PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN DI INDONESIA: PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI PERSONIL
|
|
- Ida Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN DI INDONESIA: PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI PERSONIL Bagiyono, Fatmuanis Basuki Pusat Pendidikan dan Pelatihan, BATAN, Jl. Lebak Bulus Raya No 9, Pasar Jumat, Jakarta Selatan, Abstrak PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN DI INDONESIA: PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI PERSONIL. Penyiapan SDM yang kompeten merupakan elemen penting dalam infrastruktur yang diperlukan oleh negara yang berencana memanfatkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). IAEA menekankan bahwa kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan di PLTN dan mengembangkan lembaga pendidikan dan pelatihan untuk mempersiapkan para pekerja dalam menjalankan tugasnya. Langkah awal dalam kegiatan penyiapan SDM tersebut adalah menentukan Standar Kompetensi Personil (SKP) yang diperlukan untuk mengoperasikan dan memelihara PLTN dengan aman dan selamat. Makalah ini menjelaskan dokumen SKP yang disusun oleh Tim Penyiapan Sumber Daya Manusia PLTN di Indonesia. Penyusunan Dokumen SKP ini dilakukan berdsarkan studi literatur terhadap publikasi yang diterbitkan oleh IAEA dan dokumen lainnya, serta dengan mempertimbangkan masukan dan rekomendasi dari para pemangku kepentingan. Dokumen ini selain akan digunakan sebagai acuan dalam seleksi karyawan, pencalonan peserta pelatihan, kualifikasi, prakualifikasi, sertifikasi dan promosi jabatan, juga digunakan sebagai pedoman dalam menetapkan program pelatihan yang dibutuhkan untuk mencapai dan mempertahankan kompetensi Katakunci: standar kompetensi personil, pembangkit listrik tenaga nuklir Abstract PREPARATION OF HUMAN RESOURCES FOR NPP IN INDONESIA: FORMULATION OF STANDARD OF PERSONNEL COMPETENCY. The development of a highly skilled workforce is an essential element in the infrastructure required by a country planning to introduce nuclear power [1]. As IAEA points out, the principle involved is to identify the human resource knowledge, skills and abilities needed to implement the nuclear project and to develop the educational and training institutions to prepare the workers for the discharge of their functions. The starting point in preparing NPP workforce is to define the Standard of Personnel Competency essential to the safe operation and maintenance of NPPs. This paper describes the Standard of Personnel Competency identified by the Committee for the Preparation of Human Resources for the first Nuclear Power Plant in Indonesia. This document was formulated based on literature study on IAEA publications and other related documents, as well as taking into consideration the input and recommendations from the stakeholders. This documents is in addition to be used as a referrence in employee selection, trainee nomination, qualification, certification and promotion, also used as a guidance in establishing training programs needed to achieve and maintain the competency.[2,3,4] Keywords: Standard of Personnel Competency, Nuclear Power Plant 129
2 PENDAHULUAN Mengacu Undang-undang No. 17 tahun 2007 tentang rencana pembangunan jangka panjang nasional tahun 2005 ~ 2025, Indonesia seharusnya sudah mulai mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah ke 3 (antara tahun 2015 ~ 2019 )[5]. Banyak hal yang harus dipersiapkan guna menyongsong pengoperasian PLTN pertama di Indonesia tersebut, baik dari aspek teknik, ekonomi, sosial budaya. Salah satu diantara aspek yang harus dipersiapkan sejak dini adalah aspek penyiapan sumber daya manusia. [6] PLTN merupakan suatu instalasi yang mempunyai potensi bahaya, oleh sebab itu agar dapat mencapai dan mempertahankan tingkat keselamatan yang tinggi, PLTN wajib memiliki pekerja dengan jumlah, kualitas dan pengalaman yang memadai. Disamping itu pekerja PLTN juga harus mempunyai kesadaran yang tinggi terhadap aspek teknis dan administrasi serta mempunyai komitmen terhadap budaya keselamatan nuklir.[7] Pekerja akan dapat melakukan pekerjaan di PLTN dengan aman dan bertanggungjawab jika mereka mampu: [1,2,7] a. menerima tanggungjawab terhadap keselamatan nuklir, radiologis, dan lingkungan dan menerapkan azas keselamatan dalam semua tindakannya b. melakukan yang terbaik dalam setiap hal yang dikerjakannya c. secara terus menerus mengantisipasi dan mempersiapkan diri untuk menangani hal-hal yang tidak diperkirakan d. meminimalisir terhadap paparan radiologi dan bahan berbahaya e. mengurangi produksi limbah nuklir dan limbah industri serendah mungkin f. memenuhi semua persyaratan yang diatur dalam peraturan dan perundangan yang berlaku g. mengidentifikasi dan melaporkan setiap kejadian yang berkaitan dengan keselamatan dan kualitas, mengusulkan penyelesaian jika memungkinkan dan mengajak orang lain untuk melakukan hal serupa Untuk itu harus dilakukan upaya untuk memastikan bahwa kualifikasi calon yang direkrut atau dipilih mempunyai tingkat kompetensi minimum yang diperlukan untuk suatu jabatan. Tingkat kompetensi minimum tersebut harus diidentifikasi dan dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut dengan Standar Kompetensi Personil (SKP). Dokumen SKP tersebut harus digunakan sebagai panduan dalam seleksi personil, pencalonan pelatihan, sertifikasi dan promosi jabatan. Selain itu dokumen SKP juga harus digunakan sebagai acuan dalam menetapkan program pelatihan (Standar Latih Kompetensi, SLK) yang diperlukan untuk mencapai dan memelihara tingkat kompetensi yang dipersyaratkan. [8,9,10] TEORI Kompetensi dan Standar Kompetensi Kompetensi didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengerjakan suatu tugas/ pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap, sesuai unjuk kerja yang dipersyaratkan. Kompetensi minimal yang harus dipunyai oleh seseorang yang akan melakukan suatu pekerjaan, yang berisi mengenai bagaimana seseorang melaksanakan sutau pekerjaan yang dikaitkan dengan suatu bentuk hasil keluaran (output) disebut dengan standar kompetensi. Menurut Peraturan Pemerintah No 23 tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi, yang dimaksud dengan Standar Kompetensi adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku [10] Standar kompetensi tidak berarti hanya kemampuan menyelesaikan suatu/sejumlah tugas, tetapi dilandasi pula bagaimana serta mengapa tugas itu dikerjakan. Dengan kata lain standar kompetensi meliputi faktor-faktor yang mendukung, seperti pengetahuan dan kemampuan untuk mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal ditempat kerja serta kemampuan mentransfer dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi dan lingkungan yang berbeda. Kompetensi yang harus dipunyai meliputi kemampuan dalam : [10,12,13] a. melakukan dan mengelola sejumlah tugas b. berhadapan dengan situasi beragam c. mengkoordinasi dan mengorganisasi pekerjaan d. mengelola dan mengatasi masalah dan atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda dengan rencana semula e. bergaul dengan kelompok-kelompok dan pribadi-pribadi f. mengikuti syarat-syarat pekerjaan, kesehatan, keamanan dan keselamatan 130
3 g. berkomunikasi secara efektif h. memperoleh akses untuk mendapatkan dan menggunakan informasi i. menyesuaikan diri dengan perubahan dan mengelola perubahan j. berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulisan k. mengelola waktu l. menerapkan strategi-strategi belajar m. bekerja sebagai bagian dari suatu Tim Manfaat Standar Kompetensi Personil SKP yang telah disusun dan telah mendapatkan pengakuan oleh para pemangku kepentingan akan dapat bermanfaat apabila dapat diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan. Pihak-pihak yang dapat memanfaatkan Standar Kompetensi Personil antara lain: [10,14] a. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan : Standar kompetensi dimanfaatkan sebagai acuan dalam : 1) Penyusunan program pelatihan dan sumber daya manusia 2) penyusunan kurikulum dan pengembangan pengajaran. 3) mendorong konsistensi dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan 4) penetapan kualifikasi pendidikan dan atau pelatihan. b. Perusahaan/Manajemen : Standar kompetensi dimanfaatkan sebagai alat manajemen, terutama dalam : 1) menentukan organisasi kerja dan perancangan jabatan 2) membantu dalam evaluasi/penilaian karyawan dan pengembangannya 3) membantu dalam rekruitmen 4) mengembangkan program Pelatihan yang khas/spesifik sesuai kebutuhan perusahaan c. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Personil : Standar kompetensi dimanfaatkan sebagai acuan dalam penyusunan klasifikasi dan kualifikasi personil serta sebagai kriteria pengujian dan instrumen/alat ukur pengujian. Dengan dikuasainya secara penuh standar kompetensi yang telah ditetapkan maka seseorang akan mampu : 1) Mengerjakan sejumlah tugas atau pekerjaan. 2) Mengorganisasikan agar pekerjaan dapat dilaksanakan. 3) Menentukan langkah apa yang harus dilakukan pada saat terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula. 4) Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau elaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda. METODE PENYUSUNAN SKP Metodologi yang diterapkan dalam penyusunan dokumen SKP ini adalah berdasarkan studi literatur dari publikasi yang diterbitkan oleh IAEA (guidebook, technical document, ataupun safety guide) dan dokumen lain seperti bahan seminar, workshop, ataupun technical assistance di bidang persiapan pembangunan PLTN serta konsultasi dengan para pakar di bidang pengembangan SDM. Selain itu, penyusunan juga dilakukan dengan mempertimbangkan masukan dan rekomendasi dari pemangku kepentingan pada saat lokakarya Tim Penyiapan Sumber Daya Manusia PLTN di Indonesia yang dikoordinasi oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Substansi KP diformulasikan berdasarkan masukan narasumber dari BATAN, PLN dan industri yang terkait, sedangkan prosedur perumusan SKP sesuai pedoman BNSP Nomor 101 tahun 2005 tentang pembakuan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan SKP ini adalah: a. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran b. Undang-Undang No. 15/1985 tentang Ketenagalistrikan c. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. d. Peraturan Pemerintah. NO. 003 TAHUN 2005 tentang Pemanfaatan dan Penyediaan Tenaga Listrik Pasal 21 ayat 9 "Setiap tenaga teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat kompetensi, sesuai ketentuan perundangan yang berlaku " e. Peraturan Pemerintah No 23 tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi f. Peraturaan Menteri Energi dan Sumber Daya Maineral, No 6 tahun 2008 tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standar Kompetensi Teknik Ketenagalistrikan Bidang pembangkitatenaga Listik Sub Bidang Operasi dan Sub Bidang Pemeliharaan. g. Keputusan Menteri ESDM No.2052.K/40/MEN/2001 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan, tanggal 28 agustus 2001 h. Keputusan Menteri ESDM N K/40/MEN/2001 tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standard Kompetensi 131
