DOKUMEN PANDUAN UTZ IMS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DOKUMEN PANDUAN UTZ IMS"

Transkripsi

1 DOKUMEN PANDUAN UTZ IMS (Versi 1.0, ) Panduan tentang Sistem Manajemen Internal (Internal Management System / IMS). Panduan ini berlaku untuk seluruh komoditas UTZ, dan mengacu pada Pedoman Perilaku Inti UTZ untuk Kelompok, versi 1.1. Dokumen panduan ini merupakan salah satu dari serangkaian dokumen yang dirancang untuk membantu penerapan beberapa topik spesifik dalam Pedoman Perilaku Inti UTZ. Dokumen ini diperuntukkan bagi kelompok-kelompok petani serta para pendamping teknis yang bekerja membantu para kelompok menjalankan proses sertifikasi. Memastikan kepatuhan terhadap Pedoman Perilaku UTZ untuk kelompok. Mengumpulkan informasi sebagai dasar pengambilan berbagai keputusan kelompok. Membuktikan adanya peningkatan berkesinambungan Pengkajian risiko untuk memastikan fokus sesuai sasaran.

2

3 DAFTAR ISI INTERNAL MANAGEMENT SISTEM PENDAHULUAN Struktur Internal Management Sistem BAGIAN I: MEMBENTUK IMS 10 ELEMEN Persiapan Menetapkan tanggung jawab IMS Lakukan pengkajian risiko Susun perencanaan manajemen kelompok demi peningkatan berkesinambungan 7 4. Mendefinisikan standar internal (tidak wajib) Rencanakan dan laksanakan pelatihan untuk staf Pendaftaran, menandatangani kesepakatan dan membuat pemetaan Melatih para produsen Memastikan keterlacakan & transparansi pengurusan berbagai pembayaran dan premi Lakukan pengawasan-pengawasan internal Lakukan pengkajian mandiri PART II MENGENAL ELEMEN-ELEMEN LEBIH LANJUT Fungsi dan peran para penanggung jawab IMS Pengelolaan risiko Perencanaan manajemen kelompok Standar internal Pelatihan staf Pendaftaran, penandatanganan kesepakatan dan pemetaan Pelatihan bagi para produsen Keterlacakan/lacak balak dan transparansi pengurusan berbagai pembayaran & premi Pengawasan internal Pengkajian mandiri LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Contoh kesepakatan antara kelompok dan seorang anggota kelompok 27 LAMPIRAN 2 Contoh peta ikhtisar LAMPIRAN 3: Pernyataan konflik kepentingan LAMPIRAN 4: Daftar berbagai prosedur dan dokumen yang wajib dimiliki - 30 Apa yang dimaksud dengan prosedur yang baik? LAMPIRAN 5: Ikhtisar alat-alat bantu teknologi informasi (IT) untuk mengelola data - 32

4 SISTEM MANAGEMENT INTERNAL (IMS) PENDAHULUAN IMS merupakan sebuah sistem berisi prosedur dan data yang terdokumentasi, yang dibangun untuk membantu mengorganisir dan mengelola sebuah kelompok tani secara efisien, dan untuk memastikan kepatuhan terhadap Pedoman Perilaku UTZ. Data yang terkumpul menyajikan bukti untuk mendapatkan sertifikasi dan membantu manajemen meningkatkan kinerja kelompok. PENTING UNTUK DIKETAHUI Sistem Kendali Internal merupakan istilah yang dulu digunakan untuk menjelaskan IMS. Kedua istilah tersebut mengacu pada sistem yang serupa, namun sebuah sistem manajemen internal mencerminkan pendekatan kelompok yang lebih kolaboratif dan menekankan pentingnya meraih tujuan-tujuan serta bekerja untuk mencapai peningkatan. KELOMPOK-KELOMPOK PRODUSEN Adalah produsen-produsen kecil dengan sistem pertanian yang kurang lebih serupa, dan bekerja dalam lingkungan yang sama. Kelompok-kelompok ini dibagi ke dalam beberapa tipe: Kelompok berbasis petani (mis. koperasi atau asosiasi), yang dikelola oleh seorang manajer umum beserta para staf, dan sebuah dewan dengan anggota-anggota terpilih. Kelompok adalah pihak yang menjadi pemegang sertifikat. Kelompok yang dipimpin oleh perusahaan di mana sebuah perusahaan menandatangani kesepakatan dengan anggotaanggota kelompok, mengelola IMS, dan menjadi pihak pemegang sertifikat. Kelompok petani berafiliasi dengan perusahaan di mana sebuah koperasi atau asosiasi menjalin kemitraan erat dan berjangka panjang dengan sebuah perusahaan. Dalam kasus ini, pihak perusahaan secara aktif mendukung upaya kelompok dan IMS, namun kelompok adalah pihak pemegang sertifikat. SERTIFIKASI KELOMPOK Sertifikasi kelompok dibutuhkan ketika para produsen bercocok tanam dengan cara yang sama dan dalam lingkungan yang sama, karena tidaklah efisien dalam hal pembiayaan untuk mengundang seorang auditor eksternal untuk mengawasi semua produsen secara perorangan. Sebuah IMS yang berfungsi dengan baik wajib dibentuk untuk memastikan peningkatan yang berkesinambungan, dan bahwa produk yang dibeli hanya berasal dari anggotaanggota yang patuh terhadap Standar. SERTIFIKASI MULTI-KELOMPOK Ada banyak kelompok yang mengikuti sertifikasi dengan standar-standar lain. Bagi kelompok yang disertifikasi oleh UTZ, mereka juga diperbolehkan untuk disertifikasi oleh standar-standar lain seperti Rainforest Alliance, Fairtrade dan organik. Sebagian besar standar tersebut mewajibkan dibentuknya IMS, dan semua standar mensyaratkan agar berbagai dokumen dan data disimpan dan disajikan sebagai bukti bahwa kelompok dikelola dengan baik. Pembentukan IMS merupakan prasyarat bagi kelompok-kelompok produsen yang akan mengikuti sertifikasi. Sebuah IMS yang dikelola dengan baik membantu kelompok mengorganisir dirinya sendiri, mengukur pencapaian, mengelola berbagai proses dan mencapai kemajuan bagi para petani, misalnya dengan meningkatnya produktivitas, mencapai pertanian berkelanjutan dan mengurangi masalah-masalah kesehatan. IMS yang baik juga membantu kelompok berkomunikasi dan bernegosiasi dengan para pembeli secara efektif, dan juga memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan para pembeli seperti estimasi produksi, kebutuhan bahan produksi/saprodi dan hasil-hasil investasi (mis. dampak pelatihan). Tujuan dikembangkannya dokumen ini adalah untuk: Memberikan gambaran yang jelas tentang sistem manajemen internal, termasuk isi dan strukturnya Menjelaskan berbagai elemen yang dibutuhkan untuk membentuk IMS Menjelaskan syarat-syarat Pedoman Perilaku UTZ terkait IMS Panduan ini bersifat sebagai anjuran, tidak kaku dan sebuah IMS dapat dirancang dengan menyesuaikan faktor-faktor seperti sistem produksi kelompok, budaya setempat dan pengalaman manajemen. Namun demikian, setiap IMS wajib menyediakan berbagai bukti yang disyaratkan dalam Pedoman Perilaku UTZ. Panduan ini berlaku bagi semua komoditas UTZ. Panduan ini mengacu pada Pedoman Perilaku Inti UTZ untuk Sertifikasi Kelompok, versi 1.1. Untuk siapakah panduan ini disusun? Panduan ini ditujukan kepada para manajer dan staf yang bertanggung jawab atas IMS dalam kelompok tani. Panduan ini dapat digunakan untuk mempersiapkan kelompok dalam menghadapi sertifikasi, meningkatkan kinerja manajemen dan kinerja kelompok. Para pelatih dan tenaga ahli (konsultan) yang mendampingi kelompok juga dapat memanfaatkan dokumen ini. Panduan ini memiliki dua bagian: Bagian I menyajikan suatu kerangka berisi elemen-elemen yang dibutuhkan untuk membentuk sebuah IMS. Bagian ini juga menampilkan rujukan-rujukan ke persyaratan Pedoman Perilaku dan berbagai dokumentasi yang dibutuhkan. Bagian II menjelaskan elemen-elemen kunci dan isu-isu potensial yang lebih terperinci. Panduan ini adalah satu dari serangkaian dokumen yang disusun untuk membantu aggota-anggota UTZ dan pihak-pihak lain yang berencana untuk mendapatkan sertifikasi Pedoman Perilaku UTZ. Panduan ini juga memuat berbagai rujukan ke dokumen-dokumen panduan lain yang dapat diunduh melalui situs web UTZ. Sampaikan komentar atau umpan balik mengenai dokumen ini melalui sistem pengaduan UTZ di: Halaman 4 - UTZ

5 STRUKTUR SISTEM MANAJEMEN INTERNAL 1. Pedoman Perilaku UTZ 2. Perencanaan Manajemen Kelompok 7. Memberikan umpan balik & menyesuaikan perencanaan manajemen kelompok 6. Meninjau risiko, meninjau pelatihan, dll 5. Analisis dan evaluasi data Termasuk: Struktur organisasi Peran & tanggung jawab staf Penetapan tujuan & perencanaan kegiatan (per tahun) Rencana pelatihan Perencanaan Pengawasan Internal Pengkajian Mandiri Sistem Manajemen Internal 4. Database/Informasi 3. Pelaksanaan Pendaftaran Pelatihan Pengawasan Internal Pengkajian mandiri Pengelolaan risiko Termasuk: Registrasi data Hasil-hasil pelatihan Laporan pengawasan internal Hasil pengkajian mandiri Hasil pemantauan risiko Suatu IMS memiliki struktur sebagai berikut: Sebuah daur peningkatan berkesinambungan 1. Titik awal IMS adalah Pedoman Perilaku UTZ(untuk multi-sertifikasi, Pedoman Perilaku UTZ akan dikombinasikan dengan standar-standar lain). 2. Bagian terpenting dari IMS adalah perencanaan manajemen kelompok, yang terdiri dari pengelolaan risiko dan pengawasan internal, keduanya bersifat wajib. Para produsen diawasi per tahunnya, dan berbagai informasi mengenai status anggota-anggota kelompok dan kemajuan yang dialami selama mengikuti program UTZ dikumpulkan. 3. Sebuah database diciptakan untuk menyimpan data-data produsen termasuk kebun-kebun mereka. Data yang disimpan dapat berupa lembaran kertas, tabel-tabel excel di komputer, atau dengan perangkat lunak lainnya. 4. Pelaksanaan Analisis data dan evaluasi performa kerja produsen. Efektivitas pelatihan dan mitigasi risiko sebagai tindak lanjut dari pengkajian risiko juga dievaluasi. 5. Hasil evaluasi data kemudian digunakan untuk mempelajari bagaimana risiko dikaji dan dikendalikan, apakah pelatihan tepat sasaran, serta apakah anggota-anggota kelompok mematuhi Pedoman Perilaku. 6. Berbagai informasi dan masukan yang didapat kemudian dikembalikan ke dalam sistem, dan perencanaan manajemen diperbarui sesuai keperluan. Panduan Penerapan Pedoman Perilaku Inti untuk sertifikasi kelompok versi 1.1 Halaman 5

