Kebermaknaan Evaluasi Program Pendidikan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kebermaknaan Evaluasi Program Pendidikan"

Transkripsi

1 Opini Kebermaknaan Evaluasi Program Pendidikan Marni Serepinah SDK 4 BPK PENABUR Jakarta Abstrak etiap program, khususnya dalam pendidikan, dikatakan lengkap apabila disertai dengan evaluasi sebagai kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari program itu. Evaluasi program S perlu dilakukan secara objektif dan mendasar sehingga bermakna dan merupakan bentuk pertanggungjawaban. Akan tetapi, dalam kenyataannya terdapat program pendidikan yang mengalami perubahan, dihentikan, atau dikembangkan tanpa melalui evaluasi formatif atau sumatif sebagai dasar pengambilan keputusan. Tulisan ini mengkaji kebermaknaan evaluasi program pendidikan serta berbagai aspek penting yang perlu diperhatikan. Disimpulkan, betapa pentingnya makna hasil evaluasi program untuk menentukan kelanjutan suatu program. Setelah melalui pembahasan, tulisan ini memberikan saran agar dalam melakukan evaluasi program hendaknya memenuhi prinsip dan kriteria evaluasi, memilih model evaluasi yang sesuai, dan melakukan evaluasi itu secara tepat. Kata-kata kunci: Kebermaknaan, prinsip evaluasi, evaluasi program, pengambilan keputusan. Significance of Education Program Evaluation Abstract Any program particularly in education can be regarded complete if an objective and fundamental evaluation has been conducted on its implementation. The evaluation should also have significance for the attainment of the program objectives and accountability. However, in fact a number of education programs are changed, discontinued, or developed without any formative or summative evaluation, which attract criticism from the program environment. This article discusses some problems related to the program evaluation in education. It concludes the importance of the evaluation program to provide the decision maker to make accurate decisions particularly for education program. In conducting an evaluation, the article suggests to refer to the evaluation principles, meet the predetermined evaluation criteria, choose the appropriate evaluation model based on the relevant approach, and conduct the evaluation properly. Key words: Significance, program evaluation, evaluation principles, decision making. 78 Jurnal Pendidikan Penabur - No.20/Tahun ke-12/juni 2013

2 Pendahuluan Salah satu berita Online detik.com, pada tanggal 23 Februari 2013, menyajikan informasi seputar akan diberlakukannya Kurikulum 2013 dalam dunia pendidikan di Indonesia, yang akan berdampak pada keberlangsungan Ujian Nasional (UN). Dengan merujuk pada ucapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, berita itu mengemukakan bahwa hasil evaluasi yang masih dilakukan akan menentukan UN dihapuskan atau diubah. Merujuk pada kelanjutan UN itu, terlihat betapa pentingnya evaluasi dalam pengambilan keputusan oleh Pemerintah. Peristiwa lain yang tak kalah mengejutkan berbagai pihak, adalah keputusan Mahkamah Konstitusi pada awal Januari 2013 lalu, mengenai penghapusan sistem Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Meskipun penghapusan tersebut dilakukan masih sebatas penghapusan nama dan kegiatan proses belajar-mengajar dengan sistem pembelajaran RSBI tetap dilaksanakan sampai akhir semester Kedua contoh yang bersekala nasional itu terjadi, tentunya tidak serta merta hanya keputusan tanpa pertimbangan yang matang tetapi di sinilah letak kebermaknaan suatu evaluasi program. Rekomendasi hasil evaluasi untuk pengambilan keputusan dihapusnya program tersebut karena tidak sesuai dengan konstitusi. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan lain adalah biaya yang mahal mengakibatkan diskriminasi pendidikan. Selain itu, pembedaan antara RSBI-SBI dan non-rsbi- SBI menimbulkan kastanisasi dalam bidang pendidikan. Di samping itu penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam tiap mata pelajaran di sekolah RSBI-SBI juga dianggap dapat mengikis jati diri bangsa dan melunturkan kebanggaan generasi muda terhadap penggunaan serta pelestarian bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa. Hal inilah yang tentunya menjadi dasar pengambilan keputusan penghapusan program RSBI. Berbagai topik/program pendidikan, seperti contoh program di atas, membutuhkan evaluasi agar Pemerintah pun tidak gegabah dalam pengambilan keputusan. Hasil evaluasi akan menentukan keberlangsungan suatu program. Kebutuhan akan pentingnya evaluasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pengambilan keputusan akhir. Selain contoh di atas,beberapa contoh yang dapat dijadikan objek evaluasi berdasarkan identifikasi program: Program Akselerasi, Program Bilingual Class, Program Briliant Class, Kegiatan Ekskur, Masa Orientasi Siswa (MOS), Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Kristiani ( PKBN2K), Olimpiade Sains Nasional (OSN), Program Studi Banding Antar Sekolah di Dalam dan Luar Negeri, Penerimaan Peserta Didik Baru, Ujian Nasional, Native Speaker/Ekspatriat, Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Penyelenggaraan TK/PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini), Program Full Day School, Pendidikan Inklusif, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Dan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP), Pendidikan Sistem Ganda, Program Pendidikan Dan Pelatihan Guru (P3G), Boarding School, Pend. Lima Hari, Keaksaraan, Kesetaraan, Home Schooling, Pendidikan Gratis, Subsidi Pendidikan, Subsidi Silang, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Festival & Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), Bimbingan Konseling, Kuliah Kerja Nyata (KKN), PPL ( Program Pengenalan Lapangan), dan lain-lain. Evaluasi sangat dibutuhkan terutama dalam memaparkan secara sistematis dan detail, untuk mengetahui sampai sejauh mana suatu program pendidikan itu telah berjalan. Berikut ada empat faktor pendorong atau kecenderungan yang menyebabkan evaluasi dibutuhkan. 1. Akuntabilitas, merujuk pada justifikasi untuk pencapaian hasil yang realistis suatu program. 2. Pelaporan perihal dana. Jika suatu program akan dipertanggungjawabkan, tentu dibutuhkan rincian secara detail penggunaan dananya secara transparan. 3. Kegiatan untuk mengetahui sampai sejauh mana performa dan hasil kerja yang sedang atau telah dilakukan baik dalam tahap proses, hasil, dan dampak. 4. Pengambilan keputusan suatu program pendidikan. Untuk memutuskan apakah program dapat terus dilaksanakan, direvisi dan dikembangkan, atau dihentikan. Jurnal Pendidikan Penabur - No.20/Tahun ke-12/juni

3 Alasan di atas menjadi penting dan mempunyai makna yang mendalam untuk digeneralisasikan bahwa setiap program perlu untuk dievaluasi. Namun sebelum kita memahami lebih lanjut esensi kebermaknaan suatu evaluasi, pemahaman tentang konsep evaluasi program dalam dunia pendidikan menjadi dasar utama dan penting untuk dipahami. Pertanyaan selanjutnya antara lain, mengapa evaluasi program pendidikan harus bermakna? Bagaimana agar keputusan hasil evaluasi tersebut bermakna? Bagaimana mengevaluasi suatu program secara tepat sasaran? Serta keputusan apa saja yang bisa didukung oleh hasil evaluasi? Sejumlah pertanyaan tersebut menjadi dasar pemikiran yang coba diangkat dalam tulisan ini, sehingga kebermaknaan evaluasi program pendidikan mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan lengkap, dengan tujuan mengkaji lebih detail tentang konsep evaluasi program dan kebermaknaan dari evaluasi program terutama dalam dunia pendidikan. pengertian program, secara umum dan khusus. Pengertian program secara umum adalah rencana atau rancangan kegiatan yang akan dilakukan. Sedangkan pengertian secara khusus, adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan dengan waktu dan pelaksanaannya biasanya membutuhkan waktu yang panjang. Program juga merupakan rangkaian kegiatan yang membentuk satu sistem yang saling terkait satu dengan lainnya dengan melibatkan lebih dari satu orang untuk melaksanakannya. Menurut Isaac dan Michael dalam Muzayanah (2011:17), sebuah program harus diakhiri dengan evaluasi untuk melihat apakah program tersebut berhasil menjalankan fungsi sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya. Secara umum evaluasi merupakan proses mengumpulkan informasi mengenai suatu objek, memberi nilai suatu objek, dan membandingkannya dengan kriteria, standar, dan indikator, yang dapat digambarkan sebagai berikut. Objek Evaluasi : Program Dibanding kan Kriteria Standar Indikator Hasil Evaluasi program : Berisi informasi tentang objek dalam kaitannya dengan kriteria, standar, dan indikator Kebermaknaan: Pengambilan keputusan mengenai objek evaluasi Gambar : Objek, kriteria, hasil dan kebermaknaan evaluasi Tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pendidik dan tenaga kependidikan serta berbagai pihak yang terkait dalam pengambilan keputusan di dunia pendidikan untuk berbagai keperluan, terutama dalam hal mengevaluasi suatu program pendidikan. Kajian Teoritis Konsep Evaluasi Program Sebelum membahas tentang evaluasi program lebih lanjut, perlu dipahami terlebih dahulu pengertian dasar tentang program. Arikunto dan Safruddin (2010: 3-4) menyebutkan dua Dengan pemahaman di atas, maka evaluasi program adalah suatu proses dalam menetapkan secara sistematis tentang suatu nilai, tujuan, efektivitas, atau kecocokan sesuatu, sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses penetapan keputusan itu didasarkan atas perbandingan secara hati-hati terhadap data yang diobservasi dengan menggunakan standar tertentu yang telah distandarkan (dibakukan) seperti tergambar di atas. Standar yang digunakan merupakan standar yang memenuhi kriteria bahwa hasil dari evaluasi tersebut memenuhi prinsip validitas, reliabilitas, kontinuitas, dan 80 Jurnal Pendidikan Penabur - No.20/Tahun ke-12/juni 2013

4 komprehensif, sehingga informasi yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai bahan pengambilan keputusan dengan benar dan bijak. Tujuan Evaluasi Program Pendidikan Tujuan evaluasi program pendidikan adalah untuk memperoleh informasi akurat dan objektif tentang suatu program, serta mengetahui pencapaian tujuan program dengan langkah menganalisis sampai sejauh mana keterlaksanaan kegiatan program. Hal ini didukung oleh Wirawan (2011: 22) bahwa tujuan evaluasi program pendidikan adalah sebagai berikut. 1. Bertujuan untuk mengetahui pencapaian tujuan dari suatu program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan program, untuk memahami sejauh komponen dan sub komponen terlaksana atau belum terlaksanan dan apa penyebabnya. 2. Menyediakan data dan informasi serta rekomendasi bagi pengambil kebijakan (decision maker) untuk memutuskan kelanjutan, perbaikan, atau menghentikan sebuah program terutama dalam dunia pendidikan. 3. Menilai kualitas (merit) baik- buruknya atau tinggi - rendahnya kualitas program dan kinerja program dalam kaitannya dengan suatu tujuan atau standar tertentu. 4. Menentukan ukuran kinerja dan ketercapaian materi serta program pendidikan. 5. Penentuan akuntabilitas suatu program. 6. Menentukan dasar, arah, strategi, dan keefektivitasan program pendidikan, sehingga keputusan dan kebijakan yang diambil membawa efektivitas yang efisien. 7. Melakukan dan memenuhi kebutuhan akreditasi sekolah. 8. Mengevaluasi kurikulum yang sedang berlaku maupun yang telah usai diberlakukan. 9. Menjawab dan mempertanggung jawabkan pengeluaran dana (BOS) yang telah disalurkan ke sekolah- sekolah. 10. Melakukan penilaian terhadap hasil prestasi siswa. Prinsip Evaluasi Program Pendidikan Evaluasi program pendidikan, mempunyai beberapa prinsip utama yang dapat dijadikan panduan dalam melaksanakan evaluasi. Pertama, peneliti harus berfikir secara sistematis, yaitu memandang program pendidikan yang diteliti sebagai satu kesatuan, yang terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan satu dengan lainnya dalam menunjang kinerja dari objek yang dievaluasi. Kedua, menggunakan standar, kriteria, tolok ukur, dan uji validitas dalam mengkaji dan menganalisis data yang diperoleh untuk mengambil kesimpulan. Ketiga, berdasarkan hasil penelitian disusun sebuah rekomendasi secara rinci, akurat, dan dipertanggungjawabkan, sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat. Apabila prinsip dari evaluasi suatu program telah terpenuhi dan telah dilaksanakan, maka hasil evaluasi program pendidikan tersebut, dapat dijadikan dasar dan rujukan utama setiap pengambilan keputusan, sehingga berbagai program dikatakan telah mencapai tujuan sesuai dengan yang ditetapkan. Akan tetapi, apabila evaluasi program yang dilakukan tidak memenuhi prinsip di atas, maka berbagai program dapat dikatakan tidak dievaluasi sesuai standar dan kriteria. Dengan demikian suatu program dapat dikatakan tidak terlaksana dengan baik karena tidak dievaluasi secara sistematis. Isu-isu tentang gagalnya suatu mega proyek, penutupan suatu sekolah, dan maraknya korupsi merupakan salah satu dari rentetan panjang, betapa pentingnya suatu program dikontrol dan dievaluasi. Fokus Evaluasi Program Pendidikan Memfokuskan evaluasi suatu program pendidikan, berarti menentukan secara spesifik, apa dan bagaimana evaluasi akan dilaksanakan, memfokuskannya hanya pada beberapa variabel penting yang mencakup (1) objek yang dievaluasi, faktor yang menjadi penentu suatu objek adalah evaluasi menjawab permasalahan apa, mengapa program diadakan, apa tujuannya, dan siapa yang dilayani, (2) mengidentifikasi dan mempertimbangkan tujuan evaluasi,kriteria yang ditetapkan, jelas, berguna, manusiawi, kompatible, dan berharga, (3) mengidentifikasi audiens, agar diketahui siapa yang akan dipengaruhi dan terlibat dalam evaluasi, serta siapa yang akan menggunakan hasil evaluasi itu, (4) mengidentifikasi pertanyaan/masalah evaluasi, dengan menentukan pertanyaan yang Jurnal Pendidikan Penabur - No.20/Tahun ke-12/juni

