ISOLASI CANDIDA SP DAN POLA KEPEKAANNYA TERHADAP BERBAGAI ANTIJAMUR DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UGM
|
|
- Sonny Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Abstract ISOLASI CANDIDA SP DAN POLA KEPEKAANNYA TERHADAP BERBAGAI ANTIJAMUR DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UGM Hera Nirwati*, Praseno, Muchammad Mustofa Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran UGM Background: Infections caused by Candida sp. have been increasing dramatically worldwide due to the increase in immunocompromised patients. Candida infections can be superficial or invasive. Superficial infections can be treated with topical antifungal drugs. However, invasive fungal infections are often life-threatening, need systemic therapies. Since susceptibility of Candida sp to antifungal agents may vary from one isolate to another, it is very important to perform antifungal susceptibility test. And choice of antifungal, especially for systemic or invasive candidiasis, should be based on susceptibility test results. Objectives: We conducted an observational study to isolate and determine the pattern of susceptibility of Candida sp isolates from clinical specimens in Microbiology Lab Fac. of Medicine UGM Methodology: A retrospective study was conducted by utilizing the records of Microbiology Laboratory Fac. of Medicine UGM in Clinical specimens were cultured on Sabourraud Dextrose Agar with Chloramphenicol. All isolates were determined based on morphology on the culture and microscopic examination after LPCB staining. Antifungal susceptibility test was performed by using Micro Broth Dilution methods towards ketoconazole, fluconazole, itraconazole, and terbinafine. 126
2 Results: There were 186 Candida sp isolated from various clinical specimens in 2013, and mostly (43%) isolated from sputum. Antifungal susceptibility test resulted that Candida sp showed high sensitivity to fluconazole, ketoconazole and itraconazole accounting for 97.3%, 91.4% and 84.9% respectively. The sensitivity of Candida sp to terbinafine was only 28%. Conclusions: Most Candida sp. were recovered from sputum specimens. Candida sp isolated from various clinical specimens showed high sensitivity to fluconazole, ketoconazole, and itraconazole. Keywords: Candida sp., fluconazole, ketoconazole, itraconazole, terbinafine. Abstrak Latar Belakang: Infeksi oleh Candida sp. telah meningkat dramatis karena peningkatan infeksi pada pasien immunocompromised. Candida sp menyebabkan infeksi superfisial atau invasif. Infeksi superfisial dapat diterapi topikal, tetapi infeksi invasif sering mengancam jiwa dan perlu terapi sistemik. Karena kepekaan Candida sp terhadap antijamur dapat bervariasi dari satu isolat dengan isolat yang lain, maka perlu dilakukan uji kepekaan antijamur agar diperoleh antijamur yang sesuai. Tujuan: mengisolasi Candida sp dari spesimen klinik yang dikirim ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran UGM dan melihat pola kepekaannya terhadap beberapa antijamur Metodologi: Penelitian retrospektif ini dilakukan dengan menggunakan data di Laboratorium Mikrobiologi FK UGM tahun Spesimen klinik dikultur pada Sabourraud Dextrose Agar yang ditambah Kloramfenikol. Identifikasi dilakukan dengan melihat morfologi hasil kultur dan pemeriksaan mikroskopis dengan LPCB. Uji kepekaan antijamur dilakukan dengan menggunakan metode microbroth dilution terhadap ketokonazol, flukonazol, itrakonazol dan terbinafin. Hasil: Selama tahun 2013 diperoleh 186 isolat Candida sp dari 127
3 berbagai spesimen klinik. Sebagian besar Candida sp (43%) diisolasi dari sputum. Hasil uji kepekaan Candida sp menunjukkan sensitivitas tinggi terhadap flukonazol, ketokonazol dan itraconazole, berturutturut sebesar 97,3%; 91,4% dan 84,9%. Sensitivitas Candida sp terhadap terbinafin hanya 28%. Kesimpulan: Sebagian besar Candida sp. diisolasi dari sputum. Candida sp yang diisolasi dari berbagai spesimen klinis menunjukkan sensitivitas tinggi terhadap flukonazol, ketokonazol, dan itrakonazol. Kata Kunci: Pendahuluan Candida sp. merupakan flora normal yang dijumpai pada mukosa rongga mulut, saluran pencernaan dan vagina. Pada orang yang sehat, Candida sp bersifat komensal, tetapi pada orang yang sistem imunnya tertekan, Candida sp dapat tumbuh berlebihan di daerah mukokutaneus bahkan masuk ke aliran darah dan menyebabkan infeksi sitemik yang sering mengancam jiwa 1. Candida sp sering dilaporkan sebagai penyebab infeksi nosokomial. Di Amerika Serikat, Candida sp merupakan penyebab infeksi nosokomial terbanyak keempat dan mengenai 8-10% infeksi dalam darah 2. Di Brazil, Candida sp merupakan penyebab infeksi nosokomial terbanyak ke tujuh dengan angka kematian mencapai 50% 3. Infeksi yang disebabkan oleh Candida sp. telah meningkat secara dramatis di seluruh dunia karena peningkatan kasus infeksi pada pasien immunocompromized. Infeksi oleh Candida sp. merupakan infeksi jamur yang paling sering dijumpai pada penderita AIDs. Infeksi oleh Candida sp. dapat bersifat superfisial atau invasif. Infeksi superfisial sering menyerang kulit atau selaput lendir dan biasanya bisa diobati dengan obat antijamur topikal. Sebaliknya, infeksi Candida sp yang invasif sering mengancam jiwa dan memerlukan terapi antijamur 128
