NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI DENGAN KEPUASAN DALAM PERKAWINAN PADA ISTRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI DENGAN KEPUASAN DALAM PERKAWINAN PADA ISTRI"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI DENGAN KEPUASAN DALAM PERKAWINAN PADA ISTRI Oleh : ERIN ALTAIRA H. FUAD NASHORI PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

2 2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI DENGAN KEPUASAN DALAM PERKAWINAN PADA ISTRI Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing (H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., Psi)

3 3 HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI DENGAN KEPUASAN DALAM PERKAWINAN PADA ISTRI Erin Altaira H. Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji adakah hubungan positif antara kualitas komunikasi dengan kepuasan istri dalam perkawinan. Hipotesis awal yang diajukan adalah adanya hubungan positif antara kualitas komunikasi dengan kepuasan istri dalam perkawinan. Di mana semakin tinggi kualitas komunikasi, maka semakin tinggi pula kepuasan istri dalam perkawinan, dan sebaliknya. Subjek penelitian ini adalah wanita yang berstatus istri, latar belakang pendidikan minimal SLTA dan telah memiliki anak. Subjek dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode skala. Skala kualitas komunikasi mengacu pada aspek kualitas komunikasi dari Lasswell dan Lasswell (1987) yaitu (1) keterbukaan; (2) kejujuran; (3) kepercayaan; (4) empati; dan (5) mendengarkan. Skala kualitas komunikasi berjumlah 34 aitem, dengan indeks diskriminasi aitem bergerak antara 0,3038 sampai 0,5715 dengan koefisien reliabilitas Alpha sebesar 0,8965. Skala kepuasan perkawinan mengacu pada aspek kepuasan perkawinan dari Clayton (Pujiastuti dan Retnowati, 2004) yaitu (1) kemampuan sosial (Marriage Sociability); (2) persahabatan dalam perkawinan (Marriage Companionship); (3) urusan ekonomi (Economic Affair); (4) kekuatan perkawinan (Marriage Power); (5) hubungan dengan keluarga besar (Extra Family Relationship); (6) persamaan ideologi (Ideological Congruence); (7) keintiman perkawinan (Marriage Intimacy); dan (8) taktik interaksi (Interaction Tactics). Skala kepuasan perkawinan berjumlah 35 aitem dengan indeks diskriminasi aitem bergerak antara 0,3090 sampai 0,6024 dan koefisien reliabilitas Alpha sebesar 0,9047. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment Pearson dengan dibantu program SPSS versi 11.5 for windows. Hasil analisis data menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kualitas komunikasi dengan kepuasan istri dalam perkawinan (r = 0,456 ; p = 0,000 (p<0,01)). Jadi, semakin berkualitas tingkat komunikasi maka semakin tinggi tingkat kepuasan istri dalam perkawinan. Kata Kunci : Kualitas Komunikasi, Kepuasan dalam Perkawinan

4 4 Pengantar Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu tahap kehidupan manusia yang sangat penting. Sebagian orang pada suatu saat dalam hidupnya memutuskan untuk membentuk lembaga keluarga melalui perkawinan. Dengan melakukan perkawinan, manusia memenuhi kebutuhan psikologis, kebutuhan seksual, kebutuhan material dan kebutuhan spiritual. Dari sisi psikologis, yang penting adalah terpenuhinya kebutuhan akan cinta, rasa aman, pengakuan, dan persahabatan. Suami maupun istri yang telah memasuki kehidupan perkawinan pasti akan mendambakan kehidupan perkawinan yang bahagia dan memuaskan. Widyarini (2006) mengungkapkan bahwa alasan seseorang menikah dapat bermacammacam, seperti faktor ekonomi, demi mendapatkan keturunan, demi status sosial, demi cinta, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, tujuan seseorang menikah adalah untuk mendapatkan kebahagiaan dan kepuasan dari hubungan perkawinan tersebut. Pengalaman dalam kehidupan menunjukkan bahwa membangun perkawinan itu mudah, namun memelihara dan membina perkawinan hingga mencapai taraf kebahagiaan dan kesejahteraan yang selalu didambakan oleh setiap pasangan suami istri tidaklah mudah. Kesuksesan perkawinan tidak hanya ditandai oleh berapa lama hubungan terjalin dan intensitas perasaan yang dialami oleh kedua orang yang menjalin relasi perkawinan tetapi dari sejauh mana pasangan suami istri dapat merasakan kepuasan perkawinan dengan saling memenuhi kebutuhan fisik, emosional, dan psikologis (Kompas, 2004).

