ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU"

Transkripsi

1 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU Dewi Anggraini Nardi Jurusan Akuntansi SekolahTinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas dewi.anggraini485@gmail.com Abstrak Penelitiannya yang berjudul Analisis Perencanaan dan Pengendalian Piutang Tak Tertagih Pada PT.Adira Finance Lubuklinggau dengan rumusan masalah adalah bagaimanakah perencanaan dan pengendalian piutang tak tertagih PT.Adira Finance Lubuklinggau?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan dan pengendalian piutang tak tertagih pada PT.Adira Finance Lubuklinggau. Dalam melakukan analisis data terhadap data-data yang diperoleh digunakan teknik analisis kuantitatif, menggunakan metode deskriptif yaitu metode analisis yang menggambarkan suatu keadaan secara objektif sehingga memperoleh penyelesaian dari suatu masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan PT. Adira Finance Lubuklinggau dalam pelaksanaan menerapkan prosedur perencanaan dan sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah piutang tak tertagih.dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan, belum berjalan secara efektif. Terutama pada kondisi tahun 2013 yang mencapai 11,02% pada rasio tunggakan dan 99,28% pada rasio penagihan. Jika bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin, maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan presentase penurunan hari rata-rata penagihan PT.Adira Finance Lubuklinggau masih kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usahanya. Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan. Kata kunci: Perencanaan piutang, pengendalian piutang dan piutang tertunggak 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba. Untuk memperoleh laba yang maksimal dibutuhkan suatu perencanaan. Perencanaan laba itu sendiri dipengaruhi oleh perencanaan penjualan dan perencanaan biaya. Perusahaan harus dapat membuat perencanaan secara terpadu atas semua aktivitas yang sedang maupun akan dilakukan dalam upaya mencapai laba yang diharapkan. Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan jumlah penjualan. Salah satunya dengan sistem penjualan kredit, yang pembayarannya dilakukan dengan cara mengansur setiap bulannya. Dengan dilakukannya penjualan kredit maka akan timbul perkiraan piutang usaha. Piutang usaha merupakan aset yang sifatnya paling lancar setelah kas sehingga mudah terjadi penyelewengan yang mempengaruhi profabilitas operasi perusahaan. Manajemen tidak hanya bertanggung jawab untuk meningkatkan penjualan dalam mendapatkan laba, tetapi juga perlu meyakinkan bahwa piutang usaha tersebut dapat ditagih. Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit, maka sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang, syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan, kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul lainnya. Oleh karena itu, sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara efektif dan efisien. Penelitian ini akan dilakukan di PT Adira Finance Lubuklinggau yang bergerak dibidang penjualan kendaraan roda empat (mobil) dan kendaraan roda dua (motor) secara kredit yang memungkinkan adanya piutang usaha atau kredit macet yang dilakukan oleh nasabah. Penelitian awal yang peneliti lakukan memberikan informasi bahwa masih banyaknya tunggakan nasabah PT Adira Finance Lubuklinggau. Selain itu masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang

2 yang telah jatuh tempo tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya. Oleh karena itu, peranan manajemen piutang dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan. 1.2 Identifikasi Masalah Indentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Banyaknya tunggakan nasabah PT Adira Finance Lubuklinggau. b. Penagihan piutang yang telah jatuh tempo tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya oleh pihak manajemen PT Adira Finance Lubuklinggau. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah perencanaan dan pengendalian piutang tak tertagih pada PT Adira Finance Lubuklinggau? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis perencanaan dan pengendalian piutang tak tertagih PT Adira Finance Lubuklinggau. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Menurut James (2005, h.404) piutang merupakan penjualan barang jasa secara kredit. Selanjutnya Slamet (2005, h.51) menyatakan piutang merupakan jumlah tagihan kepada individu-individu maupun kepada perusahaan lain. 2.2 Perencanaan Piutang Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem perencanaan administrasi piutang yang baik. Administrasi piutang umumnya membantu dalam meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan kepada pelanggan ataupun calon pelanggan. Adapun tujuan perencanaan piutang adalah untuk membantu memberikan informasi piutang yang ada di perusahaan. Menurut M. Samsul (2008, h.350) tujuan dari administrasi piutang adalah sebagai berikut : a. Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu. b. Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti. c. Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang. d. Menentukan likuiditas, untuk mengelompokkan ke aktiva lancar atau aktiva lain-lain. Selanjutnya cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M. Samsul (2008, h.352), antara lain : a. File dokumen b. Kartu piutang c. Buku piutang Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M. Samsul (2008, h.352), antara lain : a. Rekening koran piutang dagang per langganan b. Daftar umum piutang c. Daftar piutang yang dihapuskan 2.3 Pengendalian Piutang Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya, waktu, maupun keadaan debitur. Selain hal tersebut, perusahaan perlu menetapkan kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang mengurusi masalah piutang perusahaan. Menurut Syamsuddin (2007, h.257), syarat kredit yang perlu diperhatikan oleh pihak manajer antara lain : a. Biaya-biaya administrasi b. Investasi dalam piutang c. Kerugian piutang (Bad debt expanses) d. Volume penjualan 2.4 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan piutang menurut Adisaputra (2005, h.64), antara lain : a. Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi piutang, yang mana tugasnya meliputi : 1) Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit. 2) Menyeleksi calon debitur. 3) Membukukan transaksi kredit yang terjadi. 4) Melakukan penagihan piutang. 5) Membukukan piutang. 6) Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut usianya masingmasing. 7) Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk investasi. 8) Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang. 9) Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil keputusan tentang piutang.

