BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sekolah SMAK St. Petrus Comoro didirikan pada tahun 1986 pada jaman pemerintahan Indonesia, dengan alasan untuk menampung siswa yang mempunyai NEM rendah dan tidak diterima di sekolah negeri, khusus untuk umat paroki Comoro setelah itu baru umat paroki lain, dengan harapan mereka tetap bisa melanjutkan pendidikannya. Sekolah ini adalah renovasi dari kapela (gereja Katolik yang kecil) setelah dibangun gereja dilahan baru di sebelah sekolah. SMAK St. Petrus berada dibawah yayasan Paulus dan dikelola secara penuh oleh Pastor-Pastor Salesian. Sekolah ini berada satu gedung dengan SMPK St. Petrus Comoro, yang mana pelaksanaan KBM untuk SMA dilakukan dari pukul dan SMP dari pukul Gedung sekolah terdiri atas 18 ruangan kelas, 1 lab kimia, 1 lab biologi, 1 lab fisika, 1 lab komputer, ruang perpustakaan, ruang administrasi, ruang kegiatan ekstra kurikuler, ruang bendahara, ruang guru untuk SMP dan SMA, juga kantin. Selama ini telah terjadi empat kali pergantian kepala sekolah dan dari tahun 2008 sampai sekarang dipimpin oleh Pastor Domingos C. Gonzaga, SDB. 32

2 1. Data Siswa Tabel 4.1 Jumlah Siswa SMAK St. Petrus Comoro Dili Tahun Pelajaran 2008/ /2011 Tahun Ajaran Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Jumlah Total 2008/ / / Sumber : data sekolah Untuk penerimaan siswa baru pada setiap tahun ajaran, SMAK St. Petrus Comoro menetapkan untuk menerima 300 siswa. Akan tetapi pada tahun ajaran 2009/2010 ada 4 siswa yang tidak mendaftar ulang dan pada tahun ajaran 2010/2011 ada 9 siswa yang tidak mendaftar ulang. Walaupun setiap tahun target yang ditetapkan selalu terpenuhi akan tetapi jumlah pendaftaran setiap tahun mengalami penurunan. Sedangkan penurunan siswa yang terjadi pada kelas dua dan tiga diakibatkan karena sekolah mempunyai kebijakan siswa yang mempunyai nilai ratarata tidak memenuhi target tanpa nilai merah boleh naik kelas namun pindah kesekolah lain. Sedangkan yang mempunyai nilai rata-rata tidak memenuhi target dan mempunyai nilai merah maka akan ulang kelas. Ada juga siswa yang dikeluarkan karena membuat masalah disekolah atau tidak mematuhi peraturan sekolah. Selain itu ada siswa yang meminta pindah karena faktor ekonomi maupun tidak betah dengan disiplin yang diterapkan sekolah. 33

3 2. Tenaga guru Gambaran tenaga guru dapat dilihat pada tabel 4.2 yang menggambarkan jumlah guru yang mengajar dan tabel 4.3 yang menggambarkan kualifikasi pendidikan guru yang mengajar. Tabel 4.2 Jumlah guru yang mengajar di SMAK St. Petrus Comoro Dili Status Guru Jumlah Laki-laki Perempuan Guru yayasan Guru part time Guru PNS Jumlah Sumber: data sekolah Jumlah guru yang mengajar di SMAK St. Petrus sebanyak 34 orang terdiri dari 28 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Yang termaksud guru yayasan atau guru yang dibayar oleh yayasan ada 11 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Guru part time atau guru yang dibayar berdasarkan banyaknya jam mengajar ada 4 orang yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Sedangkan guru PNS yang diperbantukan pemerintah kesekolah ini ada 19 orang yang terdiri dari 17 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. 34

4 Tabel 4.3 Kualifikasi pendidikan guru yang mengajar Di SMAK St. Petrus Comoro Dili Tingkat Pendidikan Jumlah D3 8 Studi lanjut (S1) 7 S1 14 Studi Lanjut (S2) 4 S2 1 Total 34 Sumber: Data Sekolah Kualifikasi pendidikan guru yang mengajar di SMAK St. Petrus dimulai dari jenjang D3 sebanyak 8 orang, yang merupakan guru-guru tua yang sudah mengajar kurang lebih 20 tahun dari masa pemerintahan Portugis, Indonesia hingga sekarang. Oleh karena itu walaupun cuma memiliki jenjang pendidikan D3 namun dari segi pengalaman tidak diragukan. Guru yang sedang melanjutkan sekolah kejenjang S1 sebanyak 4 orang dan sedang dalam proses penulisan skripsi. Jenjang pendidikan S1 ada 14 orang, yang sedang melanjutkan jenjang pendidikan S2 ada 4 orang dan ada 1 orang guru yang mempunyai jenjang pendidikan S Analisis Analisis dilakukan peneliti bersama Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan dua orang perwakilan guru yang ada di SMAK St. Petrus Comoro Dili dalam Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 21 dan 25 November 2011 di ruangan kepala sekolah, yang berlangsung sekitar 2 sampai 3 jam masing-masing 35

5 pertemuan. Dalam FGD ini terjadi brainstorming saat mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal dan faktor-faktor strategi eksternal, karena masing-masing peserta FGD mempunyai sudut pandang yang berbeda. Data-data tersebut dibagi kedalam tiga matrik yaitu, matrik Internal Factors Analysis Summary dan matrik External Factors Analysis Summary, serta matrik SWOT untuk komponen input, proses dan output. Matrik yang sudah dibuat saat FGD mengalami sedikit perubahan pada beberapa item seperti penggunaan metode mengajar, pemanfaatan fasilitas laboratorium IPA dan kegiatan ekstrakurikuler saat peneliti melakukan pemeriksaan sejawat dengan kepala sekolah. Setelah data yang ada disepakati oleh kepala sekolah, peneliti kemudian membuat analisis rencana strategis bagi peningkatan mutu sekolah di SMAK St. Petrus Comoro Dili Analisis SWOT Analisis SWOT dilakukan dengan mengindentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi peningkatan mutu sekolah di SMAK St. Petrus Comoro Dili dalam tiga aspek yaitu input, proses dan output yang dapat diuraikan sebagai berikut: a. Aspek Input Komponen input berdasarkan pendekatan sistem terbuka Lewis dan Smith (dalam Tjiptono & Diana, 2003) meliputi kemampuan dasar siswa, sumber daya finansial, fasilitas, dan program. Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan aspek input sampai diperoleh Matrik Internal Factors 36

6 Analysis Summary (IFAS) dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Matriks IFAS Aspek Input No. ELEMEN SWOT Bobot Skor Total Bobot x Skor KEKUATAN Kemampuan dasar siswa yang masuk baik 0,3 4 1,2 Minat dan motivasi belajar siswa tinggi 0,24 4 0,96 Sekolah memiliki fasilitas yang memadai 0,16 4 0,64 Sekolah mempunyai programprogram kerja yang jelas 0,12 4 0,48 Kemampuan finansial untuk biaya operasional sekolah terpenuhi 0,1 4 0,4 dengan baik. Sekolah mempunyai standar disiplin yang berlaku bagi kepsek, 0,08 3 0,24 guru, staf dan siswa Total Skor 1 3,92 KELEMAHAN Kemampuan bahasa Portugues dan penguasaan teknologi 0,25 2 0,75 informasi siswa kurang maksimal Pemanfaatan laboratorium IPA untuk praktikum kurang maksimal Sekolah belum mempunyai kurikulum yang tetap masih mengikuti dari dinas pendidikan 0,2 2 0,4 0,18 2 0,36 Kemampuan staf (TU, keuangan, laboran) kurang memadai 0,15 2 0,30 Supervisi kepala sekolah belum maksimal 0,12 2 0,24 Buku-buku berbahasa Portugues di perpustakaan masih kurang. 0,1 2 0,2 Total Skor 1 2,05 Total Skor Akhir 1,87 (Kekuatan Kelemahan) Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2011 Untuk aspek input, kekuatan yang paling berpengaruh dilihat dari kemampuan dasar siswa yang masuk baik dengan bobot 0,3 dan skor 4 karena 37

7 sebagai input yang utama siswa yang masuk betul-betul dilihat kualitasnya melalui seleksi yang ketat. Hal ini semakin baik dengan adanya minat dan motivasi belajar mereka yang tinggi dengan bobot 0,24 dan skor 4 sehingga akan lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. Usaha siswa ditunjang oleh fasilitas sekolah yang memadai diberi bobot 0,16 dan skor 4 serta kemampuan finansial untuk biaya operasional sekolah terpenuhi dengan baik dengan bobot 0,1 dan skor 4 yang diperoleh dari SPP siswa dan sumbangan dari donatur luar negeri. Kekuatan sekolah juga ada pada programprogram kerja yang jelas dengan bobot 0,12 dan skor 4, serta standar disiplin yang berlaku bagi kepala sekolah, guru, staf dan siswa yang diberi bobot 0,08 dan skor 3. Dengan kekuatan ini sekolah mempunyai kesempatan untuk menyiapkan diri dalam usaha untuk meningkatkan mutu sekolah khususnya mutu input. Sehingga total bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan adalah 3,92. Walaupun memiliki beberapa kekuatan yang bisa diandalkan, sekolah juga mempunyai kelemahankelemahan yang perlu diatasi seperti kemampuan bahasa Portugues dan penguasaan teknologi informasi siswa kurang maksimal dengan bobot 0,25 dan skor 3. Namun hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan mencari lewat media teknologi informasi. Selain itu pemanfaatan laboratorium IPA untuk praktikum yang kurang maksimal dengan bobot 0,2 dan skor 2, untuk itu guru diharapkan lebih kreatif dalam menyajikan materi pelajaran, bisa mengimbangi antara teori dan praktek. 38

