perannya dalam meningkatkan program-program, konsep-konsep utama dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "perannya dalam meningkatkan program-program, konsep-konsep utama dan"

Transkripsi

1 Model evaluasi adalah model desain evaluasi yang dibuat oleh ahli-ahli atau pakar-pakar evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya atau tahap pembuatannya. Terdapat banyak model evaluasi, namun semua pada akhirnya, hasil dari evaluasi digunakan sebagai kepentingan pengambilan keputusan. Pada pembahasan kali ini mengenai definisi beberapa model evaluasi dan akan dibahas lebih dalam mengenai model CIPP yang di dalamnya dijelaskan tentang model CIPP untuk evaluasi dengan menggambarkan perkembangannya, perbandingan dengan pendekatan-pendekatan lainnya, perannya dalam meningkatkan program-program, konsep-konsep utama dan akhirnya Akhirnya akan dijelaskan pentingnya mendasarkan pekerjaan evaluasi program terhadap evaluasi melalui metaevaluasi. A. Model CIPP CIPP merupakan salah satu model evaluasi program yang dapat dikatakan cukup memadai. Model ini telah dikembangkan oleh Daniel L. Stufflebeam dkk (1967) di Ohio State University. CIPP merupakan akronim, terdiri dari: context evaluation, input evaluation, process evaluation dan product evaluation. Setiap tipe evaluasi terkait pada perangkat pengambilan keputusan yang menyangku perencanaan dan operasi sebuah program. B. Evaluasi CIPP Daniel L. Stufflebeam bersama dengan banyak orang lainnya yang mengenal tentang metode-metode penelitian, ia diberi tanggung jawab oleh federal untuk mengevaluasi proyek-proyek yang didanai oleh Undang-undang Pendidikan Dasar dan Menengah Amerika (ESEA) tahun Pada awalnya, Stufflebeam melakukan evaluasi dengan cara yang sama yang dilakukan oleh banyak di antara kolega, yaitu memberikan tanggapan: dengan merekomendasikan penggunaan uji yang disahkan dan menerima rancangan penelitian. Tapi selama mencoba menerapkan rekomendasi ini, ia mengkritisi pemberlakuan eksperimentasi dan uji obyektif terhadap studi evaluasi lapangan dan Model-model evaluasi 1

2 mulai mencari suatu pendekatan yang lebih relevan dan lebih layak. Untuk mengatasi hal di atas maka Stufflebeam mulai melakukan penelitian dan hasilnya adalah terancangannya model evaluasi yang disebut dengan CIPP. ESEA memberikan milyaran dolar kepada distrik-distrik sekolah di seluruh Amerika Serikat untuk meningkatkan pendidikan bagi para siswa yang tidak beruntung dan, secara lebih umum, untuk meningkatkan total sistem pendidikan dasar dan menengah. Undangundang tersebut juga mengharuskan para pendidik untuk mengevaluasi proyek-proyek yang telah didanai. Keharusan ini menimbulkan polemik oleh karena para pendidik biasanya tidak memenuhi syarat dengan pelatihan atau pengalaman untuk merancang dan mengadakan evaluasi. Akibatnya distrik-distrik sekolah tidak dapat menerima dana ESEA sampai mereka menghadirkan rencana yang dapat diterima untuk mengevaluasi setiap proyek ESEA yang diusulkan. Sejumlah universitas dan lembaga layanan menetapkan program-program yang dirancang untuk membantu distrik-distrik sekolah untuk memenuhi syarat-syarat evaluasi ESEA. Stufflebeam ditugaskan untuk menangungjawapi program tersebut di Universitas Negeri Ohio dan, secara lebih umum, mengorganisir dan mengarahkan suatu center/pusat yang dapat mengembangkan teori praktek evaluasi. Pusat yang baru diarahkan untuk menangani enam tujuan : (1) memberikan layanan evaluasi bagi lembaga-lembaga pendidikan, (2) meneliti pengalaman layanan ini, (3) mengkonseptualisasikan caracara yang lebih baik dalam melakukan evaluasi, (4) merencanakan sarana dan strategi untuk melaksanakan ide-ide mengenai evaluasi, (5) melatih para pendidik untuk menggunakan sarana dan strategi baru, dan (6) menyebarkan informasi tentang pekerjaan dan pencapaian center tersebut. 1.CIPP dibandingkan dengan Model Evaluasi lainnya Model-model evaluasi 2

3 Stufflebeam dan para koleganya mengembangkan kerangka CIPP, Robert Stake mengembangkan pendekatan rupa evaluasi, yang ia miliki sejak digabungkan dalam pendekatan responsifnya. Stufflebeam mempertukarkan draft naskah kerjanya pada tahun 1966, dan merasa tertarik untuk mengetahui apakah telah mengembangkan pendekatan-pendekatan yang serupa atau berbeda secara independen. Tabel 2.1. Keuntungan dan Kerugian yang Berkembang dari Berbagai Pendekatan Tradisional terhadap Evaluasi (disadur dari Stufflebeam dkk. 1971, hal. 15) Pendekatan Keuntungan Kerugian 1. Pengukuran yang Berdasarkan teori Hanya mengacu kepada norma psikologi Menerapkan teknologi yang distandardisasikan yang ada. Dirancang untuk Tidak fleksibel menjamin reliabilitas karena waktu dan validitas dan biasya yang Tersedianya pengujian dan layanan penilaian yang diumumkan. memusatkan pada instrumen diperlukan untuk menghasilkan instrumen baru. Didukung oleh standar Validitas profesional kandungan Standar berasal dari pertukaran norma-norma. mendukung reliabilitas skor perbedaan individu. Menekankan pada Model-model evaluasi 3

4 pengetahuan dan kemampuan yang dapat diukur dengan mudah melalui kertas dan uji pensil. Meningkatkan norma sebagai standar bagi semua siswa. 2. Pertimbangan Profesional 3. Rancangan eksperimental Mudah untuk dilaksanakan Berpotensi mempertimbangkan melalui semua variable kebijaksanaan. Memanfaatkan keahlian Reliabilitas dan dan pengalaman yang obyektifitas yang ada yang ada diragukan..tidak ada jarak waktu Data dan kriteria pada waktu menunggu adalah tidak analisa data. Pada dasarnya dititiktekan jelas. Tidak rentan terhadap pemeriksaan validitas. Generalisasi sangat sulit. Memiliki kehormatan Menentukan ilmiah Berpotensi kontrol yang tidak dapat Model-model evaluasi 4

5 menghasilkan data tentang sebab dan akibat Dipersiapkan untuk pengambil keputusan Didukung oleh statistic inferensial. dicapai dalam konteks pendidikan atau bertentangan menghasilkan tingkat dengan tujuan reliabilitas, validitas, dan obyektifitas yang tinggi evaluasi. Mengganggu Berpotensi menentukan operasi normal tingkat urutan pilihan dari proyekproyek yang sedang diteliti. Membutuhkan asumsi-asumsi yang tidak dapat diterapkan membatasi studi menjadi beberapa variabel. Layanan membatasi ketentuan keputusan. Memberikan hasil hanya pada akhirnya. 4. Kesesuaian Hasil dengan Tujuan (Tylerian) Integrasi dengan Menempatkan rancangan pengajaran. Menghasilkan data mengenai evaluator peran teknis. Memusatkan pada secara sempit Model-model evaluasi 5