5 5 Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa idealnya pasangan suami istri akan mengharapkan keharmonisan dan kepuasan dalam perkawinan dengan saling mencintai, menghargai, dan dapat bertoleransi terhadap perbedaanperbedaan diantara keduanya. Namun, pada kenyataannya tidak semua pasangan mampu merasakan kehidupan harmonis dan kepuasan dalam perkawinannya seperti yang diharapkan pada awal perkawinan. Contoh ketidak harmonisan keluarga yang paling mudah dilihat adalah meningkatnya angka perceraian di kalangan selebritis akhir-akhir ini. Selain itu, data yang ada pada Badan Pusat Statistik mengenai angka perceraian di Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan bahwa pada tahun 2003 terdapat 643 kasus perceraian dari pernikahan. Tahun 2004 tercatat 744 kasus perceraian dari pernikahan dan terakhir pada tahun 2005 terdapat 871 kasus perceraian dari pernikahan. Hal ini menunjukkan bahwa perkawinan tidak terlepas dari berbagai macam masalah. Dalam pemecahan masalah dibutuhkan suatu kerjasama antara suami istri dalam menyatukan perbedaan-perbedaan yang dihadapi melalui komunikasi yang baik antara suami istri sehingga masalah dapat terselesaikan. Masalahmasalah dalam perkawinan dapat mengakibatkan seseorang merasakan ketidakpuasan dalam perkawinannya. Fenomena ketidakpuasan dalam perkawinan banyak dirasakan oleh istri. Hal ini didukung oleh hasil survei di Amerika Serikat (Pujiastuti dan Retnowati, 2004), bahwa para istri cenderung memiliki tingkat kepuasan perkawinan yang lebih rendah (56%) dibanding dengan para suami (60%). Seorang istri lebih

6 6 merasakan puas dalam perkawinannya jika ia mampu mempersepsi sesuatu dengan cara pandang suaminya, memiliki tingkat keintiman yang tinggi, mampu untuk mengungkapkan tentang diri dengan pasangan dan mampu melihat pasangan sebagai orang yang tanggap, kemampuan suami dalam mengekspresikan afeksi dan tingkat kenegatifan suami, dan jumlah waktu yang mereka miliki untuk melakukan sesuatu dengan teman / saudara / pasangannya sebaik cara berkomunikasi mereka (Laurenceau dkk., 2005; Neff dan Karney, 2005; Vangelisti dan Huston, 1994, dalam Scanlan, 2005). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seorang istri akan lebih peka dan emosional dalam menghadapi suatu masalah. Cara mempersepsi sesuatu, keintiman, dan komunikasi yang berkualitas, akan menentukan kepuasan perkawinan yang dirasakan oleh istri. Namun, pada kenyataannya banyak istri yang merasa tidak puas dalam rumah tangganya. Hal ini banyak dikarenakan cara berkomunikasi yang kurang baik antara suami istri sehingga mengakibatkan perselisihan-perselisihan yang dapat berujung pada perceraian. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan perkawinan memang tidak dapat terlepas dari berbagai macam permasalahan. Adanya perbedaan-perbedaan dalam diri masing-masing individu menuntut adanya penyesuaian antara satu sama lain yaitu dengan cara memiliki komunikasi yang baik dan berkualitas antara suami istri sehingga dapat terhindar dari berbagai macam konflik dan akan menciptakan kepuasan dalam perkawinannya. Dengan demikian, komunikasi adalah faktor yang diduga turut mempengaruhi terciptanya kepuasan dalam perkawinan. Astuti (2003)

7 7 mengemukakan bahwa komunikasi yang baik dan berkualitas akan membantu meningkatkan hubungan serta membantu menjernihkan permasalahan, sedangkan komunikasi yang buruk akan mengganggu hubungan tersebut dan cenderung mengarah pada konflik yang berkelanjutan. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan betapa pentingnya kualitas komunikasi yang berdampak pada kepuasan dalam perkawinan. Dengan adanya kualitas komunikasi, maka suami istri akan dapat menyelesaikan suatu masalah dengan baik dan jernih, dan terhindar dari konflik-konflik yang berkelanjutan, sehingga masing-masing pasangan akan merasakan kepuasan dalam perkawinannya. Namun, kepuasan perkawinan itu tidak terjadi begitu saja. Perlu tekad yang bulat, ketetapan hati, dan ketekunan untuk berlatih dan terus meningkatkan diri masing-masing pasangan. Untuk mengkaji lebih jauh permasalahan di atas, maka peneliti ingin mengetahui apakah ada bukti empiris hubungan antara kualitas komunikasi dengan kepuasan dalam perkawinan pada istri. Kepuasan Perkawinan Pengertian kepuasan perkawinan Atchley (Kulik, 2002) mengatakan bahwa kepuasan perkawinan adalah persepsi individu terhadap kualitas perkawinannya. Hal ini dipertegas oleh Hawkins (Pujiastuti dan Retnowati, 2004), bahwa kepuasan perkawinan merupakan perasaan subjektif yang dirasakan pasangan suami istri, berkaitan dengan aspek-aspek yang ada dalam suatu pernikahan, seperti rasa bahagia, puas,