5 krusial/penting, dan (5) menentukan apakah evaluasi berpotensi untuk sukses, dalam artian benar-benar memiliki kebermaknaan yang tinggi, karena tidak semua evaluasi berpotensi untuk sukses. Mungkin saja hal itu terjadi karena adanya kepentingan berbagai pihak sehingga rekomendasi yang diberikan tidak lagi kompatible dan memiliki kebermaknaan yang tinggi. Fokus evaluasi tersebut tentunya menjadi tahapan utama dalam mengevaluasi program. Langkah Evaluasi Program Pendidikan Evaluasi diawali dengan mengaitkan program evaluasi itu sendiri dan pelaksana( orang yang dievaluasi). Rangkaian dan urutan logis langkah evaluasi menurut Muzayanah (2011:17), adalah sebagai berikut. 1. Memilih kriteria kelayakan yang tepat, agar memperoleh pertimbangan yang baik dalam tahapan evaluasi. 2. Menetapkan standar kinerja pada kriteria yang ditetapkan. 3. Mengumpulkan semua data kinerja dari subjek yang dievaluasi atas dasar kriteria yang berhubungan dengan standarnya. 4. Mengintegrasikan hasil ke dalam pertimbangan nilai akhir ( final value judgement) Langkah di atas, menjadi tahapan kerja yang akhirnya bermuara pada hasil evaluasi berupa rekomendasi dan pengambilan keputusan. Fungsi dan Kebermaknaan Evaluasi Program Pendidikan Evaluasi dilaksanakan untuk melayani upaya pengambilan keputusan. Pengambil keputusan tidak saja perencana dan administrator proyek, namun mencakup kelompok lainnya yang terlibat dalam lingkup kegiatan program. Evaluasi program, utamanya program pendidikan, dilakukan dengan objek lembaga pendidikan secara keseluruhan. Hasil keputusan evaluasi dari suatu program pendidikan menurut Arikunto dan Safruddin (2010: 22) antara lain sebagai berikut. 1. Apabila program dipandang tidak bermanfaat dan tidak dapat terlaksana sebagaimana tujuan awal diadakannya program, maka keputusan untuk menghentikan program merupakan keputusan yang final yang dapat dilakukan. 2. Apabila pendekatan, teori, atau terdapat beberapa bagian yang kurang sesuai dan tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan, maka keputusan untuk merevisi program merupakan keputusan akhir. 3. Apabila hasil evaluasi menunjukkan keterlaksanaan program berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat, maka keputusan untuk melanjutkan program merupakan keputusan akhir. 4. Apabila program yang telah dilaksanakan dan berhasil dengan baik, dan dapat diterapkan lagi pada waktu dan tempat yang berbeda, maka mempublikasikan lebih lanjut merupakan keputusan akhir. Fungsi dan kebermaknaan evaluasi, dapat kita tentukan berdasarkan audiens hasil evaluasi tersebut, audiens yang menggunakan hasil evaluasi menurut Tayibnapis (2008:10) terdiri dari: 1. Pihak-pihak yang memiliki peluang terbesar untuk dapat memanfaatkan hasil modifikasi program atau lingkungan tempat dilaksanakannya program tersebut. 2. Pihak-pihak yang terlibat dan sangat membutuhkan hasil evaluasi dengan tujuan untuk mengkonfirmasi respon atas keterlaksanaan program tersebut. Sponsor, perencana, dan administrator program seringkali merupakan audiensi yang terpenting dari hasil kajian evaluasi. Pihak lainnya yang memiliki perhatian besar pada program, juga dapat mengorientasikan sendiri keputusannya; Apakah terus berpartisipasi dalam kegiatan program atau hanya mengambil dan menerapkan sebagian program untuk kepentingan mereka sendiri. Dari uraian di atas, hasil evaluasi adalah sebuah rekomendasi dari evaluator untuk pengambilan keputusan (decision making). Hasil evaluasi yang dapat mendukung pengambilan keputusan memenuhi kriteria interpretasi yaitu: 1. Merumuskan dan menjelaskan interpretasi konteksnya, dan memberikan kepastian atau tidak berdasarkan ketercapaian tujuan. 2. Menjamin norma dan referensi yang tepat untuk pengambilan keputusan. 3. Menyatakan dan memberikan hasil yang rasional berdasarkan data analisis. 82 Jurnal Pendidikan Penabur - No.20/Tahun ke-12/juni 2013

6 4. Menggunakan rangkuman dan teknik interpretasi yang holistik dan tepat. 5. Memberikan penjelasan alternatif dan intepretasi tertentu, pada bagian-bagian yang diperlukan. 6. Menyatakan batasan dan memberikan keterangan yang jelas hasil evaluasi. Model, Pendekatan, dan Komponen Standar Evaluasi Program Pendidikan Untuk menjamin kebermaknaannya sebuah evaluasi program, harus tepat model, pendekatan, serta memenuhi komponen standar. Berbagai Model Evaluasi yang banyak digunakan sebagai strategi dan dasar yang dipakai dalam pelaksanaan evaluasi program antara lain : 1. Model Evaluasi berorientasi pada ketercapaian tujuan program Model ini antara lain untuk mengevaluasi sejauh mana tujuan dari suatu program terlaksana di dalam proses pelaksanaan program. Tujuan yang akan dicapai, pengaruh, dan akhir dari yang akan dicapai. Contoh: Dalam Wirawan (2011:81) Model Evaluasi Goal Oriented, dalam program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang bertujuan menciptakan sekolah gratis, jika BOS dievaluasi maka yang diukur adalah ketercapaian BOS untuk menciptakan sekolah gratis di seluruh Indonesia. 2. Model Evaluasi berorientasi pada keputusan Evaluasi pada model ini, mengutamakan deskripsi program yang berjalan dan pertimbangan utama yang mengacu pada standar yang diberlakukan. Contoh: Countence Evaluation Model dan Model Evaluasi Formatif dan Sumatif. Dalam Wirawan (2011:87), program pemberantasan buta huruf tahun 2009 direncanakan telah usai, namun program tersebut baru mencapai target 50%, sehingga termin berikutnya yang merupakan tahapan selanjutnya jadi terhambat. Keputusan untuk memperbaiki target menjadi keputusan utama untuk pelaksanaan termin berikutnya. 3. Model Evaluasi berorientasi pada aktivitas dan orang-orang yang menanganinya Model ini, menerapkan per bagian dari keseluruhan aktivitas yang telah berjalan. Contoh : Menurut Arikunto dan Safruddin (2010:87) antara lain; Model Evaluasi CIPP (Context,Input,Process,Product) CIRO (Context,Input,Reaction, Outcome), Client Center Evaluation, CSE-UCLA (Center for the Study of Evaluation-University of California in Los Angeles). 4. Model Evaluasi pada pengaruh dan dampak program Model ini mengutamakan Evaluasi tentang pengaruh dan akibat dari adanya program. Contoh : Menurut Tayibnapis (2008: 34) Goal Free Oriented, Model Adversary. 5. Model Evaluasi Sistem Analisis Model ini dikenal juga dengan management Evaluation program, mengevaluasi suatu bagian dari program dengan sedetail mungkin. Contoh: Dalam Wirawan (2011: 107) Evaluasi masukan (yaitu input ) saja yang diutamakan. Dewasa ini, dengan banyaknya penelitian dan penemuan berbagai model Evaluasi, maka muncul model- model lainnya yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi serta kebutuhan dari suatu program antara lain : 1. Model Evaluasi Kirkpatrick, dikembangkan oleh Kirkpatrick 2. Logic Model, dikembangkan oleh Ladewig, Responsive Illuminatif Penerangan, dikembangkan oleh Parlett dan Hamilton 4. MAUT (Multiatribut Utility Method), dikembangkan oleh Dyer, Fishburn, Steuer, Wallenius & Zionts, 1992). 5. ADDIE (Analysis, Design, Development, Implement, Evaluation), dikembangkan oleh Dick & Carey 6. AKIP ( Akuntabilitas, Kinerja Instansi Pemerintah) dan LAKIP, Instruksi Presiden No. 7 Tahun CIRO ( Model Evaluasi yang digunakan dalam pelatihan), Warr, Bird, and Rackham (1979) 8. Model Evaluasi Benchmarking dikembangkan dalam Watson, 1994 Jurnal Pendidikan Penabur - No.20/Tahun ke-12/juni

7 9. Model EKOP (Evaluasi Kualitas dan Output Pembelajaran), dimodifikasi oleh Kirkpatrick 10. Theory-driven Evaluation Model, dikembangkan oleh Huey Tsyh Chen 11. Model Brinkerhoff, dikembangkan oleh Brinkerhoff 12. Model Evaluasi Semu, dikembangkan oleh Daniel L. Stufflebeam (1999) Selain pemilihan model evaluasi yang tepat, perlu ditentukan juga pendekatan yang tepat. Bentuk-bentuk pendekatan evaluasi yang biasa digunakan menurut pendapat Tayibnapis (2008: 22) antara lain: 1. Pendekatan Preordinate: Evaluator menetapkan kriteria sebelum terjun ke lapangan, pengembangan kriteria berdasarkan teori atau ukuran baku dan standar tertentu. 2. Pendekatan Fidelity: Evaluator menetapkan kriteria berdasarkan pengembangan dan analisis dari objek yang akan dievaluasi, mempelajari dengan detail objek secara menyeluruh. 3. Pendekatan Gabungan: Pendekatan ini merupakan gabungan dari cara Preodinate dan Fidelity. 4. Pendekatan Proses: Penekanannya pada saat kriteria, kebutuhan, dan data evaluasi dikembangkan pada saat dan selama evaluator berada di lapangan. Berbagai pendekatan dan model evaluasi, tentunya tidak begitu saja digunakan oleh evaluator dalam menilai suatu program, semuanya bermuara pada tujuan evaluasi yang ditetapkan, serta tidak terpaku pada satu model saja, dapat juga digabungkan menjadi beberapa model evaluasi. Menurut Tayibnapis (2008:22), Committee on Standard for Educational Evaluation mengembangkan standar yang digunakan dalam evaluasi program pendidikan Standar tersebut, menjadi acuan penting dalam mengevaluasi suatu program pendidikan. Standar diharapkan menjadi tolok ukur keberhasilan evaluasi suatu program. Standar yang ditetapkan Committee on Standard for Educational Evaluation 1 meliputi komponen sebagai berikut. 1. Utility Standard Berkenaan dengan kegunaan dan kebermanfaatan serta kepraktisan, sehingga evaluasi menjadi jelas, tepat waktu, dan menjadi lebih jelas. 2. Feasibility Standard Berkenaan dengan masalah biaya, bersifat realistik, bijaksana, diplomatis, prosedurnya praktis, dan keuangan dikelola dengan baik serta biaya yang dikeluarkan efisien. 3. Propriety Standard Berkenaan dengan etika, evaluasi bertanggung jawab secara legal dan etis, tidak melanggar hukum. 4. Accuracy Standar Berkenaan dengan standar kecermatan, ketelitian, dan ketepatan. Evaluasi terhadap standar ini menunjukkan apakah menghasilkan pengetahuan yang valid dan reliable, komprehensif serta logis tentang evaluasi dan objek yang sedang direview. Contoh Implementasi Evaluasi Program Pendidikan Berikut ini disajikan contoh implementasi suatu evaluasi workshop atau pelatihan yang bertujuan meningkatkan dan memperbarui kecakapan dan kinerja guru. Menurut pendapat Mutrofin (2010: 21), tahapan kerja evaluator dimulai dengan melakukan pertanyaan: 1. Mengapa melakukan Evaluasi? Pertanyaan ini, mengandung makna, bahwa evaluasi yang direncanakan dapat memberi informasi yang berguna kepada pemberi dana, penyelenggara, sponsor, instruktur, dan peserta. Hal di atas dipertanyakan sebagai landasan untuk pengambilan keputusan rasional yang terkait dengan pendanaan dan sponsorship. 2. Apakah manfaat Evaluasi itu? Mengevaluasi pelatihan, berarti mengumpulkan, mengorganisasi, menganalisis, dan melaporkan data mengenai sejumlah aspek program dan dampaknya bagi peserta. 3. Apa yang harus kita rencanakan dalam melaksanakan Evaluasi? Evaluasi yang efektif tidak terjadi dengan begitu saja, perencanaan program pelatihan yang cermat, dimulai dengan merencanakan secara matang apa yang ingin dicapai oleh program itu, dan kemampuan apa yang diharapkan dari para peserta 84 Jurnal Pendidikan Penabur - No.20/Tahun ke-12/juni 2013

8 sebagai hasil dari kegiatan pelatihan yang diselengga-rakan. 4. Kapan kita akan melakukan Evaluasi? Banyak orang menganggap evaluasi sebagai upaya mengisi kuesioner di akhir workshop atau pelatihan. Hal ini tidak tepat. Sebaiknya evaluasi dilakukan pada waktu berikut. a. Selama program berlangsung ( evalusi formatif) Indikasi yang dapat dilakukan, staf evaluator menyiapkan kartu berisi pernyataan tentang tujuan pelatihan workshop, manakala peserta telah mencapai sasaran atau tujuan, maka coretlah tujuan yang telah tercapai pada kartu peserta, kemudian di tengah berlangsungnya program, berikan kuesioner untuk menilai tingkat efektivitas pengajaran, rencana operasional secara rinci, dan interaksi sosial dalam workshop/pelatihan. Evaluator dapat mengadakan perubahan pada program yang diperlukan, apabila kuesioner diberikan di tengah-tengah proses pelaksanaan workshop atau kursus. Terutama untuk program yang jangka waktunya panjang, hal ini dapat dilaksanakan dengan efektif. b. Pada akhir program atau pada akhir dari bagian khusus suatu program (evaluasi sumatif) Evaluasi dapat dilakukan di akhir pengajaran, untuk mengukur keseluruhan efektivitas program dan menilai seberapa baik workshop dalam memenuhi setiap tujuan program. c. Pada saat beberapa waktu, setelah lewat pelaksanaan program ( evaluasi tindak lanjut) Tahap evaluasi di sini dimaksudkan sebagai tindak lanjut, bertujuan untuk meningkatkan kegunaannya (Utility) di masa yang akan datang serta menunjukkan akuntabilitas lebih lanjut terhadap penyelenggara dan sponsor (pemberi dana). Setelah menjawab pertanyaan di atas, tahap selanjutnya evaluator menentukan hal-hal berikut. 1. Menentukan model atau pendekatan yang akan digunakan. 2. Menentukan keputusan kriteria apa yang akan dievaluasi. 3. Membuat rancangan Evaluasi/desain teknis Evaluasi. Setelah menentukan model, kriteria, dan rancangan evaluasi, maka evaluator melakukan: 1. Pengambilan sampel. 2. Mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh. 3. Menafsirkan informasi Evaluasi. 4. Membuat keputusan hasil Evaluasi. 5. Rekomendasi hasil Evaluasi. Setiap rekomendasi, hendaknya memperhatikan beberapa hal berikut. 1. Kesimpulan dan rekomendasi harus mampu menjawab tujuan riset evaluasi seperti yang telah disepakati semula. 2. Gunakan skala prioritas rekomendasi yang paling baik, cukup baik, atau kurang baik, jika menggunakan beberapa alternatif yang dapat direkomendasikan. 3. Setiap rekomendasi harus operasional dan rekomendasi akan lebih baik, jka diikuti dengan model aplikasi yang dapat diterapkan. 4. Tidak merubah kesimpulan dan rekomendasi jika tidak didasarkan pada hasil riset yang dilakukan. Hal penting yang juga perlu diperhatikan dan diperhitungkan dalam implementasi evaluasi adalah keakuratan, keajegan, dan keobjektifitasan informasi tentang program pendidikan yang dievaluasi. Ini penting untuk menghasilkan keputusan akhir yang reliable dan valid. Simpulan Kesimpulan Keterlaksanaan suatu program pendidikan, tidak terlepas dari tahapan evaluasi. Evaluasi dilakukan, baik pada saat program tersebut sedang berjalan, maupun pada saat program telah selesai dilaksanakan. Pada tahap inilah hasil keputusan evaluasi menjadi bagian terpenting dan sangat bermakna untuk pengambilan keputusan suatu program pendidikan oleh pemangku kebijakan. Agar Jurnal Pendidikan Penabur - No.20/Tahun ke-12/juni

9 kebermaknaannya tinggi, maka evaluasi suatu program pendidikan harus memenuhi prinsip dan kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan pemilihan model, pendekatan yang tepat, dan memenuhi komponen standar yang baku serta akurat, handal, dan relevan. Dengan demikian, informasi yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai bahan pengambilan keputusan dengan benar dan bijak, apakah program pendidikan itu perlu dilanjutkan, direvisi dan dikembangkan, atau dihentikan. Setiap keputusan yang diambil oleh para pengambil keputusan berdasarkan hasil evaluasi dari evaluator menjadi masukan, mitra, dan kajian yang bermakna bagi keterlanjutannya suatu program pendidikan. Saran Untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi suatu program, hendaknya selalu dilakukan evaluasi formatif dan sumatif program. Hasil evaluasi itu dijadikan informasi dalam pengambilan keputusan tentang tindakan lebih lanjut atas program itu. Oleh karena terdapat berbagai model evaluasi, pemilihan model evaluasi hendaknya didasarkan pada tujuan evaluasi dan bentuk program sehingga informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi dapat dipergunakan secara tepat untuk pengambilan keputusa. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi & Safruddin Cepi. (2010). Evaluasi program pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Detik Online (diakses 23 Februari 2013) Hadi, Samsul.(2011). Metode riset evaluasi. Yogyakarta: Lakbang Grafika Iskandar, Ariadi. (2011). Evaluasi program Madrasah Aliyah keterampilan di MAN Purwokerto. Tesis, tidak dipublikasikan Kompas Online. com (diakses 12 April 2013) Muzayanah.( 2011). Evaluasi program pendidikan. Jakarta: Pasca Sarjana UNJ Mutrofin. (2010). Evaluasi program teks pilihan untuk pemula. Jawa Timur: Laksbang Republika Online (diakses 12 April 2013) Roswati. Evaluasi program/proyek (Pengertian, fungsi, jenis, dan format usulan), Jurnal Pendidikan PENABUR, No.11, Desember 2008, hal.68 Sudjana, Djudju.(2008). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya Subianti, Achmad. (2004). Proses evaluasi pendidikan menuju Indonesia yang adil-jujur bersih-sehat dan benar ( Indonesi Madani). Yayasan Bermula dari Kanan Tayibnapis, Farida Yusuf. (2008). Evaluasi program dan instrumen evaluasi untuk program pendidikan dan penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Tempo Online (diakses 12 April 2013) The Joint Committee on Standards for Educational Evaluation. (1988). The personnel evaluation standards. California: Sage Publication India Pvt.Ltd Viva.News.Online viva.co.id/(diakses 12 April 2013) Wirawan. (2011). Evaluasi ( Teori, model, standar,aplikasi, dan profesi). Jakarta : Rajawali Pers 86 Jurnal Pendidikan Penabur - No.20/Tahun ke-12/juni 2013

EVALUASI menurut Suharsimi Arikunto menyebutkan bahwa: Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang

EVALUASI menurut Suharsimi Arikunto menyebutkan bahwa: Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang EVALUASI menurut Suharsimi Arikunto menyebutkan bahwa: Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan

Lebih terperinci

CIPP (Context, Input, Process, Product) Oleh : Hasim Asngari NIM :

CIPP (Context, Input, Process, Product) Oleh : Hasim Asngari NIM : CIPP (Context, Input, Process, Product) Oleh : Hasim Asngari NIM : 2015082087 The CIPP Evaluasi Model ini dikembangkan oleh Daniel L. Stufflebeam pada tahun 1966, dan selanjutnya diperbarui sepanjang tahun,

Lebih terperinci

A. Pengertian Evaluasi Program

A. Pengertian Evaluasi Program A. Pengertian Evaluasi Program Pemahaman mengenai pengertian evaluasi program dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Pengertian evaluasi menurut

Lebih terperinci

BEBERAPA MODEL EVALUASI PENDIDIKAN (Disarikan dari Seminar Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan) Oleh Sofyan Zaibaski

BEBERAPA MODEL EVALUASI PENDIDIKAN (Disarikan dari Seminar Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan) Oleh Sofyan Zaibaski BEBERAPA MODEL EVALUASI PENDIDIKAN (Disarikan dari Seminar Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan) Oleh Sofyan Zaibaski Dalam sebuah proses pembelajaran komponen yang turut menentukan keberhasilan sebuah proses

Lebih terperinci

RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROYEK PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN

RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROYEK PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROYEK PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN A. Latar Belakang Perpustakaan Nasional RI mempunyai tugas pokok mengembangkan, melaksanakan dan mendayagunakan semua jenis perpustakaan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ SEAMEO SEAMOLEC Jakarta - INDONESIA 2012 Pendahuluan Dalam topik ini akan diuraikan evaluasi hasil belajar

Lebih terperinci

1. Penetapan dan penyediaan informasi yang bermanfaat untuk menilai keputusan alternatif;

1. Penetapan dan penyediaan informasi yang bermanfaat untuk menilai keputusan alternatif; Pengertian Evaluasi Program Pemahaman mengenai pengertian evaluasi program dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Pengertian evaluasi menurut Stufflebeam

Lebih terperinci

PENERAPAN FORMATIVE SUMMATIVE EVALUATION MODEL DALAM PENELITIAN TINDAKAN

PENERAPAN FORMATIVE SUMMATIVE EVALUATION MODEL DALAM PENELITIAN TINDAKAN PENERAPAN FORMATIVE SUMMATIVE EVALUATION MODEL DALAM PENELITIAN TINDAKAN Farizal Fetrianto (Pendidikan Olahraga, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang) farizalfetrianto@gmail.com Abstrak: Evaluasi sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Ramadhon (2013) dalam skripsinya yang berjudul Efektivitas Program

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Ramadhon (2013) dalam skripsinya yang berjudul Efektivitas Program BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Dari hasil pencarian dan penelusuran, ada beberapa penelitian yang hampir sama dengan penelitian ini, beberapa skripsi yaitu sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pythagoras pada materi menggunakan rumus pythagoras dalam memecahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pythagoras pada materi menggunakan rumus pythagoras dalam memecahkan 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yaitu pengembangan penilaian kinerja (performance assessment) untuk menemukan rumus pythagoras pada

Lebih terperinci

Kedudukan Evaluasi Program dan Hasil Belajar Oleh: Novrianti Yusuf,M.Pd

Kedudukan Evaluasi Program dan Hasil Belajar Oleh: Novrianti Yusuf,M.Pd Kedudukan Evaluasi Program dan Hasil Belajar Oleh: Novrianti Yusuf,M.Pd Acapkali dalam beberapa pertemuan dengan mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah Evaluasi Program mempertanyakan mengapa mata

Lebih terperinci

ANALISIS PROGRAM PJOK BERDASARKAN PENDEKATAN GOAL-ORIENTED EVALUATION MODEL

ANALISIS PROGRAM PJOK BERDASARKAN PENDEKATAN GOAL-ORIENTED EVALUATION MODEL ANALISIS PROGRAM PJOK BERDASARKAN PENDEKATAN GOAL-ORIENTED EVALUATION MODEL Abi Fajar Fathoni (Pendidikan Olahraga, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang) fajarfathoniabi@gmail.com Abstrak: pendidikan

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0058 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA TAHUN 2013 DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PROYEK

BAB IV RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PROYEK BAB IV RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PROYEK 4.1. Latar Belakang Studi Perpustakaan Nasional RI mempunyai tugas pokok mengembangkan, melaksanakan dan mendayagunakan semua jenis perpustakaan di instansi pemerintah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 55

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 55 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 55 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 55 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA

Lebih terperinci

Keberadaan ED dalam AIPT

Keberadaan ED dalam AIPT BAN-PT Evaluasi Diri: Berupa dokumen khusus yang disusun sebagai analisis kondisi dan kesimpulan capaian PT sampai saat ini Borang: Berupa dokumen yang mengandung isian, data, dan informasi lengkap tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Sesuai dengan hakikat pekerjaan bimbingan dan konseling yang berbeda dari pekerjaan pengajaran, maka sasaran pelayanan bimbingan

Lebih terperinci

BAB VII EVALUASI META

BAB VII EVALUASI META BAB VII EVALUASI META Akhir dari evaluasi perlu dievaluasi disebut juga meta evaluasi. Dalam hal ini, perlu dijawab apakah proses evaluasi telah berjalan sesuai dengan rencana, apakah semua tujuan evaluasi

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM OLEH : DRS.ZAINAL ARIFIN, M.PD. NIP

EVALUASI PROGRAM OLEH : DRS.ZAINAL ARIFIN, M.PD. NIP EVALUASI PROGRAM OLEH : DRS.ZAINAL ARIFIN, M.PD. NIP.19610501.1986011003 JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA B A N D U N G 2010 DEFINISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan melalui Otonomi Daerah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dan kuantitatif. 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif yaitu penelitian yang memungkinkan dilakukannya observasi,

Lebih terperinci

: PENDIDIKAN ORGANISASI : DINAS PENDIDIKAN Halaman. 8. sebelum perubahan. 8, Belanja Tidak Langsung

: PENDIDIKAN ORGANISASI : DINAS PENDIDIKAN Halaman. 8. sebelum perubahan. 8, Belanja Tidak Langsung LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH NOMOR : 8 Tahun 2011 TANGGAL : 26 Oktober 2011 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Definisi Evaluasi Terdapat beberapa definisi tentang evaluasi berdasarkan para ahli, Menurut Ralph W.Tyler dalam (Wirawan 2012:80) mendefinisikan evaluasi sebagai process of determining

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Untuk lebih jelasnya pembahasan tiap sub bab akan diuraikan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. Untuk lebih jelasnya pembahasan tiap sub bab akan diuraikan sebagai berikut. I. PENDAHULUAN Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yang berupa latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

MENGIDENTIFIKASI JENIS DAN METODE EVALUASI PENDIDIKAN DANPEMBELAJARAN. Nurul Hidayati Murtafiah

MENGIDENTIFIKASI JENIS DAN METODE EVALUASI PENDIDIKAN DANPEMBELAJARAN. Nurul Hidayati Murtafiah 141 MENGIDENTIFIKASI JENIS DAN METODE EVALUASI PENDIDIKAN DANPEMBELAJARAN Nurul Hidayati Murtafiah Abstract The importance of the formulation of objectives and activities in an activity, the evaluation

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Guru BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dilihat dari arti kata, kinerja berasal dari kata performance. Kata performance memberikan tiga arti, yaitu: (1) prestasi seperti dalam konteks atau kalimat high

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu organisasi dikatakan berhasil apabila visi, misi dan tujuannya tercapai. Untuk dapat mencapainya,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERFOKUS PADA MASYARAKAT BELAJAR (LEARNING COMMUNITY) POKOK BAHASAN SEGITIGA UNTUK SISWA KELAS VII

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran dapat diinterpretasi sebagai paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM 2013

PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM 2013 PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM 2013 YUBALI ANI, M.PD Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang jc_yubali@yahoo.com Abstrak Penilaian merupakan bagian integral dari pembelajaran. Seperti semua

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PROGRAM TRAINING CONSULTANT TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI EDUCATION LABORATORY BANDUNG

EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PROGRAM TRAINING CONSULTANT TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI EDUCATION LABORATORY BANDUNG EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PROGRAM TRAINING CONSULTANT TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI EDUCATION LABORATORY BANDUNG Elsa Hayanin Lubis, Rudi Susilana, Muthia Alinawati Departemen Kurikulum

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Lehman (dalam Ana Ratna Wulan, 2005) mengemukakan bahwa:

PENDAHULUAN. Lehman (dalam Ana Ratna Wulan, 2005) mengemukakan bahwa: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran serta memiliki posisi penting dalam sistem pendidikan. Suharsimi Arikunto (2004, hlm.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Bertaraf Internasional sejak tahun pelajaran 2008/2009 (4 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Bertaraf Internasional sejak tahun pelajaran 2008/2009 (4 tahun) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian SMP Negeri 1 Banjarnegara ditetapkan sebagai sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional sejak tahun pelajaran 2008/2009 (4 tahun) berdasarkan Surat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian menurut Arikunto (2010: 203) adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitiannya. Pemilihan metode ini didasarkan

Lebih terperinci

TEST, PENGUKURAN, ASSESMEN, EVALUASI

TEST, PENGUKURAN, ASSESMEN, EVALUASI TEST, PENGUKURAN, ASSESMEN, EVALUASI Sugiyatno, M.Pd sugiyatno@uny.ac.id TEST Seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait/sifat/atribut dimana tiap butir

Lebih terperinci

Mengapa Evaluasi Program?

Mengapa Evaluasi Program? PAPARAN 1 Topik Bahasan Mengapa Evaluasi Program? Tantangan masyarakat kian besar Upaya pemecahan Keterbatasan sumber daya Siapa yang bisa menjawab: Apakah program berjalan baik? Program mana yang berjalan

Lebih terperinci

CONTEXT INPUT PROCESS PRODUCT (CIPP): MODEL EVALUASI LAYANAN INFORMASI

CONTEXT INPUT PROCESS PRODUCT (CIPP): MODEL EVALUASI LAYANAN INFORMASI Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 342-347 Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908 CONTEXT INPUT PROCESS PRODUCT (CIPP): MODEL

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN 79 EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN Oleh: Ivani Mirasari 1 Dra. Gantina Komalasari, M.Psi. 2 Dra. Retty Filiani 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan menilai keberadaan

Lebih terperinci

BAB IV BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

BAB IV BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR 41 LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses pengembangan pendidikan pada saat ini. Kegiatan evaluasi pendidikan menempati posisi penting

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian evaluasi. Pendekatan kuantitatif

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian evaluasi. Pendekatan kuantitatif III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah di Kota Bandar Lampung tahun 2009. 3.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu unsur yang dapat membawa kemajuan peradaban dan peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Keberhasilan suatu bangsa dalam mencapai

Lebih terperinci

perannya dalam meningkatkan program-program, konsep-konsep utama dan

perannya dalam meningkatkan program-program, konsep-konsep utama dan Model evaluasi adalah model desain evaluasi yang dibuat oleh ahli-ahli atau pakar-pakar evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya atau tahap pembuatannya. Terdapat banyak model evaluasi,

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI

MONITORING DAN EVALUASI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,

Lebih terperinci

KUIS PERSIAPAN MENGHADAPI UPM

KUIS PERSIAPAN MENGHADAPI UPM KUIS PERSIAPAN MENGHADAPI UPM Evaluasi Proses Hasil Belajar Biologi Perhatian : Anda hanya menjawab di lembar jawaban yang Anda buat dengan pilihan a, b, c atau d saja, tidak usah di tulis/di ketik lagi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 30 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian dan pengembangan. Metode Penelitian dan Pengembangan atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Research

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG : PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Studi Evaluasi Efektivitas Pelayanan AdministrasiAkademik dilingkungan Fakultas Teknik Kejuruan Undiksha

Studi Evaluasi Efektivitas Pelayanan AdministrasiAkademik dilingkungan Fakultas Teknik Kejuruan Undiksha Studi Evaluasi Efektivitas Pelayanan AdministrasiAkademik dilingkungan Fakultas Teknik Kejuruan Undiksha I Nyoman Pasek Nugraha 1*, Kadek Rihendra Dantes 2, Dewi Arum Widhiyanti 3 Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

STRATEGI PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN PENDIDIKAN BIOLOGI

STRATEGI PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN PENDIDIKAN BIOLOGI STRATEGI PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN PENDIDIKAN BIOLOGI M a k a l a h Disajikan dalam Pelatihan Penulisan Proposal Penelitian Di Jurusan Pendidikan Biologi UNIKU, Kuningan 26 Maret 2011 O l e h: L i

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. 1

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian adalah suatu teknik, cara dan alat yang dipergunakan untuk menemukan,

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Pendidikan telah menjadi sebuah kekuatan bangsa khususnya dalam proses pembangunan di Jawa Timur. Sesuai taraf keragaman yang begitu tinggi, Jawa Timur memiliki karakter yang kaya dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto,

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari merumuskan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D). Menurut Sugiyono (2012)

Lebih terperinci

INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media BK Dosen Pengampu : Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd Oleh:

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI Analisis Butir Soal (Oktawuri Prihantiwi dan M. Djazari, M.Pd) 1 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI AN ANALYSIS OF THE FINAL EXAMINATION ITEMS OF ACCOUNTING ECONOMIC Oleh:

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR DENGAN

Lebih terperinci

Teori dan Praktek Evaluasi Program DIAN PERMATASARI K.D

Teori dan Praktek Evaluasi Program DIAN PERMATASARI K.D Teori dan Praktek Evaluasi Program DIAN PERMATASARI K.D Evaluasi merupakan alat dari berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk menganalisis dan menilai fenomena ilmu pengetahuan dan aplikasi ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Topik Bahasan. Mengapa Evaluasi Program?

Topik Bahasan. Mengapa Evaluasi Program? Topik Bahasan PAPARAN 1 Mengapa Program? Tantangan masyarakat kian besar Keterbatasan sumber daya Upaya pemecahan Siapa yang bisa menjawab: Apakah program berjalan baik? Program mana yang berjalan buruk?

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa: BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN Endang Mulyatiningsih Mengajar merupakan tugas utama seorang pendidik (guru, dosen, tutor, instruktur, widyaiswara). Pendidik yang kreatif akan selalu menciptakan ide-ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Monitoring dan Evaluasi dalam Program Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Monitoring dan Evaluasi dalam Program Pemberdayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka menjalankan sebuah program pemberadayaan masyarakat dibutuhkan perencanaan yang sistematis, perencanaan yang baik akan terlihat dari singkronisasi antara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan.

BERITA NEGARA. No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I INTRODUKSI. Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang

BAB I INTRODUKSI. Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang BAB I INTRODUKSI Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang penelitian, permasalahan penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

STRATEGI PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA

STRATEGI PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA STRATEGI PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA M a k a l a h Disajikan dalam Pelatihan Penulisan Proposal Penelitian SP4 Di Jurusan Kimia UNNES, Semarang 21 Februari 2004 O l e h: L i l i a s

Lebih terperinci

Instrumen EVALUASI PROGRAM Bimbingan dan Konseling

Instrumen EVALUASI PROGRAM Bimbingan dan Konseling Instrumen EVALUASI PROGRAM dan Konseling A. Program Menurut Suharsimi (2005:290) evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan suatu

Lebih terperinci

TUGAS INSTRUMEN BIMBINGAN DAN KONSELING EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING

TUGAS INSTRUMEN BIMBINGAN DAN KONSELING EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING TUGAS INSTRUMEN BIMBINGAN DAN KONSELING EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan dan Konseling Dosen Pengampu : Prof. Dr. Edi

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

VALIDASI PENGEMBANGAN MODUL FISIKA DASAR BERBASIS PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MAHASISWA STKIP PGRI SUMATERA BARAT

VALIDASI PENGEMBANGAN MODUL FISIKA DASAR BERBASIS PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MAHASISWA STKIP PGRI SUMATERA BARAT VALIDASI PENGEMBANGAN MODUL FISIKA DASAR BERBASIS PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MAHASISWA STKIP PGRI SUMATERA BARAT Iing Rika Yanti (1) Lince Meriko (2) (1) Prodi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kuantitatif mengutamakan

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM. PERTEMUAN 1 Oleh: Prof. Dr. Yetti Supriyati, MPd.

EVALUASI PROGRAM. PERTEMUAN 1 Oleh: Prof. Dr. Yetti Supriyati, MPd. EVALUASI PROGRAM PERTEMUAN 1 Oleh: Prof. Dr. Yetti Supriyati, MPd. 1 Interrelation among concept : Doran, Lawrenz & Helgenson (1995) EVALUATION TESTING MEASUREMENT ASSESSMENT Evaluation: to evaluate the

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pengelolaan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Serpong sudah menggunakan pendekatan-pendekatan model madrasah efektif mulai dari input, proses, dan outputnya.

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Pembelajaran Guru Matematika dengan Menggunakan Model EKOP di SMK Teknologi Tri Tunggal 45 Makassar

Analisis Kualitas Pembelajaran Guru Matematika dengan Menggunakan Model EKOP di SMK Teknologi Tri Tunggal 45 Makassar Al-Khwarizmi: Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan ALam Maret 2016, Vol.4, No.1, hal.89-102 ISSN(P): 2527-3744; ISSN(E):- 2016 Tadris Matematika IAIN Palopo. http://ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/khwarizmi

Lebih terperinci

Pendahuluan. Desain Model Evaluasi Kualitas dan Output Program Perkuliahan Praktikum Zoologi Invertebrata. Rasional 1/7/2013

Pendahuluan. Desain Model Evaluasi Kualitas dan Output Program Perkuliahan Praktikum Zoologi Invertebrata. Rasional 1/7/2013 Desain Model Evaluasi Kualitas dan Program Perkuliahan Praktikum Zoologi Invertebrata Rini Solihat/Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Pendahuluan Deskripsi Program Perkuliahan Praktikum Zoologi Invertebrata

Lebih terperinci

Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

Negara Republik Indonesia Nomor 4355); BUPATI MUSI BANYUASIN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR :2g TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEBIJAKAN STRATEGIS DI BIDANG PENDIDIKAN

KEBIJAKAN STRATEGIS DI BIDANG PENDIDIKAN KEBIJAKAN STRATEGIS DI BIDANG PENDIDIKAN KEBIJAKAN STRATEGIS DI BIDANG PENDIDIKAN I. Arah Kebijakan 1. Menyediakan pelayanan pendidikan dasar yang berkualitas yang dapat diakses oleh seluruh anak usia

Lebih terperinci

Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik untuk Mengukur Sikap Sosial Peserta Didik SMA Kelas X pada Pembelajaran Fisika

Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik untuk Mengukur Sikap Sosial Peserta Didik SMA Kelas X pada Pembelajaran Fisika Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik untuk Mengukur Sikap Sosial Peserta Didik SMA Kelas X pada Pembelajaran Fisika Nadya Nur Anggraheni, Sriyono, Nur Ngazizah Universitas Muhammadiyah Purworejo Jl.

Lebih terperinci

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 504 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL

Lebih terperinci

DEVELOPMENT OF ONLINE-LEARNING PLAN BASED ON LEARNING MANAGEMENT SYSTEM ON MATERIAL MOMENTUM AND IMPULSE CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL

DEVELOPMENT OF ONLINE-LEARNING PLAN BASED ON LEARNING MANAGEMENT SYSTEM ON MATERIAL MOMENTUM AND IMPULSE CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL DEVELOPMENT OF ONLINE-LEARNING PLAN BASED ON LEARNING MANAGEMENT SYSTEM ON MATERIAL MOMENTUM AND IMPULSE CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL Widya Arisya Putri* Muhammad Nasir** Azizahwati** e-mail : widyaarisya@gmail.com

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN KETERAMPILAN BOLAVOLI DI SMPN 16 MALANG DENGAN PENDEKATAN DESCREPANCY EVALUATION MODEL

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN KETERAMPILAN BOLAVOLI DI SMPN 16 MALANG DENGAN PENDEKATAN DESCREPANCY EVALUATION MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN KETERAMPILAN BOLAVOLI DI SMPN 16 MALANG DENGAN PENDEKATAN DESCREPANCY EVALUATION MODEL Denny Pradana (Pendidikan Olahraga Pascasarjana Universitas Negeri Malang)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung Siklus Proyek Policy & Strategy Pre-project discussion & activities Project Identification Pre-feasibility

Lebih terperinci

Seminar Pendidikan Matematika

Seminar Pendidikan Matematika Seminar Pendidikan Matematika TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH Oleh: Khairul Umam dkk Menulis Karya Ilmiah adalah suatu keterampilan seseorang yang didapat melalui berbagai Latihan menulis. Hasil pemikiran,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan pendekatan penelitian Pada hakekatnya, penelitian dilakukan untuk mendapatkan penemuan baru atau mencari suatu kebenaran. Dalam penelitian, kita mengenal dua bentu

Lebih terperinci

keahlian atau kompotensi akan dapat mendukung peningkatan prestasi kinerja

keahlian atau kompotensi akan dapat mendukung peningkatan prestasi kinerja EVALUASI KINERJA KEPEGAWAIAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh Elvianti Pakaya, Ansar Made*, Nina Lamatenggo** Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Nur Elia Lailasari, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Nur Elia Lailasari, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan bangsa yang cerdas dan kreatif, karena

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

Lebih terperinci

PENGARUH VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER BIDANG STUDI KIMIA TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI

PENGARUH VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER BIDANG STUDI KIMIA TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI 566 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 4, No.1, 2010, hlm 566-573 PENGARUH VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER BIDANG STUDI KIMIA TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI Murbangun Nuswowati,

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM EVALUASI dan MONITORING PROSES PEMBELAJARAN PADA PROGRAM STUDI

RANCANGAN SISTEM EVALUASI dan MONITORING PROSES PEMBELAJARAN PADA PROGRAM STUDI RANCANGAN SISTEM EVALUASI dan MONITORING PROSES PEMBELAJARAN PADA PROGRAM STUDI Novita mariana 1, Rara Sri Artati Rejeki 2, Jeffri Alfa Razaq 3 1,2,3 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2010), Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 2.

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2010), Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input peserta didik untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan. 1 Sebagai

Lebih terperinci

VALIDASI PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI OBSERVASI DALAM LESSON STUDY

VALIDASI PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI OBSERVASI DALAM LESSON STUDY VALIDASI PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI OBSERVASI DALAM LESSON STUDY Muhyiatul Fadilah, Lufri, Ardi, Fitri Arsih FMIPA Universitas Negeri Padang caesura_iie@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (research and development). Metode penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (research and development). Metode penelitian dan BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Pengembangan modul ini menggunakan jenis penelitian pengembangan (research and development). Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian

Lebih terperinci