CEO & Owner KML Food
|
|
- Fanny Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 CEO & Owner KML Food
2 1. SBU Catching-Collecting (51 buah Kapal) 2. SBU Dried Anchovy (25 Unit sendiri & 10 Unit Mitra) 3. SBU Shrimp Processing (1 Unit) 4. SBU Fish and Chepalopods Processing (7 Unit) 5. SBU Crab meat Processing (2 Unit) dengan didukung 21 Miniplant 6. SBU Value Added Processing (3 Unit)
3 7. SBU Surimi Processing (3 Unit) 8. SBU Vegetable Processing (1 Unit) 9. SBU Distribution Sales Domestik (2 Unit) 10. SBU Microfinance (4 Cabang) 11. SBU By product Processing (Pengembangan)
4 VALUE ADDED 2003 RAJUNGAN 2001 UDANG 1999 IKAN SURIMI 1994 TERI NASI 2006 BASO SEAFOOD GRESIK DISTRIBUTION NEXT PROJECT BY PRODUCT UTILIZATION 2013 SNACK SEAFOOD 2013 VEGETABLE FOOD 2013 PENANGKAPAN IKAN
5 Bagaimana KML Food bisa membantu untuk mensejahterakan orang banyak dan KML Food mendapatkan bisnis dari kegiatan tersebut
6 Bagaimana KML Food menggerakkan bisnisnya dan meningkatkan daya saingnya melalui penerapan INOVASI, KNOWLEDGE MANAGEMENT dan ENTREPRENEURSHIP dalam persaingan bisnis global
7 Model bisnis Differensiasi produk Teknologi Tepat Guna Empowerment Local sourcing for Global market Added Value Sustainability
8 Benchmarking Networking Partnership Outsourcing Industrialization Supply and Value Chain Marketing & Branding
9 Berani memulai dari nol (tanpa modal) Jeli dalam melihat peluang bisnis Pola berpikir dan pola bertindak yang berbeda Berpikir simple Selalu optimis, berpikir positif Berpikir kepepet, darurat, minoritas Pantang menyerah dan berani ambil resiko Kerja keras, cerdas, tuntas dan ikhlas (4AS) dst
10 RANTAI TATA NIAGA KONVENSIONAL Pasar Lokal/Global Retail & Wholesaler Industri Olahan Lanjutan Agroindustri Hasil Laut Pedagang Perantara III (Pengepul Menengah) Pedagang Perantara II (Pengepul Kecil) Pedagang Perantara I (Pengepul Mikro) Nelayan Tangkap Tradisional
11 RANTAI TATA NIAGA KML FOOD Pasar Lokal/Global Retail & Wholesaler Produk jadi & siap ekspor Agroindustri Hasil Laut KML FOOD Bahan Baku Industri Pedagang Perantara/ Usaha Lepas Panen Bahan Baku Awal Nelayan Tangkap Tradisional
12 1. SUPPLY CHAIN MANAGEMENT 2. VALUE CHAIN MANAGEMENT 3. MARKETING and BRANDING
13 1. Buruh Nelayan 2. Pemilik Perahu (kecil) 3. Pemilik Kapal (Besar) 4. Pedagang Perantara
14 PEMASOK BINAAN 1. Penangkapan 2. Pengumpulan dari Nelayan 3. Transaksi Jual beli 4. Pemasakan di daerah pendaratan
15 MINIPLANT (Kemitraan KML Food dengan Pemasok Binaan) 1. Pengumpulan dari pemasok binaan 2. Pengupasan 3. Pemisahan daging rajungan berdasar jenis produk 4. Quality control awal 5. Pengepakan di toples 6. Pengiriman ke pabrik pengolahan (Reefer truck, truck/pick up, pesawat, kapal laut, dsb)
16 PABRIK PENGOLAHAN KML FOOD 1. Pengambilan produk di Bandara, Pelabuhan 2. Penerimaan di pabrik 3. Sortasi dan Grading 4. Quality Control kedua 5. Pengalengan 6. Pasteurisasi 7. Quality Control akhir dengan sampling 8. Packing 9. Penyimpanan dingin 10. Eksport dengan Reefer Container
17 AGEN DAN DISTRIBUTOR LUAR NEGERI 1. Penerimaan kontainer dan Custom Clearance 2. Sampling Quality Control 3. Penyimpanan dingin 4. Distribusi ke Food Services, Supermarket 5. Konsumen akhir
18 1. TRACEABILITY 2. BRC (British Retail Concorcium) HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) ISO 22000: SUSTAINABILITY 6. C-TPAT (Customs-Trade Partnership Against Terrorism)
19 1. Pengumpulan Cangkang 2. Pengeringan Cangkang 3. Pengepakan dan Quality Control 4. Penyimpanan 5. Pengiriman ke Pabrik Pengolahan 6. Penerimaan dan Quality Control 7. Proses Produksi Chitin 8. Proses Produksi Chitosan 9. Proses Produksi Nano Chitosan 10. Proses Produksi GluCosamin 11. Quality Control Produk 12. Packing - Labelling
20 A. PRINSIP DASAR 1. Transparansi 2. Saling Ketergantungan 3. Win-win Solution 4. Long Term Partnership 5. Berbasis Daya Saing 6. Perspektif Global
21 B. PRINSIP BISNIS 7. Pola Pikir dan Perasaan Hati sama 8. Terikat dan Fleksibel 9. Maksimalisasi Profit 10. Berbasis Pelayanan 11. Berbasis Kualitas 12. Berbasis Jaminan Pasar dan Harga
22 SISTEM KEMILAU Terdiri dari 4 model bisnis yang merupakan hasil aktualisasi dari pembelajaran praktik bisnis dari Kelola Mina Laut (KML FOOD) yang telah teruji di lapangan, yaitu: Diferensiasi praktik bisnis (business application) Diversifikasi Produk Ikutan (by products) Desentralisasi proses proses industri (industrial process) Dekonsentrasi usaha penunjang (support enterprise)
23 MODEL BISNIS SISTEM KEMILAU DIFERENSIASI PRAKTIK BISNIS DIVERSIFIKASI PRODUK IKUTAN 4 MODEL DESENTRALISASI PROSES INDUSTRI DEKONSENTRASI USAHA PENUNJANG
24 Diferensiasi Praktik Bisnis (Business Application) Merupakan suatu sistem pengembangan produk menyangkut proses bisnis yang memadukan antara manajemen perusahaan, bio-risk produk, teknologi pengolahan, dan tenaga kerja lokal, yang saling berkaitan dengan permintaan pasar sehingga mampu bersaing dan berkelanjutan
25 MODEL DIFERENSIASI PRAKTIK BISNIS PRAKTIK BISNIS Pemasaran Global Retail & Wholesaler Produk Jadi Tenaga Kerja Lokal Padat karya Terampil bersih Teknologi tepat guna Rantai segar/dingin Kreatifitas mitra usaha Agroindustri Pengolahan Lanjutan Produk Semi Jadi Miniplant Teknik pengolahan pasca panen unik, cepat, akurat, bersih, efisien, rantai segar, tepat guna, padat karya, fasilitas sederhana Bahan Baku Manajemen Perusahaan Fasilitas Know how Permodalan Manajemen Inovasi & teknologi Nelayan tangkap tradisional Produk unik, mudah rusak, volume terbatas dan tersebar, proses produksi tepat guna, padat karya, kualitas prima, ready to eat Prasarana lapangan yang sangat terbatas dan tidak memadai Tingkat ketrampilan dan pengetahuan yang sangat rendah
26 Diversifikasi Produk Ikutan (by product) Industri mengembangkan jejaring produk olahan lanjutan dan hasil ikutan (by product), hasil samping (side product), maupun limbah (waste product). Dengan demikian, industri dapat memperluas lapangan pekerjaan di sektor UMK, serta membantu perdagangan dan distribusi dari produk siap pakai (end products).
27 MODEL DIVERSIFIKASI PRODUK IKUTAN Pemasaran Global Retail & Wholesaler Pemasaran Domestik PRODUK UTAMA Produk Jadi PRODUK IKUTAN Agroindustri Pengolahan Lanjutan Side Product By product Waste Product Produk Semi Jadi Pengolahan pasca panen Miniplant sendiri Miniplant mitra binaan Pengolahan UMK Lokal Side Product By product Waste Product Bahan Baku Nelayan tangkap tradisional
28 Desentralisasi Proses Industri (Desentralization industrial process) Suatu sistem penyebaran kegiatan produksi. Industri membangun jejaring lini produksi dan unsur penunjangnya di wilayah hulu bahan baku melalui pendirian miniplant, untuk menghasilkan produk semi jadi, baik dilakukan sendiri atau binaan dengan mitra lokal (outsourcing) sehingga industri dapat memberi peluang bisnis
29 MODEL DESENTRALISASI PROSES INDUSTRI Pemasaran Global Retail & Wholesaler Tenaga kerja Efisiensi Kualitas Kuantitas Nilai tambah Fasilitas Produk Semi Jadi DESENTRALISASI PROSES INDUSTRI Agroindustri Pengolahan Lanjutan Miniplant sendiri Tenaga kerja Produk Jadi Transfer pengetahuan, teknologi, pengawasan mutu Miniplant Mitra Binaan Bahan baku Perkuatan permodalan Lembaga Pembiayaan Ekspor Lembaga Keuangan Mikro Pembiayaan Usaha Dana talangan modal kerja Masyarakat Nelayan Nelayan Tangkap Tradisional
30 Dekonsentrasi Usaha Penunjang (Support Enterprise) Industri dapat memfasilitasi unsur pendukung dan pelengkap aktivitas industri itu sendiri, yang memerlukan penanganan dan pelayanan khusus ke wilayah sekitar sehingga membangkitkan kegiatan nilai tambah yang dinikmati penduduk yang tinggal di sekitar kawasan industri
31 MODEL DEKONSENTRASI USAHA PENUNJANG USAHA PENUNJANG Agroindustri Pengolahan Lanjutan Pengolahan Awal Miniplant sendiri Miniplant Mitra binaan UMK Pendukung Sarana produksi :es, bahan bakar, spare part, perlengkapan nelayan Prasarana : Layanan jasa Pengolahan limbah Usaha pengolahan produk ikutan UMK Pelengkap Toko serba ada Warung makan Toko pakaian, elektronik Transportasi, jasa angkutan Kontrakan rumah Tenaga kerja lokal Penciptaan lapangan kerja Peningkatan ketrampilan kerja Nelayan Tangkap Tradisional
32 KARAKTER MODEL SISTEM KEMILAU MODEL PRASYARAT MEKANISME FOKUS Diferensiasi Praktik bisnis Diversifikasi produk ikutan Desentralisasi proses industri Dekonsentrasi usaha penunjang Unik Sulit ditiru Berbeda dari yang biasa Peningkatan nilai tambah Volume Layak usaha Persamaan persepsi bisnis Smart trust Loyalitas Insfrastruktur Lingkungan usaha yang kondusif Keterampilan bekerja Inovasi Kreativitas Cost reduction Efisiensi bisnis Relation capital Bahan baku unik Proses pengolahan ketrampilan khusus dan sederhana Bio-risk Volume bahan baku terbatas dan tersebar Aneka macam produk Value added Pengolahan awal di miniplant sendiri/binaan Efisiensi biaya penanganan bahan baku Stabilitas kualitas produk Minimasi risiko dari pemasok/ supplier Kepastian jual dan beli jangka panjang Perluasan dan penciptaan usaha dan lapangan kerja Klaster industri di wilayah sumber bahan baku Penciptaan dan menumbuhkan entrepreneur lokal Olah know how dan modifikasi teknologi tepat guna Perbaikan infrastruktur lokal
33 FORMULA SISTEM KEMILAU 3. MARGIN KOMPARATIF 2. DANA RELASIONAL 3 FORMULA 1. DANA TALANGAN
34 DANA TALANGAN (Pre-Order fund) Sejumlah pinjaman komersial yang diberikan oleh lembaga pembiayaan kepada para pelaku bisnis di sektor hulu yang menyediakan RM (Raw Material) atau bahan baku awal dari suatu sistem industri
35 FORMULA DANA TALANGAN R w (kg) Nelayan P nelayan (Rp) d talangan (Rp) (R ren )(kg) Mitra d talangan (Rp) Bank Keterangan Agroindustri Arus uang Arus barang
36 DANA RELASIONAL (Relational Fund) Diwujudkan melalui ikatan kontrak yang informatif dan mengandalkan hubungan personal sebagai jaminan kelancaran bisnis. Secara operasional/teknis, Dana Relasional adalah sejumlah dana tabungan masyarakat nelayan yang dikelola oleh LKM lokal dan katalisator perusahaan penghela
37 FORMULA DANA RELASIONAL tab 1 (Rp) Nelayan PT nelayan (Rp) tab 1 (Rp) Mitra tab 2 (Rp) Bank PT mitra (Rp) Keterangan: Agroindustri Arus simpanan tab 2 (Rp) Arus pengambilan
38 FORMULA MARGIN KOMPARATIF Merupakan upaya cerdas sektor finansial untuk meminimalisasi resiko gagal bayar pada suatu transaksi perdagangan yang memerlukan deposit untuk jaminan serah terima barang.
39 FORMULA MARGIN KOMPARATIF Nelayan P nelayan (Rp) ΣR w (kg) Tempat pelelangan ikan (TPI) D deposit (Rp) U pinjam (Rp) ΣR w (kg) ΣR w (kg) U bayar (Rp) Pedagang Agroindustri P pedagang (Rp) ΣR w (kg) Reputasi Keterangan: Arus uang Arus barang Mitra Lembaga pembiayaan ekspor
40
41 TERIMA KASIH
CEO & Owner KML Food
CEO & Owner KML Food nadjikh@kmlseafood.com 1. SBU Catching-Collecting (51 buah Kapal) 2. SBU Dried Anchovy (25 Unit sendiri & 10 Unit Mitra) 3. SBU Shrimp Processing (1 Unit) 4. SBU Fish and Chepalopods
Lebih terperinciMEMBANGUN INDUSTRI MAKANAN TERPADU KELAS DUNIA DENGAN SEMANGAT INOVASI DAN ENTREPRENEURSHIP
MEMBANGUN INDUSTRI MAKANAN TERPADU KELAS DUNIA DENGAN SEMANGAT INOVASI DAN ENTREPRENEURSHIP By: Mohammad Nadjikh (CEO & Owner KML Food) nadjikh@kmlseafood.com DARI KML SEAFOOD MENJADI KML FOOD VISI Menjadikan
Lebih terperinciOleh: Mohammad Nadjikh. CEO dan Owner KML Food
Oleh: Mohammad Nadjikh CEO dan Owner KML Food KONDISI UMUM INDUSTRI PERIKANAN SAAT INI Hasil perikanan yang mudah rusak, musiman, dan bervairiasi Hasil tangkapan dan budidaya yang tersebar di daerah terpencil
Lebih terperinciDwi Hartanto, S,.Kom 03/04/2012. E Commerce Pertemuan 4 1
1.Pengertian E Market Place 2.Pertimbangan Bergabung g ke dalam E Market Place Suatu lokasi diinternet, di mana suatu perusahaan dapat memperoleh atau memberikan informasi, mulai transaksi pekerjaan, atau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara optimal dapat menjadi penggerak utama (prime mover)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan 81.000 km panjang garis pantai, memiliki potensi beragam sumberdaya pesisir dan laut yang
Lebih terperinciVII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT. menjalankan kegiatan budidaya rumput laut. Dengan demikian mereka dapat
VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT 7.1. Kinerja Lembaga Penunjang Pengembangkan budidaya rumput laut di Kecamatan Mangarabombang membutuhkan suatu wadah sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Seperti yang terdapat pada Gambar 1.1, dari 110.804.042
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dengan panjang pantai 81.000 km serta terdiri atas 17.500 pulau, perhatian pemerintah Republik Indonesia terhadap sektor
Lebih terperinciPENDAHULUAN. semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini semakin berkembangnya jumlah permintaan produk pangan, semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi perusahaan untuk memproduksi pangan
Lebih terperinciBUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG
BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG A. LATAR BELAKANG Business Plan merupakan suatu usulan
Lebih terperinciBUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN
BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN A. LATAR BELAKANG Business Plan akan menjadi dasar atau pijakan bagi
Lebih terperinciKONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.
KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet
Lebih terperinciKONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.
KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran
Lebih terperinci5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN
5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Aktivitas pendistribusian hasil tangkapan dilakukan untuk memberikan nilai pada hasil tangkapan. Nilai hasil tangkapan yang didistribusikan sangat bergantung kualitas
Lebih terperinciPembahasan Materi #1
1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Istilah Definisi SCM Ruang Lingkup SCM Model Umum SCM Dasar Pemikiran SCM Tingkat Kepentingan SCM Teknik Penerapan SCM Efektifitas SCM Keuntungan SCM 6623
Lebih terperinciPembahasan Materi #8
1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Implikasi Secara Umum Implikasi Terhadap Manajemen Mutu Implikasi Terhadap Arus Barang Implikasi Terhadap Organisasi Implikasi Biaya & Nilai Tambah Implikasi
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembentukan klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil pada Bab IV. Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap model
Lebih terperinciMASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PERIKANAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT
1 MASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PERIKANAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT Disampaikan pada Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia, Kamis, 21 November 2007 Oleh Direktur Jenderal Pengolahan dan
Lebih terperinciSCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business Supply Chain Management Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar
Lebih terperinciMRP Pertemuan 6 BAB 6 IMPLIKASI STRATEGI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
BAB 6 IMPLIKASI STRATEGI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Implikasi Secara Umum 1. Pengembangan manajemen logistik Manajemen Rantai Pasokan pada hakikatnya pengembangan lebih lanjut dari manajemen logistik, yaitu
Lebih terperinciAGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI
AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI PENGERTIAN AGRIBISNIS Arti Sempit Suatu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian sebagai upaya memaksimalkan keuntungan. Arti Luas suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi
Lebih terperinciPERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat
VII. PERANCANGAN PROGRAM 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat Mengacu pada Visi Kabupaten Lampung Barat yaitu Terwujudnya masyarakat Lampung Barat
Lebih terperinciPembahasan Materi #2
Materi #2 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan Materi #2 2 Konsep Dasar Pemain Utama SC Pengelolaan Aliran SC The Interenterprise Supply Chain Model Inventory Optimalisasi Rantai Pasokan Push & Pull
Lebih terperinciRingkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional
Ringkasan Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan
Lebih terperinciPembahasan Materi #11
1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Konsep, Pengelolaan, Kolaborasi SCM Sistem Informasi Terpadu Tahapan Evolusi Pengembangan Aspek Pengembangan 6623 - Taufiqur Rachman 1 Konsep SCM 3 SCM Memperlihatkan
Lebih terperinciKAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT
KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT I. Perumusan Masalah Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang optimal membutuhkan sebuah pemahaman yang luas dimana pengelolaan SDA harus memperhatikan aspek
Lebih terperinciSISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK
SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK SISTEM E-BUSINESS E-Business (Electronic Business) adalah kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dengan mamanfaatkan teknologi elektronik seperti komputer dan internet.
Lebih terperinciSupply Chain Management. Tita Talitha,MT
Supply Chain Management Tita Talitha,MT 1 Materi Introduction to Supply Chain management Strategi SCM dengan strategi Bisnis Logistics Network Configuration Strategi distribusi dan transportasi Inventory
Lebih terperinciBUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA
BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA A. LATAR BELAKANG Business Plan (Rencana Bisnis) adalah
Lebih terperinciPerbankan Komersial dan UKM
01 Ikhtisar Data 02 Laporan Tinjauan Bisnis 04 122 PT Bank Central Asia Tbk 03 Profil 04 Analisis dan Pembahasan 05 Tata Kelola Pendukung Bisnis 06 Tanggung Jawab Sosial Tinjauan Perbankan Komersial dan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,
Lebih terperinciPengembangan Kawasan Industri Perikanan
Nelayan ke Nelayan Nelayan ke Pemindangan dan Nelayan ke -Membangun pusat penyuluhan nelayan di Desa Kedungrejo. -Adanya pendirian koperasi dan pemberdayaan masyarakat terhadap Koperasi yaitu Koperasi
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pengertian pelabuhan perikanan Menurut Ditjen Perikanan Deptan RI, pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang secara khusus menampung
Lebih terperinciAKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian
AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.
Lebih terperinciOleh: Retno Muninggar 1. Diterima: 12 Februari 2008; Disetujui: 21 Juli 2008 ABSTRACT
ANALISIS SUPPLY CHAIN DALAM AKTIVITAS DISTRIBUSI DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU (PPNP) Supply Chain Analysis on the Distribution Activity in Palabuhanratu Archipelago Fishing Port Oleh:
Lebih terperinciVII. IMPLEMENTASI MODEL
VII. IMPLEMENTASI MODEL A. HASIL SIMULASI Simulasi model dilakukan dengan menggunakan data hipotetik berdasarkan hasil survey, pencarian data sekunder, dan wawancara di lapangan. Namun dengan tetap mempertimbangkan
Lebih terperinciBAB V BUSINESS PLAN. 63 Universitas Indonesia. Business plan..., Freddy David H. Turnip, FE UI, 2009.
BAB V BUSINESS PLAN Business plan dibawah ini merupakan rangkuman dari kajian teori, penelitian lapangan, serta kajian rencana pendirian perusahaan baru PT. GM, terkait dengan strategi rantai pasokan dan
Lebih terperinci1. Sistem Pemasaran dan Rantai Nilai 2 Pembangunan infrastruktur (sarana dan Prasarana)
KOMPONEN 2 1. Sistem Pemasaran dan Rantai Nilai 2 Pembangunan infrastruktur (sarana dan Prasarana) Kedua komponen ini saling terkait, Pembangunan Infrastruktur ditujukan untuk meningkatkan pemasaran dan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran
BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago state) terluas di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago state) terluas di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 buah dan panjang garis pantai mencapai 104.000 km. Total
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pasar yang semakin mengglobal, persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan produktivitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Perusahaan melakukan kegiatan pemasaran pada saat perusahaan ingin memuaskan kebutuhannya melalui sebuah proses transaksi. Pemasaran juga
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian mengenai strategi pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Pacitan, maka prioritas strategi yang direkomendasikan untuk mendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kelautan dan perikanan terutama diarahkan untuk meningkatkan produktivitas, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan taraf hidup dan kesejahteran nelayan
Lebih terperinciKONSEP EKO EFISIENSI DALAM PEMANFAATAN KELUARAN BUKAN PRODUK DI KLASTER INDUSTRI MEBEL KAYU BULAKAN SUKOHARJO TUGAS AKHIR
KONSEP EKO EFISIENSI DALAM PEMANFAATAN KELUARAN BUKAN PRODUK DI KLASTER INDUSTRI MEBEL KAYU BULAKAN SUKOHARJO TUGAS AKHIR Oleh: HEPILIA KORNILASARI L2D 004 319 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinci7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN
7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 7.1 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tempat pelelangan ikan (TPI) merupakan tempat untuk melelang hasil tangkapan, dimana terjadi pertemuan
Lebih terperinci5 PENGEMBANGAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN
5 PENGEMBANGAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN 5.1 Pola Distribusi Hasil Tangkapan Hampir seluruh hasil tangkapan ikan dari Nunukan didistribusikan dan dipasarkan ke daerah Tawau Malaysia. Pola pendistribusian
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENGOLAH HASIL PERTANIAN
TEKNOLOGI PENGOLAH HASIL PERTANIAN Helmy Purwanto Dosen Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang Sekretaris Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LP2NU) Jawa Tengah Abstrak Visi pertanian
Lebih terperinciBab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU
Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Sistem Informasi Korporat Terpadu Konsep manajemen supply chain memperlihatkan adanya proses ketergantungan antara berbagai perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi negara kepulauan terbesar yang ada di wilayah Asia Tenggara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor kelautan Indonesia yang cukup signifikan dan Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas yang dikelilingi oleh perairan dan Indonesia
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pertumbuhan industri baja saat ini sedang tumbuh dengan cepat (fast growing), seiring meningkatnya konsumsi baja nasional dan pertumbuhan ekonomi nasional. Hasil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan, kelestarian ekosistem, serta persatuan dan kesatuan. Sedangkan
Lebih terperinciCara Mudah Menjadi Wirausaha Sukses
Cara Mudah Menjadi Wirausaha Sukses Purnawan Sapta Wardhana PT. GLOBAL PLATINUM ENGINEER purnawan@globalplatinumengineer.com Jakarta, 2 April 2011 Wirausaha Muda Mandiri, JCC Jakarta 1 KRISIS EKONOMI GLOBAL
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan produksi dan distribusi komoditi pertanian khususnya komoditi pertanian segar seperti sayur mayur, buah, ikan dan daging memiliki peran yang sangat strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga
Lebih terperinciTUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : NANANG PURNOMO 11.21.0616 S1 TI-TRANSFER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan
Lebih terperincimelakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelabuhan Perikanan Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang secara khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek produksi, pengolahan maupun aspek pemasarannya
Lebih terperinciERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2
ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab
Lebih terperinciPERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN
PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN A. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen asalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut Adi (2006:6) adalah suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah direncanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peningkatan persaingan industri baik industri manufaktur maupun industri jasa akibat adanya perdagangan bebas menyebabkan seluruh industri berusaha untuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan pembatasan masalah. integrasi yang efisien antara pemasok (Supplier), pabrik (manufacture), pusat
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan pembatasan masalah. 1.1 Latar Belakang Supply Chain Management (SCM) adalah sebuah
Lebih terperinciMANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Suhada, ST, MBA MATERI Supply Chain Supply Chain Management ERP MODULES (POSISI SCM, CRM) ERP Modules (Posisi SCM, CRM) SUPPLY CHAIN Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciSUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara
Lebih terperinciSI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)
SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan rantai pasok dalam organisasi 1. Rancangan rantai pasok dalam organisasi 2. Rantai pasok pada
Lebih terperinciV. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani
V. PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pada situasi krisis moneter yang melanda lndonesia saat ini harus memikul
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian yang merupakan tempat para petani mencari nafkah, pada situasi krisis moneter yang melanda lndonesia saat ini harus memikul tanggung jawab paling besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis dan industri saat sekarang ini semakin ketat dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat serta sangat cerdas dalam memilih produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pola konsumsi makanan pada masyarakat memberikan dampak positif bagi upaya penganekaragaman pangan. Perkembangan makanan olahan yang berbasis tepung semakin
Lebih terperinciDAN. Oleh: Nyak Ilham Edi Basuno. Tjetjep Nurasa
LAPORAN AKHIR TA. 2013 KAJIAN EFISIENSI MODA TRANSPORTASI TERNAK DAN DAGING SAPI DALAM MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI Oleh: Nyak Ilham Edi Basuno Bambang Winarso Amar K. Zakaria Tjetjep Nurasa
Lebih terperinciBab I : Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing)
1 Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek Bab III : Manajemen Persediaan Bab IV : Supply-Chain Management Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 2 3 Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. strategi yang dimiliki oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk adalah sebagai berikut.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari berbagai tinjauan pembahasan dan analisis dimuka, maka dalam persoalan untuk menemukan keunggulan bersaing dan evaluasi perumusan strategi yang dimiliki oleh PT. Astra Agro
Lebih terperinciOleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom
Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Informasi menjadi dasar pelaksanaan proses rantai pasok dan dasar bagi manajer dalam membuat keputusan. Menurut cophra dan meindl(2007) informasi harus memiliki karakteristik:
Lebih terperinciCONTRACT FARMING SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN BARU DALAM BIDANG PETERNAKAN
CONTRACT FARMING SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN BARU DALAM BIDANG PETERNAKAN PENDAHULUAN Sektor pertanian (dalam arti luas termasuk peternakan, perikanan dan kehutanan) merupakan sektor yang paling besar menyerap
Lebih terperinciKONSEP, SISTEM DAN MATA RANTAI AGRIBISNIS ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH III WAWASAN AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI, UNIVERSITAS JEMBER 2017
KONSEP, SISTEM DAN MATA RANTAI AGRIBISNIS ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH III WAWASAN AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI, UNIVERSITAS JEMBER 2017 PERTANIAN MODEREN berwawasan Agribisnis CARA PANDANG KEGIATAN
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN
2013, No.44 10 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN
Lebih terperinciDeskripsi Mata Kuliah
Materi #1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Deskripsi Mata Kuliah 2 Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management/SCM) merupakan mata kuliah yang akan membahas pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka
Lebih terperinciKiat sukses menjadi wirausaha. Adhi Muhtadi, ST.,SE.,MSi.,MT.
Kiat sukses menjadi wirausaha Adhi Muhtadi, ST.,SE.,MSi.,MT. KUNCI UNTUK MENJADI WIRAUSAHA 1. Yakin masa depan 2. Mampu mengelola dan menikmati 3. Menguasai a. pengetahuan (kognitif) b. ketrampilan (psikomotor)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dewasa ini menjadi kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap negara. Proses interaksi antar negara terjadi di berbagai bidang, salah satunya adalah
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014
INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014 INTEGRASI MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI, DAN BLUE ECONOMY
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2010, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan Pelabuhan Perikanan Nasional (PPN) Palabuhanratu sebagai lokasi proyek minapolitan perikanan tangkap.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumber daya kelautan dan perikanan menyebabkan munculnya suatu aktivitas atau usaha di bidang perikanan sesuai dengan kondisi lokasi dan fisiknya. Banyak penduduk
Lebih terperinci: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
KARYA ILMIAH E-BUSSINESS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : Nama : Yan Ardiansyah NIM : 08.11.2024 Kelas : S1TI-6C JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
Lebih terperinciMEMUPUK SEMANGAT ENTERPRENEUR KEBAHARIAN GENERASI MUDA MENUJU GENERASI YANG MANDIRI DAN CINTA BAHARI
MEMUPUK SEMANGAT ENTERPRENEUR KEBAHARIAN GENERASI MUDA MENUJU GENERASI YANG MANDIRI DAN CINTA BAHARI Oleh: Mochamad Wekas Hudoyo Penyuluh Perikanan Madya Pusluh KP BPSDMKP Kementerian Kelautan dan Perikanan
Lebih terperinciXI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU
XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU Ubi kayu menjadi salah satu fokus kebijakan pembangunan pertanian 2015 2019, karena memiliki beragam produk turunan yang sangat prospektif dan berkelanjutan sebagai
Lebih terperinciDirumuskan oleh LALA M.KOLOPAKING (Ketua Komisi Teknologi Sosial-Humaniora DRN)
SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA Dirumuskan oleh LALA M.KOLOPAKING (Ketua Komisi Teknologi Sosial-Humaniora DRN) Bahan yang dipresentasikan dalam Sidang Paripurna III Dewan Riset Nasional dengan tema
Lebih terperinciNARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas
NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia yang secara geografis adalah negara kepulauan dan memiliki garis pantai yang panjang, serta sebagian besar terdiri dari lautan. Koreksi panjang garis
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan
4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan Pelabuhan perikanan adalah suatu wilayah perpaduan antara wilayah daratan dan lautan yang dipergunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2004, kegiatan perikanan tangkap khususnya perikanan tuna
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 2004, kegiatan perikanan tangkap khususnya perikanan tuna mendapatkan perhatian internasional. Hal ini terkait dengan maraknya kegiatan penangkapan ikan tuna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirubah yakni dari ikan yang dijual sendiri-sendiri menjadi ikan dijual secara lelang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara tradisional setelah nelayan memperoleh hasil ikan tangkapan, mereka lalu mencoba menjual sendiri kepada konsumen setempat melalui cara barter atau dengan nilai
Lebih terperinci4. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
4. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Lokasi Perusahaan Perusahaan Windika Utama Group terletak di wilayah Kecamatan Ngaliyan Kota Madya Semarang, Jawa Tengah. Perusahaan tersebut terletak di daerah yang cukup
Lebih terperinciANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL
ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL 1 STRATEGI OPERASI DALAM LINGKUNGAN GLOBAL Manajemen Operasional di lingkungan global dan pencapaian keunggulan kompetitif melalui operasional 2 APA
Lebih terperinciDEFINISI DAN PERKEMBANGAN ERP JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Definisi ERP Daniel O Leary : ERP system are computer based system designed to process an organization s transactions
Lebih terperinciSUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan Pendahuluan Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Balanced Scorecard Balanced scorecard adalah suatu pendekatan untuk memberi penilaian hasil kerja suatu organisasi yang ditemukan oleh Kaplan dan Norton di tahun 1992 dan dikembangkan
Lebih terperinciBAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) akan kekuatan sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi
BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) A. Sejarah Ringkas Perjalanan sejarah perkembangan ekonomi di Indonesia, termasuk terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997, telah membangkitkan kesadaran
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI
LAPORAN KEGIATAN KAJIAN ISU-ISU AKTUAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI Oleh: Erwidodo PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Penelitian perancangan model pengukuran kinerja sebuah sistem klaster agroindustri hasil laut dilakukan dengan berbagai dasar dan harapan dapat dijadikan sebagai perangkat bantuan untuk pengelolaan
Lebih terperinci