PRAKTIK YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRAKTIK YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN"

Transkripsi

1

2

3 BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK PRAKTIK YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/ MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) Mei 2013

4

5 Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID). Isi dari materi pembelajaran ini merupakan tanggung jawab konsorsium Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, and Opprtunities for Reaching Indonesia s Teachers, Administrators, and Students (PRIORITAS) dan tidak mencerminkan pandangan USAID atau pemerintah Amerika Serikat.

6

7 Pengantar Pengantar Modul Daftar Isi Kata Pengantar Jadwal Pelatihan (contoh) Halaman vii viii Unit 1 Unit 2 Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/ Pembelajaran Aktif Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi 3 25 Unit 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 63 Unit 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran 101 Unit 5 Persiapan dan Praktik Mengajar 137 Unit 6 Menulis Jurnal Reflektif 157 Unit 7 Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) 177 v

8 Pengantar Pengantar Modul Kata Pengantar Program Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia s Teachers, Administrators and Students (PRIORITAS) yang didanai oleh USAID bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk mendukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama dalam meningkatkan akses pendidikan dasar yang bermutu. Untuk mencapai tujuan tersebut, PRIORITAS mengembangkan dan melaksanakan program pengembangan kapasitas yang terdiri dari pelatihan, pendampingan, kegiatan kelompok kerja di tingkat sekolah maupun gugus. Sasaran program pengembangan kapasitas ini adalah guru dan dosen Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), kepala sekolah, komite sekolah, serta pengawas dan staf Dinas Pendidikan terkait di kabupaten terpilih di tujuh propinsi mitra USAID PRIORITAS, yaitu: Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan. Pelatihan bagi dosen dilaksanakan melalui kerja sama dengan sejumlah LPTK terpilih untuk pengembangan peran LPTK sebagai penyedia layanan baik untuk pendidikan guru pra-maupun pendidikan dalam-jabatan. Modul yang digunakan merupakan adaptasi dari modul pelatihan tingkat sekolah. Sedangkan modul tingkat sekolah merupakan pemaketan ulang dari modul-modul yang telah dikembangkan oleh program bantuan seperti USAID Decentralized Basic Education (DBE) dan Managing Basic Education (MBE) serta UNICEF s Creating Learning Communities for Children (CLCC) dan Mainstreaming Good Practices in Basic Education (MGP-BE). Modul Pelatihan Praktik yang Baik untuk Sekolah Menengah tingkat Pertama Bahan Rujukan bagi LPTK ini memuat materi pembelajaran yang dikenal dengan Pembelajaran Kontekstual. Modul dikemas dalam bentuk unit-unit yang berisi topik-topik, satu unit memuat satu topik. Berikut adalah gambaran singkat tentang masing-masing unit. Unit 1: Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif. Unit ini membahas karakteristik pembelajaran kontekstual dalam mengembangkan kecakapan hidup, khususnya kecakapan akademik, personal, dan sosial. Peserta akan diberi kesempatan untuk menuliskan gagasan mereka tentang bagaimana mewujudkan pembelajaran mata pelajaran mereka masing-masing yang memiliki karakteristik tersebut. Demikian juga gagasan mereka tentang upaya yang perlu dilakukan oleh berbagai pihak terkait untuk mendorong pelaksanaan pembelajaran kontekstual. Unit 2: Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi. Kemampuan siswa kita dalam berpikir tingkat tinggi: menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi/mencipta masih perlu ditingkatkan. Unit ini memberi kesempatan kepada peserta untuk berlatih merumuskan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tingkat tinggi tersebut. Unit ini juga memberikan contoh-contoh pertanyaan tersebut. Unit 3: Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif. Unit ini secara praktis membahas bagaimana meja-kursi siswa diatur agar memungkinkan siswa berinteraksi secara optimal, dan penataan hasil karya siswa sehingga ruang kelas menjadi menarik dan mendorong siswa untuk belajar dan berkarya. vi

9 Pengantar Pengantar Modul Unit 4: Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. Unit ini membahas bagaimana media pembelajaran digunakan sebanyak-banyaknya oleh siswa untuk melakukan pengamatan, percobaan, melakukan manipulasi ( mengotak-ngatik ) dalam rangka menemukan konsep, bukan oleh guru dalam rangka menjelaskan konsep. Unit 5: Persiapan dan Praktik Mengajar. Unit ini akan memfasilitasi guru/dosen agar bisa membuat persiapan mengajar dengan menggunakan pembelajaran kontekstual yang mengembangkan, antara lain, kemampuan berpikir tingkat tinggi, kemampuan bekerjasama, sekaligus mempraktikannya di sekolah latihan. Unit ini juga memberikan kesempatan kepada peserta untuk mencobakan berbagai gagasan di pelatihan diterapkan dalam situasi nyata, yaitu mengajar para siswa di kelas. Dengan demikian, peserta dapat memperkirakan berbagai kemudahan atau kendala ketika gagasan tersebut diterapkan di sekolah. Unit 6: Menulis Jurnal Reflektif. Salah satu alat untuk memperbaiki kinerja kita adalah refleksi: kita merefleksi diri tentang apa yang kita kerjakan; apa yang sudah baik dan belum baik. Unit ini melatih peserta/guru bagaimana membuat catatan reflektif tentang mengajar mereka. Dengan demikian, peserta/guru diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran mereka secara terus menerus, tanpa terlalu tergantung pada orang lain. Unit 7: Penyusunan Rencana Tindak Lanjut. Suatu pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan mutu pembelajaran akan sangat kurang bermanfaat bahkan sia-sia apabila tidak ditindaklanjuti dengan langkah nyata penerapan gagasan di lapangan. Unit ini akan memberi kesempatan kepada peserta pelatihan untuk membuat Rencana Tindak Lanjut: Apa saja yang akan dilakukan di kampus/perkuliahan segera setelah pelatihan berakhir. Rencana tindak lanjut merupakan awal komitmen peserta dalam menerapkan apa yang diperoleh dalam pelatihan. Rencana tindak lanjut bagi dosen meliputi 1) Rencana penerapan gagasan dalam perkuliahan sehari-hari, 2) Rencana penerapan gagasan dalam bimbingan kepada mahasiswa dalam praktik pengalaman lapangan terpadu (PPLT), dan 3) Rencana penerapan gagasan dalam layanan kepada guru dalam jabatan. Pendekatan pembelajaran aktif dan interaktif yang diterapkan dalam pelatihan ini tidak hanya untuk memotivasi peserta untuk terlibat secara fisik dan mental dalam pelatihan, tetapi juga untuk menyediakan contoh pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru di dalam kelas. Fasilitator memberikan model tentang pelaksanaan pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif, pengelolaan peserta, dan menciptakan suasana dalam pelatihan yang diharapkan dapat dicontoh oleh peserta ketika mereka melatih dan mengajar di kelas di sekolah/kampus mereka. Modul ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan rujukan oleh para dosen di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) terutama dalam 1) Pelaksanaan perkuliahan seharihari, 2) Pelaksanaan bimbingan kepada mahasiswa calon guru dalam praktik pengalaman lapangan terpadu (PPLT), dan 3) Pelaksanaan layanan kepada guru dalam jabatan. vii

10 Pengantar Pengantar Modul JADWAL PELATIHAN (contoh) Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs Waktu Topik/Kegiatan Fasilitator Keterangan Istirahat Hari 1 Pembukaan Penjelasan umum tentang program USAID PRIORITAS dan pelatihan Unit 1: Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif? Unit 2: Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Makan Siang Unit 3: Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Pleno Pleno Pleno Pleno Unit 4: Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Kel. Mapel Hari Unit 5: Persiapan dan Praktik Mengajar a. Persiapan Mengajar 1) Memahami SK dan KD 2) Mengembangkan RPP Makan Siang a. Persiapan Mengajar (lanjutan) 3) Simulasi 4) Penyempurnaan RPP Hari b. Praktik Mengajar c.diskusi Pasca Praktik 1) Karya siswa Kel. Mapel Unit 6: Menulis Jurnal Reflektif Pleno Makan Siang Melakukan Pendampingan yang Efektif Pleno Unit 7: Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) Pleno Penutupan Pleno viii

11 UNIT 1 APA DAN MENGAPA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL/ PEMBELAJARAN AKTIF

12

13

14 UNIT 1 Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif? UNIT 1 APA DAN MENGAPA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL/ PEMBELAJARAN AKTIF? Pendahuluan Pembelajaran di dalam kelas, pada dasarnya dimaksudkan untuk membantu siswa BERTAHAN HIDUP atau bahkan MEWARNAI KEHIDUPAN. Karena itu, pembelajaran di sekolah tidak seharusnya diarahkan untuk sekedar mengenal, mengingat, atau memahami ilmu pengetahuan, melainkan juga menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Selain itu siswa harus mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan yang dipelajarinya untuk bekal mereka dalam mengenali dan mengatasi masalah kehidupan atau bahkan dalam menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan. Mengukur diameter roda sepeda motor dalam pembelajaran matematika contoh pembelajaran kontekstual. Selama ini, pada jenjang SMP/MTs telah dikembangkan pembelajaran kontekstual. Pola pembelajaran kontekstual ini memiliki beberapa ciri, antara lain menuntut siswa untuk aktif dan kreatif menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, memanfaatkan lingkungan yang ada di sekitar, dan bekerja dalam kelompok. Ciri tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual memiliki kontribusi dalam pengembangan kreativitas siswa secara maksimal. Tujuan Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu: 1. mengidentifikasi Komponen pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif 2. menuliskan beberapa contoh kegiatan pembelajaran untuk masing-masing mata pelajaran yang menerapkan komponen pembelajaran kontekstual 3. menyimpulkan kesesuaian Komponen Pembelajaran Kontekstual dengan Kurikulum

15 UNIT I Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif? Pertanyaan Kunci Beberapa pertanyaan kunci yang perlu mendapatkan jawaban dari kegiatan dalam sesi ini antara lain: 1. Komponen apa yang terdapat dalam pembelajaran kontekstual? 2. Kegiatan pembelajaran seperti apakah yang menerapkan komponen pembelajaran kontekstual? 3. Sejauhmana kesesuaian Komponen Pembelajaran Kontekstual dengan Kurikulum 2013? Petunjuk Umum Agar pelaksanaan sesi ini dapat berjalan dengan baik, berikut adalah beberapa petunjuk umum. 1. Sejak awal sesi, peserta dikelompokkan dalam kelompok mata pelajaran (4 orang/kelompok). Pembagian kelompok memperhatikan aspek gender: pada tiap kelompok diusahakan ada perempuan dan laki-laki. 2. Fasilitator hendaknya mendorong peserta untuk aktif mengamati video pembelajaran IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika, dan menemukan komponen pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif yang terdapat di dalamnya. 3. Manakala tidak ada video atau video tidak bisa ditayangkan, alternatif yang bisa dilakukan adalah: (1) Introduction: menyampaikan tujuan dan skenario; (2) Connection: presentasi tentang pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif; (3) Application: diskusi kelompok untuk mengidentifikasi potensi pembelajaran kontekstual/ pembelajaran aktif di kelas; (4) Reflection: merenungkan kembali tujuan dan proses serta hasil yang telah dicapai; dan (5) Extension: membaca informasi tambahan dan materi-materi pembelajaran kontekstual/ pembelajaran aktif untuk memantapkan pemahaman tentang hal tersebut. 4

16 UNIT 1 Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif? Sumber dan Bahan 1. Presentasi Unit 1 2. Rekaman video yang memuat pembelajaran kontekstual/ pembelajaran aktif 3. Handout Peserta 1.1: Penerapan Komponen Pembelajaran Kontekstual/ Pembelajaran Aktif. 4. Informasi Tambahan 1.1: Komponen Pembelajaran Kontekstual. 5. ATK: kertas flipchart, spidol, pena, post-it berwarna, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting Waktu Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 90 menit. Rincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap tahapan pelaksanaan sesi ini. TIK Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau memungkinkan dapat disediakan: 1. Proyektor LCD 2. Laptop atau personal computer untuk presentasi 3. Layar proyektor LCD (Dinding putih dapat digunakan) Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia. Fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan menggunakan kertas flipchart. 5

17 UNIT I Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif? Ringkasan Sesi Introduction Connection Application Reflection Extension 5 menit Fasilitator menyampaikan latar berlakang, tujuan, langkahlangkah kegiatan dari sesi ini 35 menit Curah Pendapat Menyimak tayangan film pembelajaran Identifikasi komponen dalam video pembelajaran 45 menit Diskusi penerapan komponen pembelajaran kontekstual Periksa kesesuaian komponen pemb. kontekstual dengan Kurikulum menit Menilai sejauh mana kegiatan sesi telah mencapai tujuan Peserta menuliskan halhal yang masih perlu diperjelas. Membaca sumber lain yang berhubungan dengan pembelajaran kontekstual/ pembelajaran aktif. I Perincian Langkah-langkah Kegiatan Introduction (10 menit) (1) Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan hasil yang diharapkan dari kegiatan sesi ini. (2) Fasilitator menyampaikan pengantar terkait pentingnya pembelajaran kontekstual/ pembelajaran aktif. C Connection (30 menit) Kegiatan 1: Curah Pendapat (5 menit) (1) Fasilitator meminta peserta, secara berkelompok (3-4 orang), melakukan curah pendapat tentang a. Komponen pembelajaran konstektual. b. Mengapa Komponen tersebut perlu diterapkan dalam pembelajaran Fasilitator kemudian merangkum hasil curah pendapat secara pleno dan menuliskannya pada papan tulis/kertas plano. 6

18 UNIT 1 Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif? Kegiatan 2: Mengamati Pembelajaran dalam Video (15 menit) (1) Fasilitator menyampaikan bahwa sebentar lagi peserta akan menonton tayangan video. Mereka dituntut memperhatikan penerapan komponen pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif dalam pembelajaran semua mapel pada tayangan video tersebut. (2) Fasilitator mengingatkan bahwa hasil pengamatan tersebut akan menjadi bahan diskusi selanjutnya. (3) Fasilitator membagikan Informasi Tambahan 1.1: Komponen Pembelajaran Kontekstual, dan meminta peserta untuk membacanya. 5 ) (4) Fasilitator membagikan Handout Peserta 1.1: Penerapan Komponen Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif, dan peserta dipersilakan mengisi kolom 2 pada Handout Peserta 1.1 pada saat atau setelah film ditayangkan. (5) Fasilitator memberikan klarifikasi/penjelasan tentang komponen tersebut, JIKA DIPERLUKAN. (6) Fasilitator menayangkan film pembelajaran yang berisi mata pelajaran IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPS (upayakan gambar dan suara dapat diterima dengan baik oleh seluruh peserta dari tempat duduk mereka). (7) Fasilitator memantau dan mendorong peserta agar mengisi format yang diberikan. Kegiatan 3: Diskusi Hasil Pengamatan (15 menit) (1) Peserta diminta untuk saling berbagi hasil pengamatan, misal berpandu pada pertanyaan: a. Komponen pembelajaran kontekstual apa sajakah yang diterapkan dalam pembelajaran tsb.? b. Apakah kegiatan yang ditulis temannya benar- benar mencerminkan komponen tersebut? (2) Fasilitator, secara klasikal, mengajak peserta untuk berbagi temuan hasil pengamatan video mengenai penerapan komponen pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif. (Fasilitator memperhatikan keberimbangan partisipasi dan kesempatan berbicara antara peserta laki-laki dan perempuan) Fasilitator meminta juru bicara kelompok, dari dua sampai tiga kelompok, untuk mempresentasikan hasil diskusi. 7

19 UNIT I Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif? A Application (45 menit) Kegiatan1: Diskusi Penerapan Komponen Pembelajaran Kontekstual dalam Pembelajaran Mata Pelajaran (30 menit) (1) Peserta diminta berdiskusi untuk menuliskan contoh penerapan Komponen tersebut dalam bidang studi masing-masing (Gunakan Handout Peserta 1.1 lagi dan tuliskan hasil diskusi pada kolom 3). Catatan untuk Fasilitator 1 Penulisan contoh penerapan komponen tersebut sebaiknya didasarkan pada satu KD terpilih di masing-masing bidang studi. (2) Peserta diminta untuk menuliskan hasil diskusi mereka pada kertas flipchart untuk dipajangkan. Kegiatan2: Identifikasi Kesesuaian Komponen Pembelajaran Kontekstual dengan Kurikulum 2013 (15 menit) (1) Fasilitator meminta peserta, secara berkelompok, untuk membandingkan Komponen pembelajaran kontekstual dengan Kurikulum 2013 (Standar Kompetensi Lulusan SKL) dan memberikan kesimpulan (Lihat SKL selengkapnya pada power point slide no. 9) (2) Peserta diminta untuk menuliskan hasil diskusi mereka pada kertas flipchart dan memajangkannya di dalam ruangan. R Reflection (5 menit) (1) Fasilitator meminta peserta untuk merenungkan apakah tujuan sesi ini telah tercapai atau belum. (2) Fasilitator meminta peserta untuk menuliskan/menyebutkan hal-hal yang masih perlu diperjelas. 8

20 UNIT 1 Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif? E Extension Fasilitator mendorong peserta untuk: (1) Membaca sumber lain berkaitan dengan pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif. (2) Menerapkan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran sehari-hari. Pesan Utama Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan kreativitas peserta didik. Oleh karena itu, berbagai pihak perlu berupaya untuk memungkinkan pembelajaran kontekstual/ pembelajaran aktif dapat dilaksanakan secara terus menerus. 9

21 UNIT I Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif? Handout Peserta 1.1 Penerapan Komponen Pembelajaran Kontekstual/ Pembelajaran Aktif Petunjuk: Tuliskan secara deskriptif praktik penerapan pembelajaran kontekstual/ pembelajaran aktif yang teramati dalam tayangan video (Semua mapel). Komponen CTL Contoh Penerapan dalam butir (1)) Terlihat dalam tayangan Mapel video ketika... (Diisi pada Application, Kegiatan 1, Suasana pembelajaran mendorong siswa untuk membangun sendiri gagasannya Inkuiri: Siswa a.l. mengamati, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. 10

22 UNIT 1 Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif? Komponen CTL Contoh Penerapan dalam butir (1)) Terlihat dalam tayangan Mapel video ketika... (Diisi pada Application, Kegiatan 1, Siswa didorong untuk bertanya atau mempertanyakan suatu gagasan. Mengembangkan masyarakat belajar (Siswa berdiskusi dalam kelompok) Pemodelan (Guru memberi contoh ttg suatu konsep atau mendemonstrasikan prosedur kerja tertentu) Guru menggunakan penilaian otentik Siswa melakukan refleksi atas proses dan hasil belajarnya 11

23 UNIT I Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif? Informasi Tambahan 1.1 Komponen Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata: kehidupan keluarga, masyarakat, dan dunia kerja. Dengan demikian, siswa dapat melihat kebermaknaan dari apa yang dipelajari: melihat hubungan yang bermakna antara konsep yang abstrak dan penerapannya di dunia nyata. Konsep pembelajaran ini beranggapan bahwa pikiran seseorang secara alami mencari makna dalam suatu konteks, yakni pengetahuan yang sudah dimiliki, dengan cara melihat hubungan-hubungan sehingga masuk akal dan dipandang bermanfaat bagi dirinya; dan proses belajar hanya terjadi ketika seseorang memproses informasi/pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga masuk akal ( makes sense ) di alam pikiran/pengalaman -nya. Pembelajaran Kontekstual memiliki sejumlah komponen sebagai berikut: 1. Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pembelajaran kontekstual, yaitu suatu paham yang menyatakan bahwa pengetahuan seseorang hanya dapat dibangun oleh dirinya sendiri melalui pengalaman, dan bukan diberikan oleh orang lain yang siap diambil dan diingat. Oleh karena itu, pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi oleh si pebelajar bukan menerima pengetahuan dari si pengajar. Proses konstruksi terjadi melalui keterlibatan aktif si pebelajar dalam proses pembelajaran. 2. Inkuiri/Proses Menemukan Sejalan dengan konstruktivisme di atas, pengetahuan merupakan hasil dari proses menemukan sendiri (inkuiri) yang meliputi : mengamati, menemukan dan merumuskan masalah, mengajukan dugaan jawaban (hipotesis), mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. 3. Pertanyaan/Bertanya Belajar pada dasarnya MENGAJUKAN dan MENJAWAB pertanyaan. Bertanya dipandang sebagai pertanda rasa ingin tahu dan menjawab sebagai pertanda mampu berpikir. Pengetahuan seseorang hampir selalu bermula dari pertanyaan. Bertanya adalah strategi utama dalam pembelajaran kontekstual yang oleh pebelajar digunakan secara aktif untuk menganalisis dan mengeksplorasi gagasan. Bertanya juga dapat 12

24 UNIT 1 Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif? mengembangkan berpikir kritis, mendorong pertukaran cara berpikir, dan memfasilitasi inkuiri. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran, guru harus memberi kesempatan bahkan mendorong siswa untuk bertanya. 4. Masyarakat Belajar Belajar akan lebih efektif melalui kerjasama/interaksi/berbagi dengan orang lain. Kerja kelompok, diskusi kelompok, pengerjaan proyek secara berkelompok adalah contoh bentuk masyarakat belajar. Interaksi dan komunikasi pemikiran antar pebelajar mendapat porsi lebih tinggi dalam suatu proses pembelajaran. 5. Pemodelan/Memberikan Contoh Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu diperlukan contoh/model yang bisa ditiru siswa. Pemodelan dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar. Model/contoh bisa berupa benda, cara/prosedur kerja, metode kerja, cara mengoperasikan sesuatu, atau yang lain, yang bisa ditiru siswa. Pemodelan membuat siswa terhindar dari pembelajaran yang teoritis-abstrak yang dapat menimbulkan terjadinya verbalisme. 6. Penilaian Otentik/Penilaian sebenarnya. Suatu bentuk penilaian yang menuntut siswa untuk menunjukkan penyelesaian tugas/masalah dalam kehidupan nyata atau tiruan masalah nyata dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari. 7. Refleksi Refleksi adalah proses memikirkan apa yang sudah dipelajari kemudian membandingkannya dengan pengetahuan/keterampilan yang sudah dimiliki. Refleksi dapat memperkaya/meneguhkan atau memperbaiki pengetahuan/keterampilan yang sudah dimiliki tersebut. Secara konkret, pada saat refleksi-di akhir pelajaran, pebelajar mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri a.l.: 1) Apa yang sudah dan belum saya pahami? 2) Hal penting apa yang sudah saya pelajari? 3) Bagaimana cara belajar saya tadi? 4) Apa yang sebaiknya saya lakukan berikutnya? 13

25 UNIT I Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif? Daftar Bacaan M. Asrori Ardiansyah, M.Pd. (Blog Kabar Pendidikan) Pendidikan.com. Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Pendekatan kontektual (Contextual teaching and learning(ctl). Johson, E.B Contextual teaching and learning: What it is and why it s here to stay. Thousand Oaks, california: Corwin Press, Inc. Joyse, B. & Weil, M Models of teaching. Boston: Allyn and Bacon. Robert G. Berns and Patricia M. Erickson. Contextual Teaching and Learning: Preparing Students for the New Economy - Highlight05-ContextualTeachingLearning.pdf Jon Mueller, What is Authentic Assessment?

26 UNIT 1 Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif? PRESENTASI UNIT 1 15

27 UNIT I Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif? 16

28 UNIT 1 Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif? 17

29 UNIT I Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif? 18

30 UNIT 1 Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif? 19

31 UNIT I Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif? 20

32 UNIT 1 Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif? 21

33 UNIT I Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif? 22

34 UNIT 2 MERUMUSKAN PERTANYAAN YANG MENDORONG SISWA BERPIKIR TINGKAT TINGGI

35

36

37 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi UNIT 2 MERUMUSKAN PERTANYAAN YANG MENDORONG SISWA BERPIKIR TINGKAT TINGGI Pendahuluan Sering kali guru/dosen mengajukan banyak pertanyaan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terkadang sangat banyak sehingga terkesan sedang menguji siswa / mahasiswa. Selain itu, apabila dicermati, jenis-jenis pertanyaan yang dilontarkan baru sebatas pertanyaan yang membutuhkan jawaban ya atau tidak, atau pertanyaan yang membutuhkan hanya satu jawaban tertentu. Pertanyaan tersebut belum memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berpikir kreatif, kurang menuntut mahasiswa untuk mengemukakan gagasannya sendiri. Potensi siswa akan lebih tergali dengan pertanyaan-pertanyaan tingkat tinggi dalam pembelajaran. Jenis pertanyaan yang diajukan atau tugas yang diberikan oleh dosen sangat berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan berpikir mahasiswa. Pertanyaan/tugas tersebut bukan hanya untuk memfokuskan mahasiswa pada kegiatan, tetapi juga untuk menggali potensi belajar mahasiswa. Pertanyaan atau tugas yang memicu mahasiswa untuk berpikir analitis, evaluatif, dan kreatif dapat melatih mahasiswa untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif. Tujuan Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu 1. mengidentifikasi pertanyaan yang mendorong mahasiswa berpikir kritis (kategori analitis, evaluatif, dan kreatif). 2. merumuskan pertanyaan yang mendorong mahasiswa berpikir kritis 3. menggunakan pertanyaan yang mendorong mahasiswa berpikir kritis dalam menyusun Lembar Kerja (LK) 25

38 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Pertanyaan Kunci 1. Apa saja jenis pertanyaan/tugas yang dapat memicu siswa berpikir tingkat tinggi? 2. Bagaimana merumuskan pertanyaan/tugas yang mendorong siswa untuk berbuat atau berpikir tingkat tinggi? 3. Bagiamana merumuskan pertanyaan/tugas yang mendorong siswa untuk berbuat atau berpikir tingkat tinggi dalam sebuah lembar kerja (LK)? Petunjuk Umum Kegiatan dilaksanakan secara pleno, namun peserta duduk berdasarkan kelompok bidang studi. Sumber dan Bahan 1. Presentasi Unit 2 2. Handout Peserta 2.1: Tingkatan Berpikir Taksonomi Bloom 3. Handout Peserta 2.2: Contoh Jenis Pertanyaan/Tugas berdasarkan Taksonomi Bloom 4. Handout Peserta 2.3: Daftar Kata Kerja untuk Membuat Pertanyaan/Tugas 5. Handout Peserta 2.4: Komponen Lembar Kerja 6. Handout Peserta 2.5: Contoh Lembar Kerja Bidang Studi. 7. Pita kertas (Kertas HVS dibagi sama besar menjadi 12 bagian arah panjang) 8. ATK: spidol, kertas flipchart (kertas plano), kertas HVS: hijau, kuning, merah; gunting, lem, selotip Waktu Waktu yang digunakan untuk unit ini adalah 100 menit. Perincian alokasi penggunaan waktu tersebut dapat dilihat pada setiap tahapan dari sesi ini. 26

39 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi ICT Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau memungkinkan dapat disediakan: 1. Proyektor LCD 2. Laptop atau personal computer untuk presentasi 3. Layar proyektor LCD (Dinding putih dapat digunakan) Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia. Fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan menggunakan kertas flipchart. Ringkasan Sesi Introduction Connection Application Reflection Extension 5 menit 10 menit 80 menit 5 menit Menjelaskan latar belakang, tujuan, dan langkahlangkah sesi Urun gagasan tentang tujuan bertanya dalam pembelajaran Mengidentifika si pertanyaan Merumuskan pertanyaan Membuat LK Pertanyaan/tug as tingkat manakah yang sulit dirumuskan? Mengapa? Berlatih merumuskan pertanyaan/tug as berdasarkan Taksonomi Bloom Perincian Langkah-langkah Kegiatan I Introduction (5 menit) (1) Fasilitator menjelaskan latar belakang dan tujuan sesi dengan menggunakan informasi dari bagian pendahuluan dan tujuan. (2) Fasilitator menyiapkan peserta untuk mengikuti kegiatan berikutnya. 27

40 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi C Connection (10 menit) Ungkap Pengalaman (1) Fasilitator menampilkan tayangan pertanyaan berikut satu per satu, dan mintalah peserta untuk menyampaikan gagasan mereka secara lisan. Apa tujuan saudara mengajukan bertanya kepada mahasiswa? Mengharapkan jawaban benar atau ingin mengetahui sesuatu tentang mahasiswa? (2 ) Jika tujuan saudara mengharapkan jawaban benar, bagaimana kemungkinan siswa berani menjawab bila mereka tidak yakin jawabannya benar? (2 ) Jika tujuan saudara bertanya ingin mengetahui sesuatu tentang siwa, apa yang ingin saudara ketahui? Pengetahuan mahasiswa atau proses berpikir mahasiswa? (2 ) Jika yang saudara maksudkan proses berpikir mahasiswa, proses berpikir bagaimana yang saudara harapkan? Mahasiswa mengulang gagasan saudara atau mahasiswa membangun gagasan sendiri?(2 ) (Beri peserta waktu beberapa menit untuk menjawab tiap pertanyaan) A Application (80 menit) Kegiatan 1: Membuat Pertanyaan dan Mengidentifikasi Jenisnya (20 menit) (1) Fasilitator menunjukkan sebuah benda misalnya buah jeruk atau benda apa saja yang ada dan mudah ditemukan di ruang pelatihan. (2) Mintalah setiap peserta secara individu merumuskan suatu pertanyaan terkait benda tersebut. Ingatkan peserta agar membuat pertanyaan sesuai dengan bidang studi masing-masing (IPA, Matematika, IPS, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris). (3) Dalam kelompok bidang studi, mintalah salah satu peserta untuk memimpin diskusi untuk menentukan pertanyaan-pertanyaan mana sajakah yang jawabannya memerlukan pemikirian kritis dari mahasiswa. (4) Fasilitator memberikan Handout Peserta 2.1: Tingkatan Berpikir Taksonomi Bloom dan Handout Peserta2.2: Contoh Jenis Pertanyaan/Tugas Berdasarkan Taksonomi Bloom. Di sini pertanyaan-pertanyaan yang menuntut pemikiran kritis dikatagorikan sebagai pertanyaan tingkat tinggi. (5) Fasilitator menyatakan bahwa: pertanyaan yang menuntut menghafal digolongkan sebagai pertanyaan tingkat rendah; pertanyaan yang menuntut berpikir memahami dan menerapkan sebagai pertanyaan tingkat sedang ; dan Pertanyaan yang menuntut berpikir menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi sebagai pertanyaan tingkat tinggi. (6) Peserta diminta untuk memeriksa kembali apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah benar dikatagorikan sebagai pertanyaan yang menuntut mahasiswa berpikir kritis (pertanyaan tingkat tinggi). 28

41 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi (Tegaskan oleh fasilitator bahwa yang dipelajari pada sesi ini adalah pertanyaan tingkat tinggi yaitu pertanyaan yang mendorong siswa berpikir kritis) (7) Fasilitator memberi penegasan tentang ciri singkat ketiga jenis pertanyaan sbb.: Menganalisis --- memicu pikiran utk. menghubung-hubungkan, mengurai Mengevaluasi --- memicu pikiran utk membandingkan sesuatu dengan kriteria tertentu kemudian menetapkan bahwa sesuatu itu baik/tidak, tepat/tidak, dsb. sesuai dengan kriteria yang dipakai Mengkreasi --- memicu pikiran utk membangun/membentuk gagasan baru Catatan untuk Fasilitator 1 Perbedaan antara analisis dan evaluasi adalah bahwa pada evaluasi terdapat proses menetapkan (judgement) sesuatu secara kualitatif (misal baik-tidak baik, efektif-tidak efektif, dan tepat-tidak tepat) sedangkan pada analisis tidak ada. Kegiatan 2 : Merumuskan Pertanyaan (30 menit) (1) Setiap peserta, masih dalam kelompok mata pelajaran, membuat 3 pertanyaan/tugas (menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi) sesuai dengan mata pelajaran masingmasing. Gunakan suatu benda atau objek yang berbeda dengan benda pada kegiatan 1 (misalnya pada kegiatan ini menggunakan gambar). Setiap pertanyaan ditulis pada kertas kecil. Setelah itu, semua pertanyaan dikumpulkan di bagian tengah meja. (2) Ketua kelompok mapel memimpin diskusi untuk menggolongkan semua pertanyaan ke dalam 3 tingkatan: menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Setelah selesai peserta meninjau kembali hasilnya kemudian menetapkannya. (3) Pertanyaan/tugas hasil setiap kelompok ditempel pada kertas HVS hijau ( menganalisis ), kuning ( mengevaluasi ), dan merah ( mengkreasi ). (4) Fasilitator memberikan Handout Peserta 2.3: Daftar Kata Kerja untuk Membuat Pertanyaan/Tugas dan peserta membacanya secara perorangan (10 menit). (5) Pajangkan hasil kerja kelompok bidang studi agar dapat dilihat oleh peserta pada kelompok bidang studi lain pada waktu rehat. Catatan untuk Fasilitator 2 1. Diskusi difokuskan pada: Apakah pengelompokan pertanyaan sudah tepat, yang mana pertanyaan menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi? 2. Pertanyaan yang dibahas di sini dimaksudkan terutama untuk digunakan guru sebagai alat dalam membelajarkan (misalnya dalam LK) bukan mengetes siswa. 29

42 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Kegiatan 3 : Merancang Lembar Kerja (30 menit) (1) Fasilitator menjelaskan bahwa peserta akan diminta membuat Lembar Kerja sederhana yang memiliki 2 komponen: a) Informasi/Konteks persoalan, dan b) Pertanyaan/Perintah sesuai dengan Handout Peserta 2.4: Komponen Lembar Kerja. Selanjutnya Handout Peserta 2.4: Komponen Lembar Kerja dibagikan kepada peserta. (2) Fasilitator meminta peserta (masih dalam kelompok bidang studi)secara berpasangan 2 orang untuk membuat sebuah Lembar Kerja (berdasarkan Handout Peserta 2.4) dengan mengingat bahwa pertanyaan dalam LK tersebut hendaknya menggunakan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tingkat tinggi. (3) Selanjutnya setiap pasangan dalam bidang studi saling bertukar hasil kerja (maksimal 3 kali), saling mencermati, berdiskusi dan memberikan masukan. (4) Mintalah 1-2 pasangan mempresentasikan hasil LK dalam kelompok mapel. Catatan untuk Fasilitator Komponen LK yang dikenalkan adalah Informasi / Konteks Permasalahan dan Pertanyaan / Perintah dengan ciri-ciri sbb: Informasi/Konteks Permasalahan, hendaknya menginspirasi siswa untuk menjawab/mengerjakan tugas; tidak terlalu sedikit atau kurang jelas sehingga siswa tak berdaya untuk menjawab/ mengerjakan tugas; tetapi juga tidak terlalu banyak sehingga mengurangi ruang kreativitas siswa. Informasi/Konteks Permasalahan dapat dilengkapi dengan gambar, teks, tabel, atau benda konkret. 3 Pertanyaan/Perintah, hendaknya memicu siswa untuk melakukan percobaan, menyelidiki, menemukan, memecahkan masalah dan/atau berimajinasi/mengkreasi. Jumlah pertanyaan sebaiknya dibatasi paling banyak 3 buah sehingga LK/LT tidak seperti hutan belantara sehingga menjadi beban baca bagi siswa. Bila guru memiliki lebih dari 3 pertanyaan bagus, pertanyaan lebih tersebut hendaknya disimpan dalam pikirannya dan baru diajukan secara lisan kepada siswa sebagai tambahan bila diperlukan. Contoh LK (Handout peserta 2.5) adalah contoh-contoh LK untuk pegangan fasilitator. Contoh tersebut dapat dibagikan setelah peserta selesai membuat LK. Contoh tersebut dibagikan diakhir sesi dan karena itu tidak perlu dibahas. 30

43 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi R Reflection (5 menit) Fasilitator menanyakan kepada peserta: (1) Pertanyaan atau tugas tingkat manakah (menganalisis, mengevaluasi, atau mengkreasi) yang sukar dirumuskan? Mengapa? (2) Pastikan bahwa tujuan unit ini dapat dicapai. (3) Komentari singkat hal-hal penting yang masih dipertanyakan peserta dan memerlukan penegasan. E Extension Peserta mempelajari lagi bahan bacaan Taksonomi Bloom dan berlatih terus merumuskan pertanyaan tingkat tinggi sesuai mata pelajarannya. Pesan Utama Dosen dan guru perlu melengkapi pembelajarannya dengan pertanyaan tingkat tinggi (menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi) walaupun merumuskannya tidak mudah. Kemampuan merumuskan pertanyaan yang baik, antara lain pertanyaan tingkat tinggi, merupakan salah satu kemampuan kunci untuk mengembangkan potensi siswa. 31

44 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Handout Peserta 2.1 Tingkatan Berpikir Taksonomi Bloom Sering kita mengamati guru yang mengajukan banyak pertanyaan dalam proses pembelajarannya di dalam kelas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terkadang sangat banyak sehingga terkesan bahwa guru itu sedang menguji siswanya. Namun, apabila dicermati, jenis-jenis pertanyaan yang dilontarkan hanya sebatas pertanyaan yang membutuhkan jawaban ya atau tidak, atau pertanyaan yang membutuhkan hanya satu jawaban tertentu. Pertanyaan tersebut sama sekali tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir kreatif, yaitu kurang menuntut siswa untuk mengemukakan gagasannya sendiri. Jenis pertanyaan yang diajukan atau tugas yang diberikan oleh guru sangat berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan berpikir siswa. Pertanyaan/tugas tersebut bukan hanya untuk memfokuskan siswa pada kegiatan, tetapi juga untuk menggali potensi belajar mereka. Pertanyaan atau tugas yang memicu siswa untuk berpikir analitis, evaluatif, dan kreatif dapat melatih siswa untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif. Kondisi di atas akan terjadi apabila guru cukup selektif dalam menggunakan jenis pertanyaan yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa. Pada tahun 1950, Benjamin S. Bloom memperkenalkan konsep tingkatan dalam berpikir. Tingkatan berpikir tersebut dapat dipakai guru dalam menyusun pertanyaan atau tugas yang akan diberikan kepada siswa. Berikut adalah tingkatan berpikir Bloom versi perbaikan. Mengkreasi Menghasilkan ide-ide baru, produk, atau cara memandang terhadap sesuatu. Kegiatan: mendisain, membangun, merencanakan, menemukan. Mengevaluasi Menilai suatu keputusan atau tindakan. Kegiatan: memeriksa, membuat hipotesa, mengkritik, bereksperimen, memberi penilaian. Menganalisis Mengolah informasi untuk memahami sesuatu dan mencari hubungan. Kegiatan: membandingkan, mengorganisasi, menata ulang, mengajukan pertanyaan, menemukan. Menerapkan Menggunakan informasi dalam situasi lain. Kegiatan: menerapkan, melaksanakan, menggunakan, melakukan. Memahami Menerangkan ide atau konsep. Kegiatan: menginterpretasi, merangkum, mengelompokkan, menerangkan. Mengingat Kegiatan: mengenali, membuat daftar, menggambarkan, menyebutkan. 32

45 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Handout Peserta 2.2 Contoh Jenis Pertanyaan /Tugas berdasarkan Taksonomi Bloom Matematika Bangun 3 Dimensi Mengkreasi Rancanglah suatu bangun baru yang memiliki bagian-bagian yang berasal dari bangun yang kamu pilih tadi. Beri nama untuk bangun barumu dan namailah bagian-bagiannya. Mengevaluasi Menurutmu, apakah bangun tersebut tepat digunakan di tempat kamu menemukannya tadi? Mengapa? Menganalisis Terangkan mengapa bangun tadi digunakan di tempat dimana kamu menemukannya. Gambarlah bangun yang kamu pilih tadi. Menerapkan Memahami Carilah benda-benda yang memiliki bentuk yang sama dengan bangun yang kamu pilih tersebut. Mengingat Sebutkan ciri-ciri dari bangun yang kamu pilih. 33

46 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Ilmu Pengetahuan Alam Serangga Mengkreasi Buatlah jenis serangga baru dari bagian-bagian tubuh serangga yang ada. Gambar dan beri nama bagian-bagian tersebut. Mengevaluasi Kalau kamu ingin menjadi serangga, serangga apa yang jadi pilihanmu? Sebutkan alasannya, paling sedikit lima alasan. Menganalisis Pilih dua macam serangga, bandingkan. Tulislah hasil perbandinganmu. Menerapkan Wawancarailah 10 orang untuk mengetahui serangga yang paling tidak disukai. Buatlah grafik dari hasil wawancara tersebut dan simpulkan hasilnya. Memahami Pilihlah satu nama serangga. Buatlah 10 pernyataan tentang serangga tersebut. 5 pernyataan tentang fakta dari serangga tersebut dan 5 lainnya merupakan opini. Tulis di atas kertas yang berbeda. Berikan kepada temanmu dan minta temanmu untuk memeriksa pekerjaanmu. Mengingat Buatlah daftar nama-nama serangga, kelompokkan berdasarkan jenis serangga yang membahayakan dan tidak membahayakan. 34

47 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Ilmu Pengetahuan Sosial Pasar Mengkreasi Buatlah usulan perubahan/perbaikan yang dapat membuat pasar di sekitar rumahmu menjadi lebih baik. Kirimkan surat itu kepada pemerintah setempat. Mengevaluasi Setujukah kamu apabila semua pasar tradisional diganti dengan pasar modern? Mengapa? Menganalisis Bandingkan kondisi beberapa jenis pasar, carilah apa saja kekuatan dan kelemahan masing-masing jenis pasar? Menerapkan Misalkan kamu adalah salah seorang anggota Panitia Peringatan Kemerdekaan RI di sekolahmu dan merencanakan untuk membuat pesta. Buatlah daftar barang-barang yang kamu butuhkan dan putuskan di pasar jenis apa kamu akan membelinya. Berikan alasanmu. Memahami Cari nama-nama pasar yang kamu ketahui dan kelompokkan menurut jenisnya. Mengingat Sebutkan jenis-jenis pasar yang kamu ketahui dan ciri-cirinya. 35

48 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Bahasa Indonesia Sempurna Kau begitu sempurna Dimataku kau begitu indah Kau membuat diriku akan slalu memujamu Di setiap langkahku Kukan slalu memikirkan dirimu Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamu * Janganlah kau tinggalkan diriku Takkan mampu menghadapi semua Hanya bersamamu ku akan bisa Reff: Kau adalah darahku Kau adalah jantungku Kau adalah hidupku Lengkapi diriku Oh sayangku, kau begitu Sempurna Sempurna... Kau genggam tanganku Saat diriku lemah dan terjatuh Kau bisikkan kata dan hapus semua sesalku Kembali ke * Dinyanyikan oleh: Gita Gutawa Mengkreasi Tulislah sebuah puisi tentang seseorang yang kamu kirimi surat! Mengevaluasi Selama ini sikap baik apa yang sudah kamu lakukan kepada seseorang yang kamu kirimi surat? Menganalisis Bandingkan perasaanmu antara kepada temanmu dengan kepada seseorang yang kamu kirimi surat! Menerapkan Tulislah surat untuk seseorang, mungkin ibu atau gurumu yang sesuai dengan isi lagu tersebut! Rangkumlah isi lagu tersebut! Memahami Mengingat Temukan dua kata yang bermakna kias! 36

49 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Bahasa Inggris Kancil and Crocodile Kancil was a clever mousedeer. He had many enemies. One of them was Crocodile. Crocodile lived in a river in the forest. Now, one day, Kancil went to the river. It was a very hot day, and he wanted to have a bath. Kancil bathed and splashed about in the water. Crocodile saw Kancil. "A nice meal," he thought. Then, he crawled behind Kancil and grabbed him. He caught one of Kancil's legs. Kancil was terrified. Then, he had an idea. He saw a twig floating near him. He picked it up and said, "You stupid fool! So you think you've got me. You're biting a twig - not my leg. Here, this is my leg." And with that, he showed Crocodile the twig. Crocodile could not see well. He was a very stupid creature, too. He believed the cunning mousedeer. He freed the mousedeer's leg and snapped upon the twig. Kancil ran out of the water immediately. "Ha! Ha!" he laughed. "I tricked you!" Mengkreasi Compose a letter of apology from Kancil to Crocodile. Mengevaluasi Do you think Kancil has done the right thing? Why? Menganalisis In what ways are Kancil and Crocodile different? Menerapkan Change the sentences in one of the paragraphs into the present tense. Memahami What examples from the story show that Kancil was a cunning animal? Mengingat Why did Kancil go to the river? 37

50 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Handout Peserta 2.3 Daftar Kata Kerja untuk Membuat Pertanyaan/Tugas Pertanyaan tingkat rendah: Mengembangkan kemampuan mengingat Tujuan mengembang-kan kemampuan siswa untuk mengingat. Pertanyaan jenis ini menugaskan siswa untuk menghafal, mengingat kembali, atau menceritakan kembali informasi / pengetahuan yang telah dipelajari. Jawaban atas pertanyaan ini biasanya sudah ada di buku atau catatan siswa sehingga siswa tinggal menghafal dan mengeluarkannya ketika ditanya. Yang dilakukan guru: berceramah / menerangkan mengarahkan menunjukkan menguji melatih mengingat/ drill memberi contoh mengevaluasi kemampuan mengingat Kata kerja yang biasa dipakai Kapan terjadinya... Kapan terjadinya peristiwa penangkapan Pattimura / Di manakah Pattimura ditangkap oleh Belanda?/ Siapa pelaku-pelaku dalam cerita? Definisikan / artikan... Apa arti metamorfosa? Berikan contoh-contoh... Berikan contoh contoh kenampakan alam dan kenampakan buatan (Jawaban bisa dicari di dalam teks). Hafalkan... Hafalkan nama dan fungsi alat-alat pencernaan manusia. Ceritakan kembali... Ceritakan kembali dongeng Batu Badaun yang telah kamu dengarkan. Pasangkan... Pasangkan istilah-istilah berikut ini dengan maknanya. Urutkan... Urutkan gambar planet planet sesuai dengan urutan tata surya yang benar. Beri nama... Berilah nama gambar bagian-bagian bunga ini dengan istilah yang tepat. Yang dilakukan siswa: mendengarkan meyerap informasi mengingat kembali menghafal mengurutkan mengartikan / mendefinisikan menyebutkan kembali memberi nama menceritakan kembali Peran siswa dalam kegiatan belajar yang banyak menggunakan pertanyaan tingkat rendah adalah sebagai peserta belajar yang menerima informasi secara pasif. Pertanyaan / penugasan jenis ini biasanya hanya memiliki satu jawaban benar. 38

51 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Pertanyaan tingkat sedang : Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan Tujuan Mengembangkan kemampuan siswa untuk menggunakan atau menerapkan informasi / pengetahuan yang dipelajarinya. Pertanyaan tingkat sedang ini sudah memasuki ranah kemampuan berpikir dengan tingkat yang lebih tinggi dan lebih menantang dari pada hanya menghafal. Yang dilakukan guru: menunjukkan memfasilitasi mengamati mengorganisasi mengevaluasi kinerja siswa Kata kerja yang biasa dipakai Hitunglah... Hitunglah soal-soal perkalian di bawah ini. Berapakah luas atau keliling kelas kita ini. Lakukan... Lakukan drama satu babak tentang peristiwa penculikan Bung Karno hingga pembacaan teks Proklamasi. Buatlah... Buatlah model-model gunung berapi di Indonesia. Terjemahkan. Terjemahkan paragraf berikut ini. Operasikan... Operasikan penggunaan pesawat telepon ini. Tunjukkan / demonstrasikan/peragakan... Peragakan dengan gerakan kelompokmu urutan dan pergerakan planet-planet beserta satelitnya dalam sistem tata surya kita. Praktikkan... Praktikkan bagaimana cara memperkenal diri dengan Bahasa Inggris dalam situasi formal dan tidak formal. Tuliskan... Tulislah surat perkenalan untuk teman baru yang kamu temukan di website friendster. Ubahlah... Ubahlah gambar lingkungan yang kumuh ini menjadi lingkungan yang sehat dan beri keterangan. Golongkan... Golongkan sampah-sampah di sekolah ini menurut klasifikasi sampah yang kamu kenal. Memecahkan masalah... Pecahkanlah masalah... / Cari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Yang dilakukan siswa: memecahkan masalah mendemonstrasikan / menunjukkan penggunaan pengetahuan menghitung mempraktikkan meragakan menerapkan pengetahuan Dalam kegiatan belajar dengan pertanyaan jenis kedua ini siswa menjadi peserta pembelajaran yang aktif mencoba dan mempraktikkan pengetahuan mereka. 39

52 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Pertanyaan tingkat tinggi: Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengkreasi dan memberikan pendapat / penilaian pribadi Tujuan Mengembangkan kemampuan siswa untuk menciptakan hal-hal baru (gagasan/ide, informasi, produk, cara pandang) dengan menggunakan pengetahuan yang telah mereka pelajari sebelumnya. Yang dilakukan guru: memfasilitasi memberi kesempatan mendorong mengevaluasi Kata kerja yang biasa dipakai Buatlah... Ayo membuat gambar kue ulang tahun yang indah, seindah yang kalian inginkan. Rancanglah... Rancanglah beberapa menu sehat untuk 3 hari. Kembangkan... Kembangkan sebuah rencana kampanye anti penggunaan narkoba (narkotik dan obat-obatan terlarang) beserta jinggle anti narkoba. Karang... Karanglah sebuah cerita persahabatan dengan latar belakang perselisihan antar suku. Ciptakan... Ciptakanlah sebuah rancang bangun kendaraan untuk akhir abad 21. Tulis... Dengan memakai sudut pandang Malin Kundang, tulislah sebuah surat yang menceritakan konflik antara si Malin dengan ibunya. Yang dilakukan siswa: mendisain membangun/membuat/mencipta mengusulkan menyempurnakan mengambil resiko (karena menciptakan hal baru) mengemukakan sudut pandang baru Tujuan mengembangkan kemampuan siswa untuk membuat keputusan berdasarkan refleksi / perenungan, kritik, dan penilaian yang sungguh-sungguh dari siswa sendiri. Kata kerja yang biasa dipakai Ramal...(berdasarkan data / informasi / pengetahuan yang dimiliki) Hutan di desa diubah menjadi ladang jagung. Apa saja yang mungkin terjadi karena perubahan itu (Siswa membuat dugaan / ramalan: Jika hujan turun deras terus menerus, maka bukit akan longsor karena...) Tentukan... Tentukan alat ukur manakah yang lebih cocok untuk mengetahui berat sebutir buah jeruk. Berikan alasanmu. Simpulkan... Amatilah semua bagian sekolah ini. Simpulkan apakah para guru dan siswa di sekolah ini telah menjalankan ajaran kebersihan adalah sebagian dari iman. Berikan penjelasan untuk kesimpulan kalian. 40

53 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Nilailah (menilai)... Menurut penilaianmu, apakah Malin Kundang satu-satunya yang bersalah dalam peristiwa tersebut? Mengapa? Usul. Jajanan apakah yang bisa kamu usulkan ke pengelola kantin supaya kantin menjual makanan yang lebih sehat? Yang dilakukan guru: mendengarkan menerima mengklarifikasi membimbing Yang dilakukan siswa: memberikan pendapat, berbeda pendapat, mempertahankan pendapat, berdebat, menerima/mengubah pendapat membandingkan mengkritik, mempertanyakan membuat kesimpulan / rekomendasi /usulan menilai memberikan justifikasi (memberikan alasan untuk pembenaran) menjadi peserta aktif dalam pembelajaran 41

54 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Handout Peserta 2.4 Komponen Lembar Kerja Komponen Lembar Kerja Komponen LK/LT yang dikenalkan adalah Informasi / Konteks Permasalahan dan Pertanyaan / Perintah dengan ciri-ciri sbb: Informasi/Konteks Permasalahan hendaknya menginspirasi siswa untuk menjawab/mengerjakan tugas; tidak terlalu sedikit atau kurang jelas sehingga siswa tak berdaya untuk menjawab/ mengerjakan tugas; tetapi juga tidak terlalu banyak sehingga mengurangi ruang kreativitas siswa. Informasi dapat dilengkapi dengan gambar, teks, tabel, atau benda konkret. Pertanyaan/Perintah hendaknya memicu siswa untuk melakukan percobaan, menyelidiki, menemukan, memecahkan masalah dan/atau berimajinasi/mengkreasi. Usahakan jumlah pertanyaan dibatasi paling banyak 3 buah sehingga LK/LT tidak seperti hutan belantara yang menjadi beban baca bagi siswa. Sering kita mengajukan banyak pertanyaan padahal ada pertanyaan yang sudah terkandung/ implisit dalam pertanyaan lain. Misal, bila sudah ada pertanyaan: Manakah bangun yang paling panjang kelilingnya? tidak perlu lagi ada pertanyaan: Manakah bangun yang paling pendek kelilingnya? Bila guru memiliki lebih dari 3 pertanyaan bagus, pertanyaan lebih tersebut hendaknya disimpan dalam pikirannya dan baru diajukan secara lisan kepada siswa sebagai tambahan bila diperlukan. 42

55 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi HandoutPeserta 2.5: Berbagai contoh Lembar Kerja Bidang Studi Lembar Kerja MAT - I Rangkaian Persegi Enam buah persegi dapat disusun sehingga membentuk bangun-bangun berikut: Bangun mana lagi yang dapat kamu bentuk? Gambarkan hasilnya pada kertas bertitik/polos. Dari bangun yang terbentuk, bangun mana sajakah yang merupakan jaring-jaring kubus? Rangkaian persegi seperti ini tidak diperkenankan. Bangun-bangun ini sama, hanya berbeda letak/posisi 43

56 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Contoh Lembar Kerja MAT - 2 Susunan Keramik Manakah yang Dipilih? Sebagai seorang yang mencintai matematika, Pak Asari bermaksud membuat pengubinan berukuran 1m x 1m di lantai kamarnya yang berukuran 3m x 4m. Dia akan menggunakan keramik khusus, yaitu keramik yang setiap 4 keramiknya sudah terhubungkan sehingga membentuk pola di antara pola-pola berikut: atau atau (1) (2) (3) Keramik-keramik ini memiliki harga khusus. Setiap 4 keramik berwarna ungu (1) berharga Rp Setiap 4 keramik berwarna hijau (2) berharga Rp Setiap 4 keramik berwarna biru (3) berharga Rp Setiap 1 keramik yang tidak bisa dikombinasikan menjadi 4 keramik di atas berharga Rp Pak Asari menginginkan biaya serendah mungkin dalam pembuatan ubin tersebut. Jika Anda dimintai nasihat oleh Pak Asari tentang susunan keramik yang harus dibuat di kamarnya, bagaimanakah susunan yang akan Anda sarankan? Jika ongkos merancang ubin tersebut Rp , berapakah uang yang harus disediakan oleh Pak Asari? 44

57 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Contoh Lembar Kerja MAT - 3 Bagaimana Cara lain Membagi Dua Sama Besar? Dua orang, A dan B, memiliki lahan tanah yang berdekatan. Dalam bentuk gambar, lahan mereka dapat digambarkan seperti berikut: A B Tampak bahwa garis yang membatasi lahan A dan lahan B terdiri dari dua ruas garis. Mereka menginginkan agar batas mereka hanya terdiri dari 1 ruas garis saja dengan syarat luas lahan masing-masing tidak ada yang berkurang. Kalau Anda diminta untuk mengusulkan batas yang dikehendaki, seperti apakah gambar baru yang akan terjadi? Berikan alasan bahwa luas keduanya memang tetap tidak berubah! 45

58 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Contoh Lembar Kerja MAT - 4 Penjumlahan Manakah? Dari angka 2, 3, 5, dan 8 dapat dibentuk penjumlahan 2 bilangan satu angka misal: = = =... Penjumlahan mana lagi yang dapat kamu bentuk? 46

59 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Contoh Lembar Kerja Bahasa Indonesia - 1 Sampah Temukan data/fakta dari gambar di atas dan tulislah sebuah teks berita singkat, padat, dan jelas! Jawaban terhadap pertanyaan berikut mungkin akan membantumu. Apa saja yang kamu lihat dalam gambar di atas? Siapa saja yang terlibat? Di mana kira-kira kejadian peristiwa tersebut? Kapan peristiwa itu terjadi? (Pagi, siang, sore, atau malam?) Mengapa kira-kira peristiwa itu terjadi? Bagaimana cara mengatasi? LK IND-SMP Kls VII/2(KD 12.2: Menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas). 47

60 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Contoh Lembar Kerja Bahasa Indonesia - 2 Amatilah gambar di atas! Apa kira-kira yang sedang ia pikirkan? Mengapa ia duduk di situ? Apa yang akan ia lakukan kemudian? Tulislah teks cerita singkat berdasar pada jawabanmu terhadap pertanyaan di atas. 48

61 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Contoh Lembar Kerja B. Inggris A. Read the story The Story of Ant and Grasshopper Ant lived next to Grasshopper. Ant said, I like to work and go to school every day. Every day Ant got up at 5.00 in the morning. She found food before she went to school. She read and wrote. After school, she played soccer. Ant worked and worked. Grasshopper didn t like to work. Ant said, I work every day. You hop and sing and play. One day Grasshopper got up at He said, I like to hop and sing every day. He got dressed and ate breakfast. After breakfast he hopped and sang and watched TV. At 11:45 he went back to sleep. Ant walked home at lunch. She saw Grasshopper and said, Hello! Grasshopper opened one eye and asked, What time is it? Ant said, It s 12:45. Grasshopper smiled. Is it time for lunch? he asked. Yes, said Ant, but you don t have any food. Grasshopper looked at Ant s food. Can I eat some of your food? he asked. Grasshopper said, After lunch, I can work. Ant gave Grasshopper some food. After lunch Grasshopper hopped and sang and worked. B. Answer the following questions. 1. What were the differences between Ant s and Grasshopper s personality? 2. What problem did Grasshopper face one day? 3. How did Grasshopper solve his problem? 4. Do you think Grasshopper will ask for some food to Ant again the next time? Why? C. Work in groups of three. Do one of the following activities. 1. Imagine that Grasshopper already changed his habit. What would you do if you were Grasshopper and met Ant? Write a dialog between you and Ant, and act it out. One of you becomes a narrator, and two of becomes Ant and Grasshopper. 2. What would you do if you were Ant? Write a letter to Grasshopper. Read it aloud to your classmates. 49

62 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Contoh Lembar Kerja IPA Memompa Air dengan Api Sebuah lilin yang menyala diletakkan dalam wadah yang berisi air seperti pada Gambar 1 di bawah ini. Lilin tersebut kemudian ditutup dengan sebuah gelas kosong seperti pada Gambar Apa yang dapat kamu amati dengan nyala lilin dan air setelah beberapa saat? Mengapa hal itu terjadi? 2. Apakah peristiwa yang terjadi pada air akan terjadi juga jika lilin tidak dinyalakan? 3. Kalau demikian, apa fungsi nyala lilin? Lakukan percobaan kemudian buatlah laporan yang memuat: Tujuan percobaan Alat dan bahan yang digunakan Langkah-langkah kegiatan percobaan Data dan analisis Kesimpulan LK IPA-SMP Kls. IX/1 50

63 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Contoh Lembar Kerja IPS 1. Berdasarkan potensi Garut tersebut, tindakan ekonomi apakah yang akan kamu lakukan untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Garut? 2. Untuk menunjang tindakan ekonomi tersebut, perilaku apa sajakah yang harus kamu kembangkan? 3. Bila tindakan ekonomi tsb. berkembang di Garut, apa sajakah dampak positif maupun negatif yang mungkin timbul? Contoh Lembar Kerja IPS SMP/MTs, Kelas VII/Sm 2. KD 6.4: Mengungkapkan gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan. 51

64 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi Informasi Tambahan (untuk Peserta) Pertanyaan Tertutup x Pertanyaan Terbuka (Khusus Matematika) Dalam Matematika dikenal pertanyaan tertutup (jawaban benar hanya satu) dan pertanyaan terbuka (jawaban benar lebih dari satu). Cara mudah untuk mengubah pertanyaan tertutup menjadi terbuka adalah dengan cara menyertakan jawaban pertanyaan tertutup kedalam kalimat pertanyaan pada pertanyaan terbuka. Misal: Pertanyaan tertutup: =... Bila dibuat kalimatnya: Berapa dua ditambah tiga? (dan jawabannya adalah LIMA); maka pertanyaan terbukanya: 5 = Bila dibuat kalimatnya: Penjumlahan berapa saja yang hasilnya 5? Jawaban dari = Berikut contoh-contoh yang lainnya. Pertanyaan Tertutup Berapa rata-rata dari nilai berikut: 8, 5, 5, 5, 6, 7? Pertanyaan Terbuka Berapa sajakah kemungkinan enam nilai yang rata-ratanya 6? Berapakah 6 x 4? Pasangan bilangan mana sajakah yang hasil kalinya 24? Berapakah luas persegi panjang berikut? 6 Berapa sajakah ukuran persegipanjang yang luasnya sama dengan luas persegipanjang berikut:

65 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi PRESENTASI UNIT 2 53

66 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi 54

67 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi 55

68 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi 56

69 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi 57

70 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi 58

71 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi 59

72 UNIT 2 Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi 60

73 UNIT 3 MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BELAJAR YANG EFEKTIF

74

75

76

77 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif UNIT 3 MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BELAJAR YANG EFEKTIF Pendahuluan Lingkungan kelas sangat berperan dalam menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk belajar. Penataan lingkungan belajar bisa berupa pengelolaan kelas, penataan sumber dan alat bantu belajar, serta penataan pajangan hasil karya siswa. Pengelolaan kelas yang efektif paling tidak memenuhi empat hal: 1) Mobilitas, memudahkan siswa untuk bergerak dari satu pojok ke pojok lain, 2) Aksesibilitas, memudahkan siswa mengakses sumber dan alat bantu belajar, 3) Interaksi, memudahkan siswa untuk berinteraksi Penataan meja dan kursi memudahkan siswa untuk mengeksplorasi pengetahuannya dengan sesama teman dan gurunya, dan 4) Variasi kegiatan, memudahkan siswa dalam melakukan berbagai kegiatan yang beragam, misalnya berdiskusi, melakukan percobaan, dan presentasi. Penataan sumber dan alat bantu belajar hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga sumber belajar mudah diakses oleh siswa maupun guru. Misalnya penempatan alat bantu belajar di tengah ruangan memungkinkan semua siswa memiliki jarak yang relatif sama dalam mengaksesnya daripada alat tersebut ditempatkan di salah satu pojok ruangan. Penataan pajangan hasil karya siswa selain perlu memenuhi aspek estetika (keindahan) juga perlu diatur sedemikian rupa sehingga berada dalam jangkauan pandang/sentuh siswa agar mereka benar-benar memperoleh manfaat dari pemajangan hasil karya tersebut. Tujuan Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu: 1. mengelola kelas untuk mendorong pembelajaran kontekstual; 2. mengelola hasil karya siswa menjadi pajangan dan sumber belajar bersama. 63

78 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Pertanyaan Kunci Bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang mendorong siswa aktif? Petunjuk Umum 1. Pengelolaan kelas dilakukan untuk mendorong terlaksananya pembelajaran kontekstual yang melatih kecakapan berpikir dan bekerja baik secara individu maupun kelompok. 2. Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya Siswa menjadi sumber belajar bersama yang dapat digunakan untuk bahan praktik presentasi yang baik, mendiskusikan berbagai jenis karya siswa, dan mengelolanya sebagai sumber belajar yang diatur sebagai pajangan di dalam atau di luar kelas, dan memamerkannya dalam perpustakaan hasil karya siswa atau portofolio. Sumber dan Bahan 1. Presentasi Unit 3 2. Film wawancara dengan kepala sekolah dan guru yang mengembangkan pembelajaran kooperatif, memajangkan dan mengelola karya siswa sebagai sumber belajar, dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar 3. Film wawancara dengan siswa yang hasil karyanya diportofoliokan sendiri 4. Handout Peserta 3.1: Seting Kelas 5. Handout Peserta 3.2: Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya Siswa 6. Handout Peserta 3.3: Mengidentifikasi Masalah dan Mencari Alternatif Solusi 7. Informasi Tambahan 3.1: Menata Kelas yang Dinamis dan Variatif 8. Informasi Tambahan 3.3: Mengembangkan Portofolio Siswa sebagai Sumber Belajar 9. ATK: kertas flipchart, spidol, plester Waktu Waktu yang digunakan untuk menyampaikan sesi ini adalah 120 menit. Perincian alokasi penggunaan waktu tersebut dapat dilihat pada setiap tahapan dari sesi ini. 64

79 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif ICT Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau memungkinkan dapat disediakan: 1. Proyektor LCD 2. Laptop atau personal computer untuk presentasi 3. Layar proyektor LCD (Dinding putih dapat digunakan) Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia. Fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan menggunakan kertas flipchart. Energizer Anda dapat menggunakan energizer berikut ini pada awal sesi, yaitu permainan penulisan lingkaran. Instruksi: Gambarlah sebuah lingkaran dan sebuah titik di tengah lingkaran tanpa mengangkat ballpoint. Antara titik yang berada di tengah lingkaran dan tepi lingkaran tidak diperkenankan terdapat coretan Pesan utama dari Energizer di atas adalah guru dalam mengajar sering berkutat pada hal-hal yang biasa terjadi atau masuk zona aman termasuk dalam hal mengatur lingkungan kelas. Guru cenderung kurang berani mencoba sesuatu yang inovatif, keluar dari kebiasaan. 65

80 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Ringkasan Unit 3 Introduction 10 menit Connection 15 menit Application 90 menit Reflection 5 menit Extension Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan langkah kegiatan, serta menggunakan Energizer untuk memotivasi peserta Fasilitator memandu kegiatan curah pendapat, kemudian fasilitator menyampaikan model penyelesaian tugas untuk membahas tiga topik 1. Peserta bekerja dalam kelompok mapel. 2. Setiap mapel terdiri atas tiga kelompok kecil untuk membahas dua hal. 3. Presentasi antar kelompok mapel untuk perbaikan 4. Memajangkan hasil pekerjaan kelompok 5. Menonton film bersama Merangkum kegiatan untuk memastikan ketercapaian tujuan dan menentukan apakah tujuan dari sesi ini sudah bisa dijawab peserta atau belum Peserta diharapkan menemukan contoh lain yang lebih bagus dan sederhana yang cocok dengan kompetensi dasar mata pelajaran dan menerapkannya Pelatihan Unit 3 dilaksanakan secara pleno tetapi peserta dikelompokkan menjadi 5 kelompok mata pelajaran. Setiap kelompok mapel mendiskusikan dua hal, yaitu: 1) Pengaturan seting kelas dan 2) pemajangan dan pengelolaan hasil karya siswa. Selain itu kelompok tersebut juga mendiskusikan identifikasi masalah dan solusi alternatif atas dua hal tersebut, seperti ditunjukkan skema berikut ini: 66

81 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Pendahuluan: menyampaikan tujuan dan pertanyaan kunci Curah pendapat, lingkungan kelas yang baik, penjelasan tugas Penyusunan Seting Kelas Pemajangan Hasil Karya Siswa Pengaturan Perabot/Siswa Pengelolaan Pembelajaran Pengoptimalan Sudut Baca Pertanyaan 1-4 Pertanyaan 5-9 Identifikasi Masalah Diskusi, Presentasi antar kelompok, Pemajangan dan Menonton Film (1) (2) (4) 55 5 Refleksi dan Penutup (5) I Perincian Langkah-langkah Kegiatan Introduction (10 menit) (1) Jelaskan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Aspek menciptakan lingkungan belajar tersebut beragam, tetapi pada unit ini terbatas kepada dua hal yaitu: (1) Pengaturan seting kelas dan (2) Pemajangan dan pengelolaan hasil karya siswa, Sampaikan tujuan dan hasil yang diharapkan dari kegiatan sesi ini. (2) Gunakan Energizer untuk memotivasi para peserta tentang pentingnya keberanian guru melakukan kreasi dan inovasi dalam mengembangkan kelas yang mendorong siswa untuk belajar aktif. 67

82 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 1 Catatan untuk Fasilitator Energizer dilakukan untuk membuka persepsi guru agar tidak hanya melakukan hal yang terbiasa dilakukan. Waktu yang tersedia maksimal hanya 3 menit, untuk itu fasilitator perlu mengelola jawaban peserta dengan mempertimbangkan aspek waktu. Kaitkan jawaban peserta dengan banyak alternatif untuk melakukan kreasi dan inovasi dalam menciptakan kelas yang mendorong siswa untuk belajar aktif. Kemungkinan Kunci Jawaban: a. Kertas yang digeser dan ballpoint tetap b. Memfungsikan bagian tertentu dari ballpoint c. Meminta bantuan teman d. Ballpoint ditidurkan dan digeser, diposisikan kembali untuk membuat titik. e. Menggunakan alat selain ballpoint f. dll C Connection (15 menit) (1) Lakukan curah pendapat dengan memberikan pertanyaan kepada peserta: bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Jawaban ditulis di kertas post it (2) Kumpulkan jawaban-jawaban para peserta dengan cara ditempel. 2 Catatan untuk Fasilitator Lingkungan belajar yang efektif sangat penting karena bisa (1) menjelaskan informasi tentang fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sesuai dengan mata pelajaran, (2) memudahkan, menyederhanakan, mengongkretkan, dan menguatkan konsep, (3) meningkatkan motivasi belajar, (4) mempermudah dalam pencapaian tujuan belajar, (5) menghemat waktu, tenaga, dan biaya, (6) membawa situasi dari luar kelas, (7) menjembatani proses berpikir dan bertindak bagi siswa (8) mendorong siswa dalam memberikan tanggapan, (8) mendorong siswa untuk melakukan praktik dengan benar, dan lain sebagainya. (3) Fasilitator menjelaskan dua tugas yang akan dibahas oleh peserta dalam penyajian unit ini. Tunjuk satu orang koordinator di setiap kelompok mapel untuk mengorganisasi pembagian tugas kelompok dalam kelompok kecil. Tugas-tugas tersebut dapat dilihat pada Catatan untuk Fasilitator berikut ini. 68

83 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 3 Catatan untuk Fasilitator a) Settting Kelas: Saat ini sebagian besar ruang kelas teratur secara tradisional. Siswa duduk berbaris dan lebih banyak mendengarkan guru. Dalam pembelajaran kontekstual pengelolaan kegiatan siswa lebih bervariasi, termasuk kerja kelompok, kerja berpasangan, kerja perorangan, dan klasikal. Tugas kelompok ini adalah untuk: menyusun alternatif pengaturan perabot yang menunjang pengelolaan siswa yang bervariasi menyebutkan jenis-jenis kegiatan yang cocok untuk dikerjakan dalam masing-masing pengelolaan kegiatan, yaitu kerja kelompok, kerja berpasangan, kerja perorangan, dan klasikal. menggali ide kegiatan untuk pemanfaatan ICT (internet, tv, radio), perpustakaan atau sudut baca di kelas b) Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya Siswa: Kelompok ini membahas lembar kerja tentang bagaimana mengelola hasil karya siswa menjadi sumber belajar bersama, pajangan di dalam dan di luar kelas, perpustakaan hasil karya siswa, dan portofolio. c) Identifikasi Masalah dan Mencarai Alternatif Solusi: Setelah menyelesaikan tugas, setiap kelompok melakukan identifikasi masalah, mencari alternatif solusi dari masalah, dan membuat rencana tindak lanjut penerapan sesuai topik Handout Peserta yang menjadi tugas kelompok. Fasilitator sebaiknya tidak terlalu lama dalam memberikan penjelasan kedua tugas. Berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya atau memberikan komentar tentang tugas yang akan dibahas untuk lebih memahami yang akan dikerjakan. A Application (90 menit) (1) Peserta bekerja dalam kelompok mapel. Setiap kelompok mapel terdiri atas tiga kelompok kecil. Masing-masing kelompok kecil membahas: Handout Peserta 3.1: Seting Kelas, dan Handout Peserta 3.2: Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya Siswa. Selain itu kelompok kecil juga mengerjakan identifikasi masalah dan mencari alternatif solusi (Handout Peserta 3.3). 4 Catatan untuk Fasilitator Mengingat tugas yang dikerjakan cukup kompleks, gunakan skema kegiatan untuk mendetailkan strategi dalam menyelesaikan tugas, terutama agar sesuai dengan waktu yang tersedia dan tujuan yang akan dicapai. Peran para fasilitator pendamping dalam mendampingi kerja kelompok sangat menentukan keberhasilan proses untuk pencapaian tujuan. Dampingi dan pastikan bahwa peserta memahami tugas yang dikerjakan dan sesuai dengan tugas yang diberikan. 69

84 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif (2) Di dalam kelompok kecil peserta membahas lembar kerja secara berkelompok kecil terlebih dahulu selama 20 menit. Kemudian selama 15 menit peserta menyatukan hasilnya ke dalam kelompok mapel untuk dipresentasikan ke kelompok lain untuk mendapatkan masukan. (3) Hasil kelompok mapel dipajangkan sesuai tempat yang disediakan. (4) Setelah pemajangan, peserta menonton dua film, (1) film wawancara dengan kepala sekolah dan guru yang mengembangkan pembelajaran kooperatif, memajangkan dan mengelola karya siswa sebagai sumber belajar, dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, (2) film wawancara dengan siswa yang hasil karyanya diportofoliokan sendiri. R Reflection (5 menit) (1) Fasilitator meminta peserta untuk mengecek apakah tujuan dari sesi ini telah tercapai atau belum. (2) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami. E Extension Identifikasi pengeloalaan kelas untuk mendorong siswa belajara secara aktif. Pengelolaan karya siswa ke dalam pajangan harus terus dilakukan untuk memotivasi siswa belajar Pemanfaatan hasil karya siswa sebagai sumber belajar akan memicu siswa untuk berbuat lebih baik. Pesan Utama Menciptakan lingkungan belajar yang efektif sangat diperlukan terutama untuk menciptakan pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif. Banyak dampak positif yang diberikan seperti tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan lebih mudah, memotivasi peserta, menciptakan iklim belajar yang kondusif, dan lain sebagainya. Sumber belajar tidak harus mahal dan rumit, tetapi yang paling utama adalah cocok dengan pencapaian kompetensi dasar, Di samping itu harus sederhana, murah, mudah diperoleh, dan mudah digunakan. 70

85 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Handout Peserta 3.1 Seting Kelas Pengaturan Perabot: Saat ini sebagian besar ruang kelas diatur secara klasikal. siswa duduk berbaris dan lebih banyak mendengarkan guru. Dalam pembelajaran kontekstual interaksi antar siswa sangat didorong untuk menciptakan masyarakat belajar. Oleh karena itu, pengelolaan kegiatan siswa disarankan lebih bervariasi: kerja kelompok, kerja berpasangan, kerja perorangan, dan klasikal, serta pemanfaatan perpustakaan. Tugas kelompok ini adalah sebagai berikut: 1. Menyusun alternatif seting kelas yang menunjang pengelolaan siswa yang bervariasi Contoh letak perabot untuk 40 siswa yang biasanya digunakan di dalam kelas. 71

86 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 2. Menuliskan jenis kegiatan pembelajaran yang cocok dikerjakan dalam setiap pengelolaan tersebut, yaitu: klasikal, kelompok, dan individual. Jenis Pengelolaan Klasikal Jenis Kegiatan Pembelajaran Kelompok Individual 72

87 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 3. Menggali ide kegiatan untuk pemanfaatan sumber belajar Peningkatan pemanfaatan sumber belajar (ICT dan perpustakaan sekolah) merupakan salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kebiasaan membaca dan mencari informasi untuk terjun ke dunia modern yang penuh persaingan. Mereka yang berhasil adalah mereka yang menguasai informasi. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa fungsi ICT dan perpustakaan sekolah (informatif, edukatif, bersifat riset, dan rekreatif) banyak yang belum dimanfaatkan secara optimal. Kendala yang dihadapi sekolah antara lain adalah kurangnya minat baca siswa, kurangnya sarana/prasarana perpustakaan, jumlah dan ragam buku yang tidak memadai, dan kurang serta rendahnya keterampilan tenaga pustakawan. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan, identifikasi ide-ide kegiatan yang relevan dengan panduan lembar kerja di bawah ini. No Topik Ide-ide Kegiatan 1 Ide-ide pembelajaran yang berkaitan dengan penggunaan ICT dan perpustakaan 2 Kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan pemanfaatan ICT dan perpustakaan di kelas dalam rangka meningkatkan minat baca siswa 73

88 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Handout Peserta 3.2 Pengelolaan dan Pemajangan Hasil Karya Siswa Sering kali karya-karya siswa setelah dinilai tidak dimanfaatkan lagi keberadaannya. Padahal karya-karya siswa dapat menjadi sumber belajar bersama dan dipajangkan baik di dalam maupun di luar kelas. Karya-karya tersebut bisa juga ditempatkan di perpustakaan karya siswa, atau disimpan khusus sebagai penilaian portofolio yang menjadi koleksi hasil pekerjaan seorang siswa (bersifat individual) yang menggambarkan (merefleksi) taraf pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan, dan pekerjaan terbaik siswa tersebut. Tugas kelompok ini adalah sebagai berikut: No Pertanyaan Jawaban 1 Apa saja karya siswa yang dapat dijadikan sumber belajar? 2 Bagaimana memanfaatkan karya siswa menjadi sumber belajar? 3 Bagaimana mengembangkan karya siswa menjadi portofolio? 4 Apa saja karya siswa yang akan dipajang? 5 Apa saja karya siswa yang seharusnya tidak dipajang? 6 Bagaimana cara memajangkan hasil kerja siswa? 7 Kriteria apa yang digunakan untuk memajangkan hasil kerja siswa? 8 Kapan pajangan sebaiknya diganti? Catatan: Pertanyaan dapat ditambah sesuai keperluan. 74

89 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Handout Peserta 3.3 Mengidentifikasi Masalah dan Mencari Alternatif Solusi. Topik Masalah Alternatif Solusi Seting Kelas Pajangan Karya Siswa Catatan: Daftar masalah dapat ditambah sesuai keperluan. 75

90 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Informasi Tambahan 3.1 Menata Kelas yang Dinamis dan Variatif Peserta didik dalam suatu kelas biasanya memiliki kemampuan beragam, ada yang memiliki tingkat kepandaian yang tinggi, sedang, dan kurang. Menurut pandangan psikologi pendidikan, sebenarnya tidak ada peserta didik yang pandai atau bodoh, yang lebih tepat adalah peserta didik dengan kemampuan lambat atau cepat dalam belajar. Dalam materi yang sama, bagi peserta didik satu memerlukan dua kali pertemuan untuk memahami isinya, namun bagi peserta didik lain perlu empat kali pertemuan atau lebih untuk dapat menyerapnya. Karena itu, guru perlu mengatur kapan peserta didik bekerja secara perorangan, berpasangan, kelompok, atau klasikal. Jika harus dibentuk kelompok, kapan peserta didik dikelompokan berdasarkan kemampuannya sehinga guru dapat berkonsentrasi membantu peserta didik yang kurang, dan kapan peserta didik dikelompokkan secara campuran berbagai kemampuan sehingga terjadi tutor sebaya (peer teaching). Dalam kerangka mewujudkan desain belajar siswa maka pengaturan ruang kelas dan siswa (setting kelas) merupakan tahap penting dalam proses belajar mengajar. Karena itu, kursi, meja dan ruang belajar perlu ditata sedemikian rupa sehinga dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang memungkinkan hal-hal sebagai berikut: 1. Mobilitas: peserta didik mudah bergerak ke bagian lain dalam kelas. 2. Aksebilitas: peserta didik mudah menjangkau sumber belajar yang tersedia. 3. Komunikasi: peserta didik mudah berkomunikasi secara intensif kepada seluruh teman di kelas. 4. Interaksi: memudahkan interaksi antara guru dan peserta didik maupun antar peserta didik. Interaksi yang tercipta berupa interaksi multi-arah. 5. Dinamika : kelas dinamis, dibuktikan dengan dinamika kelompok, dinamika individu, dan dinamika pembelajaran. 6. Variasi kerja peserta didik: memungkinkan peserta didik bekerja secara perorangan, berpasangan, atau kelompok. Lingkungan fisik dalam ruangan kelas dapat menjadikan belajar aktif. Tidak ada satu bentuk ruang yang kelas yang mutlak ideal, namun ada beberapa pilihan yang dapat diambil sebagai variasi. Dekorasi interior kelas juga perlu dirancang sehingga peserta didik menjadi betah. Ada setidaknya 10 (sepuluh) macam formasi kelas dalam kerangka mendukung penerapan pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif (Melvin L. Silberman, 1996). Setting atau formasi kelas berikut ini tidak dimaksudkan untuk menjadi susunan yang permanen, namun hanya sebagai alternatif dalam penataan ruang kelas. Jika Anda memilih melakukannya, 76

91 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif mintalah siswa untuk membantu memindahkan meja kursi. Hal itu juga membuat mereka aktif. Tata-letak fisik kelas pada umumnya sifatnya sementara tentatif, fleksibel dan realistis. Artinya guru dapat saja mengadakan perubahan setiap saat sesuai dengan keperluan dan kesesuaian dengan materi ajarnya. Jika meubeler (meja atau kursi) yang ada di ruang kelas dapat dengan mudah dipindah-pindah, maka sangat mungkin menggunakan beberapa formasi ini sesuai dengan situasi dan kondisi yang diinginkan pendidik. 1. Formasi Huruf U Formasi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Para peserta didik dapat melihat guru dan/atau melihat media visual dengan mudah dan mereka dapat saling berhadapan langsung satu dengan yang lain. Susunan ini ideal untuk membagi bahan pelajaran kepada peserta didik secara cepat karena guru dapat masuk dan berjalan ke berbagai arah dengan seperangkat materi. Guru dapat menyusun meja dan kursi dalam format U sebagai berikut: Selain model di atas, formasi U berikut ini memungkinkan kelompok kecil yang terdiri dari tiga peserta didik atau lebih dapat keluar masuk dari tempatnya dengan mudah. 77

92 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 2. Formasi Corak Tim Guru mengelompokkan meja-meja setengah lingkaran di ruang kelas agar memungkinkan peserta didik untuk melakukan interaksi tim. Guru dapat meletakkan kursikursi mengelilingi meja-meja untuk susunan yang paling akrab. Jika hal ini dilakukan, beberapa peserta didik harus memutar kursi mereka melingkar menghadap ke depan ruang kelas untuk melihat guru, papan tulis atau layar. Atau guru dapat meletakkan kursi-kursi setengah lingkaran sehingga tidak ada peserta didik yang membelakangi papan tulis. 3. Meja Konferensi Formasi ini paling baik dilakukan jika meja berbentuk persegi panjang. Susunan ini dapat mengurangi peran penting peserta didik. 78

93 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Jika guru duduk di tengah-tengah sisi yang luas, para peserta didik di ujung merasa tertutup seperti tampak pada gambar berikut: Guru dapat membentuk sebuah susunan meja konferensi dengan menggabungkan beberapa meja kecil (di tengahnya biasanya kosong) seperti tampak pada gambar berikut: 4. Formasi Lingkaran Para peserta didik duduk pada sebuah lingkaran tanpa meja atau kursi untuk melakukan interaksi berhadap-hadapan secara langsung. Sebuah lingkaran ideal untuk diskusi kelompok penuh. Jika guru menginginkan peserta didik memiliki tempat untuk menulis, hendaknya digunakan susunan peripheral, yakni meja ditempatkan di belakang peserta didik. Guru dapat 79

94 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif menyuruh peserta didik memutar kursi-kursinya melingkar ketika guru menginginkan diskusi kelompok. 5. Kelompok untuk Kelompok. Susunan ini memungkinkan guru untuk melakukan diskusi atau untuk menyusun permainan peran, berdebat atau observasi dari kreatifitas kelompok. Guru dapat meletakkan meja pertemuan di tengah-tengah, yang dikelilingi oleh kursi-kursi pada sisi luar. 6. Tempat Kerja (Workstation) Susunan ini tepat untuk lingkungan tipe laboratorium, dimana setiap peserta didik duduk pada tempat untuk mengerjakan tugas (seperti mengoperasikan komputer, mesin, melakukan kerja laborat) tepat setelah didemonstrasikan. Tempat berhadapan mendorong patner belajar untuk menempatkan dua peserta didik pada tempat yang sama. 80

95 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 7. Pengelompokan Terpisah (Breakout groupings) Jika kelas cukup besar atau jika ruangan memungkinkan, guru dapat meletakkan mejameja dan kursi dimana kelompok kecil dapat melakukan aktifitas belajar didasarkan pada tim. Guru dapat menempatkan susunan pecahan-pecahan kelompok saling berjauhan sehingga tim-tim itu tidak saling mengganggu. Tetapi hendaknya dihindari penempatan ruangan kelompok-kelompok kecil terlalu jauh dari ruang kelas, sehingga hubungan diantara peserta didik sulit dijaga. 8. Susunan Chevron Sebuah susunan ruang kelas tradisional tidak memungkinkan untuk melakukan belajar aktif. Jika terdapat banyak peserta didik (tiga puluh atau lebih) dan hanya tersedia beberapa meja, barangkali guru perlu menyusun peserta didik dalam bentuk ruang kelas. Susunan V mengurangi jarak antara para peserta didik, pandangan lebih baik dan lebih memungkinkan untuk melihat peserta didik lain dari pada baris lurus. Dalam susunan ini, tempat paling bagus ada pada pusat tanpa jalan tengah., seperti tampak pada gambar berikut: 9. Kelas Tradisional Jika tidak ada cara untuk membuat lingkaran dari baris lurus yang berupa meja kursi, guru dapat mencoba mengelompokkan kursi-kursi dalam pasangan-pasangan memungkinkan penggunan teman belajar. Guru dapat mencoba membuat nomor genap dari baris-baris ruangan yang cukup diantara mereka sehingga pasangan-pasangan peserta didik pada barisbaris nomor ganjil dapat memutar kursi-kursi mereka melingkar dan membuat persegi panjang dengan pasangan tempat duduk persis di belakang mereka pada baris berikutnya. 81

96 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Format atau setting kelas ini banyak digunakan di lembaga pendidikan manapun karena paling mudah dan sederhana. Tetapi secara psikologis, bila digunakan sepanjang masa tanpa variasi format lain akan berpengaruh terhadap gape psikologis peserta didik seperti merasa minder, takut dan tidak terbuka dengan teman, karena sesama peserta didik tidak pernah saling berhadapan (face to face) dan hanya melihat punggung temannya sepanjang tahun dalam belajar. Meskipun demikian tidak berarti format kelas seperti ini tidak bisa digunakan untuk pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif, tentu hal ini tergantung bagaimana guru menciptakan suasana belajar aktif dengan strategi yang tepat. Berikut ini tampak gambar/ formasi kelas tradisional: 10. Auditorium/Aula Formasi auditorium atau aula merupakan tawaran alternatif dalam menyusun ruang kelas. Meskipun bentuk auditorium menyediakan lingkungan yang sangat terbatas untuk belajar aktif, namun hal ini dapat dicoba untuk dilakukan guru guna mengurangi kebosanan peserta didik yang terbiasa dalam penataan ruang secara konvensional (tradisional). Jika sebuah kelas tempat duduk mudah dipindah-pindah, maka guru dapat membuat bentuk pembelajaran ala auditorium untuk dapat membuat hubungan lebih erat dan memudahkan peserta didik melihat guru. Demikian beberapa alternatif setting kelas terkait formasi meja dan kursi serta ruang belajar yang dapat dipilih guru dalam mengelola pelaksanaan pembelajaran di kelas. Formasi 82

97 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif yang digambarkan di depan bukan merupakan bentuk yang paten dalam arti tidak dapat dirubah, tetapi bersifat fleksibel dan sangat mungkin dilakukan modifikasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Disamping formasi kursi dan meja, setting kelas juga terkait dengan penempatan pajangan hasil karya, portofolio peserta didik, pojok baca, tugas sarapan pagi, dan sejenisnya yang merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya menciptakan suasana yang mengesankan dan mencapai tujuan pembelajaran. Dalam praktik pembelajaran dan pengelolaan kelas (classroom management) di Indonesia, sejak tahun 2006, beberapa lembaga pendidikan telah menerapkan inovasi baru yakni model pembelajaran moving class. Moving class adalah suatu model pembelajaran dimana siswa berpindah dari kelas yang satu ke kelas lain pada setiap kali pergantian pelajaran, sesuai dengan jadwal mata pelajaran yang harus ditempuh pada hari tersebut. Sedangkan Preslysia (2007) mengartikan moving class sebagai sistem belajar mengajar bercirikan siswa yang mendatangi guru di kelas, bukan sebaliknya. Menegaskan pengertian tersebut, Sunarto, seorang praktisi pendidikan yang telah mengelola model ini selama kurang lebih dua tahun mengatakan bahwa moving class adalah pola perpindahan kelas (rombongan belajar) dari ruangan mapel satu ke ruangan mapel lainnya atau ke suatu lingkungan belajar yang dilaksanakan pada setiap pergantian pelajaran dengan posisi guru berada pada ruangan mapel atau lingkungan belajar yang menjadi tanggung jawabnya (Sunarto, 2007:6). Moving class bertujuan untuk menciptakan susana pembelajaran yang dinamis dan kondusif bagi peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Lebih dari itu, dalam kerangka penerapan strategi pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif dengan segala variasinya, guru juga sangat dianjurkan melaksanakan proses pembelajaran di luar kelas atau lingkungan tertentu seperti out door atau outbond dalam konteks masih relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan. []. Referensi: 1. Ismail SM, Strategi Pembelajaran PAI Berbasis PAIKEM, Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (Semarang: Rasail & LSIS, Cet ke-9, 2011). 2. Melvin L. Silberman, Active Learning:101Strategies toteach Any Subject, (Boston: Allyn and Bacon, 1996). 3. Sunarto, Upaya Mendinamisasikan Kegiatan Pembelajaran di SMP Negeri 2 Boyolali Melalui Moving Class, Karya Tulis diajukan dalam rangka pemilihan kepala sekolah berprestasi tingkat nasional tahun

98 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Informasi Tambahan 3.2 Mengembangkan Portofolio Siswa Sebagai Sumber Belajar Portofolio merupakan koleksi dari pekerjaan-pekerjaan siswa sebagai bukti kemajuan siswa atau kelompok siswa, bukti prestasi, keterampilan, dan sikap siswa. Portofolio menampilkan pekerjaan siswa yang terbaik atau karya siswa yang paling berarti sebagai hasil kegiatannya sehingga mengilustrasikan kemajuan belajar siswa. Portofolio merupakan satu cara agar dalam diri siswa tumbuh kepercayaan diri bahwa dia mampu mengerjakan tugas. Dengan tumbuhnya kepercayaan diri pada siswa diharapkan dapat memotivasinya untuk mencari pengetahuan dan pemahaman sendiri serta berkreasi dan terbuka ide-ide baru yang mereka lakukan dalam kegiatan pembelajarannya. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan portofolio siswa, antara lain: 1. Guru dapat menggunakan asesmen portofolio untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam mengkonstruksi dan merefleksikan suatu pekerjaan/tugas/karya dengan mengoleksi atau mengumpulkan bahan yang relevan dengan tujuan. Siswa dapat berkreasi dalam mengkonstruksi tugas sesuai dengan keinginannya.ehingga hasil konstruksi dapat dinilai dan dikomentari guru. 2. Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan paling sedikit dua kali. Artinya jika dalam pengerjaan awalnya terdapat kesalahan, maka siswa diberi kesempatan untuk membuat revisi tugas tersebut. Seseorang yang telah mengerjakan tugas yang sama beberapa kali akan mengetahui bahwa usaha yang dilakukannya cenderung menjadi lebih baik, sejalan dengan perbaikan yang dilakukannya. Hal ini akan dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa bahwa dia mampu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. 3. Pengumpulan dan asesmen dilaksanakan berkelanjutan terhadap pekerjaan siswa sebagai fokus sentral kegiatan pembelajarannya. 4. Portofolio digunakan secara terus menerus bukan hanya dilaksanakan pada akhir periode atau pada waktu-waktu tertentu. Portofolio merupakan kegiatan yang mengikutsertakan siswa secara aktif dalam mengumpulkan pekerjaan (dokumen-dokumen) mereka untuk menyakinkan supervisor, guru dan orang tua siswa, bahwa sesuatu yang baik telah berlangsung di dalam kelas. Apa yang Perlu Dimasukkan ke dalam Portofolio? Isi dari portofolio dapat bervariasi menurut tujuannya, di mana akan digunakan, dan jenis-jenis kegiatan penilaian yang digunakan dalam kelas. Johnson dan Johnson (2002: 103) menyebutkan butir-butir yang relevan dimasukkan ke dalam portofolio, diantaranya adalah (1) pekerjaan rumah, tugas-tugas di kelas, (2) tes (buatan guru, curriculum supplied), (3) komposisi (essay, laporan, cerita), (4) presentasi (rekaman, observasi), (5) investigasi, penemuan, proyek, buku harian atau jurnal, (6) ceklis observasi (guru, teman sekelas), (7) 84

99 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif seni visual (melukis, pahatan, puisi), (8) refleksi diri dan ceklis, (9) hasil-hasil kelompok, (10) bukti kecakapan sosial, (11) bukti kebiasaan dan sikap kerja, (12) catatan anekdot, laporan naratif, (13) hasil-hasil tes baku, (14) foto, sketsa otobiografi, dan (15) kinerja. Sedangkan Nur (2003: 10) dalam makalahnya memberikan daftar singkat item-item yang terdapat pada portofolio yaitu (1) tabel isi, (2) tulisan atau catatan yang diambil dari buku catatan siswa atau jurnal sains siswa, (3) ulangan harian, (4) asesmen kinerja, (5) pengorganisasi grafis, seperti peta konsep, outline, atau diagram alir, (7) model asli buatan siswa, (8) kegiatan-kegiatan pengembangan keterampilan proses, (9) lembar evaluasi-diri, (10) gambar, foto, karya seni, (10) soal-soal, (11) rekaman video, rekaman audio, (12) data eksperimen atau pengamatan, (13) karangan, (14) laporan tentang topik-topik sains, dan (15) penelitian ilmiah. Siapakah yang menentukan isi dari suatu portofolio? a. Siswa. Siswa dapat memutuskan apa yang akan dimasukkan ke dalam portofolio mereka. b. Kelompok pembelajaran kooperatif siswa. Kelompok ini dapat merekomendasikan tentang apa yang akan dimasukkan dalam portofolio. c. Guru dan sekolah. Guru IPA misalnya menghendaki demonstrasi tentang kemampuan siswa menghubungkan sifat-sifat cahaya dengan kehidupan sehari-hari. Bagaimana Menggunakan Portofolio Siswa sebagai Sumber Belajar? Portofolio siswa merepresentasikan kualitas pembelajaran siswa. Meskipun guru memberi tes, pekerjaan rumah, tugas-tugas, proyek portofolio dapat menyajikan secara keseluruhan dan memberikan pandangan yang lebih menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari dan diselesaikan oleh siswa. Aspek-aspek penting dari peran guru dalam menggunakan portofolio terjadi pada (a) sebelum pengajaran atau pemberian nilai dimulai, (b) selama pengajaran dan pemberian nilai berlangsung, dan (c) setelah pengajaran atau pemberian nilai. Langkah pertama, adalah persiapan untuk menggunakan portofolio. Pedoman untuk ini diberikan sebagai berikut. a. Putuskan jenis portofolio apa yang akan digunakan. Apakah secara individu atau kelompok. b. Identifikasi tujuan dari portofolio. c. Pilihlah kategori-kategori pekerjaan apa yang akan dimasukkan dalam portofolio. d. Mintalah siswa memilih hal-hal yang akan dimasukkan dalam portofolio. e. Putuskan bagaimana portofolio tersebut dinilai dan dievalusi. Dalam merencanakan penggunaan portofolio sebagai bagian dari proses penilaian jangan mencoba terlalu banyak dengan suatu program portofolio. Sebaiknya dimulai secara perlahan. 85

100 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Langkah kedua, adalah mengatur portofolio.. Portofolio diatur dengan cara berikut ini. a. Proses portofolio. Guru menjelaskan kepada siswa kategori contoh pekerjaan siswa yang akan dimasukkan ke dalam portofolio. b. Rubriks. Guru mengembangkan rubriks penilaian untuk menilai dan mengevaluasi pekerjaan siswa. c. Tugas-tugas. Siswa menyelesaikan tugas-tugas dan mengetahui bahwa beberapa atau semua akan dimasukkan ke portofolio final. Semua tugas-tugas mungkin dapat ditempatkan di portofolio. d. Penilaian Diri. Siswa merefleksi dan menilai dirinya sendiri tentang kualitas dan kuantitas pekerjaannya dan kemajuannya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Langkah ketiga, adalah mengatur proses portofolio pada akhir dari pemberian nilai. Portofolio harus lengkap, penilaian terhadap portofolio harus dibuat dan diorganisasi dalam suatu representasi atau kerja kelompok. 86

101 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif PRESENTASI UNIT 3 87

102 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 88

103 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 89

104 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 90

105 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 91

106 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 92

107 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 93

108 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 94

109 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 95

110 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 96

111 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 97

112 UNIT 4 PEMANFAATAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN

113

114

115 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran UNIT 4 PEMANFAATAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN Pendahuluan Pemanfaatan media pembelajaran yang relevan dalam kelas dapat mengoptimalkan proses pembelajaran. Bagi guru atau dosen, media membantu mengkonkretkan konsep atau gagasan dan membantu memotivasi peserta belajar aktif. Bagi siswa atau mahasiswa, media dapat menjadi jembatan untuk berpikir kritis dan berbuat. Dengan demikian media dapat membantu tugas guru atau dosen dan siswa atau mahasiswa mencapai kompetensi dasar yang ditentukan. Akan tetapi, seringkali media pembelajaran hanya menjadi alat bantu guru atau dosen, dan jarang digunakan oleh siswa atau mahasiswa. Agar media pembelajaran dapat dimanfaatkan dengan baik, guru atau dosen perlu mengetahui kebutuhan pembelajarannya dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa atau mahasiswa tentang materi yang akan diajarkan. Terkait dengan itu, media perlu dikembangkan berdasarkan relevansi, kompetensi dasar, materi dan karakteristik siswa atau mahasiswa. Guru atau dosen dapat berperan sebagai kreator yaitu menciptakan dan memanfaatkan media yang tepat, efisen, dan menyenangkan bagi siswa atau mahasiswa. Namun dalam pemanfaatannya di kelas, perlu ditekankan bahwa siswa atau mahasiswalah yang seharusnya lebih banyak memanfaatkan media pembelajaran tersebut. Media pembelajaran yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan guru atau dosen sangat bervariasi. Beberapa contoh media pembelajaran yang dimaksud adalah: foto, karikatur, poster, koran, bagan, grafik, peta, benda model, permainan, slide, proyeksi komputer, overhead transparansi, radio, televisi, lingkungan (fisik, alam, sosial, dan peristiwa). Beberapa media, seperti media sederhana yang terjangkau, kadang perlu dikembangkan, dimodifikasi, dikombinasikan dengan media lain, atau dicari alternatif media lainnya yang juga relevan untuk membantu pencapaian tujuan pembelajaran. Media dari alat dan bahan sederhana seringkali menarik dan menantang karena dapat merangsang kreativitas guru atau dosen dalam mengidentifikasinya dan siswa atau mahasiswa dalam menggunakannya. Media sederhana dan terjangkau sangat disarankan meskipun media-media yang lebih modern seperti komputer dapat dimanfaatkan jika tersedia. 101

116 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Tujuan Setelah mengikuti unit ini, peserta pelatihan mampu: Mengidentifikasi media pembelajaran yang relevan dengan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang studi. Menuliskan skenario pembelajaran yang memanfaatkan media sebanyak mungkin oleh siswa/mahasiswa. Pertanyaan Kunci Apa saja media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran yang mengaktifkan siswa/mahasiswa? Bagaimana merancang skenario pembelajaran yang memanfaatkan media sebanyak mungkin oleh siswa/mahasiswa? Petunjuk Umum Unit ini mulai kegiatan Connection sampai Extension dilakukan pada kelompok bidang studi atau mata pelajaran. Media pembelajaran digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa/mahasiswa sehingga terjadi proses belajar. Bahan tercetak, alat peraga, bahan praktikum, alat praktikum, lingkungan, dan segala sesuatu yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat berfungsi sebagai media pembelajaran. Fokus unit ini adalah pemanfaatan media pembelajaran oleh siswa/mahasiswa daripada oleh guru/dosen. Pemanfaatan media pembelajaran yang bervariasi dapat menghidupkan suasana belajar, memotivasi dan memudahkan siswa/mahasiswa dalam memahami dan membangun konsep-konsep yang rumit, dan dapat mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran. 102

117 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Sumber dan Bahan Handout Peserta 4.1: Identifikasi Relevansi Media Pembelajaran dengan Kompetensi Dasar, Kelebihan dan Kekurangannya, serta Alternatif Perbaikannya Handout Peserta 4.2: Mengidentifikasi Objek/Peristiwa, Kompetensi, dan Konsep/Materi Handout Peserta 4.3: Identifikasi Konsep/Materi, Ide-Ide Pembelajaran, dan Skenario Pembelajaran Informasi Tambahan 4.1: Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Informasi Tambahan 4.2: Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Informasi Tambahan 4.3: Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran IPA Informasi Tambahan 4.4: Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran IPS Informasi Tambahan 4.5: Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Matematika Informasi Tambahan 4.6: Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media & Sumber Belajar Informasi Tambahan 4.7: Beberapa Aspek yang Harus Diperhatikan dalam Mengidentifikasi dan Memanfaatkan Media Pembelajaran Kertas flip chart, Spidol, Selotip. Waktu Waktu yang digunakan untuk menyampaikan sesi ini adalah 120 menit. Perincian alokasi pemanfaatan waktu tersebut dapat dilihat pada setiap tahapan dari sesi ini. 103

118 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran ICT Berikut ini adalah peralatan ICT yang harus disediakan, namun apabila tidak bisa ditemukan di tempat pelatihan, fasilitator dapat menggantikannya dengan OHP atau kertas flip chart. Proyektor LCD Komputer desktop atau laptop. Layar proyektor LCD Ringkasan Sesi Introduction Connection Application Reflection Extension 5 menit Fasilitator menyampaikan latar berlakang, tujuan, dan langkah-langkah kegiatan dari sesi ini. 40menit Fasilitator memberikan simulasi penggunaan media dalam pembelajaran; Identifikasi kekuatan dan kelemahan pemanfaatan media dalam pembelajaran 70 menit Identifikasi dan mengumpulkan benda di dalam atau di luar kelas/kampus untuk media pembelajaran. Mengembangkan ide & skenario pembelajaran dari suatu konsep dan media yang dipilih. 5 menit Periksa ketercapaian tujuan sesi. Ungkap hal-hal yg perlu diperjelas Peserta diharapkan menggunakan media yang beragam dan digunakan sebanyak mungkin oleh siswa/mahasiswa 104

119 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Perincian Langkah-langkah Kegiatan I Introduction (5 menit) (1) Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan langkah-langkah kegiatan sesi ini. (2) Latar belakang yang disampaikan berfokus pada: (a) media pembelajaran yang relevan dapat mengefektifkan proses pembelajaran; (b) penggunaan media pembelajaran cenderung didominasi guru/dosen, bukan oleh siswa/mahasiswa. C Connection (40 menit) Kegiatan kelompok mata pelajaran/bidang studi. Kegiatan 1: Urun Pengalaman (10 menit) (1) Fasilitator meminta 2 sampai 3 peserta dari bidang studi berbeda untuk menyampaikan pengalamannya atau pengalaman orang lain dalam memanfaatkan media dalam pembelajaran. Catatan untuk Fasilitator 1 Pada saat peserta menyampaikan pengalamannya, fasilitator hendaknya memperhatikan bagaimana mereka menggunakan media tersebut dalam pembelajaran: Apakah penggunaannya didominasi guru/dosen atau siswa/mahasiswa? Kegiatan 2: Simulai Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran (15 menit) (1) Fasilitator menyajikan simulasi pembelajaran secara singkat yang menggunakan media tertentu (Simulasi dilaksanakan berdasarkan skenario terlampir Informasi Tambahan 4.1, 4.2, 4.3, 4.4, atau 4.5, sesuai dengan mata pelajaran/bidang studi masing-masing); 105

120 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Catatan untuk Fasilitator 2 Simulasi ini dimaksudkan untuk membuka wawasan peserta agar berpikir lebih kritis terkait pemanfaatan media. Simulasi yang ditampilkan merupakan pemanfaatan media yang kurang baik: media yang dipilih belum dimanfaatkan secara efektif/maksimal dan masih berpusat pada guru/dosen. Selesai kegiatan simulasi, peserta berdiskusi yang difokuskan pada identifikasi kelebihan-kekurangan dalam PENGGUNAAN media pembelajaran dan mengusulkan perbaikannya terutama untuk mendorong siswa belajar secara aktif. Kegiatan 3: Identifikasi Kelebihan dan Kekurangan Pemanfaatan Media dalam Simulasi Pembelajaran (15 menit) (2) Fasilitator meminta peserta mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dalam PENGGUNAAN media tersebut dan mengusulkan perbaikan-perbaikannya. (Gunakan Handout Peserta 4.1: Identifikasi Relevansi Media dalam Pembelajaran Kelebihan dan Kekurangan dalam Pemanfaatannya, serta Alternatif Perbaikannya); (3) Setelah peserta berdiskusi, fasilitator menekankan bahwa media pembelajaran seharusnya digunakan sebanyak mungkin oleh siswa/mahasiswa. Application (70 menit) Kegiatan 1: Identifikasi Objek atau Peristiwa untuk Media Pembelajaran (10 menit) (1) Fasilitator membagikan handout 4.2. (2) Fasilitator meminta peserta secara berkelompok untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan berbagai objek atau benda yang tersedia di dalam dan/atau luar kelas pelatihan, termasuk foto-foto atau gambar tentang lingkungan sosial dan budaya (bila ada) yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran untuk pencapaian kompetensi dan pemahaman konsep/materi tertentu. (3) Fasilitator meminta peserta secara berkelompok untuk mendiskusikan pemanfaatan objek atau peristiwa yang diperoleh dan menuliskan hasil diskusinya pada handout peserta 4.2/kertas plano. (Gunakan juga Informasi Tambahan 4.6 dan 4.7 untuk membantu proses identifikasi) 106

121 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Kegiatan 2: Pengembangan Ide dan Skenario Pembelajaran (30 menit) (1) Peserta diminta untuk memilih salah satu konsep/materi dalam handout 4.2 kemudian mengembangkan ide-ide pembelajaran dan skenario alternatif sesuai konsep/materi dan media yang dipilih (Gunakan handout 4.3: Identifikasi Ide-Ide Pembelajaran dan Skenario Pembelajaran). Catatan untuk Fasilitator 3 Ingatkan peserta bahwa skenario pembelajaran yang dikembangkan harus menggambarkan pembelajaran yang memanfaatkan media sebanyak mungkin oleh siswa/mahasiswa. Gunakan juga Informasi Tambahan 4.6 dan 4.7 sebagai tambahan wawasan. Kegiatan 3: Presentasi (30 menit) (1) Fasilitator meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja (handout 4.2 dan 4.3) dalam kelompok pleno untuk mendapatkan umpan balik dari peserta lain. Catatan untuk Fasilitator 4 Umpan balik hendaknya difokuskan pada Sejauhmana skenario pembelajaran yang ditulis menggambarkan pemanfaatan media sebanyak-banyaknya oleh siswa/mahasiswa. Presentasi selama 5 menit per kelompok. (2) Fasilitator meminta kelompok lain untuk memberikan komentar terutama tentang sejauhmana media dalam skenario pembelajaran tersebut digunakan sebanyakbanyaknya oleh siswa/mahasiswa. R Reflection (5 menit) (1) Fasilitator meminta peserta untuk memeriksa apakah tujuan dari sesi ini telah tercapai. (2) Fasilitator meminta peserta untuk menuliskan/menyebutkan hal-hal penting yang telah dipetik dan hal-hal yang masih memerlukan penjelasan lebih lanjut dari unit ini. 107

122 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran E Extension Peserta disarankan menggunakan beragam media pembelajaran yang sebanyak mungkin digunakan oleh siswa atau mahasiswa. Pesan Utama Pastikan bahwa media sebanyak mungkin digunakan siswa/mahasiswa sebagai sumber dan alat bantu belajar; dan bukan hanya digunakan guru/dosen sebagai alat bantu mengajar. Media pembelajaran tidak harus mahal dan rumit, yang penting cocok dengan kompetensi yang akan dicapai dan merangsang siswa/mahasiswa untuk berpikir dan berbuat. Apapun media yang dipilih, pastikan aman dari resiko kecelakaan pengguna. 108

123 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Handout Peserta 4.1 Identifikasi Relevansi Media dalam Pembelajaran Kelebihan dan Kekurangan dalam Pemanfaatan, serta Alternatif Perbaikan Bidang Studi :... Kelas/Semester :... KD Pembelajaran yang Dimodelkan:... Media yang Digunakan:... Kelebihan dan Kekurangan Pemanfaatan Media Bagi siswa/mahasiswa Bagi guru/dosen Alternatif Perbaikan Pemanfaatan Media untuk Mendorong Siswa/Mahasiswa Belajar secara Aktif 109

124 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Handout Peserta 4.2 Identifikasikan Objek/Peristiwa, Kompetensi, dan Konsep/Materi Nama Objek/Peristiwa sbg Media Kompetensi Konsep/Materi Fisik Non-fisik 110

125 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Handout Peserta 4.3 (Lanjutan dari HP. 4.2) Identifikasi Ide-Ide Pembelajaran dan Skenario Pembelajaran Konsep/Materi:... Media:.. Ide Kegiatan Pembelajaran yang Dipilih Skenario Pembelajaran 111

126 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Perhatian: Skenario ini belum baik Informasi Tambahan 4.1 Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VII/2 Standar kompetensi : Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama Kompetensi Dasar Media : Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama : Model teks drama, gambar seri Langkah Pembelajaran Pendahuluan 1. Motivasi : dialog kebermaknaan menulis naskah drama. 2. Apersepsi: cara menulis kalimat langsung. Kegiatan Inti 3. Guru dan beberapa siswa membacakan cuplikan teks drama. 4. Guru mengidentifikasi kaidah-kaidah penulisan naskah drama. 5. Guru membimbing siswa menulis naskah drama berdasarkan gambar seri yang dipajang guru di papan tulis. 6. Guru menyunting naskah drama siswa. Penutup 7. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan memberi penguatan. 8. Guru meminta siswa menulis naskah drama dengan tema yang lain. 112

127 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Dialog Bidan dan Pasien Bidan Pasien Bidan Pasien Bidan : Nama Anda siapa tadi? : Bu Sally : Nama kepanjangannya! Perempuan itu sekali lagi menghindari pandangan Bu Bidan : Saliyem : Oooo Allaaaah! Dicarinya lagi kartunya! Namanya Saliyem! Bidan Bidan Bidan Pasien Bidan : Siapa nama suaminya? (dan sebelum pasien itu memberi jawaban, pembantu perawat menambahkan) Pembantu : Nama lengkap! Nama aslinya : Nama desa, Nama yang dibawa dari desa! : Samijo,suara pasen itu tetap perlahan : Sekarang siapa namanya? Nama kota? Tanpa mengenali nada ejekan atau sindiran dari bu bidan, perempuan yang berbaring di tempat pemeriksaan. Pasien Bidan Pasien : Pak sammi : Mengapa mulutnya begitu rapat? Apa Ibu tahu caranya menulis? Dengan huruf em dua atau bagaimana? : Saya tidak bisa menulis, bu tapi katanya memang pakai huruf em dua Bidan dan pembantu perawat saling memandang, masing-masing mengulum senyum Bidan Pasien Bidan Pasien : Kalu begitu, Sally itu el-nya juga dua? : Ya bu katanya begitu : Katanya, katanya,siapa to itu yang mengatakan begitu? : Ya, anak-anak sekolah. Orang-orang pandai yang datang ke warung saya, Bu 113

128 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Gambar Gambar Serial Gambar 1 Tulislah latar/setting dari gambar ini. Setiap detail gambar yang kamu tulis akan sangat berarti. Gambar 2 Ciptakan tokohmu! Beri nama, umur, ciri fisik dan karakter tokoh! Buatlah monolognya. Gambar 3 Tokoh tokoh anda berbicara (dialog antartokoh), mulailah ciptakan konflik. 114

129 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Gambar 4 Ciptakan konflik setajam mungkin antara tokoh protagonis dengan tokoh antagonis. Gambar 5 Konflik mulai reda, situasi mulai terkontrol. Gambar 6 Selesaikan konflik. Ingat, akhiri cerita dengan baik. 115

130 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Catatan : Berilah judul pada naskah dramamu tersebut. Refleksi : Apakah Anda puas dengan hasil kerjamu, bila puas berikan naskah dramamu pada guru, jika belum, Anda boleh meminta waktu kira-kira dua menit lagi untuk menyempurnakan hasil kerjamu. 116

131 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Perhatian: Skenario ini belum baik Informasi Tambahan 4.2 Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas/Semester : VII/ 2 Standar kompetensi : Mengungkapkan makna dalam teks lisan fungsional dan monolog pendek sangat sederhana berbentuk descriptive dan procedure untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat Kompetensi Dasar : Mengungkapkan makna dalam monolog pendek sangat sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat dalam teks berbentuk descriptive dan procedure Media : Kertas lipat Langkah Pembelajaran Pendahuluan 1. Memotivasi siswa dengan mengatakan bahwa kertas dapat menjadi media yang menarik dalam pembelajaran bahasa Inggris. Kegiatan Inti 2. Guru menunjukkan kertas lipat dan mengatakan tujuan pembelajaran, yaitu berlatih memberi petunjuk untuk membuat origami sederhana dengan menggunakan bahasa Inggris 3. Guru memberi petunjuk cara membuat pesawat terbang dengan kertas lipat sambil memperagakan langkah-langkah tersebut. 4. Guru meminta siswa menerangkan cara membuat pesawat terbang. Penutup 5. Guru meminta siswa merangkum beberapa ungkapan yang digunakan dalam membuat origami sederhana. 117

132 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Contoh origami AEROPLANE 118

133 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Perhatian: Skenario ini belum baik Informasi Tambahan 4.3 Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Mata Pelajaran IPA Kelas/Semester : VIII/2 Standar kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar Media : Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari : Botol dari gelas, sterofoam Langkah Pembelajaran Pendahuluan 1. Memotivasi siswa dengan bertanya bagaimana pesawat terbang yang berat bisa terangkat Kegiatan Inti 2. Guru mendemonstrasikan percobaan meniup permukaan botol gelas yang ujungnya terdapat sebutir sterofoam. 3. Guru menunjukkan kepada siswa bahwa sterofoam tidak dapat masuk ke dalam botol ketika ditiup 4. Guru menjelaskan alasan kenapa sterofoam tidak dapat masuk ke dalam botol ketika ditiup. Penutup 5. Guru menjelaskan hubungan percoban ini dengan daya angkat pesawat terbang 6. Guru meminta siswa menulis ringkasan hasil pengamatan dan mengulangi demonstrasi guru di rumah masing-masing. 119

134 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Perhatian: Skenario ini belum baik Informasi Tambahan 4.4 Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Mata Pelajaran IPS Kelas/Semester : VII / 2 Standar Kompetensi : Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya. Kompetensi Dasar Media : Menggunakan peta, atlas, dan globe untuk mendapatkan informasi keruangan. : Pemanfaatan peta untuk mendapatkan informasi keruangan. Langkah-langkah: Pendahuluan 1. Guru menggali pengertian siswa tentang peta. Kegiatan inti 2. Guru mengukur jarak kota A kota B di atas peta. 3. Guru mengkonversi jarak kota A kota B pada peta ke jarak sebenarnya melalui perhitungan skala peta. 4. Guru menulis jarak sebenarnya kota A kota B di papan tulis. 5. Siswa menyalin perhitungan jarak yang telah dicontohkan. Penutup 6. Guru menyimpulkan tentang penggunan peta untuk perhitungan jarak sebenarnya. 120

135 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran PETA INDONESIA 121

136 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Perhatian: Skenario ini belum baik Informasi Tambahan 4.5 Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Media : VIII/2 : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian bagiannya, serta menentukan ukurannya : Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas : Kotak kue berbentuk balok Langkah Pembelajaran Pendahuluan 1. Guru menggali pengertian siswa tentang bangun ruang yang bersisi datar Kegiatan inti 2. Guru menunjukkan contoh kotak kue dan menjelaskan cara mencari luas permukaan balok (aktifitas didominasi guru) 3. Guru menggunakan beberapa kotak dengan ukuran berbeda dan menghitung luas permukaannya. 4. Siswa diperintahkan menyebutkan luas permukaan balok yang telah dihitung Penutup 5. Guru menyimpulkan cara menghitung luas permukaan balok. 122

137 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Informasi Tambahan 4.6 Pemanfaatan Lingkungan sebagai Media dan Sumber Belajar 1. Lingkungan Ada tiga jenis lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai media dan sumber belajar bagi siswa/mahasiswa, yaitu lingkungan fisik, sosial, dan budaya. Lingkungan fisik berkaitan dengan alam atau benda-benda seperti batu, rumah, dan sebagainya. Lingkungan sosial berkaitan dengan kegiatan sosial atau hubungan antar manusia seperti komunikasi, transaksi, dan sebagainya. Lingkungan budaya berkaitan dengan hasil-hasil karya manusia atau hubungan antar manusia dengan alam. 2. Media dan Sumber Belajar Media dan sumber belajar adalah dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya menunjuk ke satu objek yang sama. Bila objek tersebut terfungsikan maka disebut sebagai media. Sedangkan bendanya sendiri disebut sebagai sumber belajar. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang, pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar. Pendapat berkaitan dengan Media a. Confusius ; saya dengar dan saya lupa saya lihat dan saya ingat saya kerjakan ternyata saya memahami b. Pestalozzi ; jika anda mengajarkan sapi maka bawalah sapi ke dalam kelas c. Pendapat lain ; sebuah gambar mempunyai arti seribu kata Asal semua pengetahuan adalah pengamatan yang ditunjang oleh keaktifan seluruh jiwa dan peribadi. Sebuah rangkuman hasil penelitian tentang perolehan pengalaman berdasarkan alat indra yang digunakan sebagai berikut! INDERA A. BOUGH E. DALE G. WILSON Pelihat 90 % 75 % 82 % Pendengar 5 % 13 % 12 % Lain... 5 % 12 % 6 % 123

138 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran 3. Ragam Media Media terbagi ke dalam berbagai klasifikasi berdasarkan ciri tertentu. Salah satu pengklasifikasian dikemukakan oleh Heinich dkk (1996) sebagai berikut: a. Media tidak diproyeksikan (non projected media) b. Media diproyeksikan (projected media) c. Media Audio d. Media Video e. Media berbasis komputer f. Multi media kit Ragam media yang berkaitan dengan lingkungan (fisik, sosial, dan budaya) masuk dalam klasifikasi media tidak diproyeksikan. Media yang tidak diproyeksikan dibagi dalam 4 golongan yaitu: 1. Realia 2. Model 3. Bahan grafis 4. Display Realia adalah bahan nyata yang digunakan sebagai media atau bahan belajar. Penggunaannya dapat dilakukan dengan menghadirkan secara nyata di kelas, atau observasi di lokasinya. Pada kondisi tertentu media ini dapat dimodifikasi dengan cara mengambil sebagian (membelah) misal mesin, contoh (spacimen) dan pameran (exibit) misalnya benda bersejarah. Model adalah benda tiga dimensi yang merupakan representasi dari benda sesungguhnya. Biasanya dalam bentuk miniatur. Bahan grafis adalah gambar-gambar atau visual-visual yang penampilannya tidak diproyeksikan, misalnya gambar, grafik, poster, dan kartun. Display adalah bahan pameran, misalnya papan bulletin, papan tulis, dsb. 4. Pemanfaatan benda-benda atau peristiwa yang ada di lingkungan Untuk dapat memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan, guru harus mengindentifikasi karakteristik dari objek yang dimiliki. Selanjutnya, dicocokan karakteristik keberadaannya pada objek atau peristiwa yang sudah dipilih atau dimiliki. Misalnya kita memiliki batu maka kita dapat mengidentifikasi karakter yang ada pada batu, misalnya: berat, volume, warna, bentuk, dan sebagainya. Karakteristik ini dicocokkan dengan ciri dari konsep yang akan dipelajari. Demikian pula sebaliknya dengan menentukan ciri dari konsep yang akan diajarkan, kita mencocokan dengan karakteristik benda-benda yang ada di lingkungan untuk kita pilih sebagai media atau sumber belajar. Dari uraian tadi, bila kita bertolak dari batu, maka kita dapat mengajarkan konsep berat, volume, dan warna. Demikian pula dari konsep berat kita dapat memilih batu sebagai media. 124

139 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Di samping itu cara-cara pemilihan atau pemanfaatan benda-benda atau peristiwa yang ada di lingkungan dapat dilakukan dengan bertolak dari cara-cara pemilihan media menurut beberapa ahli media. Di sini akan dikemukakan hanya satu cara yaitu berdasar atribut atau kemampuan untuk memenuhi indikator stimulus yang diberikan. Pemilihan Media menurut atribut.*) Media Atribut Cetak Model Obyek Gambar Grafis Video Audio 1. Warna 2. 3-D 3. Gerak Ya Ya Ya Ya Ya - - Ya Ya Ya Ya - Ya - 4. Kontrol Siswa Siswa Siswa Guru Alat Alat (Siswa) 5. Pilihan Bebas 6. Sensoris Tinggi - - Sedang Rendah Sedang Visual Visual Visual Visual Audio Visual Audio 7. Simbol Ikonik Digital Ikonik Ikonik Ikonik Digital Ikonik Digital Digital *) Dikutip dari Miarso, Y dkk. Hal

140 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Informasi Tambahan 4.7 Beberapa Aspek yang Harus Diperhatikan dalam Mengidentifikasi dan Memanfaatkan Media Pembelajaran Untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan media dalam pembelajaran perlu dipertimbangkan beberapa hal agar media tersebut bisa digunakan dengan efektif sesuai dengan fungsinya, di antaranya: 1. Gunakan alat dan bahan yang tidak membahayakan siswa atau mahasiswa. Hindari penggunaan bahan kimia, baik padat, cair dan gas, berbahaya. Jika terpaksa harus menggunakan bahan kimia, guru atau dosen harus memberi pengawasan ketat, atau percobaan cukup didemonstrasikan oleh guru atau dosen. 2. Hindari penggunaan alat/bahan yang berisiko menimbulkan kebakaran sehingga dapat membahayakan keselamatan siswa atau mahasiswa. Jika dalam percobaan menggunakan api, pastikan bahwa pembakaran yang dikehendaki dapat dikendalikan dan dilakukan di tempat aman (tidak menyulut pembakaran benda di sekitarnya). 3. Gunakan sumber energi listrik dari batu baterai untuk media terkait rangkaian listrik sederhana. Jangan menggunakan sumber listrik 220 V secara langsung karena sangat berisiko terjadi hubungan singkat yang membahayakan keselamatan siswa atau mahasiswa dan kebakaran. 4. Gunakan alat dan bahan yang mudah diperoleh di sekitar sekolah atau tempat tinggal. Tidak semua alat-bahan perlu dalam keadaan baru. Banyak alat/bahan bekas yang dapat digunakan lagi atau dialihfungsikan. Seringkali, alat/bahan bekas dan terjangkau serta dikenal siswa atau mahasiswa sering merangsang inspirasi mereka. 5. Perhatikan tingkat kerumitan media yang dikembangkan agar sesuai dengan jenjang kelas. Media yang terlalu rumit tidak selalu berhasil merangsang siswa atau mahasiswa berpikir kritis dan lebih mengkongkritkan gagasan abstrak, bahkan dapat menimbulkan rasa frustasi siswa atau mahasiswa. Pastikan bahwa media yang dipakai dapat ditiru, direkayasa atau diciptakan ulang oleh siswa atau mahasiswa. 6. Kembangkan media yang merangsang siswa atau mahasiswa berpikir dan berbuat sehingga lebih berpusat pada siswa atau mahasiswa. Media yang memungkinkan siswa atau mahasiswa, memanipulasi, modifikasi, membongkar dan membangunnya lagi jauh lebih bermanfaat ketimbang media yang indah tetapi tidak memungkinkan siswa atau mahasiswa melakukan investigasi cara kerja (black box). 7. Kembangkan dan gunakan media yang paling sesuai dengan KD yang ingin dicapai. 126

141 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Daftar Bacaan Arsya, Azhar Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Degeng, I Nyoman S Media Pembelajaran. Pelatihan Tenaga Pengajar. Malang: Universitas Negeri Malang H. Ronald, Andersen Pemilihan dan pengembangan Media untuk Pembelajaran. Seri Pustaka Teknologi Pendidikan. CV. Jakarta: Rajawali Heinic, Robert dkk Instructional Media and The Technologies of Instruction. New York: John Wiley& Sons Latuheru, John Media Pembelajaran: Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta: P2LPTK. Lavie & Lentz Teaching and Media. Englwood Cliffs: Prentice Hall, Inc Miarso, Yusufhadi, dkk Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Sadiman, Arif Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Setyosari, Punanji dan Sinkabuden Media Pembelajaran. Malang: Elang Mas Sudjana & Rivai Media Pembelajaran (Pembuatannya dan Penggunaannya). Bandung: Rosdakarya Suyanto, M Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Andi 127

142 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran PRESENTASI UNIT 4 128

143 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran 129

144 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran 130

145 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran 131

146 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran 132

147 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran 133

148 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran 134

149 UNIT 5 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR

150

151

152 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar UNIT 5 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR Pendahuluan Persiapan dan praktik mengajar adalah salah satu unit yang penting dalam setiap tahapan pelatihan. Unit ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk mempraktikkan, di kelas nyata, halhal yang dipelajari pada unit-unit sebelumnya. Melalui unit ini, dosen diharapkan dapat mendemonstrasikan perubahan-perubahan dalam pembelajaran ke arah yang lebih baik sekaligus mendapatkan umpan balik yang memadai dari fasilitator dan sesama peserta. Dengan demikian, kualitas pembelajaran kontekstual dapat ditingkatkan dan dipraktikkan secara berkelanjutan. Pada praktik mengajar saat ini, peserta diharapkan menerapkan pembelajaran kontekstual antara lain Persiapan dan praktik mengajar adalah salah satu unit yang penting dalam setiap tahapan pelatihan. dengan mecobakan dan menggunakan pertanyaan tingkat tinggi, pengaturan kelas, pemanfaatan media sedemikian rupa sehingga siswa dapat berinteraksi satu sama lain secara maksimal untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan pada unit ini diawali dengan persiapan praktik mengajar yang meliputi penyusunan langkah-langkah pembelajaran berdasarkan standar kompetensi (SK), KD, dan Indikator yang dipilih. Selanjutnya, dosen melakukan simulasi, memperbaiki langkah-langkah pembelajaran, mengujicobakan langkah-langkah pembelajaran tersebut pada kelas nyata kemudian melaksanakan diskusi pascapraktik mengajar. Tujuan Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu: 1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan SK, KD dan Indikator yang dikembangkan 2. Menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam sebuah simulasi dan kelas nyata 3. Menemukan keterampilan dan atau pengetahuan penting yang diperlukan agar pembelajaran efektif 137

153 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar Pertanyaan Kunci 1. Bagaimana mengembangkan perencanaan pembelajaran yang menerapkan pembelajaran kontekstual, pemanfaatan pertanyaan tingkat tinggi, penciptaan lingkungan belajar yang efektif, dan pemanfaatan media? 2. Aspek-aspek penting apa saja yang menunjang keberhasilan pembelajaran di kelas? Petunjuk Umum 1. Sesi ini akan berlangsung secara paralel di setiap kelompok mata pelajaran. 2. Praktik mengajar di kelas dilaksanakan pada hari berikutnya. Pastikan bahwa sekolah tempat melakukan praktik mengajar telah dihubungi agar kelas yang diperlukan tersedia dalam jumlah yang cukup. 3. Gunakanlah alat/bahan, dan media pembelajaran dari lingkungan yang mudah diperoleh/dibuat. Pastikan bahwa alat/bahan/media yang digunakan terjangkau. Sumber dan Bahan Sumber-sumber berikut ini harus dipersiapkan dengan baik oleh fasilitator agar proses pelatihan dapat berjalan dengan lancar. 1. Presentasi Unit 5 2. Standar Isi sesuai semester yang berlangsung 3. Alat/bahan/media sesuai dengan mata pelajaran dan kompetensi dasar (KD) 4. ATK: kertas flipchart, spidol, pulpen, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting Waktu Sesi ini membutuhkan waktu 9x60=540 menit yang terbagi atas dua hari (persiapan mengajar dan praktik mengajar). Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap tahapan penyampaian sesi ini. 138

154 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar ICT Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau memungkinkan dapat disediakan: 1. Proyektor LCD 2. Laptop atau desktop untuk presentasi 3. Layar proyektor LCD Jika alat/bahan yang disarankan di atas tidak tersedia, fasilitator dapat menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan menggunakan kertas flipchart. Ringkasan Sesi Introduction Connection Application Reflection Extension 10 menit Menyampaikan latar belakang, tujuan, dan langkahlangkah kegiatan sesi ini. 10 menit Mengingatkan hal-hal yang telah dipelajari pada sesi-sesi sebelumnya 515 menit Memahami KD Menyusun RPP Melakukan simulasi Berpraktik mengajar, dan diskusi tentang praktik mengajar 5 menit Menanyakan ketercapaian tujuan sesi Menuliskan hal-hal yang masih menjadi permasalahan Membuat RPP baru yang lebih baik sebagai hasil belajar dari praktik mengajar dan diskusi di pelatihan 139

155 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar Perincian Langkah-langkah Kegiatan I Introduction (10 menit) (1) Fasilitator menyampaikan latar belakang sesi praktik mengajar, yaitu pentingnya praktik mengajar dalam suatu pelatihan dosen agar teori yang dipelajari dapat terlihat/dirasakan langsung dalam kenyataannya. Pengalaman praktik akan menjadi umpan balik bagi perencanaan pembelajaran yang dibuat. (2) Menyampaikan pertanyaan kunci, tujuan dan hasil belajar, dan langkah-langkah kegiatan pada sesi ini. Catatan untuk Fasilitator 1 Unit ini berlangsung secara paralel di setiap kelompok mata pelajaran. Usahakan RPP yang dibuat mengakomodasi pembelajaran kontekstual, pertanyaan tingkat tinggi, penciptaan lingkungan belajar yang fektif, dan pemanfaatan media dalam pembelajaran. C Connection (10 menit) (1) Fasilitator mengingatkan peserta tentang hal-hal yang sudah dipelajari dalam pelatihan ini dengan gaya bertanya: Apa sajakah yang telah kita pelajari dalam pelatihan ini? Catatan untuk Fasilitator 2 Hal-hal yang telah dipelajari peserta dalam pelatihan adalah: - pembelajaran kontekstual - pertanyaan tingkat tinggi - pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar yang efektif - pemanfaatan media - tuntutan Kurikulum 2013 yang memperhatikan: * Proses dilengkapi dengan kegiatan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta * Guru bukan satu-satunya sumber belajar 140

156 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar * Pelaksanaan pembelajaran dapat dilaksanakan di dalam dan di luar kelas * Pengajaran sikap tidak dilakukan secara verbal tetapi melalui contoh dan teladan (2) Fasilitator mengingatkan bahwa semua yang telah dipelajari hendaknya diakomodasi seoptimal-optimalnya dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mengingat tujuan utama praktik mengajar adalah untuk memberi kesempatan kepada peserta mempraktikkan apa yang telah dipelajari dalam pelatihan. A Application (515 menit) Kegiatan 1: Pemahaman Kompetensi Dasar (KD) (30 menit) (1) Fasilitator memfasilitasi peserta untuk memilih KD berdasarkan Standar Isi (2) Fasilitator memandu peserta mendiskusikan a) Siapa yang harus menguasai KD tersebut? b) Dalam bentuk seperti apa saja wujud KD tersebut? c) Dalam situasi/kondisi bagaimana KD tersebut harus ditunjukkan? d) Pada tingkat bagaimana KD tersebut akan dituntut? (3) Mengidentifikasi ide-ide pembelajaran yang sesuai dengan KD (4) Peserta diminta memilih 1 (satu) ide pembelajaran untuk dikembangkan menjadi kegiatan pembelajaran yang lengkap (kegiatan awal, inti dan penutup). Catatan : peserta dapat memanfaatkan ide pembelajaran yang telah dikembangkan pada unit 4 pemanfaatan media) Kegiatan 2: Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (200 menit) (1) Curah pendapat tentang komponen-komponen RPP (2) Mintalah peserta bekerja secara individu. (3) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun untuk 2 jam pelajaran (80 menit). 141

157 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar Catatan untuk Fasilitator 3 Mata pelajaran dan topik tertentu memerlukan alat/bahan untuk uji coba selama proses pengembangan langkah pembelajaran dan simulasi. Hindari alat/bahan yang sulit ditemukan di sekitar tempat pelatihan dan mahal. Alat/bahan sederhana atau terjangkau sangat disarankan. Fasilitator perlu mendampingi peserta terutama memeriksa seberapa jauh RPP mereka telah mengakomodasi hal-hal yang telah dipelajari di pelatihan (Lihat catatan untuk fasilitator 2 di atas). Seluruh kebutuhan praktik mengajar disiapkan sendiri oleh peserta. Kegiatan 3: Simulasi Pembelajaran (100 menit) (1) Setiap peserta mensimulasikan rencana pembelajarannya untuk mendapatkan masukan perbaikan. Pada saat simulasi, peserta yang lain berperan sebagai siswa dan 1 orang sebagai pengamat untuk melakukan observasi menggunakan Handout 5.1: Lembar Observasi Persiapan RPP. Catatan untuk Fasilitator 4 Ingatkan peserta bahwa simulasi ini bertujuan untuk memperoleh umpan balik terhadap langkah-langkah pembelajaran yang dibuat dan merupakan latihan sebelum praktik mengajar di kelas nyata. Oleh sebab itu, peserta harus diyakinkan bahwa simulasi ini bukan merupakan tempat untuk mempermalukan peserta dengan menonjolkan kelemahan-kelemahannya. (2) Satu rencana pembelajaran disimulasikan selama menit dan ditindaklanjuti dengan komentar dan diskusi selama 5-10 menit. (3) Diskusi hasil simulasi dilangsungkan dengan suasana yang saling membangun. Sebaiknya beri kesempatan terlebih dahulu kepada peserta yang melakukan simulasi untuk menyampaikan hal-hal yang ia rasakan perlu perbaikan, kemudian dilanjutkan dengan komentar pengamat berdasarkan Handout Peserta 5.1: Lembar Observasi Simulasi RPP. 142

158 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar (4) Di akhir diskusi tiap RPP, fasilitator memberikan masukan untuk perbaikan dan penyempurnan langkah-langkah pembelajaran. (5) Peserta memperbaiki RPP mereka berdasarkan masukan yang diterima maupun hasil perenungan mereka sendiri. Pastikan RPP tersebut layak dicobakan pada kelas nyata. Catatan untuk Fasilitator 5 Kegiatan 3: Simulasi, merupakan akhir dari sesi hari ini. Fasilitator dapat langsung melanjutkan ke kegiatan Reflection Kegiatan 4: Praktik Mengajar ditunda ke hari berikutnya (lihat jadwal pelatihan) Kegiatan 4: Praktik Pembelajaran di Kelas (120 menit) Fasilitator mengingatkan peserta hal-hal di bawah ini sebelum, selama dan setelah praktik (1) Bagikan Handout Peserta 5.2: Lembar Observasi Pembelajaran kepada dosen/kepala sekolah/pengawas yang terlibat dalam praktik mengajar di kelas sebagai panduan dalam diskusi. Mintalah mereka mengomentari berdasarkan butir-butir pada handout tersebut (2) Peserta melakukan praktik pembelajaran di sekolah (kelas nyata). Catatan untuk Fasilitator 6 Pembelajaran dilakukan secara individual sesuai skenario pada RPP. Ketika salah satu peserta berpraktik mengajar, harus ada salah satu peserta lain se mapel yang berperan sebagai pengamat Sedapat mungkin libatkan guru/kepala sekolah/pengawas, yang ada di sekolah tempat praktik, sebagai bagian dari tim. (3) Praktikan meminta siswa untuk menuliskan refleksi mereka beberapa menit sebelum pembelajaran selesai, berpandu pada pertanyaan: Pengetahuan/kemampuan apa sajakah yang berhasil kamu miliki setelah pembelajaran tadi? Hal apa sajakah yang masih perlu diperjelas? (4) Praktikan meminta (beberapa) karya siswa untuk bahan refleksi praktikan; 143

159 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar Catatan untuk Fasilitator Persiapkan jumlah sekolah dan kelas sesuai dengan jumlah peserta yang akan melakukan praktik mengajar. Untuk melakukan ini, fasilitator perlu melakukan koordinasi dengan sekolah atau petugas pelatihan beberapa hari sebelumnya. 7 Guru, kepala sekolah, dan pengawas sedapat mungkin dilibatkan dalam praktik mengajar, sebagai bagian dari tim, ketika mereka memilih kelas yang akan dijadikan fokus pengamatan. Keterlibatan ini tidak dimaksudkan mengambil alih sebagian atau seluruh tugas tim yang diskenariokan ketika menyusun RPP. Langkah ini dilakukan agar guru kelas tidak merasa ditandingi oleh dosen praktik. Dengan demikian dosen praktik dapat lebih terbuka dalam menerima dan mengkritik secara positif praktik pembelajaran. Kegiatan 5: Diskusi Pascapraktik Mengajar (25 menit) (1) Setiap peserta wajib memajang produk praktik mengajar: RPP, hasil observasi, karya siswa, dan hasil refleksi siswa di tempat yang sudah disediakan. (2) Peserta saling melakukan kunjung karya dalam mapelnya masing-masing dan mencatat hal-hal: Kesesuaian langkah-langkah pembelajaran dalam praktik dengan perencanaan/rpp berdasarkan hasil pengamatan (HO 5.2) di kelas Kesesuaian produk (karya siswa) pembelajaran dengan tujuan pembelajaran (3) Dengan dipandu oleh fasilitator, peserta mendiskusikan hasil praktik mengajar dengan memperhatikan hal-hal berikut. Salah satu peserta diminta menyampaikan refleksinya atas praktik pembelajaran yang dilakukan, yang dilanjutkan dengan komentar peserta lain berdasarkan informasi praktikan dan hasil kunjung karya Kegiatan dilanjutkan sampai seluruh peserta mendapat kesempatan Fasilitator mengarahkan agar hasil diskusi dalam kelompok mapel untuk menemukan keterampilan dan atau pengetahuan penting yang diperlukan agar agar pembelajaran efektif 144

160 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar R Reflection (5 menit) (1) Tanyakan kepada peserta apakah mereka sudah mampu menjawab pertanyaan kunci dan sudah mencapai tujuan yang diharapkan pada sesi ini. (2) Peserta diminta menuliskan/menyebutkan hal-hal yang masih membingungkan. E Extension Gunakan pengalaman praktik mengajar (merencanakan, melaksanakan, dan diskusi pascapraktik) dalam membimbing mahasiswa ketika perkuliahan maupun PPL dan/atau PPG. Pesan Utama Praktik mengajar sangat penting dalam suatu pelatihan pembelajaran. Praktik mengajar memberikan gambaran bagi dosen dalam mempersiapkan mahasiswa sebagai calon guru atau sebagai pengampu mata kuliah pedagogi atau sebagai instruktur PLPG/PPG. Praktik mengajar memberikan pengalaman mendemonstrasikan perubahan-perubahan dalam pembelajaran ke arah yang lebih baik. 145

161 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar Handout Peserta 5.1 Lembar Observasi Simulasi RPP No Aspek yang Diobservasi Komentar 1. Pertanyaan yang merangsang siswa berpikir tingkat tinggi 2. Langkah-langkah Pembelajaran (a.l: logis? mengaktifkan siswa?) 3. Pembelajaran menerapkan komponen pembelajaran kontekstual? 4. Kesesuaian pengelolaan kelas dengan komponen PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL? 5. Penggunaan lingkungan sebagai sumber dan media belajar 6. Cara mendorong siswa sehingga menghasilkan karya siswa Catatan Tambahan: 146

162 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar Handout Peserta 5.2 Lembar Observasi Pembelajaran (Digunakan saat praktik mengajar) No. Aspek yang Diamati Catatan Hasil Pengamatan DOSEN/GURU Mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa berbuat/pertanyaan tingkat tinggi Meminta siswa untuk memberi komentar atau menjawab pertanyaan siswa lain; ATAU menjawab langsung pertanyaan siswa 3. Merespons siswa 4. Mengatur perabot kelas yang mendukung 5. Menggunakan karya siswa sebagai sumber belajar 6. Menggunakan sumber belajar yang bervariasi, termasuk lingkungan 7. Memberi pembelajaran yang menghasilkan karya siswa 8. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya 147

163 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar No. Aspek yang Diamati Catatan Hasil Pengamatan SISWA 9. Melakukan sesuatu/berbuat 10. Melakukan pengamatan 11. Berinteraksi 12. Melakukan refleksi 13. Merespon guru/siswa lain 14. Menggunakan media/sumber belajar 15. Menjelaskan/mendemonstrasikan Catatan: Pengamat dapat menuliskan dulu hasil pengamatannya pada kertas terpisah baru kemudian memindahkannya ke format observasi di atas selesai mengamati. 148

164 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar PRESENTASI UNIT 5 149

165 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar 150

PRAKTIK YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN

PRAKTIK YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK PRAKTIK YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/ MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) Mei 2013 Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui

Lebih terperinci

PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN

PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN Pebruari 2013 Modul Pelatihan Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development

Lebih terperinci

UNIT 1. Tujuan. Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu:

UNIT 1. Tujuan. Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu: UNIT 1 APA DAN MENGAPA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL/ PEMBELAJARAN AKTIF UNIT 1 Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif? UNIT 1 APA DAN MENGAPA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL/ PEMBELAJARAN AKTIF?

Lebih terperinci

Pengantar. Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II. 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II

Pengantar. Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II. 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II Modul II Praktik yang Baik di Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II - 3

Lebih terperinci

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik.

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik. UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? (Unit 7 ini khusus untuk Pelatihan Fasilitator) UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? Pendahuluan Guru seringkali mengalami kesulitan

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SMP/MTs

PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SMP/MTs PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SMP/MTs Oktober 2016 Panduan penggunaan video pembelajaran untuk pendampingan fasilitator SD/MI ini dikembangkan dengan dukungan penuh

Lebih terperinci

PENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA PAKET PELATIHAN 3

PENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA PAKET PELATIHAN 3 UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGJAR UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR Pendahuluan Persiapan dan praktik mengajar adalah salah satu unit yang penting dalam setiap tahapan pelatihan. Unit ini memberikan

Lebih terperinci

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH Pendahuluan Pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan profesional yang berfungsi sebagai unsur pelaksana supervisi pendidikan yang mencakup supervisi

Lebih terperinci

UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)?

UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)? UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)? UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)? Pendahuluan Tujuan Program Pelatihan ini adalah untuk menghasilkan peningkatan mutu pendidikan

Lebih terperinci

UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP

UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP Pendahuluan Pembelajaran di dalam kelas, pada dasarnya dimaksudkan

Lebih terperinci

PRAKTIK YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN

PRAKTIK YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK PRAKTIK YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI) Mei 2013 Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United

Lebih terperinci

Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 2

Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 2 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 2 Desember 2009 Modul Pelatihan Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SD/MI

PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SD/MI PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SD/MI Oktober 2016 Panduan penggunaan video pembelajaran untuk pendampingan fasilitator SD/MI ini dikembangkan dengan dukungan penuh

Lebih terperinci

BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK PRAKTIK YANG BAIK. MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI SD/MI DAN SMP/MTs

BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK PRAKTIK YANG BAIK. MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI SD/MI DAN SMP/MTs BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK PRAKTIK YANG BAIK MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI SD/MI DAN SMP/MTs Mei 2013 Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency

Lebih terperinci

UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP?

UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? (Unit 8 ini khusus untuk Pelatihan Fasilitator) UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? Pendahuluan Peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Lebih terperinci

Pengantar. Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II. 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II

Pengantar. Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II. 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II Pengantar Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II 2 - Modul II Praktik yang Baik di Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) - 3 Pengantar Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II

Lebih terperinci

WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN IV WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN WORKSHOP ANALISIS DATA 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II Modul PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Modul Pelatihan Praktik

Lebih terperinci

UNIT 1: RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 UNIT 1-1

UNIT 1: RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 UNIT 1-1 UNIT 1 RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 UNIT 1 RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 Pendahuluan DBE3 bertujuan untuk mendukung Kementerian Pendidikan Nasional dan

Lebih terperinci

UNIT 2: PERTANYAAN TINGKAT TINGGI DAN LEMBAR KERJA

UNIT 2: PERTANYAAN TINGKAT TINGGI DAN LEMBAR KERJA USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa FOTO YANG RELEVAN UNIT 2: PERTANYAAN TINGKAT TINGGI DAN LEMBAR KERJA I Introduction 5 Latar

Lebih terperinci

PRAKTIK YANG BAIK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/ MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs)

PRAKTIK YANG BAIK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/ MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) PRAKTIK YANG BAIK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/ MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) Pebruari 2013 Modul Pelatihan Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency

Lebih terperinci

Persiapan Praktik Mengajar

Persiapan Praktik Mengajar Persiapan Praktik Mengajar I Praktik pembelajaran pada kelas nyata memberikan kesempatan peserta menerapkan hal-hal baru yang dikembangkan pada paket dan sesi sebelumnya Pembelajaran yang berhasil membutuhkan

Lebih terperinci

UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR

UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR Pendahuluan Untuk melaksanakan pembelajaran kontekstual, guru perlu melakukan persiapan yang memadai dan latihan yang cukup.

Lebih terperinci

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK Pengantar Pengantar Modul Modul II Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK Juli 2014 Modul II: Praktik yang Baik dalam MBS di SD/MI

Lebih terperinci

UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS

UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS Pendahuluan Dalam banyak kesempatan, ide-ide perubahan pembelajaran telah dikenalkan. Akan tetapi, ide tersebut seakan-akan hanya

Lebih terperinci

Setelah mengikuti sesi ini, pengawas diharapkan mampu: Mengenali pelaksanaan supervisi yang lebih baik

Setelah mengikuti sesi ini, pengawas diharapkan mampu: Mengenali pelaksanaan supervisi yang lebih baik UNIT 5a PENDAMPINGAN UNIT 5a PENDAMPINGAN Pendahuluan Pengawas Mata Pelajaran (selanjutnya disebut Pengawas) mempunyai posisi dan peran yang sangat penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Pengawas adalah

Lebih terperinci

TINGKAT TINGGI DAN LEMBAR KERJA

TINGKAT TINGGI DAN LEMBAR KERJA UNIT 3b PERTANYAAN TINGKAT TINGGI DAN LEMBAR KERJA UNIT 3b PERTANYAAN TINGKAT TINGGI DAN LEMBAR KERJA Pendahuluan Salah satu kegiatan guru yang penting dalam mengajar adalah mengajukan pertanyaan. Namun

Lebih terperinci

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK Modul II Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK Juli 2014 Modul II: Praktik yang Baik dalam MBS di SD/MI dan SMP/MTs

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN International Labour Organization UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK PEDOMAN UNTUK PENDIDIK Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Bekerja sama dengan Proyek

Lebih terperinci

PRAKTIK YANG BAIK DI SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)

PRAKTIK YANG BAIK DI SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI) PRAKTIK YANG BAIK DI SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI) Pebruari 2013 Modul Pelatihan Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International

Lebih terperinci

Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4

Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 (Better Teaching and Learning 4) Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Modul Pelatihan untuk Kegiatan MGMP Oktober

Lebih terperinci

UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) Pendahuluan Peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan oleh semua pihak secara berkesinambungan. Peran kepala sekolah,

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

Pencarian Bilangan Pecahan

Pencarian Bilangan Pecahan Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan

Lebih terperinci

Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia s Teachers, Administrators, and Students (USAID PRIORITAS)

Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia s Teachers, Administrators, and Students (USAID PRIORITAS) Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia s Teachers, Administrators, and Students (USAID PRIORITAS) MODUL IIIC PRAKTIK YANG BAIK DI SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI):

Lebih terperinci

CONTOH SOAL MATEMATIKA HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS)

CONTOH SOAL MATEMATIKA HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) CONTOH SOAL MATEMATIKA HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) Kurikulum 2013, Soal HOT Higher Order Thinking - Matematrick.com HOT merupakan kemampuan berpikir individu pada tingkat yang lebih tinggi, meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

Lebih terperinci

Melakukan Pendampingan yang Efektif

Melakukan Pendampingan yang Efektif Kegiatan 3: Simulasi Pendampingan Menggunakan Panduan (70 menit) (1) Fasilitator membagikan Handout Peserta 2.1: Lima Langkah Pendampingan yang Efektif, peserta mempelajarinya, kemudian fasilitator memberi

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN SIKAP KREATIF SISWA MELALUI PERTANYAAN TINGKAT TINGGI DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF KREATIF DAN MENYENANGKAN

MENUMBUHKAN SIKAP KREATIF SISWA MELALUI PERTANYAAN TINGKAT TINGGI DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF KREATIF DAN MENYENANGKAN MENUMBUHKAN SIKAP KREATIF SISWA MELALUI PERTANYAAN TINGKAT TINGGI DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF KREATIF DAN MENYENANGKAN Ani Rusilowati Fisika-FMIPA Universitas Negeri Semarang rusilowati@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN

PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKem) Waktu: 2 jam A. PENGANTAR Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan.

Lebih terperinci

Pengantar. Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II. 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II

Pengantar. Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II. 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II Pengantar Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II Modul PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU WORKSHOP PENYAMAAN PERSEPSI Modul Pelatihan Praktik yang Baik

Lebih terperinci

UNIT 6: MENGEMBANGKAN PAKEM

UNIT 6: MENGEMBANGKAN PAKEM UNIT 6: MENGEMBANGKAN UNIT 6: MENGEMBANGKAN Waktu : 660 menit A. PENGANTAR Setelah peserta memahami pengertian dan gambaran tentang pada unit 3, peserta dituntut membuktikan pemahaman itu melalui pembuatan

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan Ruang lingkup Ekonomi tersebut merupakan cakupan yang amat luas, sehingga dalam proses pembelajarannya harus dilakukan bertahap dan

Lebih terperinci

UNIT 3 BAGAIMANA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KELAS YANG MENDORONG SISWA UNTUK BELAJAR?

UNIT 3 BAGAIMANA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KELAS YANG MENDORONG SISWA UNTUK BELAJAR? UNIT 3 BAGAIMANA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KELAS YANG MENDORONG SISWA UNTUK BELAJAR? UNIT 3 BAGAIMANA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KELAS YANG MENDORONG SISWA UNTUK BELAJAR? Pendahuluan Lingkungan kelas yang kondusif

Lebih terperinci

Waktu yang digunakan untuk unit ini adalah 90 menit.

Waktu yang digunakan untuk unit ini adalah 90 menit. UNIT 3 JURNAL REFLEKTIF UNIT: 3 JURNAL REFLEKTIF Pendahuluan Kemampuan untuk berefleksi tentang pelaksanaan belajar mengajar sehari-hari di kelas merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikembangkan

Lebih terperinci

UNIT 3: MEMAHAMI KURIKULUM

UNIT 3: MEMAHAMI KURIKULUM USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa FOTO YANG RELEVAN UNIT 3: MEMAHAMI KURIKULUM POLEMIK Kurikulum apa yang mau saya pakai yah...?

Lebih terperinci

Bahan Pelatihan ini telah disiapkan untuk menunjang pelatihan sekolah dan masyarakat dalam

Bahan Pelatihan ini telah disiapkan untuk menunjang pelatihan sekolah dan masyarakat dalam PENGANTAR Bahan Pelatihan ini telah disiapkan untuk menunjang pelatihan sekolah dan masyarakat dalam Manajemen Berbasis Sekolah, Peran Serta Masyarakat, serta Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Lebih terperinci

Kegiatan dilaksanakan secara pleno, namun peserta duduk berdasarkan kelompok rumpun mata pelajaran. UNIT 2

Kegiatan dilaksanakan secara pleno, namun peserta duduk berdasarkan kelompok rumpun mata pelajaran. UNIT 2 UNIT 2 JURNAL REFLEKTIF UNIT 2 JURNAL REFLEKTIF Pendahuluan Kemampuan merefleksikan pelaksanaan sebuah kinerja, baik oleh guru, kepala sekolah, maupun pengawas merupakan keterampilan yang sangat penting

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 235 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri 1 Pahoman Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V / Ganjil Waktu : 3 x 3 (1 x pertemuan) Siklus : 1 (satu) Pertemuan : 1 (satu)

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING Ramtia Darma Putri, Universitas PGRI Palembang email: tyadhuarrma27@gmail.com Erfan Ramadhani, Universitas PGRI Palembang email: erfankonselor@gmail.com

Lebih terperinci

UNIT 5 : MENGEMBANGKAN PAKEM

UNIT 5 : MENGEMBANGKAN PAKEM UNIT 5 : MENGEMBANGKAN PAKEM 6A. Apa, Mengapa PAKEM? 6B. Mengembangkan PAKEM UNIT 5: MENGEMBANGKAN PAKEM 5A. Apa dan Mengapa PAKEM? Waktu: 90 menit A. PENGANTAR Pembelajaran merupakan salah satu unsur

Lebih terperinci

Merancang Pembelajaran dengan Satu Komputer (Backward Design)

Merancang Pembelajaran dengan Satu Komputer (Backward Design) Merancang Pembelajaran dengan Satu Komputer (Backward Design) Deskripsi Kegiatan Sesi ini digunakan untuk mulai bekerja dengan guru untuk merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengintegrasi

Lebih terperinci

UNIT 2B BAGAIMANA MEMANFAATKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN?

UNIT 2B BAGAIMANA MEMANFAATKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN? UNIT 2B BAGAIMANA MEMANFAATKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN? UNIT 2B BAGAIMANA MEMANFAATKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN? Pendahuluan Pemanfaatan media pembelajaran yang relevan dalam kelas dapat mengoptimalkan

Lebih terperinci

PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN

PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN Pebruari 2013 Modul Pelatihan Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN BERCIRIKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) Oleh: Bambang Subali, UNY

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN BERCIRIKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) Oleh: Bambang Subali, UNY 1 PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN BERCIRIKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) Oleh: Bambang Subali, UNY Pendahuluan Paradigma baru pendidikan sudah bergeser dari kegiatan yang

Lebih terperinci

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 1 PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 Pendahuluan Oleh: Bambang Prihadi*) Implementasi Kurikulum 2013 dicirikan dengan perubahan yang sangat mendasar

Lebih terperinci

Integrasi Kecakapan Hidup dalam Pembelajaran

Integrasi Kecakapan Hidup dalam Pembelajaran Integrasi Kecakapan Hidup dalam Pembelajaran Modul Pelatihan 2 Integrasi Kecakapan Hidup dalam Pembelajaran DBE 3 adalah kerjasama dari: Modul pelatihan ini tersusun berkat dukungan yang besar dari rakyat

Lebih terperinci

UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM

UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP Waktu : 3 jam 45 menit A. Pendahuluan Pada paket pelatihan

Lebih terperinci

PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA PENDIDIKAN ANAK DINI USIA. Muh. Tawil, *)

PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA PENDIDIKAN ANAK DINI USIA. Muh. Tawil, *) PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA PENDIDIKAN ANAK DINI USIA Muh. Tawil, *) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar PENDAHULUAN Salah satu pendekatan proses pendidikan

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBELAJARAN MELALUI APLIKASI VARIASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MENUJU PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

EVALUASI PEMBELAJARAN MELALUI APLIKASI VARIASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MENUJU PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Jurnal Dinamika, April 2015, halaman 34-44 Vol. 06. No. 1 ISSN 2087-7889 EVALUASI PEMBELAJARAN MELALUI APLIKASI VARIASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MENUJU PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Rahma Hi. Manrulu Program

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN 1: KONSEP TEMATIK INTEGRATIF

MATERI PELATIHAN 1: KONSEP TEMATIK INTEGRATIF MATERI PELATIHAN 1: KONSEP TEMATIK INTEGRATIF A. KOMPETENSI Peserta pelatihan dapat: 1. Memahami secara utuh perubahan pendekatan pembelajaran ke pendekatan tematik integratif. 2. Memahami secara utuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu

Lebih terperinci

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN?

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN? UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN? UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU

Lebih terperinci

PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP

PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP Mardiana Abstraksi Pembelajaran kooperatif Co-op Co-op. Model pembelajaran ini pada dasarnya menekankan pentingnya siswa

Lebih terperinci

UNIT 4. Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 4. Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran 134 UNIT 5 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar UNIT 5 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR Pendahuluan Persiapan dan praktik mengajar

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk tabel yang menggambarkan. matematika siswa kelas VIII SMPN 1 Sumbergempol.

BAB V PEMBAHASAN. mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk tabel yang menggambarkan. matematika siswa kelas VIII SMPN 1 Sumbergempol. 109 BAB V PEMBAHASAN A. Rekapitulasi Hasil Penelitian Setelah dilakukakan analisis penelitian, selanjutnya adalah mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk tabel yang menggambarkan pengaruh penggunaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching, Pembelajaran Konvensional, Kemampuan Komunikasi Matematis dan Skala Sikap 1. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Reciprocal Teaching

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Kemampuan berpikir tingkat tingi dapat dikembangkan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORITIS. Kemampuan berpikir tingkat tingi dapat dikembangkan dalam proses BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori 1. Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan berpikir tingkat tingi dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran matematika, salah satunya adalah

Lebih terperinci

UNIT 7 : PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP

UNIT 7 : PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP UNIT 7 : PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP UNIT 7 : PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu: 120 menit A. PENGANTAR Banyak upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Salah satu kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu, matematika perlu diberikan kepada peserta didik mulai sekolah dasar sampai

BAB I PENDAHULUAN. itu, matematika perlu diberikan kepada peserta didik mulai sekolah dasar sampai 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan kurikulum dalam dunia pendidikan sekolah menuntut adanya perkembangan pembelajaran matematika karena matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DIREKTORAT PEMBINAAN SMP DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2006 BAB 1 PENDEKATAN KONTEKSTUAL A. Latar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, dilaksanakan dalam 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan

Lebih terperinci

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Pedoman Fasilitator Tentang pedoman ini Pedoman ini memuat informasi untuk membantu fasilitator mempersiapkan dan menyampaikan pelatihan mengenai Epidemiologi Lapangan

Lebih terperinci

UNIT 1 TELAAH KURIKULUM

UNIT 1 TELAAH KURIKULUM UNIT 1 TELAAH KURIKULUM UNIT 1 TELAAH KURIKULUM Pendahuluan Unit ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengkaji secara mendalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK dan KD) yang terdapat

Lebih terperinci

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa MODUL PELATIHAN

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa MODUL PELATIHAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa MODUL PELATIHAN

Lebih terperinci

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa. Pembelajaran Membaca di Kelas Awal

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa. Pembelajaran Membaca di Kelas Awal USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa MODUL PELATIHAN - Januari 2016 Prak k yang Baik di Sekolah Dasar/ Madrasah Ib daiyah (SD/MI)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Pada bab ini diuraikan mengenai

Lebih terperinci

Menjadi Fasilitator yang Baik

Menjadi Fasilitator yang Baik Menjadi Fasilitator yang Baik (5 ). Kertas lebar tersebut dibagi menjadi 2 kolom. Kolom pertama/kiri diberi judul Ciri-ciri Pelatihan yang Baik/Sukses. Kolom ke dua/kanan dibiarkan kosong dulu. (3) Fasilitator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat yang cenderung bersifat terbuka memberi kemungkinan munculnya berbagai pilihan bagi seseorang dalam menata dan merancang kehidupan masa

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah

Lebih terperinci

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. DASAR FILOSOFI Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit), dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta,

Lebih terperinci

Rumusan masalahan. Tujuan Penelitian. Kajian Teori. memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih

Rumusan masalahan. Tujuan Penelitian. Kajian Teori. memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal soal yang berkaitan dengan menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola, sehingga

Lebih terperinci

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SD Negeri 5 Penengahan, Jl. Dr Sutopo No. 18, Kecamatan Tanjungkarang Pusat Bandar Lampung.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jepon yang terletak di Kelurahan Jepon, Kecamatan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara I. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Gegne dalam Suprijono (2009 : 2), belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA di SD 1. Pembelajaran Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kumpulrejo 02 Salatiga Kecamatan Argomulyo. Kepala Sekolah dari SD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut Arifin et al. (2000: 146) bertanya merupakan salah satu indikasi seseorang berpikir.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PEDAGOGIK PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER

BAB III TINJAUAN PEDAGOGIK PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER BAB III TINJAUAN PEDAGOGIK PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER Saat ini penggunaan ICT untuk kegiatan belajar dan mengajar menjadi salah satu ciri perkembangan masyarakat modern. ICT dapat dimaknakan sebagai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Oleh: Muslim Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan potensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk memperoleh gambaran proses pembelajaran IPA. Menurut guru kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk memperoleh gambaran proses pembelajaran IPA. Menurut guru kelas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal Penelitian Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu dilakukan pengamatan langsung saat pembelajaran IPA dan kegiatan wawancara dengan guru

Lebih terperinci

Lembar kerja (LK) atau lembar tugas (LT) dimaksudkan untuk memicu dan membantu siswa melakukan kegiatan belajar dalam rangka menguasai suatu

Lembar kerja (LK) atau lembar tugas (LT) dimaksudkan untuk memicu dan membantu siswa melakukan kegiatan belajar dalam rangka menguasai suatu UNIT 2A BAGAIMANA MERANCANG LEMBAR KERJA/LEMBAR TUGAS YANG BAIK? UNIT 2A BAGAIMANA MERANCANG LEMBAR KERJA/ LEMBAR TUGAS YANG BAIK? Pendahuluan Lembar kerja (LK) atau lembar tugas (LT) dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan memiliki peranan penting yang dapat diterapkan dalam berbagai

Lebih terperinci

gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam

gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam Unit 8 gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam A. PENGANTAR Banyak upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah

Lebih terperinci

USAID DBE3 Life Skills for Youth 29

USAID DBE3 Life Skills for Youth 29 Sesi 1 Apakah Kita Mengenal Peserta Pelatihan Sebagai Pelajar Dewasa? Pendahuluan Seorang fasilitator pelatihan yang efektif harus tahu peserta pelatihan yang ia hadapi. Peserta pelatihan bukan hanya sekedar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB I HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian dilakukan di SD Negeri Jlamprang 2 Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo kelas II dengan jumlah siswa sebanyak 35 yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pratindakan sebelum melaksanakan proses penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci