PENGARUHINFRASTUKTURTERHADAP PEMBANGUNAN PLTN DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUHINFRASTUKTURTERHADAP PEMBANGUNAN PLTN DI INDONESIA"

Transkripsi

1 YOGY AKARTA, DESEMBER 2006 PENGARUHINFRASTUKTURTERHADAP PEMBANGUNAN PLTN DI INDONESIA WISNU ARYA W ARDHANA, SUDARYO, SUPRIYONO Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telepon ,489716, Faksimili Abstrak PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP PEMBANGUNAN PLTN DI INDONESIA. Telah dilakukan pengamatan terhadap pengaruh infrastruktur terhadap pembangunan PLTN di Indonesia. Keadaan infrastruktur di suatu negara sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan PLTN. Bagi Indonesia yang baru pertama kali akan membangun PLTN, maka masalah infrastruktur ini harus diperhatikan dengan baik. Peranan partisipasi lokal dalam pembangunan PLTN juga ditentukan oleh keadaan infrastruktur di dalam negeri. Keadaan infrastruktur yang terdiri atas : Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kemajuan Dalam Bidang Pendidikan, Kemajuan Industri Pendukung PLTN, Kemajuan dan Pertumbuhan Ekonomi dan Industri, Kemajuan Dalam Bidang Regulasi dan perkiraan partisipasi lokal akan dibahas dalam makalah ini. Kesimpulan yang diperoleh adalah pembangunan PLTN dapat diteruskan dengan peningkatan keadaan infrastruktur di Indonesia. Kata-kata kunci: infra-struktur, PLTN Abstract THE EFFECT OF INFRASTRUCTURE TO NPP IN INDONESIA. The effect of infrastructure to NPP in Indonesia had been carried out. Infrastructure in a country has great effect to NPP. Indonesia will have the first Nuclear Power, so the effect o/infrastructure must be taken care of The local participation in NPP also depend on its infrastructure. The infrastructures consist of the progress of : Science and Technology, Education, Industrial Supported to NPP, Industrial and Economic Development, Regulation and estimation of local participation to NPP in Indonesia had been observed in this paper. The conclusion is NPP in Indonesia can be continued by raising up the infrastructure. Keywords: infrastructure, NPP PENDAHULUAN Pada saat ini sumber energi utama berasal dari bahan bakar fosil (minyak, batubara dan gas), sedangkan persediaan bakar fosil sudah sangat menipis. Bila penge10laan sumber energi tidak dilakukan dengan baik, tidak tertutup kemungkinan Indonesia pada suatu saat akan kehabisan energi. Seandainya hal ini terjadi, maka kebolehjadian Indonesia menjadi pengimport energi sangat mungkin, karena pada saat ini saja Indonesia sudah menjadi negara "net oil importer". Jika tidak ada usaha yang signifikan, maka Indonesia juga akan menjadi negara "net gas importer". Bila hal ini tetjadi, maka Indonesia akan semakin tergantung pada negara lain. Mengingat akan hal tersebut di atas, maka salah satu upaya untuk mengatasi masalah kekurangan energi tersebut adalah dengan cara memanfaatkan energi nuklir me1alui pembangunan Pembangkit Listrik Wisnu Arya Wardhana dkk 381 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN

2 YOGY AKARTA, DESEMBER 2006 Tenaga Nuklir (PLTN). Melalui PLTN diharapkan Indonesia akan mendapatkan kepastian tersedianya energi yang cukup, sehingga kekhawatiran akan kehabisan energi bisa diatasi. Namun demikian, untuk dapat membangun PLTN keadaan infrastruktur di dalam negeri hams diperhatikan dengan baik, karena infrastruktur yang baik akan berpengaruh terhadap partisipasi lokal dalam membangun PLTN. Makalah ini akan meninjau keadaan infrastmktur di Indonesia sehubungan dengan rencana pembangunan PLTN. LANDASAN TEORI Berdasarkan hasil kajian terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemajuan industri dengan tingkat kebutuhan energi, diperoleh hubungan yang signifikan bahwa kepastian ketersediaan energi yang cukup sangat menentukan keberhasilan pertumbuhan ekonomi dan kemajuan industri tersebut. Oleh karena itu, masalah perencanaan penyediaan energi termasuk dalam kebijakan pembangunan nasional Indonesia. Melalui BAKOREN (Badan Koordinasi Energi Nasional) masalah ini sudah sejak lama dipikirkan. BATAN sebagai salah satu anggota BAKOREN sudah sejak beberapa tahun yang lalu, telah melakukan kegiatan perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang akan dibangun di Semenanjung Muria, Jepara, Jawa Tengah. Lokasi ini mempakan calon tapak (site) terpilih hasil studi kelayakan yang telah dilakukan oleh NEWJEC ( ) sebuah Konsultan dari Jepang. Selain dari itu, Indonesia (dalam hal ini BATAN) selama tahun telah melakukan kerjasama dengan Badan Tenaga Atom Intemasional (IAEA) dan Korea Atomic Energy Research Institute (KAERI), untuk melakukan studi pra-kelayakan pembangunan PLTN-desalinasi di Madura. Ketjasama dengan pihak KAERI di bawah payung kerjasama IAEA ini, antara lain mempelajari PLTN jenis barn yang pada saat ini sedang dikembangkan yang dinamakan SMART atau Small and Modular Advanced Reactor. [1,2,3] Rencana pembangunan PLTN ini tidak lain adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan energi listrik di Indonesia, khususnya untuk jaringan listrik Jawa-Bali yang sudah tidak mungkin hanya mengandalkan pada energi konvensional saja. PLTN pertama di Indonesia diharapkan akan beroperasi pada tahun 2016 sesuai dengan rekomendasi hasil studi BATAN melalui CADES (Comprehensive Assesment of Different Energy Sources for Electrical Generation in Indonesia). Studi masalah energi ini telah dilakukan pada tahun Mengingat akan waktu pembangunan suatu PLTN, maka secara rasional PLTN tersebut sudah hams ditenderkan paling tidak pada tahun 2008 yang berarti pada tahun 2010 sudah mulai dibangun, agar rencana PLTN pertama beroperasi pada tahun 2016 dapat terpenuhi. Apabila kepastian ketersediaan energi bisa dipenuhi melalui pembangunan PLTN, maka akan terjadi efek berantai (multiplier effect) terhadap perkembangan industri dan pertumbuhan ekonomi secara nasional dan sudah barang tentu akan berdampak pada tingkat kesejahteraan rakyat. [2,3,7] Apabila rekomendasi CADES yang menyatakan bahwa PLTN sudah hams beroperasi pada tahun 2016, maka hal-hal yang berkaitan dengan masalah pembangunan PLTN hams diperhatikan, antara lain masalah PLTN yang bersifat multidisiplin dan multidimensi. Multidisiplin karena menyangkut berbagai bidang ilmu dan keahlian. Sedangkan multidimensi karena menyangkut keadaan infrastruktur di dalam negeri. Masalah keadaan infrastruktur ini akan dibahas di dalam makalah ini, karena akan berpengaruh pada keberhasilan pembangunan PLTN. [4,5,6,8,9] PEMECAHAN MASALAH Untuk memecahkan masalah yang ada pada makalah "Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pembangunan PLTN Di Indonesia", periu diketahui lebih dahulu apa yang dimaksud dengan infrastruktur. dimaksud adalah : [13] Infrastruktur yang 1. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2. Kemajuan Dalam Bidang Pendidikan. 3. Kemajuan Industri Pendukung PLTN. 4. Kemajuan dan dan Industri. Pertumbuhan Ekonomi 5. Kemajuan Dalam Bidang Regulasi. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang infrastruktur tersebut berikut pemecahan masalahnya, dapat diikuti uraian berikut ini : Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN 382 Wisnu Arya Wardhana dkk

