BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB I HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Sekolah A. isi Sekolah Kasih dan Hati Membangun Citra Berkarakter dan Berbudaya Bangsa Mengantar Pintu Prestasi Meraih Kesuksesan. B. Misi Sekolah 1. Mendidik mengedepankan penanaman nilai moral dan religiusitas serta karakter dan budaya nasionalisme bangsa dalam pembelajaran inovatif, didukung tertib administratif dengan pembimbingan berkesinambungan untuk pengembangan diri siswa sebagai pribadi berkarakter dan berbudaya, matang dan mandiri. 2. Menumbuh kembangkan semangat kompetitif dan pengabdian untuk agama, nusa bangsa, sekolah serta keluarga dalam suasana persaudaraan antar warga sekolah dan komite untuk peningkatan mutu dan pencapaian prestasi. 3. Mendorong terwujudnya iklim yang sejuk yang aman dan nyaman kondusif didukung manajemen partisipasi dengan pemberdayaan berbagai komponen, 33

2 berbagai managemen sekolah untuk meraih keunggulan. C. Tujuan Sekolah 1. Menjadikan sekolah tempat belajar cinta dan mencinta bagi semua warga sekolah, berdasar hati, kasih, budaya, serta norma yang menggembirakan tanpa membedakan status agama, suku dan ras. 2. Menanamkan, menerapkan, memupuk, membina budaya saling menghargai harkat dan martabat anggota warga sekolah dalam kehidupan dan berkomunikasi atas dasar kasih dan hati. 3. Semua warga sekolah dengan sadar tedorong melaksanakan pembiasaan budaya kasih, jujur, tertib, disiplin, antre dalam rangka penanaman nilai dan norma serta etika. 4. Memandirikan anak dalam membangun pemahaman menguasai kompetensi dan mampu bersaing sehat untuk meningkatkan mutu/kualitas diri agar matang terbangun citra lewat refleksi agar mampumenjadi agen perubahan sosial. 5. Seluruh siswa kelas I I mencapai standar kriteria ketuntasan minimal sesuai jenjang kelas dan menguasai kompetensi, 34

3 meraih prestasi dan prosentasi kelulusan mencapai 100%. 6. Membangun citra sekolah, menggunakan berbagai media dan pencapaian target prestasi untuk menyebarkan dan promosi sekolah untuk menunjukkan eksistensi. 4.2 Bauran Pemasaran (marketing mix ) Sekolah 1. People (orang) a. Siswa Pada tahun pembelajaran 2012/2013 jumlah siswa di SD Kanisius Gendongan Salatiga adalah 157 siswa, yang meliputi siswa dari kelas I-I. Sedangkan jumlah siswa baru yang duduk di kelas I pada tahun pembelajaran 2012/2013 sebanyak 29 siswa. Jumlah siswa di SD Kanisius Gendongan Salatiga dalam tiga tahun pembelajaran terakhir (dari tahun pembelajaran 2010/2011 sampai dengan 2012/2013) dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah berikut ini : 35

4 Tabel 4.1 Jumlah Siswa SD Kanisius Gendongan Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011 sampai dengan Tahun Pelajaran 2012/2013 Jumlah Siswa Kelas 2010/ / /2013 I II III I I Jumlah Sumber : dokumen SD Kanisius Gendongan Salatiga, 2012 Berdasarkan data sekolah dari tahun 2009/ 2010 hingga tahun pembelajaran 2011/2012, prosentase kelulusan peserta didik yang mengikuti ujian tergolong baik yang ditunjukkan oleh prosentase kelulusan sebesar 100%. Data kelulusan dalam 3 tahun terakhir, disajikan pada tabel 4.2 di bawah ini : Tabel. 4.2 Data Kelulusan Peserta Didik tahun 2009/2010 s.d 2011/2012 SD Kanisius Gendongan Salatiga Tahun Pelajaran Peserta Ujian Lulus Ujian Prosentase (%) 2009/ / / Sumber : dokumen SD Kanisius Gendongan Salatiga,

5 Tabel 4.2 di atas memperlihatkan bahwa peserta Ujian Nasional di SD Kanisius Gendongan tahun pembelajaran 2009/2010 sebanyak 25 siswa, tahun pembelajaran 2010/2011 peserta Ujian Nasional sebanyak 25 siswa dan pada tahun pembelajaran 2011/2012 peserta Ujian Nasional meningkat menjadi 27 orang siswa yang kesemuanya berhasil dengan predikat lulus 100%. Data di atas mengindikasikan bahwa seluruh peserta didik lulus dalam ujian nasional. b. Tenaga Guru/karyawan Jumlah guru di SD Kanisius Gendongan Salatiga sebanyak 6 orang, satu orang Kepala Sekolah, karyawan terdiri dari satu orang pegawai TU, satu orang karyawan perpustakaan,dan satu orang penjaga sekolah yang merangkap sebagai petugas kebersihan sekolah. Perincian keadaan guru dan staf/karyawan di SD Kanisius Gendongan Salatiga serta kualifikasi pendidikan guru dan staf/karyawan yang ada di SD Kanisius Gendongan dapat dilihat dalam tabel 4.3 sebagai berikut : 37

6 Tabel 4.3 Kondisi Guru dan Staf/karyawan SD Kanisius Gendongan Salatiga Tahun Pelajaran No. Panel Keterangan Jumlah 1. Panel A Status Kepegawaian: a. Guru : 1. Dipekerjakan 2. Guru Tetap Yayasan b. Staf/karyawan : - Tetap Yayasan - Honorer - Kontrak yayasan Panel B Tingkat Pendidikan: a. Guru : - SMA - D2 - D3 - S1 b. Staf/karyawan (TU) : - SMA c. Petugas Perpustakaan : - D2 d. Penjaga Sekolah : - SMP 1 Sumber : dokumen SD Kanisius Gendongan Salatiga,2012 Berdasarkan tabel 4.3 dapat dikatakan bahwa kualifikasi pendidikan Guru dan Staf/karyawan SD Kanisius Gendongan Salatiga Tahun Pelajaran yang telah mendapatkan gelar sarjana masih tergolong rendah yaitu hanya sebesar 40% atau hanya 4 orang guru dari total 10 orang Product Sekolah merupakan suatu usaha yang bergerak di bidang pendidikan, maka produk yang ditawarkan berupa jasa, hal ini sesuai dengan visi dan misi yang 38

7 ingin dicapai sekolah tersebut. Kegiatan pembelajaran yang ditawarkan di SD Kanisius Gendongan Salatiga dilengkapi juga dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler bagi para siswa antara lain : voli, komputer, drumband, tari, paduan suara (koor), dan pramuka. Kegiatan ekstrakurikuler bagi para siswa tersebut tidak dipungut biaya. 3. Price (biaya) Uang pendaftaran siswa baru pada tahun pembelajaran 2012/2013 di SD Kanisius Gendongan Salatiga ditentukan sebesar Rp ,00. Sedangkan untuk USPP ditetapkan sebesar Rp Rp ,00. Uang sekolah (dana Iuran Kegiatan Belajar Mengajar/IKM) di SD Kanisius Gendongan Salatiga tahun pembelajaran 2012/2013 berkisar antara Rp ,00 Rp ,00 per bulan. Harga seragam sekolah ditetapkan sebesar Rp ,00. Apabila dibandingkan dengan SD swasta yang lain di Salatiga dalam lingkup kecamatan yang sama, uang sekolah tersebut lebih murah karena di SD Bethany sebesar Rp ,00 Rp ,00, sedangkan SD Kristen III dan SD Kristen I sebesar Rp ,00 Rp ,00. Penetapan uang sekolah, uang gedung, uang Dana Pengembangan Sekolah, biasanya sudah ditetapkan oleh Yayasan pada bulan Februari. Kebijakan Yayasan ini dilakukan tanpa adanya kompromi dengan pihak sekolah, akibatnya biaya 39

8 tersebut bagi yang berada di daerah dengan ekonomi penduduk sekitar sekolah menjadi sedikit mahal terlebih bila dibandingkan dengan keberadaan SD Negeri di sekitar SD Kanisius Gendongan Salatiga. 4. Place SD Kanisius Gendongan Salatiga terletak di jalan Dr. Muwardi No. 4 Salatiga yang merupakan lokasi strategis sebagai tempat pendidikan, letaknya berada di tepi jalan raya dan dekat dengan pemukiman penduduk. Letak sekolah yang strategis ini memberikan kemudahan bagi warga sekolah maupun calon konsumen dalam menjangkau lokasi sekolah dengan menggunakan sarana layanan transportasi umum. 5. Promotion Dalam rangka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dari tahun ke tahun yang dilakukan oleh SD Kanisius Gendongan Salatiga memiliki pola yang hampir sama yaitu diantaranya memasang spanduk di lokasi sekolah, pendekatan terhadap orang tua murid siswa TK Kanisius Gendongan,dan kirab (drumband). Pola strategi pemasaran yang cenderung monoton ini tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap jumlah siswa baru, sehingga jumlah siswa baru di SD Kanisius Gendongan setiap tahun cenderung tidak stabil (fluktuatif). Untuk menangggulangi hal tersebut, sudah dilakukan kerja 40

