang dipakai, kecuali weekend, jadi ya kenapa tidak saya coba untuk bergabung? ujarnya. Selain fleksibel, Uber juga tidak memaksakan target penumpang per harinya, karena memang Uber hanyalah sebagai perusahaan teknologi, bukan perusahaan transportasi konvensional. Hal ini membuat mitra Uber bisa bekerja berdasarkan pesanan yang masuk ke aplikasi Uber, tidak perlu mengelilingi jalan untuk mendapatkan penumpang layaknya moda transportasi pada umumnya. Dan secara tidak langsung, hal tersebut juga bisa menghemat waktu berkendara dan bahan bakar kendaraan. Tidak heran para mitra Uber merasa nyaman. Selain itu, dari segi keuntungan, aplikasi Uber pun menjanjikan bagi para mitranya. Salah seorang mitra Uber tersebut mengatakan, Sampai saat ini jika dilihat berdasarkan keuntungan dari setiap jalan, sebesar 100%

3 keuangan akan dikelola oleh partner atau mitra, berbeda dengan Go-jek. Mungkin nanti jika sudah settle di Indonesia, Uber akan menarik potongan, tapi untuk saat ini belum. pungkasnya. Ironis memang, di saat masyarakat membutuhkan moda transportasi yang nyaman dan fleksibel, justru mengalami beragam penolakan. Menurut penulis, setidaknya ada 4 aspek terkait Uber yang menjadi perdebatan di antara masyarakat dan pemerintah, yakni: 1) Status Lembaga; 2) Produk hukum; 3) Keamanan, dan 4) Mental Anti- Kompetisi. Pertama, dari status lembaga, banyak yang mengira bahwa Uber adalah penyedia jasa transportasi, padahal sesungguhnya status Uber hanyalah sebagai aplikasi yang berusaha menghubungkan antara penumpang dengan mitra Uber yakni perusahaan penyewaan transportasi. Tidak ada satu kendaraan pun yang dimiliki Uber untuk dijadikan alat gerak transportasi layaknya perusahaan taksi konvensional. Kendaraan yang digunakan pun terintegrasi dengan perusahaan penyewaan mobil. Oleh karenanya, Uber hanya sebagai aplikasi dan bukan sebagai perusahaan penyedia jasa transportasi. Dengan kata lain, dorongan agar Uber mengajukan surat izin legal sebagai angkutan umum jelas tidak tepat. Tetapi cukup untuk mendaftarkannya di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Kedua, dari segi produk hukum. Banyak yang mengira bahwa Uber menabrak aturanaturan yang ada di Indonesia, bagi pihak yang menolak keberadaan Uber, alasan yang dikemukakan adalah terkait plat nomor kendaraan yang seharusnya berwarna kuning, layaknya transportasi umum. Jelas ini keliru, kembali ke penjelasan pertama, Uber hanyalah sebuah aplikasi, bukan perusahaan transportasi umum. Dengan menggunakan plat nomor kendaraan berwarna hitam Uber sesungguhnya sudah menjalankan amanat yang tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan No 35 Tahun 2003, di dalam Pasal 30 ayat 3a, disebutkan bahwa mobil penumpang umum untuk angkutan sewa harus dilengkapi tanda nomor kendaraan dengan warna dasar plat hitam dengan tulisan putih. Dalam kapasitasnya yang menghubungkan penumpang dengan mitra Uber yakni perusahaan penyewaan mobil, maka ini sudah sesuai dengan aturan yang ada. Karena kendaraan yang digunakan adalah kendaraan yang dikelola oleh perusahaan penyewaan mobil atau rental. Karena mobil itu adalah barang yang dikelola oleh mitra Uber, maka argumen yang mengatakan bahwa Uber harus memiliki plat kendaraan kuning layaknya taksi konvesional jelas tafsiran yang keliru. Mengenai status hukum, masyarakat juga seharusnya bisa membedakan Uber dengan moda transportasi konvensional. Uber sudah menyiapkan tim lawyer-nya, sebetulnya Uber pun juga masuk ke investor saham berbasis internet, jadi secara hukum, ya legal. Memang tidak seperti kendaraan transportasi konvensional, karena Uber sifatnya hanya aplikasi saja. ujar salah satu mitra yang sudah bergabung selama kurang lebih dua minggu dengan Uber ini sambil meyakinkan.