8 Sekolah juga belum mempunyai kurikulum yang tetap masih mengikuti dari dinas pendidikan yang diberi bobot 0,18 dan skor 2, oleh karena itu sekolah perlu membuat suatu kurikulum khusus yang memuat pokok-pokok materi ajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran disekolah. Sekolah memiliki SDM yang kuat seperti guru dan siswa, tetapi sekolah juga memiliki kelemahan pada staf TU, keuangan, dan laboran yang kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya sehingga manajemen dalam sekolah menjadi terganggu sehingga diberi bobot 0,15 dan skor 2. Hal ini bisa juga diakibatkan karena supervisi kepala sekolah yang belum maksimal dengan bobot 0,12 dan skor 2. Selain itu buku-buku berbahasa Portugues di perpustakaan masih kurang. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan untuk mencari literatur jika mendapat tugas dari guru diberi bobot 0,1 dan skor 2. Total bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan adalah 2,05, Total skor akhir kekuatan dikurangi kelemahan untuk aspek input adalah 1,87, berarti faktor kekuatan lebih dominan daripada kelemahan. Ini berarti sekolah bisa menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang muncul. Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek input dapat dilihat pada tabel 4.5. selanjutnya diberi bobot dan skor, serta dilakukan perhitungan skor akhirnya, dan diperoleh Matriks Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) sebagai berikut: 39

9 Tabel 4.5 Matriks EFAS Aspek Input No. ELEMEN SWOT Bobot Skor Total Bobot x Skor PELUANG Banyak siswa dari SMP-SMP unggul yang berminat masuk ke 0,3 4 1,2 SMUK St. Petrus. Banyak orang tua ingin memasukkan anaknya di SMAK 0,23 4 0,92 St. Petrus Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang 0,2 4 0,8 semakin mudah diakses Perguruan tinggi memberi kesempatan kepada guru yang 0,17 4 0,68 ingin melanjutkan studi Banyak pihak luar yang tertarik untuk bekerja sama dengan 0,1 3 0,3 sekolah Total Skor 1 3,9 ANCAMAN Situasi ekonomi yang semakin sulit 0,3 3 0,9 Mental siswa banyak dipengaruhi oleh situasi dalam negeri yang 0,25 2 0,5 kurang kondusif Pemanfaatan teknologi untuk halhal yang negatif Mulai banyak beredarnya narkoba dan pornografi Kemacetan lalu lintas pada jam masuk sekolah menyebabkan siswa terlambat mengikuti pelajaran 0,2 2 0,4 0,15 2 0,3 0,1 2 0,2 Total Skor 1 2,3 Total Skor Akhir 1,6 (Peluang Ancaman) Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2011 Ada beberapa hal yang menjadi peluang bagi SMAK St. Petrus seperti siswa dari SMP-SMP unggul yang berminat masuk ke SMAK St. Petrus yang diberi bobot 0,3 dan skor 4. Selain itu banyak orang tua yang 40

10 juga ingin memasukkan anaknya di SMAK St. Petrus dengan bobot 0,23 dan skor 4 sehingga peluang ini perlu dijaga supaya sekolah tidak mengalami kekurangan siswa. Peluang berikut yaitu perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin mudah diakses yang diberi bobot 0,2 dan skor 4. Jika siswa maupun guru dapat menangkap peluang ini dengan baik, maka mereka akan berkembang secara maksimal, apalagi ada perguruan tinggi yang memberi kesempatan kepada guru untuk melanjutkan studi dengan bobot 0,17 dan skor 4 hal ini penting untuk menambah wawasan dan kemampuan guru. Sekolah juga perlu melihat peluang dari banyaknya pihak luar yang tertarik untuk bekerja sama dengan sekolah. jika kerjasama itu bisa menguntungkan sekolah maka penting bagi sekolah untuk menjalin kerjasama ini sehingga diberi bobot 0,1 dan skor 3. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor peluang adalah 3,9. Semua hal yang sudah disebutkan merupakan peluang yang baik bagi sekolah, akan tetapi sekolah juga menemui beberapa ancaman pada aspek input seperti situasi ekonomi yang semakin sulit sehingga idealisme orang tua untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak terbentur dengan keterbatasan ekonomi yang dimiliki yang diberi bobot 0,3 dan skor 3. Situasi dalam negeri yang kurang kondusif juga bisa mempengaruhi mental siswa sehingga diberi bobot 0,25 dan skor 2 apalagi peredaran narkoba dan pornografipun mulai berkembang dengan bobot 0,15 dan skor 2. 41

11 Ancaman lain yang muncul adalah pemanfaatan teknologi untuk hal-hal yang negatif seperti mengakses situs dewasa dan game online yang diberi bobot 0,2 dan skor 2. Selain itu faktor kemacetan lalu lintas pada jam masuk sekolah menyebabkan banyak siswa yang datang terlambat sehingga mereka akan ketinggalan pelajaran pada jam pertama dengan bobot 0,1 dan skor 2. Sehingga total bobot dikalikan skor untuk faktor ancaman adalah 2,3. Hasil skor akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman untuk aspek input adalah 1,6, berarti faktor peluang lebih dominan dari faktor ancaman. Sehingga sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk meminimalkan ancaman yang datang. b. Aspek Proses Komponen proses meliputi kemampuan guru, desain pembelajaran, metode pembelajaran, fasilitas belajar, kurikulum, media, dan evaluasi. Hasil analisis faktor kekuatan dan faktor kelemahan untuk aspek proses sampai diperoleh Matrik Internal Factors Analysis Summary (IFAS) dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut: 42

12 Tabel 4.6 Matriks IFAS Aspek Proses No. ELEMEN SWOT Bobot Skor Total Bobot x Skor KEKUATAN Kualifikasi pendidikan guru baik dan ijasah sesuai pelajaran yang diampu 0,3 4 1,2 Guru memiliki komitmen yang tinggi untuk berubah, antusias dan 0, mempunyai disiplin diri yang baik. Mempunyai laboratorium IPA dan komputer sebagai penunjang KBM 0,18 4 0,72 memadai Mempunyai bahan ajar berbahasa Portugues yang khusus untuk tiap 0,12 3 0,36 mapel Standar penilaian untuk kenaikan kelas (6,5) lebih tinggi dibandingkan dengan 0,1 3 0,3 pemerintah (6,0) Mempunyai konsep pendidikan yang beriman, berkarakter, akademis dan 0,05 3 0,15 fisik Total Skor 1 3,73 KELEMAHAN Kemampuan guru dalam mengajar menggunakan bahasa portugues belum 0,25 3 0,75 maksimal Variasi penggunaan metode mengajar dan media pembelajaran belum maksimal Ketepatan dan kedalaman tugas yang diberikan kepada anak untuk memahami materi lebih lanjut masih kurang 0,2 3 0,6 0,18 2 0,32 Variasi soal yang membuat anak berpikir kritis dan kreatif masih kurang 0,15 2 0,3 Penyusunan RPP tiap guru belum maksimal 0,12 2 0,24 Sistem analisa data masih secara manual 0,1 2 0,2 Total Skor 1 2,41 Total Skor Akhir (Kekuatan Kelemahan) 1.32 Sumber : Hasil Focus Group Discussion, 2011 Faktor kekuatan yang paling berpengaruh pada aspek proses yaitu kualifikasi pendidikan guru yang baik dengan ijasah sesuai pelajaran yang diampu dengan bobot 0,3 dan skor 4. Hal ini ditunjang dengan komitmen 43

