PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) UNTUK KEGIATAN PERTAMBANGAN UMUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) UNTUK KEGIATAN PERTAMBANGAN UMUM"

Transkripsi

1 Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera Nomor 1453 K/29/MEM/2000 LAMPIRAN IV KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000 TANGGAL : 3 November 2000 PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) UNTUK KEGIATAN PERTAMBANGAN UMUM I. PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PERTAMBANGAN UMUM A. KATA PENGANTAR ˆ Berisi dasar hukum yang meandasi peaksanaan studi Amda kegiatan Pertambangan Umum (Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi serta rujukan yang mengatur sistematika penyusunan Dokumen Amda Kata pengantar ditandatangani oeh Penanggungjawab kegiatan dan distempe B. DAFTAR ISI Berisi judu Bab, Sub Bab, Sub-sub Bab dan seterusnya serta nomor haaman yang terdapat daam dokumen kerangka Acuan Anda Kegiatan Pertambangan Umum C. DAFTAR TABEL Berisi nomor tabe, judu tabe dan haaman tabe yang terdapat daam Dokumen Kerangka Acuan Anda Kegiatan Pertambangan Umum. D. DAFTAR GAMBAR Berisi nomor gambar, judu gambar dan haaman gambar yang terdapat daam Dokumen Kerangka Acuan Anda Kegiatan Pertambangan Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Beakang Uraian singkat dan sistematika mengenai atar beakang diaksanakannya studi Anda bagi kegiatan yang direncanakan ditinjau dari : a. Peraturan Perundang-undagan yang beraku dan berkaitan dengan pengeoaan ingkungan hidup terutama untuk memenuhi dan meaksanakannya : Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengeoaan Lingkungan Hidup Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Anaisis Mengenai Dampak Lingkungan. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-39/MENLH/8/1996 tentang jenis atau Kegiatan yang wajib diengkapi dengan Anaisis Dampak Lingkungan Peraturan-peraturan yang beraku di ingkungan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Meneteri Pertambangan dan Energi serta Peraturan Daerah Setempat b. Kebijakan Pemerintah tentang Pembangunan yang berwawasan ingkungan c. Kaitan rencana kegiatan dengan dampak penting yang mungkin timbu, antara ain : Perbenturan berbagai kepentingan daam pemanfaatan sumberdaya aam (bahan gaian, air, hutan dan ain-ain) dan ahan (sebutkan jenis, nama dan okasi kegiatannya) serta perbenturan dengan kepentingan ekoogis maupun ekonomis. Kondisi spesifik ingkungan awa dengan dampak spesifik yang akan ditimbukan. Rencana Umum Tata Ruang setempat dengan dampak spesifik yang akan ditimbukan. 489

2 Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera Nomor 1453 K/29/MEM/2000 BAB II Tujuan dan Kegunaan Studi Daam bagian ini dijeaskan tujuan dari studi Anda terutama daam : a. Mengidentifikasikan rencana kegiatan-kegiatan Pertambangan Umum sejak dari tahap persiapan, operasi sampai dengan pasca operasi terutama pada kegiatan yang diperkirakan berpotensi menimbukan dampak penting terhadap ingkungan. b. Mengidentifikasikan rona ingkungan hidup awa, yaitu kondisi dan tatanan ingkungan wiayah setempat sebeum adanya kegiatan Pertambangan Umum, terutama yang akan terkena dampak penting baik pada tahap persiapan, operasi sampai dengan pasca operasi. c. Memprakirakan dampak dan mengevauasi dampak penting yang akan terjadi pada tahap persiapan, operasi sampai dengan pasca operasi kegiatan Pertambangan Umum Uraian secara jeas tentang kegunaan studi Anda, antara ain : a. Sebagai bahan pertimbangan daam proses pengambian keputusan tentang keayakan ingkungan dari rencana Pertambangan Umum b. Sebagai wahana untuk memberi informasi bagi masyarakat untuk dapat menghindari dampak negatif dan memanfaatkan dampak positif yang potensia ditimbukan oeh rencana kegiatan Pertambangan Umum DISKRIPSI RENCANA KEGIATAN Uraian tentang rencana kegiatan Pertambangan umum muai dari tahap persiapan, operasi sampai dengan pasca operasi secara singkat dan jeas Identitas Parakarsa dan Penyusunan KA Anda a. Nama dan Aamat Perusahaan (sebutkan juga teepon dan fax) b. Nama dan Aamat Penanggung Jawab (sebutkan juga teepon dan fax) c. Nama dan Aamat Penyusun KA Anda (sebutkan juga teepon dan fax) 2.2. Deskripsi Umum a. Nama dan okasi proyek (Kampung, desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, posisi geografis). b. Luas tapak proyek termasuk prasarana dan sarana ain. c. Kapasitas produksi d. Jenis sumber energi/ bahan bakar. e. Debit dan sumber air yang diperukan okasi Rencana Kegiatan (ampirkan peta okasi) f. Kegiatan ain di sekitar Lokasi Rencana Kegiatan (cantumkan daam peta) antara ain : pemukiman, ingkungan hidup, aam/binaan, sumberdaya aami ainnya Rencana Kegiatan Memuat rencana umum atas segaa kegiatan yang akan diakukan muai dari tahap persiapan, operasi sampai dengan pasca operasi. Uraia tersebut terdiri dari voume kerja, target kerja serta awa kerja. BAB III. RUANG LINGKUP STUDI 3.1. Lingkup Rencana Kegiatan Penyebab Dampak Lingkup Teaah Rencana Kegiatan Penyebab Dampak Uraian singkat dan jeas komponen rencana kegiatan proyek yang akan diteaah karena diperkirakan dan dapat diduga akan menimbukan dampak penting terhadap ingkungan, baik pada tahap persiapan dan operasi maupun pasca operasi, antara ain : a. Tahap persiapan, antara ain Pembebasan Lahan Penerimaan Tenaga Kerja Pembuatan Jaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pembangunan Instaasi Pengoahan Penerowongan (Tambang Bawah Tanah) Pembersihan Lahan b. Tahap Operasi, antara ain : Pengupasan Tanah Pucuk 490

3 Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera Nomor 1453 K/29/MEM/2000 Penggaian Tanah Penutup Pemindahan Tanah Penutup Rekamasi Penambangan Bijih Pengangkutan Bijih Pengoahan Bijih Penimbunan Bijih c. Tahap Pasca Operasi, antara ain: Rekamasi/rehabiitasi ahan seteah operasi Penanganan tenaga kerja yang diepas seteah kegiatan berakhir Lingkup Teaah Kaitan Rencana Kegiatan dengan Dampaknya Uraian secara singkat dan jeas tentang hubungan sebab akibat antara komponen kegiatan penyebab dampak dengan dampak ingkungan yang akan ditim-bukan pada setiap ahan kegiatan tersebut di atas Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awa Uraian singkat dan jeas tentang rona hidup awa yang diperkirakan dan dapat diduga akan terkena dampak, serta teaahan komponen ingkungan yang terkena dampak penting oeh operasi kegiatan yang direncanakan dari tahap persiapan sampai dengan tahap pasca operasi, antara ain : a. Ikim dan kuaitas udara b. Fisioogi dan geoogi c. Hidroogi dan kuaitas air d. Hidro-oseanografi e. Ruang, ahan dan tanah f. fora dan fauna g. Sosia (demografi, ekonomi, sosia budaya) dan kesehatan masyarakat Lingkup Wiayah Studi Uraian singkat dan jeas tentang ingkup wiayah studi mengacu pada penetapan wiayah studi yang digariskan daam Kerangka Acuan ANDAL dan hasi pengamatan di apangan. Wiayah studi itu mencangkup : a. Batas Proyek, yaitu ruang dimana suatu rencana usaha atau kegiatan akan meakukan kegiatan persiapan, operasi dan pasca operasi. b. Batas ekonoogi, adaah berupa ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha atau kegiatan menurut media transportasi imbah (air, udara) dimana proses aam yang berangsung di daam ruang tersebut diperkirakan akan mengaami perubahan mendasar. c. Batas sosia, terkait dengan kesatuankesatuan sosia masyarakat oka dan masyarakat pendatang yang potensia mengaami perubahan mendasar akibat diaksanakannya rencana kegiatan. d. Batas Administrasi, terkait dengan batas administrasi pemerintah (Desa, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi) serta batas area kerja Pertambangan Umum. Di samping itu dapat menunjukkan pua adanya peuang tumpang tindih kepentingan (antara ain dengan kehutanan, transmigrasi, pertanian, d). e. Resutante dari keempat batas wiayah di atas adaah wiayah teknis yang merupakan studi ANDAL. f. Batas wiayah studi ANDAL di atas peru dituangkan daam peta dengan skaa yang memadai (peta skaa 1 : sampai 1 : dan sesuai dengan kaidah kartografi yang beraku) serta diberi tanda (warna yang berbeda) BAB IV. METODA STUDI 4.1. Metode Pengumpuan Dan Anaisis Data Uraian di atas secara singkat dan anaisis data primer serta sekunder yang sahih dan dapat dipercaya untuk digunakan. Adapun data yang dikumpukan dan dianaisis adaah : a. Data komponen ingkungan yang akan diperkirakan terkena dampak penting oeh rangkaian kegiatan b. Data komponen kegiatan yang diperkirakan akan terkena dampak penting dari ingkungan. Uraian metode pengumpuan data bersisikan data dan informasi komponen ingkungan yang akan diperkirakan karena dampak penting oeh rencana kegiatan. Untuk data primer berupa uraian tentang metode pengamatan, pengukuran dan 491

