ANALISIS PENURUNAN PEMBIAYAAN KREDIT MOBIL PADA PT. BATAVIA PROSPERINDO FINANCE CABANG PALEMBANG
|
|
- Ridwan Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS PENURUNAN PEMBIAYAAN KREDIT MOBIL PADA PT. BATAVIA PROSPERINDO FINANCE CABANG PALEMBANG Vera Oktarina Jurusan Akuntansi POLTEK PalComTech Palembang Abstrak Salah satu perusahaan sumber pendanaan yang mengalami penyusutan tingkat pembiayaan kendaraan mobil dari krisis keuangan global yaitu, PT Batavia Prosperindo Finance, aktivitas perusahaan yang bergerak dibidang penyediaan jasa pembiayaan masyarakat, yang menginginkan membeli kendaraan mobil dengan cara kredit. Pada awal Januari 2007 sampai dengan juni 2008 tingkat pembiayaan kredit mobil mengalami kenaikan cukup signifikan, sehingga perusahaan dapat menjalankan usahanya dengan lancar dan efektif. Akan tetapi kondisi tersebut tidak berlangsung lama, perubahan tingkat pembiayaan kredit secara umum menunjukkan perubahan yang sangat besar sebagai dampak langsung maupun tidak langsung dari krisis keuangan global, hal tersebut tercermin dari penurunan, dari permintaan pembiayaan terhadap pembelian mobil. Setelah melakukan pengumpulan data melalui wawancara ditemukan bahwa terjadi penurunan pembiayaan secara kredit pada awal juli 2008 sampai dengan akhir Juni 2009 yang terjadi adalah penarikan mobil karena adanya kredit macet serta penunggakan angsuran dengan jangka waktu 1 sampai dengan 6 bulan sehingga penjualan mobil di perusahaan sejak juli 2008 terus turun hingga 15 persen akibat dampak krisis global. Berikut grafik penjualan kredit mobil periode 1 Januari 2007 sampai dengan 30 juni 2009 pada PT. Batavia Prosperindo Finance Cabang Palembang. Kata Kunci : Analisis, Pembiayaan Kredit. PENDAHULUAN PT Batavia Prosperindo Finance, aktivitas perusahaan yang bergerak dibidang penyediaan jasa pembiayaan masyarakat, yang menginginkan membeli kendaraan mobil dengan cara kredit. Pada awal Januari 2007 sampai dengan juni 2008 tingkat pembiayaan kredit mobil mengalami kenaikan cukup signifikan, sehingga perusahaan dapat menjalankan usahanya dengan lancar dan efektif. Akan tetapi kondisi tersebut tidak berlangsung lama, perubahan tingkat pembiayaan kredit secara umum menunjukkan perubahan yang sangat besar sebagai dampak langsung maupun tidak langsung dari krisis keuangan global, hal tersebut tercermin dari penurunan, dari permintaan pembiayaan terhadap pembelian mobil. Selain penurunan tingkat pembiayaan, terjadinya penuggakan angsuran yang menyebabkan adanya penarikan kembali kendaraan mobil serta keterlambatan pembayaran angsuran kredit pada saat krisis global. 1
2 LANDASAN TEORI Pengertian Leasing Menurut Baridwan (2003:1) memberikan definisi leasing sebagai berikut : Leasing adalah suatu perjanjian yang memberikan hak untuk menggunakan harta, pabrik atau alat-alat (tanah atau aktiva yang didiepresiasikan atau kedua-duanya) yang umumnya mempunyai jangka waktu tertentu. Pihak-pihak yang langsung terlibat dalam perjanjian ini adalah Lessor : Pemilik aktiva yang bersangkutan atau yang menyewakan aktiva. Lessee yang memanfaatkan leasing yang bersangkutan atau yang menyewa aktiva. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa leasing adalah suatu perjanjian yang memberikan hak untuk menggunakan harta, bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaranpembayaran secara berkala, disertai dengan hak pilih (opsi) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu lease berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati Dalam praktek jenis pembelanjaan lease yang banyak dilakukan di Indonesia memang financial lease, sedangkan operating lease banyak digunakan oleh perusahaan non leasing, seperti Astra Graphia yang menyewakan peralatan foto copy kepada langganannya. Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Munawir (2007:81), kinerja keuangan merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen keuangan. Oleh karena itu untuk menilai kinerja perusahaan perlu melibatkan analisis keuangan, yang selanjutnya dikatakan bahwa analisis kinerja perusahaan didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan pada laporan keuangan yang dibuat sesuai prinsip akuntansi. Menurut Husnan (2007:68), kinerja keuangan adalah alat untuk menilai prestasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan, dimana seorang analisis keuangan memerlukan ukuran tertentu. Ukuran yang seringkali digunakan adalah rasio atau indeks yang menunjukkan hubungan antara dua/lebih data keuangan. Analisis dan penafsiran berbagai rasio akan memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap prestasi dan kondisi keuangan daripada analisis yang hanya mengemukakan data laporan keuangan saja. Pengertian Piutang Menurut Kieso (2002:387) Piutang adalah klaim uang, barang atau jasa kepada pelanggan atau pihak lainnya sedangkan Menurut Warren (2006:404) mengatakan bahwa piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa piutang usaha adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yaitu badan usaha atau seseorang yang timbul akibat adanya penjualan barang atau jasa yang dilakukan secara kredit dan pembayaran dilakukan setelah jangka waktu yang ditentukan oleh kedua belah pihak. Pengertian Kerugian Piutang Tak Tertagih Menurut Soemarso(2004:338), Kerugian piutang tak tertagih adalah piutang yang memiliki resiko tidak tertagih sehingga dapat menimbulkan kerugian., misalnya karena perusahaan atau customer yang bersangkutan jatuh pailit. Adanya piutang tak tertagih tersebut merupakan kerugian bagi perusahaan, yang dicatat sebagai biaya usaha dengan nama perkiraaan kerugian piutang tak tertagih, kerugian piutang dan biaya penghapusan piutang. Menurut Weygandt (2002:350) Kerugian piutang tak tertagih adalah kerugian pendapatan yang disebabkan tidak tertagihnya suatu piutang dagang. Jadi kerugian piutang tak tertagih adalah kerugian piutang yang disebabkan tidak tertagihnya suatu piutang, 2
3 misalnya karena perusahaan atau customer yang bersangkutan jatuh pailit atau hal yang lainnya. Pengertian Bunga Jatuh Tempo Menurut Warren (2006:416) mendefinisikan bunga jatuh tempo adalah jumlah uang yang wajib dibayar oleh peminjam atas penggunaan fasilitas kredit yang diperhitungkan atas persentase tertentu pada saat waktu yang telah lewat dari kesepakatan awal transaksi. Menurut PSAK No. 31 (2007:14) Periode jatuh tempo dapat didefinisikan sebagai : 1. Waktu yang tersisa sampai dengan tanggal pelunasan 2. Periode diperjanjikan sampai dengan tanggal pelunasan. 3. Waktu yang tersisa sampai dengan tanggal yang diperkirakan akan terjadi perubahan tingkat bunga. Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Bunga jatuh tempo adalah jumlah uang yang wajib dibayar pada waktu yang tersisa sampai dengan tanggal yang diperkirakan akan terjadi perubahan tingkat bunga. ANALISIS 1. Analisis Masalah Penelitian ini dilakukan pada PT. Batavia Prosperindo Finance merupakan salah satu perusahaan sumber pendanaann yang mengalami penurunan tingkat pembiayaan kendaraan mobil yang dimana sebagian besar konsumen perusahaan berasal dari daerah yang berprofesi sebagai petani karet dan kelapaa sawit mentah. Krisis global sangat mempengaruhi pendapatan penjualan hasil perkebunan mereka, Berikut adalah data penjualan kredit perusahaan : Tabel 1. Tabel Data Penjualan Kredit Perusahaan Pada awal Januari 2007 sampai dengan Juni 2008 tingkat pembiayaan kredit mobil mengalami kenaikan hinga jumlah unit mobil yang terjual mencapai 470 unit mencapai 20% dari priode sebelumnya. Sehingga perusahaan dapat menjalankan usahanya dengan lancar dan efektif. Akan tetapi kondisi tersebut tidak berlangsung lama, perubahan tingkat pembiayaan kredit secara umum menunjukkan perubahan yang sangat besar sebagai dampak langsung maupun tidak langsung dari krisis keuangan global, hal tersebut tercermin dari penurunan permintaan berdasarkan tabel per 1 juli-31 Desember 2008 sampai dengan pertengahan juni 2009 mengalami penurunan, jumlah unit mobil yang terjual sebanyak 187 unit tingkat penurunan pembiayaan mencapai 54% dari periode sebelumnya. 3
4 2. Peningkatan Kredit Bermasalah Krisis global tidak hanya mempengaruhi tingkat pembiayaan saja tetapi terdapat juga kasus kredit bermasalah padaa perusahaan, debitur mengingkari janji mereka membayar angsuran beserta bunga yang telah jatuh tempo, sehingga terjadi keterlambatan pembayaran atau sama sekali tidak ada pembayaran. Dengan demikian mutu kredit merosot, dalam kasus kredit bermasalah adapun tindakan pihak perusahaan terpaksa untuk menguasai kembali kendaraan tersebut dengan cara penarikan kendaraan sesuai dengan surat kontrak antara konsumen dan pihak perusaan pembiayaan pada awal terjadi transaksi. Oleh karena itu pihak perusahaan mengalokasikan perhatian, tenaga, dana, waktu dan usaha secukupnya guna menyelesaikan kasus kredit bermasalah tersebut. Berikut tabel data konsumen yang menunggak (Over due) : Tabel 2. Nilai Rekapitulasi Customer Overdue Tabel di atas menunjukkan jumlah konsumen serta nilai tunggakan sampai dengan juni Pada saat pertengahan tahun 2008 terjadi peningkatan penunggakann angsuran dari 1 bulan sampai dengan 6 bulan, Dalam menghadapi konsumen yang menunggak adapun upaya perusahaan yaitu ; 1. Membuat SP (Surat Pemberitahuan) untuk nasabah-nasabah yang menunggak pembayaran angsuran selama 1-7 hari. 2. Membuat SP.I untuk nasabah-nasabah yang menunggak pembayaran angsuran selama 8 40 hari. 3. Membuat SP.II untuk nasabah-nasabah yang menunggak pembayaran angsuran selama hari. 4. Membuat SP.H adalah surat penagihan atau penyelesaian hutang untuk nasabah yang menunggak pembayaran angsuran lebih dari 72 hari, surat ini berfungsi untuk menarik unit yang tertunggak tersebut dan menyelesaikan masalah piutang apakah akan dilunasi, dilelang atau dijual kembali oleh perusahaan. 3. Peningkatan penarikan mobil pada saat terjadi krisis global Berikut data tabel laporan penarikan mobil periode tahun 2007 sampai dengan tahun
5 Tabel 3. Laporan Mobil Tarikan PT. Batavia Prosperindo Finance Cab. Palembang Jumlah mobil tarikan per Juni Desember 2007 sebanyak 11 unit mobil tarikan dengan nilai tunggakan sebesar Rp ,- konsumen yang menunggak pembayaran angsuran selama 1 bulan sampai 3 bulan. Mobil yang telah ditarik tersebut telah dijual kembali oleh perusahaan dengan cara pelelangan ke beberapa dealer rekanan perusahaan. Tabel 4. Laporan Mobil Tarikan PT. Batavia Prosperindo Finance Cab. Palembang Jumlah mobil tarikan per januari juni 2008 sebanyak 20 unit mobil tarikan dengan nilai tunggakan sebesar Rp ,- konsumen yang menunggak pembayaran angsuran 5
6 selama 1 bulan sampai 6 bulan. Peningkatan mobil tarikan sebesar 59% dari tahun sebelumnya per juni desember Perlakuan Akuntansi atas Pembiayaan pada saat terjadi transaksi Berdasarkan uraian di atas, dari penurunan tingkat pembiayaan, kredit macet dan denda dan bunga tunggakan jatuh tempo angsuran. Penulis akan menganalisis bagaimana perlakuan akuntansi terhadap pembiayaan serta penilaian harga pelelangan mobil yang di tarik karena kredit macet. Berikut contoh kasus dari awal pembiayaan sampai dengan penarikan mobil yang disebabkan kredit macet pada perusahaan PT. Batavia Prosperindo Finance. Contoh. 1 : Pada tanggal 03 Febuary 2009 telah dilakukan pembiayaan 01 (satu) unit mobil, dengan spesifikasi sebagai berikut: Nama Konsumen : Waryanto No. Kontrak : No. Polis : B 8007-KY Merk/Type : Suzuki Carry GRV Jenis/Model : Minibus Tahun Pembuatan : 2003 Warna : Merah Metalik Dengan harga jual sebesar Rp ,- dan dilakukan pembiayaan sebesar Rp ,- Uang muka sebesar Rp ,-,biaya administrasi Rp , Premi asuransi Rp dan angsuran pertama sebesar Rp jadi total uang muka (DP) sebesar Rp ,- telah di bayar ke dealer Tiga Saudara Mobilindo. bunga efektif %, beban bunga kredit yang dikenakan sebesar 14,5% pertahun dengan jangka waktu pembayaran sebesar 35 bulan karena konsumen tersebut telah membayar angsuran di muka. Angsuran yang harus dibayar oleh bpk waryanto adalah sebesar Rp ,- / bulan, yaitu dengan perhitungan sebagai berikut : a. Perhitungan pembayaran cicilan per/bulan Konsumen ke Perusahaan. - Harga Jual : Rp ,- - Uang Muka : Rp ,- (-) Pinjaman Pokok yang dikenakan bunga : Rp ,- - Bunga ( 14.5% x 3 th x Rp ,-) : Rp ,- (+) - Total Pembiayaan : Rp ,- - Jumlah yang diangsur (Rp /36 bln) : Rp ,69 - Pembulatan angsuran /bln : Rp ,- - Rp x 36 bulan : Rp ,- - Jumlah Pembiayaan pembulatan : Rp ,- b. Perhitungan total uang muka (DP) dari Konsumen ke Dealer. - Uang muka (DP) : Rp ,- - Biaya Administrasi : Rp ,- - Angsuran pertama : Rp ,- - Premi asuransi 4.8% x 3 thn x Rp : Rp ,- (+) - Total uang muka (DP) : Rp ,- c. Perhitungan Pelunasan yang dibayar Perusahaan ke Dealer. - Harga Jual : Rp ,- - Total uang muka : Rp ,- (-) - Jumlah sisa pelunasan ke dealer : Rp
7 Jurnal untuk transaksi pembiayaan adalah : a. Perusahaan mencatat transaksi pembiayaan Tabel 5. Tabel Transaksi Pembiayaan b. Pelunasan yang dibayar Perusahaan ke Dealer Tabel 6. Tabel Pelunasan Ayat jurnal untuk sewa guna penjualan menurut stice dan skousen adalah: Pendapatan bunga adalah sama dengan yang diilustrasikan diilustra untuk sewa, guna pendanaan langsung sebelumnya dan diakui sepanjang masa sewa guna usaha. Keuntungan perusahaan diakui sebagai pendapatan langsung dalam periode tersebut dengan memasukkan nilai pasar wajar dari aktiva sebagai sebuah penjualan dan mendebit harga perolehan peralatan yang dicatat dalam persediaan barang arang jadi pada harga pokok penjualan. Ayat jurnal pertama peneliti mencatat penjualan dan mengakui adanya piutang yang dilaporkan pada nilainya sekarang dan memindahkan persediaan yang telah terjual. Laporan laba rugi tahun 2009 akan memasukkan jumlah penjualan jualan dan harga pokok penjualan sehingga menghasilkan keuntungan (pendapatan bunga) Rp ,-.. Ayat jurnal kedua mencatat kas yang dikeluarkan oleh perusahaan atas pembelian persediaan serta uang muka/dp (down payment) yang dibayar konsumen melalui perusahaan kemudian pelunasan akan dibayar perusahaan ke dealer. 5. Perlakuan Akuntansi pada saat pembayaran Angsuran Pada saat pembayaran angsuran, perusahaan mendebet angsuran hutang pokok dan angsuran beban bunga serta mengkredit piutang angsuran. Contoh 2 : Telah dibayar oleh Bapak Waryanto angsuran ke-2 ke pada tanggal 3 Maret 2009, sebesar Rp ,Tabel 7. Tabel Pembayaran Bapak Waryanto 7
8 Pada angsuran kedua, jumlah pembayaran sama yakni Rp , , tetapi komposisi bunga efektif dan pokok utang akan berbeda dengan angsuran yang pertama. Peneliti mencatat Transaksi Ayat jurnal untuk pembayaran angsuran pertama menurut Stice & Skousen. 6. Perlakuan Akuntansi pada saat terjadi kredit macet dan penarikan mobil. Pada angsuran ke- 4 (empat), Bpk Waryanto tidak ada upaya untuk menyelesaikan kredit, maka tindakan perusahaan selanjutnya adalah menguasai/menarik kembali kendaraan tersebut. Maka proses pencatatannya sebagai berikut : Tabel 8.. Jadwal Angsuran Hutang Pembiayaan Bapak Waryanto melakukan sebanyak 3 kali angsuran, pada angsuran ke-4 ke yang jatuh tempo pada tanggal 3 Mei 2009, Bapak waryanto tidak ada upaya untuk menyelesaikan kredit. Perusahaan tidak menjurnal kembali adanya penarikan kembali persediaan tetapi perusahaan menutupi kerugian sisa sa hutang pokok yang tertunggak selama 32 bulan dengan cara menilai kembali harga pelunasan mobil yang ditarik tersebut. Ketika suatu sewa guna usaha digunakan oleh penjual sebagai suatu sarana untuk menyediakan pendanaan pada pembeli dan untuk meningkatkann penjualan, penjual mencatat sewa guna usaha tersebut sebagai sewa guna penjual, bukan suatu sewa guna operasi, sehingga pendapatan dari penjualan dapat segera 8
9 diakui. Sehingga pada saat terjadinya penarikan mobil yang diakui sebagai penjualan perusahaan maka akan diakui sebagai sewa guna usaha operasi bukan sebagai sewa guna usaha penjualan. Seharusnya perusahaan mengakui adanya penarikan kembali persediaan dan menghapus adanya piutang yang terdiri dari pendapatan bunga dan harga pokok penjualan agar tidak ada kesalahan dalan menyusun laporan laba / rugi. Tabel 9. Tabel Jurnal pada saat Penarikan Mobil Peneliti mencatat sesuai dengan literatur menurut Stice & Skousen pada saat penarikan (return) persediaan yang dijual. persediaan diakui kembali dengan nilai sisa harga pokok penjualan sebesar Rp , , 7. Perlakuan Akuntansi pada saat Penilaian harga pelelangan mobil yang di tarik oleh perusahaan. Karena Bapak Waryanto tidak ada upaya untuk melunasi angsuran sebelum masa kredit selesai maka perusahaan mengeluarkan mengelu (SP-H) H) surat tugas untuk menguasai kembali kendaraan pada tanggal 10 Juni Perusahaan akan memberi waktu kepada bapak waryanto untuk dilunasi atau dijual kembali oleh perusahaan dengan cara dilelang ke beberapa dealer rekanan dari PT. Batavia Prosperindo Prosperindo Finance cabang palembang untuk menutupi kerugian sisa hutang pokok yang tertunggak selama 32 bulan. Harga pelunasan tersebut terdiri dari, hutang pokok, biaya administrasi, bunga efektif dan denda jatuh tempo, berikut perhitungan harga pelunasan pelunasa mobil : No. Kontrak Atas Nama Masa Kredit Angsuran Hutang Pokok Biaya Adm Bunga berjalan FORM PELUNASAN KENDARAAN : Per Tanggal 16-Jun Jun-09 : Waryanto Tgl Jatuh Tempo 03-Apr bln Banyak hari 74 Hari : Rp. 2,069,000 : (Total Angsuran HP Angsuran HP yang telah dibayar) Rp Rp = Rp ( Total HP x 3%) : Rp X 5% = Rp Total HP x bunga efektif Bunga 360 hari x Banyak hari :Rp x2 6,8948% x 74 hari = Rp hari 9
10 Denda (Total hari Jth Tempo x 0,2% x Angsuran) : 78 hari x 0,2% x Rp. 2,069,000 = Rp Total Pelunasan per tanggal 16 juni 2009 = Rp Sumber : PT.Batavia Prosperindo Finance Cab. Palembang Total pelunasan mobil adalah harga standar mobil per tanggal 16 juni 2009 yang akan di lelang oleh perusahaan ke beberapa dealer rekanan yaitu khususnya dealer yang menjual atau membeli mobil baru dan bekas. Harga Penawaran mobil yang paling tinggi yang akan diambil oleh perusahaan. Harga tertinggi atas kendaraan sebesar Rp , , Penawaran oleh dealer Anugerah Indah karena harga lelang kurang untuk pelunasan kredit maka kebijakan perusahaan adalah menghapus kerugian sebesar Rp , , Pada saat penilaian harga kendaraan yang ditarik yang akan dijual kembali/dilelang : Harga sisa Penjualan pokok Rp ,Pendapatan administrasi Rp ,Pendapatan bunga efektif Rp ,Pendapatan denda Rp ,- (+) Harga Kendaraan Rp ,Tabel 10. Jurnal pada saat penjualan mobil yang ditarik : Perusahaan mengakui kerugian penjualan sebagai penghapusan beban usaha dan Aktiva persediaan sebesar Rp Seharusnya perusahaan mengakui adanya kerugian dari penjualan aktiva serta harga persediaan mobil yang ditarik sama dengan harga persediaan yang dijual kembali / lelang. PENUTUP Berdasarkan data-data data dan analisis yang telah dilakukan dilakukan serta pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut : 1. Krisis keuangan global yang terjadi pada juni 2008 mengakibatkan penurunan tingkat pembiayaan kendaraan mobil dari aktivitas perusahaan yang bergerak dibidang penyediaan jasa pembiayaan masyarakat. 2. Tidak hanya penurunan tingkat pembiayaan saja yang terjadi tetapi PT. Batavia Prosperindo Finance juga mengalami mengalami peningkatan kredit bermasalah dari penunggakan angsuran sampai dengan pelelangan mobil yang ditarik karena kredit macet. 3. Perlakuan akuntansi atas masing-masing masing masing transaksi belum tepat yaitu pada saat perusahaan mengakui adanya penjualan/pembiayaan, pembayaran pembayaran angsuran, penarikan mobil serta mengakui adanya kerugian dalam penjualan aktiva. 10
11 DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki, 2000, Akuntansi Intermediate, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Earl, K, Stice dan K,Fred.Skousen, 2005, Akuntansi Intermediate, Buku dua-edisi 15, Salemba Empat Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Smith, Jay dan K, Fred Skousen, 2003, Akuntansi Intermediate, Buku satu-edisi 8, Salemba Empat, Jakarta. Soemarso, S.R, 2002, Akuntansi Suatu Pengantar, Salemba Empat, Jakarta. Warren, Fess, 2006, Pengantar Akuntansi, Buku satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Weygandt, Kieso dan Kimmel, Pengantar Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk
Lebih terperincihttp://www.hadiborneo.wordpress.com/ PENGERTIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (CONSUMERS FINANCE) Lembaga pembiayaan konsumen (consumers finance) adalah suatu lembaga atau badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan
Lebih terperinciKEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK
Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 ISSN : 1907-9958 KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Hiras Pasaribu (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciPegadaian dan sewa guna usaha (leasing)
Pegadaian dan sewa guna usaha (leasing) pengertian hukum gadai menurut KUHP pasal 1150, adalah sebagai berikut : Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak,
Lebih terperinciBab 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Bab 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada hasil pembahasan mengenai perlakuan akuntansi sewa pada Mall Lippo Group di Surabaya, maka simpulansimpulan dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA (LEASING) PADA PT. MAF & MCF BERDASARKAN PSAK NO 30 TAHUN 2012
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA (LEASING) PADA PT. MAF & MCF BERDASARKAN PSAK NO 30 TAHUN 2012 Oleh LIDYA 100462201301 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji
Lebih terperinciANALISIS UMUR PIUTANG DAGANG PADA PERUSAHAAN DAGANG JAYA AGUNG PALEMBANG
ANALISIS UMUR PIUTANG DAGANG PADA PERUSAHAAN DAGANG JAYA AGUNG PALEMBANG Ferah Jurusan Akuntansi POLTEK PalComTech Palembang Abstrak Piutang merupakan salah satu komponen dari kelompok aktiva lancar, piutang
Lebih terperinciSEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :
SEWA GUNA USAHA LITERATUR :! US GAAP : FASB s Statement of Financial Accounting Standards No. 13, Accounting for Leases! IAI : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 30 (Revisi 2007), Sewa! IFRS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Secara umum piutang merupakan hak atas uang, barang dan jasa kepada orang lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,
Lebih terperinciPENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES)
PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES) DEFINISI PENJUALAN ANGSURAN : ADALAH PENJUALAN BARANG DAGANGAN ATAU JASA YANG DILAKSANAKAN DENGAN PERJANJIAN DIMANA PEMBAYARAN DILAKUKAN SECARA BERTAHAP ATAU BERANGSUR
Lebih terperinciAspek Perpajakan atas Aktiva Tetap
Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap Aktiva Tetap Aktiva Tetap: SAK (2009) : aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu bisa mengantisipasi situasi dan kemauan pasar. Menghadapi tuntutan pasar yang semakin kompleks
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembiayaan Aktiva Tetap Yang Digunakan Perusahaan PT. Mustika Ratubuana Internasional yang mempunyai usaha di bidang distributor dan perdagangan sangat memerlukan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Pembiayaan Pengertian sewa guna secara umum menurut Kasmir, 2002 adalah perjanjian pihak lessor (perusahaan leassing) dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, teknologi berkembang semakin pesat, segala sesuatunya berubah menjadi lebih instan dan lebih mudah. Dengan pesatnya perkembangan yang ada
Lebih terperinciAKUNTANSI UNTUK LEASING
AKUNTANSI UNTUK LEASING Lease Lessor Lessee : Suatu perjanjian kontraktual antara Lessor dengan Lessee, yang memberikan hak kepada Lessee untuk menggunakan harta tertentu yang dimiliki oleh Lessor selama
Lebih terperinciModel Laporan Prediksi Penjualan Tiap Cabang Untuk Finance Lease. Model Laporan Prediksi Penjualan Tiap Cabang Untuk Consumer
L48 L.1.2.4. Model Laporan Prediksi Penjualan Tiap Cabang Untuk Finance Lease L.1.2.5. Model Laporan Prediksi Penjualan Tiap Cabang Untuk Consumer Finance L49 L.1.2.6. Model Laporan Prediksi Jumlah Agreement
Lebih terperinciNERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD
NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD Jenis-jenis sewa menurut PSAK 30 1. Finance lease Lessor : Pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Lessee : Lessee : - memilih barang modal yang
Lebih terperinciBAB XIV AKUNTANSI PIUTANG
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN ANTARA LEASING DENGAN ANGSURAN (KREDIT) MOBIL PADA USAHA RENTAL MOBIL PT. WAHANA INDONESIA TRANSPORT
ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA LEASING DENGAN ANGSURAN (KREDIT) MOBIL PADA USAHA RENTAL MOBIL PT. WAHANA INDONESIA TRANSPORT Nama : Harun Alrasyid NPM : 23212342 Jurusan : S1 Akuntansi Pembimbing : Rino
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka untuk lebih memberikan
Lebih terperinciOleh Iwan Sidharta, MM.
BIAYA PENGURANG PKP Oleh Iwan Sidharta, MM. Biaya Berkaitan dengan Kerugian Kerugian; Kerugian yang berasal dari beberapa kegiatan yang sudah direalisasikan dapat dibebankan sebagai biaya pada tahun terjadinya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan ekonomi yang semakin pesat dan cepat mendorong pelaku bisnis untuk dapat mempertahankan kelangsungan perusahaannya. Salah satu tujuan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab ini akan membahas perlakuan akuntansi sewa pada PT FMA Finance. Metode pembahasan dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dunia usaha baik industri, perdagangan, maupun jasa mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam kondisi ekonomi nasional dan arus globalisasi
Lebih terperinciEVALUASI TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. GUNUNG MAS SAMARINDA
EVALUASI TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. GUNUNG MAS SAMARINDA Oleh : MAHFUT SYAIFUDIN,LCA ROBIN JONATHAN,RINA MASITOH NPM : 09.11.1001.3408.068 FAKULTAS EKONOMI / AKUNTANSI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perusahaan Leasing memiliki peran yang cukup penting dalam pembiayaan
1 I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perusahaan Leasing memiliki peran yang cukup penting dalam pembiayaan barang-barang modal atau barang konsumtif. Jenis barang yang dibiayai pun terus meningkat. Jika
Lebih terperinciANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU
ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU Dewi Anggraini Nardi Jurusan Akuntansi SekolahTinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas Email : dewi.anggraini485@gmail.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 1. Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Capital Lease Aktiva sewa guna usaha dicatat sebagai aktiva tetap sebesar nilai tunai pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelian aktiva tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah organisasi yang umumnya mempunyai kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang dibebankan kepadanya. Biasanya di samping mencari laba, tujuan
Lebih terperinciBANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA Oleh Safia Anggraeni., M.Pd. INSTITUT BISNIS MUHAMMADIYAH BEKASI 2016 LITERATUR 1. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi revisi-cet.16. Dr. Kasmir. Jakarta: RajaGrafindo
Lebih terperinciMAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM
MAKALAH LEASING Diajukan dan dipersentasikan pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM Di Susun Oleh : Turmudi UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN
Lebih terperinciGerson Philipi Rianto F
Gerson Philipi Rianto F3312065 Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indonesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri
Lebih terperinciTabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit
78 Tabel 5.1 Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME Jenis Kendaraan Tgl. Perolehan Umur Manfaat Harga Perolehan (Rp) Nilai Sisa Buku (Rp) Isuzu Panther 16 Juni 2006 8 tahun 59.000.000 39.947.916,69
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga financial intermediary yang berfungsi sebagai perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana serta sebagai
Lebih terperinciANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN
ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN Sunarji Harahap STIE Professional Manajemen College Indonesia ABSTRAK Peranan piutang, khususnya piutang usaha
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Menurut Noeng (2007:3) metodologi penelitian berbeda dengan metode penelitian. Metodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, kelebihan
Lebih terperinciPERPUTARAN PIUTANG PADA PT MITRA ADIDAYA SAKTI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR
PERPUTARAN PIUTANG PADA PT MITRA ADIDAYA SAKTI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR THERESIA IMACULATA, Elfreda A Lau, Rina Masyithoh 3 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRAKSI Penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 SAK merupakan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Keuntungan Sewa 1. Pengertian Sewa Sewa atau lease berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) paragraf 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia seperti sektor perdagangan,
Lebih terperinciAKUNTANSI UNTUK LEASING
AKUNTANSI UNTUK LEASING Johan Halim 1 ABSTRACT Leasing is one way to have tangible assets without spend much money. Leasing is divided into two types: operating lease and capital lease. Leasing means we
Lebih terperinciFinancial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?
Daftar Isi Financial Check List 1 01 Definisi Pembiayaan 3 02 Mengapa Masyarakat Memerlukan Jasa Pembiayaan? 5 5 03 Kapan Masyarakat Memerlukan Jasa Pembiayaan? 6 6 04 Siapa Saja Nasabah 8 Jasa Pembiayaan?
Lebih terperinciKINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR Vivianty Halim Email: vivianty14@ymail.com Program Studi Akuntansi STIE
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konstruk, Konsep, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu penyajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (http://dispenda.jabarprov.go.id/11 Februari, 2015 ).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minat masyarakat Provinsi Jawa Barat untuk memiliki kendaraan melalui pembiayaan leasing cukup tinggi. Berdasarkan data Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat, sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya perkembangan jumlah penduduk mengakibatkan bertambahnya jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang paling pokok
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SYARI AH SURABAYA A. Aplikasi Penyelesaian
Lebih terperinciPembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG
Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Pembelanjaan Jangka Panjang 2 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Terdapat beberapa alternatif sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi suatu
Lebih terperinciAKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI
AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ADIRA FINANCE. perusahaan pembiayaan non-bank (multi finance).
BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ADIRA FINANCE A. Gambaran Umum PT Adira Finance PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk (Adira Finance) adalah sebuah perusahaan pembiayaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
11 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Arus Kas Pada tahun 1987, Financial Accounting Standars Board (FASB) mengeluarkan Statement Nomor 95 tentang kewajiban menyusun laporan arus kas (Statement
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
17 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap Berwujud "Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan
Lebih terperinciANALISA PENGENDALIAN PIUTANG DALAM MENGANTISIPASI TERJADINYA KERUGIAN PADA PT. KIMIA FARMA TBK. sundari EKONOMI / AKUNTANSI
ANALISA PENGENDALIAN PIUTANG DALAM MENGANTISIPASI TERJADINYA KERUGIAN PADA PT. KIMIA FARMA TBK sundari 23209970 EKONOMI / AKUNTANSI ANALISA PENGENDALIAN PIUTANG DALAM MENGANTISIPASI TERJADINYA KERUGIAN
Lebih terperinciCONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI RUMAH
CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI RUMAH SURAT PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH ANTARA BANK ---------------------------------------------- DAN ---------------------------------- Nomer: ----------------------------------
Lebih terperinciMAKALAH HUKUM PERIKATAN
MAKALAH HUKUM PERIKATAN LEASING DAN BEBERAPA HAL MENGENAINYA Disusun Oleh: Hafizh Furqonul Amrullah 8111412280 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013-2014 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dana memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan dana tersebut sebagai alat investasi melalui penanaman
Lebih terperinciAnalisis Perlakuan Akuntansi Transaksi Sewa Guna Usaha PT XYZ
Analisis Perlakuan Akuntansi Transaksi Sewa Guna Usaha PT XYZ Nama Mahasiswa Dosen Pembimbing : Mariska Nauli : Dini Marina Abstrak Laporan magang ini berisi tentang analisis perlakuan akuntansi transaksi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu periode tertentu. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Profitabilitas 2.1.1. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba dengan total aktiva, penjualan, maupun hutang jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dalam menjalankan operasi usahanya sudah tentu memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan lain sebagainya.
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN
8A-1 PERUSAHAAN INDUSTRI LAMPIRAN KHUSUS 8A-1 MANUFAKTUR 1. KAS DAN SETARA KAS 1. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA 2. INVESTASI SEMENTARA 2. 3. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA 3. HUTANG BUNGA PIUTANG USAHA PIHAK YANG
Lebih terperinciPENERAPAN AKUNTANSI PIUTANG PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) USAHA BERSAMA DESA SIALANG RINDANG
PENERAPAN AKUNTANSI PIUTANG PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) USAHA BERSAMA DESA SIALANG RINDANG Muawamah Widiawati Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan istilah lembaga pembiayaan yakni badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Kebijakan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan Dalam. Upaya Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Kebijakan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan Dalam Upaya Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah. Dalam suatu pembiayaan memang mengandung resiko, meskipun BMT Citra Keuangan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS
6 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Kusnadi et al. (1998:342) dalam bukunya mengatakan bahwa, Aktiva tetap adalah semua benda yang dimiliki oleh perusahaan
Lebih terperincikemudian hari bagi bank dalam arti luas;
KAJIAN PUSTAKA Pengertian dasar tentang kredit bermasalah Dalam kasus kredit bermasalah, debitur mengingkari janji membayar bunga dan pokok pinjaman mereka yang telah jatuh tempo, sehingga dalam hal ini
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Piutang 2.1.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Penjualan barang dan jasa dari perusahaan pada saat ini banyak dilakukan dengan kredit sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan barang dan jasa sampai
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI
BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI Syariah Ijarah adalah akad sewa menyewa atau akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan manfaat atau hak guna
Lebih terperinciJudul : Prosedur Penagihan Piutang di PT. Astra Internasional Tbk. AUTO 2000 Kantor Cabang Sanur ABSTRAK
Judul : Prosedur Penagihan Piutang di PT. Astra Internasional Tbk. AUTO 2000 Kantor Cabang Sanur Nama : Raden Ayu Juliana Dewi NIM : 1406013056 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di PT. Astra Internasional
Lebih terperinciPSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty
1 PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa Ellyn Octavianty AGENDA Ruang Lingkup Definisi Sewa Awal Sewa vs Awal Masa Sewa Klasifikasi Sewa Sewa dalam Laporan Keuangan Lessee Sewa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar negara yang berhubungan dengan kegiatan sosial, keuangan maupun perdagangan yang membuat masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau Leasing. Lease dalam bahasa Inggris berarti sewa, namun dalam perkembangannya pengertian
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pokok permasalahan yang penulis uraikan pada bab IV, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Perjanjian sewa guna usaha (leasing) pesawat udara A330-202
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107 Produk gadai syariah: 1. AMANAH (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Bagi Karyawan) berdasarkan PSAK 102 : Akuntansi
Lebih terperinciModul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi
Modul ke: Manajemen Perpajakan Fakultas 06FEB Samsuri, SH, MM Program Studi Akuntansi Sewa Guna Usaha dan Penerapan Perencanaan Pajak terhadap Sewa Guna Usaha Pengertian Sewa Guna Usaha Sewa guna usaha
Lebih terperinciSYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT
Living, Breathing Asia SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT Syarat dan Ketentuan Dana Bantuan Sahabat ini berlaku bagi Nasabah yang permohonan Dana Bantuan Sahabat telah disetujui. Harap membaca Syarat
Lebih terperinciPIUTANG / TAGIHAN (receivable)
PIUTANG / TAGIHAN (receivable) BAHASAN Definisi Piutang Jenis Piutang Pengakuan Piutang Penilaian Piutang Penyajian Piutang DEFINISI Piutang merupakan aset yang paling likuid ketiga setelah kas dan investasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan serangkaian aktivitas-aktivitas yang bersifat ekonomis, dimana dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya perusahaan didirikan sebagai suatu kesatuan usaha dengan melakukan serangkaian aktivitas-aktivitas yang bersifat ekonomis, dimana dari aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun penjualan secara kredit. Pada dasarnya perusahaan lebih menyukai penjualan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya perusahaan bertujuan menghasilkan laba dalam mempertahankan usahanya. Salah satu kegiatan operasional tersebut adalah penjualan baik berbentuk tunai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai penjualan yang di lakukan dengan cara mengirimkan barang
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Penjualan Kredit 2.1.1 Konsep Penjualan Kredit Menurut Kosasih (1995:69) mendefinisikan penjualan kredit sebagai penjualan yang di lakukan dengan cara
Lebih terperinciSUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN
SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN PERTEMUAN 11 MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M. JENIS-JENIS 1. Sumber dana jangka pendek 2. Sumber dana jangka menengah 3. Sumber dana jangka panjang Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang sebagai perwujudan pengabdian dan peran serta rakyat untuk membiayai negara dan
Lebih terperinciCreated by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Praktek Pembiayaan Murabahah Praktek pembiayaan Murabahah di Bank Muamalat Indonesia berpanduan pada DSN-MUI dan PSAK. 1. Akuntansi Syariah Murabahah (PSAK 102)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan negara masing-masing. Indonesia dalam tujuan negara untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan salah satu sarana bagi pemerintah suatu negara untuk mencapai tujuan negara masing-masing. Indonesia dalam tujuan negara untuk mewujudkan
Lebih terperinciANALISIS ALTERNATIF PENDANAAN LEASING
ANALISIS ALTERNATIF PENDANAAN LEASING ATAU HUTANG JANGKA PANJANG DALAM PENGADAAN AKTIVA TETAP PERUSAHAAN (STUDI PADA PT. CITRA PERDANA KENDEDES MALANG) Ika Fauzia Topowijono Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Piutang 1. Pengertian Piutang Setiap penulis memberikan definisi yang berbeda tentang piutang tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut memiliki
Lebih terperinciBAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN
BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami pengertian modal asing Mengetahui penggolongan modal asing Memahami pengertian
Lebih terperinciDAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)
2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD
Lebih terperinciANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN (Skripsi) OLEH Nama : Veronica Ratna Damayanti NPM : 0641031138 No Telp :
Lebih terperinciAnalisis Akuntansi Leasing Pada PT. Puri Green Resources Pekanbaru
Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol.6, Desember 2013, 53-61 53 Analisis Akuntansi Leasing Pada PT. Puri Green Resources Pekanbaru Rina Yanti 1, Hamdani Arifulsyah 2 1,2) Politeknik Caltex Riau Abstrak
Lebih terperinci