8 8 serta pengalaman-pengalaman yang menyenangkan bersama pasangannya yang bersifat individual. Selanjutnya, Chappel dan Leigh (Pujiastuti dan Retnowati, 2004), mendefinisikan kepuasan perkawinan sebagai evaluasi subyektif terhadap kualitas perkawinan secara keseluruhan. Hal tersebut berarti taraf yang menunjukkan terpenuhinya kebutuhan, harapan dan keinginan seseorang dalam suatu perkawinan. Dari pengertian-pengetian di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan perkawinan adalah evaluasi subyektif terhadap kualitas perkawinan secara keseluruhan yang dirasakan oleh suami istri. Aspek-aspek kepuasan perkawinan Clayton (Pujiastuti dan Retnowati, 2004), mengemukakan beberapa aspek kepuasan perkawinan, yaitu: (1) kemampuan sosial (Marriage Sociability); (2) persahabatan dalam perkawinan (Marriage Companionship); (3) urusan ekonomi (Economic Affair); (4) kekuatan perkawinan (Marriage Power); (5) hubungan dengan keluarga besar (Extra Family Relationship); (6) persamaan ideologi (Ideological Congruence); (7) keintiman perkawinan (Marriage Intimacy); dan (8) taktik interaksi (Interaction Tactics). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan perkawinan Dari penjelasan beberapa teori dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan perkawinan secara garis besar yaitu : rasa cinta dan

9 9 saling tertarik, kemampuan menyesuaikan diri, kedewasaan kepribadian, kemampuan komunikasi, kemampuan memenuhi kebutuhan pasangan, kebijaksanaan terhadap pasangan, kerjasama dalam penyelesaian konflik, hubungan seksual, saling pengertian, hubungan dengan lingkungan luar, dan masalah keuangan. Kualitas Komunikasi Pengertian kualitas komunikasi Kualitas komunikasi oleh Montgomerry (1981) diartikan sebagai tingkat kemampuan sebuah keluarga untuk menjalin hubungan interpersonal, melakukan transaksi, penguasaan simbolik (dapat mengartikan suatu lambang yang telah saling dipertukarkan) dan memelihara pengertian melalui komunikasi yang dilakukan. Dalam berkomunikasi, yang menjadi soal bukanlah beberapa kali komunikasi dilakukan, tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan. Jadi, komunikasi yang berhasil bukan hanya sekedar kepandaian berbicara, melainkan komunikasi itu sendiri bersifat efektif atau berkualitas (Rakhmat, 2002). Berdasarkan definisi-definisi yang telah disampaikan maka dapat disimpulkan bahwa kualitas komunikasi adalah kemampuan pasangan suami istri untuk menjalin hubungan interpersonal yang baik dan menyenangkan, melakukan transaksi, penguasaan simbolik (dapat mengartikan suatu lambang yang telah saling dipertukarkan), memelihara pengertian, dan dapat mempengaruhi sikap pasangan melalui komunikasi yang dilakukan.

10 10 Aspek-aspek kualitas komunikasi Lasswell dan Lasswell (1987) menyatakan bahwa aspek-aspek kualitas komunikasi meliputi : (1) keterbukaan; (2) kejujuran; (3) kepercayaan; (4) empati; dan (5) kesediaan untuk mendengarkan. Hubungan antara Kualitas Komunikasi dan Kepuasan dalam Perkawinan Konflik merupakan fenomena umum dalam perkawinan. Dapat dipahami bahwa kehidupan perkawinan yang bahagia dan memuaskan menjadi dambaan setiap pasangan suami istri. Namun, untuk mencapai kepuasan dalam perkawinan tidaklah mudah, dibutuhkan penyesuaian diri termasuk didalamnya komunikasi yang berkualitas dan kerjasama yang baik antara suami istri dalam kehidupan perkawinannya. Lasswell dan Lasswell (1987) mengatakan bahwa aspek-aspek kualitas komunikasi adalah keterbukaan, kejujuran, kepercayaan, empati dan kesediaan untuk mendengarkan. Walgito (2002) menyatakan bahwa komunikasi antara suami istri harus saling terbuka, berlangsung dua arah. Dengan komunikasi yang terbuka antara suami istri maka akan terbina saling pengertian. Selanjutnya, menurut Lasswell & Lasswell (1987) kejujuran membantu menjelaskan perasaan, mencegah salah pengertian dan meredakan amarah dalam komunikasi. Dengan adanya kejujuran dan keterbukaan, maka dapat menumbuhkan kepercayaan antara suami istri. Hal ini ditegaskan oleh Walgito (2002) yaitu baik suami maupun istri dalam kehidupan berkeluarga harus dapat menerima dan memberi kepercayaan kepada pasangannya. Oleh karena itu,

11 11 kejujuran sangat berperan penting dalam menumbuhkan kepercayaan suami atau istri kepada pasangannya. Bila tidak ada unsur kepercayaan dalam keluarga, maka yang ada hanyalah rasa curiga yang akan menimbulkan rasa tidak tentram dalam kehidupan keluarga. Fisher dan Sprenkle (Lasswell dan Lasswell, 1987), bahwa empati akan mempunyai pengaruh yang baik dan merupakan determinan yang penting bagi kepuasan perkawinan. Selain itu, suami istri perlu menjadi seorang pendengar yang baik dan empatik. Shehan (2003) menjelaskan bahwa dalam berkomunikasi seseorang tidak terlepas dari menjadi pendengar yang baik. Untuk itu, dibutuhkan komitmen, latihan, kesabaran, dan keahlian. Dengan memiliki keahlian dalam mendengarkan, maka seseorang dituntut untuk mampu mengambil kesimpulan dari apa yang dikatakan oleh pasangannya, sehingga tercipta kepuasan dalam perkawinan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas komunikasi mempunyai pengaruh sangat penting bagi kehidupan perkawinan khususnya menciptakan kepuasan dalam perkawinan. Hipotesis Penelitian Ada hubungan positif antara kualitas komunikasi dengan kepuasan dalam perkawinan pada istri. Semakin tinggi kualitas komunikasi maka semakin tinggi pula kepuasan dalam perkawinan pada istri. Sebaliknya, semakin rendah kualitas komunikasi akan semakin rendah pula kepuasan dalam perkawinan pada istri.