3 Kemajuan Hmu Pengetahuan dan Teknologi: Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi antara lain dapat dilihat dan diukur dari adanya penerapan dan pengembangan iptek pada saat ini, seperti : a. Keberhasilan BATAN membuat, mengoperasikan dan merawat reaktor nuklir berikut fasilitas pendukooganya. b. Keberhasilan PT. Dirgantara Indonesia merancang dan membuat pesawat terbang CN-235 yang produknya sudah diakui dooia. c. Keberhasilan mengoperasikan satelit komooikasi Palapa dengan baik. Keberhasilan-keberhasilan tersebut membuktikan adanya kemajuan iptek yang sudah dicapai saat ini. Kemajuan iptek mempooyai arti yang sangat penting bagi pembangunan PLTN. Pemecahan masalahnya adalah mengembangkan terns iptek yang mendasari keberhasilan dalam bidang tersebut di atas. Kemajuan Dalam Bidang Pendidikan: Kemajuan dalam bidang pendidikan antara lain dapat dilihat dari adanya institusi pendidikan yang telah mengarah pada pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir. Hal ini dapat dilihat dari : a. Adanya pendidikan iptek nuklir di : Fakultas Teknik UGM Jurusan Teknik Nuklir. Fakultas MIPA UI Jurusan Fisika yang mempooyai prodi Proteksi Radiasi & Instrumentasi Nuklir. Program Studi "Nuclear Engineering" ITB yang membuka program Pasca Sarjana. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN-BATAN) yang membuka Jurusan Teknokimia Nuklir dan Teknofisika Nuklir. b. Adanya institusi atau lembaga pemerintah yang menaruh perhatian pada iptek nuklir, seperti Pusdiklat BATAN, BPPT, PLN dan Departemen ESDM. Kemajuan dalam bidang pendidikan seperti diuraikan di atas, dapat dikembangkan terns ke arah yang lebih baik lagi. Pemecahan masalahnya antara lain dengan meninjau kurikulum dan silabus yang sudah ada, disesuaikan dengan kebutuhan pembangooan PLTN. Kemajuan Industri Pendukung PL TN: Kemajuan industri pendukung PLTN ini antara lain dapat dilihat dari : a. Keberhasilan membangoo industri baja di Cilegon yang telah menghasilkan bajarol standart eksport yang berarti kualitasnya diakui dooia. b. Keberhasilan membangoo industri pembangkit daya listrik (konvensional) besar yang terdapat di PLTU Paiton, PLTU Suralaya, PLTU Tanjoog Jati, PLTA Jati Luhur, PLTA Asahan yang kesemuanya bisa dan berhasil dioperasikan dengan baik. Energi listrik yang dihasilkan PLTU tersebut di atas menjadi pendukung perencanaan energi nasional, sehingga menambah kekuatan infrastruktur pendukung PLTN. Kemajuan industri pendukung PLTN tersebut diatas, mernpakan modal bernpa pengalaman membangun dan mengoperasikan industri besar yang sangat diperlukan dalam pembangunan PLTN. Sebagai pemecahan masalah dalam persoalan ini adalah dengan terns mengembangkan industri-industri tersebut. Kemajuan dan Pertumbuhan Ekonomi dan Industri: Untuk melihat kemajuan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, dapat dilihat dari kenaikan jumlah investor asing yang menanarnkan modalnya di Indonesia. Walaupoo belum sepenuhnya Indonesia bisa keluar dari krisis ekonomi, akan tetapi adanya pemngkatan jumlah investor asing yang menanarnkam modalnya di Indonesia, menoojukan bahwa ada kemajuan dan pertumbuhan ekonomi yang baik. Disamping itu, penilaian bank dooia pada tahoo 2006 terhadap daya saing ekonomi dan industri Indonesia, menoojukkan sudah ada kemajuan karena peringkat Indonesia telah naik dari peringkat ke 61 menjadi peringkat ke 50 dari 125 negara yang disurvai oleh badan keuangan duma.[10] Hal ini berarti kemajuan dan pertumbuhan ekonomi dan industri Indonesia relatif sudah baik dan diharapkan kemajuan dan pertumbuhan ekonomi dan industri ini akan terns naik, sehingga pembangunan PLTN akan Wisnu Arya Wardhana dkk 383 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN

4 dapat terlaksana sesuai dengan jadwal. Pembangunan PL TN diharapkan juga akan merangsang pertumbuhan ekonomi dan industri secara "multiplier effect". Pertumbuh ekonomi dan industri pada tahun diperkirakan seperti data yang terdapat pada tabel I. Kemajuan dan pertumbuhan ekonomi dan industri yang diharapkan akan terns naik seperti tampak pada Tabel 1 tersebut akan berpengaruh pada partisipasi lokal dalam pembangunan PL TN. [2,3] Mengenai hal ini, Kepala Pusat Disiminasi Energi Nuklir BA TAN Jakarta memperkirakan peran partisipasi lokal dalam pembangunan PL TN nanti bisa mencapai 29 %, suatu angka yang memberikan rasa optimisyi] Tabell. Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi dan Industri Tahun [2] No Sektor Industri Makanan, minuman Tekstil, barang kulit Industri kayu dan hasil hutan lainnya Kertas dan barang cetakan Pupuk, kimia, dan barang dari karet Semen dan barang galian bukan logam Logam dasar, besi dan baja Alat angkut, mesin dan peralatannya Barang lainnya Total rata-rata pertumbuhan ekonomi dan Pertumbuhan Th ( % ). 2,14 3,72 1,89 7,87 10,41 6,35-1,63 4,27 7,92 3,3 Proyeksi ( % ) Pertumbuhan Thn ,8 6,2 8,5 9,5 11,3 9,4 6,1 11,3 9,8 8,3 Kemajuan Dalam Bidang Regulasi: Pemerintah dalam hal ini BAPETEN telah bernsaha membuat dan mengajukan peraturan perundangan yang berkaitan dengan PL TN kepada Presiden. Sebagai contoh BAPETEN telah mengajukan peraturan perizinan mengenai pendirian reaktor nuklir kepada Presiden dan hal ini telah disetujui dan ditandatangani oleh Presiden. Persetujuan tersebut tertuang dalam Keppres No. 49/2006. Mengingat bahwa hal-hal yang menyangkut infrastruktur seperti tersebut di atas akan berpengaruh pada pembangunan PL TN, maka usaha yang harns dilakukan adalah menjaga kemajuan yang telah dicapai jangan sampai menurun. Sebagai usaha pemecahan masalah untuk menjaga kemajuan yang telah dicapai adalah dengan menjaga kestabilan politik dan ekonomi seperti yang sudah dicapai saat ini. [12] PEMBAHASAN Berdasarkan uraian pada Bab IV tentang pemecahan masalah yang berkaitan dengan infrastruktur, maka pembahasan terhadap pemecahan masalah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Pembahasan terhadap Kemajuan IImu Pengetahuan dan Teknologi: Kemajuan yang sudah dicapai dalam bidang iptek seperti yang sudah diuraikan di muka, adalah suatu kenyataan yang membuktikan bahwa Indonesia berhasil menerapkan iptek yang dimaksud. Pembahasan terhadap Kemajuan Dalam Bidang Pendidikan: Kemajuan yang sudah dicapai dalam bidang pendidikan, menengarai bahwa Indonesia bisa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan dalam suatu pembangunan PLTN. Hal ini sudah barang tentu sangat menguntungkan bagi keberhasilan pembangunan dan pengoperasian PLTN pada masa mendatang. Pembahasan terhadap Industri Pendukung PLTN: Kemajuan industri pendukung PL TN seperti diuraikan di muka, secara nyata memang berpengaruh terhadap pembangunan PLTN. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN 384 Wisnu Arya Wardhana dkk

5 Kebutuhan baja pada pembangunan PL TN sangat banyak dan hal ini akan menaikkan partisipasi lokal dalam pembangunan PLTN. Keberhasilan membangun dan mengoperasikan industri pembangkit daya listrik berdaya besar, memberikan pengalaman yang sangat berharga. Pengalaman berharga ini sangat diperlukan dalam pembangunan PLTN. Pembahasan terhadap Kemajuan dan Pertumbuhan Ekonomi dan Industri: Kemajuan dan pertumbuhan dalam bidang ekonomi dan industri memang sangat diperlukan untuk mewujudkan proyek-proyek besar seperti halnya pembangunan PL TN. Pembangunan PL TN adalah proyek besar karena menyangkut multidisiplin dan multidimensi yang memerlukan perhatian yang seksama, agar PLTN benar-benar dapat dioperasikan pada tahun Perkiraan kenaikan pertumbuhan ekonomi dan industri pada tahun 2003 sebesar 3,3 % menjadi 8,3 % untuk tahun dan partisipasi lokal yang diperkirakan bisa mencapai 29 %, menunjukkan bahwa pengaruh infrastruktur sangat memungkinkan pembangunan PL TN segera dilaksanakan. Pembahasan terhadap Kemajuan Dalam Bidang Regulasi: Kemajuan dalam bidang regulasi sangat diperlukan demi kelancaran rencana pembangunan PLTN. Dengan adanya kepastian regulasi yang diperlukan, akan semakin menambah kemantapan pembangunan PLTN itu sendiri. Sebagai negara yang barn pertama kali akan memiliki PL TN, maka masalah regulasi perlu diperhatikan dan disiapkan dengan baik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan terhadap pemecahan masalah yang ada, dapat disimpulkan bahwa : a. Pengaruh infrastrnktur terhadap pembangunan PL TN di Indonesia memang suatu kenyataan yang harns dihadapi. b. Keadaan infrastruktur yang ada pada saat ini, dapat mendukung pembangunan PL TN. SARAN a. Pemasyarakatan PL TN harns terns digalakkan agar public acceptance menjadi lebih baik lagi. b. Kurikulum dan silabus yang berkaitan dengan teknologi nuklir perlu ditata ulang agar sesuai dengan kebutuhan PL TN. DAFTAR PUSTAKA 1. SONG SUK CHAE, 1995, "End Of Mission Report", Support For The The First Nuclear Power Plant (INS/4/028-08), laea, Viena. 2. PRIYANTO M. dan JOYOSUKARTO, 2004, "Analisis Kondisi Industri Nasional Paska Krisis Multi Dimensi 1997 Terkait Dengan Perencanaan Program Partisipasi Nasional Pembangunan PLTN", Jumal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 6, Nomor 3 & 4 September-Desember 2004, PPEN-BATAN, Jakarta, 2004, pp SRIYANA, 2004, "Dampak Eksistensi PLTN Desalinasi Terhadap Sektor Ekonomi Di Madura Pada Tahapan Operasi", Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 6, Nomor : 3 & 4, September-Desember 2004, PPEN BATAN, Jakarta, 2004, pp TECDOC , " Guide Book On Training To Establish And Maintain The Qualification And Competence Of Nuclear Power Plant Oprations Personnel", IAEA, Vienna, 1998, pp , SAFETY STANDARDS SERIES No. NS-G-2.8, 2002, "Recruitment, Qualification And Training of Personnel for Nuclear Power Plants, Safety Guide", IAEA, Vienna, 2002, pp TECHNICAL REPORTS SERIES No, 306, 1989, "Guide Book On The Education And Training Of Technicians For Nuclear Power", laea, Vienna, 1989, pp ARIONO ABDULKADIR, 2002, "Perkembangan PLTN Saat Ini Dan Kesempatan Bagi Indonesia", Majalah Energi Edisi No. 17, Yogyakarta. 8. SOEDYARTOMO SOENTONO" 2005, "Bahan Pidato Di Depan Civitas Akademika STTN", Yogyakarta. 9. ADI WARDOJO, 2006, "Rencana Pembangunan PLTN Di Semenanjung Muria", Deputi PTEN-BATAN, Jakarta. Wisnu Arya Wardhana dkk 385 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN

6 10. TASWANDA TARYO :"Semakin Dekat Ke Gunung Muria", PDIN-Koran Tempo, Edisi 9 Agustus 2006, Jakarta, KOMPAS, harian, 2006, "Peringkat Indonesia Naik", Edisi Jum'at 23 September 2006, Jakarta. 12. KOMPAS, harian, 2006, "Presiden dan Teknologi Rusia", Edisi Rabu 29 November 2006, Jakarta. 13. WISNU ARYA WARDHANA, 2006, "Penyiapan SDM untuk Persiapan, Pembangunan dan Pengopersian PLTN Di Indonesia", Makalah Hasil Penelitian Untuk Orasi Ilmiah Widyaiswara Utama, Pusdiklat BATAN, Jakarta, 2006, pp Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN 386 Wisnu Arya Wardhana dkk

PENYIAPAN PENDIDIKAN SDM KUALIFIKASI NUKLIR UNTUK PEMBANGUNAN PLTN DI INDONESIA

PENYIAPAN PENDIDIKAN SDM KUALIFIKASI NUKLIR UNTUK PEMBANGUNAN PLTN DI INDONESIA PENYIAPAN PENDIDIKAN SDM KUALIFIKASI NUKLIR UNTUK PEMBANGUNAN PLTN DI INDONESIA WISNU ARYA WARDHANA, SUDARYO, SUPRIYONO Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010 Telp.

Lebih terperinci

PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA

PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA Hendriyanto Haditjahyono Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Penelitian Tenaga Nuklir Pasar Jumat Jl. Lebak Bulus Raya No. 9,

Lebih terperinci

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 17.968.449 19.510.919 1.542.470 8,58 2 Usaha Menengah (UM) 23.077.246 25.199.311 2.122.065 9,20 Usaha Kecil

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PLTN DALAM MENGURANGI EMISI GAS CO2 PADA STUDI OPTIMASI PENGEMBANGAN SISTEM PEMBANGKITAN LISTRIK SUMATERA

KONTRIBUSI PLTN DALAM MENGURANGI EMISI GAS CO2 PADA STUDI OPTIMASI PENGEMBANGAN SISTEM PEMBANGKITAN LISTRIK SUMATERA Kontribusi PLTN dalam Mengurangi Emisi Gas CO2 Pada Studi Optimasi Pengembangan Sistem KONTRIBUSI PLTN DALAM MENGURANGI EMISI GAS CO2 PADA STUDI OPTIMASI PENGEMBANGAN SISTEM PEMBANGKITAN LISTRIK SUMATERA

Lebih terperinci

TANTANGAN PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA (PLTN I): SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

TANTANGAN PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA (PLTN I): SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) TANTANGAN PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA (PLTN I): SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) LILIANA Y. PANDI, YUSRI HENI NA, BUDI ROHMAN Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir

Lebih terperinci

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 184.845.034 194.426.046 9.581.012 5,18 2 Usaha Menengah (UM)

Lebih terperinci

PEMETAAN DAN PENYIAPAN SDM TAHAP PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN PLTN DI INDONESIA

PEMETAAN DAN PENYIAPAN SDM TAHAP PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN PLTN DI INDONESIA PEMETAAN DAN PENYIAPAN SDM TAHAP PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN PLTN DI INDONESIA Moch. Djoko Birmano, Yohanes Dwi Anggoro Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN), BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan,

Lebih terperinci

KONTRIBUSI MANAJEMEN PROYEK DALAM PROYEK PEMBANGUNAN PLTN

KONTRIBUSI MANAJEMEN PROYEK DALAM PROYEK PEMBANGUNAN PLTN KONTRIBUSI MANAJEMEN PROYEK DALAM PROYEK PEMBANGUNAN PLTN Sudaryo STTN-BATAN Jl Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB 55281 Yogyakarta INTISARI : KONTRIBUSI MANAJEMEN PROYEK DALAM PROYEK PEMBANGUNAN PLTN. Telah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Oktober 2003 KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL. Soedyartomo Soentono, Drs., MSc., PhD. NIP.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Oktober 2003 KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL. Soedyartomo Soentono, Drs., MSc., PhD. NIP. ENERGI NUKLIR SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM ENERGI NASIONAL JANGKA PANJANG BADAN TENAGANUKLIR NASIONAL 2003 KATA PENGANTAR Sektor energi mempunyai peran sangat penting dalam mewujudkan pembangunan nasional

Lebih terperinci

PELUANG DAN TANTANGAN BATAN SEBAGAI ORGANISASI PENDUKUNG TEKNIS DI BIDANG PROTEKSI RADIASI

PELUANG DAN TANTANGAN BATAN SEBAGAI ORGANISASI PENDUKUNG TEKNIS DI BIDANG PROTEKSI RADIASI PELUANG DAN TANTANGAN BATAN SEBAGAI ORGANISASI PENDUKUNG TEKNIS DI BIDANG PROTEKSI RADIASI Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Lebak Bulus Raya No.49, Kotak Pos 7043 JKSKL, Jakarta

Lebih terperinci

PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENYIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) UNTUK MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA

PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENYIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) UNTUK MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENYIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) UNTUK MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA Ari Darmawan Pasek Pusat Rekayasa Industri - Institut Teknologi Bandung ABSTRAK PERAN PERGURUAN

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR ARTIKEL STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR Gangsar Santoso Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK

Lebih terperinci

GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014. Hal. Kol.

GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014. Hal. Kol. Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Hari, tanggal Kamis, 26 Juni 2014 Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014 Sumber Berita http://strategimiliter.blogspot.com/201

Lebih terperinci

JAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN

JAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN JAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN Syahrudin PSJMN-BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, GD71, Lt.2,Cisauk, Tangerang Abstrak Jaminan Mutu untuk Persiapan Pembangunan PLTN. Standar sistem manajemen terus

Lebih terperinci

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA Mudrajad Kuncoro Juli 2008 Peranan Masing- Masing Cabang Industri Terhadap PDB Sektor Industri Tahun 1995-2008* No. Cabang Industri Persen

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN PENGEMBANGAN PEMBANGKIT WILAYAH BANGKA BELITUNG DENGAN OPSI NUKLIR

STUDI PERENCANAAN PENGEMBANGAN PEMBANGKIT WILAYAH BANGKA BELITUNG DENGAN OPSI NUKLIR STUDI PERENCANAAN PENGEMBANGAN PEMBANGKIT WILAYAH BANGKA BELITUNG DENGAN OPSI NUKLIR Rizki Firmansyah Setya Budi, Suparman (PPEN) BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta 12710 Telp./Fax: (021)

Lebih terperinci

Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia

Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia Abstrak Dalam menjamin tersedianya pasokan listrik bagi masyarakat, pemerintah telah melakukan berbagai upaya mendukung

Lebih terperinci

PERKIRAAN PARTISIPASI INDUSTRI NASIONAL DALAM PEMBANGUNAN PLTN HTR.

PERKIRAAN PARTISIPASI INDUSTRI NASIONAL DALAM PEMBANGUNAN PLTN HTR. PERKIRAAN PARTISIPASI INDUSTRI NASIONAL DALAM PEMBANGUNAN PLTN HTR Nurlaila, Sriyana Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan 12710 Telp./Faks.: 021

Lebih terperinci

PENGARUH KECELAKAAN PLTN FUKUSHIMA DAIICHI TERHADAP PENERIMAAN PLTN OLEH MASYARAKAT DI BANGKA BELITUNG

PENGARUH KECELAKAAN PLTN FUKUSHIMA DAIICHI TERHADAP PENERIMAAN PLTN OLEH MASYARAKAT DI BANGKA BELITUNG PENGARUH KECELAKAAN PLTN FUKUSHIMA DAIICHI TERHADAP PENERIMAAN PLTN OLEH MASYARAKAT DI BANGKA BELITUNG Fera Wahyuningsih 1), Aldan Djalil 1), Mersyana Tri A.T. 2), Mudjiono 2) 1) Dinas Pertambangan dan

Lebih terperinci

PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DALAM BIDANG ENERGI

PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DALAM BIDANG ENERGI Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DALAM BIDANG ENERGI BAPETEN Sukarman Aminjoyo Badan Pengawas Tenaga Nuklir ( BAPETEN ) Jl. Gajah Mada No. 8 Jakarta INDONESIA http/www.bapeten.go.id.

Lebih terperinci

PERSIAPAN LULUSAN STTN BEKERJA DI PLTN YANG PERTAMA DI INDONESIA UNTUK DAERAH NON-NUKLIR

PERSIAPAN LULUSAN STTN BEKERJA DI PLTN YANG PERTAMA DI INDONESIA UNTUK DAERAH NON-NUKLIR PERSIAPAN LULUSAN STTN BEKERJA DI PLTN YANG PERTAMA DI INDONESIA UNTUK DAERAH NON-NUKLIR SUPRIYONO, SUYAMTO, WISNU ARYA WARDHANA, SUDARYO Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan nasional mutlak dimiliki setiap negara yang berdaulat. Salah satu faktor penentu pencapaian ketahanan nasional adalah dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012

Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012 Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012 Ira Fitriana 1 1 Perencanaan Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi E-mail: irafit_2004@yahoo.com Abstract The industrial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan sumber daya lainnya. Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan sumber daya lainnya. Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Peraturan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan listrik nasional memerlukan energi baru untuk lebih memanfaatkan sumber daya lainnya. Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Peraturan Presiden Nomor 5 tahun

Lebih terperinci

GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014

GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014 Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Hari, tanggal Minggu, 10 Mei 2015 Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014 Sumber Berita Selasar.com Hal. -

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan salah satu solusi terbaik untuk mengatasi krisis energi yang dihadapi Indonesia. Energi nuklir yang seringkali dicap jelek sebagai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE KATA PENGANTAR Buku Indikator Ekonomi Kota Lubuklinggau ini dirancang khusus bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi, birokrat, dan masyarakat luas yang memerlukan data dan informasi dibidang perekonomian

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2008 Sebagai dampak dari krisis keuangan global, kegiatan dunia usaha pada triwulan IV-2008 mengalami penurunan yang tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT)

Lebih terperinci

AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA

AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA SRI NITISWATI, ROZIQ HIMAWAN Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 15310,

Lebih terperinci

DAFTAR ACUAN. 1 World Nuclear Association (WNA) ( Juni 2007). Nuclear Power in the World Today. Nuclear Engineering International, including Handbook.

DAFTAR ACUAN. 1 World Nuclear Association (WNA) ( Juni 2007). Nuclear Power in the World Today. Nuclear Engineering International, including Handbook. DAFTAR ACUAN 1 World Nuclear Association (WNA) ( Juni 2007). Nuclear Power in the World Today. Nuclear Engineering International, including Handbook. http://www.world-nuclear.org./info/reactors-html 2

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Tahun 2012 ruang lingkup penghitungan meliputi

Lebih terperinci

KESIAPAN SDM ANALISIS KESELAMATAN PROBABILISTIK DALAM PLTN PERTAMA DI INDONESIA

KESIAPAN SDM ANALISIS KESELAMATAN PROBABILISTIK DALAM PLTN PERTAMA DI INDONESIA YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008 KESIAPAN SDM ANALISIS KESELAMATAN PROBABILISTIK DALAM PLTN PERTAMA DI INDONESIA D.T. SONY TJAHYANI Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek,

Lebih terperinci

DESAIN FASILITAS PELATIHAN SDM PLTN

DESAIN FASILITAS PELATIHAN SDM PLTN DESAIN FASILITAS PELATIHAN SDM PLTN Bambang Suprawoto*, Fatmuanis Basuki** *Pusat Pengembangan Energi Nuklir - Batan **Pusat Pendidikan dan Pelatihan - Batan Abstrak DESAIN FASILITAS PELATIHAN SDM PLTN.

Lebih terperinci

Lampiran IV.a : Prospektus Perguruan Tinggi di Indonesia: UGM, ITB, UI, STTN

Lampiran IV.a : Prospektus Perguruan Tinggi di Indonesia: UGM, ITB, UI, STTN Lampiran IV.a : Prospektus Perguruan Tinggi di Indonesia: UGM, ITB, UI, STTN UNIVERSITAS GAJAH MADA Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi didirikan pada tanggal 19 Desember 1949 dan sekarang memiliki 18

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian

Lebih terperinci

KAJIAN KEBUTUHAN SDM REAKTOR DAYA EKSPERIMENTAL (RDE) TAHAP IMPLEMENTASI PROYEK

KAJIAN KEBUTUHAN SDM REAKTOR DAYA EKSPERIMENTAL (RDE) TAHAP IMPLEMENTASI PROYEK KAJIAN KEBUTUHAN SDM REAKTOR DAYA EKSPERIMENTAL (RDE) TAHAP IMPLEMENTASI PROYEK Moch. Djoko Birmano PKSEN, BATAN, Jakarta, Indonesia, birmano@batan.go.id ABSTRAK KAJIAN KEBUTUHAN SDM REAKTOR DAYA EKSPERIMENTAL

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN PLTN

KEBIJAKAN PENGAWASAN PLTN KEBIJAKAN PENGAWASAN PLTN Dr. Khoirul Huda, M.Eng. Deputy Chairman Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Konferensi Informasi Pengawasan Jakarta, 12 Agustus 2015 1 Agenda Presentasi Pendahuluan Peta Pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari, kita sangat membutuhkan energi listrik, seperti saat kita berangkat dari rumah untuk bekerja, kuliah, rekreasi, acara keluarga ataupun

Lebih terperinci

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun. Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% (yoy), sedangkan pertumbuhan triwulan IV-2011 secara tahunan sebesar 6,5% (yoy) atau secara triwulanan turun 1,3% (qtq). PDB per kapita atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN DI INDONESIA: PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI PERSONIL

PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN DI INDONESIA: PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI PERSONIL PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN DI INDONESIA: PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI PERSONIL Bagiyono, Fatmuanis Basuki Pusat Pendidikan dan Pelatihan, BATAN, Jl. Lebak Bulus Raya No 9, Pasar Jumat, Jakarta Selatan,

Lebih terperinci

Pendapatan Domestik Regional Bruto Jakarta Periode

Pendapatan Domestik Regional Bruto Jakarta Periode LAMPIRAN Pendapatan Domestik Regional Bruto Jakarta Periode 1995-1998 SEKTOR TAHUN 1995 1996 1997 1998 AGRARIS Tanaman bahan makanan 7,34 67,44 71,756 52,374 Tanaman hias 9,89 11,147 11,377 9,25 Peternakan

Lebih terperinci

KESIAPAN SKKNI UNTUK TENAGA KERJA INDUSTRI YANG KOMPETEN

KESIAPAN SKKNI UNTUK TENAGA KERJA INDUSTRI YANG KOMPETEN Direktorat Industri Elektronika dan Telematika Ditjen IUBTT Kementerian Perindustrian KESIAPAN SKKNI UNTUK TENAGA KERJA INDUSTRI YANG KOMPETEN Disampaikan pada Sosialisasi SKKNI Kementerian Komunikasi

Lebih terperinci

RESUME SKRIPSI PERAN IAEA DALAM MENGATASI KASUS KEBOCORAN NUKLIR DI FUKUSHIMA

RESUME SKRIPSI PERAN IAEA DALAM MENGATASI KASUS KEBOCORAN NUKLIR DI FUKUSHIMA RESUME SKRIPSI PERAN IAEA DALAM MENGATASI KASUS KEBOCORAN NUKLIR DI FUKUSHIMA 2011 2014 Nama : Cynthia Amorta Putri NIM : 151100084 Jepang merupakan sebuah negara kepulauan di Asia Timur, terletak di Samudra

Lebih terperinci

PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA

PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA SUPRIYONO Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN J/. BabarsariKotakPos 6101/YKBB Yogyakarta.

Lebih terperinci

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa:

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa: V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa: a. Sektor ekonomi Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product X Produk Domestik Regional Bruto 306 Kabupaten Bandung Barat Dalam Angka 2013 Gross Regional Domestic Product 10.1 PRODUK DOMESTIK REGIONAL

Lebih terperinci

Nuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua. Sarah Amalia Nursani. Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya

Nuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua. Sarah Amalia Nursani. Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya Nuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua Sarah Amalia Nursani Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya PAPER Nuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua Sarah Amalia Nursani Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

KAJIAN PERPANJANGAN UMUR OPERASI REAKTOR RISET DI INDONESIA

KAJIAN PERPANJANGAN UMUR OPERASI REAKTOR RISET DI INDONESIA KAJIAN PERPANJANGAN UMUR OPERASI REAKTOR RISET DI INDONESIA S. Nitiswati 1), Djoko H.N 1), Yudi Pramono 2) 1) Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN 2) Direktorat Pengaturan, Pengawasan Instalasi

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA Andi Tabrani Pusat Pengkajian Kebijakan Peningkatan Daya Saing, BPPT, Jakarta Abstract Identification process for

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTN

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTN PENDAHULUAN Pemenuhan kebutuhan energi pada sektor a.l.: rumah tangga, industri, transportasi dari tahun ke tahun terus

Lebih terperinci

Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran. Oleh. Prayoto. Universitas Gadjah Mada. Energi Sebagai Penunjang Peradaban

Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran. Oleh. Prayoto. Universitas Gadjah Mada. Energi Sebagai Penunjang Peradaban 1 Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran Oleh Prayoto Universitas Gadjah Mada Energi Sebagai Penunjang Peradaban Peradaban manusia sejak awal perkembangannya telah bertumpu

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TEGANGAN TINGGI DC DAN PEMBALIK PULSA PADA SISTEM PENCACAH NUKLIR DELAPAN DETEKTOR

RANCANG BANGUN TEGANGAN TINGGI DC DAN PEMBALIK PULSA PADA SISTEM PENCACAH NUKLIR DELAPAN DETEKTOR SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 RANCANG BANGUN TEGANGAN TINGGI DC DAN PEMBALIK PULSA PADA SISTEM PENCACAH NUKLIR DELAPAN DETEKTOR NOGROHO TRI SANYOTO, SUDIONO, SAYYID KHUSUMO LELONO Sekolah

Lebih terperinci

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI BENGKULU DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI BENGKULU

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI BENGKULU DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI BENGKULU RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI BENGKULU DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI BENGKULU Medan, 8 September 2016 BAB I LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan penduduk dan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

INDEKS JUDUL. KAJIAN ASPEK GEOLOGI DAN POTENSI MINERAL URANIUM DI KALIMANTAN BARAT UNTUK PERSIAPAN PLTN (Hadi Suntoko, Bambang Soetopo) 103

INDEKS JUDUL. KAJIAN ASPEK GEOLOGI DAN POTENSI MINERAL URANIUM DI KALIMANTAN BARAT UNTUK PERSIAPAN PLTN (Hadi Suntoko, Bambang Soetopo) 103 Indeks Judul INDEKS JUDUL Volume 15, Nomor 2, Desember 2013 A ANALISIS ALTERNATIF TIPE PONDASI DAN EKSKAVASI DALAM PADA LOKASI CALON TAPAK PULAU PANJANG, SERANG (Heri Syaeful, June Mellawati) 115 K KAJIAN

Lebih terperinci

PROGRAM PERATURAN DALAM PENGAWASAN PLTN UNTUK MENYONGSONG PEMBANGUNAN PLTN 1)

PROGRAM PERATURAN DALAM PENGAWASAN PLTN UNTUK MENYONGSONG PEMBANGUNAN PLTN 1) PROGRAM PERATURAN DALAM PENGAWASAN PLTN UNTUK MENYONGSONG PEMBANGUNAN PLTN 1) Amil Mardha, Khoirul Huda dan Anri Amaldi Ridwan Direktorat Pengaturan Pengawasan Instalasi Dan Bahan Nuklir Badan Pengawas

Lebih terperinci

GAMBARAN SUMBER DAYA PENGAWAS PLTN DI INDONESIA

GAMBARAN SUMBER DAYA PENGAWAS PLTN DI INDONESIA GAMBARAN SUMBER DAYA PENGAWAS PLTN DI INDONESIA Aris Sanyoto 1, Eko Legowo 2 1 Balai Diklat Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Jl. Gajah Mada No. 8, Jakarta Pusat 2 Biro Umum Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Jl.

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV- Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan IV- masih tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya maupun periode

Lebih terperinci

INDUSTRI NASIONAL DAN KENDALANYA UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN PLTN

INDUSTRI NASIONAL DAN KENDALANYA UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN PLTN INDUSTRI NASIONAL DAN KENDALANYA UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN PLTN Sriyana, Moch. Djoko Birmano Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN) BATAN Jalan Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI PP NO. 43/2006, PP NO. 35/2002 DAN PP NO. 8/2007 TERHADAP RENCANA PENGELOLAAN DANA DEKOMISIONING REAKTOR DAYA

STUDI KOMPARASI PP NO. 43/2006, PP NO. 35/2002 DAN PP NO. 8/2007 TERHADAP RENCANA PENGELOLAAN DANA DEKOMISIONING REAKTOR DAYA STUDI KOMPARASI PP NO. 43/2006, PP NO. 35/2002 DAN PP NO. 8/2007 TERHADAP RENCANA PENGELOLAAN DANA DEKOMISIONING REAKTOR DAYA AKHMAD KHUSYAIRI, AKHMAD MUKTAF HAIFANI Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN EKONOMI DAN PENDANAAN PLTN DAN PEMBANGKIT KONVENSIONAL MENGGUNAKAN SPREADSHEET INOVASI

PERHITUNGAN EKONOMI DAN PENDANAAN PLTN DAN PEMBANGKIT KONVENSIONAL MENGGUNAKAN SPREADSHEET INOVASI Perhitungan Ekonomi dan Pendanaan PLTN dan Pembangkit Konvensional Menggunakan Spreadsheet Inovasi (Moch. Djoko Birmano, Imam Bastori) PERHITUNGAN EKONOMI DAN PENDANAAN PLTN DAN PEMBANGKIT KONVENSIONAL

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

PENGARUH INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DI PROVINSI SULAWESI TENGAH J. Agroland 17 (1) : 63 69, Maret 2010 ISSN : 0854 641X PENGARUH INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DI PROVINSI SULAWESI TENGAH The Effect of Investment of Agricultural

Lebih terperinci

BAB 4 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PLTN

BAB 4 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PLTN BAB 4 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PLTN 4.1. Gambaran Umum Kebijakan PLTN Perkembangan tenaga nuklir di Indonesia diawali dengan diterbitkannya Keputusan Presiden tentang Pembentukan

Lebih terperinci

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Oleh: Putri Amelia 2508.100.020 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Budisantoso

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penciptaan energi nuklir menarik untuk dikaji karena dalam setiap pembelahan inti akan terjadi pelepasan energi yang besar. Contohnya, pada pembelahan satu inti uranium

Lebih terperinci

Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi

Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi disampaikan pada Forum Sinkronisasi Perencanaan Strategis 2015-2019 Dalam Rangka Pencapaian Sasaran Kebijakan Energi Nasional Yogyakarta, 13 Agustus 2015

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2004 Kegiatan usaha pada triwulan IV-2004 ekspansif, didorong oleh daya serap pasar domestik Indikasi ekspansi, diperkirakan berlanjut pada triwulan I-2005 Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan berkembangnya perekonomian dan industri, maka disadari pula pentingnya penghematan energi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KERJASAMA LUAR NEGERI UNTUK PENINGKATAN KEPENTINGAN NASIONAL

PEMANFAATAN KERJASAMA LUAR NEGERI UNTUK PENINGKATAN KEPENTINGAN NASIONAL PEMANFAATAN KERJASAMA LUAR NEGERI UNTUK PENINGKATAN KEPENTINGAN NASIONAL Oleh: Triyono Wibowo Dubes/Watapri Wina PENDAHULUAN 1. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI B.Y. Eko Budi Jumpeno Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO Box 7043 JKSKL, Jakarta 12070 PENDAHULUAN Pemanfaatan

Lebih terperinci

Keterangan * 2011 ** 2012 ***

Keterangan * 2011 ** 2012 *** Keterangan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 * 2011 ** 2012 *** Produk Domestik Bruto (%, yoy) 3.64 4.50 4.78 5.03 5.69 5.50 6.35 6.01 4.63 6.22 6.49 6.23 Produk Nasional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

Widyanuklida, Vol. 14 No. 1, November 2014: ISSN

Widyanuklida, Vol. 14 No. 1, November 2014: ISSN Widyanuklida, Vol. 14 No. 1, November 2014: 22-27 ISSN 1410-5357 Fasilitas Sumber Terbungkus Iridium-192untuk Radiografi Industri Storage Facility of Iridium-192 Sealed Source for Industrial Radiography

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG TRIWULAN III TAHUN 2011

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG TRIWULAN III TAHUN 2011 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 66/10/21/Th.VI, 1 Nopember 2011 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG TRIWULAN III TAHUN 2011 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur

Lebih terperinci

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Ringkasan Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan

Lebih terperinci

PERAN ENERGI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL MEMASUKI MILENIUM m F.P. Sagala

PERAN ENERGI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL MEMASUKI MILENIUM m F.P. Sagala FP. Sagala, Peran Energi Dalam Pembangunan Nasional Memasuki Mil. III PERAN ENERGI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL MEMASUKI MILENIUM m F.P. Sagala Abstrak PERAN ENERGI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL MEMASUKI MILENIUM

Lebih terperinci

Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat

Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat 37 Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat M. Iqbal Arsyad Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura iqbalarsyad@yahoo.co.id Abstract Electrical sector plays important

Lebih terperinci

REGULASI PANAS BUMI DAN KEBIJAKAN INVESTASI DI JAWA BARAT

REGULASI PANAS BUMI DAN KEBIJAKAN INVESTASI DI JAWA BARAT REGULASI PANAS BUMI DAN KEBIJAKAN INVESTASI DI JAWA BARAT LATAR BELAKANG Jumlah penduduk di Jawa Barat 44,28 juta jiwa (2012) dengan tingkat pertumbuhan mencapai 1,7% per tahun dan diprediksi akan mencapai

Lebih terperinci

INSPEKSI KESELAMATAN NUKLIR PADA INSTALASI NUKLIR : PERMASALAHAN DAN TANTANGAN *

INSPEKSI KESELAMATAN NUKLIR PADA INSTALASI NUKLIR : PERMASALAHAN DAN TANTANGAN * INSPEKSI KESELAMATAN NUKLIR PADA INSTALASI NUKLIR : PERMASALAHAN DAN TANTANGAN * Oleh Dedi Sunaryadi, Rizal Palapa, Anton Indra Pratama, Joko Supriadi ** ABSTRAK INSPEKSI KESELAMATAN NUKLIR PADA INSTALASI

Lebih terperinci

Pertumbuhan Indeks Produksi Industri Besar dan Sedang Menurut 2 Digit Kode ISIC, (2000=100)

Pertumbuhan Indeks Produksi Industri Besar dan Sedang Menurut 2 Digit Kode ISIC, (2000=100) Uraian 2 0 1 0 2 0 1 1 2010 ***) 15 Makanan dan Minuman 0,58 3,83 4,70 0,18 6,41-3,87 7,92 3,99 3,34 8,34 Pengolahan Tembakau -1,11 1,56-2,51 2,03 4,70 2,82 8,57-1,92 0,72 9,22 17 Tekstil -4,17 2,25 0,34

Lebih terperinci

TANTANGAN PENGAWASAN SISTEM KONTROL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

TANTANGAN PENGAWASAN SISTEM KONTROL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) TANTANGAN PENGAWASAN SISTEM KONTROL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) Eko H. Riyadi 1 Made Pramayuni 2 Dedi Sunaryadi 3 1 Biro Perencanaan, BAPETEN, Telp. 0853-1191-6632 Email untuk korespondensi

Lebih terperinci

ANALISIS EMISI CO2 PADA STUDI PERENCANAAN PENGEMBANGAN PEMBANGKITAN LISTRIK WILAYAH BANGKA BELITUNG DENGAN OPSI NUKLIR

ANALISIS EMISI CO2 PADA STUDI PERENCANAAN PENGEMBANGAN PEMBANGKITAN LISTRIK WILAYAH BANGKA BELITUNG DENGAN OPSI NUKLIR Analisis Emisi CO2 pada Studi Perencanaan Pengembangan Pembangkitan Listrik Wilyah Bangka Belitung dengan Opsi Nuklir (Rizki Firmansyah Setya Budi, Suparman, Djati Hoesen Salimy) ANALISIS EMISI CO2 PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 subsidi ini meningkat menjadi 61 trilyun 1. Masalah ini sebenarnya bisa

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 subsidi ini meningkat menjadi 61 trilyun 1. Masalah ini sebenarnya bisa BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pemanfaatan listrik telah demikian luas. Mulai dari aktifitas rumah tangga hingga aktifitas perindustrian, semuanya membutuhkan listrik. Kebutuhan ini, dalam kenyataannya,

Lebih terperinci

Peningkatan Mutu Hasil Uji Kompetensi Personil Sebagai Strategi Pengawasan Tenaga Nuklir. Aris Sanyoto Balai DIKLAT - BAPETEN

Peningkatan Mutu Hasil Uji Kompetensi Personil Sebagai Strategi Pengawasan Tenaga Nuklir. Aris Sanyoto Balai DIKLAT - BAPETEN Widyanuklida Vol. 9 No. 1-2, November 2009 Peningkatan Mutu Hasil Uji Kompetensi Personil Sebagai Strategi Pengawasan Tenaga Nuklir Aris Sanyoto Balai DIKLAT - BAPETEN Abstrak Badan Tenaga Atom Intemasional

Lebih terperinci

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (U MKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM BAPETEN MELALUI PERUBAHAN KURIKULUM MAGISTER REKAYASA KESELAMATAN

KAJIAN TENTANG PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM BAPETEN MELALUI PERUBAHAN KURIKULUM MAGISTER REKAYASA KESELAMATAN KAJIAN TENTANG PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM BAPETEN MELALUI PERUBAHAN KURIKULUM MAGISTER REKAYASA KESELAMATAN AMIN S. ZARKASI, SUDARTO P2STPIBN, BAPETEN Abstrak Operasional pembangkit listrik baik dengan

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

VIII. EFISIENSI DAN STRATEGI ENERGI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

VIII. EFISIENSI DAN STRATEGI ENERGI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA VIII. EFISIENSI DAN STRATEGI ENERGI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA Pada bagian ini dibahas efisiensi energi dalam perekonomian Indonesia, yang rinci menjadi efisiensi energi menurut sektor. Disamping itu,

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN IV-2017 Hasil Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan usaha pada triwulan IV-2017 masih tumbuh, meski tidak setinggi triwulan III- 2017 sesuai

Lebih terperinci

Beberapa Catatan tentang Kebutuhan Energi Indonesia Masa Depan

Beberapa Catatan tentang Kebutuhan Energi Indonesia Masa Depan Beberapa Catatan tentang Kebutuhan Energi Indonesia Masa Depan Bacharuddin Jusuf Habibie Jakarta, 3 Februari 2010 Kebutuhan Energi Kelistrikan Indonesia di masa depan Data dan Proyeksi (2000-2050) Penduduk,

Lebih terperinci

LAPORAN PERJALANAN DINAS

LAPORAN PERJALANAN DINAS LAPORAN PERJALANAN DINAS Pelapor : Topan Setiadipura NIP : 19800605 200604 1 006 Unit Kerja : Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir 1. Nama Kegiatan Technical Meeting to Review First Draft of

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN PADA OPTIMASI PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PEMBANGKITAN JAWA-MADURA-BALI DENGAN OPSI NUKLIR

ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN PADA OPTIMASI PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PEMBANGKITAN JAWA-MADURA-BALI DENGAN OPSI NUKLIR Analisis Aspek Lingkungan pada Optimasi Perencanaan Pengembangan Sistem Pembangkitan Jawa-Madura-Bali dengan Opsi Nuklir (Arief Heru Kuncoro dkk) ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN PADA OPTIMASI PERENCANAAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II TAHUN 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK No. 43/08/32/Th.XVIII, 1 Agustus 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II TAHUN 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRW II TH

Lebih terperinci

ENERGI TERBARUKAN MASA DEPAN ENERGI KITA

ENERGI TERBARUKAN MASA DEPAN ENERGI KITA ENERGI TERBARUKAN MASA DEPAN ENERGI KITA Dr. Muhammad Samsuri Kepala Bidag Transfer Iptek Masyarkat Kementerian Riset dan Teknologi Metro, 29 Agustus 2013 PERMASALAHAN ENERGI NASIONAL Produksi minyak menurun,

Lebih terperinci

Perihal : 0$ / FKMNI / V / : Surat Pengantar. Jakarta, 30 Mei 2016 Kepada Yth, Bapak.Presiden R.I. Bapak. Joko Widodo di Jakarta

Perihal : 0$ / FKMNI / V / : Surat Pengantar. Jakarta, 30 Mei 2016 Kepada Yth, Bapak.Presiden R.I. Bapak. Joko Widodo di Jakarta 1 PO ' # @ m FORUM KOMUNIKASI MASYAR fibppfcilukur INDONESIA ^ (FKMNI) Jl. Lebak Bulus Raya 49 Pasar Jumat, Jakarta 12440 Te!p. 021-7690709 Ex. 174, Fax, 021-7691607/7513270 : 0$ / FKMNI / V / 2016 Nomor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya

Lebih terperinci

Konservasi Energi: Melalui Aplikasi Teknologi Kogenerasi

Konservasi Energi: Melalui Aplikasi Teknologi Kogenerasi Konservasi Energi: Melalui Aplikasi Teknologi Kogenerasi B2TE BPPT, Energy Partner Gathering Hotel Borobudur Jakarta, 4 Desember 2013 www.mctap-bppt.com INTENSITAS ENERGI SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA (dan

Lebih terperinci

KESIAPAN SUMBER DAYA PENGAWAS PLTN DI INDONESIA

KESIAPAN SUMBER DAYA PENGAWAS PLTN DI INDONESIA KESIAPAN SUMBER DAYA PENGAWAS PLTN DI INDONESIA Aris Sanyoto 1 dan Eko Legowo 2 1 Balai Diklat Badan Pengawas Tenaga Nuklir 2 Biro Umum Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta Pusat

Lebih terperinci

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q. Keterangan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 * 2011 ** 2012 *** Produk Domestik Bruto (%, yoy) 3.64 4.50 4.78 5.03 5.69 5.50 6.35 6.01 4.63 6.22 6.49 6.23 Produk Nasional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO) BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO) IRIO memiliki kemampuan untuk melakukan beberapa analisa. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian di suatu negara. Fluktuasi harga minyak mentah dunia mempengaruhi suatu negara

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NUCLEAR ENERGY REGULATORY AGENCY BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jl. Gajah Mada 8, Jakarta-10120, Telp.021-638 582 69-70, Fax: 021-638 566 13 Homepage: www.bapeten.go.id E-mail:

Lebih terperinci