KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO"

Transkripsi

1 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp & Fax Malang KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA NAMA : ERNY ANUGRAHANY NIM : PROGRAM STUDI : TEKNIK ELEKTRONIKA JUDUL SKRIPSI : PERANCANGAN 8 BIT MULTIPLEKSER DAN DEMULTIPLEKSER DALAM SATU IC DENGAN TEKNOLOGI HIGH SPEED CMOS TELAH DI-REVIEW DAN DISETUJUI ISINYA OLEH: Pembimbing 1 Pembimbing Ir. M. Julius, St.,MS NIP Dr.-Ing Onny Setyawati, ST.,MT.,MSc NIP

2 PERANCANGAN 8 BIT MULTIPLEKSER DAN DEMULTIPLEKSER DALAM SATU IC DENGAN TEKNOLOGI HIGH SPEED CMOS PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: ERNY ANUGRAHANY NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 014

3 Perancangan 8 Bit Multiplekser dan Demultiplekser dalam Satu IC dengan Teknologi High Speed CMOS Erny Anugrahany, M. Julius, Onny Setyawati Teknik Elektro Universitas Brawijaya Jalan M.T Haryono No.167 Malang Indonesia erny.anugrahany@gmail.com Abstract - The purpose of this research was to analyse and design 8bit Multiplexer and Demultiplexer in a single IC using High Speed CMOS technology. This circuit simulated by B Spice in C L =5pF, K N =45µA/V and K P =18µA/V. The VTC simulation resulted V IH =.805V; V IL =.695V; V OH =5V; V OL =0V; N MH =.195V and N ML =.695V. Propagation delay on multiplexer active condition had t PLH =3.16ns, t PHL =1ns, and t PD =.08ns. Then on demultiplexer active condition t PLH =3.ns, t PHL =1ns, and t PD =.1ns. Power Dissipation was 0.15mW. Keywords B Spice, Power Dissipation, Propagation Delay, Multiplexer-Demultiplexer, HCMOS. Abstrak Perancangan ini bertujuan untuk menganalisis dan merancang 8 Bit Multiplekser dan Demultiplekser dalam satu IC dengan menggunakan High Speed CMOS. Proses pengujian rangkaian ini dilakukan menggunakan program B Spice dengan nilai C L =5pF, K N =45µA/V dan K P =18µA/V. Spesifikasi hasil simulasi VTC adalah V IH =.805V; V IL =.695V; V OH =5V; V OL =0V; N MH =.195V dan N ML =.695V. Hasil simulasi propagation delay pada kondisi aktif multiplekser adalah t PLH =3.16ns, t PHL =1ns, dan t PD =.08ns. Sedangkan simulasi dengan kondisi aktif demultiplekser menghasilkan nilai t PLH =3.ns, t PHL =1ns, dan t PD =.1ns. Disipasi daya sebesar 0.15mW. Kata Kunci B Spice, Disipasi Daya, Propagation Delay, Multiplekser-Demultiplekser, HCMOS. Darmawansyah [] pada 008 yang mendesain IC Decoder peraga matrix 7x5. Pada penelitian yang dilakukan sebelumnya telah dirancang rangkaian multiplekser dan demultiplekser 4 bit dalam satu modul dengan menggunakan teknologi HCMOS dan diperoleh propagation delay yang rendah dalam orde ns [4]. Penelitian yang dilakukan kali ini adalah perancangan rangkaian multiplekser dan demultiplekser dengan teknologi HCMOS serta menggunakan data sebanyak 8 bit, karena dalam dunia telekomunikasi rangkaian ini digunakan sebagai alternatif untuk penghemat biaya penggunaan saluran komunikasi serta dijadikan sebagai suatu cara untuk mengatasi keterbatasan saluran komunikasi. Dalam perancangan diinginkan suatu hasil yang ideal dalam beberapa aspek seperti VTC ( Voltage Transfer Characteristic), propagation delay yang cepat, dan disipasi daya yang rendah. II. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan dalam diagram alir yang ditunjukkan dalam Gambar 1. I. PENDAHULUAN Multiplekser atau selektor data adalah suatu rangkaian logika yang menerima beberapa input data dan untuk suatu saat tertentu hanya mengijinkan satu dari data input tersebut untuk diteruskan pada put. Jalur yang akan ditempuh dari input data yang diinginkan ke put dikontrol oleh pemilih input selector dan sebaliknya untuk prinsip kerja demultiplekser [1]. Teknologi HCMOS adalah teknologi CMOS yang didesain secara khusus sehingga memiliki propagation delay yang sama atau lebih baik dari TTL terutama untuk menggerakkan beban kapasitansi yang besar. Teknologi CMOS juga memiliki kelebihan lain dalam konsumsi disipasi daya yang rendah dan noise margin yang baik daripada teknologi TTL []. Penelitian yang berkaitan dengan integrated circuit design telah dilakukan oleh beberapa orang diantaranya adalah Daniel Kehrer [3] pada 003 yang mendesain :1 Multiplexer dan 1: Demultiplexer dengan teknologi standard CMOS 10nm, Tibyani dan Agung Gambar 1. Diagram Alir Perancangan 8 Bit Multiplekser dan Demultiplekser dalam Satu IC 1

4 A. Desain Rangkaian Rangkaian 8 bit multiplekser dan demultiplekser terdiri dari rangkaian 8 to 1 Multiplexer dan 1 to 8 Demultiplexer yang dibuat dalam satu rangkaian sehingga dibutuhkan suatu Enable yang berfungsi untuk menentukan rangkaian tersebut berfungsi sebagai multiplekser atau demultiplekser. Sesuai dengan syarat perancangan multiplekser dan demultiplekser yaitu m n dimana m adalah masukan atau keluaran dan n adalah sinyal kontrol, maka untuk merancang sebuah rangkaian 8 bit multiplekser dan demultiplekser dibutuhkan sebanyak 3 buah sinyal kontrol. Daftar kebenaran untuk rangkaian 8 bit Mux-Demux ditunjukkan dalam Tabel 1. Tabel 1. Daftar Kebenaran Rangkaian 8 bit Mux-Demux Sinyal Multiplekser 8:1 Kontrol E S S S I I I I I I I I Y Sinyal Demultiplekser 1:8 Kontrol E S S S I Y Y Y Y Y Y Y Y 0 1 n Setelah mengetahui hubungan antara masukan dan keluaran, sinyal kontrol serta enable seperti ditunjukkan dalam Tabel 1 maka diperoleh fungsi persamaan keluaran (Y, Y0, Y1, Y, Y3, Y4, Y5, Y6, Y7) sebagai berikut: Y=EI 0 S 0 S 1 S + EI 1 S 0 S 1 S + EI S 0 S 1 S +EI 3 S 0 S 1 S + EI 4 S 0 S 1 S + EI 5 S 0 S 1 S + EI 6 S 0 S 1 S + EI 7 S 0 S 1 S Y0 = EInS 0 S 1 S Y1 = EInS 0 S 1 S Y = EInS 0 S 1 S Y3 = EInS 0 S 1 S Y4 = EInS 0 S 1 S Y5 = EInS 0 S 1 S Y6 = EInS 0 S 1 S Y7 = EInS 0 S 1 S Dari fungsi persamaan keluaran (Y, Y0, Y1, Y, Y3, Y4, Y5, Y6, Y7), diperoleh rangkaian logika penyusun IC 8Bit Mux-Demux seperti ditunjukkan dalam Gambar. Gambar. Rangkaian Logika 8Bit Mux-Demux dengan Kaskada B. Perancangan Transistor PMOS dan NMOS Perancangan transistor untuk rangkaian 8 bit Mux-Demux dilakukan pada masing-masing gerbang penyusun IC. Rangkaian 8 bit Mux-Demux terdiri dari 5 gerbang inverter, 9 gerbang NAND input, 16 gerbang NAND 4 input, 1 gerbang NAND 8 input dan 18 inverter kaskada yang mana masing-masing gerbang saling berhubungan seperti ditunjukkan dalam Gambar. Tiap gerbang tersusun atas rangkaian transistor PMOS dan NMOS serta dibuat dengan menggunakan program B Spice seperti ditunjukkan dalam Gambar 3 sampai Gambar 6. Keseluruhan transistor yang digunakan dalam rangkaian 8 bit Mux-Demux adalah 6 buah. Gambar 3. (a) Rangkaian Logika Inverter (b) Rangkaian Transistor Inverter (Software B Spice)

5 Gambar 4. (a) Rangkaian Logika NAND Input (b) Rangkaian Transistor NAND Input (Software B Spice) Gambar 5. (a) Rangkaian Logika NAND 4 Input (b) Rangkaian Transistor NAND 4 Input (Software B Spice) Tabel. Parameter Desain Transistor CMOS Simbol NMOS PMOS Keterangan Ɛ ox.3 x 10-3 F/cm Konstanta dielektrik polisilikon µ e /µ n Mobilitas rata-rata cm /V.s elektron dalam saluran antara drain dan source µ h /µ p - 30 Mobilitas rata-rata cm /V.s hole dalam saluran antara drain dan source V T 1V -1V Tegangan ambang pada PMOS dan NMOS γ 0.4V 0.5 Gamma, Bulk threshold parameter Φ F 0.3V Phi, surface potential at strong inversion t ox 15nm Ketebalan oksida gerbang (Gate) V DD 5V Tegangan catu K n 300µA/V - Parameter transkonduktansi transitor NMOS K p - 10µA/V Parameter transkonduktansi transistor PMOS ( Sumber: Owner s manual Microwind) Parameter nilai dari Tabel digunakan untuk Persamaan 1 dan guna mendapatkan nilai W dan L [6]. k R = (1) = () Nilai W dan L gerbang-gerbang dasar adalah sebagai berikut: W P = 15λ = 0.9µm dan L P = λ = 0.1µm W N = 6λ = 0.36 µm dan L N = λ = 0.1 µm Nilai W dan L untuk kaskada, yaitu: 1. Kaskada Pertama W P = W N = 3W N1 = 1.08 µm dan L P = L N = 0.1 µm. Kaskada Kedua W P = W N = 9W N1 = 3.4 µm dan L P = L N = 0.1 µm. D. Analisis VTC dan Noise Margin Gambar 6. (a) Rangkaian Logika NAND 8 Input (b) Rangkaian Transistor NAND 8 Input (Software B Spice) C. Desain Nilai W/L Dalam merancang IC HCMOS terdapat beberapa parameter proses yang telah diketahui nilai dan satuannya yang mana parameter ini digunakan untuk lebih mendekati karakter device dan mempermudah proses analisis. Beberapa parameter dasar tersebut ditunjukkan dalam Tabel yang merupakan parameter owner s manual dan rule file dalam perangkat lunak Microwind dengan teknologi 0.1µm CMOS proses (λ = 0.06µm). Untuk mendapatkan nilai V IL, V OH, V IH dan V OL digunakan persamaan 3 sampai 8 [6]. 1. Analisis V IL dan V OH Nilai V IL adalah nilai tegangan masukan maksimum yang dapat dinyatakan sebagai logika 0. Untuk menentukan besarnya V IL dapat menggunakan Persamaan 3, yaitu: V (3) VT, p VDD k RVT, n VIL 1 k R Dalam perancangan, nilai k R 1 dengan nilai V T.n = 1 V dan V T,p = -1V maka diperoleh fungsi V IL sebagai fungsi V OUT adalah: V IL = V OUT 1 5 (1)(1) = V OUT 5 11 V IL = V OUT,5 atau V OUT = V IL +,5 (4) 3

6 Substitusi Persamaan (4) ke dalam Persamaan (5): k k n p V in VT, n. V in VDD VT, p V VDD V VDD (5) Dengan k n = k p, V in = V IL dan V = V IL +.5 maka (V IL 1) = [(V IL - 5+1)(V IL +.5-5) - (V IL +.5-5) ] V IL V IL +1 = (V IL 4)(V IL.5) (V IL.5) ] V IL V IL +1= V IL 8V IL V IL = 1.75 V IL =.15V Dari Persamaan (4), maka tegangan keluaran ketika masukan V IL adalah: V OUT = V IL +.5=.15V +.5V = 4.65V Jadi tegangan keluaran minimum yang dapat dinyatakan sebagai logika 1 (V OH ) adalah 4.65V. Analisis V IH dan V OL V IH merupakan nilai tegangan masukan minimum yang dapat dinyatakan sebagai logika 1. Untuk menentukan besarnya V IH menggunakan Persamaan (6), yaitu: VDD VT, p kr( V VT, n) VIH (6) 1 k R Sesuai dengan perancangan, maka nilai k R 1, V T,n = 1V dan V T,p = -1V sehingga diperoleh fungsi V IL sebagai fungsi V OUT adalah V IH = 5 11V OUT 1 = 5 VOUT 11 V IH =.5 + V OUT atau V OUT = V IH.5 (7) Substitusi Persamaan (7) ke dalam Persamaan (8 ) yaitu: k k n p. V in VT, n V V V in VDD VT, p (8) Dengan nilai Kn = Kp, Vin = V IH, dan V OUT = V IH.5 maka 1 1. V 1,5,5 5 1 IH VIH VIH VIH [ (V IH 3.5V IH +.5) (V IH.5) ] = (V IH 4) 6V IH = 17.5 V IH =.875V Dari Persamaan (7) maka V OUT = V IH.5 = = 0.375V Jadi tegangan keluaran maksimum yang dapat dinyatakan sebagai logika 0 adalah 0.375V E. Analisis Propagation Delay dan Disipasi Daya Untuk mengetahui besarnya propagation delay dari rangkaian maka dilakukan perhitungan t PLH, t PHL, t r, t f, dan t PD dengan menggunakan Persamaan 9 sampai 1 [7]. 0,8C tplh 1 W. pcox. VDD (9) L P 0,8C t (10) PHL 1 W. N C ox. V DD L N t r =t TLH = x t PLH (11) t f= t THL = x t PHL (1) Setelah mengetahui besarnya propagation delay, analisis dilanjutkan dengan perhitungan disipasi daya menggunakan Persamaan (13) dan (14) [6]. P D = C L V DD f (13) P DP = t PD.P D (14) 4 III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Propagation Delay Semakin kecil nilai propagation delay maka kecepatan proses suatu IC juga semakin baik. Untuk mendapatkan keluaran yang simetris maka digunakan Persamaan (9), ( 10), ( 11) dan ( 1). Dikehendaki nilai propagation delay sebesar 1ns, maka IC dirancang dengan menggunakan nilai K N =45µA/V dan K P =18µA/V dengan nilai C L = 5pF maka diperoleh t PLH = 1ns, t PHL =1ns, t r =4ns, t f =4ns dan t PD =1ns. Proses simulasi juga dilakukan dengan beberapa variasi kapasitor. Hasil simulasi dan perhitungan dengan C L = 15pF dan 50 pf dibandingkan dengan nilai pada Datasheet IC DM74LS151, IC MC74HC151A, IC 74LS138, dan IC MC74HC138A dan hasilnya ditunjukkan dalam Tabel 3. Tabel 3. Data Perbandingan untuk t PD, PD dan PDP Berdasarkan Datasheet dengan Hasil Simulasi dan Perhitungan DM74 LS151 MC74 HC151 Simulasi Perhitungan Parameter A C L=15 C L=50 C L=15pF C L=50pF C L=15pF C L=50pF pf pf t PD (ns) 1, PD (mw) PDP (pj) Parameter 74LS1 38 C L=15 pf MC74 HC138 A C L=50 pf Simulasi Perhitungan C L=15pF C L=50pF C L=15pF C L=50pF tpd (ns) PD (mw) PDP (pj) Propagation delay hasil simulasi menggunakan B Spice dengan kondisi aktif multiplekser pada C L = 5pF memperoleh nilai t PLH =3.16ns, t PHL =1ns, t r =6.318ns, t f =3ns, dan t PD =.08ns ditunjukkan dalam Gambar 7. Gambar 7. Grafik Unit Step pada Kondisi Aktif Multiplekser dengan C L =5pF. Input Tegangan (Grafik Atas) dan Output Tegangan (Grafik Bawah) hasil simulasi. Sumbu X adalah Time(s); Sumbu Y adalah Tegangan (V). Sedangkan nilai propagation delay hasil simulasi menggunakan B Spice dengan kondisi aktif demultiplekser pada C L =5pF ditunjukkan dalam Gambar 8 dan diperoleh t PLH =3.ns, t PHL =1ns, tr=6.1ns, tf=3ns, serta t PD =.1ns. Gambar 8. Grafik Unit Step pada Kondisi Aktif Demultiplekser dengan C L =5pF. Input Tegangan (Grafik Atas) dan Output Tegangan (Grafik Bawah) hasil simulasi. Sumbu X adalah Time(s); Sumbu Y adalah Tegangan (V).