6 BAGIAN I: MEMBENTUK IMS 10 ELEMEN Sebuah Sistem Manajemen Internal (IMS) terdiri dari 10 elemen utama. Panduan ini memasukkan beberapa rujukan persyaratan Pedoman Perilaku dan dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Dokumendokumen tersebut bersifat wajib mulai dari tahun ke-1 dan seterusnya, kecuali dinyatakan sebaliknya. Informasi selanjutnya mengenai elemen-elemen yang lebih kompleks dapat ditemukan di BAGIAN II : BAGIAN II Mengenal elemen-elemen lebih lanjut pada halaman 14 dokumen ini. Urutan langkah-langkah mempersiapkan elemen-elemen ini dapat dilakukan secara acak. Namun kami menganjurkan Anda untuk menaruh perhatian penuh terhadap elemen-elemen tersebut secara terperinci. Seseorang dikatakan berkompeten untuk mengemban suatu posisi apabila ia memiliki pengetahuan dan pengalaman yang sesuai, menguasai keterampilanketerampilan yang sesuai, dan memiliki sikap yang baik/layak yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugasnya. KONFLIK KEPENTINGAN Pengawas yang melaksanakan pengawasan haruslah objektif dan netral. Apabila pengawas diminta untuk mengawasi suatu kebun milik saudaranya atau seseorang yang dekat dengannya, makan akan sulit bagi pengawas tersebut untuk tetap netral kepentingan-kepentingan profesional dapat bertubrukan dengan kepentingan-kepentingan pribadi. JALIN KOMUNIKASI DAN PILIH LEMBAGA SERTIFIKASI Pada fase awal program, kami menganjurkan Anda untuk menghubungi berbagai Lembaga Sertifikasi (LS) dan pilih satu yang sekiranya tepat bagi kelompok Anda. Kunjungi situs web UTZ untuk menemukan LS yang aktif bekerja di wilayah Anda. Tanya kepada LS perihal proses audit dan sertifikasi. Hal ini dapat memperjelas segala ekspektansi dan mencegah kesalahpahaman. Manajemen kelompok juga wajib membaca dan memahami Protokol Sertifikasi UTZ (dapat dilihat di situs web UTZ). PERSIAPAN Dalam melakukan persiapan, Anda sebaiknya membaca: Protokol UTZ, dan Pedoman Perilaku Inti untuk Kelompok, versi 1.1 Modul untuk komoditas yang relevan dalam Pedoman Perilaku Panduan IMS ini 1. MENETAPKAN TANGGUNG JAWAB IMS Manajemen kelompok wajib menetapkan tanggung jawab untuk tugastugas kunci. Seluruh tanggung jawab yang penting yang disyaratkan dalam Pedoman Perilaku tercantum dalam Poin Kontrol G.A.7. Untuk setiap blok di dalam Pedoman Perilaku, harus ditunjuk satu orang atau satu komite yang berkompeten. Orang atau komite tersebut dapat diberikan tanggung jawab untuk menangani beberapa topik. Dokumen-dokumen: Struktur organisasi yang menjelaskan tanggung jawab tiap staf di dalam kelompok (G.A.6) Daftar staf yang berisi nama, tanggal lahir, gambaran pekerjaan (tugastugas dan tanggung jawab) (G.A.5) Kontrak-kontrak antara staf dan IMS yang mencantumkan tanggal lahir beserta tingkat gaji tiap karyawan (G.A.5) Pernyataan mengenai konflik kepentingan yang ditandatangani oleh seluruh staf IMS (G.A.13) Lihat lebih lanjut: Bagian II, Sistem Manajemen Internal pendahuluan pada halaman 14. APA YANG TERCANTUM DALAM PEDOMAN PERILAKU G.A. 7 Satu orang (atau lebih) atau sebuah komite harus ditunjuk untuk menangani: Blok A) Manajemen Blok B) Praktik-Praktik Pertanian Blok C) Kondisi-Kondisi Kerja Blok D) Lingkungan Orang atau komite yang diberi tanggung jawab tersebuh haruslah berkompeten, memiliki pengetahuan mendalam tentang topik, dan dapat dijangkau oleh para anggota kelompok dan staf kelompok. Halaman 6 - UTZ

7 2. LAKUKAN PENGKAJIAN RISIKO Pengkajian risiko dapat mengevaluasi situasi kelompok petani pada saat ini untuk mengidentifikasi berbagai risiko yang dapat menghalangi kepatuhan terhadap Pedoman Perilaku. Pengkajian ini mengidentifikasi berbagai isu yang kemungkinan besar berdampak negatif terhadap kemampuan kelompok dalam memenuhi persyaratan-persyaratan Pedoman Perilaku dan sasaran-sasaran UTZ untuk menghasilkan tanaman yang lebih baik, pendapatan yang lebih baik dan lingkungan yang lebih baik. Pengkajian risiko mengakomodir kelompok untuk berfokus pada target-target yang paling penting dan memacu kerja yang efektif. Sebuah pengkajian risiko dilakukan setahun sekali. Pada akhir musim, risiko-risiko dipantau dan dievaluasi, dan kemudian perencanaan manajemen disesuaikan dengan hasil-hasil tersebut. Dokumen-dokumen: Dokumen pengkajian risiko (G.A.16) (Persyaratan tahun ke-2) Perencanaan manajemen kelompok (G.A.17) Lihat lebih lanjut: Bagian II, Pengelolaan risiko pada halaman SUSUN PERENCANAAN MANAJEMEN KELOMPOK Perencanaan manajemen kelompok adalah rencana tiga tahunan yang menggabungkan seluruh kegiatan yang telah teridentifikasi sebagai prioritas dalam pengkajian risiko, yang akan dilaksanakan bersamaan dengan kegiatankegiatan harian lainnya. Perencanaan ini merupakan bagian penting dari IMS karena keberadaannya mempengaruhi seluruh kegiatan serta pemanfaatan sumber pendanaan dan sumber-sumber lainnya. Perencanaan ini diperbarui tiap tahun. Lihat lebih lanjut: Bagian II, Perencanaan manajemen kelompok pada halaman 17 APA YANG TERCANTUM DALAM PEDOMAN PERILAKU G.A.17 Perencanaan manajemen kelompok berjangka tiga tahunan disusun, dan di dalamnya tercantum berbagai tindakan untuk menangani segala isu relevan yang teridentifikasi dalam pengkajian risiko. Tindakan-tindakan dilaksanakan dan didokumentasikan. Dokumen-dokumen: Perencanaan manajemen kelompok (G.A.17) (tahun ke-3) 4. MENDEFINISIKAN STANDAR INTERNAL (TIDAK WAJIB) Standar internal merupakan sebuah panduan bagi para produsen dan aktor yang terlibat dalam pengolahan, yang menjelaskan apa saja upaya yang diharapkan dari mereka untuk mematuhi kriteria-kriteria Pedoman Perilaku. Seluruh produsen sebaiknya diberitahu mengenai standar internal dan apa artinya. Standar ini hendaknya tersedia dalam bahasa lokal, lengkap dengan ilustrasi-ilustrasi yang dapat dimengerti oleh para anggota yang buta huruf (tuna aksara). Walaupun sebuah standar internal sifatnya tidak wajib, penting juga untuk mendokumentasikan apa yang diharapkan oleh kelompok dari anggotaanggotanya, dalam upaya mematuhi Pedoman Perilaku. Lihat lebih lanjut: Bagian II, Standar internal pada halaman 19 Panduan Penerapan Pedoman Perilaku Inti untuk sertifikasi kelompok versi 1.1 Halaman 7