12 12 Metode Penelitian Subjek Penelitian Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah warga yang berdomisili di Perum Pertamina Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta yang dicirikan hal-hal sebagai berikut : wanita, menikah dan masih memiliki pasangan, latar belakang pendidikan minimal SLTA, dan telah memiliki anak. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala. Skala penelitian ini menggunakan empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS), yang dibedakan antara pernyatan favorable dan unfavorable. Skala kepuasan perkawinan Skala kepuasan perkawinan disusun berdasarkan delapan aspek kualitas perkawinan dari Clayton (Pujiastuti dan Retnowati, 2004), dengan pembagian 28 untuk aitem favorable dan 22 untuk aitem unfavorable, sehingga jumlah skala tryout kepuasan perkawinan adalah 50 aitem. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek menunjukkan kepuasan perkawinan yang tinggi, begitu pula sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subjek menunjukkan kepuasan perkawinan yang rendah.

13 13 Skala kualitas komunikasi Skala kualitas komunikasi disusun berdasarkan lima aspek kualitas komunikasi dari Lasswell dan Lasswell (1987), dengan pembagian 20 untuk aitem favorable dan 15 untuk aitem unfavorable, sehingga untuk jumlah skala tryout kualitas komunikasi adalah 35 aitem. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek menunjukkan kualitas komunikasi yang tinggi, begitu pula sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subjek menunjukkan kualitas komunikasi yang rendah. Metode Analisis Data Teknik statistik yang dipandang tepat untuk melakukan analisis data dalam penelitian ini adalah dengan teknik korelasi product-moment. Untuk mempermudah penghitungan statistik digunakan bantuan program SPSS versi 11.5 for windows. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Hasil Uji Coba Alat Ukur Subjek pada uji coba alat ukur ini adalah 68 orang. Setelah data uji coba alat ukur dianalisis maka didapat beberapa aitem yang gugur, sehingga jumlah skala kepuasan perkawinan setelah uji coba menjadi 35 aitem dan jumlah skala kualitas komunikasi menjadi 34 aitem.

14 14 Hasil Penelitian Deskripsi Subjek Deskripsi subjek penelitian yang merupakan warga Perumahan Pertamina Purwomartani, Kalasan. Sleman, Yogyakarta sebagai subjek dalam penelitian ini adalah sejumlah 98 orang. Adapun hasil deskripsinya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1 Deskripsi Subjek Penelitian No Faktor Kategori Jumlah 1 Usia 24 = x = x = Lama Menikah 1 = x = x = Jumlah Anak 1 = x = Pendidikan Terakhir x = 3 SLTA Pasca SLTA Deskripsi data penelitian Tabel 2 Deskripsi Data Penelitian Variabel Empirik Hipotetik Maks Min Mean Maks Min Mean Kepuasan Perkawinan 133,00 112,00 122,68 140,00 35,00 87,50 Kualitas Komunikasi 122,00 93,00 110,34 136,00 34,00 85,00 Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa dari keseluruhan jumlah subjek penelitian yaitu 98 orang, mayoritas subjek berada pada tingkat kepuasan perkawinan yang sangat tinggi yaitu 77,55%. Sedangkan pada kualitas komunikasi, mayoritas subjek berada pada tingkat kualitas komunikasi yang tinggi, yaitu sebanyak 81,63%.

15 15 Uji Asumsi Uji normalitas Berdasarkan hasil uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test dapat diketahui bahwa skala kepuasan perkawinan menunjukkan K-SZ = 0,991 ; p = 0,279 (p=0,05) dan skala kualitas komunikasi menunjukkan K-SZ = 1,064 ; p = 0,207 (p=0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa skala kepuasan perkawinan dan kualitas komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdistribusi normal. Uji linearitas Berdasarkan output scatterplot dapat diketahui bahwa sebaran data kualitas komunikasi dan kepuasan perkawinan bersifat linear. Plot yang ada menunjukkan korelasi linear (segaris) positif. Selain itu, tabel pengujian linearitas diperoleh p linearity = 0,000 (p<0,05) dan p deviation from linearity = 0,158 (p>0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa data kepuasan perkawinan dan kualitas komunikasi bersifat linear. Uji Hipotesis Hasil analisis product moment Pearson menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kualitas komunikasi dengan kepuasan istri dalam perkawinan (r = 0,456 ; p = 0,000 (p<0,01)). Dengan kata lain, hipotesis diterima.

16 16 Analisis Tambahan Analisis tambahan dengan menggunakan menggunakan uji one way anova. Dari hasil analisis didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan baik kualitas komunikasi maupun kepuasan perkawinan yang dialami subjek penelitian yang disebabkan oleh perbedaan usia, lamanya menikah, jumlah anak, dan pendidikan terkhir. Ditunjukkan dengan nilai p masing-masing variabel diatas 0,05 (p>0,05). Pembahasan Berdasarkan analisis data yang ada didapatkan kesimpulan bahwa hipotesis penelitian ini diterima yaitu ada hubungan positif antara kualitas komunikasi dengan kepuasan perkawinan pada istri. Sadarjoen (2005) menyatakan bahwa komunikasi merupakan pusat cara kedua pasangan untuk hidup harmonis satu sama lain. Jika komunikasi antara suami istri berlangsung baik, terbuka dan berlangsung dua arah, maka akan menumbuhkan kepercayaan antara suami istri tersebut dan terhindar dari kesalahpahaman yang berujung pada permasalahan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa jika komunikasi antara suami istri berkualitas maka akan menumbuhkan kepuasan perkawinan bagi masing-masing pasangan. Adanya hubungan positif antara kualitas komunikasi dengan kepuasan perkawinan pada istri ini sesuai dengan pendapat Olson dan DeFrain (2003) mengungkapkan bahwa komunikasi merupakan kunci kesuksesan suatu hubungan, sehingga kemampuan dan kemauan untuk berkomunikasi menjadi

17 17 salah satu faktor terpenting dalam memelihara kepuasan suatu hubungan (kepuasan perkawinan). Hasil penelitian menunjukkan mayoritas subjek memiliki tingkat kepuasan perkawinan yang sangat tinggi, yaitu 77,55%, dan selebihnya berada pada tingkat tinggi, yaitu 22,45. Kemudian pada skala kualitas komunikasi menunjukkan mayoritas subjek memiliki tingkat kualitas komunikasi yang tinggi, yaitu sebanyak 81,63%, sangat tinggi 17,35% dan selebihnya berada pada tingkat sedang, yaitu 1,02%. Keadaan ini menunjukkan bahwa kemampuan suami istri dalam menciptakan komunikasi yang berkualitas, akan menyebabkan meningkatnya kepuasan dalam perkawinan pada istri. Dari hasil penelitian dapat dilihat sumbangan efektif kualitas komunikasi terhadap kepuasan dalam perkawinan pada istri adalah sebesar 20,8% sedangkan sisanya 79,2% adalah kontribusi faktor lain. Faktor lain yang memberikan sumbangan bagi kepuasan perkawinan pada istri sebesar 79,2% adalah rasa saling tertarik, kesediaan pasangan untuk menyesuaikan diri, perasaan menjadi satu, perasaan saling memiliki, dan kedewasaan kepribadian (BP4, 1991). Hasil analisis tambahan yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kualitas komunikasi yang dialami subjek penelitian yang disebabkan oleh perbedaan usia, lamanya menikah, jumlah anak, dan pendidikan terakhir. Hal ini kemungkinan dapat terjadi karena dalam suatu proses komunikasi yang diperlukan adalah adanya kemampuan untuk menyampaikan informasi, pemahaman atas informasi yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk merespon informasi tersebut, dimana ketiga faktor ini sangat bergantung dari

18 18 keadaan psikologis dari masing-masing individu. Sehingga, kualitas komunikasi tidak dapat dibedakan menurut kategori seperti yang disebutkan di atas. Selain itu, pada data kepuasan perkawinan juga tidak ada perbedaan kepuasan perkawinan yang dialami subjek penelitian yang disebabkan oleh perbedaan usia, lamanya menikah, jumlah anak, dan pendidikan terakhir. Hal ini melainkan dipengaruhi oleh satu hal mendasar yang mutlak harus ada dalam kehidupan perkawinan yaitu komunikasi yang baik antara suami istri, karena melalui komunikasi hal-hal yang dapat mewujudkan kepuasan perkawinan dapat diusahakan bersama. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara kualitas komunikasi dengan kepuasan perkawinan pada istri. Semakin tinggi tingkat kualitas komunikasi, maka tingkat kepuasan perkawinan pada istri juga akan semakin meningkat. Begitu pula sebaliknya, jika semakin rendah tingkat kualitas komunikasi, maka tingkat kepuasan perkawinan pada istri juga akan semakin menurun. Saran Bagi subjek penelitian Berdasarkan hasil penelitin ini, subjek diharapkan untuk dapat menjaga kualitas komunikasinya, bahkan dimungkinkan untuk meningkatkan kualitas komunikasi yang telah dimiliki, karena diharapkan apabila subjek meningkatkan

19 19 kualitas komunikasinya secara langsung akan meningkatkan kepuasan perkawinannya. Bagi para suami Disarankan bagi para suami untuk mendukung istri dalam menciptakan keluarga yang harmonis. Dengan memiliki komunikasi yang kualitas antara suami istri, diharapkan suami akan merasakan kepuasan perkawinan yang tinggi pula, sehingga ikatan perkawinan antara keduanya menjadi lebih erat karena kedua belah pihak mengalami kepuasan perkawinan. Bagi peneliti selanjutnya Disarankan untuk melakukan penelitian dengan memperhitungkan faktorfaktor lain yang memiliki pengaruh terhadap kepuasan perkawinan. Selain itu, data penelitian akan lebih komprehensif apabila kedua belah pihak yaitu suami dan istri keduanya diikutsertakan dalam pengambilan data.

