Banking Weekly Hotlist (15 Desember 19 Desember 2014)
|
|
- Glenna Hardja
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Banking Weekly Hotlist (15 Desember 19 Desember 2014) Senin, 15 Desember 2014 Bank Andalkan Pinjaman Pemerintah Sejumlah perbankan memperkirakan kondisi Pasar Uang Antar Bank (PUAB) akan menghadapi banyak tantangan pada tahun depan. Royke Tumilaar, Managing Director of Treasury, Financial Institutions & Special Asset Management PT Bank Mandiri Tbk mengatakan tantangan terbesar dari kebijakan pinjaman pemerintah. Kendati demikian, pihaknya yakin bahwa kondisi PUAB akan membaik terlihat dari volume transaksi yang lebih besar dibandingkan tahun lalu. Di sisi lain, Achmad Baiquni, Direktur Keuangan PT BRI Tbk, mengungkapkan bahwa realisasi utang pemerintah tidak akan berdampak signifikan. Hartati, Direktur Keuangan PT Bank OCBC NISP Tbk, menambahkan bahwa perbankan memiliki pendanaan alternatif pada tahun depan. Berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah bank yang meminjam dan menempatkan dana ke PUAB tercatat masing-masing 81 dan 94 bank dengan volume transaksi harian rata-rata Rp 12,2 triliun, lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 10,7 triliun. Adapun hingga kuartal III 2014 suku bunga PUAB overnight (O/N) relatif stabil di 5,86% dan total volume tercatat Rp 11,8 triliun. Selain itu, deposit facility (DF) O/N tercatat Rp 129,4 triliun. (Sumber: Bisnis Indonesia, 15 Desember 2014, 24) BI Rate Siap Ikuti Kenaikan Bunga the Fed Bank Indonesia akan kembali menaikkan BI Rate menyusul kenaikan Fed Fund Rate oleh the Fed yang diperkirakan akan dilakukan pada awal tahun depan. Solihin M. Juhro, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, mengatakan selain suku bunga acuan, Bank Indonesia memiliki instrumen lainnya seperti makroprudensial, financial deepening dan sistem pembayaran. Bauran kebijakan tersebut akan dilakukan dalam takaran dan waktu yang tepat sebagai langkah antisipasi tantangan tahun mendatang, seperti perlambatan ekonomi China dan peningkatan utang luar negeri (ULN). Bank Indonesia optimis bahwa pada tahun 2015 ekonomi Indonesia akan membaik. Pasalnya indikator Composit Leading Indicator (CLI) yang dibentuk Bank Indonesia menunjukkan bahwa tahun depan ekonomi Indonesia menunjukkan arah perbaikan. Bank Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berkisar 5,4% - 5,8% dengan inflasi 4+1%. Adapun
2 pertumbuhan kredit perbankan diproyeksikan tumbuh 15% - 17%. Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, mengatakan hal utama yang paling ditunggu adalah mengenai suku bunga acuan the Fed. Kenaikan BI Rate lebih lanjut sebelumnya telah diperkirakan oleh Ryan Kiryanto, Kepala Ekonom PT BNI Tbk. (Sumber: Bisnis Indonesia, 15 Desember 2014, 24) Bank Siapkan Skema Khusus Pelaku perbankan menilai bahwa diperlukan skema khusus terkait penyaluran kredit untuk nasabah nelayan dengan memperhatikan pola penghasilan nelayan. Budi Satria, Corporate Secretary PT BRI Tbk, mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya tengah menyusun skema khusus tersebut. Skema ini merupakan penyempurnaan dari produk lama perseroan yakni Kredit Umum Pedesaan (Kupedes). Skema ini pun mencakup pola musiman penghasilan nelayan. Sementara itu Anika Faisal, Direktur Kepatuhan PT BTPN Tbk, mengatakan bahwa penyaluran kredit kepada nelayan harus melibatkan kelompok yang lebih besar yang tergabung dalam suatu kluster tertentu untuk mempermudah administrasi dan mitigasi resiko kredit. Anika mengakui bahwa penyaluran kredit ke sektor ini masih sangat rendah mengingat resiko kredit macet yang tergolong tinggi. Oleh karena itu, pihaknya meminta perbankan untuk berhati-hati dalam menyalurkan kredit ke sektor ini. (Sumber: Bisnis Indonesia, 15 Desember 2014, 24) Selasa, 16 Desember 2014 RI Masih Kalah dari Kenya Transaksi nontunai di Indonesia masih sangat rendah yakni baru sekitar 8% dari total transaksi di Indonesia. Budi Hartono, Vice President Electronic Banking Group PT Bank Mandiri Tbk mengatakan transaksi nontunai perlu untuk ditingkatkan untuk membantu pencatatan Produk Dometik Bruto (PDB) di Indonesia. Kendati demikian, transaksi tunai di Indonesia masih sangat tinggi yakni diperkirakan sebesar US$425 miliar atau sebesar 85% dari total transaksi. Nilai ini jauh lebih tinggi dibandingkan Singapura dan Malaysia yakni masing-masing sebesar 39% dan 42%. Proporsi transaksi nontunai di Indonesia pun bahkan kalah dengan di Kenya. Tingginya tingkat kriminalitas mendorong masyarakat untuk melakukan transaksi nontunai. Menurut Budi dalam kutipannya dari teori ekonomi Friedrich Schneider, meningkatkatnya jumlah transaksi elektronik sebesar 10% akan mengurangi shadow economy sebesar 5%.
3 (Sumber: Bisnis Indonesia, 16 Desember 2014, 23) Bank Selektif Tekan NPL OJK meminta perbankan untuk tetap berhati-hati dalam memaju pertumbuhan kredit. Pasalnya sebelum menyalurkan kredit perbankan harus terlebih dahulu mempertajam analisis resiko dan memperkuat kemampuan SDM. Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, mengatakan perbankan harus mempertajam analisis kredit dengan memperhitungkan kondisi perekonomian. Lebih lanjut, pihaknya menuturkan bahwa sektor pertambangan dan komoditas perlu diwaspadai. Pasalnya permintaan kedua sektor tersebut sedang melambat di pasar global. Namun untuk tahun 2015, baik sektor pertambangan dan komoditas memiliki tren meningkat. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) bulan September 2014, NPL sektor pertambangan meningkat dari September 2013 sebesar 1,47% menjadi 3,21%. Hal yang sama juga terjadi pada sektor pertanian, perburuan dan kehutanan yang meningkat dari 1,62% pada September 2013 menjadi 2,06% pada September Selain itu, NPL sektor konstruksi pun meningkat menjadi 4,54%, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 3,31%. Menanggapi hal tersebut, Roosniati Salihin, Wapresdir PT Bank Panin Tbk mengatakan perseroan tahun depan akan akan fokus pada penyaluran kredit UMKM yang dinilai lebih tahan terhadap guncangan ekonomi. Pada tahun ini, bisnis perseroan hanya tumbuh sekitar 10% - 12% karena ketatnya likuiditas, ketidakstabilan politik akibat pemilu dan perlambatan ekonomi nasional. Demi mendukung penyaluran kredit ke sektor UMKM, perseroan berencana memperluas jaringan kantor cabang ke Indonesia bagian Timur. Sektor telekomunikasi dinilai cukup prospektif, namun belakang penyaluran kredit di sektor ini justru melambat secara signifikan. Berdasarkan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI), penyaluran kredit di sektor ini hanya meningkat 11,78% (year on year), lebih rendah dibandingkan persentase pada 2 tahun yang lalu yang mencapai 30%. Mira Tayyiba, Kepala Sub Direktorat Pos, telekonomunikasi dan Informatika Bappenas mengatakan sektor telekonomunikasi membutuhkan nilai investasi yang besar yakni mencapai Rp 278 triliun hingga tahun 2019 untuk pembangunan akses intranet berkecepatan tinggi atau pita lebar (broadband). Tambok P. Setyawati, Vice President Division Head Market Intelligence and Business PT BNI Tbk mengaku sektor telekonomunikasi mempunyai prospek yang baik namun perbankan tidak ingin menambah resiko bermasalah. Pasalnya perbankan perlu memperhatikan kemampuan usaha, legalitas dan tenaga ahli sebelum memberikan kredit. Adapun Bank BNI sendiri telah menyalurkan kredit sektor telekomunikasi ke PT Telkom. Tahun ini, BNI menyediakan dana sebesar Rp 11 triliun untuk membiayai sektor telekonomunikasi dan hingga September 2014 realisasi penyaluran kredit tersebut sudah mencapai Rp 8,4 triliun. (Sumber: Bisnis Indonesia, 16 Desember 2014, 24)
4 OJK Cek Kinerja Keuangan Bank OJK menegaskan hanya bank yang berkinerja baik yang dapat ikut serta dalam program layanan keuangan tanpa kantor. Muliaman D. Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK, mengatakan terdapat beberapa bank yang mengajukan keikutsertaannya dalam Rencana Bisnis Bank (RBB), namun pihaknya akan menyeleksi dengan ketat bank-bank yang mengajukan izin Laku Pandai. Menurutnya hanya bank yang memiliki kesiapan infrastruktur teknologi infromasi dan komitmen pemilik yang menjalankan. Pihaknya juga menyatakan akan secara aktif memantau perkembangan aktivitas bank dan agen untuk melindungi konsumen. Kendati demikian, performa perbankan tahun ini dirasakan menurun. Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, mengatakan perlambatan sektor perbankan diakibatkan oleh kondisi ekonomi makro. Salah satu bank yang telah menerapkan layanan keuangan tanpa kantor adalah PT BRI Tbk melalui BRILink. (Sumber: Bisnis Indonesia, 16 Desember 2014, 24) Rabu, 17 Desember 2014 NPL Tinggi, Jumlah Bank Penyalur Dibatasi Pemerintah akan menghentikan bank-bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memiliki NPL KUR yang tinggi. Hal ini diungkapkan oleh Sofyan Djalil, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI. Menurutnya NPL sudah tidak wajar apabila telah berada di atas kisaran 10% - 15%. Lebih lanjutnya, pihaknya meminta OJK untuk mengkaji penyebab tingginya NPL KUR pada bank-bank penyalur. Apabila NPL disebabkan oleh buruknya kualitas KUR sebagai akibat dari masalah bisnis dan merupakan hal yang dapat dihindari maka pemerintah akan membayar penjaminan pinjaman tersebut. Kendati demikian, pemerintah akan terus aktif menyalurkan KUR melalui bank yang memiliki NPL KUR yang rendah, seperti PT BRI Tbk. Rata-rata NPL KUR PT BRI Tbk tercatat 2,7%. Puspayoga, Menteri Koperasi dan UKM RI, akan menurunkan plafon KUR menjadi maksimal sebesar Rp 25 Juta pada Januari (Sumber: Bisnis Indonesia, 17 Desember 2014, 1)
5 Biaya Kliring dan RTGS Dibatasi Bank Indonesia pada pertengahan tahun depan akan merilis beleid mengenai pembatasan biaya transaksi yang dikenakan kepada nasabah untuk produk kliring dan RTGS. Untuk Kliring, Bank Indonesia menetapkan biaya transaksi kepada bank sebesar Rp 1.000, sementara kliring sebesar Rp pada pagi hari serta Rp setelah lewat jam operasional pukul WIB. Bramudija, Kepala Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, mengatakan pembatasan biaya ini akan diluncurkan bersamaan dengan RTGS II yang nantinya dapat menggunakan mata uang asing. Isbandiono Subadi, Wakil Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), mengatakan biaya perlu dibedakan antara bank kecil dan bank besar. Pasalnya bank kecil sudah selayaknya diberikan biaya yang rendah. Hingga 15 Desember 2014, nominal kliring nasional mencapai Rp 6,6 triliun dengan jumlah transaksi transaksi, sementara RTGS mencapai Rp 490 triliun dengan transaksi. Selain itu, Bank Indonesia juga akan merilis kliring generasi II. Sukarela Permana, Direktur Departemen Manajemen Sistem Pembayaran mengatakan keunggulan kliring adalah dapat digunakan secara multitransfer. (Sumber: Bisnis Indonesia, 17 Desember 2014, 20) BI Setuju, OJK Pikir-pikir Untuk mendorong kualitas dan kuantitas kredit mikro, Bank Indonesia setuju untuk memberikan insentif dan disintensif kepada perbankan. Hal ini dilakukan sejalan dengan salah satu fokus regulator yang ingin meningkatkan sektor manufaktur Indonesia. Solihin M. Juhro, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, mengatakan pengembangan di sektor manufaktur merupakan upaya dalam mendorong Indonesia sebagai hub perdagangan di dunia. Manufaktur yang diharapkan tumbuh adalah manufaktur yang berbasiskan sumber daya alam, sehingga Indonesia tidak perlu lagi ekspor bahan mentah yang akhir-akhir ini menurun akibat menurunnya harga komoditas global. Lain halnya dengan Bank Indonesia, OJK saat ini masih mengkaji terkait aturan pemberian insentif dan disinsentif. Ganjar Mustika, Kepala Departemen Penlitian dan Pengaturan Perbankan OJK mengatakan saat ini pihaknya masih fokus pada program yang akan berlansung yakni laku pandai. Adapun menurut data SPI, NPL UMKM perbankan terlampau membengkak. Menanggapi hak tersebut, Ganjar memberikan akan melakukan upaya lanjutan. Namun apabila salah satu perbankan terus mengalami peningkatan saldo, maka akan dikaji kemungkinan diberikan disinsentif. Hendar, Deputi Gubernur Bank Indonesia, mengatakan pemberian insentif dan eksternal, diharapkan mampu menggenjot kredit UMKM, (Sumber: Bisnis Indonesia, 17 Desember 2014, 20)
6 Kamis, 18 Desember 2014 Ekonomi RI Tumbuh 5,6% Asian Development Bank (ADB) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2015 menjadi 5,6%. Sebelumnya ADB memproyeksi Indonesia akan tumbuh sebesar 5,8% pada tahun depan. Edimon Ginting, Ekonom ADB untuk Indonesia mengatakan hanya konsumsi saja yang dapat mendorong ekonomi Indonesia, sementara andil ekspor akan lebih rendah dibandingkan ekspektasi ADB. Selain memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun depan, ADB pun memangkas pertumbuhan ekonomi tahun dari sebelumnya sebesar 5,3% menjadi 5,1%. Hal ini disebabkan oleh masih lemahnya investasi dan ekspor di Indonesia. Menurutnya ekspor akan meningikat tipis pada tahun depan, namun tidak cukup kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Investasi pun diperkirakan akan stagnan karena kondisi ekonomi dan politik yang belum menentu. Adapun pos belanja pemerintah masih akan tetap tinggi, namun akan lebih ditopang oleh belanja sektor produktif, seperti untuk pembangunan infrastruktur. (Sumber: Bisnis Indonesia, 18 Desember 2014, 4) Agunan Jadi Persoalan Nelayan Ono Surono, Ketua HImpunan Nelayan Seluruh Indonesia Jawa Barat mengatakan bahwa Nelayan saat ini tidak mengerti persyaratan yang akan menjadi agunan. Oleh karena itu, pihaknya meminta pemerintah dan perbankan untuk melakukan edukasi agar Nelayan dapat mengerti cara meminjam ke bank. Nelayan kerap membutuhkan dana untuk membiayai pembelian alat tangkap yang lebih modern, tempat penyimpanan ikan dan pembelian kapal. Menurutnya potensi sektor kelautan dan perikanan sangat potensial. Ahmad Irfan, Direktur Direktur Komersial PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) mengatakan pihaknya telah mengucurkan kredit di sektor ini, namun belum begitu signifikan. Saat ini pihaknya tengah mengkaji upaya peningkatan kredit di sektor maritim dan akan mempertimbangkannya dengan prinsip prudential banking. Jafar Ismail, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat meminta Nelayan untuk ikut dalam koperasi agar tidak terjerat oleh rentenir. Di Sulawesi Utara, dilakukan suatu pendampingan bisnis kepada Nelayan yang merupakan kerjasama antara Bank Indonesia dengan dinas terkait. Luctor E. Tapiheru, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara mengatakan hal ini dilakukan untuk menekan resiko kredit bermasalah di sektor maritim. Perbankan enggan masuk ke sektor ini karena resikonya yang tinggi. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun disebutkan bahwa nantinya Bank Pembangunan Daerah (BPD) akan ditunjuk sebagai agen
7 penyalur kredit untuk sektor maritim. Novie V. B Kaligis, Direktur Pemasaran Bank Sulut, menyambut baik hal ini. (Sumber: Bisnis Indonesia, 18 Desember 2014, 19) Kredit Investasi Akan Melambat Kondisi suku bunga yang masih tinggi serat defisit neraca perdagangan akan menekan penyaluran kredit investasi perbankan pada tahun depan. Padahal untuk mengejar target pertumbuhan sebesar 5,8% diperlukan struktrur investasi yang lebih besar. Eric Sugandi, Ekonom Standard Chatered, mengatakan kenaikan BI Rate akan memperlambat penyaluran kredit investasi. Pada kuartal III 2015, pihaknya memperkirakan Bank Indonesia akan kembali meningkatkan BI Rate sebesar 50 basis poin menjadi 8, 25%. Berdasarkan data SPI September 2014, kredit investasi tumbuh 16,39% (year on year). Namun seiring dengan peningkatan kredit, NPL kredit investasi pun meningkat dari 1,82% pada September 2013 menjadi 2,5 pada September Taswin Zakaria, Presiden Direktur PT Bank Internasional Indonesia Tbk mengakui bahwa perlambatan kredit investasi tahun depan disebabkan oleh tingginya suku bunga. Suku bunga yang tinggi pun akan mempengaruhi konsumsi masyarakat sehingga kredit konsumsi pun akan cenderung melambat. Namun perlambatan ini hanya akan berlangsung pada kuartal I Hal yang sama juga diungkapkan oleh Mangkoe Sasmito, Direktur Utama Bank Lampung. Pihaknya mengatakan kenaikan harga BBM bersubsidi akan menekan kredit konsumsi hanya hingga awal tahun depan. Sementara di Malang, Jawa Timur, kenaikan BI Rate kerap mempengaruhi kredit pemilikan rumah (KPR). Yan Jimmy, Kepala Sub Bagian Pengawasan Kantor OJK mengatakan KPR mengalami penurunan sebesar 41,24% (year on year). Selain itu, kredit realestate juga menurun 40,11% (year on year). Menurutnya meningkatnya suku bunga acuan kerap meningkatkan pula suku bunga KPR. Bunga KPR yang tinggi mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap rumah. (Sumber: Bisnis Indonesia, 18 Desember 2014, 20)
8 Jumat, 19 Desember 2014 Kredit Mikro Ditargetkan Naik 4 Kali Lipat OJK menargetkan porsi kredit mikro sebesar 4-5 kali pada akhir pemerintahan Presiden RI, Joko Widodo. Muliaman D. Hadad, Ketua Dewan Komisoner OJK mengatakan hal ini sejalan dengan prioritas pemerintah dalam mendukung sektor maritim di Indonesia. Berdasarkan data statistik OJK, porsi penyaluran kredit perbankan untuk usaha mikro baru mencapai 3,74% dari total penyaluran kredit. Padahal 98,81% dari total usaha di Indonesia merupakan usaha mikro. Oleh karena itu, potensi pembiayaan masih cenderung tinggi. Skema layanan mikro diharapkan mampu mendorong literasi dan inklusi keuangan karena sifatnya yang low cost. Lebih lanjut layanan keuangan mikro dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang saat ini tengah mengalami perlambatan. Berdasarkan survei literasi keuangan tahun 2013, hanya 21,84% masyarakat yang dikategorikan sebagai well literated. Terkait NPL kredit mikro yang cenderung tinggi, Muliaman menambahkan hal tersebut dapat disiasati dengan menggabungkan kredit dengan asuransi mikro. (Sumber: Bisnis Indonesia, 19 Desember 2014, 19) Bank Waspadai Resiko Valas Sejumlah pelaku perbankan mengakui bahwa fluktuasi nilai tukar kerap memberikan resiko pasar yang tinggi terhadap industri perbankan. Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur PT OCBC NISP Tbk mengatakan resiko utama yang disebabkan oleh fluktuasi nilai tukar adalah resiko pasar, selanjutnya resiko likuiditas dan kredit. Pihaknya menuturkan bahwa bank memiliki rasio intermediasi dalam bentuk valas sebesar 80% dan saat ini memiliki cadangan valas yang cukup ditambah dengan dana valas cadangan dari parent company sebesar US$ 300 Juta yang dapat ditarik. Walaupun begitu, pihaknya berharap agar gejolak nilai tukar akan kembali mereda. Vera Eve Lim, Direktur Keuangan PT Bank Danamon Tbk, mengaku sudah memperkirakan gejolak ini dan saat ini pihaknya akan menjaga likuiditas valas dan memperhatikan resiko nilai tukar tukat. Saat ini, rasio intermediasi valas (LDR) bank Danamon berkisar 40%. Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT BCA Tbk, mengatakan saat ini bank memiliki ekses likuiditas valas sebesar US$ 700 Juta. Menanggapi gejolak nilai tukar, Ronald Waas, Deputi Gubernur Bank Indonesia, mengatakan depresiasi nilai tukar disebabkan oleh tingginya permintaan valas seiring utang sejumlah perusahaan yang akan jatuh tempo pada akhir tahun Selain itu, melemahnya ekspor Indonesia pun kerap memacu penurunan Rupiah terhadap Dollar AS. Bank Indonesia akan mendorong perusahaan pemerintah dan swasta dalam melakukan lindung nilai (hedging)
9 dengan merombak aturan utang luar negeri. Peter Jacobs, Direktur Departemen Bank Indonesia mengatakan saat ini pihaknya sedang menyusun penyempurnaan secara detail dan teknis mengenai pinjaman luar negeri, seperti contoh dengan menambahkan detail rasio kewajiban valuta asing dan aset asing. Pada akhir Oktober lalu, Bank Indonesia merilis peraturan mengenai prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan ULN yang akan berlaku pada 1 Januari Dalam aturan tersebut, sejumlah perusahaan diwajibkan melakukan hedging dan menyediakan valas dalam rasio tertentu. Berdasarkan data dari Bank Indonesia per September 2014, total utang luar negeri tercatat US$ 292,28 miliar, tumbuh 11,19% (year on year). (Sumber: Bisnis Indonesia, 19 Desember 2014, 20) ***
Banking Weekly Hotlist (10 Juli 14 Juli 2017)
Banking Weekly Hotlist (10 Juli 14 Juli 2017) PENJAMINAN SIMPANAN Hingga Mei 2017, LPS Jamin 212,6 Juta Rekening Simpanan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) merilis data mengenai pertumbuhan jumlah rekening
Lebih terperinciJuni 2017 RESEARCH TEAM
RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia kuartal pertama 2017 tumbuh 5,01% yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan PDB pada kuartal keempat 2016 sebesar 4,94%(yoy) dan kuartal ketiga 2016 sebesar 4,92%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang berusaha dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia
Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Secara umum perekonomian Indonesia 2005 menghadapi tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, terutama meningkatnya
Lebih terperinciInternational Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA
Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (16 Februari 20 Februari 2015)
Banking Weekly Hotlist (16 Februari 20 Februari 2015) Senin, 16 Februari 2015 Suku Bunga Simpanan: Ruang Penurunan Masih Terkendala LPS menuturkan bahwa terdapat dua hal yang menjadi parameter penurunan
Lebih terperinciPolicy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016
Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Overview Beberapa waktu lalu Bank Indonesia (BI) dalam RDG 13-14 Januari 2016 telah memutuskan untuk memangkas suku bunga
Lebih terperinciMonthly Market Update
Monthly Market Update RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada
Lebih terperinci1. Tinjauan Umum
1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (04 Januari 08 Januari 2016)
Banking Weekly Hotlist (04 Januari 08 Januari 2016) Senin, 04 Januari 2016 Laba Bank Sulit Berkembang OJK menyatakan laba industri perbankan nasional pada kuartal IV/2015 mengalami penurunan dibandingkan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Aktivitas sektor perbankan dalam suatu negara memegang peranan penting dalam memajukan kehidupan masyarakatnya. Setiap orang dalam melakukan transaksi finansial yang berhubungan
Lebih terperinciANALISA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA 2012
ANALISA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA 2012 Biro Riset BUMN Center LM FEUI Perbankan memiliki peran penting sebagai salah satu motor penggerak roda perekonomian bangsa. Memburuknya kinerja perbankan akan
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%
Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan digolongkan ke dalam dua golongan besar menurut Kasmir (2012), yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan nonbank. Lembaga keuangan bank atau
Lebih terperinciMonthly Market Update
Monthly Market Update RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% yoy pada kuartal ketiga 2016, lebih tinggi dari 2015 sebesar 4,74% yoyatau lebih rendah dari 2016 sebesar 5,18% yoy. PDB kuartal
Lebih terperinciFebruari 2017 RESEARCH TEAM
RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada kuartal terakhir ini,
Lebih terperinciINDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER
PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (3 Juli 7 Juli 2017)
KEBIJAKAN MONETER Banking Weekly Hotlist (3 Juli 7 Juli 2017) BI: GWM Averaging Cegah Bubble Likuiditas Bank Indonesia (BI) mengakui, adanya risiko menggelembungnya (bubble) likuiditas. Maka dari itu bank
Lebih terperinciLaporan Direktur Utama
22 PT Bank Danamon Indonesia Tbk Laporan Tahunan 2008 Laporan Utama Pemegang Saham yang Terhormat, Tahun 2008 merupakan periode dengan banyak peristiwa yang menggoncangkan fondasi sektor keuangan global
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (24 Juli 28 Juli 2017)
Banking Weekly Hotlist (24 Juli 28 Juli 2017) FINTECH DAN INOVASI DIGITAL Hadapi Fintech, Bank Kedepankan Inovasi Digital Di tengah pesatnya pertumbuhan industri financial technology (fintech) dianggap
Lebih terperinciKINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007
KINERJA PERBANKAN (per ) R e f A. Sumber Dana Bank A.1. Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan sumber utama dana perbankan. Hingga total sumber dana bank umum mencapai Rp1.746,80 triliun atau naik 10,89% dibandingkan
Lebih terperinciDr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI
Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI Seminar Nasional dan Expo UMKM Perbarindo. "Modernisasi BPR Dalam Upaya Mendorong Pertumbuhan & Kemudahan Akses Bagi UMKM Dalam Menghadapi Persaingan
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV
SURVEI PERBANKAN Triwulan IV-2006 Target pemberian kredit baru pada triwulan I-2007 dan tahun 2007 diperkirakan meningkat Hanya sekitar 37,5% responden yang realisasi kredit barunya di bawah target yang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/11/PBI/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (02 Maret 06 Maret 2015)
Banking Weekly Hotlist (02 Maret 06 Maret 2015) Senin, 02 Maret 2015 Protokol Krisis Harus Segera Diperbaiki Ketua Umum Perbanas mengungkapkan kinerja industri perbankan sepanjang lima tahun terakhir sudah
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (12 Januari 16 Januari 2015)
Banking Weekly Hotlist (12 Januari 16 Januari 2015) Senin, 12 Januari 2015 Pendatang Baru Kian Ekspansif Sejumlah bank pendatang baru di segmen mikro tengah aktif berekpansi menyalurkan kredit. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan perekonomian. Begitu penting perannya sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan "nyawa
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%
SURVEI PERBANKAN Y jg brg dia TRIWULAN I-2015 PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat.
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (9 Februari 13 Februari 2015)
Banking Weekly Hotlist (9 Februari 13 Februari 2015) Senin, 9 Februari 2015 Bank RI Dapat Lampu Hijau Pertemuan Presiden RI, Joko Widodo, dengan Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Razak, membuahkan
Lebih terperinci2 Penyesuaian dilakukan dengan memasukkan surat-surat berharga (SSB) yang diterbitkan bank dalam perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) dalam kebijak
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERBANKAN. BI. Giro Wajib Minimum. Rupiah. Valuta Asing. Bank Umum. Perubahan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 152). PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. institution) sendiri mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediately institution) sendiri mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan perekonomian. Sebagai lembaga
Lebih terperinciANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III
ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF. Di sisi lain, pasar keuangan domestik membaik, terutama didorong oleh besarnya modal asing yang. xvii
RINGKASAN EKSEKUTIF Stabilitas sistem keuangan pada semester I 2016 membaik walaupun risiko yang berasal dari dampak lambatnya pertumbuhan ekonomi global dan domestik masih cukup besar. Perbaikan tersebut
Lebih terperinciMengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro
Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Melemahnya nilai tukar rupiah dan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan membuat panik pelaku bisnis. Pengusaha tahu-tempe, barang elektronik, dan sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (20 April 24 April 2015)
Senin, 20 April 2015 Banking Weekly Hotlist (20 April 24 April 2015) Perbankan Harus Waspadai Kenaikan NPL Sektor Pertambangan Perbankan harus mewaspadai risiko kenaikan kredit bermasalah/ NPL dari empat
Lebih terperinciUMKM & Prospek Ekonomi 2006
UMKM & Prospek Ekonomi 2006 Oleh : B.S. Kusmuljono Ketua Komite Nasional Pemberdayaan Keuangan Mikro Indonesia (Komnas PKMI) Komisaris BRI Disampaikan pada : Dialog Ekonomi 2005 & Prospek Ekonomi Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Terintegrasinya perekonomian global telah menyebabkan krisis di suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terintegrasinya perekonomian global telah menyebabkan krisis di suatu negara dan dengan cepat berimbas ke negara lain. Salah satu bukti konkretnya adalah krisis
Lebih terperinciPERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004
Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2004 185 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2004, Bank Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sebagian besar pendapatan bank berasal dari pendapatan bunga yang berasal dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA April 2015 Tim Riset SPMD Overview The Fed siap menaikan suku bunga acuan kapan saja yang berpotensi menarik dana tiba-tiba (sudden reversal) dari emerging market termasuk
Lebih terperinciP D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara
Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengelola dana masyarakat secara baik dan benar.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor perbankan merupakan bidang usaha yang dapat meningkatan pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di suatu negara. Oleh karena itu, perbankan diharapkan mampu
Lebih terperinciANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran
ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1
Lebih terperinciPERTEMUAN TAHUNAN INDUSTRI JASA KEUANGAN MEMACU PERTUMBUHAN Jakarta, 18 Januari 2018
Page1 Short Version Kamis, 18 Januari 2018 20:56:30 PERTEMUAN TAHUNAN INDUSTRI JASA KEUANGAN MEMACU PERTUMBUHAN Jakarta, 18 Januari 2018 Yang Kami muliakan, Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. H. Joko
Lebih terperinciSelamat Pagi dan Salam Sejahtera untuk kita semua
SAMBUTAN DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA SERAH TERIMA JABATAN KEPALA KANTOR PERWAKILAN BI PROVINSI ACEH BANDA ACEH, 20 OKTOBER 2015 Yang kami hormati, Gubernur Provinsi Aceh, Bp. Zaini Abdullah, Forum Komunikasi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003
1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2003, Bank Indonesia Sampai dengan triwulan III-2003, kondisi perekonomian Indonesia masih mengindikasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang menerima simpanan dan membuat pinjaman serta sebagai lembaga perantara interaksi antara pihak yang kelebihan dana dan kekurangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian suatu negara didukung oleh adanya suntikan dana dari pihak pemerintah baik melalui Lembaga Keuangan Bank (selanjutnya disingkat menjadi LKB) ataupun Lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan pembangunan ekonomi tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera dengan cara mencapai pertumbuhan ekonomi yang
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (23 Februari 27 Februari 2015)
Banking Weekly Hotlist (23 Februari 27 Februari 2015) Senin, 23 Februari 2015 Sistem Ditjen Pajak Belum Siap Terkait penerapan Peraturan Dirjen Pajak No, Per-01/PJ/2015 mengenai kewajiban bank untuk melaporkan
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (26 Januari 30 Januari 2015)
Banking Weekly Hotlist (26 Januari 30 Januari 2015) Senin, 26 Januari 2015 BI Pertahankan Kebijakan Moneter Ketat Bank Indonesia akan tetap mempertahankan kebijakan moneter ketat sebagai upaya untuk menjaga
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia 14 INFLASI 12 10 8 6 4 2 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Hasil Olahan Data Oleh Penulis (2016) GAMBAR 4.1. Perkembangan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,
BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan
Lebih terperinciTahun Baru, Tantangan Lama
Senin, 4 Januari 2016 6:07 Tahun Baru, Tantangan Lama http://id.beritasatu.com/tajuk/tahun-baru-tantangan-lama/136579 Menkeu: APBN 2016 lebih kredibel. Karikatur ID 4 Januari 2016 Kita memasuki tahun 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kontribusi nyata dari sektor perbankan. Sesungguhnya dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia tergolong ke dalam negara yang mengalami perkembangan dan pembangunan ekonomi yang cukup pesat. Perkembangan dan pembangunan ekonomi disuatu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perbankan saat ini memasuki persaingan yang sangat kompetitif, hal ini disebabkan banyaknya bank yang beroperasi baik domestik maupun berskala internasioal,
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan perekonomian Indonesia tidak terlepas dari peran perbankan dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediate atau lembaga yang berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat komplektisitas yang tinggi dapat mempengaruhi kinerja suatu bank. Komplektisitas yang tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja melalui penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha.
Lebih terperinciSambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015
Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference The Future of Asia s Finance: Financing for Development Jakarta, 2 September 2015 Yang terhormat Managing Director
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM
Lebih terperinciKajian Ekonomi Regional Banten
Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (2 April 6 April 2018)
KEBIJAKAN MONETER Banking Weekly Hotlist (2 April 6 April 2018) Belum Ada Ruang Penurunan Bank Indonesia menyatakan suku bunga acuan yang kini berada pada level 4,25% sudah mengalami cukup penurunan, sehingga
Lebih terperinciKeynote Speech Seminar Pengembangan Ekonomi Produktif dalam Rangka Mendukung Program Minapolitan
Keynote Speech Seminar Pengembangan Ekonomi Produktif dalam Rangka Mendukung Program Minapolitan Dr. Hendar Deputi Gubernur Bank Indonesia Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SIARAN PERS. 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK: Paket Kebijakan Ekonomi, Bangkitkan Kepercayaan Pasar
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SIARAN PERS 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK: Paket Kebijakan Ekonomi, Bangkitkan Kepercayaan Pasar Jakarta, 21 Oktober 2015 Sebagai kementerian non teknis yang
Lebih terperinciTANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21
TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK 1. Q: Apa latar belakang diterbitkannya PBI
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut
Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut Indonesia sedang mengalami penyesuaian ekonomi yang cukup berarti yang didorong oleh perlemahan neraca eksternalnya yang membawa perlambatan pertumbuhan dan peningkatan
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan dengan mempertimbangkan berbagai aspek dan resikonya.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan lembaga yang vital dalam mempengaruhi perkembangan perekonomian suatu negara. Melalui fungsi intermediasinya, perbankan mampu menghimpun dana dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan laba perbankan akan tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun 2014 yang pertumbuhannya hanya 5%. Secara
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (5 Januari 9 Januari 2015)
Banking Weekly Hotlist (5 Januari 9 Januari 2015) Senin, 5 Januari 2015 Kredit Melemah hingga Akhir Tahun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan pertumbuhan kredit cenderung melambat seiring dengan perlambatan
Lebih terperinciK L I P I N G. Kamis, 10 Oktober Berita terkait LPDB-KUMKM Demikian kliping ini disampaikan sebagai bahan informasi.
K L I P I N G L P D B - K U M K M Kamis, 10 Oktober 2013 Berita terkait LPDB-KUMKM Demikian kliping ini disampaikan sebagai bahan informasi. No Media Cetak/Online Hal. Judul 1 Perekonomiantasik.blogspot.com
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem keuangan negara-negara berkembang termasuk Indonesia berbasiskan perbankan (bank based). Hal ini tercermin pada besarnya pembiayaan sektor riil yang bersumber
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN: Indonesia s Economy and The Prospect for Banking Industry 2016
OTORITAS JASA KEUANGAN: Indonesia s Economy and The Prospect for Banking Industry 2016 Muliaman D. Hadad, Ph.D Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan IBI - Seminar Economic Outlook 2016 Jakarta,
Lebih terperinciBoks.3 MEWUJUDKAN KESEIMBANGAN YANG EFISIEN MENUJU PERTUMBUHAN YANG BERKESINAMBUNGAN
Boks.3 MEWUJUDKAN KESEIMBANGAN YANG EFISIEN MENUJU PERTUMBUHAN YANG BERKESINAMBUNGAN Ekonomi Global 2011 Tahun 2011 merupakan tahun dengan berbagai catatan keberhasilan, namun juga penuh dinamika dan sarat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
80 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan berbeda. Penelitian mengenai kredit pernah ada akan tetapi dengan objek yang Pada penelitian kali ini penulis meneliti tingkat Loan to Deposit Ratio dan Non
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sebagian penduduknya bekerja di sektor pertanian. Saat ini keberpihakan pihak-pihak pemodal atau Bank baik pemerintah maupun
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (9 April 13 April 2018)
KINERJA PERBANKAN Banking Weekly Hotlist (9 April 13 April 2018) Deposito Tumbuh Melambat, Bagaimana Likuiditas Bank? Pertumbuhan simpanan berjangka atau deposito tengah mengalami perlambatan. Bank Indonesia
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar uang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun
Lebih terperinciDiskusi Terbuka INFID
Diskusi Terbuka INFID Dr. Edi Prio Pambudi Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 10 September 2015 PERSOALAN SAAT INI Tantangan Global Pemulihan ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fungsi pokok bank sebagai lembaga intermediasi sangat membantu dalam siklus aliran dana dalam perekonomian suatu negara. Sektor perbankan berperan sebagai penghimpun dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luas yang dikenal dengan istilah perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya suatu kegiatan perekonomian maka diperlukan sumber-sumber penyediaan dana guna membiayai kegiatan usaha yang semakin berkembang tersebut.
Lebih terperinciNAIK LAGI, UTANG PEMERINTAH RI KINI RP 3.323,36 TRILIUN
NAIK LAGI, UTANG PEMERINTAH RI KINI RP 3.323,36 TRILIUN Detik.com Hingga akhir Mei 2016, total utang pemerintah i pusat tercatat Rp3.323,36 triliun. Naik Rp44,08 triliun dibandingkan akhir April 2016,
Lebih terperinciPROYEKSI MAKROEKONOMI INDONESIA
PROYEKSI MAKROEKONOMI INDONESIA 2009-2013 Biro Riset LMFEUI Gejolak makroekonomi mulai terjadi sejalan dengan fluktuasi harga energi dan komoditas sejak semester kedua 2007. Fluktuasi tersebut disusul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia pernah mengalami krisis pada tahun 1997, ketika itu nilai tukar rupiah merosot tajam, harga-harga meningkat tajam yang mengakibatkan inflasi yang tinggi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perekonomian Indonesia dalam lima tahun terakhir, antara tahun 2008 hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan di Eropa dan Amerika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global dan domestik cenderung bias ke bawah yang disebabkan oleh. pertumbuhan ekonomi dunia berjalan tidak seimbang.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi dunia perbankan di Indonesia mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selalu disebabkan dari perkembangan di luar industri
Lebih terperinciKinerja BNI Semester I Kredit Tumbuh Double Digit & Laba Bersih Meningkat 46,7%
Kinerja BNI Semester I - 2017 Kredit Tumbuh Double Digit & Laba Bersih Meningkat 46,7% Jakarta, 12 Juli 2017 --- Pada paruh I tahun 2017, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (IDX: BBNI) mencatatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategi dalam rangka mengefisienkan dana dari masyarakat seperti dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank sebagai lembaga keuangan yang memegang peranan penting dalam perekonomian di setiap negara, merupakan sebuah alat yang dapat mempengaruhi suatu pergerakan pertumbuhan
Lebih terperinci