6 siswa dan pada tujuan. kurikulum. Meningkatkan Kemungkinan perilaku sebagai umpan balik kriteria akhir berkala. untuk setiap Mendefinisikan tindakan standar pendidikan. keberhasilan Kemungkinan Tidak dapat proses dan data mengevaluasi produk. tujuan. Memusatkan pada evaluasi sebagai proses terminal Keunikan model CIPP adalah pada setiap tipe evaluasi terkait pada perangkat keputusan (decision) yang menyangkut perencanaan dan operasional program. Keuntungan model CIPP memberikan suatu format evaluasi yang komperhensif pada setiap tahapan evaluasi yaitu tahap context, input, process dan product. Untuk memahami hubungan model CIPP dengan pembuat keputusan dan akuntabilitas dapat diamati pada visualisasi pada tabel 2.2 berikut: Tabel 2.2. Relevansi antara Empat Tipe Evaluasi dengan Pengambilan Keputusan dan Akuntabilitas Tipe Evaluasi Context Input Process Product Pengambilan keputusan Obyektif Solusi strategi Implemen tasi Dihentika n Model-model evaluasi 6

7 (orientasi desain Dilanjutka formatif) prosedur n Dimodifik asi Program Ulang Akuntabilitas Catatan Catatan Catatan Catatan (orientasi mengenai mengenai mengen mengenai sumatif) tujuan dan strategi dan ai pencapaia dasar untuk rancangan proses n dan pilihan yang dipilih sesungg keputusa mereka serta serta uh-nya n catatan alasan pengemb mengenai untuk alian. kebutuhan, pilihan peluang, dan mereka masalah dibandingk an dengan alternatif lain 2. CIPP sebagai Strategi untuk Memperbaiki Sistem Bila dibandingkan dengan model evaluasi Stake, CIPP berhubungan dengan sistem pendidikan dan layanan sosial. Hal Ini dikarenakan CIPP tidak terlalu dikonsentrasikan pada panduan pelaksanaan studi tertentu tetapi pada pemberian layanan evaluasi yang berkelanjutan kepada para pembuat keputusan pada suatu institusi. Ini didasarkan pada pandangan bahwa tujuan evaluasi yang paling penting adalah bukan untuk membuktikan namun untuk meningkatkan. Ini merupakan suatu Model-model evaluasi 7

8 pandangan bahwa evaluasi harus witch-hunts atau semata-mata merupakan instrumen akuntabilitas. CIPP memandang evaluasi sebagai suatu alat yang digunakan untuk membantu membuat program berjalan secara lebih baik untuk orang-orang yang ingin mereka layani. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Patron (1978) serta Cronbach dan Rekan-rekan (1980). Namun, model CIPP bukan dimaksudkan untuk mengabaikan kemungkinan bahwa beberapa program merupakan upaya yang tidak layak untuk ditingkatkan dan oleh karena itu harus diakhiri. Dengan mempertimbangkan berakhirnya program-program yang tidak diperlukan dan tidak memiliki harapan, evaluasi juga menjalankan fungsi perbaikan dengan membantu untuk membebaskan sumber daya untuk alokasi kepada upaya yang lebih layak. Pada dasarnya, penerapan model CIPP dimaksudkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan membantu kepemimpinan serta staf institusi yang bertanggung jawab guna mendapatkan dan menggunakan umpan balik secara sistematis agar unggul dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan penting, atau setidaknya, melakukan upaya terbaik yang dapat mereka lakukan dengan sumber daya yang ada. Dimulai pada sudut sebelah kiri, flowchart tersebut menyatakan bahwa operasi suatu sekolah, atau suatu institusi lainnya, meliputi berbagai dan barangkali upaya-upaya evaluasi yang tidak terkoordinir, tapi yang secara berkala dibutuhkan oleh institusi guna menjalani evaluasi konteks khusus. Evaluasi tersebut akan memeriksa kebutuhan klien institusi; membuka peluang-peluang seperti program pendanaan, teknologi pendidikan yang sudah maju, atau industri-industri dengan kemauan dan kapasitas untuk membantu institusi tersebut; mengumpulkan dan meneliti persepsi mengenai masalah-masalah pada institusi yang memerlukan perubahan; dan menilai kemanjuran tujuantujuan dan prioritas kelembagaan. Evaluasi konteks tersebut dapat dimotivasi dari dalam institusi sebagai penilaian keadaan institusi yang Model-model evaluasi 8

9 teratur atau sebagai reaksi terhadap indikasi-indikasi dari suatu sektor ketidakpuasan mengenai kinerja institusi. Suatu evaluasi konteks juga mungkin dimotivasi dari luar institusi, seperti ketika instansi akreditasi membutuhkan studi sendiri atau suatu instansi pendanaan membutuhkan penilaian kebutuhan sebagai dasar untuk membenarkan permohonan pendanaan. Studi-studi tersebut dapat ditujukan pada bidang keprihatinan tertentu atau yang secara lebih umum dipusatkan pada cakupan fungsi-fungsi kelembagaan yang luas. Pada umumnya, studistudi tersebut membantu dalam pembaharuan dan peningkatan sistem dengan layanan yang lebih baik dan lebih efisien, dalam diagnosa masalah-masalah tertentu dan menujukan pada upaya-upaya perbaikan, dan dalam komunikasi mengenai kekuatan dan kelemahan dengan para pemilihnya. Hasil-hasil evaluasi konteks, idealnya, akan menghasilkan keputusan mengenai apakah akan memperkenalkan suatu jenis perubahan pada sistem. Jika diputuskan dalam negatif, maka staf institusi akan terus dengan operasi program mereka seperti biasa. Namun, jika suatu keputusan untuk merubah institusi dengan suatu cara dilakukan, maka staf program akan mengklarifikasi masalah-masalah yang akan dipecahkan dan merumuskan tujuan mereka. Selanjutnya, mereka akan mempertimbangkan apakah suatu strategi solusi yang tepat adalah nyata dan segera dapat disesuaikan dengan situasi mereka. Jika demikian, mereka akan menetapkannya dan mengalihkan perhatian mereka terhadap penerapannya dan meng-evaluasinya pada program institusi yang berkelanjutan. Jika tidak ada solusi nyata yang memuaskan, maka staf, berdasarkan flowchart, akan mengadakan evaluasi input. Evaluasi tersebut akan mencari literatur yang relevan, menanyai personil pada institusi-institusi lain yang mungkin telah berhasil mengatasi masalah yang serupa, menerapkan kepintaran dan kreativitas staf institusi dan Model-model evaluasi 9