3 b. Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang, yang meliputi : 1) Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis / tingkatan debitur. 2) Penentuan jangka waktu kredit. 3) Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur. 4) Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang ragu-ragu. 5) Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi piutang. c. Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi pengelolaan piutang, antara lain : a. Tingkat perputaran piutang. b. Persentase piutang yang tak tertagih c. Biaya pengelolaan piutang, yang terdiri dari : a. Biaya modal b. Biaya adminstrasi piutang c. Biaya piutang yang tak tertagih Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena : 1. Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani 2. Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola 3. Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi secara umum. 4. Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan. 2.5 Kegiatan Pengendalian Manajemen Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam rencana. Menurut Robert N. Anthony (2005, h.8), pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi. Fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert (2005, h.74), yaitu : 1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian. 2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak eksternal dan pemegang saham. 3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterprestasikan laporan-laporan ini untuk para manajer, menganalisis program, dan proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan. 4. Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur pengendalian untuk menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan yang memadai terhadap kecurangan, serta menjalankan audit operasional. 5. Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya dengan fungsi pengendalian. 2.6 Jenis-Jenis Piutang Menurut Slamet (2005, h.51) membagi piutang menjadi 3 jenis, yaitu: a. Piutang Dagang b. Piutang Wesel c. Piutang lain-lain seperti pinjaman kepada para pejabat perusahaan, uang muka kepada pegawai atau karyawan, dan restitusi pajak yang belum diterima. Baridwan (2008, h.124) menambahkan klasifikasi piutang adalah sebagai berikut: a. Piutang Dagang (Usaha) b. Piutang bukan dagang c. Piutang penghasilan 2.7 Piutang Tak Tertagih Menurut Slamet (2005, h.52) terdapat dua metode akuntansi untuk mengakui kerugian piutang, yaitu metode cadangan dan metode langsung. Metode cadangan dipakai bila kerugian piutang bersifat material. Gambaran penting dalam metode cadangan ini adalah sebagai berikut: a. Piutang yang tidak dapat ditaksir lebih dahulu. Jumlahnya diakui sebagai kerugian pada periode penjualan, bila piutang yang tak tertagih berasal dari tahun 2010, maka kerugiannya diakui pada tahun 2010 juga. b. Taksiran kerugian piutang didebit pada rekening kerugian piutang dan dikredit pada rekening cadangan kerugian piutang melalui jurnal penyesuaian pada akhir setiap periode. c. Piutang yang benar-benar tidak tertagih didebit pada rekening cadangan kerugian piutang dan dikredit pada rekening piutang dagang. Menurut Baridwan (2008, h.54) dasardasar yang digunakan untuk menaksir kerugian piutang ada dua, yaitu:

4 1. Persentase dari penjualan satu periode (pendekatan rugi laba) 2. Persentase dari saldo piutang akhir periode (pendekatan neraca) Menurut Anggiat (2011, h.33) perhitungan kerugian piutang atas dasar piutang akhir periode dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu: a. Jumlah cadangan dinaikkan sampai persentase tertentu dari saldo piutang. b. Cadangan ditambah dengan persentase tertentu dari saldo piutang. c. Jumlah cadangan dinaikkan sampai suatu jumlah yang dihitung dengan menganalisis umur piutang. Hubungan antara penjualan dan piutang usaha dapat dinyatakan sebagai perputaran piutang usaha (James, h.326). 2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang Menurut Riyanto (2010, h.85), faktorfaktor yang mempengaruhi besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang, sebagai berikut : 1. Volume penjualan kredit 2. Syarat pembayaran penjualan kredit 3. Ketentuan tentang pembatasan kredit 4. Kebijakan dalam penagihan 5. Kebiasaan membayar dari pelanggan Menurut Martono dan Agus (2008, h.95) besarnya investasi pada piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor. Pertama, adalah besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total. Kedua, adalah kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu penagihan piutang). 2.9 Biaya Atas Piutang Selain memberikan manfaat, piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya bagi perusahaan. Biaya-biaya tersebut menurut Gitosudarmono dan Basri (2005, h.83), antara lain : a. Biaya penghapusan piutang b. Biaya pengumpulan piutang c. Biaya administrasi d. Biaya sumber dana 2.10 Cara Pengumpulan Piutang Menurut Syamsuddin (2007,h.273), cara pengumpulan piutang yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan, adalah : 1) Melalui surat 2) Melalui telepon 3) Kunjungan personal 4) Tindakan yuridis Adapun prosedur menurut Husnan (2008, h.481), terhadap pelanggan yang telah terlambat membayar hutangnya, umumnya dilakukan beberapa prosedur sebagai berikut : 1. Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah terlambat untuk melunasi hutangnya. 2. Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara langsung. 3. Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang jasa pengumpulan piutang. 4. Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau tidak membayar hutan Rasio Keuangan Menurut Fahmi (2011 h.107) rasio keuangan atau financial ratio sangat penting gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondidi keuangan perusahaan. Menurut Anggraini (2012, h.9) dalam penelitiannnya rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai berikut : 1. Rasio perputaran piutang (Receivable turn over RTO) Menghitung Receivable turn over RTO Receveible Turn Over =... (1) Dimana, untuk menghitung rata-rata piutang adalah,... (2) 2. Umur rata-rata piutang (Average collection period ACP) Menghitung Average collection Period ACP... (3)

5 3. Rasio tunggakan Menghitung rasio tunggakan :... (4) 4. Rasio penagihan Menghitung rasio penagihan :... (5) 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel penelitian dan definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1 Variabel, Definisi dan Indikator Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Perencanaan Pengendalian Piutang Serangkaian kebijakan penerapan sistem prosedur yang digunakan manajemen dan mengawasi aktivitas yang terjadi didalam perusahaan. (Mulyadi, 2000 h.183) 1. Rasio perputaran piutang (Receivable turn over RTO). 2. Umur rata-rata piutang (Average collection period ACP). Rasio Piutang tak tertagih Piutang dagang atau piutang usaha menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan (Zaki 2004, h.124). 1. Rasio perputaran piutang 2. Umur rata-rata piutang 3. Rasio tunggakan 4. Rasio Penagihan Rasio Sumber: Data diolah 3.2 Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil observasi langsung mengenai data laporan keuangan perusahaan dan data sekunder berupa buku-buku dan literatur yang relevan dengan masalah penelitian yaitu pengendalian piutang tak tertagih. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi (sejarah umum perusahaan, struktur perusahaan, aktivitas perusahaan). 3.4 Teknik Analisis Data Dalam melakukan analisis data terhadap data-data yang diperoleh digunakan teknik analisis kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Beberapa Metode analisis yang dipakai peneliti, antara lain sebagai berikut 1. Rasio perputaran piutang (Receivable turn over RTO) 2. Umur rata-rata piutang (Average collection period ACP) 3. Rasio tunggakan 4. Rasio penagihan.

6 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Perencanaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan Pedoman Perencanaan dan Pengendalian Piutang usaha menurut PT Adira Finance, yaitu : a. Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar. b. Piutang adalah hutang pinjaman dana kepada perusahaan yang belum dilunasi pembayarannya. c. Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima konsumen. d. Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1 (satu) tahun. e. Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1 (Satu) tahun, dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah konsumen diberi teguran pembayarannya, tetapi tidak juga melunasi pembayaran. f. Surat Perjanjian/kontrak adalah kesepakatan antara Perusahaan dengan konsumen. Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk : 1. Menekan/memperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas masuk (cash in flow) perseroan. 2. Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha perusahaan. 3. Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perusahaan dalam upaya menekan saldo piutang usaha. 4. Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para konsumen agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan kepada perusahaan Prosedur Perencanaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan Adapun ruang lingkup prosedur perencanaan dan pengendalian piutang usaha pada PT Adira Finance antara lain : a) Penerbitan dan Pengiriman Kwitansi Tagihan b) Surat Pengantar Kwitansi Tagihan c) Pelunasan Piutang Usaha d) Penatausahaan Piutang Usaha e) Pengendalian Piutang Usaha f) Sanksi dan Denda g) Konfirmasi Piutang Usaha h) Penyisihan Piutang Usaha 4.2 Pembahasan Kriteria untuk mengukur efektivitas perencanaan dan pengendalian Piutang Usaha Perusahaan a) Receivable Turn Over (RTO) Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada suatu periode tertentu. Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya. Menghitung Receivable Turn Over RTO Receveible Turn Over =... (1) Dimana, untuk menghitung rata-rata piutang adalah,... (2) Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut : a. Tahun 2010 RTO = Rp = 33,55 Rp Rata-rata piutang = Rp Rp = Rp b. Tahun 2011 RTO = Rp = 14,22 Rp

7 Rata-rata piutang = Rp Rp = Rp c. Tahun 2012 RTO = Rp = 22,86 Rp Rrata-rata piutang = Rp Rp = Rp d. Tahun 2013 RTO = Rp = 8,40 Rp Rata-rata piutang = Rp Rp = Rp e. Tahun 2014 RTO = Rp = 15,64 Rp rata-rata piutang = Rp Rp = Rp Rekapitulasi hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 2 berikut : Tahun Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) Penjualan Kredit Rata-rata RTO Perubahan (Rp) Piutang (Rp) (Kali) RTO (20) (9) (15) (8) Sumber : Data Diolah, 2015 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO) mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini ditunjukkan pada peningkatan RTO yang terjadi pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 34 kali. Pada tahun 2011 terjadi penurunan RTO yaitu 14 kali atau naik sebesar 20 dari tahun sebelumnya. Pada tahun berikutnya, yaitu 2012 kembali mengalami peningkatan RTO sebesar 23 atau naik sebesar 15 dan tahun 2013 menurun menjadi 8 kali atau turun sebesar 15. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan sebesar 16 kali. Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2010 sebesar 34 kali

8 dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2013 sebesar 8 atau turun 15. Pada tahun 2013, kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam lima tahun terakhir. Kinerja RTO pada tahun 2012 sebesar 8,40 kali, terjadi penurunan sebesar 14,46 kali dari tahun 2012 sebesar 22,86. Hal ini disebabkan karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp ,- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah. Pada tahun 2013, kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2012 yaitu 15,64 kali. Hal ini disebabkan karena penjualan kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp ,- pada tahun 2013 menjadi Rp ,- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp ,- Menghitung Average collection Period ACP pada tahun 2012 menjadi Rp ,- ini membuktikan bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin jumlah piutang tertunggaknya, karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat perputaran piutang suatu perusahaan, maka semakin baik pengelolaan piutangnya, dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu terikatnya modal dalam piutang. b) Average Collection Period (ACP) Rasio ini berfungsi untuk mengetahui ratarata hari yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas. Hasil yang ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan sebagai standar kredit perusahaan.... (3) Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut : a. Tahun 2010 ACP = ,55 = 10,88 b. Tahun 2011 ACP = ,22 = 25,67 c. Tahun 2012 ACP = ,86 = 15,97 d. Tahun 2013 ACP = 365 8,40 = 43,45 e. Tahun 2014 ACP = ,64 = 23,34 Rekapitulasi hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 3 berikut :

9 Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Average Collection Periode ACP Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP Sumber : Data diolah, ,55 20,20 22,86 8,46 11,64 10,88 25,67 15,97 43,45 23,34-7,11 9,7 27,48 20,11 Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas, perusahaan belum efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan. Karena perusahaan menetapkan batas pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambatlambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak kwitansi tagihan diterima oleh konsumen. Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan. Semakin besar tingkat RTO perusahaan, maka semakin baik pula nilai ACPnya. Tingkat Average Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2010, yaitu sebesar 10 hari, dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi. Sedangkan tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2013, dimana tingkat ACPnya mencapai 43 hari, dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat rendah yaitu 8,40 kali. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2014, tingkat ACPnya menurun menjadi 23 hari. Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih baik dari tahun Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya pengumpulan piutang perusahaan. Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan, berarti perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang. c) Rasio Tunggakan Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang belum tertagih. Menghitung rasio tunggakan :... (4) Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut : a. Tahun 2010 Rasio tunggakan = Rp Rp = 2,78% b. Tahun 2011 Rasio tunggakan = Rp Rp = 7,34% c. Tahun 2012 Rasio tunggakan = Rp Rp = 3,51%

10 d. Tahun 2013 Rasio tunggakan = Rp Rp = 11,02% e. Tahun 2014 Rasio tunggakan = Rp Rp = 5,59% Rekapitulasi hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 4 berikut : Tahun Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang Jumlah Piutang Total Piutang Pada Rasio Tunggakan Tertunggak (Rp) Periode yang Sama (Rp) ,78% 7,34 % 3,51 % 11,02 % 5,59 % Sumber : Data diolah, 2015 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 kinerja perusahaan membaik, dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil, yaitu sebesar 2,78 %. Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya menjadi Rp ,- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp ,-. Namun, pada tahun 2011 terjadi peningkatan rasio tunggakan menjadi 7,34 % atau naik sebesar 4,56 %. Hal ini disebabkan jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp ,-. Pada tahun 2012, terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 3,51 % atau menurun sebesar 2,49 % dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar Rp ,- atau berkurang sebesar Rp ,-. Pada tahun 2012, rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar 11,02 % atau Menghitung rasio penagihan : meningkat sebesar 7,49 % dari tahun Hal ini disebabkan terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp ,- pada tahun 2013 menjadi Rp ,- dan juga karena jumlah total piutang yang sangat rendah yaitu sebesar Rp Pada tahun 2014, rasio tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 5,59 % atau menurun sebesar 5,43 % dari tahun sebelumnya. Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya yaitu sebesar Rp ,- dan terjadi penurunan pada piutang tentunggaknya yaitu sebesar Rp ,-. d) Rasio Penagihan Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang dimiliki perusahaanl. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan penagihan piutang.... (5)

11 Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut : a. Tahun 2010 Rasio Penagihan = Rp Rp = 96,94% b. Tahun 2011 Rasio tunggakan = Rp Rp = 92,93% c. Tahun 2012 Rasio tunggakan = Rp Rp = 95,86% d. Tahun 2013 Rasio tunggakan = Rp Rp = 99,28% e. Tahun 2014 Rasio tunggakan = Rp Rp = 95,23% Rekapitulasi Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 5 berikut :Tabel 5 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang Tahun Jumlah Piutang Tertagih (Rp) Total Piutang (Rp) Rasio Penagihan (%) ,94% 92,93% 95,86% 99,28% 95,23% Sumber : Data diolah, 2014 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 kinerja perusahaan mengalami peningkatan, dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar 99,28 %. Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi administrasi/penatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi Rp ,- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp ,- Namun pada tahun 2011, terjadi penurunan rasio tagihan dari 96,94 % pada tahun 2010 menjadi 92,93% atau naik turun 4,01 %. Hal ini disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar Rp ,- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp ,-. Pada tahun 2012, terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi sebesar 95,86 % dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena perusahaan dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih menjadi sebesar Rp ,-. Pada tahun 2013, kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu sebesar 95,23%. Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat rendah yaitu sebesar Rp Pada tahun 2013, rasio tunggakan mengalami peningkatan yaitu menjadi 99,28% atau meningkat sebesar 3,42 % dari tahun sebelumnya. Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya yaitu sebesar Rp ,- dan

12 terjadi peningkatan pada bagian penagihan yaitu sebesar Rp KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Perencanaan piutang PT. Adira Finance Lubuklinggau belum baik atau belum optimal untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih. Hal tersebut disebabkan faktor krisis ekonomi yang terjadi dimasyarakat, salah satunya rendahnya harga karet yang merupakan mata pencaharian rata-rata masyarakat Lubuklinggau dan sekitarnya, sehingga berdampak pada kemampuan masyarakat membayar angsuran. 2. Pengendalian piutang PT. Adira Finance Lubuklinggau belum baik. hal tersebut dapat dilihat dari persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan, belum berjalan secara efektif. Terutama pada kondisi tahun 2013 untuk rasio tunggakan dan rasio penagihan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jika bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin, maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan presentase penurunan hari rata-rata penagihan. 5.2 Saran 1. Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat perputaran piutang menjadi lebih baik, sehingga presentase penagihan dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang. 2. Sebelum diterbitkan surat pengantar kwitansi tagihan sebaiknya pihak konsumen diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran kwitansi tagihan sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan. Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar. DAFTAR PUSTAKA Adisaputra, Gunawan, Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua). BPFE ; Yogyakarta. Akhmad, R Belkaoni Alih Bahasa renny A Rusli Acconting Theory. Jakarta: Salemba. Anggraini, Retno Jurnal: Analisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makasar. Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudin. Anggiat H Jurnal: Manfaat Sistem Pengendalian Piutang Dalam Meminimalisasi Piutang tak Tertagih (Bad Debt) Pada Perusahaan Leasing Di Kota Medan. Politeknik Bisnis Indonesia. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta. Baridwan, Zaki Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE. Gitusudarmono, Indriyo dan Basri H Manajemen Keuangan Edisi Empat. BPFE ; Yogyakarta. James, Gill Memahami Laporan Keuangan. Jakarta: PPM. James, M.Reeve Pengantar Akuntansi, Adaptasi Indonesia. Jakarta:Salemba Empat. Martono dan Agus Harjito Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh). EKONISIA ; Yogyakarta. Riyanto, Bambang Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada. Robert dan Vijay Govindarajan Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta : Salemba Empat. Samsul, M Sistem Akuntansi, Pendekatan Manajerial. Liberty ; Yogyakarta. Slamet Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Syamsuddin, Lukman Manajemen Keuangan Perusahaan. PT. Raja Grafindo Persada ; Jakarta.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Piutang Karena berbentuk penjualan kredit maka ada resiko yang tidak tertagih atau gagal bayar, maka dari itu perlu yang namanya manajemen piutang. Manajemen piutang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Menurut PSAK 55 (2015) Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah asset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentutakan dan tidak memepunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Secara umum piutang merupakan hak atas uang, barang dan jasa kepada orang lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Martono & Harjito Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Ekonisia. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Martono & Harjito Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Ekonisia. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Martono & Harjito. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Ekonisia. Jakarta. Alexandri, Benny. 2009. Manajemen Keuangan Bisinis. Edisi Kedua. Penerbit Alfabeta. IKAPI: Bandung.

Lebih terperinci

PERPUTARAN PIUTANG PADA PT MITRA ADIDAYA SAKTI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

PERPUTARAN PIUTANG PADA PT MITRA ADIDAYA SAKTI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR PERPUTARAN PIUTANG PADA PT MITRA ADIDAYA SAKTI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR THERESIA IMACULATA, Elfreda A Lau, Rina Masyithoh 3 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRAKSI Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAGANG PADA PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI PERIODE

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAGANG PADA PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI PERIODE 236 ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAGANG PADA PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI PERIODE 2010 2012 Oleh: Ni Putu Jurusan Akuntansi Program Diploma III, FEB Undiksha Jurusan Akuntansi Program Diploma III,

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PIUTANG PT SUZUKI FINANCE INDONESIA (SFI) PEKANBARU

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PIUTANG PT SUZUKI FINANCE INDONESIA (SFI) PEKANBARU 1 ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PIUTANG PT SUZUKI FINANCE INDONESIA (SFI) PEKANBARU Lidia Fitriani 1, Sumarno 2, Gani Haryana 3 Email :dyanice@yahoo.co.id, sumarno@yahoo.com, gani_haryana@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kebijakan Penjualan Kredit Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh perusahaan dalam menentukan apakah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang  Herry (2009:266) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling

Lebih terperinci

ANALISIS KONDISI PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG SAMARINDA

ANALISIS KONDISI PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG SAMARINDA ejournal Administrasi Bisnis, 2015, 3 (4) : 769-781 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2015 ANALISIS KONDISI PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG SAMARINDA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibtat adanya penjualan secara kredit. Pada sebagian besar perusahaan penjualan dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG PADA KOPERASI WANITA SEKAR ARUM TULUNGAGUNG TAHUN ANGGARAN

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG PADA KOPERASI WANITA SEKAR ARUM TULUNGAGUNG TAHUN ANGGARAN ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG PADA KOPERASI WANITA SEKAR ARUM TULUNGAGUNG TAHUN ANGGARAN 2011-2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang Istilah piutang timbul karena adanya kebijakan penjualan kredit di dalam perusahaan. Penjualan kredit ini tidak segera menghasilkan penerimaan kas pada saat penjualan dilakukan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat bertahan hidup serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat bertahan hidup serta dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era perdagangan bebas saat ini dengan semakin pesatnya perkembangan dunia usaha yang didukung oleh kemajuan teknologi di berbagai bidang mengakibatkan persaingan.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan Laporan Kerja Praktek. Landasan teori yang akan dibahas ini meliputi permasalahan- permasalahan

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri)

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri) ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri) Oleh: Miladiah Kusumaningarti Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri, Kediri Email: mila@kagamavirtual.net Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Pengertian Piutang Menurut Niswonger dkk. (1999): istilah piutang (receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan didirikan untuk mencari keuntungan dengan membuat produk atau jasa bagi para konsumen yang membutuhkan sebagai upaya agar dapat mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adanya penelitian terdahulu yang telah dibahas sebelum penelitian ini dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang Piutang juga merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak 8 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibat adanya penjualan kredit. Sebagian besar perusahaan menjual

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENILAI EFISIENSI PIUTANG PADA ADIRA FINANCE CABANG KEDIRI SKRIPSI

ANALISIS KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENILAI EFISIENSI PIUTANG PADA ADIRA FINANCE CABANG KEDIRI SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENILAI EFISIENSI PIUTANG PADA ADIRA FINANCE CABANG KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya perkembangan jumlah penduduk mengakibatkan bertambahnya jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang paling pokok

Lebih terperinci

Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam

Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam Ely Kartikaningdyah, Eka Faradila Shinta Politeknik Batam Parkway Street,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG USAHA DALAM MEMINIMALKAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT GAYA SASTRA INDAH

PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG USAHA DALAM MEMINIMALKAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT GAYA SASTRA INDAH PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG USAHA DALAM MEMINIMALKAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT GAYA SASTRA INDAH Tiara Timuriana Dosen Tetap Program Studi Akuntansi D3 Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Risti Eni

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PERDANA GAPURAPRIMA PERIODE

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PERDANA GAPURAPRIMA PERIODE ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PERDANA GAPURAPRIMA PERIODE 2012-2014 Diana Tambunan, S.E.,M.M. Email : diana.dtb@bsi.ac.id Shinta Noviana Emsil : shintanoviana114@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-16 Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area

Lebih terperinci

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN Sunarji Harahap STIE Professional Manajemen College Indonesia ABSTRAK Peranan piutang, khususnya piutang usaha

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG Oleh: *Munawar Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan rasio keuangan sebagai salah satu

Lebih terperinci

PENGANGGARAN PIUTANG

PENGANGGARAN PIUTANG PENGANGGARAN PIUTANG Pengertian Dan Manfaat Anggaran Piutang Piutang (receivable) adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor ( pemberi pinjaman) kepada debitor (penerima pinjaman) yang bersedia melunasinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa :

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa : BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Karakter, Capacity serta Capital yang dimiliki oleh pelanggan PT. Nusantara Surya Sakti Kupang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan guna mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan guna mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama pendirian usaha yaitu untuk menciptakan laba. Laba digunakan perusahaan guna mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) CABANG TANJUNG TEMBAGA PROBOLINGGO RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PENGELOLAAN PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) CABANG TANJUNG TEMBAGA PROBOLINGGO RANGKUMAN TUGAS AKHIR PENGELOLAAN PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) CABANG TANJUNG TEMBAGA PROBOLINGGO RANGKUMAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit maupun luas akan bertujuan untuk mencapai kemakmuran. Bertolak dari hal itu, dalam

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tujuan perusahaan melakukan kegiatan operasional untuk memperoleh laba yang maksimum disamping itu juga untuk mencapai tujuantujuan perusahaan yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM AKUNTANSI Suatu sistem merupakan kesatuan, dimana masing-masing unsur yang ada di dalamnya merupakan keseluruhan dari susunan kesatuan itu. Berdasarkan hal tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun penjualan secara kredit. Pada dasarnya perusahaan lebih menyukai penjualan

BAB I PENDAHULUAN. maupun penjualan secara kredit. Pada dasarnya perusahaan lebih menyukai penjualan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya perusahaan bertujuan menghasilkan laba dalam mempertahankan usahanya. Salah satu kegiatan operasional tersebut adalah penjualan baik berbentuk tunai

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen merupakan rangkaian berbagai aktivitas yang saling berkaitan dan saling mengorganisir kemampuan individu dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP RESIKO KREDIT PADA KOPERASI IKA TEMAN LAMONGAN

Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP RESIKO KREDIT PADA KOPERASI IKA TEMAN LAMONGAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP RESIKO KREDIT PADA KOPERASI IKA TEMAN LAMONGAN *( Ratna Handayati Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan Jl. Veteran No.53A Lamongan

Lebih terperinci

Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: xx.Volume: xx, Nomor: xx

Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: xx.Volume: xx, Nomor: xx Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx Sistem Pengendalian Internal dalam Meminimalisasi Piutang Tak Tertagih pada PT. BFI Finance cabang Malang 2 Lailatul Khomariyah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Piutang 2.1.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PIUTANG PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) USAHA BERSAMA DESA SIALANG RINDANG

PENERAPAN AKUNTANSI PIUTANG PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) USAHA BERSAMA DESA SIALANG RINDANG PENERAPAN AKUNTANSI PIUTANG PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) USAHA BERSAMA DESA SIALANG RINDANG Muawamah Widiawati Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama. yaitu, penjualan secara tunai atau secara kredit.

BAB IV PEMBAHAS AN. IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama. yaitu, penjualan secara tunai atau secara kredit. BAB IV PEMBAHAS AN IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama IV.1.1. Analisis Kebijakan Penjualan Kredit Penjualan merupakan kegiatan operasional perusahaan di mana dengan ini perusahaan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN MODAL KERJA KOPERASI DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS DAN MENJAGA TINGKAT LIKUIDITAS

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN MODAL KERJA KOPERASI DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS DAN MENJAGA TINGKAT LIKUIDITAS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN MODAL KERJA KOPERASI DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS DAN MENJAGA TINGKAT LIKUIDITAS (Studi Penelitian Pada KPRI Universitas Brawijaya Malang 2010-2012) Antoni Susanto Topowijono

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang Pada PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara

Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang Pada PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara ejournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (3) : 657-669 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang Pada PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Modal Kerja II.1.1 Pengertian Modal Kerja Dalam aktivitas sebuah perusahaan tidak dipungkiri bahwa dibutuhkan dana untuk menjalankan operasinya, mulai dari membeli bahan baku

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Daya Muda Agung Cabang Medan, dengan perumusan masalah Apakah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pencatatan 2.1.1.1 Pengertian Pencatatan Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan telah dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-teori 1. Pengertian piutang Terdapat begitu banyak transaksi yang dilakukan perusahaan dalam aktivitasnya sehari-hari. Baik aktivitas membeli aktiva yang dibutuhkan perusahaan,

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA Yeyen Herlina Wati 1, LCA. Robin Jonatha 2, Imam Nazarudin Latif 3 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PT.TEGEL BINA KARYA DI KEDIRI

ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PT.TEGEL BINA KARYA DI KEDIRI ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PT.TEGEL BINA KARYA DI KEDIRI Arta Ulva Rohmatul Laily, Mamak M Balafif, Ali Rasyidi Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016 ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA PADA PDAM TIRTA MAYANG KOTA JAMBI PERIODE 2011-2015 Arna Suryani 1 Abstract The purpose of this study is as follows. Knowing enough working capital at PDAM Tirta Mayang Jambi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT ITC dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahaan tersebut yang tercermin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Piutang 2.1.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah mempengaruhi semua bidang kehidupan. Hal ini menuntut dunia usaha untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini baik pada perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini baik pada perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini baik pada perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur semakin meningkat. Semakin pesatnya perkembangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENAGIHAN PIUTANG PADA PDAM KOTA GORONTALO

ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENAGIHAN PIUTANG PADA PDAM KOTA GORONTALO ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENAGIHAN PIUTANG PADA PDAM KOTA GORONTALO Oleh: AGUSTINA WALAHE NIM: 921409081 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ABSTRAK Agustina

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013 Sutoro, Arna Suryani, Evi Adriani Abstract This research aims to identify

Lebih terperinci

ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK)

ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK) ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK) Achmad Naruli Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri ABSTRAK Setip

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kebijakan pemberian kredit yang ditetapkan Departemen General Books Jateng-DIY cukup efektif. Hal ini terlihat dari perusahaan yang melakukan evaluasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Piutang 1. Pengertian Piutang Setiap penulis memberikan definisi yang berbeda tentang piutang tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut memiliki

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Sartono, Agus Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.

DAFTAR PUSTAKA. Sartono, Agus Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. DAFTAR PUSTAKA Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Cetakan Pertama. Yogyakarta. BPFE. James, Gill dan Chatton, Moira. (2003). Dasar-Dasar Analisis Keuangan. Jakarta

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memanfaatkan sumber dana yang ada pada pengendaliannya. Untuk menjalankan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memanfaatkan sumber dana yang ada pada pengendaliannya. Untuk menjalankan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Aktivitas Perusahaan Aktivitas perusahaan dapat mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber dana yang ada pada pengendaliannya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PENURUNAN PEMBIAYAAN KREDIT MOBIL PADA PT. BATAVIA PROSPERINDO FINANCE CABANG PALEMBANG

ANALISIS PENURUNAN PEMBIAYAAN KREDIT MOBIL PADA PT. BATAVIA PROSPERINDO FINANCE CABANG PALEMBANG ANALISIS PENURUNAN PEMBIAYAAN KREDIT MOBIL PADA PT. BATAVIA PROSPERINDO FINANCE CABANG PALEMBANG Vera Oktarina Jurusan Akuntansi POLTEK PalComTech Palembang Abstrak Salah satu perusahaan sumber pendanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

Judul : Prosedur Penagihan Piutang di PT. Astra Internasional Tbk. AUTO 2000 Kantor Cabang Sanur ABSTRAK

Judul : Prosedur Penagihan Piutang di PT. Astra Internasional Tbk. AUTO 2000 Kantor Cabang Sanur ABSTRAK Judul : Prosedur Penagihan Piutang di PT. Astra Internasional Tbk. AUTO 2000 Kantor Cabang Sanur Nama : Raden Ayu Juliana Dewi NIM : 1406013056 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di PT. Astra Internasional

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Syamsul Arif R. Rustam Hidayat Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil penelitian ilmiah yang berkaitan dengan informasi akuntansi, informasi non akuntansi,

Lebih terperinci

KINERJA KUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT MANDOM INDONESIA, Tbk.

KINERJA KUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT MANDOM INDONESIA, Tbk. KINERJA KUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT MANDOM INDONESIA, Tbk. Lisa Rusdian Gunawan email: sansanngui@gmail.com Program Studi Akuntansi STIE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Menurut Bambang Riyanto (2001:57) pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : 1) Konsep

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba maksimal. Laba juga direfleksikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba maksimal. Laba juga direfleksikan sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian suatu perusahaan mempunyai harapan agar selalu tumbuh dan berkembang serta berkelanjutan demi kelangsungan usaha dimasa mendatang dengan tujuan memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2012 : pasal 1, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi,

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PENGEMBALIAN PINJAMAN TERHADAP RENTABILITAS PT. BPR RESTUDHANA CITRA SEJAHTERA ROGOJAMPI BANYUWANGI RAHAYUNINGSIH ABSTRAK

PENGARUH STRATEGI PENGEMBALIAN PINJAMAN TERHADAP RENTABILITAS PT. BPR RESTUDHANA CITRA SEJAHTERA ROGOJAMPI BANYUWANGI RAHAYUNINGSIH ABSTRAK PENGARUH STRATEGI PENGEMBALIAN PINJAMAN TERHADAP RENTABILITAS PT. BPR RESTUDHANA CITRA SEJAHTERA ROGOJAMPI BANYUWANGI RAHAYUNINGSIH ABSTRAK Masyarakat pada umumnya dan pengusahabaik kecil, menengah dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan dalam laporan keuangan terutama disediakan dalam neraca. Posisi keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA SAMARINDA (DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN)

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA SAMARINDA (DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN) ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA SAMARINDA (DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN) Mayosi Anggita, H. Eddy Soegiato K, Titin Ruliana Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda mayosianggita@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PIUTANG USAHA PADA PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU. Lina Mariana dan Dewi Anggraini ABSTRAK

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PIUTANG USAHA PADA PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU. Lina Mariana dan Dewi Anggraini ABSTRAK ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PIUTANG USAHA PADA PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU Lina Mariana dan Dewi Anggraini ABSTRAK Analisis Analisis Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Usaha Pada PT. Columbus

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PELAYANAN AIR PUTIH SAMARINDA TAHUN ( ) Oleh:

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PELAYANAN AIR PUTIH SAMARINDA TAHUN ( ) Oleh: ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PELAYANAN AIR PUTIH SAMARINDA TAHUN (015-016) Oleh: Musdalifa, Robin Jonathan, Ida Rachmawati FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS

Lebih terperinci

ANALISIS LIKUIDITAS PADA PT.PELAYARAN DUTA LINTAS SAMUDERA DI SAMARINDA

ANALISIS LIKUIDITAS PADA PT.PELAYARAN DUTA LINTAS SAMUDERA DI SAMARINDA ANALISIS LIKUIDITAS PADA PT.PELAYARAN DUTA LINTAS SAMUDERA DI SAMARINDA Winda Dwiastuti Wijaya 10.11.1001.3408.033 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda winda.wijaya92@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang a. Pengertian Piutang Salah satu cara untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada serta menarik pelanggan baru adalah dengan melakukan penjualan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Suatu informasi dari suatu perusahaan terutama informasi mengenai keuangan dan informasi akuntansi diperlukan oleh berbagai pihak intern

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian

Lebih terperinci

Bab 7 Manajemen Piutang

Bab 7 Manajemen Piutang Dasar Manajemen Keuangan 97 Bab 7 Manajemen Piutang Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang manajemen piutang dan kredit, analisa perputaran dan anggaran pengumpulan piutang. D alam

Lebih terperinci