4 sistemik. Di Indonesia, laporan mengenai pola kepekaan Candida sp terhadap berbagai antijamur masih terbatas karena kultur jamur masih jarang dilakukan. Karena pola kepekaan Candida sp terhadap antijamur dapat bervariasi dari satu isolat dengan isolat yang lain, maka penting untuk dilakukan uji kepekaan antijamur. Terapi kandidiasis sistemik atau invasif, seharusnya didasarkan pada hasil uji kepekaan, sehingga dapat dipilih anti jamur yang paling sesuai 4. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi Candida sp. dari spesimen klinis yang dikirim ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada serta menentukan pola kepekaannya terhadap berbagai antijamur. Metode Penelitian Penelitian retrospektif ini dilakukan dengan menggunakan data isolat Candida sp. yang diisolasi dan diuji kepekaannya terhadap berbagai antijamur di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada pada tahun Spesimen klinik dikultur dengan menggunakan Media Sabourraud Dextrose Agar (SDA) yang diberi tambahan Kloramfenikol 0,5 mg/ml dan diinkubasikan pada suhu ruang. Identifikasi Candida sp didasarkan bentuk morfologi koloni pada media SDA dan hasil pemeriksaan mikroskopis setelah dilakukan pengecatan dengan Lactophenol Cotton Biru (LPCB). Uji kepekaan antijamur dilakukan dengan metode Micro Broth Dilution berdasarkan Clinical and Laboratory Standard Institute (CLSI) M27 A2 yang sudah dimodifikasi. Media yang digunakan adalah media RPMI-1640 yang dimasukkan dalam 96 well microdilution plate 5. Antijamur yang diujikan adalah ketokonazol, flukonazol, itrakonazol dan terbinafin. Uji Kepekaan antijamur dilakukan dengan menggunakan prosedur sebagai berikut. Antijamur diencerkan secara serial dalam medium 129
5 RPMI-1640 dan dimasukkan dalam sumuran 96 well microdilution plate. Sejumlah 10 6 CFU/ml Candida sp. ditambahkan dalam setiap sumuran. Pada setiap pengujian selalu disertakan kontrol positif (yang berisi media dan Candida sp) dan kontrol negatif (yang berisi media saja). Sumuran diinkubasi selama 48 jam pada suhu kamar. Pertumbuhan Candida sp ditandai dengan terjadinya kekeruhan akibat pertumbuhan Candida sp dan perubahan warna media dari merah muda menjadi kuning. Penentuan Kadar Hambat Minimal (KHM-90) dengan melihat kadar terkecil yang masih bisa menghambat pertumbuhan Candida sp. Isolat dinyatakan sensitif terhadap ketokonazol apabila didapatkan KHM 0,125 ug/ml; sensitif terhadap itrakonazol apabila KHM 0,125 ug/ml; sensitif terhadap flukonazol apabila KHM 32 ug/ml, dan dinyatakan sensitive terhadap terbinafin apabila KHM 1 ug/ ml 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan Selama periode 1 Januari - 31 Desember 2013, di Laboratorium Mikrobiologi FK UGM telah diterima 186 spesimen klinik untuk pemeriksaan jamur. Spesimen klinis tersebut terdiri dari 114 (34,5%) sputum, 42 (12,7%) usapan telinga, 39 (11,8%) biakan, 37 (11,2%) urin, 28 (8,5%) usapan tenggorok, 12 (3,6%) cairan pleura dan lainlain (Tabel 1). 130
6 Tabel 1: Spesimen klinik untuk pemeriksaan jamur yang dikirim ke Lab. Mikrobiologi FK UGM pada tahun No Spesimen Klinik Jumlah Persentase 1 Sputum Urin 25 13,4 3 Usapan faring 22 11,8 4 Usapan telinga 16 8,6 5 Darah 5 2,7 6 Kultur pada SDA 4 2,2 7 Pus 3 1,6 8 Usapan Vagina 3 1,6 9 Cairan intraabdominal 2 1,1 10 Bilasan bronkus 2 1,1 11 Feses 1 0,5 12 Usapan hidung 1 0,5 13 Kuku 1 0,5 14 Tidak ada keterangan 11 5,9 Total Identifikasi jamur dari isolat klinik dilakukan dengan mengamati morfologi koloni yang tumbuh pada SDA dan gambaran mikroskopik dengan pengecatan LPCB. Candida sp merupakan jamur yang paling banyak (56,4%) diisolasi dari spesimen klinis. Jamur lain yang banyak diisolasi dari spesimen klinik adalah Aspergillus niger (6,7%), Aspergilus flavus (5,2%), Aspergillus fumigatus (4,2%), Penicillium sp (2,7%) dan Fusarium sp (1,5%). Beberapa jamur lainnya dapat dilihat pada Tabel 2. Pada penelitian ini didapatkan bahwa Candida sp merupakan jamur yang paling banyak diisolasi dari spesimen klinik dan sebagian besar specimen klinik berupa sputum. Pada Sabourraud Dextrosa Agar (SDA), Candida sp. memberikan gambaran koloni berwarna 131
7 putih, halus, kadang berkeriput. Pada pemeriksaan mikroskopik dengan pengecatan LPCB, Candida sp. tampak berbentuk bulat. Karena Candida sp. sebagian besar diisolasi dari sputum, maka hal ini menunjukkan keterlibatan Candida sp sebagai agen penyebab infeksi dalam saluran pernafasan. Tabel 2: Isolat jamur dari spesimen klinik yang dikirim ke Lab. Mikrobiologi FK UGM pada tahun 2013 Isolat Jumlah Persentase 1 Candida sp ,4 2 Aspergillus niger 22 6,7 3 Aspergillus flavus 17 5,2 4 Aspergillus fumigatus 14 4,2 5 Penicillium sp 9 2,7 6 Trichopiton 6 1,8 7 Fusarium 5 1,5 8 Curvularia sp 2 0,6 9 Tricroderma 1 0,3 10 Scedosporium apiosvermun 1 0,3 11 Histoplasma capsulatum 1 0,3 12 Rhizopus 1 0,3 13 Alternaria 1 0,3 14 Tidak Tumbuh 64 19,4 Total Golongan azol merupakan salah satu antijamur yang banyak digunakan dalam terapi. Golongan azol bekerja dengan cara menghambat enzim lanosterole 14-α-demethylase yang bertanggung jawab mengonversi lanosterol menjadi ergosterol. Hilangnya ergosterol yang merupakan komponen penting dalam permeabilitas membrane sel akan menyebabkan lisis dan kematian jamur. Golongan azol terbagi 132
