SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
|
|
- Susanto Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN IV-2017 Hasil Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan usaha pada triwulan IV-2017 masih tumbuh, meski tidak setinggi triwulan III sesuai dengan pola historisnya. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha triwulan IV-2017 sebesar 7,40%, lebih rendah dibandingkan dengan SBT triwulan III-2017 sebesar 14,32%. Perlambatan kegiatan dunia usaha tersebut terutama disebabkan oleh penurunan kegiatan usaha pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan (SBT -1,40%), akibat faktor musiman dan kondisi cuaca yang kurang mendukung aktivitas pertanian. Di samping itu, perlambatan kegiatan usaha pada triwulan IV-2017 juga disebabkan oleh menurunnya kegiatan usaha sektor industri pengolahan yang mencatat SBT sebesar -0,12%, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,76%. Sejalan dengan perlambatan kegiatan usaha, tingkat penggunaan kapasitas produksi juga menurun dari 75,99% pada triwulan III-2017 menjadi 75,05% pada triwulan IV Dari sisi tenaga kerja, hasil survei mencatat SBT jumlah tenaga kerja triwulan IV-2017 terkontraksi sebesar -0,89%, turun dari SBT 0,13% pada periode sebelumnya. Kegiatan dunia usaha diperkirakan akan membaik pada triwulan I Hal ini tercermin dari SBT perkiraan kegiatan usaha yang meningkat menjadi sebesar 13,96%. Optimisme peningkatan kegiatan usaha juga terindikasi dari perkiraan tingkat penggunaan tenaga kerja dan investasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Berdasarkan sektor ekonomi, peningkatan kegiatan usaha diperkirakan terjadi pada seluruh sektor, terutama sektor keuangan, real estate & jasa perusahaan, jasa-jasa dan industri pengolahan. Peningkatan kinerja industri pengolahan pada triwulan I juga terindikasi dari PMI-SKDU yang berada pada fase ekspansi sebesar 51,95%. Metodologi Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejaktriwulan I Pada triwulan IV-2017, jumlah responden SKDU mencapai perusahaan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan dipilih secara purposive sampling. Secara statistik jumlah sample tersebut memiliki sampling error sebesar 2% pada taraf signifikansi α=5%. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner oleh responden baik melalui hardcopy kuesioner maupun s ecara online melalui website. Metode perhitungan dilakukan dengan metode saldo bersih (SB-net balance), yakni dengan menghitung selisih antara persentase jumlah responden yang penghitungan saldo bersih kegiatan usaha, harga jual, penggunaan tenaga kerja, kondisi investasi dilakukan dengan metode Saldo Bersih Tertimbang (SBT - weighted net balance) yang diperoleh dari hasil perkalian saldo bersih sektor/subsektor yang bersangkutan dengan bobot sektor/subsektor yang bersangkutan sebagai penimbangnya. Mulai triwulan I-2014, SKDU dilaksanakan pada bulan terakhir triwulan berjalan (lebih awal satu bulan dari biasanya). Selain itu dilakukan penyempurnaan kuesioner dan pengembangan aplikasi terintegrasi berbasis web. Divisi Statistik Sektor Riil 1
2 A. Kegiatan Usaha Kegiatan usaha pada triwulan IV-2017 tumbuh melambat. Kegiatan usaha pada triwulan IV-2017 tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sesuai dengan polanya. Hal tersebut tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha pada triwulan IV-2017 sebesar 7,40%, lebih rendah dibandingkan 14,32% pada triwulan III-2017 (Grafik 1). Dirinci menurut sektor lapangan usaha, perlambatan kegiatan usaha terutama disebabkan oleh penurunan kegiatan usaha pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan sebagaimana terindikasi dari kontraksi SBT sebesar -1,40%. Berdasarkan subsektor, kontraksi kegiatan usaha terutama terjadi pada subsektor pertanian tanaman pangan. Menurut sebagian besar responden (55,96%), kontraksi kegiatan usaha pada triwulan IV-2017 terutama disebabkan oleh faktor musiman dan kondisi cuaca yang kurang mendukung aktivitas pertanian. Selain kontraksi pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perlambatan kegiatan usaha pada triwulan IV-2017 juga disebabkan oleh kontraksi pada sektor industri pengolahan (SBT -0,12%), dan perlambatan kegiatan usaha pada 5 sektor, terutama sektor pertambangan & penggalian (SBT 0,08%, turun dari SBT 1,60% pada triwulan sebelumnya). Grafik 1. Perkembangan Kegiatan Usaha Kegiatan usaha diperkirakan meningkat pada triwulan I Pada triwulan I-2018, kegiatan dunia usaha diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari SBT perkiraan kegiatan usaha sebesar 13,96%, lebih tinggi dari 7,40% pada triwulan IV Berdasarkan sektor lapangan usaha, peningkatan kegiatan usaha diperkirakan terjadi pada seluruh sektor, terutama pada sektor keuangan, real estate & jasa perusahaan (SBT 3,16%), sektor jasa-jasa (SBT 2,56%) dan industri pengolahan (SBT 2,41%). Secara umum responden berpendapat peningkatan kegiatan usaha pada triwulan I didorong oleh permintaan dari dalam negeri dan didukung oleh ketersediaan sarana produksi yang mendukung kegiatan usaha. Divisi Statistik Sektor Riil 2
3 B. Kapasitas Produksi Utilisasi kapasitas produksi secara rata-rata lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. Kapasitas produksi terpakai secara rata-rata menurun. Hasil survei menunjukkan bahwa sejalan dengan perlambatan kegiatan usaha, rata-rata kapasitas produksi terpakai pada triwulan IV-2017 sebesar 75,05%, lebih rendah dibandingkan 75,99% pada triwulan sebelumnya (Grafik 2). Berdasarkan sektor lapangan usaha, tingkat penggunaan kapasitas produksi paling tinggi terjadi pada sektor listrik, gas dan air bersih (rata-rata sebesar 81,14%). Di sisi lain, penggunaan kapasitas produksi paling rendah terjadi pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan (ratarata sebesar 71,42%). Grafik 2. Perkembangan Kapasitas Utilisasi C. Kondisi Keuangan dan Akses Kredit Kondisi likuiditas dan rentabilitas perusahaan pada triwulan IV-2017 tetap terjaga. Kinerja keuangan perusahaan pada triwulan IV-2017 secara umum cukup baik. Hal tersebut terkonfirmasi dari Saldo Bersih (SB) kondisi likuiditas perusahaan sebesar 37,62 %, meskipun lebih rendah dibandingkan SB 37,86% pada periode sebelumnya. Sebagian besar responden SKDU (54,20%) menjawab kondisi likuiditas perusahaan pada triwulan IV-2017 cukup baik. Sementara itu, sebesar 41,71% responden menjawab kondisi likuiditas pada triwulan IV-2017 lebih baik dibandingkan periode sebelumnya, dan hanya 4,09% responden yang mengkonfirmasi kondisi likuiditas yang lebih buruk dibandingkan periode sebelumnya. Dari sisi kemampuan perusahaan untuk mencetak laba (rentabilitas), hasil survei mencatat SB kondisi rentabilitas perusahaan pada triwulan IV-2017 sebesar 42,16%, meningkat dari SB 41,41% pada periode sebelumnya. Sebanyak 51,66% responden menjawab kondisi rentabilitas perusahaan pada triwulan IV-2017 masih cukup baik. Sementara itu, sebesar 45,25% responden menjawab kondisi rentabilitas pada triwulan IV-2017 lebih baik dibandingkan periode sebelumnya, dan hanya 3,09% responden yang mengkonfirmasi kondisi rentabilitas yang lebih buruk dibandingkan periode sebelumnya. Divisi Statistik Sektor Riil 3
4 Responden menilai akses kredit perbankan masih relatif mudah. Sementara untuk akses kredit perbankan, hasil SKDU triwulan IV-2017 menunjukkan bahwa kemudahan terhadap akses kredit perbankan secara umum masih normal dengan SB akses kredit selama 3 (tiga) bulan terakhir sebesar 4,30%. Sejalan dengan kondisi keuangan perusahaan yang relatif terjaga, sebagian besar (69,18%) responden mengkonfirmasi bahwa akses kredit perbankan pada triwulan IV berada pada kondisi normal. Sementara itu, sebesar 17,56% responden menjawab akses kredit perbankan pada triwulan IV-2017 lebih mudah, dan sebesar 13,26% responden menilai akses kredit perbankan pada triwulan IV-2017 lebih sulit dibandingkan periode sebelumnya. D. Tenaga Kerja Penggunaan tenaga kerja pada triwulan IV-2017 lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Sejalan dengan perlambatan kegiatan usaha, tingkat penggunaan tenaga kerja pada triwulan IV-2017 lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari kontraksi SBT penggunaan tenaga kerja triwulan IV-2017 sebesar -0,89%, menurun dari 0,13% pada triwulan III Berdasarkan sektor lapangan usaha, penurunan tingkat penggunaan tenaga kerja terjadi pada 4 sektor, terdalam pada sektor industri pengolahan (SBT -1,19%), diikuti oleh sektor pertambangan & penggalian (SBT -0,89%) dan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan & perikanan (SBT -0,16%). Grafik 3. Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja Pada triwulan I-2018, penggunaan tenaga kerja diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini sebagaimana terindikasi dari SBT jumlah tenaga kerja yang meningkat menjadi sebesar 5,80%. Berdasarkan sektor lapangan usaha, peningkatan jumlah tenaga kerja diperkirakan terjadi pada seluruh sektor terutama sektor pertambangan & penggalian (SBT 2,74%) dan sektor keuangan, real estate & jasa perusahaan (SBT 1,56%). Divisi Statistik Sektor Riil 4
5 E. Harga Jual Tekanan kenaikan harga jual berada pada kecenderungan meningkat. Tekanan harga jual pada triwulan IV-2017 terindikasi meningkat dengan nilai SBT sebesar 13,45%, lebih tinggi dibandingkan 12,03% pada periode sebelumnya. Peningkatan harga jual terutama terjadi pada sektor pertambangan & penggalian sebagaimana terindikasi oleh SBT sebesar 3,34%, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (SBT 3,26%) dan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan & perikanan (SBT 3,23%). Secara umum responden di sektor pertambangan & penggalian dan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan & perikanan berpendapat peningkatan harga jual terutama disebabkan oleh kenaikan biaya bahan baku/material ditengah pasokan yang relatif terbatas. Selain itu, responden di sektor perdagangan, hotel & restoran mengkonfirmasi peningkatan harga antara lain sebagai pengaruh faktor musiman libur sekolah dan hari besar. Grafik 4. Perkembangan Harga Jual Tekanan kenaikan harga jual diperkirakan berlanjut pada triwulan I-2018 dengan SBT sebesar 15,76%. Peningkatan harga jual terutama diperkirakan terjadi pada sektor industri pengolahan (SBT 4,33%), sektor perdagangan, hotel & restoran (SBT 4,07%) dan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan & perikanan (SBT 2,50%). Secara umum, responden mengkonfirmasi tekanan kenaikan harga bahan baku dan material sebagai faktor yang mendorong kenaikan harga jual pada triwulan I F. Inflasi Responden memperkirakan inflasi 2017 sebesar 3,45%. Secara rata-rata, responden memperkirakan inflasi pada 2017 sebesar 3,45% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi 2017 (3,61%, yoy), namun masih berada dalam rentang sasaran inflasi 2017 sebesar 4,0 ± 1%. Berdasarkan sektor ekonomi, perkiraan tingkat inflasi paling tinggi ditunjukkan oleh responden di sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor keuangan, real estate & jasa perusahaan yaitu secara rata-rata masing-masing sebesar 3,60% (yoy). Divisi Statistik Sektor Riil 5
6 G. Investasi Kegiatan investasi dunia usaha pada triwulan IV-2017 terindikasi meningkat. Kegiatan investasi dunia usaha pada triwulan IV-2017 terindikasi belum terlalu kuat meskipun meningkat dibandingkan kondisi triwulan III Hal itu tercermin dari SBT realisasi investasi pada triwulan IV-2017 sebesar 10,68%, sedikit lebih tinggi dibandingkan 10,66% pada triwulan sebelumnya. Berdasarkan sektor lapangan usaha, peningkatan kegiatan investasi terindikasi pada sektor industri pengolahan (SBT 2,44%, naik dari 1,31% pada triwulan III-2017) (Lampiran Tabel 7). Pertumbuhan investasi dunia usaha diperkirakan terus meningkat pada triwulan I Kondisi ini diindikasikan oleh SBT perkiraan investasi triwulan I-2018 yang meningkat menjadi sebesar 15,21%. Berdasarkan sektor lapangan usaha, peningkatan kegiatan investasi paling tinggi diperkirakan terjadi pada sektor pertambangan & penggalian dan sektor industri pengolahan dengan SBT masingmasing sebesar 3,07% dan 3,04%. Investasi pada semester I terindikasi melambat dibandingkan semester II Secara semesteran, jumlah pelaku usaha yang melakukan kegiatan investasi pada semester II-2017 terindikasi melambat namun dengan nilai yang lebih tinggi. Hasil SKDU menunjukkan sebanyak 17,88% responden melakukan investasi pada semester II-2017, lebih rendah dari 18,72% pada semester I Namun demikian, secara nilai, investasi pada semester II-2017 lebih tinggi dibandingkan investasi pada semester sebelumnya, sebagaimana tercermin dari nilai Saldo Bersih sebesar 66,67%, lebih tinggi dibandingkan 53,82% pada semester I Berdasarkan bentuknya, sebagian besar investasi dilakukan dalam bentuk mesin dan bangunan/pabrik (masing-masing dikonfirmasi oleh 29,12% dan 25,17% responden). Sebagian besar responden (54,81%) mengkonfirmasi investasi yang dilakukan bersifat investasi baru, dan sebesar 21,72% investasi merupakan penggantian/replacement. Beberapa faktor yang menurut responden menghambat rencana investasi, antara lain terkait perijinan (dikonfirmasi oleh 21,98%), suku bunga dan kondisi infrastruktur sebagaimana dikonfirmasi oleh 14,13% dan 13,30% responden. Kegiatan investasi diperkirakan meningkat pada semester I Hasil survei menunjukkan sebanyak 19,44% responden akan merealisasikan investasi di semester I-2018, meningkat dari 17,88% pada semester II Secara nilai, investasi pada semester I-2018 tersebut diperkirakan lebih rendah dibandingkan investasi pada semester II-2017, namun lebih tinggi dari investasi pada semester I Saldo Bersih investasi semester I-2018 sebesar 56,16%, lebih rendah dari 66,67%, pada semester II-2017, namun lebih tinggi dibandingkan 53,82% pada semester I Divisi Statistik Sektor Riil 6
7 H. PMI - SKDU* PMI-SKDU mengindikasikan penurunan kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan IV Kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan IV-2017 lebih rendah dibandingkan triwulan III Hal ini sebagaimana terindikasi dari nilai PMI-SKDU yang berada pada fase kontraksi dengan indeks sebesar 48,75%, lebih rendah dibandingkan 50,51% pada triwulan III-2017 (Grafik 5). Kondisi ini sejalan dengan penurunan kegiatan usaha pada sektor industri pengolahan yang diindikasikan oleh SBT triwulan IV-2017 sebesar -0,12%, turun dari SBT kegiatan usaha industri pengolahan pada triwulan III-2017 sebesar 1,76%. Berdasarkan komponen pembentuk PMI-SKDU, kontraksi kinerja industri pengolahan pada triwulan IV-2017 disebabkan oleh kontraksi pada seluruh komponen indeks. Kontraksi paling dalam terjadi pada indeks jumlah tenaga kerja (47,95%), diikuti oleh indeks volume persediaan barang jadi dan indeks kecepatan penerimaan barang input masing-masing sebesar 48,30% dan 48,73%. Pada triwulan I-2018, kinerja industri pengolahan diperkirakan meningkat. Hal ini sebagaimana terindikasi dari PMI-SKDU yang meningkat menjadi sebesar 51,95%. Peningkatan kinerja sektor industri pengolahan ini sejalan dengan perkembangan kegiatan usaha industri pengolahan triwulan I-2018 yang terindikasi positif (SBT 2,41%). Berdasarkan komponen pembentuknya, ekspansi sektor industri pengolahan disebabkan oleh ekspansi indeks volume produksi sebesar 60,69%. Peningkatan kinerja industri pengolahan juga disebabkan oleh perbaikan indeks jumlah karyawan dan indeks persediaan barang jadi yang meskipun masih berada pada fase kontraksi masing-masing sebesar 49,85% dan 49,49%, namun tercatat lebih baik dibandingkan periode sebelumnya masing-masing sebesar 47,95% dan 48,30%. Grafik 5. PMI SKDU *) PMI-SKDU merupakan sebuah komposit indikator yang dibuat untuk menyediakan gambaran umum mengenai kondisi sektor industri di Indonesia. PMI-SKDU merupakan indeks komposit yang diperoleh dari lima indeks yaitu volume pesanan barang input, volume produksi (output), ketenagakerjaan, waktu pengiriman dari pemasok, dan inventori. Hasil perhitungan PMI-SKDU merupakan hasil pre-assesment dari benchmarking Purchasing Managers Index (PMI) yang telah dilakukan beberapa negara. Index diatas 50 memberikan signal ekspansi usaha sedangkan dibawah 50 memberikan signal adanya kontraksi. Divisi Statistik Sektor Riil 7
8 Indeks Volume Produksi Grafik 6. Indikator Pembentuk PMI-SKDU Persentase Jawaban Triwulan IV-2017 Indeks Volume Pesanan Indeks Persediaan Barang Jadi Indeks Penerimaan Pesanan Barang Input Divisi Statistik Sektor Riil 8
9 Indeks Tenaga Kerja Divisi Statistik Sektor Riil 9
10 LAMPIRAN Tabel 1. Perkembangan Realisasi dan Perkiraan Kegiatan Usaha (Saldo Bersih Tertimbang SBT) S E K T O R I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I* Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan & Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Real estate dan Jasa Perusahaan J a s a - j a s a T O T A L Ket: * Angka perkiraan Tabel 2. Perkembangan Kapasitas Produksi Terpakai (Persentase) S E K T O R I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan dan Hasil-Hasilnya Kehutanan Perikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN Makanan, Minuman dan Tembakau Tekstil, Brg Kulit & Alas Kaki Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya Kertas dan Barang Cetakan Pupuk, Kimia & Barang dari Karet Semen & Barang Galian Non Logam Logam Dasar Besi dan Baja Alat Angkut, Mesin & Peralatannya Barang Lainnya LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH T O T A L Divisi Statistik Sektor Riil 10
11 Tabel 3. Perkembangan Indikator Lainnya (Persentase) K E T E R A N G A N I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Kondisi keuangan selama 3 bulan terakhir : - Likuiditas Baik Cukup Buruk Saldo Bersih (% Baik - % Buruk) Rentabilitas Baik Cukup Buruk Saldo Bersih (% Baik - % Buruk) Akses kredit selama 3 bulan terakhir : Mudah Normal Sulit Saldo Bersih (% Mudah - % Sulit) Tabel 4. Perkembangan Realisasi dan Perkiraan Penggunaan Tenaga Kerja (Persentase Saldo Bersih Tertimbang SBT) SEKTOR I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I* Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan & Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Real estate dan Jasa Perusahaan J a s a - j a s a T O T A L Ket: * Angka perkiraan Tabel 5. Perkembangan Realisasi dan Perkiraan Harga Jual (Persentase Saldo Bersih Tertimbang SBT) SEKTOR I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I* Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan & Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Real estate dan Jasa Perusahaan J a s a - j a s a T O T A L Ket: * Angka perkiraan Divisi Statistik Sektor Riil 11
12 Tabel 6. Perkiraan Inflasi Tahunan (% yoy) PERKIRAAN INFLASI 2015 PERKIRAAN INFLASI 2016 PERKIRAAN INFLASI 2017 S E K T O R TW I-15 TW II-15 TW III-15 TW IV-15 TW I-16 TW II-16 TW III-16 TW IV-16 TW I-17 TW II-17 TW III-17 Tw IV-17 Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa TOTAL Sasaran Inflasi Tahunan 4,0 ± 1 4,0 ± 1 4,0 ± 1 Tabel 7a. Realisasi Investasi (Persentase Saldo Bersih Tertimbang SBT) S E K T O R I II III IV I II III IV I II III IV I* Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan & Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Real estate dan Jasa Perusahaan J a s a - j a s a Ket: * Angka perkiraan T O T A L Tabel 7b. Perkembangan Investasi Semesteran (Persentase Saldo Bersih Tertimbang SBT) 2018 Smt I Smt II Smt I Smt II Smt I Smt II Smt I* Realisasi Investasi (% responden) Nilai Investasi (SB) Sifat Investasi (%) INVESTASI Investasi baru Penggantian/replacement Investasi baru dan penggantian Bentuk Investasi (% jawaban responden) Tanah Bangunan/Pabrik Alat Angkut/Transportasi Mesin Lainnya Faktor Penghambat (%) Suku Bunga Faktor Keamanan Perpajakan Undang-undang/ketentuan Ketenagakerjaan Perijinan Infrastruktur Akses kredit bank Lainnya** Divisi Statistik Sektor Riil 12
13 Tabel 8. PMI - SKDU Komponen PMI - BI Periode Volume produksi Volume total pesanan Penerimaan barang pesanan input Volume Persediaan Barang Jadi Jumlah Karyawan PMI - SKDU 2011 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I* Divisi Statistik Sektor Riil 13
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN IV-2016 Hasil Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan usaha pada triwulan IV-2016 tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sesuai
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV- Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan IV- masih tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya maupun periode
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN III-2017 Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan berlanjutnya ekspansi kegiatan usaha pada triwulan III-2017, meski tidak setinggi triwulan sebelumnya. Hal ini
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
Triwulan I - 2015 SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan I-2015 tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2008 Sebagai dampak dari krisis keuangan global, kegiatan dunia usaha pada triwulan IV-2008 mengalami penurunan yang tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT)
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2004 Kegiatan usaha pada triwulan IV-2004 ekspansif, didorong oleh daya serap pasar domestik Indikasi ekspansi, diperkirakan berlanjut pada triwulan I-2005 Kegiatan
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Kegiatan usaha pada triwulan II-2003 mengalami ekspansi, demikian juga prakiraan pada triwulan III-2003 Namun sesuai dengan polanya,
Lebih terperinciM E T A D A T A INFORMASI DASAR. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Statistik
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data Data Kegiatan Dunia Usaha (Survei Kegiatan : Dunia Usaha/SKDU) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN II-2004 Kegiatan usaha pada triwulan II-2004 mengalami ekspansi yang cukup signifikan dan diperkirakan berlanjut pada triwulan berikutnya.
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN IV-2003 Kegiatan usaha pada triwulan IV-2003 mengalami ekspansi dengan tingkat yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya Peningkatan
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVE KEGATAN DUNA USAHA B U S N E S S S U R V E Y TRWULAN - Kegiatan usaha triwulan - membaik karena naiknya permintaan... naiknya permintaan sesuai musimannya diprakirakan menjadi pendorong kegiatan
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN I- Sesuai pola musimannya kegiatan usaha pada triwulan I- mengalami kontraksi Namun diprakirakan kembali mengalami ekspansi pada triwulan
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
33 SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN I-2004 Kegiatan usaha pada triwulan I-2004 mengalami kontraksi yang cukup signifikan, meskipun diperkirakan pada triwulan II akan kembali
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN III- Kegiatan usaha pada triwulan III- mengalami ekspansi yang signifikan dan diperkirakan masih berlanjut pada triwulan berikutnya. Kegiatan
Lebih terperinciTABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN
TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 17.968.449 19.510.919 1.542.470 8,58 2 Usaha Menengah (UM) 23.077.246 25.199.311 2.122.065 9,20 Usaha Kecil
Lebih terperinciPerkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA
Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA Mudrajad Kuncoro Juli 2008 Peranan Masing- Masing Cabang Industri Terhadap PDB Sektor Industri Tahun 1995-2008* No. Cabang Industri Persen
Lebih terperinciPDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.
Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% (yoy), sedangkan pertumbuhan triwulan IV-2011 secara tahunan sebesar 6,5% (yoy) atau secara triwulanan turun 1,3% (qtq). PDB per kapita atas dasar harga berlaku
Lebih terperinciTABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN
TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 184.845.034 194.426.046 9.581.012 5,18 2 Usaha Menengah (UM)
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru diindikasikan mengalami peningkatan Kondisi tersebut diprakirakan akan berlanjut
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO
PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y Triwulan I-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru mengalami peningkatan, namun mengalami perlambatan yang cukup besar Kondisi tersebut
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN * perkiraan
SURVEI PERBANKAN TRIWULAN IV-217 PERTUMBUHAN KREDIT TAHUN 218 DIPERKIRAKAN MENINGKAT Hasil Survei Perbankan mengindikasikan pertumbuhan kredit baru pada triwulan IV- 217 secara triwulanan (qtq) meningkat.
Lebih terperinciGrafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%
SURVEI PERBANKAN Y jg brg dia TRIWULAN I-2015 PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat.
Lebih terperinciGROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.
Keterangan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 * 2011 ** 2012 *** Produk Domestik Bruto (%, yoy) 3.64 4.50 4.78 5.03 5.69 5.50 6.35 6.01 4.63 6.22 6.49 6.23 Produk Nasional Bruto (%, yoy)
Lebih terperinci(1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II * 2012** 2013***
8 6 4 2 5.99 6.29 6.81 6.45 6.52 6.49 6.50 6.29 6.36 6.16 5.81 6.11 6.035.81 3.40 2.69 2.04 2.76 3.37 1.70 1.50 2.82 3.18 1.42 2.61 0-2 (1.42) (1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II 2010
Lebih terperinciKeterangan * 2011 ** 2012 ***
Keterangan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 * 2011 ** 2012 *** Produk Domestik Bruto (%, yoy) 3.64 4.50 4.78 5.03 5.69 5.50 6.35 6.01 4.63 6.22 6.49 6.23 Produk Nasional Bruto (%, yoy)
Lebih terperinciKONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I
SURVEI PERBANKAN Triwulan I-007 Target pemberian kredit baru pada triwulan II-007 dan tahun 007 diperkirakan masih akan meningkat Hanya 4,0% responden yang menyatakan realisasi kredit baru dalam triwulan
Lebih terperinciKONDISI TRIWULAN II-2007
SURVEI PERBANKAN Triwulan II-2007 Permintaan masyarakat terhadap kredit baru mengalami peningkatan, ditunjukkan dengan angka neto tertimbang 92,8% Hanya sekitar 34,1% responden menyatakan bahwa realisasi
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN IV-2003 - Permintaan serta pemberian persetujuan kredit baru secara indikatif memperlihatkan peningkatan - Kondisi tersebut diprakirakan akan
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%
Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan
Lebih terperinciProduk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.
Lebih terperinciM E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta
Lebih terperinciV. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa:
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa: a. Sektor ekonomi Kota Bandar Lampung
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN III-2003 Permintaan serta pemberian persetujuan kredit baru secara indikatif memperlihatkan kenaikan cukup tinggi Kenaikan tersebut diprakirakan
Lebih terperinciLAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh
Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan I-6 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan I-6 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Untuk triwulan II- 6, permintaan maupun persetujuan kredit baru diperkirakan
Lebih terperinciII. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional
II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Tahun 2012 ruang lingkup penghitungan meliputi
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV
SURVEI PERBANKAN Triwulan IV-2006 Target pemberian kredit baru pada triwulan I-2007 dan tahun 2007 diperkirakan meningkat Hanya sekitar 37,5% responden yang realisasi kredit barunya di bawah target yang
Lebih terperinciSURVEI TENDENSI BISNIS
RAHASIA SURVEI TENDENSI BISNIS Sektor Persewaan dan Real Estate Triwulan II- 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Jl. Penghulu Mustapa No. 43, Bandung 40124 Telp. (022) 7272595, (022) 7272596,
Lebih terperinciStatistik KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN TRIWULAN I-2005 Permintaan kredit dan persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan I-2005 secara indikatif memperlihatkan peningkatan, namun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan IV-5 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan IV-5 menurun tajam, namun pada triwulan I-6 diperkirakan membaik Suku bunga dana dan kredit pada triwulan IV-5
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN I-2004 Permintaan serta pemberian persetujuan kredit baru secara indikatif memperlihatkan peningkatan meskipun sedikit melambat Kondisi tersebut
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE
KATA PENGANTAR Buku Indikator Ekonomi Kota Lubuklinggau ini dirancang khusus bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi, birokrat, dan masyarakat luas yang memerlukan data dan informasi dibidang perekonomian
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I II III IV I
SURVEI PERBANKAN Triwulan I-2008 Permintaan terhadap kredit baru pada triwulan I-2008 mengalami peningkatan dengan angka neto tertimbang 70,4%, lebih rendah dibandingkan triwulan lalu (86,8%) Sebanyak
Lebih terperinciSektor * 2010** 3,26 3,45 3,79 2,82 2,72 3,36 3,47 4,83 3,98 2,86 2. Pertambangan dan Penggalian
Sektor 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009* 2010** (1) (2) (3) (3) (4) (4) (5) (5) (6) (6) (7) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perikanan 3,26 3,45 3,79 2,82 2,72 3,36 3,47 4,83 3,98 2,86
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara
Lebih terperinciBOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)
BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO) IRIO memiliki kemampuan untuk melakukan beberapa analisa. Kemampuan
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN III-2004 Permintaan Kredit dan persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan III-2004 secara indikatif memperlihatkan peningkatan Peningkatan
Lebih terperinciSURVEI TENDENSI BISNIS
RAHASIA SURVEI TENDENSI BISNIS Triwulan II - 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Jl. Penghulu Hasan Mustapa No. 43, Bandung 40124 Telp. (022) 7272595, (022) 7272596, Faximile : 7213572, email
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan II-26 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan II-26 meningkat dibandingkan triwulan I-26 dan diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan III-26 Sebagian
Lebih terperinciII. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional
II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN II-2004 Permintaan (termasuk permintaan kredit baru & permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada) dan persetujuan pemberian kredit
Lebih terperinciSURVEI TENDENSI BISNIS
RAHASIA SURVEI TENDENSI BISNIS Triwulan II-2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Jl. Penghulu Mustapa No. 43, Bandung 40124 Telp. (022) 7272595, (022) 7272596, Faximile : 7213572, email :bps3200@bps.go.id
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2014 No. 32/05/35/Th. XIV, 5 Mei 2014 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2014 (y-on-y) mencapai 6,40
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
No. 11/02/72/Th. XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah pada tahun 2013 yang diukur dari persentase kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar
Lebih terperinciSURVEI TENDENSI BISNIS
RAHASIA SURVEI TENDENSI BISNIS Triwulan II- 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Jl. Penghulu Mustapa No. 43, Bandung 40124 Telp. (022) 7272595, (022) 7272596, Faximile : 7213572, email :bps3200@bps.go.id
Lebih terperinciSURVEI PENJUALAN ECERAN
o April Konsumsi masyarakat pada April menurun SURVEI PENJUALAN ECERAN Tingkat konsumsi masyarakat pada bulan April menurun sebagaimana tercermin dari indeks penjualan riil yang turun 1,1% (mtm), namun
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO
PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan I-9 Secara tahunan (yoy) perekonomian Indonesia triwulan I-9 tumbuh 4,37%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (5,18%). Sementara secara triwulanan
Lebih terperinciStatistik KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber
Lebih terperinciSURVEI TENDENSI BISNIS
RAHASIA SURVEI TENDENSI BISNIS Triwulan II - 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Jl. Penghulu Mustapa No. 43, Bandung 40124 Telp. (022) 7272595, (022) 7272596, Faximile : 7213572, email :bps3200@bps.go.id
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Agustus 2015 Likuiditas perekonomian terakselerasi didukung pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan. Posisi uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh
Lebih terperinciTriwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten
Triwulan III 212 Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 1 Triwulan III 212 Halaman ini sengaja dikosongkan 2 Triwulan III 212 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN IV-2004 Permintaan dan persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan IV- 2004 secara indikatif memperlihatkan peningkatan Peningkatan tersebut
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa uari Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada uari tumbuh 7,7% (yoy). Angka ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat
Lebih terperinciStatistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun
KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (U MKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014
No. 40/08/36/Th.VIII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014 PDRB Banten triwulan II tahun 2014, secara quarter to quarter (q to q) mengalami pertumbuhan sebesar 2,17 persen,
Lebih terperinciSURVEI PENJUALAN ECERAN
Februari 2015 SURVEI PENJUALAN ECERAN Survei Penjualan Eceran mengindikasikan bahwa secara tahunan penjualan eceran pada Februari 2015 mengalami akselerasi. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th. X, 5 November 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2012 Ekonomi Jawa Timur Triwulan III Tahun 2012 (y-on-y) mencapai 7,24 persen
Lebih terperinciINDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL
III. EKONOMI MAKRO KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013 Pembangunan ekonomi merupakan suatu hal mendasar suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi itu sendiri pada dasarnya
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN I-2014
No.22/05/36/Th.VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN I-2014 PDRB Banten triwulan I tahun 2014, secara quarter to quarter (q to q) tumbuh positif 0.87 persen, setelah triwulan sebelumnya
Lebih terperinciPerkembangan Sektor Industri di Awal 2008 Oleh: Didik Kurniawan Hadi*
Perkembangan Sektor Industri di Awal 2008 Oleh: Didik Kurniawan Hadi* Harus diakui, di masa pemerintahan SBY-JK, ketidakstabilan makroekonomi dan ketidakpastian kebijakan ekonomi makro sudah jauh menurun
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
MARET 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Maret 2017 Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pertumbuhan ekonomi nasional, yang diukur berdasarkan PDB harga konstan 2010, pada triwulan IV
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20
No. 10/02/63/Th XIV, 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20 010 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2010 tumbuh sebesar 5,58 persen, dengan n pertumbuhan tertinggi di sektor
Lebih terperinci. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR PERTANIAN
*) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo 1.2.1 SEKTOR PERTANIAN. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR 2009 2010 I II III IV I II III 1. PERTANIAN 7,74 5,42 (2,89) 5,18 1,52 1,35
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.38/08/12/Th.VII, 6 Agustus 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN II-2012 Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II-2012 secara triwulanan (q-to-q) mencapai
Lebih terperinciINDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI
Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Penjualan Minyak Diesel Konsumsi Semen Produksi Kendaraan Non Niaga Penjualan Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Penjualan Kendaraan Niaga Produksi Sepeda
Lebih terperinciLaporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan
Lebih terperinciDinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja
Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Oleh: Putri Amelia 2508.100.020 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Budisantoso
Lebih terperinciGrafik 3. Pertumbuhan Per Jenis Kredit Konsumsi. Grafik 2. Perkembangan NPL Per Jenis Kredit (%) 3.0. (%, yoy)
(%) 3.0 Grafik 2. Perkembangan NPL Per Jenis 2.7 2.6 2.5 2.5 2.6 2.0 1.6 1.5 1.5 1.0 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2013 2014 Modal Kerja Investasi Konsumsi Sumber: Bank Indonesia (%, yoy) Grafik 3.
Lebih terperinciBAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014
BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
No. 06/02/72/Th. XIV. 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000
Lebih terperinciAnalisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /
BAB IV TINJAUAN EKONOMI 2.1 STRUKTUR EKONOMI Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau
Lebih terperincimeningkat % (yoy) Feb'15
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ruari Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ruari meningkat. Pada ruari, posisi M2 tercatat sebesar Rp4.230,7 T,
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN
No.10/02/75/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 7,71 PERSEN Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo tahun yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013
No. 09/02/36/Th. VIII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013 Secara total, perekonomian Banten pada triwulan IV-2013 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat
Lebih terperinciSURVEI TENDENSI BISNIS
RAHASIA 1 Nama Perusahaan : 2 Alamat Perusahaan : SURVEI TENDENSI BISNIS Triwulan II - 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Jl. Penghulu Mustapa No. 43, Bandung 40124 Telp. (022) 7272595, (022)
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA
ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA Andi Tabrani Pusat Pengkajian Kebijakan Peningkatan Daya Saing, BPPT, Jakarta Abstract Identification process for
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH No.12/02/33/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH TAHUN 2012 MENCAPAI 6,3 PERSEN Besaran PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR
(M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 ( dalam arti luas) pada ember mengalami peningkatan. Posisi M2 pada ember tercatat sebesar Rp4.076,3 T, atau tumbuh
Lebih terperinciRENCANA & REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) MENURUT SEKTOR TAHUN 2010 DI KALIMANTAN TIMUR
& PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) MENURUT SEKTOR TAHUN 2010 2010-1 Tan. Pangan & Perkebunan 1 4.669.131.070 2.442-27 2.889.931.158.529 5.200-3 Kehutanan - - - - - - - - 5 Pertambangan 1 500.000.000
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014
No.51/08/33/Th.VIII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar
(M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Desember Uang beredar (M2) Desember tumbuh melambat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.170,7 T, atau tumbuh 11,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan
Lebih terperinciPerkembangan Uang Beredar (M2)
Perkembangan Uang Beredar (M2) wa ember Uang Beredar (M2) pada ember tumbuh 12,7, stabil dibanding pertumbuhan ember (12,7%;yoy). M1 tumbuh 5,4 melambat dibanding ember (8,6%;yoy), namun Uang Kuasi tumbuh
Lebih terperinciSURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00
SURVEI KONSUMEN Juli - 2010 Indeks 150.00 125.00 100.00 75.00 optimis pesimis 50.00 25.00 0.00 periode krisis ekonomi global 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 2007 2008 2009 2010 Indeks Keyakinan
Lebih terperinciKajian Ekonomi Regional Banten
Triwulan III 211 Halaman Ini Sengaja Dikosongkan ii Daftar Isi Ringkasan Eksekutif Halaman v Tabel Indikator Ekonomi Banten Halaman ix Bab I Perkembangan Makro Ekonomi Regional Halaman 1 Sisi Permintaan
Lebih terperinci