4 Ketiga, dari segi keamanan, Uber sebetulnya juga membawa kita pada sistem keamanan yang berteknologi. Misalnya ketika penumpang menaiki Uber, maka penumpang bisa membagikan lokasi perjalanan (ETA) kepada teman atau kerabat, sehingga mereka bisa mengetahui lokasi dan waktu tiba konsumen. Keamanan jenis ini tidak dapat kita temukan di taksi konvensional. Selain itu, fitur keamanan Uber juga mencakup nama, foto, plat nomor kendaraan serta detail pengemudi yang bisa dilihat sebelum penumpang menaiki kendaraan. Pengguna itu keamanannya lebih terjamin, karena kita bisa ngecek siapa drivernya, mobilnya juga bisa dilacak plat nomornnya. Jadi sebetulnya jika ada sesuatu hal buruk yang terjadi, bisa langsung dibawa ke ranah hukum berdasarkan database yang tersedia. ujarnya. Tak hanya itu, di akhir perjalanan, penumpang juga diharuskan memberikan rating untuk pengemudi. Hal ini penting sebagai penilaian penumpang terhadap service yang diberikan. Dengan demikian, jika ada penumpang yang tidak puas dengan Uber, maka penumpang tersebut bisa memberikan punishment-nya melalui fitur ini. Selain itu, sebagai upaya preventif, seseorang yang ingin menjadi driver juga diharuskan membawa Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) sebelum mereka bergabung dengan Uber. Oleh karenanya, untuk menjadi pengemudi Uber harus melalui tahap yang cukup ketat. Jika dilihat dari fakta-fakta tersebut, maka sikap meragukan keamanan Uber menjadi sesuatu yang mengada-ada. Keempat, mungkin ini salah satu problem mendasar yang dihadapi oleh mereka yang anti terhadap Uber, yakni mental anti kompetisi. Kalau kita lihat ketiga point diatas maka hampir seluruh asumsi yang mengitari Uber selama ini menjadi keliru. Atau jangan-jangan, keberadaan semangat anti-kompetisi yang masih menyelimuti cara pandang masyarakat untuk kemudian dibungkus oleh beragam alasan oleh mereka yang anti terhadap Uber ini. Saya tidak mengatakan ini benar, tetapi dugaan saya, iya! Lalu, jika kita baca pemberitaan terkait pendapat para supir taksi konvensional yang menolak Uber, kebanyakan mereka selalu beralasan keberadaan Uber membuat pendapatan mereka berkurang. Dalam logika kompetisi, jelas ini konyol! Jika mengambil argumen utama Fredrich A. Hayek dalam The Constitution of Liberty, tanpa kebebasan bertindak, maka tidak mungkin ada kemajuan bagi individu dan masyarakat. Nah, aplikasi Uber ini harus kita dipandang sebagai bentuk kebebasan individu untuk memajukan sebuah peradaban. Bisa dilihat, orang yang dahulu jika ingin mendapatkan taksi harus menunggu berjam-jam di pinggir jalan, atau mendatangi tempat ngetem taksi, kini kebiasaan tersebut bisa dikurangi dengan adanya kebebasan individu untuk berkreasi dalam menyediakan jasa dan memilih jasa transportasi yang diinginkan. Jelas ini merupakan sebuah kemajuan yang harus diapreasi, bukan justru ditolak. Seharusnya, kemajuan ekonomi lebih ditentukan oleh faktor determinan yang berorientasi pada kepuasan konsumen, oleh karenanya produsen sebisa mungkin untuk saling berkompetisi agar mencapai kepuasan konsumen tersebut. Hal ini pula yang