4 Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera Nomor 1453 K/29/MEM/2000 peneaahan data seperti prosedur pengambian sampe fisik kimia, bioogi, sosia ekonomi dan sosia budaya diapangan pada okasi pengambian sampe yang teah ditentukan. Berikan pua pertimbangan daam penentuan metode dan okasi pengambian sampe disertai peta dengan skaa memadai sedangkan data sekunder dan jenis data sekunder yang dipiih/dikumpukan disertai dengan tangga data dan sumbernya, antara ain : a. Instansi pemerintah dan swasta yang terkait. b. Laporan peneitian/studi tentang ingkungan dari aspek sejenis di daerah dan atau sekitar okasi kegiatan yang direncanakan. c. Studi iteratur yang erat kaitannya dengan rencana kegiatan Metode Prakiraan Dampak dan Penentuan Dampak Penting Uraian secara singkat dan jenis tentang metode yang digunakan daam studi Anda untuk memprakirakan besarnya dampak ingkungan dan penentuan sifat pentingnya dampak. Identifikasi dampak agar ditambahkan bagan air, matriks dan daftar isian (checkist). Untuk memperkirakan dampak penting agar digunakan metode forma (mode matematis, statistik) dan non forma (mode anaog peneitian dan profesiona judgement) pada setiap komponen ingkungan) Metode Evauasi Dampak Penting Meniadakan/menghiangkan dampak potensia yang dianggap tidak reatif atau tidak penting, sehingga diperoeh daftar dampak penting hipotesis yang dipandang dan reevan untuk diteaah secara mendaam daam studi Anda dengan berdasarkan : Pedoman mengenai Ukuran Dampak Penting sesuai dengan keputusan Kepada Bappeda No. Kep. 056 Tahun Perbandingan dampak penting tersebut di atas dengan baku mutu ingkungan yang ada. BAB V. TIM STUDI ANDAL 5.1. Tim Studi Agar dijeaskan susunan dan komposisi tenaga ahi (bidang dan kuaifikasi keahian). Tim studi yang dibentuk untuk meaksanakan studi Anda Pertambangan Umum harus disesuaikan dengan maksud, tujuan dan ruang ingkup studi. Untuk itu semua tenaga ahi daam Tim Studi harus diampirkan biodata (curricuum vitae). Sebutkan bidang keahian yang reevan dan diperukan, seperti : Teknik Lingkungan Teknik Pertambangan Hidroogi/Kuaitas Air Geoogi/Geoteknik, Mekanika, Batuan Sosia dan Kesehatan Masyarakat 5.2. Komponen Biaya Sebutkan komponen biaya yang diperukan dan disesuaikan dengan kegiatan peaksanaan studi Anda Pertambangan Umum, diuraikan rincian jenis-jenis biaya yang dibutuhkan daam rangka penyusunan studi Anda, antara ain : Gaji/upah, biaya survei apangan, biaya peraatan, biaya anaisis aboratorium, biaya perkantoran dan biaya ain-ain Waktu Studi Sebutkan jangka waktu peaksanaan studi, disertai dengan jadwa kegiatan engkap, muai dari tahap persiapan sampai penyerahan aporan ke instansi yang bertanggung jawab. Uraian waktu studi tersebut meiputi jadwa seuruh kegiatan muai dari survei apangan/ pengumpuan data primer, pengumpuan data sekunder, anaisis data, penyusunan pembahasan, seminar/presentasi sampai dengan penyerahan setiap aporan. DAFTAR PUSTAKA Berisi bahan rujukan yang digunakan daam penyusunan Dokumen KA Anda yang disajikan daam suatu daftar dengan penuisan sesuai kaidah baku. LAMPIRAN Lampiran berisi ha-ha sebagai berikut Biodata anggota Tim Penyusunan Anda, diengkapi dengan fotocopy ijazah akhir pendidikan forma 492

5 Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera Nomor 1453 K/29/MEM/2000 dan sertifikat-sertifikat ainnya yang berkaitan dengan pengeoaan ingkungan Peta okasi dan situasi Peta Batas Wiayah Studi, Peta okasi, titik sampe Peta ain yang reevan dengan rencana pembangunan proyek Gambar, skema, tabe dan foto C. DAFTAR TABEL Berisi nomor abe, judu tabe dan haaman tabe yang terdapat daam Dokumen Anda kegiatan Pertambangan Umum D. DAFTAR GAMBAR Berisi nomor gambar, judu gambar dan haaman gambar yang terdapat daam Dokumen Anda Kegiatan Pertambangan Umum BIODATA PENYUSUNAN STUDI AMDAL Nama : Tempat dan Tangga Lahir : Aamat : Rumah : Kantor : Kebangsaan : Pendidikan : Kursus : Pekerjaan : Pengaaman Kerja/Peneitian * : Catatan : pengaaman kerja/peneitian agar dicantumkan yang reevan dengan kegiatan ingkungan hidup. I. PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PER- TAMBANGAN UMUM A. KATA PENGANTAR Dicantumkan dasar hukum yang meandasi peaksanaan studi Amda kegiatan Pertambangan Umum (Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi serta rujukan yang mengatur sistematika Penyusunan Dokumen Amda). Kata Pengantar ditandatangani oeh Penanggung Jawab kegiatan dan distempe B. DAFTAR ISI Berisi judu Bab, Sub Bab, Sub-sub Bab dan seterusnya serta nomor haaman yang terdapat daam dokumen Anda Kegiatan Pertambangan. BAB I. PENDAHULUAN Uraian secara singkat dan jeas tentang dasar perunya diaksanakannya studi Anda bagi kegiatan Pertambangan Umum yang direncanakan 1.1. Latar Beakang Memuat aasan, pertimbangan dan dasar perunya diakukan Anda, ditinjau dari : a. Peraturan perundang-undangan yang beraku dan berkaitan dengan pengeoaan ingkungan hidup terutama untuk memenuhi dan meaksanakannya. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengeoaan Lingkungan Hidup. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Anaisis Mengenai Dampak Lingkungan. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 39/MENLH/ 8/1996 tentang Jenis atau Kegiatan yang Wajib Diengkapi dengan Anaisis Mengenai Dampak Lingkungan. Peraturan-peraturanm yang beraku di ingkungan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Menteri Pertambangan dan Energi, Perturan Daerah setempat dan ain-ain. b. Kebijakan pemerintah tentang pembangunan berwawasan ingkungan. c. Berkaitan rencana kegiatan dengan dampak penting yang mungkin timbu, antara ain : Perbenturan berbagai kepentingan daam pemanfaatan sumberdaya aam (bahan gaian, air, hutan dan ain-ain) dan ahan (sebutkan jenis, nama dan okasi kegiatannya) serta perbenturan dengan kepentingan ekoogis maupun ekonomis. 493

6 Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera Nomor 1453 K/29/MEM/2000 Kondisi spesifik ingkungan awa dengan dampak spesifik yang akan ditimbukan. Rencana Umum Tata Ruang setempat dengan dampak spesifik yang akan ditimbukan Tujuan dan Kegunaan Studi Daam bagian ini dijeaskan tujuan dari studi ANDAL, terutama daam : a. Mengidentifikasikan rencana kegiatan-kegiatan Pertambangan Umum sejak dari tahap pesiapan, operasi, sampai dengan pasca operasi terutama pada kegiatan yang diperkirakan berpotensi menimbukan dampak penting terhdap ingkungan. b. Mengidentifikasikan rona ingkungan hidup awa, yaitu kondisi dan tatanan ingkungan wiayah setempat sebeum adanya kegiatan Pertambangan Umum, terutama yang akan terkena dampak penting baik pada tahap persiapan, operasi sampai dengan pasca operasi. c. Memprakirakan dampak dan mengevauasi dampak penting yang akan terjadi pad atahap persiapan, operasi sampai dengan pasca operasi kegiatan Pertambangan Umum Uraian secara jeas tentang kegunaan studi Anda, meiputi : a. Sebagai bahan pertimbangan daam proses pengambian keputusan tentang keayakan ingkungan dari rencana Pertambangan Umum. b. Sebagai wahana untuk memberi informasi bagi masyarakat untuk dapat mengindari dampak negatif dan memanfaatkan dampak positif yang potensia ditimbukan oeh rencana kegiatan Pertambangan Umum. BAB II METODA STUDI Daam bab ini diuas mengenai wiayah studi, metoda pengumpuan dan anaisis data, metoda prakiraan dampak serta evauasi dampak penting. Semua uraian mengacu pada metoda yang teah tertuang pada dokumen KA-Anda dan harus konsisten dengan teaah pada bab-bab berikut Dampak Penting yang Diteaah Uraikan dengan singkat dan jeas komponen kegiatan yang diteaah daam rangka peaksaaan kegiatan yang diperkirakan dan dapat diduga akan menimbukan dampak penting terhadap ingkungan, antara ain : a. Tahap persiapan antara ain : Pembebasan tanah Penerimaan tenaga kerja Pembuatan jaan Pembangunan sarana dan prasarana Pembangunan instaasi pengoahan Penerowongan (tambang bawah tanah) Pembersihan ahan b. Tahap Operasi antara ain Pengupasan Tanah Pucuk Penggaian Tanah Penutup Pemindahan Tanah Penutup Rekamasi Penambangan bijih Pengangkutan Bijih Pengoahan Bijih Penimbunan Bijih c. Tahap Pasca Operasi antara ain Rekamasi/rehabiitasi ahan seteah operasi Penanganann tanaga kerja yang diepas seteah kegiatan berakhir d. Uraian ronaingkungan awa (geofisik-kimia, bioogi dan sosia) yang terkena dampak terutama kompone ingkungan yang angsung terkena dampak e. Aspek-aspek yang diteiti pada a dan b mengacu pada hasi peingkupan yang tertuang daam dokumen Kerangka Acuan Anda 2.2. Wiayah Studi Uraian singkat tentang ingkup wiayah mengacu pada penetapan wiayah studi yang digariskan daam Kerangka Acuan untuk ANDAL, dan hasi pengamatan di apangan wiayah studi ini mencakup : a. Batas proyek, yaitu ruang dimana suatu rencana usaha atau kegiatan akan meakukan kegiatan pra konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi. 494