8 5. RENCAKANAN DAN LAKSANAKAN PELATIHAN UNTUK STAF Staf kelompok maupun staf IMS perlu diberikan pelatihan secara rutin. Sebuah silabus yang berisi topik-topik pelatihan terdapat dalam Pedoman Perilaku (G.A.18). Para staf juga wajib dilatih untuk melakukan pengkajian risiko. Rencana-rencana pelatihan dibuat berdasarkan topik-topik prioritas yang dihasilkan dari pengkajian risiko, dan kemudian wajib dimasukkan dalam perencanaan manajemen kelompok. Dokumen-dokumen: Rencana pelatihan (G.A.18) sebagai bagian dari perencanaan manajemen kelompok Berkas-berkas dan pencatatan pelatihan (G.A.18) Daftar-daftar hadir staf (G.A.18) APA YANG TERCANTUM DALAM PEDOMAN PERILAKU G.A.18 Pelatihan diadakan bagi staf kelompok mengenai topik-topik yang terkait dengan tanggung jawab mereka (daftar topik tertera pada poin G.A.8) dalam bidangbidang berikut ini: Blok A) Manajemen Blok B) Praktik-Praktik Pertanian Blok C) Kondisi-Kondisi Kerja Blok D) Lingkungan Pelatihan-pelatihan staf kelompok dilakukan oleh orang (pihak-pihak) yang berkompeten. Berkas-berkas setiap pelatihan wajib disimpan, dan pelatihan-pelatihan dilanjutkan dengan sebuah verfikasi bahwa peserta-peserta yang mengikuti pelatihan benar-benar telah memahami serta menerapkan materi yang diberikan. 6. PENDAFTARAN, MENANDATANGANI KESEPAKATAN DAN MEMBUAT PEMETAAN Pendaftaran Para produsen yang tertarik mengikuti sertifikasi telah terdaftar (G.A.8) dan mendapatkan pelatihan mengenai isi Pedoman Perilaku UTZ. Pada tahap ini, standar internal dapat diperkenalkan dan dijelaskan kepada mereka. Pendaftaran tersebut membantu pemegang sertifikat mengumpulkan dan menyimpan informasi rinci mengenai para produsen, mengelola kelompok, dan mengkaji risiko-risiko. Formulir pendaftaran anggota kelompok dapat diunduh dari situs web UTZ. MEMOTIVASI PARA PRODUSEN Satu elemen penting pada awal program adalah memotivasi para anggota dan meningkatkan kesadaran mengenai produksi yang berkelanjutan, serta manfaatmanfaat sertifikasi. Para anggota perlu memahami apa yang ditawarkan oleh sertifikasi dan apa yang diharapkan dari mereka. Membangun kepercayaan dengan para produsen merupakan faktor kunci keberhasilan. CATATAN: Pertimbangkan bahwa upaya membangun kepercayaan memerlukan waktu. Dokumen-dokumen: Pendaftaran anggota kelompok (G.A.8) Estimasi hasil panen (G.A.10) Menandatangani kesepakatan Setelah pendaftaran, para produsen dan kelompok menandatangani kesepakatan. Dengan menandatangani kesepakatan, anggota kelompok dan manajemen kelompok atau perusahaan sama-sama berkomitmen untuk menaati berbagai persyaratan relevan dalam Pedoman Perilaku UTZ. Kesepakatan tersebut menerangkan segala hak dan kewajiban kedua belah pihak. Silakan lihat contoh kesepakatan antara kelompok dan anggota kelompok pada Lampiran 1. Dokumen-dokumen: Kesepakatan anggota kelompok (G.A.9) Halaman 8 - UTZ

9 Membuat pemetaan areal-areal produksi Areal-areal produksi wajib dipetakan (G.A.1). Peta tersebut akan menjadi alat bantu perencanaan, terutama perencanaan manajemen kelompok dan sebagai alat bantu bagi auditor, karena peta yang dibuat dapat memperlihatkan potensi-potensi risiko, misalnya kawasan-kawasan lindung, badan-badan air, maupun permukiman warga. Potensi-potensi risiko yang teridentifikasi hendaknya dilaporkan dalam pengkajian risiko. Pemetaan areal tanam dan pengkategorian kawasan juga berguna dalam mengumpulkan informasi yang akurat, agar perkiraan produksi mendekati kenyataan (dapat diandalkan/reliabel) (G.A.2). Lihat Panduan Estimasi Hasil Panen untuk informasi lebih lanjut tentang bagaimana melakukan estimasi panen ( Pada Lampiran 2 Anda dapat melihat sebuah contoh peta ikhtisar (keseluruhan lahan). Dokumen-dokumen: Peta ikhtisar (keseluruhan lahan) terkini (G.A.1) (Tahun ke-2) APA YANG TERCANTUM DALAM PEDOMAN PERILAKU G.A.8 (wajib dari tahun ke-1) Data umum mengenai anggota-anggota kelompok wajib disimpan dan diperbarui. Pada tahun ke-1, data umum tersebut hendaknya mencakup informasi mengenai anggota kelompok berikut ini: nama, jenis kelamin, lokasi (mis. masyarakat tertentu) dan nomor telepon nama, jenis kelamin, lokasi (mis. masyarakat tertentu) dan nomor telepon pengelola lahan kebun identifikasi anggota yang unik keterangan identifikasi kebun yang dikeluarkan pemerintah (bila ada) produksi (panen tahun sebelumnya dan estimasi tahun ini) status UTZ Certified dan tahun pertama sertifikasi UTZ jumlah pekerja kebun permanen (sepanjang tahun) tanggal pengawasan internal, dan partisipasi dalam program-program sertifikasi lain, bila ada. Mulai Tahun ke-2 dan selanjutnya, data umum tersebut hendaknya menambahkan : luas total areal lahan kebun jumlah petak dan luas keseluruhan areal lahan untuk tanaman bersertifikasi, dan jumlah total volume yang dikirimkan ke kelompok tiap tahunnya sejak sertifikasi. G.A.9 Terdapat suatu kesepakatan yang ditandatangani antara kelompok dan tiap anggota kelompok, yang menyebutkan hak-hak dan kewajiban masing-masing pihak. Tiap anggota kelompok memahami isi kesepakatan. Semua dokumen kesepakatan disimpan di lokasi pusat, dan tiap anggota kelompok mendapatkan salinan kesepakatan. Para petani penggarap bekerja di bawah kesepakatan dengan pemilik lahan yang mereka kenal, baik kesepakatan tertulis maupun lisan dengan kehadiran saksi mata. Kesepakatan tersebut menyebutkan setidaknya hak-hak dan segala kewajiban yang saling menguntungkan, termasuk frekuensi pembayaran. G.A. 1 Terdapat sebuah peta ikhtisar/keseluruhan lahan areal produksi terkini. G.A.2 (tahun ke-3) Total areal lahan bersertifikasi telah ditentukan. Areal ini ditentukan dengan menggunakan satu (atau lebih) metode yang terpercaya, berdasarkan misalnya: Pemetaan dengan GPS Surat-surat kepemilikan tanah Panduan Penerapan Pedoman Perilaku Inti untuk sertifikasi kelompok versi 1.1 Halaman 9

10 7. MELATIH PARA PRODUSEN Pelatihan berkala bagi para produsen merupakan bagian penting dari kerja IMS. Rencana pelatihan yang efektif sangatlah penting dan hendaknya dibuat berdasarkan pengkajian kebutuhan-kebutuhan pelatihan dan pengkajian risiko, yang menggarisbawahi kebutuhankebutuhan pelatihan spesifik. Rencana pelatihan hendaknya diperbarui tiap tahun, berdasarkan hasil-hasil temuan proses pemantauan/monitoring risiko dan umpan bali dari audit-audit internal maupun eksternal. Daftar topik-topik yang perlu dibahas, setidaknya dua topik per tahun, tercantum dalam Pedoman Perilaku (G.A.19). Lihat juga panduan UTZ mengenai pelatihan, serta dokumendokumen lain yang dapat diunduh dari situs web UTZ. Rencana peningkatan kebun Tiap petani menyimpan sendiri segala masukan dan saran yang mereka terima ke dalam buku catatan, sebagai bagian dari rencana peningkatan kebun. Rencana ini mengarahkan produsen ke upaya peningkatan produktivitas dan kepatuhan terhadap Pedoman Perilaku. Dokumen-dokumen: Rencana pelatihan, sebagai bagian dari perencanaan manajemen kelompok (G.A.17) Berkas-berkas pelatihan (G.A.19) APA YANG TERCANTUM DALAM PEDOMAN PERILAKU G.A. 19 Pelatihan diadakan bagi para anggota kelompok tentang semua topik yang relevan bagi mereka, pada bidang-bidang berikut: Blok A) Manajemen Blok B) Praktik-Praktik Pertanian Blok C) Kondisi-Kondisi Kerja Blok D) Lingkungan Pelatihan-pelatihan dilaksanakan oleh orang (pihak-pihak) yang berkompeten, dan setelahnya dilakukan pengujian atau pengetesan untuk memastikan bahwa isi pelatihan telah dipahami oleh peserta. Berkas-berkas setiap pelatihan wajib disimpan. 8. MEMASTIKAN KETERLACAKAN DAN TRANSPARANSI PENGURUSAN BERBAGAI PEMBAYARAN DAN PREMI Keterlacakan, yaitu kemampuan memverifikasi sumber suatu produk, merupakan esensi dari penjualan produk bersertifikasi, dan penting bagi produsen untuk memperoleh harga jual yang baik atau mendapatkan premi. Sebuah sistem keterlacakan hendaknya telah terbangun dan fungsional di sepanjang rantai pasokan (produksi, penyimpanan, transportasi dan penjualan) untuk memastikan bahwa produk bersertifikasi tidak tercampur dengan produk yang tidak bersertifikasi. IMS perlu merancang dan mendokumentasikan segala prosedur lacak balak produk mulai dari produsen hingga pembeli pertama. Kelompok bertanggung jawab untuk memisahkan produk bersertifikasi, dan benar-benar memastikan bahwa produk dipisah mulai dari saat panen, proses-proses di sepanjang tahapan (transportasi, pemilahan, pemilihan kelas mutu (grading) dan penyimpanan) hingga penjualan. Halaman 10 - UTZ