5 menjadi keputusasaan Adam Smith dalam The Wealth of Nations. Menurut Smith, ada dua hal yang menjadi kesulitan dalam mencapai prospek keberhasilan kebebasan ekonomi, yakni: 1) Prasangka Publik dan 2) Kepentingan pribadi. Prasangka publik terkait dengan kesulitan orang untuk mengikuti alur logika ekonomi yang memperlihatkan kinerja yang lebih unggul dari pasar bebas dibandingkan berbagai bentuk intervensi pemerintah. Prasangka ini muncul seperti anggapan masyarakat yang mengatakan bahwa pasar bebas identik dengan kepentingan asing, sehingga harus ditutupi oleh intervensi pemerintah dalam persoalan ekonomi, apapun itu. Hal ini yang juga muncul dalam dialektika terkait Uber di masyarakat, entah dikarenakan yang mendirikan aplikasi ini adalah orang kelahiran Amerika Serikat, maka bisnis ini dianggap memiliki keterkaitan erat dengan kepentingan Amerika Serikat. Nah, prasangka buruk ini sudah seharusnya ditinggalkan jika Indonesia ingin menjadi negara yang terbuka dengan inisiasi baru yang sebetulnya juga menguntungkan Indonesia sendiri secara domestik. Sejarah sudah membuktikan bahwa kebijakan proteksionisme hanya akan membawa negara pada perlambatan ekonomi dan perlahan mengalami kemunduran. Lalu, kepentingan pribadi juga erat menjadi hambatan pasar bebas. Yang dimaksud di sini adalah berbagai macam kelompok kepentingan yang berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari regulasi pemerintah yang membatasi persaingan bebas. Dalam konteks Uber, ini terkait dengan adanya penolakan yang muncul dari pengemudi taksi konvensional yang merasa dirugikan dengan hadirnya Uber ini. Dalam logika kompetisi, hal ini jelas memalukan, karena mereka berlindung dari regulasi yang dianggap menguntungkan dirinya dan kelompok tertentu, serta secara tidak langsung menutup diri terhadap inovasi dan kemajuan teknologi yang sebetulnya menguntungkan dan memudahkan masyarakat banyak. Salah satu pengguna Uber, berinisial BR mengakui bahwa menggunakan moda transportasi melalui Uber jauh lebih nyaman dibandingkan taksi konvensional. Pria yang sudah menggunakan jasa Uber sejak awal Oktober 2015 ini juga berbagi pengalamannya dengan SuaraKebebasan.org. Saya merasa menaiki Uber jauh lebih nyaman dari taksi biasa, jenis mobilnya bermacam-macam, harganya pun jauh lebih murah dari taksi konvensional. Saya naik dari Bandara Soekarno Hatta sampai Serpong hanya menghabiskan uang Rp ,00. Jika dibandingkan dengan taksi konvensional, mungkin saya akan kena biaya di atas Rp ujar pria yang juga lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) ini. Dari pengamatan penulis sendiri, bisnis ini juga memberikan kenyamanan dari sudut pandang mitra dan penggunanya, meskipun rasa nyaman tersebut mendapatkan halangan dari banyak pihak. Jelas bahwa segala bentuk halangan terhadap kebebasan ekonomi dan bisnis harus diminimalisir jika negara ingin maju dan berkembang. Penelitian berbasis akademik juga sudah menunjukkan bahwa kebebasan ekonomi memiliki korelasi yang kuat

6 terhadap pertumbuhan ekonomi. Terkait ini, senada dengan pendapat Frederic Bastiat mengenai anugerah Tuhan yang tidak bisa diganggu gugat yakni individualitas, kebebasan, dan hak milik. Ketiga anugerah yang harus dijadikan dasar bagi regulasi yang dihadirkan pemerintah untuk masyarakatnya karena perpaduan dari ketiganya mampu membuat sebuah kompetisi yang berujung pada banyaknya pilihan. Dengan adanya beragam pilihan tersebut, maka akan tercipta ragam persaingan di antara individu. Dengan adanya persaingan, maka perbaikan kualitas akan menjadi sesuatu yang tidak bisa ditolak. Perbaikan kualitas moda transportasi melalui aplikasi Uber adalah hasil dari buah kompetisi yang harus diapresiasi, bukan ditolak. Penolakan terhadap Uber secara tidak langsung sudah melanggar ketiga prinsip anugerah Tuhan tersebut. Idealnya, masyarakat tidak seharusnya melakukan penolakan terhadap Uber, karena aplikasi dan inovasi semacam Uber adalah hal yang membawa kita pada kemajuan, bukan kemunduran. Pemerintah juga idealnya harus memberikan kebebasan ekonomi bagi masyarakat. Hal itu bisa tercermin dalam kebijakan yang pro terhadap ide-ide baru yang akan membawa kita pada kehidupan yang lebih moderen. Sejarah sudah membuktikan bahwa melalui ide-ide baru inilah, dunia berhasil keluar dari proteksionisme yang memiliki tendensi pada perampasan legal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Profil Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum 1.1.1 Profil Perusahaan Uber masuk ke Indonesia pada 13 Agustus 2014, awalnya Uber baru melayani pelanggannya di kawasan CBD seperti Kuningan atau Sudirman, Jakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan roda empat berpelat hitam dengan harga yang terjangkau. Salah

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan roda empat berpelat hitam dengan harga yang terjangkau. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini, Indonesia menjadi pasar yang menarik bagi para penyedia layanan transportasi berbasis aplikasi. Transportasi berbasis aplikasi ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya yakni GOJEK. Perusahaan seperti GOJEK menyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya yakni GOJEK. Perusahaan seperti GOJEK menyatakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada bisnis jasa transportasi darat khususnya ojek di Indonesia baru pertama kali perusahaan menggunakan layanan berbasis online dalam operasionalnya yakni GOJEK. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi, baik di daratan maupun di dasar laut. Jakarta sebagai ibu kota negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka agar dapat memenuhi kebutuhan sesuai perilaku konsumen itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. mereka agar dapat memenuhi kebutuhan sesuai perilaku konsumen itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi komunikasi saat ini telah merubah strategi dalam komunikasi pemasaran. Tentunya masih dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menarik konsumen.

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi terutama perkembangan internet telah memberikan banyak dinamika baru dalam kehidupan manusia. Banyak sekali

Lebih terperinci

2.2 Manfaat. 1) Manfaat Ekonomi

2.2 Manfaat. 1) Manfaat Ekonomi BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Definisi Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh tenaga manusia atau tenaga mesin.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG DAN BEKASI NOMOR : SK.57/AJ.206/BPTJ-2017

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG DAN BEKASI NOMOR : SK.57/AJ.206/BPTJ-2017 KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG DAN BEKASI NOMOR : SK.57/AJ.206/BPTJ-2017 TENTANG PENGOPERASIAN ANGKUTAN ORANG DENGAN MENGGUNAKAN TAKSI JABODETABEK DARI BANDAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam memenuhi akan kebutuhan tersebut. sejak tahun Pada tahun 2013, segmen middle class yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam memenuhi akan kebutuhan tersebut. sejak tahun Pada tahun 2013, segmen middle class yang memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sarana transportasi saat ini sudah menjadi kebutuhan sangat penting bagi masyarakat Indonesia atau bahkan sudah menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 110 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab terakhir ini bertujuan untuk menyimpulkan pembahasan dan analisa pada bab II, III, dan IV guna menjawab pertanyaan penelitian yaitu keuntungan apa yang ingin diraih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada tingkat yang paling modern kini tersedia. merupakan sasaran utama agar perusahaan dapat terus berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada tingkat yang paling modern kini tersedia. merupakan sasaran utama agar perusahaan dapat terus berkembang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi adalah sebuah kebutuhan yang sangat penting sekarang ini. Tanpa adanya alat transportasi, maka banyak kegiatan lain yang tidak dapat dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi adalah kendaraan pengangkut barang atau manusia di atas jarak yang diberikan (oleh kendaraan), misalnya transportasi manusia oleh kereta api, bis atau pesawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angkutan umum merupakan sarana untuk memindahkan barang dan orang

BAB I PENDAHULUAN. Angkutan umum merupakan sarana untuk memindahkan barang dan orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angkutan umum merupakan sarana untuk memindahkan barang dan orang dari satu tempat ke tempat yang lain. Tujuan dari sarana ini adalah untuk membantu orang atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pada saat ini, kota sudah menjadi tempat tinggal dari sebagian besar masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pada saat ini, kota sudah menjadi tempat tinggal dari sebagian besar masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pada saat ini, kota sudah menjadi tempat tinggal dari sebagian besar masyarakat. Hal ini terlihat dari kepadatan penduduk di daerah perkotaan, yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang berdiri pasti pernah mengalami krisis, entah itu krisis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang berdiri pasti pernah mengalami krisis, entah itu krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang berdiri pasti pernah mengalami krisis, entah itu krisis yang disebabkan oleh internal maupun eksternal, entah itu krisis yang diakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Business Assignment

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Business Assignment BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Business Assignment Program studi Master of Business Administration Institut Teknologi Bandung (MBA-ITB) menekankan pentingnya pemahaman dan penguasaan atas dinamika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Merek perusahaan dapat membedakan produk barang atau jasa nya dengan produk lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dengan perusahaan-perusahaan lain dari seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dengan perusahaan-perusahaan lain dari seluruh dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dituntut untuk siap menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dengan perusahaan-perusahaan lain dari seluruh dunia untuk menghadapi globalisasi

Lebih terperinci

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur: TERMINAL Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki posisi yang penting dan strategi dalam pembangunan, maka perencanaan dan pengembangannya perlu ditata dalam satu kesatuan sistem

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK KONSUMEN ANGKUTAN BERBASIS ONLINE DI YOGYAKARTA

ANALISIS KARAKTERISTIK KONSUMEN ANGKUTAN BERBASIS ONLINE DI YOGYAKARTA Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 ANALISIS KARAKTERISTIK KONSUMEN ANGKUTAN BERBASIS ONLINE DI YOGYAKARTA Okkie Putriani 1 dan Ibnu Fauzi 2 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh masyarakat luas untuk menjalani aktifitasnya sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh masyarakat luas untuk menjalani aktifitasnya sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini transportasi merupakan sarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas untuk menjalani aktifitasnya sehari-hari seperti melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHALUAN. kemajuan teknologi yang kian hari makin canggih. Perkembangan teknologi

BAB I PENDAHALUAN. kemajuan teknologi yang kian hari makin canggih. Perkembangan teknologi 1 BAB I PENDAHALUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini kita sedang menghadapi era informasi, dimana ini berdampak pada perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini tentu diawali dengan kemajuan teknologi

Lebih terperinci

RechtsVinding Online

RechtsVinding Online POLEMIK PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TERKAIT TRANSPORTASI BERBASIS APLIKASI Oleh: Muhammad Faiz Aziz * Naskah diterima: 02 Mei 2016; disetujui: 10 Mei 2016 Diam-diam dan secara mengejutkan Kementerian

Lebih terperinci

EKSISTENSI ANGKUTAN PLAT HITAM PADA KORIDOR PASAR JATINGALEH GEREJA RANDUSARI TUGAS AKHIR

EKSISTENSI ANGKUTAN PLAT HITAM PADA KORIDOR PASAR JATINGALEH GEREJA RANDUSARI TUGAS AKHIR EKSISTENSI ANGKUTAN PLAT HITAM PADA KORIDOR PASAR JATINGALEH GEREJA RANDUSARI TUGAS AKHIR Oleh: DIAN HARWITASARI L2D 000 407 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan berkembangnya peradaban manusia. Perubahan yang terjadi menuntut

BAB I PENDAHULUAN. dengan berkembangnya peradaban manusia. Perubahan yang terjadi menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki dasawarsa ke 2 pada abad ke 21 di era globalisasi ini menjadi bukti pesatnya perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Angkutan (transport) pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA A. Pelaksanaan Sewa Mobil Pada Usaha Transportasi Maju Jaya di Banyuates

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Bisnis online adalah bisnis yang dijalankan secara online dengan

BAB III LANDASAN TEORI. Bisnis online adalah bisnis yang dijalankan secara online dengan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Bisnis Online Bisnis online adalah bisnis yang dijalankan secara online dengan menggunakan jaringan internet, sedangkan informasi yang akan disampaikan atau dijual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya, dan sekarang sering kita lihat di media mengenai

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya, dan sekarang sering kita lihat di media mengenai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ojek telah ada di masyarakat Indonesia sejak lama dan pada hakekatnya merupakan sebuah usaha perorangan dari tukang ojek untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan sekarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diterimanya, dapat melakukan pembelian ulang di masa yang akan datang.

BAB 1 PENDAHULUAN. diterimanya, dapat melakukan pembelian ulang di masa yang akan datang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan teknologi serta persaingan bisnis di pasar global, tidak sedikit perusahaan yang menawarkan inovasi-inovasi baru, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu kota di dunia dengan kondisi kemacetan terparah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu kota di dunia dengan kondisi kemacetan terparah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai salah satu kota di dunia dengan kondisi kemacetan terparah banyak masyarakat Jakarta menginginkan alat transportasi yang bisa menyelinap dalam setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.I Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.I Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN I.I Gambaran Umum Objek Penelitian DriverBDG adalah sebuah jasa dalam bidang transportasi yang menawarkan jasa driver dan penyewaan mobil. Jasa transportasi ini berdiri sejak 8 Juni 2011.

Lebih terperinci

LIKA-LIKU PERUBAHAN REGULASI TRANSPORTASI ONLINE DI INDONESIA Oleh: Deasy Kamila, S.H. Diterima : 16 April 2018; disetujui 23 April 2018

LIKA-LIKU PERUBAHAN REGULASI TRANSPORTASI ONLINE DI INDONESIA Oleh: Deasy Kamila, S.H. Diterima : 16 April 2018; disetujui 23 April 2018 LIKA-LIKU PERUBAHAN REGULASI TRANSPORTASI ONLINE DI INDONESIA Oleh: Deasy Kamila, S.H. Diterima : 16 April 2018; disetujui 23 April 2018 Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, lalu lintas perdagangan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut pihak perusahaan dituntut untuk lebih dinamis lagi dalam

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut pihak perusahaan dituntut untuk lebih dinamis lagi dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi yang sangat pesat seperti sekarang ini dimana dinamika perusahaan menjadi sangat cepat berubah. Dalam menghadapi perubahan tersebut pihak perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis transportasi, baik yang bersifat transportasi publik maupun private. Di

BAB I PENDAHULUAN. jenis transportasi, baik yang bersifat transportasi publik maupun private. Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan alat yang membantu manusia mencapai suatu tempat dengan waktu yang lebih cepat. Transportasi sendiri juga terdiri dari 3 sektor yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem tranportasi memiliki satu kesatuan definisi yang terdiri atas sistem, yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel lain

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK.2257/AJ.003/DRJD/2006. Tentang

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK.2257/AJ.003/DRJD/2006. Tentang PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK.2257/AJ.003/DRJD/2006 Tentang UJICOBA PENERAPAN PEMBERIAN IZIN TRAYEK ANGKUTAN PEMADU MODA DENGAN PENDEKATAN IZIN BERDASARKAN KUALITAS (QUALITY

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. CV. Putra Rent Car Surabaya yang terletak di Jl. Jemursari II / 100

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. CV. Putra Rent Car Surabaya yang terletak di Jl. Jemursari II / 100 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum CV. Putra Rent Car CV. Putra Rent Car Surabaya yang terletak di Jl. Jemursari II / 100 Surabaya adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa penyewaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan perlu memahami perilaku pembelian pelanggan agar

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan perlu memahami perilaku pembelian pelanggan agar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemahaman mengenai perilaku pelanggan merupakan tugas penting bagi perusahaan. Perusahaan perlu memahami perilaku pembelian pelanggan agar perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Menurut Direktur Jendral Darat (1998), keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara, sedang berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.653/AJ.202/DRJD/2001 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN SEWA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.653/AJ.202/DRJD/2001 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN SEWA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.653/AJ.202/DRJD/2001 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN SEWA Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Menimbang : a. Bahwa pelayanan angkutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sektor jasa yang memiliki peranan yang cukup vital dalam menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi merupakan sarana mobilitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Peningkatan kebutuhan ini mendorong tumbuhnya bisnis jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Peningkatan kebutuhan ini mendorong tumbuhnya bisnis jasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertambahan jumlah penduduk serta mobilitas penduduk yang semakin tinggi, terutama antar-kota, telah mendorong peningkatan kebutuhan akan jasa transportasi.

Lebih terperinci

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM YANG MELAYANI TRAYEK PINGGIRAN-PUSAT KOTA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM YANG MELAYANI TRAYEK PINGGIRAN-PUSAT KOTA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM YANG MELAYANI TRAYEK PINGGIRAN-PUSAT KOTA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: NUGROHO MULYANTORO L2D 303 297 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan. 1

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan. 1 iii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pengangkutan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia meliputi: Hak untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia meliputi: Hak untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Konsep hak asasi manusia bukanlah hal yang baru terdengar dewasa ini, namun seakan mendapatkan perhatian yang lebih intens ketika Indonesia memasuki era reformasi. Pernyataan

Lebih terperinci

KEMUNGKINAN PENERAPAN SISTEM BUY THE SERVICE PADA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: TRI WURI ANGGOROWATI L2D

KEMUNGKINAN PENERAPAN SISTEM BUY THE SERVICE PADA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: TRI WURI ANGGOROWATI L2D KEMUNGKINAN PENERAPAN SISTEM BUY THE SERVICE PADA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: TRI WURI ANGGOROWATI L2D 306 025 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

Mass Transit System dan Peta Skematik Selasa, 15 November Dosen Kelas: Adi Nugroho. Tujuan:

Mass Transit System dan Peta Skematik Selasa, 15 November Dosen Kelas: Adi Nugroho. Tujuan: Mass Transit System dan Peta Skematik Selasa, 15 November 2011 Dosen Kelas: Adi Nugroho Tujuan: 1. Mahasiswa mengetahui dan mampu menerapkan rancangan sistem tanda dalam sebuah ruang publik yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi merupakan fenomena yang dialami oleh kota-kota besar di Indonesia khususnya. Urbanisasi tersebut terjadi karena belum meratanya pertumbuhan wilayah terutama

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2017

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2017 SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN TAKSI DAN ANGKUTAN SEWA KHUSUS MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Angkot Angkutan adalah mode transportasi yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Indonesia khususnya di Purwokerto. Angkot merupakan mode transportasi yang murah dan

Lebih terperinci

Laporan Hasil Paparan Publik Tahunan. PT XL Axiata Tbk. ( Perseroan )

Laporan Hasil Paparan Publik Tahunan. PT XL Axiata Tbk. ( Perseroan ) Laporan Hasil Paparan Publik Tahunan PT XL Axiata Tbk. ( Perseroan ) Hari : Kamis, 29 Maret 2012 Waktu : 10.00 11.00 WIB Tempat : Dua Mutiara 1 & 2 Hotel JW Marriot, Jakarta. Jl. Lingkaran Mega Kuningan

Lebih terperinci

Usaha Sampingan Jasa Rental Mobil

Usaha Sampingan Jasa Rental Mobil Usaha Sampingan Jasa Rental Mobil Padatnya sarana transportasi umum menjelang libur hari lebaran, memaksa sebagian besar masyarakat untuk mencari alternatif lain dengan menyewa kendaraan roda empat kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bandar Lampung telah terus berkembang dari sisi jumlah penduduk, kewilayahan dan ekonomi. Perkembangan ini menuntut penyediaan sarana angkutan umum yang sesuai

Lebih terperinci

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA KEBERADAAN KENDARAAN BERMOTOR (MOBIL) PRIBADI SEBAGAI ANGKUTAN UMUM DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DI KABUPATEN SUMENEP Sjaifurrachman Dosen Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi pribadi bagi kehidupan sehari-hari mereka. Transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi pribadi bagi kehidupan sehari-hari mereka. Transportasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu faktor umum dalam keberlangsungan pembangunan masyarakat Indonesia. Masyarakat era modern saat ini menggunakan moda transportasi umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data di Badan Pusat Statistik (BPS) [1] yang bersumber dari Kantor Kepolisian Republik Indonesia, jumlah kendaraan bermotor di indonesia terus mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama dengan pegawai lainnya. Kaum minoritas berjumlah sedikit dibanding kaum

BAB I PENDAHULUAN. sama dengan pegawai lainnya. Kaum minoritas berjumlah sedikit dibanding kaum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Di era modern saat ini, pekerjaan menjadi kebutuhan setiap orang. Kebutuhan hidup yang semakin tinggi memaksa orang untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan manusia terutama dalam dunia usaha sekarang ini. Bisnis di zaman sekarang ini telah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN ANGKUTAN DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri penerbangan melonjak tajam dalam satu dekade terakhir di Indonesia. Sejumlah armada bersaing ketat merebut pasar domestik dan regional. Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sarana dan prasarana pendukung salah satunya adalah sarana

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sarana dan prasarana pendukung salah satunya adalah sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi suatu negara atau daerah tidak terlepas dari pengaruh perkembangan sarana dan prasarana pendukung salah satunya adalah sarana transportasi. Transportasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan dan pergerakan masyarakat dalam melakukan aktivitas, apalagi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan dan pergerakan masyarakat dalam melakukan aktivitas, apalagi pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan salah satu komponen yang berperan penting dalam kehidupan dan pergerakan masyarakat dalam melakukan aktivitas, apalagi pada kehidupan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat di Indonesia. Adanya pembangunan selain. dalam menopang perekonomian masyarakat.

I. PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat di Indonesia. Adanya pembangunan selain. dalam menopang perekonomian masyarakat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Globalisasi memberikan dampak yang signifikan terutama dalam sektor pembangunan dan perekonomian khususnya pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi umum yang buruk dan tidak memadai membuat masyarakat Indonesia enggan untuk memanfaatkannya. Dengan tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Transportasi 2. 1. 1 Pengertian Transportasi Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan (destination). Perjalanan adalah pergerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia untuk menunjang kehidupan perekonomian di masyarakat, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau biasa disebut dengan nama DKI Jakarta, merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota metropolitan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 6 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Sistem Transportasi Tujuan dasar perencanaan transportasi adalah memperkirakan jumlah serta kebutuhan akan transportasi pada masa mendatang atau pada tahun rencana yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini senada dengan asas Ubi societas ibi ius yang menerangkan bahwa dimana ada manusia disitulah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia akan teknologi sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Selama kurang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia akan teknologi sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Selama kurang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia akan teknologi sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Selama kurang lebih dua puluh tahun ini dunia mengalami perkembangan yang begitu pesat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat di Indonesia. Adanya pembangunan selain. memberikan dampak positif juga memberikan dampak negatif terutama

I. PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat di Indonesia. Adanya pembangunan selain. memberikan dampak positif juga memberikan dampak negatif terutama I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi memberikan dampak yang signifikan terutama dalam sektor pembangunan dan perekonomian khususnya pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III TEKNIS PEMBAYARAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB III TEKNIS PEMBAYARAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA BAB III TEKNIS PEMBAYARAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Zaman telah mengalami banyak perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. transportasi, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam suatu sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi atau pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia, dengan menyadari pentingnya peranan transportasi,

Lebih terperinci

AMIK GI MDP. Program Studi Teknik Komputer Skripsi Ahli Madya Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011

AMIK GI MDP. Program Studi Teknik Komputer Skripsi Ahli Madya Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 AMIK GI MDP Program Studi Teknik Komputer Skripsi Ahli Madya Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 PENGENDALI PINTU GERBANG OTOMATIS PADA KOMPLEK PERUMAHAN DENGAN MENGGUNAKAN KAMERA BERBASIS PC Deri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di

BAB I PENDAHULUAN. tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompetitif. Hal ini dibuktikan dengan banyak munculnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompetitif. Hal ini dibuktikan dengan banyak munculnya perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat seperti ini persaingan dibidang usaha terutama dibidang jasa semakin kompetitif. Hal ini dibuktikan dengan banyak munculnya perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya sektor perekonomian akan menyebabkan makin tingginya aktivitas masyarakat. Peningkatan aktivitas masyarakat ini juga berdampak langsung pada tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pernikahan merupakan sebuah fase yang akan dialami oleh setiap manusia yang memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah berusaha menjadikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. transportasi sehingga bertambah pula intensitas pergerakan lalu lintas kota.

I. PENDAHULUAN. transportasi sehingga bertambah pula intensitas pergerakan lalu lintas kota. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sejarah perkembangan manusia terhadap perkembangan kota dapat kita lihat bahwa manusia selalu berhasrat untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lain guna mendapatkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan 66 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan dan kebutuhan prasarana dan sarana transportasi perkotaan di empat kelurahan di wilayah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik itu kebutuhan yang bersifat primer

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik itu kebutuhan yang bersifat primer BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belanja merupakan aktivitas keseharian masyarakat, setiap orang perlu memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik itu kebutuhan yang bersifat primer (kebutuhan pokok atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan tidak lain merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kerja Praktik adalah salah satu mata kuliah yang harus ditempuh di semester

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kerja Praktik adalah salah satu mata kuliah yang harus ditempuh di semester BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktik adalah salah satu mata kuliah yang harus ditempuh di semester akhir jurusan Desain Produk FTPD Universitas Mercu Buana Jakarta. Mata kuliah ini berfungsi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1.Sejarah Singkat Perusahaan 2.1.1.Sejarah Perusahaan Transportasi atau pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Hal

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Tahap Implementasi Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat diketahui bahwa ada 3 alternatif yang harus dilakukan oleh Koperasi XYZ, yaitu alternatif

Lebih terperinci

Tanggung Jawab Dasar Pengemudi

Tanggung Jawab Dasar Pengemudi Tanggung Jawab Dasar Pengemudi Panduan ini menerangkan kondisi utama yang harus dipenuhi oleh pengemudi yang akan mengoperasikan kendaraan PMI (baik pengemudi yang merupakan karyawan PMI atau pun pegawai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha semakin hari semakin pesat, setiap pemimpin perusahaan ingin perusahaannya yang terbaik diantara pesaingnya -pesaingnya. Demikian

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Distribusi Perusahaan Untuk melaksanakan kegiatan pemasarannya, PT. ANUGERAH IDEALESTARI telah menunjuk PT. ANUGERAH CENTRAL AUTOMOTIVE sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan peradaban suatu bangsa terus berkembang dengan pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan peradaban suatu bangsa terus berkembang dengan pesat, hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan peradaban suatu bangsa terus berkembang dengan pesat, hal ini memacu terjadi banyaknya perubahan dan berkembangnya pola fikir di dalam masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran umum objek penelitian Gambaran umum perusahaan. Gambar 1.1 logo GO-JEK Sumber: GOJEK, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran umum objek penelitian Gambaran umum perusahaan. Gambar 1.1 logo GO-JEK Sumber: GOJEK, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum objek penelitian 1.1.1 Gambaran umum perusahaan Gambar 1.1 logo GO-JEK Sumber: GOJEK, 2015 PT. GO-JEK Indonesia adalah perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu untuk menghasilkan laba agar

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu untuk menghasilkan laba agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu untuk menghasilkan laba agar kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan. Dalam pertumbuhan dan perkembangan perusahaan,

Lebih terperinci

Peralihan Sanksi Larangan Mengemudi Menjadi Denda Tarif

Peralihan Sanksi Larangan Mengemudi Menjadi Denda Tarif Peralihan Sanksi Larangan Mengemudi Menjadi Denda Tarif Berlaku Mulai Dari 9 Mei 2016 Tujuan: Sebelum kode etik terbaru ini ditetapkan, sanksi yang diberlakukan untuk para mitra pengemudi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan agar masyarakat terpenuhi kebutuhannya. mengadakan promosi dan mendistribusikan barang dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan agar masyarakat terpenuhi kebutuhannya. mengadakan promosi dan mendistribusikan barang dengan efektif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat pada jaman teknologi canggih sekarang ini telah menimbulkan banyak masalah yang dialami perusahaan, baik perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan sistem perekonomian dari tradisional ke modern memberi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan sistem perekonomian dari tradisional ke modern memberi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan sistem perekonomian dari tradisional ke modern memberi dampak yang signifikan pada pelaku bisnis maupun pelanggan. Perekonomian modern menawarkan banyak alternatif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi dan

BAB II LANDASAN TEORI. adalah Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Definisi manajemen pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2005 : 18) adalah Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru dalam pelayanan moda transportasi kereta api di Indonesia. PT. Railink

BAB I PENDAHULUAN. baru dalam pelayanan moda transportasi kereta api di Indonesia. PT. Railink BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Railink PT. Railink, anak perusahaan dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan PT. Angkasa Pura II (Persero), didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembelian (Lee et al., 2011). Zeithaml et al. (2013) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembelian (Lee et al., 2011). Zeithaml et al. (2013) berpendapat bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Munculnya internet telah mengubah sudut pandang seluruh kalangan bisnis dari produsen hingga konsumen. Internet telah menciptakan peluang bagi perusahaan untuk lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkutan kota adalah salah satu alat transportasi publik yang menyediakan jasa pelayanan angkut penumpang dari satu tempat ke tempat lain yang masih berada dalam

Lebih terperinci