8 berdasar jumlah rantai azol yang dimiliki, bila tersusun atas dua rantai azol maka masuk dalam sub golongan imidazol (contohnya imidazol, klotrimazol, ekonazol, mikonazol, dan ketokonazol), sedangkan bila tersusun atas tiga rantai azol maka masuk dalam sub golongan triazol. Triazol terbagi dalam dua generasi, generasi pertama terdiri dari flukonazol dan itrakonazol dan generasi kedua terdiri dari, vorikonazol dan posakonazol 6. Pada penelitian ini sensitivitas Candida sp. terhadap golongan azol masih bagus (Tabel 3). Walaupun sedikit, pada penlitian ini dilaporkan adanya resistensi terhadap golongan azol. Resistensi pada golongan azol bisa terjadi melalui pompa efluks maupun points mutation. Hiperaktifnya pompa efluk pada dinding sel Candida sp menyebabkan penurunan konsentrasi obat yang masuk ke dalam sel. Aktifitas pompa efluk diatur oleh gen MDR dan CDR. Aktivasi pompa efluksi oleh gen CDR menyebabkan Candida sp. menjadi resisten terhadap seluruh jenis antijamur azol, sedangkan aktivasi pompa oleh gen MDR cenderung hanya menyebabkan resistensi terhadap jenis Flukonazol. Resistensi akibat mutasi terjadi pada gen ERG11 yang mengkode enzim 14α-dimetilase. Akibatnya terjadi perubahan struktur ergosterol dan menurunkan afinitas azol untuk berikatan dengan target ergosterol 7. Golongan lain yang sering dimanfaatkan sebagai terapi kandida adalah terbinafin yang termasuk dalam kelas alinamin. Terbinafin bekerja menghambat sintesis ergosterol dengan cara menghambat kerja squalene epoxidase yang merupakan enzyme yang berfungsi mengubah squalene menjadi squalene-2,3 epoxide 8. Pada penelitian ini sensitivitas Candida sp. terhadap terbinafin tidak begitu bagus, sehingga tidak disarankan untuk digunakan sebagai pengobatan infeksi Candida sp. Beberapa penelitian lain memberikan hasil yang bervariasi. Rathod et al 9 mendapatkan bahwa 31 isolat Candida albicans yang diisolasi 133
9 dari berbagai macam spesimen kilinik, mempunyai sensitivitas yang bagus terhadap terbinafin (100%) dan flukonazol (84%). Sebaliknya, sensitivitas C. albicans tersebut terhadap ketokonazol rendah yaitu 22,5%. Cheng et al 10 yang mengisolasi 383 Candida sp dari darah di Taiwan mendapatkan 95,8% sensitif terhadap flukonazol. Salehei et al 11 yang mengisolasi jamur dari usapan vagina, mendapatkan 67 isolat C. albicans, C. glabrata, C. tropicalis dan C. krusei. Dari semua isolat tersebut, 6% diantaranya sensitif, 82,1% dose dependent sensitive dan 11,9% resisten terhadap itrakonazol. Terhadap flukonazol, 7,5% sensitif, 7,5 % dose dependent sensitive dan 85,1% resisten. Terhadap ketoconazol, 26,9% sensitif, 35,8% dose dependent sensitive dan 37,3% resisten. Sedangkan terhadap terbinafin, 44,8 % sensitif, 31,3 dose dependent sensitive dan 23,9 resisten. Tabel 3: Pola Kepekaan Candida sp terhadap Berbagai Antijamur di Lab. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran UGM Tahun 2013 No Anti jamur Sensitif Resisten n % n % 1 Ketokonazol ,4 16 8,6 2 Itrakonazol , ,1 3 Flukonazol ,3 5 2,7 4 Terbinafin 52 28, Penelitian ini mempunyai keterbatasan karena dilakukan hanya dalam satu laboratorium, sehingga belum bisa menjangkau semua Candida sp. penyebab infeksi. Selain itu, pada penelitian ini hanya dilakukan pengujian terhadap empat obat anti jamur sehingga data yang tersedia hanya terbatas terhadap keempat anti jamur tersebut. Walaupun demikian, penelitian ini menghasilkan data pola kepekaan Candida sp terhadap beberapa antijamur yang bisa digunakan sebagai 134
10 bahan pertimbangan untuk pemilihan terapi antijamur sebelum pedoman anti jamur tersedia. Kesimpulan Candida sp. Merupakan jamur yang paling banyak diisolasi dari specimen klinik. Selama tahun 2013, di Lab Mikrobiologi FK UGM telah diisolasi 186 Isolat Candida sp yang sebagian besar berasal dari sputum. Candida sp yang diisolasi dari berbagai spesimen klinik menunjukkan sensitivitas tinggi terhadap flukonazol, ketokonazol, dan itraconazol. Daftar Pustaka 1. Kabir MA and Ahad Z, Candida Infections and Their Prevention. Hindawi Publishing Corporation ISRN Preventive Medicine Vol Pfaller MA and Diekema DJ, Epidemiology of Invasive Candidiasis: a Persistent Public Health Problem. Clin Microbiol Rev, Doi AM, Pignatari ACC, Edmond MB, Marra AR, Camargo LFA, Siqueira RA, da Mota VP, Colombo A, Epidemiology and Microbiologic Characterization of Nosocomial Candidemia from a Brazilian National Surveillance. PLOS ONE. DOI: / journal.pone Posteraro B, Torelli R, De Carolis D, Posteraro P and Sanguinetti M, Antifungal Susceptibility Testing: Current Role from the Clinical Laboratory Perspective. Mediterr J Hematol Infect Dis, 6(1). 5. CLSI, Reference Method for Broth Dilution Antifungal Susceptibility Testing of Yeasts; Approved Standard Second Edition. M27 A2.Vol 22. Number
11 6. Walsh T, Gonzales C, Lyman CA, Chanock SJ, Invasive fungal infectious in children: recent advances in diagnosis and treatment. Adv Pediatr Infect Dis.11: MacCallum DM, Coste A, Ischer F, 2010, Genetic dissection of azole resistance mechanisms in Candida albicans and their validation in a mouse model of disseminated infection. Antimicrob Agents Chemother. 54 : Katiyar S, Pfaller M, Edlind T, Candida albicans and Candida glabrata clinical isolates exhibiting reduced echinocandin susceptibility. Antimicrob Agents Chemother. 50: Rathod VS, Raut JS, Karuppayil SM, In Vitro Antifungal Susceptibility Reveals Occurrence Of Azole Resistance Among Clinical Isolates Of Candida Albicans. Asian J Phar Clin Res. 4 (3): Cheng MF, Yu KW, Tang RB, Fan YH, Yang, YL, Hsieh KS, Ho M, Lo HJ, Distribution and antifungal susceptibility of Candida species causing candidemia from 1996 to Diag Microbiol Infec Dis. 48: Salehei Z, Seifi Z, Mahmoudabadi AZ Sensitivity of Vaginal Isolates of Candida to Eight Antifungal Drugs Isolated From Ahvaz, Iran. Jundishapur J Microbiol. 5 (4):
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kandidiasis adalah infeksi yang disebabkan oleh. jamur Candida sp. Kandidiasis merupakan infeksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kandidiasis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida sp. Kandidiasis merupakan infeksi oportunistik dengan insidensi tertinggi (Nasronudin, 2008). Kandidiasis
Lebih terperinciProfil Candida penyebab kandidemia dan pola kepekaan terhadap anti jamur pada pasien sakit kritis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusuno
Profil Candida penyebab kandidemia dan pola kepekaan terhadap anti jamur pada pasien sakit kritis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusuno Mursinah, Fera Ibrahim, Mardiastuti H Wahid Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.A. Latar Belakang Permasalahan. Infeksi jamur patogen masih menjadi permasalahan
BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Permasalahan Infeksi jamur patogen masih menjadi permasalahan dalam dunia medis hingga saat ini. Jamur patogen yang umum menginfeksi manusia adalah strain Candida
Lebih terperinciInfeksi jamur yang mampu membentuk biofilm biasanya sulit disembuhkan dengan
biofilm pada bakteri, sedangkan biofilm pada jamur yang berkaitan dengan kedokteran masih sedikit. Infeksi jamur yang mampu membentuk biofilm biasanya sulit disembuhkan dengan terapi konvensional karena
Lebih terperinciMohammad Reynalzi Yugo a dan Ridhawati b. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan
Pola Kepekaan Candida albicans Terhadap Flukonazol dan Itrakonazol secara In Vitro: Tinjauan pada Bahan Klinik Laboratorium Mikologi Departemen Parasitologi FKUI Periode 2010-2011 Mohammad Reynalzi Yugo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. saluran cerna, dan saluran genitourinarius. Bahkan, jamur ini kadang-kadang dijumpai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Candida sp adalah flora normal pada manusia yang dapat dijumpai pada kulit, saluran cerna, dan saluran genitourinarius. Bahkan, jamur ini kadang-kadang dijumpai pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aspergillosis pulmonary infection merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan yang disebabkan oleh infeksi hifa jamur Aspergillus fumigatus. Infeksi dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baik usia muda maupun tua (Akphan dan Morgan, 2002). Kandidiasis oral
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kandidiasis oral merupakan infeksi jamur yang sering terjadi pada manusia baik usia muda maupun tua (Akphan dan Morgan, 2002). Kandidiasis oral disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2011 sampai dengan bulan Maret 2012. Kegiatan ini dilakukan di laboratorium Bagian Mikrobiologi Medik Departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pernapasan yang membuat pasien datang berobat ke dokter. (Rab, 2010) Batuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batuk merupakan salah satu keluhan utama pada kelainan saluran pernapasan yang membuat pasien datang berobat ke dokter. (Rab, 2010) Batuk merupakan mekanisme refleks
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK ANTIFUNGAL MINYAK ATSIRI JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO TAHUN 2014
ABSTRAK EFEK ANTIFUNGAL MINYAK ATSIRI JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO TAHUN 2014 Lannawati Setiadi, 2014. Pembimbing: Roro Wahyudianingsih, dr., SpPA.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jamur oportunistik yang sering terjadi pada rongga mulut, dan dapat menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Candida albicans (C.albicans) merupakan salah satu jamur yang sering menyebabkan kandidiasis pada rongga mulut. 1 Kandidiasis merupakan infeksi jamur oportunistik
Lebih terperinciPENGGOLONGAN OBAT ANTIFUNGI
PENGGOLONGAN OBAT ANTIFUNGI GOLONGAN AZOL 1. KETOKONAZOL Spektrum luas efektif terhadap Blastomyces dermatitidis, Candida species, Coccidiodes immitis, Histoplasma capsulatum, Malasezzia furfur, Paracoccidiodes
Lebih terperinci25 Universitas Indonesia
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (cross-sectional) untuk mengetahui pola resistensi bakteri terhadap kloramfenikol, trimethoprim/ sulfametoksazol,
Lebih terperincibahan yang diperoleh adalah tetap dalam isopropil alkohol dan udara kering menengah diikuti oleh budidaya pada Sabouraud agar.
Kehadiran Candida sebagai anggota flora komensal mempersulit diskriminasi keadaan normal dari infeksi. Sangat penting bahwa kedua temuan klinis dan laboratorium Data (Tabel 3) yang seimbang untuk sampai
Lebih terperinciABSTRAK. AKTIVITAS ANTIFUNGI AIR PERASAN LOBAK (Raphanus sativus L.) TERHADAP Candida albicans SECARA In Vitro
ABSTRAK AKTIVITAS ANTIFUNGI AIR PERASAN LOBAK (Raphanus sativus L.) TERHADAP Candida albicans SECARA In Vitro Vanny Angellina, 2015. Pembimbing I : Triswaty Winata, dr., M.Kes. Pembimbing II : Decky Gunawan,
Lebih terperinciFARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT INFEKSI JAMUR. dr. Agung Biworo, M.Kes
FARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT INFEKSI JAMUR dr. Agung Biworo, M.Kes Infeksi oleh jamur disebut mikosis. Infeksi ini lebih jarang dibanding infeksi bakteri atau virus. Infeksi oleh jamur biasanya baru terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang banyak ditumbuhi. berbagai jenis tanaman herbal. Potensi obat herbal atau
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang banyak ditumbuhi berbagai jenis tanaman herbal. Potensi obat herbal atau obat-obatan yang berasal dari tumbuhan di Indonesia sangat besar,
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords : Mycobacterium tuberculosis, Resistance, Isoniazid, Rifampin, Streptomycin, Ethambutol. xviii
ABSTRACT Background : Tuberculosis is a leading cause disease of death in infectious diseases. Until now there are many cases of M. tuberculosis resistance to primary choice anti tuberculosis drugs (ATD).
