Banking Weekly Hotlist (26 Januari 30 Januari 2015)
|
|
- Verawati Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Banking Weekly Hotlist (26 Januari 30 Januari 2015) Senin, 26 Januari 2015 BI Pertahankan Kebijakan Moneter Ketat Bank Indonesia akan tetap mempertahankan kebijakan moneter ketat sebagai upaya untuk menjaga inflasi dan mengantisipasi kenaikan suku bunga the Fed. Kenaikan suku bunga the Fed sebagai instrumen dari kebijakan normalisasi the Fed dalam jangka pendek akan mendorong capital outflow dari Indonesia. Sejumlah analis menyambut baik penerapan kebijakan moneter ketat yang dilakukan BI. Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Asset Management, mengatakan kebijakan ini dirasakan mampu untuk meredam capital outflow karena suku bunga sebesar 7,75% saja dapat mampu mempertahankan portofolio di Indonesia. Eric Sugandi, Ekonom Standard Chartered, menambahkan apabila BI Rate diturunkan malah akan menyebabkan current account deficit yang semakin lebar. Di lihat dari sisi kelembgaan, Enny Sri Hartati, Direktur Eksekutif INDEF, menilai bahwa hal yang paling penting adanya koordinasi antara otoritas moneter dan fiskal dalam menjaga inflasi. (Sumber: Indonesia Finance Today, 26 Januari 2014, 7) OJK Bisa Mendenda Bank hingga Rp 500 Juta OJK akan segera menerbitkan Peraturan OJK mengenai Transparansi dan Publikasi Laporan Bank. Apabila terlambat mengumpulkan laporan tersebut, bank akan dikenakan denda sebesar Rp 500 Juta. Menurut OJK, perbankan harus menyampaikan laporan secara rutin bulanan, triwulan dan tahunan serta publikasi lainnya. Selain itu, laporan keuangan juga perlu ditampilkan dalam situs bank. Laporan bulanan bank paling lambat diterima OJK pada akhir bulan berikutnya. Laporan keuangan sangat penting untuk memberikan informasi mengenai kinerja keuangan, seperti laba rugi, perkembangan aset dan informasi lainnya. Adapun terkait sanksi, OJK akan mengenai sanksi sebesar Rp 1 Juta per harinya apabila bank terlambat mengumumkannya di surat kabar, denda Rp 50 juta untuk bank yang tidak melaporkannya, dan Rp juta apabila laporan tidak sesuai dengan keadaannya. (Sumber: Indonesia Finance Today, 26 Januari 2014, 8)
2 Pertanggungjawaban Pungutan OJK Harus Transparan Kalangan perbankan meminta OJK untuk dapat mempertanggungjawabkan pungutan yang dikenakan pada pelaku sektor keuangan. Gatot M. Suwondo, Direktur Utama PT BNI Tbk mengatakan pertanggungjawabannya jangan hanya dilakukan di depan DPR saja namun dilakukan kepada seluruh pelaku sektor keuangan. Lebih lanjut, pihaknya mengatakan bahwa industri perlu mengetahui secara jelas penggunaan pungutan, seperti besarnya pungutan yang diperoleh, alokasi penggunaan dan sisa dari pungutan tersebut. Susy Meilina, Direktur PT MNC Securities, mengatakan bahwa OJK perlu menganut sisten transparansi terhadap pungutan OJK. Rahmat Waluyanto, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK mengatakan bahwa pungutan dari pelaku industri keuangan digunakan untuk membiayai anggaran operasional sepanjang tahun, seperti pengembangan, pengaturan dan pengawasan. Total pungutan pada tahun 2014 yang dihimpun OJK tercatat Rp 2 triliun. Adapun untuk kegiatan operasional tahun 2015, OJK membutuhkan anggaran sebesar Rp 3,7 triliun, sehingga OJK masih membutuhkan dana sebesar Rp 1,7 triliun lagi. OJK saat ini tengah melakukan revisi dan amandemen kepada Kementerian Keuangan terkait subjek atau pihak mana saja yang akan dikenai pungutan serta mekanisme dan dasar penepatan pungutan. (Sumber: Indonesia Finance Today, 26 Januari 2014, 11) Penempatan di BI Meningkat Kelebihan likuiditas perbankan umum yang ditempatkan di Bank Indonesia meningkat sebesar 25,68% dari 467,92 triliun pada November 2013 menjadi Rp 588,1 triliun. Kenaikan penempatan ini ditenggarai oleh melambatnya pertumbuhan kredit. Agus DW Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia, mengatakan bahwa kenaikan penempatan ini akan berlanjut pada akhir tahun 2014 dan Januari A. Prasentyantoko, Pengamat Ekonomi Unika Indonesia mengatakan, penempatan likuiditas di Bank Indonesia bukan hanya dimanfaatkan sebagai instrumen moneter namun juga sebagai instrumen investasi. Gatot M. Suwondo, Direktur Utama Bank BNI mengatakan upaya ini dilakukan untuk menjaga likuiditas. (Sumber: Kompas, 26 Januari 2014, 20)
3 Utang Bank Berpotensi Meningkat Berdasarkan data statistik utang Indonesia, total utang bank di Indonesia meningkat sebesar 29,19% pada November 2014 menjadi Rp US$ 31,6 miliar. Berdasarkan kelompok bank, bank swasta nasional mencatat nominal tertinggi yakni sebesar US$ 16,04 miliar. Dari sisi korporasi, Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, mengatakan utang bank dimanfaatkan untuk mendiversifikasi produk dana murah. Hingga tahun 2014, Bank Indonesia telah menerima pengajuan utang sebesar Rp 7,5 miliar. Kendati demikian, Bank Indonesia telah menerapkan prinsip kehatia-hatian pada korporasi dan mengatur ketentuan lindung nilai (hedgings) debitur. Selain utang, bank juga akan menghimpun dana lain, seperti menerbitkan obligasi. Adapun bank yang berencana menerbitkan obligasi tahun ini adalah PT Bank OCBC NISP Tbk. Pada semester I 2015, bank akan menerbitkan obligasi senilai Rp Rp 3 triliun. (Sumber: Bisnis Indonesia, 26 Januari 2014, 23) Bunga Bank Enggan Turun Beberapa pelaku industri perbankan belum berniat menurunkan suku bunga kredit pasca kebijakan pembatasan suku bunga deposito. Sejumlah pelaku perbankan menuturkan bahwa hal dikarenakan cost of fund yang belum menurun dan bank masih akan mengkaji penurunan suku bunga kredit. Berbeda halnya dengan sejumlah bank lain, Bank CIMB Niaga telah menurunkan bunga kredit konsumsi, seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dipangkas 50 bps dan Kredit Pemilikan Motor (KPM) dipangkas 100 bps. Hal ini dilakukan untuk mendorong pertumbuhan kredit. (Sumber: Bisnis Indonesia, 26 Januari 2014, 23) Selasa, 27 Januari 2015 Kinerja Bank : Laba Tumbuh (Tak) Seperti Dulu Berdasarkan data OJK hingga November 2014, perbankan nasional memperoleh laba Rp 103,55 triliun, hanya tumbuh 5,08% dibandingkan dengan November 2013 yang tercatat Rp 98,54 triliun. Kalangan bankir maupun otoritas memang sudah memprediksi kondisi berat yang diarungi industri bank sepanjang tahun lalu. Keringnya likuiditas serta pengaruh ekonomi
4 eksternal cukup berat dirasakan perbankan. Pertumbuhan kredit yang disalurkan bank umum per November 2014 sebesar 11,9% (yoy). Rasio laba bersih terhadap pendapatan bunga bersih bank tercatat 41,44%. Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, rasio itu lebih rendah. Pada 2013, rasio laba terhadap pendapatan masih berada dikisaran 43,9%. Menyempitnya rasio ini mengonfirmasi persaingan suku bunga simpanan memperebutkan dana masyarakat. Beberapa kelompok bank sempat mematok suku bunga simpanan cukup tinggi untuk menarik dana nasabah. (Sumber: Bisnis Indonesia, 27 Januari 2015, 10) Insentif ATMR Sektor Prioritas Pengurangan bobot risiko dilakukan agar bank lebih banyak menyalurkan kredit ke sektor infrastruktur, pertanian, dan maritim. Dimana hal ini sejalan dengan arah pembangunan pemerintah yang bertumpu pada tiga sektor tersebut. Dalam SE Bank Indonesia No.13/6/DPNP Tahun 2011 tentang Pedoman Perhitungan ATMR untuk risiko kredit dengan pendekatam standard, tingkat ATMR memang diatur bervariasi berdasarkan segmen, bukan sektor kegiatan ekonomi. Secara teori, pengurangan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) memang akan menghemat modal bank. Bank tidak perlu menyisihkan pencadangan yang setara dengan nilai kredit sehingga modal bank tidak tergerus. Alhasil bank masih punya modal untuk terus ekspansi. (Sumber: Bisnis Indonesia, 27 Januari 2015, 24) Rabu, 28 Januari 2015 Pemerintahan Jokowi Belum Fokus ke Sektor Perbankan Kalangan perbankan menilai pemerintahan Jokowi-JK yang baru berjalan 100 hari kurang memberikan perhatiannya terhadap industri perbankan di Indonesia. Pemerintahan kerap membuat gebrakan pada sektor riil, seperti komitmen pembangunan infrastruktur dan pengembangan sektor mikro serta maritime, namun dirasakan belum fokus pada sektor perbankan. Selain itu, pemangkasan anggaran subsidi BBM juga merupakan kebijakan yang
5 berani yang ditempuh pemerintahan. Walaupun begitu, pihak perbankan masih menunggu pengalihan anggaran subsidi BBM tersebut. Pasalanya pengalihan anggaran ke sektor yang lebih produktif seperti infrastruktur diperkirakan mampu mendorong kondisi perekonomian Indonesia. (Sumber: Indonesia Finance Today, 28 Januari 2015, 9) Kredit Investasi Melemah Pelemahan kredit terbesar terjadi pada kredit investasi. Pelemahan ini terutama bersumber dari melemahnya belanja modal pemerintah dan swasta. Per November 2014, total kredit investasi tercatat Rp 881,52 triliun, meningkat 13,73% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy). Kondisi ini cenderung melemah dibandingkan angka pertumbuhan pada November 2013 yang mampu mencapai 33,31% (yoy). David Sumual, Kepala Ekonom Bank BCA, mengatakan perlambatan ini terjadi seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain kredit investasi, perlambatan juga terjadi pada kredit modal kerja dan konsumsi walaupun masih dalam kondisi yang moderat. Pertumbuhan kredit modal kerja melambat dari 18,98% pada November 2013 menjadi 11,57% pada November Adapun per November 2014 kredit konsumsi tumbuh sebesar 10,84%, lebih rendah dibandingkan angka pertumbuhan pada November 2013 sebesar 15,25%. David menambahkan tren perlambatna suku bunga ini juga terjadi akibat kenaikan suku bunga Bank Indonesia, sehingga permintaan akan kredit cenderung menurun. (Sumber: Kompas, 28 Januari 2015, 20) Perbankan Masih Ekspansif Proyeksi pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan tahun kemarin mendorong perbankan kian ekspansif memperluas jaringan dengan membuka cabang baru. Selain membuka cabang baru, beberapa bank bahkan berencana untuk menambah agen terkait penerapan program layanan tanpa kantor atau branchless banking. PT Bank Victoria mengakui pihaknya akan membuka 4 kantor cabang di Manado dan Medan. Sementara itu, bukan hanya akan membuka cabang baru, Bank BRI juga akan meningkatkan pertumbuhan organiknya dengan memperluas jaringan branchless banking melalui penambahan agen baru serta meningkatkan jaringan elektronik. Hal yang sama juga dilakukan oleh Bank Mayapada yang akan lebih memperkuatkan sistem teknologi infomasi. Sementara itu, OJK menambahkan
6 pihaknya akan mendorong bank untuk membuka kantor cabang baru ke zona yang belum terjangkau akses perbankan. (Sumber: Bisnis Indonesia, 28 Januari 2015, 23) OJK Bidik Korea Selatan OJK akan melakukan kerjasama bilateral dengan Korea Selatan untuk mempermudah akses perbankan domestik ke negara tersebut. Adapun rencana morandum of understanding (MoU) akan mencakup cross border dan komitmen untuk mempermudah proses ekspansi perbankan Indonesia di Korea Selatan. Sama halnya dengan kerjasama-kerjasama sebelumnya, proses ini juga mengedepankan aspek resiprokal. Kerjasama ini disambut baik oleh bank yang memang berencana untuk melakukan ekspansi ke Korea Selatan, seperti Bank BNI. BNI berencana melakukan ekspansi ke Korea Selatan pada tahun ini dengan membuka kantor cabang penuh (full licence). Adapun saat ini, pihaknya telah pada tahap mengajukan proposal dan berharap agar izin pembukaan cabang ini dapat disetujui oleh Financial Supervisory Korsel. Dengan memanfaatkan banyaknya jumlah TKI di Korea Selatan, BNI akan fokus pada bisnis ritel, yakni pengiriman uang atau remitansi dari TKI. (Sumber: Bisnis Indonesia, 28 Januari 2015, 23) Revisi RUU Perbankan Rampung Tahun Ini Komisi XI DPR RI menargetkan revisi undang-undang perbankan akan rampung pada tahun ini. Salah satu hal yang akan diubah adalah mengenai porsi kepemilikan asing. Gus Irawan, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, mengatakan saat ini dana asing sudah terlalu bebas memiliki bank di Indonesia dan kedepannya porsi dana asing tidak akan melebihi 50%. Selain porsi kepemilikan asing, DPR juga akan menyelesaikan revisi undang-undang Nomor 6/2009 Bank Indonesia mengenai fungsi pengawasan dan memperkuat peran Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI). Menanggapi hal tersebut, Bank Mandiri menyuarakan mengenai opsi merger perlu dilakukan untuk mendorong daya saing perbankan Indonesia di kawasan ASEAN. (Sumber: Bisnis Indonesia, 28 Januari 2015, 24)
7 Bank Syariah Berharap Suntikan Modal Sejumlah bank syariah berharap mendapat suntikan dana dari para induk bank konvensional. PT BTPN Syariah berharap mendapat suntikan dana agar mampu menaikkan status bank menjadi kelompok bank BUKU II dengan modal inti Rp 1 triliun hingga Rp 5 triliun. Hal yang sama juga diharapkan oleh PT Bank Syariah Mandiri. Pihaknya berharap mendapat suntikan modal sebesar Rp 500 miliar dan permintaan tersebut telah tertera dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun Untuk menjaga CAR menjadi sebesar 15%, BRI Syariah juga berharap mendapatkan suntikan modal sebesar Rp 500 miliar dari induk perusahaan. Setelah sebelumnya mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 300 miliar, BCA Syariah pun berharap induk perusahaan dapat kembali mendukung likuiditas bank. Berbeda halnya dengan sejumlah bank syariah, PT BNI Syariah justru menyatakan pihaknya belum memerlukan suntikan dana dari induk perusahaan. Hal ini dikarenakan sejumlah indikator, seperti CAR masih cenerung baik. Analis memperkirakan bank syariah dapat tumbuh pada tahun ini. Pembiayaan oleh bank syariah diproyeksikan tumbuh sebesar 25%. Selain itu, pihaknya menambahkan bank syariah dapat menekan rasio Non Performing Financing (NPF) ke level 3%. Cahyo Kartiko, Ketua Umum Dewan Perwakilan Wilayah Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Jabodetabek mengatakan NPL yang tinggi pada bank syariah disebabkan oleh kondisi ekonomi dan politik di Indonesia, sehingga menyulitkan dunia perbankan secara umum. (Sumber: Bisnis Indonesia, 28 Januari 2015, 24) Kamis, 29 Januari 2015 Bank Nirkantor Segera Beroperasi OJK telah mengeluarkan izin operasi bank nirkantor untuk 17 bank dari Indonesia. Hingga satu atau dua bulan kedepan diperkirakan bank nirkantor sudah dapat beroperasi. Layanan bank nirkantor dilakukan agar masyarakat Indonesia, terutama yang berada di wilayah pinggiran dan daerah yang sulit dijangkau dapat ikut menikmati akses layanan keuangan, khususnya perbankan. Adapun produk yang dapat diakses melalui bank nirkantor antara lain tabungan, kredit mikro dan asuransi mikro. Bank-bank yang peserta layanan bank nirkantor sebelumnya telah memasukkan pengajuan skema bisnis ini ke dalam Rencana Binis Bank (RBB) Tahun Bank BRI merupakan salah satu peserta bank nirkantor. Saat ini, bank telah memiliki
8 agen yang dapat melayani transaksi keuangan digital. Adapun target tahun 2015, bank akan menambah agen dan menargetkan 10 juta transaksi keuangan digital. (Sumber: Kompas, 29 Januari 2015, 20) Tak Bisa Andalkan Bank OJK menyatakan bahwa pendanaan proyek infrastruktur tidak dapat mengandalkan perbankan. Pasalnya perbankan tidak memiliki ruang yang cukup untuk mendanai pembiayaan jangka panjang seperti infrastruktur. Adapun pasar modal yang nantinya akan lebih berperan mendanai pembangunan infrastruktur dibandingkan perbankan. Hal yang sama diungkapkan oleh Budi Gunandi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri. Menurutnya saat ini selisih kredit dan DPK bank hanya berkisar Rp 300 triliun. Adapun untuk membiayai pembangunan infrastruktur, Indonesia membutuhkan dana sebesar Rp triliun setiap tahunnya. Lebih lanjut, indikator LDR yang saat ini mencapai 88,65% kerap menunjukkan kurang likuiditas oleh perbankan. Walaupun terdapat skema redefinisi simpanan pada LDR, namun hal tersebut tidak akan menggenjot kredit, khususnya infrastruktur secara signifikan. (Sumber: Bisnis Indonesia, 29 Januari 2015, 23) Bank terus Pupuk Modal Kalangan perbankan akan terus memupuk modal dengan cara menahan laba dan menerbitkan saham baru. Hal ini dilakukan terkait penerapan standar Basel III dan aturan minimal permodalan untuk konglomerasi keuangan. Per November 2014, modal bank tercatat Rp 746,56 triliun dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 19,77%. Kondisi ini sudah cenderung baik, namun masih perlu ditingkatkan terkait adanya penerapan aturan permodalan yang lebih ketat. Bank OCBC NISP berupaya memupuk modal dengan cara menahan laba. Adapun modal dirasakan masih cukup untuk membiayai ekspansi bank, sehingga bank tidak perlu melakukan right issue untuk memupuk modal. Ach,mad Baiquni, Direktur Keuangan Bank BRI, mengatakan pihaknya memiliki potensi laba seiring keputusan pemegang saham untuk mengurangi deviden saham sebesar 10%. Dengan adanya pengurangan deviden ini, pihaknya memperkirakan CAR bank dappat terjaga pada posisi 17% - 18%. Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank BCA, mengatakan saat ini likuiditas bank masih cenderung aman untuk menopang ekspansi bank dan anak usaha, sehingga pihaknya belum berencana untuk melepas saham bank. Sementara itu, Bank Mayapada memutuskan untuk melakukan right issue pada tahun ini untuk mendorong CAR kle level 13%. Melalui right issue, diharapkan bank dapat
9 memperoleh penambahan modal sebesar Rp 500 miliar hingga Rp 600 miliar. Adapun dana ini akan dimanfaatkan untuk mendorong target pertumbuhan kredit sebesar 20% - 25%. (Sumber: Bisnis Indonesia, 29 Januari 2015, 23) Perbankan Tetap Optimis Walaupun pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2015 akan kembali melambat, namun Muliaman D. Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK, memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan dapat meningkat. Pasalnya pertumbuhan ekonomi tidak akan memberikan dampak yang signifikan bagi perbankan. Berdasarkan Rencana Bisnis Bank (RBB), rata-rata pertumbuhan kredit akan mencapai 16,4% di tahun Budi G. Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, mengungkapkan tahun 2015 terdapat potensi untuk meningkat setelah sebelumnya pada tahun 2014, perbankan cenderung mengalami perlambatan. Berbeda halnya dengan proyeksi OJK dan Bank Mandiri, Luianto Sudarmana, Direktur Utama PT Windu Kentjana Internasional Tbk, memperkirakan tahun ini pun perbankan akan mengalami perlambatan pertumbuhan kredit seiring tingkat suka bunga yang masih tinggi. (Sumber: Bisnis Indonesia, 29 Januari 2015, 23) Jumat, 30 Januari 2015 Sejumlah Bank Target Pertumbuhan E-Money 30% Tahun Ini Sejumlah bank menargetkan pertumbuhan uang elektronik sebesar 20% - 30% pada tahun Sejumlah bank bergabung membentuk fasilitas pembayaran parkir melalui uang elektronik di Terminal Parkir Elektronik (TPE) dengan bekerjasama dengan Provinsi DKI. Adapun sejumlah bank tersebut terdiri dari PT BNI Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT BRI Tbk, PT Bank Mega Tbk, PT BCA Tbk dan PT BPD DKI. Layanan ini dilakukan untuk meningkatkan transaksi dan jumlah kartu uang elektronik. Selain itu, upaya ini dsangat sesuai untuk mendorong Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang dikonsepkan oleh Bank Indonesia. Adapun masing-masing bank juga mengupayakan peningkatan uang elektronik, seperti Bank Mandiri yang akan menambah alat transaksi uang elektronik di beberapa ruas tol. Adapun hingga tahun lalu, kontribusi pembayaran jalan tol terhadap total transaksi uang elektronik
10 sebesar 70%. Sementara itu, BRI akan menjalin kerjasama dengan beberapa pihak, seperti perusahaan parkir, pembayaran tol, wahana bermain, bahkan masuk ke sektor pendidikan untuk mendorong penggunaan uang elektronik. Adapun target pertumbuhan penggunaan uang elektronik Brizzi sebesar 48% menjadi 4,6 juta kartu. Bank DKI mengatakan bahwa transaksi uang elektronik dinilai masih kurang dimanfaatkan. Oleh karena itu, saat ini pihaknya akan giat melakukan sosialisasi penggunaan uang elektronik kepada masyarakat. (Sumber: Indonesia Finance Today, 30 Januari 2015, 9) ***
Banking Weekly Hotlist (2 Februari 6 Februari 2015)
Banking Weekly Hotlist (2 Februari 6 Februari 2015) Senin, 2 Februari 2015 BI Punya Ruang Pelonggaran Seiring melambatnya tingkat inflasi, analis Morgan Stanley memperkirakan Bank Indonesia akan menurunkan
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (16 Februari 20 Februari 2015)
Banking Weekly Hotlist (16 Februari 20 Februari 2015) Senin, 16 Februari 2015 Suku Bunga Simpanan: Ruang Penurunan Masih Terkendala LPS menuturkan bahwa terdapat dua hal yang menjadi parameter penurunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan digolongkan ke dalam dua golongan besar menurut Kasmir (2012), yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan nonbank. Lembaga keuangan bank atau
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (04 Januari 08 Januari 2016)
Banking Weekly Hotlist (04 Januari 08 Januari 2016) Senin, 04 Januari 2016 Laba Bank Sulit Berkembang OJK menyatakan laba industri perbankan nasional pada kuartal IV/2015 mengalami penurunan dibandingkan
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (19 Januari 23 Januari 2015)
Banking Weekly Hotlist (19 Januari 23 Januari 2015) Senin, 19 Januari 2015 Bank Siap Turunkan Bunga Seiring stabilnya beban bunga perbankan dan dampak dari kebijakan pembatasan suku bunga deposito oleh
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (23 Februari 27 Februari 2015)
Banking Weekly Hotlist (23 Februari 27 Februari 2015) Senin, 23 Februari 2015 Sistem Ditjen Pajak Belum Siap Terkait penerapan Peraturan Dirjen Pajak No, Per-01/PJ/2015 mengenai kewajiban bank untuk melaporkan
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (9 Februari 13 Februari 2015)
Banking Weekly Hotlist (9 Februari 13 Februari 2015) Senin, 9 Februari 2015 Bank RI Dapat Lampu Hijau Pertemuan Presiden RI, Joko Widodo, dengan Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Razak, membuahkan
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (10 Juli 14 Juli 2017)
Banking Weekly Hotlist (10 Juli 14 Juli 2017) PENJAMINAN SIMPANAN Hingga Mei 2017, LPS Jamin 212,6 Juta Rekening Simpanan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) merilis data mengenai pertumbuhan jumlah rekening
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (12 Januari 16 Januari 2015)
Banking Weekly Hotlist (12 Januari 16 Januari 2015) Senin, 12 Januari 2015 Pendatang Baru Kian Ekspansif Sejumlah bank pendatang baru di segmen mikro tengah aktif berekpansi menyalurkan kredit. Salah satu
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (30 Maret 02 April 2015)
Senin, 30 Maret 2015 Banking Weekly Hotlist (30 Maret 02 April 2015) Ruang Bank Menengah Menyempit Ruang pertumbuhan bisnis tujuh dari 15 bank terbesar Tanah Air kian menyempit dalam kurun waktu tiga tahun
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (5 Januari 9 Januari 2015)
Banking Weekly Hotlist (5 Januari 9 Januari 2015) Senin, 5 Januari 2015 Kredit Melemah hingga Akhir Tahun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan pertumbuhan kredit cenderung melambat seiring dengan perlambatan
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (20 April 24 April 2015)
Senin, 20 April 2015 Banking Weekly Hotlist (20 April 24 April 2015) Perbankan Harus Waspadai Kenaikan NPL Sektor Pertambangan Perbankan harus mewaspadai risiko kenaikan kredit bermasalah/ NPL dari empat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan laba perbankan akan tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun 2014 yang pertumbuhannya hanya 5%. Secara
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (3 Juli 7 Juli 2017)
KEBIJAKAN MONETER Banking Weekly Hotlist (3 Juli 7 Juli 2017) BI: GWM Averaging Cegah Bubble Likuiditas Bank Indonesia (BI) mengakui, adanya risiko menggelembungnya (bubble) likuiditas. Maka dari itu bank
Lebih terperinciDr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI
Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI Seminar Nasional dan Expo UMKM Perbarindo. "Modernisasi BPR Dalam Upaya Mendorong Pertumbuhan & Kemudahan Akses Bagi UMKM Dalam Menghadapi Persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luas yang dikenal dengan istilah perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya suatu kegiatan perekonomian maka diperlukan sumber-sumber penyediaan dana guna membiayai kegiatan usaha yang semakin berkembang tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang berusaha dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan dengan mempertimbangkan berbagai aspek dan resikonya.
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (02 Maret 06 Maret 2015)
Banking Weekly Hotlist (02 Maret 06 Maret 2015) Senin, 02 Maret 2015 Protokol Krisis Harus Segera Diperbaiki Ketua Umum Perbanas mengungkapkan kinerja industri perbankan sepanjang lima tahun terakhir sudah
Lebih terperinciANALISA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA 2012
ANALISA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA 2012 Biro Riset BUMN Center LM FEUI Perbankan memiliki peran penting sebagai salah satu motor penggerak roda perekonomian bangsa. Memburuknya kinerja perbankan akan
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (24 November 28 November 2014)
Banking Weekly Hotlist (24 November 28 November 2014) Senin, 24 November 2014 Sejumlah Bank Tahan Kenaikan Bunga Kenaikan BI Rate sebesar 25 basis poin ke level 7,75% tidak lantas mendorong kenaikan suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat sepanjang tahun 2011 telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan terus meningkat sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja keuangan bank merupakan suatu gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu, baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Penilaian
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (9 April 13 April 2018)
KINERJA PERBANKAN Banking Weekly Hotlist (9 April 13 April 2018) Deposito Tumbuh Melambat, Bagaimana Likuiditas Bank? Pertumbuhan simpanan berjangka atau deposito tengah mengalami perlambatan. Bank Indonesia
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia
Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan yang bersifat konvensional dan bank yang bersifat syariah. Bank yang bersifat konvensional adalah
Lebih terperinciINDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER
PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (06 April 10 April 2015)
Banking Weekly Hotlist (06 April 10 April 2015) Senin, 06 April 2015 Hedging Syariah mampu Dorong Eksposur Dolar AS di Bank Syariah Fatwa dan peraturan ini bisa diterapkan oleh unit usaha syariah (UUS)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perekonomian Indonesia dalam lima tahun terakhir, antara tahun 2008 hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan di Eropa dan Amerika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan perhatian yang serius dan bersungguh sungguh dalam mendorong perkembangan perbankan syariah. Semangat ini dilandasi
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Aktivitas sektor perbankan dalam suatu negara memegang peranan penting dalam memajukan kehidupan masyarakatnya. Setiap orang dalam melakukan transaksi finansial yang berhubungan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/11/PBI/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL
Lebih terperinciKETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR MAJALAH INVESTOR
Keynote Speech KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR MAJALAH INVESTOR Dengan tema Outlook Ekonomi dan Pasar Modal 2016 Balroom Hotel JW Marriot, Jakarta, 19 November 2015 Assalamu alaikum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sebagian besar pendapatan bank berasal dari pendapatan bunga yang berasal dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa penghimpunan dana dengan berbagai jenis skema maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global juga belum menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Lingkungan Eksternal Perusahaan Perekonomial global pada tahun 2015 secara umum mengalami perlambatan. Perekonomian negara negara besar yang melambat, seperti Tiongkok, AS, dan negara-negara
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (23 Maret 27 Maret 2015)
Banking Weekly Hotlist (23 Maret 27 Maret 2015) Senin, 23 Maret 2015 ASEAN Finalisasi Kerangka Kerja Sama Perbankan Bank Negara Malaysia (BNM) mengumumkan bahwa para anggota ASEAN telah menuntaskan ASEAN
Lebih terperinciDiskusi dan Analisis Manajemen
Diskusi dan Analisis Manajemen Data Keuangan Konsolidasi Hasil Usaha Pendapatan Bunga Bersih 4.603 5.645 7.136 26% Pendapatan Imbal Jasa 1.080 1.358 1.741 28% Pendapatan Operasional 5.683 7.003 8.877 27%
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (17 Juli 21 Juli 2017)
Banking Weekly Hotlist (17 Juli 21 Juli 2017) PERATURAN PERBANKAN Soal Keterbukaan Pajak, Perbanas Harap Data Nasabah Tak Tersebar Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) meminta pemerintah dalam hal ini
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sektor Perbankan 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Negara Republik Indoneisa Nomor 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yaitu badan usaha yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara. Hal ini tercermin pada fungsi perbankan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perbankan merupakan salah satu sektor ekonomi yang paling sentral peranannya dalam memobilisasi dana masyarakat dan merupakan industri yang memiliki peranan
Lebih terperinciPolicy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016
Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Overview Beberapa waktu lalu Bank Indonesia (BI) dalam RDG 13-14 Januari 2016 telah memutuskan untuk memangkas suku bunga
Lebih terperinciKINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007
KINERJA PERBANKAN (per ) R e f A. Sumber Dana Bank A.1. Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan sumber utama dana perbankan. Hingga total sumber dana bank umum mencapai Rp1.746,80 triliun atau naik 10,89% dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan produk perbankan seperti kartu kredit, kartu debit dan ATM membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern saat sekarang ini, menyimpan uang kas dalam jumlah banyak sudah tidak aman lagi. Dengan perkembangan teknologi dan semakin sempitnya lapangan pekerjaan,
Lebih terperinciNAIK LAGI, UTANG PEMERINTAH RI KINI RP 3.323,36 TRILIUN
NAIK LAGI, UTANG PEMERINTAH RI KINI RP 3.323,36 TRILIUN Detik.com Hingga akhir Mei 2016, total utang pemerintah i pusat tercatat Rp3.323,36 triliun. Naik Rp44,08 triliun dibandingkan akhir April 2016,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, mulai berimbas ke Indonesia, dengan turunnya ekspor. Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF. Di sisi lain, pasar keuangan domestik membaik, terutama didorong oleh besarnya modal asing yang. xvii
RINGKASAN EKSEKUTIF Stabilitas sistem keuangan pada semester I 2016 membaik walaupun risiko yang berasal dari dampak lambatnya pertumbuhan ekonomi global dan domestik masih cukup besar. Perbaikan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Perbankan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Perbankan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perbankan di Indonesia memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan yakni sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling penting, badan usaha diusahakan terus menerus memperoleh keuntungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperoleh keuntungan merupakan tujuan utama dari berdirinya badan usaha,baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), yayasan, maupun bentuk bentuk usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Kompleksitas usaha perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) selama ini diakui berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis UMKM menurut Bank Indonesia
Lebih terperinciANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran
ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan perekonomian. Begitu penting perannya sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan "nyawa
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Perkembangan Pembiayaan Modal Kerja UMKM Perbankan Syariah di Indonesia Bank syariah menyediakan Pembiayaan Modal Kerja bagi usaha-usaha yang membutuhkan tambahan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6 /POJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6 /POJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank
Lebih terperinci2 d. bahwa melalui layanan keuangan tanpa kantor (branchless banking) tersedia produk-produk keuangan yang dapat dijangkau, sederhana, mudah dipahami,
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.350, 2014 KEUANGAN. OJK. Layanan. Tanpa Kantor. Keuangan Inklusif. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5628) PERATURAN OTORITAS JASA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank
I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Peran bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (24 Juli 28 Juli 2017)
Banking Weekly Hotlist (24 Juli 28 Juli 2017) FINTECH DAN INOVASI DIGITAL Hadapi Fintech, Bank Kedepankan Inovasi Digital Di tengah pesatnya pertumbuhan industri financial technology (fintech) dianggap
Lebih terperinciMempertahankan Soliditas
Hasil Kinerja Semester I 2017 Mempertahankan Soliditas Public Expose 2017 PT Bank Central Asia Tbk Jakarta, 9 Agustus 2017 Daftar Isi Tinjauan Makro Ekonomi halaman Kondisi makro ekonomi 4 Ikhtisar kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, peranan perbankan sebagai fungsi intermediary yaitu menghimpun dan menyalurkan kembali dana dirasakan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah tumbuh secara pesat, diterima secara universal dan diadopsi tidak hanya oleh negaranegara Islam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bank Umum Syariah (BUS) Nasional di Indonesia dengan tahun amatan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah (BUS) Nasional di Indonesia dengan tahun amatan 2011-2016.
Lebih terperinciKinerja BNI Semester I Kredit Tumbuh Double Digit & Laba Bersih Meningkat 46,7%
Kinerja BNI Semester I - 2017 Kredit Tumbuh Double Digit & Laba Bersih Meningkat 46,7% Jakarta, 12 Juli 2017 --- Pada paruh I tahun 2017, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (IDX: BBNI) mencatatkan
Lebih terperinciPERTEMUAN TAHUNAN INDUSTRI JASA KEUANGAN MEMACU PERTUMBUHAN Jakarta, 18 Januari 2018
Page1 Short Version Kamis, 18 Januari 2018 20:56:30 PERTEMUAN TAHUNAN INDUSTRI JASA KEUANGAN MEMACU PERTUMBUHAN Jakarta, 18 Januari 2018 Yang Kami muliakan, Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. H. Joko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pelaku ekonomi yang melakukan kegiatannya melalui jasa perbankan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan segala sesuatu yang menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan lainnya dari pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi domestik pada tahun 2015 mengalami perlambatan, yaitu sebesar 4,79% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 5,02% (Berita Resmi Statistik No.16/02/Th.XIX,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat, karena setiap perbankan terus berusaha eksis dalam kegiatan ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perbankan setiap periodenya menunjukkan kemajuan yang sangat pesat, karena setiap perbankan terus berusaha eksis dalam kegiatan ekonomi dan menciptakan inovasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa kehancuran bagi perekonomian negara Indonesia serta akibatnya sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Krisis keuangan yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 yang melanda kawasan Asia Tenggara, akhirnya melanda Indonesia dan dampaknya sangat terasa sejak awal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penunjang pembangunan ekonomi. Pengelolaan bank dituntut untuk senantiasa
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank sebagai lembaga kepercayaan/lembaga intermediasi masyarakat dan merupakan bagian dari sistem moneter mempunyai kedudukan strategis sebagai penunjang pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dari definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global dan domestik cenderung bias ke bawah yang disebabkan oleh. pertumbuhan ekonomi dunia berjalan tidak seimbang.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi dunia perbankan di Indonesia mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selalu disebabkan dari perkembangan di luar industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Perekonomian Indonesia triwulan III 2012 tumbuh solid 6,17%. Pertumbuhan yang tetap berada pada kisaran 6% ini melanjutkan kinerja positif triwulan
Lebih terperinci2016, No tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790); 2
No.170, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Bank. Laporan. Transparansi. Publikasi. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5917) PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK
DAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK Bagaimana kinerja PT Bank Mandiri Persero (Tbk) dari awal 2014 sampai
Lebih terperinci2015, No.74 2 d. bahwa informasi yang diungkapkan kepada masyarakat perlu memperhatikan faktor keseragaman dan kompetisi antar Bank; e. bahwa berdasar
No.74, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Laporan Bank. Transparansi. Publikasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5687) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
Lebih terperinciMenjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi
Sambutan Gubernur Bank Indonesia Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Diskusi dan Peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan Yang kami hormati, Jakarta, 10
Lebih terperinci1. Tinjauan Umum
1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tugas utamanya sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara keseluruhan bank merupakan suatu lembaga keuangan yang tugas utamanya sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dibiayai, perbankan lebih memilih mengucurkan dana untuk kredit ritel dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sebelum krisis tahun 1998 sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tidak dilirik oleh perbankan karena mereka menilai sektor ini tidak layak untuk dibiayai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal tahun 1998 yakni pada awal masa orde baru perekonomian Indonesia mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kehidupan masyarakat pada masa sekarang ini, tidak pernah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kehidupan masyarakat pada masa sekarang ini, tidak pernah luput dari permasalahan ekonomi. Dengan situasi yang cepat berubah, masyarakat memanfaatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara. Kinerja perbankan yang kuat akan menopang berbagai sektor ekonomi termasuk didalamnya sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan perekonomian. Begitu penting perannya sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan "nyawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuntungan dalam menjaga kualitas tingkat bagi hasil yang diberikan kepada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri keuangan syariah Indonesia telah memasuki dekade ketiga sejak diperkenalkan sistem perbanakan syariah dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menguntungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah era baru ketika berlakunya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah era baru ketika berlakunya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015, akan mengubah intensitas kompetisi pada seluruh sektor industri. ASEAN Economic
Lebih terperinciUMKM & Prospek Ekonomi 2006
UMKM & Prospek Ekonomi 2006 Oleh : B.S. Kusmuljono Ketua Komite Nasional Pemberdayaan Keuangan Mikro Indonesia (Komnas PKMI) Komisaris BRI Disampaikan pada : Dialog Ekonomi 2005 & Prospek Ekonomi Indonesia
Lebih terperinciJuni 2017 RESEARCH TEAM
RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia kuartal pertama 2017 tumbuh 5,01% yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan PDB pada kuartal keempat 2016 sebesar 4,94%(yoy) dan kuartal ketiga 2016 sebesar 4,92%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bisa dipastikan bahwa semua orang sudah mengerti arti bank, baik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisa dipastikan bahwa semua orang sudah mengerti arti bank, baik yang pernah mendapatkan pendidikan mengenai perbankan maupun yang tidak, tahu arti umum dari bank.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank syariah di Indonesia telah hadir sejak lebih dari lima belas tahun, yakni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah di Indonesia telah hadir sejak lebih dari lima belas tahun, yakni diawali dengan didirikannya bank Muamalat pada tahun 1992 dan terus berkembang sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
Lebih terperinciIV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia
IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA 4.1. Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia 4.1.1. Uang Primer dan Jumlah Uang Beredar Uang primer atau disebut juga high powered money menjadi sasaran
Lebih terperinci- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.03/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6/POJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1 ayat 2, bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
Lebih terperinciMargin Tebal Topang Laba
PERBANKAN Senin, 21 November 2016 23 PERBANYAK JUMLAH ATM KREDIT BERMASALAH NPL Bakal Terus Menyusut JAKARTA Seiring dengan proyeksi perbaikan pertumbuhan kredit pada tahun depan, kenaikan rasio kredit
Lebih terperinci