7 Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera Nomor 1453 K/29/MEM/2000 b. Batas ekoogi, adaah berupa ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha atau kegiatan menurut media transportasi imbah (air, udara) dimana proses aam yang berangsung di daam ruang tersebut diperkirakan akan mengaami perubahan mendasar. c. Batas sosia, adaah ruang di sekitar rencana usaha atau kegiatan yang merupakan tepat berangsungnya berbagai interaksi sosia yang mengandung norma dan niai tetentu yang sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosia) sesuai dengan proses dinamika sosia suatu keompok masyarakat yang diperkirakan akan mengaami perubahan mendasar akibat rencana usaha atau kegiatan d. Batas administratif, adaah ruang dimana masyarakat dapat dengan euasa meakukan kegiatan sosia ekonomi dan sosisa budaya sesuai dengan peraturan perundangundangan yang beraku di daam ruang tersebut. Resutante dari keempat batas diatas adaah wiayah teknis yang merupakan wiayan studi ANDAL. Batas wiayah studi ANDAL di atas peru dituangkan daam peta dengan skaa yang memadai (Peta skaa 1 : sampai 1 : dan sesuai dengan kaidah kortografi yang beraku Metode Pengumpuan dan Anaisis Data Pada Sub Bab ini berisikan : a. Uraian secara jeas tentang metode dan atau aat untuk pengumpuan data yang sahih terhadap data primer dan sekunder yang bersifat sahih pua dapat dipercaya untuk digunakan. b. Pada pengumpuan data ingkungan yang diteiti tersebut harus dijeaskan okasi pengumpuan data yang bersangkutan serta dicantumkan daam peta dengan skaa yang memadai. c. Pengumpuan data untuk demografi, sosia ekonomi, sosia budaya, dan kesehatan masyarakat sejauh mungkin menggunakan kombinasi tiga metoda studi iteratur, survei data sekunder dan pengamatan pemeriksaanpemeriksaan agar diperoeh data yang reiabiitasnya tinggi. d. Uraian secara jeas tentang metoda atau aat yang digunakan daam anaisis data Adapun data yang dikumpukan dan dianaisis adaah : a. Data komponen ingkungan yang akan diperkirakan terkena dampak penting oeh rangkaian kegiatan. b. Data komponen kegiatan yang diperkirakan akan terkea dampak penting dari ingkungan. Sedangkan jenis datanya adaah : a. Data primer berupa uraian tentang metode pengamatan, pengukuran dan peneaahan data seperti prosedur pengambian sampe geo-fisik-kimia, bioogi, sosia-ekonomi dan sosia budaya di apangan pada okasi pengambian sampe yang teah ditentukan. Berikan pua pertimbangan daam penentuan metode dan okasi pengambian sampe tersebut disertai peta dengan skaa yang memadai. b. Data sekunder berupa uraian metode pengumpuan data sekunder dan jenis data sekunder yang dipiih/dikumpukan disertai dengan tangga dan sumbernya, antara ain: Instansi pemerintah dan swasta yang terkait dengan kegiatan Laporan peneitian/studi tentang ingkungan dari aspek sejenis di daerah dan atau sekitar okasi kegiatan yang direncanakan Studi iteratur yang erat kaitannya dengan kegiatan Metoda Prakiraan Dampak Lingkungan Uraian secara singkat dan jeas tentang metoda yang digunakan daam studi Anda untuk memprakirakan besarnya dampak ingkungan dan penentuan sifat pentingnya dampai terhadap setiap komponen ingkungan yang terkena dampak. 495

8 Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera Nomor 1453 K/29/MEM/2000 Sebagai contoh : Untuk identifikasi dampak penting, hendaknya menggunakan metode bagan air, matriks dan daftar isian (check ist). Untuk memprakirakan dampak penting, hendaknya menggunakan metode forma (mode matemetis, statistik) dan non forma (mode anaog peneitian dan professiona judgement) pada setiap komponen ingkungan. Untuk prakiraan dampak terhadap kuaitas udara dan air agar diakukan perhitungan dispersi 2.5. Metode Evauasi Dampak Penting Uraian metode yang azim dipakai daam studi Anda untuk mengevauasi dampak penting dari rencana pembangunan sampai dengan pasca operasiona kegiatan terhadap ingkungan secara hoistik, sehingga dapat dipakai sebagai dasar untuk meneaah keayakan ingkungan dari aternatif kegiatan yang diajukan, dengan berdasarkan : a. Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting sesuai dengan Keputusan Kepada Bapeda No. Kep. 056 Tahun b. Perbandingan dampak penting tersebut di atas dengan baku mutu ingkungan yang ada. BAB III. DISKRIPSI KEGIATAN 3.1. Identitas Pemrakarsa dan Penyusunan ANDAL Uraian mengenai identitas pemrakarsa dan penyusunan Anda a. Identitas Pemrakarsa Nama dan aamat engkap (teepon dan fax) instansi/perusahaan sebagai pemrakarsa rencana usaha atau kegiatan Nama dan aamat (teepon dan fax) penanggung jawab rencana usaha dan kegiatan. b. Identitas penyusunan Anda Nama dan aamat engkap (teepon dan fax) embaga/perusahaan disertai dengan kuaifikasi dan rujukannya Nama dan aamat engkap (teepon dan fax) penanggung jawab penyusun Anda. Susunan tim penyusunan Anda, disertai dengan kuaifikasi : 1. Ketua tim 2. Tim geofisik-kimia 3. Tim bioogi 4. Tim sosia dan kesehatan masyarakat 5. Tim teknis kegiatan 3.2. Tujuan dari Rencana Kegiatan Pernyataan tentang maksud dan tujuan dari rencana usaha atau kegiatan peru dikemukakan secara sistematis dan terarah Kegunaan Dan Keperuan Rencana Usaha atau Kegiatan Uraian yang memuat tentang kegunaan dan keperuan mengapa rencana usaha atau kegiatan harus diaksanakan baik ditinjau dari segi kepentingan pemrakarsa maupun dari segi penunjang program pembangunan Lokasi Kegiatan Lokasi rencana kegiatan diengkapi dengan skaa yang memadai dan batas astronomi, memuat informasi tentang bangunan dan struktur ainnya yang akan dibangun daam okasi rencana kegiatan serta hubungan bangunan dan struktur tersebut dengan bantuan/kegaitan yang sudah ada di sekitar okasi kegiatan (jaan raya, jaan kereta api, dermaga dan ain sebagainya) Umur Kegiatan (Lampirkan Jadwa Kegiatan) Hubungan antara Lokasi Kegiatan dengan Sumberdaya dan Kegiatan ain disekitarnya a. Kegiatan ain baik dari sektor pertambangan dan energi maupun dari sektor ain (misanya : Pertanian, Kehutanan dan ain-ain) atau batas aam (misa : sungai, gunung, hutan dan ain-ain). b. Sebutkan jarak dan keterkaitannya (diengkapi peta dengan skaa memadai). 496

9 Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera Nomor 1453 K/29/MEM/ Cadangan Agar diuraikan cadangan bahan tambang yang ada meiputi cadangan terukur, cadangan terkira dan cadangan terduga Sistem Penambangan Uraian secara rinci mengenai sistem penambangan yang digunakan, apakah tambang terbuka, tambang bawah tanah demikian juga dengan metode penambangan yang digunakan Fasiitas Penunjang Uraikan secara rinci fasiitas penunjang yang digunakan pada semua tahap misanya tempat cadangan air, tenaga istrik, gudang bahan kimia dan mekanik, aboratorium dan ain-ain Komponen Kegiatan Pertambangan Umum Komponen kegiatan pertambangan umum yang diprakirakan menimbukan dampak ingkungan. a. Pertambangan Batubara 1. Tahap Persiapan Uraian secara mendaam tentang rencana kegiatan dan jadua kegiatan pada tahap persiapan yang menjadi penyebab timbunya dampak penting terhadap ingkungan, misanya : Pembebasan ahan Penerimaan tenaga kerja Mobiisasi Peraatan Pembuatan jaan Pembangunan sarana dan prasarana Pembangunan instaasi pengoahan temasuk unit penampung imbah, pabrik pengoahan imbah Penerowongan (tambang bawah tanah) Pembersihan ahan 2. Tahap Operasi Uraian secara mendaam tentang rencana kegiatan dan jadua kegiatan pada tahap operasi yang menjadi penyebab timbunya dampak penting terhadap ingkungan, misanya : Kondisi geoteknik dan geokimia tanah Bahan-bahan kimia dan bahan berbahaya yang digunakan Penggaian tanah pucuk Cadangan Recovery penambangan Recovery pengoahan Konservasi bahan gaian Pemindahan tanah penutup Nisbah pengupasan Penambangan batubara Pemuatan dan pengangkutan batubara, uraikan jenis aat, kapasitas dan jumah aat pembuatan dan pengangkut yang digunakan. Demikian pua apabia diakukan pembangunan peabuhan/dermaga agar dijeaskan kedaaman, kapasitas peabuhan/dermaga serta frekuesi pengapaan Pengoahan batubara, uraikan proses pengoahan batubara yang ada antara ain meiputi proses penggerusan dan pencucian batubara Penimbunan batubara Limbah-imbah yang dihasikan Perubahan bentuk permukaan setiap 5 (ima) tahun atau kurang hingga masa tambang Rekamasi Lain-ain 3. Tahap Pasca Operasi Uraian secara mendaam tentang rencana kegiatan dan jadua kegiatan pada tahap Pasca Operasi yang menjadi penyebab timbunya dampak penting terhadap ingkungan, misanya : Pemutusan hubungan kerja Rekamasi b. Pertambangan Bijih Primer 1. Tahap Persiapan Uraian secara mendaam tentang rencana kegiatan dan jadua kegiatan pada tahap persiapan yang menjadi penyebab timbunya dampak penting terhadap ingkungan, misanya : Pembebasan ahan Penerimaan tenaga kerja 497

10 Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera Nomor 1453 K/29/MEM/2000 Pembuatan jaan Pembangunan sarana dan prasarana Pembangunan instaasi pengoahan Penerowongan (tambang bawah tanah) Pembersihan ahan 2 Tahap Operasi Uraian secara mendaam tentang rencana kegiatan dan jadua kegiatan pada tahap operasi yang menjadi penyebab timbunya dampak penting terhadap ingkungan, misanya : Kondisi geoteknik dan geokimia tanah Bahan-bahan kimia dan bahan berbahaya yang digunakan Penggaian tanah pucuk Pemindahan tanah pucuk Nisbah pengupasan Cadangan Recovery penambangan Recovery pengoahan Konservasi bahan gaian Penambangan bijih primer, uraikan aktifitas penambangan meiputi pemboran, peedakan, penyanggaan dan ain-ain Pemuatan dan pengangkutan bijih primer, uraikan jenis aat, kapasitas dan jumah aat pembuatan dan pengangkut yang digunakan. Demikian pua apabia diakukan pembangunan peabuhan/ dermaga agar dijeaskan kedaaman, kapasitas peabuhan/dermaga serta frekuensi pengapaan Pengoahan bijih primer, uraikan proses pengoahan bijih primer yang ada antara ain meiputi proses peremukan, penggiingan, pemekatan, penguranan kadar air, peeburan dan ain-ain Penimbunan bijih primer Limbah-imbah yang dihasikan Perubahan bentuk permukaan setiap 5 (ima) tahun atau kurang hingga masa tambang BAB IV Rekamasi Lain-ain 3. Tahap Pasca Operasi Uraian secara mendaam tentang rencana kegiatan dan jadua kegiatan pada tahap Pasca Operasi yang menjadi penyebab timbunya dampak penting terhadap ingkungan, misanya : Pemutusan hubungan kerja Rekamasi RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL Daam bab ini hendaknya dikemukakan informasi ingkungan seengkap mungkin mengenai penyajian data dan informasi rona ingkungan hidup ini harus diakukan secara engkap, rinci dan sistematis sehingga dapat terihat jeas kaitan antara masing-masing komponennya seperti berikut ini : Daam bab ini hendaknya dikemukakan informasi ingkungan seengkap mungkin mengenai : a. Rona ingkungan hidup yang ada di wiayah studi rencana kegiatan dan sekitarnya harus diungkapkan secara mendaam komponen-komponen ingkungan yang berpotensi terkena dampak penting. Komponen ingkungan hidup yang memiiki arti penting baik secara ekoogis, ekonomis maupun budaya, peru mendapat perhatian khusus, seperti satwa iar angka, peninggaan arkeoogis, rona ingkungan dengan keindahan aam terkena, ahan sengketa dan keadaan sosia ekonomi serta sosia budaya masyarakat. Di samping itu juga peru diungkapkan secara jeas tentang adanya perbedaan kepentingan penggunaan ahan apabia ada. b. Uraian secara rinci dan engkap tentang kondisi kuaitatif dan kuantitatif dari berbagai sumberdaya aam yang ada disekitar okasi rencana kegiatan baik yang sudah atau yang akan dimanfaatkan maupun yang masih daam bentuk potensi. Penyajian kondisi sumberdaya aam ini peru dikemukakan daam peta dengan skaa memadai dan bia peru harus diengkapi dengan diagram, gambar atau foto. c. Data dan informasi rona ingkungan hidup. Uraian secara singkap rona 498

11 Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera Nomor 1453 K/29/MEM/2000 ingkungan hidup di wiayah studi rencana kegiatan pertambangan migas dan pansbumi yang dibatasi pada komponen-komponen ingkungan yang berkaitan dengan atau berpotensi akan terkena dampak penting. Komponen ingkungan hidup yang teah diteaah harus sesuai dengan hasi studi peingkupan daam KA Anda dan apabia diperukan dan dianggap penting dapat meneaah komponen ingkungan ainnya berdasarkan hasi peniaian di apangan. Penyajian data dan informasi rona ingkungan hidup ini harus diakukan secara engkap, rinci dan sistematis sehingga dapat terihat jeas kaitan antara masing-masing komponennya seperti berikut : 4.1. Geo-Fisik-Kimia a. Ikim dan kuaitas udara Komponen ikim buanan dan tahunan serta kuaitas udara yang peru ditampikan antara ain : tipe ikim, suhu (maksimum, minimum, rata-rata), keembaban, curah hujan, jumah hari hujan, keadaan angin (arah dan kecepatan), intensiatas radiasi mataair, zat pencemar (debu, CO, CO 2, NO x, SO 2, H 2 S, d), tingkat kebisingan dan ainain. b. Hidroogi dan Kuaitas Air Memuat informasi tentang sumber air secara hidroogi mencakup keadaan hidroogi daerah bersangkutan, terutama sifat fisik dan kimia air dari badan perairan yang menerima imbah dan diperkirakan akan terkena dampak kegiatan. Komponen hidroogi dan kuaitas air yang peru ditampikan antara ain : Karakteristik sungai, danau dan ain-ain Poa Rata-rata debit dekade, buanan dan tahunan Sendimentasi dan tingkat erosi Kondisi fisik daerah resapan air permukaan dan air tanah Tingkat penyediaan dan kebutuhan air untuk minum, mandi dan cuci Tingkat penyediaan dan kebutuhan air untuk keperuan pertanian, industri dan ain-ain Kuaitas air c. Fisiografi dan Geoogi Membahas keadaan fisioogi dan geoogi, meiputi : 1. Keadaan topografi/morfoogi ahan, struktur geoogi, stratigrafi dan informasi seismik di daerah proyek dan sekitarnya (data dari studi keayakan). Khususnya untuk stratigrafi peru diuraikan ketebaan masingmasing apisan tanahnya. 2. Jenis tanah, karakteristik kimia dan fisika tanah, seperti porositas, permeabiitas dan tingkat kesuburan tanah. 3. Tingkat kestabian tanah permukaan dan atau ereng baik oeh proses geoogis maupun yang disebabkan oeh proses erosi/sedimentasi. 4. Keunikan, keistimewaan dan kerawanan bentuk ahan dan batuan secara geoogis, ekoogis maupun niai estetikanya. Informasi ini harus dinyatakan daam peta dengan skaa yang memadai atau diagram/gambar yang representatif Morfoogi Stratigrafi Struktur geoogi Jenis tanah Indikator-indikator ingkungan yang berkaitan dengan stabiitas geoogi dan tanah, yaitu gerakan tanah, gempa bumi, kegiatan vukanis dan ain-ain. Keunikan/keistimewaan bentang aam Dan ain-ain Hidrooseanografi 499

12 Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera Nomor 1453 K/29/MEM/2000 d. Hidrooseanografi Untuk rencana usaha atau kegiatan yang mempunyai kaitan angsung dengan aut, agar dibahas keadaan hidrooseanografi, meiputi : 1. Poa pasang surut, arus, geombang/ombak aut dan pengaruhnya pada sungai yang bermuara di sekitarnya 2. Kondisi dan sifat pantai serta interaksinya dengan sedimentasi, angin dan musim/ cuaca seperti perubahan garis pantai baik yang periodik maupun bertahap. Jeaskan pua kecepatan pendangkaan pantainya. 3. Kuaitas air aut dan interaksinya dengan air tanah dari sungai yang ada di sekitarnya serta perubahan akibat pergantian musim. e. Tata Ruang, Lahan dan Tanah 1. Inventarisasi tataguna ahan dan sumber-sumber ain di okasi kegiatan dan sekitarnya pada saat kegiatan diajukan dan kemungkinan di masa yang akan datang. 2. Rencana pengembangan wiayah, rencana tata ruang, rencana tataguna tanah dan sumberdaya ainnya yang teah disusun secara resmi oeh pemerintah setempat baik ditingkat Kabupaten, Propinsi dan Nasiona di okasi rencana pembangunan kegiatan. 3. Kemungkinan adanya konfik yang timbu antar rencana kegiatan dengan rencana tataguna ahan dan sumberdaya ainnya, daam kaitannya dengan pembebasan ahan untuk rencana kegiatan. 4. Inventarisasi niai estetika dan keindahan bentang aam serta daerah rekreasi yang ada di sekitar okasi kegiatan. 5. Penjeasan dan uraian supaya diengkapi dengan peta tata etak kegiatan dan rencana umum tata ruang setempat dengan skaa yang memadai dan jeas Bioogi a. Fora darat/perairan 1. Penjeasan tentang vegetasi, tipe dan jenis-jenis vegetasi, komposisi dan struktur komunitas di okasi kegiatan 2. Uraian berbagai komunitas tumbuhan yang terdapat di okasi kegiatan dan sekitarnya serta manfaatnya (ekonomi/ekoogi) bagi manusia serta makanan dan habitat satwa iar. 3. Uraian mengenai komunitas tumbuhan unik yang memiiki niai sejarah (aam dan budaya), keindahan bentang aam dan rekreasi serta niai ekonomi dan ekoogi yang khas, baik di wiayah darat maupun aut di sekitar kegiatan. 4. Ekosistem spesifik (terumbu karang, hutan mangrove dan ain-ain). 5. Uraian vegetasi dan ekosistem yang diindungi oeh undang-undang di sekitar kegiatannya. b. Fauna darat/perairan 1. Perkiraan penyebaran, poa migrasi, daerah makan dan kepadatan popuasi hewan (ikan, repti, burung, mamaia serta satwa yang diindungi oeh undangundang). 2. Perikehidupan hewan-hewan yang dianggap penting yaitu habitat, cara perkembangbiakan serta periaku daam daerah dan habitatnya (etoogi). 3. Perkiraan penyebaran dan popuasi hewan invertebrata yang dianggap penting 500