4 Tenaga Teknik Ketenagalistrikan, tanggal 28 agustus 2001 Dokumen Acuan Dokumen yang digunakan sebagai acuan dalam menyusun substansi SKP ini adalah: a. Nuclear Power Plant Personnel Training and its Evaluation A Guidebook Technical Reports Series No. 380 (1996) b. Managing Human Resources in the Nuclear Power Industry: Lessons Learned IAEATECDOC Series No (2003) c. Manpower Development for Nuclear Power: A Guidebook Technical Reports Series No. 200(1980) d. Nuclear Power Programme Planning: An Integrated Approach IAEA TECDOC Series No.1259 (2001) e. Maintaining Knowledge, Training and Infrastructure for Research and Development in Nuclear Safety INSAG Series No. 16 (2001) f. Recruitment, Qualification and Training of Personnel for Nuclear Power Plants Safety Guide Safety Standards Series No. NS-G-2.8 (2001) g. Nuclear Power Plant Organization and Staffing for Improved Performance: Lessons Learned IAEA TECDOC Series No (1998) h. A Systematic Approach to Human Performance Improvement in Nuclear Power Plants: Training Solutions IAEA TECDOC Series No (2000) Penyusun SKP SKP PLTN ini disusun oleh kelompok kerja yang mewakili para pemangku kepentingan yang meliputi : 1. Badan Tenaga Nuklir Nasional; 2. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; 3. Kementerian Riset dan Teknologi; 4. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 5. Ikatan Ahli Teknik Ketenagalistrikan; 6. PT. PLN (Persero); 7. PT. Indonesia Power; 8. Badan Pengawas Tenaga Nuklir; 9. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN; 10. Dewan Energi Nasional; HASIL DAN PEMBAHASAN Pada dasarnya, daerah kerja di fasilitas PLTN dapat dibedakan menjadi daerah nuklir (nuclear island) dan daerah non nuklir (non nuclear island) atau yang sering disebut daerah balance of plant (BOP). Gambar 1: Pembagian daerah kerja pada fasilitas PLTN Personil yang bekerja di fasilitas PLTN secara umum juga dibedakan menjadi dua, yaitu personil yang bekerja di daerah nuklir dan yang bekerja di daerah non-nuklir. Karena fasilitas merupakan suatu instalasi nuklir, maka semua pekerja harus mempunyai kompetensi dasar tentang ketenaganukliran Selain harus mempunyai kompetensi dasar tentang ketenaganukliran, bagi tenaga tenaga teknis yang bekerja di daerah nuklir, dituntut untuk memiliki kompetensi khusus ketenaganukliran, sedangkan tenaga teknis yang bekerja di daerah non nuklir dituntut memiliki kompetensi khusus ketenagalistrikan. Dokumen SKP yang disusun hanya meliputi SKP untuk kelompok kompetensi dasar tenaga nuklir, bagi semua personil yang akan bekerja di PLTN, dan sebagian dari kelompok kompetensi khusus bidang nuklir, bagi personil yang bekerja di daerah nuklir saja. Format SKP Format Rancangan SKP mengacu pada Regional Model of Competency Standard (RMCS) seperti yang diacu dalam Keputusan Badan Nasional Sertifikasi Profesi No Kep- 008/BNSP/XII/2005 tentang Pedoman BNSP Pelaksanaan Pembakuan SKKNI, serta telah disepakati oleh pemangku kepentingan. [13,14] Kode Unit : Kode unit diisi dan ditetapkan dengan mengacu pada format kodefikasi SKKNI Judul Unit : Mendefinisikan tugas/ pekerjaan suatu unit kompetensi yang menggambarkan sebagian atau keseluruhan standar kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan tertentu. Deskripsi Unit : Menjelaskan Judul Unit yang mendeskripsikan 132
5 pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan dalam mencapai standar kompetensi. Elemen Kompetensi:- merupakan sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung ketercapaian unit kompetensi dan merupakan aktivitas yang dapat diamati dan mengidentifikasi tugastugas yang harus dikerjakan untuk mencapai kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponenkomponen pendukung unit kompetensi, sasaran apa yang harus dicapai. Kriteria Unjuk Kerja: merupakan pernyataan sejauhmana sub kompetensi yang dipersyaratkan tersebut terukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan Batasan Variabel: Pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks dimana kriteria unjuk kerja tersebut diaplikasikan Panduan Penilaian: pernyataan pernyataan kondisi atau konteks sebagai acuan dalam melaksanakan penilaian Kompetensi kunci dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan, yaitu : [14] a. Tingkat 1 harus mampu : 1) Melaksanakan tugas//pekerjaan yang telah ditentukan dan bersifat rutin berdasarkan pada pemahaman prosedur/instruksi dibawah pengawasan langsung. 2) Menilai mutu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. b. Tingkat 2 harus mampu : 1) melaksanakan tugas/pekerjaan yang bersifat rutin dan berdasarkan prosedur/instruksi kerja dan mampu melaksanakan tugas pekerjaan mandiri 2) menerapkan prosedur 3) memecahan persoalan 4) mengajukan gagasan kepada atasannya. 5) Mengelola proses. 6) Menentukan kriteria untuk mengevaluasi proses. c. Tingkat 3 harus mampu : 133 1) Menentukan prinsip-prinsip dari proses. 2) Mengevaluasi dan merubah bentuk proses. 3) Menentukan kriteria untuk pengevaluasian proses. 4) menganalisa persoalan 5) mengatasi persoalan 6) mengajukan gagasan kepada atasannya 7) melakukan koordinasi Kodefikasi SKP Kodefikasi setiap unit kompetensi mengacu pada format kodefikasi sebagai berikut : KTL XY AB CDE FG Sektor sub sektor bidang nomor unit versi SEKTOR : Diisi dengan singkatan 3 huruf dari nama sektor. yaitu KTL (Ketenagalistrikan) SUB SEKTOR : Diisi dengan singkatan 2 huruf dari sub sektor, Jika tidak ada sub sector, diisi dengan huruf OO. Contoh untuk bidang Operasi diisi dengan PO (Pembangkit Operasi) NO URUT UNIT : Diisi, nomor urut unit kompetensi dengan menggunakaan 2 digit angka, A menyatakan spesikasi (1=umum; 2=inti; 3= khusu), B menyatakan jenis pembangkit (untuk PLTN B=8) BIDANG TINGKAT KOMPETENSI : Diisi tingkat kompetensi menggunkaan 3 digit angka CDE, yaitu C: Menyatkaan Level (Level 1 =1; Level 2=2; Level 3=3; dst) DE= nomor urut kompetensi (01-99) VERSI : Diisi dengan nomor urut versi/edisi menggunakan 2 digit angka, mulai dari 01, 02, 03 dan seterusnya. Contoh kode untuk kompetensi bagi pembangkit PLTN, operator reaktor daya, tingkat kompetensi 3, nomor urut kompetensi 1, dan versi 1 adalah KTL PO Klasifikasi SKP SKP Kelompok Kompetensi Dasar Nuklir Tenaga SKP ini ditujukan untuk semua personil yang bekerja di fasilitas PLTN
6 SKP Kelompok Kompetensi Khusus Tenaga Nuklir Sebenarnya kompetensi personil bagi yang bekerja di daerah nuklir sangat banyak tetapi pada dokumen ini hanya akan dibatasi pada kompetensi personil yang dipersyaratkan mempunyai Surat Izin Bekerja (SIB) dari Bapeten yang meliputi. a. Petugas pengoperasi reaktor yaitu personil yang bertanggungjawab atas operasi reaktor dengan andal dan aman. Petugas pengoperasi ini dibedakan menjadi dua tingkat yaitu operator dan supervisor. b. Petugas pemelihara reaktor yaitu personil yang bertanggungjawab atas perawatan reaktor dengan andal dan aman. Petugas perawatan ini juga dibedakan menjadi dua tingkat yaitu teknisi dan supervisor. c. Petugas Keselamatan radiasi yaitu personil yang akan bertanggungjawab atas keselamatan kerja terhadap radiasi baik terhadap para pekerja, fasilitas, maupun lingkungan. d. Petugas pembukuan bahan nuklir yaitu personil yang bertanggungjawab atas inventori dan pembukuan bahan nuklir yang digunakan di reaktor. Judul SKP PLTN Dokumen SKP yang telah berhasil disusun saat ini adalah SKP untuk Bidang Operasi dan Bidang Pemeliharaan Reaktor. A. Kompetensi Dasar Tenaga Nuklir 1. SKP Tingakt Dasar (1 buah) B. Kompetensi Bidang Operasi 1. SKP Tingkat 1 (26 buah) 2. SKP Tingkat 2 (6 buah) 3. SKP Tingakt 3 (1 buah) 4. SKP Tingakt 4 (1 buah) 5. SKP Tingakt 5 (1 buah) 6. SKP Tingakt 6 (1 buah) C. Kompetensi Bidang Pemeliharaan 1. SKP Tingkat 1 (26 buah) 2. SKP Tingkat 2 (6 buah) 3. SKP Tingakt 3 (1 buah) 4. SKP Tingakt 4 (1 buah) 5. SKP Tingakt 5 (1 buah) 6. SKP Tingakt 6 (1 buah) Salah satu contoh Standar Kompetensi Personil untuk Bidang Operasi Reaktor Daya tingkat 3 dapat dilihat pada lampiran. KESIMPULAN Pengembangan sumber daya manusia pada semua tahap pembangunan PLTN merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan keandalan pengoperasian PLTN. Selain itu, konsep pengembangan SDM PLTN ini juga dapat menjadi salah satu jawaban atas pertanyaan masyarakat menyangkut kesiapan Indonesia dalam membangun dan mengoperasikan PLTN. Sasaran penyiapan SDM PLTN adalah ketersediaan SDM dengan kualifikasi yang dipersyaratkan bagi setiap personil sebelum menduduki masing-masing jabatannya, sesuai dengan jadwal manpower loading setiap tahapan pembangunan PLTN. Oleh sebab itu adanya suatu dokumen Standar Kompentensi Personil yang berisi Rincian Standar Kompetensi setiap jabatan dan Kompetensi Personil adalah merupakan sesuatu yang mutlak jika ingin mengoperasikan suatu PLTN. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral c.q. Pusdiklat Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan yang telah mengkoordinasikan kegiatan Tim Peyiapan Sumber daya Manusia PLTN di Indonesia serta kepada seluruh anggota Tim yang telah berkontribusi secara aktif sehingga dokumen SKP PLTN dapat tersusun. DAFTAR PUSTAKA 1. IAEA, "Manpower Development for Nuclear Power: A Guidebook" (Technical Reports Series No. 200), IAEA (1980) 2. IAEA, "Nuclear Power Plant Personnel Training and its Evaluation: A Guidebook" (Technical Reports Series No. 380), IAEA, Vienna (1996) 3. IAEA, "Managing Human Resources in the Nuclear Power Industry: Lessons Learned" (IAEA) TECDOC Series No. 1364), IAEA, Vienna (2003) 4. IAEA, "Nuclear Power Programme Planning: An Integrated Approach" (TECDOC Series No.1259), IAEA, Vienna (2001) 134
7 5. Undang-undang No. 17 tahun 2007 tentang rencana pembangunan jangka panjang nasional tahun 2005 ~ 2025, (2007) 6. IAEA, "Maintaining Knowledge, Training and Infrastructure for Research and Development in Nuclear Safety" INSAG Series No. 16, IAEA, Vienna (2001) 7. IAEA, "Recruitment, Qualification and Training of Personnel for Nuclear Power Plants SafetyGuide" (Safety Standards Series No. NS-G-2.8), IAEA, Vienna (2001) IAEA, "Nuclear Power Plant Organization and Staffing for Improved Performance: Lessons Learned" (IAEA TECDOC Series No. 1052), IAEA, Vienna (1998) 8. IAEA, "A Systematic Approach to Human Performance Improvement in Nuclear Power Plants: Training Solutions" IAEA TECDOC Series No. 1204), IAEA, Vienna (2000) 9. Peraturan Pemerintah No 23 tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi, (2004) 10. Peraturaan Menteri Energi dan Sumber Daya Maineral, No 6 tahun 2008 tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standar Kompetensi Teknik Ketenagalistrikan Bidang pembangkitan Tenaga Listrik Sub Bidang Operasi dan Sub Bidang Pemeliharaan (2008). 11. Keputusan Menteri ESDM No.2052.K/40/MEN/2001 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan, tanggal 28 agustus 2001, (2001) 12. Keputusan Menteri ESDM N K/40/MEN/2001 tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standard Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan, tanggal 28 Agustus 2001, (2001) 13. Keputusan Badan Nasional Sertifikasi Profesi No Kep-008/BNSP/XII/2005 tentang Pedoman BNSP Pelaksanaan Pembakuan SKKNI, (2005) 14. Peraturan Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Nomor:420-12/40/600.3/2007, tentang Pedoman Perumusan Standar Kompetensi (2007) 135
8 LAMPIRAN SKP Operasi Reaktor Daya Nuklir Tingkat 3 STANDAR KOMPETENSI BIDANG OPERASI REAKTOR DAYA NUKLIR Kode Unit Judul Unit Deskripsi Unit No Elemen Kompetensi 1. Merencanakan pengoperasian PLTN 2. Mengoperasikan dan memonitor PLTN 3. Menganalisa dan menanggulangi masalah operasi 4. Melaksanakan pengujian keandalan operasi unit. : KTL-PO : Mengoperasikan PLTN : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengoperasian dan analisa data Unit Reaktor Daya secara menyeluruh, sesuai SOP. Kriteria Unjuk kerja 1.1. Peraturan dan Undang Undang K2 (Keselamatan Ketenagalistrikan) diterapkan Perencanaan pengoperasian dilakukan berdasarkan analisa data historis dan SOP Pemeriksaan dilakukan berdasarkan laporan kesiapan peralatan dilakukan sesuai SOP Pengoperasian unit dikoordinasikan dengan pihak yang terkait sesuai SOP Kesiapan pengoperasian diperiksa sesuai SOP Unit dioperasikan sesuai SOP Unit dimonitor dan diobservasi untuk mendeteksi penyimpangan dari kondisi normal operasi Ketidaknormalan operasi unit diidentifikasi dan dianalisa mengacu SOP Tindakan koreksi dilakukan dan dilaporkan, untuk memperbaiki keadaan abnormal sesuai SOP Pengujian keandalan operasi unit dilakukan sesuai SOP Hasil pengujian operasi unit dianalisis untuk memastikan keandalan unit. No Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja 1.3. Tindakan koreksi dilakukan bila hasil pengujian tidak sesuai dengan SOP. 5. Membuat laporan Dokumentasi kondisi operasi, ketidak normalan, hasil pengujian dan status PLTN dicatat dan dilaporkan menurut prosedur perusahaan. 1. BATASAN VARIABEL 1.1. Konteks variable Unit kompetensi ini berlaku untuk menerapkan, menyiapkan, melaksanakan, dan membuat laporan yang digunakan dalam pengoperasian Sistem Kendali Reaktivitas Perlengkapan untuk pengoperasian Sistem Kendali Reaktivitas pada (bidang pekerjaan), sebagai berikut : SDM, material, alat kerja, alat ukur, schedule dan lokasi kerja Data pengoperasian, instruksi Kerja, SOP, Sistem Manajemen Mutu Tugas pekerjaan pengopera-sian Sistem Kendali Reaktivitas meliputi : Tersedianya usulan rencana kerja pengoperasian Sistem Kendali Reaktivitas dan alat bantunya Terjaminnya keandalan dalam pengoperasian Sistem Kendali Reaktivitas Terjaminnya efisiensi dalam pengoperasian Sistem Kendali Reaktivitas Tersediannya Laporan Operasi dan Laporan gangguan Sistem Kendali Reaktivitas Terjaminnya kegiatan Lingkungan dan K3 di 136
9 lingkungan unit kerjanya Undang-undang dan Peraturan ketenagalistrikan Undang-undang Keselamatan ketengalistrikan Undang-undang Ketenaganukliran Peraturan pemerintah tentang ketenagalistrikan Peraturan pemerintah tentang Ketenaganukliran Peraturan perusahaan yang terkait dengan unit kompetensi ini. 2. PANDUAN ASESMEN 2.1. Penjelasan Prosedur Asesmen : Alat, bahan dan tempat asesmen/tempat uji kompetensi (TUK) serta unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, Melaksanakan Keselamatan Ketenagalistrikan Melaksanakan Keselamatan Nuklir Menginterpretasikan gambar teknik dan flow diagram Menggunakan peralatan kerja Merapikan Peralatan dan tempat kerja / sesuai dengan standar lingkungan di tempat kerja Persyaratan kualifikasi pendidikan formal: D-III Teknik 2.3. Kondisi Asesmen : Merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini yang terkait dengan pengoperasian Sistem Kendali Reaktivitas meliputi : penerapan prosedur, penyiapan, pelaksanaan, dan pelaporan Jenis bukti dan metode pengumpulan bukti/metode asesmen dapat dilakukan sebagai berikut : Jenis bukti secara langsung metode pengumpulan bukti (asesmen) menggunakan metode asesmen observasi (aktivitas kerja dalam kondisi sebenarnya atau kondisi kerja yang disimulasikan dan atau mengkaji hasil produksi dan proyek-proyek ditempat 137 kerja) Jenis bukti tidak langsung menggunakan metode asesmen laporan pihak ketiga (bukti portofolio, bukti penugasan, self asesmen, laporan teknik dll), atau mengkaji laporan pihak ketiga dari sejumlah sumber termasuk diskusi dengan pengusaha, rekan kerja, atasan, laporan supervisor, testimoni dan laporan kerja Jenis bukti tambahan menggunakan metode asesmen Tertulis, lisan/wawancara, atau mengkaji dokumentasi detil pencapaian saat ini atau sebelumnya diantaranya meliputi :bukti portofolio, diskusi kerja, logsheet, dokumen pengakuan kompetensi terkini, buku laporan harian, Curiculum vitae atau mengkaji foto dokumentasi, video atau mengkaji penugasan proyek, presentasi, atau mengkaji study kasus, karya inovasi dan telaahan staf Jenis bukti yang digunakan minimal 2 (dua) jenis bukti Metode asesmen yang digunakan minimal 2 (dua) metode asesmen. 3. PANDUAN ASESMEN 3.1. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini : Peraturan dan Perundangan K Prosedur Pengoperasian (SOP) Sistem Kendali Reaktivitas Diagram Kerja dan Prinsip kerja Sistem Kendali Reaktivitas Pengukuran listrik dan mekanik Teknik pelaporan Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini: Penerapan Keselamatan Ketenagalistrikan Penerapan Prosedur Pengoperasian Sistem Kendali Reaktivitas Pembacaan dan penggunaan Alat Ukur.
10 Pembuatan laporan Aspek Kritis : Sikap kerja yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pengoperasian Sistem Kendali Reaktivitas antara pengetahuan dan keterampilan : pengoperasian Sistem Kendali Reaktivitas Memeriksa hasil pengoperasian Sistem Kendali Reaktivitas 138
PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA
PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA Hendriyanto Haditjahyono Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Penelitian Tenaga Nuklir Pasar Jumat Jl. Lebak Bulus Raya No. 9,
Lebih terperinciPENINGKATAN MUTU HASIL UJI KOMPETENSI PERSONIL PPR SEBAGAI STRATEGI PENGAWASAN TENAGA NUKLIR
PENINGKATAN MUTU HASIL UJI KOMPETENSI PERSONIL PPR SEBAGAI STRATEGI PENGAWASAN TENAGA NUKLIR ARIS SANYOTO, SUPENI Balai DIKLAT BAPETEN Jl. Alam Asri Desa Tugu Utara, Cisarua Bogor. ABSTRAK PENINGKATAN
Lebih terperinciTANTANGAN PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA (PLTN I): SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
TANTANGAN PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA (PLTN I): SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) LILIANA Y. PANDI, YUSRI HENI NA, BUDI ROHMAN Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir
Lebih terperinci2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1032, 2017 KEMEN-ESDM. Standardisasi Kompetensi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG STANDARDISASI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL
Lebih terperinciLAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September 2009 STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERENCANAAN
Lebih terperinciPEMETAAN DAN PENYIAPAN SDM TAHAP PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN PLTN DI INDONESIA
PEMETAAN DAN PENYIAPAN SDM TAHAP PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN PLTN DI INDONESIA Moch. Djoko Birmano, Yohanes Dwi Anggoro Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN), BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL
Lebih terperinciBADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI
KEPUTUSAN NO : KEP- 008/BNSP/XII/2005 TENTANG Pedoman BNSP 101-2005 Pelaksanaan Pembakuan SKKNI Menimbang : a. bahwa pelaksanaan Pasal 16 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2004 tentang
Lebih terperinciBAB I PENJELASAN UMUM STANDAR KOMPETENSI JARINGAN KOMPUTER DAN SISTEM ADMINISTRASI
BAB I PENJELASAN UMUM STANDAR KOMPETENSI JARINGAN KOMPUTER DAN SISTEM ADMINISTRASI 1.1 Rasional Perjanjian ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang telah berjalan selama empat tahun merupakan bagian dari era
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang :
Lebih terperinciLAMPIRAN X : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI ASESOR BIDANG PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
LAMPIRAN X : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI ASESOR BIDANG PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERENCANAAN PLTU BATUBARA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER
Lebih terperinciBAB I PENJELASAN UMUM STANDAR KOMPETENSI PROGRAMER KOMPUTER
BAB I PENJELASAN UMUM STANDAR KOMPETENSI PROGRAMER KOMPUTER 1.1 Rasional Perjanjian ASEAN Free Trade Area (AFTA) telah satu tahun diberlakukan. Era Globalisasi dalam perdagangan bebas Asia Tenggara telah
Lebih terperinciPeningkatan Mutu Hasil Uji Kompetensi Personil Sebagai Strategi Pengawasan Tenaga Nuklir. Aris Sanyoto Balai DIKLAT - BAPETEN
Widyanuklida Vol. 9 No. 1-2, November 2009 Peningkatan Mutu Hasil Uji Kompetensi Personil Sebagai Strategi Pengawasan Tenaga Nuklir Aris Sanyoto Balai DIKLAT - BAPETEN Abstrak Badan Tenaga Atom Intemasional
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG MENGELOLA PEKERJAAN PEMELIHARAAN
STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG MENGELOLA PEKERJAAN PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit : KTL.IH.1.6001.1.2016 : Pekerjaan Pemeliharaan Sistem
Lebih terperinciLAMPIRAN VII : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI ASESOR BIDANG PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
LAMPIRAN VII : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI ASESOR BIDANG PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERENCANAAN PLTA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SILABUS PELATIHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN KOMPETENSI PETUGAS PROTEKSI RADIASI BIDANG MEDIS
PENGEMBANGAN SILABUS PELATIHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN KOMPETENSI PETUGAS PROTEKSI RADIASI BIDANG MEDIS Nanang Triagung Edi Hermawan Direktorat Pengaturan Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif
Lebih terperinci2. PERSYARATAN UNTUK PENGKAJIAN KESELAMATAN DALAM PROSES PERIJINAN REAKTOR RISET
2. PERSYARATAN UNTUK PENGKAJIAN KESELAMATAN DALAM PROSES PERIJINAN REAKTOR RISET KRITERIA DAN TANGGUNG-JAWAB PENGKAJIAN 201. Untuk suatu reaktor riset yang akan dibangun (atau mengalami suatu modifikasi
Lebih terperinciPENDEKATAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN (TRAINING NEEDS ASSESSMENT) PADA BADAN PENGAWAS PEMANFAATAN TEKNOLOGI NUKLIR
PENDEKATAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN (TRAINING NEEDS ASSESSMENT) PADA BADAN PENGAWAS PEMANFAATAN TEKNOLOGI NUKLIR Ahmad Ciptadi Syuryavin 1, Nanang Triagung EH 2 BAPETEN, Jl. Gajah Mada No.8, Jakarta,
Lebih terperinci2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.534, 2011 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Keselamatan Operasi Reaktor Nondaya. Prosedur. Pelaporan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 04-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN PELATIHAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR NUKLIR
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 04-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN PELATIHAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR NUKLIR KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : bahwa sesuai dengan
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN
STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN Kode Unit : KTL.IKON.1.6059.1.2016 Judul Unit : Mengelola Transmisi dan Gardu Induk
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN Kode Unit : KTL.IKON.1.6059.1.2016 Judul Unit : Mengelola pengujian Transmisi dan
Lebih terperinciBadan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304
Badan Nasional Sertifikasi Profesi PEDOMAN BNSP 304 =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP Badan Nasional Sertifikasi Profesi 1 / 17 KATA PENGANTAR 2 /
Lebih terperinciJAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN
JAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN Syahrudin PSJMN-BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, GD71, Lt.2,Cisauk, Tangerang Abstrak Jaminan Mutu untuk Persiapan Pembangunan PLTN. Standar sistem manajemen terus
Lebih terperinciDESAIN FASILITAS PELATIHAN SDM PLTN
DESAIN FASILITAS PELATIHAN SDM PLTN Bambang Suprawoto*, Fatmuanis Basuki** *Pusat Pengembangan Energi Nuklir - Batan **Pusat Pendidikan dan Pelatihan - Batan Abstrak DESAIN FASILITAS PELATIHAN SDM PLTN.
Lebih terperinciKETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1
KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1 Dewi Prima Meiliasari, Zulfiandri, dan Taruniyati Handayani Direktorat Pengaturan Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir ABSTRAK.
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : KEP.218/LATTAS/XII/2012
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav 51 Lt. 6A Telepon (021) 52961311, Faximile (021) 52960456 Jakarta
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: KEP - 69 / MEN / III / V / 2004 TENTANG PERUBAHAN LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PAM.MM02.007.01 BUKU KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/Permentan/SM.200/8/2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciSUB BIDANG PEMELIHARAAN
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN KEMENTERIAN ENERGI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.844, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BATAN. Unit Kerja. Rinvian Tugas. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN FORMAT PENULISAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI)
15 2012, No.364 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA STRUKTUR DAN FORMAT
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PEMBINAAN KOMPETENSI KELOMPOK KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI
Lebih terperinciPELUANG DAN TANTANGAN BATAN SEBAGAI ORGANISASI PENDUKUNG TEKNIS DI BIDANG PROTEKSI RADIASI
PELUANG DAN TANTANGAN BATAN SEBAGAI ORGANISASI PENDUKUNG TEKNIS DI BIDANG PROTEKSI RADIASI Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Lebak Bulus Raya No.49, Kotak Pos 7043 JKSKL, Jakarta
Lebih terperinciPenempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Job Analysis. 1 st Week
Job Analysis 1 st Week Job analysis (Analisis Jabatan) The systematic process of collecting information used to make decisions about jobs. Job analysis identifies the tasks, duties, and responsibilities
Lebih terperinciBATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,
PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 196/KA/XI/2011 TENTANG PEDOMAN KUALIFIKASI DAN SERTIFIKASI PETUGAS DAN SUPERVISOR IRADIATOR (STANDAR BATAN BIDANG APLIKASI TEKNOLOGI ISOTOP DAN RADIASI)
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN
STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit : KTL.IH.0.1001.1.2016 Judul Unit : Memelihara Saluran /Galian/lubang /Dak utilitas
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL DENGAN
Lebih terperinci- 4 - Pasal 2 Memberlakukan Standar Kompetensi Tenaga Teknik
- 2 - c. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 47 ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2016 DAFTAR ISI Level 1 4 Kode Unit KTL.DUP.2.4001.1.2016
Lebih terperinciSISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI B.Y. Eko Budi Jumpeno Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO Box 7043 JKSKL, Jakarta 12070 PENDAHULUAN Pemanfaatan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA
KP PERKA- 24 OKT 2014 RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA DIREKTORAT PENGATURAN PENGAWASAN INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN
STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN Kode Unit : KTL.IKON.1.5050.1.2016 Judul Unit : Mengatur, mengawasi, dan memecahkan
Lebih terperinciBadan Nasional Sertifikasi Profesi. ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang)
Badan Nasional Sertifikasi Profesi PEDOMAN BNSP 207-2007 ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang) Badan Nasional Sertifikasi Profesi DAFTAR
Lebih terperinci- 5 - BAB I PENDAHULUAN
- 5 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN DAN PEMBERLAKUAN STANDAR KOMPETENSI KERJA KHUSUS PENGAWAS OPERASIONAL DI BIDANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL DENGAN
Lebih terperinciPEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR SISTEM MANAJEMEN MUTU LSP
Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 13/BNSP.218/XII/2013 Tentang PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR
Lebih terperinciPERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENYIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) UNTUK MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA
PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENYIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) UNTUK MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA Ari Darmawan Pasek Pusat Rekayasa Industri - Institut Teknologi Bandung ABSTRAK PERAN PERGURUAN
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,
- 1 - RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA
Lebih terperinciFORM APL-02 ASESMEN MANDIRI
LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI CLUSTER OPERATOR INSTRUMENTASI SPAM NAMA PEMOHON NAMA ASESOR LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI)
Lebih terperinciBAB V PEDOMAN UMUM PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI
V - 1 BAB V PEDOMAN UMUM PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI 5.1 Gambaran Umum Sistem Pengujian Hasil akhir suatu pelaksanaan penilaian pengujian adalah konfirmasi atau jaminan bahwa seseorang telah dapat melaksanakan
Lebih terperinciBIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PAM.MM02.003.01 BUKU DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN
Lebih terperinciPeraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Oleh: Direktur Teknik dan
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : KEP.189/LATTAS/XII/2013
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav 51 Lt. 6A Telepon (021) 52961311, Faximile (021) 52960456 Jakarta
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.389, 2015 BAPETEN. Reaktor Nondaya. Keselamatan. Penilaian. Verifikasi. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK TEROWONGAN
1. Justifikasi 1.1 Tuntutan persyaratan kompetensi Tenaga kerja untuk pekerjaan perencana, pengawas dan pelaksana jasa konstruksi harus bersertifikat keahlian kerja dan atau keterampilan kerja (UU No.
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 106, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4668) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMAFAATAN ENERGI
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.655, 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Manajemen. Penuaan. Nuklir Nonreaktor. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.655, 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Manajemen. Penuaan. Nuklir Nonreaktor. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Memodifikasi Metode Perencanaan dan Pengevaluasian (KONSULTANSI) Instalasi Gardu Induk, Lengkap Dengan Sarana Bantunya
DAFTAR ISI. 1 Kode unit KTL.TKR.1.3001.1.2016 Judul Unit Mengases Kompetensi Tenaga Teknik Merencanakan dan Memodifikasi Metode Perencanaan dan Pengevaluasian (KONSULTANSI) Instalasi Line Transmisi, Lengkap
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.280/LATTAS/XI/2014
LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.280/LATTAS/XI/2014 TENTANG PEDOMAN TATA CARA KAJI ULANG STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciSUPERVISOR PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
2015 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA FR. SKEMA-03 SUPERVISOR PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA Ditetapkan tanggal: Oleh: Mahmud Ketua Komite Skema Dinarwulan Sutoto Ketua
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP
Lampiran : Keputusan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 04/BNSP.305/X/2013 Tanggal : 21 Oktober 2013 PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP Versi 1 Oktober 2013 DAFTAR ISI
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciPERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI
PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL
Lebih terperinciKAJIAN PERSYARATAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR KARTINI
KAJIAN PERSYARATAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR KARTINI Liliana Yetta Pandi* dan Berthie Isa S** * Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir ** Direktorat Perizinan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK JALAN
1. Justifikasi 1.1 Tuntutan persyaratan kompetensi Tenaga kerja untuk pekerjaan perencana, pengawas dan pelaksana jasa konstruksi harus bersertifikat keahlian kerja dan atau keterampilan kerja (UU No.
Lebih terperinciPENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009
PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009 L.Kwin Pudjiastuti, Syahrir,Untara, Sri widayati*) ABSTRAK PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN
Lebih terperinciKONSEP PENGEMBANGAN SDM PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN BIDANG PEMBANGKITAN PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR
KONSEP PENGEMBANGAN SDM PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN BIDANG PEMBANGKITAN PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR 2010 Daftar Isi Daftar Isi... 2 I. Pendahuluan... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 3 3. Ruang
Lebih terperinciFORMAT DAN ISI LAPORAN PENILAIAN KESELAMATAN BERKALA KONDISI TERKINI STRUKTUR, SISTEM, DAN KOMPONEN
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA FORMAT DAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi
14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas
Lebih terperinci2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku.
KODE UNIT : KOM.PR03.001.01 JUDUL UNIT : Melaksanakan Master of Ceremony DESKRIPSI UNIT : Unit ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki untuk menjadi seorang Master
Lebih terperinciFR-APL-02 ASESMEN MANDIRI
FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI - POLITEKNIK NEGERI JAKARTA Nama Peserta : Tanggal/Waktu :, Nama Asesor : TUK : Teknik Sipil - PNJ Pada bagian ini, anda diminta untuk menilai diri
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL :
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU TERBARUKAN SUB BIDANG OPERASI KEMENTERIAN
Lebih terperinci(Lembaga Sertifikasi Profesi Kegiatan Usaha Hulu Migas)
(Lembaga Sertifikasi Profesi Kegiatan Usaha Hulu Migas) *** EXPERT SHARING IKATAN AHLI FASILITAS PRODUKSI MINYAK DAN GAS BUMI INDONESIA Hotel AMOS-COZY, Oleh : Muliana Sukardi (Ketua LSP-Hulu Migas) ***
Lebih terperinciMenglngat : 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Kctcnagakerjaan
KEPUTUSAN MENTERJ TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 227/MEN/2003 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDARD KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT LEVEL BIDANG BISNIS KONVENSI
2016 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PIHAK PERTAMA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT LEVEL BIDANG BISNIS KONVENSI Disusun oleh Komite Skema Sertifikasi yang merupakan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1094 K/30/MEM/2003 TENTANG STANDAR LATIH KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1094 K/30/MEM/2003 TENTANG STANDAR LATIH KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP
Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 04/BNSP.305/X/2013 Tentang PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP Versi 1
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2016 DAFTAR ISI Level 1 6 Kode Unit KTL.DHR.1.1001.1.2016
Lebih terperinciKEBUTUHAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA OPERASI DAN PERAWATAN PLTN
KEBUTUHAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA OPERASI DAN PERAWATAN PLTN Nurlaila, Yuliastuti Pusat Pengembangan Energi Nuklir BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan 270 Telp. (02)
Lebih terperinciSERTIFIKASI KOMPETENSI KONSERVASI ENERGI HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE)
SERTIFIKASI KOMPETENSI KONSERVASI ENERGI HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE) Jakarta, 19 Mei 2015 1. Pendahuluan OUTLINE 2. SKKNI Manajer Energi dan Auditor Energi 3. Sertifikasi Kompetensi Konservasi
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI TEKNISI PEMBESARAN UDANG
KOMPETENSI Disusun atas dasar permintaan otoritas kompeten bidang budidaya perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dan Lembaga Sertifikasi Profesi Akuakultur Indonesia untuk membangun, memelihara
Lebih terperinciLembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi AUDITOR Energi
Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi AUDITOR Energi Skema sertifikasi Kompetensi Auditor Energi merupakan skema sertifikasi yang dikembangkan
Lebih terperinciPENYUSUNAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL
PENYUSUNAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Suliyanto, Muradi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan 15310, Telp (021)
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciMANAJER PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
2015 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA FR. SKEMA-03 MANAJER PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA Ditetapkan tanggal: Oleh: Mahmud Ketua Komite Skema Dinarwulan Sutoto Ketua
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG SURAT IZIN BEKERJA PETUGAS TERTENTU YANG BEKERJA DI INSTALASI YANG MEMANFAATKAN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 74, 2007 LINGKUNGAN HIDUP. Tenaga Nuklir. Keselamatan. Keamanan. Pemanfaatan. Radioaktif. Radiasi Pengion.
Lebih terperinciBAPETEN. Petugas Tertentu. Bekerja. Instalasi. Sumber Radiasi Pengion. Bekerja. Surat Izin. Pencabutan.
No.1937, 2014 BAPETEN. Petugas Tertentu. Bekerja. Instalasi. Sumber Radiasi Pengion. Bekerja. Surat Izin. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG SURAT IZIN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinci