STUDI AWAL DESIGN MODEL SISTEM RANTAI DINGIN (COLD CHAIN SYSTEM) KOMODITAS UNGGULAN EKSPOR SEKTOR PERIKANAN MALUKU (IKAN BEKU/FROZEN FISH)
|
|
- Susanti Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI AWAL DESIGN MODEL SISTEM RANTAI DINGIN (COLD CHAIN SYSTEM) KOMODITAS UNGGULAN EKSPOR SEKTOR PERIKANAN MALUKU (IKAN BEKU/FROZEN FISH) Grasiano Warakano Lailossa 1) 1) Mahasiswa Pasca Sarjana Teknologi Kelautan ITS Abstract The Frozen fish is the primary export commodity of Maluku, The Cold Chain has always played a important role in food safety(safety,quality and traceability), the design of cold chain systems is the one of the most crtical requirements to guarantee the quality of the processed product(the frozen fish) from the catching,storage,transport and distribution to retail. Modelling is being used to aid to the desain and optimization the cold chain system, the first step is how to create a framework of methods research, this paper was based upon by analyse of literature to develop the framework. The result have shown that framework was built by investigation of food safety international standart(fao,who,wto) and regional standart(imporer), Risk Analysis (Risk Assessment, Risk Management and Risk Communication) and Hazard Analysis Critical Crisis Point(HACCP) and cold chain management.the result of that can be used framework to develop next ressearch. Keywords: cold chain model ;frozen fish. 1. Pendahuluan Secara geografis propinsi Maluku dengan luas perairan 93,5% atau ,85 km 2 dengan sumber daya dominan ikan sangatlah berpotensi untuk mengembangkan produk ekspor ikan beku,hasil peneitian Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah(BAPPEDA) melalui Dinas Perikanan dan Kelautan(DKP) Maluku, produk ikan beku ditetapkan sebagai produk unggulan Industri Perikanan terpadu di Maluku. Potensi sumber daya ikan di Maluku cukup besar yang terdistribusi pada laut Arafura( ton dengan potensi lestari ton/tahun), Laut Banda( ton dengan potensi lestari ton/tahun), dan laut Maluku dan sekitarnya ( dengan potensi lestari ton/tahun), sementara ekspor ikan beku dari Maluku untuk tahun 2003 hingga 2007,hanya baru berkisar antara ton ton (Maluku dalam angka tahun 2008),ini berarti peluang ekspor ikan beku masih sangat berpeluang.terutama dalam era globalisasi dan perdagangan bebas sekarang ini. Untuk mengembangkan Ikan beku sebagai produk unggulan ekspor, ada banyak faktor yang berpengaruh, factor yang paling fundamental adalah : apakah ikan beku yang di ekspor memenuhi standart kualitas(quality) dan keamanan untuk dikonsumsi(safety) yang di tetapkan secara international maupun persyaratan regional dari negara yang mengimport, untuk menjamin terpenuhinya persyaratan ini diperlukan system rantai dingin(cold chain system) yang memadai. Dalam Strategi Peningkatan Mutu dan Kualitas Produk Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan , secara nasional di prioritaskan kepada : Pengembangan sistem rantai dingin (cold chain system) : palkanisasi kapal perikanan, pengadaan cool box, dan pengadaan pabrik es, dan cold storage Peningkatan kapasitas dan penguatan Lab. Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Pengembangan dan harmonisasi standar Pengembangan sistem traceability Pengembangan klaster industri dan sentra pengolahan Pengembangan diversifikasi produk Hal ini menunjukan dari sisi kebijakan nasional maupun regional pengembangan system rantai dingin adalah sebuah prioritas. Untuk mendapatkan sebuah model cold chain system yang sesuai, perlu dilakukan beberapa tahap penelitian,sebagai tahap awal yang perlu dilakukan adalah riset awal berupa literature review, guna Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 17 Desember 2009 A - 103
2 mengidentifikasi dan menganalisa seluruh variable yang secara utuh dan fungsional berpengaruh pada proses desain model system rantai dingin(cold chain system) dari produk ekspor ikan beku(frozen fish) sebagai produk unggulan ekspor sektor perikanan di Maluku. Berdasarkan rasionalisasi di atas, tujuan penelitian ini terfokus pada bagaimana membangun sebuah kerangka dasar penelitian yang akan di pakai sebagai acuan penelitian selanjutnya 2. Dasar Teori dan kajian Pustaka 2.1. Posisi Penelitian, Aspek originilitas dan Aspek Kebaruan Untuk mengetahui posisi penelitian dalam rangka menemukan originilitas dan aspek kebaruan penelitian, langkah pertama adalah melakukan kajian pustaka khususnya review literatur baik berupa buku,jurnal dll dari hasil Hasil Kajian literatur(lampiran 1) juga membuktikan bahwa penerapan metode pendekatan sebuah model sistem rantai dingin(cold chain) ternyata tidak dapat digeneralisasi pada semua jenis produk maupun pada semua lokasi, terlihat bahwa model penerapan rantai dingin pada negara ruwanda[8], kuwait[10],eropa[11] dan canada[19] memiliki pendekatan yang berbeda sesuai standart Internasional prdan karakteristik kewilayahan,sosial ekonomi masing-masing.[1],[5] Habitat biokimia dan aspek penanganan produk juga akan mempengaruhi hazard/risk aspect(biological aspect,chemical aspect,physical aspect) sehingga tahap-tahap dalam siklus rantai dingin yang dianggap kritis juga akan berbeda tergantung produk,akibatnya model pendekatan Risk Analysis dan Hazard Analysis Critical Crisis juga akan berbeda.[2],[7],[12],[20],[21] Teknologi pembekuan juga akan berbeda tergantung Suhu yang diinginkan(freezing operating tempratur,freezing time,variables which affect freezing time) dan karakteristik produk yang akan didinginkan/dibekukan (biological aspect,composition of fish,spoilage of fish,weight loss from fish during freezing and cold storage)[3][14],[15],[16] Panjangnya rantai transportasi, distribusi dan jenis alat tranportasi yang digunakan juga akan mempengaruhi model cold chain tracking[13],[17],[9] the level of service and cost trade-offs in cold chain transport[18], betuk system pelacakan produk(trace ability)[4],[6] Dari Telaah posisi penelitian melalui review literature dan review jurnal, di atas maka dapat dikatakan bahwa penelitian model cold chain dengan objek tertentu pada locus tertentu dapat dianggap memiliki kebaruan sesuai karakteristik dan kekhususan seperti yang telah di jelaskan di atas. Dari tema penelitian Model rantai dingin(cold chain system) Ikan Beku(frozen beku) sebagai produk unggulan ekspor sector perikanan Maluku, produk ikan beku(frozen fish) dan locus penelitian pada Maluku secara rasional dapat di katakan memiliki aspek kebaruan berdasarkan alasan-alasan yang telah dikemukakan d atas, di sisi lain dari hasil searching sampai dengan sekarang belum ditemukan suatu hasi penelitian cold chain system dengan produk khusus ikan beku(frozen fish) pada locus Maluku Standart Produk Ekspor Ikan Beku Ikan beku adalah produk ikan yang sudah di beri perlakuan proses pembekuan yang cukup untuk mereduksi suhu seluruh produk sampai pada suatu tingkat suhu cukup rendah guna mengawetkan mutu ikan dan tingkat suhu rendah ini di pertahankan selama pengangkutan,penyimpanan dan distribusi.(fao,2009) Secara internasional persyaratan produk ekspor ikan beku harus memenuhi persyaratan WHO dan FAO yang dituangkan dalam Codex Alimentarius Commission tentang code of practice for fish ad fishery product(fao,2009) dan standar WTO. Pada dasarnya ada tiga jenis bahaya yang harus di hindari yaitu : biological hazards, chemical hazards dan physical hazards Selain persyaratan secara internasional itu ada juga syarat khusus secara regional yang ditetapkan oleh negara pengimport yang harus di penuhi oleh negara pengekspor ikan beku, ini berarti bahwa seluruh ikan beku yang akan di ekspor harus memenuhi kedua persyaratan di maksud tanpa Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 17 Desember 2009 A - 104
3 kecuali, hal ini membuat system rantai dingin(cold chain system) menjadi faktor utama penentu pencapaian standart ikan beku yang diinginkan. Secara fundamental dapat dikatakan ada tiga persyaratan dasar yang harus di penuhi produk makanan ekspor yaitu: Quality(kualitas makanan),safety(keamanan untuk dikonsumsi) dan Traceability(mudah dilacak potensi bahaya dan titik kritis penyebabnya jika terjadi ancaman/bahaya) System Rantai Dingin(cold chain system) Sistem rantai dingin(cold chain system) atau sering juga di sebut dengan cold chain management adalah sebuah system rantai dingin yang dirancang untuk menjamin bahwa seluruh proses mulai dari proses penangkapan di laut,pengolahan sampai dengan distribusi produk ikan beku(frozen fish) sampai dengan tiba di negara pengimport, akan berlangsung secara utuh dan fungsional sesuai standart yang diinginkan, ada tiga standart dasar yaitu : Quality,Safety dan Traceability Untuk mendapatkan sebuah sistem rantai dingin yang tepat ada empat tahap kritis yang harus dicermati betul dalam sistem rantai dingin produk eskpor ikan beku yaitu : Penanganan saat penangkapan ikan dan palkanisasi di laut Penyimpanan dan pengolahan saat tiba di darat Penanganan saat transportasi kenegara tujuan Penanganan saat bongkar muat dan system distribusi ke konsumen Keempat titik kritis ini, yang akan menjadi acuan pendekatan strategi teknologi rantai dingin penanganan produk ekspor ikan beku(frozen fish)( Johnston.W.A,dkk.FAO, 1994) 2.4. Aplikasi Risk Analysis(Risk Assesment,Risk Management,Risk Comunication) dan HACCP(Hazard Analysys Critcal Crisi Point) Untuk Mencegah terjadinya penurunan mutu ikan beku selama seluruh siklus rantai dingin secara utuh, perlu diidentifikasi risk dan titik kritis hazard potensi yang mungkin terjadi, untuk kemudian di manage dan di lakukan tindakan pencegahan sedini mungkin, aplikasinya dilakukan dengan menggunakan prinsip Risk Analysis(Risk Assesment,Risk Managemen dan Risk Comunication) dan HACCP(Hazard Analysys Critcal Crisi Point)(Aamir M.Fazil,FAO,2005). Risk Assesment dilakukan dalam dua bagian utama yaitu :Risk Assesment of biological agents in food dan Risk Assesment of chemical agents in food,ada empat tahap Risk Assesment yaitu : Hazard identification, hazard characterization, exposure assessment, risk characterization (Application Of Risk Analysis To Food Standards Issues, WHO, 1995) Teknologi Refrigerasi menurut W.A Johnston,dkk, Dalam Freezing and refrigerated storage in fisheries,fao, (Technical Paper), ada dua variable utama yang menentukan pemilihan teknologi refrigerasi yaitu : Suhu yang diinginkan(freezing operating tempratur,freezing time,variables which affect freezing time) dan karakteristik produk yang akan didinginkan/dibekukan(biological aspect,composition of fish,spoilage of fish,weight loss from fish during freezing and cold storage) 3. Metodologi Penelitian Sesuai permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, prosedur penelitian dirancang sebagai berikut : 3.1. Defenisi, Perumusan Masalah dan Tujuan Merumuskan defenisi penelitian dan judul penelitian, merumuskan masalah penelitian, dan menetapkan pembatasan masalah agar prosedur penelitian terfokus pada tujuan penelitian 3.2. Tinjauan Pustaka dan Pengumpulan Data Karena sifat dari penelitian ini sebagai riset awal guna membuat kerangaka dasar untuk penelitian selanjutnya, maka tahap awal yang dilakukan adalah mereview dan melakukan kajian pustaka dan Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 17 Desember 2009 A - 105
4 dasar teori dari semua sumber, yang mendukung penelitian,khususnya ada empat buku,dan dua technical paper dan beberapa jurnal yang terkait(lebih jelas dapat di lihat pada perumusan masalah dan daftar pustaka) Hasil kajian Berdasarkan hasil kajian teoritis maupun praktis untuk mengembangkan Model Sistem Rantai Dingin(cold chain system) Ikan Beku(frozen fish) sebagai Komoditas Unggulan Ekspor Sektor Perikanan Maluku,ada beberapa point kritis yang harus dilewati yaitu : Standarisasi bagi produk ekspor ikan beku Risk Analysis Risk Assesment Risk Management Risk Comunication Hazard Analysis Critical Control Point(HACCP) Cold Chain System(Cold chain Management) Teknologi Refrigerasi Quality,Safety dan Traceability 3.4. Diagram Kerangka Penelitian Dari hasil kajian di atas, model Sistem Rantai Dingin(cold chain system) Ikan Beku(frozen fish) sebagai Komoditas Unggulan Ekspor Sektor Perikanan Maluku dapat digambarkan diagram kerangka penelitian seperti pada gambar 1 4. Pembahasan Dari hasil kajian maka dapat digambarkan diagram kerangka penelitian sebagai berikut : Ikan beku yg akan diekspor Standart Internasional Standart Standart regional (Negara Pengimpor) Biological Hazards Chemical Hazards Physical Hazards Risk Analysys Risk Assesment Risk Management HACCP(Hazard Analysis Critical Crisis Point saat penangkapan ikan dan palkanisasi di laut Penyimpanan dan pengolahan di darat saat transportasi ke negara tujuan Sistem distribusi ke konsumen Cold Chain Management(Cold chain System) Teknologi Refrigerasi Safety,Quality, Traceability TIDAK YA Ikan beku yang terima sesuai standart Kesimpulan Gambar 1 : Diagram Kerangka Penelitian Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 17 Desember 2009 A - 106
5 Dari diagram kerangka penelitian pada gambar 1, dapat dilihat ada beberapa critical point yang perlu di cermati dalam rangka mendesain model system rantai dingin(cold chain system) produkekspor ikan beku sebagai komoditas unggulan sektor perikanan di Maluku : 4.1. Standarisasi bagi produk ekspor ikan beku Standarisasi ada dua domain yang harus dipenuhi,yaitu : standarisasi internasional The Codex Alimentarius, adalah sebuah standart internasinal yang dikeluarkan oleh The Codex Alimentarius Commision, yaitu sebuah komisi internasional join kerjasama antara Food Agriculture Organization(FAO) dan The World Health Organization(WHO), yang anggotanya terdiri dari lebih dari 180 negara. Standart yang di keluarkan oleh Worl Trade Oragnization(WTO) Standar khusus yang ditentukan oleh negara pengimpor ( Food Standards Australia and New Zealand (FSANZ),European Commission (EC), United State Food Safety InspectionService (FSIS),Agriculture and Agri-Food Canada (AAFC), Japan Frozen Foods Inspection Corporation(JFFIC), 4.2. Risk Analysis Menurut Aamir.M.Fazil dalam Technical paper FAO 462 A primer on Risk Assesment modeling : focus on seafood, struktur risk analysis(2005) Risk Analysis terdiri atas : Sumber : A primer on risk assessment modelling(aamir M. Fazil), FAO 2005 Gambar 2. Struktur Risk Analysis Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 17 Desember 2009 A - 107
6 4.3. Hazard Analysis Critical Control Point(HACCP) Hazzard Analisys adalah salah satu cara untuk menganalisa bahaya, menerangkan dan menjelaskan apa saja yang menjadi potensi bahaya. Critical Control Point adalah poin pengontrolan terpenting,hal-hal yang mengenai kontrol terhadap ketiadaan suatu kesalahan pada penanganan Sumber : Japan Frozen Foods Inspection Corporation(JFFIC) Gambar 3. Penerapan HACCP 4.4. Cold Chain System(Cold chain Management) Sesuai dengan tujuannya, sistem rantai dingin harus diterapkan pada seluruh siklus ekspor produk ikan beku(frozen fish),mulai dari penangkapan hingga ke konsumen di negara pengimpor, prinsipnya dapat di lihat pada gambar 3. Sumber : Gambar 3 : Cold Chain Management Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 17 Desember 2009 A - 108
7 4.5. Teknologi Refrigerasi menurut W.A Johnston,dkk, Dalam Freezing and refrigerated storage in fisheries,fao, (Technical Paper), ada dua variable utama yang menentukan pemilihan teknologi refrigerasi yaitu : Suhu yang diinginkan(freezing operating tempratur,freezing time,variables which affect freezing time) dan karakteristik produk yang akan didinginkan/dibekukan(biological aspect,composition of fish,spoilage of fish,weight loss from fish during freezing and cold storage) 4.6. Quality,Safety dan Traceability Untuk menguji apakah sebuah cold chain system telah memenuhi syarat yang diinginkan, ada tiga criteria yang harus dipenuhi yaitu : Quality,Safety dan Traceability,yang dimaksud dengan traceability adalah kemampuan untuk melacak (mudah dilacak potensi bahaya dan titik kritis penyebabnya jika terjadi ancaman/bahaya). produk ikan beku harus memiliki sifat mudah di lacak (traceability) bila terjadi penyimpangan terhadap variabel-variabel pengukuran standar yang telah ditentukan,sehingga mudah untuk di lakukan perbaikan terhadap sistem rantai dingin(cold chain system),gambar 4 di bawah ini adalah salah satu contoh safety and quality assesmentwith smart labels, dimana label yang tercantum pada keemasan produk harus mencantumkan data tentang waktu,suhu,dan informasi yang bisa dilacak terjadi sesuatu dengan produk. 5. Kesimpulan dan Saran Sumber : The universe of food quality(claudio Peri) Gambar 4.: salah satu contoh safety and quality with assesment Untuk mendesain sebuah system rantai dingin ikan beku ada beberapa titik kritis yang perlu dicermati untuk pengembanan penelitan selanjutnya yaitu : Selalu meng up date standart internasonal dan regional tentang safety,quality dan traceability yang harus di penuhi Teknik modeling dan strategi penerapan RiskAnalysis dan HACCP pada ikan beku Penerapan sistem penanganan ikan dan model teknologi refrigerasi yang tepat sejak dari penangkapan sampai ke konsumen. Model cold chain management /cold chain system perlu di evaluasi setiap saat, agar safety,quality dan traceability dari produk ikan beku tetap terjamin. Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 17 Desember 2009 A - 109
8 Daftar Pustaka [1] Ababouch Lahsen, Assuring fish safety and quality in international fish trade,marine pollution Bulletin 53(2006) (journal) [2] Application Of Risk Analysis To Food Standards Issues, WHO, (Report of the Joint FAO/WHO Expert Consultation) [3] Baroso M.,dkk, Quality control of frozen fish using rheological techniques.,trends in Food Science & Technology 9 (1998) (journal) [4] Bevilacqua. M,dkk, Businenss process reengineering of supply chain and traceability system: A case stud,journal of food engineering 93 (2008) (journal) [5] Code of Practice For Fish And Fishery Products, Secretariat of the Codex Alimentarius Commission(Joint FAO & WHO Food Standards Programme),Rome,2009 (Technical Paper) [6] Dupuy.C.,dkk, Batch dispersion model to optimize traceability in food industry,journal of food engineering 70(2005) (journal) [7] Fazil,M.Aamir., a primer on risk assessment modelling: focus on seafood products,fao,rome, (Book) [8] Friend Andrew dan Frohmader Ricardo, Cold chain for agriculture products in Ruwanda,USAID Project Report, USAID, 2000.(journal) [9] Guimei Zhang,dkk, Improving the structure of deep frozen and chilled food chain with tabu search procedur,journal of food engineering 60 (2003) (journal) [10] Husam F.Alomorah,dkk, Assessment to food control system in the state of Kuwait,Journal of food engineering xxx(2009) xx.(journal) [11] Houghton.J.R.,dkk, The quality of food risk management in Europe : prespective and priorities,journal of food policy 33 (2008) (journal) [12] Huss H. H. & Gram L., Assessment and Management of Seafood Safety and Quality,FAO,Rome,2003(Book) [13] James. S.J.,dkk, Modeling of food transport system-a review,international journal of Refrigeration 29 (2006) (journal) [14] Johnston.W.A,dkk..Freezing and refrigerated storage in fisheries,fao, (Technical Paper) [15] Likar.K. dan Jevsnik.M., Cold chain maintaining in food trade,food control 17 (2006) (journal) [16] Mackie.I.M., Store lives of chilled and frozen fish and fish, International Journal of Refrieration 1986 vol 9 may,(journal) [17] Montanari.R., Cold chain tracking a managerial perspective, Trends in Food Science & Technology 19 (2008) (journal) [18] Saiqi Liu, Analyzing the level of service and cost trade-offs in cold chain transport,thesis Project, Global supplay chain program manager for ssco system inc,shanghai,2008.(thesis) [19] Simon jol, dkk, The cold chain,one link in canada s food safety initiatives, Elsevier, 2006 [20] Sumner.J., Application Of Risk Assessment In The Fish Industry., FAO, (Book) [21] Yasuda Tomahide, Chain custody as an organizing frame work in sea fod risk reduction, Marine Polution Bulletin53 (2006) (journal) Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 17 Desember 2009 A - 110
BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi masyarakat dunia. Diperkirakan konsumsi ikan secara global
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengolahan hasil perikanan memegang peranan penting dalam kegiatan pascapanen, sebab ikan merupakan komoditi yang sifatnya mudah rusak dan membusuk, di samping itu
Lebih terperinciGambaran pentingnya HACCP dapat disimak pada video berikut
A. Penerapan Cara Peoduksi Perikanan laut yang Baik (GMP/SSOP/HACCP) HACCP merupakan suatu sistem yang mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengontrol setiap tahapan proses yang rawan terhadap risiko bahaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2004, kegiatan perikanan tangkap khususnya perikanan tuna
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 2004, kegiatan perikanan tangkap khususnya perikanan tuna mendapatkan perhatian internasional. Hal ini terkait dengan maraknya kegiatan penangkapan ikan tuna
Lebih terperinciPENGENDALIAN MUTU PAD A PABRIK PEMBEKUAN lkan LEMURU
MAKALAH KOMPREHENSIF PENGENDALIAN MUTU PAD A PABRIK PEMBEKUAN lkan LEMURU OLEH: NOVIADEWI 6103001056 PROGRAMSTUDITEKNOLOGIPANGAN FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN UNIVERSITAS KA TOLIK WIDYA MANDALA SURABA YA
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan 1. Jaminan Mutu Mutu didefinisikan sebagai keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan, dan pemeliharaan
Lebih terperinci2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 181). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, globalisasi bisnis serta pertumbuhan ekonomi dunia adalah makin meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia berada pada posisi yang strategis antara dua benua dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Indonesia berada pada posisi yang strategis antara dua benua dan dua samudra yaitu benua Asia dan Australia sehingga memiliki potensi perikanan yang sangat
Lebih terperinciGrace Sugianto (6103012048), Amelia Sugianto (6103012075), Jessica Novita Budiono (6103012080). Proses Pembekuan Udang di PT. Surya Alam Tunggal. Waru-Sidoarjo. Di bawah bimbingan: Dr. Ir. Anna Ingani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dengan panjang pantai 81.000 km serta terdiri atas 17.500 pulau, perhatian pemerintah Republik Indonesia terhadap sektor
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.842, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Keamanan Pangan. Pengawasan Pemasukan. Pangan Segar. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perdagangan global, tidak dapat dipungkiri bahwa lalu lintas barang semakin terbuka, sehingga memungkinkan tidak adanya batasan negara dalam lalu lintas
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011 TENTANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN TERHADAP PEMASUKAN DAN PENGELUARAN PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciJurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: 1-5 ISSN :
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: 1-5 ISSN : 2088-3137 ANALISIS BAHAYA DAN PENENTUAN TITIK PENGENDALIAN KRITIS PADA PENANGANAN TUNA SEGAR UTUH DI PT. BALI OCEAN ANUGRAH LINGER
Lebih terperinciOleh: Mohammad Nadjikh. CEO dan Owner KML Food
Oleh: Mohammad Nadjikh CEO dan Owner KML Food KONDISI UMUM INDUSTRI PERIKANAN SAAT INI Hasil perikanan yang mudah rusak, musiman, dan bervairiasi Hasil tangkapan dan budidaya yang tersebar di daerah terpencil
Lebih terperinciPROSES PENGALENGAN IKAN TUNA DI PT. ANEKA TUNA INDONESIA GEMPOL-PASURUAN
PROSES PENGALENGAN IKAN TUNA DI PT. ANEKA TUNA INDONESIA GEMPOL-PASURUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: KENNETH GIOVANNI 6103012001 CHRISTIAN FITTIVALDY 6103012014 EDO SIAUWTAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena PR mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu instansi tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Public Relation (PR) saat ini maju dengan pesatnya. Setiap instansi dipastikan membutuhkan praktisi PR. Keberadaannya sangat dibutuhkan karena
Lebih terperinciSISTEM IMPLEMENTASI HACCP PABRIK SNACK MENGACU ISO MENCAKUP DAERAH PEMASARAN KEPULAUAN KECIL TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN
SISTEM IMPLEMENTASI HACCP PABRIK SNACK MENGACU ISO 22000 MENCAKUP DAERAH PEMASARAN KEPULAUAN KECIL TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: VERONICA HARTANTIO 6103009112 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan layur (Trichiurus sp.) adalah salah satu jenis ikan demersal ekonomis penting yang banyak tersebar dan tertangkap di perairan Indonesia terutama di perairan Palabuhanratu.
Lebih terperinciMASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PERIKANAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT
1 MASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PERIKANAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT Disampaikan pada Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia, Kamis, 21 November 2007 Oleh Direktur Jenderal Pengolahan dan
Lebih terperinciEVALUASI RISIKO BAHAYA KEAMANAN PANGAN (HACCP) TUNA KALENG DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL. Oleh: TIMOR MAHENDRA N C
EVALUASI RISIKO BAHAYA KEAMANAN PANGAN (HACCP) TUNA KALENG DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL Oleh: TIMOR MAHENDRA N C 34101055 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Tahapan Penelitian 3.2.1
20 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di perusahaan pengolahan ikan tuna PT X, yang terletak pada kawasan Pelabuhan Perikanan Samudra Muara Baru, Jakarta Utara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Logistik Nasional memiliki peran strategis dalam menyelaraskan kemajuan antar sektor ekonomi dan antar wilayah demi terwujudnya sistem pertumbuhan ekonomi yang
Lebih terperinciKAJIAN SISTEM TRACEABILITY DALAM PENANGANAN DAN PENGOLAHAN KOMODITAS PRODUK PERIKANAN INDONESIA UNTUK EKSPOR
KAJIAN SISTEM TRACEABILITY DALAM PENANGANAN DAN PENGOLAHAN KOMODITAS PRODUK PERIKANAN INDONESIA UNTUK EKSPOR Tim Penyusun : Annisa Galuh D (13494) Kusumo Prasetyo A (13495) Nadia Aulia Putri (13496) Puji
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN BISNIS PENINGKATAN KAPASITAS MESIN PENUNJANG DENGAN KONSEP 7 WASTE LEAN THINKING STUDI KASUS PT. NSBI CILEGON
Journal Industrial Manufacturing Vol. 2, No. 2, Juli 2017, pp.92-96 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 STUDI KELAYAKAN BISNIS PENINGKATAN KAPASITAS MESIN PENUNJANG DENGAN KONSEP 7 WASTE LEAN THINKING
Lebih terperinciEKSPOR PROGRAM DOKTOR BIDANG KEAHLIAN TEKNIK SISTEM DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
EKSPOR PROGRAM DOKTOR BIDANG KEAHLIAN TEKNIK SISTEM DAN PENGENDALIAN KELAUTAN DISERTASI MT143305 MODEL COLD CHAIN SYSTEM UNTUK PENINGKATAN KUALITAS EKSPOR TUNA, TONGKOL, CAKALANG (TTC). GRASIANO WARAKANO
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci2015, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH P
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2015 LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726). PERATURAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago state) terluas di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago state) terluas di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 buah dan panjang garis pantai mencapai 104.000 km. Total
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciRisk Assessment of Nano Ingredients in Food Products
Risk Assessment of Nano Ingredients in Food Products Dedi Fardiaz Department of Food Science and Technology, and SEAFAST Center INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dedi Fardiaz Nano Technology, Jakarta, 9 May 2014
Lebih terperinciKAJIAN AWAL SISTEM HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PRODUKSI SUSU PASTEURISASI DI MILK TREATMENT KPBS PENGALENGAN BANDUNG
KAJIAN AWAL SISTEM HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PRODUKSI SUSU PASTEURISASI DI MILK TREATMENT KPBS PENGALENGAN BANDUNG SKRIPSI ELLYTA WIDIA PUTRI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK
Lebih terperinciSistem konektivitas pelabuhan perikanan untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahan ikan
Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Sistem konektivitas pelabuhan perikanan untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahan ikan Iin Solihin 1, Sugeng Hari Wisudo 1, Joko Susanto 2 1 Departemen
Lebih terperinciANALISIS LEVEL RISIKO UNTUK HACCP DI INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT DENGAN PROBABILISTIC RISK ASSESSMENT
ANALISIS LEVEL RISIO UNTU HACCP DI INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT DENGAN PROAILISTIC RIS ASSESSMENT Ishma Syahra, Iwan Vanany Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Lebih terperinciOleh: Retno Muninggar 1. Diterima: 12 Februari 2008; Disetujui: 21 Juli 2008 ABSTRACT
ANALISIS SUPPLY CHAIN DALAM AKTIVITAS DISTRIBUSI DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU (PPNP) Supply Chain Analysis on the Distribution Activity in Palabuhanratu Archipelago Fishing Port Oleh:
Lebih terperinciSosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT. oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012
Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012 Issue : Kemampuan petani didalam menjamin mutu dan keamanan pangan segar yg dihasilkan relatif
Lebih terperinciJADWAL SERTIFIKASI. 08 Agust sd 03 Sept. 21 nov sd 17 Des
JADWAL SERTIFIKASI No Daftar Training Durasi Agust Sept Okt Nov Des 1 Sertifikasi Operator Mesin Diesel 1 hari Pelatihan 5-Sep 20 Des 2 Sertifikasi Petugas P3K 3 hari Pelatihan 23 sd 25 Agust 08 sd 10
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengharapkan produk pangan yang lebih mudah disiapkan, mengandung nilai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumen masa kini lebih cerdas dan lebih menuntut, mereka mengharapkan produk pangan yang lebih mudah disiapkan, mengandung nilai gizi yang tinggi, harga terjangkau, rasa
Lebih terperinciAnalisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian
Analisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian Tekn. Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi Risiko Risiko merupakan ketidakpastian (risk is uncertainty) dan kemungkinan terjadinya hasil yang
Lebih terperinciPENERAPAN HACCP PADA INDUSTRI CRACKER MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH: STEPHANIE HANS
PENERAPAN HACCP PADA INDUSTRI CRACKER MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH: STEPHANIE HANS 6103009034 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA SURABAYA
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN
PERUSAHAAN PEMBEKUAN UDANG DI PT. SURYA ALAM TUNGGAL WARU-SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : WITNY WIDJAJA 6103010061 JOSELYN TIFFANY 6103010142 MELISA SUTOPO 6103010143 PROGRAM
Lebih terperinci5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN
5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Aktivitas pendistribusian hasil tangkapan dilakukan untuk memberikan nilai pada hasil tangkapan. Nilai hasil tangkapan yang didistribusikan sangat bergantung kualitas
Lebih terperinci2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2015 LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726). PERATURAN
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
30 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rantai Distribusi Ikan Tuna Rantai produksi perikanan khususnya untuk ikan hasil tangkapan bisa sangat panjang dan melibatkan banyak pihak. Secara umum, rantai distribusi
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS TERHADAP TUGAS OPERATOR PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT
e-jurnal Teknik Industri FT USU Vol,.1, September 21 pp. 6- PENENTUAN PRIORITAS TERHADAP TUGAS OPERATOR PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT Nickxon Tandy 1, Jabbar M Rambe 2,
Lebih terperinciPENDAHULUAN LATAR BELAKANG
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Saat ini, dunia memasuki era globalisasi yang berdampak terhadap sistem perdagangan internasional yang bebas dan lebih terbuka. Keadaan ini memberi peluang sekaligus tantangan
Lebih terperinciSISTEM INSPEKSI DAN SERTIFIKASI PRODUK PERIKANAN TUJUAN EKSPOR. Sentul, 12 April 2017
SISTEM INSPEKSI DAN SERTIFIKASI PRODUK PERIKANAN TUJUAN EKSPOR Sentul, 12 April 2017 RUANG LINGKUP I. Definisi Internasional (Based on Codex Alimentarius Commission/CAC) II. Sistem Inspeksi dan Sertifikasi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciMASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PERIKANAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT
MASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PERIKANAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT Ditjen Pengolahan & Pemasaran Hasil Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan Seminar Hari Pangan Sedunia 2007 Bogor,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan, kelestarian ekosistem, serta persatuan dan kesatuan. Sedangkan
Lebih terperinciPENERAPAN PRINSIP HACCP (HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT) PADA PABRIK PENGOLAHAN CRACKER DENGAN KAPASITAS TEPUNG TERIGU 100 KG PER HARI
PENERAPAN PRINSIP HACCP (HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT) PADA PABRIK PENGOLAHAN CRACKER DENGAN KAPASITAS TEPUNG TERIGU 100 KG PER HARI MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH : ANITA LUGITO (6103006007) PROGRAM
Lebih terperinciPERATURAN-PERATURAN DALAM KEMASAN PANGAN
PERATURAN-PERATURAN DALAM KEMASAN PANGAN Kemasan produk pangan selain berfungsi untuk melindungi produk, juga berfungsi sebagai penyimpanan, informasi dan promosi produk serta pelayanan kepada konsumen.
Lebih terperinciSoutheast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center dan Departmen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor
Analisis Ris untuk Keamanan Pangan Dasar Ilmiah pada Pengembangan Dokumen CODEX (Scientific basis for codex work) Oleh : Purwiyatno Hariyadi Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST)
Lebih terperinciHANS PUTRA KELANA F
KAJIAN SISTEM MANAJEMEN TERPADU (ISO 9001:2000 DAN ISO 22000:2005) DI PERUSAHAAN GULA RAFINASI MELALUI MAGANG DI PERUSAHAAN JASA KONSULTASI, PREMYSIS CONSULTING, JAKARTA HANS PUTRA KELANA F24104051 2009
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbentang dari timur ke barat sejauh km 2. Garis terluar yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan kawasan kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas sekitar 18.000 pulau besar dan kecil. Pulau-pulau tersebut terbentang dari timur ke barat
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan
Standar Nasional Indonesia Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3
Lebih terperincimelakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelabuhan Perikanan Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang secara khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek produksi, pengolahan maupun aspek pemasarannya
Lebih terperinciKomunikasi risiko 1 LAMPIRAN 2. Definisi dan tujuan
218 Penyakit bawaan makanan: fokus pendidikan kesehatan LAMPIRAN 2 Komunikasi risiko 1 Definisi dan tujuan Komunikasi risiko merupakan pertukaran informasi dan pandangan mengenai risiko serta faktor-faktor
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : sistem organ (manusia), Android, Eclipse, GRAPPLE, UML
ABSTRAK Pada mata pelajaran Biologi, siswa mengenal Fisiologi yang merupakan salah satu cabang dari ilmu Biologi. Fisiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mekanisme atau cara kerja suatu
Lebih terperinci14Pengembangan Agribisnis
14Pengembangan Agribisnis Berbasis Perikanan Menghadapi Era Perdagangan Bebas Abad 21 Pendahuluan Pengembangan subsektor perikanan dimasa lalu telah menghasilkan berbagai kemajuan. Produksi perikanan laut
Lebih terperinciThe Hazard Analysis and Critical Control Point System
The Hazard Analysis and Critical Control Point System HACCP merupakan metode yang rasional & alamiah untuk penjaminan mutu makanan. Sistem ini terdiri atas identifikasi serta pengkajian yang sistematis
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dari segi kepentingan nasional, sektor peternakan memerlukan penanganan dengan seksama karena dapat memenuhi kebutuhan protein hewani, gizi masyarakat, membuka lapangan kerja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diatas, Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas yaitu 1,937 juta km² daratan, dan 3,1 juta
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan kawasan kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas sekitar 18.000 pulau besar dan kecil. Pulau-pulau tersebut terbentang dari timur ke barat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Peningkatan kualitas..., Ririn Mulyani, FT UI, 2008.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dan perdagangan bebas yang berlangsung saat ini membuat pergeseran paradigma bisnis percetakan sekuriti untuk lebih meningkatkan kemampuannya dalam menghadapi
Lebih terperinciABSTRAKSI Kata Kunci: Kinerja Vendor , Analytical Hierarchy Process , QCDFR.
ABSTRAKSI PT. Sari Husada adalah perusahaan yang memproduksi berbagai makanan dan minuman bergizi khusus bayi, balita dan ibu hamil. Bahan baku utamanya adalah susu segar. Sebagai salah satu industri pengolahan
Lebih terperinciInfoPOM BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA BADAN POM RI Volume 10, No.5 September 2009 ISSN 1829-9334 INFORMASI NILAI GIZI PRODUK PANGAN Manfaat & cara pencantuman DAFTAR ISI Informasi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan
Lebih terperinciRUANG LINGKUP MANAJEMEN MUTU TITIS SARI KUSUMA
RUANG LINGKUP MANAJEMEN MUTU TITIS SARI KUSUMA 1 TUJUAN PEMBELAJARAN MAHASISWA MEMAHAMI LATAR BELAKANG KONSEP MUTU MAHASISWA MEMAHAMI MASALAH YANG TERJADI DI MASYARAKAT MAHASISWA MEMAHAMI PENGERTIAN MUTU
Lebih terperinciDesain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Dengan Memanfaatkan Uap Es Kering
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Desain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Dengan Memanfaatkan Uap Es Kering Alwi Asy ari Aziz, Alam Baheramsyah dan Beni Cahyono Jurusan
Lebih terperinciPERENCANAAN UNIT COLD STORAGE DAN GUDANG UDANG BLACK TIGER PDTO IQF DENGAN KAPASITAS 7 TON PER HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN
PERENCANAAN UNIT COLD STORAGE DAN GUDANG UDANG BLACK TIGER PDTO IQF DENGAN KAPASITAS 7 TON PER HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH : IE JENNIFER SUTANTO 6103009083 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI
Lebih terperinciOtoritas Nasional Keamanan Pangan Di Indonesia, mungkinkah?
Otoritas Nasional Keamanan Pangan Di Indonesia, mungkinkah? Purwiyatno Hariyadi 1 Majalah : SNI VALUASI Volume : Vol. 2 No.2 Tahun 2008 Halaman : 7-9 Abstrak (INA) Ide mengenai Otoritas Nasional Keamanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Secara umum, semua perusahaan memiliki tujuan dan sasaran untuk keberhasilan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut,
Lebih terperinciBAB IV MANAJEMEN MUTU TERPADU
BAB IV MANAJEMEN MUTU TERPADU Salah satu upaya untuk memenangkan persaingan dagang di pasar internasional adalah memasarkan produk yang berkualitas baik. Produk yang ditawarkan harus memiliki mutu lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangat bermakna dalam rangka penurunan angka kesakitan dan kematian yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program imunisasi merupakan program yang memberikan sumbangan yang sangat bermakna dalam rangka penurunan angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh berbagai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. KEAMANAN PANGAN
II. TINJAUAN PUSTAKA A. KEAMANAN PANGAN Menurut UU RI No. 7 tahun 1996, pangan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, sistem terkomputerisasi banyak digunakan pada berbagai bidang. Teknologi informasi akan terus berkembang karena meningkatnya kebutuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran Risiko Proyek pada Perusahaan Teknologi Informasi di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran Teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan dan sebagai alat pendukung operasional perusahaan.
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Metode pengumpulan data
3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Samudera Sumatera Utara dan tangkahan-tangkahan di sekitar Pelabuhan Perikanan Samudera Sumatera Utara
Lebih terperinciAnalisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT.
Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT. Produsen Baja Mochammad Febry Wignyo Aminullah 1*, Rona Riantini 2, Mades
Lebih terperinciS U T A R T O NIM : Program Studi Teknik dan Manajemen industri
PENGEMBANGAN MODEL KEBIJAKAN SEKTOR INDUSTRI KOMPONEN ELEKTRONIKA (KBLI 321) DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM TESIS Karya Tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister dari Institut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN , , , , ,4 10,13
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah perairan yang mencapai 5,8 juta km 2 dan garis pantai sepanjang 81.000 km. Hal ini membuat Indonesia memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia kaya akan sumber daya alamnya yang melimpah, banyak perusahaan lokal maupun perusahaan asing masuk ke indonesia untuk bersaing demi menjadi perusahaan yang
Lebih terperinciJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
PERANCANGAN PROSES PRODUKSI SARI BUAH APEL DENGAN PENDEKATAN HACCP (Hazard Analysis Critical Control Points) UNTUK MENJAMIN KEAMANAN PANGAN: STUDI KASUS PADA PETANI APEL DI NONGKOJAJAR APPLE JUICE PRODUCTION
Lebih terperinciCeramah Diskusi. Ceramah Diskusi
RENCANA PEMBELAJARAN SATU SEMESTER MATA KULIAH : RISK MANAGEMENT Deskripsi Mata Kuliah : Mata Kuliah ini menjelaskan tentang pengelolaan resiko perusahaan melalui kerangka Enterprise yang mencangkup pembahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanganan maupun pengolahan merupakan suatu cara ataupun tindakan untuk mempertahankan mutu dan kualitas bahan pangan, termasuk di sektor perikanan. Menurut data Dirjen
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian
Lebih terperinciSIMULASI PERANCANGAN COVERAGE AREA DAN ANALISA HASIL PENGUKURAN NILAI RSSI MENGGUNAKAN TOPOLOGY MESH WI-FI DALAM IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN WI-FI SMART CITY Stevent Leonard Naibaho / 0522109 Email : steventln2011@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS MARKOV CHAIN TERHADAP PERSEDIAAN: STUDI KASUS PADA CV SINAR BAHAGIA GROUP
ANALISIS MARKOV CHAIN TERHADAP PERSEDIAAN: STUDI KASUS PADA CV SINAR BAHAGIA GROUP Haryadi Sarjono; Edwin; Himawan Sentosa; Frendy Bong Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, BINUS University
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perikanan tangkap kini dihadang dengan isu praktik penangkapan ikan yang ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur atau yang disebut IUU (Illegal, Unreported, and
Lebih terperinci6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN
6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Hasil tangkapan di PPS Belawan idistribusikan dengan dua cara. Cara pertama adalah hasil tangkapan dari jalur laut didaratkan di PPS Belawan didistribusikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keamanan Pangan Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,
Lebih terperinciCEO & Owner KML Food
CEO & Owner KML Food nadjikh@kmlseafood.com 1. SBU Catching-Collecting (51 buah Kapal) 2. SBU Dried Anchovy (25 Unit sendiri & 10 Unit Mitra) 3. SBU Shrimp Processing (1 Unit) 4. SBU Fish and Chepalopods
Lebih terperinciSistem Informasi. Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris
Sistem Informasi Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris 1. Kita mengetahui bahwa perkembangan teknologi di zaman sekarang sangat pesat dan banyak hal yang berubah dalam kehidupan kita.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Identifikasi Masalah Studi Pustaka Menentukan Tujuan 8 Langkah dan 7 Tools 1. Menentukan
Lebih terperinciUpaya Antisipasi Bahaya dan Kontaminan Baru dalam Pangan Segar. Upaya Antisipasi Bahaya dan Kontaminan Baru dalam Pangan Segar
Upaya Antisipasi Bahaya dan Kontaminan Baru dalam Pangan Segar Purwiyatno Hariyadi phariyadi.staff.ipb.ac.id Guru Besar pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, dan
Lebih terperinciADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TEKNIK PEMBEKUAN PAHA KATAK (Bufo marinus) DENGAN BERBAGAI METODE DI PT. SURYA ALAM TUNGGAL, TROPODO, KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMUR PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN Oleh : RIANTIKA
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP
BAB VI STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP 6.1 Strategi Untuk Meningkatkan Sektor Perikanan Tangkap Di Kabupaten Indramayu Kebijakan pembangunan sektor kelautan perikanan Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimum. memberikan pelayanan yang baik serta kepuasan kepada pelanggan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munculnya era globalisasi menyebabkan terjadinya perkembangan di berbagai bidang, salah satunya pada bidang ekonomi. Seiring dengan perkembangan bidang ekonomi di Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Berikut merupakan bagan kerangka pikir penulisan thesis ini :
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Kerangka Pikir Berikut merupakan bagan kerangka pikir penulisan thesis ini : Gambar 3.1 Bagan Kerangka Pikir Dari pernyataann awal bahwa pengembangan disaster recovery
Lebih terperinci