7 Nilai propagation delay hasil simulasi menggunakan B Spice dengan kondisi aktif multiplekser C L =50pF adalah t PLH =.636ns, t PHL =6ns, t r =59.478ns, t f =19ns, dan t PD =14.318ns ditunjukkan dalam Gambar 9. Gambar 9. Grafik Unit Step pada Kondisi Aktif Multiplekser dengan C L =50pF. Input Tegangan (Grafik Atas) dan Output Tegangan (Grafik Bawah) hasil simulasi. Sumbu X adalah Time(s); Sumbu Y adalah Tegangan (V). Gambar 10 menujukkan hasil simulasi propagation delay menggunakan B Spice dengan kondisi aktif demultiplekser C L =5pF, dengan nilai t PLH =3.061ns, t PHL =5ns, tr=59.061ns, tf=19ns, dan t PD = ns. Gambar 10. Grafik Unit Step pada Kondisi Aktif Demultiplekser dengan C L =50pF. Input Tegangan (Grafik Atas) dan Output Tegangan (Grafik Bawah) hasil simulasi. Sumbu X adalah Time(s); Sumbu Y adalah Tegangan (V). Dari grafik pada Gambar 7 dan 8 didapatkan propagation delay yang lebih baik dan grafik yang lebih simetris daripada Gambar 9 dan Gambar 10, hal ini terjadi karena adanya perbedaan pada nilai C L yang mana semakin besar nilai C L maka propagation delay yang didapatkan juga semakin besar sehingga dalam grafik terlihat adanya lengkungan atau dapat dikatakan grafik yang dihasilkan tidak simetris. Berdasarkan hasil simulasi dengan variasi nilai C L seperti yang telah ditunjukkan dalam Gambar 7 sampai Gambar 10, maka ditetapkan nilai C L yang digunakan sebesar 5pF karena memiliki propagation delay yang cepat dan grafik yang simetris. Hasil perancangan dan simulasi memiliki nilai propagation delay yang berbeda yang mana hasil simulasi menunjukkan nilai propagation delay yang lebih cepat dibandingkan dengan hasil perhitungan, hal ini terjadi karena pada saat perhitungan hanya menggunakan parameter yang terbatas dan simulasi yang dilakukan dengan program B Spice menggunakan transistor level 1 yang merupakan transistor dengan kondisi ideal. B. Noise Margin Hasil perhitungan VTC dengan menggunakan Persamaan (3) sampai Persamaan (8) serta hasil simulasi dengan menggunakan B Spice diperoleh hasil seperti ditunjukkan dalam Tabel 4. Perhitungan Error dilakukan dengan menggunakan Persamaan 15[9]. e= Y n -X n (15) Tabel 4. VTC Hasil Simulasi dan Perhitungan Parameter Perhitungan Simulasi Error V IH (V) V IL (V) V OH (V) V OL (V) N MH (V) N ML (V) Perbedaan antara hasil simulasi dan hasil perhitungan terjadi karena proses perhitungan dilakukan dengan menggunakan parameter yang terbatas. C. Power Dissipation Nilai disipasi daya perhitungan diperoleh dengan menggunakan Persamaan(13) dan (14). Dengan memasukkan nilai t PD =1ns dan C L =5pF maka didapatkan P D = 0.15 mw dan P DP =1.5pJ. Hasil simulasi dengan menggunakan B Spice pada kondisi aktif multiplekser dengan nilai t PD =.08ns dan C L =5pF adalah nilai P D =0.15mW dan P DP =0.6pJ. Hasil simulasi dengan menggunakan B Spice pada kondisi aktif demultiplekser dengan nilai t PD =.1ns dan C L =5pF yaitu nilai P D =0.15mW dan P DP =0.65pJ. D. Proses Penggambaran Lay Penggambaran lay dilakukan dengan menggunakan program Microwind dengan teknologi 0.1µm CMOS proses (λ = 0.06µm). Gambar 11. Lay untuk Gerbang NAND Input Gambar 11 menunjukkan lay dari salah satu gerbang penyusun rangkaian 8 bit Mux-Demux yaitu gerbang NAND Input. Lay secara keseluruhan dari rangkaian 8 bit Mux-Demux ditunjukkan dalam Gambar 1. Gambar 1. Lay Rangkaian 8 Bit Mux-Demux Tanpa Pad I/O 5

8 Gambar 13 merupakan lay rangkaian 8 Bit Mux-Demux dengan menggunakan Pad I/O. Gambar 13. Lay dengan Pad I/O IC 8 Bit Multiplekser dan Demultiplekser HCMOS mempunyai lay tanpa pad I/O dengan luasan 385.6µm x 5.7µm dan menggunakan pad I/O dengan luasan µm x µm. A. Kesimpulan IV. KESIMPULAN DAN SARAN 1. IC 8 Bit Multiplekser dan Demultiplekser HCMOS dirancang dengan nilai propagation delay 1ns pada C L = 5pF sehingga disipasi daya sebesar 0.15mW.. Simulasi IC 8 Bit Multiplekser dan Demultiplekser HCMOS dengan menggunakan BSpice pada C L = 5pF menghasilkan nilai propagation delay yang lebih kecil daripada perhitungan yaitu sebesar.1ns pada kondisi aktif Demultiplekser dan.08ns pada kondisi aktif Multiplekser. 3. Hasil perancangan dan simulasi IC 8 Bit Multiplekser dan Demultiplekser HCMOS dengan membandingkan pada nilai kapasitansi yang sama (C L = 15pF untuk TTL dan C L = 50pF untuk CMOS) diperoleh nilai propagation delay dan disipasi daya yang lebih baik daripada IC DM74LS151 (t PD =1.5ns dan P DP =375pJ) [10], IC MC74HC151A (t PD =34ns dan P DP =17000pJ) [11], IC 74LS138 (t PD =0ns dan P DP =640pJ) [1] dan IC MC74HC138A (t PD =7ns dan P DP =13500pJ) [13]. B. Saran Penelitian ini menggunakan transistor level 1 pada B Spice yang merupakan transistor sederhana dengan kondisi ideal sehingga penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan menggunakan transistor level atau level 3 yang lebih kompleks. REFERENSI [1] Mismail, Budiono Dasar-Dasar Rangkaian Logika Digital. Bandung: Penerbit ITB [] Darmawansyah, Tibyani. Mei 008. Perancangan IC Decoder Peraga Matriks 7 x 5 CMOS menggunakan Program Mikrowin. Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. [3] Kehrer, Wohlmuth, Hnapp, Wurzer, Scholtz. November Gb/s :1 Multiplexer and 1: Demultiplexer in 10-nm Standard CMOS. IEEE Journal of Solid State Circuits, Vol. 38, No. 11. [4] Darmawansyah, Julius, Stefanie. Mei 01. Rangkaian Terpadu 4 Bit Multiplexer-Demultiplexer (Multidem) HCMOS 0.1µm dengan Kaskada Dua Tingkat. Proceeding EECCIS 01. [5] Hodges, david A., Jackson, Horace G Analisis dan Desain Rangkaian Terpadu Digital. Alih Bahasa Nasution, Sofyan. Jakarta: Erlangga. [6] Kang, Sung-Mo, Leblebici, Yusuf CMOS Digital Integrated Circuits : Analysis and Design Second Edition. Singapore: McGraw-Hill Book Co. [7] Rabaey, jan M., dkk Digital Integrated Circuits a Design Perspective Second Edition. New Jersey: Prentice Hall Electronics and VLSI series [8] Geiger, Randall L., dkk VLSI Design Techniques For Analog and Digital Circuits. Singapore: McGraw-Hill Book Co. [9] Rif an, Moch Diktat Kuliah Pengukuran Besaran Elektrik. Malang: Jurusan teknik Elektro Universitas Brawijaya. [10] Fairchild Semiconductor ID Series Datasheet. Diakses tanggal 11 Maret 014. [11] On Semiconductor Diakses tanggal 11 Maret 014. [1] Motorola Semiconductor Corporation Diakses tanggal 11 Maret 014. [13] On Semiconductor Diakses tanggal 11 Maret

II. METODE Langkah-langkah yang akan dilakukan diuraikan berikut ini:

II. METODE Langkah-langkah yang akan dilakukan diuraikan berikut ini: Perancangan IC Shif Regiser 8bi Serial In Serial Ou (SISO) dengan Menggunakan Teknologi High Speed CMOS (HCMOS) Jurusan Teknik Elekro, Universias Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 614, Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM RANGKAIAN LOGIKA (TEGANGAN KERJA DAN LOGIKA)

LAPORAN PRAKTIKUM RANGKAIAN LOGIKA (TEGANGAN KERJA DAN LOGIKA) LAPORAN PRAKTIKUM RANGKAIAN LOGIKA (TEGANGAN KERJA DAN LOGIKA) DISUSUN OLEH : NAMA : SALAHUDDIN NIM : 7034007 KELAS : E1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

MODUL I TEGANGAN KERJA DAN LOGIKA

MODUL I TEGANGAN KERJA DAN LOGIKA MODUL I TEGANGAN KERJA DAN LOGIKA I. Tujuan instruksional khusus 1. Menyelidiki Tegangan Kerja dari Integrated Cicuit (IC) Digital keluarga TTL. 2. Membuktikan Tegangan Logika IC Digital keluarga TTL II.

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS KINERJA IC TTL AOI DUAL 2-WIDE 2-INPUT TERHADAP TEMPERATUR RUANG BERBEDA

DESAIN DAN ANALISIS KINERJA IC TTL AOI DUAL 2-WIDE 2-INPUT TERHADAP TEMPERATUR RUANG BERBEDA DESAIN DAN ANALISIS KINERJA IC TTL AOI DUAL 2-WIDE 2-INPUT TERHADAP TEMPERATUR RUANG BERBEDA Syaiful Rachman 1, Saberan 2 Politeknik Negeri Banjarmasin 1,2 syaifulrachman1@gmail.com 1, saberanpoliban@gmail.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN INVERTER SEBAGAI SWITCH MOS PADA IC DAC

PERANCANGAN INVERTER SEBAGAI SWITCH MOS PADA IC DAC PERANCANGAN INVERTER SEBAGAI SWITCH MOS PADA IC DAC Veronica Ernita K. 1), Erma Triawati Ch 2) 1,2,3) Jurusan Teknik Elektro Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100, Depok 16424, Jawa Barat, Indonesia

Lebih terperinci

IC (Integrated Circuits)

IC (Integrated Circuits) IC (Integrated Circuits) Crystal semikonduktor silikon (chip) yang didalamnya merupakan integritas dari komponen elektronik (representasi rangkaian gerbang logika) Rangkaian didalam IC dihubungkan dengan

Lebih terperinci

Simulasi Rancangan Gerbang Logika 3 Wide - 3 Input AND-Or-Inverter teknologi ECL

Simulasi Rancangan Gerbang Logika 3 Wide - 3 Input AND-Or-Inverter teknologi ECL 7 Simulasi Rancangan Gerbang Logika 3 Wide - 3 Input AND-Or-Inverter teknologi ECL Lily M. Sikome, Mochammad Rif an, Onny Setyawati danwijono Abstrak Paper ini berisi simulasi rancangan rangkaian 3 Wi

Lebih terperinci

1. TEGANGAN KERJA DAN LOGIKA

1. TEGANGAN KERJA DAN LOGIKA 1. TEGANGAN KERJA AN LOGIKA I. Tujuan 1. Menyelidiki Tegangan Kerja dari Integrated Cicuit (IC) igital keluarga TTL. 2. Membuktikan Tegangan Logika IC igital keluarga TTL II. asar Teori Texas Instrument

Lebih terperinci

Solusi Ujian Akhir Semester EL2005 Elektronika Senin, 12 Mei

Solusi Ujian Akhir Semester EL2005 Elektronika Senin, 12 Mei Solusi Ujian khir Semester EL2005 Elektronika Senin, 12 Mei 2014 9.15-11.45 1. ioda Sebuah dioda zener digunakan sebagai Shunt Regulator dengan resistansi R=470. ioda zener dapat dinyatakan dengan rangkaian

Lebih terperinci

PERANCANGAN IC CMOS LOW PASS FILTER SALLEN-KEY ORDE 2 DENGAN MICROWIND

PERANCANGAN IC CMOS LOW PASS FILTER SALLEN-KEY ORDE 2 DENGAN MICROWIND PERANCANGAN IC CMOS LOW PASS FILTER SALLEN-KEY ORDE DENGAN MICROWIND Beauty Anggraheny Ikawanty Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Beauty_Ikawanty@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

STRUKTUR CMOS. Eri Prasetyo Wibowo.

STRUKTUR CMOS. Eri Prasetyo Wibowo. STRUKTUR CMOS Eri Prasetyo Wibowo http://pusatstudi.gunadarma.ac.id/pscitra Structur Komplemen MOS CMOS = NMOS + PMOS structur CMOS adalah campuran transistors NMOS et PMOS digunakan untuk sebuah operasi

Lebih terperinci

TEORI DASAR MOSFET. 1.1 Jenis- Jenis MOS. (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) 1 MOSFET

TEORI DASAR MOSFET. 1.1 Jenis- Jenis MOS. (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) 1 MOSFET TEORI DASAR MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) http://maulana.lecture.ub.ac.id 1 MOSFET MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah suatu transistor dari bahan

Lebih terperinci

Teknologi Implementasi: CMOS dan Tinjauan Praktikal

Teknologi Implementasi: CMOS dan Tinjauan Praktikal Teknologi Implementasi: CMOS dan Tinjauan Praktikal Eko Didik Widianto (didik@undip.ac.id) Sistem Komputer - Universitas Diponegoro @2011 eko didik widianto (http://didik.blog.undip.ac.id) TSK205 Sistem

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM DIGITAL Rangkaian Logika Pernantin Tarigan Edisi ke-2 USU Press

PERANCANGAN SISTEM DIGITAL Rangkaian Logika Pernantin Tarigan Edisi ke-2 USU Press PERANCANGAN SISTEM DIGITAL Rangkaian Logika Pernantin Tarigan Edisi ke-2 USU Press Designing with TTL Integrated Circuits Texas Instruments Inc. McGraw Hill International TTL Data Book Fairchild Semiconductor

Lebih terperinci

MULTIPLEKSER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD)

MULTIPLEKSER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD) MULTIPLEKSER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD) Oleh Muhammad Irmansyah Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT In middle 1990, electronics industry had the evolution of personal

Lebih terperinci

Rangkaian TTL. TKC305 - Sistem Digital Lanjut. Eko Didik Widianto. Prodi Sistem Komputer - Universitas Diponegoro. Rangkaian TTL

Rangkaian TTL. TKC305 - Sistem Digital Lanjut. Eko Didik Widianto. Prodi Sistem Komputer - Universitas Diponegoro. Rangkaian TTL TKC305 - Sistem Digital Lanjut Eko Didik Prodi Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Pokok Bahasan Kuliah Desain rangkaian digital menggunakan IC seri 74xx Metodologi desain rangkaian 74xx Tinjauan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM DIGITAL PARAMETER GERBANG LOGIKA. Kelas : TEK A2-P2 Nama : Bayyu Putra Hadhiana P.

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM DIGITAL PARAMETER GERBANG LOGIKA. Kelas : TEK A2-P2 Nama : Bayyu Putra Hadhiana P. LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM DIGITAL PARAMETER GERBANG LOGIKA Kelas : TEK A2-P2 Nama : Bayyu Putra Hadhiana P.w NIM : J3D113077 PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA INSTITUT

Lebih terperinci

MODUL I GERBANG LOGIKA

MODUL I GERBANG LOGIKA MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 MODUL I GERBANG LOGIKA Dalam elektronika digital sering kita lihat gerbang-gerbang logika. Gerbang tersebut merupakan rangkaian dengan satu atau lebih dari satu sinyal

Lebih terperinci

PARAMETER GERBANG LOGIKA

PARAMETER GERBANG LOGIKA PARAMETER GERBANG LOGIKA Praktikan: Muhammad Abdul Jabbaar (13508072) Asisten: M. Ashr Sayuti Waktu Percobaan: 2 September 2010 EL2195 Praktikum Sistem Digital Laboratorium Dasar Teknik Elektro Sekolah

Lebih terperinci

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. IC Digital TTL dan CMOS Berdasarkan teknologi pembuatannya, IC digital dibedakan menjadi dua jenis, yaitu TTL (Transistor-Transistor Logic) dan CMOS (Complementary Metal Oxide

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN HARDWARE UNTUK PRAKTIKUM DIGITAL-2 DALAM REMOTE LABORATORY

PENGEMBANGAN HARDWARE UNTUK PRAKTIKUM DIGITAL-2 DALAM REMOTE LABORATORY PENGEMBANGAN HARDWARE UNTUK PRAKTIKUM DIGITAL-2 DALAM REMOTE LABORATORY Henri Haryadi 1, Edi Satriyanto, S.Si, M.Si 1 Mahasiswa Jurusan Elektronika 1, Dosen Pembimbing 1 Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Implementasi CMOS untuk Gerbang Logika dan Tinjauan Praktikal

Implementasi CMOS untuk Gerbang Logika dan Tinjauan Praktikal untuk Gerbang Logika Kuliah#6 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012 Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Umpan Balik Sebelumnya dibahas tentang minimalisasi dan optimalisasi rangkaian

Lebih terperinci

Percobaan 1. Membangun Gerbang Logika Dasar dengan Transistor CMOS

Percobaan 1. Membangun Gerbang Logika Dasar dengan Transistor CMOS Percobaan 1 Membangun Gerbang Logika Dasar dengan Transistor CMOS 1.1. Tujuan Memberikan pengenalan terhadap VLSI Design CAD Tool: Electric TM Membangun CMOS Inverting Gate: NOT, NAND, dan NOR Mensimulasikan

Lebih terperinci

Teknik Digital. Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto. Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom

Teknik Digital. Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto. Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Teknik Digital Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Oktober 2015 Pendahuluan Perancangan H/W (1) Mengapa perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem digital merupakan salah satu sistem yang digunakan dalam pemrosesan sinyal atau data. Sebelum dimulainya era digital, pemrosesan sinyal atau data dilakukan

Lebih terperinci

Desain dan Layout Komparator Presisi pada ADC Pipeline 1-bit/stage untuk Aplikasi Kamera Kecepatan Tinggi

Desain dan Layout Komparator Presisi pada ADC Pipeline 1-bit/stage untuk Aplikasi Kamera Kecepatan Tinggi Desain dan ayout Komparator Presisi pada ADC Pipeline 1-bit/stage untuk Aplikasi Kamera Kecepatan Tinggi Hamzah Afandi 1) Erma Triawati Ch 2) Atit Pertiwi 3) 1) 2) Teknik Elektro Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Surabaya

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Surabaya MA Modul Durasi : Teknologi Digital (61B023) : I / Karakteristik IC TTL dan Penyederhanaan Logika : 165 menit (1 sesi) PENDAHULUAN Teknologi elektronika telah berkembang sangat cepat sehingga hampir semua

Lebih terperinci

Papan Pergantian Pemain Sepak Bola Berbasis Digital Menggunakan IC4072 dan IC7447

Papan Pergantian Pemain Sepak Bola Berbasis Digital Menggunakan IC4072 dan IC7447 Volume 10 No 1, April 2017 Hlm. 44-50 ISSN 0216-9495 (Print) ISSN 2502-5325 (Online) Papan Pergantian Pemain Sepak Bola Berbasis Digital Menggunakan IC4072 dan IC7447 Teguh Arifianto Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB II ALJABAR BOOLEAN DAN GERBANG LOGIKA

BAB II ALJABAR BOOLEAN DAN GERBANG LOGIKA BAB II ALJABAR BOOLEAN DAN GERBANG LOGIKA Alokasi Waktu : 8 x 45 menit Tujuan Instruksional Khusus : 1. Mahasiswa dapat menjelaskan theorema dan sifat dasar dari aljabar Boolean. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

Demultiplexer dan Multiplexer Oleh : Khany Nuristian Defi Setiawati Tugas Sistem Digital DEMULTIPLEKSER

Demultiplexer dan Multiplexer Oleh : Khany Nuristian Defi Setiawati Tugas Sistem Digital DEMULTIPLEKSER Demultiplexer dan Multiplexer Oleh : Khany Nuristian 0917041035 Defi Setiawati 1017041025 Tugas Sistem Digital DEMULTIPLEKSER Sebuah Demultiplexer adalah rangkaian logika yang menerima satu input data

Lebih terperinci

BAB VI RANGKAIAN KOMBINASI

BAB VI RANGKAIAN KOMBINASI BAB VI RANGKAIAN KOMBINASI Di dalam perencanaan rangkaian kombinasi, terdapat beberapa langkah prosedur yang harus dijalani, yaitu :. Pernyataan masalah yang direncanakan 2. Penetapan banyaknya variabel

Lebih terperinci

Mikroprosesor. Bab 2: Jenis Mikroprosesor. Kategori: Teknologi Bahan Lebar Bus Data Pabrik Pembuat Generasi Jenis Instruksi. Jenis Mikroprosesor 1

Mikroprosesor. Bab 2: Jenis Mikroprosesor. Kategori: Teknologi Bahan Lebar Bus Data Pabrik Pembuat Generasi Jenis Instruksi. Jenis Mikroprosesor 1 Mikroprosesor Bab 2: Jenis Mikroprosesor Kategori: Teknologi Bahan Lebar Bus Data Pabrik Pembuat Generasi Jenis Instruksi Jenis Mikroprosesor 1 Atas Dasar Teknologi Bahannya Mikroprosesor dan keluarga

Lebih terperinci

Desain 8 Bit R3R Ladder Digital To Analog Converter

Desain 8 Bit R3R Ladder Digital To Analog Converter 131 Desain 8 Bit R3R Ladder Digital To Analog Converter Suryo Adi Wibowo, Sholeh Hadi Pramono, M. Julius, Wijono Abstrak -Metode R3R merupakan pengembangan dari metode R2R yang digunakan sebagai pengubah

Lebih terperinci

Kata Kunci Metode nilai rata-rata, Irms, Vrms, Daya Nyata, Daya Semu I. PENDAHULUAN

Kata Kunci Metode nilai rata-rata, Irms, Vrms, Daya Nyata, Daya Semu I. PENDAHULUAN Rancang Bangun Alat Perekam Penggunaan Daya Listrik untuk Beban Rumah Tangga Zainma Wiraisy, Nanang S., Ahmad Zainuri Teknik Elektro Universitas Brawijaya Jalan M.T Haryono No.167 Malang 65145 Indonesia

Lebih terperinci

DIODE TRANSISTOR LOGIC (DTL)

DIODE TRANSISTOR LOGIC (DTL) DIODE TRANSISTOR LOGIC (DTL) Rangkaian NAND R1 I 1 R C I C X Y Z 0 0 1 X D1 A D3 I 2 D4 B I B Z 0 1 1 0 1 1 1 1 0 D2 Y I 3 R2 I E -V BB Gambar 1.4. Rangkaian NAND rumpun DTL Jika masukan X dan Y keduanya

Lebih terperinci

2. GATE GATE LOGIKA. I. Tujuan 1. Menyelidiki operasi logika dari gate-gate logika 2. Membuktikan dan mengamati oiperasi logika dari gate-gate logika.

2. GATE GATE LOGIKA. I. Tujuan 1. Menyelidiki operasi logika dari gate-gate logika 2. Membuktikan dan mengamati oiperasi logika dari gate-gate logika. 2. GTE GTE LOGIK I. Tujuan. Menyelidiki operasi logika dari gate-gate logika 2. Membuktikan dan mengamati oiperasi logika dari gate-gate logika. II. Dasar Teori Gerbang Logika merupakan dasar pembentuk

Lebih terperinci

MODUL TEKNIK DIGITAL MODUL III GERBANG LOGIKA

MODUL TEKNIK DIGITAL MODUL III GERBANG LOGIKA MODUL TEKNIK DIGITAL MODUL III GERBANG LOGIKA YAYASAN SANDHYKARA PUTRA TELKOM SMK TELKOM SANDHY PUTRA MALANG 28 MODUL III GERBANG LOGIKA & RANGKAIAN KOMBINASIONAL Mata Pelajaran : Teknik Digital Kelas

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK DIGITAL (1) GERBANG-GERBANG LOGIKA DASAR

DASAR TEKNIK DIGITAL (1) GERBANG-GERBANG LOGIKA DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL (1) GERBANG-GERBANG LOGIKA DASAR Quad Edisi 4 quad@brawijaya.ac.id Lisensi Dokumen Copyright 2007 quad.brawijaya.ac.id PERINGATAN!!! Seluruh Artikel di quad.brawijaya.ac.id dapat digunakan,

Lebih terperinci

Sinyal Logik level dan Famili logik, perubah level

Sinyal Logik level dan Famili logik, perubah level 4 level dan Famili logik, perubah level Tujuan : Setelah mempelajari ini diharapkan. Memahami batasan tegangan yang diberlakukan pada logik 2. Memahami batasan tegangan yang diberlakukan pada logik 0 3.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA ADDER DENGAN TOPOLOGI MCC, CLA, DAN RCA 16-BIT DENGAN TEKNOLOGI 180NM MENGGUNAKAN SOFTWARE ELECTRIC

PERBANDINGAN KINERJA ADDER DENGAN TOPOLOGI MCC, CLA, DAN RCA 16-BIT DENGAN TEKNOLOGI 180NM MENGGUNAKAN SOFTWARE ELECTRIC PERBANDINGAN KINERJA ADDER DENGAN TOPOLOGI MCC, CLA, DAN RCA 16-BIT DENGAN TEKNOLOGI 180NM MENGGUNAKAN SOFTWARE ELECTRIC Okthavianus Bayu Pamungkas *), Munawar Agus Riyadi, and Maman Somantri Departemen

Lebih terperinci

Desain dan Analisis Rangkaian Terpadu (IC) Standard TTL AOI Dual 2-Wide 2-Input

Desain dan Analisis Rangkaian Terpadu (IC) Standard TTL AOI Dual 2-Wide 2-Input Desain dan Analisis Rangkaian Terpadu (I) Standard TTL AOI Dual -Wide -Input Syaiful Rachman 1) Onny setyawati ) Wijono 3) M. Julius St 4) Program Magister dan Doktor Jurusan Teknik lektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

RANGKAIAN LOGIKA DISKRIT

RANGKAIAN LOGIKA DISKRIT RANGKAIAN LOGIKA DISKRIT Materi 1. Gerbang Logika Dasar 2. Tabel Kebenaran 3. Analisa Pewaktuan GERBANG LOGIKA DASAR Gerbang Logika blok dasar untuk membentuk rangkaian elektronika digital Sebuah gerbang

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : SHELLY PUSPITA WARDANI

DISUSUN OLEH : SHELLY PUSPITA WARDANI DISUSUN OLEH : SHELLY PUSPITA WARDANI Makalah Sistem Komputer Disusun Oleh : Shelly Puspita Wardani Guru Pembimbing : Ivan Arifandi, S.Kom X TKJ-1 SMK Negeri 1 Baureno Tahun Pelajaran 2015/2016 Kata Pengantar

Lebih terperinci

Kuliah#7 TSK205 Sistem Digital - TA 2013/2014. Eko Didik Widianto. 21 Maret 2014

Kuliah#7 TSK205 Sistem Digital - TA 2013/2014. Eko Didik Widianto. 21 Maret 2014 Kuliah#7 TSK205 Sistem Digital - TA 2013/2014 Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro 21 Maret 2014 http://didik.blog.undip.ac.id 1 untuk mengimplementasikan fungsi logika dikemas dalam satu

Lebih terperinci

MULTIPLEKSER DAN DEMULTIPLEKSER

MULTIPLEKSER DAN DEMULTIPLEKSER MULTIPLEKSER DAN DEMULTIPLEKSER 1. Multiplekser Multiplexer (MUX) atau selector data adalah suatu rangkaian logika yang menerima beberapa input data, dan untuk suatu saat tertentu hanya mengizinkan satu

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : WAHYU RUDI SANTOSO

DISUSUN OLEH : WAHYU RUDI SANTOSO DISUSUN OLEH : WAHYU RUDI SANTOSO 2016 Kata Pengantar Tiada ungkapan ayng lebih mulia selai ungkapan rasa syukur kehadirat ALLAH SWT. Atas limpah berkahnya, rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga saya

Lebih terperinci

PERANCANGAN MULTIPLIER SEKUENSIAL 8-BIT DENGAN TEKNOLOGI 180NM MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRIC

PERANCANGAN MULTIPLIER SEKUENSIAL 8-BIT DENGAN TEKNOLOGI 180NM MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRIC PERANCANGAN MULTIPLIER SEKUENSIAL 8-BIT DENGAN TEKNOLOGI 180NM MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRIC Brama Yoga Satria *), Munawar Agus Riyadi, and Muhammad Arfan Departemen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

MODUL 3 GERBANG LOGIKA DASAR

MODUL 3 GERBANG LOGIKA DASAR MODUL 3 GERBANG LOGIKA DASAR A. TEMA DAN TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN. Tema : Gerbang Logika Dasar 2. Fokus Pembahasan Materi Pokok :. Definisi Gerbang Logika Dasar 2. Gerbang-gerbang Logika Dasar 3. Tujuan

Lebih terperinci

GERBANG LOGIKA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD)

GERBANG LOGIKA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD) GERBANG LOGIKA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD) Oleh: Muhammad Irmansyah Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT In middle 1990, electronics industry had evolution in personal

Lebih terperinci

BAB 5. MULTIVIBRATOR

BAB 5. MULTIVIBRATOR BAB 5. MULTIVIBRATOR Materi :. Dasar rangkaian Clock / Multivibrator 2. Jenis-jenis multivibrator 3. Laju Pengisian dan Pengosongan Kapasitor 4. Multivibrator Astabil dari IC 555 5. Multivibrator Monostabil

Lebih terperinci

RANGKAIAN MULTIPLEXER

RANGKAIAN MULTIPLEXER RANGKAIAN MULTIPLEXER RANGKAIAN DEMULTIPLEXER HALAMAN SAMPUL Penulis : - Editor materi : Ulfathul Muslimah Editor Bahasa : - Ilustrasi sampul : - Desain dan ilustrasi buku : - Hak cipta 2016, oleh Ulfathul

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Secara garis besar dari tugas-tugas yang telah dikerjakan dapat dibuat rangkuman sebagai berikut :

TUGAS AKHIR. Secara garis besar dari tugas-tugas yang telah dikerjakan dapat dibuat rangkuman sebagai berikut : PRASETYO NUGROHO 132 96 015 TUGAS AKHIR DEVAIS ELEKTRONIKA TUGAS AKHIR Secara garis besar dari tugas-tugas yang telah dikerjakan dapat dibuat rangkuman sebagai berikut : Metode Desain Devais Mikroelektronika

Lebih terperinci

PENGARUH SIFAT INVERSI PENJUMLAH TERHADAP KINERJA PENJUMLAH COMPLEMENTARY METAL OXIDE

PENGARUH SIFAT INVERSI PENJUMLAH TERHADAP KINERJA PENJUMLAH COMPLEMENTARY METAL OXIDE Engelin SJ Pengaruh Sifat Inversi. PENGARUH SIFAT INVERSI PENJUMLAH TERHADAP KINERJA PENJUMLAH COMPLEMENTARY METAL OXIDE (CMOS) STATIK 4-BIT Engelin Shintadewi Julian 1) 1) Department of Electrical Engineering,

Lebih terperinci

PERANCANGAN REGISTER GESER SISO (SERIAL INPUT SERIAL OUTPUT) 3 BIT MENGGUNAKAN TEKNOLOGI HIBRIDA MONOLITIC METAL OXYDE SEMIKONDUKTOR (MOS)

PERANCANGAN REGISTER GESER SISO (SERIAL INPUT SERIAL OUTPUT) 3 BIT MENGGUNAKAN TEKNOLOGI HIBRIDA MONOLITIC METAL OXYDE SEMIKONDUKTOR (MOS) ERACAGA REGISTER GESER SISO (SERIAL IUT SERIAL OUTUT) 3 BIT MEGGUAA TEOLOGI HIBRIDA MOOLITIC METAL OXYDE SEMIODUTOR (MOS) Mokh. Sholihul Hadi* Abstrak: enelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah

Lebih terperinci

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 67 Telp & Fax. 5566 Malang 655 KODE PJ- PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI

Lebih terperinci

MODUL II GATE GATE LOGIKA

MODUL II GATE GATE LOGIKA MODUL II GTE GTE LOGIK I. Tujuan instruksional khusus. Menyelidiki operasi logika dari gate-gate logika 2. Membuktikan dan mengamati oiperasi logika dari gate-gate logika. II. Dasar Teori Gerbang Logika

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK TEKNIK DIGITAL Gerbang Logika Dasar, Universal NAND dan Semester 3

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK TEKNIK DIGITAL Gerbang Logika Dasar, Universal NAND dan Semester 3 1. Kompetensi FAKULTAS TEKNIK No. LST/PTI/PTI6205/02 Revisi: 00 Tgl: 8 September 2014 Page 1 of 6 Dengan mengikuti perkuliahan praktek, diharapkan mahasiswa memiliki kedisiplinan, tanggung jawab dan dapat

Lebih terperinci

MULTIPLEXER. Pokok Bahasan : 1. Pendahuluan 2. Dasar-dasar rangkaian Multiplexer. 3. Mendesain rangkaian Multiplexer

MULTIPLEXER. Pokok Bahasan : 1. Pendahuluan 2. Dasar-dasar rangkaian Multiplexer. 3. Mendesain rangkaian Multiplexer MULTIPLEXER Pokok Bahasan :. Pendahuluan 2. Dasar-dasar rangkaian Multipleer. 3. Mendesain rangkaian Multipleer Tujuan Instruksional Khusus :. Mahasiswa dapat menerangkan dan memahami rangkaian Multipleer.

Lebih terperinci

Instruksi Pengerjaan Tugas

Instruksi Pengerjaan Tugas TUGAS #1 EL3009 ELEKTRONIKA II SOLUSI batas akhir Senin, 8 September 015, pukul 16:00 pengumpulan Laboratorium Manufaktur Elektronika PME-ITB dosen Farkhad Ihsan Hariadi (NIP 131801346) asisten Vincentius

Lebih terperinci

Makalah Elektronika MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER

Makalah Elektronika MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER Makalah Elektronika MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER Disusun Oleh : Muhammad Bintang Adh 2413100093 Achmad Reza 2413100096 Az Zahroh 2413100102 Frely Novianti Rahayu 2413100105 JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan dari sistem dan untuk mengetahui

Lebih terperinci

MENGENAL MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER

MENGENAL MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER MENGENAL MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER KATA PENGHANTAR Alhamdulillah puji syukur kehadirat allah SWT atas segala rahmat,hidayah dan karunia-nya yang diberikan kepada saya,sehingga hasil karya tulis yang

Lebih terperinci

Kuliah#6 TSK205 Sistem Digital - TA 2013/2014. Eko Didik Widianto

Kuliah#6 TSK205 Sistem Digital - TA 2013/2014. Eko Didik Widianto Kuliah#6 TSK205 Sistem Digital - TA 2013/2014 Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro http://didik.blog.undip.ac.id 1 Umpan Balik Sebelumnya dibahas tentang minimalisasi dan optimalisasi rangkaian

Lebih terperinci

Gambar 4.1. Rangkaian Dasar MUX.

Gambar 4.1. Rangkaian Dasar MUX. PERCOBAAN DIGITAL 4 MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER 4.. TUJUAN PERCOBAAN. Mengenal, mengerti, dan memahami cara kerja Multiplekser dan Demultiplekser.. Mengenal berbagai macam rangkaian terintegrasi Multiplekser

Lebih terperinci

Encoder, Multiplexer, Demultiplexer, Shifter, PLA

Encoder, Multiplexer, Demultiplexer, Shifter, PLA Encoder, Multiplexer, Demultiplexer, Shifter, PLA Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom November 2015 Bahan Presentasi

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PERANCANGAN MODUL PEMBELAJARAN ELEKTRONIKA DIGITAL ENCODER, DECODER, MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER.

SEMINAR NASIONAL PERANCANGAN MODUL PEMBELAJARAN ELEKTRONIKA DIGITAL ENCODER, DECODER, MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER. PERANCANGAN MODUL PEMBELAJARAN ELEKTRONIKA DIGITAL ENCODER, DECODER, MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER. Sabran 1*, Muliadi 2 1,2 Dosen PTA FT Universitas Negeri Makassar * sabran_fh66@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER) LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER) A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dan karakteristik rangkaian ADC 8 Bit. 2. Mahasiswa dapat merancang rangkaian ADC

Lebih terperinci

Percobaan 9 MULTIPLEKSER. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 9 MULTIPLEKSER. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 9 MULTIPLEKSER Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan :. Mempelajari fungsi multiplekser, 2. Mempelajari cara kerja suatu multiplekser, 3. Membuktikan tabel

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Konfigurasi pin IC 74LS138

Gambar 1.1 Konfigurasi pin IC 74LS138 A. Judul : DEMULTIPLEKSER B. Tujuan Kegiatan Belajar 13 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : 1) Merangkai rangkaian DEMULTIPLEKSER. 2) Mengetahui cara kerja rangkaian DEMULTIPLEKSER

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari 2015. Perancangan dan pengerjaan perangkat keras (hardware) dan laporan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PENGETANAHAN PERALATAN UNTUK UNIT PEMBANGKIT BARU DI PT. INDONESIA POWER GRATI JURNAL

PERENCANAAN SISTEM PENGETANAHAN PERALATAN UNTUK UNIT PEMBANGKIT BARU DI PT. INDONESIA POWER GRATI JURNAL PERENCANAAN SISTEM PENGETANAHAN PERALATAN UNTUK UNIT PEMBANGKIT BARU DI PT. INDONESIA POWER GRATI JURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh : IGNATIUS

Lebih terperinci

Perancangan Rangkaian Terpadu Penguat Operasional Untuk Pengatur Nada

Perancangan Rangkaian Terpadu Penguat Operasional Untuk Pengatur Nada 17 Perancangan Rangkaian Terpadu Penguat Operasional Untuk Pengatur Nada Beauty, Agung Darmawansyah, M.Julius St Abstrak Suatu rangkaian terpadu (integrated circuit IC) adalah sebuah kristal silikon kecil

Lebih terperinci

INDIKATOR BAHAN BAKAR MINYAK DIGITAL PADA SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SENSOR TEKANAN FLUIDA BERBASIS MIKROKONTROLER PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI

INDIKATOR BAHAN BAKAR MINYAK DIGITAL PADA SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SENSOR TEKANAN FLUIDA BERBASIS MIKROKONTROLER PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI INDIKATOR BAHAN BAKAR MINYAK DIGITAL PADA SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SENSOR TEKANAN FLUIDA BERBASIS MIKROKONTROLER PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Modul 3 : Rangkaian Kombinasional 1

Modul 3 : Rangkaian Kombinasional 1 Fakultas Ilmu Terapan, Universitas Telkom 1 Modul 3 : Rangkaian Kombinasional 1 3.1 Tujuan Mahasiswa mampu mengetahui cara kerja decoder dengan IC, dan membuat rangkaiannya. 3.2 Alat & Bahan 1. IC Gerbang

Lebih terperinci

PERANCANGAN RECTENNA (RECTIFIER ANTENNA) SEBAGAI PENGUBAH DAYA ELEKTROMAGNETIK MENJADI OUTPUT DC PADA FREKUENSI WIFI 2,4 GHZ JURNAL SKRIPSI

PERANCANGAN RECTENNA (RECTIFIER ANTENNA) SEBAGAI PENGUBAH DAYA ELEKTROMAGNETIK MENJADI OUTPUT DC PADA FREKUENSI WIFI 2,4 GHZ JURNAL SKRIPSI PERANCANGAN RECTENNA (RECTIFIER ANTENNA) SEBAGAI PENGUBAH DAYA ELEKTROMAGNETIK MENJADI OUTPUT DC PADA FREKUENSI WIFI 2,4 GHZ JURNAL SKRIPSI KONSENTRASI TEKNIK TELEKOMUNIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Rancangan Dan Pembuatan Storage Logic Analyzer

Rancangan Dan Pembuatan Storage Logic Analyzer Rancangan Dan Pembuatan Storage Logic Analyzer M. Ulinuha Puja D. S.,Pembimbing 1:Waru Djuriatno, Pembimbing 2:Moch. Rif an Abstrak Teknologi yang berkembang pesat saat ini telah mendorong percepatan di

Lebih terperinci

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar. PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar Abstrak Penerapan teknologi otomatis dengan menggunakan sistem

Lebih terperinci

Kuliah#11 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012. Eko Didik Widianto. Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro

Kuliah#11 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012. Eko Didik Widianto. Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro : : Kuliah#11 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012 Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Umpan Balik : Sebelumnya dibahas tentang rangkaian kombinasional yang nilai keluarannya di suatu

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis F., dkk : Rancang Bangun Data.. RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis Fitriani, Didik Tristianto, Slamet Winardi Program Studi Sistem Komputer,

Lebih terperinci

Osilator RC. Gambar Rangkaian osilator RC dengan inverter

Osilator RC. Gambar Rangkaian osilator RC dengan inverter Pada beberapa rangkaian dibutuhkan sederetan pulsa clock dengan frekuensi tertentu. Deretan pulsa clock ini dapat dibangkitkan dengan menggunakan suatu osilator yang dibentuk dengan menggunakan gerbang

Lebih terperinci

PNPN DEVICES. Pertemuan Ke-15. OLEH : ALFITH, S.Pd, M.Pd

PNPN DEVICES. Pertemuan Ke-15. OLEH : ALFITH, S.Pd, M.Pd PNPN DEVICES Pertemuan Ke-15 OLEH : ALFITH, S.Pd, M.Pd 1 TRIAC TRIAC boleh dikatakan SCR adalah thyristor yang unidirectional, karena ketika ON hanya bisa melewatkan arus satu arah saja yaitu dari anoda

Lebih terperinci

KOORDINASI PROTEKSI ARESTER PCB DAN DIODA ZENER DENGAN ELEMEN DEKOPLING PADA PERALATAN LISTRIK JURNAL SKRIPSI

KOORDINASI PROTEKSI ARESTER PCB DAN DIODA ZENER DENGAN ELEMEN DEKOPLING PADA PERALATAN LISTRIK JURNAL SKRIPSI KOORDINASI PROTEKSI ARESTER PCB DAN DIODA ZENER DENGAN ELEMEN DEKOPLING PADA PERALATAN LISTRIK JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: RESI RATNASARI

Lebih terperinci

Rele Tegangan Elektronik

Rele Tegangan Elektronik Rele Tegangan Elektronik Oleh: Erika Loniza Abstract One of the protection equipments which is needed for protecting the electrical instruments is avoltage relay. This relay function as to detect voltages

Lebih terperinci

Transistor-Transistor Logic (TTL)

Transistor-Transistor Logic (TTL) Transistor-Transistor Logic (TTL) Hadha Afrisal, 35448 Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 INTRODUCTION Logic family dari jenis TTL (Transistor-Transistor Logic) merupakan gerbang-gerbang logika

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SWITCHING EMULATOR PSIM UNTUK AKTUALISASI SOFTWARE KE HARDWARE MENGGUNAKAN JAVA UNTUK APLIKASI INVERTER 1 FASA SKRIPSI.

RANCANG BANGUN SWITCHING EMULATOR PSIM UNTUK AKTUALISASI SOFTWARE KE HARDWARE MENGGUNAKAN JAVA UNTUK APLIKASI INVERTER 1 FASA SKRIPSI. RANCANG BANGUN SWITCHING EMULATOR PSIM UNTUK AKTUALISASI SOFTWARE KE HARDWARE MENGGUNAKAN JAVA UNTUK APLIKASI INVERTER 1 FASA SKRIPSI Oleh Triyanto Saefudin Zuhri NIM 101910201098 PROGRAM STUDI STRATA-1

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 3 B. DASAR TEORI 1. MOSFET

KEGIATAN BELAJAR 3 B. DASAR TEORI 1. MOSFET KEGIATAN BELAJAR 3 A. Tujuan a. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik switching dari mosfet b. Mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan kurva karakteristik v-i masukan dan keluaran mosfet.

Lebih terperinci

Transistor Efek Medan - Field Effect Transistor (FET)

Transistor Efek Medan - Field Effect Transistor (FET) Transistor Efek Medan - Field Effect Transistor (FET) Jenis lain dari transitor adalah Field effect Transistor. Perbedaan utama antara BJT dengan FET adalah pada pengontrol kerja dari transistor tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Digital Signal Processor (DSP) merupakan satu jenis prosesor dari sekian banyak prosesor yang mengimplementasikan Harvard Architecture, yang berkembang dan dikembangkan

Lebih terperinci

Percobaan 2. Membangun Logika Kombinasi dengan Transistor CMOS

Percobaan 2. Membangun Logika Kombinasi dengan Transistor CMOS Percobaan 2 Membangun Logika Kombinasi dengan Transistor CMOS 2.1. Tujuan Memberikan pengenalan terhadap VLSI Design CAD Tool: Electric TM Memperkenalkan pendekatan desain hirarki (Hierarchical Design

Lebih terperinci

Gerbang Logika Dasar I

Gerbang Logika Dasar I Fakultas Ilmu Terapan, Universitas Telkom 1 Modul 1 : Gerbang Logika Dasar I 11 Tujuan Mahasiswa mampu mengimplementasikan logika gerbang dasar ke hardware logika dasar 12 Alat & Bahan 1 IC Gerbang Logika

Lebih terperinci

SISTEM DIGITAL; Analisis, Desain dan Implementasi, oleh Eko Didik Widianto Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283

SISTEM DIGITAL; Analisis, Desain dan Implementasi, oleh Eko Didik Widianto Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 SISTEM DIGITAL; Analisis, Desain dan Implementasi, oleh Eko Didik Widianto Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id

Lebih terperinci

IC atau integrated circuit adalah komponen elektronika semikonduktor yang merupakan gabungan

IC atau integrated circuit adalah komponen elektronika semikonduktor yang merupakan gabungan Pengertian IC TTL Dan CMOS 9 IC atau integrated circuit adalah komponen elektronika semikonduktor yang merupakan gabungan dari ratusan atau ribuan komponen-komponen lain. Bentuk IC berupa kepingan silikon

Lebih terperinci

BAB III RANGKAIAN LOGIKA

BAB III RANGKAIAN LOGIKA BAB III RANGKAIAN LOGIKA BAB III RANGKAIAN LOGIKA Alat-alat digital dan rangkaian-rangkaian logika bekerja dalam sistem bilangan biner; yaitu, semua variabel-variabel rangkaian adalah salah satu 0 atau

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PENGUKUR MASSA MENGGUNAKAN LOADCELL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PENGUKUR MASSA MENGGUNAKAN LOADCELL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PENGUKUR MASSA MENGGUNAKAN LOADCELL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 diajukan sebagai syarat untuk memperolah gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Instrumentasi dan

Lebih terperinci

PERCOBAAN IV TRANSISTOR SEBAGAI SWITCH

PERCOBAAN IV TRANSISTOR SEBAGAI SWITCH PERCOBAAN IV TRANSISTOR SEBAGAI SWITCH 1. Tujuan Mengetahui dan mempelajari fungsi transistor sebagai penguat Mengetahui dan mempelajari karakteristik kerja Bipolar Junction Transistor ketika beroperasi

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC Publikasi Jurnal Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun

Lebih terperinci

RELE TEGANGAN ELEKTRONIK

RELE TEGANGAN ELEKTRONIK RELE TEGANGAN ELEKTRONIK T.Ahri Bahriun 1) 1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik USU Abstrak Salah satu alat proteksi yang sangat dibutuhkan untuk mengamankan peralatan listrik ialah

Lebih terperinci

Interfacing i8088 dengan Memori

Interfacing i8088 dengan Memori Interfacing i8088 dengan Memori Memori harus tersedia pada suatu sistem mikroprosesor, baik untuk menyimpan program maupun untuk menyimpan data. Tergantung dari kebutuhan, memori yg dapat digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PENGUAT KELAS D

BAB III PERANCANGAN PENGUAT KELAS D BAB III PERANCANGAN PENGUAT KELAS D TANPA TAPIS LC PADA BAGIAN KELUARAN DENGAN MODULASI TIGA ARAS Pada bab III penulis akan menjelaskan perancangan dari penguat kelas D tanpa tapis LC dengan menerapkan

Lebih terperinci

Perancangan Sistim Elektronika Analog

Perancangan Sistim Elektronika Analog Petunjuk Praktikum Perancangan Sistim Elektronika Analog Lab. Elektronika Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Lab 1. Amplifier Penguat Dengan

Lebih terperinci