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah desain cross-sectional (potong lintang) dengan menggunakan data sekunder, yaitu data hasil uji kepekaan bakteri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. infeksi yang didapat pada pasien di Pediatric Intensive Care Unit (PICU).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Infeksi merupakan penyebab utama dari kesakitan dan kematian pasien termasuk pada anak. Infeksi melalui aliran darah merupakan penyebab utama infeksi yang
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012
ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012 Maria F. Delong, 2013, Pembimbing I : DR. J. Teguh Widjaja, dr., SpP.,
Lebih terperinciFARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT INFEKSI JAMUR
FARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT INFEKSI JAMUR dr. Agung Biworo, M.Kes Infeksi oleh jamur disebut mikosis. Infeksi ini lebih jarang dibanding infeksi bakteri atau virus. Infeksi oleh jamur biasanya baru terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang sebagian besar menyerang paru-paru tetapi juga dapat mengenai
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN
BAB 5 HASIL PENELITIAN Metode identifikasi C. albicans yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan CHROMagar dan dikonfirmasi dengan uji pembentukan germ tube dalam serum. Sampel yang diperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang menyebabkan infeksi karena jamur banyak ditemukan (Nasution, 2005).
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan daerah tropis dengan suhu dan kelembaban tinggi yang menyebabkan infeksi karena jamur banyak ditemukan (Nasution, 2005). Insiden penyakit infeksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkembang di daerah beriklim tropis, termasuk di Indonesia. Candida dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Candida adalah salah satu jenis jamur yang banyak tumbuh dan berkembang di daerah beriklim tropis, termasuk di Indonesia. Candida dapat ditemukan di tanah, buah-buahan,
Lebih terperinciFARMASI USD Mei 2008. Oleh : Yoga Wirantara (078114021) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Oleh : Yoga Wirantara (078114021) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Abstrak, Di lingkungan tempat tinggal kita banyak sekali terdapat berbagai macam jenis jamur. Jamur merupakan salah satu organisme
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. 4.2 Sumber Data Sampel dalam penelitian ini adalah usapan (swab) dari lesi mukosa mulut subyek
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan bulan Desember 2011. Kegiatan ini dilakukan di laboratorium Bagian Mikrobiologi Medik Departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Infeksi jamur invasif (invasive fungal infections/ifis) telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius saat ini karena semakin meningkatnya populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. adalah infeksi. Sekitar lima puluh tiga juta kematian
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia adalah infeksi. Sekitar lima puluh tiga juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2002, sepertiganya disebabkan oleh
Lebih terperinciNILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA PADA PASIEN KLINIS TUBERKULOSIS PARU DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
NILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA PADA PASIEN KLINIS TUBERKULOSIS PARU DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Inayati* Bagian Mikrobiologi Fakuktas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebersihan terutama pada kehidupan sehari hari. Dalam aktivitas yang relatif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia banyak masyarakat yang kurang memperhatikan pola kebersihan terutama pada kehidupan sehari hari. Dalam aktivitas yang relatif panjang, masyarakat kurang
Lebih terperinciPerbandingan Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) dengan Ketokonazol 2% dalam Menghambat Pertumbuhan Candida sp. pada Kandidiasis Vulvovaginalis
Perbandingan Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) dengan Ketokonazol 2% dalam Menghambat Pertumbuhan Candida sp. pada Kandidiasis Vulvovaginalis Comparison of Basil Leaves ( Ocimum Basilicum L.)
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK KLORAMFENIKOL TERHADAP PERTUMBUHAN Salmonella typhi INVITRO. Lindawati Sudisman, Pembimbing : Fanny Rahardja,dr.
ABSTRAK EFEK KLORAMFENIKOL TERHADAP PERTUMBUHAN Salmonella typhi INVITRO Lindawati Sudisman, 2004. Pembimbing : Fanny Rahardja,dr.,MSi Salmonella typhi telah dilaporkan sensitifterhadap kloramfenikol dengan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah desain cross-sectional (potong lintang) dengan menggunakan data sekunder, yaitu data hasil uji kepekaan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. 4.2 Subjek Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah C. albicans yang diperoleh dari usapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghasilkan kecambah yang akan membentuk hifa semu (Pseudohifa).
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Candida albicans Jamur C.albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah
Lebih terperinciGAMBARAN POPULASI BAKTERI PADA CHEST PIECE STETOSKOP DI RUANGAN ICU DAN HCU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP MEROPENEM
ABSTRAK GAMBARAN POPULASI BAKTERI PADA CHEST PIECE STETOSKOP DI RUANGAN ICU DAN HCU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP MEROPENEM Puspa Saraswati, 2013, Pembimbing I : Widura, dr.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Indonesia, termasuk didalamnya penyakit infeksi jamur. Infeksi jamur sebagai
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Penyakit infeksi masih tetap merupakan masalah utama kesehatan di Indonesia, termasuk didalamnya penyakit infeksi jamur. Infeksi jamur sebagai salah satu penyakit
Lebih terperinciEFEK KOMBINASI OBAT ANTIJAMUR, AMFOTERISIN B, VORIKONAZOL, DAN KASPOFUNGIN, TERHADAP Aspergillus fumigatus SECARA IN VITRO NASKAH PUBLIKASI
EFEK KOMBINASI OBAT ANTIJAMUR, AMFOTERISIN B, VORIKONAZOL, DAN KASPOFUNGIN, TERHADAP Aspergillus fumigatus SECARA IN VITRO NASKAH PUBLIKASI Oleh: NANDA PRIWITA RANJANI K 100100157 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Penyakit infeksi merupakan masalah di Indonesia. Salah satu penanganannya adalah dengan antibiotik.
Bab I Pendahuluan a. Latar Belakang Penyakit infeksi merupakan masalah di Indonesia. Salah satu penanganannya adalah dengan antibiotik. Dengan semakin luasnya penggunaan antibiotik ini, timbul masalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) dapat diartikan sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istilah onikomikosis merupakan suatu istilah yang merujuk pada semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Istilah onikomikosis merupakan suatu istilah yang merujuk pada semua kelompok infeksi jamur yang mengenai kuku, baik itu merupakan infeksi primer ataupun infeksi sekunder
Lebih terperinciARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BUAH DELIMA PUTIH (Punica granatum Linn) DAN KETOKONAZOL 2% TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO PADA KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS THE EFFECTS OF POMEGRANATE
Lebih terperinciABSTRAK AKTIVITAS TEH HIJAU SEBAGAI ANTIMIKROBA PADA MIKROBA PENYEBAB LUKA ABSES TERINFEKSI SECARA IN VITRO
ABSTRAK AKTIVITAS TEH HIJAU SEBAGAI ANTIMIKROBA PADA MIKROBA PENYEBAB LUKA ABSES TERINFEKSI SECARA IN VITRO Agnes Setiawan, 2011. Pembimbing 1: Fanny Rahardja, dr., M.si. Pembimbing 2: Roys A. Pangayoman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit paru akibat nontuberculous. mycobacterium (NTM) semakin meningkat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi penyakit paru akibat nontuberculous mycobacterium (NTM) semakin meningkat. Di negara-negara maju, seiring menurunnya kejadian tuberculosis paru dengan adanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rongga mulut. Kandidiasis oral paling banyak disebabkan oleh spesies Candida
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kandidiasis merupakan infeksi jamur oportunistis yang sering terjadi di rongga mulut. Kandidiasis oral paling banyak disebabkan oleh spesies Candida albicans (Neville dkk.,
Lebih terperinciABSTRAK CAPRYLIC ACID SEBAGAI TERAPI PADA KANDIDIASIS
ABSTRAK CAPRYLIC ACID SEBAGAI TERAPI PADA KANDIDIASIS Emiliana Lia, 200. Pembimbing I : Djaja Rusmana, dr., M.Si. Pembimbing II: Endah Tyasrini, S.Si., M.Si. Penggunaan bahan-bahan alamiah oleh masyarakat
Lebih terperinciABSTRAK. UJI EFEK ANTIFUNGI EKSTRAK AIR TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) SECARA IN VITRO TERHADAP Candida albicans
iv ABSTRAK UJI EFEK ANTIFUNGI EKSTRAK AIR TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) SECARA IN VITRO TERHADAP Candida albicans Bernike Yuriska M.P, 2009; Pembimbing I: Endang Evacuasiany,Dra.,Apt.M.S.AFK Pembimbing
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Lokasi Pengambilan Contoh
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Pengambilan Contoh Pengambilan contoh dilakukan pada beberapa peternakan sapi perah yang berada di wilayah kota Bogor. Peternakan sapi perah merupakan usaha atau kegiatan
Lebih terperinciISOLASI SPESIES CANDIDA DARI TINJA PENDERITA HIV/AIDS
ISOLASI SPESIES CANDIDA DARI TINJA PENDERITA HIV/AIDS Mulyati¹, Retno Wahyuningsih², Widiastuti¹ dan Pudji K Sjarifuddin¹ 1. Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta, 10430 2. Fakultas Kedokteran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Mycobacterium non tuberculosis pertama kali. ditemukan pada abad ke 19 ketika penyakit mirip
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Mycobacterium non tuberculosis pertama kali ditemukan pada abad ke 19 ketika penyakit mirip tuberculosis teridentifikasi pada ayam. Pada 1930, Mycobacterium non tuberculosis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Enterobacteriaceae merupakan kelompok bakteri Gram negatif berbentuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Enterobacteriaceae merupakan kelompok bakteri Gram negatif berbentuk batang. Habitat alami bakteri ini berada pada sistem usus manusia dan binatang. Enterobacteriaceae
Lebih terperinciKata kunci : Lactobacillus acidophilus, Yoghurt, Candida albicans.
ABSTRAK Kandidiasis merupakan infeksi jamur oportunistik yang sering terjadi pada rongga mulut, dan dapat menyebabkan rasa yang tidak nyaman pada pasien yang berobat ke dokter gigi. Candida albicans (C.albicans)
Lebih terperinciPerbandingan Minyak Biji Singkong (Manihot esculenta) dengan Ketokonazol 2 % dalam Menghambat Pertumbuhan Candida sp pada Kandidiasis Interdigital
Perbandingan Minyak Biji Singkong (Manihot esculenta) dengan Ketokonazol 2 % dalam Menghambat Pertumbuhan Candida sp pada Kandidiasis Interdigital LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan
Lebih terperinciABSTRAK ANTIBIOGRAM INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI KLINIK RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI -DESEMBER 2008
ABSTRAK ANTIBIOGRAM INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI KLINIK RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI -DESEMBER 2008 Nita Kristiani, 2010; Pembimbing I : Penny Setyawati.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sinus yang disebabkan berbagai macam alergen. Rinitis alergi juga merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rinitis alergi merupakan inflamasi kronis mukosa saluran hidung dan sinus yang disebabkan berbagai macam alergen. Rinitis alergi juga merupakan masalah kesehatan global
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI GEN OXA-24 PADA BAKTERI ACINETOBACTER BAUMANII RESISTEN ANTIBIOTIK GOLONGAN CARBAPENEM DI RSUP SANGLAH DENPASAR
ABSTRAK PREVALENSI GEN OXA-24 PADA BAKTERI ACINETOBACTER BAUMANII RESISTEN ANTIBIOTIK GOLONGAN CARBAPENEM DI RSUP SANGLAH DENPASAR Sulitnya penanggulangan infeksi pneumonia nosokomial oleh Acinetobacter
Lebih terperinciARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memnuhi sebagai persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN PACAR AIR (IMPATIENS BALSAMINA LINN) DENGAN KETOKONAZOL 2% TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA AMERICAN TYPE CULTURE COLLECTION (ATCC) 10231 PADA MEDIA SABOURAUD DEXTROSE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mamalia. Beberapa spesies Candida yang dikenal dapat menimbulkan penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Candida spp dikenal sebagai fungi dimorfik yang secara normal ada pada saluran pencernaan, saluran pernapasan bagian atas dan mukosa genital pada mamalia. Beberapa
Lebih terperinciAktifitas Kitinase dan Sifat Antijamur Actinomycetes, Serratia marcescens serta Getah Pohon Karet
Aktifitas Kitinase dan Sifat Antijamur Actinomycetes, Serratia marcescens serta Getah Pohon Karet SKRIPSI Deby Trifena 10501034 PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT
Lebih terperinciDAMIANA SAPTA CANDRASARI Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta korespondensi:
JURNAL FARMASI SAINS DAN KOMUNITAS, Mei 2014, hlm. 43-47 Vol. 11 No. 1 ISSN : 1693-5683 KAJIAN MOLEKULER RESISTENSI Candida albicans TERHADAP ANTIFUNGI DAMIANA SAPTA CANDRASARI Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciANGKA KEJADIAN KLEBSIELLA PNEUMONIAE PENYANDI KLEBSIELLA PNEUMONIAE CARBAPENEMASE PADA PASIEN INFEKSI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG SKRIPSI
ANGKA KEJADIAN KLEBSIELLA PNEUMONIAE PENYANDI KLEBSIELLA PNEUMONIAE CARBAPENEMASE PADA PASIEN INFEKSI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Lebih terperinciPOLA KUMAN PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIKA DI RSUP H.ADAM MALIK PERIODE JANUARI 2009-DESEMBER 2009.
POLA KUMAN PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIKA DI RSUP H.ADAM MALIK PERIODE JANUARI 2009-DESEMBER 2009 Oleh: NG MEE SAN NIM: 070100275 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPola kepekaan antibiotika Escherichia coli yang diisolasi dari berbagai spesimen klinis
J Kedokter Trisakti Oktober-Desember 2004, Vol. 23 No. 4 Pola kepekaan antibiotika Escherichia coli yang diisolasi dari berbagai spesimen klinis Hera Noviana Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan fibrin. Pneumonia masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius. Pneumonia ditandai dengan konsolidasi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Dermatitis, ekstrak daun mimba, antifungal, Microsporum gypseum
ABSTRAK Dermatitis kompleks merupakan sutau penyakit peradangan pada kulit yang disebabkan oleh dua atau lebih agen. Salah satu agen penyebab dermatitis kompleks adalah jamur. Jamur Microsporum gypseum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jamur merupakan salah satu penyebab infeksi terutama di negara beriklim
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan salah satu penyebab infeksi terutama di negara beriklim tropis. Penyakit kulit akibat jamur merupakan penyakit yang sering muncul di tengah masyarakat
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN
BAB 5 HASIL PENELITIAN Pada penelitian ini, identifikasi C. albicans dilakukan dengan media CHROMagar dan serum. Sampel yang diperoleh dari usap mulut penderita kandidiasis oral diusapkan pada media CHROMagar.
Lebih terperinciPengaruh Perbedaan Lama Kontak Sabun Ekstrak Daun Sirih Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans Secara In Vitro
88 Artikel Penelitian Pengaruh Perbedaan Lama Kontak Sabun Ekstrak Daun Sirih Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans Secara n Vitro Yonna Yolanda Y 1, Roslaili Rasyid 2, Arni Amir Abstrak Candida albicans
Lebih terperinciABSTRAK. Deteksi Mutasi pada Quinolone Resistant Determining Regions (QRDRs ) gen gyra pada Salmonella typhi Isolat Klinik dan Galur Khas Indonesia
ABSTRAK Deteksi Mutasi pada Quinolone Resistant Determining Regions (QRDRs ) gen gyra pada Salmonella typhi Isolat Klinik dan Galur Khas Indonesia Kirby Saputra, 2008 Pembimbing I : Ernawati Arifin Giri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai sumber infeksi, seperti: gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Abses leher dalam adalah terkumpulnya nanah (pus) di dalam ruang potensial yang terletak di antara fasia leher dalam, sebagai akibat penjalaran dari berbagai sumber
Lebih terperinciASPERGILLUS FUMIGATUS
ASPERGILLUS FUMIGATUS Taxonomy Superkingdom : Eukaryota Kingdom : Fungi Phylum : Ascomycota Subphylum : Pezizomycotina Class : Eurotiomycetes Order : Eurotiales Family : Trichocomaceae Genus : Aspergillus
Lebih terperinciTERISOLASI DARI SPESIMEN KLINIS DI INSTALASI MIKROBIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH TAHUN
SKRIPSI KARAKTERISASI MOLEKULER GEN KAPSUL Klebsiella pneumoniae YANG TERISOLASI DARI SPESIMEN KLINIS DI INSTALASI MIKROBIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH TAHUN 2013 I MADE SUTHA SASKARA NIM 1102005055
Lebih terperinciRadiotherapy Reduced Salivary Flow Rate and Might Induced C. albicans Infection
ORIGINAL ARTICLE Radiotherapy Reduced Salivary Flow Rate and Might Induced C. albicans Infection Nadia Surjadi 1, Rahmi Amtha 2 1 Undergraduate Program, Faculty of Dentistry Trisakti University, Jakarta
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
24 3.1 Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bentuk desain penelitian yang akan digunakan adalah bentuk deskriptif cross sectional untuk mengetahui pola sensitivitas Mycobacterium tuberculosis
Lebih terperinciPERBEDAAN SENSITIVITAS METRONIDAZOL DAN MEROPENEM
PERSETUJUAN Skripsi dengan judul: Perbedaan Sensitivitas Metronidazol dan Meropenem terhadap Bakteri Anaerob Prevotella melaninogenica pada Pasien Nekrosis Pulpa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan penelanan. Kehilangan gigi merupakan tanggalnya gigi dari soketnya yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi memiliki berbagai macam fungsi, seperti estetik, fonetik, mastikasi dan penelanan. Kehilangan gigi merupakan tanggalnya gigi dari soketnya yang disebabkan oleh
Lebih terperinciABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK KULIT LEMON (Citrus limon Linn.) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans PADA LANDASAN GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK HEAT CURED
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK KULIT LEMON (Citrus limon Linn.) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans PADA LANDASAN GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK HEAT CURED Maria Clara Angelina, 2014. Pembimbing I : Dahlia Sutanto,
Lebih terperinciWani Devita Gunardi, dr. SpMK RS EKA BSD
Wani Devita Gunardi, dr. SpMK RS EKA BSD How to collect a good specimen? How to optimize the laboratorium results for treating patient? How to prevent & control the multi drug organism? Pemeriksaan laboratorium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah. kesehatan yang terus berkembang di dunia. Peningkatan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang terus berkembang di dunia. Peningkatan penyakit infeksi ini dapat memberikan pengaruh terhadap penggunaan
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO
ABSTRAK EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO Maysella Suhartono Tjeng, 2011 Pembimbing: Yenni Limyati,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan pendekatan cross sectional, menggunakan metode difusi dengan memakai media Agar
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Candida albicans dan Aspergillus yang menyebabkan mukormikosis. Selama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan jamur. Beberapa spesies jamur merupakan flora normal yang dapat menjadi
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014 Ferdinand Dennis Kurniawan, 1210122 Pembimbing I : Dr.Jahja Teguh Widjaja, dr., SpP.,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kandidiasis adalah istilah yang dipakai untuk infeksi kulit dan selaput lendir
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kandidiasis adalah istilah yang dipakai untuk infeksi kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh jamur dari genus Candida (Brown dan Burns, 2005). Sebanyak lebih
Lebih terperinciTUTIK KUSMIATI, dr. SpP(K)
TUTIK KUSMIATI, dr. SpP(K) TB paru problem kesehatan global MODALITAS TES CEPAT MENDETEKSI DR-TB & DS-TB TB Resisten Obat meningkat TB HIV +++ METODE DETEKSI KASUS YANG LAMBAT PASIEN TB HIV + PASIEN DIAGNOSIS
Lebih terperinciFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
IDENTIFIKASI DAN POLA KEPEKAAN BAKTERI YANG DIISOLASI DARI URIN PASIEN SUSPEK INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN Oleh : ESTERIDA SIMANJUNTAK 110100141 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciABSTRAK. AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO
ABSTRAK AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO Yulius Setiadi, 2007; Pembimbing I : Triswaty Winata, dr.,
Lebih terperinciPOLA RESISTENSI BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN PERIODE AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2015 SKRIPSI
POLA RESISTENSI BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN PERIODE AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2015 SKRIPSI Oleh: RATNANINGTYAS SULISTYANINGRUM K100120154 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa) merupakan bakteri penyebab tersering infeksi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa) merupakan bakteri penyebab tersering infeksi di lingkungan Rumah Sakit. P. aeruginosa merupakan bakteri Gram negatif
Lebih terperinciPseudomonas aeruginosa adalah kuman patogen oportunistik yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pseudomonas aeruginosa adalah kuman patogen oportunistik yang dapat menyebabkan keadaan yang invasif pada pasien dengan penyakit kritis maupun pasien yang memiliki
Lebih terperinciABSTRAK KORELASI ANTARA TOTAL LYMPHOCYTE COUNT DAN JUMLAH CD4 PADA PASIEN HIV/AIDS
ABSTRAK KORELASI ANTARA TOTAL LYMPHOCYTE COUNT DAN JUMLAH CD4 PADA PASIEN HIV/AIDS Ardo Sanjaya, 2013 Pembimbing 1 : Christine Sugiarto, dr., Sp.PK Pembimbing 2 : Ronald Jonathan, dr., MSc., DTM & H. Latar
Lebih terperinciUJI BANDING EFEKTIVITAS INFUS JINTAN HITAM (Nigella sativa) 100% DENGAN KETOKONAZOL 2% SECARA IN VITRO TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans
UJI BANDING EFEKTIVITAS INFUS JINTAN HITAM (Nigella sativa) 100% DENGAN KETOKONAZOL 2% SECARA IN VITRO TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi tugas dan
Lebih terperinciABSTRAK. Michael Jonathan, 2012; Pembimbing I : dr. Fanny Rahardja, M.Si Pembimbing II: dr. Rita Tjokropranoto, M.Sc
ABSTRAK INTERAKSI AIR PERASAN BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) DENGAN GENTAMISIN DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN KOLONI Staphylococcus aureus SEBAGAI BAKTERI PENYEBAB INFEKSI NOSOKOMIAL PADA LUKA BAKAR SECARA
Lebih terperinciABSTRAK. Pembimbing II : Penny S M., dr., Sp.PK., M.Kes
iv ABSTRAK UJI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN IMUNOSEROLOGI IgM ANTI SALMONELLA METODE IMBI DAN RAPID TEST TERHADAP BAKU EMAS KULTUR Salmonella typhi PADA PENDERITA TERSANGKA DEMAM TIFOID Gabby Ardani L, 2010.
Lebih terperinciI S O L A S I DAN E N U M E R A S I K U M A N P A T O G E N
I S O L A S I DAN E N U M E R A S I K U M A N P A T O G E N Pemeriksaan laboratorium merupakan bagian dari rangkaian pemeriksaan untuk mengetahui penyebab penyakit, menilai perkembangan penyakit setelah
Lebih terperinci