13 guru yang tinggi untuk berubah, antusias dan mempunyai disiplin diri yang baik dengan bobot 0,25 dan skor 4. Guru mempunyai minat dan motivasi untuk mengembangkan diri dengan mengikuti kursus komputer dan internet, kursus bahasa Portugues, serta melanjutkan studi kejenjang pendidikan yang lebih tinggi akan semakin meningkatkan kualitas dan kemampuan guru tersebut. Kualitas guru ini ditunjang dengan sekolah juga memiliki laboratorium IPA dan komputer sebagai penunjang KBM, bahkan fasilitas lab IPA ini sering disewa oleh perguruan tinggi yang lain untuk praktek dan penelitian mahasiswanya yang diberi bobot 0,18 dan skor 4. Kekuatan yang lain yaitu sekolah mempunyai bahan ajar berbahasa Portugues yang khusus untuk tiap mata pelajaran, dan bahan ajar ini sering menjadi contoh untuk sekolah lain sehingga diberi bobot 0,12 dan skor 3. Sekolah juga mempunyai standar penilaian untuk kenaikan kelas (6,5) yang mana standar ini lebih tinggi dibandingkan dengan standar yang ditetapkan pemerintah (6,0) hal ini sengaja dilakukan oleh sekolah untuk membuat siswa semakin terpacu untuk berprestasi, dan pada saat Ujian Akhir Nasioan (UAN) yang mana soal dan standar kelulusan dibuat oleh pemerintah, siswa tidak mengalami kesulitan, item ini diberi bobot 0,1 dan skor 3. Kekuatan terakhir yaitu guru diharapkan bisa membina siswa dengan konsep pendidikan yang holistik meliputi iman, karakter, akademis dan fisik karena sekolah mempunyai prinsip tidak saja mendidik siswa 44

14 sebagai seorang yang intelek tetapi juga sebagai orang yang bermoral dengan bobot 0,05 dan skor 3. Sehingga total bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan adalah 3,73. Adapun kelemahan yang dimiliki sekolah dalam aspek proses seperti kemampuan guru dalam mengajar menggunakan bahasa Portugues belum maksimal yang diberi bobot 0,25 dan skor 3, faktor ini bisa mempengaruhi guru dalam mengelola PBM yaitu variasi penggunaan metode dan media pembelajaranpun menjadi belum maksimal sehingga diberi bobot 0,2 dan skor 3. Selain itu ketepatan dan kedalaman tugas yang diberikan kepada anak untuk memahami materi lebih lanjut masih kurang yang diberi bobot 0,18 dan skor 2. Hal ini perlu diperbaiki karena tugas penting bagi siswa sebab dengan mengerjakan tugas-tugas yang ada mereka bisa lebih memperdalam materi yang didapat disekolah dan sebagai bahan untuk latihan dirumah. Selain itu variasi soal yang membuat anak berpikir kritis dan kreatif masih kurang dengan bobot 0,15 dan skor 2. Walaupun setiap ujian cawu soal yang diberikan harus dalam bentuk essay, namun ada beberapa guru yang memberikan soal-soal yang belum semuanya mengasah kemampuan berpikir kritis siswa. Kurang maksimalnya guru dalam membuat RPP juga bisa menjadi faktor kelemahan karena dengan RPP yang baik guru bisa menerapkan langkah-langkah yang ada dalam PBM sehingga berjalan lebih teratur dan tepat pada sasaran sehingga diberi bobot 0,12 dan skor 2. Kelemahan terakhir yaitu sistem analisa data masih secara manual diberi bobot 0,1 dan skor 2. Semua 45

15 aktifitas disekolah masih dijalankan secara manual sehingga perlu dirubah dalam sistem komputerisasi sehingga mempermudah dalam kegiatan. Total bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan yaitu 2,41. Hasil akhir total bobot dikalikan skor faktor kekuatan dikurangi faktor kelemahan adalah 1,32. Dari kedua faktor yang mempengaruhi aspek proses SMAK St. Petrus tersebut ternyata faktor kekuatan menjadi faktor yang lebih dominan daripada faktor kelemahan. Kelemahan-kelemahan yang ada bisa diatasi dengan mengoptimalkan kekuatan yang lebih dominan Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek Proses dapat dilihat dalam Matriks Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) pada tabel 4.7 sebagai berikut: 46

16 Tabel 4.7 Matriks EFAS Aspek Proses No. ELEMEN SWOT Bobot Skor Total Bobot x skor PELUANG 1. Semakin banyak media pembelajaran yang bisa diakses 0,3 4 1,2 2. Banyak pelatihan yang bagus dan inovatif untuk 0,26 4 1,04 pengembangan diri guru 3. Pemerintah menfasilitasi kursus bahasa Portugues untuk semua 0,2 4 0,8 guru. 4. Beberapa universitas berminat bekerja sama dalam bidang 0,14 4 0,56 sains 5. Ada kebutuhan orang tua akan pendidikan kristiani yang baik. 0,1 3 0,3 Total Skor 1 3,9 ANCAMAN 1. Semakin tingginya persaingan positif antar sekolah 0,3 2 0,6 2. Kesempatan sekolah lain (negeri) mendapatkan dana dari 0,27 2 0,54 pemerintah lebih terbuka 3. Pemerintah memindahkan guruguru dengan status PNS dan 0,2 2 0,4 kontrak kesekolah lain 4. Kurikulum yang dibuat pemerintah sering mengalami 0,13 1 0,13 perubahan 5. Orang tua kurang kooperatif dengan guru 0,1 1 0,1 Total Skor 1 1,77 Total Skor Akhir (Peluang Ancaman) 2,13 Sumber : Hasil Focus Group Discussion, 2011 Untuk aspek peluang, semakin banyak media pembelajaran yang bisa diakses merupakan salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan oleh guru untuk meningkatkan pengetahuannya dengan bobot 0,3 dan skor 4. Selain itu guru juga bisa mengikuti pelatihan yang bagus dan inovatif untuk pengembangan dirinya 47

17 seperti latihan kepemimpinan, pengelolaan laboratorium, juga latihan-latihan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti internet dan penggunaan media dalam pembelajaran diberi bobot 0,26 dan skor 4. Hal ini didukung oleh pemerintah yang menfasilitasi kursus bahasa Portugues untuk semua guru dengan bobot 0,2 dan skor 4. Selain itu beberapa universitas berminat bekerja sama dalam bidang sains karena sekolah mempunyai fasilitas laboratorium IPA yang baik dengan bobot 0,14 dan skor 4. Hal ini bisa mendorong dibentuknya Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) sehingga siswa lebih di asah kemampuannya. Sebagai sekolah Katolik sekolah juga bisa menangkap peluang adanya kebutuhan orang tua terhadap pendidikan Kristiani yang baik. Karena orang tua mengharapkan anaknya kelak tidak saja mempunyai ilmu pengetahuan yang baik tapi juga menjadi anak yang bermoral yang diberi bobot 0,1 dan skor 3. Total bobot dikalikan skor untuk faktor peluang adalah 3,9. Untuk faktor ancaman yang paling berpengaruh datang dari semakin tingginya persaingan positif antar sekolah yang diberi bobot 0,3 dan skor 2 ini mendorong SMAK St. Petrus untuk lebih giat lagi untuk meningkatkan kualitasnya. Apalagi kesempatan sekolah lain dalam hal ini sekolah negeri untuk mendapatkan dana dari pemerintah lebih terbuka dengan bobot 0,27 dan skor 2. Selain itu ancaman juga datang dari pemerintah jika memindahkan guru-guru dengan status PNS dan kontrak kesekolah lain juga bisa menimbulkan kesulitan 48

18 bagi sekolah, karena hampir sebagian besar guru di SMAK St. Petrus adalah PNS dan guru kontrak dari pemerintah sehingga diberi bobot 0,2 dan skor 2. Selain itu Kurikulum yang dibuat pemerintah sering mengalami perubahan bersamaan dengan pergantian partai yang berkuasa dalam pemerintahan dengan bobot 0,13 dan skor 1. Usaha sekolah untuk meningkatkan mutu juga perlu mendapat dukungan dari orang tua, karena jika orang tua kurang kooperatif dengan guru dalam mendidik anak maka semua kesalahan yang dilakukan anak maupun kegagalan anak akan dilimpahkan kepada sekolah sehingga diberi bobot 0,1 dan skor 1. Total bobot dikalikan skor untuk faktor ancaman adalah 1,77 maka total skor akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah 2,13. Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut diketahui bahwa SMAK St. Petrus mempunyai banyak peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Memang ada beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek proses yang perlu mendapat perhatian, tetapi faktor peluang masih lebih dominan. c. Aspek Output Komponen output meliputi prestasi siswa dan pasca kelulusan. Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan aspek Output yang diperoleh melalui FGD dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini. Tahap selanjutnya diberi bobot dan penilaian, serta dilakukan perhitungan skor akhirnya, dan diperoleh Matrik Internal Factors Analysis Summary (IFAS) sebagai berikut: 49

