PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI SERT
|
|
- Vera Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI SERT MODUL BIMBINGAN TEKNIS BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI )2015 0
2 PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI SERT
3 Program Peningkatan Kompetensi Tenaga dan Produktivitas Gedung BNSP Jl. MT. Haryono, Kav 52 Jakarta Selatan, Indonesia Telepon: (021) Facsimile: (021) Penulis Verifikasi Ir. Surono MPhil Tatang Asrizal BNSP 2015 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Buku ini diproduksi oleh BNSP 2
4 DAFTAR ISI I. Pendahuluan 4 II. Tujuan Pelatihan... 5 III. Standar Kompetensi 5 IV. Gambaran Umum Memetakan Dan Mengembangkan Skema Sertifikasi Kompetensi Profesi 14 V. TP1: Mengintepretasi Persyaratan Pemetaan Skema Sertifikasi VI. TP2: Identifikasi Peta Standardisasi Kompetensi VII. TP 3:Identifikasi Peta Skema Sertifikasi Kualifikasi 30 VIII. TP4:Menyusun Jastifikasi Skema Sertifikasi Kualifikasi Dan Okupasi 39 IX. TP5: Menyusun Paket Dan Persyaratan Skema Sertifikasi Kerangka Kualifikasi Dan Okupasi 43 X. TP6:Verifikasi Rancangan Skema Sertifikasi 53 XI. Bahan Bacaan Yang Disarankan 58 XII. Asesmen Mandiri 64 XIII. Lembar Evaluasi Peserta 68 XIV. Kurikulum 69 3
5 I. PENDAHULUAN! Modul ini merupakan perangkat pelatihan yang dapat digunakan oleh para trainer maupun para trainee baik dalam pelatihan formal maupun belajar mandiri, untuk membantu menjadi kompeten untuk memetakan dan mengembangkan skema sertifikasi kompetensi profesi.! Modul ini disusun secara khusus dengan pengembangan percepatan skema sertifikasi pada KSS (Komite Sertifikasi Sektoral) dengan metode instruksi pelatihan berbasis komnpetensi (Competency based training=cbt) dan asesmen berbasis kompetensi (Competency based assessment = CBA). CBT dan CBA ini merupakan model yang dipilih oleh ASEAN (Association of South-East Asian Nations) sebagai model untuk melatih tenaga kerja pada Negara-negara anggota ASEAN.! Apa itu CBT dan CBA system dan mengapa ASEAN mengadopsinya? a. CBT adalah model pelatihan yang berkonsentrasi pada apa yang dapat dilakukan oleh tenaga kerja atau yang dipersyaratkan oleh tempat kerja. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk membantu peserta pelatihan untuk melakukan pekerjaan dan tugas sesuai standar yang dipersyaratkan tempet kerja. CBT berusaha mengembangkan ketrampilan, pengetahuan dan sikap kerja (atau mengakui ketika peserta sudah memiikinya) untuk mencapai persyaratan standar kompetensi. ASEAN telah mengadopsi CBT/CBA training system untuk menghasilkan tenaga kerja yang diinginkan industri, sehingga akan meningkatkan peluang peserta pelatihan mendapatkan pekerjaan. b. CBA mencakupi pengumpulan bukti dan membuat keputusan sejauhmana seorang pekerja dapat mendemonstrasikan pekerjaannya sesuai standar kompetensi. Ketika trainee sudah dapat mendemonstrasikan kompetensinya, baik dari hasil pelatihan ataupun pengalaman ditempat kerja, maka dapat diberi pengakuan atas pencapaiannya baik melaui RPL untuk mengikuti jenjang pelatihan berikutnya atau RCC untuk mendapatkan sertifikat kompetensi.! Apa itu Standar Kompetensi? a. Standar kompetesi mendeskripsikan ketrampilan, pengetahuan yang dipersyaratkan untuk melakukan suatu tugas atau aktivitas pada tingkat yang dipersyaratkan oleh standar. b. Terdapat beberapa standar kompetensi, yakni: SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), Standar Kompetensi Internasional, dan Standar Kompetensi Khusus. c. Pada modul ini, karena belum tersedia standar kompetensimemetakan dan mengembangkan skema sertifikasi, maka dikembangkan unit kompetensi memetakan dan mengembangkan skema sertifikasi dengan konteks Kualifikasi dan Okupasi dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, yang disusun sesuai dengan kerangka pengembangan standar kompetensi. d. Pada modul akan ditampilkan seluruh komponen standar kompetensi yang mencakupi: Judul Unit: merupakan bentuk pernyataan terhadap tugas atau pekerjaan yang akan dilakukan. Judul unit kompetensi harus menggunakan kalimat aktif yang diawali dengan kata kerja aktif atau performatif yang terukur. Deskripsi Unit: Berisi deskripsi tentang lingkup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu secara kompeten, dalam kaitannya dengan unit kompetensi. Dalam deskripsi, dapat pula disebutkan keterkaitan unit kompetensi ini dengan unit kompetensi lain yang memiliki kaitan erat. Elemen: Berisi deskripsi tentang langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan unit kompetensi. Kegiatan dimaksud biasanya disusun dengan mengacu pada proses pelaksanaan unit kompetensi, yang dibuat dalam kata kerja aktif atau performatif. Kriteria Unjuk Kerja: Berisi deskripsi tentang kriteria unjuk kerja yang menggambarkan 4
6 kinerja yang harus dicapai pada setiap elemen kompetensi. Kriteria unjuk kerja dirumuskan secara kualitatif dan/atau kuantitatif, dalam rumusan hasil pelaksanaan pekerjaan yang terukur, yang dibuat dalam kata kerja pasif. Batasan variabel: Berisi deskripsi tentang konteks pelaksanaan pekerjaan, yang berupa lingkungan kerja, peralatan dan perlengkapan kerja yang digunakan, norma dan standar, rentang pernyataan (range of statement) yang harus diacu, serta peraturan dan ketentuan terkait yang harus diikuti. Panduan Penilaian: Berisi deskripsi tentang berbagai kondisi atau keadaan yang dapat dipergunakan sebagai panduan dalam asesmen kompetensi. Diantaranya deskripsi tentang konteks penilaian, persyaratan kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya (bila diperlukan), pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai, sikap kerja yang harus ditampilkan, serta aspek kritis yang menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.! Dalam modul ini akan diberikan gambaran umum tentang unit kompetensi ini, tujuan dan standar kompetensi. Dalam modul ini pada setiap elemen dilakukan latihan untuk mendemonstrasikan kompetensinya melakukan tahap-tahap pekerjaan, sehingga diakhir elemen, trainee sudah mampu mendemonstrasikan seluruh tahapan kerja sesuai persyaratan kriteria unjuk kerja. Selanjutnya dilakukan asesmen mandiri secara terstruktur untuk memastikan secara mandiri bahwa trainee telah keompeten. Bila belum kompeten maka perlu re-training.! Bagi para peserta bimbingan teknis, ingat bahwa fasilitator anda disini membantu cara mencapai kompetensi anda, sehingga jangan ragu-ragu untuk bertanya hingga anda kompeten.! Cara Penilaian Kompetensi a. Mengkonfirmasi pencapaian Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dan kesesuaiannya dengan jenis produk di tempat kerjanya. b. Metode assessment kompetensi sesuai dengan SKKNI (TAAASS410C Merencanakan dan Mengorganisasi Asesmen, TAAASS403B Mengembangkan Perangkat Asesmen, dan TAAASS402C Melakukan Asesmen). c. Pernyataan kompeten terhadap asesmen mandiri. II. TUJUAN BIMBINGAN TEKNIS Bimbingan Teknis ini bertujuan agar peserta dapat memetakan dan mengembangkan skema sertifikasi kompetensi profesi dalam rangka percepatan sertifikasi menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. III. UNIT KOMPETENSI KODE UNIT : SERT JUDUL UNIT : MEMETAKAN DAN MENGEMBANGKAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI DESKRIPSI UNIT : Unit ini menetapkan kompetensi yang dibutuhkan untuk pemetaan dan mengembangkan skema sertifikasi. Unit ini dapat digunakan untuk pengembangan skema sertifikasi Kualifikasi, Okupasi, klaster maupun unit kompetensi. Skill for employability dalam unit sudah menjadi bagian dari kriteria unjuk kerja. ELEMEN KOMPETENSI 1. MENGINTEPRETASI PERSYARATAN PEMETAAN SKEMA SERTIFIKASI KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional diidentifikasi Kerangka Kualifikasi Nasional dan internasional 5
7 ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA diidentifikasi Sistem sertifikasi kompetensi profesi diidentifikasi Pedoman BNSP terkait pengembangan skema sertifikasi diidentifikasi 1.5. Para pemangku kepentingan dikoordinasikan dan diorganisasikan melalui Komite Skema Sertifikasi sesuai sektor Bila diperlukan, tim perumus Skema Sertifikasi dibentuk dan diberikan bimbingan teknis/pelatihan pengembangan skema. 2. IDENTIFIKASI PETA STANDARDISASI 2.1. Identifikasi peta kompetensi pada SKKNI, Standar KOMPETENSI Internasional, standard khusus Bila tersedia peta tersebut, fungsi-fungsi kerja standardisasi kompetensi diidentifikasi dan dikontekstalisasi berdasarkan Sistem Standardisasi Nasional Bila tidak tersedia, pemetaan fungsi kerja dilakukan berdasarkan acuan normatif pemetaan standard kompetensi dilakukan dengan: Menentukan fungsi bisnis, fungsi kunci, fungsi utama untuk setiap fungsi kunci, fungsi dasar untuk setiap fungsi utama. 3. IDENTIFIKASI PETA SKEMA SERTIFIKASI 3.1. Bila tersedia dan relevan, Pemaketan KUALIFIKASI DAN OKUPASI kualifikasidiidentifikasi dari SKKNI Ruang lingkup peta skema sertifikasi kualifikasi suatu sektor/bidang diidentifikasi berdasarkan peta standardisasi yakni dari fungsi kunci dan/atau fungsi mayor Level skema sertifikasi kualifikasi diidentifikasi berdasarkan fungsi kunci dan fungsi major dan verdasarkan KKNI (9 level) Deskripsi pada setiap level skema sertifikasi disusun berdasarkan deskripsi KKNI yang dikontekstialisasikan dengan sektor/bidangnya Bila tersedia, unit-unit kompetensi dari kemasan okupasi diidentifikasi dan dikelompokan sesuai level KKNI berdasarkan deskripsi setiap level Bila yang tersedia hanya unit-unit kompetensi dari SKKNI/standar internasional/ standar khusus, riset dilakukan untuk identifikasi seluruh okupasi/job titles termasuk deskripsi dan tugas/fungsi serta wewenangnya, yang kemudian dibuat matriks fungsi dan tanggung jawab dan ketersediaan unit kompetensi yang ada dan dapat diimpor unit kompetensi dari bidang lain terkait Bila okupasi/job title tidak teridentifikasi dan yang tersedia hanya standar kompetensi, unit-unit kompetensi diidentifikasi dan dikelompokan kualifikasinya berdasarkan deskripsi setiap level kualifikasi KKNI. 4. MENYUSUN JASTIFIKASI SKEMA 4.1. Rancangan skema sertifikasi disusun sesuai 6
8 ELEMEN KOMPETENSI SERTIFIKASI KUALIFIKASI DAN OKUPASI 5. MENYUSUN PAKET DAN PERSYARATAN SKEMA SERTIFIKASI KERANGKA KUALIFIKASI DAN OKUPASI KRITERIA UNJUK KERJA dengan Pedoman BNSP Latar belakang/jastifikasi perumusan skema sertifikasi diidentifikasi tuntutan dan pentingnya sertifikasi kompetensi profesi untuk skema sertifikasi yang ditetapkan Ruang lingkup penerapan skema sertifikasi diidentifikasi Tujuan penyusunan skema sertifikasi diidentifikasi Acuan normative pengembangan dan penerapan skema sertifikasi diidentifikasi Paket/kemasan kompetensi diidentifikasi Bila skema Kualifikasi Peta kualifikasi diidentifikasi dari hasil pemetaan sesusi ruang lingkup Deskripsi dan sikap kerja diidentifikasi pada setiap level skema sertifikasi kualifikasi Peran kerja dan/atau kemungkinan jabatan yang dapat ditempatkan pada level skema sertifikasi dalam industri Informasi jalur dalam kualifikasi (masuk dan lanjutan) Bila tersedia, Informasi regulasi teknis tentang status penerapan pada level ini Bila tersedia, Aturan pemaketan skema sertifikasi (kompetensi inti (core), kompetensi umum (generic/common), dan kompetensi fungsional (pilihan)) Daftar unit kompetensi diidentifikasi Bila skema Okupasi: Peta okupasi diidentifikasi dari hasil pemetaan sesuai ruang lingkup Deskripsi diidentifikasi pada setiap judul okupasi Nomor index pekerjaan (job index number) diidentifikasi Nama/Gelar okupasi profesi diidentifikasi Tugas dan wewenang (bila tersedia) diidentifikasi pada setiap okupasi Persyaratan untuk mengikuti sertifikasi pada setiap okupasi Bila tersedia, Informasi regulasi teknis tentang status penerapan 7
9 ELEMEN KOMPETENSI 6. VERIFIKASI RANCANGAN SKEMA SERTIFIKASI KRITERIA UNJUK KERJA pada level ini Bila tersedia, Aturan pemaketan skema sertifikasi (kompetensi inti (core), kompetensi umum (generic/common), dan kompetensi fungsional (pilihan)) Daftar unit kompetensi diidentifikasi Persyaratan dasar pemohon sertifikasi diidentifikasi dan ditetapkan 5.3. Hak pemohon dan kewajiban pemegang sertifikat diidentifikasi 5.4. Struktur biaya sertifikasi diidentifikasi Proses sertifikasi yang mencakup persyratan pendaftaran, proses asesmen, proses uji kompetensi, keputusan sertifikasi, pembekuan dan pencabutan sertifiikat, pemeliharaan sertifikat, proses sertififikat ulang, penggunaan sertifikat dan banding diidentifikasi 5.6. Bila tersedia, kode etik profesi diidentifikasi 6.1. Kesesuaian pengorganisasian dan proses penyusunan skema sertifikasi diverifikasi Kesesuaian struktur skema sertifikasi diverifikasi, dengan tetap memperhatikan harmonisasi/negoisasi dengan lintas sektor dan/atau lintas Negara Kesesuaian judul skema, latarbelakang, ruang lingkup, tujuan dan acuan normative diverifikasi Kesesuaian kemasan/paket kualifikasi/okupasi diverifikasi Kesesuaian proses sertifikasi diverifikasi Laporan verifikasi dibuat untuk disampaikan dan dibahas oleh Komite Skema Sertifikasi. Dalam pembahasan Komite dapat mengundang pemangku kepentingan yang lebih luas Hasil verifikasi dilaporkan kepada Ketua BNSP dan, bila tersedia, dengan instansi terkait untuk disyahkan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel 1.1 Kondisi atau keadaan lingkungan kerja dimana unit kompetensi dapat dilaksanakan, adalah adanya akses sumber informasi tentang pendekatan asesmen yang mencakupi target asesi, jalur asesmen, konteks asesmen, dan acuan pembanding. 1.2 Kata-kata yang dicetak tebal, jika digunakan pada Kriteria Unjuk Kerja, diberikan penjelasan. 1.3 Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional, adalah: Tatanan keterkaitan komponen standardisasi kompetensi kerja nasional yang komprehensif dan sinergis dalam rangka mencapai tujuan standardisasi kompetensi kerja nasional di Indonesia. 1.4 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), adalah: kerangka penjenjangan kualifikasi 8
10 kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. 1.5 Kerangka Kualifikasi internasional adalah: Kerangka Kualifikasi yang ditetapkan hasil harmonisasi antar Negara, seperti AQRF (ASEAN Qualification Framework). 1.6 Sistem sertifikasi kompetensi profesi, adalah: tatanan keterkaitan komponen sertifikasi kompetensi profesi yang mencakup pembentukan kelembagaan sertifikasi, lisensi lembaga sertifikasi, pelaksanaan sertifikasi, harmonisasi sertifikasi, pengendalian mutu sertifikasi, dan pengembangan sistem informasi dan komunikasi sertifikasi yang sinergis dan harmonis dalam rangka mencapai tujuan pelaksanaan sertifikasi kompetensi kerja nasional. 1.7 Acuan normative pengembangan skema, dapat mencakupi:! PP 31/2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional! PP 23/2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi! PERPRES 8/2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia! Permenakertrans 5/2012 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional! Permenakertrans 8/2012 tentang Tatacara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia! Peraturan BNSP 4/2014 tentang Pedoman Pengembangan Dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi 1.8 Para pemangku kepentingan dapat mencakupi:! Dunia usaha melalui asosiasi industri terkait dan/atau KADIN;! Dunia Profesi melalui asosiasi profesi terkait;! Pasar terkait dari hasil survei;! Otoritas Kompeten terkait sesuai perkembangan industri terkini. 1.9 Komite Skema Sertifikasi terdiri dari:! Ketua merangkap anggota.! Sekretaris merangkap anggota.! Anggota yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan Tim perumus Skema Sertifikasi yang dibentuk Komite Skema, terdiri dari para pakar dibidanya dan mempunyai tugas:! Mengidentifikasi kategori dan jenis kualifikasi/okupasi nasional/klaster yang dibutuhkan dunia kerja.! Mengidentifikasi jenis standar kompetesi kerja yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja.! Mengidentifikasi jenis jabatan yang akan dituangkan dalam skema sertifikasi.! merumuskan persyaratan kompetensi sesuai dengan jenis skema yang akan disusun.! menuangkan dan menyusun konsep skema sertifikasi kedalam format skema sertifikasi Peta kompetensi, adalah: gambaran komprehensif tentang kompetensi dari setiap fungsi dalam suatu lapangan usaha yang akan dipergunakan sebagai acuan dalam menyusun standar kompetensi. Fungsi kerja mencakupi:! fungsi bisnis.! fungsi kunci! fungsi utama! fungsi dasar 1.12 Sistem Standardisasi Nasional, adalah: tatanan keterkaitan komponen standardisasi kompetensi kerja nasional yang komprehensif dan sinergis dalam rangka mencapai tujuan standardisasi kompetensi kerja nasional di Indonesia. 9
11 1.13 KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia), adalah: kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja, serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor 1.14 Tuntutan diperlukannya perumusan skema sertifikasi, dapat mencakupi:! Regulasi di sektor terkait;! Dunia usaha melalui asosiasi industri terkait dan/atau KADIN;! Dunia Profesi melalui asosiasi profesi terkait;! Pasar terkait dari hasil survei;! Otoritas Kompeten terkait sesuai perkembangan industri terkini Ruang lingkup penerapan skema sertifikasi, dapat mencakupi:! Sertifikasi kompetensi profesi.! Acuan pengembangan SDM di Industri.! Acuan dalam pengembangan program pelatihan dan pendidikan vokasi Tujuan penyusunan skema sertifikasi, dapat mencakupi:! Sebagai acuan untuk memastikan bahwa proses sertifikasi dilakukan dengan menggunakan standar dan aturan khusus serta prosedur yang sama.! Memastikan dan memelihara kompetensi pelaku terkait, sesuai dengan tuntutan industri, tuntutan profesi serta tuntutan pasar/konsumen Acuan normative, dapat mencakupi:! Standar, mencakupi: standar, pedoman, code of practice.! Regulasi teknik: Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Peraturan Ketua BNSP, dan lailain Kompetensi inti (core), merupakan kompetensi dimana industri sepakat bahwa penting untuk dicapai jika seseorang harus diterima kompeten dalam divisi primer tertentu kerja. Mereka langsung terkait dengan tugas-tugas pekerjaan kunci dan termasuk unit seperti 'Bekerja secara efektif dengan rekan-rekan dan pelanggan, dan Melaksanakan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja. " 1.19 Kompetensi umum (generic/common), merupakan kompetensi dimana industri sepakat bahwa penting untuk dicapai jika seseorang harus diterima kompeten dalam divisi sekunder tertentu kerja. Sering disebut sebagai life skills, seperti: menggunakan peralatan dan teknologi bisnis, dan mengelola dan mengatasi situasi konfik 1.20 kompetensi fungsional (pilihan)), merupakan kompetensi spesifik terhadap peran kerja dalam suatu divisi kerja, dan mencakup ketrampilan dan pengetahuan spesifk (know-how) untuk dilakukan secara efektif, seperti Menerima dan memproses reservasi, mengoperasikan fasilitas Bar Nomor index pekerjaan (job index number) dapat mencakupi:! Nomor dari KBJI.! Nomor dari ASEAN Job Number Index.! Nomor dari ISCO! Dll Persyaratan Dasar pemohon sertifikasi, dapat mencakupi:! Persyaratan Dasar atau Pre Requisite yang mencakup persyaratan pendidikan formal, pelatihan dan persyaratan sesuai regulasi pemerintah atau regulasi lain terkait, persyaratan pendaftaran (terms and conditions).! Persyaratan Kompetensi yang mencakup unit-unit standar kompetensi yang harus disertifikasi sebelumnya. 10
12 ! Persyaratan Profesi yang mencakup pengalaman kerja, persyaratan fisik khusus Nama/Gelar okupasi profesi, adalah penanda seorang berperan professional dan bersertifikat kompetensi profesi sesuai skema sertifikasi profesi setelah melalui asesmen kompetensi melalui lembaga sertifikasi profesi yang terlisensi/terakreditasi Hak pemohon sertifikasi, dapat mencakupi:! Bagi peserta yang telah memenuhi persyaratan berhak mengikuti proses pra asesmen dan asesmen dengan asesor yang telah ditugaskan oleh LSP.! Peserta yang dinyatakan kompeten akan memperoleh sertifikat kompetensi.! Menggunakan sertifikat tersebut sebagai alat bukti keahlian sesuai jenis skema sertifikasinya.! Peserta berhak mengajukan banding atas keputusan sertifikasi.! Peserta berhak mengajukan keluhan terkait pelaksanaan proses sertifikasi.! Peserta berhak mengajukan sertifikasi ulang maksimal 6 bulan setelah proses sertifikasi Kewajiban pemegang sertifikat, dapat mencakupi:! Melaksanakan keprofesiannya dengan tetap menjaga kode etik profesi.! Mengikuti program surveillance yang ditetapkan LSP, minimal satu tahun sekali.! Melaporkan rekaman kegiatan sesuai bidang tugasnya setiap 6 bulan sekali Struktur biaya sertifikasi dapat mencakupi:! Biaya pendaftaran dan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan.! Biaya penggunaan TUK,! Biaya asesmen,! Biaya surveilan Proses sertifikasi dapat mencakupi: ( sesuai dengan PBNSP 201:2014)! Persyaratan pendaftaran! Proses Asesmen! Proses Uji Kompetensi! Keputusan sertifikasi! Pembekuan dan pencabutan sertifikat! Pemeliharaan sertifikat/survailen (jika ada)! Proses sertifikat ulang! Penggunaan sertifikat! Banding 1.28 kode etik profesi, dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. kode etik juga bertujuan untuk memperlancar buang air besar agar pencernaan kita baik. 2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan Tidak diperlukan peralatan khusus untuk pemetaan dan pengembangan skema sertifikasi. 2.2 Perlengkapan Perlengkapan computer dan program teknologi informasi dan komunikasi. 3. Peraturan yang diperlukan 3.1 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan TransmigrasiNomor 5 Tahun 2012 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional. 3.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan TransmigrasiNomor 8 Tahun 2012 tentang Tatacara 11
13 Penetapan Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. 3.3 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan no 21 tahun Tentang Pedoman Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia 4. Norma dan standar Pedoman BNSP no 210 tentang Pengembangan dan pemeliharaan skema sertifikasi. PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian 1.1 Asesmen kompetensi untuk unit ini dapat dilakukan pada konteks kerangka program asesmen kompetensi sesuai konteks yang ditetapkan diatas. 1.2 Tidak diperlukan TUK khusus untuk mendemonstrasikan unit ini. 1.3 Pelaksanakan asesmen terhadap personil yang akan diases, harus dilakukan oleh asesor kompetensi. 1.4 Ikhtisar Asesmen Untuk memperagakan/mendemonstrasikan kompetensi unit ini, asesi harus dapat membuktikan bahwa mereka telah mengembangkan rancangan skema sertifikasi Kualifikasi dan Okupasi Produk-produk yang dapat digunakan sebagai bukti harus mencakupi: a. Rancangan skema sertifikasi kompetensi Kualifikasi dan/atau Okupasi Proses yang bisa digunakan sebagai bukti seharusnya mencakupi: a. Hasil intepretasi persyaratan pemetaan skema sertifikasi b. Hasil identifikasi peta standardisasi kompetensi c. Hasil identifikasi peta skema sertifikasi kualifikasi d. Hasil verifikasi rancangan skema sertifikasi Implikasi sumber daya asesmen seharusnya mencakupi: a. Akses terhadap standar kompetensi dan dokumentasi asesmen lainnya yang relevan b. Akses terhadap dokumentasi acuan normative. c. Pertimbangan biaya dan waktu d. Akses terhadap asesor, asesi dan konteks asesmen yang tepat untuk uji coba / kaji ulang Pengumpulan bukti berkualitas membutuhkan: a. Asesmen harus memenuhi ruang lingkup unit ini dan merefleksikan/mencerminkan seluruh komponen unit, yakni Elemen Kompetensi, Kriteria Unjuk Kerja, Batasan Variabel, Panduan Bukti, KeterampilanLayak Kerja. b. Batasan metode asesmen dan teknik pengumpulan bukti yang tepat digunakan untuk menentukan kompetensi c. Bukti harus dikumpulkan di tempat kerja bila memungkinkan. Apabila hal ini tidak memungkinkan, suatu tempat kerja yang disimulasikan harus disediakan. d. Bukti-bukti yang dikumpulkan harus berhubungan dengan beberapa demonstrasi / praktek kinerja yang dinilai pada titik-titik yang berbeda pada waktu yang tepat, pembelajaran dan jalur asesmen hendaknya dipisahkan oleh praktek dan pembelajaran selanjutnya e. Asesmen memenuhi aturan bukti. f. Keputusan kompeten dapat dibuat bila asesor yakin bahwa hasil yang dipersyaratkan dari suatu unit telah dicapai dan bahwa kinerja telah diperagakan secara konsisten Persyaratan bukti yang spesifik harus mencakupi: a. Bukti intepretasi persyaratan pemetaan skema sertifikasi b. Bukti identifikasi peta standardisasi kompetensi c. Bukti Identifikasi peta skema sertifikasi kualifikasi d. Bukti penyusunan jastifikasi skema sertifikasi kualifikasi dan okupasi 12
14 e. Bukti penyusunan paket dan persyaratan skema sertifikasi kerangka kualifikasi dan okupasi f. Bukti verifikasi rancangan skema sertifikasi 2. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan 3.1 Pengetahuan Sistem Standadisasi Kompetensi Kerja Sistem Sertifikasi Kompetensi Asesmen berbasis kompetensi. 3.2 Keterampilan Ketrampilan dalam Riset standardisasi dan sertifikasi kompetensi baik melalui web maupun literature lainnya Keterampilan literasi dan komunikasi untuk: a. Membaca dan menginterpretasi informasi yang relevan dalam rangka penetapan persyaratan bukti b. Memberikan informasi/instruksi yang jelas dan tepat c. Menerima dan menginterpretasi umpan balik d. Mempersiapkan dokumentasi yang dipersyaratkan dengan bahasa yang jelas dan komprehensif, menggunakan format sebagaimana digunakan tempat kerja 13
15 IV. GAMBARAN UMUM MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN KOMPETENSI MELALUI REKAM JEJAK PERKEMBANGAN PEKERJA PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI UK-SERT DESKRIPSI Unit ini menetapkan kompetensi yang dibutuhkan untuk pemetaan dan mengembangkan skema sertifikasi. Unit ini dapat digunakan untuk pengembangan skema sertifikasi Kualifikasi, Okupasi, klaster maupun unit kompetensi. Skill for employability dalam unit sudah menjadi bagian dari kriteria unjuk kerja. ` 14
16 ! PENTING Untuk mendemonstrasikan unit ini, peserta harus dapat memberikan bukti: Rancangan skema sertifikasi kompetensi Kualifikasi dan/ atau Okupasi. Proses yang bisa digunakan sebagai bukti seharusnya mencakupi: o Hasil intepretasi persyaratan pemetaan skema sertifikasi o Hasil identifikasi peta standardisasi kompetensi o Hasil identifikasi peta skema sertifikasi kualifikasi o Hasil verifikasi rancangan skema sertifikasi ELEMEN KOMPETENSI 1. MENGINTEPRETASI PERSYARATAN PEMETAAN SKEMA SERTIFIKASI 2. IDENTIFIKASI PETA STANDARDISASI KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 1) Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional diidentifikasi. 2) Kerangka Kualifikasi Nasional dan internasional diidentifikasi. 3) Sistem sertifikasi kompetensi profesi diidentifikasi. 4) Pedoman BNSP terkait pengembangan skema sertifikasi diidentifikasi 5) Para pemangku kepentingan dikoordinasikan dan diorganisasikan melalui Komite Skema Sertifikasi sesuai sektor. 6) Bila diperlukan, tim perumus Skema Sertifikasi dibentuk dan diberikan bimbingan teknis/pelatihan pengembangan skema. 1) Identifikasi peta kompetensi pada SKKNI, Standar Internasional, standard khusus. 2) Bila tersedia peta tersebut, fungsi-fungsi kerja standardisasi kompetensi diidentifikasi dan dikontekstalisasi berdasarkan Sistem Standardisasi Nasional. 3) Bila tidak tersedia, pemetaan fungsi kerja dilakukan berdasarkan acuan normatif pemetaan standard kompetensi dilakukan dengan: Menentukan fungsi bisnis, fungsi kunci, fungsi utama untuk setiap fungsi kunci, fungsi dasar untuk setiap fungsi utama. 15
17 ELEMEN KOMPETENSI 3. IDENTIFIKASI PETA SKEMA SERTIFIKASI KUALIFIKASI 4. MENYUSUN JASTIFIKASI SKEMA SERTIFIKASI KUALIFIKASI DAN OKUPASI KRITERIA UNJUK KERJA 1) Bila tersedia dan relevan, Pemaketan kualifikasi diidentifikasi dari SKKNI. 2) Ruang lingkup peta skema sertifikasi kualifikasi suatu sektor/bidang diidentifikasi berdasarkan peta standardisasi yakni dari fungsi kunci dan/atau fungsi mayor. 3) Level skema sertifikasi kualifikasi diidentifikasi berdasarkan fungsi kunci dan fungsi major dan verdasarkan KKNI (9 level). 4) Deskripsi pada setiap level skema sertifikasi disusun berdasarkan deskripsi KKNI yang dikontekstialisasikan dengan sektor/bidangnya. 5) Bila tersedia, unit-unit kompetensi dari kemasan okupasi diidentifikasi dan dikelompokan sesuai level KKNI berdasarkan deskripsi setiap level. 6) Bila yang tersedia hanya unit-unit kompetensi dari SKKNI/standar internasional/ standar khusus, riset dilakukan untuk identifikasi seluruh okupasi/job titles termasuk deskripsi dan tugas/fungsi serta wewenangnya, yang kemudian dibuat matriks fungsi dan tanggung jawab dan ketersediaan unit kompetensi yang ada dan dapat diimpor unit kompetensi dari bidang lain terkait. 7) Bila okupasi/job title tidak teridentifikasi dan yang tersedia hanya standar kompetensi, unit-unit kompetensi diidentifikasi dan dikelompokan kualifikasinya berdasarkan deskripsi setiap level kualifikasi KKNI. 1. Rancangan skema sertifikasi disusun sesuai dengan Pedoman BNSP. 2. Latar belakang/jastifikasi perumusan skema sertifikasi diidentifikasi tuntutan dan pentingnya sertifikasi kompetensi profesi untuk skema sertifikasi yang ditetapkan. 3. Ruang lingkup penerapan skema sertifikasi diidentifikasi. 4. Tujuan penyusunan skema sertifikasi diidentifikasi. 5. Acuan normative pengembangan dan penerapan skema sertifikasi diidentifikasi. ELEMEN KOMPETENSI 5. MENYUSUN PAKET DAN PERSYARATAN SKEMA SERTIFIKASI KERANGKA KUALIFIKASI DAN OKUPASI KRITERIA UNJUK KERJA 1) Paket/kemasan kompetensi diidentifikasi. 1. Bila skema Kualifikasi Peta kualifikasi diidentifikasi dari hasil pemetaan sesusi ruang lingkup. Deskripsi dan sikap kerja diidentifikasi pada setiap level skema sertifikasi kualifikasi. Peran kerja dan/atau kemungkinan jabatan yang dapat ditempatkan pada level skema sertifikasi dalam industri. Informasi jalur dalam kualifikasi (masuk dan lanjutan). Bila tersedia, Informasi regulasi teknis tentang status penerapan pada level ini. Bila tersedia, Aturan pemaketan skema sertifikasi (kompetensi inti (core), kompetensi umum (generic/common), dan kompetensi fungsional (pilihan)). Daftar unit kompetensi diidentifikasi. 2. Bila skema Okupasi: Peta okupasi diidentifikasi dari hasil pemetaan sesuai ruang lingkup. Deskripsi diidentifikasi pada setiap judul okupasi. Nomor index pekerjaan (job index number) diidentifikasi. Nama/Gelar okupasi profesi diidentifikasi. Tugas dan wewenang (bila tersedia) diidentifikasi pada setiap okupasi. Persyaratan untuk mengikuti sertifikasi pada setiap okupasi. Bila tersedia, Informasi regulasi teknis tentang status penerapan pada level ini. Bila tersedia, Aturan pemaketan skema sertifikasi (kompetensi inti (core), kompetensi umum (generic/common), dan kompetensi fungsional (pilihan)). Daftar unit kompetensi diidentifikasi. 2) Bila tersedia, Persyaratan dasar pemohon sertifikasi diidentifikasi. 3) Hak pemohon dan kewajiban pemegang sertifikat diidentifikasi 4) Struktur biaya sertifikasi diidentifikasi. 5) Proses sertifikasi diidentifikasi. 6) Bila tersedia, kode etik profesi diidentifikasi 16
18 ELEMEN KOMPETENSI 6. VERIFIKASI RANCANGAN SKEMA SERTIFIKASI KRITERIA UNJUK KERJA 1) Kesesuaian pengorganisasian dan proses penyusunan skema sertifikasi diverifikasi. 2) Kesesuaian struktur skema sertifikasi diverifikasi, dengan tetap memperhatikan harmonisasi/negoisasi dengan lintas sektor dan/atau lintas Negara. 3) Kesesuaian judul skema, latarbelakang, ruang lingkup, tujuan dan acuan normative diverifikasi. 4) Kesesuaian kemasan/paket kualifikasi/okupasi diverifikasi. 5) Kesesuaian proses sertifikasi diverifikasi. 6) Laporan verifikasi dibuat untuk disampaikan dan dibahas oleh Komite Skema Sertifikasi. Dalam pembahasan Komite dapat mengundang pemangku kepentingan yang lebih luas. 7) Hasil verifikasi dilaporkan kepada Ketua BNSP dan, bila tersedia, dengan instansi terkait untuk disyahkan. Acuan Normatif PP 31/2006: SISLATKERNAS PP 23/2004: BNSP PERPRES 8/2012: KKNI Permenaker 14/2014: Pedoman Penerapan KKNI Permenakertrans 5/2012: Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional Permenakertrans 8/2012: Tatacara Penerapan SKKNI Peraturan BNSP 1/2014: PEDOMAN PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI Peraturan BNSP 4/2014: PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI no 13 17
19 MENGINTEPRETASI PERSYARATAN PEMETAAN SKEMA SERTIFIKASI IDENTIFIKASI PETA STANDARDISASI KOMPETENSI IDENTIFIKASI PETA SKEMA SERTIFIKASI KUALIFIKASI MENYUSUN JASTIFIKASI SKEMA SERTIFIKASI KUALIFIKASI DAN OKUPASI MENYUSUN PAKET DAN PERSYARATAN SKEMA SERTIFIKASI KERANGKA KUALIFIKASI DAN OKUPASI VERIFIKASI RANCANGAN SKEMA SERTIFIKASI 18
20 V. ELEMEN-ELEMEN MEMETAKAN DAN MENGEMBANGKAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI TP1. MENGINTEPRETASI PERSYARATAN PEMETAAN SKEMA SERTIFIKASI TP1. MENGINTEPRETASI PERSYARATAN PEMETAAN SKEMA SERTIFIKASI 1) Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional diidentifikasi. 2) Kerangka Kualifikasi Nasional dan internasional diidentifikasi. 3) Sistem sertifikasi kompetensi profesi diidentifikasi. 4) Pedoman BNSP terkait pengembangan skema sertifikasi diidentifikasi 5) Para pemangku kepentingan dikoordinasikan dan diorganisasikan melalui Komite Skema Sertifikasi sesuai sektor. 6) Bila diperlukan, tim perumus Skema Sertifikasi dibentuk dan diberikan bimbingan teknis/pelatihan pengembangan skema. 19
21 1) Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional Penerapan Standar Pemberlakuan Akreditasi LDP Pelatihan berbasis kompetensi UU 13/2003 PP 23/2004 PP 31/2006 PERMENAKERTRANS 5/2012 Lisensi LSP Pengembangan Standar SKKNI Sertifikasi Kompetensi MRA SDM Profesional Kompeten Kompetitif Harmonisasi Standardisasi Kerjasama Notifikasi Pembinaan dan Pengendalian 2) Adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. 20
22 2) Kerangka Kualifikasi Nasional dan internasional S3 S2 S1 SMA& (3) DIT BELMAWA, 2013 S3 (Terapan) S2 (Terapan) D&IV D&III Spesialis D&II Profesi D&I Sekolah&Menengah&Kejuruan& (3) 9&&Tahun&Pendidikan&Dasar&(6+3) Pendidikan&Pra&Sekolah&(1>2) AHLI TEKNISI / ANALIS OPERATO R STRATEGIKAL TEKNIKAL PENGEMBANGAN KARIR (DUDI, LATKER, MASY) K MANAJERIAL SUPERVISIONAL ASEAN Qualification Reference Framework (AQRF) Qualifications (A) Qualifications (B) Illustration 1 Country A 1 AQRF 1 Country B 21
23 Conceptual Framework ASEAN MRA Recognition of qualifications NQF Development of qualifications MOBILITY OF PROFESSIONALS COMPETITIVENESS OF ASEAN PROFESSIONALS AQRF Harmonizaation of qualifications 3) 22
24 4) Pedoman BNSP terkait pengembangan skema sertifikasi Pedoman BNSP 210:2014, PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI Pedoman BNSP 201: 2014 PEDOMAN PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI 5) Koordinasikan dan pengorganisasian para pemangku kepentingan melalui Komite Skema Sertifikasi sesuai sektor. Dunia usaha melalui asosiasi industri terkait dan/atau KADIN; Dunia Profesi melalui asosiasi profesi terkait; Pasar terkait dari hasil survei; Otoritas Kompeten terkait sesuai perkembangan industri terkini. 23
25 6) Bentuk dan berikan tim perumus Skema Sertifikasi bimbingan teknis/pelatihan pengembangan skema * Mengidentifikasi kategori dan jenis kualifikasi/okupasi nasional/klaster yang dibutuhkan dunia kerja. Mengidentifikasi jenis standar kompetesi kerja yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Mengidentifikasi jenis jabatan yang akan dituangkan dalam skema sertifikasi. merumuskan persyaratan kompetensi sesuai dengan jenis skema yang akan disusun. menuangkan dan menyusun konsep skema sertifikasi kedalam format skema sertifikasi. Latihan I. INTEPRETASI PERSYARATAN PEMETAAN SKEMA SERTIFIKASI! 1) Identifikasi Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional 2) Identifikasi Kerangka Kualifikasi Nasional dan internasional. 3) Identifikasi Sistem sertifikasi kompetensi profesi. 4) Identifikasi Pedoman BNSP terkait pengembangan skema sertifikasi. 5) Koordinasi dan pengoragisasian Para pemangku kepentingan melalui Komite Skema Sertifikasi sesuai sektor. 1) Bentuk dan berikan tim perumus Skema Sertifikasi bimbingan teknis/pelatihan pengembangan skema. 24
26 TP2. IDENTIFIKASI PETA STANDARDISASI KOMPETENSI TP2. IDENTIFIKASI PETA STANDARDISASI KOMPETENSI 1) Identifikasi peta kompetensi pada SKKNI, Standar Internasional, standard khusus. 2) Bila tersedia peta tersebut, fungsi-fungsi kerja standardisasi kompetensi diidentifikasi dan dikontekstalisasi berdasarkan Sistem Standardisasi Nasional. 3) Bila tidak tersedia, pemetaan fungsi kerja dilakukan berdasarkan acuan normatif pemetaan standard kompetensi dilakukan dengan: Menentukan fungsi bisnis, fungsi kunci, fungsi utama untuk setiap fungsi kunci, fungsi dasar untuk setiap fungsi utama. 25
27 1) Identifikasi peta kompetensi pada SKKNI, Standar Internasional, standard khusus. Permennakertrans 8/2012 CONTOH 26
28 27
29 2) Bila tersedia peta tersebut, fungsi-fungsi kerja standardisasi kompetensi diidentifikasi dan dikontekstalisasi berdasarkan Sistem Standardisasi Nasional. 3) Pemetaan fungsi kerja berdasarkan acuan normatif pemetaan standard kompetensi FUNGSI TUJUAN UTAMA BISNIS FUNGSI KUNCI FUNGSI MAYOR FUNGSI DASAR 28
30 CONTOH Latihan II. Identifikasi Peta Standardisasi Kompetensi Lakukan identifikasi peta kompetensi pada sektor/subsektor anda. (Fungsi Utama, Fungsi Kunci dan Fungsi Mayor)! 29
31 TP3. IDENTIFIKASI PETA SKEMA SERTIFIKASI KUALIFIKASI 3. IDENTIFIKASI PETA SKEMA SERTIFIKASI KUALIFIKASI 1) Bila tersedia dan relevan, Pemaketan kualifikasi diidentifikasi dari SKKNI. 2) Ruang lingkup peta skema sertifikasi kualifikasi suatu sektor/bidang diidentifikasi berdasarkan peta standardisasi yakni dari fungsi kunci dan/atau fungsi mayor. 3) Level skema sertifikasi kualifikasi diidentifikasi berdasarkan fungsi kunci dan fungsi major dan verdasarkan KKNI (9 level). 4) Deskripsi pada setiap level skema sertifikasi disusun berdasarkan deskripsi KKNI yang dikontekstialisasikan dengan sektor/bidangnya. 5) Bila tersedia, unit-unit kompetensi dari kemasan okupasi diidentifikasi dan dikelompokan sesuai level KKNI berdasarkan deskripsi setiap level. 6) Bila yang tersedia hanya unit-unit kompetensi dari SKKNI/standar internasional/ standar khusus, riset dilakukan untuk identifikasi seluruh okupasi/job titles termasuk deskripsi dan tugas/fungsi serta wewenangnya, yang kemudian dibuat matriks fungsi dan tanggung jawab dan ketersediaan unit kompetensi yang ada dan dapat diimpor unit kompetensi dari bidang lain terkait. 7) Bila okupasi/job title tidak teridentifikasi dan yang tersedia hanya standar kompetensi, unit-unit kompetensi diidentifikasi dan dikelompokan kualifikasinya berdasarkan deskripsi setiap level kualifikasi KKNI. 30
32 1) Identifikasi Pemaketan kualifikasi diidentifikasi dari SKKNI * CONTOH 31
33 CONTOH CONTOH 32
34 CONTOH 33
35 2) Identifikasi Ruang lingkup peta skema sertifikasi kualifikasi suatu sektor/bidang berdasarkan peta standardisasi yakni dari fungsi kunci dan/atau fungsi mayor. P. Usaha P. Tata Boga CONTOH P. Hotel P. Travel Ops Pengemban gan Pariwisata P. destinasi CONTOH 34
36 3) Identifikasi Level skema sertifikasi kualifikasi berdasarkan fungsi kunci dan fungsi major dan verdasarkan KKNI (9 level). LEVEL SERTIFIKASI KUALIFIKASI CONTOH Sertifikat II bidang Tata Boga (Food Production) Sertifikat III bidang Tata Boga (Operasional) Sertifikat IV bidang Tata Boga Sertifikat V bidang Tata Boga Sertifikat VI bidang Tata Boga 4) Susun deskripsi pada setiap level skema sertifikasi berdasarkan deskripsi KKNI yang dikontekstialisasikan dengan sektor/bidangnya. LEVEL SERTIFIKASI KUALIFIKASI DESKRIPSI Sertifikat II bidang Tata Boga (Food Production) Sertifikat III bidang Tata Boga (Operasional) Sertifikat IV bidang Tata Boga Sertifikat V bidang Tata Boga Kualifikasi ini merefleksikan peran individu dalam melaksanakan tugas sederhana, terbatas, bersifat rutin, dengan menggunakan alat, aturan, dan proses yang telah ditetapkan, serta di bawah bimbingan, pengawasan dan tanggung jawab atasannya. Ia harus memiliki pengetahuan faktual serta bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri dan tidak bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain. Kualifikasi ini merefleksikan peran individu yang terampil dalam melaksanakan tugas dengan menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja serta menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung. Ia harus memiliki pengetahuan operasional, prinsip-prinsip serta konsep umum yang terkait dengan bidangnya, mampu menyelesaikan masalah yang lazim dengan metode yang sesuai dan bekerjasama dalam lingkup kerjanya serta dapat diberi tangggung jawab terbatas atas pekerjaan orang lain. Kualifikasi ini memberikan kepada individu agar kompeten dalam : Prinsip dasar bidang keahlian tertentu agar dapat menyelaraskan dengan permasalahan Faktual; Bekerja sama dan melakukan komunikasi, menyusun laporan tertulis dalam lingkup terbatas, dan memiliki inisiatif; serta, Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas hasil kerja orang lain. Sehingga dapat menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur. Kualifikasi ini mencerminkan peran individu yang menggunakan konsep teoritis pengtahuan tertentu secra umum untuk : Menyelesaikan pekerjaan dalam lingkup yang luas; Memformulasikan masalah penyelesaian prosedural; Mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif; Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapain hasil kerja kelompok. Sehingga dapat menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur. 35
37 5) Identifikasi dan kelompokkan unit-unit kompetensi dari kemasan okupasi sesuai level KKNI berdasarkan deskripsi setiap level * Identifikasi seluruh okupasi/jabatan kerja/peran kerja. Bila tersedia, Identifikasi unit-unit kompetensi dalam kemasan okupasi. Bila tidak tersedia, identifikasi tugas/fungsi dan wewenang setiap okupasi. Identifikasi apakah setiap tugas/fungsi kerja merupakan fungsi dasar, bila iya, maka dapat diidentifikasi sebagai embrio unit kompetensi. Identifikasi benchmark fungsi dasar terhadap unit kompetensi pada standar kompetensi. Berdasarkan deskripsi KKNI identifikasi level KKNi pada setiap okupasi sebagai indikator peran kerja pada suatu Lakukan pengemasan okupasi, bila tersedia, kelompokan dalam kompetensi inti (core), umum (generic/common), dan pilihan/ fungsional. Identifikasi Okupasi/peran kerja OKUPASI TUGAS/FUNGSI KERJA DAN WEWENANG!UNIT KOMPETENSI 36
38 Identifikasi cakupan aktivitas kerja atau tugas dalam lingkup area kerja dalam kompetensi umum (generic/common), kompetensi inti (core) dan Kompetensi Pilihan (functional) Kompetensi Inti adalah kompetensi yang ditentukan oleh industri dalam peraturan pengemasan untuk Kualifikasi yang harus dimiliki para individu untuk pengakuan atas Kualifikasi tersebut. (Pedoman penerapan KKNI, 2014) Kompetensi Inti/Core Competencies: Adalah kompetensi-kompetensi dimana industri telah mensepakati untuk dicapai jika seseorang akan diterima kompetensinya pada divisi primer. Kompetensi-kompetensi ini secara langsung berhubungan dengan tugas-tugas okupasi dan mencakup unit-unit seperti: Work effectively with colleagues and customers, and Implement occupational health and safety procedures. (Handbook ASEAN MRA, 2013) Kompetensi umum/generic Competencies: kompetensi-kompetensi dimana industri setuju bahwa ini adalah esensial untuk dicapai oleh seseorang untuk diterima sebagai kompeten pada suatu divisi sekunder. Istilah life skills kadang digunakan untuk mendeskripsikan kompetensi ini, seperti contoh ini: Use common business tools and technology, and Manage and resolve conflict situations. (Handbook ASEAN MRA, 2013) Kompetensi pilihan/fungsional (Functional Competencies): kompetensi fungsional yang spesifik pada suatu peran atau jabatan kerja dalam suatu divisi kerja, dan mencakup ketrampilan spesifik dan pengetahuan (know-how) untuk mengerjakan/melakukannya secara efektif. Seperti: Receive and process reservations, Provide housekeeping services to guests, and Operate a bar facility. These competencies could be generic to a Labour Division as a whole, or be specific to roles, levels or jobs within the Labour Division. (Handbook ASEAN MRA, 2013) CONTOH 37
39 38
40 LEVEL SERTIFIKASI KUALIFIKASI DESKRIPSI OKUPASI/PERAN KERJA: Sertifikat II bidang Tata Boga (Food Production) Sertifikat III bidang Tata Boga (Operasional) Sertifikat IV bidang Tata Boga Sertifikat V bidang Tata Boga Kualifikasi ini merefleksikan peran individu dalam melaksanakan tugas sederhana, terbatas, bersifat rutin, dengan menggunakan alat, aturan, dan proses yang telah ditetapkan, serta di bawah bimbingan, pengawasan dan tanggung jawab atasannya. Ia harus memiliki pengetahuan faktual serta bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri dan tidak bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain. Kualifikasi ini merefleksikan peran individu yang terampil dalam melaksanakan tugas dengan menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja serta menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung. Ia harus memiliki pengetahuan operasional, prinsip-prinsip serta konsep umum yang terkait dengan bidangnya, mampu menyelesaikan masalah yang lazim dengan metode yang sesuai dan bekerjasama dalam lingkup kerjanya serta dapat diberi tangggung jawab terbatas atas pekerjaan orang lain. Kualifikasi ini memberikan kepada individu agar kompeten dalam : Prinsip dasar bidang keahlian tertentu agar dapat menyelaraskan dengan permasalahan Faktual; Bekerja sama dan melakukan komunikasi, menyusun laporan tertulis dalam lingkup terbatas, dan memiliki inisiatif; serta, Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas hasil kerja orang lain. Sehingga dapat menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur. Kualifikasi ini mencerminkan peran individu yang menggunakan konsep teoritis pengtahuan tertentu secra umum untuk : Menyelesaikan pekerjaan dalam lingkup yang luas; Memformulasikan masalah penyelesaian prosedural; Mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif; Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapain hasil kerja kelompok. Sehingga dapat menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur. Kitchen Hand, Butcher, Baker. Assistant Catering Manager. Second Chef, Demi Chef, Assistant Head Chef. Head Chef, Assistant to the Executive Chef. 6) Bila yang tersedia hanya unit-unit kompetensi dari SKKNI/standar internasional/ standar khusus, riset dilakukan untuk identifikasi seluruh okupasi/job titles termasuk deskripsi dan tugas/fungsi serta wewenangnya, yang kemudian dibuat matriks fungsi dan tanggung jawab dan ketersediaan unit kompetensi yang ada dan dapat diimpor unit kompetensi dari bidang lain terkait. 7) Bila okupasi/job title tidak teridentifikasi dan yang tersedia hanya standar kompetensi, unit-unit kompetensi diidentifikasi dan dikelompokan kualifikasinya berdasarkan deskripsi setiap level kualifikasi KKNI. 39
41 Identifikasi unit-unit kompetensi pada level kualifikasi Identifikasi kompetensi inti pada setiap okupasi/job titles pada level KKNI yang sama. Lakukan pembandingan (pairing) unit2 kompetensi yang ada pada setiap okupasi pada level uang sama. Kombinasikan seluruh kompetensi inti menjadi kompetensi inti kualifikasi pada level yang sama. Kombinasikan seluruh kompetensi umum menjadi kompetensi umum kualifikasi pada level yang sama. identifikasi seluruh kompetensi pilihan/fungsional menjadi kompetensi pilihan/fungsional kualifikasi pada level yang sama, masing-masing fungsi tetap diidentifikasi sesuai kelompoknya. Identifikasi unit-unit kompetensi pada setiap level kualifikasi LEVE L Okupasi Unit kompetensi pada kategori kompetensi (inti, umum, pilihan/ fungsional) Okupasi Unit kompetensi pada kategori kompetensi (inti, umum, pilihan/ fungsional) Unit kompetensi pada level Kualifikasi Inti: Inti: Inti: Umum: Umum: Umum: Fungsional Fungsional Fungsional Inti: Inti: Inti: Umum: Umum: Umum: Fungsional Fungsional Fungsional 40
42 Kerangka kualifikasi dan unit kompetensi yang dicakup LEVEL KUALIFIKA SI* I II III IV V VI VII VIII IX DESKRIPSI Unit kompetensi dalam Kompetensi inti, kompetensi umum dan kompetensi fungsional *) pada setiap level dapat terdiri lebih dari satu berdasrkan fungsi-fungsi mayor Latihan III. Identifikasi Peta Skema Kualifikasi dan Okupasi! LEVEL SERTIFIKASI KUALIFIKASI DESKRIPSI OKUPASI/PERAN KERJA YANG DAPAT DICAKUP UNIT-UNIT KOMPETENSI (Core, Generic, Functional) 41
43 TP4. MENYUSUN JASTIFIKASI SKEMA SERTIFIKASI KUALIFIKASI DAN OKUPASI 4. MENYUSUN JASTIFIKASI SKEMA SERTIFIKASI KUALIFIKASI DAN OKUPASI 1) Rancangan skema sertifikasi disusun sesuai dengan Pedoman BNSP. 2) Latar belakang perumusan skema sertifikasi diidentifikasi tuntutan dan pentingnya sertifikasi kompetensi profesi untuk skema sertifikasi yang ditetapkan. 3) Ruang lingkup penerapan skema sertifikasi diidentifikasi. 4) Tujuan penyusunan skema sertifikasi diidentifikasi. 5) Acuan normative pengembangan dan penerapan skema sertifikasi diidentifikasi. 42
PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI
PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL
Lebih terperinciPERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2/ BNSP/VIII/2017 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI
PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2/ BNSP/VIII/2017 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI
Lebih terperinciSERTIFIKASI PROFESI BIDANG FASILITAS PRODUKSI MIGAS
SERTIFIKASI PROFESI BIDANG FASILITAS PRODUKSI MIGAS Oleh: Ir. Surono MPhil, Ketua Komisi Perencanaan dan Harmonisasi Kelembagaan, Disampaikan pada Expert Sharing IAFMI Jakarta, 13 Februari 2016. Email:
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL
Lebih terperinci=================================== Pengembangan Skema Sertifikasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
Badan Nasional Sertifikasi Profesi RANCANGAN 1 PEDOMAN BNSP 219-2012 =================================== Pengembangan Skema Sertifikasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Badan Nasional Sertifikasi
Lebih terperinciPEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR SISTEM MANAJEMEN MUTU LSP
Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 13/BNSP.218/XII/2013 Tentang PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR
Lebih terperinciMANUAL OPERASIONAL WEBSITE DAN APLIKASI SERTIFIKASI BNSP-LSP
BNSP KEGIATAN HARMONISASI BNSP-LSP MANUAL OPERASIONAL WEBSITE DAN APLIKASI SERTIFIKASI BNSP-LSP FAVE HOTEL JAKARTA 2015 Versi 1.0 Desember 2015 Lampiran : Keputusan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor
Lebih terperinciDarmawansyah, ST, M.Si /
Darmawansyah, ST, M.Si 08180676099 / 085213401980 darmawansyah73@gmail.com PROFIL SDM INDONESIA FEB 2015 5,46 juta penganggur menjadi prioritas untuk ditingkatkan kompetensinya Sumber : diolah dari berita
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN FORMAT PENULISAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI)
15 2012, No.364 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA STRUKTUR DAN FORMAT
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/Permentan/SM.200/8/2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT IV BIDANG TATA GRAHA (HOUSEKEEPING) GUEST SERVICE SUPERVISION
2016 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PIHAK PERTAMA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT IV BIDANG TATA GRAHA (HOUSEKEEPING) GUEST SERVICE SUPERVISION Disusun oleh Komite
Lebih terperinci2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1032, 2017 KEMEN-ESDM. Standardisasi Kompetensi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG STANDARDISASI
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT VI BIDANG OPERASIONAL TUR (TOUR OPERATION) MANAJEMEN
2016 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PIHAK PERTAMA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT VI BIDANG OPERASIONAL TUR (TOUR OPERATION) MANAJEMEN Disusun oleh Komite Skema Sertifikasi
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI DI
Lebih terperinciMENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA. oleh
MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA oleh Ir. SUMARNA F. ABDURRAHMAN, MSc KETUA KOMITE TETAP SISTEM KOMPETENSI SDM KADIN - INDONESIA KONDISI DAN MASALAH TANTANGAN
Lebih terperinciIndonesia Kompeten Pengembangan Program Sertifikasi Profesi Berbasis Kompetensi
Indonesia Kompeten Pengembangan Program Sertifikasi Profesi Berbasis Kompetensi Disampaikan oleh: Ir. Surono MPhil Ketua Komisi Harmonisasi dan Kelembagaan BNSP Email: surono.ckp@gmail.com 2013 PROSES
Lebih terperinciIr. Drs, Asrizal Tatang, MT Ketua Komisi Pelaksanaan Sertifikasi BNSP
KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI LSP P1 SMK Ir. Drs, Asrizal Tatang, MT Ketua Komisi Pelaksanaan Sertifikasi BNSP Disampaikan Pada Acara Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Pelaksanaan Sertifikasi
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK
Lebih terperinciLSP Teknologi Informasi Indonesia
2017 LSP Teknologi Informasi Indonesia SKEMA SERTIFIKASI Analis Bisnis Teknologi Informasi (IT Business Analyst) Skema sertifikasi Analis Bisnis Teknologi Informasi (IT Business Analyst) merupakan skema
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP
Lampiran : Keputusan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 04/BNSP.305/X/2013 Tanggal : 21 Oktober 2013 PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP Versi 1 Oktober 2013 DAFTAR ISI
Lebih terperinciSERTIFIKASI KOMPETENSI DI BIDANG LOGISTIK. Yukki Nugrahawan Hanafi
SERTIFIKASI KOMPETENSI DI BIDANG LOGISTIK Yukki Nugrahawan Hanafi Daftar Isi 2 Seputar Uji Kompetensi dan BNSP Tentang LSP Logistik Insan Prima Latar Belakang 3 Persaingan akan semakin keras sebagai dampak
Lebih terperinciBadan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304
Badan Nasional Sertifikasi Profesi PEDOMAN BNSP 304 =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP Badan Nasional Sertifikasi Profesi 1 / 17 KATA PENGANTAR 2 /
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP
Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 04/BNSP.305/X/2013 Tentang PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP Versi 1
Lebih terperinci2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan
No.1799, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. LPK. Akreditasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PELATIHAN KERJA
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum dan HAM RI Teks tidak dalam format asli. Kembali LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 67, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT LEVEL BIDANG BISNIS KONVENSI
2016 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PIHAK PERTAMA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT LEVEL BIDANG BISNIS KONVENSI Disusun oleh Komite Skema Sertifikasi yang merupakan
Lebih terperinciPENINGKATAN PERAN ASESOR,MASTER, DAN LEAD ASESOR KOMPETENSI DALAM PROSES PELAKSANAAN SERTIFIKASI PROFESI
PENINGKATAN PERAN ASESOR,MASTER, DAN LEAD ASESOR KOMPETENSI DALAM PROSES PELAKSANAAN SERTIFIKASI PROFESI ASRIZAL TATANG Ketua Komisi Sertifikasi Disampaikan dalam Taraining Of Trainer (ToT) Asesor, Master,
Lebih terperinciSUPERVISOR PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
2015 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA FR. SKEMA-03 SUPERVISOR PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA Ditetapkan tanggal: Oleh: Mahmud Ketua Komite Skema Dinarwulan Sutoto Ketua
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK TEROWONGAN
1. Justifikasi 1.1 Tuntutan persyaratan kompetensi Tenaga kerja untuk pekerjaan perencana, pengawas dan pelaksana jasa konstruksi harus bersertifikat keahlian kerja dan atau keterampilan kerja (UU No.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciDPP PERSAGI MEYLINA DJAFAR. Peraturan Pemerintah no 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
DPP PERSAGI MEYLINA DJAFAR Dasar hukum Peraturan Pemerintah no 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan UU Kesehatan no 36 tahun 2009 Keputusan mentri Kesehatan no 374 tahun 2007 tentang standar Profesi
Lebih terperinciLSP Teknologi Informasi Indonesia
2017 LSP Teknologi Informasi Indonesia SKEMA SERTIFIKASI CHIEF INFORMATION OFFICER Skema sertifikasi Chief Information Officer merupakan skema okupasi yang telah dikembangkan oleh Komite Skema sertifikasi
Lebih terperinciPENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23
PENGANTAR Pada konteks pelaksanaan uji kompetensi atau penilaian berbasis kompetensi, seorang Asesor Uji Kompetensi memiliki peran yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai kualitas uji kompetensi
Lebih terperinciMENGEMBANGKAN PERANGKAT ASESMEN
LM2 MENGEMBANGKAN PERANGKAT ASESMEN P.854900.04301 ACUAN NORMATIF Regulasi teknis: PP 23/2004 tentang BNSP PP 31/2006 tentang SISLATKERNAS PERMENAKERTRANS 05/2012 tentang penyusunan dan penetapan SKKNI
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI Analisa Laboratorium Kimia
2016 Lembaga Sertifikasi Profesi Politeknik Negeri Samarinda () SKEMA SERTIFIKASI Disusun Berdasarkan Kebutuhan Kompetensi Laboratorium Industri Pembuatan Pupuk, Pencairan Gas Alam, Fraksinasi Minyak Bumi
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI AHLI KESELAMATAN JALAN
1. Justifikasi 1.1 Tuntutan persyaratan kompetensi Tenaga kerja untuk pekerjaan perencana, pengawas dan pelaksana jasa konstruksi harus bersertifikat keahlian kerja dan atau keterampilan kerja (UU No.
Lebih terperinciVisi Menjadi LSP terbaik di Indonesia yang melahirkan profesional handal dan berdaya saing global dalam upaya pemberantasan korupsi
Profil LSP KPK Dalam upaya mendukung percepatan pemberantasan korupsi di Indonesia agar lebih efektf, profesional, dan berdampak, KPK membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang bersifat indenpenden.
Lebih terperinciLSP PUSTAKAWAN SERTIFIKASI KOMPETENSI PUSTAKAWAN : MANFAAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP JENJANG KARIR PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI
LSP PUSTAKAWAN SERTIFIKASI KOMPETENSI PUSTAKAWAN : MANFAAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP JENJANG KARIR PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Endang Ernawati Ketua LSP Pustakawan Ketua FPPTI DKI Agenda
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK JALAN
1. Justifikasi 1.1 Tuntutan persyaratan kompetensi Tenaga kerja untuk pekerjaan perencana, pengawas dan pelaksana jasa konstruksi harus bersertifikat keahlian kerja dan atau keterampilan kerja (UU No.
Lebih terperinciProsedur Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi Mengacu pada PBNSP 201, 202, 206, 208, 210 dll
Prosedur Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi Mengacu pada PBNSP 201, 202, 206, 208, 210 dll Oleh Sanromo Wijayanto Ketua Komisi Lisensi Lembaga Sertifikasi Daftar Isi 1. Klasifikasi LSP 1.1.LSP Pihak
Lebih terperinciPEDOMAN PELAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN LSP KEPADA BNSP
Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 02/BNSP.211/X/2013 Tentang PEDOMAN PELAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN LSP KEPADA BNSP Versi 1 Oktober
Lebih terperinciLEGALISASI SERTIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI. Disampaikan Oleh : SULISTYO
LEGALISASI SERTIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI Disampaikan Oleh : SULISTYO Tanggal 22 April 2013 PENGERTIAN DASAR SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKASI SERTIFIKASI merupakan suatu proses untuk mendapatkan
Lebih terperinciLembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi AUDITOR Energi
Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi AUDITOR Energi Skema sertifikasi Kompetensi Auditor Energi merupakan skema sertifikasi yang dikembangkan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI LSP PPT MIGAS
PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI LSP PPT MIGAS 1. RUANG LINGKUP DAN ACUAN Ruang lingkup: Pedoman ini menguraikan kriteria Tempat Uji Kompetensi Tenaga Kerja yang mencakup persyaratan manajemen dan
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK LANSEKAP
1. Justifikasi 1.1 Tuntutan persyaratan kompetensi Tenaga kerja untuk pekerjaan perencana, pengawas dan pelaksana jasa konstruksi harus bersertifikat keahlian kerja dan atau keterampilan kerja (UU No.
Lebih terperinciLembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi Manajer Energi
Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi Manajer Energi Skema sertifikasi Kompetensi Manajer Energi merupakan skema sertifikasi yang dikembangkan
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI KKNI BERDASARKAN AQRF, ACCSTP DAN CATC SEKTOR PARIWISATA BIDANG AGEN PERJALANAN (TRAVEL AGENCIES)
11 2014 2014 SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI KKNI BERDASARKAN AQRF, ACCSTP DAN CATC SEKTOR PARIWISATA BIDANG AGEN PERJALANAN (TRAVEL AGENCIES) IQF CERTIFICATION SCHEMES REFERENCING TO AQRF, ACCSTP
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TIPE PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)
2016 LSP ENERGI TERBARUKAN SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TIPE Skema Sertifikasi Teknisi Pemasangan PLTS Tipe PJU dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi
Lebih terperinciPedoman 206 PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI
Pedoman 206 PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI 2006 DAFTAR ISI Kata Pengantar Pendahuluan 1. Ruang Lingkup dan Acuan 2. Acuan Normatif 3. Istilah dan Definisi 4.
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI TEKNISI PEMBESARAN UDANG
KOMPETENSI Disusun atas dasar permintaan otoritas kompeten bidang budidaya perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dan Lembaga Sertifikasi Profesi Akuakultur Indonesia untuk membangun, memelihara
Lebih terperinciMANAJER PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
2015 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA FR. SKEMA-03 MANAJER PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA Ditetapkan tanggal: Oleh: Mahmud Ketua Komite Skema Dinarwulan Sutoto Ketua
Lebih terperinciMERENCANAKAN DAN MENGORGANISASIKAN ASESMEN P
MERENCANAKAN DAN MENGORGANISASIKAN ASESMEN P.854900.041.01. RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN TP1. Menentukan pendekatan asesmen TP2. Mempersiapkan rencana asesmen/rpl. TP3. Kontekstualisasi dan meninjau rencana
Lebih terperinciPERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS
Menimbang BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, : a. bahwa
Lebih terperinciBadan Nasional Sertifikasi Profesi. ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang)
Badan Nasional Sertifikasi Profesi PEDOMAN BNSP 207-2007 ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang) Badan Nasional Sertifikasi Profesi DAFTAR
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS
SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,
Lebih terperinciDIRECTORATE OF COMPETENCY STANDARD AND TRAINING DEVELOPMENT
DIRECTORATE OF COMPETENCY STANDARD AND TRAINING DEVELOPMENT By: Muchtar Azis Head of Division of Development and Harmonization Of Competency Standard Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Disampaikan
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI KKNI BERDASARKAN AQRF, ACCSTP DAN CATC SEKTOR PARIWISATA BIDANG TATA BOGA ( FOOD PRODUCTION )
2014 2014 SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI KKNI BERDASARKAN AQRF, ACCSTP DAN CATC SEKTOR PARIWISATA BIDANG TATA BOGA ( FOOD PRODUCTION ) IQF CERTIFICATION SCHEMES REFERENCING TO AQRF, ACCSTP AND CATC
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : KEP.218/LATTAS/XII/2012
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav 51 Lt. 6A Telepon (021) 52961311, Faximile (021) 52960456 Jakarta
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS KONSTRUKSI SERAT KACA UNTUK PEMBAKARAN SKALA RUMAH TANGGA
2016 LSP ENERGI TERBARUKAN SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS KONSTRUKSI SERAT KACA UNTUK PEMBAKARAN SKALA RUMAH TANGGA Skema Sertifikasi Teknisi Pemasangan Instalasi Biogas Konstruksi
Lebih terperinciTUGAS PELATIHAN ASESOR
TUGAS PELATIHAN ASESOR A. MERENCANAKAN & MENGORGANISASIKAN ASESMEN (MMA) 1. Jelaskan proses sertifikasi kompetensi? Jawab: pendaftaran, asesmen mandiri, konsultasi pra asesmen, pelaksanaan asesmen 2. Kapan
Lebih terperinciPANDUAN UJI KOMPETENSI
PANDUAN UJI KOMPETENSI KLASTER BASIC PROGRAMMING LSP TIK INDONESIA Jl. Pucang Anom Timur 23 Surabaya 60282, Jawa Timur Telp: +62 31 5019775 Fax: +62 31 5019776 Daftar Isi 1. Latar Belakang... 2 2. Persyaratan
Lebih terperinciPEDOMAN VERIFIKASI TUK OLEH TUK
Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 12/BNSP.214/XII/2013 Tentang PEDOMAN VERIFIKASI TUK OLEH TUK Versi 0 Desember 2013 Lampiran :
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI KKNI BERDASARKAN AQRF, ACCSTP DAN CATC SEKTOR PARIWISATA BIDANG OPERASIONAL TUR (TOUR OPERATION)
2014 2014 SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI KKNI BERDASARKAN AQRF, ACCSTP DAN CATC SEKTOR PARIWISATA BIDANG OPERASIONAL TUR (TOUR OPERATION) IQF CERTIFICATION SCHEMES REFERENCING TO AQRF, ACCSTP AND
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM PERUMUSAN STANDAR KOMPETENSI TEKNIS URUSAN PEMERINTAHAN
Lampiran-Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor : Tanggal : PEDOMAN UMUM PERUMUSAN STANDAR KOMPETENSI TEKNIS URUSAN PEMERINTAHAN I. PENDAHULUAN A. UMUM Dalam rangka menjamin penyelenggaraan Pemerintahan
Lebih terperinci- 2 - II. DESKRIPSI JENJANG KUALIFIKASI KKNIPDN JENJANG KUALIFIKASI URAIAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN
Lebih terperinciBUPATI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAKSANA PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DOMPET DHUAFA Madya 2
2017 LSP DOMPET DHUAFA SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAKSANA PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DOMPET DHUAFA Madya 2 Disusun berdasarkan SKKNI tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Lebih terperinciPANDUAN MUTU PIHAK 1. Disahkan Oleh : Direktur LSP STMIK IKMI CIREBON
PANDUAN MUTU PIHAK 1 Perhatian: Dokumen ini tidak boleh disalin/dikopi atau digunakan untuk keperluan komersial atau tujuan lain baik seluruhnya maupun sebagian tanpa ijin sebelumnya dari Direktur LSP
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.280/LATTAS/XI/2014
LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.280/LATTAS/XI/2014 TENTANG PEDOMAN TATA CARA KAJI ULANG STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinci2018, No tentang Lembaga Sertifikasi Profesi Penanggulangan Bencana; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.223, 2018 BNPB. Lembaga Sertifikasi Profesi Penanggulangan Bencana. Perubahan. PERATURAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2018
Lebih terperinciLabibah Zain. 12 Januari 2012 di Menara Penninsula Hotel Jakarta dan materi ini adalah. BELUMFINAL karena masih harus masuk Tim Perumus.
STANDAR KERJA KOMPETENSI NASIONAL INDONESIA (SKKNI) DAN SERTIFIKASI PUSTAKAWAN* Labibah Zain *Materi atau Slides diambil dari presentasi Bapak Slamet R Gadas (BNSP), Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (3) Peraturan
Lebih terperinci2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keteram
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2012 KEPARIWISATAAN. Sertifikasi. Kompetensi. Usaha. Bidang Pariwisata. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5311) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciWALIKOTA MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG
WALIKOTA MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PENERAPAN SERTIFIKASI KOMPETENSI TENAGA KERJA BIDANG PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG SISTEM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR BERBASIS KOMPETENSI DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciMILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N 1 Hak Cipta 2015 pada Badan Nasional Sertifikasi dan Profesi Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Disklaimer:
Lebih terperinciPERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN
5 2013, No.640 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45/PERMENTAN/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI
Lebih terperinciPERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI GENERAL BANKING TINGKAT II Kualifikasi Jabatan Kepala Cabang Sertifikat V KKNI
2015 SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI Kualifikasi Jabatan Kepala Cabang Sertifikat V KKNI Disusun berdasarkan SKKNI bidang General Banking untuk memastikan dan memelihara kompetensi bankir di bidang General
Lebih terperinciSERTIFIKASI TENAGA KERJA
SERTIFIKASI TENAGA KERJA TUJUAN : ADALAH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI TENAGA KERJA. POKOK BAHASAN REGULASI NASIONAL TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI KOMPETENSI BADAN NASIONAL SERTIFIKASI
Lebih terperincikemudahan. (Undang Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung)
Skema Sertifikasi Latar Belakang Manajemen Teknik Operasional Bangunan adalah Sekelompok pekerja profesional dalam satu manajemen, yang terlibat dalam proses Pemanfaatan bangunan gedung adalah kegiatan
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) FR.SKEMA-02
2014 Lembaga Sertifikasi Profesi Lembaga Keuangan Mikro CERTIF SKEMA SERTIFIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) FR.SKEMA-02 Skema Sertifikasi Sub bidang Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ini dimaksudkan untuk
Lebih terperinciBadan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN ASESOR LISENSI PEDOMAN BNSP
BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI PEDOMAN BNSP 03-007 =================================== PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN ASESOR LISENSI Ba Nasional DAFTAR ISI Daftar Isi... Kata Pengantar. Ruang Lingkup....
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.1463, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pelatihan Kerja. Nasional. Daerah. Pedoman.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1463, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pelatihan Kerja. Nasional. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPANDUAN UJI KOMPETENSI
PANDUAN UJI KOMPETENSI KLASTER GRAFIKA FUNDAMENTAL LSP TIK INDONESIA Jl. Pucang Anom Timur 23 Surabaya 60282, Jawa Timur Telp: +62 31 5019775 Fax: +62 31 5019776 Daftar Isi 1. Latar Belakang... 2 2. Persyaratan
Lebih terperinciPENGAMBANGAN SKKNI DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI TENAGA KERJA INDONESIA MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL
PENGAMBANGAN SKKNI DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI TENAGA KERJA INDONESIA MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL Disampaikan Pada Kegiatan SOSIALISASI SKKNI DI INDUSTRI KOMINFO 1 APRIL 2015 DI BALIKPAPAN Oleh
Lebih terperinciKerangka Strategis Standardisasi Kompetensi Penyelenggara Pemerintahan Daerah
Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized 68949 Kerangka Strategis Standardisasi Kompetensi Penyelenggara Pemerintahan Daerah Pengembangan
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMORKEP.280 / LATTAS/ XI/2014
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Rl DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jin. Jenderal Gatot Subroto Kavling 51 Telepon (021) 5262643, Faksimilie 5262643 Jakarta Selatan KEPUTUSAN
Lebih terperinciSKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT VI BIDANG AGEN PERJALANAN (TRAVEL AGENCIES) - MANAJEMEN
01 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PIHAK PERTAMA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT VI BIDANG AGEN PERJALANAN (TRAVEL AGENCIES) - MANAJEMEN Disusun oleh Komite Skema
Lebih terperinciLAMPIRAN NOMOR 161 TAHUN 2015 TENTANG BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 161 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI PENDIDIKAN GOLONGAN POKOK JASA PENDIDIKAN BIDANG
Lebih terperinci20L6 TEKNISI INSTALASI LISTRIK PENERANGAN DAN DAYA FASA SATU SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KUALIFIKASI OKUPASI NASIONAL
20L6 Badan Nasional Sertifikasi Profesi SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KUALIFIKASI OKUPASI NASIONAL TEKNISI INSTALASI LISTRIK PENERANGAN DAN DAYA FASA SATU Skema sertifikasi Okupasi Nasional Teknisi lnstalasi
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI PROFESI
Nomor : Kep. 19.2 / BNSP / II /2009 Tanggal : 9 Pebruari 2009 Badan Nasional Sertifikasi Profesi PEDOMAN BNSP 301 Rev 1 2009 PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI PROFESI Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Lebih terperinci