20 20 Daftar Pustaka Astuti, C. D. P Hubungan Kualitas Komunikasi dan Toleransi Stres dalam Perkawinan. Suksma, Vol.2, No.1, hal BP Persiapan Menuju Perkawinan yang Lestari. Jakarta : Pustaka Antara Kompas Faktor Pra Perkawinan yang Berpengaruh pada Sukses Perkawinan. Kulik, L Equality in Marriage, Marital Satisfaction, and Life Satisfaction : A Comparative Analysis of Preretired and Retired Men and Women in Israel. Families in Society : The Journal of Contemporary Human Services, Vol.83, no.2, p Lasswell, N & Lasswell, T Marriage and The Family. California : Publishing Company Montgomerry, B The Form and Function of Quality Communication on Marriage. Family Relation, Vol.30, p Olson, D. H. L. & DeFrain, J. D Marriages and Families : Intimacy, Diversity, and Strengths. 4 th ed. USA : McGraw Hill Company Pujiastuti, E & Retnowati, S Kepuasan Pernikahan dengan Depresi pada Kelompok Wanita Menikah yang Bekerja dan yang Tidak Bekerja. Humanitas : Indonesian Psychological Journal, Vol.1, No.2, hal.1-9 Rakhmat, J Psiklogi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Sadarjoen, S. S Konflik Marital : Pemahaman Konseptual, Aktual dan Alternatif Solusinya. Bandung : PT. Refika Aditama Scanlan, C Defining Marital Satisfaction : A Grounded Theory Approach. 29/09/2007 Shehan, C. L Marriages and Families. 2 nd ed. USA : Pearson Education Inc

21 21 Walgito, B Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta : Andi Offset Widyarini, N Apa Tipe Hubungan Anda dalam Perkawinan? 27/09/2007

22 22 IDENTITAS PENULIS Nama Alamat : Erin Altaira : Komperta Blok B.05 Yogyakarta No. Telp :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel 1. Variabel tergantung : Kepuasan perkawinan. Variabel bebas : a. Self-esteem b. Penghargaan suami B. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional

Lebih terperinci

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Dewi Sumpani F 100 010

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Arikunto (2002) desain penelitian merupakan serangkaian proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identitas Variabel Variabel merupakan suatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda, menurut (Sugioyo, 2001), variabel

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Sebelum dilakukan analisis statistik dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment, maka dilakukan uji asumsi normalitas dan linearitas. 1. Uji Asumsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian korelasi yang melihat Hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian korelasi yang melihat Hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian korelasi yang melihat Hubungan Antara Penyesuaian Perkawinan dengan Kepuasan Perkawinan. B. Identifikasi Variabel Variabel

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data angka (numerikal) yang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data angka (numerikal) yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data angka (numerikal) yang diolah dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian (disebut juga rancangan penelitian; proposal penelitian atau usul penelitian) adalah penjelasan mengenai berbagai komponen yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dilakukan dengan mengumpulakan data yang berupa angka. Data tersebut kemudian diolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MEMAAFKAN PASANGAN SUAMI ISTRI DENGAN KEPUASAN PERKAWINAN INTISARI

HUBUNGAN ANTARA MEMAAFKAN PASANGAN SUAMI ISTRI DENGAN KEPUASAN PERKAWINAN INTISARI 1 HUBUNGAN ANTARA MEMAAFKAN PASANGAN SUAMI ISTRI DENGAN KEPUASAN PERKAWINAN Sufiani Diah Ayu E.D Qurotul Uyun INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara memaafkan pasangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu variabel tergantung. Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cinta dan tanggung jawab terhadap orang yang dicintai. Perkawinan idealnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cinta dan tanggung jawab terhadap orang yang dicintai. Perkawinan idealnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan manusia. Bagi banyak orang, menikah merupakan suatu panggilan mulia. Di dalamnya ada cinta dan tanggung

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN oleh : MUTYA GUSTI RAMA Dra. AISAH INDATI, M.S FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DALAM FACEBOOK DENGAN KECEMBURUAN PADA PASANGAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DALAM FACEBOOK DENGAN KECEMBURUAN PADA PASANGAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DALAM FACEBOOK DENGAN KECEMBURUAN PADA PASANGAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengetahui ada

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis korelasi Product

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis korelasi Product BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dari skala kepuasan perkawinan dan keterbukaan diri peneliti melakukan pengujian hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel-variabel penelitian 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi 2. Variabel bebas : Komunikasi efektif bidan-pasien B. Definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. adalah intimancy versus isolation. Pada tahap ini, dewasa muda siap untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. adalah intimancy versus isolation. Pada tahap ini, dewasa muda siap untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada usia dewasa awal tugas perkembangan yang harus diselesaikan adalah intimancy versus isolation. Pada tahap ini, dewasa muda siap untuk menjalani suatu

Lebih terperinci

PELATIHAN KONSELING PERKAWINAN BERBASIS KOMUNITAS

PELATIHAN KONSELING PERKAWINAN BERBASIS KOMUNITAS Prosiding SNaPP2016 Kesehatan pissn 2477-2364 eissn 2477-2356 PELATIHAN KONSELING PERKAWINAN BERBASIS KOMUNITAS 1 Dyah Astorini Wulandari, 2 Suwarti 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional adalah penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN Oleh: HANDINI IKA PRATIWI SUS BUDIHARTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji asumsi data hasil penelitian tersebut. Setelah dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas dan linieritas selanjutnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN KEBAHAGIAAN PADA WANITA KARIR YANG BELUM MENIKAH

HUBUNGAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN KEBAHAGIAAN PADA WANITA KARIR YANG BELUM MENIKAH HUBUNGAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN KEBAHAGIAAN PADA WANITA KARIR YANG BELUM MENIKAH Nama : Dea Alliqa Fitri NPM : 11511768 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Ursa Majorsy, SPsi, MSi. Quroyzhin Kartika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Tergantung : Gaya Manajemen Konflik 2. Variabel Bebas : Kompetensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. interpretasi data dan kesimpulan berdasarkan angka-angka yang

BAB III METODE PENELITIAN. interpretasi data dan kesimpulan berdasarkan angka-angka yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang mempunyai tata cara, yaitu pengambilan keputusan, interpretasi data dan kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara attachment (X) dengan cinta pada individu dewasa yang telah menikah (Y), maka penelitian

Lebih terperinci

INTISARI HENNY FEBRIANTY. Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia

INTISARI HENNY FEBRIANTY. Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia INTISARI HENNY FEBRIANTY Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara keberfungsian keluarga terhadap kecerdasan emosional. Penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi menyangkut uji normalitas dan uji linieritas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran skor dari variabel kepuasan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. linieritas. Tahap berikutnya setelah melakukan uji asumsi yaitu uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. linieritas. Tahap berikutnya setelah melakukan uji asumsi yaitu uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Setelah mengetahui validitas dan reliabilitas skala yang digunakan, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah uji asumsi yang terdiri dari uji linieritas. Tahap

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL Dwi Rezka Kemala Ira Puspitawati, SPsi, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian SMU N 1 Getasan adalah salah satu sekolah yang ada di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan yang beralamat di Jl. Raya Kopeng KM. 08 Getasan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta.

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK Oleh: Amalia Gia Puspita Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa dewasa adalah masa awal individu dalam menyesuaikan diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa dewasa adalah masa awal individu dalam menyesuaikan diri terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa adalah masa awal individu dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini, individu dituntut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Jenis penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif yang bersifat korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan tergantung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berbentuk data kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan-hubungan yang terjalin tersebut dapat berupa pertemanan, persahabatan, pacaran dan hubungan perkawinan.

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan-hubungan yang terjalin tersebut dapat berupa pertemanan, persahabatan, pacaran dan hubungan perkawinan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu melakukan interaksi dengan makhluk sosial lainnya. Dalam kehidupannya untuk menjalin hubungan-hubungan dengan manusia

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN SEKSUAL DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN SEKSUAL DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN SEKSUAL DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai Derajat S-1, Sarjana Psikologi Disusu Oleh: NUR ZULAIKAH F 100 030 010 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah data penelitian didapat, maka selanjutnya dilakukan uji asumsi untuk mengetahui apakah data yang terkumpul memenuhi syarat untuk dianalisis statistik. Uji asumsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. datanya berbentuk angka angka dan dianalisa menggunakan statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. datanya berbentuk angka angka dan dianalisa menggunakan statistik. 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2009) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keluarga yang harmonis. Dalam berumah tangga setiap pasang terkadang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keluarga yang harmonis. Dalam berumah tangga setiap pasang terkadang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan suatu tradisi dipersatukannya dua insan manusia dalam ikatan suci, dan keduanya ingin mencapai tujuan yang sama yaitu menjadi keluarga yang harmonis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan instrumen seperti apa yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi interpersonal dan keharmonisan keluarga. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel kriterium: Penyesuaian diri terhadap lawan jenis. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel kriterium: Penyesuaian diri terhadap lawan jenis. B. Definisi Operasional digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu satu variabel kriterium dan dua variabel prediktor, sebagai berikut: 1. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. b. Regulasi emosi. B. Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. b. Regulasi emosi. B. Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Harga diri 2. Varibel bebas : a. Dukungan sosial b. Regulasi emosi B. Definisi Operasional 1. Harga Diri Harga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu: 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga 2. Variabel Tergantung : Harga Diri B. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada 30 November sampai 15 Desember 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada 30 November sampai 15 Desember 2016. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah guru SMK yang mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di kecamatan Pesanggrahan. Dilaksanakan pada 30 November sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diprediksi memiliki hubungan. A. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian korelasional yang menghubungkan antara penggunaan situs jejaring sosial (X) dengan empati (Y). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuantitatif, yaitu metode yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG CACAT TUNARUNGU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG CACAT TUNARUNGU NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG CACAT TUNARUNGU Disusun oleh: Khalimatus Sa diyah H. Fuad Nashori FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di dalamnya terdapat komitmen dan bertujuan untuk membina rumahtangga serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di dalamnya terdapat komitmen dan bertujuan untuk membina rumahtangga serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan bersatunya dua orang ke dalam suatu ikatan yang di dalamnya terdapat komitmen dan bertujuan untuk membina rumahtangga serta meneruskan keturunan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu dukungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Subjek Penelitian. Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Mahasiswa Islam Psikologi Ar-Ruuh.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Subjek Penelitian. Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Mahasiswa Islam Psikologi Ar-Ruuh. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai pelaksanaan penelitian berupa kancah penelitian dan segala persiapan yang telah dilakukan, pelaksanaan penelitian, hasil perhitungan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini menggunkan metode pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuatitatif yaitu penelitian yang sistematis, jelas, terencana sejak

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari skala perilaku konsumtif dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan

Lebih terperinci

INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental p-issn e-issn

INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental  p-issn e-issn INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental http://e-journal.unair.ac.id/index.php/jpkm p-issn 2528-0104 e-issn 2528-5181 ARTIKEL PENELITIAN KEPUASAN PERKAWINAN DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PEREMPUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kuantitatif, yaitu seperti pendapatnya Creswell dalam Alsa (2003: 13) penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS KOMUNIKASI ISTRI DENGAN KEMAMPUAN MENGELOLA KONFLIK DALAM PERKAWINAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KUALITAS KOMUNIKASI ISTRI DENGAN KEMAMPUAN MENGELOLA KONFLIK DALAM PERKAWINAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KUALITAS KOMUNIKASI ISTRI DENGAN KEMAMPUAN MENGELOLA KONFLIK DALAM PERKAWINAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian. 4.1 Gambaran Umum Subjek Pengambilan data lapangan berlangsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Bandung, karena menurut data dari Pengadilan Tinggi tahun 2010, Bandung menempati

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. angka yang diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. angka yang diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Endang Pudjiastuti, dan 2 Mira Santi

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Endang Pudjiastuti, dan 2 Mira Santi Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 HUBUNGAN ANTARA ASERTIVITAS DENGAN PENYESUAIAN PERKAWINAN PASANGAN SUAMI ISTRI DALAM USIA PERKAWINAN 1-5 TAHUN DI KECAMATAN COBLONG BANDUNG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2. Perilaku prososial. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2. Perilaku prososial. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang terdiri dari dua variabel penelitian yaitu variabel prediktor dan variabel kriterium

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Setelah data terkumpul dan siap diolah dan dianalisis, maka dilanjutkan dengan melakukan uji asumsi yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Jika asumsi telah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah semua data penelitian diperoleh, maka dilakukan uji asumsi sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional bertujuan untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERBUKAAN DIRI DALAM TA ARUF DAN KEPUTUSAN MENIKAH KELOMPOK TARBIYAH PKS CABANG POLOKARTO

HUBUNGAN KETERBUKAAN DIRI DALAM TA ARUF DAN KEPUTUSAN MENIKAH KELOMPOK TARBIYAH PKS CABANG POLOKARTO 47 HUBUNGAN KETERBUKAAN DIRI DALAM TA ARUF DAN KEPUTUSAN MENIKAH KELOMPOK TARBIYAH PKS CABANG POLOKARTO Aji Anung Aryanto Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel merupakan suatu atribut atau sifat, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL DAN DEFENISI OPERASIONAL 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen (bebas) adalah Brand Image sedangkan variabel dependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang menguraikan tentang variabel penelitian, definisi operasional, metodologi pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan bagi manusia merupakan hal yang penting, karena dengan sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara sosial, biologis maupun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan pemberian gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian,

Lebih terperinci

BAB 5 Simpulan, Diskusi, dan Saran

BAB 5 Simpulan, Diskusi, dan Saran BAB 5 Simpulan, Diskusi, dan Saran Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai simpulan yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini kami menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode kuantitatif mempunyai tata cara yaitu pengambilan keputusan, interpretasi

Lebih terperinci

Hubungan antara Kematangan Emosi dan Happiness pada Remaja Wanita yang Menikah Muda

Hubungan antara Kematangan Emosi dan Happiness pada Remaja Wanita yang Menikah Muda Hubungan antara Kematangan Emosi dan Happiness pada Remaja Wanita yang Menikah Muda Nama : Rifka Putri Kusuma NPM : 16512337 Jurusan Pembimbing : Psikologi : Dr. Muhammad Fakhrurrozi, M.psi, Psikolog LATAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kinerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kinerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini antara lain : 1. Variabel Tergantung : Kinerja Karyawan 2. Variabel Bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Suryabrata, 2004). Sedangkan menurut Winarsunu (2006), variabel diartikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. (Suryabrata, 2004). Sedangkan menurut Winarsunu (2006), variabel diartikan sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian (Suryabrata, 2004). Sedangkan menurut Winarsunu (2006), variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud (dalam Arikunto, 2006) penelitian komparatif merupakan suatu penelitian yang dapat menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dimana ciri- ciri penelitian ini adalah menggunakan perhitungan statistik, memiliki subjek yang banyak,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional yaitu korelasi parsial. Menurut Arikunto (2002:23) penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci