BUDAYA LITERASI INFORMASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENULIS KARYA ILMIAH
|
|
- Budi Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BUDAYA LITERASI INFORMASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENULIS KARYA ILMIAH Riskha Arfiyanti Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon Abstrak Pendidikan pada abad ke-21 menuntut mahasiswa menguasai berbagai keterampilan. Apalagi, pada abad ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat. Berbagai sumber informasi dapat diakses dengan cepat. Mahasiswa perlu menguasai keterampilan dalam memperoleh, memilih, mengevaluasi, dan mengolah beragam informasi dari berbagai sumber pembelajaran tersebut dengan kritis. Keterampilan literasi informasi dan kemampuan berpikir kritis ini sangat diperlukan mahasiswa agar dapat memilah secara cerdas beragam informasi dari berbagai sumber pembelajaran yang tidak lagi terbatas pada sumber tercetak, tetapi juga elektronik. Budaya literasi informasi dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dapat ditumbuhkan melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam menulis karya ilmiah. Hal ini disebabkan sintaks dalam pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa berpikir kritis dalam mencari, memilih, menilai, menggunakan serta menyajikan sumber informasi sebagai wujud keterampilan literasi informasi untuk menunjang penulisan karya ilmiahnya. Kata kunci: literasi informasi, berpikir kritis, pembelajaran berbasis masalah, karya ilmiah A. Pendahuluan Abad 21 ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan pada abad ini menuntut mahasiswa menguasai berbagai keterampilan. Oberg (dalam Iriantara, 2009, hlm. 5) mengungkapkan bahwa perkembangan ilmu Riskha Arfiyanti: Budaya Literasi Informasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui... 1
2 pengetahuan dan teknologi melahirkan tantangan yang menuntut manusia memiliki kemampuan literasi lain, di luar melek huruf. Perkembangan ini mengakibatkan definisi dan makna literasi sudah berubah dan akan terus berubah. Oleh karena itu, muncul istilah literasi lain di luar kemampuan membaca dan menulis, seperti literasi media, literasi teknologi, dan literasi informasi. Di era teknologi, informasi, dan komunikasi yang berkembang dengan pesat tuntutan terhadap kemampuan literasi informasi semakin penting dan mendesak. Banyaknya informasi yang tersedia dalam berbagai bentuk mengharuskan individu terampil memilih dan menggunakan informasi secara efektif. Berbagai informasi dari berbagai sumber tersedia bukan hanya dalam bentuk tercetak, melainkan juga elektronik. Bahkan, dapat dipastikan ketersediaan sumber elektronik melebihi sumber tercetak. Oleh karena itu, sumber elektronik dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. 2 Budaya Literasi Informasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Implementasi...
3 Penguasaan literasi informasi sangat diperlukan dan menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran. Kemudahan mengakses berbagai sumber informasi dalam bentuk elektronik tersebut mengharuskan mahasiswa juga memiliki kemampuan berpikir kritis untuk memilih, memilah, dan menilai informasi. Dengan kemampuan literasi informasi dan berpikir kritis, mahasiswa dapat menentukan bahwa informasi yang diperoleh tersebut merupakan informasi yang penting, diperlukan, dan dapat dimanfaatkan, terutama dapat menambah cakrawala pengetahuan. Budaya literasi informasi dan kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan dalam pembelajaran, salah satunya dalam pembelajaran menulis karya ilmiah. Karya ilmiah merupakan salah satu keterampilan menulis yang harus dikuasai mahasiswa. Bentuk karya tulis ilmiah dapat berupa makalah, skripsi, tesis, atau disertasi. Karya tulis ilmiah merupakan bukti autentik penguasaan mahasiswa akan ilmu yang diperolehnya. Bahkan, karya tulis Riskha Arfiyanti: Budaya Literasi Informasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui... 3
4 berbentuk skripsi, tesis, atau disertasi menjadi satu syarat bagi mahasiwa dalam menyelesaikan studi. Dalam pembelajaran menulis karya ilmiah diperlukan model yang dapat menumbuhkan keterampilan literasi informasi dan berpikir kritis. Model pembelajaran tersebut yaitu model pembelajaran berbasis masalah. Pada pembelajaran berbasis masalah mahasiswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya. Kemudian informasi dianalisis sehingga diperoleh solusi untuk setiap permasalahan yang ada. Pada proses pencarian informasilah diperlukan keterampilan literasi informasi dan berpikir kritis. B. Pembahasan 1. Literasi Informasi Literasi secara sederhana terbatas pada kemampuan membaca dan menulis. Namun kini, makna literasi ini menjadi luas. Oleh karena itu, keterampilan mahasiswa juga harus dikembangkan bukan hanya mencakup kemampuan membaca 4 Budaya Literasi Informasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Implementasi...
5 dan menulis, melainkan juga harus menguasai berbagai keterampilan literasi, salah satunya literasi informasi. Literasi informasi dibutuhkan dalam era digital karena seperti yang kita ketahui informasi bukan hanya disajikan dalam format tercetak, melainkan juga dalam bentuk elektronik. Literasi informasi merupakan kemampuan mencari, menentukan, menganalisis, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif. American Library Associaton (ALA, 2000, hlm 2) mendefinisikan literasi sebagai, information literacy is a set of abilities requiring individuals to recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effectively the needed information. Literasi informasi adalah serangkaian kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menyadari kapan informasi dibutuhkan dan memiliki kemampuan untuk mencari, mengevaluasi, dan menggunakan, informasi secara efektif. Adapun Riedling (2007, hlm. 9) mengidentifikasi 3 standar literasi informasi bagi pembelajar. Pembelajar yang Riskha Arfiyanti: Budaya Literasi Informasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui... 5
6 melek informasi menurut Riedling, yaitu 1) dapat mengakses informasi secara efisien dan efektif; 2) dapat mengevaluasi informasi secara kritis dan kompeten; 3) dapat menggunakan informasi secara akurat dan kreatif. Dari standar ini, dapat disimpulkan bahwa individu yang melek informasi harus memiliki kemampuan berpikir kritis. 2. Kemampuan Berpikir Kritis Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk menganalisis dan menilai sesuatu secara bijaksana dengan penuh pertimbangan. Mahasiswa harus memiliki kemampuan ini agar dapat memilih dan memilah setiap informasi yang diperlukan. Kemampuan berpikir kritis, menurut Kuswarno (2013, hlm. 21), meliputi pengamatan, interpretasi, analisis, kesimpulan, evaluasi, penjelasan, metakognisi. Menurut Beyer (dalam Hassoubah, 2008, hlm. 92) keterampilan berpikir kritis meliputi kemampuan: 1) menentukan kredibilitas sumber, 2) membedakan antara relevan dari yang tidak relevan, 3) membedakan fakta dari penilaian, 4) mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang 6 Budaya Literasi Informasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Implementasi...
7 tidak terucapkan, 5) mengidentifikasi bias yang ada, 6) mengidentifikasi sudut pandang, dan 7) mengevaluasi bukti yang ditawarkan untuk mendukung pengakuan. Dalam mengembangkan berpikir kritis, langkahlangkah berikut menurut Sihotang, dkk. (2012, hlm. 7) perlu dilakukan. 1) Mengenali masalah. Pengenalan terhadap masalah merupakan langkah pertama untuk menunjukkan berpikir kritis. 2) Menemukan cara-cara untuk menangani masalah. 3) Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan untuk penyelesaian masalah. 4) Mengenal asumsi dan nilai yang tidak dinyatakan. 5) Menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas. 6) Mengevaluasi data dan menilai fakta serta pernyataan-pernyataan. 7) Mencermati adanya hubungan logis antara masalah dengan jawaban yang diberikan. 8) Menarik kesimpulan atau pendapat tentang isu atau persoalan. 3. Pembelajaran Berbasis Masalah Sesuai dengan namanya, tentu saja pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai fokus utama pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu Riskha Arfiyanti: Budaya Literasi Informasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui... 7
8 pembelajaran yang menuntut aktivitas mental mahasiswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran. Masalah yang disajikan pada mahasiswa merupakan masalah kehidupan sehari-hari (kontekstual). Menurut Tan ( dalam Rusman, 2014, hlm. 229), pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir mahasiswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga mahasiswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Dalam abad ke-21 ini model pembelajaran berbasis masalah tepat digunakan untuk pembelajaran yang menuntut keterampilan berpikir mahasiswa. Prinsip utama pembelajaran berbasis masalah adalah penggunaan masalah nyata sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, 8 Budaya Literasi Informasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Implementasi...
9 keterampilan menyelesaikan masalah, serta mengembangkan pengetahuan. Masalah nyata merupakan masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat langsung apabila diselesaikan (Priyatni, 2014, hlm. 113). Sanjaya (2010, hlm. 214) mengemukakan 3 ciri utama strategi pembelajaran berbasis masalah, yaitu 1) merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, 2) aktivitas diarahkan untuk menyelesaikan masalah, 3) pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Aktivitas, pemecahan masalah, dan pendekatan ilmiah harus tampak dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah. Ibrahim dan Nur (2000) serta Ismail (2002) (dalam Rusman, 2014, hlm. 243) mengemukakan sintaks pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut. Tabel 1 Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah No Indikator Tingkah Laku Dosen 1 Orientasi mahasiswa pada Menjelaskan tujuan pembelajaran, masalah menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi mahasiswa terlibat dalam pada aktivitas pemecahan masalah 2 Mengorganisasi Membantu mahasiswa mendefinisikan Riskha Arfiyanti: Budaya Literasi Informasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui... 9
10 mahasiswa untuk belajar 3 Membimbing pengalaman individual/kelompok 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut Mendorong mahasiswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah Membantu mahasiswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya Membantu mahasiswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan. 4. Karya Ilmiah Karya tulis merupakan suatu bentuk ekspresi seseorang berupa hasil pemikiran, gagasan, ide yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Namun, tidak semua karya tulis disebut karya ilmiah. Kusmana (2012, hlm. 2) mengemukakan bahwa suatu karya tulis dikatakan ilmiah jika mengupas dan mempermasalahkan pengetahuan; menerapkan kebenaran ilmiah dan disajikan dengan metode ilmiah; serta menggunakan bentuk dan bahasa ilmiah. Sementara itu, Suyitno (2013, hlm. 8) mendefinisikan karya ilmiah sebagai 10 Budaya Literasi Informasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Implementasi...
11 produk yang disusun secara terencana, sistematis, dan mengikuti prosedur atau tahap ilmiah. Gagasan yang disajikan dalam karya ilmiah harus berdasarkan fakta. Fakta tersebut diambil dari sumber yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, mahasiswa harus memiliki kemampuan berpikir kritis dan kemampuan literasi informasi dalam menentukan informasi yang diperoleh untuk bahan tulisannya apakah benar-benar berupa fakta atau sekadar opini. Karya tulis ilmiah terdiri atas beberapa jenis. Bentuk karya tulis ilmiah meliputi artikel (ilmiah populer), makalah, laporan penelitian (laporan penelitian lapangan dan kajian pustaka), buku, dan laporan penyelesaian studi (Kusmana, 2012, hlm. 87). Setiap karya tulis tersebut memiliki karakteristik dan struktur tertentu yang membedakan dengan karya tulis lainnya. Pemahaman dan penguasaan terhadap seluk-beluk karya ilmiah akan dapat menghasilkan tulisan yang bernas, berkualitas, dan dapat dipertanggungjawabkan, terutama dari segi keilmuan. Riskha Arfiyanti: Budaya Literasi Informasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui... 11
12 5. Budaya Literasi Informasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Menulis Karya Ilmiah Literasi informasi dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dapat dikembangkan dan dibudayakan melalui rangkaian aktivitas pembelajaran berbasis masalah dalam menulis karya ilmiah. Berikut sintaks pembelajaran tersebut. a. Fase 1: Dosen mengorientasikan mahasiswa pada masalah 1) Dosen menyampaikan tujuan pembelajaran menulis dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. 2) Dosen menyiapkan berbagai sumber bacaan yang berkaitan dengan pembelajaran yang akan dilakukan, terutama pada saat merumuskan masalah. Kegiatan tersebut, misalnya membaca buku, koran, menyaksikan film. 3) Mahasiswa mengamati fenomena yang terjadi sebagai bahan tulisan. Misalnya mahasiswa menyimak tayangan film. b. Fase 2: Dosen mengorganisasi mahasiswa untuk belajar 1) Mahasiswa secara berkelompok mengidentifikasi berbagai masalah yang ada dalam tayangan. 12 Budaya Literasi Informasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Implementasi...
13 2) Dosen membimbing mahasiswa untuk menginventarisasi dan mengevaluasi secara kritis berbagai masalah tersebut mana yang penting dan tidak penting yang memang harus dicari solusinya. Setiap kelompok diupayakan memilih masalah berbeda sesuai dengan minat mereka, masalah yang menurut mereka penting dipecahkan, dan relevan dengan materi pokok. 3) Setelah menginventarisasi masalah, mahasiswa merumuskan masalah. c. Fase 3: Dosen membimbing pengalaman individual dan kelompok 1) Dengan kemampuan literasi informasi dan berpikir kritis, mahasiswa secara berkelompok mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dengan mengakses informasi secara efisien dan efektif dari berbagai sumber yang sesuai dengan masalah yang dirumuskan. Hal ini dilakukan untuk mencari penyelesaian masalah. 2) Secara berdiskusi, mahasiswa menganalisis, mengevaluasi informasi secara kritis dan kompeten, serta menguji kebenaran data yang dikumpulkan tersebut. 3) Setiap mahasiswa memberikan argumen terhadap data yang diperolehnya apakah relevan atau tidak dengan masalah. Riskha Arfiyanti: Budaya Literasi Informasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui... 13
14 4) Secara berdiskusi mahasiswa memilih data yang tepat untuk menyelesaikan masalah. 5) Secara berdiskusi, mahasiswa merumuskan jawaban atas masalah berdasarkan data yang dipilih. d. Fase 4: Mahasiswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya 1) Dosen membantu mahasiswa dalam merencanakan dan menyiapkan tugas berupa laporan hasil tulisannya sesuai dengan topik/ masalah yang dipilih. 2) Dosen membantu mahasiswa berbagi tugas dengan temannya dalam mengerjakan laporan, misalnya ketika membuat kerangka tulisan. 3) Mahasiswa menggunakan informasi secara akurat dan kreatif dengan mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi sebuah karya tulis. 4) Mahasiswa mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas. e. Fase 5: Dosen dan mahasiswa menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 1) Dosen dan mahasiswa lain memberikan tanggapan terhadap hasil karya mahasiswa yang dipresentasikan tersebut. 14 Budaya Literasi Informasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Implementasi...
15 2) Dosen meminta mahasiswa merefleksi hasil pekerjaan mereka, terutama kekurangan dan kelebihan pekerjaan yang telah dibuat berdasarkan hasil tanggapan tadi. 3) Dosen meminta mahasiswa mengevaluasi proses belajar dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data, perumusan jawaban, hingga pelaporan hasil karya. C. Penutup Budaya literasi informasi menjadi syarat mutlak yang harus dikuasai mahasiswa dalam menghadapi tantangan pada abad 21, terutama menghadapi kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, dan komunikasi. Keterampilan literasi informasi merupakan dasar bagi kemandirian belajar dan pembelajaran sepanjang hayat. Proses pembelajaran berfungsi mengubah informasi yang diperoleh menjadi pengetahuan. Hal ini berarti juga proses pembelajaran akan berjalan lebih efektif bila didukung kompetensi literasi informasi yang baik. Pembelajaran berbasis masalah bertujuan mengembangkan kemampuan mahasiswa untuk berpikir kritis, menyelesaikan masalah, dan sekaligus mengembangkan Riskha Arfiyanti: Budaya Literasi Informasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui... 15
16 pengetahuannya. Di samping itu, pembelajaran berbasis masalah bertujuan mengembangkan kemandirian belajar dan keterampilan sosial mahasiswa yang dapat terbentuk ketika mereka berkolaborasi dalam mengidentifikasi, menelusuri, mengolah, dan mengevaluasi informasi, serta sumber belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah. Dengan demikian, budaya literasi informasi dan kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui implementasi pembelajaran berbasis masalah. Daftar Rujukan American Library Association. (2000). Information literacy competency standards for higher education. [online]. Tersedia: ycompetency. Diakses pada tanggal 16 Maret Hassoubah, Z.A. (2008). Mengasah pikiran kreatif dan kritis. Bandung: Nuansa. Iriantara, Y. (2009). Literasi media: Apa, mengapa, dan bagaimana. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Kusmana, S. (2012). Merancang karya tulis ilmiah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Kuswarno. (2013). Taksonomi berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Priyatni, E.T. (2014). Desain pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum Jakarta: PT Bumi Aksara. Riedling, A.M. (2007). An educator s guide to information literacy: What every high school senior needs to know. London: Westport The Greenwood Publishing Group. 16 Budaya Literasi Informasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Implementasi...
17 Rusman. (2014). Model-model pembelajaran: mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Sanjaya, W. (2010). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Prenada Media Grup. Sihotang, K., dkk. (2012). Critical thinking: Membangun pemikiran logis. Jakarta: PT Pustaka Sinar Harapan. Suyitno, I. ((2013). Karya tulis ilmiah: Panduan, teori, perlatihan, dan contoh. Bandung: PT Refika Aditama. Biodata Penulis Nama : Riskha Arfiyanti Afiliasi : Universitas Swadaya Gunung Jati, FKIP, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jalan Perjuangan No 1, Cirebon Nomor Telepon : Pos-el : arfiyanti.riskha@gmail.com Riskha Arfiyanti: Budaya Literasi Informasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui... 17
II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya. Efektivitas merupakan standar atau taraf tercapainya suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan ide-ide melalui lisan, tulisan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran matematika di sekolah diantaranya adalah melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Informasi merupakan satu hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan karena dengan adanya informasi kita dapat mengambil keputusan secara tepat. Informasi berkembang
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI LEMBAR KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (LKPBM) Nining Purwati *
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI LEMBAR KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (LKPBM) Nining Purwati * ABSTRAK Keterampilan berpikir kritis perlu dikuasai oleh setiap orang karena dapat digunakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
BAB II KAJIAN TEORITIK 1. Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) pertama kali dipopulerkan oleh Barrows dan Tamblyn (1980) pada akhir abad ke 20 (Sanjaya, 2007). Pada awalnya, PBL dikembangkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Pembelajaran efektif merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. berupa masalah ataupun soal-soal untuk diselesaikan. sintesis dan evaluasi (Gokhale,1995:23). Menurut Halpen (dalam Achmad,
6 BAB II KAJIAN TEORI A. Berpikir Kritis Berpikir merupakan kegiatan penggabungan antara persepsi dan unsurunsur yang ada dalam pikiran untuk menghasilkan pengetahuan. Berpikir dapat terjadi pada seseorang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seseorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN PBL ( PROBLEM BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PBL ( PROBLEM BASED LEARNING) MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS SEMINAR PENDIDIKAN DISUSUN OLEH KALAM SIDIK PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU. STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU 1 Hidayatulloh, 2 Dian Suci Rizkinanti 1, 2 STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Email: 1 dayat_feb@yahoo.co.id,
Lebih terperinciARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd
ARTIKEL EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMK NEGERI 13 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Disusun dan Diajukan oleh Monalisa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemandirian Belajar Istilah kemandirian (Nurhayati, 2011) menunjukkan adanya kepercayaan terhadap kemampuan diri untuk menyelesaikan masalahnya tanpa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa.
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Komunikasi Matematis Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Menurut Toda (Liliweri, 1997) komunikasi sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. a. Kemampuan Representasi Matematis
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual a. Kemampuan Representasi Matematis Janvier (dalam Kartini, 2009) mengungkapkan bahwa konsep tentang representasi merupakan salah satu konsep psikologi yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Penalaran Matematis Shadiq (Depdiknas, 2009) menyatakan bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan dalam rangka membuat suatu pernyataan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Berpikir Kritis Menurut Ennis (Kuswana, 2012) berpikir kritis adalah berfikir yang wajar dan reflektif yang berfokus pada memutuskan apa yang harus diyakini
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi informasi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi informasi. Perubahan yang sangat cepat dan dramatis pada abad ini merupakan fakta dalam kehidupan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun 1970-an. Model Problem Based Learning berfokus pada penyajian suatu permasalahan
Lebih terperinciKURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015
KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.3c MODEL PROBLEM BASED LEARNING 2 Model Problem Based Learning 3 Definisi Problem Based Learning : model pembelajaran yang dirancang agar peserta
Lebih terperinciMembangun Sikap Konstruktif Peserta Didik Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Membangun Sikap Konstruktif Peserta Didik Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Tika Ratna Mayestika, Shofia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang telah ditetapkan disetiap jenjang pendidikan baik itu SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
7 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Ibrahim dan Nur (Rusman,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berbasis Masalah Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai dasar atau basis bagi siswa
Lebih terperinciKAJIAN LITERASI DALAM BUKU AJAR SISWA KELAS VII MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KURIKULUM 2013
KAJIAN LITERASI DALAM BUKU AJAR SISWA KELAS VII MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KURIKULUM 2013 Mira Nuryanti Juwanda Universitas Swadaya Gunung Jati Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penyempurnaan
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar, dalam proses belajarmengajar,
14 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Siswa Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar, dalam proses belajarmengajar, siswa sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Penalaran Penalaran adalah suatu proses atau aktifitas berpikir untuk menarik kesimpulan membuat pernyataan baru yang benar berdasarkan pada pernyataan yang telah dibuktikan
Lebih terperinci2015 HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIKLAT
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan dan Pelatihan merupakan suatu cara untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia. Sumber daya manusia dalam bidang kesejahteraan sosial sangat
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Komunikasi Matematis Secara umum komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan dimana individu atau beberapa orang atau kelompok menciptakan dan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 1, April 2015, hlm 75-83 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP Ati Sukmawati, Muliana
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORITIS. Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang
II. KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 1. Model Problem Based Learning (PBL) Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 1. Pengertian Berpikir Kreatif Berpikir dapat diartikan sebagai alur kesadaran yang setiap hari muncul dan mengalir tanpa kontrol, sedangkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Pembelajaran Matematika a. Pembelajaran Matematika di SD Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting
Lebih terperinciSeminar Pendidikan Matematika
Seminar Pendidikan Matematika TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH Oleh: Khairul Umam dkk Menulis Karya Ilmiah adalah suatu keterampilan seseorang yang didapat melalui berbagai Latihan menulis. Hasil pemikiran,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling melengkapi
Lebih terperinciguna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.
8 II. KAJIAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan diamanatkan bahwa proses pembelajaran
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Praktikum Pratikum berasal dari kata praktik yang artinya pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori. Sedangkan pratikum adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. variabel A, kita mengatakan arah variabel itu dari A ke B bukan dari B ke A.
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Pengaruh Menurut Junadi ( 1995: 64) pengaruh adalah pernyataan suatu hubungan yang sudah mempunyai arah. Jadi, jika kita mengatakan variabel B dipengaruhi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. E. Kajian Teori. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah. Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah
BAB II KAJIAN TEORI E. Kajian Teori 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Mereka juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Keraf (2003: 3) menyatakan bahwa,
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Skill Argumentasi Menurut Keraf (2003: 3) menyatakan bahwa, Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. dahulu kita harus mengetahui definisi dari masalah itu sendiri. Prayitno (1985)
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Sebelum kita mengetahui pengertian kemampuan pemecahan masalah, terlebih dahulu kita harus mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : DWI NUR JANAH
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (PTK Di SD Negeri 3 Mojopuro, Wuryantoro Kelas III Tahun Ajaran 2009/2010) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vika Aprianti, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang jika mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Ruggerio dalam Anonim
Lebih terperinciHannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan
1 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-7 SMP NEGERI 1 KREMBUNG SIDOARJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya.
2 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Menurut NCTM (2000) pemecahan masalah berarti melibatkan diri dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya. Menyelesaikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Masalah Matematis Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran berbasis masalah, sebelumnya harus dipahami dahulu kata masalah. Menurut Woolfolk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Variabel Terikat a. Kemampuan Berpikir Kritis Berpikir kritis menurut Ennis (1993) adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi
Lebih terperinciOleh Warniatul Ulfah ABSTRAK
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksposisi oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Babalan Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Warniatul Ulfah 2101111022 ABSTRAK
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA
Natalia (2017). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Bantuan Media Video Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Siswa. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan..Vol.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. sebagai proses dimana pelajar menemukan kombinasi aturan-aturan yang
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Nasution (2010), memecahkan masalah dapat dipandang sebagai proses dimana pelajar menemukan kombinasi aturan-aturan yang telah dipelajarinya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 1. Konsep Pembelajaran Berbasis Masalah. a. Masalah, Pedagogi, dan Permbelajaran Berbasis Masalah. 2) Masalah dan Pedagogi
BAB II LANDASAN TEORI A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Konsep Pembelajaran Berbasis Masalah Menurut Rusman (2012: 187) Pendidikan pada abad ke-21 berhubungan dengan permasalahan baru yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinamika perkembangan era globalisasi abad 21 ditandai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat. Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. Efektivitas dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata dasar efektif yang diartikan
II. KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata dasar efektif yang diartikan ada efeknya, akibatnya, pengaruhnya, kesannya, atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam ilmu pengetahuan sebagai penggerak utama perubahan menuntut pendidikan untuk terus maju melakukan adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciPROBLEM SOLVING DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA PGSD FIP UNY
PROBLEM SOLVING DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA PGSD FIP UNY pratiwi@uny.ac.id A. Pendahuluan Berbicara tentang tantangan dan permasalahan pendidikan di Indonesia memasuki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari mengenai alam dan fenomena alam yang terjadi, yang berhubungan dengan benda hidup maupun benda tak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Pendidikan merupakan tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Representasi Matematis
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Representasi Matematis Janvier (Kartini, 2009) mengungkapkan bahwa konsep tentang representasi merupakan salah satu konsep psikologi yang dipakai dalam pendidikan matematika
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang berhubungan dengan variabel dalam penelitian ini. Teori-teori tersebut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kurikulum Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curere yang artinya tempat berpacu. Istilah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang cocok dan relevan adalah penelitian tindakan kelas (classroom
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB
STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB Diah Ayu Wulan Dosen Sastra Cina FIB UB diahayuwulan96@yahoo.co.id Abstrak Bahasa Mandarin merupakan
Lebih terperinciProsiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Penerapan Pendekatan Kontekstual Melalui Model Problem Based Intruction (PBI) Untuk Meningkatkan Mutu Perkuliahan Dasar-Dasar Pendidikan MIPA Pada Mahasiswa
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Prodi Teknik Busana PTBB FT UNY Tahun 2005 PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL
PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL Widihastuti Dosen Program Studi Teknik Busana Fakultas Teknik UNY widihastuti@uny.ac.id; twidihastutiftuny@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT). Menurut
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Teknik NHT Dalam penerapannya pembelajaran kooperatif memiliki beberapa teknik pembelajaran, salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT).
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi.
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Pembelajaran Kooperatif Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penguasaan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa yang akan datang. IPA berkaitan dengan cara
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu di arahkan. Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Matematika Matematika (dari bahasa Yunani: mathēmatiká) adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola, merumuskan
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka
6 BAB II Tinjauan Pustaka A. Keyakinan Keyakinan merupakan suatu bentuk kepercayaan diri seseorang terhadap kemampuan yang dimilikinya. Goldin (2002) mengungkapkan bahwa keyakinan matematika seseorang
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Bab ini memaparkan hasil penelitian terutama berkaitan dengan rancangan
213 BAB V HASIL DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bab ini memaparkan hasil penelitian terutama berkaitan dengan rancangan dan dampak implementasi model pembelajaran menulis makalah berbasis penelitian serta peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan terjaminnya kebutuhan kehidupan mereka kelak. Sejalan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Karena pendidikan memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses-proses
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA
Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemecahan Masalah Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI KUSNI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan observasi awal di
Lebih terperincipembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia. Melalui pendidikan, manusia yang tidak tahu apa-apa menjadi tahu segalanya, manusia yang tidak bisa apa-apa
Lebih terperinciKAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS
585 KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) peran guru sebagai (a) manejerial yaitu mengelola kegiatan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan Kurikulum
Lebih terperinci2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kegiatan pembelajaran yang mengedepankan proses dan hasil. Menulis merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan unik yang menuntut sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang
Lebih terperinciPENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YANTI REFITA Guru SMP Negeri 3 Dumai yantirefita3@gmail.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SEMANTIK MENULIS POSTER DAN SLOGAN MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING): Suatu Alternatif Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar tidak hanya tercipta dari dua komponen saja yaitu guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik melainkan melibatkan komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti dikelas VIII-2 SMP Negeri 43 Bandung. Tentang pembelajaran IPS terdapat beberapa permasalahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu tujuan dari pendidikan pada era modern saat ini adalah untuk mengajarkan siswa bagaimana cara untuk mendapatkan informasi dari suatu penelitian, bukan hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 disebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendeskripsikan ketertarikan peneliti dalam memilih judul Kemampuan Literasi
1 BAB I PENDAHULUAN Bab I adalah suatu bab yang disusun dalam konsep penulisan tesis yang mendeskripsikan ketertarikan peneliti dalam memilih judul Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa Pascasarjana (Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena pendidikan yang tinggi dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kurikulum Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan
Lebih terperinciLITERASI INFORMASI DI PERGURUAN TINGGI
LITERASI INFORMASI DI PERGURUAN TINGGI http://www.wla.lib.wi.us/waal/newsletter/211.html http://bunchlibrary.pbwiki.com/information+literacy+across+the+curriculum Literasi Informasi di Perguruan Tinggi
Lebih terperinciPROSIDING: METABOOK ISBN: Penerbit: Asosiasi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Bekerja sama dengan Penerbit Metabook.
835 AKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH- LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN DALAM RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DI SMP MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK Muhammad Bakri. 2016. Aktivitas Mahasiswa Menyusun Langkah-Langkah
Lebih terperinci