19 Tabel 4.8 Matriks IFAS Aspek Output No. ELEMEN SWOT Bobot Skor Total Bobot x Skor KEKUATAN Banyak lulusan SMUK St. Petrus mendapat beasiswa pemerintah untuk 0,4 4 1,6 sekolah di luar negeri. Prosentase kelulusan dan nilai ratarata UAN tinggi 0,3 4 1,2 Mempunyai prestasi akademik dan non akademik sampai tingkat nasional 0,2 4 0,8 Mempunyai organisasi alumni yang selalu berpartisipasi dalam kegiatankegiatan 0,1 3 0,3 disekolah Total Skor 1 3,9 KELEMAHAN Kurangnya waktu untuk kegiatan ekstrakurikuler 0,4 2 0,8 Output yang dihasilkan berprestasi tapi tidak disiapkan untuk terjun 0,3 2 0,6 kedunia kerja Beberapa lulusan tidak lanjut ke perguruan tinggi karena faktor ekonomi Sekolah tidak mempunyai data output yang lanjut ke perguruan tinggi maupun yang langsung bekerja 0,2 2 0,4 0,1 1 0,1 Total Skor 1 1,9 Total Skor Akhir (Kekuatan Kelemahan) Sumber : Hasil Focus Group Discussion, 2011 Untuk aspek output, kekuatan berasal dari banyaknya lulusan SMAK St. Petrus yang mendapat beasiswa pemerintah untuk sekolah di luar negeri yang diberi bobot 0,4 dan skor 4. Pemberian beasiswa ini melalui proses tes administrasi (nilai yang baik), tes tertulis, sampai tes wawancara. Faktor ini didukung oleh prosentase kelulusan dan nilai rata-rata UAN yang tinggi dengan bobot 0,3 dan skor 4. Kekuatan berikut yaitu sekolah mempunyai prestasi akademik dan non akademik 2 50

20 sampai tingkat nasional. Prestasi-prestasi ini dapat dijadikan sebagai ajang promosi sekolah, karena dengan banyaknya prestasi orang semakin mengenal sekolah dan tertarik untuk mendaftarkan anaknya kesekolah yang mempunyai banyak prestasi sehingga diberi bobot 0,2 dan skor 4. Sekolah juga mempunyai organisasi alumni yang selalu berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan disekolah diberi bobot 0,2 dan skor 4. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan adalah 3,9. Selain kekuatan, sekolah juga mempunyai kelemahan dalam aspek output dan yang paling berpengaruh adalah kurangnya waktu untuk kegiatan ekstrakurikuler, hal ini menyebabkan ada siswa yang berpotensi tetapi tidak bisa menyalurkan bakatnya karena waktu yang kurang yang diberi bobot 0,4 dan skor 2. Sekolah juga tidak mempunyai data output yang lanjut ke perguruan tinggi maupun yang langsung bekerja. Hal ini diketahui dari tidak adanya data atau dokumentasi yang menunjukkan keadaan alumni sampai dengan saat ini dengan bobot 0,3 dan skor 2. Selain itu faktor output yang dihasilkan berprestasi tetapi tidak disiapkan untuk terjun kedunia kerja, padahal beberapa lulusan tidak lanjut keperguruan tinggi karena faktor ekonomi yang diberi bobot 0,1 dan skor 1. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan pada aspek output adalah 1,9, sehingga total skor akhir IFAS untuk aspek output adalah 2. Dari kedua faktor yang mempengaruhi output SMAK St. Petrus tersebut ternyata faktor kekuatan menjadi faktor yang lebih dominan daripada faktor kelemahan. 51

21 Kelemahan-kelemahan yang ada bisa diatasi dengan mengoptimalkan kekuatan yang lebih dominan itu Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek output dapat dilihat pada tabel 4.9. selanjutnya faktorfaktor tersebut diberi bobot dan skor, serta dilakukan perhitungan skor akhirnya, dan diperoleh Matriks Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) sebagai berikut: Tabel 4.9 Matriks EFAS Aspek Output No. ELEMEN SWOT Bobot Skor Total Bobot x Skor PELUANG 1. Bebas tes masuk dari PTN untuk siswa yang mempunyai NEM tinggi 0,4 4 1,6 Adanya kerjasama yang baik 2. dengan orang tua siswa maupun 0,3 4 1,2 alumni 3. Kepercayaan masyarakat terhadap sekolah semakin tinggi 0,2 3 0,6 4. Adanya kesadaran dari orang tua untuk mendidik anak bermental 0,1 3 0,3 Kristiani yang baik Total Skor 1 3,7 ANCAMAN 1. Orang tua melihat keberhasilan anak dari sisi hasil/ nilai bukan dari 0,4 2 0,8 proses 2. Ambisi orang tua yang tidak realistik kepada anak 0,3 2 0,6 PT tidak siap untuk menampung 3. lulusan yang berprestasi tetapi 0,2 1 0,2 kurang mampu ekonominya Semakin banyak tuntutan dari 4. masyarakat terhadap output yang 0,1 1 0,1 dihasilkan Total Skor 1 1,7 Total Skor Akhir (Peluang Ancaman) 2 Sumber : Hasil Focus Group Discussion,

22 Salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan sekolah yaitu bebas tes masuk dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk siswa yang mempunyai NEM tinggi, dengan ini siswa yang berprestasi tetapi mempunyai kemampuan ekonomi yang rendah bisa melanjutkan sekolahnya sehingga diberi bobot 0,4 dan skor 4. Peluang berikut yaitu adanya kerjasama yang baik dengan orang tua siswa maupun alumni. Peran serta orang tua ini bisa mendukung program-program yang diselenggarakan oleh sekolah dengan bobot 0,3 dan skor 4. Hal ini didukung juga dengan adanya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah yang semakin tinggi yang diberi bobot 0,2 dan skor 3 serta adanya kesadaran dari orang tua untuk mendidik anak bermental Kristiani yang baik dengan bobot 0,1 dan skor 3. Adanya kepercayaan ini membuat sekolah bisa terus menjalin kerjasama yang baik dengan orang tua alumni. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor peluang aspek output adalah 3,7. Untuk aspek output faktor yang sangat mengancam yaitu orang tua melihat keberhasilan anak dari sisi hasil atau nilai bukan dari proses dengan bobot 0,4 dan skor 2, oleh karena itu orang tua sering memiliki ambisi yang tidak realistik kepada anak sehingga diberi bobot 0,3 dan skor 2. Ancaman berikut perguruan tinggi tidak siap untuk menampung lulusan yang berprestasi tetapi kurang mampu secara ekonomi, diakibatkan kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perguruan tinggi yang diberi bobot 0,2 dan skor 1. Ancaman terakhir semakin banyak tuntutan dari masyarakat terhadap output yang dihasilkan. Masyarakat mempunyai harapan sekolah bisa menghasilkan output 53

23 yang mandiri, jujur, tagwa kepada Tuhan, bertanggungjawab, disiplin, bekerja keras dan nilai-nilai positif lainnya yang diberi bobot 0,1 dan skor 1. Total bobot dikali skor untuk faktor ancaman adalah 1,7 maka total skor akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah 2. Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut diketahui bahwa SMAK St. Petrus mempunyai banyak peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Memang ada beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek proses yang perlu mendapat perhatian, tetapi sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman-ancaman yang muncul Rencana Strategis a. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Aspek Input Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk aspek input kemudian diberi bobot dan skor maka hasil perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai berikut: Tabel Skor Akhir IFAS dan EFAS untuk Aspek Input IFAS EFAS Kategori Total Skor Kategori Total Skor Kekuatan 3,92 Peluang 3,9 (S) (O) Kelemahan 2,05 Ancaman 2,3 (W) (T) Total (S W) 1,87 Total (O T) 1,6 Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal untuk aspek input di SMAK St. Petrus diperoleh hasil skor akhir IFAS (kekuatan-kelemahan) 54

24 adalah 1,87 Sedangkan skor akhir EFAS (peluangancaman) adalah 1,6. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada di kuadran SO (strenghtopportunity) yang mendukung strategi agresif, menggunakan kekuatan dari lingkungan internal sekolah dan meraih peluang yang ada pada lingkungan eksternal untuk meningkatkan mutu sekolah khususnya pada aspek input (Umar, 2002). Hasil analisis tersebut digambarkan pada gambar 4.1 berikut: ( 1,87;1,6) KUADRAN S-O Strategi Agresif Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang yang ada Kelemahan Kekuatan -2-3 Ancaman Gambar 4.1Matrik SWOT untuk Aspek Input 55

25 Eksternal Peluang Internal Faktor Faktor Banyak siswa dari SMP-SMP unggul yang berminat masuk ke SMUK St. Petrus. Banyak orang tua ingin memasukkan anaknya di SMAK St. Petrus Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin mudah diakses PT memberi kesempatan kepada guru yang ingin melanjutkan studi Banyak pihak luar yang tertarik untuk bekerja sama dengan sekolah Kekuatan Kemampuan dasar siswa yang masuk baik Minat dan motivasi belajar siswa tinggi Sekolah memiliki fasilitas yang memadai Sekolah mempunyai program-program kerja yang jelas Kemampuan finansial untuk biaya operasional sekolah terpenuhi dengan baik Sekolah mempunyai standar disiplin yang berlaku bagi kepsek, guru, staf dan siswa. 1. Membuat program bimbingan konseling untuk mempersiapkan diri siswa. 2. Pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar siswa. 3. Mendayagunakan fasilitas sekolah dengan membentuk klub-klub prestasi untuk mengembangkan potensi siswa. 4. Memberdayakan guru dengan programdiprogram pelatihan yang berkualitas dan beasiswa studi lanjut sebagai upaya peningkatan kinerja. 5. Membuka lab bahasa untuk meningkatkan kemampuan siswa dan guru. 6. Memberdayakan kepala sekolah dengan pelatihan kepemimpinan dan manajerial. Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, maka rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya 56

