BAB I PENDAHULUAN. kemampuan informasi sesuai dengan kondisi lingkungan informasi saat ini dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. kemampuan informasi sesuai dengan kondisi lingkungan informasi saat ini dan"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Literasi informasi diajarkan pada mahasiswa dengan tujuan menyiapkan kemampuan informasi sesuai dengan kondisi lingkungan informasi saat ini dan masa yang akan datang (Behen, 2006). Literasi informasi berfokus pada kondisi informasi sosial terkini, ditujukan untuk kebutuhan pendidikan dalam persiapan menuju profesional. Literasi informasi semakin penting dibanding sebelumnya karena munculnya era multimedia (Leung, 2010). Mahasiswa mungkin literate teknologi karena terbiasa menggunakan teknologi informasi, tetapi belum tentu literate informasi. Mahasiswa berpikir sudah literate informasi karena literate teknologi dan sadar informasi, tetapi belum tentu informasi yang diperoleh kredibel, reliable dan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan akademik (Behen, 2006). Literasi informasi menjadi jawaban dari permasalahan informasi mahasiswa karena mencakup komponen inti kemampuan informasi, yakni mengidentifikasi, menemukan, evaluasi dan penggunaan informasi. Mahasiswa untuk menemukan informasi yang sesuai, memerlukan kemampuan memetakan informasi, mengetahui bentuk informasi dan sumber informasi sebagai awal penentuan sumber informasi dan teknik yang diperlukan. Mahasiswa juga memerlukan kemampuan evaluasi informasi dan bagaimana penggunaannya sesuai dengan kaidah yang berlaku. Hal tersebut berhubungan dengan kebutuhan

2 2 informasi yang berkualitas untuk karya ilmiah mahasiswa, sedangkan secara umum masih banyak mahasiswa yang belum mampu. Internet dijadikan jalan pertama. Mahasiswa cenderung mempercayai konten informasi yang dapat diakses melalui internet merupakan informasi terpercaya, dan tidak perlu mensitasi informasi dan ide yang tergambar dalam internet (Ercegovac, 2008). Permasalahan kemampuan informasi mahasiswa dan perubahan lingkungan informasi memunculkan gap yang cukup besar, sehingga pihak pendidik merespon dan memunculkan gerakan sejak tahun 1900an di berbagai Negara. Pergerakan dari seluruh elemen pendidikan sebagai bentuk respon permasalahan informasi, menunjukkan kekhawatiran ataupun upaya pencegahan krisis kemampuan adaptasi mahasiswa dengan lingkungan informasi saat ini teratasi dengan menggunakan literasi informasi. Berbagai pertemuan diselenggarakan oleh organisasi dan kelompok yang khusus membahas kompetensi literasi informasi, baik dari pustakawan, staf pengajar, maupun pemerhati informasi dan pendidikan untuk menentukan standart kompetensi yang sebaiknya dicapai mahasiswa. Hasil dari pertemuan tersebut disesuaikan dengan budaya peserta pertemuan, tuntutan terkini serta gap kebutuhan, dan diterapkan di berbagai perguruan tinggi sebagai pedoman yang mengarahkan capaian dan peningkatan kemampuan informasi mahasiswa, seperti standart ACRL yang dikeluarkan oleh ALA di Amerika, dan empowering eight di Asia. Peningkatan kemampuan literasi informasi mahasiswa saat ini semakin ditekankan oleh pustakawan. Peningkatan dilakukan dengan berbagai metode, baik yang berkelanjutan seperti pelatihan maupun yang bersifat sekali pertemuan

3 3 seperti seminar. Peningkatan oleh pustakawan merupakan sebuah tanggapan karena kebutuhan tersebut belum sepenuhnya dipahami oleh pihak pengajar. Prakteknya masih banyak pengajar yang belum memahami literasi informasi secara mendetail atau masih dalam tahap konsep umum (Benjes-Small, Ackermann, & Tapp, 2006). Kurangnya pemahaman dari pihak pengajar ataupun administrator memunculkan hambatan utama bagi pustakawan dalam peningkatan kemampuan literasi mahasiswa (Schofield, 2012). Anggapan di kalangan pendidikan tinggi yang ada saat ini adalah mahasiswa mampu menyesuaikan dengan lingkungan informasi secara mandiri, sementara beberapa hasil investigasi terdahulu menyatakan mahasiswa membutuhkan pendampingan informasi (Benjes-Small, Ackermann, & Tapp, 2006). Mahasiswa yang belum memahami dengan baik dan mengalami kebingungan informasi seringkali berakibat fatal, yakni melakukan tindakan kecurangan akademis. Peningkatan kemampuan literasi informasi mahasiswa mendorong pustakawan menemukan peranan baru. Pergeseran peran pustakawan diperlukan dari yang reaktif menuju ke proaktif, dengan berbagai kombinasi strategi untuk menumbuhkan kesadaran akan krisis academic integrity di pendidikan tinggi dan kompetensi yang diperlukan (Kloda & Nicholson, 2005). Perkembangan teknologi akan membuat mahasiswa semakin canggih, sehingga hal tersebut berdampak pada pustakawan (Reichel & Rader, 1991). Pustakawan dalam peran barunya sebagai pengelola informasi dituntut untuk lebih memahami database, atau hal lainnya yang berkaitan dengan sumber informasi dan melakukan kontrol akses ke informasi yang berkualitas. Pustakawan pada saatnya akan tiba pada tugas

4 4 barunya, yakni memetakan bagian yang membingungkan dari media informasi, mengajarkan kriteria dalam menyeleksi aplikasi media, mengawali dan memperkenalkan kepada mahasiswa tentang komponen siklus produksi dan distribusi informasi. Pustakawan dalam perannya bukan hanya sebagai penjaga buku, tetapi dituntut mengelola informasi dan mengajari patronnya. Tuntutan yang belum sepenuhnya dilaksanakan oleh pustakawan. Hal ini terjadi karena pengajaran literasi informasi yang dilakukan oleh pustakawan sampai saat ini belum sepenuhnya dapat diterima oleh pihak fakultas, mengingat pustakawan bukanlah staf pengajar. Pelatihan dengan nama literasi informasi juga berpotensi membuat pihak pengajar tidak nyaman, karena istilah literasi informasi identik dengan domain perpustakaan (Franklin, 2013). Padahal apabila dilihat dari tujuannya, merupakan tanggungjawab dari seluruh pihak dalam sebuah perguruan tinggi. Hal tersebut menempatkan pustakawan dalam posisi yang canggung (Benjes-Small, Ackermann, & Tapp, 2006). Posisi pustakawan sebenarnya strategis dan unik. Pustakawan dalam perannya menjadi penghubung antara informasi, sumber informasi dan penggunaan strategi pencarian dengan komponen pendidikan tinggi (Kloda & Nicholson, 2005). Pustakawan dalam peranannya menjadi media yang memfasilitasi pelatihan, karena kedalaman ilmu pada bidang-bidang khusus mahasiswa yang berbeda antara satu prodi dengan prodi lainnya. Hal tersebut menjadi alasan, bahwa penilaian aplikasi mahasiswa dari hasil pelatihan akan sesuai apabila dilakukan oleh pihak fakultas (Franklin, 2013). Pelatihan yang dilakukan oleh

5 5 pustakawan dianggap sebagai langkah awal untuk mengenalkan literasi informasi kepada mahasiswa. Pelatihan dalam beberapa kasus dilakukan diawal mahasiswa masuk, dengan tujuan pengenalan lebih dini. Pelatihan diperdalam dengan praktek dalam perkuliahan, dengan pengajar sebagai evaluator dan pendorong peningkatan kompetensi. Dengan demikian pustakawan berperan sebagai inisiator literasi informasi. Pentingnya pengenalan literasi informasi mendorong pustakawan semakin aktif mengadakan pelatihan. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh hasil usaha pelatihan literasi informasi yang diupayakan pustakawan menunjukkan perbedaan pada tingkat kemampuan mahasiswa. Mahasiswa yang ikut pelatihan secara signifikan menunjukkan perbedaan kemampuan dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak mengikuti pelatihan literasi informasi (Iman, 2013). Mahasiswa yang mengikuti pelatihan literasi informasi lebih aktif menemukan dan menggunakan sumber informasi yang relevan dengan kebutuhannya (Eskola dalam Iman, 2013). Mahasiswa yang mengikuti pelatihan literasi informasi memiliki tingkat literate yang lebih baik (Samosir, 2014). Mahasiswa yang ikut serta pelatihan lebih mampu meng-eksplore keberlimpahan informasi. Pelatihan literasi informasi juga membantu mahasiswa dalam menyusun tugas ilmiah atau tugas akhir (Nurtiar, 2012). Pelatihan literasi dilakukan pustakawan dengan berbagai konsep, baik mandiri maupun kolaborasi. Kolaborasi dengan fakultas dilakukan dengan pendekatan penggabungan pelatihan dalam kurikulum tertentu (Barnard, Nash, & O'Brien, 2005). Kolaborasi tersebut dilaksanakan menggunakan pendekatan

6 6 pembelajaran seperti pembelajaran secara umum, yakni menuntut perubahan paradigma berdasarkan bahan pembelajaran, penelitian mahasiswa, proses pembelajaran dengan basis masalah. Penggunaan metode pengajaran secara umum bertujuan agar pelatihan literasi yang masih baru dapat diterima dengan baik oleh mahasiswa tanpa mengurangi arti pentingnya literasi informasi. Pelatihan literasi informasi yang dilaksanakan oleh pustakawan memunculkan kebijakan baru di berbagai negara, sesuai dengan karateristik lembaga induk dan perpustakaan yang berkaitan. Ide pembelajaran seumur hidup dan pentingnya literasi informasi menciptakan terobosan kebijakan dan program dalam universitas di Australia (Barnard, Nash, & O'Brien, 2005). Kebijakan tersebut antara lain dilaksanakannya penelitian yang berkaitan dengan upaya peningkatan kemampuan literasi informasi mahasiswa. Hasil dari penelitian dijadikan landasan kebijakan baru ditahap selanjutnya. Hasilnya menunjukkan pentingnya kolaborasi antara fakultas dan pustakawan dalam pelaksanaan pelatihan literasi informasi. Hasil ini didukung dengan isu rendahnya kemampuan dan munculnya kebingungan mahasiswa dalam akses informasi, kurangnya rasa percaya diri yang berdampak pada kemampuan dan perilaku informasi mahasiswa. Improvisasi kemampuan literasi informasi mahasiswa diperlukan, sehingga dilakukan perpaduan kurikulum dan pendekatan yang diterapkan di seluruh elemen universitas (Barnard, Nash, & O'Brien, 2005). Kebijakan tentang kegiatan literasi informasi juga terjadi di Amerika Serikat. Di New York, berbagai program peningkatan kompetensi literasi informasi dilakukan oleh pustakawan. Program tersebut sebagai dampak dari

7 7 peningkatan akses informasi dengan menggunakan teknologi baru yang mengarahkan paradigma informasi. Hal tersebut memberikan tekanan dan membingungkan pustakawan, bahwa computer age juga mempersulit pustakawan. Tekanan yang ada mendorong penerapan kebijakan peran baru pustakawan, menentukan hubungan kerjasama dengan bagian administrasi yang bersimpatik dengan usaha tersebut (Adler, 2003). Sama halnya di Alabama, kesadaran banjir informasi yang memerlukan kesiapan penggunanya, mendorong perpustakaan mengambil misi pengajaran literasi informasi. Hal tersebut ditekankan, khususnya dengan rendahnya kesadaran instruktur terhadap kebijakan nasional tentang penerapan literasi informasi (Everett, 2010). Potret yang sama juga terjadi di Asia, seperti halnya di Taiwan. Teknologi informasi dan pembelajaran berbasis web berdampak pada kebijakan layanan perpustakaan. Pustakawan berperan bukan hanya sebagai master teknologi informasi, tetapi juga berperan sebagai pendidik atau fasilitator untuk mengajari dan membantu peningkatan kemampuan teknologi informasi. Hal tersebut memberikan tekanan bagi pustakawan untuk berperan aktif pada peran instruksional, pedagogi dan teknik pada pembelajaran berbasis web, meskipun peran tersebut tidak selalu diterima oleh fakultas atau administrator universitas (Sun, Chen, Tseng, & Tsai, 2011). Khusus gambaran kebijakan pelatihan literasi informasi di Indonesia, beberapa perpustakaan telah melaksanakan pelatihan bagi mahasiswa. Perpustakaan yang telah melaksanakan pelatihan literasi informasi antara lain Universitas Indonesia sejak tahun 2007, Pelita Harapan sejak tahun

8 8 2011, Unika Atmajaya Jakarta sejak tahun 2007 dengan program IT4U (Information Technology for You). Gambaran pelatihan literasi informasi pendidikan tinggi di Indonesia masih sangat minim. Pelatihan literasi informasi awalnya dilakukan bagi pustakawan, dipersiapkan untuk memberikan pelatihan atau information literacy training of trainers (TOT). Hal ini dilakukan salah satunya oleh perpustakaan UPH dan Sekolah Pelita harapan (SPH) pada bulan Februari dan Juli tahun 2010, difasilitatori oleh Unika Atmajaya Jakarta dan UPH (UPH Media Relation, 2010). Selanjutnya, pustakawan melanjutkan pelatihan ke mahasiswa. Khusus di Yogyakarta sebagai kota pelajar, hasil dari pra penelitian ditemukan masih banyak perpustakaan perguruan tinggi yang belum melakukan pelatihan literasi informasi secara terintegrasi. Sebagian besar pelatihan masih dieksekusi berdasarkan inisiatif sebagian kecil pustakawan seperti di UMY, atau oleh perpustakaan fakultas, bukan perpustakaan universitas secara terintegrasi dengan seluruh fakultas. Sedangkan sebagian lagi, pustakawan belum melaksanakan pelatihan. Pelatihan bagi pengguna yang diadakan di perpustakaan masih menggunakan metode pendidikan konvensional yakni pendidikan pengguna untuk memperkenalkan perpustakaan secara fisik, koleksi dan penelusuran dengan menggunakan katalog yang telah tersedia, atau sering disebut dengan orientasi pengguna perpustakaan. Pelatihan literasi informasi di Yogyakarta sebenarnya telah dirintis sejak tahun Pelatihan diawali dengan pengenalan literasi informasi bagi pustakawan yang dilaksanakan di Universitas Kristen Duta Wacana. Pelatihan

9 9 dilanjutkan pada tahun 2008, dihadiri oleh 21 peserta dari 13 perguruan tinggi, yakni UAJY, UGM, UNNES, UK, Maranatha, UKSW, UII, UMY, AKAKOM, UIN, UPN, ISTA, ISI dan UKDW dengan fasilitator dari Unika Atmajaya Jakarta dan UKDW (Proboyekti, 2008). Dalam perjalanannya masih banyak perpustakaan yang belum mengeksekusi secara total sampai ke tingkat universitas, baik bagi mahasiswa maupun bagi staf pengajar. Perpustakaan universitas yang telah menjalankan kebijakan pelatihan literasi informasi di Yogyakarta adalah perpustakaan Universitas Atma Jaya. Pelatihan literasi informasi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta awalnya tidak diberikan kepada mahasiswa, hanya sebatas pendidikan pengguna dengan orientasi pengenalan fasilitas perpustakaan. Perkembangan sudut pandang manajemen perpustakaan akan pentingnya kompetensi informasi lebih dari sekedar mengetahui fasilitas dan menggunakan fasilitas, mendorong dilakukan peningkatan kompetensi kearah penggunaan informasi. Pelaksanaan pelatihan awalnya dilakukan dengan kolaborasi dari pihak pengembang jurnal internasional. Pihak pengembang diundang untuk memperkenalkan sumber informasi yang tersedia, cara mengakses serta pengoperasian database bagi mahasiswa dan pengajar. Pelatihan semakin dikembangkan karena tingkat kemampuan literasi informasi mahasiswa yang tidak sama, dan pemaknaan perpustakaan pada tingkat kemampuan literasi informasi mahasiswa berbeda satu sama lain. Seperti yang disampaikan oleh SA:

10 10 tetapi mindset di perpustakaan hanya menggunakan fasilitas-fasilitas itu ada pada mereka, ketika mereka diberi informasi ayo ke perpustakaan, ada jurnal ada mereka tidak tahu cara mengaksesnya bagaimana...bahwa tidak bisa seperti ini terus, mereka harus menguasai informasi caranya seperti apa tidak semua mahasiswa pinter, sehingga diperlukan pelatihan (wawancara SA, 02 September 2010). Kegiatan pelatihan di perpustakaan UAJY diberikan setelah mahasiswa mendapatkan library tour, yakni kegiatan pengenalan perpustakaan atau sering disebut dengan kegiatan pendidikan pemakai. Kegiatan literasi informasi di perpustakaan bersifat tidak wajib, tetapi dengan melihat kebutuhan kompetensi mahasiswa yang mendesak, beberapa fakultas mewajibkan mahasiswa yang menempuh mata kuliah metodologi untuk ikut serta disetiap sesinya. Meskipun demikian, mahasiswa di luar fakultas yang telah mewajibkan kegiatan pelatihan literasi informasi juga diberi kesempatan untuk mengajukan jadwal tersendiri. Akhirnya, permasalahan yang ditujukan dalam penelitian ini, dalam lingkungan pendidikan tinggi dalam negeri masih terbatas pelaksanaan pendampingan mahasiswa terkait peningkatan kompetensi literasi informasi oleh perpustakaan, khususnya pelatihan literasi informasi. Isu penting dalam penelitian ini terkait dengan keterlibatan dan upaya pustakawan dalam meningkatkan kompetensi literasi informasi secara aktif melalui pelatihan literasi informasi. Perpustakaan merespon perubahan lingkungan informasi dengan pelatihan literasi informasi yang telah berjalan dalam perpustakaan.

11 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, masalah yang dijadikan kajian dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah upaya Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta dalam menanggapi permasalahan dan tantangan perubahan lingkungan informasi dengan menggunakan pelatihan literasi informasi yang meliputi: Bagaimanakah pelatihan literasi informasi yang dilaksanakan oleh pustakawan di Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta? Apa sajakah yang mendukung ataupun menghambat proses pelatihan LI di Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi penerapan pelatihan literasi informasi dalam peningkatan kemampuan literasi informasi di Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta dilihat dari segi: Pelatihan literasi informasi oleh pihak perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta Hal-hal yang mendukung maupun menghambat berjalannya proses pelatihan literasi informasi di perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta

12 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan menghasilkan penemuan yang terbaik sehingga dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan layanan perpustakaan dalam menjawab perkembangan lingkungan informasi. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: Bagi pendidikan ilmu informasi dan perpustakaan, diharapkan hasil penelitian ini memberikan dorongan pengembangan kurikulum. Pustakawan di masa mendatang dipersiapkan bukan hanya mampu menangkap fenomena di lingkungan informasi, tetapi juga dipersiapkan untuk menjawab dan mampu memberikan tutorial terkait literasi informasi, dengan berbagai atribut yang melekat dalam informasi baik dari segi pengetahuan maupun teknis Bagi perpustakaan perguruan tinggi, hasil yang diperoleh diharapkan bukan hanya menjadi gambaran ataupun role model pelatihan literasi informasi, tetapi juga menjadi sudut pandang lain dalam mencari peran aktif perpustakaan untuk mendukung tri darma perguruan tinggi Bagi manajemen perguruan tinggi, memberikan gambaran lain untuk pembentukan kebijakan terkait peran pustakawan ataupun perpustakaan, serta tantangan mahasiswa dari segi akademis dan persiapan profesionalisme mahasiswa dalam perubahan lingkungan informasi Bagi staf pengajar, memberikan kesempatan lebih luas dalam kolaborasi mendampingi dan mempersiapkan kompetensi mahasiswa menghadapi lingkungan informasi dan tuntutan pendidikan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab VI akan dijabarkan kesimpulan dan saran penelitian. Saran penelitian dibagi menjadi saran praktis dan saran akademis yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan mutu lulusan guna memenuhi tuntutan pasar kerja internasional, (UI) mengembangkan kurikulum yang bernama Program Dasar Pendidikan Tinggi (PDPT).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi secara efektif yang disebut dengan literasi informasi. Literasi informasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi secara efektif yang disebut dengan literasi informasi. Literasi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan tinggi, informasi dibutuhkan sebagai pendukung atau penunjang kegiatan perkuliahan dan semacam fasilitas untuk belajar secara lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Urip Nurdiana, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Urip Nurdiana, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan terus berkembang, begitupun dengan keterampilan mengajar. Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat sudah seharusnya dipersiapkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini istilah teknologi tidak dapat dipisahkan dari perkembangan ilmu pengetahuan. Teknologi mempunyai peran yang sangat penting bagi kemajuan dalam dunia pengetahuan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 216 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pemaparan mengenai kesimpulan pada bagian ini dirumuskan sesuai dengan pertanyaan penelitian yang terdapat pada bab satu yang diuraian sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Informasi merupakan satu hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan karena dengan adanya informasi kita dapat mengambil keputusan secara tepat. Informasi berkembang

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 174 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah Perpustakaan ITS Surabaya dan Perpustakaan UK Petra Surabaya melakukan pemanfaatan fungsi ruang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan pada era globalisasi, kini informasi bisa semakin mudah untuk diakses. Salah satu cara aksesnya adalah dengan menggunakan media

Lebih terperinci

PERAN PUSTAKAWAN DI ERA INFORMASI

PERAN PUSTAKAWAN DI ERA INFORMASI ARTIKEL PERAN PUSTAKAWAN DI ERA INFORMASI Elok Setyorini, S.Sos* Abstrak Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan tempat layanan sumber informasi yang menunjang sukses tidaknya proses belajar mengajar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan unit pelaksana teknis (UPT) yang bersama -sama dengan unit lain

BAB I PENDAHULUAN. merupakan unit pelaksana teknis (UPT) yang bersama -sama dengan unit lain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan perguruan tinggi merupakan jantung sebuah universitas. Salah satu perpustakaan yang disoroti dalam perkembangannya yaitu perpustakaan perguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 dengan

Lebih terperinci

PENGUATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH. A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara Abstrak

PENGUATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH. A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara Abstrak PENGUATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara ridwan@library.usu.ac.id Abstrak Peran perpustakaan sekolah sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kondisi perpustakaan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Minat baca adalah keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi (gairah) untuk membaca. Minat baca dengan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA VISI PROGRAM STUDI Unggul dan terkemuka dalam pengembangan ilmu perpustakaan dan informasi berbasis keislaman

Lebih terperinci

Bergerak Bersama Menuju Profesionalisme Pustakawan. Anastasia Tri Susiati Pustakawan, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Bergerak Bersama Menuju Profesionalisme Pustakawan. Anastasia Tri Susiati Pustakawan, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Bergerak Bersama Menuju Profesionalisme Pustakawan Anastasia Tri Susiati Pustakawan, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Tuntutan kepada Perpustakaan Core business untuk perpustakaan: layanan dan koleksi.

Lebih terperinci

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA Muhammad Abdullah Al Muwahhid, 135410025 A. LATAR BELAKANG Berdasarkan undang undang

Lebih terperinci

Pendahuluan. Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1. Mohamad Aries 2

Pendahuluan. Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1. Mohamad Aries 2 Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1 Mohamad Aries 2 Pendahuluan Universitas Indonesia (UI) memiliki rencana strategi dalam dua hal. Meningkatkan kualitas pendidikan/pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini perkembangan informasi yang semakin cepat, menjadikan informasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kebutuhan masyarakat Indonesia.Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai pengaruh perubahan yang terjadi akibat reformasi menuntut perusahaan baik perusahaan swasta maupun pemerintah untuk mengadakan inovasi-inovasi guna

Lebih terperinci

EVALUASI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA

EVALUASI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA EVALUASI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA I Nyoman Aryana Putra 1, I Putu Suhartika 2, Ni Putu Premierita Haryanti 3 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam latar belakang ini, ada beberapa hal yang akan disampaikan penulis. hal tersebut terkait masalah yang diangkat. masalah atau isu yang diangkat tentunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mahasiswa sering menganggap dirinya mahir dalam mempergunakan teknologi-teknologi modern, tetapi beberapa diantaranya cenderung keliru dalam konteks akademis. Banyak mahasiswa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 21, manusia memasuki periode di mana teknologi informasi merambah ke hampir

BAB I PENDAHULUAN. 21, manusia memasuki periode di mana teknologi informasi merambah ke hampir 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran internet menandai babak baru sejarah manusia. Sekitar abad ke- 21, manusia memasuki periode di mana teknologi informasi merambah ke hampir seluruh aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana utama untuk memperoleh,menerapakan dan mengembangkan ipteks. Pendidikan termasuk kegiatan pembelajaran dan penanaman nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendeskripsikan ketertarikan peneliti dalam memilih judul Kemampuan Literasi

BAB I PENDAHULUAN. mendeskripsikan ketertarikan peneliti dalam memilih judul Kemampuan Literasi 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I adalah suatu bab yang disusun dalam konsep penulisan tesis yang mendeskripsikan ketertarikan peneliti dalam memilih judul Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa Pascasarjana (Studi

Lebih terperinci

Dyana Purwandini. NIP : Pendidikan Terakhir : S1 Ilmu Informasi & Perpustakaan Institusi : STIE Perbanas Surabaya Pustakawan

Dyana Purwandini. NIP : Pendidikan Terakhir : S1 Ilmu Informasi & Perpustakaan Institusi : STIE Perbanas Surabaya Pustakawan Dyana Purwandini NIP : 36090261 Pendidikan Terakhir : S1 Ilmu Informasi & Perpustakaan Institusi : STIE Perbanas Surabaya Pustakawan PENGALAMAN ORGANISASI Pengurus IPI JATIM, sebagai anggota komisi Pengabdian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada saat ini sudah sangatlah pesat. Telah tersediakan beragam layanan yang mendukung untuk perkembangan teknologi,

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KOLEKSI HASIL PENELITIAN DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI. Oleh : IKHWAN, S.Sos., MM. (Pustakawan Madya/IV/A)

PEMBERDAYAAN KOLEKSI HASIL PENELITIAN DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI. Oleh : IKHWAN, S.Sos., MM. (Pustakawan Madya/IV/A) PEMBERDAYAAN KOLEKSI HASIL PENELITIAN DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Oleh : 1. Pendahuluan IKHWAN, S.Sos., MM (Pustakawan Madya/IV/A) Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN BUDAYA BACA DAN MENULIS YANG UNGGUL DAN KREATIF

OPTIMALISASI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN BUDAYA BACA DAN MENULIS YANG UNGGUL DAN KREATIF OPTIMALISASI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN BUDAYA BACA DAN MENULIS YANG UNGGUL DAN KREATIF Bambang Hermanto Pustakawan Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN PROGRAM MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012-2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir di semua bidang termasuk salah satunya perpustakaan. Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. hampir di semua bidang termasuk salah satunya perpustakaan. Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini telah menyebar hampir di semua bidang termasuk salah satunya perpustakaan. Perpustakaan sebagai salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan wajah baru yang juga menyediakan berbagai macam ruang, area baca,

BAB I PENDAHULUAN. dengan wajah baru yang juga menyediakan berbagai macam ruang, area baca, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan perguruan tinggi saat ini tidak hanya berisi rak buku dan koleksi bahan pustaka namun telah banyak ditemui perpustakaan perguruan tinggi dengan wajah baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kemajuan ekonomi suatu negara memacu perkembangan bisnis dan mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan yang cukup tajam di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Promosi Dan Minat Baca Terhadap Kunjungan Pemustaka Ke Perpustakaan SD SALMAN AL FARISI Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Promosi Dan Minat Baca Terhadap Kunjungan Pemustaka Ke Perpustakaan SD SALMAN AL FARISI Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan adalah suatu lembaga tempat menyimpan, mengolah, mengelola dan merawat bahan pustaka baik berupa buku atau bahan pustaka lainnya. Unsurunsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pergeseran pandangan terhadap matematika akhir-akhir ini sudah hampir

BAB I PENDAHULUAN. Pergeseran pandangan terhadap matematika akhir-akhir ini sudah hampir 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergeseran pandangan terhadap matematika akhir-akhir ini sudah hampir terjadi di setiap negara, bahkan negara kita Indonesia. Dari pandangan awal bahwa matematika

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA 1. Bagaimanakah jumlah koleksi antara buku pelajaran (buku wajib) dengan buku penunjang? 2. Bagaimanakah jumlah koleksi antara buku fiksi dengan non fiksi? 3. Bagaimanakah perbandingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. koleksi digital beserta infrastruktur pendukungnya (Pendit, 2008:15).

BAB I PENDAHULUAN. koleksi digital beserta infrastruktur pendukungnya (Pendit, 2008:15). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena perpustakaan digital baru benar-benar hadir pada akhir 1990an. Setelah 10 tahun kemudian perpustakaan digital berada dalam tahap pengembangan. Pertumbuhan

Lebih terperinci

LITERASI INFORMASI DI PERGURUAN TINGGI

LITERASI INFORMASI DI PERGURUAN TINGGI LITERASI INFORMASI DI PERGURUAN TINGGI http://www.wla.lib.wi.us/waal/newsletter/211.html http://bunchlibrary.pbwiki.com/information+literacy+across+the+curriculum Literasi Informasi di Perguruan Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Optimalisasi pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) mutlak diperlukan untuk penataan manajemen sistem dan proses kerja dalam rangka pengembangan e- government. Teknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya.

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya. Jadi bukan ditentukan oleh canggihnya peralatan atau megahnya gedung, juga tidak tergantung

Lebih terperinci

PUSTAKAWAN BERKUALITAS TINGGI: Urgensi Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai fountain of Knowledge

PUSTAKAWAN BERKUALITAS TINGGI: Urgensi Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai fountain of Knowledge PUSTAKAWAN BERKUALITAS TINGGI: Urgensi Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai fountain of Knowledge Purwani Istiana Pustakawan Perpustakaan Fakultas Geografi UGM nina@ugm.ac.id Abstrak Perpustakaan perguruan

Lebih terperinci

Information Literacy Kunci Sukses Pembelajaran Di Era Informasi. Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Information Literacy Kunci Sukses Pembelajaran Di Era Informasi. Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Information Literacy Kunci Sukses Pembelajaran Di Era Informasi Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Abstrak Pembelajaran di abad informasi menyebabkan terjadinya pergeseran fokus dari

Lebih terperinci

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Sejarah Kurikulum Prodi Teknik Informatika Hingga saat ini, Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN 2007-2012 Jakarta 2007 DAFTAR ISI Hal Judul i Daftar Isi.. ii Kata Pengantar.. iii Keputusan Senat Unika Atma Jaya... iv A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak globalisasi adalah perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information and Communication

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak globalisasi adalah perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information and Communication 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perubahan paradigma masyarakat dari lokal menjadi global. Masyarakat awalnya hanya berinteraksi dalam suatu kelompok tertentu, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh PT Aetra Air Jakarta dengan mengacu pada kerangka kerja COBIT 4.1.

BAB I PENDAHULUAN. oleh PT Aetra Air Jakarta dengan mengacu pada kerangka kerja COBIT 4.1. 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini akan dijelaskan latar belakang yang mendasari munculnya ide audit kinerja sistem informasi manajemen pelanggan yang sudah diterapkan oleh PT Aetra Air Jakarta dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan untuk menunjang kebutuhan-kebutuhan perusahaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan untuk menunjang kebutuhan-kebutuhan perusahaan agar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era teknologi ini, tentunya peran sistem informasi dan internet banyak digunakan untuk menunjang kebutuhan-kebutuhan perusahaan agar dapat bersaing. Tetapi sistem

Lebih terperinci

PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DALAM ERA GLOBALISASI INFORMASI

PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DALAM ERA GLOBALISASI INFORMASI PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DALAM ERA GLOBALISASI INFORMASI A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Perpustakaan perguruan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENERAPAN LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 PADANG

OPTIMALISASI PENERAPAN LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 PADANG OPTIMALISASI PENERAPAN LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 PADANG Meuthia Septiana 1, Marlini 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang email:

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM : INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK

PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM : INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM 2013-2016: INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK Oleh : Maryatun Pustakawan Universitas Gadjah Mada E-mail : maryatun@ugm.ac.id Abstrak Era global salah satunya ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika yang disusun dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan sebagai tolok ukur dalam upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi (Depdiknas, 2006). Pendidikan IPA memiliki potensi yang besar

BAB I PENDAHULUAN. teknologi (Depdiknas, 2006). Pendidikan IPA memiliki potensi yang besar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai bagian dari pendidikan pada umumnya berperan penting untuk menyiapkan peserta didik yang mampu berpikir kritis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan zaman menjadi salah satu faktor munculnya teknologi baru dalam segala bidang. Beberapa teknologi dibuat karena adanya

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KETRAMPILAN LITERASI INFORMASI BAGI GURU-GURU SMP (INFORMATION LITERACY)

PEMANFAATAN KETRAMPILAN LITERASI INFORMASI BAGI GURU-GURU SMP (INFORMATION LITERACY) PEMANFAATAN KETRAMPILAN LITERASI INFORMASI BAGI GURU-GURU SMP (INFORMATION LITERACY) (Studi di SMP Negeri 1 Jatiagung Lampung Selatan) Oleh: Sugiyanta Sugianta61@ymail.com ABSTRAK Sumber daya manusia dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini perkembangan ilmu pengetahuan sangat dipengaruhi oleh teknologi. Kemajuan teknologi yang didukung oleh jaringan internet memudahkan dalam

Lebih terperinci

STANDAR SUASANA AKADEMIK. Visi : Kementerian Kesehatan Surakarta

STANDAR SUASANA AKADEMIK. Visi : Kementerian Kesehatan Surakarta STD-SPM.Pol//26/26 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta Visi : Misi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif dan bertaraf internasional tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu-ilmu dasar (basic science) yang perlu diberikan pada siswa. Hal ini tak lepas dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perubahan pada sendi-sendinya. Salah satu bidang yang juga mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perubahan pada sendi-sendinya. Salah satu bidang yang juga mengalami perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia memasuki era baru yang sangat spektakuler dan sering kita dengar dengan sebutan globalisasi. Era tersebut ditandai dengan adanya sebuah ketergantungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini permasalahan pendidikan merupakan permasalahan yang. merupakan bagian dari upaya membangun karakter dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini permasalahan pendidikan merupakan permasalahan yang. merupakan bagian dari upaya membangun karakter dan budaya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini permasalahan pendidikan merupakan permasalahan yang sangat kompleks, karena diperlukan adanya partisipasi dari masyarakat. Pendidikan juga tidak bisa

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem Informasi saat ini semakin banyak diminati dan dibutuhkan oleh manusia. Semakin banyak orang yang mengenal dunia IT, semakin banyak pula orang yang memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di sekolah baik di tingkat SD, SLTP maupun SLTA. Di tingkatan sekolah dasar dan lanjutan tingkat pertama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012.

BAB I PENDAHULUAN. tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan paradigma dunia tentang makna pendidikan, pendidikan dihadapkan pada sejumlah tantangan yang semakin berat. Pendidikan di Indonesia masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan merupakan suatu lembaga yang berfungsi sebagai pusat penghimpun, pengolah dan penyebaran informasi. Pengelolaan perpustakaan pada masa kini semakin menuntut

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan Dalam bab I ini akan dijelaskan latar belakang yang mendasari munculnya ide pembuatan rancangan IT Governance dengan mengacu pada kerangka kerja COBIT. Disamping itu akan dibahas juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan pada dewasa ini telah berkembang sedemikian pesatnya. Perkembangan perpustakaan dalam beberapa dasawarsa ini telah banyak dipengaruhi oleh perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masitoh Hamdayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masitoh Hamdayani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang penelitian yang melatar-belakangi dilakukannya penelitian, perumusan masalah yang merupakan pertanyaan penelitian yang akan dicari jawabannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan perubahan sehingga mampu mengikuti perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan perubahan sehingga mampu mengikuti perkembangan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut masyarakat untuk melakukan perubahan sehingga mampu mengikuti perkembangan zaman. Peran pengetahuan sangat

Lebih terperinci

Unit Kerja : Fakultas Psikologi Tahun : 2017

Unit Kerja : Fakultas Psikologi Tahun : 2017 Unit Kerja : Fakultas Psikologi Tahun : 2017 I Layanan Pendidikan Persentase mahasiswa lulus tepat waktu 1 Penerimaan Mahasiswa aru URIN 1.1 Promosi Program Studi S2 Sains, S2 Profesi dan S3 pril, 1.2

Lebih terperinci

pada peran SDM yang ada di dalamnya.

pada peran SDM yang ada di dalamnya. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia memiliki banyak tujuan hidup di mana tujuan hidup itu menjadi kebutuhan, sehingga kebutuhan tersebut akan selalu diperjuangkan. Ketika kebutuhan masih sederhana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat terasa perubahan akibat pengaruh globalisasi tersebut. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. sangat terasa perubahan akibat pengaruh globalisasi tersebut. Dalam era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan era globalisasi yang begitu pesat, membuat seluruh aspek kehidupan terkena imbasnya. Begitupun dalam bidang pendidikan sangat terasa perubahan

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia

Australia Awards Indonesia Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Kepemimpinan Organisasi dan Praktek-praktek Manajemen untuk Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD) Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan rekreasi dengan menyediakan berbagai macam informasi yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan rekreasi dengan menyediakan berbagai macam informasi yang sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan merupakan salah satu unit dalam suatu lembaga yang memiliki peran untuk mendukung kegiatan pembelajaran, penelitian, publikasi dan rekreasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perguruan tinggi adalah lembaga pendidikan tinggi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perguruan tinggi adalah lembaga pendidikan tinggi yang berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perguruan tinggi adalah lembaga pendidikan tinggi yang berperan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menyebarkan pengetahuan ke masyarakat. Peran

Lebih terperinci

4.5 PRODI INFORMATIKA

4.5 PRODI INFORMATIKA 4.5 PRODI INFORMATIKA 4.5.1 Visi Prodi Informatika Menjadi pusat pendidikan dan penelitian dalam bidang informatika dan komputer yang unggul secara nasional dan dikenal secara internasional pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHUL

BAB I PENDAHULUAN PENDAHUL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Paradigma baru telah mengantarkan perguruan tinggi (PT) pada orientasi persaingan, bukan hanya sekedar pada level nasional, tapi orientasi persaingan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam beberapa dekade terakhir berjalan sangat cepat sejalan dengan perkembangan teknologi telekomunikasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik Industri muncul sebagai suatu disiplin ilmu keteknikan yang baru adalah karena hasil dari revolusi industri dan dibarengi dengan kebutuhan akan seorang

Lebih terperinci

Assalaamu alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Assalaamu alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PADA SEMINAR PERPUSTAKAAN SEKOLAH INDONESIA TANGGAL 19 DAN 20 SEPTEMBER 2006 Jakarta, 19 September 2006 Yth. Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga

Lebih terperinci

KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN IPB 1

KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN IPB 1 KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI Pendahuluan LINGKUNGAN IPB 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2 Institut Pertanian Bogor (IPB) adalah salah satu universitas terkemuka di Indonesia. IPB mempunyai tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan IPA di sekolah dirumuskan dalam bentuk pengembangan individu-individu yang literate terhadap sains.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. koleksi buku adalah syarat mutlak untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan

BAB II KAJIAN TEORETIS. koleksi buku adalah syarat mutlak untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Pengertian Perpustakaan Sekolah Perpustakaan adalah pusat interaksi siswa dengan buku, sehingga perpustakaan sangat penting dalam proses belajar. Kenyamanan dan kelengkapan

Lebih terperinci

2016 STUDI EVALUATIF IMPLEMENTASI E-TRAINING DI PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL DAN INFORMAL REGIONAL I BANDUNG

2016 STUDI EVALUATIF IMPLEMENTASI E-TRAINING DI PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL DAN INFORMAL REGIONAL I BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan tonggak kekuatan suatu bangsa, bangsa yang kuat adalah bangsa yang memiliki kualitas pendidikan yang bagus. Seiring berkembangnya zaman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional selain matematika dan bahasa Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Anwar pada tahun 2009 dalam makalahnya yang berjudul Sistem Informasi Akademik Online Sebagai Penunjang Sistem Perkuliahan mengatakan bahwa dalam melayani terlaksananya sistem proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. tidak dapat secara mudah jika hanya dilihat dengan hal-hal terkait yang

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. tidak dapat secara mudah jika hanya dilihat dengan hal-hal terkait yang BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Citra yang dibentuk oleh perpustakaan di kalangan masyarakat tidak dapat secara mudah jika hanya dilihat dengan hal-hal terkait yang telah dilakukan oleh perpustakaan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (McLeod, 2004). Jerry Fith gerald dalam Jogiyanto (2006) juga

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBINAAN MINAT BACA DI PERGURUAN TINGGI OLEH IKHWAN,S.Sos.,M.M (PUSTAKAWAN MADYA UNRAM)

STRATEGI PEMBINAAN MINAT BACA DI PERGURUAN TINGGI OLEH IKHWAN,S.Sos.,M.M (PUSTAKAWAN MADYA UNRAM) STRATEGI PEMBINAAN MINAT BACA DI PERGURUAN TINGGI OLEH IKHWAN,S.Sos.,M.M (PUSTAKAWAN MADYA UNRAM) A. PENDAHULUAN Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 55

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kreasi pengetahuan..., Jennar Kiansantang, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kreasi pengetahuan..., Jennar Kiansantang, FIB UI, 2009 1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang pemilihan topik, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan metode penelitian dan pengumpulan data, dan sistematika

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN IDEAL: Di Tinjau Dari Berbagai Aspek pendukungnya

PERPUSTAKAAN IDEAL: Di Tinjau Dari Berbagai Aspek pendukungnya PERPUSTAKAAN IDEAL: Di Tinjau Dari Berbagai Aspek pendukungnya Perpustakaan ideal adalah perpustakaan yang diorientasikan kepada kepentingan pemustaka. "Perpustakaan harus bisa memuaskan rasa ingin tahu

Lebih terperinci

Kurikulum Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

Kurikulum Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Kurikulum 2010-2014 Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Model Penyusunan Kurikulum Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman saat ini semakin pesat dan canggih. Hal ini ditandai dengan persaingan di segala bidang yang semakin ketat, tak terkecuali dalam dunia pendidikan.

Lebih terperinci

Library Move On: Proud being a Professional in Library and Information Field

Library Move On: Proud being a Professional in Library and Information Field Library Move On: Proud being a Professional in Library and Information Field Hanna Chaterina George Association of Indonesian School Information Professionals (APISI) hanna@apisi.org Tujuan Ide dan gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan atas dasar prestasi dan kinerjanya. dengan meningkatkan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan sebagai guru.

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan atas dasar prestasi dan kinerjanya. dengan meningkatkan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan sebagai guru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diterbitkannya Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah suatu bukti pengakuan terhadap peningkatan profesionalitas pekerjaan guru dan

Lebih terperinci

Promosi Jasa Pelayanan Referensi Di Perpustakaan

Promosi Jasa Pelayanan Referensi Di Perpustakaan Promosi Jasa Pelayanan Referensi Di Perpustakaan Pendahuluan Dewasa ini berbagai lembaga atau institusi, baik pemerintah maupun swasta berlomba-lomba untuk memperbaiki sistem kerja dan kinerjanya. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Herman S. Wattimena,2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Herman S. Wattimena,2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembelajaran dalam pendidikan sains seperti yang diungkapkan Millar (2004b) yaitu untuk membantu peserta didik mengembangkan pemahamannya tentang pengetahuan

Lebih terperinci

Kurikulum Berbasis TIK

Kurikulum Berbasis TIK PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus, bahkan dewasa ini berlangsung dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun, bulan, atau hari, melainkan jam, bahkan menit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang diselenggarakan oleh sekolah, dikelola, sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama mendukung terlaksananya

Lebih terperinci