9 sama antar SD Kanisius dengan SMP Katolik di Salatiga. Usaha lain yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan jumlah siswa baru dimulai pada tahun Dimulai dengan kegiatan promosi yang dilakukan secara lebih intensif pada sekolah-sekolah Taman Kanak-kanak seperti TK Tunas Rimba, TK Pertiwi, TK Kanisius, dan TK Sejahtera Loka. Dalam PPDB tahun pembelajaran 2012/2013 sekolah sudah mempergunakan pendekatan secara individu maupun kegiatan personal selling (door to door promotion), penyebaran brosur ke sekolah-sekolah Taman Kanakkanak yang dekat dengan lokasi sekolah, maupun melalui pengumuman di gerejadan kerjasama dengan wadah kegiatan wanita katolik (WK) setempat sebagai upaya dalam memperoleh siswa baru, serta melakukan kerjasama dengan pihak-pihak dari sekolah lanjutan seperti SMP Pangudi Luhur maupun SMP Stella Matutina. 6. Physical Evidence (bukti fisik)/sarana Prasarana Kondisi ruang atau bangunan SD sampai saat ini bersama dengan TK dan SD Kanisius Gendongan telah memiliki 12 ruang kelas yang digunakan sebagai satu ruang guru, 1 ruang untuk kantor kepala sekolah TK/SD, 1 ruang UKS dan 1 ruang perpustakaan. Kelas formal 6 ruang, TK A 1 ruang, TK B 1 ruang. Selain itu terdapat juga 1 ruang aula yang digunakan sebagai 41

10 ruang serba guna, 1 ruang doa, 8 kamar mandi/wc,dan 1 ruang laboratorium komputer. Adanya bantuan DAK tahun 2003 untuk meningkat gedung yang sekarang digunakan untuk ruang Kepala Sekolah dan Ruang Guru untuk gedung yang berada dibawah, dan untuk gedung yang diatas digunakan untuk ruang kelas 5 dan kelas 6, tahun 2006 bantuan DAK untuk merenovasi sekolah lama yang rusak. Tahun 2009 DAK yang tujuannya mengganti atap, dan merehab kamar mandi dan WC, tahun 2010 mendapat bantuan blockgrant, tahun 2012 untuk mengganti dan meninggikan atap kelas tetapi tidak terealisasi hingga tahun Process (proses) Jenjang karir/kenaikan tingkat bagi guru tetap yayasan diberikan setiap 5 tahun, sedangkan kenaikan tingkat secara berkala diberikan bagi para guru tetap yayasan setiap 2 tahun. Penghargaan pengabdian bagi guru yang telah berkarya selama 25 tahun diberikan reward oleh yayasan berupa cincin emas yang biasa disebut sebagai pesta perak. Sedangkan proses pembelajaran yang diberikan bagi para siswa meliputi pembelajaran Tematik (bagi siswa kelas I-III) dan pembelajaran sesuai mata pelajaran (bagi siswa kelas I-I) sesuai dengan kurikulum standar nasional pendidikan Indonesia yang diintegrasikan dengan Paradigma Pembelajaran Reflektif (PPR) dan Pendidikan Karakter Budaya Bangsa 42

11 (PDKB). Secara ringkas, variabel marketing mix di SD Kanisius Gendongan dapat terlihat seperti pada tabel 4.4 berikut ini : Tabel 4.4 ariabel Marketing Mix SD Kanisius Gendongan No ariabel Marketing Mix Product (produk) Price (harga) Place (tempat) Promotion (promosi) People (orang) Keterangan Jasa pendidikan yang dilengkapi dengan penambahan kegiatan ekstrakurikuler : voli, komputer, drumband, tari, paduan suara (koor), dan pramuka. Administrasi pendidikan ditetapkan oleh Yayasan untuk tahun pembelajaran 2012/2013: - Uang pendaftaran: Rp ,00 - USPP : Rp ,00 Rp ,00 - IKM : Rp ,00 Rp ,00 - Seragam : Rp ,00 Letaknya strategis yaitu di Jl.Dr. Muwardi No.04 (terletak di pinggir jalan raya) yang mudah di jangkau dengan sarana transportasi umum. Kegiatan promosi dilakukan melalui pemasangan spanduk di lokasi sekolah, personal selling (door to door promotion) yang lebih di utamakan bagi orangtua siswa TK Kanisius Gendongan, kirab, kerjasama dengan sekolah katolik lain (SMP Stella Matutina dan SMP Pangudi Luhur), penyebaran brosur ke Taman Kanakkanak, bekerjasama dengan gereja dan kegiatan Wanita Katolik (WK). Terdiri dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 orang staf/karyawan TU, 1 43

12 6. 7. Physical Evidence (bukti fisik) Process (proses) orang penjaga sekolah. Jumlah siswa secara keseluruhan dari kelas I I sebanyak 157 orang siswa. Satu ruang guru, 1 ruang untuk kantor kepala sekolah TK/SD, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, kelas formal 6 ruang, 1 ruang doa, 1 kamar mandi guru, 3 kamar mandi/wc putra, 4 kamar mandi/wc putri,dan 1 ruang laboratorium komputer. a. Jenjang karir/kepangkatan guru: - Jenjang karir/kenaikan tingkat bagi guru tetap yayasan diberikan setiap 5 tahun, sedangkan kenaikan tingkat secara berkala diberikan bagi para guru tetap yayasan setiap 2 tahun. Penghargaan pengabdian bagi guru yang telah berkarya selama 25 tahun diberikan reward oleh yayasan berupa cincin emas yang biasa disebut sebagai pesta perak. b. Proses Pembelajaran: - Proses pembelajaran yang diberikan bagi para siswa meliputi pembelajaran Tematik (bagi siswa kelas I-III) dan pembelajaran sesuai mata pelajaran (bagi siswa kelas I-I) sesuai dengan kurikulum standar nasional pendidikan Indonesia yang diintegrasikan dengan Paradigma Pembelajaran Reflektif (PPR) dan Pendidikan Karakter Budaya Bangsa (PDKB). 4.3 Analisis SWOT Analisis dilakukan bersama Kepala sekolah, panitia Penerimaan Peserta Didik Baru, dan dua orang perwakilan guru yang ada di SD Kanisius Gendongan 44

13 Salatiga dalam Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 20 Oktober 2012 dan 20 Januari 2013 di ruangan kepala sekolah, yang berlangsung sekitar 2 jam. Dalam FGD ini terjadi brainstorming saat mengidentifikasi faktorfaktor strategis internal dan faktor-faktor strategi eksternal, karena masing-masing peserta FGD mempunyai sudut pandang yang berbeda. Data tersebut dibagi kedalam tiga matrik yaitu, matrik Internal Factors Analysis Summary dan matrik External Factors Analysis Summary, serta matrik SWOT untuk komponen variable marketing mix. Matrik yang sudah dibuat saat FGD mengalami sedikit perubahan pada beberapa item seperti penggunaan metode dan alat peraga dalam proses pembelajaran, kegiatan promosi,dan bukti fisik saat peneliti melakukan pemeriksaan sejawat dengan kepala sekolah. Setelah data yang ada disepakati oleh kepala sekolah, peneliti kemudian membuat analisis rencana strategis bagi strategi pemasaran di SD Kanisius Gendongan Salatiga Analisis SWOT terhadap ariabel Marketing Mix Analisis SWOT dilakukan dengan mengindentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi strategi pemasaran di SD Kanisius Gendongan Salatiga dalam tujuh variable marketing mix yaitu Product (produk), Price (harga), Place (tempat), Promotion (promosi), People (orang), Physical Evidence (bukti fisik) dan Process (proses). 45

14 Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan aspek Physical Evidence (bukti fisik), People (orang), Product (produk), Promotion (promosi),dan Process (proses) sampai diperoleh Matrik Internal Factors Analysis Summary (IFAS) dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut: 46

15 Tabel 4.5 Matriks IFAS ariabel Marketing Mix No ELEMEN SWOT Bobot Skor Total Bobot x Skor KEKUATAN 1. PDKB dan PPR yang diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan Sekolah memiliki gedung dan fasilitas pembelajaran Akreditasi A Lokasi sekolah strategis Kemampuan staf/tu ( dalam pembuatan laporan keuangan, pemberian informasi,dan penyusunan kelengkapan administrasi) Kemampuan finansial untuk biaya operasional sekolah Total Skor KELEMAHAN 1. Supervisi kepala sekolah Kegiatan promosi dan humas Jumlah guru ariasi penggunaan metode mengajar dan media pembelajaran Kualifikasi tenaga pendidik/guru Kemampuan dan penguasaan teknologi informasi guru dan siswa Total Skor Total Skor Akhir (Kekuatan Kelemahan) Sumber: Hasil Focus Group Discussion, Pemberian rentang bobot 0,1 sampai dengan 1,0 pada analisis SWOT matriks IFAS untuk elemen kekuatan dan kelemahan yang tertuang pada tabel

16 di atas dilakukan oleh pihak sekolah ketika sekolah menilai dirinya sendiri dalam FGD. Pemberian skor 1 sampai dengan 5 ditentukan oleh sekolah sesuai dengan skala prioritas sekolah yang dilakukan dalam FGD. Berdasarkan tabel 4.5 analisis SWOT matriks IFAS variabel marketing mix maka hasil analisis faktor kekuatan yang ada di SD Kanisius Gendongan Salatiga sebagai kekuatan/kelebihan yang utama adalah dengan adanya PDKB dan PPR yang diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan yang diberi bobot sebesar 0,23 dan skor 4. Adanya kurikulum yang diterapkan di sekolah tersebut dalam melaksanakan kurikulum pendidikan yang mengintegrasikan pada penerapan pendidikan karakter dan budaya bangsa (PDKB) serta menggunakan paradigma pembelajaran reflektif (PPR) sebagai ciri khusus yang hanya dimiliki oleh sekolah khatolik. Penerapan pendidikan karakter dan budaya bangsa (PDKB) pada sekolah katholik salah satunya ditunjukkan oleh ciri yang ditonjolkan yaitu adanya pemberlakuan kedisiplinan baik bagi siswa, guru, staf maupun kepala sekolah. Pemberlakuan standar disiplin tersebut meliputi kehadiran, jam kerja, administrasi, maupun laporan-laporan tugas dan tanggung jawab baik siswa, guru, staf dan karyawan sekolah. Berdasarkan matriks IFAS di atas kemampuan staf (Tata Usaha) dalam hal pembuatan berbagai macam laporan keuangan, administrasi perkantoran, 48

17 serta adanya ketersediaan berbagai informasi diberi bobot 0,12 dan skor 4. Elemen kekuatan yang dimiliki sekolah dengan pemberian bobot 0,21 dan skor 4 yang terlihat dalam matriks IFAS selanjutnya adalah adanya kepemilikan gedung beserta sarana dan prasarana yang memadai dengan kondisi yang baik dan lengkap. Dengan adanya ruang kelas, perpustakaan, kantor guru dan kantor kepala sekolah, kamar mandi/wc putra dan putri, ruang doa, aula, serta kelengkapan alat peraga pembelajaran membuat kegiatan pembelajaran dan kegiatan kesiswaan dapat dilaksanakan dengan lancar dan nyaman. Selain adanya ruang dan gedung yang didesain demi kenyamanan proses belajar-mengajar, sekolah juga memberikan fasilitas komunikasi yang memadai untuk telepon dan internet. Pemberian fasilitas komunikasi berupa telepon ini berhubungan dengan adanya peraturan yang ditetapkan bagi siswa-siswi supaya tidak membawa Hand phone (HP) di lokasi sekolah selama proses belajar di sekolah, namun sekolah juga memberikan layanan fasilitas komunikasi dengan menyediakan fasilitas telepon gratis bagi siswasiswi yang membutuhkannya. Fasilitas lain yang disediakan sekolah demi menunjang proses kegiatan belajar mengajar (KBM) adalah fasilitas internet. Namun fasilitas internet tersebut belum sepenuhnya diperuntukkan bagi siswa, sehingga layanan internet hanya digunakan bagi para guru untuk meningkatkan proses pembelajaran. 49

18 Tersedianya sarana dan prasarana sekolah serta adanya berbagai macam fasilitas yang ada menuntut adanya sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan dan keahlian dalam mempergunakannya. Berbagai sarana dan prasarana baik dalam bidang akademik maupun non akademik yang telah ada memberikan peluang bagi para siswa untuk mengembangkan ketrampilan dan menggali bakat minat serta menanamkan kedisiplinan, kerjasama, serta kepemimpinan setiap siswa. Oleh karena itu sekolah memfasilitasi berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler bagi para siswanya antara lain menari, kepramukaan, vocal, drumband, dan voli. Selanjutnya pemberian bobot sebesar 0,19 dan skor 4 pada elemen kekuatan sekolah berikutnya yaitu diperolehnya status sekolah yang terakreditasi A dari hasil akreditasi Agustus 2012 lalu. Adanya status sekolah yang terakreditasi A secara tidak langsung merupakan bentuk promosi yang menunjukkan bahwa SD ini memiliki kualitas/mutu pendidikan yang baik beserta dengan berbagai proses pembelajaran, administrasi yang ada, maupun proses pembiayaan sekolah. Berdasarkan hasil laporan keuangan sekolah dari sumber pembiayaan yang ada maka sekolah memiliki kemampuan finansial yang baik untuk biaya operasional sekolah yang dibuktikan dengan perolehan bobot sebesar 0,08 dan skor 3 dalam tabel matriks SWOT diatas. Selanjutnya yang menjadi elemen kekuatan yang dimiliki sekolah dengan pemberian bobot 0,17 dan 50

19 skor 3 adalah lokasi sekolah yang strategis yaitu berada di pinggir jalan raya dan mudah dijangkau oleh konsumen. Dengan kekuatan ini sekolah mempunyai kesempatan untuk menyiapkan diri dalam usaha untuk meningkatkan jumlah siswa baru dalam Penerimaan Peserta Didik Baru tahun pembelajaran 2013/2014 yang akan datang. Sehingga total bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan adalah 3,75. Walaupun memiliki beberapa kekuatan yang bisa diandalkan, sekolah juga mempunyai kelemahankelemahan yang perlu diatasi seperti kegiatan supervisi kepala sekolah yang belum maksimal dilaksanakan merupakan kelemahan sekolah yang diberi bobot 0,23 dan skor 2. Kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah hanya dilakukan sebatas pada supervisi administrasi guru saja, sedangkan pelaksanaan supervisi bagi kegiatan proses belajar-mengajar masih dirasakan sangat kurang. Rendahnya frekuensi pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut berdampak pada kemampuan dan penguasaan teknologi informasi guru dan siswa yang tidak maksimal. Hal ini menjadi kelemahan sekolah selanjutnya yang diberi skor 2 dan bobot 0,09. Salah satu hal yang melatarbelakangi kurangnya kemampuan dan penguasaan teknologi informasi guru seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.5 yang juga menjadi kelemahan sekolah yaitu kualifikasi tenaga pendidik (guru) yang belum Sarjana. Dari data yang ditunjukkan 51

20 pada analisis SWOT matriks IFAS dalam tabel 4.5 maka kualifikasi tenaga pendidik/guru yang belum sarjana diberi bobot 0,14 dan skor 3. Data yang diperoleh dari pihak sekolah hingga tahun pembelajaran 2011/2012 menyebutkan bahwa guru yang sudah sarjana hanya 2 orang dari total 6 tenaga pendidik atau sekitar 33% saja, dengan rincian 1 orang guru PNS (yang dipekerjakan) dan 1 orang guru yayasan. Namun pada tahun pembelajaran 2012/2013 tenaga guru dengan kualifikasi pendidikan sarjana meningkat sebesar 67% dengan rincian 3 orang guru yayasan dan 1 orang guru PNS (yang dipekerjakan). Adapun jumlah guru selama ini hanya terdiri dari 6 guru saja, namun pada tahun pembelajaran 2012/2013 jumlah guru di SD Kanisius Gendongan berjumlah 7 orang yang terdiri dari 5 tenaga guru tetap yayasan, 1 guru PNS,dan seorang kepala sekolah. Maka pada tabel 4.5 di atas jumlah guru yang dirasa kurang oleh pihak sekolah diberi bobot 0,18 dan skor 3. Keterbatasan tenaga guru serta kemampuan dan penguasaan teknologi informasi yang rendah mengakibatkan minimnya variasi penggunaan alat peraga, media pembelajaran serta metode pembelajaran yang diberlakukan pada kegiatan pembelajaran. Sehingga kelemahan sekolah selanjutnya yang diberi bobot 0,15 dan skor 2 terlihat pada variabel bukti fisik dan proses yang ditunjukkan oleh rendahnya variasi penggunaan metode mengajar dan penggunaan media pembelajaran. 52