26 peningkatan mutu sekolah untuk aspek input di SMAK St. Petrus adalah : 1) Membuat program bimbingan konseling untuk mempersiapkan diri siswa, 2) Pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar siswa, 3) Mendayagunakan fasilitas sekolah dengan membentuk klub-klub prestasi untuk mengembangkan potensi siswa, 4)Memerdayakan guru dengan program-program pelatihan yang berkualitas dan beasiswa studi lanjut sebagai upaya peningkatan kinerja, 5) Membuka lab bahasa untuk meningkatkan kemampuan siswa dan guru, 6) Memberdayakan kepala sekolah dengan pelatihan kepemimpinan dan manajerial. b. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah Aspek Proses Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk aspek proses kemudian diberi bobot dan skor maka hasil perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai berikut: Tabel Skor Akhir IFAS dan EFAS untuk Aspek Proses IFAS EFAS Kategori Total Skor Kategori Total Skor Kekuatan Peluang 3,73 (S) (O) 3,9 Kelemahan Ancaman 2,41 (W) (T) 1,77 Total (S W) 1,32 Total (O T) 2,13 Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal (IFAS) dan lingkungan eksternal (EFAS) untuk aspek proses di SMAK St. Petrus diperoleh hasil skor akhir IFAS aspek proses (kekuatan-kelemahan) adalah 1,32 57

27 Sedangkan skor akhir EFAS aspek proses (peluangancaman) adalah 2,13. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada di kuadran SO (Strenghtopportunity) yang mendukung strategi agresif, memanfaatkan kekuatan yang ada untuk menangkap peluang yang ada dari luar. Hasil analisis tersebut pada gambar 4.2 berikut: Peluang 3 2 ( 1,32;2,13) KUADRAN S-O Strategi Agresif Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang yang ada 1 Kelemahan Kekuatan -1-2 Ancaman Gambar 4.2: Matrik SWOT untuk Aspek Proses 58

28 Internal Faktor Eksternal Faktor Kekuatan Kualifikasi pendidikan guru baik dan ijasah sesuai pelajaran yang diampu Guru memiliki komitmen yang tinggi untuk berubah, antusias dan mempunyai disiplin diri yang baik. Mempunyai laboratorium IPA dan komputer sebagai penunjang KBM memadai Mempunyai bahan ajar berbahasa Portugues yang khusus untuk tiap mapel Standar penilaian untuk kenaikan kelas (6,5) lebih tinggi dibandingkan dengan pemerintah (6,0) Mempunyai konsep pendidikan yang beriman, berkarakter, akademis dan fisik Semakin banyak media pembelajaran yang bisa diakses Banyak pelatihan yang bagus dan inovatif untuk pengembangan diri guru Peluang Ada kebutuhan orang tua akan pendidikan kristiani yang baik. Pemerintah menfasilitasi kursus bahasa Portugues untuk semua guru. Beberapa universitas berminat bekerja sama dalam bidang sains 1. Memberdayakan guru untuk menggunakan media atau teknologi pembelajaran dalam PBM. 2. Mengembangkan program pembelajaran yang kreatif dan inovasi. 3. Melengkapi staf dengan ketrampilan yang diperlukan untuk peningkatan kinerja. 4. Mengembangkan instrumen evaluasi yang standar sebagai dasar pengembangan PBM, pembinaan guru dan siswa. 5. Mengembangkan program character building untuk siswa. 6. Mengembangkan sistem komputerisasi dalam mengolah database sekolah Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, maka rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek proses di SMAK St. Petrus adalah: 1) Memberdayakan guru untuk menggunakan media atau teknologi pembelajaran dalam 59

29 PBM; 2) mengembangkan program pembelajaran yang kreatif dan inovatif; 3) melengkapi staf dengan ketrampilan yang diperlukan untuk peningkatan kinerja; 4) Mengembangkan instrumen evaluasi yang standar sebagai dasar pengembangan PBM, pembinaan guru dan siswa; 5) Mengembangkan program character building untuk siswa; 6) Mengembangkan sistem komputerisasi dalam mengolah database sekolah. c. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah Aspek Output Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk faktor output kemudian diberi bobot dan skor maka hasil perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai berikut: Tabel Skor Akhir IFAS dan EFAS untuk Aspek Output IFAS EFAS Kategori Total Skor Kategori Total Skor Kekuatan Peluang 3,9 3,7 (S) (O) Kelemahan Ancaman 1,9 1,7 (W) (T) Total (S W) 2 Total (O T) 2 Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal (IFAS) dan lingkungan eksternal (EFAS) untuk aspek output di SMAK St. Petrus diperoleh hasil skor akhir IFAS aspek output (kekuatan-kelemahan) adalah 2 Sedangkan skor akhir EFAS aspek output (peluang-ancaman) adalah 2. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada di kuadran SO (strength-opportunity) yang mendukung strategi agresif, memanfaatkan peluang yang ada dari luar 60

30 untuk mengatasi kelemahan yang muncul dari dalam lingkungan internal sekolah sebagai upaya peningkatan mutu sekolah khususnya pada aspek output. Hasil analisis tersebut digambarkan pada gambar ( 2; 2) KUADRAN S-O Strategi Agresif Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang yang ada Kelemahan Kekuatan -1-2 Ancaman Gambar 4.3: Matrik SWOT untuk Aspek Output 61

31 Eksternal Faktor Peluang Internal Faktor Bebas tes masuk dari PTN untuk siswa yang mempunyai NEM tinggi Adanya kerjasama yang baik dengan orang tua siswa maupun alumni Kepercayaan masyarakat terhadap sekolah semakin tinggi Adanya kesadaran dari orang tua untuk mendidik anak bermental Kristiani yang baik Kekuatan Banyak lulusan SMUK St. Petrus mendapat beasiswa pemerintah untuk sekolah di luar negeri. Prosentase kelulusan dan nilai rata-rata UAN tinggi Mempunyai prestasi akademik dan non akademik sampai tingkat nasional Mempunyai organisasi alumni yang selalu berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan disekolah 1. Penambahan jam belajar, remedial teaching dan evaluating 2. Mengintensifkan pelaksanaan dan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler 3. Membangun image positif sekolah melalui output yang dihasilkan Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, maka rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk aspek output di SMAK St. Petrus adalah : 1) Penambahan jam belajar, remedial teaching dan evaluating, 2) Mengintensifkan pelaksanaan dan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler, 3) Membangun image positif sekolah melalui output yang dihasilkan. 62

32 4.3 Pembahasan Analisis SWOT a. Analisis SWOT untuk Aspek Input Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal aspek input SMAK St. Petrus maka diperoleh hasil skor akhir lingkungan internal aspek input (kekuatan kelemahan) adalah 1,87. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan dari pada faktor kelemahan sehingga dengan kekuatan siswa berupa kemampuan dasar yang baik dengan motivasi belajar yang tinggi bisa mengatasi kelemahannya dalam menguasai bahasa Portugues dan teknologi informasi. Selain itu kekuatan sekolah berupa fasilitas dan biaya operasional yang memadai bisa digunakan untuk memberdayakan kepala sekolah, guru dan staf dengan pelatihan-pelatihan yang berkualitas. Sedangkan skor akhir lingkungan eksternal aspek input (peluang ancaman) adalah 1,6. Ini menunjukkan bahwa faktor peluang masih lebih dominan dari faktor ancaman sehingga sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mereduksi ancaman-ancaman yang muncul. Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan bahwa posisi SMAK St. Petrus berada pada titik (1,87 ; 1,6) berarti ada pada kuadran SO (Strength Opportunities). ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan karena sekolah memiliki kekuatan dan peluang yang lebih dominan sehingga perlu diterapkan strategi agresif yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif dengan menggunakan kekuatan yang ada pada sekolah untuk memanfaatkan peluang dari luar. 63

33 b. Analisis SWOT untuk Aspek Proses Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal aspek proses di SMAK St. Petrus maka diperoleh hasil skor akhir lingkungan internal aspek proses (kekuatan kelemahan) adalah 1,32. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan dari pada faktor kelemahan sehingga sekolah bisa memanfaatkan kekuatan yang ada untuk mengatasi kelemahan yang muncul seperti kualifikasi pendidikan guru yang baik dengan komitmen yang tinggi untuk berubah bisa mengatasi kelemahan guru dalam mengelola PBM menjadi lebih kreatif dan inovatif. Sedangkan skor akhir lingkungan eksternal aspek proses (peluang ancaman) adalah 2,13. Ini menunjukkan bahwa faktor peluang masih lebih dominan dari faktor ancaman sehingga sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mereduksi ancaman yang muncul. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa posisi SMAK St. Petrus berada pada titik (1,32 ; 2,13) berarti ada pada kuadran SO (Strength Opportunities). strategi yang harus diterapkan pada kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif atau strategi agresif yaitu menggunakan kekuatan yang ada pada sekolah untuk memanfaatkan peluang dari luar. c. Analisis SWOT untuk Aspek Output Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal aspek output di SMAK St. Petrus maka diperoleh hasil skor akhir lingkungan internal aspek output (kekuatan kelemahan) adalah 2. Angka ini 64

