BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
|
|
- Yuliani Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pokok permasalahan yang penulis uraikan pada bab IV, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Perjanjian sewa guna usaha (leasing) pesawat udara A antara PT. Metro Batavia dengan International Lease Finance Corporation tertanggal 20 Desember 2009 merupakan perjanjian innominat, karena perjanjian sewa guna usaha tidak diatur secara khusus didalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, akan tetapi adanya perjanjian ini didasarkan pada asas kebebasan berkontrak yang terdapat dalam pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang menerangkan bahwa: Segala perjanjian yang dibuat secara sah, berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Berdasarkan klasifikasi perjanjian sewa guna usaha (leasing) maka perjanjian sewa guna usaha (leasing) pesawat udara A antara PT. Metro Batavia dengan International Lease Finance Corporation termasuk kedalam operating lease, karena didalam perjanjian tidak adanya hak opsi diakhir masa kontrak bagi PT. Metro Batavia sebagai lessee untuk membeli pesawat udara A dari lessor yaitu International Lease Finance Corporation. 2. Wanprestasi terjadi karena salah satu pihak tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya padahal hal tersebut sudah disepakati didalam perjanjian. Dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa pesawat udara A antara PT. Metro Batavia 85
2 86 dengan International Lease Finance Corporation telah terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh PT. Metro Batavia sebagai penyewa yang gagal membayar hutangnya yang terdiri dari biaya sewa, cadangan (reserves), serta bunga keterlambatan, kepada International Lease Finance Corporation sebagai lessor. Pada awal pelaksanaan perjanjian, PT. Metro Batavia membayar biaya sewa serta cadangan atas sewa pesawat udara A kepada International Lease Finance Corporation, namun kemudian terhitung sejak bulan Agustus 2009 PT. Metro Batavia tidak membayar biaya sewa dan cadangan tersebut dengan alasan PT. Metro Batavia tidak memenangkan tender pelayanan ibadah haji dan umroh ke Mekkah-Madinah, dimana dari hasil pelayanan ibadah haji dan umroh tersebut PT. Metro Batavia dapat membayar biaya sewa pesawat udara A kepada International Lease Finance Corporation. Dalam Pasal 25.2 (b) perjanjian sewa guna usaha (leasing) pesawat udara A tertanggal 20 Desember 2009: Penyewa gagal melakukan pembayaran biaya sewa atau pembayaran lainnya yang jatuh tempo berdasarkan perjanjian ini dengan cara dan pada tanggal yang diatur dalam sewa ini dan gagal melakukan pembayaran tersebut dalam waktu tiga hari kerja setelah pembayaran tersebut jatuh tempo. Sesuai dengan bunyi pasal diatas terbukti bahwa PT. Metro Batavia telah melakukan wanprestasi dengan tidak membayar kewajiban membayar biaya sewa dan biaya cadangan (reserves) yang harus dibayarkan setiap bulan kepada International Lease Finance Corporation. Sebagai akibat dari kegagalan pembayaran, PT. Metro Batavia wajib membayar bunga. Atas hutang yang dimiliki oleh PT. Metro Batavia, International Lease Finance Corporation mengirimkan surat peringatan sebanyak 2 kali, karena PT. Metro Batavia tidak juga membayar
3 87 hutangnya. Lalu International Lease Finance Corporation melalui kuasanya mengirimkan somasi sebanyak dua kali, namun tidak ada tanggapan dari PT. Metro Batavia. Kemudian International Lease Finance Corporation kembali mengingatkan PT. Metro Batavia untuk membayar hutangnya melalui korespodensi surat elektronik, dimana PT. Metro Batavia mengkonfrimasi bahwa akan segera membayar hutangnya sesuai dengan jadwal yang diminta oleh International Lease Finance Corporation. Akan tetapi PT. Metro Batavia tidak juga membayar hutangnya. Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah penulis lakukan, dalam perjanjian sewa guna usaha (leasing) pesawat udara A antara PT. Metro Batavia dengan International Lease Finance Corporation, maka dapat disimpulkan telah terjadi wanprestasi. Dan penyelesaian masalah wanprestasi yang terjadi dalam perjanjian sewa guna usaha (leasing) pesawat udara A antara PT. Metro Batavia dengan International Lease Finance Corporation diselesaikan melalui Pengadilan Niaga dimana International Lease Finance Corporation mengajukan permohonan pailit terhadap PT. Metro Batavia. International Lease Finance Corporation menganggap PT. Metro Batavia tidak sanggup membayar hutangnya, PT. Metro batavia tidak menanggapi peringatan-peringatan serta somasi-somasi yang dikirim oleh International Lease Finance Corporation agar segera membayar hutangnya, kemudian PT. Metro Batavia mengkonfimasi bahwa akan membayar hutangnya sesuai jadwal yang diminta oleh International Lease Finance Corporation, namun PT. Metro Batavia tidak juga membayar hutangnya. PT. Metro Batavia telah memenuhi syarat-syarat pailit yaitu:
4 88 a. PT. Metro Batavia terbukti telah mempunyai hutang kepada lebih dari satu kreditur, yaitu kepada International Lease Finance Corporation dan Sierra Leasing Limited. b. PT. Metro Batavia terbukti tidak membayar hutang-hutangnya baik kepada International Lease Finance Corporation maupun kepada Sierra Leasing Limited. c. Telah terbukti bahwa hutang-hutang PT. Metro Batavia telah jatuh waktu dan dapat ditagih oleh International Lease Finance Corporation, bahkan oleh pihak Sierra Leasing Limited. Maka atas pertimbangan diatas International Lease Finance Corporation mengajukan permohonan pailit yang dirasa jalan yang terbaik karena PT. Metro Batavia tidak sanggup membayar hutanghutangnya, dimana PT. Metro Batavia memang sedang mengalami kesulitan keuangan dan kekalahan tender yang menyebabkan PT. Metro Batavia tidak bisa membayar hutangnya. Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah penulis lakukan, bahwa penyelesaian masalah wanprestasi yang dilakukan oleh pihak PT. Metro Batavia dengan International Lease Finance Corporation dirasa adalah penyelesaian yang tepat dan telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. B. Saran Saran yang penulis berikan yaitu: Dalam membuat perjanjian di kemudian hari sebaiknya para pihak yang akan membuat perjanjian harus memperhatikan dan memahami isi dari perjanjian, terlebih jika perjanjian yang dibuat adalah perjanjian dengan pihak asing, agar lebih teliti dalam membuat perjanjian. Serta harus mentaati apa yang telah disepakati dalam perjanjian, agar tidak terjadi wanprestasi dalam pelaksanaannya.
5 89 Sebaiknya dikemudian hari dalam pelaksanaan perjanjian, pihak penyewa tidak boleh bergantung pada tender atau suatu pekerjaan yang belum tentu akan didapatkan untuk membayar biaya sewa kepada pemberi sewa, seperti PT. Metro Batavia yang bergantung pada tender pelayanan ibadah haji dan umroh yang pada akhirnya gagal dimenangkan, yang kemudian menyebabkan terjadinya wanprestasi.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP CALON PENUMPANG PT. METRO BATAVIA UNTUK MEMPEROLEH REFUND
JURNAL PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP CALON PENUMPANG PT. METRO BATAVIA UNTUK MEMPEROLEH REFUND DARI PEMBELIAN TIKET YANG DIBATALKAN SECARA SEPIHAK AKIBAT PAILIT (STUDI KASUS PUTUSAN NO. 77/PAILIT/2012/PN.NIAGA.JKT.PST)
Lebih terperinci`BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari pergaulan sehariharinya
1 `BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari pergaulan sehariharinya dalam masyarakat. Dalam kehidupan sehari-harinya, manusia mengadakan interaksi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Terhadap kasus yang dihadapi oleh PT Metro Batavia dan International Lease
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah hal-hal yang telah dijelaskan dalam bab I, II, III, dan Bab IV, disini penulis berkesimpulan bahwa: 1. Berdasarkan pada data dan fakta yang telah dianalisis,
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Pembiayaan Pengertian sewa guna secara umum menurut Kasmir, 2002 adalah perjanjian pihak lessor (perusahaan leassing) dengan
Lebih terperinciModul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi
Modul ke: Manajemen Perpajakan Fakultas 06FEB Samsuri, SH, MM Program Studi Akuntansi Sewa Guna Usaha dan Penerapan Perencanaan Pajak terhadap Sewa Guna Usaha Pengertian Sewa Guna Usaha Sewa guna usaha
Lebih terperinciPERJANJIAN PINJAMAN. (Pemberi Pinjaman dan Penerima Pinjaman selanjutnya secara bersama disebut sebagai Para Pihak )
PERJANJIAN PINJAMAN Perjanjian pinjaman ini ( Perjanjian ) dibuat pada hari dan tanggal yang disebutkan dalam Lampiran I Perjanjian ini, oleh dan antara: 1. Koperasi Sahabat Sejahtera Anda, suatu koperasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (MEA) pada akhir tahun MEA atau AEC (ASEAN Economic
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian didunia saat ini semakin menunjukkan kemajuan yang pesat, ditandai dengan banyaknya aktifitas ekonomi dalam skala internasional. Di
Lebih terperinci1 KETENTUAN MENDAPATKAN FASILITAS PINJAMAN
PERJANJIAN PINJAMAN Perjanjian pinjaman ini ( Perjanjian ) dibuat pada hari [masukan hari penandatanganan] tanggal [masukkan tanggal penandantangan], oleh dan antara: 1. Koperasi Mapan Indonesia, suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI. 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan
22 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan 2.1.1 Pengertian Lembaga Pembiayaan Istilah lembaga pembiayaan
Lebih terperinciJENIS-JENIS MODAL DALAM PERUSAHAAN
JENIS-JENIS MODAL DALAM PERUSAHAAN Handout Manajemen Keuangan 1 JENIS-JENIS MODAL Modal Asing (Hutang) Hutang Jangka Pendek Hutang Jangka Menengah) Hutang Jangka Panjang Modal Sendiri Modal Saham Cadangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa, industri ataupun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa, industri ataupun perusahaan dagang senantiasa berusaha mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-harinya tidak dapat terlepas dari interaksi atau hubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya tidak dapat terlepas dari interaksi atau hubungan dengan manusia lain. Salah
Lebih terperinciNERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD
NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD Jenis-jenis sewa menurut PSAK 30 1. Finance lease Lessor : Pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Lessee : Lessee : - memilih barang modal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kebutuhannya begitu juga dengan perusahaan, untuk menjalankan suatu perusahaan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia yang semakin kompleks mengakibatkan semakin meningkatnya pula kebutuhan ekonomi masyarakat terutama para pelaku usaha. Dalam menjalani kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja dan mensejahterakan masyarakat. Dalam mendukung peran pelaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mengalami perkembangan di segala bidang, salah satunya di bidang ekonomi. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran pelaku usaha, karena mereka berperan
Lebih terperinciABSTRAK. Keywords: peranan, sewa guna usaha (leasing), penerimaan pajak. vii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Berbagai kebutuhan ekonomi mendorong perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan jalan sewa. Penelitian ini dilakukan untuk memahami peranan dan pengenaan
Lebih terperincihttp://www.hadiborneo.wordpress.com/ PENGERTIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (CONSUMERS FINANCE) Lembaga pembiayaan konsumen (consumers finance) adalah suatu lembaga atau badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai jumlah aset tetap yang cukup signifikan dalam laporan keuangannya, yaitu
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perusahaan manufaktur, aset tetap merupakan bagian penting dari kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan pada umumnya perusahaan
Lebih terperinciPERJANJIAN SEWA GUNA USAHA ANTARA LESSEE DAN LESSOR. Aprilianti. Dosen Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Lampung.
PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA ANTARA LESSEE DAN LESSOR Aprilianti Dosen Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Lampung Abstrak Perjanjian sewa guna usaha (leasing) yang diadakan oleh Lessor dan Lesseen
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka untuk lebih memberikan
Lebih terperinciBANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA Oleh Safia Anggraeni., M.Pd. INSTITUT BISNIS MUHAMMADIYAH BEKASI 2016 LITERATUR 1. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi revisi-cet.16. Dr. Kasmir. Jakarta: RajaGrafindo
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN ANTARA LEASING DENGAN ANGSURAN (KREDIT) MOBIL PADA USAHA RENTAL MOBIL PT. WAHANA INDONESIA TRANSPORT
ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA LEASING DENGAN ANGSURAN (KREDIT) MOBIL PADA USAHA RENTAL MOBIL PT. WAHANA INDONESIA TRANSPORT Nama : Harun Alrasyid NPM : 23212342 Jurusan : S1 Akuntansi Pembimbing : Rino
Lebih terperinciPembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG
Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Pembelanjaan Jangka Panjang 2 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Terdapat beberapa alternatif sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi suatu
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dalam tesis ini membahas kreditur dan debitur terganggu pelaksanaan perjanjian
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dalam tesis ini membahas kreditur dan debitur terganggu pelaksanaan perjanjian sewa guna usaha/ leasing kapal dengan sistem finance lease karena musnahnya obyek perikatan karena
Lebih terperinciAspek Perpajakan atas Aktiva Tetap
Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap Aktiva Tetap Aktiva Tetap: SAK (2009) : aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain,
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ADIRA FINANCE. perusahaan pembiayaan non-bank (multi finance).
BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ADIRA FINANCE A. Gambaran Umum PT Adira Finance PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk (Adira Finance) adalah sebuah perusahaan pembiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelian aktiva tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dalam menjalankan operasi usahanya sudah tentu memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan lain sebagainya.
Lebih terperinciANALISIS PENURUNAN PEMBIAYAAN KREDIT MOBIL PADA PT. BATAVIA PROSPERINDO FINANCE CABANG PALEMBANG
ANALISIS PENURUNAN PEMBIAYAAN KREDIT MOBIL PADA PT. BATAVIA PROSPERINDO FINANCE CABANG PALEMBANG Vera Oktarina Jurusan Akuntansi POLTEK PalComTech Palembang Abstrak Salah satu perusahaan sumber pendanaan
Lebih terperinciPegadaian dan sewa guna usaha (leasing)
Pegadaian dan sewa guna usaha (leasing) pengertian hukum gadai menurut KUHP pasal 1150, adalah sebagai berikut : Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan hubungan atau pergaulan antar masyarakat memiliki batasan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara hukum pada prinsipnya mengakui bahwa kehidupan hubungan atau pergaulan antar masyarakat memiliki batasan yang menjamin hak-hak pribadi dan komunal.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah organisasi yang umumnya mempunyai kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang dibebankan kepadanya. Biasanya di samping mencari laba, tujuan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa,
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perseroan Terbatas 1. Pengertian Perseroan Terbatas Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa, perseroan adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa, perseroan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perseroan Terbatas 1. Pengertian Perseroan Terbatas Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa, perseroan adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua produknya. Perusahaan-perusahaan tersebut harus dapat mengikuti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan yang semakin tinggi di dalam dunia bisnis menuntut perusahaan-perusahaan untuk menjadi lebih kreatif lagi dalam mengembangkan semua produknya. Perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensial, yaitu bank. Berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah lembaga pembiayaan mungkin belum sepopuler dengan istilah lembaga keuangan dan lembaga perbankan. Belum akrabnya dengan istilah ini bisa jadi karena dilihat
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemulihan perekonomian nasional,
Lebih terperinciLembaga Pembiayaan. Copyright by Dhoni Yusra
Lembaga Pembiayaan Copyright by Dhoni Yusra Latar Belakang Kebutuhan akan modal usaha Modal tersebut digunakan untuk meningkatkan produksi Bila produksi meningkat, maka berarti pertumbuhan ekonomi meningkat
Lebih terperinciSESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL
SESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN MODAL Modal adalah sesuatu yang diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan mulai dari berdiri sampai beroperasi Untuk mendirikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang sebagai perwujudan pengabdian dan peran serta rakyat untuk membiayai negara dan
Lebih terperinciSTIE DEWANTARA Manajemen Leasing, Dana Pensiun & Modal Ventura
Manajemen Leasing, Dana Pensiun & Modal Ventura Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 6 Pengertian Leasing Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi
Lebih terperinciBAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN
BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami pengertian modal asing Mengetahui penggolongan modal asing Memahami pengertian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Menurut Noeng (2007:3) metodologi penelitian berbeda dengan metode penelitian. Metodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, kelebihan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERMOHONAN FASILITAS SEWA GUNA USAHA. Menyampaikan permohonan sewa untuk dapat dipertimbangkan sebagai berikut : Jenis Barang : XXX
LAMPIRAN 1 PERMOHONAN FASILITAS SEWA GUNA USAHA Kepada : PT. Bonavara Finance Dengan hormat, Kami, Harapah Sambilan, PT NPWP : XX..XX.X-. Menyampaikan permohonan sewa untuk dapat dipertimbangkan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dana memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan dana tersebut sebagai alat investasi melalui penanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek ekonomi. Kondisi demikian tidak terlepas dari peran pelaku usaha. Pelaku usaha berperan penting
Lebih terperinciBAB 8 JENIS JENIS MODAL
BAB 8 JENIS JENIS MODAL Sejalan dengan perkembangan teknologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan serta makin banyaknya perusahaanperusahaan yang menjadi besar, maka masalah modal dalam perusahaan
Lebih terperinciHidup Lebih Sejahtera Berkat Pembiayaan
BAB V Hidup Lebih Sejahtera Berkat Pembiayaan Apakah Pembiayaan = Kredit? Beda Pembiayaan dengan Kredit 1. Dalam konteks Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006, pembiayaan adalah istilah yang
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka menunjang pertumbuhan ekonomi maka sarana penyediaan dana
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 84/PMK. 012/2006 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN,
Menimbang : a. SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 84/PMK. 012/2006 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN, bahwa dalam rangka meningkatkan peran Perusahaan Pembiayaan dalam pembangunan nasional,
Lebih terperinci2015, No Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014; 4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.831, 2015 KEMENHUB. Kepemilikan. Penguasaan. Pesawat Udara. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 97 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau Leasing. Lease dalam bahasa Inggris berarti sewa, namun dalam perkembangannya pengertian
Lebih terperinciMAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM
MAKALAH LEASING Diajukan dan dipersentasikan pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM Di Susun Oleh : Turmudi UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka menunjang pertumbuhan ekonomi maka sarana penyediaan dana
Lebih terperinciPINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA
Modul ke: PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA Fakultas FEB Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN LEASING : FASB-13: (Financial Accounting Standard Board)
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembiayaan Aktiva Tetap Yang Digunakan Perusahaan PT. Mustika Ratubuana Internasional yang mempunyai usaha di bidang distributor dan perdagangan sangat memerlukan
Lebih terperinciSyarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth
Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth Syarat dan Ketentuan Umum untuk Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth 1. Definisi Syarat dan Ketentuan Umum ANGSURAN adalah suatu
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Kebutuhan masyarakat akan kendaraan bermotor saat ini mudah diperoleh dengan cara
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kebutuhan masyarakat akan kendaraan bermotor saat ini mudah diperoleh dengan cara leasing. Leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. X adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang oil and gas services khususnya dalam pemurnian gas, coiled tubing dan nitrogen services.
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN SUB SEKTOR LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA Sejarah Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan
14 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN SUB SEKTOR LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan Sejarah perusahaan sub sektor lembaga pembiayaan dimulai sejak tahun 1974,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tahun (1982:331) laba perusahaan adalah merupakan selisih antara
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laba Menurut Drs. R.A, Supriyono,S.U.,Akt pada buku akuntansi Biaya Edisi 2 tahun (1982:331) laba perusahaan adalah merupakan selisih antara penghasilan penjualan diatas semua
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING)
MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa
Lebih terperinciLembaga Keuangan: Leasing dan Factoring
Pasar dan Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring Leasing/Sewa Guna Usaha: Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance
Lebih terperinciSUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN
SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN PERTEMUAN 11 MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M. JENIS-JENIS 1. Sumber dana jangka pendek 2. Sumber dana jangka menengah 3. Sumber dana jangka panjang Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu bisa mengantisipasi situasi dan kemauan pasar. Menghadapi tuntutan pasar yang semakin kompleks
Lebih terperinciCONTOH SURAT PENGAKUAN HUTANG
CONTOH SURAT PENGAKUAN HUTANG Pada hari ini tanggal ( tanggal, bulan, dan tahun ) Berhadapan dengan saya, ( n a m a, SARJANA HUKUM, Notaris di ( t e m p a t ), dengan dihadiri para saksi yang telah saya,
Lebih terperinciSYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT
SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT Syarat dan Ketentuan Fasilitas Dana Bantuan Sahabat ( Syarat dan Ketentuan Umum ) ini berlaku bagi Nasabah yang permohonan Fasilitas Dana Bantuan Sahabat
Lebih terperinciBAB IV MULTI AKAD MENURUT PANDANGAN HUKUM ISLAM. Apabila ijab dan qabul telah memenuhi persyaratannya, terwujudlah perizinan
BAB IV MULTI AKAD MENURUT PANDANGAN HUKUM ISLAM A. Aplikasi Akad Apabila ijab dan qabul telah memenuhi persyaratannya, terwujudlah perizinan timbal balik yang direpresentasikan oleh ijab dan qabul sehingga
Lebih terperinciGerson Philipi Rianto F
Gerson Philipi Rianto F3312065 Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indonesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri
Lebih terperinciContoh Perjanjian Leasing
Contoh Perjanjian Leasing Draft Leasing Perjanjian ini dibuat pada hari ini kamis tanggal 19 bulan april tahun 2009 antara : 1. Nama : M.Ridha Ulhaq Jabatan : Direktur PT ASOE NANGGROE FINANCE Alamat :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan dana (Hanafi, 2008:3). Keputusan penting yang dilakukan oleh seorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan utama dari perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan kemakmuran dari para pemilik atau pemegang saham.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan pelaku-pelaku ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan sektor perekonomian nasional tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan pelaku-pelaku ekonomi yang melakukan kegiatan ekonomi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pemakai barang modal). Lessor memberikan hak kepada lessee
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Packing Order Theory Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai internal financing yaitu perusahaan lebih cenderung
Lebih terperinciAKUNTANSI UNTUK LEASING
AKUNTANSI UNTUK LEASING Lease Lessor Lessee : Suatu perjanjian kontraktual antara Lessor dengan Lessee, yang memberikan hak kepada Lessee untuk menggunakan harta tertentu yang dimiliki oleh Lessor selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia otomotif di Indonesia dari tahun-ketahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia otomotif di Indonesia dari tahun-ketahun mengalami peningkatan, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya permintaan akan kendaraan bermotor
Lebih terperinciPegadaian dan Sewa Guna Usaha
Pegadaian dan Sewa Guna Usaha A. Pegertian Usaha Gadai Secara umum pegertian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang
Lebih terperinci1. Koreksi positif dividen sebesar Rp , Koreksi positif sewa mesin sebesar Rp ,00;
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : 51610/PP/M.XVIIIB/12/2014 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap
Lebih terperinciPENYITAAN PAJAK TANPA MASALAH (Studi Kasus Transaksi Melalui Lembaga Pembiayaan) Didik Hery Santosa E mail :
PENYITAAN PAJAK TANPA MASALAH (Studi Kasus Transaksi Melalui Lembaga Pembiayaan) Didik Hery Santosa E mail : didik.hersan@gmail.com Abstrak Tindakan penagihan pajak adalah salah satu unsur yang bisa menambah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu tahun periode kebelakang, memperlihatkan posisi finansial perusahaan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai sebuah negara yang sedang berkembang memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil dan cenderung meningkat. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena jumlah jemaah haji dan umroh Indonesia yang sangat besar, melibatkan berbagai instansi
Lebih terperinciAKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI
AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA
Lebih terperinciSTUDI KASUS TERHADAP PUTUSAN NO 77/PAILIT/2012/PN NIAGA. JKT.PST DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
STUDI KASUS TERHADAP PUTUSAN NO 77/PAILIT/2012/PN NIAGA. JKT.PST DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN YUGO YEHEZKIEL WATTIMENA 1087026 Indonesia merupakan negara
Lebih terperinciJURNAL ILMIAH TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN LEASING DAN AKIBAT HUKUM DALAM HAL TERJADINYA WANPRESTASI
1 JURNAL ILMIAH TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN LEASING DAN AKIBAT HUKUM DALAM HAL TERJADINYA WANPRESTASI Oleh: LALU DANU HARYATMA D1A 008 055 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2013 2 HALAMAN PENGESAHAN
Lebih terperinciSYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT
SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT Syarat dan Ketentuan Dana Bantuan Sahabat ini berlaku bagi Nasabah Dana Bantuan Sahabat yang sebelumnya adalah Nasabah aktif ANZ Personal Loan pada saat produk
Lebih terperinciA B S T R A K S I PERJANJIAN PEMBIAYAAN DENGAN JAMINAN FIDUSIA DI KPI KOPINDO MULTI FINANCE SURAKARTA
A B S T R A K S I PERJANJIAN PEMBIAYAAN DENGAN JAMINAN FIDUSIA DI KPI KOPINDO MULTI FINANCE SURAKARTA PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan hukum bisnis khususnya lembaga pembiayaan (leasing)
Lebih terperinciMAKALAH HUKUM PERIKATAN MENGENAI ANALISIS SENGKETA JAMINAN FIDUSIA BAB I PENDAHULUAN
MAKALAH HUKUM PERIKATAN MENGENAI ANALISIS SENGKETA JAMINAN FIDUSIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi, sebagai bagian dari pembangunan nasional, merupakan salah satu upaya untuk mencapai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya 1. Pembiayaan Konsumen Pembiayaan konsumen merupakan salah satu model pembiayaan yang dilakukan oleh
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS WANPRESTASI PADA PERJANJIAN LEASING
TINJAUAN YURIDIS WANPRESTASI PADA PERJANJIAN LEASING ( Studi Kasus di PT. Dharmatama Megah Finance Cabang Surakarta) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciKAJIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. BUSSAN AUTO FINANCE SURAKARTA. Oleh:
KAJIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. BUSSAN AUTO FINANCE SURAKARTA Oleh: Ronal Ravianto Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciAKAD/PERJANJIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH
Halaman 1/15 Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Yang bertanda tangan dibawah ini: PERJANJIAN ANTARA PT DANA SYARIAH INDONESIA DAN Nomor. I. PT Dana Syariah Indonesia, berkedudukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan umum sebuah perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan dan pemegang sahamnya. Pada awal mulanya perusahaan dalam menjalankannya bisnisnya
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DALAM PERJANJIAN LEASING SAMMY F KAMBEY / D
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DALAM PERJANJIAN LEASING SAMMY F KAMBEY / D 101 10 588 ABSTRAK Perekonomian di Indonesia yang semakin sulit membuat pemerintah memperkenalkan suatu lembaga
Lebih terperinciLeasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka
LEASING Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka waktu berdasarkan pembayaran-pembayaran berkala
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab ini akan membahas perlakuan akuntansi sewa pada PT FMA Finance. Metode pembahasan dilakukan
Lebih terperinci