UNIVERSITAS INDONESIA TINGKAT KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI MAHASISWA SKRIPSI: STUDI PERBANDINGAN FIK FKM UI HALAMAN JUDUL TESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA TINGKAT KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI MAHASISWA SKRIPSI: STUDI PERBANDINGAN FIK FKM UI HALAMAN JUDUL TESIS"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA TINGKAT KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI MAHASISWA SKRIPSI: STUDI PERBANDINGAN FIK DAN FKM UI HALAMAN JUDUL TESIS HARYO NURTIAR NPM FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYAA DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI MAGISTER ILMU PERPUSTAKAAN DEPOK JULI 2012

2 UNIVERSITAS INDONESIA TINGKAT KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI MAHASISWA SKRIPSI: STUDI PERBANDINGAN FIK DAN FKM UI HALAMAN JUDUL TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Humaniora HARYO NURTIAR NPM FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYAA DEPARTEMEN ILMU I PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI MAGISTER ILMU PERPUSTAKAAN DEPOK JULI 2012 ii

3

4

5

6

7

8

9 ABSTRAK Nama : Haryo Nurtiar Program Studi : Magister Ilmu Perpustakaan Judul Tesis : Tingkat Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa Skripsi: Studi Perbandingan FIK dan FKM UI Tesis ini meneliti tentang tingkat literasi informasi mahasiswa skripsi dan apakah pelatihan literasi informasi yang diberikan di luar kegiatan Orientasi Belajar Mahasiswa (OBM) memiliki pengaruh terhadap tingkat literasi mahasiswa. Tesis ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pengambilan data berupa kuesioner yang dibuat berdasarkan Information Literary Competency Standards for Higher Education dari ACRL serta uji kemampuan literasi informasi yang tersedia secara online dan juga berdasarkan observasi yang dilakukan pada saat pelatihan literasi informasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pelatihan literasi informasi yang diberikan di luar kegiatan OBM memiliki pengaruh terhadap tingkat literasi informasi mahasiswa. Kata kunci: literasi informasi, Orientasi Belajar Mahasiswa, FIK UI, FKM UI ix

10 ABSTRACT Name : Haryo Nurtiar Study Program : Master or Library Science Title : Information Literacy Level of Undergraduate Thesis Student: Comparative Study of the Faculty of Nursing and the Faculty of Public Health University of Indonesia This thesis examines the information literacy level from undergraduate students who worked on the thesis and weather the information literacy training that held outside the Student Learning Orientation (OBM) has an influence on student literacy levels. This thesis uses a quantitative approach, while questionnaire was used for data collection. The questionnaire was made based on Information Literacy Competency Standards for Higher Education of the ACRL and from the test that available online and also based on the observations from the information literacy training activities. The conclusion of this study is that information literacy training that held outside the OBM activities have influence to the information literacy levels. Keywords: information literacy, Student Learning Orientation, FIK UI, FKM UI x

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... ii SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... iii HALAMAN PERNYATAAN ORSINALITAS...iv HALAMAN PENGESAHAN... v KATA PENGANTAR...vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... viii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR GRAFIK... xii DAFTAR TABEL... xii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Penelitian Hipotesis Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Metode Penelitian... 6 BAB II TINJAUAN LITERATUR Literasi Informasi Literasi Informasi di Pendidikan Tinggi Penilaian Kemampuan Literasi Informasi Information Literacy Competency Standards for Higher Education dari ACRL BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Subjek dan Objek Penelitian Populasi dan Sampel Lokasi Penelitian Pengambilan Data Analisis BAB IV PEMBAHASAN Tingkat Literasi Informasi Sampel dan kuesioner Fakultas Ilmu Keperawatan UI Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Perbandingan Tingkat Literasi Informasi Information Literacy Competency Standards for Higher Education dari ACRL xi

12 4.2.1 Mampu menentukan karakteristik dan cakupan informasi yang dibutuhkan (standar 1) Mampu mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien (standar 2) Mampu mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis (standar 3) Mampu menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu (standar 4) Mampu memahami menggunakan informasi secara etis dan legal (standar 5) Data pendukung Pelatihan Literasi Informasi Pengaruh pelatihan literasi informasi terhadap tingkat literasi informasi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR GRAFIK Grafik perbandingan nilai rata-rata DAFTAR TABEL Tabel 3. 1 Persentase sampel Tabel 3. 2 Skala kompetensi Tabel 4. 1 Hasil uji normalitas data Tabel 4. 2 Hasil uji hipotesis Tabel 4. 3 Faktor yang mempengaruhi pelatihan literasi informasi xii

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa belum berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat seperti saat ini, sumber informasi yang tersedia tidaklah terlalu banyak. Informasi bisa didapatkan misalnya melalui perpustakaan, toko buku dan surat kabar. Selain itu format dari informasi pun masih sebatas format tercetak dan belum dalam format digital, sehingga penyebaran informasi pun tidak semudah seperti sekarang. Hal ini disebabkan karena format tercetak membutuhkan waktu yang lebih lama dalam hal penciptaan serta pendistribusian jika dibandingkan format digital. Berkembangnya teknologi informasi terutama internet dan semakin banyaknya pemakai internet menjadikan informasi yang tersedia semakin banyak dan semakin cepat. Namun karena terlalu banyak, menjadikan pencarian terhadap informasi menjadi sulit, sehingga dibutuhkan kemampuan tertentu untuk dapat mencari, memilih serta mengevaluasi informasi yang dapat dipercaya dan sesuai dengan yang dibutuhkan. Kemampuan tersebut adalah kemampuan literasi informasi. Menurut Holtham dan Courtney (1999) literasi informasi menawarkan suatu solusi untuk mengatasi kelebihan informasi. Melalui kemampuan ini kita dapat mencari, memilih dan mengevaluasi informasi serta sumber informasi yang kita butuhkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan jika tanpa kemampuan ini. Sehingga tanpa kemampuan literasi informasi yang baik, kita akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan informasi yang kita miliki. Literasi informasi pada awalnya merupakan kemampuan untuk mencari informasi di perpustakaan, sehingga kemampuan ini menjadi sangat penting bagi pustakawan, karena pustakawan berperan sebagai mediator antara pemakai perpustakaan dengan sumber informasi yang berada di perpustakaan. Selain itu, pustakawan juga dapat berperan sebagai instruktur literasi informasi. Seperti yang dinyatakan oleh Sun (2002) bahwa pustakawan merupakan pengajar literasi informasi yang baik. 1

14 2 Kemampuan literasi informasi ini, kemudian diajarkan kepada pemakai perpustakaan agar mereka dapat menemukan dan memanfaatkan informasi yang terdapat di perpustakaan. Menurut Cunningham dan Lanning (2002) siswa perlu belajar bagaimana menemukan informasi menggunakan sumber informasi di perpustakaan dan bagaimana mengevaluasi informasi, sehingga mereka dapat menghasilkan tulisan yang lebih baik. Literasi informasi berasal dari kegiatan pendidikan pemakai di perpustakaan, yang kemudian berkembang dan menjadi berbeda dengan pendidikan pemakai dalam hal alat dan metode yang digunakan (Spiranec dan Zorica, 2010). Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan internet, sehingga literasi informasi pun semakin berkembang dan menyebar. Pada awalnya, literasi informasi yang berakar dari kegiatan pendidikan pemakai berfokus kepada sumber-sumber informasi yang terdapat di dalam perpustakaan, sehingga alat serta metode yang digunakan pun berbeda, karena sebelum adanya internet, untuk melakukan temu kembali informasi hanya menggunakan katalog. Menurut Lindstrom dan Shonrock (2006) literasi informasi telah berkembang dari akarnya, kini literasi informasi mengarah pada kegiatan profesional dan meningkatkan perasaan akan pentingnya informasi dalam masyarakat. Literasi informasi kini berkembang semakin luas, sehingga konsep literasi informasi tidak hanya digunakan pada dunia perpustakaan saja. Kegiatan pendidikan pemakai di perpustakaan pada awalnya hanya memberikan semacam tur dan orientasi, yaitu kegiatan untuk mengenal layanan dan sarana perpustakaan. Kemudian kegiatan ini berkembang, sehingga mulai memasukkan materi formal yang dikaitkan dengan kebutuhan informasi para siswa, seperti mencari informasi sesuai dengan tugas kuliah atau penelitian yang mereka lakukan. Literasi informasi menjadi kemampuan yang sangat penting tidak hanya bagi pustakawan, tetapi juga bagi pelajar, peneliti, kalangan profesional, dan masyarakat umum. Seperti yang dinyatakan oleh Lindstrom dan Shonrock (2006) bahwa pustakawan bukanlah pemilik literasi informasi, karena literasi informasi merupakan kemampuan yang penting dalam pembelajaran seumur hidup. Selain itu, seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa dengan berkembangnya teknologi

15 3 informasi yang membuat semakin mudah dan banyaknya informasi tersedia, menjadikan literasi informasi semakin penting. Perubahan teknologi informasi juga menyebabkan perubahan cara manusia berinteraksi dengan informasi, baik itu ketika membuat maupun mengakses informasi. Literasi informasi di sini dapat berperan sebagai jembatan antara manusia dan informasi, karena literasi informasi memiliki cakupan kemampuan seperti berpikir kritis, evaluasi informasi, mengakses informasi secara efisien dan efektif, serta menggunakan informasi secara etis. Pada perkembangannya, banyak terdapat standar, kerangka dan model literasi informasi. Salah satu dari standar tersebut adalah Information Literacy Competency Standards for Higher Education dari ACRL. Standar ini merupakan standar kompetensi literasi informasi untuk pendidikan tinggi, sehingga tepat digunakan pada perguruan tinggi. ACRL sebagai asosiasi yang mengeluarkan standar ini merupakan divisi terbesar dari American Library Association. Standar ini menyediakan kerangka dalam menilai literasi informasi seseorang (ALA, 2000). sejak tahun 2007 mulai memberikan materi literasi informasi dengan nama Information Literacy dalam kegiatan Orientasi Belajar Mahasiswa (OBM) untuk tingkat sarjana, yang tujuan umumnya yaitu (, 2011): 1. Mahasiswa mampu menerapkan konsep-konsep pencarian dan penggunaan informasi secara kritis, efektif dan etis. 2. Mahasiswa mampu menggunakan perpustakaan untuk belajar mandiri dan berpikir kritis, mengelola informasi serta menjadi pembelajar seumur hidup. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sifatnya wajib bagi seluruh mahasiswa baru tingkat sarjana, yang diadakan sebelum mahasiswa baru memulai kegiatan perkuliahannya di semester pertama. Meskipun materi mengenai literasi informasi telah diberikan pada saat OBM, Perpustakaan tetap memberikan layanan pelatihan literasi informasi di luar kegiatan OBM, bagi seluruh civitas akademika UI yang membutuhkan.

16 4 Seperti yang dinyatakan oleh Liu dan Sun (2011) jika tidak dipandu dengan benar dan dalam waktu yang tepat, dapat menyebabkan mahasiswa tersesat dalam lautan informasi. Artinya bahwa mahasiswa membutuhkan pelatihan literasi informasi yang disesuaikan dengan kebutuhannya. Seperti kerangka literasi informasi yang dikeluarkan oleh Wales Information Literacy Project, yang berisi mengenai kerangka literasi informasi yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan. Pelatihan literasi informasi, sebaiknya menjalin kerjasama antara pihak perpustakaan dengan pihak kampus, dalam hal ini pengelola perguruan tinggi dan fakultas. Seperti pendapat Cmor (2009) yang menyatakan bahwa banyak program literasi informasi yang sukses dengan adanya kerjasama yang erat antara pustakawan dan kampus. Kerjasama antara pihak fakultas dengan perpustakaan untuk mengadakan pelatihan literasi informasi di luar kegiatan OBM juga dilakukan oleh beberapa fakultas di. Seperti yang dilakukan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat UI yang mengintegrasikan literasi informasi ke dalam mata kuliah Metode penelitian Permasalahan Penelitian Penelitian ini berfokus pada mahasiswa skripsi angkatan 2008 yang berasal dari Fakultas Ilmu Keperawatan UI dan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, karena kebutuhan akan informasi yang berkualitas dari mahasiswa skripsi lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa tingkat sarjana yang belum memulai skripsi, yang dimaksud dengan mahasiswa skripsi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Alasan mengapa memilih subjek penelitian mahasiswa skripsi, karena literasi informasi bermanfaat untuk memudahkan dalam menemukan informasi yang dibutuhkan. Sehingga, informasi yang digunakan dalam skripsi mahasiswa menjadi lebih berkualitas. Peneliti memilih Fakultas Kesehatan Masyarakat UI karena berdasarkan keterangan dari pustakawan rujukan Perpustakaan Universitas Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat UI merupakan fakultas di lingkungan UI yang paling aktif mengadakan pelatihan literasi informasi. Sedangkan alasan untuk memilih Fakultas Ilmu Keperawatan UI, karena fakultas ini tidak pernah

17 5 mengadakan pelatihan literasi informasi di luar kegiatan OBM. Selain itu, kedua fakultas tersebut termasuk rumpun ilmu yang sama, dan lokasi dari kedua fakultas ini berada di Kampus UI Depok. Sedangkan alasan untuk memilih rumpun ilmu yang sama dikarenakan salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pelatihan literasi informasi yang diberikan selain melalui kegiatan OBM memiliki pengaruh terhadap tingkat kemampuan literasi informasi, sehingga dibutuhkan pembanding yang berasal dari rumpun yang sama. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pertanyaan penelitian dari tesis ini adalah: 1. Bagaimana tingkat kemampuan literasi informasi mahasiswa skripsi Fakultas Ilmu Keperawatan UI angkatan 2008 dan tingkat kemampuan literasi informasi mahasiswa skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI angkatan 2008? 2. Bagaimana perbandingan tingkat kemampuan literasi informasi mahasiswa skripsi Fakultas Ilmu Keperawatan UI angkatan 2008 dengan tingkat kemampuan literasi informasi mahasiswa skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI angkatan 2008? 3. Apakah pelatihan literasi informasi yang diberikan di luar kegiatan OBM, memiliki pengaruh terhadap kemampuan literasi informasi mahasiswa? 1.3. Hipotesis Penelitian Seperti yang dinyatakan pada permasalahan penelitian bahwa mahasiswa perlu dipandu dengan benar dan dalam waktu yang tepat untuk melakukan pencarian informasi, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah pelatihan literasi informasi yang diberikan di luar kegiatan OBM memiliki pengaruh terhadap tingkat literasi informasi mahasiswa Tujuan Penelitian Penelitian ini akan mengukur tingkat kemampuan literasi informasi mahasiswa skripsi angkatan 2008 Fakultas Ilmu Keperawatan UI dan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, serta membandingkan antara keduanya. Selain itu juga, penelitian ini ingin mengetahui apakah pelatihan literasi informasi yang diberikan

18 6 di luar kegiatan OBM memiliki pengaruh terhadap kemampuan literasi informasi mahasiswa skripsi. Sehingga akan diketahui apakah pelatihan literasi informasi yang diberikan di luar kegiatan OBM lebih baik daripada pelatihan literasi informasi yang diberikan pada saat OBM Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan tingkat kemampuan literasi informasi mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan UI dan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Sehingga nantinya dapat menjadi masukan terhadap Perpustakaan dalam penyusunan materi pembelajaran literasi informasi serta layanan pelatihan literasi informasi. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah penelitian mengenai literasi informasi Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sedangkan pengumpulan data dilakukan menggunakan survei dengan menyebarkan kuesioner mengenai literasi informasi, dan didukung oleh observasi serta wawancara. Pembuatan survei tersebut mengacu pada Information Literacy Competency Standards for Higher Education dari Association of College and Research Libraries (ACRL), penilaian tingkat literasi informasi yang didapatkan melalui internet serta hasil observasi terhadap pelatihan literasi informasi.

19 BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1. Literasi Informasi Literasi informasi adalah salah satu kemampuan yang dapat membantu kita dalam memenuhi kebutuhan informasi. Menurut Goad (2002) literasi informasi merupakan kemampuan untuk dapat menemukan, mengakses, memilih, dan menggunakan informasi. Menurut Association of College and Research Libraries (ACRL) (2000) literasi informasi adalah kemampuan individu untuk mengenali kapan informasi dibutuhkan serta kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi dan menggunakan informasi secara efektif. Sedangkan Skov (2003) menyatakan: Beberapa pustakawan berpendapat bahwa literasi informasi sebagai kemampuan untuk menggunakan pangkalan data dan sumber-sumber informasi secara efektif, yang lainnya menegaskan bahwa literasi informasi merupakan kemampuan untuk menggunakan informasi secara analitis dan kritis, sementara yang lain mempersepsikan literasi informasi sebagai kompetensi penting dalam masyarakat pengetahuan. Pada awalnya kegiatan literasi informasi hanya untuk informasi tercetak. Namun seiring dengan kemajuan teknologi informasi, maka kini kegiatan literasi informasi tidak lagi hanya pada informasi tercetak tetapi juga pada informasi elektronik. Dan kondisi tersebut menjadikan kegiatan literasi informasi semakin sulit. Karena dengan adanya internet, informasi yang tersedia semakin banyak, sehingga hal tersebut menyebabkan semakin sulit untuk menemukan informasi yang kita butuhkan. Seperti yang dikatakan oleh O Connor (2006) bahwa adanya ancaman yang diakibatkan oleh ketidakmampuan dalam menampung kelebihan informasi. Perubahan yang pesat dan terus-menerus dari sumber daya informasi dan teknologi, membuat pelajar, pengajar dan pustakawan sangat kesulitan untuk mengikuti perubahan tersebut (Cunningham dan Lanning, 2002). Sehingga tanpa kemampuan literasi informasi yang baik, akan semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan informasi secara tepat. Sejak teknologi web hadir dan menyebar ke seluruh dunia, konsep literasi informasi mulai menyebar melalui komunitas yang berbeda (Spiranec dan Zorica, 7

20 8 2010). Chung-Kai dan Chia-Hung (2010) pun menyatakan bahwa teknologi informasi telah menjadi semakin tanpa batas dan lebih user-friendly, sehingga kini literasi informasi diakui secara luas sebagai kompetensi penting bagi seseorang dalam berpartisipasi pada pendidikan, pekerjaan dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, kini muncullah istilah literasi komputer (computer literacy) yang sering dihubungkan dengan literasi informasi. Meskipun literasi komputer lebih berfokus pada perangkat keras dan lunak komputer, namun terdapat kaitan antara keduanya. Kaitan tersebut sesuai dengan pendapat yang dinyatakan oleh Hignite, Margavio & Margavio (2009) bahwa literasi informasi berfokus pada kemampuan siswa untuk mengumpulkan, menganalisis dan memanfaatkan informasi yang dikumpulkan melalui penggunaan teknologi informasi dan menggunakan informasi tersebut untuk membuat keputusan yang efektif. Sehingga kemampuan literasi informasi juga mencakup kemampuan untuk menggunakan teknologi sebagai alat untuk penelitian, mengelola, mengevaluasi dan mengkomunikasikan informasi, serta memiliki pemahaman yang mendasar tentang masalah etika seputar akses dan penggunaan informasi (Sexton, Hignite, Margavio & Margavio 2009). Meskipun literasi informasi juga mencakup kemampuan dalam menggunakan teknologi informasi, namun cakupan literasi informasi tidak hanya itu. Chung-Kai dan Chia-Hung (2010) berpendapat bahwa literasi informasi telah diakui secara internasional sebagai kompetensi yang sangat penting dalam pendidikan, pekerjaan dan masyarakat. Mereka meneliti mengenai pengaruh literasi informasi dalam meningkatkan kinerja kerja mengemukakan bahwa literasi informasi merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kesuksesan karir. Hal ini disebabkan oleh perkembangan dari teknologi informasi. Penelitian ini dilakukan dengan sampel sebanyak 427 pegawai dari berbagai institusi keuangan di Taiwan. Hipotesis diuji dengan menggunakan Structural Equation Modeling. Temuan dari penelitian ini mengindikasikan adanya pengaruh yang positif antara literasi tradisionl dan literasi komputer terhadap kesesuaian kerja seseorang, karena kesesuaian kerja sebagai prediktor yang efektif terhadap kinerja kerja. Serta ditemukan juga bahwa kesesuaian kerja dapat menjadi penghubung antara literasi informasi dengan kinerja.

21 Literasi Informasi di Pendidikan Tinggi Perkembangan pesat dari teknologi informasi terutama internet, membuat informasi yang dihasilkan begitu banyak. Sehingga dapat menyulitkan kita dalam menemukan informasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan kita. Kesulitan tersebut juga dialami oleh para mahasiswa. Menurut Liu dan Sun (2011) teknologi informasi modern memiliki banyak informasi dan begitu pula informasi yang diperoleh mahasiswa di kampus, juga meningkat secara pesat. Informasi yang didapatkan oleh mahasiswa melalui kampus antara lain diperoleh melalui bukubuku, surat kabar dan majalah di perpustakaan kampus, jurnal dan pangkalan data elektronik yang diakses melalui internet kampus. Tetapi, akses informasi tidak hanya melalui kampus, melainkan juga dapat diakses di luar kampus. Perkembangan pesat metode dan kemampuan media masa dalam masyarakat informasi membuat para mahasiswa tidak hanya mendapatkan beragam informasi di kampus, tetapi juga peningkatan yang cepat dalam hal metode dan jumlah informasi yang juga mereka dapatkan di luar kampus (Liu dan Sun, 2011). Para mahasiswa, bisa mendapatkan informasi melalui televisi, radio, surat kabar, buku, internet, telepon genggam yang mereka miliki, selain itu juga dari segala aktivitas sosial mereka. Sehingga, pada masa ledakan informasi seperti sekarang, mahasiswa perlu untuk mengembangkan pemikiran kritis dan kemampuan pembelajaran seumur hidup untuk dapat mengakses dan mengevaluasi informasi (Wang, 2007). Pemikiran kritis dan kemampuan pembelajaran seumur hidup, merupakan kemampuan yang penting, agar seorang mahasiswa dapat mengenali, mencari, menemukan dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif. Sayangnya, menurut Liu dan Sun (2011) mahasiswa umumnya kurang dapat mengevaluasi, memilih, serta membuat penilaian yang tepat ketika mereka berhubungan dengan informasi. Hal ini disebabkan karena dengan banyaknya informasi yang tersedia, seorang mahasiswa kurang memiliki pemikiran kritis terhadap informasi yang dibutuhkannya dan informasi yang ditemukannya. Selain itu, strategi pencarian informasi yang salah juga dapat menyebabkan terjaringnya informasi yang tidak dibutuhkan. Sehingga, meskipun mendapatkan banyak

22 10 informasi, tetapi hanya bisa mendapatkan sedikit informasi yang dibutuhkan atau bahkan tidak mendapatkan sama sekali. Meskipun internet memungkinkan mahasiswa untuk belajar mandiri melalui pendidikan jarak jauh virtual tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat. Hal ini membuat mahasiswa bisa belajar dengan lebih aktif dan bebas, dan memungkinkan mereka untuk meningkatkan penggunaan informasi terkini (Sun, 2002). Kondisi seperti ini, yang di satu sisi internet dapat membuat mahasiswa berkembang dengan belajar mandiri tanpa adanya batas, sementara di sisi lain internet menyebabkan kebanjiran informasi sehingga mahasiswa menjadi sulit untuk memanfaatkan secara efektif informasi yang ada. Maka, mahasiswa perlu memiliki kemampuan literasi informasi yang baik atau paling tidak mahasiswa perlu untuk dipandu dalam memanfaatkan sumber-sumber informasi. Karena menurut Liu dan Sun (2011), jika mahasiswa tidak dipandu dengan benar dan dalam waktu yang tepat, dapat menyebabkan mereka tersesat dalam lautan informasi. Menurut Sun (2002), mahasiswa harus dapat mengarahkan dirinya dan membuat keputusan sendiri, serta harus mengetahui bagaimana menemukan dan menggunakan informasi untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Lalu jika mahasiswa belum memiliki kemampuan literasi informasi yang baik, dapat memanfaatkan jasa pustakawan yang terdapat di perpustakaan untuk memandu mereka mencari informasi yang dibutuhkan. Karena pustakawan memiliki kemampuan yang baik untuk memberikan asistensi dan instruksi yang mengembangkan kemampuan mahasiswa untuk mengakses kebutuhan informasi secara efektif dan efisien (Stanger, 2009). Oleh karena itu, menurut Haines dan Horrocks (2006) seluruh mahasiswa perlu mengembangkan kemampuan untuk mencari, mengevaluasi dan mengelola informasi, jika mereka ingin menjadi mahasiswa yang efektif. Kemampuankemampuan tersebut tercakup ke dalam apa yang disebut dengan literasi informasi. Hal ini sesuai dengan definisi literasi informasi yang diungkapkan oleh Haines dan Horrocks (2006) bahwa literasi informasi adalah pemahaman dan sekumpulan kemampuan yang memungkinkan individu untuk mengenali ketika

23 11 informasi dibutuhkan dan kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi dan menggunakan secara efektif informasi yang dibutuhkan. Manfaat literasi informasi bagi mahasiswa, menurut Liu dan Sun (2011) tidak hanya dapat membantu mahasiswa secara efektif untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, meninjau dan menggunakan informasi dari berbagai sumber informasi dalam proses pembelajaran mereka, tetapi juga membantu mereka menerapkan informasi untuk memecahkan permasalahan secara kreatif. Selain itu Stevens dan Campbell (2006) juga menyatakan literasi informasi bagi mahasiswa berfungsi sebagai kompetensi yang dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam membuat keputusan selama hidup mereka agar sesuai dengan konteks global. Literasi informasi tidak hanya bermanfaat ketika mahasiswa kuliah, tetapi juga bermanfaat dalam kehidupan mereka di luar kampus. Karena literasi informasi merupakan dasar dari pembelajaran seumur hidup dan kunci bagi mahasiswa untuk menjadi pembelajar mandiri dalam masyarakat yang berkembang (Liu dan Sun, 2011). Bahkan ketika seorang mahasiswa telah lulus dan meninggalkan kampusnya, literasi informasi masih sangat penting. Kemudian Liu dan Sun (2011) juga menyatakan bahwa setelah mahasiswa meninggalkan kampus, kemampuan literasi informasi yang baik dapat membantu mereka menjadi knowledge workers yang sangat efisien dan hebat, konsumen yang berpengetahuan luas, serta warga negara yang pandai di bidangnya dan dapat membuat pilihan bijak terhadap kebutuhan mereka. Tentunya manfaat literasi informasi tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa yang bersangkutan. Tetapi juga oleh pihak kampus, terutama dalam masalah plagiarisme. Kemampuan literasi informasi yang efektif dapat dilihat sebagai elemen penting dalam perang melawan plagiarisme di dunia pendidikan tinggi (Haines dan Horrocks, 2006). Karena selain untuk mencari, menemukan, mengevaluasi dan menggunakan informasi yang dibutuhkan, literasi informasi juga berkaitan dengan aspek etika dan legal. Seperti yang dinyatakan oleh Sun (2002) bahwa yang tercakup dalam literasi informasi adalah kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi dan menggunakan informasi secara efektif, efisien dan kritis serta etis dan legal.

24 12 Maka dari itu perlunya kerjasama antara pihak kampus dengan pihak perpustakaan untuk menyelenggarakan pelatihan literasi informasi atau memasukkan literasi informasi ke dalam kurikulum pendidikan. Karena literasi informasi membentuk dasar dari pembelajaran seumur hidup dan bisa mengarahkan pada sumber-sumber tak terbatas untuk menghasilkan pengetahuan. Oleh karena itu, perguruan tinggi perlu memperhatikan literasi informasi dengan serius dan memasukkannya ke dalam tujuan pendidikannya (Sun, 2002). Literasi informasi bukan hanya milik dunia perpustakaan tetapi merupakan milik setiap individu. Karena menurut Wang (2007) literasi informasi bukan hanya masalah perpustakaan, tetapi juga masalah kampus, masalah pembelajaran dan masalah pendidikan. Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Cmor (2009) yang menyatakan bahwa literasi informasi secara fundamental merupakan masalah pendidikan, dan bukan hanya masalah perpustakaan. Kemudian Liu dan Sun (2011) menambahkan bahwa literasi informasi adalah salah satu ketrampilan dasar, yang membentuk dasar dari pembelajaran seumur hidup, kemudian mereka menambahkan pada pernyataan tersebut, bahwa literasi informasi menjadi kunci bagi seseorang untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang mandiri di dalam masyarakat informasi. Namun, meskipun literasi informasi bukan hanya milik dunia perpustakaan, tetap saja literasi informasi memerlukan pustakawan. Seperti yang dinyatakan oleh Sun (2002) karena keahliannya, pustakawan merupakan pengajar literasi informasi yang sangat baik. Pernyataan ini juga sesuai dengan pernyataan Cmor (2009) bahwa perpustakaan dan pustakawan masih berperan penting dalam literasi informasi, namun bukan untuk perpustakaan, tetapi untuk kualitas pembelajaran, penelitian dan layanan yang bisa didapatkan di kampus, dimana perpustakaan perguruan tinggi mengambil perannya. Sehingga, perlunya kerjsama yang baik antara kampus dengan perpustakaan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Sun (2002), bahwa pemilihan sumber informasi dan menggali pengetahuan baru seharusnya menjadi bagian paling penting dari pendidikan profesional, maka dari itu memerlukan kerjasama antara pustakawan dan kampus. Bahkan jika diperlukan, literasi informasi juga terintegrasi ke dalam kurikulum. Seperti yang diungkapkan oleh Albitz (2007) bahwa literasi informasi

25 13 seharusnya terintegrasi ke dalam kurikulum, tetapi pustakakawan dan kampus harus bekerja sama dengan baik untuk menyediakan kesempatan beragam kepada mahasiswa untuk dapat terlibat dengan aktifitas literasi informasi. Agar setiap anggota kampus mendapatkan pendidikan literasi informasi yang baik dengan merata. Hal ini juga didukung oleh pernyataan dari Cmor (2009) yang menyatakan bahwa banyak program literasi informasi yang sukses karena adanya kerjasama yang erat antara pustakawan dan kampus. Perguruan tinggi di Indonesia juga memiliki program literasi informasi, seperti yang memasukkan materi literasi informasi pada kegiatan Orientasi Belajar Mahasiswa (OBM) serta layanan literasi informasi yang diberikan oleh Perpustakaan, lalu Unika Atmajaya dengan program IT4U (Information Technology for You), dan Unika Atmajaya juga memiliki model literasi informasi yang dikenal dengan dengan 7 langkah knowledge management yang menambahkan kemampuan ke-8 dari Empowering8 ke dalam the Big6. Namun, istilah dan rumusan yang digunakan untuk setiap kemampuan tidak senantiasa mengikuti the Big6 dan Empowering8 (Diao Ai Lien, et al., 2010). Adapun model literasi informasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Merumuskan masalah 2. Mengidentifikasi dan mengakses informasi (fisik dan intelektual) 3. Mengevaluasi sumber informasi dan informasi 4. Menggunakan informasi 5. Menciptakan karya 6. Mengevaluasi karya 7. Menarik pelajaran Universitas Pelita Harapan juga memiliki program literasi informasi yang diberikan oleh perpustakaan. Program ini disebut dengan Information Literacy Training Program (Universitas Pelita Harapan, 2011) yang terbagi ke dalam 9 modul: 1. The Big6 Information Problem Solving 2. Defining your information need 3. Library A to Z

26 14 4. Using Online database 5. Effective Internet Research 6. Web Evaluation 7. Effective Reading 8. Plagiarism & Citation 9. Basic paper writing Kaitan antara literasi informasi dengan perguruan tinggi, salah satunya diteliti oleh Hoyer (2011) yang menyatakan banyak universitas memberikan pelatihan literasi informasi kepada mahasiswanya, namun pendekatan dan kemampuan yang diberikan kurang dapat diterapkan di luar universitas. Karena kemampuan literasi informasi harus menyesuaikan dengan tempat seseorang itu berada. Hoyer menyarankan pelatihan literasi informasi dapat mempersiapkan mahasiswa untuk masyarakat informasi di luar universitas. Untuk itu, Hoyer meneliti Edmonton Social Planning Council (ESPC) youth internship program. ESPC merupakan organisasi penelitian non profit dalam bidang sosial, dan program magang ini diawasi oleh koordinator sumber daya ESPC yang merupakan pustakawan. Temuan dari penelitian tersebut menyatakan bahwa program magang yang diselenggarakan ESPC sangat sesuai dengan lingkungan informasi di luar dunia pendidikan. Program magang tersebut juga memberikan framework kepada peserta magang dalam berinteraksi dengan informasi yang dapat diterapkan di dunia akademis dan luar akademis. Kemudian Hoyer menyimpulkan bahwa pelatihan literasi informasi dalam konteks non-akademis sangatlah penting dan perlunya pandangan yang lebih luas dalam penggunaan informasi sehingga dapat menyiapkan mahasiswa menghadapi lingkungan kerja. Resnis, et al., (2010) meneliti mengenai penilaian literasi informasi, dengan menggunakan metode survei yang berisi 60 pertanyaan terhadap 300 mahasiswa di Miami University yang menjadi anggota faculty learning community (FLC). Temuan dalam penelitian ini antara lain para mahasiswa cenderung memilih menggunakan sumber-sumber online dibandingkan dengan sumber-sumber tercetak, dan para mahasiswa yakin dengan kemampuan mereka dalam penelusuran informasi. Selain itu penelitian ini juga menemukan bahwa, kerjasama antara perpustakaan dengan pihak kampus dapat memberikan manfaat

27 15 baik kepada kampus maupun kepada perpustakaan. Melalui kerjasama ini, pihak kampus dapat mengetahui bagaimana pemahaman mahasiswa mereka terhadap literasi informasi dan juga tantangan apa yang dihadapi oleh pustakawan ketika memberikan pelatihan literasi informasi. Sehingga pihak kampus dapat melibatkan pustakawan dalam proses penelitian Penilaian Kemampuan Literasi Informasi Kemampuan literasi informasi perlu diuji, dan salah satu kelompok yang perlu diuji adalah mahasiswa. Terutama jika di universitas mereka memiliki program literasi informasi. Karena penilaian literasi informasi berfungsi sebagai alat evaluasi bagi pustakawan perguruan tinggi dalam hal literasi informasi. Menurut Oakleaf (2009) melalui penilaian literasi informasi, pustakawan perguruan tinggi dapat menunjukkan bagaimana literasi informasi memberikan kontribusi dalam pembelajaran dan perkembangan mahasiswa. Flashpohler (2003) pernah meneliti tentang efektifitas program literasi informasi yang berdasarkan pada Information Literacy Competency Standards for Higher Education dari Association of College and Research Libraries (ACRL). Penelitian ini dilakukan di Concordia College yang memiliki mahasiswa kurang dari 3000, dengan membagi sampel menjadi dua kelompok. Penelitiannya tidak bertujuan untuk menilai kemampuan literasi informasi melainkan untuk mengetahui efektifitas program literasi informasi, maka Flashpohler membagi sampelnya menjadi dua. Satu kelompok sampel diberikan pelatihan literasi informasi terlebih dahulu, sedangkan kelompok yang lain tidak diberikan pelatihan literasi informasi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kelompok yang mendapatkan pelatihan literasi informasi memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan pelatihan literasi informasi. Selain itu penelitian ini juga menemukan bahwa penguasaan teknologi informasi mempermudah mereka dalam mengakses sumber akademis yang ternama. Meskipun sikap di dalam literasi informasi sangat kompleks dan bervariasi, namun tetap dapat diukur sehingga bisa digunakan untuk mendorong perkembangan dari literasi informasi (Scales, 2005). Hal ini semakin menguatkan

28 16 bahwa literasi informasi itu perlu dan dapat diuji. Namun, meskipun penilaian terhadap kemampuan literasi informasi merupakan sesuatu hal yang penting, banyak pustakawan yang merasa belum siap untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan literasi informasi. Padahal menurut Oakleaf (2008), bagi banyak pustakawan, tugas untuk menilai literasi informasi adalah sangat penting dan mereka perlu mengukur kemampuan literasi informasi namun mereka merasa belum siap. Meskipun para pustakawan merasa belum siap, tetapi penilaian terhadap kemampuan literasi informasi sebaiknya tetap dilakukan. Saat pustakawan melakukan penilaian, Oakleaf (2009) menyatakan agar lebih memperkuat penilaian kemampuan literasi informasi, maka pustakawan perlu mengadopsi kerangka konseptual. Salah satu kerangka ini adalah Information Literacy Competency Standards for Higher Education dari ACRL Information Literacy Competency Standards for Higher Education dari ACRL Ron Critchfield (2005) melakukan penelitian mengenai indikator untuk mengukur tingkat kemampuan literasi informasi pada mahasiswa baru di Warner Southern College. Penelitian ini juga sekaligus menilai indikator yang digunakan, yaitu indikator yang berdasarkan pada Information Literacy Competency Standards for Higher Education dari Association of College and Research Libraries (ACRL). Penelitian tersebut berhasil membuktikan bahwa indikator yang didasarkan pada ACRL (2000) Information Literacy Competency Standards for Higher Education merupakan instrumen yang dapat diandalkan dan sah untuk mengetahui tingkat kemampuan literasi informasi mahasiswa. ACRL Information Literacy Competency Standards for Higher Education menjadi semacam kerangka kerja dalam menilai tingkat literasi informasi seseorang (ALA, 2000). Standar yang terdapat di dalam ACRL Information Literacy Competency Standards for Higher Education ini antara lain: 1. Mampu menentukan karakteristik dan cakupan informasi yang dibutuhkan. Kemampuan yang termasuk ke dalam standar ini antara lain: mampu memformulasikan pertanyaan penelitian berdasarkan

29 17 informasi yang dibutuhkan, dapat membedakan antara sumber primer dan sekunder, mempertimbangkan biaya dalam mengakses informasi, dan mengenali kriteria informasi yang dibutuhkan. 2. Mampu mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien. Kemampuan yang termasuk ke dalam standar ini antara lain: mampu merancang dan menerapkan strategi pencarian seperti Logika Boole, mampu menentukan kata kunci dari informasi yang dibutuhkan, mampu memperbaiki strategi pencarian saat diperlukan, dan mampu mengelola informasi yang didapatkan. 3. Mampu mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis. Kemampuan yang termasuk kedalam standar ini antara lain: mampu mengenali ide utama dari suatu paragraf, dapat menentukan kriteria evaluasi terhadap sumber informasi, mengenali bias dari suatu sumber informasi, dan mampu menentukan apakah perlu untuk memperbaiki strategi pencarian. 4. Mampu menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Kemampuan yang termasuk ke dalam standar ini antara lain: merekam aktivitas dalam pencarian informasi dan mampu mengenali karakteristik suatu sumber informasi 5. Mampu memahami penggunaan informasi secara etis dan legal. Contoh dalam penerapan standar ini antara lain: memahami masalah plagiarisme, memahami masalah ekonomi dalam penggunaan suatu informasi dan memahami aturan yang berlaku dalam penerapan suatu sumber informasi. Emmet dan Emde (2007) meneliti mengenai Information Literacy Competency Standards for Higher Education dari ACRL, yang digunakan sebagai panduan untuk menilai kemampuan literasi informasi. Mereka menyebutkan bahwa banyak standar literasi informasi yang dikembangkan oleh berbagai asosiasi disiplin ilmu untuk digunakan oleh perpustakaan. Selain itu juga, mereka menyebutkan bahwa standar kompetensi yang dikembangkan oleh ACRL telah menjadi acuan dalam program literasi informasi.

30 18 Penelitian tersebut meneliti mahasiswa pasca sarjana yang mengikuti kursus bibliografi bidang kimia pada University of Kansas dan dilakukan selama tiga tahun. Temuan yang dihasilkan dari penelitian tersebut adalah adanya peningkatan dari kemampuan rata-rata peserta dalam hal literasi informasi setelah mengikuti kursus tersebut. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah standar kompetensi literasi informasi dari ACRL sebagai alat untuk penilaian, terbukti menjadi mekanisme yang sangat bernilai, selain itu penilaian kemampuan literasi informasi merupakan suatu hal yang penting terutama untuk mengetahui perkembangan kompetensi peserta.

31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode statistik inferensia. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan tingkat literasi informasi mahasiswa skripsi Fakultas Ilmu Keperawatan UI angkatan 2008 dengan mahasiswa skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI angkatan 2008, serta mengetahui pengaruh pelatihan literasi informasi diluar kegiatan OBM terhadap tingkat literasi informasi mahasiswa Subjek dan Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2008 yang sedang menyusun skripsi pada Fakultas Ilmu Keperawatan UI dan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Sedangkan objek penelitian ini adalah tingkat kemampuan literasi informasi Populasi dan Sampel Kriteria populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan UI dan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI angkatan 2008 yang saat ini sedang menyusun skripsi. Namun, untuk Fakultas Kesehatan Masyarakat UI yang memiliki dua program studi yaitu Kesehatan Masyarakat dan Gizi, peneliti mengambil Program Studi Kesehatan Masyarakat. Jumlah populasi dari penelitian ini adalah 138 mahasiswa untuk Fakultas Ilmu Keperawatan UI. Sedangkan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI berjumlah 142 mahasiswa. Jumlah tersebut sesuai dengan kriteria populasi di atas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik acak sederhana. Sedangkan jumlah sampel dari penelitian ini adalah 15% dari masingmasing populasi. Karena semakin homogen suatu populasi, jumlah sampel yang diambil semakin kecil. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Mantra dan Kasto (1989) yang nmenyatakan bahwa makin seragam populasi itu, makin kecil sampel yang dapat diambil. Bungin (2005) juga menyatakan bahwa semakin homogen 19

32 20 populasi, maka semakin besar kemungkinan penggunaan sampel dalam jumlah kecil. Selain itu Prasetyo dan Jannah (2005) menyatakan bahwa semakin heterogen sebuah populasi, jumlah sampel yang diambil pun harus semakin besar. Mengenai jumlah sampel, Yount (2006) dalam bukunya telah membuat tabel persentase sampel: Tabel 3. 1 Persentase sampel Berdasarkan tabel di atas, persentase sampel yang digunakan adalah 10%. Seperti yang dinyatakan oleh Nasution (2006) mengenai jumlah sampel yang sesuai sering disebut aturan sepersepuluh, jadi 10 persen dari jumlah populasi. Namun penulis memutuskan untuk mengambil persentase sampel yang digunakan sebanyak 15%. Seperti yang dinyatakan oleh Hamidi (2007) bahwa secara umum untuk populasi yang homogen dengan ukuran 100 atau kurang dapat diambil 50%, untuk ukuran lebih besar dari 100 sampai dengan 1000 dapat ditarik sebesar 15%. Sehingga jumlah sampel yang diambil untuk Fakultas Ilmu Keperawatan UI adalah 21 responden, sedangkan untuk Fakultas Kesehatan Masyarakat UI adalah 22 responden Lokasi Penelitian Lokasi yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah Fakultas Kesehatan Masyarakat UI dan Fakultas Ilmu Keperawatan UI Pengambilan Data Metode pengambilan data menggunakan survei dengan melakukan penyebaran kuesioner. Jumlah pertanyaan dari tiap kuesioner adalah sebanyak 25

33 21 pertanyaan. Pembuatan kuesioner mengacu pada Information Literary Competency Standards for Higher Education yang dibuat oleh ACRL, uji kemampuan literasi informasi yang tersedia secara online dan juga berdasarkan observasi yang dilakukan pada saat pelatihan literasi informasi. Information Literary Competency Standards for Higher Education yang dibuat oleh ACRL terbagi kedalam 5 standar: mampu menentukan karakteristik dan tingkat kebutuhan informasi, mampu mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien, mampu mengevaluasi informasi dan sumbernya, mampu menggunakan informasi secara efektif, dan memahami permasalahan etika dan legal dalam penggunaan serta akses informasi. Alasan menggunakan Information Literary Competency Standards for Higher Education yang dibuat oleh ACRL, karena standar ini diadopsi oleh untuk diterapkan dalam materi literasi informasi pada kegiatan OBM. Survei yang telah dibuat, kemudian diacak menggunakan alat di situs untuk menghasilkan angka acak. Pengacakan urutan pertanyaan kuesioner untuk menghindari bias urutan. Menurut Rabianski (2003) bias urutan terjadi ketika urutan pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner menunjukkan atau mendorong ide atau pendapat dalam pikiran responden sebagai akibat langsung dari cara mengurutkan pertanyaan. Metode pengambilan data ini, juga didukung dengan observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap pustakawan rujukan yang menjadi instruktur pada pelatihan literasi informasi. Metode observasi dan wawancara ini dilakukan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan hasil-hasil kuantitatif (Creswell, 2010). Karena itulah, wawancara yang dilakukan pun tidak secara mendalam dan hanya bersifat informatif. 3.6 Analisis Bobot nilai dari tiap pertanyaan adalah 4, maka setiap pertanyaan yang benar akan dikalikan dengan 4, sehingga total nilai adalah 100. Hasil dari penilaian tingkat literasi informasi kemudian dikelompokkan menjadi:

34 22 Tabel 3. 2 Skala kompetensi Nilai yang diperoleh Data kualitatif Sangat baik Baik Cukup Kurang 0-39 Sangat kurang Pengelompokkan di atas dibuat dengan mengacu pada skala kompetensi yang dibuat oleh Naibaho (2004), Seneviratne (2007) dan Welsh Information Literacy Project (2011), yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Sangat kurang: Orang yang memiliki kebutuhan informasi namun tidak memiliki pengetahuan dan keahlian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pencarian dan penggunaan informasi. Sehingga sepenuhnya membutuhkan pembimbing dan pelatihan literasi informasi. 2. Kurang: Orang yang menyadari perlunya mendapatkan informasi yang dibutuhkan, dan memiliki pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pencarian dan penggunaan informasi meskipun masih sedikit. Sehingga masih membutuhkan pembimbing dan pelatihan literasi informasi. 3. Cukup: Orang yang memiliki pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pencarian dan penggunaan informasi, tetapi kurang trampil dalam menggunakan pengetahuan tersebut atau sebaliknya. Sehingga masih membutuhkan pelatihan literasi informasi. 4. Baik: Orang yang memiliki pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pencarian dan penggunaan informasi, dan sudah lebih terampil namun sesekali masih memerlukan panduan dan pelatihan literasi informasi. Serta memiliki pemahaman dan pengetahuan mengenai seluruh komponen yang ada cukup baik, tetapi terkadang masih ada beberapa kesalahan dalam penerapannya. 5. Sangat baik: Orang yang memiliki kepercayaan diri dalam menggunakan pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pencarian dan

35 23 penggunaan informasi, dan sangat terampil menggunakannya. Sehingga tidak memerlukan lagi pelatihan literasi informasi.

36 BAB IV PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Analisis pada bab ini berdasarkan survei yang dilakukan, dan juga didukung oleh hasil observasi dan wawancara. Analisis ini merupakan gambaran hasil dari permasalahan penelitian, yaitu mengetahui tingkat literasi informasi dari mahasiswa skripsi Fakultas Ilmu Keperawatan UI angkatan 2008 dan mahasiswa skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI angkatan 2008, serta perbandingan tingkat literasi informasi dari kedua fakultas tersebut berdasarkan standar literasi informasi yang digunakan. 4.1 Tingkat Literasi Informasi Sampel dan kuesioner Sampel dari penelitian ini berjumlah 15% dari jumlah seluruh mahasiswa skripsi angkatan 2008 dari masing-masing fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Keperawatan UI dan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Jumlah populasi dari mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan UI adalah 138 mahasiswa, maka sampel yang digunakan adalah 15% dari 138 yaitu 20,7. Karena jumlah mahasiswa merupakan variabel diskrit, maka jumlah 20,7 dibulatkan menjadi 21 mahasiswa. Sedangkan jumlah populasi dari mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UI adalah 142 mahasiswa, maka sampel yang digunakan adalah 15% dari 142, yaitu 21,3. Jumlah tersebut kemudian dibulatkan menjadi 22 mahasiswa. Kuesioner dibuat berdasarkan Information Literacy Competency Standards for Higher Education yang dibuat oleh ACRL, dan disesuaikan dengan hasil observasi terhadap pelatihan literasi informasi di. Setelah kuesioner selesai dibuat, kemudian didiskusikan dengan salah satu pustakawan rujukan yang juga instruktur pelatihan literasi informasi yang bernama Gunawan. Hasil dari diskusi tersebut adalah kuesioner yang dibuat oleh peneliti, sesuai dengan materi pada pelatihan literasi informasi. Sebagaimana diungkapkan oleh pustakawan rujukan tersebut: 24

37 25 Ini udah sesuai sama materi IL yang dikasih. Kalau mereka perhatiin waktu IL, pasti bisa jawab semua pertanyaannya. Penyebaran kuesioner dilakukan selama 2 minggu. Penyebaran kuesioner berjalan dengan lancar dan seluruh kuesioner yang disebarkan terisi sepenuhnya Fakultas Ilmu Keperawatan UI Jumlah data yang diolah dari Fakultas Ilmu Keperawatan UI adalah sebanyak 21 buah, dan data yang hilang adalah nol. Hal ini berarti seluruh data diproses. Artinya seluruh kuesioner yang disebarkan terisi seluruhnya dan tidak ada yang kosong. Frekuensi nilai terbanyak yang didapatkan oleh responden adalah nilai 64 yaitu sebanyak 10 dari 21 responden atau 47,6% (10/21*100%) dari total sampel. Nilai terendah yang didapatkan oleh responden adalah 44 dengan frekuensi sebanyak 3 responden atau 14,3% (3/21*100%) dari total sampel, yang berarti bahwa terdapat responden dengan tingkat literasi informasi kurang. Sedangkan nilai tertinggi yang didapatkan oleh responden adalah 76 dengan frekuensi sebanyak 3 responden atau 14,3% (3/21*100%) dari total sampel, yang berarti bahwa terdapat responden dengan tingkat literasi informasi yang baik. Nilai rata-rata dari sampel Fakultas Ilmu Keperawatan UI adalah 60,76 dengan median 64. Median atau titik tengah data adalah jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Nilai median 64 menunjukkan bahwa 50% sampel memiliki nilai sama dengan atau kurang dari 64 dan 50% sisanya memiliki nilai sama dengan atau lebih dari 64. Berdasarkan nilai rata-rata dari data yang ada yaitu 60,76 maka kemampuan literasi informasi rata-rata mahasiswa skripsi Fakultas Ilmu Keperawatan UI angkatan 2008 adalah cukup. Hal ini berarti mereka memiliki pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pencarian dan penggunaan informasi, tetapi kurang terampil dalam menggunakan pengetahuan tersebut atau sebaliknya. Sehingga masih membutuhkan pelatihan literasi informasi. Namun, dari data di atas terdapat juga responden yang memiliki nilai 76 yang berarti terdapat responden yang memiliki kemampuan literasi informasi yang baik. Hal ini mengindikasikan meskipun tidak mendapatkan pelatihan literasi

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA KETRAMPILAN INSTRUKTUR MATERI INFORMATION LITERACY (IL): Studi Kasus Program Orientasi Belajar Mahasiswa (OBM) Universitas Indonesia TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan mutu lulusan guna memenuhi tuntutan pasar kerja internasional, (UI) mengembangkan kurikulum yang bernama Program Dasar Pendidikan Tinggi (PDPT).

Lebih terperinci

Pendahuluan. Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1. Mohamad Aries 2

Pendahuluan. Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1. Mohamad Aries 2 Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1 Mohamad Aries 2 Pendahuluan Universitas Indonesia (UI) memiliki rencana strategi dalam dua hal. Meningkatkan kualitas pendidikan/pengajaran

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN. Kesimpulan dari penelitian mengenai efektivitas penerapan program

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN. Kesimpulan dari penelitian mengenai efektivitas penerapan program BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian mengenai efektivitas penerapan program literasi informasi di Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta dengan responden mahasiswa semester lima

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENERAPAN LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 PADANG

OPTIMALISASI PENERAPAN LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 PADANG OPTIMALISASI PENERAPAN LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 PADANG Meuthia Septiana 1, Marlini 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang email:

Lebih terperinci

LITERASI INFORMASI DI PERGURUAN TINGGI

LITERASI INFORMASI DI PERGURUAN TINGGI LITERASI INFORMASI DI PERGURUAN TINGGI http://www.wla.lib.wi.us/waal/newsletter/211.html http://bunchlibrary.pbwiki.com/information+literacy+across+the+curriculum Literasi Informasi di Perguruan Tinggi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN PROGRAM LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA SKRIPSI

EFEKTIVITAS PENERAPAN PROGRAM LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA SKRIPSI EFEKTIVITAS PENERAPAN PROGRAM LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA (Studi tentang Penerapan Program Association of College & Research Libraries di Perpustakaan Universitas

Lebih terperinci

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Oleh: Laila Rahmawati, S.Ag, SS., M.Hum Disampaikan pada: Sosialisasi Sekolah Aman dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Program Sekolah Rujukan SMAN 2 Kuala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Informasi merupakan satu hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan karena dengan adanya informasi kita dapat mengambil keputusan secara tepat. Informasi berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan informasi sesuai dengan kondisi lingkungan informasi saat ini dan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan informasi sesuai dengan kondisi lingkungan informasi saat ini dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Literasi informasi diajarkan pada mahasiswa dengan tujuan menyiapkan kemampuan informasi sesuai dengan kondisi lingkungan informasi saat ini dan masa yang

Lebih terperinci

Penyusunan Kurikulum S1 Teknik Informatika ITB Ayu Purwarianti, Ph. D.

Penyusunan Kurikulum S1 Teknik Informatika ITB Ayu Purwarianti, Ph. D. Penyusunan Kurikulum S1 Teknik Informatika ITB Ayu Purwarianti, Ph. D. 1 Informatika Organisasi pada STEI STEI (Sekolah Teknik Elektro dan Informatika) 5 Program Studi Sarjana Teknik Informatika Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Studi (Wajib) bagi mahasiswa program S-1 Ilmu komputer. Setelah. mendapatkan persetujuan dari tim pembina mata kuliah seminar Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Studi (Wajib) bagi mahasiswa program S-1 Ilmu komputer. Setelah. mendapatkan persetujuan dari tim pembina mata kuliah seminar Ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata kuliah seminar merupakan Mata Kuliah Keahlian Program Studi (Wajib) bagi mahasiswa program S-1 Ilmu komputer. Setelah mendapatkan persetujuan dari tim pembina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tinggi adalah salah satu bentuk lembaga pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tinggi adalah salah satu bentuk lembaga pendidikan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga pendidikan menyediakan sarana untuk proses belajar mengajar. Pendidikan tinggi adalah salah satu bentuk lembaga pendidikan yang diselenggarakan dalam perguruan

Lebih terperinci

Informatika. Penyusunan Kurikulum S1 Teknik Informatika ITB. Organisasi pada STEI 6/14/2013

Informatika. Penyusunan Kurikulum S1 Teknik Informatika ITB. Organisasi pada STEI 6/14/2013 Penyusunan Kurikulum S1 Teknik Informatika ITB Ayu Purwarianti, Ph. D. 1 Informatika Organisasi pada STEI STEI (Sekolah Teknik Elektro dan Informatika) 5 Program Studi Sarjana Teknik Informatika Sistem

Lebih terperinci

LITERASI INFORMASI MAHASISWA TINGKAT AKHIR SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA BANKING SCHOOL

LITERASI INFORMASI MAHASISWA TINGKAT AKHIR SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA BANKING SCHOOL LITERASI INFORMASI MAHASISWA TINGKAT AKHIR SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA BANKING SCHOOL Ben Varian Kashira S.Hum. Dr. Tamara A. Susetyo, S.S., M.A. Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini telah memberikan dampak yang begitu besar terhadap berbagai bidang kehidupan, tak terkecuali bidang

Lebih terperinci

LITERASI INFORMASI: PERSPEKTIF PUSTAKAWAN. Iskandar Pustakawan Madya Unhas

LITERASI INFORMASI: PERSPEKTIF PUSTAKAWAN. Iskandar Pustakawan Madya Unhas Iskandar / JUPITER Volume XV No.1 (2016) 10 LITERASI INFORMASI: PERSPEKTIF PUSTAKAWAN Iskandar Pustakawan Madya Unhas Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk memberi gambaran tentang literasi informasi perspektif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. harga buku dan juga sebagai upaya mengurangi dampak pemanasan global

BAB 1 PENDAHULUAN. harga buku dan juga sebagai upaya mengurangi dampak pemanasan global BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi, berbagai hal mulai diubah formatnya ke dalam bentuk digital, tidak terkecuali berbagai buku cetak. Buku-buku digital, atau yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan pada era globalisasi, kini informasi bisa semakin mudah untuk diakses. Salah satu cara aksesnya adalah dengan menggunakan media

Lebih terperinci

Dyana Purwandini. NIP : Pendidikan Terakhir : S1 Ilmu Informasi & Perpustakaan Institusi : STIE Perbanas Surabaya Pustakawan

Dyana Purwandini. NIP : Pendidikan Terakhir : S1 Ilmu Informasi & Perpustakaan Institusi : STIE Perbanas Surabaya Pustakawan Dyana Purwandini NIP : 36090261 Pendidikan Terakhir : S1 Ilmu Informasi & Perpustakaan Institusi : STIE Perbanas Surabaya Pustakawan PENGALAMAN ORGANISASI Pengurus IPI JATIM, sebagai anggota komisi Pengabdian

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL E-LEARNING PADA MATERI KEPERAWATAN BENCANA DASAR SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL E-LEARNING PADA MATERI KEPERAWATAN BENCANA DASAR SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH ISSN 2355-3324 8 Pages pp. 1-8 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL E-LEARNING PADA MATERI KEPERAWATAN BENCANA DASAR SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH Aida Khairunnisa 1, Sri Adelila Sari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan. kemajuan bangsa dan negara. Pendidikan yang bermutu, akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan. kemajuan bangsa dan negara. Pendidikan yang bermutu, akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan negara. Pendidikan yang bermutu, akan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Lebih terperinci

Utilization Studies Library of Health Polytechnic Semarang. Pemanfaatan Perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

Utilization Studies Library of Health Polytechnic Semarang. Pemanfaatan Perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Utilization Studies Library of Health Polytechnic Semarang Pemanfaatan Perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Warijan Hermien Nugraheni Hariyanti Direktorat Poltekkes Kemenkes Semarang Jl.

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KOLEKSI HASIL PENELITIAN DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI. Oleh : IKHWAN, S.Sos., MM. (Pustakawan Madya/IV/A)

PEMBERDAYAAN KOLEKSI HASIL PENELITIAN DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI. Oleh : IKHWAN, S.Sos., MM. (Pustakawan Madya/IV/A) PEMBERDAYAAN KOLEKSI HASIL PENELITIAN DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Oleh : 1. Pendahuluan IKHWAN, S.Sos., MM (Pustakawan Madya/IV/A) Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan

Lebih terperinci

BUDAYA LITERASI INFORMASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENULIS KARYA ILMIAH

BUDAYA LITERASI INFORMASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENULIS KARYA ILMIAH BUDAYA LITERASI INFORMASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENULIS KARYA ILMIAH Riskha Arfiyanti Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon Abstrak Pendidikan

Lebih terperinci

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21 LITERASI INFORMASI UNTUK MAHASISWA KEPENDIDIKAN Siti Zaenab, Noviatun Khasanah, Moh.Salimi Universitas Sebelas Maret zaenabsizae3@gmail.com Abstrak. Kemudahan mencari informasi oleh mahasiswa saat ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan sebagai wadah yang menyediakan berbagai referensi dan koleksi sumber informasi merupakan sentral rujukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : LAKSMI PUSPITASARI K4308019

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini menuntut guru untuk selalu berinovasi dan berkreasi. Saat ini, pemerintah mewajibkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu serta disesuaikan dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi.

Lebih terperinci

1. Judul Penelitian : Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar Oleh Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 2.

1. Judul Penelitian : Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar Oleh Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 2. 1. Judul Penelitian : Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar Oleh Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 2. Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perubahan paradigma

Lebih terperinci

III. LITERATUR REVIEW

III. LITERATUR REVIEW III. LITERATUR REVIEW Literatur review berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam literatur

Lebih terperinci

Tatyana Dumova Point Park University, USA. Kegunaan Kuis Online : Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa

Tatyana Dumova Point Park University, USA. Kegunaan Kuis Online : Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa Tatyana Dumova Point Park University, USA Kegunaan Kuis Online : Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa Abstrak Fokus studi ini adalah penilaian, komponen penting dari pengajaran dan pembelajaran. Mengkaji kegunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah mengapa dipilih judul skripsi ini beserta rumusan masalah dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2010, 29) Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH KONSEP DASAR BILANGAN UNTUK MAHASISWA PGSD FKIP UNIVERSITAS BENGKULU

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH KONSEP DASAR BILANGAN UNTUK MAHASISWA PGSD FKIP UNIVERSITAS BENGKULU JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801 DOI: doi.org/10.21009/jpd.091.09 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH KONSEP DASAR BILANGAN UNTUK MAHASISWA PGSD FKIP UNIVERSITAS BENGKULU

Lebih terperinci

memberikan motivasi para mahasiswanya untuk dapat berprestasi khususnya bidang akademiknya dengan cara belajar sehingga meraih prestasi yang lebih

memberikan motivasi para mahasiswanya untuk dapat berprestasi khususnya bidang akademiknya dengan cara belajar sehingga meraih prestasi yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Persaingan dalam pendidikan semakin ketat khususnya dalam mencetak lulusan yang kompeten di bidangnya, menurut Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TENGAH

KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TENGAH KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TENGAH Faizza Ummu Uula *), Sri Ati Suwanto Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto,

Lebih terperinci

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Sejarah Kurikulum Prodi Teknik Informatika Hingga saat ini, Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Ni Putu Ratih Adnyana Putri 1, I Putu Suhartika 2, Richard Togaranta Ginting 3 Fakultas

Lebih terperinci

Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran

Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran Merry Agustina Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma Jalan A. Yani No. 12 Plaju Palembang 30264 merry_agst@mail.binadarma.ac.id Abstrak Seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini istilah teknologi tidak dapat dipisahkan dari perkembangan ilmu pengetahuan. Teknologi mempunyai peran yang sangat penting bagi kemajuan dalam dunia pengetahuan.

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS. Dengan ini menyatakan bahwa karya tugas akhir yang saya buat dengan judul:

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS. Dengan ini menyatakan bahwa karya tugas akhir yang saya buat dengan judul: PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS Saya mahasiswa program studi Magister Pendidikan program pascasarjana Universitas Pelita Harapan. Nama mahasiswa : Dhama Gustiar Baskoro Nomor Induk Mahasiswa : 69080054

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di Fakultas Kedokteran Universitas McMaster Kanada pada tahun 1969, selanjutnya banyak fakultas

Lebih terperinci

PROFIL DAN TANGGAPAN MAHASISWA DALAM MEMANFAATKAN WEB SITE MATA KULIAH KONSEP TEKNOLOGI

PROFIL DAN TANGGAPAN MAHASISWA DALAM MEMANFAATKAN WEB SITE MATA KULIAH KONSEP TEKNOLOGI PROFIL DAN TANGGAPAN MAHASISWA DALAM MEMANFAATKAN WEB SITE MATA KULIAH KONSEP TEKNOLOGI Gunawan Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Surabaya Abstract Advances in Information Technology

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BRAND IMAGE, COUNTRY OF ORIGIN, PRODUCT QUALITY,

ANALISIS PENGARUH BRAND IMAGE, COUNTRY OF ORIGIN, PRODUCT QUALITY, Konsentrasi/Bidang Minat: Pemasaran ANALISIS PENGARUH BRAND IMAGE, COUNTRY OF ORIGIN, PRODUCT QUALITY, TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION DAN CUSTOMER LOYALTY PADA PELANGGAN LAPTOP TOSHIBA DI SURABAYA Skripsi

Lebih terperinci

KAJIAN DESKRIPTIF PEMANFAATAN INTERNET OLEH MAHASISWA DI JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG PADA TAHUN 2012

KAJIAN DESKRIPTIF PEMANFAATAN INTERNET OLEH MAHASISWA DI JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG PADA TAHUN 2012 KAJIAN DESKRIPTIF PEMANFAATAN INTERNET OLEH MAHASISWA DI JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG PADA TAHUN 2012 Oleh : Dwi Sudarno Putra 1), M Nasir 2), Irma Yulia Basri 3),

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat pesat seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Sehingga

Lebih terperinci

Membangun Inovasi di Perpustakaan PPNS dengan Mengintegrasikan SIM Dosen dan Student Portal Melalui Knowledge Management System

Membangun Inovasi di Perpustakaan PPNS dengan Mengintegrasikan SIM Dosen dan Student Portal Melalui Knowledge Management System Membangun Inovasi di Perpustakaan PPNS dengan Mengintegrasikan SIM Dosen dan Student Portal Melalui Knowledge Management System Ryandito Dwi Cahyo, Afif Zuhri Arfianto, Fifin Widya Prasti, Dina Pusparani

Lebih terperinci

KOMPETENSI PUSTAKA WAN KHUSUS DI ABAD KE-21 PENGANTAR

KOMPETENSI PUSTAKA WAN KHUSUS DI ABAD KE-21 PENGANTAR KOMPETENSI PUSTAKA WAN KHUSUS DI ABAD KE-21 Dipersiapkan untuk Dewan Asosiasi Pustakawan khusus/sla oleh Komite Khusus mengenai Kompetensi untuk Pustakawan Khusus Joanne Marshall; Linda Moulton; dan Roberta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendeskripsikan ketertarikan peneliti dalam memilih judul Kemampuan Literasi

BAB I PENDAHULUAN. mendeskripsikan ketertarikan peneliti dalam memilih judul Kemampuan Literasi 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I adalah suatu bab yang disusun dalam konsep penulisan tesis yang mendeskripsikan ketertarikan peneliti dalam memilih judul Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa Pascasarjana (Studi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang Evaluasi Kompetensi Pustakawan Pelayanan Referensi di Perpustakaan

Lebih terperinci

Membangun Inovasi di Perpustakaan PPNS dengan Mengintegrasikan SIM Dosen dan Student Portal Melalui Knowledge Management System

Membangun Inovasi di Perpustakaan PPNS dengan Mengintegrasikan SIM Dosen dan Student Portal Melalui Knowledge Management System Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN: 2548-1509 Membangun Inovasi di Perpustakaan PPNS dengan Mengintegrasikan SIM Dosen dan Student Portal Melalui Knowledge Management System Ryandito

Lebih terperinci

KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA ANGKATAN 2012

KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA ANGKATAN 2012 KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA ANGKATAN 2012 Karisma Paramida, S.Hum, Yeni Budi Rachman, M.Hum Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses pendidikan merupakan suatu proses pembinaan, pengayoman, pengajaran dan pembentukan karakter manusia baik secara fisik dan mental untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar perkembangan pendidikannya (Sanjaya, 2005). Menurut UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar perkembangan pendidikannya (Sanjaya, 2005). Menurut UU RI No BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu di masyarakat. Kemajuan pada individu bisa dilihat dari seberapa besar perkembangan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad ke-21 ini kita semakin dihadapkan kepada perkembangan teknologi yang berkembang dengan sangat cepatnya, yang menyebabkan perkembangan yang sangat pesat terjadi

Lebih terperinci

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA Muhammad Abdullah Al Muwahhid, 135410025 A. LATAR BELAKANG Berdasarkan undang undang

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI OLEH: YENNY PUTRI PRATIWI K4308128 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

EVALUASI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA

EVALUASI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA EVALUASI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA I Nyoman Aryana Putra 1, I Putu Suhartika 2, Ni Putu Premierita Haryanti 3 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pra eksperimen (pre

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pra eksperimen (pre BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pra eksperimen (pre experimental design) dengan desain kelompok tunggal pretes dan postes (one group

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan dijadikan salah satu pusat

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan dijadikan salah satu pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan karya rekam guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan

Lebih terperinci

BIMBINGAN PEMUSTAKA UNTUK MAHASISWA BARU STMIK SURABAYA DI ERA DIGITAL. Deasy Kumalawati Perpustakaan STMIK Surabaya

BIMBINGAN PEMUSTAKA UNTUK MAHASISWA BARU STMIK SURABAYA DI ERA DIGITAL. Deasy Kumalawati Perpustakaan STMIK Surabaya BIMBINGAN PEMUSTAKA UNTUK MAHASISWA BARU STMIK SURABAYA DI ERA DIGITAL Deasy Kumalawati Perpustakaan STMIK Surabaya deasy@stikom.edu ABSTRAK Saat ini perpustakaan sedang berjuang keras untuk melawan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan menjadi sarana untuk mencari, mengolah, mengumpulkan, mengembangkan dan merawat informasi. Menurut The International

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan menjadi sarana untuk mencari, mengolah, mengumpulkan, mengembangkan dan merawat informasi. Menurut The International BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan merupakan pusat informasi. Sebagai pusat informasi perpustakaan menjadi sarana untuk mencari, mengolah, mengumpulkan, mengembangkan dan merawat informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan adalah salah satu media perantara yang penting menyangkut rantai penyebaran informasi. Dalam perkembangan informasi digital peran perpustakaan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor yang penting dalam menentukan taraf hidup rakyat di dalam suatu negara. Semakin baik kualitas SDM yang

Lebih terperinci

EVALUASI DAN DESAIN HIPOTETIK PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) SISWA SMK NEGERI 2 PADANG PANJANG

EVALUASI DAN DESAIN HIPOTETIK PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) SISWA SMK NEGERI 2 PADANG PANJANG EVALUASI DAN DESAIN HIPOTETIK PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) SISWA SMK NEGERI 2 PADANG PANJANG FERA SUSANTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Layanan buku..., Harianto, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Layanan buku..., Harianto, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi saat ini berkembang pesat dengan banyak penemuan (inovasi) baru dimana penggunaan listrik dan barang elektronik semakin meningkat sehingga zaman saat ini

Lebih terperinci

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.2, No.2, Desember 2006

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.2, No.2, Desember 2006 Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Pengguna dalam Pamanfaatan Layanan Katalog Online: Studi Deskriptif Analitis Pemanfaatan Katalog Online pada Perpustakaan Pascasarjana Universitas Padjadjaran Desriyeni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Arikunto (2009, 234) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Arikunto (2009, 234) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tidak BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data dengan tujuan tertentu. Metode yang digunakan untuk menganalisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Seiring berkembangnya teknologi informasi tersebut, manusia lebih mudah

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Seiring berkembangnya teknologi informasi tersebut, manusia lebih mudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi (information technology) berlangsung dengan sangat cepat. Seiring berkembangnya teknologi informasi tersebut, manusia lebih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa pendidik diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi di dalam dunia pendidikan merupakan kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan informasi menjadi masalah ketika kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi. Mahasiswa

Lebih terperinci

2014 PENGEMBANGAN BUKU AJAR KIMIA SUB TOPIK PROTEIN MENGGUNAKAN KONTEKS TELUR UNTUK MEMBANGUN LITERASI SAINS SISWA SMA

2014 PENGEMBANGAN BUKU AJAR KIMIA SUB TOPIK PROTEIN MENGGUNAKAN KONTEKS TELUR UNTUK MEMBANGUN LITERASI SAINS SISWA SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya sains dalam kehidupan manusia membuat kemampuan melek (literate) sains menjadi sesuatu yang sangat penting. Literasi sains merupakan tujuan yang ingin dicapai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Perpustakaan sebagai media sumber belajar peserta didik berperan penting terhadap mutu pendidikan peserta didik. Implementasi manajemen perpustakaan

Lebih terperinci

Makalah Penggunaan ICT Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran

Makalah Penggunaan ICT Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Makalah Penggunaan ICT Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Atik Budi Paryanti ABSTRAK Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information and Communication

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana utama untuk memperoleh,menerapakan dan mengembangkan ipteks. Pendidikan termasuk kegiatan pembelajaran dan penanaman nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi dunia telah memasuki era globalisasi dengan teknologi informasi yang berkembang pesat. Hal ini membawa perubahan dalam pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan kehidupan suatu bangsa sangat ditentukan oleh pendidikan. Pendidikan yang tertata dengan baik dapat menciptakan generasi yang berkualitas, cerdas, adaptif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan merupakan sebuah pelayanan, tidak ada perpustakaan jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama yang ada di perpustakaan.

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah :... / Konvergensi dan New Revisi ke : 1 Satuan Kredit Semester : 3 SKS Tgl revisi : 08 / 2016 Jml Jam kuliah dalam seminggu

Lebih terperinci

Information Literacy Kunci Sukses Pembelajaran Di Era Informasi. Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Information Literacy Kunci Sukses Pembelajaran Di Era Informasi. Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Information Literacy Kunci Sukses Pembelajaran Di Era Informasi Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Abstrak Pembelajaran di abad informasi menyebabkan terjadinya pergeseran fokus dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terutama penggunaan internet saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terutama penggunaan internet saat ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terutama penggunaan internet saat ini berkembang pesat setiap tahunnya. Menurut data Internet World Stats, Indonesia termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perguruan tinggi dikatakan baik, apabila sarana perguruan tinggi dapat menunjang tujuan utama perguruan tinggi. Salah satu sarana penunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era globalisasi ini. Selain itu, dengan adanya pasar bebas AFTA dan AFLA serta APEC tentu saja telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan keakuratan dalam pemerosesan data dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan keakuratan dalam pemerosesan data dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, teknologi informasi yang semakin berkembang saat ini sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan keakuratan dalam pemerosesan data dan informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jenis jasa profesi akuntan publik di Indonesia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jenis jasa profesi akuntan publik di Indonesia yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan jenis jasa profesi akuntan publik di Indonesia yang sangat pesat menyebabkan meningkatnya minat dan keinginan sumber daya manusia khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan bagian dari rumpun sains, karena itu pembelajaran kimia juga merupakan bagian dari pembelajaran sains. Pembelajaran sains diharapkan dapat

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD Kelas : LMA3 Andy Gracia 1701498540 Junaidy 1701498534

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mahasiswa sering menganggap dirinya mahir dalam mempergunakan teknologi-teknologi modern, tetapi beberapa diantaranya cenderung keliru dalam konteks akademis. Banyak mahasiswa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan usaha manusia untuk mewariskan, mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup kegiatan-kegiatan terarah dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMK Dwija Bhakti 1 Jombang Mata Pelajaran : Simulasi Komunikasi Komp. Keahlian : Seluruh kompetensi Kelas/Semester : X/ 2 Tahun Pelajaran : 2017/2018 Alokasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan formal yang menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional dan mempunyai tujuan untuk menyiapkan peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatkan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatkan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Meningkatkan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, termasuk dosen yang merupakan agen sentral pendidikan di tingkat

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PEDAGOGIK PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER

BAB III TINJAUAN PEDAGOGIK PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER BAB III TINJAUAN PEDAGOGIK PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER Saat ini penggunaan ICT untuk kegiatan belajar dan mengajar menjadi salah satu ciri perkembangan masyarakat modern. ICT dapat dimaknakan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data pada penelitian ini merupakan data kualitatif-kuantitatif yang nantinya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data pada penelitian ini merupakan data kualitatif-kuantitatif yang nantinya BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Jenis data pada penelitian ini merupakan data kualitatif-kuantitatif yang nantinya akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Adapun langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemampuan berpikir siswa pada usia SMP cenderung masih berada pada tahapan kongkrit. Hal ini diungkapkan berdasarkan hasil pengamatan dalam pembelajaran IPA yang

Lebih terperinci