BAB II TELAAH PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TELAAH PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Definisi Evaluasi Terdapat beberapa definisi tentang evaluasi berdasarkan para ahli, Menurut Ralph W.Tyler dalam (Wirawan 2012:80) mendefinisikan evaluasi sebagai process of determining to what extent the educational objective are actually being realized. Evaluasi merupakan proses menentukan sampai seberapa jauh tujuan pendidikan sesungguhnya dapat dicapai. Sedangkan menurut Strufflebeam dan Shinkfield evaluasi merupakan proses menyediakan informasi yang dapat membantu membuat keputusan dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. (Widoyoko,2012:2). Pengertian evaluasi juga didefinisikan oleh Komite Studi Nasional tentang Evaluasi yaitu proses pemilihan pengumpulan, analisis, dam penyajian informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan sebuah keputusan serta penyusunan program selanjutnya. (Widoyoko,2012:4). Definisi lain tentang evaluasi menurut Suchman dalam Suharsimi dan Cepi (2004:1) adalah proses menentukan hasil dari beberapa kegiatan yang telah direncanakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan kegiatan tersebut 9

2 tercapai.dari beberapa pengertian tentang evaluasi dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses penilaian sebuah kegiatan yang telah direncanakan dengan cara mengumpulkan informasi yang ada guna mengambil sebuah keputusan, memperbaiki kegiatan yang selanjutnya serta mengetahui kegiatan tersebut sesuai dengan tujuan yang akan dicapai atau tidak. 10 Evaluasi proses meneliti dan menilai apakah layanan program telah dilaksanakan seperti yang direncanakan. Evaluasi ini juga menilai mengenai strategi pelaksanaan program Evaluasi manfaat meneliti, menilai dan menentukan apakah program telah menghasilkan perubahan yang diharapkan. Evaluasi akibat mengukur apakah klien yang mendapat layanan berubah 2.2. Tujuan Evaluasi Evaluasi dilaksanakan untuk mencapai beberapa tujuan sesuai dengan objek evaluasinya. Tujuan melaksanakan evaluasi antara lain: a. Mengukur pengaruh program terhadap masyarakat. b. Menilai apakah program telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. c. Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai dengan standar

3 d. Evaluasi program dapat mengidentifikasi dan menemukan mana dimensi program yang jalan, mana yang tidak berjalan. e. Pengambangan staf program. f. Memenuhi ketentuan undang-undang. g. Akredetasi program h. Mengukur cost effectiveness dan cost efficiency. i. Mengambil keputusan mengenai program Model-model evaluasi Terdapat beberapa model evaluasi yang telah dikembangkan oleh para ahli yang dapat digunakan sebagai acuan mengevaluasi sebuah program. Model-model evaluasi program diantaranya : Goal Oriented Evaluation Model, Goal Free Evaluation Model, Formatif Summatif Evaluation Model, Countenance Evaluation Model, Responsive Evaluation Model, CSE-UCLA (Center for the Study of Evaluation and University of California in Los Angels) Evaluation Model, CIPP (Context, Input, Process, Product) Evaluation Model, dan Discrepancy Model, dalam hal ini penulis memilih CIPP Evaluation Model.(Suharsimi Arikunto,2010 : 40) Pengertian Model Evaluasi CIPP 11

4 Model evaluasi ini dikembangkan oleh Stufflebeam,dkk pada tahun 1967 di Ohio State University. Model CIPP ini merupakan sebuah singkatan dari kata Context, Input, Process, dan Product. Model CIPP merupakan model yang memandang program yang dievaluasi sabagai sebuah sistem. (Suharsimi Arikunto, 2010:45). Menurut Stufflebeam, konsep dari CIPP memiliki tujuan penting dari evaluasi adalah bukan membuktikan tetapi memperbaiki. (Widoyoko, 2012 : 181). Dalam hal ini jika evaluator sebagai pelaksana maka evaluator harus menganalisis dari tiap-tiap komponen yang ada. Komponen-komponen tersebut yaitu : 1. Evaluasi Konteks (Context) Evaluasi konteks merupakan evaluasi yang menggambarkan secara rinci yaitu : a. lingkungan program, b. kebutuhan yang tidak terpenuhi, c. karakteristik populasi dan sampel yang dilayani dan tujuan proyek. 2. Evaluasi Masukan(Input) Evaluasi masukan membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, rencana apa 12

5 dan strategi untuk mencapai tujuan, bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. 3. Evaluasi Proses (Process) Evaluasi proses untuk mengetahui sejauh mana rencana yang telah diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki. 4. Evaluasi Produk atau Hasil (Product) Evaluasi produk merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan Partisipasi Masyarakat Definisi Partisipasi H.A.R.Tilaar, (2009:287) mengungkapkan partisipasi adalah sebagai wujud dari keinginan untuk mengembangkan demokrasi melalui proses desentralisasi dimana diupayakan antara lain perlunya perencanaan dari bawah (bottom-up) dengan mengikutsertakan masyarakat dalam proses perencanaan dan pembangunan masyarakatnya. Menurut Sundariningrum dalam Sugiyah (2001: 38) mengklasifikasikan partisipasi menjadi 2 (dua) berdasarkan cara keterlibatannya, yaitu : 13

6 a. Partisipasi Langsung Partisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan kegiatan tertentu dalam proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya. b. Partisipasi tidak langsung Partisipasi yang terjadi apabila individu mendelegasikan hak partisipasinya. Cohen dan Uphoff yang dikutip oleh Siti Irene Astuti D (2011: 61-63) membedakan patisipasi menjadi empat jenis, yaitu pertama, partisipasi dalam pengambilan keputusan. Kedua, partisipasi dalam pelaksanaan. Ketiga, partisipasi dalam pengambilan pemanfaatan. Dan Keempat, partisipasi dalam evaluasi. Pertama, partisipasi dalam pengambilan keputusan. Partisipasi ini terutama berkaitan dengan penentuan alternatif dengan masyarakat berkaitan dengan gagasan atau ide yang menyangkut kepentingan bersama. Wujud partisipasi dalam pengambilan keputusan ini antara lain seperti ikut menyumbangkan gagasan 14

7 atau pemikiran, kehadiran dalam rapat, diskusi dan tanggapan atau penolakan terhadap program yang ditawarkan. Kedua, partisipasi dalam pelaksanaan meliputi menggerakkan sumber daya dana, kegiatan administrasi, koordinasi dan penjabaran program. Partisipasi dalam pelaksanaan merupakan kelanjutan dalam rencana yang telah digagas sebelumnya baik yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan maupun tujuan. Ketiga, partisipasi dalam pengambilan manfaat. Partisipasi dalam pengambilan manfaat tidak lepas dari hasil pelaksanaan yang telah dicapai baik yang berkaitan dengan kualitas maupun kuantitas. Dari segi kualitas dapat dilihat dari output, sedangkan dari segi kuantitas dapat dilihat dari presentase keberhasilan program. Keempat, partisipasi dalam evaluasi. Partisipasi dalam evaluasi ini berkaitan dengan pelaksanaan pogram yang sudah direncanakan sebelumnya. Partisipasi dalam evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui ketercapaian program yang sudah direncanakan sebelumnya. 15

8 Bentuk Partisipasi Bentuk partisipasi menurut Effendi yang dikutip oleh Dwiningrum (2011: 58), terbagi atas 3 bentuk yaitu : a. Partisipasi Vertikal Partisipasi vertikal terjadi dalam bentuk kondisi tertentu masyarakat terlibat atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan dimana masyarakat berada sebagai status bawahan, pengikut, atau klien. b. Partisipasi Horizontal Partisipasi horizontal, masyarakat mempunyai prakarsa dimana setiap anggota atau kelompok masyarakat berpartisipasi horizontal satu dengan yang lainnya Hubungan Sekolah dan Masyarakat Sekolah merupakan lembaga formal yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dan lingkungannya. Sebaliknya, masyarakat juga tidak dapat dipisahkan dari sekolah, dapat dikatakan demikian karena keduanya memiliki kepentingan yang saling berhubungan, sekolah merupakan lembaga formal yang diberikan tugas untuk 16

9 mendidik, melatih, dan membimbing generasi penerus bagi peranannya di masa yang akan datang, dan masyarakat,merupakan pengguna jasa pendidikan tersebut. Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan bentuk komunikasi ekstern yang dilakukan atas dasar kesamaan tanggung jawab dan tujuan. Masyarakat merupakan kelompok dan individu-individu yang berusaha menyelenggarakan pendidikan atau membantu usaha-usaha pendidikan (Mulyasa, 2012:147). Menurut Mulyasa (2012:148) Tujuan sekolah memiliki hubungan dengan msyarakat antara lain : a. Demi kepentingan sekolah, Berdasarkan dimensi kepentingan sekolah, hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan untuk memelihara kelangsungan hidup sekolah, meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, memperlancar kegiatan belajar mengajar, dan memperoleh bantuan dan dukungan dari masyarakat dalam rangka pengembangan dan pelaksanaan program-program sekolah. 17

10 b. Kebutuhan Masyarakat 18 Berdasarkan dimensi kebutuhan masyarakat, tujuan pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat adalah untuk memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperoleh kemajuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapai masyarakat, menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat, memperoleh kembali anggota-anggota masayarakat yang terampil dan makin meningkat kemampuannya. Hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat dalam mengembangkan program bersama bagi pembinaan peserta didik, dapat mengurangi dan mencegah kemungkinan anak berbuat nakal karena program yang padat dan menarik tidak member kesempatan atau kemungkinan kepada peserta didik untuk berbuat yang kurang baik (Mulyasa,2012:149) Mutu Pendidikan Mutu Pendidikan Mutu pendidikan menurut Permendiknas nomor 63 tahun 2009 adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari penerapan Sistem Pendidikan Nasional, selain

11 mutu pendidikan, perlu ditetapkan pula penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan merupakan kegiatan yang sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, pemerintah, dan masyarakat untuk menaiikan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Arcaro (2007:75) mengembangkan definisi mengenai mutu yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan adalah suatu proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan. Menurut Dzaujak Ahmad (1996) mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut. Dari beberapa pendapat tentang mutu diatas, dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan adalah proses perbaikan dari segi input, proses maupun output dari sebuah organisasi. 19

12 2.5.2 Indikator Mutu Pendidikan Menurut Nurhasan (1994) indikator atau kriteria yang dapat dijadikan acuan mutu pendidikan adalah : 1. Peserta didik dan lingkungan. 2. Instrumen input, yaitu alat berinteraksi dengan (peserta didik). 3. Proses pendidikan 4. Hasil langsung pendidikan, hasil langsung ini merupakan hasil yang dipakai sebagai tolok ukur mutu pendidikan pada suatu lembaga pendidikan. 5. Hasil akhir lembaga pendidikan. 2.6 Penelitian yang Relevan Penelitian Amir Daud menemukan bahwa Peran serta masyarakat dalam pengendalian mutu pendidikan masih kurang. Hal ini didukung oleh sejumlah data, yaitu: 1) hanya sekitar 45% komite sekolah yang selalu berperan secara aktif, 2) hanya sekitar 36% tokoh masyarakat yang menyatakan bahwa selalu terlibat secara langsung dalam perencanaan program sekolah, pelaksanaan program, penggalangan sumber dana, memberi bantuan baik berupa tenaga,dana maupun bahan, serta terlibat aktif dalam bentuk pemikiran. 20

13 Namun demikian, masih terdapat 11% tokoh masyarakat yang tidak pernah terlibat atau diikutsertakan dalam perencanaan dan pelaksanaan, serta pertanggungjawaban program dan kualitas pendidikan di sekolah; (3) hanya sekitar 35% orang tua siswa yang selalu terlibat. secara langsung dalam perencanaan program sekolah, pelaksanaan program, penggalangan sumber dana, memberi bantuan baik berupa tenaga, dana maupun bahan, serta terlibat aktif dalam bentuk pemikiran. Dalam penelitian Muhamad Munadi (2008) yang berjudul Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Kebijakan Publik Bidang Pendidikan di Kota Surakarta menemukan bahwa Kebijakan publik bidang pendidikan yang dibuat selama kurun di Kota Surakarta telah mengupayakan partisipasi masyarakat dalam pembuatannya, tetapi partisipasinya masih mendasarkan pada aturan yang mewajibkannya. Kebijakan publik bidang pendidikan yang dibuat selama kurun di Kota Surakarta adalah alokasi anggaran pendidikan di APBD dan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pendidikan. Wujud partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik pada alokasi 21

14 anggaran pendidikan pada APBD mendasarkan pada model bottom up dari mulai Musyawarah rencana membangun kelurahan (musrenbangkel), musyawarah rencana membangun kecamatan (musrenbangcam) dan musyawarah rencana membangun kota(musrenbangkot). Proses ini ditutup dengan public hearing dalam pembahasan APBD dalam bentuk RAPBD sebelum disahkan. 22

15 2.7 Kerangka Berfikir Berikut akan disajikan kerangka berfikir untuk mengevaluasi partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan di SD Negeri Kauman Kidul Salatiga. Program Peningkatan Mutu Pendidikan SD Kesimpulan dan saran Contex t Objek yang dievaluasi : - Program sekolah - Lingkungan sekolah - Kebutuhan Sekolah - Latar Belakang Orang tua peserta didik. Pengumpulan Data : - Observasi - Wawancara - Dokumentasi Data dianalisis Judgement Input Objek yang dievaluasi : Sarana prasarana - Pendanaan Pengumpulan Data : - Observasi - Wawancara - Dokumentasi Data dianalisis Judgement Process Objek yang dievaluasi : Implementasi program sekolah Pengumpulan Data : - Wawancara - Dokumentasi Data dianalisis Judgement Product Objek yang dievaluasi : - Hasil program sekolah Pengumpulan Data : - Observasi - Wawancara - Dokumentas i Data dianalisis Judgement 23

16 24 Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Evaluasi Partisipasi Masyarakat dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

MENINGKATKAN PARTISIPASI MAHASISWA DALAM PERKULIAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

MENINGKATKAN PARTISIPASI MAHASISWA DALAM PERKULIAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MENINGKATKAN PARTISIPASI MAHASISWA DALAM PERKULIAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW Hendrik Pandu Paksi Dosen Universitas Negeri Surabaya hendrikpaksi@unesa.ac.id Abstrak : Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Ramadhon (2013) dalam skripsinya yang berjudul Efektivitas Program

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Ramadhon (2013) dalam skripsinya yang berjudul Efektivitas Program BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Dari hasil pencarian dan penelusuran, ada beberapa penelitian yang hampir sama dengan penelitian ini, beberapa skripsi yaitu sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem pemerintahan yang sentralistik berpengaruh pada pembangunan di berbagai bidang.oleh karena itu sistem pemerintahan yang terpusat berdampak pembangunan hanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Guru BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dilihat dari arti kata, kinerja berasal dari kata performance. Kata performance memberikan tiga arti, yaitu: (1) prestasi seperti dalam konteks atau kalimat high

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. katanya, kata partisipasi berasal dari kata bahasa Inggris participation yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. katanya, kata partisipasi berasal dari kata bahasa Inggris participation yang berarti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Partisipasi Banyak ahli memberikan pengertian mengenai konsep partisipasi. Bila dilihat dari asal katanya, kata partisipasi berasal dari kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BEBERAPA MODEL EVALUASI PENDIDIKAN (Disarikan dari Seminar Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan) Oleh Sofyan Zaibaski

BEBERAPA MODEL EVALUASI PENDIDIKAN (Disarikan dari Seminar Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan) Oleh Sofyan Zaibaski BEBERAPA MODEL EVALUASI PENDIDIKAN (Disarikan dari Seminar Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan) Oleh Sofyan Zaibaski Dalam sebuah proses pembelajaran komponen yang turut menentukan keberhasilan sebuah proses

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Sekolah Dasar Kristen 03 Eben Haezer Salatiga dan Sekolah Dasar Negeri 01 Salatiga disimpulkan memiliki berbagai upaya untuk meningkatkan lima karakteristik sekolah bermutu

Lebih terperinci

1. Penetapan dan penyediaan informasi yang bermanfaat untuk menilai keputusan alternatif;

1. Penetapan dan penyediaan informasi yang bermanfaat untuk menilai keputusan alternatif; Pengertian Evaluasi Program Pemahaman mengenai pengertian evaluasi program dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Pengertian evaluasi menurut Stufflebeam

Lebih terperinci

A. Pengertian Evaluasi Program

A. Pengertian Evaluasi Program A. Pengertian Evaluasi Program Pemahaman mengenai pengertian evaluasi program dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Pengertian evaluasi menurut

Lebih terperinci

Teori dan Praktek Evaluasi Program DIAN PERMATASARI K.D

Teori dan Praktek Evaluasi Program DIAN PERMATASARI K.D Teori dan Praktek Evaluasi Program DIAN PERMATASARI K.D Evaluasi merupakan alat dari berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk menganalisis dan menilai fenomena ilmu pengetahuan dan aplikasi ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan dibahas tentang konsep-konsep kunci dalam penelitian ini, meliputi pengertian evaluasi program, pengertian sistem kredit semester, hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas

Lebih terperinci

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI DESA TOLOMBUKAN SATU KECAMATAN PASAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI DESA TOLOMBUKAN SATU KECAMATAN PASAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI DESA TOLOMBUKAN SATU KECAMATAN PASAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA FIFIE RORONG JOYCE J. RARES, M.Si JOORIE M. RURU, M.Si Abstrac: Public participation

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Kemasyarakatan (HKm) Hutan kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara dengan sistem pengelolaan hutan yang bertujuan memberdayakan masyarakat (meningkatkan nilai ekonomi, nilai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang berkualitas. Pembelajaran yang dilakukan guru hendaknya dapat. tinggi selalu memperbaharui mekanisme dan pola pembelajaran kearah

I. PENDAHULUAN. yang berkualitas. Pembelajaran yang dilakukan guru hendaknya dapat. tinggi selalu memperbaharui mekanisme dan pola pembelajaran kearah I. PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di era global ini setiap sekolah hendaknya selalu melakukan berbagai inovasi pembelajaran untuk mendasari dan mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Lebih terperinci

EVALUASI menurut Suharsimi Arikunto menyebutkan bahwa: Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang

EVALUASI menurut Suharsimi Arikunto menyebutkan bahwa: Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang EVALUASI menurut Suharsimi Arikunto menyebutkan bahwa: Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu unsur yang dapat membawa kemajuan peradaban dan peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Keberhasilan suatu bangsa dalam mencapai

Lebih terperinci

Kedudukan Evaluasi Program dan Hasil Belajar Oleh: Novrianti Yusuf,M.Pd

Kedudukan Evaluasi Program dan Hasil Belajar Oleh: Novrianti Yusuf,M.Pd Kedudukan Evaluasi Program dan Hasil Belajar Oleh: Novrianti Yusuf,M.Pd Acapkali dalam beberapa pertemuan dengan mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah Evaluasi Program mempertanyakan mengapa mata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Evaluasi Program. Untuk meningkatkan kualitas kinerja, dan produktifitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya perlu adanya evaluasi program. Evaluasi program adalah

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN UJI SERTIFIKASI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN UJI SERTIFIKASI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN 37 EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN UJI SERTIFIKASI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN Suharto SMK SWADAYA TEMANGGUNG Email: Suharto111@rocketmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK ORANG TUA PESERTA DIDIK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI KAUMAN KIDUL SALATIGA

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK ORANG TUA PESERTA DIDIK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI KAUMAN KIDUL SALATIGA LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA UNTUK ORANG TUA PESERTA DIDIK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI KAUMAN KIDUL SALATIGA I. PENGANTAR Bapak / Ibu orang tua peserta didik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Sekolah Sekolah sebagai suatu sistem, memiliki komponen inti yang terdiri dari input, proses, dan output (Komariah & Triatna, 2010). Komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan global memberikan pengaruh besar terhadap sekolah kejuruan dalam mempersiapkan persaingan tenaga kerja. Persaingan tenaga kerja yang sangat ketat,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian menurut Arikunto (2010: 203) adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitiannya. Pemilihan metode ini didasarkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Ajeng Aulia Asyifa, 2015

DAFTAR ISI Ajeng Aulia Asyifa, 2015 DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK...ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...xii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi yang meminta siswa untuk menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata. Penilaian ini sangat penting dalam

Lebih terperinci

CONTEXT INPUT PROCESS PRODUCT (CIPP): MODEL EVALUASI LAYANAN INFORMASI

CONTEXT INPUT PROCESS PRODUCT (CIPP): MODEL EVALUASI LAYANAN INFORMASI Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 342-347 Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908 CONTEXT INPUT PROCESS PRODUCT (CIPP): MODEL

Lebih terperinci

Oleh : Dr. Amat Jaedun, M.Pd. Dosen Fakultas Teknik UNY Ka.Puslit Dikdasmen, Lemlit UNY

Oleh : Dr. Amat Jaedun, M.Pd. Dosen Fakultas Teknik UNY Ka.Puslit Dikdasmen, Lemlit UNY METODE PENELITIAN EVALUASI PROGRAM Oleh : Dr. Amat Jaedun, M.Pd. Dosen Fakultas Teknik UNY Ka.Puslit Dikdasmen, Lemlit UNY E-mail: a_jaedun@yahoo.com Makalah Disampaikan Pada Kegiatan Pelatihan Metode

Lebih terperinci

BAB IV RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PROYEK

BAB IV RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PROYEK BAB IV RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PROYEK 4.1. Latar Belakang Studi Perpustakaan Nasional RI mempunyai tugas pokok mengembangkan, melaksanakan dan mendayagunakan semua jenis perpustakaan di instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Teori Tentang Program Muatan Lokal Keterampilan. 1. Pengertian Muatan Lokal Keterampilan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Teori Tentang Program Muatan Lokal Keterampilan. 1. Pengertian Muatan Lokal Keterampilan BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori Tentang Program Muatan Lokal Keterampilan 1. Pengertian Muatan Lokal Keterampilan Kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan

Lebih terperinci

Dinamika Sosial Dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Pada Satuan Pendidikan Pada Era Otonomi Daerah

Dinamika Sosial Dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Pada Satuan Pendidikan Pada Era Otonomi Daerah Dinamika Sosial Dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Pada Satuan Pendidikan Pada Era Otonomi Daerah oleh Siti Irene Astuti D PENDAHULUAN Desentralisasi Pendidikan

Lebih terperinci

PERSEPSI PETANI TERHADAP KINERJA KEMITRAAN KELOMPOK TANI DENGAN PERUSAHAAN EKSPORTIR PD RAMA PUTRA

PERSEPSI PETANI TERHADAP KINERJA KEMITRAAN KELOMPOK TANI DENGAN PERUSAHAAN EKSPORTIR PD RAMA PUTRA PERSEPSI PETANI TERHADAP KINERJA KEMITRAAN KELOMPOK TANI DENGAN PERUSAHAAN EKSPORTIR PD RAMA PUTRA (Kasus : Kelompok Tani Lau Lengit, Desa Samura, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo) Febrina Soraya Tanjung*),

Lebih terperinci

CIPP (Context, Input, Process, Product) Oleh : Hasim Asngari NIM :

CIPP (Context, Input, Process, Product) Oleh : Hasim Asngari NIM : CIPP (Context, Input, Process, Product) Oleh : Hasim Asngari NIM : 2015082087 The CIPP Evaluasi Model ini dikembangkan oleh Daniel L. Stufflebeam pada tahun 1966, dan selanjutnya diperbarui sepanjang tahun,

Lebih terperinci

TEST, PENGUKURAN, ASSESMEN, EVALUASI

TEST, PENGUKURAN, ASSESMEN, EVALUASI TEST, PENGUKURAN, ASSESMEN, EVALUASI Sugiyatno, M.Pd sugiyatno@uny.ac.id TEST Seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait/sifat/atribut dimana tiap butir

Lebih terperinci

RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROYEK PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN

RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROYEK PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROYEK PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN A. Latar Belakang Perpustakaan Nasional RI mempunyai tugas pokok mengembangkan, melaksanakan dan mendayagunakan semua jenis perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyediaan tenaga yang bermutu adalah produk dari proses pendidikan di suatu lembaga pendidikan seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Untuk menghasilkan tenaga terdidik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori 1. Konsep Evaluasi Program a. Pengertian Evaluasi Program Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa inggris), dalam bahasa Indonesia berarti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Evaluasi Program Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang mempunyai pengertian pengukuran (measurement), dan penilaian (assessment). Pengukuran menurut Zainal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI...

BAB II KAJIAN TEORI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi merupakan salah satu komponen inti kurikulum terlebih pada evaluasi program. Kegiatan evaluasi program merupakan kegiatan yang amat mendasar bagi pengembangan

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN 79 EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN Oleh: Ivani Mirasari 1 Dra. Gantina Komalasari, M.Psi. 2 Dra. Retty Filiani 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan menilai keberadaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologik, yaitu

III. METODE PENELITIAN. pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologik, yaitu 79 III. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian dan Desain Desain kegiatan evaluasi program dalam bahasan ini menggunakan model CIPP dengan rancangan penelitian evaluasi kualitatif yang bersifat deskriptif,

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 158 WATALLIPU KECAMATAN DONRI-DONRI KABUPATEN SOPPENG

EVALUASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 158 WATALLIPU KECAMATAN DONRI-DONRI KABUPATEN SOPPENG Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 EVALUASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 158 WATALLIPU KECAMATAN DONRI-DONRI KABUPATEN SOPPENG Erni 1 Universitas Cokroaminoto

Lebih terperinci

INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media BK Dosen Pengampu : Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd Oleh:

Lebih terperinci

ANALISIS PROGRAM DIKLAT PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PERENCANAAN PARTISIPATIF)

ANALISIS PROGRAM DIKLAT PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PERENCANAAN PARTISIPATIF) ANALISIS PROGRAM DIKLAT PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PERENCANAAN PARTISIPATIF) Penulis: Desi Lestari Sururi, M.Pd irur@upi.edu Abstrak Analisis program diklat ini menggunakan model evaluasi yang diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 94 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Penelitian ini adalah penelitian evaluatif berdasarkan model CIPP (Context, Input, Process, Product) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian evaluatif

Lebih terperinci

Studi Evaluasi Efektivitas Pelayanan AdministrasiAkademik dilingkungan Fakultas Teknik Kejuruan Undiksha

Studi Evaluasi Efektivitas Pelayanan AdministrasiAkademik dilingkungan Fakultas Teknik Kejuruan Undiksha Studi Evaluasi Efektivitas Pelayanan AdministrasiAkademik dilingkungan Fakultas Teknik Kejuruan Undiksha I Nyoman Pasek Nugraha 1*, Kadek Rihendra Dantes 2, Dewi Arum Widhiyanti 3 Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. banyak di lakukan orang, diantaranya adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. banyak di lakukan orang, diantaranya adalah: 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang kinerja pengawas Pendidikan Agama Islam sudah banyak di lakukan orang, diantaranya adalah: Penelitian Hanafi, Sony Wahyu

Lebih terperinci

Mengapa Evaluasi Program?

Mengapa Evaluasi Program? PAPARAN 1 Topik Bahasan Mengapa Evaluasi Program? Tantangan masyarakat kian besar Upaya pemecahan Keterbatasan sumber daya Siapa yang bisa menjawab: Apakah program berjalan baik? Program mana yang berjalan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Konsep partisipasi masyarakat Partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu participation yang berarti pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Keith davis (1995) menjelaskan

Lebih terperinci

Topik Bahasan. Mengapa Evaluasi Program?

Topik Bahasan. Mengapa Evaluasi Program? Topik Bahasan PAPARAN 1 Mengapa Program? Tantangan masyarakat kian besar Keterbatasan sumber daya Upaya pemecahan Siapa yang bisa menjawab: Apakah program berjalan baik? Program mana yang berjalan buruk?

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KOMPUTER DI BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI

EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KOMPUTER DI BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KOMPUTER DI BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013 Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberi pertanggungjawaban untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang / badan hukum / pimpinan kolektif

Lebih terperinci

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA SUKAMERTA KECAMATAN RAWAMERTA KABUPATEN KARAWANG

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA SUKAMERTA KECAMATAN RAWAMERTA KABUPATEN KARAWANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA SUKAMERTA KECAMATAN RAWAMERTA KABUPATEN KARAWANG Oleh : Lukmanul Hakim, S.Ag, M.Si Abstrak Peran serta dan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan desa sangat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Inklusi Pendidikan inklusi merupakan konsep pendidikan yang tidak membeda-bedakan latar belakang kehidupan anak kerena keterbatasan fisik maupun mental (Ilahi, 2013:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam lini kehidupan. Semua orang membutuhkan pendidikan untuk memberikan gambaran dan bimbingan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Program Pendidikan AS Hornby (1986 ) yang dikutip oleh Arikunto & Abdul Jabar (2009: 1) evaluasi adalah to find out, decide the amount or value yang artinya suatu upaya

Lebih terperinci

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009 KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH +- PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang

Lebih terperinci

EVALUASI PROSES BELAJAR MENGAJAR MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK JURUSAN TEKNIK FABRIKASI LOGAM DI SMK N 1 SEYEGAN

EVALUASI PROSES BELAJAR MENGAJAR MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK JURUSAN TEKNIK FABRIKASI LOGAM DI SMK N 1 SEYEGAN EVALUASI PROSES BELAJAR MENGAJAR MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK JURUSAN TEKNIK FABRIKASI LOGAM DI SMK N 1 SEYEGAN Oleh: Muhamad Sakti Wibawa, Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut perusahaan untuk beroperasi seefisien dan seefektif mungkin. Untuk itu pihak manajemen harus mampu melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Supervisi

BAB II KAJIAN TEORI Supervisi BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi 2.1.1. Program Supervisi Menurut Good Carter (dalam Sahertian, 2008: 17) bahwa program supervisi adalah rencana atau usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Karakter 2.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter Thomas Lickona dalam Agus Wibowo (2013:9) menyebutkan bahwa, karakter adalah A reliable inner disposition to respond

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Fungsi dari tinjauan pustaka ini adalah untuk mengemukakan hasil penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. penelitian, baik jurnal maupun skripsi yang berkaitan dengan kompetensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. penelitian, baik jurnal maupun skripsi yang berkaitan dengan kompetensi BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Dari penelusuran kepustakaan, peneliti menemukan beberapa hasil penelitian, baik jurnal maupun skripsi yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penerima program pembangunan karena hanya dengan adanya partisipasi dari

I. PENDAHULUAN. penerima program pembangunan karena hanya dengan adanya partisipasi dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Strategi pembangunan yang berorientasi pada pembangunan manusia dalam pelaksanaannya sangat mensyaratkan keterlibatan langsung dari masyarakat penerima program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya tujuan pembangunan suatu Negara dilaksanakan adalah untuk mensejahterakan masyarakat, demikian halnya dengan Negara Indonesia. Dalam Pembukaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat dalam pendidikan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu

I. PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat dalam pendidikan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaksang Masalah Peran serta masyarakat dalam pendidikan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu yang baru, sebab sebelumnya legitimasi legal formal peran serta masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kurikulum Kurikulum adalah program yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM LAYANAN PERPUSTAKAAN DI SDN KARANGREJO 2 KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK

EVALUASI PROGRAM LAYANAN PERPUSTAKAAN DI SDN KARANGREJO 2 KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK EVALUASI PROGRAM LAYANAN PERPUSTAKAAN DI SDN KARANGREJO 2 KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK Tesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pengembangan usaha agribisnis di pedesaan yang selanjutnya disebut dengan PUAP adalah bagian dari pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah merupakan sebuah konsep teoritik yang membahas mengenai beberapa metode yang digunakan dalam penelitian. Beberapa hal yang berhubungan dengan metodologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa nuansa pembaharuan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen pembiayaan pendidikan di

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen pembiayaan pendidikan di BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen pembiayaan pendidikan di Universitas Syiah Kuala dapat penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Proses perencanaan dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal yang ditujukan kepada petani beserta keluarganya yang hidup di pedesaan dengan membawa dua tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam lingkungan persaingan global sekarang ini yang diliputi banyak ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan inovatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang meneliti kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah terbatas pada aspek pembiayaan, sumber daya manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah terbatas pada aspek pembiayaan, sumber daya manusia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia kini terus dikembangkan, terutama sejak reformasi bergulir tahun 1998. Hal ini ditandai dengan lahirnya Undang- Undang (UU) Nomor 22

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Konsep Evaluasi Program a. Definisi Evaluasi Secara teoritis evaluasi menurut Cronbach (1963), Alkin (1969) dan Stufflebeam (1971) dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. PEMERINTAHAN DAERAH Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Profil SD Negeri 1 Tegorejo Penelitian Evaluasi Program Supervisi Akademik ini mengambil lokasi di SD Negeri 1 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal yang

Lebih terperinci

VI. SIMPULAN DAN SARAN. pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : Non Pemerintah Dalam Penetapan dan Penyusunan RKPD

VI. SIMPULAN DAN SARAN. pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : Non Pemerintah Dalam Penetapan dan Penyusunan RKPD VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan uraian dan keterangan yang telah dijabarkan dalam pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Kesetaraan Para Pemangku Kepentingan Dari Unsur Pemerintah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian evaluatif yang dirancang untuk memperoleh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian evaluatif yang dirancang untuk memperoleh 73 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian evaluatif yang dirancang untuk memperoleh informasi yang akurat tentang pengelolaan produktif berdasarkan Kurikulum Tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Evaluasi pembelajaran yang dilakukan selama ini kadang-kadang hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Evaluasi pembelajaran yang dilakukan selama ini kadang-kadang hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Evaluasi pembelajaran yang dilakukan selama ini kadang-kadang hanya sampai pada domain kognitif saja, dan itupun lebih berorientasi pada

Lebih terperinci

27/01/2015 AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK. Akuntansi Manajemen Sektor Publik PENDAHULUAN

27/01/2015 AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK. Akuntansi Manajemen Sektor Publik PENDAHULUAN AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK PENDAHULUAN Definisi Akuntansi Manajemen Menurut Chartered Institute of Management Accountants Akuntansi manajemen sebagai suatu bagian integral dari manajemen yang terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semuannya dirumuskan oleh Pemerintah. perencana tentang keberadaan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. semuannya dirumuskan oleh Pemerintah. perencana tentang keberadaan pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman kegiatan penyelenggaraan

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DITINJAU DARI STANDAR PROSES PADA SEKOLAH TUNAS DAUD DENPASAR

STUDI EVALUASI TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DITINJAU DARI STANDAR PROSES PADA SEKOLAH TUNAS DAUD DENPASAR STUDI EVALUASI TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DITINJAU DARI STANDAR PROSES PADA SEKOLAH TUNAS DAUD DENPASAR D Prasetya 1, Nym Dantes 2, Ni Kt Suarni 3 1,2 Program Studi Managemen

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

Instrumen EVALUASI PROGRAM Bimbingan dan Konseling

Instrumen EVALUASI PROGRAM Bimbingan dan Konseling Instrumen EVALUASI PROGRAM dan Konseling A. Program Menurut Suharsimi (2005:290) evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan suatu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI.. vi DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. A. Latar Belakang Masalah.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI.. vi DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. A. Latar Belakang Masalah. DAFTAR ISI PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK.... i KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. ii iii DAFTAR ISI.. vi DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. x xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. 1 B. Rumusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto,

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari merumuskan masalah

Lebih terperinci

DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL CIPP PADA KEJAR PAKET B

DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL CIPP PADA KEJAR PAKET B DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL CIPP PADA KEJAR PAKET B Venissa Dian Mawarsari 1, Martyana Prihaswati 2 1 FMIPA, Universitas Muhammadiyah Semarang email: venissa@unimus.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ragam fungsi,platform (program partai) dan dasar pemikiran. Fungsi Partai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ragam fungsi,platform (program partai) dan dasar pemikiran. Fungsi Partai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sistem demokrasi, eksistensi Partai Golkar merupakan sebuah keniscayaan. Upaya demokratisasi membutuhkan sarana atau saluran politik dengan kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

PENELITIAN EVALUATIF SEBAGAI SALAH SATU MODEL PENELITIAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN. (Suatu Kajian Konseptual) Sri Kantun

PENELITIAN EVALUATIF SEBAGAI SALAH SATU MODEL PENELITIAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN. (Suatu Kajian Konseptual) Sri Kantun PENELITIAN EVALUATIF SEBAGAI SALAH SATU MODEL PENELITIAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN (Suatu Kajian Konseptual) Sri Kantun Abstract : Evaluation research is basically a part of applied research. The important

Lebih terperinci

2015 ANALISIS PROGRAM DIKLAT PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PERENCANAAN PARTISIPATIF) DI BALAI DIKLAT KEHUTANAN KADIPATEN

2015 ANALISIS PROGRAM DIKLAT PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PERENCANAAN PARTISIPATIF) DI BALAI DIKLAT KEHUTANAN KADIPATEN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat erat kaitannya dalam kehidupan manusia. Peranan pendidikan dalam membentuk karakter pribadi seseorang menjadi peluang bagi individu untuk meningkatkan

Lebih terperinci