21 Bagi elemen kelemahan sekolah pada matriks IFAS di atas dengan pemberian bobot sebesar 0,21 dan perolehan skor sebanyak 2 yaitu adanya kegiatan promosi dan hubungan kemasyarakatan yang sangat kurang untuk dilakukan. Meskipun sekolah memiliki Komite Sekolah namun pada kenyataannya peran komite sekolah terhadap kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh sekolah masih sangat kurang, bahkan dalam kegiatan mempromosikan sekolah serta melakukan hubungan kemasyarakatan. Berdasarkan data yang diperoleh maka total bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan adalah 2,32. Sedangkan total skor akhir kekuatan dikurangi kelemahan untuk adalah 1,43. Hal ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan daripada kelemahan. Ini berarti sekolah bisa menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahankelemahan yang muncul. Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek People (orang), proses, Product (Produk), Place (tempat), Promotion (promosi),dan Price (harga) dapat dilihat pada tabel 4.6 selanjutnya diberi bobot dan skor, serta dilakukan perhitungan skor akhirnya, dan diperoleh Matriks Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) sebagai berikut: 53

22 Tabel 4.6 Matriks EFAS ariabel Marketing Mix No ELEMEN SWOT Bobot Skor Total Bobot x Skor PELUANG Memiliki TK sendiri sebagai pemasok siswa Kesadaran dari orang tua untuk mendidik anak bermental Kristiani Akses transportasi umum Sumber pendanaan dari Pemerintah Kepercayaan masyarakat terhadap sekolah makin tinggi Dekat dengan perumahan penduduk Total Skor ANCAMAN Kebijakan pemerintah yang menghapus biaya pendidikan (sekolah gratis) Latar belakang ekonomi orang tua siswa Semakin banyak tuntutan dari masyarakat terhadap output yang dihasilkan Dukungan orang tua terhadap kegiatan sekolah Lokasi pesaing Pertumbuhan dan perkembangan pesaing Total Skor Total Skor Akhir (Peluang Ancaman) Sumber: Hasil Focus Group Discussion, Pemberian rentang bobot 0,1 sampai dengan 1,0 pada analisis SWOT matriks EFAS untuk elemen peluang dan ancaman yang tertuang pada tabel 4.6 di 54

23 atas dilakukan oleh pihak sekolah ketika sekolah menilai dirinya sendiri dalam FGD. Pemberian skor 1 sampai dengan 5 ditentukan oleh sekolah sesuai dengan skala prioritas sekolah yang dilakukan dalam FGD. Berdasarkan tabel 4.6 salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan sekolah yaitu SD Kanisius Gendongan memiliki TK yang lokasinya berada dalam lingkungan sekolah, dengan kata lain sekolah memiliki TK dalam lingkungan yang sama. Adanya siswa dari TK Kanisius Gendongan sebagai pemasok siswa baru pada penerimaan peserta didik baru di SD Kanisius Gendongan memberikan potensi bagi keberlanjutan sistem pendidikan yang berlatarbelakang Kristiani. Tabel 4.7 di bawah ini memperlihatkan bahwa TK Kanisius Gendongan merupakan pemasok siswa baru pada penerimaan peserta didik baru di SD Kanisius Gendongan setiap tahunnya : Tabel 4.7 TK Pemasok Siswa Baru di SD Kanisius Gendongan No Tahun Ajaran Jml Siswa Baru Jumlah Pemasok siswa berdasar Asal Sekolah TK Kanisius Gendongan TK Lain / / / / Sumber: Hasil Focus Group Discussion,

24 Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dikatakan bahwa setiap tahun pembelajaran jumlah siswa baru di SD Kanisius Gendongan terdiri dari 50% siswa TK Kanisius Gendongan yang lulus dan melanjutkan di sekolah dasar. Oleh karena itu siswa dari TK Kanisius tersebut diberi fasilitas berupa pembebasan biaya dana pembangunan/sumbangan sukarela dan biaya pendaftaran, sehingga diberi bobot 0,23 dan skor 4. Peluang berikutnya yaitu kesadaran dari orang tua untuk mendidik anak bermental Kristiani yang diberi bobot 0,21 dan skor 3. Sesuai dengan kurikulum pembelajaran yang ditawarkan oleh sekolah bahwa character building dan pembelajaran berdasarkan aksirefleksi yang diintegrasikan dengan berbagai mata pelajaran yang ada serta latar belakang sekolah yang mendasarkan iman Kristiani maka banyak orang tua siswa yang memiliki kesadaran untuk mendidik anak bermental Kristiani dengan menyekolahkan di SD Kanisius Gendongan. Selain itu keberadaan lokasi sekolah yang dekat dengan perumahan penduduk membuka adanya peluang yang baik bagi penduduk setempat untuk menyekolahkan putra-putrinya di sekolah yang dekat dengan tempat tinggalnya. Maka keberadaan sekolah yang dekat dengan perumahan penduduk diberi bobot 0,08 dan skor 4. Selain itu lokasi sekolah yang strategis dan mudah dijangkau dengan ketersediaan sarana transportasi umum merupakan peluang dimana sekolah dipilih oleh konsumen. Adapun ketersediaan 56

25 akses transportasi umum tersebut merupakan factor eksternal yang diberi bobot 0,17 dan skor 4. Faktor eksternal selanjutnya yang merupakan elemen peluang dari variabel marketing mix yaitu kepercayaan masyarakat terhadap sekolah makin tinggi yang terlihat dari banyaknya orang tua yang ingin memasukkan anaknya di SD Kanisius Gendongan. Data yang di dapat dari hasil penelitian seperti yang tercantum pada tabel 2.1 menyatakan bahwa pada tahun pembelajaran 2010/2011 jumlah siswa baru sebanyak 32 siswa dan tahun pembelajaran 2012/2013 jumlah siswa baru sebanyak 29 siswa. Peluang dimana kepercayaan masyarakat terhadap SD Kanisius Gendongan makin tinggi tersebut diberi bobot 0,15 dan skor 3. Di lain sisi data yang di dapatkan dari hasil penelitian yang telah dipadukan dalam FGD menyatakan bahwa sekolah juga menerima bantuan sumber pendanaan dari Pemerintah untuk biaya operasional sekolah yang bersumber dari APBN, APBD I,dan APBD II. Sehingga dengan adanya bantuan biaya operasional sekolah yang diterima, sekolah dapat melakukan subsidi silang untuk meringankan pembebanan biaya sekolah bagi setiap siswa. Pembiayaan operasional sekolah ini juga memberikan dampak yang signifikan dalam kemampuan finansial untuk biaya operasional sekolah bagi keberlangsungan kegiatan-kegiatan yang direncanakan maupun dilaksanakan. Namun meskipun 57

26 demikian kemampuan finansial sekolah untuk biaya operasional mampu memberikan peluang yang cukup baik yang ditunjukkan dengan pemberian bobot 0,16 dan skor 4. Total bobot dikali skor untuk faktor peluang adalah 3,64. Berdasarkan elemen SWOT yang sangat mengancam keberadaan sekolah yaitu adanya kebijakan pemerintah yang menghapus biaya pendidikan (sekolah gratis) yang diberi bobot 0,24 dan skor 3. Hal ini tentu saja memberikan dampak yang signifikan bagi sekolah-sekolah swasta dimana biaya pendidikan serta kegiatan operasional sekolah bersumber dari pembiayaan secara mandiri, sedangkan di sekolah-sekolah negeri biaya sekolah semuanya gratis. Ancaman selanjutnya yang menyebabkan kekhawatiran pihak sekolah dalam usahanya meningkatkan jumlah siswa baru setiap tahunnya yaitu latar belakang ekonomi orang tua siswa yang termasuk dalam kategori ekonomi menengah ke bawah yang diberi bobot 0,22 dan skor 3, serta semakin banyaknya tuntutan dari masyarakat terhadap output yang dihasilkan baik dalam bidang akademik maupun bidang non akademik serta karakter siswa yang diberi bobot 0,17 dan skor 1. Ancaman terakhir bagi SD Kanisius Gendongan yaitu adanya lokasi pesaing yang diberi bobot 0,13 dan skor 2. Data yang diperoleh terdapat setidaknya 5 sekolah dasar yang lokasinya mudah dijangkau 58

27 letaknya dekat dengan SD Kanisius Gendongan yang terdiri dari 3 SD negeri dan 2 SD swasta. Dalam lingkup Kecamatan yang sama dan adanya kontribusi pertumbuhan dan perkembangan pesaing maka keberadaan SD Kanisius pun tak luput dari ancaman atas adanya keberadaan kompetitornya yang diberi bobot 0,09 dan skor 2. Total bobot dikali skor untuk faktor ancaman adalah 2,29 maka total skor akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah1,35. Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut diketahui bahwa SD Kanisius Gendongan memiliki banyak peluang yang dapat memberikan kontribusi guna meningkatkan jumlah siswa baru pada setiap tahun pembelajaran. Memang ada beberapa hal yang dapat menjadi ancaman dalam hal pembiayaan (price), lokasi sekolah (place), proses, dan produk namun sekolah bisa mengatasi ancaman yang timbul dengan memanfaatkan peluang yang ada. Merujuk pada tujuh variabel marketing mix yang ada di SD Kanisius Gendongan, maka secara ringkas variabel-variabel marketing mix yang paling dominan dalam kegiatan pemasaran sekolah dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini : 59

28 Tabel 4.8 ariabel yang dominan dalam analisis SWOT variabel marketing mix di SD Kanisius Gendongan ariabel Marketing Mix Matriks SWOT IFAS : Kekuatan: 1. PDKB dan PPR yang diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan 2. Sekolah memiliki gedung dan fasilitas pembelajaran 3. Akreditasi A 4. Lokasi sekolah strategis v v Product (produk) Price (harga) Place (tempat) Promotion (promosi) People (orang) Physical Evidence (bukti fisik) Process (proses) 60

29 5. Kemampuan staf/tu ( pembuatan laporan keuangan, pemberian informasi,dan penyusunan kelengkapan administrasi) 6. Kemampuan finansial untuk biaya operasional sekolah Kelemahan : 1. Supervisi kepala sekolah 2. Kegiatan promosi dan humas 3. Jumlah guru 4. ariasi penggunaan metode mengajar dan media pembelajaran 5. Kualifikasi 61

30 tenaga pendidik/guru 6. Kemampuan dan penguasaan teknologi informasi guru dan siswa EFAS : Peluang : 1. Memiliki TK sendiri sebagai pemasok siswa 2. Kesadaran dari orang tua untuk mendidik anak bermental Kristiani 3. Akses transportasi umum 4. Sumber pendanaan dari Pemerintah 5. Kepercayaan masyarakat terhadap sekolah makin tinggi 62

31 6. Dekat dengan perumahan penduduk Ancaman : 1. Kebijakan pemerintah yang menghapus biaya pendidikan (sekolah gratis) 2. Latar belakang ekonomi orang tua siswa 3. Semakin banyak tuntutan dari masyarakat terhadap output yang dihasilkan 4. Dukungan orang tua terhadap kegiatan sekolah 5. Lokasi pesaing 6. Pertumbuhan dan perkembangan pesaing Total dominan variabel

32 Pada tabel 4.8 terlihat bahwa variabel yang dominan dalam analisis SWOT variabel marketing mix Matriks IFAS maupun EFAS di SD Kanisius Gendongan berdasar variabel yang dominan yaitu 1. variabel proses sebanyak 10 item, 2. variabel produk sebanyak 6 item, 3. variabel price (biaya), place (tempat), dan people (orang) merupakan variabel yang sama-sama memperoleh 4 item sehingga posisinya sama, sedangkan urutan selanjutnya didominasi oleh variabel bukti fisik sebanyak 3 item. Selanjutnya variabel marketing mix yang memperoleh dominansi paling sedikit terletak pada variabel promosi yang hanya memperoleh 1 item saja Rencana Strategi Pemasaran berdasarkan variabel Marketing Mix Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk variabel Marketing Mix kemudian diberi bobot dan skor maka hasil perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Skor Akhir IFAS dan EFAS untuk variabel Marketing Mix IFAS EFAS Kategori Total Skor Kategori Total Skor Kekuatan 3,75 Peluang 3,64 (S) (O) Kelemahan 2,32 Ancaman 2,29 (W) (T) Total (S W) 1,43 Total (O T) 1,35 64

33 Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal untuk variabel Marketing Mix di SD Kanisius Gendongan Salatiga diperoleh hasil skor akhir IFAS (kekuatan-kelemahan) adalah 1,43. Sedangkan skor akhir EFAS (peluang-ancaman) adalah 1,35. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada di kuadran SO (strenght-opportunity) yang mendukung strategi agresif, sehingga pihak sekolah dapat menggunakan kekuatan dari lingkungan internal sekolah dan meraih peluang yang ada pada lingkungan eksternal dalam strategi pemasaran sekolah khususnya pada aspek variabel marketing mix untuk meningkatkan jumlah siswa baru. Hasil analisis tersebut digambarkan pada gambar 4.1 berikut: Peluang 3 2 ( 1,43;1,35) KUADRAN - SO Strategi Agresif Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap Peluang yang ada Kelemahan Kekuatan -2-3 Ancaman Gambar 4.1 Matriks SWOT ariabel Marketing Mix 65

34 Gambar 4.2 Rencana Strategi Pemasaran berdasarkan variabel marketing mix Eksternal Peluang Internal Faktor Faktor Memiliki TK sendiri sebagai pemasok siswa Kesadaran dari orang tua untuk mendidik anak bermental Kristiani Akses transportasi umum Sumber pendanaan dari Pemerintah Kepercayaan masyarakat terhadap sekolah makin tinggi Dekat dengan perumahan penduduk Kekuatan PDKB dan PPR yang diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan Sekolah memiliki gedung dan fasilitas pembelajaran Akreditasi A Lokasi sekolah strategis Kemampuan staf/tu (dalam pembuatan laporan keuangan, pemberian informasi,dan penyusunan kelengkapan administrasi) Kemampuan finansial untuk biaya operasional sekolah 1. Merevisi visi dan misi sekolah 2. Membuat program bedah alat peraga 3. Meningkatkan kualitas layanan pada peserta didik maupun stakeholder 4. Meningkatkan promosi 66

35 Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, maka rencana strategi pemasaran yang perlu dibuat sebagai upaya meningkatkan jumlah siswa baru berdasarkan variabel marketing mix di SD Kanisius Gendongan adalah : (1) Merevisi visi dan misi sekolah, (2) Membuat program bedah alat peraga dan fasilitas pembelajaran, (3) Meningkatkan kualitas layanan pada peserta didik maupun stakeholder, (4) Meningkatkan promosi. 4.4 Pembahasan Tindak Lanjut dari Nilai IFAS dan EFAS Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal variabel marketing mix SD Kanisius Gendongan maka diperoleh hasil skor akhir lingkungan internal variabel marketing mix (kekuatan kelemahan) adalah 1,43. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan dari pada faktor kelemahan. Sedangkan skor akhir lingkungan eksternal variabel marketing mix (peluang ancaman) adalah 1,35. Ini menunjukkan bahwa faktor peluang masih lebih dominan dari faktor ancaman sehingga sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mereduksi ancaman-ancaman yang muncul. 67

36 Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan bahwa posisi SD Kanisius Gendongan berada pada titik (1,43 ; 1,35) berarti ada pada kuadran SO (Strength Opportunities), yang merupakan situasi sangat menguntungkan karena sekolah memiliki kekuatan dan peluang yang lebih dominan sehingga perlu diterapkan strategi agresif yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif dengan menggunakan kekuatan yang ada pada sekolah untuk memanfaatkan peluang dari luar. Sebagai tindak lanjut dari posisi sekolah yang ditunjukkan pada kuadran SO maka sekolah perlu membuat rencana strategi pemasaran sebagai upaya meningkatkan jumlah siswa baru berdasarkan tujuh variabel marketing mix di SD Kanisius Gendongan Rencana Strategi Pemasaran berdasarkan variabel marketing mix Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (Strengths Oppurtunities), yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan kekuatan internal sekolah untuk meraih peluangpeluang yang ada di luar sekolah (Robbins & Coulter, 2009). Berikut ini adalah rencana strategi pemasaran sebagai upaya meningkatkan jumlah siswa baru berdasarkan tujuh variabel marketing mix di SD Kanisius Gendongan : 68

37 Renstra pertama : Merevisi visi dan misi sekolah dengan menitikberatkan pada kompetensi lulusan, character building, dan paradigma pembelajaran reflektif. Sebagai salah satu ciri utama yang dimiliki sekolah-sekolah Katolik adalah adanya sistem pembelajaran yang mengajarkan pembentukan karakter dan pribadi siswa maka perumusan visi dan misi sekolah didasarkan pada perwujudan aksi refleksi sebagai nilai tambah dari produk jasa yang ditawarkan oleh konsumen. Oleh karena itu sekolah perlu untuk mengembangkan program pembelajaran berdasarkan Paradigma Pembelajaran Reflektif (PPR) serta Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa (PDKB). Program pembelajaran tersebut perlu diintegrasikan dalam kurikulum pembelajaran sebagai ciri utama dari SD Kanisius Gendongan. Adapun pembelajaran reflektif tersebut lebih menekankan pada bagaimana para siswa melakukan aksi dan refleksi atas ilmu pengetahuan yang dipelajarinya dengan kenyataan yang ada serta mengkaitkannya dengan karakter yang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Sehingga dengan adanya penekanan pada kurikulum pembelajaran berdasarkan PPR dan PDKB sekolah bisa menjual suatu nilai prioritas (value) yang berbeda yang memberikan manfaat (benefit) tersendiri dari output yang dihasilkan SD Kanisius Gendongan di masa yang akan datang. Selain itu adanya pembentukan mental dan karakter sejak dini diharapkan output yang dihasilkan dapat membangun suatu image positif sekolah di benak 69

38 masyarakat sehingga publisitas output sesuai harapan konsumenpun dapat menjadi media promosi melalui word of mouth. Renstra kedua : Membuat program bedah alat peraga dan fasilitas pembelajaran. Pemberian dana bantuan Blokgrand Disdikpora Kota Salatiga yang diterima SD Kanisius Gendongan sebesar Rp ,00 pada tahun 2010 lalu memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pemenuhan sarana prasarana serta fasilitas pembelajaran sekolah tersebut, terutama dalam pengadaan alat peraga pembelajaran. Namun pada kenyataannya sejak tahun 2010 hingga tahun pembelajaran 2012/2013 ini beberapa guru enggan untuk menggunakan alat peraga dan media pembelajaran yang ada. Sehingga hasil bidang akademik siswa tidak maksimal. Oleh karena itu sebagai manajemen puncak di sekolah hendaknya Kepala Sekolah memberi motivasi dan dorongan pada tenaga pendidik agar memaksimalkan penggunaan alat peraga dan memanfaatkan fasilitas sekolah. Salah satu cara yang bisa digunakan yaitu dengan membuat program bedah alat peraga. Program tersebut bisa dilakukan dengan cara melakukan kegiatan pembelajaran secara out door atau pembelajaran di luar kelas. Dengan kreatifitas dan keahlian guru dalam mempergunakan alat peraga dan media pembelajaran beserta dengan fasilitas sekolah yang memadai maka pembelajaran dapat dilaksanakan secara PAIKEM. 70

39 Adanya rutinitas pembelajaran yang dilakukan di luar kelas dapat juga dilakukan sebagai kegiatan promosi secara tidak langsung yang ditujukan kepada para siswa taman kanak-kanak Kanisius Gendongan yang berada satu lokasi dengan SD Kanisius Gendongan. Sekolah juga perlu untuk meningkatkan kenyamanan penggunaan fasilitas dan pelayanan sekolah. Kenyamanan yang diberikan sekolah pada para siswa di saat mereka belajar di sekolah yang meliputi penataan interior, perawatan bangunan, desain eksterior, tingkat kebersihan sekolah, serta pemberian pelayanan yang ramah dan sistem birokrasi yang mudah dan cepat akan memberikan nilai tambah bagi sekolah di mata konsumen. Sekolah dapat mengoptimalkan penggunaan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar siswa dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Renstra ketiga : Meningkatkan kualitas layanan pada peserta didik maupun stakeholder. Pemasaran produk jasa sangat dipengaruhi oleh kualitas layanan. Oleh karena itu setiap guru, karyawan/staf bahkan penjaga sekolah harus mampu untuk memberikan pelayanan yang maksimal demi kepuasan pelanggan, antara lain pemberian respon yang cepat bagi saran maupun usul yang membangun, keterbukaan informasi dan kerjasama antara orangtua dan guru yang berkaitan dengan hasil belajar anak didik, dan sistem birokrasi yang tidak berbelit dalam kegiatan pembelajaran. 71

40 Renstra keempat : Meningkatkan kegiatan promosi dan mengembangkan program public relation.. Dalam hal ini pihak sekolah perlu memberdayakan komite sekolah yang ada untuk melakukan hubungan kemasyarakatan guna melakukan kerjasama baik dengan tokoh masyarakat setempat, pihak alumni, tokoh pendidikan, maupun tokoh keagamaan. Meningkatkan dan memaksimalkan kegiatan promosi. Untuk melakukan kegiatan promosi dengan gencar perlu adanya anggaran biaya promosi. Adanya kemampuan finansial untuk biaya operasional sekolah yang baik yang bersumber dari pendanaan pemerintah memberikan keuntungan tersendiri bagi pembuatan program promosi yang berkelanjutan. Selama ini kegiatan promosi sekolah hanya dilakukan sekolah saat mendekati tahun ajaran baru saja (musim pendaftaran siswa baru). Selain itu media promosi yang digunakan selalu sama yaitu pemasangan spanduk di lokasi sekolah, penyebaran brosur, kirab dengan drumband di sekitar lingkungan sekolah dan open house. Oleh karena itu kegiatan promosi perlu ditingkatkan dan dimaksimalkan dengan menggunakan berbagai media promosi dan menggunakan waktu yang tidak terbatas, diantaranya siswa dapat diikutsertakan dalam berbagai kegiatan antar sekolah baik kegiatan akademik maupun kegiatan non akademik, sekolah dapat melakukan iklan melalui pemasangan spanduk di tempat yang strategis terutama melalui gereja, sekolah juga dapat membentuk tim promosi yang bertugas mempromosikan sekolah serta meningkatkan kerjasama dengan sekolah lain. Sebenarnya sekolah 72

41 memiliki TK sebagai pemasok input karena mempunyai TK di lokasi yang sama dengan keberadaan SD Kanisius Gendongan, oleh karena itu sekolah perlu melakukan personal selling dengan melakukan kegiatan tatap muka antara pihak sekolah dasar dengan orang tua murid TK. 73

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat di ambil yaitu:

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat di ambil yaitu: BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat di ambil yaitu: 5.1.1 Kekuatan, kelemahan, Peluang dan Ancaman di SD Kanisius Gendongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang SD Kanisius Gendongan Salatiga merupakan salah satu sekolah swasta di Salatiga, di bawah naungan yayasan Katholik. Sekolah dasar Kanisius Gendongan mendasarkan pembelajaran

Lebih terperinci

Variabel Distribusi : 1. Apakah Anda mempertimbangkan jarak/lokasi sekolah dengan tempat tinggal Anda?

Variabel Distribusi : 1. Apakah Anda mempertimbangkan jarak/lokasi sekolah dengan tempat tinggal Anda? LAMPIRAN 01 PEDOMAN WAWANCARA DENGAN ORANG TUA MURID Variabel Harga: 1. Menurut Anda apakah USPP yang ditetapkan SD Kanisius Gendongan terjangkau di bandingkan dengan USPP yang ditetapkan SD swasta lainnya?

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sekolah SMAK St. Petrus Comoro didirikan pada tahun 1986 pada jaman pemerintahan Indonesia, dengan alasan untuk menampung siswa yang mempunyai NEM rendah dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu: BAB V P E N U T U P 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu: 1. Upaya-Upaya yang Sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam Rangka Peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 9 Salatiga yang berada di Jalan Pemuda 7-9 Salatiga. Penelitian berlangsung pada tanggal 18 Mei 2012

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah:

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah: BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah: 1. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman di SMP Negeri 1 Bawen Berdasarkan hasil analisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak tersruktur. Secara terstruktur, pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penentu bagi perkembangan sosial dan ekonomi ke arah kondisi yang lebih baik,

BAB I PENDAHULUAN. penentu bagi perkembangan sosial dan ekonomi ke arah kondisi yang lebih baik, Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, jenjang pendidikan di perguruan tinggi dirasakan sudah menjadi kebutuhan pendidikan yang pokok bagi masyarakat. Masyarakat memandang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

Kata kunci: mutu nonakademik, analisis swot, ban pt, renstra

Kata kunci: mutu nonakademik, analisis swot, ban pt, renstra ABSTRAK Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (FTI UPVY) perlu melakukan evaluasi untuk meningkatkan mutu baik dari segi akademik maupun non akademik yang dituangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 1 Ngadirejo SDN 1 Ngadirejo merupakan lembaga pendidikan milik pemerintah yang berdiri tahun 1951 yang sebelumnya juga sebagai Sekolah Rakyat pada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

: Budi Utami, SE., MM

: Budi Utami, SE., MM STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO PAKAIAN OLAHRAGA ZOMBIE SOCCER NAMA NPM/KELAS PEMBIMBING : ARIF ASMAWI : 111109/EA : Budi Utami, SE., MM Latar Belakang Seiring berjalannya perkembangan ekonomi sehingga membuat

Lebih terperinci

Nofianty ABSTRAK

Nofianty ABSTRAK Nofianty - 0600670101 ABSTRAK PT. Surya Toto adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang saniter atau alat perlengkapan mandi. Tujuan penulisan dari skripsi ini adalah mengidentifikasikan masalah

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM : Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT Nama : Dewi Ratnasari NPM : 11210912 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Manajemen Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk. perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah.

IV. PEMBAHASAN. Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk. perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah. 27 IV. PEMBAHASAN 4.1 gambaran Umum perusahaan 4.1.1 Sejarah singkat Perusahaan Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum) dimana keseluruhan sahamnya dimiliki

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Manajemen Marketing Mix Dalam Meningkatkan Minat Konsumen Di SMP

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Manajemen Marketing Mix Dalam Meningkatkan Minat Konsumen Di SMP 78 BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Manajemen Marketing Mix Dalam Meningkatkan Minat Konsumen Di SMP Rahmat Kembang Kuning Surabaya. Berdasarkan beberapa data yang telah dipaparkan di dalam bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai faktor pendukung yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai faktor pendukung yang memegang peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan sebagai faktor pendukung yang memegang peranan penting di segala sektor terutama dalam pekerjaan. Pendidikan sebagai usaha yang dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif karena menggambarkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di SMAK St. Petrus Comoro

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Bab ini adalah merupakan penutup dari penelitian yang dilakukan, terdiri dari tiga hal yaitu 1) Simpulan, 2) Implikasi, 3) Saran. 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran terdapat berbagai permasalahan yang penting dan harus segera diselesaikan,

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran terdapat berbagai permasalahan yang penting dan harus segera diselesaikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi setiap perusahaan, baik perusahaan jasa ataupun manufaktur, pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang sangat penting untuk mencapai tujuannya. Dalam pemasaran

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PADA TOKO PONSEL RIN PULSA.

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PADA TOKO PONSEL RIN PULSA. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PADA TOKO PONSEL RIN PULSA. Nama : Syaiful Bahri Npm : 181740 Kelas : EA6 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Sri Kurniasih Agustin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Faktor-faktor yang diprioritaskan konsumen dalam memilih sebuah salon Berdasarkan hasil pengujian Cochran setiap variabel yang terdapat pada kuesioner penelitian,

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Suhartini Teknik

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI. bawah naungan para Suster Kongregasi Suster-Suster Santa Bunda Maria ( SND )

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI. bawah naungan para Suster Kongregasi Suster-Suster Santa Bunda Maria ( SND ) BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Yayasan Santa Maria cabang Jakarta merupakan yayasan pendidikan di bawah naungan para Suster Kongregasi Suster-Suster Santa Bunda Maria ( SND ) yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

3.9 Penyebaran Kuesioner Pendahuluan Pengolahan Kuesioner Pendahuluan Identifikasi Variabel Penelitian

3.9 Penyebaran Kuesioner Pendahuluan Pengolahan Kuesioner Pendahuluan Identifikasi Variabel Penelitian ABSTRAK Hypermart adalah salah satu usaha ritel yang terdapat di Bandung Indah Plaza (BIP) yang berdiri sejak BIP melakukan renovasi yaitu pada akhir tahun 2005. Pada awal-awal pembukaan Hypermart penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan menghadapi dua tuntutan yaitu tuntutan dari masyarakat dan tuntutan dunia usaha. Hal yang menjadi tuntutan yaitu tentang

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi Sekolah 1. Sejarah SMK Kristen 1 Klaten berdiri pada tanggal 1 Agustus 1965 menempati gedung SD Krsiten III yang dahulu berada di

A. Analisis Situasi Sekolah 1. Sejarah SMK Kristen 1 Klaten berdiri pada tanggal 1 Agustus 1965 menempati gedung SD Krsiten III yang dahulu berada di BAB I PENDAHULUAN Universitas Negeri Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi yang menghasilkan tenaga kependidikan terbanyak yang ada di Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta sudah banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kottler dan Amstrong (2001:7), Pemasaran adalah Suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan berkelompok memperoleh apa yang mereka

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut American Marketing Association adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran total, termasuk perumusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah dasar kebangkitan dan memajukan kondisi kesejahteraan sebuah bangsa, (Putra, 2012, 129-144). Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN-II MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

KEWIRAUSAHAAN-II MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen KEWIRAUSAHAAN-II Modul ke: 10 Fakultas Ekonomi Bisnis MERANCANG STRATEGI PEMASARAN Oloan Situmorang, ST, MM Program Studi Manajemen http://mercubuana.ac.id Pokok Bahasan 1. Makna pemasaran 2. Pengenalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Sebuah perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Di dalam dunia bisnis, terdapat banyak perusahaan yang menawarkan barang/produknya. Perusahaan-perusahaan tersebut terbagi menjadi perusahaan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan. membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan. membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan manusia berkembang begitu cepat. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini manusia sangat bergantung

Lebih terperinci

Judul Penelitian Ilmiah :

Judul Penelitian Ilmiah : Judul Penelitian Ilmiah : ANALISIS SWOT DAN MARKETING MIX DALAM STRATEGI PEMASARAN ONLINE SHOP TACQUEEN PENULIS Nama Kelas : Dinda Permatasari : 3EA29 NPM : 12212187 Pembimbing : Dr. Teddy Oswari, MM LATAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa perlu menjaga kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan kajian pustaka yang berupa uraian-uraian teori, hasil

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan kajian pustaka yang berupa uraian-uraian teori, hasil 183 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan kajian pustaka yang berupa uraian-uraian teori, hasil penelitian dengan menyebarkan angket, serta pengujian analisis jalur (path analysis) yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PADA STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN QURBAN DI BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG PURI KABUPATEN PATI

BAB IV ANALISIS SWOT PADA STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN QURBAN DI BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG PURI KABUPATEN PATI BAB IV ANALISIS SWOT PADA STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN QURBAN DI BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG PURI KABUPATEN PATI A. Analisis Data Analisis data dari penelitian ini adalah analisis deskriptif yang bertujuan

Lebih terperinci

Perencanaan Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Prabumulih

Perencanaan Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Prabumulih 96 Perencanaan Strategi Sistem Informasi Teknologi Informasi pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Prabumulih Anita JURNAL SISTEM INFORMASI DAN KOMPUTERISASI AKUNTANSI (JSK) Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dengan memberikan pendidikan bagi anak-anak sebagai bekal

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dengan memberikan pendidikan bagi anak-anak sebagai bekal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah lembaga sosial didirikan dengan maksud membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memberikan pelayanan bagi masyarakat. Lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I

BAB I PENDAHULUAN BAB I BAB I BAB I 1 A Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) merupakan perwujudan dari tekad melakukan reformasi pendidikan untuk menjawab tuntutan

Lebih terperinci

Sumber : Data Primer yang Diolah Tahun 2013 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Sumber : Data Primer yang Diolah Tahun 2013 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Empathy Empathy 1. Guru harus menjaga relasi yang baik (kedekatan) dan komunikasi antara guru dan siswa, dimana guru menempatkan diri sebagai orang tua dan teman bagi siswa, sehingga siswa merasa nyaman

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah Penulis melakukan analisis terhadap lingkungan industri yang dihadapi oleh Dewi Sambi Tenun dan Perancangan saluran distribusi multi channel Marketing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua potensi efektif yang ada untuk mencapai tujuan tertentu, tidak peduli bagaimana bentuk struktur

Lebih terperinci

PUBLICITAS Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka

PUBLICITAS Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka STRATEGI PENGEMBANGAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MAJALENGKA Oleh : OTONG KARYONO Otong_karyono@rocketmail.com Tekni Industri, Fakultas Teknik, Universitas Majalengka ABSTRAK Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. KKN-PPL Penjas UNY - SMA N 3 Klaten

BAB I PENDAHULUAN. KKN-PPL Penjas UNY - SMA N 3 Klaten BAB I PENDAHULUAN Mata Kuliah PPL mempunyai sasaran masyarakat sekolah, baik dalam kegiatan yang terkait dengan pembelajaran maupun kegiatan yang mendukung berlangsungnya pembelajaran. PPL diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis dan pembahasan secara seksama, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah: 5.1.1 Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Kompetensi Keahlian Tehnik

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PADA USAHA PERCETAKAN DI CV. TRIJAYA OFFSET PRINTING NORMA DWI ANDRAWINA MANAJEMEN 2010

STRATEGI PEMASARAN PADA USAHA PERCETAKAN DI CV. TRIJAYA OFFSET PRINTING NORMA DWI ANDRAWINA MANAJEMEN 2010 STRATEGI PEMASARAN PADA USAHA PERCETAKAN DI CV. TRIJAYA OFFSET PRINTING NORMA DWI ANDRAWINA 15210034 MANAJEMEN 2010 LATAR BELAKANG MASALAH CV. TRIJAYA OFFSET PRINTING STRATEGI PEMASARAN MARKETING MIX ANALISIS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI. ii RANGKUMAN EKSEKUTIF viii TIM PENYUSUN EVALUASI DIRI.. xi

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI. ii RANGKUMAN EKSEKUTIF viii TIM PENYUSUN EVALUASI DIRI.. xi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI. ii RANGKUMAN EKSEKUTIF viii TIM PENYUSUN EVALUASI DIRI.. xi BAB I KOMPONEN A VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN STRATEGI PENCAPAIAN 1 A. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN,

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

4.1 Gambaran SMPN 1 Bawen

4.1 Gambaran SMPN 1 Bawen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran SMPN 1 Bawen SMP Negeri 1 Bawen merupakan salah satu sekolah menengah negeri yang berdiri pada 15 Desember 1983 dan terletak di Jalan Soekarno Hatta

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan mengalami banyak sekali perkembangan. Banyak sekolah yang mulai berdiri dan menyatakan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT Nama : Fitria Shinta Dewi NPM : 13213551 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Eva Karla, SE,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Strategi Pemasaran Strategi pemasaran menurut Pearce and Robinson (1997) adalah tindakan perusahaan dalam menentukan siapa akan menjual apa, dimana, kepada siapa, berapa banyak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arus modal yang keluar masuk, hingga melampaui batas-batas negara

BAB I PENDAHULUAN. Arus modal yang keluar masuk, hingga melampaui batas-batas negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arus modal yang keluar masuk, hingga melampaui batas-batas negara menjadikan pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai salah satu faktor yang penting untuk diperhatikan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari seluruh proses analisis dan pengumpulan data yang diperoleh melalui hasil wawancara interaktif dan dilengkapi dengan teori-teori yang mendukung penelitian dalam pembahasan

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN TK-SD SATU ATAP

PENYELENGGARAAN TK-SD SATU ATAP PENYELENGGARAAN TK-SD SATU ATAP LATAR BELAKANG Taman Kanak-kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan anak usia dini jalur formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai masuk pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo 179 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo maka pembahasannya dilakukan terhadap 6 (enam) fokus penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh industri kecil, yaitu pabrik jamu Bisma Sehat

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pelaksanaan otonomi pendidikan menuntut perubahan dalam sistem supervisi yang bukan saja mengemban fungsi pengawasan tetapi juga fungsi pembinaan terhadap penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Lebih terperinci

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda 7P Dalam Bauran Pemasaran, Dalam komunikasi pemasaran diperlukan suatu pendekatan yang mudah dan fleksibel yang terdapat pada bauran pemasaran (marketing

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO MITRA BIKE

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO MITRA BIKE ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO MITRA BIKE NAMA : PRAMUDITHA RIZKY NPM : 15210358 JURUSAN : MANAJEMEN PEMBIMBING : SRI KURNIASIH AGUSTIN, SE.,MM LATAR BELAKANG MASALAH Pemasran merupakan aspek yang

Lebih terperinci

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH BAB III IDENTIFIKASI MASALAH 3.1. Sejarah Singkat Lembaga Pendidikan SDN Pondok Labu 016 Pagi adalah sekolah dasar yang sedang dalam pengembangan dan kemajuan, baik dalam sistem pembelajaran maupun penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Sekolah Keberadaan SMP N 2 Ngaglik Sleman sejak tahun 1967 yang sebelumnya merupakan Filial SMP N 1 Ngaglik Sleman. SMP N 2 Ngaglik Sleman dikenal luas

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah YUPPENTEK adalah kepanjangan dari Yayasan Usaha Peningkatan Pendidikan Teknologi berdiri tangal 16 Januari 1968. Pada awalnya berdiri adalah untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Nasabah pada PT. Bank Sumut Cabang

BAB II URAIAN TEORITIS. Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Nasabah pada PT. Bank Sumut Cabang BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian Magdalena (2006) tentang Analisis Strategi Bauran Pemasaran Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Nasabah pada PT. Bank Sumut Cabang Iskandar Muda Medan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda penulis melakukan Analisa Internal dan Analisa Eksternal sebagai pengumpulan datanya, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini semakin pesat, sehingga terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini semakin pesat, sehingga terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini semakin pesat, sehingga terjadi persaingan antara satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, peran pemerintah untuk ikut serta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum SMA Negeri 1 Salatiga Pada 1 Juli yayasan SMA B didirikan oleh beberapa tokoh, terutama mereka yang berada di DPRD Salatiga

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Panduan EDS Kepala Sekolah Dokumen ini diperuntukkan bagi PTK dan Siswa KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Peran sekolah dinilai sangat penting bagi maju dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Peran sekolah dinilai sangat penting bagi maju dan berkembangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan, sebab kualitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan pada rumah makan Siomay Mola-Mola yang berlokasi di Jl. Summagung 3 No.7 Kelapa Gading Jakarta Utara. Siomay Mola- Mola didirikan oleh saudara Kelvin Ang Putra pada bulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Sekolah Laboratorium Dalam tahun 1960-an dosen-dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas & IKIP Kristen Satya Wacana telah merasakan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam mewujudkan tujuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam mewujudkan tujuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Konsep pemasaran menegaskan bahwa kesuksesan sebuah organisasi dalam mewujudkan tujuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam mengidentifikasi kebutuhan dan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR Frengky Hariyanto - 1301030322 Email : frengky_hariyanto@yahoo.co.id Dosen Pembimbing Hartiwi Prabowo, SE., MM. ABSTRAK PT Indo Jaya Sukses Makmur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di sekolah adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan formal yang terstruktur dan membentuk sebuah sistem yang saling

Lebih terperinci

NOVIYANTI MANAJEMEN EKONOMI Penerapan Strategi Pemasaran Dalam Konsep Sisitem Multi Level Marketing Pada PT IFARIA GEMILANG

NOVIYANTI MANAJEMEN EKONOMI Penerapan Strategi Pemasaran Dalam Konsep Sisitem Multi Level Marketing Pada PT IFARIA GEMILANG NOVIYANTI 15210087 MANAJEMEN EKONOMI 2013 Penerapan Strategi Pemasaran Dalam Konsep Sisitem Multi Level Marketing Pada PT IFARIA GEMILANG Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan selalu berusaha agar produknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan pondasi utama dalam pengembangan peradaban. Sejak adanya manusia maka sejak saat itu pula pendidikan itu ada. 1 Pengembangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah penting yang dihadapi oleh lembaga-lembaga baik ekonomi, sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan hubungan yang baik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Profil SMK Negeri 2 Salatiga SMK Negeri 2 Salatiga berdiri tahun 1999. Sekolah dengan nomor statistik 321036203006 tersebut beralamat di Jalan Parikesit,

Lebih terperinci

VI. EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

VI. EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN VI. EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengembangan kapasitas pendidikan dan pelatihan berbasis pelayanan dan pemberdayaan publik pada UPT Provinsi Riau disusun bersasarkan hasil analisis terhadap

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Dalam Usaha Meningkatkan Jumlah Pelanggan Pada Derkei Futsal. Muhammad Hapriansyah

Strategi Pemasaran Dalam Usaha Meningkatkan Jumlah Pelanggan Pada Derkei Futsal. Muhammad Hapriansyah Strategi Pemasaran Dalam Usaha Meningkatkan Jumlah Pelanggan Pada Derkei Futsal Muhammad Hapriansyah 10207744 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis multi dimensi dan persaingan di dunia usaha yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung oleh wawancara terhadap para responden dan informasi-informasi yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu manajemen dapat dibagi-bagi sesuai dengan fokusnya, yaitu Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Keuangan, Manajemen Marketing, dan sebagainya. Manajemen memiliki

Lebih terperinci