11 Dokumen-dokumen: Gambaran arus produk (G.A.22) Prosedur untuk membeli dan menjual produk bersertifikasi, termasuk keterlacakan (G.A.22) Bukti kasat mata terdapatnya pemisahan antara produk bersertifikasi dan tidak bersertifikasi: ruang penyimpanan terpisah, kantungkantung, palet, dll (G.A.23) Berkas-berkas dan faktur-faktur pembelian dan penjualan (G.A.24) Berkas-berkas estimasi panen dan volume produksi para produsen (pada daftar produsen-produsen) (G.A.24) Prosedur penggunaan premi UTZ serta catatan-catatan laporan penggunaan premi (G.A.26) Dokumentasi atau rekaman komunikasi mengenai harga-harga produk dan premi-premi (G.A.27) Dokumentasi segala pembayaran kepada para produsen, harga beli maupun premi (G.A.27) (Tahun ke-2) Sertifikasi Pedoman Perilaku yang masih berlaku (G.A.25) Dokumentasi segala kalibrasi rutin yang dilakukan terhadap perlengkapan penimbangan (G.A.29) Lihat lebih lanjut: Bagian II, Keterlacakan dan transparansi pengurusan segala pembayaran dan premi pada halaman LAKUKAN PENGAWASAN-PENGAWASAN INTERNAL Pengawasan-pengawasan internal berguna untuk memverifikasi kepatuhan tiap individu dalam kelompok terhadap Pedoman Perilaku. Pengawasan internal merupakan kegiatan verifikasi resmi dan menyeluruh, yang harus dilakukan oleh pihak yang berkokmpeten, yang tidak memihak dan netral. Pengawasan internal juga berguna untuk menginformasikan kepada kelompok sejauh mana kemajuan yang telah mereka tempuh dalam hal keberlanjutan, dan dapat memberikan peringatan kepada para petani bilamana terdapat isu-isu yang memerlukan perhatian atau area-area yang perlu ditingkatkan. Semua petani perlu mendapatkan pengawasan tiap tahunnya. Hasil-hasil temuan pengawasan internal kemudian didokumentasikan dalam laporan-laporan individu dan laporan ringkasan. Data yang relevan hendaknya ditambahkan ke dalam dokumen data umum anggota-anggota kelompok, sebisa mungkin dengan format tabel-tabel (spreadsheets). Semua informasi yang dihasilkan dari pengawasan internal hendaknya dilaporkan dan tersedia untuk kepentingankepentingan manajemen (internal). Dokumen-dokumen: Prosedur pengawasan internal (G.A.11) Laporan pengawasan internal (G.A.11) Pernyataan mengenai konflik kepentingan (G.A.13) Dokumen data umum anggota-anggota kelompok terkini (G.A.8) LIBATKAN ANGGOTA- ANGGOTA KELOMPOK DAN KOMUNIKASIKAN SELURUH PERSYARATAN PROGRAM KEBERLANJUTAN ANDA Produksi, pembelian dan penjualan produk yang berkelanjutan sangat bergantung dari kerjasama dan komitmen seluruh anggota kelompok. Pengalaman menunjukkan bahwa upaya melibatkan para produsen sejak tahapan awal merupakan kunci keberhasilan. Untuk mempelajari prosedur pengawasan internal secara lebih rinci, lihat: Bagian II, Pengawasan internal pada halaman 23 Kepatuhan produsen dan menangani ketidakpatuhan Sebelum dilakukannya audit eksternal, kelompok wajib mengidentifikasi bilamana terdapat produsen yang tidak patuh terhadap persyaratan wajib Pedoman Perilaku. Sebuah daftar terkini yang berisi nama-nama produsen yang siap disertifikasi hendaknya disusun oleh orang/komite yang bertanggung jawab atas pemberian persetujuan dan sanksi, yang bekerja sama dengan manajer IMS. APA YANG TERCANTUM DALAM PEDOMAN PERILAKU G.A. 11 Sebuah sistem pengawasan internal telah dibangun, yang berfungsi untuk secara resmi mengawasi seluruh anggota kelompok dalam menerapkan segala persyaratan Pedoman Perilaku yang relevan. Hasilhasil pengawasan internal didokumentasikan ke dalam sebuah laporan. Panduan Penerapan Pedoman Perilaku Inti untuk sertifikasi kelompok versi 1.1 Halaman 11

12 Dokumen-dokumen: Prosedur pemberian persetujuan dan sanksi (G.A.14) Daftar nama produsen yang terkena sanksi (G.A.14) Status sertifikasi tiap produsen yang tercatat dalam laporan pengawasan internal (atau dalam daftar internal) (G.A.14) Prosedur pelaporan dan penanganan keluhan (G.A.28) (tahun ke-2) Lihat lebih lanjut: Bagian II, Kepatuhan produsen dan menangani ketidakpatuhan pada halaman 24 PENGELOLAAN DOKUMEN IMS Sebuah IMS mengelola beberapa dokumen, di antaranya adalah prosedur-prosedur, dokumen-dokumen perencanaan, pengkajian-pengkajian risiko, berkas-berkas laporan pengawasan dan lain sebagainya. Pengelolaan dokumentasi yang efektif membantu memastikan prosedur-prosedur dilaksanakan secara konsisten, dan membantu diseminasi pembelajaran dari segala kasus ketidakpatuhan. IMS hendaknya menjelaskan bagaimana dokumen-dokumen tersimpan dengan aman dan pada saat yang bersamaan dapat diakses dengan mudah. Nama orang yang bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pembaruan segala dokumen hendaknya diumumkan. IMS juga hendaknya menentukan bagaimana dokumendokumen dikelola. Semua staf yang menyusun maupun menggunakan dokumen-dokumen tersebut sebaiknya adalah staf-staf terlatih. IMS wajib mengatur: siapa saja yang bertanggung jawab untuk menyusun maupun mengesahkan berbagai macam dokumen dan pencatatan, serta menyisihkan dokumen-dokumen yang telah kedaluwarsa siapa yang dapat menggunakan/menuliskan catatan-catatan dan dokumen-dokumen siapa yang wajib menyimpan dokumen-dokumen, di mana dan untuk berapa lama bagaimana dokumen-dokumen diperbarui apabila terdapat perubahan dalam Pedoman Perilaku atau apabila terjadi tindakan-tindakan perbaikan Lampiran 4 memberikan gambaran secara umum tentang seluruh prosedur dan berkas-berkas yang bersifat wajib dan yang dianjurkan. 10. LAKUKAN PENGKAJIAN MANDIRI UTZ mewajibkan Anda untuk melakukan pengkajian mandiri (sebuah pemeriksaan kesiapan ) sebelum dilakukannya audit eksternal. Pengkajian ini akan membantu kelompok Anda menghindari berbagai masalah dan biaya yang berkaitan dengan audit eksternal. Pengkajian mandiri dapat digabungkan dengan kegiatan pemantauan/monitoring risiko-risiko yang teridentifikasi dalam pengkajian risiko. Pengkajian mandiri didasarkan pada: 1) laporan pengawasan internal, termasuk hasil-hasil pemantauan berbagai tindakan perbaikan (korektif), dan 2) pemeriksaan sistem administrasi dan manajemen beserta dokumen-dokumen terkait yang nantinya akan diperiksa pada waktu audit eksternal. Kunjungan-kunjungan langsung ke kebun-kebun produsen biasanya tidak diperlukan. UTZ menyediakan sebuah daftar periksa (checklist) untuk pengkajian mandiri, yang dapat diundung dari situs web UTZ. Dokumen-dokumen: Laporan pengkajian mandiri (G.A.12) APA YANG TERCANTUM DALAM PEDOMAN PERILAKU G.A.12 Sebuah pengkajian mandiri dilakukan untuk mengevaluasi kepatuhan kelompok dan para sub-kontraktor mereka terhadap Pedoman Perilaku. Laporan dan berkas-berkas pengkajian mandiri wajib disediakan untuk diperiksa oleh auditor eksternal. Halaman 12 - UTZ

13 SIKLUS TAHUNAN IMS Analisis kesenjangan Tugaskan beberapa penanggung jawab IMS Pengkajian risiko Ingin mematuhi standar UTZ Tindakan-tindakan perbaikan Pemantauan risiko-risiko Menganalisis data & evaluasi Pengkajian risiko Menyempurnakan prosedur-prosedur dan perencanaan Mempersiapkan pelaksanaan IMS Perencanaan manajemen (tindakan-tindakan pencegahan untuk meminimalisir risiko Standar-standar internal Pelatihan staf Mengembangkan prosedur dan merancang formulir-formulir Audit eksternal Peningkatan kesadaran, pendaftaran, pembuatan kontrak, dll Tindakan-tindakan perbaikan Persetujuan Pengkajian mandiri Persetujuan Tindakan-tindakan perbaikan Pengawasan Internal Pelaksanaan: Pelatihan, pasokan saprodi, pertemuan-pertemuan petani, kunjungan-kunjungan kebun, dll. Mengembangkan sistem lacak balak MELAKUKAN ANALISIS KESENJANGAN Pada awal proses pembentukan IMS, penting bagi Anda untuk melakukan sebuah analisis kesenjangan untuk mengetahui apa sekiranya yang harus dipersiapkan untuk membangun IMS yang berfungsi dengan baik. Sebuah analisis kesenjangan membantu Anda memahami adanya kesenjangan antara antara titik awal dengan situasi yang hendak Anda capai. Untuk melakukan analisis ini, Anda mula-mula memeriksa struktur-struktur IMS yang disyaratkan oleh panduan ini, yang menagcu pada Poin-Poin Kontrol G.A.1 G.A.33. Anda kemudian merencanakan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut agar terbentuk organisasi yang semestinya, di mana kemudian IMS dapat berfungsi sebagai sebuah alat bantu untuk memastikan kepatuhan terhadap Pedoman Perilaku Inti UTZ. Ketika struktur organisasi telah terbentuk (misalnya perekrutan staf-staf yang kompeten, ditetapkannya prosedur-prosedur, struktur organisasi, dll.) IMS dapat mengkaji dan meningkatkan kepatuhan terhadap standar. Panduan Penerapan Pedoman Perilaku Inti untuk sertifikasi kelompok versi 1.1 Halaman 13

14 BAGIAN II MENGENAL ELEMEN-ELEMEN LEBIH LANJUT 1. FUNGSI DAN PERAN PARA PENANGGUNG JAWAB IMS Sejumlah fungsi-fungsi penting dalam organisasi harus dipegang oleh orang-orang atau komite-komite tertentu, antara lain: Manajer IMS, yaitu orang yang bertanggung jawab menjalankan IMS Manajer atau komite pemberian persetujuan dan sanksi, berwenang untuk menyetujui masuknya anggota-anggota baru ke dalam kelompok bersertifikasi dan memberikan sanksi pada pihak-pihak yang tidak dapat memenuhi syarat-syarat Pedoman Perilaku. (G.A.11, G.A.14) Para pengawas internal, yang secara resmi mengawasi anggotaanggota kelompok. Para pengawas ini dapat diangkat dari staf-staf yang dipekerjakan oleh kelompok atau perusahaan, atau para ketua petani yang mengawasi rekan-rekan petani di lokasi-lokasi yang jauh dari tempat mereka berasal (bukan daerah mereka untuk menjaga ketidakberpihakan) (G.A.11). APA YANG TERCANTUM DALAM PEDOMAN PERILAKU G.A. 6 Kelompok memiliki sebuah bagan yang mengindikasikan tiap individu dan peran-peran mereka dalam IMS, dan di dalamnya termasuk semua orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab pada poin kontrol G.A.8. G.A. 7 Orang-orang atau komite ditunjuk untuk menangani: Blok A) Manajemen Blok B) Praktik-Praktik Pertanian Blok C) Kondisi-Kondisi Kerja Blok D) Lingkungan Segala tanggung jawab yang penting sebagaimana disyaratkan dalam Pedoman Perilaku dijabarkan pada poin kontrol G.A.7. Komite atau orang yang diangkat (bisa lebih dari satu) harus mampu menunjukkan kompetensi mereka dalam mengemban peran-peran tersebut. Mereka wajib memiliki kualifikasi resmi, dan/atau sertifikat mengikuti pelatihan, dan/atau pengalaman kerja yang relevan. Semua orang yang memegang fungsi-fungsi penting harus memiliki pengetahuan mendalam mengenai berbagai persyaratan yang tercantum dalam Pedoman Perilaku Inti UTZ untuk kelompok, proses sertifikasi, dan perkembangan-perkembangan terkini. Proses mengidentifikasi orang-orang yang tepat sebagai penanggung jawab IMS harus dilakukan dengan hati-hati, karena di sinilah letak kunci keberhasilan menjalankan organisasi, dan selain itu mereka perlu memiliki kemampuan serta dapat dipercaya. Bagan organisasi Sebuah contoh bagan organisasi dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini. Segala tanggung jawab yang diemban oleh tiap fungsi dalam organisasi perlu dijabarkan secara jelas di bawah tiap bagan organisasi seperti penjelasan di bawah Gambar 3, dan juga dicantumkan dalam buku petunjuk IMS. Satu orang dapat merangkap beberapa jabatan, walaupun tanggung jawabnya tetap terpisah. Seluruh tanggung jawab yang dijabarkan pada poin kontrol G.A.7 harus terpegang semua, namun rincian mengenai bagaimana tanggung jawab tersebut dibagi-bagi dapat berbeda antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Halaman 14 - UTZ

15 Komite Pemberi Persetujuan dan Sanksi Manajer IMS Pengawas- Pengawas Internal Manajer Umum Penasihat- Penasihat Teknis (Tenaga ahli) Manajer Pembelian/P enjualan Agen-agen pengumpul Kewajiban mereka adalah: Manajer umum: pengelolaan organisasi secara menyeluruh, kondisi-kondisi kerja, lingkungan Manajer IMS: pengelolaan IMS, pelatihan, menangani pertanyaan dan keluhan, praktik-praktik pertanian Manajer pembelian dan penjualan: keterlacakan, identifikasi produk dan pemisahan Gambar 3: Bagan organisasi dan contoh pembagian tanggung jawab (G.A.7, Anda dapat menentukan sendiri pembagian tanggung jawab sesuai dengan kondisi kelompok Anda). Manajer IMS Bertanggung jawab untuk mengelola IMS, termasuk: Mengatur proses pembentukan dan pelaksanaan sistem manajemen internal Mengatur pengawasan-pengawasan internal Mengkoordinir, mensupervisi dan melatih para staf Mengkoordinir komite pemberi persetujuan (atau pihak yang berwenang memberi persetujuan) Mengkoordinir upaya pengelolaan risiko dan pelaksanaan Perencanaan Manajemen Kelompok Menjadi perwakilan utama untuk segala urusan dengan lembaga sertifikasi. Harus memiliki: Pengetahuan mendalam tentang Standar UTZ Pengetahuan mendalam tentang prosedur-prosedur dan dokumen-dokumen IMS, serta segala persyaratan lembaga sertifikasi eksternal Pengetahuan mendalam tentang Praktik-Praktik Pertanian yang Baik Kemampuan untuk memimpin tim dan melatih rekan-rekan yang lain Efisiensi dalam mengerjakan tugas-tugas administratif Kesanggupan dalam mengelola berbagai dokumen dan data Pengawas internal Pengawas internal adalah mata dan telinga IMS. Pekerjaan ini membutuhkan kemampuan teknis dan kecakapan sosial yang baik, diimbangi dengan daya observasi mendetil. Anda perlu memprioritaskan pelatihan pengawas internal secara berkala, idealnya separuh berisi teori, dan separuhnya lagi pelatihan praktis. Melaksanakan pengawasan-pengawasan internal Melengkapi formulir-formulir pengendalian/kontrol internal Memastikan formulir-formulir tersebut diterima oleh manajer IMS Menginformasikan kepada para produsen bilamana terdapat ketidakpatuhan Ambil bagian dalam proses pengelolaan risiko. Harus memiliki: Kemampuan baca-tulis dan menghasilkan laporan dalam bahasa yang diminta oleh lembaga sertifikasi Pengetahuan mengenai sistem pertanian lokal dan regional, dan praktik pertanian yang Baik Pemahaman teknis terhadap prinsip-prinsip dan praktik-praktik yang disyaratkan dalam Pedoman Perilaku UTZ untuk kelompok Pengetahuan tentang poin-poin kontrol yang berlaku bagi para anggota kelompok Kemampuan berkomunikasi dengan baik (terutama dalam melakukan wawancara), kemampuan berpikir dan bersikap kritis Menandatangani formulir pernyataan konflik kepentingan. Panduan Penerapan Pedoman Perilaku Inti untuk sertifikasi kelompok versi 1.1 Halaman 15

16 KONFLIK KEPENTINGAN Para pengawas internal dan petugas pemberi persetujuan dan sanksi wajib memberitahukan apabila mereka memiliki hubungan /relasi dengan produsen, dan menandatangani pernyataan konflik kepentingan. Harap dicatat bahwa peran pengawas internal dan peran penasihat teknis harus dipisahkan. Namun demikian, satu orang dapat merangkap dua peran tersebut, dengan catatan bahwa kedua tugas dilakukan di tempat/desa yang berbeda, misalnya orang tersebut merupakan penasihat teknis di satu desa dan sebagai pengawas di desa yang lain (lintas pengawasan). Silakan lihat contoh pernyataan konflik kepentingan pada Lampiran 3. Penasihat teknis/pelatih Penasihat teknis/pelatih memberikan pelatihan kepada para produsen mengenai praktik-praktik pertanian yang baik dan segala persyaratan UTZ yang lain, serta bertugas memberikan berbagai masukan. Memastikan bahwa para produsen memahami poin-poin kontrol yang berlaku bagi mereka (lihat elemen 7) Mengadakan pelatihan berkala bagi para produsen Memastikan bahwa para produsen menyempurnakan teknik-teknik mereka Mengkoordinir penggunaan agro input Ambil bagian dalam proses pengelolaan risiko Melaporkan segala kemajuan kepada manajer IMS. Harus memiliki: Pengetahuan mengenai sistem-sistem pertanian lokal dan regional, dan praktik-praktik pertanian yang baik Motivasi tinggi dalam menyebarluaskan praktik pertanian berkelanjutan Pemahaman teknis mengenai prinsip-prinsip dan praktik-praktik UTZ Kemampuan berkomunikasi dengan baik dan mampu mengelola kelompok Manajer atau komite pemberi persetujuan Pengawasan-pengawasan dan pemberian persetujuan harus ditangani oleh dua pihak berbeda. Pengambilan keputusan menyangkut pemberian persetujuan maupun sanksi kepada anggota-anggota kelompok dapat dilakukan oleh satu orang atau komite. Orang atau komite tersebut sepatutnya memiliki pemahaman mengenai Standar UTZ dan standar internal, bebas dari konflik kepentingan dan memiliki karisma seorang tokoh yang dapat dengan mudah dihormati oleh para produsen dan staf. Orang yang menjabat sebagai pemberi persetujuan dan sanksi wajib menandatangani pernyataan konflik kepentingan. Manajer keterlacakan Manajer keterlacakan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa produk dapat dilacak di sepanjang proses, mulai dari saat panen hingga jatuh ke tangan pembeli pertama. Produk harus dapat diidentifikasi dan dipisahkan sepanjang proses-proses tersebut. Tanggung jawab ini juga dapat diberikan kepada manajer pembelian dan penjualan. Memastikan produk selalu dipisahkan di sepanjang arus produk Mengendalikan kualitas produk Memverifikasi jumlah/kuantitas produk yang dibeli sesuai dengan jumlah yang diestimasi oleh produsen perorangan Memastikan penyimpanan catatan/berkas dan pelaporan. 2. PENGELOLAAN RISIKO Pengelolaan risiko merupakan suatu siklus berkesinambungan. Siklus ini dimulai dari pengkajian, perancangan dan pelaksanaan tindakan-tindakan pencegahan terhadap risiko-risiko yang teridentifikasi; siklus berlanjut dengan pemantauan/monitoring dampak dari tindakan-tindakan pencegahan, dan pada akhirnya menggunakan informasi yang diperoleh untuk kembali mengkaji risiko. Dengan mengulangi proses ini tiap tahunnya, kelompok menyempurnakan praktik-praktik dan meningkatkan hasil-hasil mereka dari waktu ke waktu, sehingga mengarahkan kelompok ke sasaran UTZ, yaitu 'hasil produksi yang lebih baik (kuantitas dan kualitas), pendapatan yang lebih baik, lingkungan yang lebih baik, kehidupan yang lebih baik'. Untuk informasi lebih lanjut dan untuk mengakses alat bantu pengkajian risiko, lihat panduan UTZ tentang pengkajian risiko, yang dapat diunduh dari situs web. Halaman 16 - UTZ

17 Pengelolaan risiko bersifat wajib mulai tahun ke-2 dan selanjutnya. Namun kami sangat menganjurkan agar Anda memulainya pada tahun ke-1 karena hal tersebut dapat membantu kelompok Anda menggunakan waktu dan sumber-sumber daya secara efisien. Anda dapat memulai pengkajian risiko Anda terhadap subjek-subjek yang masuk dalam Pedoman Perilaku untuk tahun pertama. Pelaksanaan Pengelolaan risiko terdiri dari tiga fase yang membentuk sebuah siklus berkesinambungan: 1. Pengkajian risiko: Ada berbagai risiko yang dapat menghambat proses sertifikasi UTZ atau mempengaruhi kualitas, baik di tingkat kebun (risiko-risiko kesehatan, degradasi lingkungan) maupun di tingkat IMS (risiko-risiko saat pembelian, kualitas pengendalian internal, keterlacakan). Pengkajian risiko mencakup penilaian tingkat risiko berdasarkan derajat kepentingan dan relevansinya. Untuk melaksanakan pengkajian risiko, orang-orang yang bertanggung jawab menangani empat 'blok' kegiatan bidangbidang yang diatur dalam poin G.A.7 - berkumpul dan bekerja bersama-sama, termasuk para pengawas internal dan para penasihat teknis, pendamping teknis atau pelatih. Kami menganjurkan Anda untuk melibatkan orang-orang yang sangat memahami masyarakat setempat. Orang-orang tersebut bisa terdiri dari para produsen kunci (baik perempuan maupun laki-laki) dan pemimpin-pemimpin kelompok. Seorang konsultan eksternal yang memiliki keahlian dalam pengkajian risiko terkait Pedoman Perilaku UTZ dapat menjadi kontributor yang berguna. Manajer IMS bertanggung jawab atas proses pengkajian risiko. APA ITU PENDEKATAN BERBASIS RISIKO? Sebuah pendekatan berbasis risiko merupakan pendekatan di mana pengambilan keputusan dan alokasi sumber-sumber daya didasarkan pada identifikasi risiko-risiko. Pendekatan ini terdiri dari: Mengidentifikasi dan mengukur risiko-risiko tingkat tinggi yang mungkin mempengaruhi kualitas produk (di mana kualitas merupakan bagian integral dari sertifikasi atau keberlanjutan) Mengembangkan strategistrategi untuk meniadakan atau mengurangi risiko-risiko tersebut Memusatkan sumber-sumber daya ke area-area yang dinilai berisiko tinggi Memantau hasil-hasil strategi tersebut. 2. Tindakan-tindakan pencegahan: dirancang dan diberlakukan untuk mengurangi atau meniadakan dampak-dampak negatif. Tindakantindakan tersebut hendaknya didokumentasikan dalam perencanaan manajemen kelompok dan dimasukkan dalam rencana kegiatan, seperti peningkatan kesadaran terhadap isu-isu berisiko tinggi dalam IMS. 3. Memantau dampak-dampak segala tindakan pencegahan: apakah tindakan-tindakan pencegahan terbukti sukses ataupun tidak, hasil-hasilnya tetap harus dijadikan bahan pertimbangan untuk kembali merencanakan kegiatan-kegiatan di musim berikutnya. Pemantauan/monitoring risiko, analisis risiko dan umpan balik dilakukan setidaknya sekali dalam setahun. IMS perlu merancang prosedur-prosedur untuk melakukan pemantauan. 3. PERENCANAAN MANAJEMEN KELOMPOK Pedoman Perilaku Inti untuk kelompok mewajibkan telah dimilikinya sebuah perencanaan manajemen kelompok pada tahun ke-3 (G.A.17). Sebuah perencanaan manajemen kelompok: cakupannya lebih luas dari IMS dan isu-isu tertentu dapat ditangani oleh orang-orang di luar staf IMS. Memperlihatkan bagaimana kelompok mengelola berbagai risiko, dengan penekanan pada tingkat dan prioritas risiko Memberikan garis besar seluruh kegiatan kelompok Mencakup perencanaan kegiatan, yaitu nama kegiatan, jadwal, sumbersumber daya yang diperlukan, siapa yang bertanggung jawab, dan hasil-hasil yang diharapkan. Walaupun Pedoman Perilaku mensyaratkan adanya perencanaan manajemen kelompok pada tahun ke-3, kami menganjurkan agar Anda mulai mempersiapkan dan mengembangkan perencanaan tersebut sesegera mungkin, ketika permohonan sertifikasi pertama kali diajukan. Panduan Penerapan Pedoman Perilaku Inti untuk sertifikasi kelompok versi 1.1 Halaman 17

18 Apa yang harus tersedia Sebuah perencanaan manajemen kelompok menjabarkan tujuan-tujuan, mencakup rencana kegiatan dan menampilkan informasi mengenai anggaran, sebagaimana dijelaskan berikut ini. 1. Tujuan-tujuan, sebagian besar didasarkan pada pengkajian risiko Perencanaan manajemen kelompok mencantumkan tujuan-tujuan kelompok selama tiga tahun, yaitu durasi berlakunya perencanaan manajemen. Tujuantujuan kelompok disusun berdasarkan pengkajian risiko, di mana area-area dengan tingkat risiko tinggi telah teridentifikasi, yang menunjukkan bahwa produsen tidak berhasil mematuhi Pedoman Perilaku UTZ, dan apa saja yang menghambat peningkatan. Masing-masing risiko diberikan penilaian peringkat untuk melihat prioritas dan menetapkan tujuan-tujuan yang tepat. UTZ mensyaratkan: Laporan hasil-hasil pengkajian risiko secara garis besar Peringkat risiko-risiko Penyusunan tujuan-tujuan kelompok secara konkret, dengan menggambarkan situasi ke depannya apabila risiko telah dikurangi/diantisipasi Tindakan-tindakan pencegahan yang realistis dan praktis untuk mengurangi risiko-risiko 2. Rencana kegiatan Perencanaan umum kegiatan tingkat tinggi dilakukan untuk periode tiga tahun. Target tahunan ditetapkan oleh manajemen kelompok dan manajemen IMS berdasarkan pengkajian risiko. Rencana kegiatan wajib mencakup seluruh kegiatan yang disyaratkan dalam Pedoman Perilaku dan segala tindakan yang dapat mengurangi berbagai risiko (lihat contoh di bawah ini). Rencana kegiatan terdiri dari: 1. Siklus tanaman beserta kegiatan-kegiatan pertanian 2. Kegiatan-kegiatan umum yang disyaratkan dalam Pedoman Perilaku (mis. pelatihan dan pengawasan internal) 3. Tindakan-tindakan pencegahan yang dihasilkan oleh pengkajian risiko (mungkin terdapat tumpang tindih antara pelatihan dengan tindakantindakan pencegahan) 4. Tindakan-tindakan perbaikan yang dihasilkan dari pengawasan-pengawasan internal, pengkajian mandiri dan audit eksternal 5. Pemantauan dampak-dampak segala kegiatan dan evaluasi, merancang upaya-upaya peningkatan untuk tahun berikutnya. Halaman 18 - UTZ

19 Poin Kontrol dalam Pedoman Perilaku Kegiatan-kegiatan yang disyaratkan dalam Pedoman Perilaku Siklus tanaman (pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit, panen, dll.) Pasokan masukan pertanian/saprodi Bulan-bulan dalam periode satu tahun (tidak semata-mata harus mengikuti urutan tahun kalender) A.16 Melakukan pengkajian risiko A.18 Melatih staf dsb. A. 8 & 9 Pendaftaran dan pembuatan kontrak para petani A.19 Melatih para petani A. 11 Melakukan pengawasan internal Pengkajian risiko Tindakan-tindakan perbaikan Tindakan-tindakan pencegahan: Dll. Melaksanakan tindakan-tindakan perbaikan berdasarkan hasil-hasil audit internal dan eksternal Dll. Kebutuhan-kebutuhan kelompok Kebutuhan-kebutuhan spesifik kelompok mis. Pertemuan umum mis. Festival lokal/hari libur/perayaan Contoh rencana kegiatan 3. Pengelolaan sumber-sumber daya dan keuangan Untuk setiap kegiatan, sebuah anggaran wajib ditetapkan, di dalamnya tercakup segala biaya dan sumber-sumber daya (staf, bahan-bahan, perlengkapan, waktu). Prosedur-prosedur untuk memantau pengeluaran sebaiknya disusun. Pihak yang memiliki wewenang untuk memberikan persetujuan atas pengeluaran uang dan tanggung jawab kontrol keuangan hendaknya ditentukan. 4. STANDAR INTERNAL Standar internal merupakan sebuah panduan bagi para produsen dan aktor-aktor yang terlibat dalam proses pengolahan. Standar ini mencerminkan beberapa Poin Kontrol dalam Pedoman Perilaku yang mengacu secara langsung kepada praktik-praktik pertanian dan pengelolaan kebun para produsen, yang berfokus pada hal-hal yang mengandung risiko ketidakpatuhan. Standar internal cenderung melingkupi sebagian besar poin kontrol di Blok B (praktik-praktik pertanian) dan beberapa poin di Blok C (kondisi-kondisi kerja) dan Blok D (lingkungan). Isi dan makna standar internal hendaknya dikomunikasikan dengan jelas kepada seluruh produsen dan petani penggarap, dan wajib dimasukkan ke dalam pelatihan produsen. Standar internal hendaknya tersedia dalam bahasa lokal, lengkap dengan berbagai ilustrasi untuk membantu para anggota yang buta huruf. Isi standar ini mungkin masuk ke dalam beberapa bagian dokumen kesepakatan anggota kelompok, atau mungkin disebarluaskan secara terpisah dalam bentuk selebaran atau poster di tempat-tempat umum (metode yang mungkin lebih menguntungkan, karena lebih mudah untuk diperbarui). Keterlibatan para produsen kunci dapat membantu kelancaran proses komunikasi tersebut. Walaupun standar internal tidak bersifat wajib, tetap penting untuk menyampaikan pesan yang jelas mengenai apa yang diharapkan oleh kelompok dari para anggotanya, demi memastikan kepatuhan terhadap Pedoman Perilaku. Panduan Penerapan Pedoman Perilaku Inti untuk sertifikasi kelompok versi 1.1 Halaman 19

DOKUMEN PANDUAN UTZ. PREMI UTZ (Versi 1.0, ) Premi wajib bagi produsen bersertifikasi UTZ. Premi dibayarkan oleh pembeli pertama.

DOKUMEN PANDUAN UTZ. PREMI UTZ (Versi 1.0, ) Premi wajib bagi produsen bersertifikasi UTZ. Premi dibayarkan oleh pembeli pertama. DOKUMEN PANDUAN UTZ PREMI UTZ (Versi 1.0, 1-8-2016) Panduan tentang premi, sebagaimana diwajibkan dalam Pedoman Perilaku Inti UTZ untuk sertifikasi kelompok dan multi-kelompok (versi 1.1) Dokumen panduan

Lebih terperinci

DOKUMEN PANDUAN UTZ PENGKAJIAN RISIKO. Alat bantu pengkajian risiko.

DOKUMEN PANDUAN UTZ PENGKAJIAN RISIKO. Alat bantu pengkajian risiko. DOKUMEN PANDUAN UTZ PENKAJIAN RISIKO (Versi 1.0, 1-8-2016) Panduan tentang bagaimana melakukan suatu pengkajian risiko, sebagaimana diwajibkan dalam Pedoman Perilaku Inti UTZ untuk sertifikasi kelompok

Lebih terperinci

DOKUMEN PANDUAN UTZ. MENANGANI PEKERJA ANAK Versi 1.0, TIDAK ADA PEKERJA ANAK di lahan-lahan pertanian bersertifikasi UTZ.

DOKUMEN PANDUAN UTZ. MENANGANI PEKERJA ANAK Versi 1.0, TIDAK ADA PEKERJA ANAK di lahan-lahan pertanian bersertifikasi UTZ. DOKUMEN PANDUAN UTZ MENANGANI PEKERJA ANAK Versi 1.0, 1-8-2016 Dokumen panduan untuk membantu penerapan Pedoman Perilaku Inti untuk sertifikasi kelompok versi 1.1 Panduan untuk pencegahan, pemantauan dan

Lebih terperinci

DOKUMEN PANDUAN UTZ. Mengidentifikasi berbagai dampak dan risiko perubahan iklim. Diversifikasi produksi pertanian. Menerapkan upaya hemat air.

DOKUMEN PANDUAN UTZ. Mengidentifikasi berbagai dampak dan risiko perubahan iklim. Diversifikasi produksi pertanian. Menerapkan upaya hemat air. DOKUMEN PANDUAN UTZ PERUBAHAN IKLIM (Versi 1.0, 1-8-2016) Panduan tentang adaptasi perubahan iklim, sebagaimana diwajibkan dalam Pedoman Perilaku Inti UTZ untuk sertifikasi kelompok dan multikelompok (Versi

Lebih terperinci

DOKUMEN PANDUAN UTZ PERLINDUNGAN ALAM

DOKUMEN PANDUAN UTZ PERLINDUNGAN ALAM DOKUMEN PANDUAN UTZ PERLINDUNGAN ALAM (Versi 1.0, 1-8-2016) Panduan tentang perlindungan alam, sebagaimana diwajibkan dalam Pedoman Perilaku Inti UTZ untuk sertifikasi kelompok dan multikelompok (Versi

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

DOKUMEN PANDUAN UTZ. PELATIHAN ANGGOTA-ANGGOTA KELOMPOK Versi 1.0,

DOKUMEN PANDUAN UTZ. PELATIHAN ANGGOTA-ANGGOTA KELOMPOK Versi 1.0, DOKUMEN PANDUAN UTZ PELATIHAN ANGGOTA-ANGGOTA KELOMPOK Versi 1.0, 1-8-2016 Panduan tentang bagaimana merancang program pelatihan Anda, sebagaimana diwajibkan dalam Pedoman Perilaku Inti UTZ untuk sertifikasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) LAMPIRAN 6 PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua Nama:

Lebih terperinci

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas) LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk memandang pemeriksaan internal yang dilaksanakan oleh Unit Audit Internal sebagai fungsi penilai independen dalam memeriksa dan mengevaluasi

Lebih terperinci

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT DUTA INTIDAYA, TBK

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT DUTA INTIDAYA, TBK PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT DUTA INTIDAYA, TBK 1. PENDAHULUAN DAN DASAR HUKUM PIAGAM DEWAN KOMISARIS 1.1 PT Duta Intidaya, Tbk (Perseroan) sebagai suatu perseroan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

Final - disetujui pada Juli 2010

Final - disetujui pada Juli 2010 Final - disetujui pada Juli 2010 Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm KONTEN: Istilah dan Definisi... 3 PENDAHULUAN... 7 Cakupan

Lebih terperinci

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Klausul 4.0 Sistem Manajemen Mutu 4.1 Persyaratan umum Apakah organisasi telah : (a) Menetapkan proses-proses yang dibutuhkan oleh SMM serta aplikasinya

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM BAGI PENYEDIA JASA Elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

Total Quality Purchasing

Total Quality Purchasing Total Quality Purchasing Diadaptasi dari Total quality management, a How-to Program For The High- Performance Business, Alexander Hamilton Institute Dalam Manajemen Mutu Total, pembelian memainkan peran

Lebih terperinci

NOMOR: 1 7/PER/BP-BRR/IV /2006 TENTANG

NOMOR: 1 7/PER/BP-BRR/IV /2006 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN PELAKSANA BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR: 1 7/PER/BP-BRR/IV

Lebih terperinci

Komite Akreditasi Nasional

Komite Akreditasi Nasional PEDOMAN 501-2003 Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Personel Adopsi dari ISO/IEC 17024 : 2003 Komite Akreditasi Nasional 1 dari 14 Penilaian Kesesuaian - Persyaratan Umum Lembaga

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

Catatan Pengarahan FLEGT

Catatan Pengarahan FLEGT FLEGT PENEGAKAN HUKUM, TATA KELOLA DAN PERDAGANGAN SEKTOR KEHUTANAN Jaminan legalitas berbasis peserta pasar dan pemberian izin FLEGT Latar belakang Rencana Tindakan mengenai Penegakan Hukum, Tata Kelola

Lebih terperinci

Inisiatif Accountability Framework

Inisiatif Accountability Framework Inisiatif Accountability Framework Menyampaikan komitmen rantai pasokan yang etis Pengantar untuk periode konsultasi publik 10 Oktober 11 Desember, 2017 Selamat Datang! Terimakasih untuk perhatian anda

Lebih terperinci

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013 PANDUAN LEMBAGA INSPEKSI DALAM RANGKA MELAKUKAN KAJIAN KESESUAIAN (GAP ANALYSIS) DOKUMENTASI SISTEM MUTU OPERASIONAL INSPEKSI TERHADAP STANDAR ISO/IEC 17020:2012 1. PENDAHULUAN 1) Panduan Kajian Kesesuaian

Lebih terperinci

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN 5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. 7. 8. 1.1 UMUM Persyaratan SMM ini untuk organisasi adalah: Yang membutuhkan kemampuan untuk menyediakan produk secara konsisten yang sesuai dengan persyaratan pelanggan

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

Pertanyaan Umum (FAQ):

Pertanyaan Umum (FAQ): Pertanyaan Umum (FAQ): Persyaratan dan Panduan Sistem Manajemen RSPO untuk Kelompok Produksi TBS (Versi AKHIR, Maret 2016) Untuk diperhatikan: dokumen FAQ ini akan diperbaharui secara berkala setelah menerima

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 5. PENJELASAN ATAS PRESEDEN PERJANJIAN KERJA SAMA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT YANG DIDUKUNG CSR (versi lengkap)

LAMPIRAN 5. PENJELASAN ATAS PRESEDEN PERJANJIAN KERJA SAMA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT YANG DIDUKUNG CSR (versi lengkap) LAMPIRAN 5 PENJELASAN ATAS PRESEDEN PERJANJIAN KERJA SAMA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT YANG DIDUKUNG CSR (versi lengkap) 125 Pendahuluan Ulasan berikut ini menjelaskan secara ringkas cara menggunakan

Lebih terperinci

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TABEL 1 DAFTAR EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL Indepedensi Auditor Internal Apakah auditor internal yang ada pada perusahaan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi operasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT

Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT Panduan untuk Organisasi Pelatihan Pendahuluan Skema Lisensi Penilai (ALS) HCVRN (High Conservation Value Resource Network)disusun untuk meningkatkan kompetensi penilai

Lebih terperinci

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Pedoman KAN 801-2004 Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional Kata Pengantar Pedoman ini diperuntukkan bagi lembaga yang ingin mendapat akreditasi sebagai Lembaga Sertifikasi

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT A. PT Duta Intidaya, Tbk (Perseroan) sebagai suatu perseroan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mematuhi hukum dan peraturan

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN 4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM) 4.1 Persyaratan Umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu SMM

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Audit Internal Audit ini meliputi semua departemen. Coordinator audit/ketua tim audit ditentukan oleh Manajemen Representative dan kemudian ketua tim audit menunjuk tim

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL PROGRAM PASCASARJANA UNHAS

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL PROGRAM PASCASARJANA UNHAS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL PROGRAM PASCASARJANA UNHAS Revisi - PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN Dokumen Akademik MPA.PPs-Unhas.MMAK.08

Lebih terperinci

Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012

Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012 Latar belakang dan konteks Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012 AIPP bekerja untuk mempromosikan hak-hak masyarakat adat. Hak-hak masyarakat adat adalah bagian dari kerangka kerja hak-hak asasi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24/POJK.04/2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FUNGSI-FUNGSI MANAJER INVESTASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24/POJK.04/2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FUNGSI-FUNGSI MANAJER INVESTASI OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24/POJK.04/2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FUNGSI-FUNGSI MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1 Umum... vi 0.2 Pendekatan proses...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2. PENJELASAN ATAS PRESEDEN NOTA KESEPAHAMAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT YANG DIDUKUNG CSR (Versi Lengkap)

LAMPIRAN 2. PENJELASAN ATAS PRESEDEN NOTA KESEPAHAMAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT YANG DIDUKUNG CSR (Versi Lengkap) LAMPIRAN 2 PENJELASAN ATAS PRESEDEN NOTA KESEPAHAMAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT YANG DIDUKUNG CSR (Versi Lengkap) 68 Pendahuluan Ulasan berikut ini menjelaskan secara ringkas cara menggunakan

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan

Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan Standar Nasional Indonesia Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan ICS 13.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata.... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

SOP-6 PENELAAHAN MUTU. Halaman 1 dari 12

SOP-6 PENELAAHAN MUTU. Halaman 1 dari 12 SOP-6 PENELAAHAN MUTU Halaman 1 dari 12 Histori Tanggal Versi Pengkinian Oleh Catatan 00 Halaman 2 dari 12 KETENTUAN 1.1 Penelaahan Mutu dilakukan untuk memastikan pelaksanaan kerja oleh Penilai telah

Lebih terperinci

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996)

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996) Sumber: ISO 14001 Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996) DAFTAR ISI Pengantar Prinsip-Prinsip Standar ISO 14001 Cara Menggunakan Cheklist Interpretasi Penilaian Standar ISO

Lebih terperinci

PT INDO KORDSA TBK PIAGAM KOMITE AUDIT

PT INDO KORDSA TBK PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDO KORDSA TBK PIAGAM KOMITE AUDIT Halaman 1 dari 7 1. TUJUAN Tujuan dari fungsi Komite Audit adalah untuk membantu Dewan Komisaris dalam memenuhi kewajibannya mengawasi proses pelaporan keuangan,

Lebih terperinci

PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PRINSIP 2: PERENCANAAN

PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PRINSIP 2: PERENCANAAN PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN 4.2. Kebijakan Lingkungan Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan lingkungan organisasi dan memastikan bahwa kebijakan tersebut: a) sesuai dengan skala dan karakteristik

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA

MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA PANDUAN PELAKSANAAN: MEMBUKA DATA DARI BAWAH Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan

Lebih terperinci

Membuka Data. Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses. 25 Agustus 2015 JAKARTA

Membuka Data. Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses. 25 Agustus 2015 JAKARTA Membuka Data dari Bawah Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses Panduan Pelaksanaan 25 Agustus 2015 JAKARTA Panduan Pelaksanaan: Membuka Data dari Bawah Tujuh Langkah untuk Membuka Data

Lebih terperinci

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu

Lebih terperinci

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu Quality Mangement System ISO 9000 series.. Published by International Organization for Stantardization (ISO) a world wide federation of national

Lebih terperinci

Revisi : 02 Tanggal : Diajukan oleh : Dikendalikan : Disetujui oleh :

Revisi : 02 Tanggal : Diajukan oleh : Dikendalikan : Disetujui oleh : MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL MP.PPM-UNESA-05 Kode Dokumen : 05/01.UNV/MP-AMAI/2014 Revisi : 02 Tanggal : Diajukan oleh : Dikendalikan : Disetujui oleh : PUSAT PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Mengawasi Operasional laboratorium dalam Area Kerja/Fungsional.

JUDUL UNIT : Mengawasi Operasional laboratorium dalam Area Kerja/Fungsional. KODE UNIT : LAB.KK.02.011.01 JUDUL UNIT : Mengawasi Operasional laboratorium dalam Area Kerja/Fungsional. DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini meliputi peranan teknisi senior/penyelia dalam perencanaan,

Lebih terperinci

Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT

Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT ID Dokumen BAHASA INDONESIA Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT Panduan untuk Organisasi Pelatihan Pendahuluan Skema Lisensi Penilai (ALS) HCVRN (High Conservation Value Resource Network)disusun untuk

Lebih terperinci

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu DPLS 19 rev.0 Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu Issue Number : 000 Desember 2013 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL POLITEKNIK LP3I JAKARTA TAHUN 2016 ii iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv Bab I Penjelasan Umum... 2 A. Definisi dan

Lebih terperinci

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan No. Dokumen ID : AGRO-SFM-002-PR Tanggal Terbit Sebelumnya : N/A Halaman : 1 dari 11 1.0 LATAR BELAKANG Grup APRIL ("APRIL") telah mengumumkan Kebijakan APRIL Grup dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

Lebih terperinci

Chapter 6. Development and quality plans

Chapter 6. Development and quality plans Chapter 6 Development and quality plans 6.1 Sasaran Rencana Pengembangan dan Kualitas Perencanaan, sebagai suatu proses, memiliki beberapa tujuan, yang dimaksudkan untuk mempersiapkan landasan yang kuat

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG

Lebih terperinci

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA KLAUSUL-KLAUSUL ISO

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BUKU PENILAIAN

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BUKU PENILAIAN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PAM.MM01.001.01 BUKU PENILAIAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

Lihat https://acrobat.adobe.com/sea/en/how-to/pdf-to-word-doc-converter.html untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3

Lihat https://acrobat.adobe.com/sea/en/how-to/pdf-to-word-doc-converter.html untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3 Untuk mengedit teks ini: Buka file ini pada Adobe Acrobat Klik 'Export PDF tool' pada bagian kanan Pilih Microsoft Word' untuk formatnya kemudian pilih Word Document Klik Export. Simpan file dengan memberikan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL (AMAI) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Baru FAKULTAS

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR, PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH INSPEKTORAT Jalan Sultan Hasanudin No. 4 Leneng Praya Telp. 653510 Fax. 653216 KEPUTUSAN INSPEKTUR NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI APARATUR PENGAWASAN

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DAA 4.1 ahap Persiapan Pada tahap persiapan ini, perusahaan telah membentuk tim ISO dan mengadakan pelatihan-pelatihan yang bersifat umum untuk memahami konsep dasar sistem

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERHUBUNGAN PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL (P.K.P.S.) BAGIAN 143 SERTIFIKASI DAN PERSYARATAN PENGOPERASIAN BAGI PENYELENGGARA PELATIHAN PELAYANAN LALU LINTAS PENERBANGAN

Lebih terperinci

Diklat Penjenjangann. Auditor Utama. Auditor Madya. Auditor Muda. Diklat Pembentukann. Auditor Ahli. Auditor

Diklat Penjenjangann. Auditor Utama. Auditor Madya. Auditor Muda. Diklat Pembentukann. Auditor Ahli. Auditor Diklat Penjenjangann Auditor Utama Auditor Madya Auditor Muda Diklat Pembentukann Auditor Ahli Auditor Terampil KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

PROTOKOL SERTIFIKASI. Versi 4.1 Januari 2016

PROTOKOL SERTIFIKASI. Versi 4.1 Januari 2016 PROTOKOL SERTIFIKASI Versi 4.1 Januari 2016 1 Salinan dan terjemahan dokumen ini tersedia dalam format elektronik di Situs web UTZ: www.utz.org Silakan kirimkan komentar atau saran Anda ke: coffeecertification@utz.org

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

Pemberitahuan Privasi Adient

Pemberitahuan Privasi Adient Pemberitahuan Privasi Adient Adient plc (terdaftar di Ireland, 25-28 North Wall Quay, IFSC, Dublin, 1), dan perusahaan afiliasinya (secara kolektif disebut Adient, kami, atau kita) menghormati privasi

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI ISO 9001-2008 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 9001-2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1

Lebih terperinci

2013, No BAB I PENDAHULUAN

2013, No BAB I PENDAHULUAN 2013, No.233 6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN ARSIP ELEKTRONIK BAB I PENDAHULUAN A. Umum Kemajuan

Lebih terperinci

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI Yth. 1. Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi; dan 2. Pengguna Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit. Mulyadi, (2002:9) menyatakan bahwa auditing adalah:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit. Mulyadi, (2002:9) menyatakan bahwa auditing adalah: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit Perkembangan jasa audit sejalan dengan berkembangnya kebutuhan, baik bagi pihak manajemen maupun pihak luar manajemen yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA PELAKSANA PENJAMINAN SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA PELAKSANA PENJAMINAN SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA PELAKSANA PENJAMINAN SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA PELAKSANA PENJAMINAN SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA PELAKSANA PENJAMINAN SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA PELAKSANA PENJAMINAN SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII. KEBERLAKUAN

Lebih terperinci

STANDAR PERIKATAN AUDIT

STANDAR PERIKATAN AUDIT EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT STANDAR PERIKATAN AUDIT ( SPA ) 300 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan Kerja dengan Dewan Komisaris,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA Menimbang : a. bahwa terjadinya kecelakaan di tempat kerja sebagian

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK -1- LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA

Lebih terperinci

Pertama : Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi ini merupakan acuan bagi Lembaga Sertifikasi Profesi untuk pembentukan tempat uji kompetensi.

Pertama : Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi ini merupakan acuan bagi Lembaga Sertifikasi Profesi untuk pembentukan tempat uji kompetensi. PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 5 / BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI,

Lebih terperinci

Persyaratan-Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Menurut Standar Perikanan Tangkap

Persyaratan-Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Menurut Standar Perikanan Tangkap Persyaratan-Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Standar Perikanan Tangkap Fair Trade USA A. Pengantar Standar Perikanan Tangkap (CFS) Fair Trade USA mencakup berbagai kelompok nelayan dan fasilitasfasilitas

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII. KEBERLAKUAN

Lebih terperinci

Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko

Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko Solichul HA. BAKRI, et al Ergonomi untuk Keselamatan, Keselamatan Kerja dan Produktivitas ISBN: 979-98339-0-6 Mengelola Kelelahan

Lebih terperinci

BATANG TUBUH PENJELASAN

BATANG TUBUH PENJELASAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2016 TENTANG TATA CARA DALAM MENGGUNAKAN JASA AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK BAGI LEMBAGA YANG DIAWASI OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Modul Kopi. Versi 1.1

PEDOMAN PERILAKU Modul Kopi. Versi 1.1 PEDOAN PERILAKU odul Kopi Versi 1.1 Salinan dan terjemahan dokumen ini tersedia dalam format elektronik di Situs web UTZ: www.utz.org Silakan kirim komentar dan saran Anda ke: coffeecertification@utz.org

Lebih terperinci

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DEWAN KOMISARIS 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra )

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1 Visi Visi adalah pandangan ideal keadaan masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan, dan secara potensial

Lebih terperinci

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi ID Dokumen BAHASA INDONESIA Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi Kelompok Pakar Sejawat, Skema Lisensi Penilai (ALS) HCV Resource Network (HCVRN) Prosedur

Lebih terperinci