10 kelompok pemilih, dan barangkali akan melibatkan para ahli dari luar. Selanjutnya, satu tim atau lebih akan ditugaskan untuk melaporkan satu atau lebih usulan strategi solusi. Proposal-proposal yang dihasilkan kemudian akan dinilai untuk kriteria tersebut sebagai reaksi terhadap kebutuhan, masalah, dan tujuan yang ditetapkan; kebaikan teoritis; dan kelayakan. Hasil-hasil evaluasi input akan digunakan untuk menentukan apakah strategi solusi yang cukup menjanjikan sudah ditemukan untuk membenarkan dalam melanjutkan pembangunan selanjutnya. Jika tidak, staf akan mempertimbangkan kembali apakah perubahan yang diinginkan cukup penting untuk mendukung penelitian lebih lanjut dan jika demikian, akan menjalani perubahan siklus melalui penelitian strategi solusi. Jika suatu strategi yang menjanjikan sudah ditemukan, maka staf akan menentukan apakah strategi tersebut dapat dibenarkan untuk diterapkan tanpa pengujian lebih lanjut. Jika banyak yang diketahui tentang strategi dan terdapat sedikit keprihatinan mengenai kemampuan untuk menerapkannya, staf kemungkinan besar akan mengalihkan perhatian mereka secara langsung terhadap menggabungkan perubahan ke dalam aktivitas reguler mereka yang berkelanjutan, tanpa dukungan evaluasi khusus selanjutnya. Namun, jika mereka memutuskan untuk mengujinya lebih lanjut, mereka akan mengarahkan perhatian mereka kepada suatu uji bidang strategi dan akan mendasarkannya kepada proses dan evaluasi produk selama jangka waktu berapapun akan diharuskan untuk mendapatkan dan memperbaiki prosedur tersebut dan mencapai tingkat kinerja yang diinginkan serta kesiapan untuk penerapan. Namun, pada suatu waktu, jika proyek tersebut belum terlaksana secara memuaskan atau dianggap terlalu mahal, kepemimpinan institusi tersebut dapat menyimpulkan bahwa tidak ada upaya selanjutnya yang diperlukan dan, sesuai dengan kesimpulan ini, memutuskan untuk menghentikan upaya tersebut. Model-model evaluasi 10

11 Keputusan-keputusan tersebut sudah sering ditetapkan pada akhir proyek yang didukung secara federal, apabila penerima beasiswa harus memutuskan apakah akan mengalokasikan dana lokal untuk melembagakan suatu proyek. Sebagaimana terlihat pada sudut kanan bawah flowchart, walaupun suatu proyek telah berhasil, kepemimpinan institusi dapat menentukan bahwa kondisi pada institusi telah berubah secara memadai sehingga perubahan yang sebelumnya diinginkan tidak lagi diperlukan dan, oleh karena itu, menghentikan upaya tersebut. Dengan asumsi bahwa proyek tersebut merupakan suatu keberhasilan dan solusi yang dihasilkannya masih diperlukan dan diinginkan, institusi tersebut akan menerapkan proyek yang terjamin dan kembali kepada operasi reguler, termasuk evaluasi yang diatur dari program yang berkelanjutan. Analisa sebelumnya terhadap evaluasi dalam konteks proses perubahan institusi menekankan pada beberapa segi penting dari suatu pendekatan sistem terhadap evaluasi : 1. Evaluasi merupakan bagian integral dari program reguler institusi dan bukan semata-mata merupakan aktivitas khusus yang dilibatkan dalam proyek inovatif, dan implementasi CIPP atau setiap pendekatan khusus lainnya hanya merupakan bagian dari total mosaic evaluasi informal dan formal pada institusi. 2. Evaluasi memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong dan merencanakan perubahan. 3. Penerapan setiap tipe evaluasi pada model CIPP hanya diindikasikan jika informasi di luar yang sudah ada diperlukan bukan oleh nilai inheren (dalam ) melakukan setiap jenis evaluasi. Dengan kata lain, evaluasi konteks, evaluasi input, evaluasi proses, dan evaluasi produk hanya merupakan bagian dari lingkungan evaluasi pada Model-model evaluasi 11

12 setiap institusi, dan fungsi yang paling penting dari studi yang dilakukan adalah dalam memenuhi kebutuhan marginal bagi adanya informasi evaluatif. 4. Perkembangan program-program yang baru harus meliputi pengadaan pekerjaan yang berkelanjutan dan penerapan evaluasi segera setelah ditetapkan melalui sesuatu yang serupa dengan evaluasi yang ditanamkan pada kurikulum (dimana evaluasi digabungkan dengan implementasi kurikulum dan menghasilkan umpan balik penerapan dalam mendiagnosa, menentukan, dan memeriksa kemajuan). 5. Informasi mengenai evaluasi tidak hanya memberikan pedoman bagi pemecahan masalah kelembagaan, tapi jika dicatat dan disediakan untuk mendapat tinjauan publik, informasi ini juga memberikan dasar untuk mempertimbangkan apakah keputusan untuk menghentikan atau melembagakan suatu proyek khusus ditetapkan dengan dasar yang dapat dipertahankan. 6. Keputusan untuk memulai, mempertahankan, menerapkan, atau menghentikan program dan upaya perbaikan program hampir selalu merefleksikan kekuatan dinamis irasional dan rasional yang merentang jauh melebihi bidang studi dan pengaruh evaluator. 3. Konsep-konsep utama CIPP Stufflebeam membagi evaluasi menjadi empat macam yaitu: a. Contect Evaluation (Evaluasi Konteks) Evaluasi konteks mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan program atau kondisi obyektif yang akan dilaksanakan. Berisi tentang analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu. Stufflebeam menyatakan evaluasi konteks sebagai fokus institusi dengan mengidentifikasi peluang dan menilai kebutuhan (1983). Satu kebutuhan dirumuskan sebagai suatu kesenjangan (discrepancy view) kondisi nyata (reality) dengan kondisi yang diharapkan (ideality). Dengan kata lain evaluasi konteks Model-model evaluasi 12

13 berhubungan dengan analisis masalah kekuatan dan kelemahan dari obyek tertentu yang akan atau sedang berjalan. Evaluasi konteks memberikan informasi bagi pengambil keputusan dalam perencanaan suatu program yang akan berjalan. Selain itu, evaluasi konteks juga bermaksud merasionalkan suatu program. Analisis ini akan membantu dalam merencanakan keputusan, menetapkan kebutuhan dan merumuskan tujuan program secara lebih terarah dan demokratis. Evaluasi konteks juga mendiagnostik suatu kebutuhan yang selaknya tersedia sehingga tidak menimbulkan kerugian jangka panjang (Isaac dan Michael:1981) Untuk memudahkan memahami evaluasi konteks, evaluator dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1) Kebutuhan-kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh kegiatan program? 2) Tujuan program apa saja yang menjadi prioritas pencapaian? 3) Tujuan pengembangan manakah yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan? 4) Tujuan-tujuan manakah yang paling mudah dilaksanakan? 5) Tujuan-tujuan program manakah yang benar-benar sangat diinginkan masyarakat? b. Input Evaluation (Evaluasi Masukan) Evaluasi masukan meliputi analisis personal yang berhubungan dengan bagaimana penggunaan sumber-sumber yang tersedia, alternative-alternatif strategi yang harus mencapai suatu proram. Mengidentifikasi dan menilai kapabilitas sistem, alternative strategi program, desain prosedur untuk strategi implementasi, pembiayaan dan penjadwalan. Evaluasi masukan bermanfaat untuk membimbing pemilihan strategi program dalam menspesifikasikan rancangan procedural. Informasi dan data yang terkumpul dapat Model-model evaluasi 13

14 digunakan untuk menentukan sumber dan strategi dalam keterbatasan yang ada. Menurut Stufflebeam evaluasi masukan dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1) Apakah strategi yang digunakan oleh program sudah sesuai dengan pencapaian tujuan? 2) Apakah sumber-sumber termasuk SDM yang ada sudah sesuai dengan beban program yang akan dijalankan? 3) Apakah strategi yang diambil ini merupakan stategi yang benarbenar sudah disepakati bersama oleh pengelolah program? 4) Strategi yang manakah yang sudah ada sebelumnya dan sudah cocok untuk pencapaian tujuan yang lalu? 5) Sumber-sumber daya manakah yang benar-benar mempunyai kontribusi yang paling dominan? 6) Prosedur dan jadwal khusus manakah yang digunakan untuk melaksanakan strategi tersebut? 7) Apakah yang dapat dikatakan sebagai ciri khusus dari kegiatan yang dilaksanakan di dalam program dan apa pula akibat yang ditimbulkannya? 8) Bagaimakah urutan prioritas sumber daya dan strategi yang paling mempunyai kontribusi terhadap pencapaian program? c. Process Evaluation (Evaluasi Proses) Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam praktik implementasi kegiatan. Termasuk mengidentifikasi permasalahan prosedur baik tatalaksana kejadian maupun aktifitas. Setiap aktivitas dimonitor perubahan-perubahan yang erjadi secara jujur dan cermat. Pencatatan aktivitas harian demikian penting karena berguna bagi pengambil keputusan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan atau program dikaitkan dengan keluaran yang ditemukan. Stufflebeam mengemukakan pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan evaluasi proses ini, yaitu: 1) Apakah kegiatan program sudah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan? Model-model evaluasi 14

15 2) Apakah pelaksana sudah melakukan tugas sesuai dengan jobnya? 3) Komponen apa saja yang belum sesuai dengan rancangan yang telah dibuat? 4) Target komponen apa saja yang kiranya sulit dicapai dalam pelaksanaan program? mengapa? dan Bagaimana solusinya? 5) Perlukah para staf pelaksana diberi orientasi kembali mengenai mekanisme kegiatan program? 6) Apakah fasilitas yang telah disediakan oleh pengelolah telah sesuai dengan keguanaan fungsinya?kalau tidak mengapa? 7) Apakah fasilitas dan bahan penunjang lain telah digunakan secara tepat? 8) Hambatan-hambatan penting apakah yang dijumpai selama pelaksanaan program berlangsung dan perlu diatasi? d. Product Evaluation (Evaluasi Hasil) Evaluasi produk merupakan kumpulan deskripsi dan idquo: judgement outcomes dalam hubungan dengan konteks, input, dan proses, kemudian diinterprestasikan harga dan jasa yang diberikan (Stufflebeam and Shinkfield: 1986). Evaluasi produk adalah evaluasi mengukur keberhasilan pencapaian tujuan. Evaluasi ini merupakan catatan pencapaian hasil dan keputusan-keputusan untuk perbaikan dan aktualisasi. Aktivitas evaluasi produk adalah mengukur dan menafsirkan hasil yang telah dicapai. Pengukuran dikembangkan dan diadministrasikan secara cermat dan teliti. Keakuratan analisis akan menjadi bahan penarikan kesimpulan dan pengajuan saran sesuai standar kelayakan. Secara garis besar, kegiatan evaluasi produk meliputi kegiatan penetapan tujuan operasional program, kriteriakriteria pengukuran yang telah dicapai, membandingkan antara kenyataan lapangan dengan rumusa tujuan, dan menyusun penafsiran secara rasional. Pengembangan jenis evaluasi program model CIPP telah menekankan kerjasama dan keakraban antara tim penilai, pengelola dengan Model-model evaluasi 15

16 pengambil keputusan tentang program. Setiap bentuk evaluasi yang telah dijelaskan menekankan tiga tugas pokok yang dilakukan, yaitu: 1) Membeberkan semua jenis informasi yang diperlukan oleh pengambil keputusan 2) Memperoleh informasi. 3) Mensintesakan informasi-informasi sedemikian rupa sehingga secara maksimal dapat dimanfaatkan oleh para pengambil keputusan. Evaluasi hasil merupakan merupakan tahapan terakhir di dalam jenis model CIPP. Stufflebeam menyarankan beberapa pertanyaan berkenaan dengan evaluasi hasil, sebagai berikut: 1) Tujuan-tujuan manakah yang sudah dicapai? 2) Pertanyaan-pertanyaan seperti apakah yang dapat dibuat yang menunjukkan hubungan antara spesifikasi prosedur dengan hasil nyata dari kegiatan program? 3) Kebutuhan individu manakah yang telah terpenuhi sebagai akibat dari kegiatan program? 4) Hasil jangka panjang yang nampak sebagai akibat dari kegiatan program? 4. Metaevaluasi dan Standar Jika evaluasi dimaksudkan untuk memberikan pedoman yang tepat, sistem evaluasi itu sendiri harus baik. Metaevaluasi mengandung pengertian evaluasi terhadap sistem evaluasi yang berlaku. Evaluasi harus difokuskan pada masalah-masalah yang tepat, akurat dalam penggambarannya, bebas dari bias/prasangka, dapat dipahami, dan wajar bagi orang-orang yang pekerjaannya sedang diteliti. Agar para evaluator dan clien dapat menggunakan dan menerapkan hasil-hasil metaevaluasi secara efektif, mereka harus Model-model evaluasi 16

17 sepakat mengenai kriteria untuk menilai evaluasi. Penentuan kriteria tersebut bergantung pada pandangan pribadi dan perundangundangan dari beberapa evaluator dan clien. Suatu sumber daya utama untuk mengidentifikasi secara luas prinsip-prinsip bersama mengenai evaluasi yang baik dikembangkan yang terangkum dalam Standards for Evaluations of Education Program, Projects, and Materials (Joint Committee, 1981) yang diketuai oleh Stuffledem. Standar terseut meliputi: Utility (bermanfaat dan praktis), Accuracy (secara teknik tepat), Feasibility (realistik dan teliti) dan Proppriety (dilakukan dengan legal dan etik) Metaevaluasi yang dilaksanakan dengan menerapkan Standar sebagai kriteria untuk pertimbangan mengindikasikan bahwa isi dari Standar membentuk dasar yang sangat substansial untuk metaevaluasi. Jika seorang evaluator (atau tim evaluasi) melakukan penerapan yang pantas untuk Standar tersebut bersama-sama dengan klien baik sebelum maupun setelah sutdi evaluasi, evaluasi yang baik dan meyakinkan akan dapat dihasilkan. Penerapan Standar tersebut membantu memastikan bahwa laporan evaluasi akhir adalah bermanfaat, layak, tepat, dan sah. Model-model evaluasi 17

18 KESIMPULAN 1. Model evaluasi CIPP yang dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam merupakan model evaluasi yang paling banyak digunakan karena model CIPP memberikan format evaluasi yang komperhensif pada setiap tahapan evaluasi; yang meliputi context, input, process dan product. 2. Konteks proses perubahan institusi menekankan pada beberapa segi penting suatu pendekatan sistem terhadap evaluasi, yaitu evaluasi merupakan bagian integral dari program reguler institusi dan bukan semata-mata merupakan aktivitas khusus yang dilibatkan dalam proyek inovatif, dan implementasi CIPP atau setiap pendekatan khusus lainnya hanya merupakan bagian dari total mosaic evaluasi informal dan formal pada institusi, evaluasi memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong dan merencanakan perubahan, penerapan setiap tipe evaluasi pada model CIPP hanya diindikasikan jika informasi di luar yang sudah ada diperlukan bukan oleh nilai inheren (dalam ) melakukan setiap jenis evaluasi, perkembangan program-program yang baru harus meliputi pengadaan pekerjaan yang berkelanjutan dan penerapan evaluasi segera setelah ditetapkan, Informasi mengenai evaluasi tidak hanya memberikan pedoman bagi pemecahan masalah kelembagaan, tapi jika dicatat dan disediakan untuk mendapat tinjauan publik, keputusan untuk memulai, mempertahankan, menerapkan, atau menghentikan program dan Model-model evaluasi 18

19 upaya perbaikan program hampir selalu merefleksikan kekuatan dinamis irasional dan rasional yang merentang jauh melebihi bidang studi dan pengaruh evaluator. 3. Konsep-konsep utama CIPP terdiri dari evaluasi konteks yang berisi tentang analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu, evaluasi masukan yang berisi analisis personal yang berhubung dengan bagaimana penggunaan sumber-sumber yang tersedia, alternativealternative strategi yang harus mencapai suatu program, evaluasi proses berisi evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam praktek implentasi kegiatan termasuk mengidentifikasi permaslahan prosedur baik tata laksana kejadian maupun aktifitas, evaluasi prodak berisi kumpulan deskripsi dan idquo judgment outcomedan rdqou; dalam hubungan dengan konteks, input dan proses, kemudian diinterprestasikan harga dan jasa yang diberikan. 4. Metaevaluasi mengandung pengertian evaluasi terhadap sistem evaluasi yang berlaku. 5. Suatu sumber daya utama untuk mengidentifikasi secara luas prinsipprinsip bersama mengenai evaluasi yang baik dikembangkan yang terangkum dalam Standards for Evaluations of Education Program, Projects, and Materials (Joint Committee, 1981) Model-model evaluasi 19

A. Pengertian Evaluasi Program

A. Pengertian Evaluasi Program A. Pengertian Evaluasi Program Pemahaman mengenai pengertian evaluasi program dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Pengertian evaluasi menurut

Lebih terperinci

EVALUASI menurut Suharsimi Arikunto menyebutkan bahwa: Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang

EVALUASI menurut Suharsimi Arikunto menyebutkan bahwa: Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang EVALUASI menurut Suharsimi Arikunto menyebutkan bahwa: Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal yang ditujukan kepada petani beserta keluarganya yang hidup di pedesaan dengan membawa dua tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pengembangan usaha agribisnis di pedesaan yang selanjutnya disebut dengan PUAP adalah bagian dari pelaksanaan

Lebih terperinci

CIPP (Context, Input, Process, Product) Oleh : Hasim Asngari NIM :

CIPP (Context, Input, Process, Product) Oleh : Hasim Asngari NIM : CIPP (Context, Input, Process, Product) Oleh : Hasim Asngari NIM : 2015082087 The CIPP Evaluasi Model ini dikembangkan oleh Daniel L. Stufflebeam pada tahun 1966, dan selanjutnya diperbarui sepanjang tahun,

Lebih terperinci

Teori dan Praktek Evaluasi Program DIAN PERMATASARI K.D

Teori dan Praktek Evaluasi Program DIAN PERMATASARI K.D Teori dan Praktek Evaluasi Program DIAN PERMATASARI K.D Evaluasi merupakan alat dari berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk menganalisis dan menilai fenomena ilmu pengetahuan dan aplikasi ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian menurut Arikunto (2010: 203) adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitiannya. Pemilihan metode ini didasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) TESIS Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Universitas

Lebih terperinci

1. Penetapan dan penyediaan informasi yang bermanfaat untuk menilai keputusan alternatif;

1. Penetapan dan penyediaan informasi yang bermanfaat untuk menilai keputusan alternatif; Pengertian Evaluasi Program Pemahaman mengenai pengertian evaluasi program dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Pengertian evaluasi menurut Stufflebeam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dengan semakin maju ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kemajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dengan semakin maju ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kemajuan Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Dengan semakin maju ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kemajuan masyarakat, tantangan yang akan kita hadapi adalah bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyediaan tenaga yang bermutu adalah produk dari proses pendidikan di suatu lembaga pendidikan seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Untuk menghasilkan tenaga terdidik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal

Lebih terperinci

BAB IV RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PROYEK

BAB IV RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PROYEK BAB IV RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PROYEK 4.1. Latar Belakang Studi Perpustakaan Nasional RI mempunyai tugas pokok mengembangkan, melaksanakan dan mendayagunakan semua jenis perpustakaan di instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut dikenal sebagai metode penelitian. Metode penelitian digunakan dan

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut dikenal sebagai metode penelitian. Metode penelitian digunakan dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Dalam suatu penelitian, terdapat tata cara prosedur bertahap yang merupakan acuan peneliti dalam melakukan penelitian di lapangan. Tata cara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pisang barangan akhir-akhir ini terus meningkat, terutama di kota-kota besar di Sumatera Utara,

TINJAUAN PUSTAKA. pisang barangan akhir-akhir ini terus meningkat, terutama di kota-kota besar di Sumatera Utara, TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Pisang barangan merupakan salah satu buah spesifik Sumatera Utara. Permintaan buah pisang barangan akhir-akhir ini terus meningkat, terutama di kota-kota besar di Sumatera

Lebih terperinci

PENGELOLAAN ANGGARAN SEKOLAH

PENGELOLAAN ANGGARAN SEKOLAH PENGELOLAAN ANGGARAN SEKOLAH Inovasi yang saat ini tumbuh menitikberatkan pada aspek kurikulum dan administrasi pendidikan. Hal tersebut merupakan bagian dari praktek dan teori keuangan, termasuk penganggaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Ramadhon (2013) dalam skripsinya yang berjudul Efektivitas Program

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Ramadhon (2013) dalam skripsinya yang berjudul Efektivitas Program BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Dari hasil pencarian dan penelusuran, ada beberapa penelitian yang hampir sama dengan penelitian ini, beberapa skripsi yaitu sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Definisi Evaluasi Terdapat beberapa definisi tentang evaluasi berdasarkan para ahli, Menurut Ralph W.Tyler dalam (Wirawan 2012:80) mendefinisikan evaluasi sebagai process of determining

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI.. vi DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. A. Latar Belakang Masalah.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI.. vi DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. A. Latar Belakang Masalah. DAFTAR ISI PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK.... i KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. ii iii DAFTAR ISI.. vi DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. x xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. 1 B. Rumusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu pengumpulan dan penyajian datanya dituangkan dalam kata-kata dan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu pengumpulan dan penyajian datanya dituangkan dalam kata-kata dan 72 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu pengumpulan dan penyajian datanya dituangkan dalam kata-kata dan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL (AMAI) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Baru FAKULTAS

Lebih terperinci

BEBERAPA MODEL EVALUASI PENDIDIKAN (Disarikan dari Seminar Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan) Oleh Sofyan Zaibaski

BEBERAPA MODEL EVALUASI PENDIDIKAN (Disarikan dari Seminar Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan) Oleh Sofyan Zaibaski BEBERAPA MODEL EVALUASI PENDIDIKAN (Disarikan dari Seminar Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan) Oleh Sofyan Zaibaski Dalam sebuah proses pembelajaran komponen yang turut menentukan keberhasilan sebuah proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian evaluatif. Metode penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi suatu program/ kebijakan yang telah dilaksanakan.

Lebih terperinci

TIK.JK JUDUL UNIT

TIK.JK JUDUL UNIT III - 5 3.2 Unit - Unit Kompetensi KODE UNIT : TIK.JK01.001.01 JUDUL UNIT : Melakukan komunikasi di tempat kerja URAIAN UNIT : Unit ini menentukan kompetensi yang diperlukan untuk mempersiapkan, merencanakan,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Jawaban Masalah Pertama

BAB V PENUTUP A. Jawaban Masalah Pertama BAB V PENUTUP Semua analisa dan pembahasan didasarkan pada dokumen dan data yang diperoleh dari penggalian informasi dari staf tersebut mendukung hubungan antara penerapan model penilaian kinerja staf

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga

Lebih terperinci

LAPORAN DAN EVALUASI PENILAIAN KINERJA GURU KELAS / GURU MATA PELAJARAN. NIP/Nomor Seri Karpeg. Pangkat /Golongan Ruang Terhitung Mulai Tanggal

LAPORAN DAN EVALUASI PENILAIAN KINERJA GURU KELAS / GURU MATA PELAJARAN. NIP/Nomor Seri Karpeg. Pangkat /Golongan Ruang Terhitung Mulai Tanggal LAPORAN DAN EVALUASI PENILAIAN KINERJA GURU KELAS / GURU MATA PELAJARAN Lampiran 1B Nama Guru NIP/Nomor Seri Karpeg Pangkat /Golongan Ruang Terhitung Mulai Tanggal NUPTK/NRG Nama sekolah dan alamat Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan. tujuan dri pembangunan itu sendiri. Dalam dunia usaha yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan. tujuan dri pembangunan itu sendiri. Dalam dunia usaha yang selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang yang dilandasi akan kesadaran tentang pentingnya dinamika pertumbuhan ekonomi yang akan meningkat, dimana pertrumbuhan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS ASOSIASI AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS ASOSIASI AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS ASOSIASI AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA I. LATAR BELAKANG Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) adalah organisasi profesi auditor

Lebih terperinci

TEST, PENGUKURAN, ASSESMEN, EVALUASI

TEST, PENGUKURAN, ASSESMEN, EVALUASI TEST, PENGUKURAN, ASSESMEN, EVALUASI Sugiyatno, M.Pd sugiyatno@uny.ac.id TEST Seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait/sifat/atribut dimana tiap butir

Lebih terperinci

Format 1: Evaluasi Diri Guru untuk Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (diisi oleh Guru)

Format 1: Evaluasi Diri Guru untuk Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (diisi oleh Guru) Format 1: Evaluasi Diri Guru untuk Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (diisi oleh Guru) Nama Sekolah: MAN 10 JAKARTA Nomor Statistik Sekolah : 131131730002 Alamat : Jl. Joglo Baru No. 77 Kecamatan

Lebih terperinci

PENDEKATAN SUPERVISI PENGAJARAN

PENDEKATAN SUPERVISI PENGAJARAN PENDEKATAN ILMIAH Pengajaran dipandang sebagai ilmu, oleh karena itu perbaikan pengajaran dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah, yakni rasional dan empirik. Guna meningkatkan kualitas pengajaran melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Sesuai dengan hakikat pekerjaan bimbingan dan konseling yang berbeda dari pekerjaan pengajaran, maka sasaran pelayanan bimbingan

Lebih terperinci

Studi Evaluasi Efektivitas Pelayanan AdministrasiAkademik dilingkungan Fakultas Teknik Kejuruan Undiksha

Studi Evaluasi Efektivitas Pelayanan AdministrasiAkademik dilingkungan Fakultas Teknik Kejuruan Undiksha Studi Evaluasi Efektivitas Pelayanan AdministrasiAkademik dilingkungan Fakultas Teknik Kejuruan Undiksha I Nyoman Pasek Nugraha 1*, Kadek Rihendra Dantes 2, Dewi Arum Widhiyanti 3 Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah: BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Model Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluasi dengan model CIPP. Komponen evaluasi yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Konteks (context)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen program bimbingan dan konseling merupakan siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Siklus tersebut senantiasa saling berkaitan

Lebih terperinci

KOMPETENSI DAN INDIKATOR DALAM PENILAIAN KINERJA GURU BAGI GURU MATA PELAJARAN/GURU KELAS

KOMPETENSI DAN INDIKATOR DALAM PENILAIAN KINERJA GURU BAGI GURU MATA PELAJARAN/GURU KELAS KOMPETENSI DAN INDIKATOR DALAM PENILAIAN KINERJA GURU BAGI GURU MATA PELAJARAN/GURU KELAS A. KOMPETENSI PEDAGOGIK 1. Menguasai karakteristik peserta didik. a) Guru dapat mengidentifikasi karakteristik

Lebih terperinci

LAPORAN BAB PENELITIAN TINDAKAN PENELITIAN TINDAKAN

LAPORAN BAB PENELITIAN TINDAKAN PENELITIAN TINDAKAN LAPORAN BAB PENELITIAN TINDAKAN PENELITIAN TINDAKAN Pendahuluan Sulit untuk memberikan definisi Penelitian Tindakan yang kompehensif pada tahap ini, karena penggunaan yang bermacam-macam menurut tempat,

Lebih terperinci

AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI AUDIT MUTU INTERNAL AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI JL. RAYA TANJUNG BARAT NO. 11 PS. MINGGU JAKARTA SELATAN TELP. 021 781 7823, 781 5142 FAX. -21 781 5144

Lebih terperinci

Oleh Didik Rinan Sumekto, S.Pd., M.Pd.

Oleh Didik Rinan Sumekto, S.Pd., M.Pd. EFEKTIFITAS SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERBANKANSYARIAHMELALUI PENERAPANEVALUASI EVALUASI MODEL CIPP Oleh Didik Rinan Sumekto, S.Pd., M.Pd. Dipresentasikan pada sesi Seminar tentang Perbankan Syariah

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Membuat dan Merealisasikan Rancangan Pencahayaan

JUDUL UNIT : Membuat dan Merealisasikan Rancangan Pencahayaan KODE UNIT : TIK.MM02.017.01 JUDUL UNIT : Membuat dan Merealisasikan Rancangan Pencahayaan DESKRIPSI UNIT : Unit ini mendeskripsikan tentang kemampuan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menjalankan proses

Lebih terperinci

Review Kuliah Evaluasi Program Penyuluhan

Review Kuliah Evaluasi Program Penyuluhan Review Kuliah Evaluasi Program Penyuluhan Mata Kuliah Evaluasi Program Penyuluhan Pascarjana Ilmu Penyuluhan Pembangunan Dept. Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROYEK PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN

RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROYEK PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROYEK PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN A. Latar Belakang Perpustakaan Nasional RI mempunyai tugas pokok mengembangkan, melaksanakan dan mendayagunakan semua jenis perpustakaan

Lebih terperinci

INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media BK Dosen Pengampu : Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru memiliki peran yang strategis dalam bidang pendidikan bahkan sumber daya pendidikan lain yang memadai seringkali kurang berarti apabila tidak didukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Monitoring dan Evaluasi dalam Program Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Monitoring dan Evaluasi dalam Program Pemberdayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka menjalankan sebuah program pemberadayaan masyarakat dibutuhkan perencanaan yang sistematis, perencanaan yang baik akan terlihat dari singkronisasi antara

Lebih terperinci

Tujuan Review Kontrak. Dibagi menjadi 2, yaitu: Tujuan Review Draft Proposal Tujuan Review Draft Kontrak

Tujuan Review Kontrak. Dibagi menjadi 2, yaitu: Tujuan Review Draft Proposal Tujuan Review Draft Kontrak Tujuan Review Kontrak Dibagi menjadi 2, yaitu: Tujuan Review Draft Proposal Tujuan Review Draft Kontrak Tujuan Review Draft Proposal Tujuan review draft proposal adalah untuk memastikan agar aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan, maka hasil studi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan, maka hasil studi BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan, maka hasil studi hubungan hasil pelatihan kompetensi tutor berupa pengetahuan kompetensi tutor (kognitif),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah merupakan sebuah konsep teoritik yang membahas mengenai beberapa metode yang digunakan dalam penelitian. Beberapa hal yang berhubungan dengan metodologi

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM LATIHAN FISIK SEPAKBOLA MENGGUNAKAN METODE CIPP

EVALUASI PROGRAM LATIHAN FISIK SEPAKBOLA MENGGUNAKAN METODE CIPP EVALUASI PROGRAM LATIHAN FISIK SEPAKBOLA MENGGUNAKAN METODE CIPP PENDAHULUAN Nur Ahmad Muharram Universitas Nusantara PGRI Kediri ABSTRAK. Evaluasi Program Latihan Fisik Sepakbola Menggunakan Metode Cipp

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PK GURU KELAS/MATA PELAJARAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PK GURU KELAS/MATA PELAJARAN LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PK GURU KELAS/MATA PELAJARAN 41 LAPORAN DAN EVALUASI PENILAIAN KINERJA GURU KELAS/MATA PELAJARAN Lampiran 1B Nama Guru NIP/Nomor Seri Karpeg Pangkat /Golongan Ruang Terhitung Mulai

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK 6.1 Strategi Monitoring dan Evaluasi Kabupaten Banyumas Pada Bab sebelumnya yakni Bab Strategi dan Rencana Program

Lebih terperinci

Oleh : Ninik Indahwati. Kata Kunci : Program Pengajaran, Pengembangan Program Pengajaran.

Oleh : Ninik Indahwati. Kata Kunci : Program Pengajaran, Pengembangan Program Pengajaran. EVALUASI PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJARAN MATA KULIAH KEILMUWAN DAN KETERAMPILAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG Oleh : Ninik

Lebih terperinci

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan

Lebih terperinci

2016 STUDI EVALUATIF IMPLEMENTASI E-TRAINING DI PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL DAN INFORMAL REGIONAL I BANDUNG

2016 STUDI EVALUATIF IMPLEMENTASI E-TRAINING DI PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL DAN INFORMAL REGIONAL I BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan tonggak kekuatan suatu bangsa, bangsa yang kuat adalah bangsa yang memiliki kualitas pendidikan yang bagus. Seiring berkembangnya zaman,

Lebih terperinci

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 2 dari 14

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 2 dari 14 Penilaian Kinerja Guru Kelas/ Mata Pelajaran 1. Menguasai karakteristik peserta didik 1 dari 14 1. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya. 2. Guru memastikan

Lebih terperinci

ACTION RESEARCH DALAM PEMBELAJARAN

ACTION RESEARCH DALAM PEMBELAJARAN ACTION RESEARCH DALAM PEMBELAJARAN Oleh : Budi Murtiyasa Pendahuluan Setiap pengajar dituntut untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kemampuan mengajarnya. Action Research memberikan cara berfikir

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program akselerasi merupakan sebuah terobosan dalam dunia pendidikan. Program kelas akselerasi bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas sumberdaya

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan mengenai teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori keagenan, teori motivasi,

Lebih terperinci

Intel Teach Program Assessing Projects

Intel Teach Program Assessing Projects Kiasan dalam Kelas Senior Bahasa Inggris Senior sekolah menengah atas dalam kelas Bahasa Inggris Cleo Barnes akan memulai unit 3-minggu pada kiasan, menjawab Pertanyaan Penting, Mengapa orang tidak langsung

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes STANDAR ADALAH : Ukuran atau parameter yang digunakan sebagai dasar untuk menilai tingkat kualitas yang telah disepakati dan mampu dicapai dengan ukuran

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang Evaluasi Kompetensi Pustakawan Pelayanan Referensi di Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. a. Diketahui bahwa kebanyakan responden menjawab selalu dan sering. untuk melakukan upaya minimal agar tetap dapat bekerja.

BAB V PENUTUP. a. Diketahui bahwa kebanyakan responden menjawab selalu dan sering. untuk melakukan upaya minimal agar tetap dapat bekerja. BAB V PENUTUP 1.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yang bertujuan untuk melakukan penilaian kinerja berbasis kompetensi sales, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Komitmen

Lebih terperinci

BAB VII EVALUASI META

BAB VII EVALUASI META BAB VII EVALUASI META Akhir dari evaluasi perlu dievaluasi disebut juga meta evaluasi. Dalam hal ini, perlu dijawab apakah proses evaluasi telah berjalan sesuai dengan rencana, apakah semua tujuan evaluasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang auditor disamping memiliki pemahaman mengenai akutansi, auditor juga harus memiliki keahlian dalam mengumpulkan dan menafsirkan bahan bukti audit. Keahlian

Lebih terperinci

Keberadaan ED dalam AIPT

Keberadaan ED dalam AIPT BAN-PT Evaluasi Diri: Berupa dokumen khusus yang disusun sebagai analisis kondisi dan kesimpulan capaian PT sampai saat ini Borang: Berupa dokumen yang mengandung isian, data, dan informasi lengkap tentang

Lebih terperinci

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Strategi Sanitasi Kota (SSK) merupakan alat manajemen untuk meningkatkan transparansi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Guru BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dilihat dari arti kata, kinerja berasal dari kata performance. Kata performance memberikan tiga arti, yaitu: (1) prestasi seperti dalam konteks atau kalimat high

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu (Sugiyono, 202, hal. 3). Masalah yang penulis

Lebih terperinci

UNSUR POKOK PENULISAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

UNSUR POKOK PENULISAN PROPOSAL TUGAS AKHIR UNSUR POKOK PENULISAN PROPOSAL TUGAS AKHIR Pedoman penulisan proposal tugas akhir sekurang-kurangnya memuat unsur-unsur pokok sebagai berikut : A. Bagian Awal (Cover), meliputi : 1. Judul Tugas akhir yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pedoman atau alat bantu peneliti tentang bagaimana langkah-langkah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pedoman atau alat bantu peneliti tentang bagaimana langkah-langkah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Dalam suatu penelitian, terdapat tata cara prosedur bertahap yang merupakan acuan penelitian dalam melakukan penelitian di lapangan. Tata cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL POLITEKNIK LP3I JAKARTA TAHUN 2016 ii iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv Bab I Penjelasan Umum... 2 A. Definisi dan

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PERKULIAHAN KONSTRUKSI POLA BUSANA DI JURUSAN PTBB FT UNY

EVALUASI PROGRAM PERKULIAHAN KONSTRUKSI POLA BUSANA DI JURUSAN PTBB FT UNY I. PENDAHULUAN EVALUASI PROGRAM PERKULIAHAN KONSTRUKSI POLA BUSANA DI JURUSAN PTBB FT UNY A. Latar Belakang Masalah B. Peningkatan mutu pendidikan, telah menggariskan kebijakan mengenai pemerataan kesempatan

Lebih terperinci

PEDOMAN STRUKTUR DAN SUBSTANSI SISTEMATIKA USULAN DAN LAPORAN PTK PRODI PGSD JURUSAN PEDAGOGIK FIP UPI

PEDOMAN STRUKTUR DAN SUBSTANSI SISTEMATIKA USULAN DAN LAPORAN PTK PRODI PGSD JURUSAN PEDAGOGIK FIP UPI 1 PEDOMAN STRUKTUR DAN SUBSTANSI SISTEMATIKA USULAN DAN LAPORAN PTK PRODI PGSD JURUSAN PEDAGOGIK FIP UPI A. DEFINISI Penelitian Tindakan pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang

Lebih terperinci

BUKU PETUNJUK PENGISIAN DOKUMEN ONLINE AIMA KE 7

BUKU PETUNJUK PENGISIAN DOKUMEN ONLINE AIMA KE 7 BUKU PETUNJUK PENGISIAN DOKUMEN ONLINE AIMA KE 7 I. PENDAHULUAN a. Maksud dan Tujuan Audit Internal Mutu Akademik (AIMA) ialah kegiatan untuk memastikan kesesuian antara keberadaan Sistem Penjaminan Mutu

Lebih terperinci

TENTANG : STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

TENTANG : STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BADUNG PRINSIP-PRINSIP DASAR KEWAJIBAN APIP DAERAH a. APIP Daerah harus mengikuti standar audit dalam segala pekerjaan audit yang dianggap material. Suatu hal dianggap material

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara untuk menguasai suatu tujuan penelitian. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF BAGI KEPALA SEKOLAH

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF BAGI KEPALA SEKOLAH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF BAGI KEPALA SEKOLAH OLEH A. MULIATI, AM Kepala sekolah dalam meningkatkan profesonalisme guru diakui sebagai salah satu faktor yang sangat penting dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan dimulai

BAB III METODE PENELITIAN. Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan dimulai 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat penelitian BAB III METODE PENELITIAN Tempat penelitian ini adalah pada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 3 AA-BB Medan

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

Pembelajaran Langsung: Mempertahankan Paradigma Pembelajaran Berpusat pada Guru. Sabri 1

Pembelajaran Langsung: Mempertahankan Paradigma Pembelajaran Berpusat pada Guru. Sabri 1 Pembelajaran Langsung: Mempertahankan Paradigma Pembelajaran Berpusat pada Guru Sabri 1 Abstrak: Rancangan model pembelajaran langsung secara khusus ditujukan untuk mengajarkan pengetahuan prosedural dan

Lebih terperinci

PANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH

PANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH PANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH 1. Pendahuluan Induksi merupakan tahap penting dalam Pengembangan Profesional Berkelanjutan (PPB) bagi seorang guru. Program Induksi Guru

Lebih terperinci

Bab IV Rekomendasi IT Governance

Bab IV Rekomendasi IT Governance 53 Bab IV Rekomendasi IT Governance Pada bab ini akan dibahas mengenai pembuatan rekomendasi IT Governance meliputi tahapan penentuan KGI dan KPI untuk masing masing control process yang telah ditentukan

Lebih terperinci

2014 KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA

2014 KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam praktik pendidikan, guru senantiasa dihadapkan pada keputusankeputusan dalam memberikan label pada setiap karakteristik atribut siswa. Pemberian atribut

Lebih terperinci

Fungsi PENGORGANISASIAN. Eni Widiastuti

Fungsi PENGORGANISASIAN. Eni Widiastuti Fungsi PENGORGANISASIAN Eni Widiastuti PENGERTIAN Pengorganisasian :langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang dan pendelegasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, memiliki keterampilan, keahlian, dedikasi,

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, memiliki keterampilan, keahlian, dedikasi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan kebutuhan masyarakat atas sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, memiliki keterampilan, keahlian, dedikasi, akuntabilitas, dan dedikasi

Lebih terperinci

AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2)

AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2) AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2) Ada sembilan langkah dalam AFP SMART yang terbagi kedalam tiga fase atau tahapan sebagai berikut: Langkah 1. Buat sasaran yang SMART Langkah 4. Tinjau

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Melakukan Komunikasi Di Tempat Kerja

JUDUL UNIT : Melakukan Komunikasi Di Tempat Kerja Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Bidang Programer komputer KODE UNIT : TIK.PR01.001.01 JUDUL UNIT : Melakukan Komunikasi Di Tempat Kerja DESKRIPSI UNIT : Unit ini menentukan kompetensi yang diperlukan

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF KELAS 1 SEKOLAH DASAR PELITA BANGSA. oleh : Setia Armawati, Herpratiwi, Eddy Purnomo

EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF KELAS 1 SEKOLAH DASAR PELITA BANGSA. oleh : Setia Armawati, Herpratiwi, Eddy Purnomo 1 EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF KELAS 1 SEKOLAH DASAR PELITA BANGSA oleh : Setia Armawati, Herpratiwi, Eddy Purnomo FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Sumantri Bojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Lebih terperinci

SOP-6 PENELAAHAN MUTU. Halaman 1 dari 12

SOP-6 PENELAAHAN MUTU. Halaman 1 dari 12 SOP-6 PENELAAHAN MUTU Halaman 1 dari 12 Histori Tanggal Versi Pengkinian Oleh Catatan 00 Halaman 2 dari 12 KETENTUAN 1.1 Penelaahan Mutu dilakukan untuk memastikan pelaksanaan kerja oleh Penilai telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada seksi 341 menyebutkan bahwa audit judgment atas kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pada seksi 341 menyebutkan bahwa audit judgment atas kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan merupakan suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan opini atau pendapat

Lebih terperinci