13 Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera Nomor 1453 K/29/MEM/2000 danmempunyai potensi sebagai ahan makanan, sumber hama dan faktor penyakit bagi manusia dan hewan. 4. Hewan-hewan ain yang mungkin terpengaruhi oeh dampak kegiatan terutama yang dapat terancam kepunahan Sosia (demografi, ekonomi dan budaya) dan kesehatan masyarakat Pada bagian ini agar dibahas berbagai segi yang menyangkut keadaan sosia, ekonomi dan budaya yang ada di daam batas wiayah studi, meiputi : a. Kependudukan (demografi), antara ain : Struktur penduduk menurut keompok umur, jenis keamin, mata pencaharian, pendidikan dan agama. Tingkat kepadatan dan sebaran kepadatan penduduk Tingkat keahiran Angkatan kerja produktif Pertumbuhan penduduk b. Ekonomi Tingkat kesempatan kerja Mata pencaharian penduduk Tingkat pendapatan penduduk Prasarana dan sarana perekonomian pemiikan tanah dan harga tanah serta penggunaan uang ganti rugi c. Budaya Pranata sosia atau embagaembaga kemasyarakatan yang tumbuh di kaangan masyarakat Adat istiadat dan poa kebiasaan yang beraku Proses sosia di kaangan masyarakat Sikap dan presepsi masyarakat setempat terhadap kegiatan Peninggaan sejarah yang ada di okasi proyek (jika ada) BAB V d. Kesehatan Masyarakat Jenis dan jumah fasiitas kesehatan Insidensi dan prevaensi penyakit yang terkait dengan kegiatan Sanitasi ingkungan khususnya ketersediaan air bersih Status gizi dan kecukupan pangan Cakupan peayanan tenaga doktor dan paramedis. PRAKIRAAN DAMPAK PENTING Uraian daam bab ini hendaknya diakukan secara sistematis dan konsisten dengan uraian daam bab-bab sebeumnya terutama dengan Bab IV Rona Lingkungan Hidup. Daam bab ini hendaknya dimuat : a. Identifikasi, prakiraan secara cermat dampak kegiatan pada saat pra konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi terhadap ingkungan hidup. Teaahan dampak ini diakukan dengan cara menganaisis perbedaan antara kondisi kuaitas ingkungan apabia tidak ada kegiatan dengan kondisi kuaitas ingkungan apabia tidak ada kegiatan mengunakan metode prakiraan dampak. Pembahasan mengenai dampak penting yang mungkin timbu disebabkan oeh berbagai komponen kegiatan, baik yang berupa dampak positif maupun negatif harus berdasarkan data dan informasi yang diperoeh dari studi (data sekunder dan primer). bia data dan informasi faktua tidak ada, atau kurang dapat dipertanggungjawabkan, maka daam aporan peru secara ekspisit dikemukakan bahwa prakiraan dampak penting tersebut didasarkan pada pertimbangan yang masih subyektif, karena masih terdapat kesenjangan data dan informasi. b. Penentuan arti pentingnya dampak atau perubahan kuaitas ingkungan yang diprakirakan bagi masyarakat sekitar proyek dan pemerintah diakukan dengan mengacu pada Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting. c. Kategori dampak penting yang disebabkan oeh adanya kegiatan proyek dibedakan antara dampak angsung dan 501

14 Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera Nomor 1453 K/29/MEM/2000 tidak angsung. Dampak angsung adaah dampak yang ditimbukan secara angsung oeh adanya kegiatan proyek. Sedangkan dampak tidak angsung adaah dampak yang timbu akibat adanya perubahan kuaitas komponen ingkungan dan atau komponen kegiatan primer, oeh adanya rencana kegiatan. Hubungan antara berbagai komponen ingkungan dan komponen kegiatan serta sebab musababnya sampai dengan tebentuknya kuaitas ingkungan tertentu, peru dikemukakan secara jeas dan rinci, baik daam bentuk uraian maupun diagram. d. Di bawah ini dikemukakan arahan beberapa topik yang peru dijeaskan secara engkap sistematis dan konsisten dengan bab-bab sebeumnya : 1. Geo - Fisik - Kimia a) Ikim, kuaiatas Udara dan kebisingan Potensi dampak penting yang umum terjadi daam rencana kegiatan yang bisa menimbukan perubahan pada kuaitas udara harus dihitung dengan menggunakan pendekatan mode dispresi. Di samping itu pua akan terjadi kebisingan. Perkiraan harus meiputi daerah-daerah permukiman dan komunitas tumbuhan dan atau satwa yang diindungi dan atau unik dan atau ekonomis penting di ruang ekosistem. b) Fisioogi dan Geoogi Potensi dampak penting rencana kegiatan proyek terhadap : Bentang aam yang unik Perubahan ahan akibat penggaian/pengambian bahan gaian atau pembuangan imbah daam bentuk cair dan padat menimbukan dan penataan ahan c) Hidroogi dan Kuaitas air Potensi dampak penting yang umum terjadi daam rencana kegiatan yang bisa menimbukan perubahan pada kuaitas air harus dihitung dengan menggunakan pendekatan mode dispersi terhadap penyebaran air panas. Disamping itu peru pua dikaji dampak penting ainnya yang diakibatkan oeh rencana kegiatan, misanya : Kuaitas air sungai/danau/aut. Pemanfaatan air oeh penduduk Kuaitas air tanah d) Tata Ruang, Lahan dan Tanah Potensi dampak penting rencana kegiatan proyek terhadap : Perubahan, pembatasan, perbedaan kepentingan daam pemanfaatan dan pendayagunaan ruang/ahan, air dan sumberdaya aam ainnya, karena adanya rencana kegiatan proyek. Keindahan aam dan kesempatan untuk menikmati sumber estetika dan rekreatif karena adanya rencana kegiatan proyek tersebut. Perencanaan pengembangan wiayah, tata ruang, tataguna ahan dan air. 2. Bioogi a) Fora Potensi dampak penting rencana kegiatan proyek terhadap Komunitas dan diversitas tumbuhan yang peka terhadap pousi dan mempunyai niai ekoomis dan ekoogis tinggi di okasi rencana kegiatan proyek. Komunitas dan diversitas tumbuhan yang unik/angka dan atau diindungi, memiiki niai sejarah, keindahan bentang aam dan rekreatif. b) Fauna Potensi dampak penting rencana kegiatan proyek terhadap : Tempat pertemuan manusia dengan hewan sehingga menimbukan keinginan untuk berburu dan membunuhnya tanpa pertimbangan yang matang. Gangguan berupa pengusiran, pembisingan terhadap satwa iar. 502

15 Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera Nomor 1453 K/29/MEM/2000 BAB VI Gangguan berupa terganggunya terumbu karang karena pembuangan imbah bahang. 3. Sosia (Demografi, ekonomi, budaya) dan Kesehatan Masyarakat Potensi dampak penting rencana kegiatan proyek terhadap : a) Keadaan dan perubahan pusat kegiatan perekonomian, infrastruktur, mata pencaharian dan pendapatan. b) Keadaan dan perubahan struktur penduduk termasuk jumah, kepadatan, keanekaragaman penduduk serta poa mobiitas penduduk dengan adanya penerimaan dan pemberhentian pekerja proyek. c) Keadaan dan perubahan ciri khas dari adat istiadat, tata cara, interaksi, intra dan antar keompok masyarakat, sitem kepercayaan, keanekaragaman tata niai dan norma serta obyek peninggaan sejarah. d) Sikap, niai dan persepsi terhadap rencana kegiatan proyek serta rencana pemisahan dan penyauran penduduk (antara ain keresahan penduduk). e) Spekuasi harga tanah bagi keperuan proyek serta pengembangan/perubahan kepemiikan tanah akibat adanya proyek. f) Keadaan dan pengembangan fasiitas kesehatan di okasi proyek g) Keadaan dan pengembangan fasiitas dan sarana sosia budaya. EVALUASI DAMPAK PENTING Daam bab ini berikan mengenai hasi evauasi dan teaahan dampak penting dan rencana kegiatan. Hasi evauasi ini seanjutnya menjadi masukan bagi instansi yang berwenang untuk memutuskan keayakn ingkungan dari rencana kegiatan sebagaimana dimaksud daam PP Nomor 27 Tahun Teaahan terhadap Dampak penting a. Teaahan secara hoistik atas berbagai komponen ingkungan yang diperkirakan akan mengaami perubahan mendasar. Yang dimaksud dengan evauasi dampak secara hoistik adaah teaahan secara totaitas dampak ingkungan yang dimaksud daam bab V terhadap sumber kegiatan penyebab dampak dengan komponen ingkungan yang terkena dampak (baik yang bersifat positif maupun negatif) diteaah sebagai satu kesatuan yang saing pengaruh mempengaruhi dan terkait sehingga dapat diketahui sejauhmana perimbangan antara dampak positif dan negatifnya. b. Dasar penentuan kategori dampak tersebut di atas menggunakan kriteria yang tertera daam Pedoman Mengenai Ukuran Dampak penting sesuai dengan Keputusan Kepaa Bapeda Nomor : KEP-056 Tahun Teaahan dan Arahan Sebagai Dasar Pengeoaan. Teaahan ini dibuat agar dapat ditentukan tata cara pengeoaan dan pemantauan ingkungan secara ebih tepat, baik dan mampu diaksanakan. a. Uraian tentang hubungan sebab akibat (kausatif) antara rencana kegiatan dengan dampak ingkungan yang ditimbukan sehingga dapat diketahui dengan jeas faktor-faktor pokok yang menjadi penyebab dampak, apakah akibat rencana kegiatannya yang tidak sesuai dengan ingkungan ataukah kondisi ingkungan yang memang sudah tidak mungkin ditambahi dengan rencana kegiatan baru tersebut. b. Uraian tentang ciri masing-masing dampak penting yang akan timbu peru dikemukakan dengan jeas seperti negatif, positif, jangka waktu atau amanya dampak berangsung, hubungan antara dampak satu dengan ainnya. Peru juga dijeaskan kapan ambang batas dapak dicapai daam suatu tahapan kegiatan dan berapa ama berangsungnya dampak tersebut. c. Uraian tentang keompok masyarakat yang terkena dampak baik yang 503

16 Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera Nomor 1453 K/29/MEM/2000 bersifat positif maupun negatif serta identifikasi perbandingan antara dampak positif yang diinginkan dengan dampak negatif yang diderita. d. Uraian tentang intensitas dan persebaran dampak penting apakah oka, regiona dan bahkan internasiona sehingga dapat ditentukan tingkat kemampuan tingkat institusiona apa yang dapat meakukan pengeoaan dan pemantauannya. e. Hasi evauasi dampakpenting tersebut disajikan sebagai dasar untuk menentukan dampak -dampak penting yang harus dikeoa (Arahan Rencana Pengeoaan dan Rencana Pemantauan Lingkungan). DAFTAR PUSTAKA Dikemukakan rujukan dan pernyataan-pernyataan penting yang harus ditunjang oeh kepustakaan imiah yang mutakhir serta disajikan daam suatu daftar pustaka dengan penuisan yang baku LAMPIRAN Surat ijin atau rekomendasi yang teah diperoeh pemrakarsa sampai dengan saat AMDAL akan disusun. Foto-foto yang dapat menggambarkan rona ingkungan awa, usuan rencana usaha atau kegiatan sehingga bisa memberikan wawasan yang ebih mendaam tentang hubungan timba baik serta kemungkinan dampak ingkungan penting yang akan ditimbukan. Peta (peta situasi/okasi kegiatan, batas wiayah studi, kemiringan ereng, okasi pegambiam sampe, geoogi d) dengan skaa dan simbo representatif Gambar/penampang (misa penampang bawah permukaan okasi pembuangan imbah padat/ cair, d) foto, grafik serta tabe ain yang berum tercantum daam dokumen. Biodata penyusun studi ANDAL. Ha-ha ain yang dianggap reevan untuk dimasukkan daam dokumen. III. PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN KEGIATAN PERTAMBANGAN UMUM ( RKL) A. KATA PENGANTAR Dicantumkan dasar hukum yang meandasi peaksanaan studi Amda kegiatan Pertambangan Umum (Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Keputusan Menteri Pertambangan dan Engeri serta rujukan yang mengatur sistematika Penyusunan Dokumen Amda). Kata pengantar ditandatangani oeh penanggung jawab kegiatan dan distempe B. DAFTAR ISI Berisi judu Bab, Sub Bab, Sub-sub Bab dan seterusnya serta nomor haaman yang terdapat daam dokumen RKL, kegiatan pertambangan umum C. DAFTAR TABEL Berisi nomor tabe, judu tabe dan haaman tabe yang terdapat daam dokumen RKL Kegiatan pertambangan Umum D. DAFTAR GAMBAR Berisi nomor gambar, judu gambar dan haaman gambar yang terdapat daam dokumen RKL Kegiatan pertambangan Umum E. DAFTAR LAMPIRAN Berisi nomor ampiran, judu ampiran dan haaman ampiran yang terdapat daam dokumen RKL Kegiatan pertambangan Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Beakang Uraian tentang atar beakang perunya diaksanakan RKL baik ditinjau dari : Kepentingan pemrakarsa Kepentingan pihak instansi terkait Kepentingan yang ebih uas daam rangka menunjang pembangunan 504

17 Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera Nomor 1453 K/29/MEM/2000 BAB II 1.2. Maksud dan Tujuan Uraikan secara sistematis, singkat dan jeas tentang maksud dan tujuan pengeoaan yang akan diak-sanakan, antara ain untuk meaksanakan peraturan perundang-undangan mengenai pengeoaan ingkungan dan meaksanakan kebijaksanaan pembangunan berwawasan ingkungan Kegunaan Pengeoaan Lingkungan Uraian kegunaan diaksanakan pengeoaan ingkungan baik bagi pemrakarsa, pihak-pihak ain yang berkepentingan maupun bagi masyarakat uas Unsur Lingkungan Yang Sensitif Uraikan secara singkat wiayah/keompok masyarakat atau ekosistem di sekitar rencana usaha atau kegiatan, yang sensitif terhadap perubahan akibat adanya rencana usaha atau kegiatan tersebut, berdasarkan hasi Andanya IDENTITAS PROYEK DAN RINGKASAN ANDAL Membuat semua data identitas, keterangan dan diuraikan secara singkat mengenai kegiatan Pertambangan Umum yang direncanakan serta rona ingkungan awa yang erat hubungannya dengan hasi evauasi dampak penting, antara ain: 2.1. Identitas Pemprakarsa dan Penyusun RKL Uraian mengenai identitas pemprakarsa dan penyusunan Anda a. Identitas pemprakarsa Nama dan aamat engkap (teepon dan fax) instansi/perusahaan sebagai pemprakarsa rencana usaha atau kegiatan Nama dan aamat engkap (teepon dan fax) penanggung jawab rencana usaha atau kegiatan). b. Identitas Penyusun Anda Nama dan aamat engkap (Teepon dan fax) embaga/ perusaaan disertai dengan kuaifikasi dan rujukannya. Nama dan aamat engkap (teepon dan fax) penanggung jawab penyusun Anda Data Teknis Proyek Uraikan dengan singkat dan keas data teknis proyek yang ada hubungannya dengan dampak penting yang akan ditimbukan serta rencana pengeoaan ingkungannya Ringkasan Evauasi Dampak Penting a. Membuat uraian secara jeas dan singkat tentang berbagai dampak penting yang akan ditimbukan oeh berbagai kegiatan proyek berdasarkan Anda. b. Membuat semua saran tindak yang diberikan daam Amda BAB III PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN Daam bab ini agar diuraikan secara rinci tentang cara/pendekatan yang hendak ditempuh daam kegiatan pengeoaan ingkungan Kegiatan Pertambangan Umum yang bersangkutan baik ditinjau dari sudut teknoogi, ekonomi maupun keembagaan berdasarkan Anda : 3.1. Pendekatan Teknoogi Memuat semua cara/teknik pengeoaan ingkungan fisik maupun bioogi yang direncanakan /diperukan untuk mencegah/mengurangi/menangguangi dampak kegiatan Pertambangan Umum sehingga keestarian ingkungan ebih anjut dapat dipertahankan dan bahkan untuk memperbaiki/meningkatkan daya dukungnya seperti : Pencegahan erosi, ongsoran dan sedimentasi dengan penghijauan dan terasering. Penggunaan ahan secara terencana dengan memperhatikan konservasi ahan. Mengurangi terjadinya pencemaran pantai aut, apabia okasi kegiatan teretak ditepi pantai Membangun koam pengendapan disekitar daerah kegiatan untuk menahan umpur oeh airan permukaan Membuat cek dam dan turap Penimbunan kembai ubang-ubang bekas tambang Penataan ahan Dan ain-ain 505

18 Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera Nomor 1453 K/29/MEM/ Pendekatan Ekonomi Sosia dan Budaya Pada bagian ini dirinci semua bantuan dan kerjasama aparatur pemerintah terkait yang diperukan oeh pemprakarsa untuk menangguangi dampak-dampak ingkungan kegiatan Pertambangan Umum ditinjau dari segi biaya, kemudahan, sosia ekonomi, misanya : a. Bantuan biaya dan kemudahan untuk operasi pengeoaan ingkungan Kemudahan/keringanan bea masuk pengadaan peraatan Keringanan syarat pinjaman/kredit bank kebijaksanaan dan penyeenggaraan penyauran penduduk yang tergusur dari ahan tempat tingganya atau ahan mata pencahariannya b. Penangguangan masaah sosia ekonomi dan sosia budaya, antara ain: Peaksanaan ganti rugi ditempuh dengan cara-cara yang tepat Kebijaksanaan dan penyeenggaraan penyauran penduduk yang tergusur dari ahan tempat tingganya atau ahan mata pencahariannya Pendidikan dan peatihan bagi penduduk yang mengaami perubahan poa kehidupan dan sumber penghidupan Penggunaan tenaga kerja setempat yang bia peru didahuui dengan atihan keterampian Penyeamatan benda bersejarah dan tempat yang dikeramatkan masyarakat 3.3. Pendekatan Institusi Pada bagian ini dirinci kegiatan setiap instansi/badan/embaga ain yang teribat/ peru diibatkan daam rangka peaksanaan pembangunan dan kegiatan penangguangan dampak rencana kegiatan Pertambangan Umum ditinjau dari segi kewenangan, tanggung jawab dan keterkaitan antar instansi/badan/ embaga, misanya : Pengembangan mekanisme kerjasama/ koordinasi antar instansi BAB IV Peraturan perundang-undangan yang menunjang pengeoaan ingkungan Pengawasan baik intern maupun ekstern yang meiputi pengawasan oeh aparat pemerintah dan masyarakat Perencanaan prasarana dan sarana umum, baik reokasi maupun baru RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN Daam bab ini agar diuraikan secara rinci, jeas dan singkat serta konsisten (sesuai dengan raian di bab (2) tentang dampak penting yang ditimbukan proyek, baik oeh satu kegiatan atau ebih dengan pembahasan sebagai berikut : 4.1. Sumber Dampak Uraikan secara jeas disertai daftar/tabe dan diagram air tentang komponen kegiatan dan ataupun komponen ingkungan ainya yang merupakan sumber dampak penting bagi ingkungan dan atau bagi proyek itu sendiri, misanya : Survei/pengukuran tanah; Pembukaan ahan; Penggaian/pengangkutan/penimbunan bahan bangunan (tanah/pasir/ batu); Erosi, sedimentasi; Peaksanaan konstruksi Perubahan tataguna ahan Perusakan Hutan Perubahan mata pencaharian, dsb Dampak Penting Terhadap Aspek Lingkungan Uraikan secara jeas dan disertai dengan daftar/tabe serta diagram air sehingga dapat diketahui dengan jeas dampak utama maupun dampak-dampak turunannya tentang aspek biogeofisik-kimia dan sosia-ekonomi-budaya yang terkena dampak penting saja pada masing-masing tahap : Persiapan Operasi Pasca operasi Sebagai contoh : a. Geo-fisik-kimia ikim, kuaitas udara dan kebisingan geoogi 506

PERSYARATAN PERMOHONAN PERIZINAN

PERSYARATAN PERMOHONAN PERIZINAN Lampiran I Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera Nomor 1453 K/29/MEM/2000 LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000 TANGGAL : 3 November 2000 PERSYARATAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 08 Tahun 2006 Tanggal : 30 Agustus 2006 PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) A. PENJELASAN UMUM 1. Pengertian Yang dimaksud

Lebih terperinci

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja MANAJEMEN KINERJA Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja Manajemen kinerja sebagai proses manajemen Preses manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:19) mencakup suatu proses peaksanaan kinerja dan bagaimana

Lebih terperinci

PIL (Penyajian Informasi Lingkungan)

PIL (Penyajian Informasi Lingkungan) PIL (Penyajian Informasi Lingkungan) PIL adalah suatu telaah secara garis besar tentang rencana kegiatan yang akan dilakukan atau diusulkan yang kemungkinan menimbulkan dampak lingkungan dari kegiatan

Lebih terperinci

Prosedur Pelaksanaan ANDAL

Prosedur Pelaksanaan ANDAL Prosedur Pelaksanaan ANDAL Canter (1977) membagi langkah-langkah dalam melakukan pelaksanaan ANDAL; o Dasar (Basic) o Rona Lingkungan (Description of Environmental Setting) o Pendugaan Dampak (Impact assesment)

Lebih terperinci

sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti

sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 Pertemuan Ketiga Komponen Sistem Informasi Geografis Data dan Informasi.. Data menjadi Informasi Data Pemrosesan, Pengoahan, Konversi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

R DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i. Daftar Isi... ii. A. Banjir, Penyebab dan Dampaknya B. Masalah Kesehatan C. Upaya Sebelum Banjir...

R DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i. Daftar Isi... ii. A. Banjir, Penyebab dan Dampaknya B. Masalah Kesehatan C. Upaya Sebelum Banjir... P uji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena dengan perkenannya booket Penangguangan Masaah Kesehatan akibat Bencana Banjir bagi pengeoa tingkat Kabupaten/Kota ini dapat seesai pada waktunya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 71 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Basis Data Langkah pertama daam membangun apikasi adaah meakukan instaasi apikasi server yaitu menggunakan SQLite manager yang di insta pada browser Mozia Firefox.

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA. Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) A B C D E

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA. Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) A B C D E KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA Kompeten Kompetensi Guru Mata Peajaran 1 Pedagogik Menguasai karakteristik Memahami karakteristik peserta peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan laut beserta sumber daya

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber : BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Peneitian Lokasi peneitian ini diaksanakan di Museum Konperensi Asia Afrika berokasi di Gedung Merdeka, jaan Asia Afrika No. 65 Bandung, Keurahan Braga,

Lebih terperinci

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 32 TAHUN 1990 (32/1990) Tanggal : 25 JULI 1990 (JAKARTA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 8 TAHUN 26 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang selain merupakan sumber alam yang penting artinya bagi

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan:

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja: Peatihan dan Penghargaan Sub Pokok Bahasan Pengertian Peatihan Proses pembeajaran dan pengembangan individu Jenis-jenis peatihan karyawan Manfaat peatihan

Lebih terperinci

UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan pada dasarnya adalah usaha untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dengan jalan memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang dimiliki, namun disisi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN

Lebih terperinci

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW)

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW) DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW) DOKUMEN AMDAL Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Rencana

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah negara kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penyusunan ANDAL, RKL dan RPL kegiatan ini mengacu Peraturan Menteri Negara Lingkungan

KATA PENGANTAR. Penyusunan ANDAL, RKL dan RPL kegiatan ini mengacu Peraturan Menteri Negara Lingkungan KATA PENGANTAR Penekanan tentang pentingnya pembangunan berwawasan lingkungan tercantum dalam Undang-Undang No. 23 tahun1997 mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup dan peraturan pelaksanaannya dituangkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengelolaan Lingkungan Berdasarkan ketentuan umum dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pengelolaan hidup adalah upaya

Lebih terperinci

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Buetin Imiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 05, No. (206), ha 53-60. ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Amanah Fitria, Neva Satyahadewi,

Lebih terperinci

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011 PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT UNIT LAYANAN PENGADAAN Jaan Sutan Syahrir Nomor 02 No. Tep. (0532) 23759 Pangkaan Bun 74112 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI. [Type the document subtitle] LKjIP TAHUN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG

LAPORAN KINERJA INSTANSI. [Type the document subtitle] LKjIP TAHUN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG LAPORAN KINERJA INSTANSI [Type the document subtite] LKjIP TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG 201 6 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Aah

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL)

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL) Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 08 Tahun 2006 Tanggal : 30 Agustus 2006 PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL) A. PENJELASAN UMUM 1.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (KA-ANDAL)

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (KA-ANDAL) PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (KA-ANDAL) A. PENJELASAN UMUM 1. Pengertian Kerangka acuan adalah ruang lingkup studi analisis dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil

Lebih terperinci

PT. PERTAMINA EP - PPGM KATA PENGANTAR

PT. PERTAMINA EP - PPGM KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia menyebutkan bahwa segala bentuk rencana usaha dan/atau kegiatan yang memberikan dampak besar dan penting terhadap lingkungan diharuskan

Lebih terperinci

PANDUAN PENILAIAN DOKUMEN AMDAL

PANDUAN PENILAIAN DOKUMEN AMDAL LAMPIRAN : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 2 TAHUN 2000 TANGGAL : 21 PEBRUARI 2000 PANDUAN PENILAIAN DOKUMEN AMDAL BAB I. PENDAHULUAN A. TUJUAN DAN FUNGSI PANDUAN Panduan ini merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: 84-84 PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG Hendra Gunawan ),Titi Kurniati ),Dedi Arnadi ) )Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Andaas )Mahasiswa

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kerja. Penyusunan AMDAL Pelabuhan Penyeberangan Desa Ketam Putih

Kerangka Acuan Kerja. Penyusunan AMDAL Pelabuhan Penyeberangan Desa Ketam Putih Kerangka Acuan Kerja Penyusunan AMDAL Pelabuhan Penyeberangan Desa Ketam Putih I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, S A L I N A N PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN ANDAL

PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN ANDAL LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN ANDAL A. PENJELASAN UMUM 1. Pengertian

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 Tahun 1994 Tentang : Pedoman Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang :

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN Oleh : Tim Penyusun 1. PENDAHULUAN Kegiatan usaha pertambangan harus dilakukan secara optimal, diantaranya termasuk melakukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

Modul II: Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan

Modul II: Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan Modul II: Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan Modul ini akan berisi prtunjuk tentang bagaimana cara menganalisa dampak sosial dan lingkungan yang akan terjadi akibat dari proses bisnis perusahaan yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 DAFTAR ISI A. SUMBER DAYA ALAM Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 Tabel SD-3 Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN RONA LINGKUNGAN HIDUP

MAKALAH ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN RONA LINGKUNGAN HIDUP MAKALAH ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN RONA LINGKUNGAN HIDUP OLEH : KELOMPOK I ANGGOTA : Dharmawangsa (0810941007) Dita Sophy Sakdiah (0910941006) Stella Juwita M (0910941009) Rizka Arsyi Dwina P

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang Anaisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Eektroda Batang I M Yuistya Negara, Daniar Fahmi, D.A. Asfani, Bimo Prajanuarto, Arief M. Jurusan Teknik Eektro Institut Teknoogi Sepuuh Nopember

Lebih terperinci

AMDAL. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan By Salmani, ST, MS, MT.

AMDAL. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan By Salmani, ST, MS, MT. AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan By Salmani, ST, MS, MT. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UULH = Undang-Undang Lingkungan Hidup no 23 Tahun 1997, yang paling baru adalah UU no 3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Copyright (C) 2000 BPHN UU 7/2004, SUMBER DAYA AIR *14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks Umpan Baik POKOK BAHASAN Umpan Baik Pengertian dan penerapan Umpan Baik 360 derajat Kriteria dan keberhasian Umpan Baik 360 derajat Keebihan dan keemahan Umpan Baik

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NO. 82/2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH NO. 82/2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NO. 82/2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki

Lebih terperinci

guru dan berperan aktif memotivasi

guru dan berperan aktif memotivasi Jurnq miah Guru "COPE", No. 0/Tahun V/Pebruari 2004 PERANAN PERSATUAN GURU REPUBLK NDONESA (PGR) DALAM UPAYA PENNGKATAN PROFESONALSME GURU oeh: Tri Murwaningsih *) Abstrak Masaah tenaga pendidikan di ndonesia

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH Rusdianto 1, Syarifa Ajrinah 2, Arinda Wahyuni 3, Edward Syarif 4 1,2,3) Pascasarjana Arsitektur, Fatas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari]

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari] Jawaban Tugas 0 Program Pendidikan Fisika [Setiya Utari] Program Pendidikan Fisika Tujuan Mata peajaran Fisik Membentuk sikap positif terhadap fisika Keteraturan aam semesta, Kebesaran TYME. Memupuk sikap

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 04-P/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN UNTUK RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN INSTALASI NUKLIR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3. Teknik Peneitian Peneitian dengan metode perbandingan eksperimenta berisikan kegiatan yang direncanakan dan diaksanakan oeh peneiti, maka dapat diperoeh bukti-bukti yang

Lebih terperinci

A M D A L (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN)

A M D A L (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN) A M D A L (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN) PENGERTIAN, MANFAAT DAN PROSES Dr. Elida Novita, S.TP, M.T Lab. Teknik Pengendalian dan Konservasi Lingkungan Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL)

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL) LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : 09 TAHUN 2000 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2000 PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL) A. PENJELASAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa air merupakan salah satu sumber

Lebih terperinci

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, FOURIER Oktober 2014, Vo. 3, No. 2, 98 116 PENYELESAIAN MATCHING GRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN DAN PENERAPANNYA PADA PENEMPATAN KARYAWAN DI SUATU PERUSAHAAN Auia Rahman 1, Muchammad Abrori 2,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jaan Airangga 4 Surabaya 60286 Tep. 01-50642, 506584 Fax. 01-5026288 Website: http://www.fe.unair.ac.id E-mai: fe@unair.ac.id, info@fe.unair.ac.id Nomor : 125/UN.4/PPd/Dept/Ak/201

Lebih terperinci

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jaan Airangga 4 Surabaya 60286 Tep. 01-50642, 506584 Fax. 01-5026288 Website: http://www.fe.unair.ac.id E-mai: fe@unair.ac.id, info@fe.unair.ac.id Nomor : 61/UN..1.4/PPd/2015

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018 ISSN : 2527 5917, Vo.3 Impementasi Pendidikan Karakter dan IPTEK untuk Generasi Mienia Indonesia daam Menuju SDGs 2030 KAJIAN DINAMIKA FLUIDA PADA ALIRAN AIR TERJUN TUJUH BIDADARI KABUPATEN JEMBER BERBASIS

Lebih terperinci

Selanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L

Selanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L Seanjutnya rancangan perkuiahan setiap pertemuan adaah sebagai berikut: Pert. Ke Aktivitas Perkuiahan Softski yang Diharapkan 1 Learning Contract - - - - - - - - - - - - Ketekunan Kedisipinan 1 Dosen membagikan

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 1994 Tentang : Pedoman Umum Penyusunan Analisis Dampak Lingkungan

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 1994 Tentang : Pedoman Umum Penyusunan Analisis Dampak Lingkungan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 1994 Tentang : Pedoman Umum Penyusunan Analisis Dampak Lingkungan Menimbang : MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, bahwa untuk melaksanakan Peraturan

Lebih terperinci

PRAKIRAAN DAMPAK TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT

PRAKIRAAN DAMPAK TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT PRAKIRAAN DAMPAK TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT Oleh Nizwardi Azkha, SKM,MPPM,MPd,MSi PUSAT STUDI LINGKUNGAN HIDUP UNIVERSITAS ANDALAS PADANG TAHUN 2011 ASPEK YANG DILIHAT DALAM AMDAL Aspek Fisik, Aspek

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menyimpan air yang berlebih pada

Lebih terperinci

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Manajemen Operasiona KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-2 Formuasi strategi Prioritas bersaing Peran operasi daam strategi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ruang wilayah negara kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN, NOMOR : 09 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN, NOMOR : 09 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : 09 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN, Menimbang :bahwa

Lebih terperinci

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8 Jurna Akademis dan Gagasan tetika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Haan 1 hingga 8 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA POWERPOINT DAN BAGAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok A. Yudi Eka Risano 1, Indra Mamad Gandidi 2 1,2 Teknik Mesin Konversi Energi, Fakutas Teknik Universitas Lampung J. Prof. Soemantri Brojonegoro

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SIAK SRI INDRAPURA KABUPATEN SIAK TAHUN 2002-2011 I. PENJELASAN UMUM Pertumbuhan penduduk menyebabkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2008 NOMOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2008 NOMOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2008 NOMOR 02 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG Menimbang NOMOR 02 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KABUPATEN TABALONG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PP 27/1991, RAWA... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1991 (27/1991) Tanggal: 2 MEI 1991 (JAKARTA)

PP 27/1991, RAWA... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1991 (27/1991) Tanggal: 2 MEI 1991 (JAKARTA) PP 27/1991, RAWA... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 27 TAHUN 1991 (27/1991) Tanggal: 2 MEI 1991 (JAKARTA) Sumber: LN 1991/35; TLN NO. 3441 Tentang: RAWA Indeks:

Lebih terperinci

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 39 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA 47 TAHUN 1997 (47/1997) 30 DESEMBER 1997 (JAKARTA)

REPUBLIK INDONESIA 47 TAHUN 1997 (47/1997) 30 DESEMBER 1997 (JAKARTA) Menimbang : PP 47/1997, RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 47 TAHUN 1997 (47/1997) Tanggal: 30 DESEMBER 1997 (JAKARTA) Sumber:

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN

MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN BUKU PEGANGAN BAGI PELATIH 1 Hak Cipta Kantor Perburuhan Internasiona 2002 Pertama terbit tahun 2002 Pubikasi Kantor Perburuhan Internasiona diindungi

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PELINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PELINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PELINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF PERHITUNGAN ADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FAKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF Riaman, Kankan Parmikanti 2, Iin Irianingsih 3, Sudradjat Supian 4 Departemen Matematika, Fakutas MIPA,

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL.

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL. PP 47/1997, RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 47 TAHUN 1997 (47/1997) Tanggal: 30 DESEMBER 1997 (JAKARTA) Sumber: LN 1997/96;

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menyimpan air yang berlebih pada

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1996 TENTANG PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN, SERTA BENTUK DAN TATA CARA PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

HANDOUT PERKULIAHAN. Kode Mata Kuliah : LB 461 Jumlah SKS : 2 Semester : Genap (6) Kelompok Mata Kuliah

HANDOUT PERKULIAHAN. Kode Mata Kuliah : LB 461 Jumlah SKS : 2 Semester : Genap (6) Kelompok Mata Kuliah HANDOUT PERKULIAHAN Nama Mata Kuiah : Orientasi dan Mobiitas Kode Mata Kuiah : LB 461 Jumah SKS : 2 Semester : Genap (6) Keompok Mata Kuiah : MKPS Status Mata Kuiah : Wajib bagi spesiaisasi A Prasyarat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian

Lebih terperinci

PENYELIDIKAN EKSPLORASI BAHAN GALIAN

PENYELIDIKAN EKSPLORASI BAHAN GALIAN PENYELIDIKAN EKSPLORASI BAHAN GALIAN ISTILAH DAN DEFINISI Beberapa istilah dan definisi yang digunakan diambil dari acuan-acuan, yang dimodifikasi sesuai kebutuhan, yaitu : Bahan galian, segala jenis bahan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.180, 2013 SDA. Rawa. Pengelolaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5460) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

TENTANG BUPATI NGANJUK, Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

TENTANG BUPATI NGANJUK, Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi t'r - PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 09 TAHUN 2OO5 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN HUTAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK, Menimbang

Lebih terperinci