34 menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih besar dari pada faktor kelemahan sehingga sekolah bisa memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan yang terjadi seperti dengan adanya organisasi alumni bisa mengatasi kelemahan sekolah dalam hal mendata output yang dihasilkan. Sedangkan skor akhir lingkungan eksternal aspek output (peluang ancaman) adalah 2. Ini menunjukkan bahwa faktor peluang masih lebih dominan dari faktor ancaman sehingga sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mereduksi kelemahan yang muncul. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa posisi SMAK St. Petrus berada pada titik (2 ; 2) berarti ada pada posisi atau kuadran SO (Strength Opportunities) yang mengindikasikan perlu diterapkan strategi agresif yaitu menggunakan kekuatan yang ada pada sekolah untuk menangkap peluang dari luar Rencana Strategis a. Rencana Strategis untuk Aspek Input Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (Strengths Oppurtunities), yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar sekolah (Robbins & Coulter, 2009). Berikut ini adalah rencana strategis yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk input di SMAK St. Petrus. Renstra pertama, membuat program bimbingan konseling untuk mempersiapkan diri siswa. Selama ini bimbingan konseling belum pernah dijalankan disekolah, malahan jika siswa mempunyai masalah atau keluhan, 65

35 cuma menyampaikan kepada wali kelas atau kepala sekolah. tidak ada guru BP yang khusus menanganinya. Oleh karena itu Program bimbingan konseling ditujukan untuk membantu siswa dalam menghadapi masalahmasalah maupun membantu siswa memilih jurusan bagi kelanjutan studinya sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan dirinya, program ini bisa dilaksanakan secara terus menerus mengikuti pelaksanaan program pendidikan di sekolah sehingga pada akhirnya bisa mengarahkan siswa dalam proses mempersiapkan diri untuk bekerja dan berguna kelak dalam masyarakat. Renstra kedua, pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar siswa. Pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar siswa. Sebagai input utama dalam suatu sekolah, siswa perlu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya dan sebagai sarana belajarnya sehingga bisa meningkatkan prestasinya disekolah. Dengan kemajuan teknologi siswa bisa menggunakannya untuk mencari materi-materi yang diperlukan melalui internet sehingga akan semakin memperluas wawasan berpikirnya. Untuk membantu usaha siswa sekolah perlu menfasilitasi sarana belajar siswa yang berbasis TIK seperti internet. Renstra ketiga, mendayagunakan fasilitas sekolah dengan membentuk klub-klub prestasi untuk mengembangkan potensi siswa. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki sekolah bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan potensi siswa seperti membentuk klubklub prestasi sehingga siswa yang mempunyai bakat 66

36 atau kemampuan yang lebih baik dalam bidang akademis, seni maupun olahraga, dapat diasah dan dikembangkan kemampuannya melalui klub-klub prestasi yang dibentuk seperti klub bahasa, klub sains, klub basket, klub bola kaki, klub seni, klub jurnalistik dan lain lain. Klub ini dikembangkan sesuai dengan potensi, bakat, minat dan prestasi siswa dibawah bimbingan seorang guru yang mempunyai kemampuan pada bidang-bidang tersebut. Renstra keempat, memberdayakan guru dengan program-program pelatihan yang berkualitas dan beasiswa studi lanjut sebagai upaya peningkatan kinerja. kemampuan finansial sekolah yang memadai ditunjang dengan banyaknya bantuan dari donatur luar negeri bisa dimanfaatkan untuk memberdayakan guru melalui program-program pelatihan seperti pelatihan laboratorium dan kursus bahasa Portugues. Selain itu sekolah bisa memberikan beasiswa kepada guru yang berprestasi. Karena dengan pendidikan dan ketrampilan yang memadai, guru bisa menyiapkan diri untuk mendidik siswa sebagai input yang bermutu. Renstra kelima, membuka lab bahasa untuk meningkatkan kemampuan siswa dan guru. Salah satu permasalahan yang sangat mengganggu dalam PBM yaitu kemampuan bahasa Portugues dari siswa maupun guru yang kurang maksimal. Oleh karena itu dengan penggadaan lab bahasa di sekolah merupakan upaya yang baik untuk meningkatkan kemampuan bahasa Portugues bagi siswa dan guru. Renstra keenam, memberdayakan kepala sekolah dengan pelatihan kepemimpinan dan manajerial. 67

37 Beberapa kelemahan yang terjadi disekolah di akibatkan karena kemampuan memimpin dan manajerial kepala sekolah yang kurang maksimal. Oleh karena itu dengan pelatihan kepemimpinan dan manajerial yang di ikuti kepala sekolah diharapkan kinerja kepala sekolah semakin meningkat. b. Rencana Strategis untuk Aspek Proses Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (Strengths Oppurtunities), yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar sekolah (Robbins & Coulter, 2009). Berikut ini adalah rencana strategis yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk proses di SMAK St. Petrus. Renstra pertama, memberdayakan guru untuk menggunakan media atau teknologi pembelajaran dalam PBM. Dengan semakin berkembangnya kemajuan teknologi dewasa ini guru perlu memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan kemampuaanya secara maksimal. Guru tidak cukup mengajar secara kreatif saja, tetapi perlu menggunakan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Melalui media internet guru bisa mencari materi-materi sebagai tambahan dalam menyiapkan bahan ajar untuk siswa. Dengan bantuan media informasi guru dapat melakukan suatu proses pembelajaran yang kreatif dan menarik. Dari situ diharapkan semakin meningkatkan minat belajar siswa dan kemampuan guru sendiripun semakin meningkat. Untuk proses evaluasi guru bisa menggunakan sistem komputerisasi sehingga data-data 68

38 dapat disimpan dan dapat diakses kapan saja. Usaha guru ini perlu didukung oleh sekolah dengan menyediakan fasilitas internet disekolah yang bisa diakses oleh guru kapan saja. Renstra kedua, mengembangkan program pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Penerapan metode mengajar yang konvensional sangat membosankan siswa. Oleh karena itu guru harus bisa membuat program pembelajaran yang kreatif dan inovasi sehingga bisa menarik minat siswa untuk mengikuti pelajaran tersebut. Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan cara mengkombinasikan teori dengan praktek lab untuk mata pelajaran kimia, fisika dan biologi. Bisa juga menggunakan media pembelajaran balok, kubus, dll yang dibuat sendiri untuk pelajaran matematika, debat bahasa Inggris, dan pembelajaran kreatif lainnya. Hal ini harus dikoordinasikan secara mantap antara guru dan sekolah, sehingga jika membutuhkan fasilitas tertentu sekolah bisa menyediakan. Renstra ketiga, melengkapi staf dengan ketrampilan yang diperlukan untuk peningkatan kinerja. Untuk meningkatkan kinerja staf seperti perlu dibuat program-program yang memperkaya kemampuan dan ketrampilan staf sesuai dengan bidang kerjanya masingmasing. Dengan banyaknya pelatihan-pelatihan yang diadakan pemerintah maupun swasta, sekolah bisa memberikan kesempatan kepada staf untuk mengikutinya. Jika pelatihan itu memerlukan biaya, bisa diambil dari dana sekolah. selama ini pelatihan lebih banyak diberikan untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan serta ketrampilan guru, namun staf TU, 69

39 keuangan dan laboranpun perlu mengikuti pelatihanpelatihan untuk meningkatkan kualitasnya, sehingga dalam prosesnya semua bisa bekerja secara maksimal untuk meningkatkan mutu sekolah. Renstra keempat, mengembangkan instrumen evaluasi yang standar sebagai dasar pengembangan PBM, pembinaan guru dan siswa. Standar yang kenaikan kelas yang ditetapkan oleh sekolah 6,5 yang lebih tinggi dari standar pemerintah 6,0 merupakan hal yang baik, akan tetapi untuk mencapai standar tersebut guru perlu mempunyai pegangan instrumen evaluasi yang standar. Hal ini bisa memperjelas apa saja yang masuk dalam kriteria penilaian, menggunakan alat atau indikator apa untuk melakukan penilaian, dan apakah hasil penilaian itu dapat ditindaklanjuti atau dijalankan dalam usaha meningkatkan prestasi siswa. Renstra kelima, mengembangkan program character building untuk siswa. Pembentukan karakter ini berkaitan dengan pembentukan iman, mental dan kepribadian siswa. Character building dapat diprogramkan ke dalam suatu pendidikan karakter yang diarahkan untuk mengubah siswa menjadi manusia yang semakin utuh, mampu membangun relasi dengan sesama, kritis, mempunyai kebebasan tetapi berlandaskan moral yang baik. Untuk membentuk karakter siswa yang kuat maka perlu disusun kurikulum yang dapat mencakup nilai-nilai karakter yang diharapkan muncul pada diri siswa melalui PBM. Nilainilai karakter yang diharapkan tumbuh pada diri siswa seperti kasih sayang, kemandirian, menghargai orang lain, jujur, adil, aktif dan kreatif juga bisa bertanggung 70

