Pemeriksaan Intern (Internal Audit) Terhadap Piutang Usaha Pada Mesra Business & Resort Hotel Di Samarinda

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemeriksaan Intern (Internal Audit) Terhadap Piutang Usaha Pada Mesra Business & Resort Hotel Di Samarinda"

Transkripsi

1 Pemeriksaan Intern (Internal Audit) Terhadap Piutang Usaha Pada Mesra Business & Resort Hotel Di Samarinda Raissa Pusfitryanie Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman H. Hamid Bone Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Marthen Anzar Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kewajaran saldo piutang usaha yang disajikan dalam laporan keuangan MESRA Business & Resort Hotel. Alat analisis yang digunakan adalah Audit Program dan Audit Prosedur serta Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang Usaha, yaitu dengan memeriksa kewajaran saldo piutang usaha MESRA Business & Resort Hotel sesuai audit prosedur dan audit program yang disusun kemudian dilanjutkan dengan pembuatan kertas kerja pemeriksaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap laporan keuangan MESRA Business & Resort Hotel, ditemukan bahwa tidak ada kesalahan yang material dalam perhitungan dan pencatatan saldo piutang usaha, namun ditemukan bahwa MESRA Business & Resort Hotel tidak melakukan perhitungan penyisihan piutang tidak tertagih sehingga dalam laporan keuangan neraca tidak tampak adanya penyajian cadangan kerugian piutang dan piutang yang disajikan merupakan jumlah piutang bruto. Selain itu diketahui juga bahwa apabila terdapat piutang yang tidak dapat ditagih, MESRA Business & Resort Hotel mencatat kerugian piutang yang terjadi sebagai Piutang Karyawan. Kata Kunci: Auditing, Internal Audit, Piutang Usaha ABSTRACT The purpose of this study was to determine the fairness of the accounts receivable balance that presented in the financial report of MESRA Business & Resort Hotel. The analysis tools being used was Audit Program and Audit Procedures, also Accounts Receivable Audit Working Papers, by examine the fairness of accounts receivable balance of MESRA Business & Resort Hotel according to audit procedures and audit programs which has been made then followed by the making of audit working paper. Based on the results of a study of the financial statements of MESRA Business & Resort Hotel, it had been found that no material errors in the calculation and recording of accounts receivable balance, but it had been discovered that MESRA Business & Resort Hotel does not calculate allowance for bad debts so that in the financial report does not appear the presentation of allowance for bad debts and the one being presented is the amount of bruto accounts receivable. Besides, it is also known that if there is any uncollected accounts receivable, MESRA Business & Resort Hotel recorded the account receivable loss as the employee receivable. Keywords: Auditing, Internal Audit, Accounts Receivable 1

2 I. Pendahuluan A. Latar Belakang Sebagian besar laba perusahaan berasal dari transaksi penjualan. Transaksi penjualan ada dua jenis, yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit. Penjualan tunai akan menghasilkan kas bagi perusahaan. Sedangkan penjualan kredit akan menimbulkan piutang bagi perusahaan yang nantinya akan dilanjutkan dengan proses penagihan piutang untuk menerima kas. Banyak perusahaan biasanya meningkatkan jumlah penjualan kredit untuk mengantisipasi persaingan yang semakin kompetitif, sehingga diharapkan dapat mempertahankan pelanggan lama dan menarik calon pelanggan baru yang potensial. Untuk dapat mengetahui bagaimana hasil kinerja perusahaan maka diperlukan suatu informasi tentang kondisi dan jumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan. Untuk itu sangat diperlukan suatu laporan keuangan. Laporan keuangan adalah laporan akuntansi yang menghasilkan informasi kepada pemilik, sekutu, investor, pemerintah, dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan di beberapa alternatif. Laporan keuangan yang utama adalah Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, dan Laporan Arus Kas. Dalam penyusunan laporan keuangan terdapat panduan utama yang harus dipatuhi yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Selain dari pada itu suatu perusahaan juga harus melakukan proses akuntansi pada setiap transaksi yang terjadi dengan dibuktikan oleh bukti-bukti transaksi. Kegunaan dari bukti-bukti transaksi adalah menciptakan suatu struktur pengendalian intern yang memadai dan baik pada perusahaan untuk kelangsungan dan kesuksesan perusahaan. Untuk meninjau kegiatan-kegiatan di dalam suatu perusahaan guna memenuhi kebutuhan pemimpin serta untuk meyakinkan pihak manajemen tentang kondisi pengendalian manajemen, catatan akuntansi, laporan keuangan dan sebagainya, maka perlu dilakukan pemeriksaan intern terhadap laporan keuangan. Untuk mencapai sasaran ini dilakukan kegiatan seperti meneliti dan menilai baik tidaknya penerapan pengendalian akuntansi, keuangan, dan cara pengendalian lainnya, dengan meyakinkan sejauh mana kebijakan, rencana-rencana, dan prosedur yang telah ditetapkan untuk ditaati serta memeriksa sejauh mana aset perusahaan dapat dipertanggungjawabkan dan diamankan terhadap segala macam kehilangan dan kerugian. MESRA Business & Resort Hotel adalah salah satu perusahaan di bidang jasa perhotelan yang berlokasi di jalan Pahlawan No. 1 Kota Samarinda. Sebagai salah satu hotel yang cukup berkembang di Samarinda, MESRA Business & Resort Hotel tidak hanya menyediakan jasa penginapan saja, tetapi juga menyewakan ruangan-ruangan dengan berbagai ukuran untuk melaksanakan berbagai acara, seperti rapat bisnis, seminar, pernikahan, dan lain-lain. Berdasarkan wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa piutang usaha timbul apabila terdapat transaksi penyerahan jasa secara kredit kepada pelanggan. Untuk pelanggan yang berupa instansi yang ingin melakukan transaksi secara kredit harus memiliki perjanjian kredit terlebih dahulu. Sedangkan untuk pelanggan yang tidak memiliki perjanjian kredit, pada saat pemesanan atau reservasi harus menyerahkan deposit terlebih dahulu sebesar 50% dari harga fasilitas yang dipesan. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, ditemukan bahwa sebagian piutang usaha yang dimiliki MESRA Business & Resort Hotel telah melewati jatuh tempo pelunasan, bahkan ada piutang usaha yang sudah melewati lebih dari satu tahun dari jatuh tempo pelunasan. Ditemukan juga bahwa MESRA Business & Resort Hotel tidak pernah melakukan perhitungan cadangan kerugian piutang dan juga tidak pernah mencatat kerugian piutang. Maka jika terjadi kerugian akibat tidak tertagihnya piutang usaha, dicatat sebagai piutang karyawan. Dengan adanya beberapa masalah yang ditemukan sehingga menarik peneliti untuk melakukan Pemeriksaan Intern (Internal Audit) terhadap kewajaran saldo Piutang Usaha dalam laporan keuangan MESRA Business & Resort Hotel. 2

3 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan sebelumnya, maka permasalahan yang akan diteliti dan dibahas oleh peneliti di MESRA Business & Resort Hotel adalah Apakah saldo piutang usaha yang tercantum dalam laporan keuangan Mesra Business & Resort Hotel per 31 Desember 2011 telah disajikan secara wajar. C. Tujuan Adapun yang merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui kewajaran saldo piutang usaha yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. II. Tinjauan Teoritis A. Dasar Teoritis Menurut Sukrisno (2004:3), auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Tujuan audit atas aktivitas penjualan yang merupakan bagian dari siklus pendapatan, menurut Henry (2002:13) adalah menyangkut usaha untuk mendapatkan bukti yang cukup tentang asersi-asersi laporan keuangan yang signifikan yang berhubungan dengan transaksi-transaksi yang dipengaruhi oleh siklus pendapatan. Menurut Sukrisno (2004:9), audit dapat dibedakan menurut luas pemeriksaannya dan menurut jenis pemeriksaannya, antara lain: a. Ditinjau dari Luasnya Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Umum (General Audit) 2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit) b. Ditinjau dari Jenis Pemeriksaan 1. Audit Operasional (Management Audit) 2. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit) 3. Pemeriksaan Intern (Internal Audit) 4. Computer Audit Pemeriksaan Intern menurut Sukrisno (2004:221) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian pemeriksaan intern perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Standar auditing yang telah ditetapkan dan telah disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah sebagai berikut: a. Standar Umum 1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3

4 3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. c. Standar Pelaporan 1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3. Penggunaan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4. Laporan auditor harus memuat sesuatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus diberikan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dalam laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2006:150) Menurut Guy, Alderman, dan Winters (2002:180) program audit mencakup daftar langkah-langkah pengumpulan bukti yang akan digunakan dalam audit. Agar suatu bukti berguna bagi auditor, maka bukti tersebut harus memiliki empat karakteristik yaitu relevan, bebas dari bias, obyektivitas, dan persuasif atau meyakinkan. Enam jenis bukti audit tersebut antara lain: a. Bukti Fisik b. Pernyataan dari Pihak Ketiga c. Bukti Matematis d. Dokumentasi e. Pernyataan dari Personel Klien f. Keterkaitan Data Menurut Sukrisno (2004:112), definisi kertas kerja pemeriksaan adalah: Kertas kerja pemeriksaan merupakan dokumentasi auditor atas prosedur-prosedur audit yang dilakukannya, tes-tes yang diadakan, informasi-informasi yang didapat, dan kesimpulan yang didapat atas pemeriksaan, analisa, memorandum, surat-surat perusahaan, ikhtisar dokumendokumen perusahaan, rincian-rincian pos neraca dan laba rugi serta komentar-komentar yang dibuat atau yang diperoleh auditor. Menurut Haryono (2005:52), piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari si penjual kepada si pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi. Piutang termasuk komponen aktiva lancar. Dalam hubungannya dengan penyajian piutang di dalam neraca digunakan dasar pengukuran Nilai Realisasi/Penyelesaian (realizable/settlement value). Dasar pengukuran ini mengatur bahwa piutang dinyatakan sebesar jumlah bruto tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat diterima. Dari prinsip di atas yang dinyatakan oleh Zaki (2004:125) dapat diketahui bahwa untuk melaporkan piutang dalam neraca adalah sebesar jumlah yang akan direalisasikan yaitu jumlah yang diharapkan akan dapat ditagih, yang dihitung dengan mengurangkan jumlah yang diperkirakan akan tidak dapat ditagih kepada jumlah piutang. Pencatatan kerugian piutang sebelah debit akan dikreditkan ke rekening cadangan kerugian piutang, sehingga tidak perlu ada perubahan-perubahan dalam buku pembantu piutang. Apabila jelas bahwa piutang sudah tidak dapat ditagih maka rekening cadangan 4

5 kerugian pitang didebit dan piutangnya dihapuskan, pada saat ini buku pembantu piutang baru dikredit. Selain menggunakan cadangan kerugian piutang, terdapat satu cara lain untuk mengakui kerugian piutang yang disebut metode penghapusan langsung. Dalam metode ini kerugian piutang baru diakui pada waktu piutang dihapuskan dan penghapusan piutang baru dilakukan bila terdapat bukti-bukti yang jelas. Penggunaan metode ini tidak dapat melaporkan piutang dengan jumlah yang diharapkan bisa ditagih, tetapi neraca menunjukkan jumlah bruto piutang, sehingga tidak sesuai dengan prinsip akuntansi di muka. Tujuan Pemeriksaan Piutang antara lain adalah sebagai berikut: a. Untuk memeriksa apakah terdapat pengendalian intern yang baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang, dan penerimaan kas. b. Untuk memeriksa validity dan authenticity dari piutang. Validity maksudnya apakah piutang itu sah, masih berlaku, dalam arti diakui oleh yang mempunyai uang. Authenticity maksudnya apakah piutang itu didukung oleh bukti-bukti yang otentik yang sudah ditandatangani oleh pelanggan sebagai bukti bahwa pelanggan telah menerima barang yang dipesan dan faktur penjualan. c. Untuk memeriksa collectibility piutang dan cukupnya tidaknya allowance forbad debt. Collectibility maksudnya adalah kemungkinan tertagihnya piutang. d. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat yang timbul dari pendiskontoan wesel tagih. e. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di Neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK. Berikut merupakan prosedur pemeriksaan piutang menurut Sukrisno (2004:): a. Pahami dan evaluasi Internal Control atas piutang dan dan transaksi penjualan, piutang, dan penerimaan kas. b. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang. c. Minta aging schedule dari piutang usaha pertanggal neraca. d. Periksa mathematical accuracy-nya dan cek saldo individual ke buku pembantu piutang lalu totalnya ke jurnal umum. e. Test check umur piutang dari beberapa costumer ke buku pembantu piutang dan faktur penjualan. f. Kirimkan konfirmasi piutang. g. Periksa Subsequent Collection dengan memeriksa buku kas (untuk periode sesudah tanggal neraca sampai dengan tanggal penyelesaian pemeriksaan di lapangan). h. Periksa apakah ada wesel tagih yang didiskontokan. i. Periksa daftar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang disediakan oleh klien cukup. j. Tes sales cut-off dengan memeriksa sales invoice, credit note, dan lain-lain, kurang lebih dua minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca. k. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan correspondence file. l. Periksa apakah penyajian di Neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa. 5

6 B. Kerangka Pikir PEMERIKSAAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT) TERHADAP PIUTANG USAHA PADA MESRA BUSINESS & RESORT HOTEL DI SAMARINDA Laporan keuangan MESRA Business & Resort Hotel Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 01 RUMUSAN MASALAH Apakah saldo piutang usaha dalam laporan keuangan MESRA Business & Resort Hotel per 31 Desember 2011 telah disajikan secara wajar? ALAT ANALISIS YANG DIGUNAKAN: 1. Audit Program dan Audit Prosedur 2. Kertas Kerja Pemeriksaan HASIL PEMERIKSAAN KESIMPULAN ATAS AUDIT 6

7 III. Metode Penelitian A. Alat Analisis Untuk melakukan pemeriksaan tentang kewajaran penyajian saldo nilai akhir piutang pada laporan keuangan tahun 2011 pada MESRA Business & Resort Hotel di Samarinda maka alat analisis yang digunakan yaitu program audit dan prosedur pemeriksaan piutang usaha, sebagai berikut: 1. Mempelajari dan mengevaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang, dan penerimaan kas. 2. Membuat Top Schedule dan Supporting Schedule Piutang pertanggal neraca. 3. Minta aging schedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain menunjukkan nama pelanggan, saldo piutang, umur piutang dan kalau bisa subsequent collectionsnya. 4. Memeriksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger. 5. Melakukan test check umur piutang dari beberapa costumer ke subledger piutang dan sales invoice. 6. Kirimkan konfirmasi piutang. 7. Memeriksa apakah pemyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK. 8. Membuat kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa. Selanjutnya dari audit program dan prosedur pemeriksaan piutang maka dibuat kertas kerja pemeriksaan yang terdiri dari: a. Kertas Kerja Neraca (Working Balance Sheet) Daftar yang berisi akun buku besar tahun sebelumnya dan tahun yang akan diaudit. b. Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang memperlihatkan saldo per buku, audit penyesuaian, dan saldo per audit. Isi dari Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang dirincikan dalam Kertas Kerja Pendukung, maka dari itu perlu dilakukan cross index. IV. Analisis dan Pembahasan Kertas kerja pemeriksaan dimulai dengan audit program. Audit program dideskripsikan sebagai daftar kumpulan prosedur pemeriksaan yang akan diterapkan untuk memenuhi tujuan audit. Untuk pemeriksaan piutang MESRA Business & Resort Hotel disusun audit program sebagai berikut: Tabel 4.1 Audit Program Piutang AUDIT PROGRAM PIUTANG MESRA BUSINESS & RESORT HOTEL NO TUJUAN DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN TUJUAN PEMERIKSAAN Piutang yang tercatat merupakan tagihan yang sah dan merupakan milik perusahaan (validity and ownership). Semua tagihan perusahaan telah dicatat dengan lengkap dan tepat dalam pisah batas (completeness and cut-off). Cadangan piutang tak tertagih atau penghapusan piutang telah dinilai dengan cukup memadai (valuation). Piutang yang dijadikan jaminan telah diungkapkan dalam laporan keuangan secara memadai (presentation and disclosure). 7

8 5 Piutang telah diklasifiksikan dengan tepat (classification) NO PROSEDUR PEMERIKSAAN INDEKS PARAF Minta daftar piutang usaha terdiri atas nama, alamat pelanggan, nomor faktur, tanggal faktur dan jumlahnya, serta cocokkan dengan saldo di buku besar. Pelajari kebijakan akuntansi perusahaan mengenai pengakuan pendapatan dan cocokkan apakah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum serta pelajari juga kebijakan pemberian kredit dan jangka waktu pembayarannya. Lakukan analisis rasio mengenai perputaran piutang (receivable turnover) dan prosedur analitis mengenai fluktuasi piutang dengan perbandingan tahun sebelumnya Lakukan konfirmasi dengan memilih sampel yang representatif. Pemilihan tanggal konfirmasi dapat dilakukan juga atas saldo sebelum tanggal neraca. Tindak lanjuti setiap jawaban konfirmasi dan apabila terdapat selisih diminta atau teliti keterangan dari klien. Bila konfirmasi yang dikirim tidak diterima jawaban atau tidak dapat dilakukan konfirmasi, lakukan alternatif prosedur lainnya. Lakukan subsequent receipt test terhadap pembayaran piutang setelah tanggal neraca. Perhatikan retur penjualan yang besar setelah tanggal neraca. Uji pisah batas penjualan (sales cut-off) dengan memeriksa faktur penjualan beberapa hari sesudah san sebelum tanggal neraca. Teliti perjanjian-perjanjian yang berkaitan dengan penjaminan piutang usaha. Verifikasi apakah pencadangan piutang tak tertagih sudah cukup memadai dan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Waspadalah terhadap saldo-saldo lama yang masih terhutang (outstanding) Bila dalam pemeriksaan ditemukan ada hal-hal yang perlu perhatian dari para partner, ungkapkanlah halhal tersebut dalam HAL-HAL YANG PERLU PERHATIAN PARA PARTNER. Buatlah daftar koreksi dan kesimpulan hasil pemeriksaan serta saran-saran untuk pihak manajemen Sumber: Soekrisno, dkk., 2009 (modifikasi) Setelah dilakukan pemeriksaan tidak ditemukan adanya kesalahan dalam penjumlahan dan pencatatan saldo piutang pada buku besar piutang usaha. Namun pada neraca ditemukan 8 EE E

9 ketidaksesuaian dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK). Pada neraca MESRA Business & Resort Hotel tidak menunjukkan adanya cadangan kerugian piutang. Pada MESRA Business & Resort Hotel, piutang usaha dicatat tanpa menghitung taksiran kerugian piutang. Apabila terdapat piutang yang tidak tertagih tidak dicatat sebagai kerugian piutang, namun diakui menjadi piutang karyawan. Ada beberapa metode untuk menghitung taksiran kerugian piutang. Namun metode yang paling baik digunakan adalah metode analisis umur piutang, karena jumlah piutang yang dilaporkan dalam neraca akan lebih mendekati kenyataan. Dalam penentuan cadangan kerugian piutang dengan metode analisis umur piutang perlu dilakukan penentuan besarnya persentase kerugian piutang untuk masing-masing kelompok umur. Tabel 4.2 Taksiran Kerugian Piutang 31 Desember 2011 MESRA BUSINESS & RESORT HOTEL Taksiran Kerugian Piutang 31 Desember 2011 Persentase Kelompok Umur Jumlah Kerugian Piutang Taksiran Kerugian Piutang Menunggak 1-30 hari Menunggak hari Menunggak hari Menunggak hari Menunggak hari Menunggak lebih dari satu tahun Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Dari perhitungan taksiran kerugian piutang di atas maka perlu dibuat jurnal penyesuaian untuk mencatat cadangan kerugian piutang sebagai berikut: Kerugian Piutang Rp Cadangan Kerugian Piutang Rp Dalam pemeriksaan intern piutang usaha ini dilakukan pengiriman konfirmasi piutang kepada pelanggan untuk meminta penegasan mengenai saldo utang pelanggan per tanggal tertentu. Dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirimi konfirmasi piutang yang digunakan peneliti adalah random/judgement sampling, pelanggan yang dipilih adalah pelanggan dengan jumlah piutang lebih dari Rp Sehingga dikirim konfirmasi piutang kepada sembilan pelanggan. 9

10 Tabel 4.3 Kertas Kerja Neraca Aset Keterangan Ref KK Per buku Penyesuaian Per audit 31/12/2011 Debet Kredit 31/12/2011 Aktiva Lancar K a s Rp ,22 Rp ,22 < B a n k Rp ,41 Rp ,41 < Piutang Usaha E Rp ,00 Rp ,00 < Piutang Lain-lain E Rp ,73 Rp ,73 < Cadangan Kerugian Piutang E ,00 Rp ,00 < Persediaan Barang Dagang Rp ,12 Rp ,12 < Uang Muka Pajak Pendapatan Rp ,19 Rp ,19 < Uang Muka Lain-Lain Rp ,33 Rp ,33 < Total Aktiva Lancar Rp ,00 Rp ,00 < Aktiva Tetap Aktiva Tetap Rp ,36 Rp ,36 < Akum.Penyusutan Aktiva Tetap Rp ,08 Rp ,08 < Nilai Buku Rp ,28 Rp ,28 < Aktiva Tetap Lain-Lain Koperasi Rp ,69 Rp ,69 < Piutang Hubungan Istimewa Rp ,70 Rp ,70 < Total Aktiva Lain-Lain Rp ,39 Rp ,39 < TOTAL AKTIVA Rp , ,00 Rp ,67 < ^ ^ ^ ^ Keterangan tickmark : ^ checked footing < checked cross footing Klien: Dibuat oleh: Diperiksa Oleh: Indeks: MESRA Business & Resort Hotel KKN1 Skedul: Tanggal: Tanggal: Kertas Kerja Neraca - Aset 10

11 Tabel 4.4 Kertas Kerja Neraca Hutang & Modal Keterangan Ref KK Per buku Penyesuaian Per audit 31/12/2011 Debet Kredit 31/12/2011 Hutang Lancar Hutang Dagang Rp ,11 Rp ,11 < Hutang Gaji Rp ,67 Rp ,67 < Hutang Service Karyawan Rp ,20 Rp ,20 < Hutang Rekonsiliasi Bank - - < Hutang PPh 21. Karyawan Rp ,33 Rp ,33 < Hutang Pbn. I Rp ,46 Rp ,46 < Hutang Pajak Perseroan Rp ,64 Rp ,64 < Hutang Deposit Tamu Rp ,08 Rp ,08 < Hutang Lain-lain Rp ,64 Rp ,64 < Hutang Voucher Mesra Rp ,29 Rp ,29 < Pendapatan diterima dimuka Rp ,61 Rp ,61 < Total Hutang Lancar Rp ,04 Rp ,04 < Hutang Jangka Panjang Hutang Bank BPD Rp ,98 Rp ,98 < Modal Modal Yang Disetor Rp ,41 Rp ,41 < Laba tahun tahun lalu Rp ,38 Rp ,38 < Laba (rugi) tahun berjalan Rp , ,00 Rp ,87 < TOTAL HUTANG DAN MODAL Rp , ,00 Rp ,67 ^ ^ ^ ^ Keterangan Tick Mark : ^ checked footing < checked crossfooting Klien: Dibuat oleh: Diperiksa Oleh: Indeks: MESRA Business & Resort Hotel KKN2 Skedul: Kertas Kerja Tanggal: Tanggal: Neraca - Hutang & Modal 11

12 Tabel 4.5 Kertas Kerja Laba Rugi Keterangan Ref KK Per buku Penyesuaian Per audit 31/12/2011 Debet Kredit 31/12/2011 PENJUALAN Rp ,00 Rp ,00 < BEBAN PENJUALAN Rp ( ,00) Rp ( ,00) < LABA KOTOR Rp ,00 Rp ,00 < ^ ^ BEBAN USAHA Rp ( ,13) Rp ( ,13) < KERUGIAN PIUTANG ,00 Rp ( ,00) < LABA USAHA Rp ,87 Rp ,87 < ^ ^ BEBAN LAIN-LAIN Rp ( ,00) Rp ( ,00) < EBIT Rp ,87 Rp ,87 < ^ ^ DEPRESIASI/AMORTISASI Rp ( ,00) Rp ( ,00) < PBB - - BUNGA Rp ( ,00) Rp ( ,00) < ASURANSI ASET Rp ( ,00) Rp ( ,00) < EAT Rp , ,00 Rp ,87 < ^ ^ ^ ^ Keterangan Tick Mark : ^ checked footing < checked crossfooting Klien: Dibuat oleh: Diperiksa Oleh: Indeks: MESRA Business & Resort Hotel KKLR Skedul: Tanggal: Tanggal: Kertas Kerja Neraca - Aset 12

13 Tabel 4.6 Kertas Kerja Pemeriksaaan Piutang Keterangan Ref KK Per buku Penyesuaian Per audit 31/12/2011 Debet Kredit 31/12/2011 Piutang Usaha E1 Rp ,00 Rp ,00 < Piutang Lain-lain E2 Rp ,73 Rp ,73 < Cadangan Kerugian Piutang ,00 Rp ( ,00) < Rp , ,00 Rp ,73 < ^ ^ ^ ^ Terdapat selisih antara saldo Per Buku dengan saldo Per Audit Saldo Piutang Per Audit dikurangi dengan cadangan kerugian piutang sebesar Rp ,00 sehingga jurnal penyesuaian yang diusulkan adalah: Kerugian Piutang Cadangan Kerugian Piutang Rp ,00 Rp ,00 ^ checked footing < checked cross footing Klien Dibuat oleh: Diperiksa Oleh: Indeks: MESRA Business & Resort Hotel Skedul Tanggal: Tanggal: KKP Piutang E 13

14 Tabel 4.7 Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang Usaha Keterangan Ref KK Per buku Penyesuaian Per audit 31/12/2011 Debet Kredit 31/12/2011 AEL INDONESIA, PT Rp ,00 V - - Rp ,00 < AMEX CARD Rp ,00 V - - Rp ,00 < AXA ASURANSI Rp ,00 V - - Rp ,00 < BANK KALTIM EE1 Rp ,00 V - - Rp ,00 < BERAU COAL,PT Rp ,00 V - - Rp ,00 < BIMA NUSANTARA Rp ,00 V - - Rp ,00 < BP DAS MAHAKAM Rp ,00 V - - Rp ,00 < CIPTA KRIDATAMA, PT Rp ,00 V - - Rp ,00 < Coca Cola, PT Rp ,00 V - - Rp ,00 < DAYAN PRAMANA Rp ,00 V - - Rp ,00 < DEBIT BCA. Rp ,00 V - - Rp ,00 < DINAS KESEHATAN PROV KALTIM Rp ,00 V - - Rp ,00 < DISNAKER PROV. KALTIM Rp ,00 V - - Rp ,00 < DISHUB BONTANG Rp ,00 V - - Rp ,00 < Dr. Dani firnanda Rp ,00 V - - Rp ,00 < Duo Mitra Oil Rp ,00 V - - Rp ,00 < ENTERPRENUR Rp ,00 V - - Rp ,00 < EPIC PRIMAFERTA CARDIATA Rp ,00 V - - Rp ,00 < EXTRA BED/TRANSFER Rp ,00 V - - Rp ,00 < FENDY (MEMBER FITNESS) Rp ,00 V - - Rp ,00 < GP ANSOR Rp ,00 V - - Rp ,00 < 14

15 Lanjutan dari Tabel 4.7 Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang Usaha H.HERRIYANSYAH ANDRIAN ST/5120 Rp ,00 V - - Rp ,00 < HM. Rusli Rp ,00 V - - Rp ,00 < HUTAMA KARYA Rp ,00 V - - Rp ,00 < INDOMINCO MANDIRI, PT Rp ,00 V - - Rp ,00 < KEMENTRIAN ESDM Rp ,00 V - - Rp ,00 < KEMENTRIAN KEUANGAN EE2 Rp ,00 V - - Rp ,00 < KITADIN, PT Rp ,00 V - - Rp ,00 < Kaha Tour & Travel Rp ,00 V - - Rp ,00 < Kaltim Prima Coal, PT Rp ,00 V - - Rp ,00 < Kantor Pelayanan Perbendaharaan Rp ,00 V - - Rp ,00 < LANA HARITA INDONESIA, PT Rp ,00 V - - Rp ,00 < LAP.TENNES FAMILY CLUB Rp ,00 V - - Rp ,00 < LAUNDRY/SUTARNO Rp ,00 V - - Rp ,00 < LINDA/BON 3116 RIDANA Rp ,00 V - - Rp ,00 < Lap. Tennis BNI Rp ,00 V - - Rp ,00 < MAHAKAM SUMBER JAYA, PT Rp ,00 V - - Rp ,00 < MASTER CARD EE3 Rp ,00 V - - Rp ,00 < MG.HOLLIDAY Rp ,00 V - - Rp ,00 < Mandiri Club Rp ,00 V - - Rp ,00 < Mesra Mining Group Rp ,00 V - - Rp ,00 < Moshi-Mhosi T&T EE4 Rp ,00 V - - Rp ,00 < Mujek Rp ,00 V - - Rp ,00 < PAMA PERSADA, PT Rp ,00 V - - Rp ,00 < 15

16 PKT Bontang, PT EE5 Rp ,00 V - - Rp ,00 < POLRESTA Rp ,00 V - - Rp ,00 < PT. BUKIT MAKMUR Rp ,00 V - - Rp ,00 < PT. FAJAR SURYA SWADAYA Rp ,00 V - - Rp ,00 < PT. INDOMINCO MANDIRI Rp ,00 V - - Rp ,00 < PT. KALTIM PARNA INDUSTRI Rp ,00 V - - Rp ,00 < PT.ABICAM Rp ,00 V - - Rp ,00 < PT.BINA SARANA SUKSES Rp ,00 V - - Rp ,00 < PT.CONTROL SYSTEMS Rp ,00 V - - Rp ,00 < PT.GEOCEAN INDONESIA Rp ,00 V - - Rp ,00 < PT.SEMCO EE6 Rp ,00 V - - Rp ,00 < Pemkot Balikpapan Rp ,00 V - - Rp ,00 < Pertamina Rp ,00 V - - Rp ,00 < Poltabes EE7 Rp ,00 V - - Rp ,00 < RIDANA TARIGAN/3109/3110 Rp ,00 V - - Rp ,00 < RIDANA TARIGAN/3112 Rp ,00 V - - Rp ,00 < RIDANA TARIGAN/3122 Rp ,00 V - - Rp ,00 < SEKJEN ESDM JAKARTA Rp ,00 V - - Rp ,00 < SIH ROCHMAN/2116/2104 Rp ,00 V - - Rp ,00 < SIH ROCHMAN/2124 Rp ,00 V - - Rp ,00 < Samsat Rp ,00 V - - Rp ,00 < Sanbe farma Rp ,00 V - - Rp ,00 < Sri Ayu Miranda Rp ,00 V - - Rp ,00 < 16

17 Lanjutan dari Tabel 4.7 Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang Usaha Sucofindo, PT Rp ,00 V - - Rp ,00 < TEGUH BUDI HARSO Rp ,00 V - - Rp ,00 < TRAKINDO UTAMA, PT Rp ,00 V - - Rp ,00 < MR.ANG (ulang tahun) EE8 Rp ,00 V - - Rp ,00 < Universitas Mulawarman Rp ,00 V - - Rp ,00 < VISA CARD EE9 Rp ,00 V - - Rp ,00 < Vaya Tour,PT Rp ,00 V - - Rp ,00 < WAHANA INTI SEJATI Rp ,00 V - - Rp ,00 < IBU MARYA (wedding) Rp ,00 V - - Rp ,00 < Wijaya Karya, PT Rp ,00 V - - Rp ,00 < YAYASAN IRSYADIAH/SEKOLAH ARAB Rp ,00 V - - Rp ,00 < Yayasan Bunga Bangsa Rp ,00 V - - Rp ,00 < Yusan Triananda Rp ,00 V - - Rp ,00 < Yusi Ananda Rp ,00 V - - Rp ,00 < Rp ,00 L - - Rp ,00 < ^ ^ ^ ^ Saldo per buku dengan saldo per audit Piutang Usaha tidak terdapat selisih sehingga tidak perlu membuat jurnal penyesuaian Keterangan Tick Mark : ^, < checked footing, crossfooting L cocok dengan buku besar piutang usaha V cocok dengan buku besar pembantu piutang usaha Klien Dibuat oleh: Diperiksa Oleh: Indeks: MESRA Business & Resort Hotel E1 Skedul Tanggal: Tanggal: KKP Piutang Usaha 17

18 Tabel 4.8 Kertas Kerja Daftar Konfirmasi No Pelanggan Alamat Jumlah per Pelanggan (Rp) Hasil Konfirmasi Perbedaan 1 Bank Kaltim Jl. Jend Sudirman 33 Samarinda ,00 CB - 2 Kementerian Keuangan Jl. Dr. Wahidin No 1 Jakarta ,00 CB - 3 Master Card Jl. Mulawarman 23 Samarinda ,00 CB - 4 Moshi-moshi Tour & Travel Jl. Gubernur Suryo 1-3 Surabaya ,00 CB - 5 PT Pupuk Kaltim Bontang Jl. James Simandjuntak No. 1 Bontang ,00 CB - 6 PT SEMCO Jl. Jend.Gatot Subroto No.42 Jakarta ,00 CB - 7 Poltabes Jl. Bhayangkara Samarinda ,00 CB - 8 mr. Ang Jl. Pesona Mahakam Blok A1 No.15 Smd ,00 NR - 9 Visa Card Jl. Imam Bonjol 31 A-B Samarinda ,00 NR - CB : Confirm Balance NR : No Reply Keterangan Tick Mark : ^ checked footing ,00 - ^ ^ Klien Dibuat oleh: Diperiksa Oleh: Indeks: MESRA Business & Resort Hotel EE Skedul Tanggal: Tanggal: KKP Piutang Usaha 18

19 Tabel 4.9 Ikhtisar Hasil Konfirmasi Piutang Usaha IKHTISAR HASIL KONFIRMASI POSITIF NEGATIF PERUSAHAAN: MESRA BUSINESS & RESORT HOTEL TANGGAL NERACA: 31-Des-11 NAMA PERKIRAAN METODE SAMPLING TANGGAL SALDO YANG Piutang Usaha TAHUN INI TAHUN LALU DIKONFIRMASI: 31-Des-11 RANDOM RANDOM TANGGAL PENGIRIMAN KONFIRMASI: 03-Sep-12 KONFIRMASI PERTAMA KONFIRMASI KEDUA % dari Rp Pelanggan Konfirmasi yang Total Dikirim Jumlah Piutang ,00 80 Rp Pelanggan Rp Pelanggan Jumlah Konfirmasi yang Dikirim , % 11% 100% 100% Jawaban Konfirmasi Jawaban Setuju , % 9% 79% 78% Jawaban Berbeda: a. Bisa Direkonsiliasi b. Tidak Bisa Direkonsiliasi Dikembalikan Kantor Pos Tidak Dijawab , % 3% 21% 22% DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH PARAF TANGGAL PARAF TANGGAL 19

20 Dari hasil analisis yang telah dilakukan, penulis dapat memberikan uraian yang tertuang dalam pembahasan berikut: Kertas kerja yang pertama kali dibuat oleh penulis adalah audit program. Audit program berisi tujuan dan prosedur pemeriksaan yang dilakukan selama proses pemeriksaan piutang usaha MESRA Business & Resort Hotel. Untuk memulai pemeriksaan dilakukan kuesioner pihak terkait tentang struktur pengendalian intern atas proses penjualan kredit. Alat analisis yang digunakan adalah Internal Control Questionnaries (ICQ), kemudian dibuat kesimpulan bahwa struktur pengendalian intern MESRA Business & Resort Hotel sudah memadai. Selain itu diperoleh informasi bahwa MESRA Business & Resort Hotel tidak melakukan perhitungan pencadangan piutang tidak tertagih dan tidak ada pencatatan kerugian piutang, karena apabila terdapat piutang yang tidak tertagih sehingga timbul kerugian piutang dicatat sebagai piutang karyawan. Sehingga penulis melakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai cadangan kerugian piutang yang seharusnya dicantumkan untuk mengurangi jumlah piutang usaha pada neraca. Dari perhitungan untuk menentukan cadangan kerugian piutang dengan metode analisis umur piutang yang dilakukan penulis, hasil yang didapat yaitu sebesar Rp ,00. Kemudian pemeriksaan dilanjutkan dengan pembuatan kertas kerja pemeriksaan yang terdiri dari Kertas Kerja Neraca, Kertas Kerja Laba Rugi, Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang, Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang Usaha, Daftar Konfirmasi, Ikhtisar Hasil Konfirmasi Piutang Usaha. Pada KKP Piutang Usaha, tidak ditemukan adanya kesalahan pencatatan atau kesalahan perhitungan, sehingga tidak diperlukan adanya penyesuaian. Penyesuaian baru dilakukan pada KKP Piutang, karena adanya rekening Cadangan Kerugian Piutang sebesar Rp ,00 yang mengurangi saldo Piutang per buku dari Rp ,73 menjadi Rp ,73. Pada KK Laba Rugi dapat dilihat adanya penyeseuaian dengan adanya Kerugian Piutang (Bad Debt Expense) sebesar Rp ,00, sehingga mengurangi laba bersih (Earnings after Tax) dari Rp ,87 menjadi Rp ,87. Sedangkan pada KK Neraca dapat dilihat bahwa saldo piutang usaha tidak mengalami perubahan, namun penyesuaian yang terjadi yaitu terdapat Cadangan Kerugian Piutang sebesar Rp ,00 di sebelah kredit pada bagian Aset dan pada bagian Hutang & Modal, Laba Tahun Berjalan dikurangi sebesar Rp ,00. Setelah itu untuk meyakinkan saldo piutang debitur, maka dikirimkan konfirmasi piutang kepada pelanggan yang masih memiliki saldo piutang per 31 Desember 2011 yang saldonya di atas Rp ,00. Dari sembilan konfirmasi yang dikirimkan, tujuh pelanggan menyatakan bahwa saldo piutang sesuai dengan perhitungan pelanggan dan dua pelanggan tidak mengirim kembali konfirmasinya. Berdasarkan analisis dan pembahasan di atas maka penulis dapat memberikan jawaban dari permasalahan yang dikemukakan sebelumnya yaitu bahwa saldo piutang usaha yang tercantum dalam laporan keuangan MESRA Business & Resort Hotel per 31 Desember belum disajikan secara wajar karena belum dikurangi dengan cadangan kerugian piutang. Berdasarkan analisis dan paparan pembahasan di atas disusun neraca komparatif sebagai berikut: Tabel 4.10 Neraca Komparatif - Aset 20

21 MESRA BUSINESS & RESORT HOTEL NERACA KOMPARATIF Per Buku Koreksi Per Audit 31/12/ /12/2011 Aktiva Lancar K a s Rp ,22 Rp ,22 B a n k Rp ,41 Rp ,41 Piutang Usaha Rp ,00 Rp ,00 Piutang Lain-lain Rp ,73 Rp ,73 Cadangan Kerugian Piutang ,00 Rp ( ,00) Persediaan Barang Dagang Rp ,12 Rp ,12 Uang Muka Pajak Pendapatan Rp ,19 Rp ,19 Uang Muka Lain-Lain Rp ,33 Rp ,33 Total Aktiva Lancar Rp ,00 Rp ,00 Aktiva Tetap Aktiva Tetap Rp ,36 Rp ,36 Akum.Penyusutan Aktiva Tetap Rp ,08 Rp ,08 Nilai Buku Rp ,28 Rp ,28 Aktiva Tetap Lain-Lain Koperasi Rp ,69 Rp ,69 Piutang Hubungan Istimewa Rp ,70 Rp ,70 Total Aktiva Lain-Lain Rp ,39 Rp ,39 TOTAL AKTIVA Rp , ,00 Rp ,67 Sumber: Data Diolah Tabel 4.11 Neraca Komparatif Hutang & Modal MESRA BUSINESS & RESORT HOTEL NERACA KOMPARATIF Per Buku Koreksi Per Audit 31/12/ /12/2011 Hutang Lancar Hutang Dagang Rp ,11 Rp ,11 Hutang Gaji Rp ,67 Rp ,67 Hutang Service Karyawan Rp ,20 Rp ,20 Hutang Rekonsiliasi Bank - - Hutang PPh 21. Karyawan Rp ,33 Rp ,33 Hutang Pbn. I Rp ,46 Rp ,46 Hutang Pajak Perseroan Rp ,64 Rp ,64 Hutang Deposit Tamu Rp ,08 Rp ,08 Hutang Lain-lain Rp ,64 Rp ,64 Hutang Voucher Mesra Rp ,29 Rp ,29 Pendapatan diterima dimuka Rp ,61 Rp ,61 Total Hutang Lancar Rp ,04 Rp ,04 Hutang Jangka Panjang Hutang Bank BPD Rp ,98 Rp ,98 Laba tahun tahun lalu Rp ,38 Rp ,38 Laba (rugi) tahun berjalan Rp ,87 ( ,00) Rp ,87 TOTAL HUTANG DAN MODAL Rp , ,00 Rp ,67 Sumber: Data Diolah 21

22 Tabel 4.12 Laporan Laba Rugi Komparatif MESRA BUSINESS & RESORT HOTEL LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF Per Buku Koreksi Per Audit 31/12/ /12/2011 PENJUALAN Rp ,00 Rp ,00 BEBAN PENJUALAN Rp ( ,00) Rp ( ,00) LABA KOTOR Rp ,00 Rp ,00 BEBAN USAHA Rp ( ,13) Rp ( ,13) KERUGIAN PIUTANG - ( ,00) Rp ( ,00) LABA USAHA Rp ,87 Rp ,87 BEBAN LAIN-LAIN Rp ( ,00) Rp ( ,00) EBIT Rp ,87 Rp ,87 DEPRESIASI/AMORTISASI Rp ( ,00) Rp ( ,00) PBB - - BUNGA Rp ( ,00) Rp ( ,00) ASURANSI ASET Rp ( ,00) Rp ( ,00) EAT Rp ,87 ( ,00) Rp ,87 Sumber: Data Diolah V. Penutup A. Kesimpulan Dari keseluruhan rangkaian pemeriksaan yang dilaksanakan terhadap piutang MESRA Business & Resort Hotel, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Diketahui saldo piutang per buku Rp ,73 dan saldo piutang per audit Rp , Setelah dilakukan pemeriksaan piutang pada laporan keuangan MESRA Business & Resort Hotel untuk periode 31 Desember 2011 ditemukan bahwa tidak dilakukan perhitungan dan pencatatan Cadangan Kerugian Piutang pada Neraca MESRA Business & Resort Hotel. Sehingga penulis perlu melakukan perhitungan Cadangan Kerugian Piutang yang hasilnya sebesar Rp ,00. Kemudian penulis melakukan penyesuaian dengan menambahkan Cadangan Kerugian Piutang pada Neraca dan mengurangi Laba Tahun Berjalan sebesar Rp ,00. B. Saran Sebagai bahan masukan bagi MESRA Business & Resort Hotel, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Sebaiknya melakukan perhitungan Cadangan Kerugian Piutang kemudian dicantumkan dalam laporan keuangan Neraca sesuai dengan prinsip akuntansi di Indonesia yaitu SAK, agar jumlah piutang yang ditunjukkan dalam Neraca dapat lebih sesuai dengan kenyataan. 2. Untuk piutang yang sudah jatuh tempo hendaknya segera dilakukan penagihan. Apabila terdapat piutang yang tidak dapat ditagih maka segera dilakukan pencatatan penghapusan piutang. 3. Segera membenahi kelemahan-kelemahan dalam pengendalian yaitu pemisahan tugas dan tanggung jawab yang lebih tegas agar terhindar dari kesengajaan dalam penyelewengan. 22

23 DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno Auditing oleh Kantor Akuntan Publik, Edisi Ketiga, Jilid 1. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta Auditing oleh Kantor Akuntan Publik, Edisi Ketiga, Jilid 2. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Baridwan, Zaki INTERMEDIATE ACCOUNTING, Edisi Kedelapan. BPFE. Yogyakarta. Guy, Dan M., C. Wayne Alderman, dan Alan J. Winters AUDITING, Edisi Kelima, Jilid I, Erlangga, Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001, PT. Salemba Empat, Jakarta. Jusup, Al Haryono Dasar-dasar AKUNTANSI, Edisi 6, Jilid 2, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Simamora, Henry Auditing, Edisi Ke-1, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. 23

AUDIT PIUTANG USAHA PADA PT. AGUS SUTA LINE DI SAMARINDA. Wijaya Rossa Prawinata

AUDIT PIUTANG USAHA PADA PT. AGUS SUTA LINE DI SAMARINDA. Wijaya Rossa Prawinata AUDIT PIUTANG USAHA PADA PT. AGUS SUTA LINE DI SAMARINDA Wijaya Rossa Prawinata 10.11.1001.3408.041 Email: zhiau2_92@rocketmail.com Elfreda A lau Adi Surosos Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melakukan pekerjaannya seorang auditor harus memiliki pedoman, langkah-langkah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melakukan pekerjaannya seorang auditor harus memiliki pedoman, langkah-langkah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Audit Audit atas laporan keuangan diperlukan untuk menghindari ketidakakuratan suatu laopran baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes : mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes : mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing a. Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes : Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap

Lebih terperinci

Trade Debt & Other Debt AUDIT

Trade Debt & Other Debt AUDIT Trade Debt & Other Debt AUDIT PEMERIKSAAN PIUTANG DAN PIUTANG LAINNYA 2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 7-1 Konsep Piutang *SAK* Menurut sumber terjadinya Piutang

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENJUALAN P E N J U A L A N P I U T A N G PPN P E R S E D I A A N H P P R E T U R P E N J U A L A N

AUDIT SIKLUS PENJUALAN P E N J U A L A N P I U T A N G PPN P E R S E D I A A N H P P R E T U R P E N J U A L A N AUDIT SIKLUS PENJUALAN P E N J U A L A N P I U T A N G PPN P E R S E D I A A N H P P R E T U R P E N J U A L A N JURNAL Perusahaan menjual produk seharga Rp. 100.000,- dengan harga pokok 60% dari harga

Lebih terperinci

Chapter V KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS)

Chapter V KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS) Chapter V KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS) Pengertian Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) adalah : Semua berkas/dokumentasi prosedur audit dan temuan pemeriksaan, yang dikumpulkan oleh auditor

Lebih terperinci

Klien: Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Indeks

Klien: Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Indeks Asersi Manajemen NO Pengendalian Internal Occurence completeness accuracy classification timing Control Penjualan 1 Faktur penjualan, Surat Jalan, Bukti Pengeluaran Barang, dan Kartu Gudang Ada v 2 Setiap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan,

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Survei Pendahuluan Sebelum melaksanakan audit keuangan pada PT Simran Jaya, penulis terlebih dahulu melakukan survei pendahuluan kepada perusahaan yang akan di audit. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN PIUTANG. 1.Sifat dan contoh Piutang 2.Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Piutang 3.Prosedur Pemeriksaan Piutang

PEMERIKSAAN PIUTANG. 1.Sifat dan contoh Piutang 2.Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Piutang 3.Prosedur Pemeriksaan Piutang PEMERIKSAAN PIUTANG 1.Sifat dan contoh Piutang 2.Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Piutang 3.Prosedur Pemeriksaan Piutang 1 Sifat dan contoh Piutang Sifat Piutang: Menurut SAK: Ada dua jenis piutang

Lebih terperinci

PT. PETA. Prosedur Audit

PT. PETA. Prosedur Audit No Prosedur Audit PIUTANG USAHA 1 Minta daftar piutang usaha terdiri atas nama, alamat pelanggan, nomor faktur, tanggal faktur dan jumlahnya, serta cocokkan dengan saldo di buku besar 2 Pelajari kebijakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian utang usaha Menurut Munawir, (2007:18) utang dagang adalah utang yang timbul karena adanya pembelian dagangan secara kredit. Jadi dapat disimpulkan

Lebih terperinci

Topik 6 : Kertas Kerja Pemeriksaan (Audit Working Papers)

Topik 6 : Kertas Kerja Pemeriksaan (Audit Working Papers) Topik 6 : Kertas Kerja Pemeriksaan (Audit Working Papers) Tujuan : Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa mampu memahami : 1. Pengertian kertas kerja pemeriksaan 2. Tujuan kertas kerja pemeriksaan 3.

Lebih terperinci

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (Audit Working Papers)

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (Audit Working Papers) KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (Audit Working Papers) Merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan klien dengan laporan audit. Oleh karenanya kertas kerja merupakan alat penting dalam profesi akuntan publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin meningkat dan menambah permasalahan yang dihadapi oleh manajemen suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit.

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit. BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit II.1.1 Pengertian Audit Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit. William F. Messier, Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt yang diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sistem informasi dewasa ini menuntut perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sistem informasi dewasa ini menuntut perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan sistem informasi dewasa ini menuntut perusahaan-perusahaan kedalam persaingan yang semakin ketat dan kompetitif. Perusahaan berlomba-lomba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal neraca

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal neraca Subsequent Event Subsequent Events adalah : Peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum diterbitkannya Laporan Audit Mempunyai akibat yang material terhadap laporan keuangan

Lebih terperinci

Chapter V KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS)

Chapter V KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS) Chapter V KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS) Pengertian Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) adalah : Semua berkas/dokumentasi prosedur audit dan temuan pemeriksaan, yang dikumpulkan oleh auditor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Usaha 2.1.1 Definisi Piutang Usaha berikut : Pengertian Piutang usaha menurut Rudiato ( 2008 : hal 225 ) adalah sebagai Piutang usaha adalah piutang yang timbul dari penjualan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

Pengujian Substantif Piutang Usaha

Pengujian Substantif Piutang Usaha Pengujian Substantif Piutang Usaha ( Pertemuan ke-5) Antariksa Budileksmana antariksa_b@yahoo.com www.antariksa.info 2008 Antariksa Budileksmana Prodi Akuntansi UMY 5-1 Deskripsi Piutang Piutang Klaim

Lebih terperinci

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: SA Seksi 326 BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang  Herry (2009:266) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Audit Definisi auditing menurut Jusup (2014:10) adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

EE1&EE2 dan uji penerimaan pembayaran piutangnya) 7 Lakukan subsequent receipt test terhadap pembayaran piutang setelah tanggal neraca

EE1&EE2 dan uji penerimaan pembayaran piutangnya) 7 Lakukan subsequent receipt test terhadap pembayaran piutang setelah tanggal neraca No Prosedur Audit Dikerjakan Oleh PIUTANG USAHA indeks paraf 1 Minta daftar piutang usaha terdiri atas nama, alamat pelanggan, nomor faktur, tanggal faktur dan jumlahnya, serta cocokkan dengan saldo di

Lebih terperinci

EVALUASI PROSEDUR AUDIT DALAM RANGKA PEMENUHAN TUJUAN AUDIT ATAS PIUTANG USAHA

EVALUASI PROSEDUR AUDIT DALAM RANGKA PEMENUHAN TUJUAN AUDIT ATAS PIUTANG USAHA EVALUASI PROSEDUR AUDIT DALAM RANGKA PEMENUHAN TUJUAN AUDIT ATAS PIUTANG USAHA Andhita Yukihana Rahmayanti 1 Birawani Dwi Anggraeni 2 Laboratorium Akuntansi Program Vokasi Universitas Indonesia, a.yukihana@ui.edu,birawani@yahoo.co.uk

Lebih terperinci

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti Audit BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: "Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Pelaksanaan Kuliah Kerja Preaktek Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara Indonesia Bandung, penulis ditempatkan di Direktorat

Lebih terperinci

Audit Siklus Pendapatan

Audit Siklus Pendapatan Audit Siklus Pendapatan Pengujian Substantif Terhadap Saldo Piutang Usaha Muhaimin SE, Ak, M. Ak, CA, CPA Transaksi yang mempengaruhi piutang usaha a. Transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali, berfokus pada akuisisi sumber daya modal melalui utang berbunga dan ekuitas pemilik dan pembayaran

Lebih terperinci

Perlakuan Akuntansi Piutang pada PT CDP

Perlakuan Akuntansi Piutang pada PT CDP Perlakuan Akuntansi Piutang pada PT CDP Dena Dwi Putri¹, Irawan, S.E., M.Si², Damayanti, S.E., M.M., Ak.CA³ ¹mahasiswa, ²pembimbing 1, ³pembimbing 2 Mahasiswa Jurusan Ekonomi dan Bisnis dan Dosen Pengajar

Lebih terperinci

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga STANDAR AUDITING SA Seksi 200 : Standar Umum SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga SA Seksi 500 : Standar Pelaporan Keempat STANDAR UMUM 1.

Lebih terperinci

BAB II AUDIT PERSEDIAAN BERDASAR STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN MENURUT SPAP

BAB II AUDIT PERSEDIAAN BERDASAR STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN MENURUT SPAP 8 BAB II AUDIT PERSEDIAAN BERDASAR STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN MENURUT SPAP 2.1 Auditing Pada dasarnya, auditing sangat memberi nilai tambah bagi laporan keuangan yang telah disusun oleh suatu perusahaan

Lebih terperinci

Chapter 14 Audit terhadap Siklus Penjualan dan Penagihan Piutang

Chapter 14 Audit terhadap Siklus Penjualan dan Penagihan Piutang Chapter 14 Audit terhadap Siklus dan Penagihan Piutang Statement Presentation Outline I. Account dan Dokumen dalam Siklus dan Penagihan II. Pemisahan Fungsi III. Tujuan Audit untuk Transaksi IV. Tujuan

Lebih terperinci

Ekonomi dan Bisnis Akuntnasi S1

Ekonomi dan Bisnis Akuntnasi S1 Modul ke: 03Fakultas Nama Ekonomi dan Bisnis Audit II Competing The Test In The Sales And Collection Cycle:Accounts Receivable (Menyelesaikan Pengujian Dalam Siklus Penjualan dan Penagihan: Piutang Usaha)

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL : KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN OLEH: EKO ARIE WICAKSONO 5366 STAR PRO BPKP BATCH UNIVERSITAS LAMPUNG 6 ASET Keterangan

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN AUDIT WORKING PAPERS 2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 7-1 General Audit Dalam menjalankan General Audit KAP harus berpedoman pada SPAP

Lebih terperinci

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) Disampaikan oleh M. HUSNI MUBAROK, SE. M.SI.Ak. CA MAULAN IRWADI, SE.M MSI,.Ak.CA PREVIEW GENERAL AUDIT 1. DEFINISI 2. TUJUAN 3.TANGGUNG JAWAB LAP. KEU 4.CARA

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR Oleh : Nova Chandra Email : novachandra59@yahoo.com Pembimbing I : Faridah Email : faridah_ku@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, Auditing sudah menjadi hal yang tidak asing lagi di kalangan perusahaan. Hal ini sebagaimana yang diatur dalam berbagai aturan hukum mengenai perlunya

Lebih terperinci

Pelaporan Keu.Entitas Nir Laba (PSAK no 45 revisi 2011) Pelaporan akuntansi secara umun (PSAK no 01)

Pelaporan Keu.Entitas Nir Laba (PSAK no 45 revisi 2011) Pelaporan akuntansi secara umun (PSAK no 01) 1). Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan

Lebih terperinci

CASH and RECEIVABLES

CASH and RECEIVABLES CHAPTER 7 CASH and RECEIVABLES Bab ini membahas mengenai elemen dari Laporan Keuangan, yaitu current assets Cash and Cash Equivalents and Receivables. Untuk kas, kata kuncinya adalah internal kontrol dan

Lebih terperinci

1.1 Pengertian Auditing

1.1 Pengertian Auditing 1.1 Pengertian Auditing Secara umum Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan - pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Akuntansi 1. Pengertian Sistem Akuntansi Pendekatan sistem memberikan banyak manfaat dalam memahami lingkungan kita. Pendekatan sistem berusaha menjelaskan sesuatu dipandang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI - TEORI 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas a. Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan

Lebih terperinci

REPRESENTASI MANAJEMEN

REPRESENTASI MANAJEMEN SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Auditing Secara umum auditing adalah suatu proses sistematika untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

Lebih terperinci

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN 130522063 AKBAR ANWARI LUBIS 130522064 MUCHTI WIRAHADINATA 130522065 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi yang diterapkan secara memadai sangat membantu manajemen dalam menghadapi masalah yang muncul. Berikut ini akan diuraikan beberapa definisi tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan BAB II LANDASAN TEORI A. AKUNTANSI Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh para usahawan. Peranan akuntansi dalam membantu

Lebih terperinci

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL SA Seksi 323 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL Sumber: PSA No. 56 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi sebagai berikut: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER

A. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER A. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER Dalam suatu general audit/financial audit (pemeriksaan umum), akuntan public pada akhir pemeriksaannya harus mengeluarkan laporan akuntan public yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Prima Jabar Steel.

Lebih terperinci

ANALISIS LIKUIDITAS PADA PT.PELAYARAN DUTA LINTAS SAMUDERA DI SAMARINDA

ANALISIS LIKUIDITAS PADA PT.PELAYARAN DUTA LINTAS SAMUDERA DI SAMARINDA ANALISIS LIKUIDITAS PADA PT.PELAYARAN DUTA LINTAS SAMUDERA DI SAMARINDA Winda Dwiastuti Wijaya 10.11.1001.3408.033 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda winda.wijaya92@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa akuntan. KAP Bayudi Watu dan Rekan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Berikut klasifikasi dari transaksi pada siklus penjualan dan penagihan :

BAB II PEMBAHASAN. Berikut klasifikasi dari transaksi pada siklus penjualan dan penagihan : BAB I PENDAHULUAN Salah satu cara yang dilakukan untuk mencapai laba adalah dengan melakukan penjualan. Penjualan merupakan salah satu usaha perusahaan untuk mencapai tujuan perusahan, sebab penjualan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prosedur 2.1.1. Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapai tujuan yang

Lebih terperinci

PPh Pasal 21 yang harus dipotong 8,556,000 6,300,000 37,970,000 3,366,000

PPh Pasal 21 yang harus dipotong 8,556,000 6,300,000 37,970,000 3,366,000 NAMA DENI SUGENG RANTUNG AGUS Mulai bekerja Jan-22 40,909 39,630 40,087 Status K/0 K/2 K/3 TK Gaji 96,000,000 84,000,000 216,000,000 60,000,000 THR 8,000,000 7,000,000 18,000,000 5,000,000 PPh Pasal 21

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010 REKAP SOAL UN SMK Kumpulan Bank Soal UKK Teori Akuntansi AKUNTANSI 2008/2009 2009/2010 1. Definisi akuntansi adalah A. Ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perhitungan uang perusahaan B. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan ekonomi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan ekonomi di Indonesia khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan ekonomi di Indonesia khususnya Provinsi Bali, terus mengalami perkembangan. Hal tersebut dikarenakan semakin banyaknya

Lebih terperinci

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN Sunarji Harahap STIE Professional Manajemen College Indonesia ABSTRAK Peranan piutang, khususnya piutang usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Bukti Audit. Bab IV. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

Bukti Audit. Bab IV. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si. Bukti Audit Bab IV Referensi: Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN 1 Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si. Tujuan Audit Tujuan audit umum: memberikan

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA Yeyen Herlina Wati 1, LCA. Robin Jonatha 2, Imam Nazarudin Latif 3 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus

Lebih terperinci

Pemeriksaan Khusus Terhadap Persediaan Pada PT. Kilang Bujangga Internusa, Di Berau 2011

Pemeriksaan Khusus Terhadap Persediaan Pada PT. Kilang Bujangga Internusa, Di Berau 2011 Pemeriksaan Khusus Terhadap Persediaan Pada PT. Kilang Bujangga Internusa, Di Berau 2011 Ismadi (ismadismu@gmail.com) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Hamid Bone (hamidbone9@gmail.com) Fakultas

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Internal Control Questioner. Penjualan. No Pernyataan Y = Ya

LAMPIRAN 1. Internal Control Questioner. Penjualan. No Pernyataan Y = Ya LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Internal Control Questioner Penjualan No Pernyataan Y = Ya Otorisasi atas transaksi dan kegiatan Setiap transaksi penjualan telah diotorisasi pejabat 1 yang berwenang. Dalam pemberian

Lebih terperinci

Pertemuan 1 AUDITING

Pertemuan 1 AUDITING Pertemuan 1 AUDITING PENGERTIAN AUDITING (SUKRISNO AGUS) Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis 2), oleh pihak yang independen 3), terhadap laporan keuangan 1) yang telah disusun

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit Standar Prof SA Seksi 3 1 2 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi

Lebih terperinci

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables)

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables) RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables) Receivable yang timbul dari penjualan kredit biasanya diklasifikasikan sebagai account receivable atau notes receivable.

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI Akun dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan Tujuan keseluruhan dari audit siklus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1. Definisi Audit Menurut Alvin A.Arens dan James K.Loebbecke Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perancangan Sistem Informasi Pemeriksaan Piutang 2.1.1 Perancangan Definisi menurut John Burch dan Gary Grudnitski (2005: 196) yang telah terjemahkan oleh Jogiyanto dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Piutang 1. Pengertian Piutang Setiap penulis memberikan definisi yang berbeda tentang piutang tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut memiliki

Lebih terperinci

AKUNTANSI HOTEL RMK SAP 3 (Ruang Lingkup Akuntansi Perhotelan dan Menerapkan Akuntansi Perhotelan)

AKUNTANSI HOTEL RMK SAP 3 (Ruang Lingkup Akuntansi Perhotelan dan Menerapkan Akuntansi Perhotelan) AKUNTANSI HOTEL RMK SAP 3 (Ruang Lingkup Akuntansi Perhotelan dan Menerapkan Akuntansi Perhotelan) NAMA KELOMPOK: NI MADE AGET LUWIH (1406305119) NI MADE DWIADNYANI (1406305143) NI PUTU SURATNINGSIH (1406305147)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Suatu sistem akuntansi disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berguna bagi pihak ekstern dan intern. Informasi suatu perusahaan, terutama informasi

Lebih terperinci

ANALISIS HUTANG PIUTANG SWALAYAN PADA YUNI JAYA MARKET

ANALISIS HUTANG PIUTANG SWALAYAN PADA YUNI JAYA MARKET ANALISIS HUTANG PIUTANG SWALAYAN PADA YUNI JAYA MARKET Siti Rahmayuni,SE,.MM Staf Pengajar AMIK INTeL Com GLObal INDO Abstrak Salah satu yang harus dilakukan dalam pengambilan keputusan tersebut yaitu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi

Lebih terperinci

Melengkapi Tes dalam Siklus Penjualan Dan Pengaihan : Rekening Piutang

Melengkapi Tes dalam Siklus Penjualan Dan Pengaihan : Rekening Piutang Melengkapi Tes dalam Siklus Penjualan Dan Pengaihan : Rekening Piutang Menjelaskan Metodelogi Desain Rincian saldo menggunakan model audit resiko Tujuan Audit rekening Piutang Yang berkaitan dengan Saldo

Lebih terperinci

Pengantar ( Pertemuan ke-1)

Pengantar ( Pertemuan ke-1) Pengantar ( Pertemuan ke-1) Audit 1 Pengertian Profesi auditor & jenis audit Standar audit & kode etik Laporan audit Kertas kerja Bukti audit Tahapan audit Materialitas & risiko audit Strategi audit awal

Lebih terperinci

BUKTI AUDIT. Akuntansi Pemeriksan I. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BUKTI AUDIT. Akuntansi Pemeriksan I. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA BUKTI AUDIT Akuntansi Pemeriksan I Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Perbedaan Bukti audit dengan Bukti Hukum dan Ilmiah Karakteristik Bukti untuk Eksperimen Ilmiah, Kasus Hukum, dan Audit atas Laporan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. IV.1 Penetapan Kebijakan Dan Prosedur Pengendalian Mutu

BAB IV HASIL PENELITIAN. IV.1 Penetapan Kebijakan Dan Prosedur Pengendalian Mutu BAB IV HASIL PENELITIAN IV.1 Penetapan Kebijakan Dan Prosedur Pengendalian Mutu Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil pembicaraan dengan top manajemen KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rahayu dan Suhayati (2010: 1) Auditing adalah suatu proses sistematis

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rahayu dan Suhayati (2010: 1) Auditing adalah suatu proses sistematis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing Menurut Rahayu dan Suhayati (2010: 1) Auditing adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif menegenai

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN KASUS PT RGH PEKERJAAN LAPANGAN DAN PENYUSUNAN KERTAS KERJA Nama : No Mahasiswa : Kelas:

SOAL LATIHAN KASUS PT RGH PEKERJAAN LAPANGAN DAN PENYUSUNAN KERTAS KERJA Nama : No Mahasiswa : Kelas: PENGANTAR Proses Audit Penerimaan Penugasan Perencanaan Audit Pekerjaan Lapangan Pelaporan Audit Setelah menyelesaikan prosedur Penerimaan Penugasan dan Perencanaan Audit maka langkah selanjutnya adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi menyatakan bahwa: Prosedur adalah suatu kegiatan yang melibatkan beberapa

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih

Lebih terperinci

PENGANGGARAN PIUTANG

PENGANGGARAN PIUTANG PENGANGGARAN PIUTANG Pengertian Dan Manfaat Anggaran Piutang Piutang (receivable) adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor ( pemberi pinjaman) kepada debitor (penerima pinjaman) yang bersedia melunasinya

Lebih terperinci

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN SA Seksi 330 PROSES KONFI RMASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang proses konfirmasi dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang

Lebih terperinci

Berikut digambarkan siklus kegiatan AK Hotel:

Berikut digambarkan siklus kegiatan AK Hotel: AKUNTANSI HOTEL I. SIKLUS AKUNTANSI Siklus akuntansi dari AK Hotel secara garis besar sama dengan hotel-hotel pada umumnya. Siklus akuntansi diawali dengan pencatatan transaksi dan berakhir dengan post-closing

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penerimaan kas. Supaya tujuan tercapai dilakukan audit operasional pada PT

BAB IV PEMBAHASAN. penerimaan kas. Supaya tujuan tercapai dilakukan audit operasional pada PT BAB IV PEMBAHASAN Bab ini membahas peranan pengendalian intern atas penjualan, piutang, dan penerimaan kas. Supaya tujuan tercapai dilakukan audit operasional pada PT Geotechnical Systemindo yang dibatasi

Lebih terperinci