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif karena menggambarkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di SMAK St. Petrus Comoro

Lebih terperinci

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu: BAB V P E N U T U P 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu: 1. Upaya-Upaya yang Sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam Rangka Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sebagai negara yang baru merdeka pada tanggal 20 mei 2002, Timor Leste membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, terutama bidang pendidikan. Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah:

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah: BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah: 1. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman di SMP Negeri 1 Bawen Berdasarkan hasil analisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 1 Ngadirejo SDN 1 Ngadirejo merupakan lembaga pendidikan milik pemerintah yang berdiri tahun 1951 yang sebelumnya juga sebagai Sekolah Rakyat pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 9 Salatiga yang berada di Jalan Pemuda 7-9 Salatiga. Penelitian berlangsung pada tanggal 18 Mei 2012

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dikaji teori-teori yang relevan guna memberi kerangka rasional untuk melakukan analisis data penelitian. 2.1 Pentingnya Mutu Mutu adalah agenda utama, dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Rencana Strategis

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Rencana Strategis BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Strategis Proses rencana strategis merupakan langkah awal untuk menentukan peluang diterapkannya strategi yang akan direncanakan. Dessler, 2008 mendefenisikan rencana strategis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB I HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Sekolah A. isi Sekolah Kasih dan Hati Membangun Citra Berkarakter dan Berbudaya Bangsa Mengantar Pintu Prestasi Meraih Kesuksesan. B. Misi Sekolah 1. Mendidik

Lebih terperinci

4.1 Gambaran SMPN 1 Bawen

4.1 Gambaran SMPN 1 Bawen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran SMPN 1 Bawen SMP Negeri 1 Bawen merupakan salah satu sekolah menengah negeri yang berdiri pada 15 Desember 1983 dan terletak di Jalan Soekarno Hatta

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SMA KATOLIK St. AUGUSTINUS KEDIRI MENUJU SEKOLAH BER-AKSELERASI

STRATEGI PENGEMBANGAN SMA KATOLIK St. AUGUSTINUS KEDIRI MENUJU SEKOLAH BER-AKSELERASI STRATEGI PENGEMBANGAN SMA KATOLIK St. AUGUSTINUS KEDIRI MENUJU SEKOLAH BER-AKSELERASI Mariyatun ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis dan pembahasan secara seksama, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah: 5.1.1 Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Kompetensi Keahlian Tehnik

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN

BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN A. Sejarah dan Perkembangan SMP 28 Semarang SMP 28 Semarang berdiri tahun 1985 dengan lokasi sekolah berada di ujung barat wilayah Kota Semarang, tepatnya di kelurahan Mangkangkulon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Universitas Negeri Yogyakarta sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang dikhususkan bagi mereka pemuda indonesia yang ingin mengabdikan dirinya sebagai guru dan bagi mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Bimbingan Konseling yang dilaksanakan atau dipraktekan sebagai upaya untuk membantu individu-individu yang memerlukan bantuan diperlukan adanya berbagai persiapan-persiapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan a. Letak geografis SMAN 1 Rejotangan terletak di Desa Buntaran Kecamatan Rejotangan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Dasar ABC Sekolah Dasar ABC merupakan salah satu jenis sekolah dasar islam terpadu yang berdiri pada Bulan Juli tahun 2007 di Medan. Pada awalnya, sekolah

Lebih terperinci

Variabel Distribusi : 1. Apakah Anda mempertimbangkan jarak/lokasi sekolah dengan tempat tinggal Anda?

Variabel Distribusi : 1. Apakah Anda mempertimbangkan jarak/lokasi sekolah dengan tempat tinggal Anda? LAMPIRAN 01 PEDOMAN WAWANCARA DENGAN ORANG TUA MURID Variabel Harga: 1. Menurut Anda apakah USPP yang ditetapkan SD Kanisius Gendongan terjangkau di bandingkan dengan USPP yang ditetapkan SD swasta lainnya?

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat di ambil yaitu:

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat di ambil yaitu: BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat di ambil yaitu: 5.1.1 Kekuatan, kelemahan, Peluang dan Ancaman di SD Kanisius Gendongan

Lebih terperinci

OLIMPIADE MATEMATIKA DAN IPA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH

OLIMPIADE MATEMATIKA DAN IPA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH OLIMPIADE MATEMATIKA DAN IPA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH Disajikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut di PPPG Matematika, 6 s.d. 19 Agustus 2004 Oleh Wiworo, S.Si., M.M.

Lebih terperinci

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban! 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN 3.1 Profil Responden 3.1.1 Sejarah Singkat SMP Negeri 127 Jakarta terletak di Jl. Raya Kebon Jeruk No. 126 A, Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta.

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Profil SMK Negeri 2 Salatiga SMK Negeri 2 Salatiga berdiri tahun 1999. Sekolah dengan nomor statistik 321036203006 tersebut beralamat di Jalan Parikesit,

Lebih terperinci

Kata kunci: mutu nonakademik, analisis swot, ban pt, renstra

Kata kunci: mutu nonakademik, analisis swot, ban pt, renstra ABSTRAK Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (FTI UPVY) perlu melakukan evaluasi untuk meningkatkan mutu baik dari segi akademik maupun non akademik yang dituangkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

berpikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act loccaly), serta

berpikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act loccaly), serta BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang masalah, 2) identifikasi masalah, 3) pembatasan masalah, 4) rumusan masalah, 5) tujuan dan manfaat penelitian, dan 6) ruang lingkup penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Kipas Bambu yang terletak di Desa Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul. Kemudian subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN ANALISIS SWOT DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN ANALISIS SWOT DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA K e l o l a Jurnal Manajemen Pendidikan Magister Manajemen Pendidikan FKIP Universitas Kristen Satya Wacana jurnalkelola@gmail.com ISSN 2549-9661 Volume: 4, No. 1, Januari-Juni 2017 Halaman: 83-96 STRATEGI

Lebih terperinci

DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN

DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN 1 DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN STANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN Visi misi prodi S1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) sebagaimana tercantum pada Keputusan Dekan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Data laporan pembangunan manusia yang dikeluarkan United Nation

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Data laporan pembangunan manusia yang dikeluarkan United Nation BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia dapat dikatakan cukup rendah. Data laporan pembangunan manusia yang dikeluarkan United Nation Development Programme

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah model penelitian pengembangan (Research and Development), yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

Bab IV Analisis Hasil Penelitian

Bab IV Analisis Hasil Penelitian Bab I Analisis Hasil Penelitian A. Profil Sekolah 1. Nama Sekolah : SD Negeri Candisari 2. Nomor Statistik Sekolah : 101030820016 3. Alamat Sekolah : Margoagung Desa : Candisari Kecamatan : Secang Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. enam kelas IPA dan tujuh kelas IPS. SMAN 1 Driyorejo memiliki fasilitas ruang

BAB II HASIL SURVEY. enam kelas IPA dan tujuh kelas IPS. SMAN 1 Driyorejo memiliki fasilitas ruang BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum SMAN 1 Driyorejo SMAN 1 Driyorejo beralamat di Jl. Raya Tenaru-Gresik. Saat ini SMAN 1 Driyorejo terdapat kurang lebih sekitar 1680 siswa yang terbagi menjadi beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi seseorang untuk dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mengembangkan potensi diri dan dapat

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto, SOAL PILIHAN GANDA 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menyebutkan bahwa dimensi kompetensi supervisi meliputi... a. Mengidentifikasi permasalahan,

Lebih terperinci

PUBLICITAS Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka

PUBLICITAS Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka STRATEGI PENGEMBANGAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MAJALENGKA Oleh : OTONG KARYONO Otong_karyono@rocketmail.com Tekni Industri, Fakultas Teknik, Universitas Majalengka ABSTRAK Banyak

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi Sekolah 1. Sejarah SMK Kristen 1 Klaten berdiri pada tanggal 1 Agustus 1965 menempati gedung SD Krsiten III yang dahulu berada di

A. Analisis Situasi Sekolah 1. Sejarah SMK Kristen 1 Klaten berdiri pada tanggal 1 Agustus 1965 menempati gedung SD Krsiten III yang dahulu berada di BAB I PENDAHULUAN Universitas Negeri Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi yang menghasilkan tenaga kependidikan terbanyak yang ada di Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta sudah banyak

Lebih terperinci

STANDAR 4 SUMBER DAYA MANUSIA

STANDAR 4 SUMBER DAYA MANUSIA 34 STANDAR 4 SUMBER DAYA MANUSIA a. Sumber Daya Manusia Tata cara pengangkatan dan pemberhentian dosen tetap Prodi MSDM sepenuhnya mengacu pada Peraturan Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri No 14

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memiliki bobot 3 SKS dan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa UNY yang mengambil jurusan kependidikan. Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar oleh

I. PENDAHULUAN. Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar oleh I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar oleh beberapa orang yang berfungsi secara relatif untuk mencapai tujuan bersama secara terus-menerus.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Uraian Tentang Perusahaan 2.1.1 Sejarah SMA Negeri 1 Pandaan SMA Negeri 1 Pandaan berdiri pada tahun 1974 dengan nama SMPP (Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan).

Lebih terperinci

PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA

PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA Departemen Pendidikan Nasional LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) Setiap akhir semester, guru menelaah hasil pencapaian belajar setiap peserta didik (semua

Lebih terperinci

kelas XI SARANA DAN PRASARANA 1

kelas XI SARANA DAN PRASARANA 1 kelas XI SARANA DAN PRASARANA 1 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan modul bahan ajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK 2.1 Sejarah SMAK St. Augustinus Nganjuk Nganjuk, 2 Januari 1975 berdiri secara resmi SMA Katolik dengan nama St. Augustinus sebagai filial SMA Katolik St.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem I Wayan Gede Narayana STMIK STIKOM

Lebih terperinci

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA LAMPIRAN HASIL WAWANCARA Berikut ini merupakan tabel hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Lelono Broto selaku Kepala Sekolah SMP Providentia, Bapak Halus selaku Pegawai Administrasi, dan Bapak Eko

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda penulis melakukan Analisa Internal dan Analisa Eksternal sebagai pengumpulan datanya, dan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG INSTRUMEN KULIAH KERJA LAPANGAN-I (MAGANG I) Semester Ganjil 2016/2017 A. BUDAYA MADRASAH/SEKOLAH Nama : NIM Instansi Teknik : : : Observasi/wawancara/dokumentasi No. Pernyataan Ya Tidak Deskripsi 1. Visi,misi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena yang terjadi secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena yang terjadi secara makro dan secara mikro. Fenomena secara makro yaitu pertama terjadinya perubahan secara mendasar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan antar sekolah menengah tingkat pertama tidak dapat dihindarkan. Tiap sekolah memiliki strategi sendiri untuk bersaing, hal tersebut sudah

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN LANGKAT

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN LANGKAT STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN LANGKAT Refiswal*); Iskandarini**); Tavi Supriana***) *) Alumni Program Studi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR ASOSIASI DOSEN PGSD INDONESIA KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya rumusan capaian pembelajaran

Lebih terperinci

CAPAIAN PEMBELAJARAN BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

CAPAIAN PEMBELAJARAN BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR CAPAIAN PEMBELAJARAN BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR I. PROGRAM STUDI PGSD JENJANG SARJANA (S1) A. PROFIL Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD-Primary

Lebih terperinci

Bab III Metode Penelitian

Bab III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian Bab III Metode Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian R&D. Menurut Sugiono (2010:297) Metode penelitian R&D digunakan apabila peneliti

Lebih terperinci

Pembelajaran tipe giving question and getting answer dengan group resume

Pembelajaran tipe giving question and getting answer dengan group resume Pembelajaran tipe giving question and getting answer dengan group resume ditinjau dari aktivitas siswa (studi kasus pembelajaran biologi pada konsep transportasi tumbuhan pada siswa kelas VIII SMP Negeri

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI MENGELOLA SUMBER DAYA MANUSIA (MAHASISWA DAN DOSEN) DI UNISKA BANJARMASIN. Normajatun*

ANALISIS STRATEGI MENGELOLA SUMBER DAYA MANUSIA (MAHASISWA DAN DOSEN) DI UNISKA BANJARMASIN. Normajatun* Al Ulum Vol.61 No.3 Juli 2014 halaman 11-16 11 ANALISIS STRATEGI MENGELOLA SUMBER DAYA MANUSIA (MAHASISWA DAN DOSEN) DI UNISKA BANJARMASIN Normajatun* ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) LATAR BELAKANG PROGRAM SBI 1. Pada tahun 90-an, banyak sekolah-sekolah yang didirikan oleh suatu yayasan dengan menggunakan identitas internasional tetapi

Lebih terperinci

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. Visi, misi, tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 1 PETIR

BAB II GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 1 PETIR BAB II GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 1 PETIR A. Sejarah SMA Negeri 1 Petir Nama SMA Negeri 1 Petir, perlahan-lahan tapi pasti, akan memiliki popularitas yang sama dengan SMANTIR pada masa kini. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini berlokasi pada obyek wisata alam Pantai Siung yang ada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul,

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah jenjang pendidikan pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di Indonesia, SMP berlaku sebagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental

Lebih terperinci

: Budi Utami, SE., MM

: Budi Utami, SE., MM STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO PAKAIAN OLAHRAGA ZOMBIE SOCCER NAMA NPM/KELAS PEMBIMBING : ARIF ASMAWI : 111109/EA : Budi Utami, SE., MM Latar Belakang Seiring berjalannya perkembangan ekonomi sehingga membuat

Lebih terperinci

1.1. Manajemen Strategis

1.1. Manajemen Strategis BAB II TELAAH PUSTAKA 1.1. Manajemen Strategis Manajemen Strategis semakin penting arti dan manfaatnya apabila diingat bahwa lingkungan organisasi mengalami perubahan yang semakin cepat dan komplek, sehingga

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM KERJA SEKOLAH

BAB IV PROGRAM KERJA SEKOLAH BAB IV PROGRAM KERJA SEKOLAH Barat ini Rencana Kerja Sekolah SMP Negeri 1 Kota Singkawang Propinsi Kalimantan disusun dengan mempertimbangan keadaan sekolah, harapan pemangku kepentingan, dan tantangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi. DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah.. 8 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah calon guru, maka sudah selayaknya mahasiswa memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang memadai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berangkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian SMP-RSBI RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dimana baru sampai

Lebih terperinci

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung oleh wawancara terhadap para responden dan informasi-informasi yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Salah satu sekolah yang menjadi tempat PPL UNY Yogyakarta adalah SMA PIRI 1 Yogyakarta yang terletak di Jalan Kemuning 14 Yogyakarta. Secara garis besar SMA PIRI 1

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM SISTEM INFORMASI PENJURUSAN SMA

ANALISIS SISTEM SISTEM INFORMASI PENJURUSAN SMA ANALISIS SISTEM SISTEM INFORMASI PENJURUSAN SMA Disusun oleh: Rusbianto (13111048) Paulus Artha S. (12111081) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah lanjutan menengah pertama yang memiliki ciri Islam yang dikelola dan dikembangkan di bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA RENCANA STRATEGIS SMA KHADIJAH DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA RENCANA STRATEGIS SMA KHADIJAH DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA RENCANA STRATEGIS SMA KHADIJAH DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Dosen Pembimbing: Syarifa Hanoum, S.T., M.T. Oleh: Ahmad Zahid Ali 2507100702 L/O/G/O www.themegallery.com

Lebih terperinci

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS.

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS. SOAL EDS ONLINE UNTUK KS. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki agar mengetahui,

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki agar mengetahui, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang ada di berbagai bidang usaha, baik bidang usaha manufaktur maupun jasa, menuntut organisasi untuk dapat menciptakan keunggulan bersaing. Organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan terhadap kualitas perpustakaan SDN Turitempel merupakan penelitian deskriptif dengan meggunakan pendekatan kualitatif, yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk pembangunan pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk pembangunan pendidikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk pembangunan pendidikan dengan baik yang berkaitan dengan peningkatan kuantitas maupun kualitasnya. Dalam prakteknya, upaya

Lebih terperinci

2. Keadaan Fisik Sekolah

2. Keadaan Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan suatu bentuk usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran yang merupakan bentuk pembelajaran mahasiswa UNY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perbaikan manajemen pendidikan. Tidak ada lembaga sekolah yang baik

BAB I PENDAHULUAN. dengan perbaikan manajemen pendidikan. Tidak ada lembaga sekolah yang baik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.3 Latar Belakang Masalah Upaya perbaikan di bidang pendidikan hanya mungkin dicapai jika diawali dengan perbaikan manajemen pendidikan. Tidak ada lembaga sekolah yang baik kecuali

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sangat membantu proses perkembangan di semua aspek kehidupan bangsa. Salah satunya adalah aspek

Lebih terperinci

Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018

Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018 Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018 I. PENDAHULUAN Sekolah merupakan tempat/wahana pembentukan kepribadian siswa secara utuh. Disamping transfer ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

STANDAR AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

STANDAR AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA STANDAR AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA I. VISI, MISI, DAN TUJUAN UNIVERSITAS A. VISI 1. Visi harus merupakan cita-cita bersama yang dapat memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan

Lebih terperinci

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR 45 Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh armada pancing di perairan Puger adalah jenis yellowfin tuna. Seluruh hasil tangkapan tuna yang didaratkan tidak memenuhi kriteria untuk produk ekspor dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci